Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sudah merupakan pendapat umum bahwa kemakmuran suatu bangsa
berkaitan erat dengan kualitas atau mutu pendidikan bangsa yang bersangkutan.
Bahakan lebih spesifik lagi, bangsa-bangsa yang berhasil mencapai
kemakmuran dan kesejahteraan dewasa ini adalah bangsa-bangsa yang
melaksanakan pembangunan berdasarkan strategi pengembangan sumber daya
insane. Artinya, melaksanakan pembangunan nasional dengan menekankan
pada pembangunan pendidikan guna pengembangan kualitas sumber daya
manusia. Pengembangan sumber daya manusia, dari aspek pendidikan berarti
mengembangkan pendidikan baik aspek kuantitas maupun kualitas. Aspek
kuantitas menekankan pada perluasan sekolah sehingga penduduk memilki
akses untuk bisa mendapatkan pelayanan pendidikan tanpa memandang latar
belakang kehidupan mereka.
Dari aspek kualitas, pengembangan sumber daya manusia berarti
pendidikan dalam hal ini kualitas sekolah harus selalu ditingkatkan dari waktu
ke waktu. Kualitas sekolah memiliki tekanan bahwa lulusan sekolah sebagai
lembaga pendidikan formal memiliki kemampuan yang relevan dan diperlukan
dalam kehidupannya.
Peningkatan mutu pendidikan melalui standarisasi dan profesionalisasi
yang sedang dilakukan dewasa ini menuntut pemahaman berbagai pihak
terhadap perubahan yang terjadi dalam berbagai komponen sistem pendidikan.
Perubahan kebijakan pendidikan dari sentralisasi menjadi desentralisasi telah
menekankn bahwa pengambilan kebijakan berpindah dari pemerintah pusat
(top government) ke pemerintahan daerah (district government), yang berpusat
di pemerintahan kota dan Kabupaten. Dengan demikian, kewenangan-
kewenangan penyelenggaraan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan
menengah berada di pundak Pemerintah Kota dan Kabupaten, sehingga
implementasinya akan diwarnai oleh political will pemerintah daerah, yang
dituangkan dalam Peraturan Daerah (Perda). Dalam hal ini, tentu sajayang
paling menentukan adaah Bupati/Walikota, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD),dan Kepala Dinas Pendidikan beserta jajarannya. Oleh karena itu,
merekalah yang paling bertanggung jawab terhadap peningkatan mutu/kualitas
pendidikan di daerahnya, meskipun tidakselamanya demikian, karena dalam
pelaksanaannya tidak sedikit penyimpangan dan salah penafsiran terhadap
kebijakan yang digulirkan, sehingga menimbulkan berbagai kerancuan bahkan
penurunan kualitas.
Dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan,
keberhasilan dan kegagalan pendidikan di sekolah sangat bergantung pada guru,
kepala sekolah dan pengawas,karena ketiga figur tersebut merupakan kunci
yang menetukan serta menggerakan berbagai komponen dan dimensi sekolah
yang lain (Mulyasa, 2012). Dalam posisi tersebut baik buruknya komponen
sekolah yang lain sangat ditentukan oleh kualitas guru, kepala sekolah, dan
pengawas tanpa mengurangi arti penting tenaga pendidikan yang lain.
Implementasi desentralisasi pendidikan menuntut kepala sekolah dan pengawas
untuk mengembangkan sekolah yang efektifdan produktif, dengan penuh
kemandirian dan akuntabilitas.Pendidikan bangsa Indonesia sekarang ini sangat
memprihatinkan banyak kasus-kasusyang terjadi di setiap penjuru negeri.
Masalah pendidikan yang ada di Indonesia semakin harisemakin rumit,
bertambah banyak dan komplek. Salah satu permasalahan pendidikan yang
dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap
jenjang dan satuan pendidikan, meskipun mungkin telah banyak upaya
dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya kurikulum
nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pengadaan buku dan
alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana dan peningkatan
mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu
pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah,
terutama di kota-kota menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup
menggembirakan, tetapi sebagian lainnya masih memprihatinkan.
Dari uraian diatas maka kami melakukan observasi terhadap mutu
pendidikan di SMK Negeri 1 Cimahi untuk mengetahui sejauh mana kualitas
mutu pendidikan tersebut dilaksanakan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Mutu Pendidikan?
2. Standar apa saja yang diterapkan di SMK Negeri 1 Cimahi?
3. Bagaimana konsep SPMI yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Cimahi?
4. Bagaimana hasil rapor SMK Negeri 1 Cimahi?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu mutu pendidikan
2. Mengetahui standar yang diterapkan di SMK Negeri 1 Cimahi
3. Mengetahui konsep SPMI di SMK Negeri 1 Cimahi
4. Mengetahui hasil rapor SMK Negeri 1 Cimahi
BAB 2
TEORI DASAR

