Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGEMBANGAN KARIR PENDIDIKAN TEKNOLOGI


KEJURUAN
“Pekerjaan dan Struktur Pekerjaan”

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Nurhasan Syah, M. Pd.
Dr. Ahyanuardi, M.T

Disusun oleh :
DEBI SANITA

PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN (S2)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan.

Dalam makalah ini penulis membahas “Pekerjaan dan Struktur Pekerjaan”.


Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam tentang hakikat pekerjaan dan
struktur pekerjaan itu sendiri terutama bagi mahasiswa dan sekaligus melakukan
apa yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah “Pengembangan
Karir Pendidikan Teknologi Kejuruan”. Dalam proses pendalaman materi,
tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa
terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan kepada :

• Dr. Nurhasan Syah, M. Pd. dan Dr. Ahyanuardi, M.T selaku dosen mata
kuliah “Pengembangan Karir Pendidikan Teknologi Kejuruan”.
• Rekan-rekan mahasiswa/i Pendidikan Teknologi Kejuruan (S2) Tahun
Ajaran 2020/2021 yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah
ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, penilis menyadari sepenuhnya bahwa
ada kekurangan baik dari segu penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh
karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka penulis membuka tangan
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada
penulis sehingga dapat memperbaiki di masa yang akan datang.
Semoga makalah ni dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Padang, 28 Februari 2021


Penyusun,

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan Masalah.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Hakikat Pekerjaan dan Karir.............................................................................3
B. Manusia Kerja dan Karier.................................................................................5
C. Struktur Pekerjaan di Indonesia........................................................................5
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karier.......................................................6
BAB III PENUTUP.............................................................................................12
A. Kesimpulan.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pekerjaan yang memuaskan sesuai dengan kemampuan, bakat, dan
minatnya, maka diperlukan perencanaan karir secara matang. Dalam
konteks pendidikan upaya membantu siswa dalam merencanakan
pemilihan jabatan atau pekerjaan di masa mendatang secara tepat
merupakan aspek yang sangat krusial, sehingga telah menempatkan
pentingnya layanan bimbingan karir bagi siswa sebagai bagian integral
dari layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Bahkan, apabila ditinjau
dari perspektif sejarah lahirnya bimbingan dan konseling tidak lepas dari
upaya untuk membantu siswa-siswa mendapatkan lapangan kerja yang
cocok sesudah mereka meninggalkan bangku sekolah, melalui gerakan
bimbingan jabatan atau masalah karir.
Di Indonesia sendiri, pentingnya bimbingan karir bagi para siswa,
khususnya di tingkat SMA sudah dirasakan sejak lama, dan sejak
ditetapkannya Kurikulum tahun 1984 bimbingan karir mulai diformalkan,
sehingga telah menjadi penampang dari keseluruhan bimbingan dan
konseling di sekolah. Namun karena sempitnya pemahaman para konselor
di sekolah, sehingga dalam pelaksanaanya sering terjadi malpraktek
(dianggap sebagai bidang studi sehingga diajarkan), tidak diikuti dengan
assesmen yang tepat, informasi pekerjaan tidak diberikan secara
mendalam, terpadu, dan komprehensif, serta kurang dilaksanakan secara
intensif. Akibatnya hasil-hasil dari bimbingan karier tersebut masih jauh
dari apa yang diharapkan.
B. Rumusan Masalah
Dari deskripsi yang dikemukakan pada latar belakang di atas,
dapat diformulasikan permasalahan yaitu:
1. Apa itu hakikat pekerjaan dan karier?
2. Apa yang dimaksud dengan manusia kerja dan karier?
3. Bagaimana struktur pekerjaan di Indonesia?

