Anda di halaman 1dari 25

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MESIN TIK MANUAL DENGAN

APLIKASI TYPING MASTER DALAM MENINGKATKAN KECEPATAN


DAN AKURASI MENGETIK 10 JARI PADA MATA PELAJARAN
OTOMATISASI PERKANTORAN

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :
Noviani (K7517047)

Pendidikan Administrasi Perkantoran


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengetik 10 jari merupakan salah satu kompetensi pada mata
pelajaran Otomatisasi Perkantoran jurusan Administrasi Perkantoran yang
terdapat di SMK atau MAK. Keterampilan mengetik ini, diharuskan dapat
dilakukan dengan 10 jari buta. Di mana keterampilan mengetik ini hampir
diaplikasikan dalam semua aspek kegiatan di kantor. G.R. Terry dalam Endang
R (2010:30) mengemukakan penelitiannya terhadap perusahaan-perusahaan di
Amerika Serikat, yang menunjukkan bahwa “Waktu kerja dalam perusahaan
tersebut dipergunakan untuk 7 macam kegiatan yang pokok, dan mengetik
memegang persentase yang paling besar yaitu 24,6%” (Endang R, Mulyani, &
Suyetty, 2010).
Mengetik 10 jari adalah mengetik yang menggunakan 10 jari secara
berirama yang bertujuan mengoptimalkan fungsi jari tangan (Eki,
2017). Teknik ini memiliki pengaturan untuk penempatan masing-masing jari
agar semua jari dapat berfungsi dengan baik dalam mengetik. Mengetik dengan
teknik ini dapat meningkatkan kecepatan dan keakuratan pengetikan sehingga
meminimalisir kesalahan dalam pengetikan. Dalam pengetikan 10 jari terdapat
teknik yang disebut sistem 10 jari buta yang mengharuskan setiap jari
melakukan entakan sesuai dengan tugasnya sendiri-sendiri (Marimin, Sularso,
& Agung, 2012). Dengan mengetik 10 jari buta mata tidak akan mudah lelah
karena fokus pada teks atau naskah yang akan diketik. Proses pengetikan akan
lebih cepat daripada menulis dengan tangan. Dengan mengetik 10 jari dalam
pengetikan hanya melihat atau dipandu dengan naskah atau konsep yang akan
diketik ke mesin ketik atau komputer dan tanpa harus melihat keyboard. Dengan
menggunakan teknik mengetik 10 jari buta dapat menjadikan pekerjaan
mengetik lebih mudah dan cepat, karena mata orang yang mengetik tidak akan
terfokus pada keyboard (Mariskha, Alhadi, & Andriyani, 2016).
Kemampuan mengetik 10 jari dapat menjadi sebuah keahlian. Memang
cukup sulit untuk bisa menguasai mengetik dengan 10 jari. Namun jika
didukung dengan fasilitas seperti mesin tik tidak terlalu sulit untuk mampu
mengetik 10 jari buta. Untuk dapat mengetik 10 jari buta memerlukan waktu
yang tidak singakat, tapi dengan berlatih secara terus menerus pasti kedepannya
akan mampu untuk menguasainya.
Dalam pengetikan yang paling terpenting yaitu kecepatan dan akurasi.
Kecepatan mengetik untuk ukuran rata–rata yaitu sekitar 30 sampai 50 kata per
menit. Sedangkan mengetik cepat yaitu antara 70 sampai dengan 90 kata per
menit. Akurasi juga tak kalah penting dalam pengetikan yaitu jika tingkat
kecepatanya tinggi maka akurasinya juga harus tinggi. Akurasi yang dimaksud
disini yaitu setiap huruf atau kata yang diketik harus benar dan tepat. Tingkat
akurasi yang baik di dalam kecepatan mengetik yaitu 98% (Mariskha, Alhadi,
& Andriyani, 2016).
Pada awal Pembelajaran Mengetik menggunakan mesin tik manual.
Selanjutnya menggunakan aplikasi mengetik yaitu Typing Master. (Darmawan
& Deni, 2012) Penggunaan media Typing Master pada model pembelajaran
berbasis komputer diharapkan mampu membantu dan memberikan kemudahan
bagi siswa dalam belajar mengetik dengan benar sesuai teori sistem 10 jari buta.
Aplikasi Typing Master merupakan aplikasi yang biasanya digunakan untuk
melatih bahkan bisa digunakan untuk ujian praktek mengetik 10 jari dimana di
dalam aplikasi tersebut sudah terdapat teks yang akan di ketik dan bahkan bisa
ditambahkan teks lain yang akan diujikan. Dalam aplikasi Typing Master juga
sudah ada pengaturan waktu untuk pengetik bahkan perhitungnnya yaitu tinggal
memilih KPM (Net Speed Keystrokes Perminutes) atau WPM (Net Speed
Words Perminutes).
Dalam proses pembelajaran mengetik pasti terdapat permasalahan.
Yaitu tidak semua siswa terampil dalam mengetik 10 jari buta baik
menggunakan mesin tik manual maupun aplikasi Typing Master. Masih banyak
siswa dalam mencapai kecepatan mengetik dan akurasinya tidak sesuai dengan
standar. Dengan adanya kemajuan teknologi jaman sekarang keterampilan
mengetik sudah mulai jarang untuk dipelajari terlebih lagi adanya layanan
Google Keyboard dari Google. Dimana jika kita mengatakan atau mengucapkan
suatu kata maka layanan tersebut akan merekam dan menuliskannya di layar
laptop atau komputer. Tetapi pada layanan ini terdapat kekurangan yaitu teks
yang telah terekam tidak akan otomatis tersusun dengan rapi dan mengharuskan
kita untuk mengeditnya kembali seperti jenis huruf, besar huruf, spasi, peragraf
dan lain sebagainya. Layanan ini juga memerlukan koneksi internet untuk dapat