2.1 Indikator Mutu

Mutu pendidikan dasar dan menengah adalah tingkat kesesuaian antara


penyelenggaraan pendidi- kan dasar dan menengah dengan Standar Nasional
Pendidikan (SNP) di sekolah. Mutu pendidikan di sekolah cenderung tidak ada
peningkatan tanpa diiringi dengan penjaminan mutu pendidikan oleh sekolah.
Penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah sendiri merupakan mekanisme
yang sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa seluruh
proses penye- lenggaraan pendidikan telah sesuai dengan standar mutu dan aturan
yang ditetapkan.

Pentingnya Penjaminan Mutu Pendidikan


Penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah merupakan:
❖ Kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu yang
mengatur segala kegiatan untuk meningkatkan mutu secara sistematis, terencana
dan berkelanjutan.
❖ Bertujuan memastikan pemenuhan standar pada satuan pendidikan secara
sistemik, holistik, dan berkelanjutan, sehingga tumbuh dan berkembang budaya
mutu pada satuan pendidikan secara mandiri.
❖Berfungsi sebagai pengendali penyelenggaraan pendidikan oleh satuan
pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu.

Desain Sistem
Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
❖ Sistem penjaminan mutu internal yang dilaksanakan dalam satuan pendidikan
dan dijalankan oleh seluruh komponen satuan pendidikan.
❖ Sistem penjaminan mutu eksternal yang dilaksanakan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, lembaga akreditasi dan lembaga standarisasi pendidikan.
Sistem informasi penjaminan mutu yang menunjang implementasi kedua sistem
di atas.
Sistem mengikuti siklus kegiatan sesuai dengan komponen masing masing.
Siklus sistem penja- minan mutu internal terdiri atas:
❖ Penetapan standar sebagai landasan dimana Standar Nasional Pendidikan
merupakan kriteria minimal yang harus dipenuhi.
❖ Pemetaan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan
berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan.
❖ Pembuatan rencana peningkatan mutu yang dituangkan dalam rencana kerja
sekolah.
❖ Pelaksanaan pemenuhan mutu baik dalam program kerja maupun proses
pembelajaran.
❖ Evaluasi/audit terhadap proses pelaksanaan pemenuhan mutu yang telah
dilakukan.
Seluruh siklus ini dilaksanakan oleh satuan pendidikan. Sementara siklus
sistem penjaminan mutu eksternal terdiri atas:
❖ Pemetaan mutu satuan pendidikan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
❖ Perencananaan peningkatan mutu yang dituangkan dalam rencana strategis.
❖ Fasilitasi pemenuhan mutu di seluruh satuan pendidikan.
❖ Monitoring dan evaluasi terhadap proses pelaksanaan pemenuhan mutu.
❖ Penetapan dan evaluasi Standar Nasional Pendidikan.
❖ Pelaksanaan akreditasi satuan pendidikan dan/atau program keahlian.
Siklus sistem penjaminan mutu eksternal ini dilaksanakan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, lembaga standardisasi (BSNP) dan lembaga akreditasi BAN
S/M atau lembaga akreditasi mandiri sesuai kewenangan masing-masing.
Acuan Mutu
Penjaminan mutu pendidikan mengacu pada standar sesuai peraturan yang
berlaku. Acuan utama adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang telah
ditetapkan sebagai kriteria minimal yang ha- rus dipenuhi oleh satuan pendidikan
dan penyelenggara pendidikan.
Standar Nasional Pendidikan terdiri atas:
❖ Standar Kompetensi Lulusan
❖ Standar Isi
❖ Standar Proses
❖ Standar Penilaian
❖ Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
❖ Standar Pengelolaan
❖ Standar Sarana dan Prasarana
❖ Standar Pembiayaan
Kedelapan standar tersebut membentuk rangkaian input, proses, dan output.
Standar Kompetensi Lulusan merupakan output dalam rangkaian tersebut dan akan
terpenuhi apabila input terpenuhi sepenuhnya dan proses berjalan dengan baik.
Standar yang menjadi input dan proses dideskripsi- kan dalam bentuk hubungan
sebab-akibat dengan output. Standar dijabarkan dalam bentuk indi- kator mutu
untuk mempermudah kegiatan pemetaan mutu dalam penjaminan mutu pendidikan.