1
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi karier?
C. Tujuan Masalah
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, berdasarkan latar
belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini
yaitu:
1. Untuk mengetahui apa itu hakikat pekerjaan dan karier?
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manusia kerja dan
karier?
3. Untuk mengetahui bagaimana struktur pekerjaan di Indonesia?
4. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi karier?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Pekerjaan dan Karir
1. Pekerjaan
    Pada dasarnya hakikat kerja adalah bekerja dengan tulus dan ikhlas.
Pekerjaan adalah usaha yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan diri
sendiri atau umum, jadi orang bekerja itu bertujuan untuk
mempertahankan eksistensi diri sendiri dan keluarganya. Dunia kerja
adalah segala sesuatu yang harus dipersiapkan dalam melaksanakan
sesuatu untuk mencapai suatu tujuan.
Work is The systematic pursult of an objective valued by oneself
(even if only for survival) and desired by others; directed and consecutive,
It requires the expenditure of effort. It may be compensated (paid work) or
uncompensated (volunteer work or an avocation). The objective may be
intrinsic enjoyment of the work itself, the structure given to life by the
work role, the economic support which work makes possible, or the type
of leisure which it facilitates (Herr & Cramer,1982).
Kerja (work) atau Pekerjaan (Job) memiliki kesamaan kewajiban
dan tugas-tugas pokok dalam suatu organisasi/unnit atau lembaga. Job
berorientasi pada tugas dan hasil serta berpusat pada organisasi, dapat
diduduki satu orang atau beberapa orang.
Dalam pekerjaan terdapat unsur-unsur (elements), tugas-tugas
(tasks), dan posisi (pekerjaan yang lakukan/position) : Unsur (elements)
merupakan komponen paling kecil dari suatu pekerjaan, misalnya :
memutar musik, mengangkat buku, menekan tombol, menggali lubang,
memindahkan dan lain-lain.
Tugas (task) merupakan kinerja/untuk kerja yang dibutuhkan
dalam bekerja. Task menampilkan kegiatan fisik atau mental yang
membentuk langkah-langkah logis yang diperlukan dalam suatu pekerjaan.
Beberapa unsur pekerjaan membentuk satu himpunan tugas. Super (1976)

3
menyatakan bahwa tugas adalah suatu perbuatan yang dikehendaki pada
pekerjaan atau dalam suatu permainan, misalnya : mengangkat bunga,
menata bunga, menyiram bunga, menerima surat, membukukan surat,
menyimpan surat dan lain-lain.
Posisi (positions) merupakan sekelompok tugas-tugas (tasks) yang
diselenggarakan seseorang/pekerja/pegawai, dibayar dan tidak bersifat
pribadi. Tugas-tugas itu merupakan kewajiban dan tanggung jawab yang
dibebankan kepadanya. Tugas-tugas itu membentuk suatu pekerjaan.
Tolbert (1980) mengemukakan bahwa posisi adalah suatu kelompok
aktivitas, tugas atau kewajiban dikerjakan oleh satu orang, misalnya :
membaca konsep yang akan diketik, memasukkan kertas, mengetik surat
sesuai format, mengeluarkan surat yang diketik, menyerahkan hasil
ketikan pada atasan yang memberi tugas.
2. Karier
Karier bukan pekerjaan, melainkan serangkaian urutan (sequences)
pekerjaan atau okupasi-okupasi pokok utama (major) yang dilaksanakan
atau dijabat seseorang sepanjang hidupnya, atau dapat juga dikatakan
bahwa karir seseorang terlambang pada urutan (suquences) jabatan-jabatan
utama yang ditekuni seseorang selama kehidupannya.
Donal E.Super (dalam Dewa K.Sukardi, 1994:17) karir adalah
sebagai suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan
kedudukan yang mengarah pada kehidupan dalam dunia kerja. Sedangkan
menurut Munandi (1996:237) karir adalah pengambilan keputusan kerja
itu proses developmental dan pengambilan keputusan menyangkut
pekerjaan itu suatu proses yang panjang serta pekerjaan itu sendiri
berkembang.
Dapat disimpulkan karier sebagai suatu rangkaian pekerjaan,
jabatan dan kedudukan yang mengarah pada kehidupan dalam dunia kerja
dan mengambil keputusan menyangkut pekerjaan tersebut merupakan
suatu proses yang panjang serta pekerjaan itu sendiri berkembang
walaupun dalam pekerjaan yang sama.