menjalankannya dan tidak semua bahasa dapat terekam oleh layanan ini. Karena
hal tersebut keterampilan mengetik masih sangat dibutuhkan sampai sekarang.
Untuk itu dalam proses pembelajaran mengetik ditetapkan dua media
yang digunakan untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi mengetik yaitu
dengan menggunakan mesin tik manual dan aplikasi Typing Master. Sehingga
dalam hal ini dapat dilihat perbandingan media mana yang dapat lebih baik
dalam meningkatkan kecepatan dan akurasi mengetik siswa dengan yang
menggunakan mesin tik manual dan aplikasi Typing master.
Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk meneliti
“Perbandingan Penggunaan Mesin Tik Manual Dengan Aplikasi Typing Master
Dalam Meningkatkan Kecepatan Dan Akurasi Mengetik 10 Jari Pada Mata
Pelajaran Otomatisasi Perkantoran”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi
adalah :
1. Untuk dapat mengetik 10 jari buta membutuhkan waktu yang lama.
2. Masing-masing jari belum maksimal dalam melakukan perannya.
3. Jari kelingking dan jari manis susah untuk digunakan mengetik.
4. Siswa malas untuk belajar mengetik 10 jari buta.
5. Siswa terbiasa menggunakan 11 jari dalam mengetik.
6. Siswa masih belum mampu dalam mencapai tingkat kecepatan dan akurasi
mengetik.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti
membatasi dan memfokuskan penelitian ini pada perbandingan dari
penggunakan mesin tik manual dengan aplikasi Typing Master dalam
meningkatkan kecepatan dan akurasi mengetik.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
1. Seberapa besar perbandingan penggunaan Mesin Tik Manual dan Aplikasi
Typing Master?
2. Seberapa besar perbedaan kecepatan dalam menggunakan Mesin Tik
Manual dan Aplikasi Typing Master
3. Seberapa besar perbedaan akurasi dalam menggunakan Mesin Tik Manual
dan Aplikasi Typing Master
4. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk dapat mencapai target tingkat
kecepatan dan akurai dalam mengetik ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain :
1. Mengetahui besarnya perbandingan dari penggunaan mesin tik manual
dengan aplikasi Typing Master dalam meningkatkan kecepatan dan akurasi
mengetik siswa.
2. Mengetahui dari kedua media tersebut, media mana yang dirasa efektif
untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi megetik siswa.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi 2, yaitu manfaat secara teoritis
dan manfaat secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah mengembangkan wawasan ilmu
pendidikan yang berhubungan dengan peningkatan kecepatan dan akurasi
mengetik siswa yang sesuai dengan standar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah
Manfaat bagi sekolah yaitu sebagai upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan
materi pembelajaran yang disampaikan.
b. Bagi guru
Memberikan informasi mengenai manfaat media pembelajaran yaitu mesin
tik manual dan aplikasi Typing Master pada mata pelajaran Otomatisasi
Perkantoran, khususnya praktik mengetik untuk meningkatkan kecepatan
dan akurasi mengetik siswa yang sesuai dengan standar.
c. Bagi siswa
Manfaat bagi siswa yaitu untuk lebih meningkatkan kecepatan dan akurasi
mengetik yang sesuai dengan standar dan untuk meningkatan mutu proses
pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Mengetik 10 Jari
Mengetik merupakan suatu kegiatan yang hampir dilakuakan oleh
setiap manusia dalam rangka menunjang pekerjan mereka, dan seorang
pengetik akan dapat bekerja dengan baik apabila di dalam melakukan
pekerjaannya sesuai dengan ketentuan yang ada. Keterampilan mengetik
merupakan keterampilan yang menjadi dasar dalam mengerjakan pekerjaan
kantor yang terkait dengan ketik mengetik. Dengan memiliki keterampilan
mengetik cepat dan benar, maka semua pekerjaan yang terkait dengan ketik
mengetik akan bisa diselesaikan dalam waktu yang cepat (Armiati &
Rahmidani, 2019).
Mengetik dengan sistem 10 jari merupakan suatu metode mengetik
yang baik untuk digunakan dalam setiap melakukan pekerjaan mengetik.
Mengetik dengan 10 jari dimana tiap-tiap jari mempunyai tugas dan daerah
operasi masing-masing dan tidak boleh saling melanggar, masing-masing
jari akan mengentak sesuai dengan tugasnya (Sawiji, 2001).
Menurut Rizaldy (Rizaldy, 2016) Mengetik 10 jari dikenal juga
dengan touch typing. Artinya, Kita mengetik menggunakan 10 jari tanpa
melihat papan keyboard. Teknik ini pertama kali dikenalkan oleh seorang
pengajar mengetik yang bernama Frank Edward McGurrin. McGurrin mulai
dikenal publik setelah berhasil meraih juara pengetikan. Lomba mengetik
tersebut diadakan pada tahun 1888 di Ohio, Amerika Serikat. Setelah
langkah pertama praktek mengetik adalah mengerti posisi awal (finger
positions atau home row).
Indikator yang akan dikur dalam memgetik, yaitu:
a. Kecepatan
Kecepatan mengetik adalah jumlah kata yang dapat diketik oleh user dalam
waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Kecepatan mengetik mengukur