2.2 SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal)

2.2.1 Konsep SPMI

Penjaminan Mutu Pendidikan adalah suatu mekanisme yang sistematis,


terintegrasi dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa seluruh proses
pendidikan sesuai dengan standar mutu dan aturan yang ditetapkan.

PEMETAAN PERENCANAAN
MUTU PEMENUHAN
MUTU

PENYUSUNAN
PELAKSANAAN
STRATEGI
PEMENUHAN
PENINGKATAN
MUTU
MUTU

UU no.20/2003 tentang Sisdiknas MONITORING

menyatakan SNP adalah kriteria


DAN EVALUASI

minimal sekolah di Indonesia.


SPMI-Dikdasmen direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan dan dikembangkan
oleh setiap satuan pendidikan dasar dan menengah
(Bab III, Pasal 3, ayat 2)
Prinsip SPMI
1. Mandiri
2. Terstandar
3. Akurat
4. Sistemik dan berkelanjutan
5. Holistik
6. Terdokumentasi
Ruang Lingkup SPMI
1. SPMI-Dikdasmen mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan
dengan memanfaatkan sumber daya untuk mencapai SNP
2. SPMI-Dikdasmen dievaluasi dan dikembangkan secara berkelanjutan oleh
setiap satuan pendidikan
3. SPMI-Dikdasmen ditetapkan oleh satuan pendidikan dan dituangkan
dalam pedoman pengelolaan satuan pendidikan serta disosialisasikan
kepada pemangku kepentingan pendidikan(Pasal 5, ayat
Tugas Satuan Pendidikan terkait SPMI
a. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan mengembangkan SPMI
b. Menyusun dokumen SPMI
c. Membuat rencana peningkatan mutu yang dituangkan dalam RKS
d. Melaksanakan pemenuhan mutu
e. Membentuk tim penjaminan mutu pada satuan pendidikan
f. Mengelola data mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan
( Pasal 11, ayat 1)
SPMI-Dikdasmen memiliki siklus kegiatan yang terdiri atas:
a. Memetakan mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan berdasarkan
SNP
b. Membuat perencanaan peningkatan mutu yang dituangkan dalam rencana
kerja sekolah
c. Melaksanakan pemenuhan mutu dalam pengelolaan satuan pendidikan dan
proses pembelajaran
d. Melakukan monitoring dan evaluasi proses pelaksanaan pemenuhan mutu
yang telah dilakukan
e. Menyusun strategi peningkatan mutu berdasarkan hasil monitoring dan
evaluasi
( Pasal 5, ayat 1)
Siklus SPMI dan Luarannya

2.2.2 Indikator keberhasilan SPMI


1. Indikator Proses
Meningkatnya kemampuan satuan pendidikan dalam menjalankan
siklus penjaminan mutu pendidikan yang dapat diidentifikasi dari adanya
perubahan pengelolaan satuan pendidikan; adanya kebijakan dan implementasi
kebijakan yang mengacu pada SNP; meningkatnya kemampuan dalam
merencanakan dan melaksanakan rencana pemenuhan mutu yang disusun; dan
meningkatnya kemampuan untuk memonitor dan mengevaluasi mekanisme
yang telah dilakukan
2. Indikator Output
Terwujudnya peningkatan mutu pendidikan pada satuan pendidikan,
yang ditunjukkan dengan meningkatnya kompetensi pendidik dalam
menjalankan proses pembelajaran mulai dari perencanaan hingga penilaian,
pengembangan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, meningkatnya pengelolaan
sarana prasarana dan keuangan, kerjasama dan keterlibatan seluruh pemangku
kepentingan
3. Indikator Outcome
Adanya peningkatan hasil belajar peserta didik; hasil uji kompetensi
dan penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan; prestasi satuan
pendidikan beserta anggota; terwujudnya lingkungan belajar yang
menyenangkan; adanya penghargaan serta dukungan finansial pemangku
kepentingan
4. Indikator Dampak
Terbangunnya budaya mutu dengan terlaksananya penjaminan mutu
yang berkesinambungan dan berkelanjutan pada satuan pendidikan

2.2.3 Tahapan Implementasi SPMI di Satuan Pendidikan

1. Sosialisasi
Melakukan sosialisasi mengenai konsep, tujuan, manfaat, mekanisme
SPMI kepada seluruh warga sekolah, antara lain : Kepsek, guru, TAS, komite
sekolah, orang tua, siswa
2. Komitmen Mutu
Seluruh warga sekolah menandatangani komitmen mutu yang
dipajang di tempat yang strategis
3. Membentuk TPMPS
 Kepala sekolah memimpin rapat untuk menentukan TPMPS
 TPMPS terdiri dari : Kepsek, Guru, TAS, Komite Sekolah/ Orang Tua,
Tenaga Kependidikan Lainnya
 Kepsek menjelaskan tugas dan fungsi TPMPS
 Kepsek membuat SK pengangkatan TPMPS