4
B. Manusia Kerja dan Karier
Kebutuhan manusia untuk memenuhi semua kebutuhannya,
menjadikan usaha untuk mendapatkan dan meraih semua yang dibutuhkan dan
diimpikan, dalam hal ini manusia akan melakukan usaha atau pekerjaan untuk
mendapatkan hal yang ingin ia wujudkan. Dalam artian sempit manusia
membutuhkan kerja untuk hidup.
Dalam proses panjang dalam menjalani pekerjaan, biasanya dilakukan
secara bertahap dan meningkat atau karier. Namun ada juga dilakukkan
sebatas propesi dan tuntutan kebutuhan yang memaksa untuk bekerja. Tetapi
kejadiannya kembali bertolak dari keinginan memenuhi kebutuhan hidup, baik
jasmaniah maupun rohaniah.
C. Struktur Pekerjaan di Indonesia
Sejak tahun 2000 Sakernas (Survei Angkatan Kerja Nasional) menerapkan
konsep-konsep ketenagakerjaan sebagai berikut : lapangan pekerjaan atau
sektor pekerjaan didasarkan pada KLUI (Klasifikasi lapangan Usaha
Indonesia) tahun 2000, yang merupakan recisi dari KLUI tahun 1997. Jenis
pekerjaan, sejak Sakernas 2001, kembali menggunakan ISCO (International
Standard Classification of Occupation) tahun 1968 atau KJPI (Klasifikasi
Jenis Pekerjaan Indonesia) tahun 1982.
Sturktur kerja di Indonesia berdasarkan angkatan dapat di bagi menjadi
dua, yaitu struktur umur dan struktur pendidikan.
1. Struktur Kerja berdasarkan Umur
Dalam hal ini publikasi yang dibuat oleh Badan Pusat Statistik
mengenai ketenagakerjaan, ada dua macam batasan umur. Pertama,
memakai batas umur kerja 10 tahun ke atas dan yang kedua 15 tahun ke
atas. Data yang dikaji pada tulisan ini menggunakan batasan usia kerja 15
tahun ke atas, jikapun ada pembanding yang memakai batas usia kerja 10
tahun ke atas, akan distandarkan terlebih dahulu pada usia 15 tahun ke
atas.

5
Digunakan batas usia 15 tahun ke atas, akan memudahkan bagi
perencana ketenagakerjaan di tingkat pusat maupun daerah, sebab
pembuatan kebijakan ketenagakerjaan biasanya mendasarkan pada batasan
usia kerja 15 tahun ke atas (Setiawan, 2000).
2. Struktur kerja berdasarkan pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan
kualitas tenaga kerja. Idealnya, tenaga kerja yang tersedia di suatu negara
memiliki pendidikan yang memadai sesuai dengan kesempatan kerja yang
tersedia, namun di negara-negara yang dalam kondisi masih sedang
berkembang biasanya terjadi mismatch atau tidak sesuai dengan keahlian
antara pendidikan dengan pekerjaan yang ditekuninya.
Pendidikan tenaga kerja, sering diukur dengan proporsi tenaga
kerja berdasarkan pendidikan yang ditamatkan. Hal ini biasanya nampak
pada struktur tingkat pendidikan dan pekerjaan yang dilakoni oleh pekerja
yang sesuai dengan kemampuan tingkat pendidikannya.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karier
Faktor-faktor yang mempengaruhi karier meliputi dua faktor yaitu faktor
yang bersumber dari diri individu dan faktor yang bersumber dari lingkungan
dan orang lain. Kedua faktor ini sangat berpengaruh baik langsung maupun
tidak langsung pada pemilih karier.
1. Faktor internal adalah faktor-faktor yang bersumber pada diri individu.
a. Kemampuan Inteligensi
Taraf inteligensi (kecerdasan) yaitu taraf kemampuan untuk
mencapai prestasi-prestasi yang di dalamnya berpikir memegang
peranan (Winkel, 1991:531). Kemampuan inteligensi yang dimiliki
oleh individu memegang peran yang penting sebab kemampuan
itelegensi yang dimiliki seseorang dapat dipergunakan sebagai
pertimbangan dalam memasuki pekerjaan, jabatan atau karier dan juga
sebagai pelengkap dalam mempertimbangkan memasuki suatu jenjang
pendidikan tertentu.