seberapa banyak kata yang merupakan gabungan dari beberapa karakter
yang dipisahkan oleh spasi atau rata-rata 5 karakter per kata. Untuk
mengukur seberapa cepat kemampuan mengetik seseorang maka
diciptakan suatu satuan kecepatan mengetik. Satuan yang dapat
digunakan dalam parameter Kecepatan Mengetik adalah KPM (Net Speed
Keystrokes Perminutes) dan WPM (Net Speed Words Perminutes).
WPM adalah Satuan yang ukur berupa kata yang dapat diketik User dalam
waktu 1 menit/60 detik. Kecepatan mengetik dikatakan normal bila sudah
bisa mencapai angka 50 sampai 60 WPM (Mengenal Satuan Kecepatan
Mengetik Keyword , 2015).
b. Akurasi
Akurasi mengetik adalah kemampuan mengetik kata dengan tepat tanpa
dipengaruhi oleh waktu pengetikan. Akurasi dapat diketahui melalui
aspek akurasi di software dalam bentuk persentase (%). Perhitungannya
adalah jumlah karakter yang benar diketik dibagi jumlah total karakter
yang diketik dikalikan seratus persen (Arafat, Hadafi, Muhliansyah,
Rusyidina, & Finnisa, 2015). Tingkat akurasi yang baik di dalam
kecepatan mengetik yaitu 98% (Mariskha, Alhadi, & Andriyani, 2016).
2. Mesin Tik Manual
Mesin tik manual adalah mesin ketik yang cara kerjanya sepenuhnya
manual dengan tenaga manusia. Mesin Tik adalah mesin dengan sebuah set
tombol-tombol yang apabila ditekan menyebabkan huruf dicetak pada
kertas. Menurut Sedarmayanti (Sedarmayanti, 2001) Mesin Tik biasanya
digunakan untuk membuat suatu naskah, surat dokumen diatas selembar
kertas. Mengetik menggunakan Mesin Tik Manual memerlukan beberapa
persiapan. Berikut beberpa petunjuk dasar mengetik menggunakan Mesin
Tik Manual yaitu :
a. Persiapan Bahan
1) Kertas-kertas apa saja yang akan digunakan untuk mengetik.
2) Pensil atau bolpoin bila memerlukan perhitungan atau membuat
kolom-kolom.
3) Karet penghapus (tip-x) bila terpaksa ada kesalahan.
4) Penggaris untuk membantu bilamana skala pada mistar sudah tidak
jelas.
5) Dan alat-alat lain yang berhubngan dengan pekerjaan mengetik.
b. Persiapan Mesin Tik Manual
Sebelum mulai mengetik, mesin tik terlebih dahuku harus dicek atau
dikontrol agar selama pekerjaan mengetik berlangsung tidak mengalami
hambatan atau kendala (rintangan), atau dengan kata lain sebelum mulai
mengetik mesin tik harus benar-benar dalam keadaan siap pakai. Alat-
alat yang perlu diperiksa antara lain :
1) Huruf-huruf atau leter pencetak diusahakan jangan sampai tertutup
sehingga hasil ketikan kurang jelas. Huruf-huruf atau leter pencetak
ini seperti huruf b, p, d, o dan huruf lainnya.
Adapun cara membersihkannya dalah dengan menggunakan sikat
(agak keras) atau dengan jalan mencukil dengan menggunakan
lidiyang runcing. Dan jangan sekali-kali mencungkil dengan
menggunakan jarum atau peniti. Karena alat semacam ini akan
mengakibatkan rusaknya huruf (leter pencetak) yang ada pada mesin
tik.
2) Bingkai leter pencetak antara yang satu dengan yang lainnya harus
selalu dalam keadaan bersih. Sebab bila tidak akan mengakibatkan
leter pencetak tidak akan bergerak dengan lancar atau setelah
dicetak, leter pencetak tidak kembali lagi ke tempat semula.
3) Pita
Alat ini terbuat dari kain yang diberi tinta kering. Sebelum mulai
mengetik periksalah terlebih dahulu apakah gulungan pita itu dapat
bergerak (berputar) atau tidak waktu dientak. Bila dapat bergerak
langkah berikutnya adalah mengubah gulungan pita ini kearah yang
masih sedikit (kosong).
Setelah persiapan sudah siap, langkah berikutnya adalah :
1) Tempatkan mesin tik menghadap pengetik.
2) Sebelum mengatur alat-alat lain, tempatkan gandaran di tengah-
tengah.
3) Tempatkan penuntun kertas (yang ada digandaran sebelah kiri) pada
angka 0 (skala 0).
4) Pasangkah kertas di celah antara papan kertas dengan nol.
5) Aturlah penekan segi kiri dan kanan, sebagai batas permulaan dan
batas akhir ketikan.
6) Tentukan jarak baris dengan yang dikehendaki (biasanya terdapat
pada gandaran sebelah kiri).
7) Aturlah pengatur pita agar terdapat pada tanda yang berwarna biru
atau merah. Kecuali apabila ingin mengetik dengan menggunakan
kertas sheet.
8) Tentukan pengatur entakan sesuai dengan entakannya masing-
masing.
Setelah pekerjaan mengetik berakhir, langkah-langkah yang perlu
dilakukan adalah :
1) Aturlah semua pekerjaan dengan baik dan rapi.
2) Tempatkan gandaran di tengah-tengah badan mesin tik (kerangka
mesin tik).
3) Geserlah penekan segi kiri kekanan dan penekan segi kanan kekiri
hingga bertemu di tengah-tengah.
4) Aturlah mistar kertas dalam posisi yang baik.
5) Kembalikan pembebas kertas ke posisi semula.
6) Bila ada tutup mesin tik, tutup kembali hingga kelihatan rapi.
c. Letak Naskah
Metode yang baik dalam meletakan naskah adalah pada waktu
mengetik naskah hendaknya ditempatkan disebelah kanan mesin tik dan
agak menyerong menghadap pengetik. Mengapa demikian? Setiap kali
mengetik gandaran akan selalu bergerak ke kiri. Dan setiap kali akan