Tim penjaminan mutu pendidikan sekolah (TPMPS)


• Ada SK
• Susunan tim
• Dilengkapi dengan uraian tugas
• Program kerja tim

Kepala
Sekolah

Ketua TPMPS

Tim
Tim Monev
Pengembang

Tenaga
Dewan Guru
Kependidikan

Contoh struktur
4. Pemetaan Mutu
 Kepala Sekolah, TPMPS, Komite, Guru mengadakan pertemuan untuk
membahas pemetaan mutu sekolah
 Pemetaan mutu sekolah diawali dengan mencermati butir-butir pertanyaan
pada instrumen pemetaan mutu (EDS/PMP)
 Jawablah semua pertanyaan yang ada pada instrumen pemetaan mutu
(EDS) dengan cara membandingkannya dengan realita yang terjadi di
sekolah didukung dengan bukti fisik
 Cermati dan analisis hasil EDS/PMP, bandingkan indikator pada setiap
SNP dan kenyataan yang terjadi di sekolah
 Tentukan akar permasalahan dari setiap permasalahan yang muncul
 Lakukan reviu atas visi dan misi sekolah, tentukan seberapa besar
pencapaian dari visi misi tersebut dan buatlah rekomendasi untuk
pencapaian visi misi sekolah
 Tuliskanlah rekomendasi pada setiap indikator SNP berdasarkan akar
permasalahan
5. Penyusunan Rencana Pemenuhan Mutu (RKS/RKAS)
 Tentukan program/ kegiatan pada setiap rekomendasi dari hasil pemetaan
mutu
 Tentukan skala prioritas
 Buatlah RKS/ RKAS deengan mempertimbangkan berbagai hal antara lain:
kondisi/ karakteristik sekolah, keuangan, SDM, dll
6. Pelaksanaan Pemenuhan Mutu
 Buatlah deskripsi/ juklak pada setiap program pemenuhan mutu disertai
dengan hel teknis lainnya seperti: siapa penanggung jawabnya, pelaksana,
alat bahan, koordinasi, sumber dana
 Tentukan indikator mutu (indikator kerberhasilan kinerja) pada setiap
program/ kegiatan
 Laksanakan program/ kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang sudah
dibuat
7. Monitoring dan Evaluasi (Monev)
 Susunlah instrumen monitoring dan evaluasi berdasarkan indikator mutu yang
hendak dicapai
 Tentukan siapa yang akan menjadi petugas monev pada setiap program/
kegiatan
 Lakukan monev pada setiap kegiatan pemenuhan mutu untuk memastikan
ketercapaian indikator keberhasilan
8. Menyusun Strategi Peningkatan Mutu
 Cermati dan analisis hasil monitoring dan evaluasi di setiap program
 Lakukan inovasi pada setiap pemenuhan mutu
 Inovasi dapat berupa pengembangan indikator SNP, inovasi pada pemenuhan
mutu, dll
2.3 Rapor Mutu dan Pemanfaatan Data Mutu Pendidikan
2.3.1 Rapor Mutu
1. Akses peta/rapor mutu wilayah/sekolah
Alamat akses rapor mutu:
http://pmp.dikdasmen.kemdikbud.go.id/raporNG/index.php

2. Mendownload peta/rapor mutu wilayah/sekolah


3. Mempelajari isi informasi dalam rapor mutu
4. Mempelajari bentuk informasi dalam rapor mutu
5. Memahami level informasi pada rapor mutu
6. Benchmarking capaian mutu wilayah
7. Memantau capaian multi tahun
2.3.2 Memanfaatkan Data Mutu
1. Pemanfaatan untuk perencanaan sarana dan prasarana
2. Pemanfaatan peta mutu untuk perencanaan bantuan operasional sekolah
3. Pemanfaatan peta mutu untuk perencanaan implementasi K13
4. Pemanfaatan peta mutu untuk perencanaan pelatihan guru
5. Analisis akar permasalahan UN
6. Penerapan kebijakan zonasi
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Hasil Observasi