6
Adanya suatu perbedaan kecepatan dan kesempurnaan individu
dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya,
sehingga hal itu memperkuat asumsi bahwa kemampuan inteligensi itu
memang ada dan berbeda-beda pada setiap orang, dimana orang yang
memiliki taraf inteligensi yang lebih tinggi lebih cepat untuk
memecahkan permasalahan yang sama bila dibandingkan dengan
orang ynag memiliki taraf inteligensi yang lebih rendah. Kemampuan
inteligensi yang dimiliki oleh individu memegang peranan yang
penting, sebab kemampuan inteligensi yang dimiliki seseorang dapat
dipergunakan sebagai pertimbangan dalam memasuki suatu pekerjaan,
jabatan atau karir dan juga sebagai pelengkap dalam
mempertimbangkan memasuki suatu jenjang pendidikan tertentu.
Tingkat inteligensi yang dimiliki oleh seseorang dalam satu jabatan
tetentu dapat dipergunakan sebagai suatu pola acuan dalam
merningkatkan promosi jabatannya, apakah mereka itu cocok
dipromosikan dalam jabatan professional dan manajerial I, profesional
dan manajerial II, skillet, semi skillet, unskilled ataukah tetap berada
pada posisi semula kalau ditinjau dari jabatan structural.
b. Bakat
Rudi Mulyatiningsih (2004:91) bakat merupakan kemampuan
yang dibawa sejak lahir.untuk itulah kiranya perlu sedini mumgkin
bakat-bakat yang dimiliki seseorang atau anaka-anak disekolah
diketahui dalam rangka memberikan bimbingan belajar yang paling
sesuai dengan bakat-bakatnya dan lebih lanjut dalam rangka
memprediksi bidang kerja, jabatan atau karir para murid setelah
menamatkan studinya perlulah kiranya pada setiap siswa disekolah
dilaksanakan tes bakat. Kemampuan itu jika diberi kesempatan untuk
berkembang melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.
Sedangkan menurut Munandir (1992:17) bakat (aptitude) adalah
kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan
dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat memilki pengaruh dalam karir

7
khususnya dalam kesuaian bakat dengan pilihan jabatan atau karir,
individu cendrung memilih jabatan atau karir yang sesuai dengan
bakatnya.
c. Minat
Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi,
perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas,
takut dan kecendrungan-kecendrungan lain yang bisa mengarahkan
individu kepada suatu pilihan tertentu (Dewa K.Sukardi, 1994:46).
Sedangkan Munandir (1996:146) berpendapat bahwa minat adalah
kecendrungan tingkah laku umum seseorang untuk tertarik kepada
sekelompok hal tertentu. Minat merupakan daya yang mengarahkan
individu untuk memanfaatkan waktu luangnya dalam melaksanakan
hal yang paling disenangi untuk dilakukan. Minat sangat besar
pengaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suatu pekerjaan, jabatan
atau karir.
d. Sikap
Sikap ialah kecendrungan seseorang untuk bertindak atau
bertingkah laku (Rudi Mulyatiningsih, 2004:20). Dengan pengertian
lain sikap dimiliki individu dalam mereaksi terhadap dirinya sendiri,
orang lain atau situasi tertentu. Dalam memutuskan pilihan karier
individu akan bersikap atau bertindak sesuai dengan keadaan atau
situasi yang dihadapinya. Sikap individu berbeda-beda dalam
menghadapi situasi sehingga dalam pemilihan karirnya individu akan
bereaksi sesuai sikapnya sendiri. Reaksi positif dari individu terhadap
suatu pekerjaan, jabatan atau karir merupakan suatu faktor yang
berpengaruh terhadap keberhasilan untuk mencapai prestasi.
e. Kepribadian
Kepribadian diartikan sebagai suatu organisasi yang dinamis di
dalam individu dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan
penyesuaian-penyesuaian yang Unik terhadap lingkungannya.