ganti garis baru, pengetik harus meraih kait (mengait) dengan
menggunakan tangan kiri. Hal-hal itulah maka ditetapakn peletakan
naskah yang baik dan benar yaitu di sebelah kanan mesin tik, di waktu
mengetik sebab bila naskah atau teks ada di sebelah kiri mesin tik, maka
pandangan seorang pengetik akan terhalang oleh gandaaran yang
bergerak ke kiri serta tangan pada waktu mengait. Kecuali bila
mengetik menggunan mesin tik IMB (International Business Machine),
yang gandarannya tidak bergerak. Dalam ini pengetik bebas di dalam
menempatkan naskah.
d. Sikap Mengetik
1) Sikap Duduk Pada Waktu Mengetik
Mengetik merupakan suatu pekerjaan yang memerluakan waktu
yang berjam-jam. Karena itu untuk menjaga agar pengetik tahan
lama dalam mengetik, perlu diatur sedemikian rupa sehingga
pengetik akan merasa enak dan dapat bekerja dengan baik.
Adapun sikap duduk yang baik pada waktu mengetik adalah :
a) Duduklah tepat di depan mesin tik.
b) Punggung tegak dan bersandar pada sandaran kursi.
c) Dada lapang, bahu dan lengan atas kendor dan bebas.
d) Kaki berdampingan dan menyentuh lantai.
e) Jarak antara mesin tik dengan pengetik adalah sepanjang lengan
bawah (setengah lengan).
f) Mata tertuju pada naskah atau teks yang akan diketik.
2) Sikap Jari
Perlu kita ketahui bahwa papan tuts yang akan pengetik entak terdiri
dari 4 tangga. Tangga kesatu adalah tuts bertanda z, x, c, v, b, n, m
ditambah tutus tanda baca. Tangga kedua adalah tuts beranda a, s,
d, f, g, h, ,j, k, l ditambah tuts baca. Tangga ketiga adalah tuts
bertanda q, w, e, r, t, y, u, i, o, p. Dan tuts tangga keempat adalah
tuts bertanda angka 0 sampai 9 ditambah tuts tanda baca dan tanda-
tanda lain.
Sebelum memulai mengetik jari harus dalam keadaan baik. Jari-
jemari yang kukunya panjang harus dipotong, agar tidak
mengganggu di waktu mengetik. Waktu mengetik jari-jemari
jangan lurus, melainkan lemas atau kendor seperti membentuk
kurve. Tiap-tiap jari mengentak sesuai dengan tugasnya masing-
masing dan tidak boleh slaing melanggaar.
Adapun jari-jemari itu diatur sebagai berikut :
a) Tepatkan jari telunjuk kanan pada ujung papan tuts bertanda (j),
kemudian ikuti ke kanan jari tengah pada papan tuts bertanda
huruf (k), jari manis pada papan tuts berda huruf (l).
b) Tempatkan ujung jari telunjuk tangan kiri pada papan tuts
bertanda huruf (f), kemudian ikuti kekiri jari tengah pada papan
tuts bertanda huruf (d), jari manis pada papan tuts yang bertanda
huruf (s) dan jari kelingking pada papan tuts yang bertanda huruf
(a).
c) Tempatkan kedua ibu jari di atas bilah spasi.
Papan tuts yang bertanda ASDF dan JKL itulah yang dinamakan
“TUTS BASIS” atau “TUTS RUMAH” (home key). Sebab tuts
tersebut dipakai tempat untuk meletakkan jari di waktu akan
mengetik. Jika jari mengentak tuts yang ada di luar basis, jari
tersebut harus menjulur ke atas atau ke bawah, ke samping kiri
atau ke samping kanan dan sesudah itu harus kembali ke tempat
semula (tuts basis).
e. Memasang Dan Melepas Kertas
1) Memasang Kertas
Setelah berbagai persiapan mengetik telah terpenuhi, maka langkah
berikutnya adalah memasang kertas. Adapun langkah-langkahnya
adalah :
a) Ambil kertas, kemudian masukkan kertas ke celah antara rol
dengan papa kertas. Waktu memasukkan kertas ke celah antara
rol dengan papan kertas dengan menggunakan tangan kiri.
b) Tangan kanan memutar tombol kanan hingga kertas tersebut
tergulung oleh rol dan kertas akan muncul dihadapan seorang
pengetik (antara rol dengan penekan kertas)
c) Untuk menghindari kertas jangan sampai terlipat, angkat mistar
kertas (penekan kertas) hingga berdiri tegak.
d) Setelah kertas sudah uncu dihadapan pengetik, periksalah posisi
kertas sudah baik atau belum. Bila ternyata posisi kertas sudah
baik atau belum. Bial posisi kertas belum baik (kertas miring),
perbaiki dengan jalan :
• Menarik pembebas kertas.
• Himpitkan kedua tepi kertas kiri dan kanan hingga lurus dan
himpitkan pula dengan penuntun kertas.
• Tangan kanan mengambil pembebas kertas ke tempat
semula.
e) Putar rol mundur hingga ujung kertas tepat lurus dengan
penuntun kertas. Kaitkan 6 kali dengan jarak baris 1.
f) Kembaliakan mistar kedudukan semula, hingga rol kecil benar-
benar menekakn kertas pada rol besar.
g) Pasanglah penenakn segi kiri dan kanan sesuai dengan yang
dikehendaki.
f. Melepas Kertas
Seorang pengetik di samping dituntut agar terampil dalam mengetik,
juga agar dapat menggunakan alat dengan benar, misalnya melepas
kertas.
Melepas kertas dengan memutat tombol itu tidak dibenarkan. Sebab di
waktu memutar tombol, pasti diikuti suara gerigi. Hal ini lama
kelamaan akan mengakibatkan gerigi-gerigi cepat aus. Di samping itu
melepas kertas dengan memutar tombol memakan waktu lama serta
timbul suara bising.
Adapun cara melepas kertas ynag baik adalah :
1) Tarik pembebas kertas dengan tangan kanan.
2) Lepas kertas (cabut kertas) dengan tangan kiri.
3) Kembalikan pembebas kertas dengan tangan kanan.

