Kelas M/Kelompok 1
Disusun oleh:
Rasio ini menunjukkan nilai relatif antara aktiva lancar terhadap utang lancar.
Rasio dihitung dengan membagi nilai aktiva lancar dengan hutang lancar. Dari
formulanya dapat diketahui rasio ini menunjukkan seberapa besar kemampuan aktiva
yang dimiliki perusahaan dapat digunakan jika kewajiban atau hutang harus dibayar
pada saat jatuh tempo. Semakin besar nilai ratio semakin lancar perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya.
● Quick Ratio
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar atau tanpa memperhitungkan
persediaan karena kurang likuid dibandingkan dengan surat berharga dan piutang.
Semakin besar rasio, semakin baik juga posisi keuangan perusahaan. Jika hasilnya
mencapai 1:1 atau 100%, maka ini akan berakibat baik jika terjadi likuidasi karena
perusahaan akan mudah untuk membayar kewajibannya.
● Cash Ratio
● Inventory Turnover
Perputaran Persediaan menunjukkan likuiditas persediaan.
Perputaran persediaan yang dihitung sebagai unsur likuiditas yaitu persediaan barang
jadi yang sudah memiliki nilai ekonomis dan manfaat yang lebih dari sebelumnya
sehingga dapat segera dikonversikan menjadi kas melalui penjualan.
● Operating Cycle
Siklus Operasi adalah waktu yang dibutuhkan perusahaan dalam proses menghasilkan
kas, dalam hal ini yaitu mengkonversi persediaan, dan piutang menjadi kas.
II Analisis Solvabilitas
Rasio Solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan besarnya aktiva sebuah
perusahaan yang didanai dengan utang. Rasio ini digunakan untuk memberikan
gambaran mengenai kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban
keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan.
Suatu perusahaan yang solvable berarti bahwa perusahaan tersebut
mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang –
hutangnya. Perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas yang tinggi memiliki resiko
kerugian yang lebih besar daripada perusahaan dengan rasio solvabilitas yang rendah.
Suatu perusahaan yang solvable belum tentu likuid dan sebuah perusahaan yang
insovabel belum tentu ilikuid. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
solvabilitas merupakan suatu alat untuk menunjukkan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya, baik itu kewajiban jangka pendek,
maupun kewajiban jangka panjang, walaupun sekiranya perusahaan tersebut akan
dilikuidasi.
Dalam hubungan antara likuiditas dan solvabilitas ada empat kemungkinan
yang dapat dialami oleh perusahaan, yaitu :
a. Perusahaan yang likuid tetapi insolvabel
b. Perusahaan yang likuid dan solvabel
c. Perusahaan yang solvabel tetapi ilikuid
d. Perusahaan yang insolvabel dan ilikuid
Semakin besar nilai rasionya, maka semakin besar utang yang dimiliki oleh
perusahaan. Artinya semakin besar kewajiban perusahaan yang harus dipenuhi kepada
pihak lain.
● Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio digunakan untuk mengukur jumlah utang atau dana dari luar
perusahaan terhadap modal sendiri.
Makin kecil prosentase ratio ini berarti makin cepat perusahaan menjadi insolvabel.
Tingkat solvabilitas dapat dipertinggi hanya dengan jalan penambahan modal sendiri
dengan alternatif sebagai berikut :
a. Menambah aktiva tanpa menambah utang atau menambah aktiva
relatif lebih besar daripada bertambahannya hutang.
b. Mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva atau mengurangi
hutang relatif besar daripada berkurangnya aktiva.
● Times Interest Earned Ratio
Times Interest Earned adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar atau menutupi beban bunga di masa depan. Times Interest Earned
Ratio ini juga sering disebut juga Interest Coverage Ratio. Cara menghitungnya
adalah dengan membagi laba sebelum pajak dan bunga dengan Biaya Bunga. Berikut
ini adalah rumus Times Interest Earned Ratio :
Times Interest Earned Ratio = Laba sebelum pajak / Beban bunga
Return on Assets (ROA) = Laba Bersih setelah Pajak / Total Aset (atau rata-
rata total aset)