NIM : 041461818
Teman-teman mahasiswa, setelah Anda mengikuti tuton sesi ke-7, silakan Anda kerjakan Tugas
berikut ini:
TUGAS 3
Penyaiaran publik merupakan bagian dari sistem penyiaran televisi yang saat ini masih berjalan
dan memiliki berbagai tantangan dalam pelaksanaannya.
1. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip yang harus dijalankan oleh lembaga penyiaran
publik (LPP)!
2. Kemudian, berikan contoh tantangan pelaksanaan penyiaran publik di Indonesia pada
saat ini!
Jawab :
Radio merupakan salah satu jenis dari media komunikasi massa yang pada masanya
menjadi media komunikasi yang paling popular di masyarakat. Adapun beberapa pengertian
radio, antara lain :
1. Menurut KBBI, radio adalah siaran (pengiriman) suara atau bunyi melalui udara.
2. Menurut Ensiklopedi Indonesia, radio adalah penyampaian informasi dengan
pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas yang emiliki frekuensi kurang dari 300
GHz (panjang gelombang lebih dari 1 mm).
3. Menurut James Clerk Maxwell, radio adalah suatu gelombang magnetis yang dapat
mengarungi ruang angkasa secara gelombang dengan kecepatan tertentu yang
diperkirakan sama dengan kecepatan cahaya yaitu 186.000 mil/detik.
4. Menurut asal kata, radio siaran atau siaran radio berasal dari bahasa Belanda yaitu radio
broadcast atau radio omroep yang mempunyai arti penyampaian informasi kepada
khalayak berupa suara yang berjalan satu arah dengan memanfaatkan gelombang radio
sebagai media.
5. Menurut versi Undang-undang Penyiaran No. 32/2002, radio adalah kegiatan
pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisidi darat, di
laut, di antariksa dengan menggunakan spectrum frekuensi radio melalui udara, kabel
dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh
masyarakat dengan perangkat penerima siaran yang dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan.
SISTEM PENYIARAN RADIO MENURUT UNDANG-UNDANG PENYIARAN
Sistem penyiaran radio menurut UU No. 32 tahun 2002 tentang penyiaran membagi tiga
kategori besar yakni radio publik, radio komersial dan radio komunitas. Di luar ketiga
kategori radio tersebut juga diakui keberadaan radio siaran asing.
Jenis-jenis radio
Undang-Undang No. 32 tahun 2002 tentang penyiaran secara radikal mengubah status
RRI. Dulu RRI pada masa orde baru di bawah kontrol pemerintah namun sekarang diubah
statusnya menjadi Lembaga Penyiaran Publik. Menurut pasal 14 UU Penyiaran, lembaga
penyiaran publik adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh
Negara, bersifat independen, netral tidak komersial dan berfungsi memberi layanan untuk
kepentingan masyarakat.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ecip (2005), penyiaran publik memiliki sejumlah
prinsip yakni :
1. Program siaran hendaknya bervariasi, hal ini agar dapat meningkatkan jumlah pendengar
radio. Siaran tidak hanya monoton untuk orang tua, namun hendaknya diselingi dengan
hiburan yang membuat anak-anak muda mau untuk mengkonsumsi media radio
2. Siaran harus menjangkau seluruh lapisan masyarakat, tentu saja yang diharapkan oleh
khalayak adalah bahwa radio siaran tidak hanya ditujukan kepada kalangan atas misalnya
para pejabat pemerintah, para pebisnis namun keseluruhan lapisan masyarakat tanpa
memandang status sosial, status ekonomi, status pendidikan dan lain lain.
3. Program siaran harus mencerminkan identitas dan budaya nasional, dengan begitu
identitas dan budaya bangsa akan tetap terjaga. Hal ini dapat dilakukan dengan penyajian
berbagai budaya bangsa seperti wayang golek, seni tari, ketoprak, seni minang, seni bugis
dan seni daerah-daerah lain.
Lain halnya prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Tracey (1992) dan Raboy (1997), yaitu :
Seiring dengan perkembangan era teknologi yang semakin canggih, tentu keberadaan
media komunikasi radio banyak mengalami tantangan. Sebelum ditetapkan sebagai lambaga
penyiaran publik, radio berada di bawah kendali pemerintah dengan menempatkan RRI sebagai
bagian dari Departemen Penerangan. Pegawai RRI adalah pegawai negeri pada Departemen
Keuangan. Oleh karenanya radio sebagai radio pemerintah, RRI terus mengalami perkembangan.
Diharapkan dalam menyajikan informasi tidak hanya mengenai cara menyajikan namun
harus diikuti dengan bagaimana menyiapkan konten yang bermutu yang diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat terutama bagi kaum minoritas yang berada di
pelosok wilayah Indonesia.
Sebagai contoh :
2. Penyajian hiburan wayang kulit yang di era sekarang sudah hampir pudar dikarenakan
anak-anak muda sekarang lebih cenderung menyukai hal-hal yang berbau luar negri
misalnya gandrung dengan Kpop, musik reggae dan lain-lain. Yang kesemuanya itu akan
mengalahkan budaya tradisional sehingga akan perlahan punah sementara tidak ada
generasi penerus.
3. Menyajikan informasi yang edukatif, sama halnya dengan di televisi hendaknya media
radio mampu menghadirkan informasi yang berkualitas, edukatif dan mampu
meningkatkan literasi khalayak. Misalnya dengan penyajian siaran bincang-bincang
terkait problematika remaja, bisa mengenai kiat-kiat belajar daring, mengenai kesehatan
reproduksi, mengenai narkoba dan lain lain.
4. Di era teknologi sekarang, penyiaran berpindah ke analog, digital dan multimedia oleh
karenanya ada tuntutan bagi sumber daya manusia guna meningkatkan kemampuan
dalam menjalankan tugas agar tercipta efisiensi pemanfaatan SDM
5. Memasuki era industri 4 ini, persaingan bisnis industri media baik media elektronik
maupun media cetak memerlukan pembenahan sesuai dengan tuntutan kebutuhan publik.
Besarnya angaran yang telah dikeluarkan oleh pemerintah tentu harus seimbang dengan
bentuk siaran dan konten yang bermanfaat bagi khalayak terutama bagi kalangan
minoritas di pelosok tanah air.
6. Adanya godaan dari pemerintah dalam kepemilikan media. Yang dulunya radio
merupakan media komunikasi yang dikendalikan oleh pemerintah, dan sekarang ingin
menjadikan kembali sebagai media untuk kepentingan pemerintah. Tentu saja hal itu
sangat bertentangan dengan Undang-Undang sebab telah dinyatakan bahwa radio bersifat
independen.
Kesimpulan :
Di tengah-tengah era konvergensi media ini, diharapkan dengan kehadiran media radio
mampu menjadikan media yang dapat meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa,
menjadikan bangsa Indonesia sebagai masyarakat yang melek informasi dan teknologi. Yang
informasi dan pelayanannya dapat dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat melalui siaran
pedesaan, siaran kewirausahaan, siaran tentang teknologi, tanggap bencana, siaran perdagangan
dan bisnis yang kesemuanya diharapkan mampu menjadikan bangsa Indonesia sebagai Negara
maju di mata dunia. Sebagaimana telah dituangkan dalam PP.12/2005. Ps. 4. Bahwa tugas pokok
radio adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan
perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat
melalui penyelenggaraan radio yang mampu menjangkau seluruh kawasan NKRI.
Daftar pustaka :