3. Aplikasi Typing Master


Aplikasi Typing Master adalah sebuah software yang berguna untuk
melatih dalam mempelajari teknik mengetik dengan 10 jari (Hidayatri &
Pramusinto, 2017). Aplikasi ini diperuntukkan untuk orang yang akan
berlatih mengetik dari mulai pemula hingga menjadi profesional. Aplikasi
ini memiliki tampilan yang menarik sehingga membuat siswa lebih tertarik
untuk terus melatih kecepatan mengetik 10 jari dengan aplikasi ini. Di
dalam aplikasi Typing Master terdapat beberapa fitur-fitur yang dapat
digunakan antara lain :
a. Course
Berisi tentang langkah-langkah sejauh mana kita dapat melalui beberpa
latihan yang diberikan dalam Typing Master.
b. Review
Berisi informasi tentang bagaimana statistik kesalahan dan problem
yang sering kita lakukan dengan mengetahui hal tersebut kita dapat
mengkoreksi beberapa tempat yang sering salah.
c. Typing Test
Berguna untuk kita jika ingin mengetahui bagaimana kemajuan kita
dalam mengetik. Disini kita akan di test yaitu dengan diberikan artikel
yang harus kita ketik.
d. Game
Berguna untuk kita jika bosan hanya melakukan mengetik biasa, maka
dengan game pengetikan ini dapat meningkatkan mute kita dalam
belajar mengetik
e. Statistic
Berisi statis utuk perkembangan kita dari sisi kecepatan mengetik atau
ketepatan dalam mengetik.
Aplikasi Typing Master merupakann program yang dapat
dimanfaatkan oleh guru sebagai media untuk melatih kecepatan siswa
dengan teknik mengetik 10 jari (Armiati & Rahmidani, 2019). Beberapa
manfaat yang dapat diperoleh dari Typing Master yaitu:
a. Dengan Typing Master dapat belajar bagaimana teknik mengetik
dengan sentuhan pada keyboard.
b. Mengetik akan menjadi mudah dan lancar seperti berbicara,
memungkinkan untuk menyelesaikan tugas menulis dengan tingkat
efisiensi yang baru.
c. Dapat menghemat banyak waktu ketika membuat laporan, email dan
presentasi lebih cepat.
d. Dapat meningkatkan ergonomis, gerakan jari efisien dan tidak perlu
melihat hasil dan keyboard, kelelahan berkurang di jari-jari, lengan dan
leher
Program Typing Master ini dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif cara dan metode bagi guru untuk melatih kecepatan mengetik
siswa pada komputer. Aplikasi Typing master ini terdapat waktu sebagai
batasan untuk siswa melatih kecepatan mengetik yaitu free (tidak ada
batasan waktu), 2 menit, 5 menit, 10 menit, 20 menit dan 30 menit. Dengan
aplikasi ini siswa juga dapat secara langsung mengetahui hasil yang
diperoleh ketika mengetik.
B. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di depan, maka dapat
dikemukakan kerangka berfikir dalam penelitian ini.
1. Perbandingan penggunaan Mesin Tik Manual dan Aplikasi Typing Master
terhadap kecepatan dan akurasi mengetik 10 jari mata pelajaran Otomatisasi
Perkantoran.
Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila timbul perubahan
tingkah laku positif pada peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah direncanakan. Hal tersebut pada dasarnya tergantung pada guru
sebagai elemen penting dalam kegiatan pembelajaran. Tetapi bukan berarti
bahwa guru lepas tanggung jawab terhadap keberhasilan siswa dalam
belajar. Untuk dapat mewujudkan tanggung jawab tersebut guru harus
selalu proaktif dan responsif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
kelas yang pada dasarnya adalah untuk meningkatkan keberhasilan siswa
dalam belajarnya.
Banyak faktor yang menentukan keberhasilan belajar dari siswa di
kelas, diantaranya adalah penggunaan media pembelajaran yang tepat.
Dalam proses pembelajaran pada penelitian ini penulis menggunakan media
belajar yaitu dengan menggunakan Mesin Tik Manual dan Aplikasi Typing
Master untuk praktek mengetik.
Untuk dapat meningkatkan kecepatan dan akurasi mengetik 10 jari
siswa disini penulis menggunakan dua media, sebagai perbandingan untuk
mengetahui media mana yang dirasa efektif yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kecepatan dan akurasi mengetik siswa.
Dengan adanya media-media tersebut siswa diharapkan akan
mampu melatih dirinya dalam meningkatkan keterampilan mengetik 10 jari.
Dengan siswa dapat menguasai keterampilan mengetik harapanya dapat
bermanfaat kedepanya baik di sekolah maupun di dunia kerja nantinya.
Permasalahannya adalah apakah penggunaan media mesin tik
manual dan aplikasi typing master dalam proses pembelajaran dapat
mendorong siswa untuk lebih menguasai keterampilan mengetik serta
mampu menyelesaikan tugas-tugas yang akhirnya akan dapat meningkatkan
kecepatan dan akurasi mengetik 10 jari.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan di SMK Jurusan Administrasi Perkantoran
pada saat Magang Kependidikan 3. Waktu penelitian 6 bulan dihitung dari
pembuatan proposal sampai pengujian proposal.
B. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penelitan menggunakan jenis penelitian
Komparatif. Komparasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai perbandingan. Menurut Winarno Surakhmad dalam bukunya Pengantar
Pengetahuan Ilmiah (1986 : 84), komparasi adalah penyelidikan deskriptif yang
berusaha mencari pemecahan melalui analisis tentang hubungan sebab akibat,
yakni memilih faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi atau
fenomena yang diselidiki dan membandingkan satu faktor dengan faktor lain.