8
Terbentuknya pola kepribadian seseorang dipengarui oleh beberapa
faktor yakni faktor bawaan (fisik dan psikis), faktor pengalaman awal
dalam keluarga dan faktor pengalaman untuk kehidupan seterusnya.
Faktor kepribadian ini memiliki peranan yang berpengaruh bagi
seseorang dalam menentukan arah pilihan jabatan.
f. Nilai
Nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi
kemanusiaan (Dewa K. Sukardi, 1994:47). Dimana nilai bagi manusia
di pergunakan sebagai suatu patokan dalam melaksanakan tindakan.
Nilai-nilai yang dianut oleh individu berpengaruh terhadap pekerjaan
yang dipilihnya, serta berpengaruh terhadap prestasi dalam pekerjaan.
Individu yang memiliki nilai moral yang tinggi akan memiliki rasa
tanggung jawab yang tinggi pula dalam pekerjaannya.
g. Hobi atau Kegemaran
Hobi adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan individu karena
kegiatan tersebut merupakan kegemarannya atau kesenangannya.
Biasanya individu menyesuaikan karier dengan hobinya. Dengan hobi
yang dimilikinya seseorang memilih pekerjaan yang sesuai sudah
barang tentu berpengaruh terhadap prestasi kerja yang dijabatnya.
h. Prestasi
Prestasi merupakan perwujudan dari bakat kemampuan (Utami
Munandar, 1992:19) prestasi yang sangat menonjol dalam salah satu
bidang mencerminkan bakat yang unggul dalam bidang tersebut.
i. Keterampilan
Keterampilan yang dapat pula diartikan cakap dan cekatan dalam
mengerjakan sesuatu. Dengan pengertian lain keterampilan ialah
penguasaan individu terhadap sesuatu perbuatan.
j. Penggunaan waktu senggang
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan diwaktu senggang agar
mendapatkan kepuasan kerja biasanya dalam melaksanakan kegemaran
dan hobi. Misalnya : olahraga, kemping, mendaki gunung, dll.

9
k. Aspirasi dan pengetahuan pendidikan
Aspirasi dengan pendidikan sambungan yang diinginkan yang
berkaitan dengan perwujudan cita-citanya.
l. Pengalaman kerja
Pengalaman kerja yang pernah dialami dan dilakukan individu
akan memicu untuk melakukan perkerjaan itu kembali bila hal itu
menarik perhatiannya kembali.
m. Keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah.
Hal ini seringkali menjadi pemicu invididu untuk tidak melakukan
suatu karier karena keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah yang
kurang mendukung.
n. Masalah dan keterbatasan pribadi
Masalah atau problema dari aspek diri sendiri selalu ada
kecendrungan yang bertentangan apabila menghadapi masalah tertentu
sehingga merasa tidak senang, benci, khawatir, takut, pasrah dan
binggung apa yang harus dikerjakan.
2. Faktor Eksternal
Disamping faktor yang ada pada diri individu, faktor luar juga
memiliki pola kecendrungan yang berpengaruh terhadap pola jabatan,
yaitu:
a. Orang tua
Dukungan positif dari orang tua sangat membantu dalam memilih
karir yang diinginkan. Sebaliknya sebuah pemaksaan akan berakibat
buruk bagi pemilihan karir dan jabatan.
b. Masyarakat
Winkel (1991:536) masyarakat merupakan lingkaran sosial budaya
dimana orang muda dibesarkan. Individu yang berada di lingkungan
masyarakt tidak lepas dari pandangan-pandangan mereka, termasuk
juga dalam pemilihan karier individu akan jabatan yang dipandang
masyarakat baik.
c. Sosial ekonomi keluarga

10
Status sosial ekonomi keluarga berpengaruh pada pemilihan karir
mengingat persyaratan memasuki jabatan memerlukan tingkat
pendidikan tertentu dan tingkat pendidikan sangat dipengaruhi oleh
tingkat sosial ekonomi keluarga.

d. Pergaulan
Teori John L. Holland menyatakan pemilihan pekerjaan atau
jabatan adalah hasil dari interaksi antara faktor hereditas dengan segala
pengaruh budaya, teman bergaul orang tua, orang dewasa yang
dianggap memiliki peran yang penting.
e. Keadaan sosial ekonomi dan budaya
Menurut Winkel (1991:536) keadaan sosial ekonomi negara atau
daerah yaitu laju pertumbuhan ekonomi yang lambat atau cepat,
stratifikasi masyarakat dalam golongan sosial ekonomi tinggi, tengah
dan rendah yang terbuka atau tertutup bagi anggota kelompok lain.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat di buat beberapa
kesimpulan yaitu sebagaiberikut :
1. Pada dasarnya hakikat kerja adalah bekerja dengan tulus dan ikhlas.
Pekerjaan adalah usaha yang ditujuakan untuk memenuhi kebutuhan diri
sendiri atau umum, jadi orang bekerja itu bertujuan untuk
mempertahankan eksistensi diri sendiri dan keluarganya. Dunia kerja
adalah segala sesuatu yang harus dipersiapkan dalam melaksanakan
sesuatu untuk mencapai suatu tujuan.
2. Karier sebagai suatu rangkaian pekerjaan, jabatan dan kedudukan yang
mengarah pada kehidupan dalam dunia kerja dan mengambil keputusan
menyangkut pekerjaan tersebut merupakan suatu proses yang panjang
serta pekerjaan itu sendiri berkembang walaupun dalam pekerjaan yang
sama.
3. Sejak tahun 2000 Sakernas (Survei Angkatan Kerja Nasional)
menerapkan konsep-konsep ketenagakerjaan sebagai berikut: lapangan
pekerjaan atau sektor pekerjaan didasarkan pada KLUI (Klasifikasi
lapangan Usaha Indonesia) tahun 2000, yang merupakan recisi dari KLUI
tahun 1997. Jenis pekerjaan, sejak Sakernas 2001, kembali menggunakan
ISCO (International Standard Classification of Occupation) tahun 1968
atau KJPI (Klasifikasi Jenis Pekerjaan Indonesia) tahun 1982.
4. Sturktur kerja di Indonesia berdasarkan angkatan dapat di bagi menjadi
dua, yaitu struktur umur dan struktur pendidikan.

12
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karir ada 2, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.

DAFTAR PUSTAKA

Herr, E.L and Cremer, S.H. 1992. Career and Counseling Through The Life Span.
Systematic Approach. New York: Harper Collins Publishers.
Mohamad Thayeb Manrihu. 1992. Pengantar Bimbingan Konseling Karir. Jakarta
: Bumi Aksara
Prof. DR. A. Muhammad Yusuf. 2002. Kiat Sukses Dalam Karier. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Sukardi, Dewa Ketut. 1994. Bimbingan Karier di Dsekolah-sekolah. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
http://my-lieza.blogspot.com/2014/02/makalah-bk-karir.html

13

Anda mungkin juga menyukai