SMKN 1 CIMAHI merupakan instansi pendidikan yang mengutamakan
pelayanan prima sebagai landasan untuk mengendalikan mutu di instansi tersebut,
terdapat dari data pengamatan pembicaraan hasil observasi.
1. Ketika ada siswa yang bermasalah dalam belajar, dilakukannya metode
preventif sebagai langkah awal dan action sebagai langkah untuk
memperbaikinya.
Contoh:
Dadan merupakan salah satu siswa di SMKN 1 Cimahi yang berprestasi,
namun ia selalu terlambat datang ke sekolah:

 Kesiswaan menanyakan kenapa yang terjadi kepada siswa tersebut,


Ternyata siswa tersebut telah membantu orangtuanya untuk
mempersiapkan dagangan di pasar, sehingga membuat dirinya
terlambat datang.
 Kesiswaan memanggil orangtuanya untuk menanyakan kembali
kebenaran yang dijelaskan oleh Dadan kepada kesiswaan. Setelah
dibenarkan apa yang diucapkan siswa tersebut oleh orangtua nya.
 Kesiswaan mengambil langkah kesepakatan dengan orang tua siswa,
agar tidak terjadi kembali. Kedua belah pihak setuju.

2. Nilai rata-rata mata pelajaran fisika di kelas 11 mengalami penurunan, 1


dari 7.
 Pihak internal sekolah menanyakan perihal tersebut kepada beberapa
guru mata pelajaran yang bersangkutan.
 Dilakukan solusi penyelesaiannya
 Dibuatlah kesepakatan bahwa kondusifitas dan efektifitas dalam
mengajar fisika dikelas harus ditingkatkan.

3. Rata-rata lulusan SMKN 1 Cimahi tahun 2019 tidak bisa melakukan


pengukuran menggunakan alat ukur.
 Mengevaluasi komponen didalamnya
 Ternyata siswa belum pernah menggunakan alat ukur tersebut
dikarenakan belum sempat diajarkan oleh gurunya disekolah
 Mengoptimalkan pembelajaran tentang menggunakan alat ukur.
Salah satu contoh lain dari SMKN 1 Cimahi dalam pelayanannya adalah
ketika lulusan instansi tersebut dibimbing sebelum kerja dengan cara melakukan
pelatihan satu tahun untuk memaksimalkan kemampuan peserta didiknya agar siap
dan layak kerja.
SMKN 1 Cimahi mengantar lulusan nya untuk di tempatkan diperusahaan,
sebagai suatu langkah pelayanan prima, salah satu tujuan lainnya itu adalah untuk
meyakinkan perusahaan bahwa siswa tersebut mampu bekerja dalam beberapa
bidang yang dikuasai nya.
Pelayanan merupakan hal utama dalam mengendalikan mutu di SMKN 1
Cimahi, karena ketika memberikan pelayanan prima maka mutu akan meningkat.
Tentu saja hal tersebut harus sesuai dengan perangkat yang mendukung.
Hasil Rapor SMK Negeri 1 Cimahi

SMK
Prop.
Kota NEGERI
Nomor Standar Nasional Pendidikan Nasional Jawa
Cimahi 1
Barat
CIMAHI
1 Standar Kompetensi Lulusan 4,99 4,16 5,28 4,8
2 Standar Isi 4,67 4,12 4,93 4,46
3 Standar Proses 5,37 4,53 5,49 5,32
4 Standar Penilaian Pendidikan 5,65 5,7 5,52 3,89
5 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 3,28 2,92 4,27 3,76
6 Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan 3,07 2,85 3,17 2,81
7 Standar Pengelolaan Pendidikan 4,73 3,98 4,84 4,76
8 Standar Pembiayaan 5 4,59 5,18 5,72
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
SMK Negeri 1 Cimahi telah menjalankan standar ISO, SPMI, SPMP,
dan SNP. Dimana yang menjadi fokusnya adalah peningkatan dari segi
pelayanannya. Karena ketika pelayanan baik, maka instrumen yang ada di
sekolah tersebut akan berjalan dengan baik dan menghasilkan lulusan yang
kompeten di bidangnya. Juga dilihat dari hasil rapor SMK Negeri 1 Cimahi
pada tahun 2017, dari 8 standar nasional pendidikan hanya 2 standar saja yang
melebihi batas akhir yang ditentukan.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Richardo, Hendriks. 2016. CONTOH MAKALAH PENINGKATAN MUTU
PENDIDIKAN. Diakses di
https://www.academia.edu/8062587/CONTOH_MAKALAH_PENINGKA
TAN_MUTU_PENDIDIKAN.Diakses pada tanggal 2 November 2019.

Anda mungkin juga menyukai