Penelitian ini bersifat komparasi, karena hasil penelitian akan
menegaskan bagaimana perbandingan antar variabel-variabel yang akan diteliti.
Tujuannya dimaksudkan untuk menarik sebuah konklusi dengan cara
membandingkan penggunaan Mesin Tik Manual dengan Aplikasi Typing
Master. Selanjutnya dilakukan analisis perbandingan setiap variabel-variabel
yang saling berhubungan yang dikomparasikan, yaitu perbandingan
penggunaan Mesin Tik Manual dan Aplikasi Typing Master.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi menurut Sugiyono (Sugiyono, 2005) menyatakan bahwa populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi yang diambil pada penelitian adalah siswa kelas X Jurusan
Administrasi Perkantoran.
2. Sampel menurut Margono (2004: 121) menyatakan bahwa sampel adalah
sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan
menggunakan cara-cara tertentu.
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah siswa kelas X
Jurusan Administrasi Perkantoran. Sampel diambil dari 2 kelas yang
sebagai kelompok eksperimen dengan menerapkan kedua media tersebut.
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang dipilih untuk dicari pengaruhnya
terhadap variabel tergantung. Dalam penelitian ini sebagai variabel
bebasnya adalah Mesin Tik Manual dan Aplikasi Typing Master.
2. Variaabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang kehadirannya dipengaruhi oleh
variabel lain. Sebagai variabel terikatnya adalah kecepatan dan akurasi
mengetik.
E. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian komparatif, karena
bertujuan untuk mengetahui perbandingan dari penggunaan mesin tik manual
dan aplikasi typing master terhadap kecepatan dan akurasi mengetik 10 jari.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain causal
comparative. Causal comparative merupakan jenis penelitian yang digunakan
untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel
tertentu (Arifin, 2012:46). Penelitian komparatif ini memiliki tujuan untuk
melihat perbedaan dua atau lebih situasi, peristiwa, kegiatan, atau program yang
sejenis atau hampir sama yang melibatkan semua unsur atau komponennya.
Analisis penelitian dilakukan terhadap perbedaan dalam perencanaan,
pelaksanaan, faktor-faktor pendukung dan hasil. Hasil analisis perbandingan
dapat menemukan unsur-unsur atau faktor-faktor penting yang
melatarbelakangi persamaan dan perbedaan.
Penelitian kausal komparatif bersifat expost facto, artinya data yang
dikumpulkan setelah semua peristiwa yang dipermasalahkan terjadi. Ex post
facto merupakan suatu penelitian empiris yang sistematis dimana peneliti tidak
mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan variabel
tersebut telah terjadi atau variabel tersebut memang pada dasarnya tidak bisa
dimanipulasi. Peneliti tidak memberikan perlakuan dalam membandingkan dan
mencari hubungan sebab-akibat dari variabelnya. Peneliti hanya mencari sebab
akibat yang ditimbulkan dan mengujinya dengan menelusuri kembali masalalu
untuk mencari sebab-sebab, kemungkinan hubungan, dan maknanya. Penelitian
ini cenderung menggunakan data kuantitatif.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam prosedur
penelitian, dalam penelitian ini pengumpulan data dengan menggunakan
observasi, tes dan dokumentasi yang dilaksanakan oleh responden atau sample.
Untuk memperoleh data yang dipakai sebagai bahan analisis dalam
penelitian ini menggunakan metode tes. Suharsimi Arikunto (1996:138)
mengatakan bahwa “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Metode tes
digunakan untuk mengumpulkan data hasil mengetik siswa.
Instrumen dalam penelitian ini adalah soal tes praktik yang berupa soal
teks mengetik kecepatan yang dibuat oleh peneliti dan sudah terdapat angka-
angka yang menunjukkan jumlah kata untuk diketik pada Mesin Tik Manual.
Dan untuk Aplikasi Typing /Master naskah juga berasal dari peneliti yang telah
dimasukan ke dalam program Aplikasi Typing Master. Naskah yang akan
diujikan berupa dokumen yang panjang dan dilaksanakan dalam rentang waktu
tertentu.
Tes dilakukan dua kali yaitu yang pertama dilakukan Pre Test untuk
mengetahui bahwa peserta didik belum mampu mengetik dengan kecepatan dan
keakuratan yang telah ditentukan baik menggunakan Mesin Tik Manual
maupun Aplikasi Typing Master. Setelah dilakukan Pre Test peserta didik
diberikan traetment untuk memberikan pengetahuan bagaimana cara mengetik
10 jari yang baik dan benar dan diharapkan peserta didik mampu mencapai
target dari kecepatan dan keakurasian mengetik. Setelah dilakukan Treatment
peserta didik diberikan test terakhir yaitu Post Test untuk menguji bagaimana
perkembangan kecepatan dan akurasi mengetik peserta didik baik
menggunakan Mesin Tik manual maupun Aplikasi Typing Master. Pada saat
Pre Test maupun Post Test hanya dilakukan satu kali yaitu satu kali
menggunakan Mesin Tik Manual dan satu kali menggunakan Aplikasi Typing
Master. Sebelum melaksanakan Tes Praktik akan diadakan pembacaan
peraturan dan pemanasan sebelum memulai Tes mengetik.
Instrumen tes ini digunakan untuk mengukur perbandingan dari
pengunaan Mesin Tik Manual dan Aplikasi Typing Master dalam aspek
keterampilan mengetik 10 jari yang meliputi kecepatan mengetik dan akurasi
mengetik.

G. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen


Sebelum penelitian yang sebenarnya dilaksanakan, perlu terlebih dahulu
dilakukan uji coba terhadap instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.
Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan instrumen yang lebih
sahih dan dapat diandalkan. Yang diuji validitas dan realibilitas dalam
penelitian ini adalah naskah yang digunakan untuk mengetik 10 jari.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang shahih
memiliki nilai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang
shahih memiliki nilai validitas yang rendah (Arikunto, 2006: 168).
Pengujian validitas bertujuan untuk mengetahui kesahihan serta ketepatan
tiap butir soal. Untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi product
moment sebagai berikut:
Keterangan :

rxy : Koefisien korelasiyang dicari(koefisien validitas).


N : Jumlah Subjek(banyaknya siswa yang mengikuti tes).
ΣX : Jumlah skor setiap butir soal (jawaban yang benar).
ΣY : Jumlah skor total.

Ketentuan untuk mengetahui besarnya koefisien korelasi adalah


sebagaiberikut (Arikunto, 2001:75):
1) Antara 0,80 sampai dengan 1,00 = sangat tinggi
2) Antara 0,60 sampai dengan 0,80 = tinggi
3) Antara 0,40 sampai dengan 0,60 = cukup
4) Antara 0,20 sampai dengan 0,40 = rendah
5) Antara 0,00 sampai dengan 0,20 = sangat rendah

