Anda di halaman 1dari 21

DIAGNOSING INDIVIDUAL AND GROUP BEHAVIOR

INTERVENSI SISTEM ORGANISASI

Chelsie Ireine Finka


18.E3.0059

MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI


UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas karunianya yang sungguh luar
biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan thesis ini. Selain doa dan usaha yang telah dilakukan,
proses penyusunan thesis ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. M. Sih Setija Utami, M.Kes selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang yang telah memberikan dukungan serta pembelajaran dalam
menempuh studi di fakultas ini.
2. Dr. Kristiana Haryanti, M.Si., Psikolog selaku Dosen Pembimbing yang telah berbaik hati
untuk meluangkan waktu dan membimbing dengan sabar, serta memberikan banyak
masukan, sehingga penyusunan laporan ini mampu terselesaikan dan berjalan dengan
lancer.
3. Segenap tenaga pendidik dan tenaga kependidikan Fkultas Psikologi Universitas Katolik
Soegijapranata yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan memberikan kesempatan
bagi peneliti untuk mengembangakan diri, baik hard-skill maupun soft-skill selama
menempuh proses pendidikan dari awal hinga akhir.
4. Mama, papa, kakak dan adik yang selalu memberikan dukungan dan mendoakan peneliti
dalam menempuh proses pendidikan dari awal hingga akhir.
5. Para responden yang telah meluangkan waktu bersedia untuk membantu peneliti dalam
pengambilan data, sehingga proses penulisan thesis berjalan dengan lancer.
6. Sahabat-sahabat ku tercinta yang memberikan semangat yang luar biasa, juga untuk Septa
yang selalu memberikan dukungan dalam segala hal selama ini. Tidak lupa seluruh teman-
teman kelas MAPRO PIO angkatan 2018 yang juga telah menjadi teman seperjuangan
selama ini.
7. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
dukungan dan doa dalam menyelesaikan thesis ini.

i
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan karya ini. Penulis
berharap karya ini dapat menjadi inspirasi dan pembelajaran yang berharga bagi para
pembaca, khusunya bagi organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat

Semarang, 10 Juli 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................... iii
I. Pendahuluan ........................................................................................................................................ 4
A. Pengantar ......................................................................................................................................... 4
B. Profile Perusahaan .......................................................................................................................... 4
I. Teori ..................................................................................................................................................... 5
II. Blue Print dan Item ...................................................................................................................... 10
A. Blue Print ....................................................................................................................................... 10
B. Item................................................................................................................................................. 11
III. Metode............................................................................................................................................ 14
IV. Hasil................................................................................................................................................ 15
V. Pembahasan ....................................................................................................................................... 17
VI. Kesimpulan .................................................................................................................................... 18
VII. Saran .............................................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 20

iii
I. Pendahuluan
A. Pengantar
Pengembangan organisasi dengan melakukan sebuah intervensi merupakan
sarana untuk mencapai tujuan organisasi. Suatu organisasi juga dapat menyesuaikan diri
dengan perkembangan di era globalisasi ini. Sasaran pengembangan organisasi
mengarah pada hubungan pribadi yang lebih efektif antara manajer dan karyawan di
semua jenjang organisasi untuk dapat meminimalisir permasalahan yang terjadi di
perusahaan baik itu antar individu atau kelompok. Intervensi organisasi sendiri
bertujuan untuk meningkatkan keefektifan kerja organisasi.
Pengembangan dan perubahan suatu organisasi sepanjang organisasi tersebut
berdiri merupakan sesuatu yang mempengaruhi pengembangan dan perubahan
organisasi tersebut dapat bersumber dari internal dan eksternal organisasi. Salah satu
langkah yang bisa diambil untuk melakukan intervensi agar bisa beradaptasi terhadap
perubahan organisasi dengan baik yaitu dengan melakukan diagnosa organisasi.
Diagnosa organisasi merupakan proses memahami bagaimana organisasi saat ini
berfungsi, dan menyediakan informasi yang diperlukan untuk merancang perubahan.
Diganosa organisasi adalah salah satu bentuk dari melakukan perubahan yang
direncanakan (planned change) atau proaktif. Mendiagnosa organisasi membutuhkan
cara berpikir yang rasional dan objektif, bahkan kalau memungkinkan terbebas dari
keterikatan emosional.

B. Profile Perusahaan
Nama Perusahaan : Saloka theme park
Alamat : Jl. Fatmawati No 153 Gumuksari, Lopait, Kec.Tuntang,
Semarang, Jawa Tengah (50773)
Visi : Menjadi tempat hiburan dan rekreasi seluruh keluarga yang
modern dan menyenangkan dengan pelayanan terbaik serta
terkenal di Indonesia
Misi :
1. Memberi kegembiran dan kesan yang tak terlupakan kepada pengunjung SALOKA,
melalui system pelayanan terbaik

4
2. Membangun brand awareness dan brand image sebagai tempat hiburan dan rekreasi
seluruh keluarga yang terbaik serta terbesar di Jawa Tengah dan Indonesia
3. Membangun dan terus meningkatkan bisnis perusahaan yang menguntungkan
melalui kunjungan berbasis inovasi dan teknologi. Sebagai destinasi wisata baru
kebanggaan Jawa Tengah yang terangkai dengan tol trans jawa.

Saloka Theme Park merupakan wahana wisata keluarga terbaru di Jawa Tengah,
dibangun di tanah seluas 18 ha, taman wisata ini merupakan taman destinasi wisata terbesar
se Jawa Tengah, di resmikan tanggal 15 Desember 2018 dan berlatar belakang rawa pening
dan gunung merbabu. Dengan lokasi yang strategis dengan akses jalan tol untuk
mendatangi tempat wisata ini, diharapkan Saloka Theme Park akan menjadi idola berlibur
bagi masyarakat Jawa Tengah dan Jogjakarta. Nama Saloka berasal dari sebuah inspirasi
untuk mengangkat budaya lokal dari legenda Rawa Pening, dimana Saloka Theme Park
berada. Legenda Baru Klinthing konon digambarkan dengan seekor naga yang dapat
berbicara, putra dari Ki Hajar dan Nyai Salokantara, yang mengawali terjadinya Rawa
Pening. Cerita sejarah itu turut tersaji saat para wisatawan mengunjungi taman seluas 12
hektare itu. Saloka Theme Park terbagi dalam lima zona yakni Pesisir, Segara Prada,
Ararya, Kamayayi, dan Balalantar. Di Saloka, terdapat sebuh pertunjukan terbaru bernama
Baru Klinting Show yang merupakan pertunjukan 3D animasi dan laser show dengan layar
air ditampilkan setiap pukul 19.00 WIB. Hal itu merupakan upaya untuk merawat cerita-
cerita rakyat yang melekat di masyarakat. Sehingga, tidak hanya masyarakat setempat saja
yang mengetahui kisah danau alam seluas 2.670 hektare itu.

I. Teori
Harrison (1987) telah merancang sebuah model untuk mendiagnosis perilaku
individu dan kelompok dalam organisasi. Model ini agak unik karena berfokus pada
keluaran seperti kinerja organisasi dan kualitas kehidupan kerja. Model ini mewakili
perspektif sistem terbuka dengan batasan minimal antara organisasi dan lingkungan
eksternal. Namun, lingkungan eksternal tidak diwakili oleh hal lain selain umpan balik
sumber daya dan umpan balik, namun (SLIDE 1) (lihat Gambar 11).

5
Figure 11 Harrison’s Model for Diagnosing Individual and Group Behavior

Tanda panah pada Gambar 3.1 untuk input sumber daya manusia mengacu pada
karakteristik dan sifat yang diperoleh karyawan di masa lalu. Dua kotak di tengah baris
bawah menggambarkan bentuk utama perilaku organisasi yang membentuk hasil kelompok
dan individu. Hasil yang ditunjukkan pada gambar termasuk efektivitas organisasi,
kelompok, dan individu, bersama dengan kualitas kehidupan kerja (QWL) dan
kesejahteraan. QWL mengacu pada sejauh mana pekerjaan berkontribusi pada
kesejahteraan material dan psikologis karyawan (Nadler & Lawler, 1983; Walton, 1975).
Harrison menunjukkan garis pengaruh dalam model sebagai jalur utama pengaruh atau
umpan balik. Namun, tidak semua hubungan ini timbal balik, seperti yang disarankan
beberapa model lainnya. Jumlah garis pengaruh dan loop umpan balik yang ekstensif dalam
model membuat sulit untuk menentukan hubungan antar variabel (yaitu, sebagian besar
garis pengaruhnya terarah, dan hanya satu yang bersifat bi-directional atau timbal balik).

Efektifitas kelompok dan individu untuk diagnosis


Untuk menilai efektivitas kelompok dalam hal output, konsultan perlu
mendefinisikan barang atau jasa yang paling penting yang diproduksi oleh grup dan
mengukur kualitas dan kuantitas output mereka selama periode waktu tertentu. Dalam hal
ini, efektifitas kelompok berisi masalah utama dalam kelompok, tantangan yang dihadapi,
tugas utama, tujuan dan standarisasi. Sementara itu, untuk efektifitas individu berisi tingkat

6
dan kualitas upaya anggota, tingkat inisiatif, kerja sama, ketidakhadiran, keterlambatan dan
juga komitmen

Factor Affecting Individual and group effectiveness


- Pendidikan dan pelatihan
- Desain pekerjaan
- Motivasi
- Sikap
- Komunikasi
- Kerja sama dan Konflik
- Pengambilan keputusan
- Perilaku pengawasan
- Norma
- Kepercayaan

Selain faktor organisasi yang dibahas, diagnosis juga dapat memeriksa aktivitas
manajemen sumber daya manusia. Ini adalah program dan tindakan yang dimaksudkan
untuk membentuk keterampilan, pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan. Hal-hal yang
dapat diperiksa yaitu Eksternal staffing, internal staffing, compentation, labor relations,
work environment, goal setting dan planning.

7
Action Model for group task performance

Organizational Material & Technical Resource


Context

- Goals
- Rewards
- Information
- Training Critical Group Processess Performance
- Effort (Output)
- Application of skill &
knowledge
Group design & - Task Performace Strategis
Culture

- Tasks
- Composition
- Norms

Outside Helps

- Coaching &
Consulting
- Help from other
groups

Untuk menyederhanakan diagnosis dan intervensi, Hackman dan rekan (Hackman,


1987, 1991) mengembangkan Model Aksi untuk Kinerja Tugas Grup. Alih-alih mencakup
seluruh rentang faktor pada Gambar 3.1, model ini berfokus pada kondisi organisasi dan
kelompok yang dapat berfungsi sebagai pengungkit perubahan untuk meningkatkan kinerja
tugas kelompok kerja. 4 Kondisi ini dapat berfungsi dengan baik sebagai titik fokus untuk
diagnosis dan sebagai pembangunan. blok dalam desain kelompok kerja yang baru.

8
Variabel yang mempengaruhi kinerja individu dan hasil QWL adalah karakteristik individu
dan sikap individu, kepercayaan, dan motivasi (lihat Tabel D untuk deskripsi variabel-
variabel ini).
Key Factors Affecting Performance and Quality of Work Life (QWL)
Individual Level
Individual Characteristics Keadaan fisik dan mental, latar belakang
sosial dan sifat, pelatihan dan pendidikan,
kebutuhan individu.
Individual Attitudes, Beliefs, Motivation Motivasi, penghargaan yang dialami,
pekerjaan dirasakan secara intrinsic
bermanfaat, harapan, kesetaraan,
kepercayaan, sikap spesifik (mis.,
Kepuasan dengan prosedur saat ini, sikap
terhadap perubahan yang diajukan).
Group Level
Group Composition, Structure, and Komposisi sosial dan pekerjaan, struktur
Technology (misalnya, sifat dan tingkat peraturan dan
prosedur kerja, fleksibilitas, kejelasan tugas
tugas, tanggung jawab), teknologi
(misalnya, dampak prosedur kerja dan
pengaturan fisik, jenis interdependensi alur
kerja).
Group Behavior, Processes, and Culture Hubungan antara anggota kelompok (mis.,
Kekompakan, perasaan keterikatan
terhadap kelompok, kesamaan pandangan),
proses (misalnya, komunikasi, kerja sama
dan konflik, pengambilan keputusan,
pemecahan masalah), perilaku pengawasan,
budaya.

Table D : Individual and Group Levels in Harrison’s Model

9
Sebaliknya, variabel yang mempengaruhi kinerja kelompok adalah komposisi
kelompok, struktur, dan teknologi organisasi, dan perilaku kelompok, proses, dan budaya.
Perhatikan bahwa variabel-variabel ini sangat luas. Masukan untuk model adalah sumber
daya, termasuk sumber daya manusia, yang tersedia bagi organisasi dan umpan balik dari
hasil organisasi sebelumnya. Karena tidak ada batas pasti di sekitar organisasi, tidak jelas
apakah semua sumber daya berasal dari lingkungan eksternal, organisasi itu sendiri, atau
kombinasi keduanya. Keluaran di tingkat organisasi adalah produk dan layanan yang
dihasilkan organisasi. Hasil yang terkait dengan kinerja kelompok dalam organisasi adalah
solusi, rencana, dan taktik yang dirancang selama operasi berlangsung. Pada tingkat
individu, hasil mencakup kualitas usaha kerja anggota individu, inisiatif mereka, kerjasama
dengan orang lain, dan komitmen terhadap pekerjaan mereka; Hasil negatif terkait dengan
ketidakhadiran dan keterlambatan pada tingkat individu. Terakhir, persepsi tentang
keamanan kerja, kondisi kerja, keberanian dan tantangan kerja, dan sejauh mana kontribusi
pekerjaan terhadap kesejahteraan psikologis anggota semuanya terkait dengan Hasil QWL.

II. Blue Print dan Item


A. Blue Print
Item
Dimensi Aspek Total
Favorable Unfavorable
Characteristic 1 22 31 14 4
Individual Attitude 13 33 23 39 4
Level Beliefe 12 40 20 3 4
Motivation 24 15 38 21 4
Composition 11 34 2 32 4
Teknologi 25 8 16 35 4
Structur 17 36 28 6 - 4
Group Level
Process 27 7 30 9 - 4
Behavior 10 19 4 26 4
Culture 37 18 5 29 4
Jumlah 40

10
B. Item
Dimensi Aspek Item
Jumlah
Favorable Unfavorable
1. Karyawan 1. Perusahaan akan
memiliki memberikan
kompetensi yang sanksi kepada
sesuai dengan karyawan yang
jabatan pekerjaan membuat
(1) masalah (UF)
Characteristic 2. Karyawan tidak (14)
4
pernah bermasalah
dengan pihak yang
berwajib (22)
3. Karyawan tidak
mengalami cacat
fisik maupun
mental (31)
1. Karyawan merasa 1. Perusahaan tidak
senang jika ada mengijinkan
perubahan dalam karyawan
pekerjaan mereka berpakaian tidak
(13) rapi (UF) (39)
2. Karyawan harus
Individual
sopan dalam
Level
Attitude berperilaku di 4
dalam maupun di
luar perusahaan
(33)
3. Karyawan tidak
pernah mengeluh
akan pekerjaannya
(23)
1. Perusahaan dapat 4. Perusahan tidak
membuat saya menyediakan
terus bertumbuh perencanaan dan
dan berkembang pengembangan
(12) bagi karyawan
2. Perusahaan (UF) (3)
Beliefe menyediakan 4
perencanaan karir
yang jelas (40)
3. Saya tidak yakin
dengan
kemampuan saya
dalam memberikan

11
kontribusi pada
perusahaan (20)
1. Pekerjaan yang 1. Pekerjaan yang
diberikan sangat diberikan biasa
menantang (24) saja/tidak
2. Perusahaan menantang (21)
memberikan
kesempatan untuk
Motivation memiliki karir 4
yang bagus (15)
3. Gaji dapat
memberikan
dorongan untuk
bekerja lebih baik
(38)
1. Perusahaan 1. Setiap karyawan
menuntut hanya mengenal
karyawan untuk angggota satu
disiplin dalam divisi (UF) (32)
bekerja (11)
Composition 2. Setiap karyawan
4
saling mengenal
satu sama lain (34)
3. Karyawan selalu
dituntut untuk
mencapai target (2)
1. Perusahaan 1. Ketika terjadi
memiliki instruksi masalah dengan
dalam menjalankan alat perusahaan
alat (25) langsung
Group Level
2. Alat yang ada memperbaiki
diperusahaan selalu (UF) (35)
Teknologi mengikuti 4
perkembangan
teknologi (8)
3. Karayawan yang
menjalankan alat
harus kompeten
(16)
1. Relasi saya dengan 1. Terkadang kritik
rekan kerja sangat yang saya terima
baik (10) menjatuhkan
Behavior 4
2. Karyawan bersedia (UF) (26)
untuk saling
membantu dalam

12
menjalankan
pekerjaan (19)
3. Karyawan selalu
terbuka terhadap
saran dan kritik
agar dapat
membangun (4)
1. Masalah yang
terjadi dalam
perusahaan selalu
dapat dipecahkan
secara musyawarah
(27)
2. Perusahaan
menjalin
komunikasi dua
arah antara
karyawan dan
pimpinan (7)
Procces 3. Perusahaan 4
memberikan
kebebasan pada
karyawan untuk
mengambil
keputusan dengan
alasan yang jelas
(30)
4. Karyawan dalam
perusahaan sangat
terbuka dalam
melakukan diskusi
(9)
1. Saya memahami
peraturan dalam
perusahaan dan
telah
menjalankannya
(17)
2. Pekerjaan dalam
Structur 4
perusahaan
berjalan sesuai
dengan struktur
yang telah
ditetapkan (36)
3. Perusahaan
memiliki alur kerja

13
yang jelas untuk
para karyawan (28)
4. Setiap karyawan
memiliki tanggung
jawab yang
berbeda-beda (6)
1. Perusahaan 1. Perusahaan akan
menetapkan 4S memberikan
(senyum, sapa, hukuman pada
salam, santun) karyawan yang
yang telah terlambat (UF)
diterapkan oleh (29)
karyawan (37)
2. Karyawan
Culture dibiasakan oleh 4
perusahaan untuk
tidak terlambat
(18)
3. Setiap masalah
ditangani dengan
cara kekeluargaan
(5)

III. Metode
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh karyawan yang bekerja di Saloka Theme
Park. Dari jumlah populasi yang ada ini dilakukan pengambil sampel dengan teknik Simple
Random Slamping, yaitu pemgambilan sampel secara acak kepada semua populasi tanpa
memandang strata yang ada dalam populasi dengan jumlah sampel 40 orang. Metode yang
digunakan dalam mengambil data yaitu menggunakan survey dilakukan dengan cara
mengumpulkan data primer. Data primer didapatkan dengan cara menyebarkan angket
sebanyak 50, namun hanya 40 responden yang mengembalikan angket tersebut. Teknik
analisa yang dilakukan yaitu menggunakan pendekatan diagnosis organisasi yang dibuat
oleh Harrison (1987) dengan judul Dignosing individual and Group Behavior.
Teknik pengambilan data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode skala yaitu pengumpulan data dengan menggunakan
pernyataan yang diberikan pada subjek yang berisi item-item. Menurut Azwar (2004)
karakteristik skala adalah sebagai berikut :
-

14
Stimulusnya berupa pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang
hendak diukur, melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang
bersangkutan.
- Skala psikologis selalu berisi banyak item karena atribut-atribut psikologis yang
diungkap secara tidak langsung lewat indikator perilaku diterjemahkan dalam
bentuk item-item.
- Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban benar atau salah.
Skala yang digunakan adalah metode skala Likert. Skala Likert biasanya
menggunakan lima tingkatan. Pemilihan alternative diserahkan pada keinginan dan
kepentingan peneliti yang menciptakan instrument tersebut (Arikunto, 1990 : 142).
Dalam hal ini, peneliti menggunakan pernyataan terdiri dari 5 kategori yaitu : Sangat
setuju (SS), Setuju (S), Normal (N), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS)

Tabel 1. Skor Skala Likert

Jawaban Skor Favorable Skor Unfavorable


Setuju (S) 4 1
Normal (N) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Pernyataan favorable merupakan pernyataan yang berisi hal-hal yang positif atau
mendukung, memihak atau menunjukkan ciri-ciri adanya atribut yang diukur.
Pernyataan unfavorable merupakan pernyataan yang berisi hal-hal yang negatif yakni
tidak mendukung atau tidak menggambarkan ciri-ciri dari atribut yang diukur (Azwar,
199 : 26)

IV. Hasil
Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan, ditemukan bahwa angket diagnosing
individual and group behavior terdiri dari 40 item. Pada pengujian pertama uji daya
diskriminasi terdapat 3 item yang gugur dan 37 item memiliki daya sikriminasi yang baik
sesuai dengan batas koefisien korelasi item total ≥ 0,312 dengan jumlah responden 40

15
orang. Stelah itu dilakukan lagi pengujian kedua daya diskriminasi item, hasilnya tidak
terdapat item yang gugur, maka terdapat 37 item yang dapat digunakan untuk dianalisa
dalam penelitian ini. Item yang gugur yaitu item 3, 4 dan 30.
Berdasarkan hasil analisa awal dengan menggunakan spss 16.0 didapat besar nilai
reliabilitas sebesar 0,967 untuk 40 item sesuai dengan table dibawah ini :

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

.967 .970 40

Setelah ditemukan tiga item yang gugur, maka dilakukan pengujian ulang dan item
yang gugur dihilangkan ditemukan bahwa skala ini memiliki reliabilitas sebesar 0,972
seperti ditunjukan pada table dibawah ini :

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

.972 .974 37

Kemudian dilakukan uji deskriptiv untuk melihat hasil per variable, seperti yang
table di bawah ini:

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tot_IL 40 24.00 61.00 51.0250 9.82798

Tot_gl 40 31.00 87.00 69.7500 13.77800

Valid N (listwise) 40

16
Berdasarkan perhitungan descriptive di atas, ditemukan bahwa dari kedua variable
individual level dan group level ditemukan bahwa individual level memiliki nilai skor yang
rendah. Oleh karena itu, kembali dilakukan perhitungan ulang dengan menggunakan
descriptive statistic untuk melihat setiap aspek yang ada di variable individual level, seperti
table dibawah ini

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tot_IL_Cha 40 5.00 16.00 13.8000 2.94566

Tot_IL_att 40 4.00 16.00 12.9000 3.10335

Tot_IL_blife 40 3.00 12.00 9.5750 2.26328

Tot_IL_Motiv 40 6.00 16.00 12.3000 2.25548

Valid N (listwise) 40

Berdasarkan data di atas, ditemukan bahwa variable individual level yang memiliki
empat aspek yaitu Characteristic, Attitude, Beliefe dan Motivation, ditemukan bahwa
aspek yang paling tinggi yaitu aspek Characteristik sebesar 13,8000 dan aspek yang paling
rendah yaitu Beliefe sebesar 9,5750. Kemudian jika diurutkan aspek yang paling tinggi
yaitu characteristic, diikuti oleh aspek attitude, motivation dan beliefe dengan skor
13,8000, 12,9000, 12,3000 dan 9.5750.

V. Pembahasan
Sesuai dengan hasil yang sudah dijelaskan di atas, maka ditemukan bahwa variable
yang rendah yaitu individual level yang terdiri dari empat aspek dan aspek yang paling
tinggi yaitu aspek characteristic.
A. Characteristik
Dalam aspek ini membahasa bagaimana keadaan fisik dan mental seorang individu,
bagaimana latar belakang sosial dan sifat individu, apakah mereka medapatkan
pelatihan dan pendidikan yang baik, serta semua yang menjadi kebutuhan individu.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa responden dalam penelitian ini telah memiliki
individu-individu yang memiliki characteristic yang baik, walaupun dalam angket
masih ada yang menuliskan bahwa mental mereka dalam bekerja di Saloka tidak baik.

17
B. Attitude
Dalam aspek ini attitude merupakan sikap yang spesifik (mis., Kepuasan dengan
prosedur saat ini, sikap terhadap perubahan yang diajukan). Hal tersebut menunjukkan
bahwa kepuasan karyawan dengan prosedur saat ini masih cukup bagus walaupun di
Saloka masih dalam proses pengembangan. Individu masih merasakan kepuasan
dalam bekerja dengan prosedur-prosedur yang ada sekarang dan bisa mengikuti
apabila terjadi perubahan karena masih dalam tahap pengembangan.
C. Motivation
Dalam hal ini, motivasi merupakan keinginan dalam diri sesorang untuk dapat terus
maju dan mencapai apa yang menjadi tujuannya. Berdasarkan hasil yang ditemukan,
motivasi para karyawan yang ada di Saloka tergolong cukup. Karyawan masih
memiliki keinginan untuk terus berkembang agar bisa mendapatkan hasil yang
memuaskan. Karyawan memiliki keinginan untuk dapat berprestasi dan menganggap
bahwa pekerjaan yang mereka rasakan memiliki manfaat untuk diri mereka.
D. Beliefe
Sesuai dengan survey yang dilakukan, aspek beliefe meiliki skor terendah dari aspek
yang lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa karyawan yang bekerja di Saloka masih
memiliki kepercayaan yang kurang, baik itu kepada rekan kerjanya maupun kepada
atasannya dalam bekerja. Kepercayaan yang kurang dapat mempengaruhi pekerjaan
yang dikerjakan, terlebih pekerjaan yang menuntut untuk adanya kerjasama dengan
rekan kerja yang lain.

VI. Kesimpulan
Berdasarkan dua variable dari diagnosing individual and group behavior ditemukan bahwa
variable individual level yang merupakan variable terendah. Individual level memiliki
empat aspek di antaranya charakteristik, attitude, beliefe dan motivation. Dari keempat
aspek tersebut ditemukan bahwa aspek yang paling tinggi yaitu characteristic. Yang
menunjukkan bahwa semua responden memiliki keadaan fisik dan mental yang baik,
memiliki latar belakang pendidikan yang baik dan pelatihan yang baik pula. Sementara itu
aspek yang paling rendah yaitu aspek beliefe, yang menunjukkan bahwa masih kurangnya

18
kepercayaan yang dimiliki oleh setiap individu yang bekerja di Saloka, baik dalam
kepercayaan terhadap rekan kerja maupun terhadap atasan.

VII. Saran
Berdasarkan analisis yang dilakukan maka, ada beberapa saran yang dapat
diberikan untuk perbaikan dimasa mendatang, yaitu bahwa perlu meningkatkan teamwork
agar terbentuk rasa saling percaya baik antar anggota mapun perusahaan. Selain itu,
penilaian kinerja juga harus setara 360 derajat untuk semua karawan sehingga tidak adanya
rasa iri dan curiga. Kemudian dapat juga dilakukan pelatihan yang mampu untuk
menigkatkan motivasi karyawan dalam. bekerja sehingga mampu untuk meningkatkan
kinerja masing-masing karyawan

19
DAFTAR PUSTAKA

Harrison, M. 2005. Chapter 3, Assesing Individual and Group Behavior. Sage


Journals, page 55-76.

Azwar, S. (2004). Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

20

Anda mungkin juga menyukai