2. Reliabilitas
Reliabilitas suatu tes adalah tingkat keajegan atau ketepatan
instrumen terhadap kelas yang dapat dipercaya sehingga instrumen dapat
diandalkan sebagai pengambil data. Instrumen yang sudah dapat dipercaya,
yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila
datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun
diambil tetap akan sama (Arikunto, 2006:178).
Reliabilitas tes dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
r1/21/2 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
Setelah koefisien reliabilitas keseluruhan diperoleh kemudian di
interpretasikan dengan melihat besarnya reliabilitas dengan ketentuan
menurut Arikunto (2001:75) sebagai berikut:
1) Antara 0,80 sampai dengan 1,00 = sangat tinggi
2) Antara 0,60 sampai dengan 0,80 = tinggi
3) Antara 0,40 sampai dengan 0,60 = cukup
4) Antara 0,20 sampai dengan 0,40 = rendah
5) Antara 0,00 sampai dengan 0,20 = sangat rendah

H. Teknik Analisis Data


1. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil
praktik siswa pada ranah kognitif antara kelompok siswa kelas atas, tengah
dan bawah dalam mata pelajaran Otomatisasi Perkantoran. Uji hipotesis ini
dilakukan dengan menggunakan rumus One-wayANOVA.
a. Two-way ANOVA
ANOVA merupakan singkatan dari "Analysis Of Varian" adalah salah
satu uji komparatif yang digunakan untuk menguji perbedaan mean
(rata-rata) data lebih dari dua kelompok yaitu melalui pengetesan
variansinya. Jenis ANOVA yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Two-wayANOVA atau ANOVAdua jalur, karena hanya
memperhatikan dua perubah saja yaitu peningkatan kecepatan dan
akurasi mengetik siswa. Perbedaan rerata dengan uji ANOVA dapat
ditulis sebagai berikut :
Keterangan :
RJKa = Variansi antar kelompok (Rerata Jumlah Kuadrat antar)
RJKi =Variansi kekeliruan pemilihan sampel (Rerata Jumlah
Kuadrat inter)

Berikut bagan perhitungan dari penelitian ini :

Mesin Tik Manual Typing Master


Kecepatan
Akurasi
Waktu

Keterangan :
Kecepatan : menunjukan kecepatan mengetik 10 jari baik
mengunakan mesin tik manual maupun aplikasi typing
master dengan peritungan jumlah kata yang diketik dibagi
waktu (detik/menit)
Akurasi : menunjukan berapa persen akurasi mengetik baik
menggunakan mesin tik manual maupun aplikasi typing
master dengan perhitungan jumlah dari kata yang benar
dibagi seluruh kata dikali 100%.
Waktu : waktu mengetik (detik/menit)
DAFTAR PUSTAKA

Arafat, M. Y., Hadafi, G., Muhliansyah, Rusyidina, & Finnisa, B. K. (2015).


PENGARUH KEYBOARD WARNA MERAH DAN BIRU TERHADAP
PERFORMA MOTORIK HALUS (KECEPATAN DAN AKURASI
MENGETIK). Jurnal Psikostudia Universitas Mulawarman,, 126-148.
Armiati, & Rahmidani, R. (2019). Peningkatan Kecepatan Mengetik dengan
Teknik Blind System melalui Pemanfaatan Program Typing Master.
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT,, VOL. 3, No. 3.
Darmawan, & Deni. (2012). Inovasi Pendidikan Pendekatan Praktik Teknologi
Multimedia dan Pembelajaran Online. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Eki, M. (2017, Februari 5). Penertian Cara/Teknik Mengetik 10 Jari. Diambil
kembali dari Mapel Simulasi dan Komunikasi Digital:
http://simulasidigital-muchamadekisa.blogspot.com/2017/02/mengetik-10-
jari.html
Endang R, S., Mulyani, S., & Suyetty. (2010). Modul Memahami Prinsip-Prinsip
Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Untuk SMK dan MAK.
Jakarta: Erlangga.
Hidayatri, A. N., & Pramusinto, H. (2017). PENGARUH DISIPLIN BELAJAR,
FASILITAS BELAJAR DAN PENGGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN TYPING MASTER TERHADAP KECEPATAN
MENGETIK 10 JARI BUTA PADA SISWA KELAS X SMK PGRI 1
MEJOBO KUDUS PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI
PERKANTORAN. Economic Education Analysis Journal, 152.
Marimin, Sularso, & Agung. (2012). Keyboarding. Semarang: Unnes Press.
Mariskha, Alhadi, E., & Andriyani, T. (2016). PENERAPAN PROGRAM
TYPING MASTER DALAM MENINGKATKAN KECEPATAN DAN
KETELITIAN PENGETIKAN 10 JARI BUTA. Jurnal Ilmiah Orasi
Bisnis, 52-64.
Mengenal Satuan Kecepatan Mengetik Keyword . (2015). Diambil kembali dari
Indravedia: http://www.indravedia.com/2015/06/mengenal-satuan-
kecepatan-mengetik-keyboard.html
Rizaldy, R. (2016, Desember 8). Pengertian dan Definisi Cara Mengetik 10 Jari
(Typing Master Pro) . Diambil kembali dari RENDTKJ2 :
https://magneticinfo.blogspot.com/2012/12/pengertian-dan-definisi-cara-
mengetik.html
Sawiji, D. H. (2001). Prnciple Of Manual Typeriting (Dasar-Aasar Mengetik
Manual). Surakarta: Sebelas Maret Univrsity Press.
Sedarmayanti. (2001). Dasar-dasar Pengetahuan tentang Manajemen Perkantoran.
Bandung: Mandar Maju.
Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai