Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ENTREPRENEURSHIP
“Inovasi dan Kreativitas”

DOSEN PEMBIMBING :
Dra. Asmar Yulastri, M.Pd., Ph. D

Disusun oleh:
DEBI SANITA
20138009

PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN (S2)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan.

Dalam makalah ini penulis membahas “Inovasi dan Kreatifitas”. Makalah


ini dibuat dalam rangka memperdalam tentang inovasi dan kreatifitas itu sendiri
terutama bagi mahasiswa dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas
mahasiswa yang mengikuti mata kuliah “Entrepreneurship”. Dalam proses
pendalaman materi, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan
saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan kepada :

• Dra. Asmar Yulastri, M.Pd., Ph. D selaku dosen mata kuliah


“Entrepreneurship”.
• Rekan-rekan mahasiswa/i Pendidikan Teknologi Kejuruan (S2) Tahun
Ajaran 2020/2021 yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah
ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, penilis menyadari sepenuhnya bahwa
ada kekurangan baik dari segu penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh
karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka penulis membuka tangan
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada
penulis sehingga dapat memperbaiki di masa yang akan datang.
Semoga makalah ni dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Padang, 4 Juni 2021


Penyusun,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR....................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
A. Pengertian Kreatif dan Inovasi...................................................... 3
B. Proses pemikiran kreatif................................................................ 4
C. Proses penciptaan inovasi.............................................................. 7
D. Mengembangkan kreativitas dan inovasi....................................... 10
BAB III PENUTUP..................................................................................... 13
A. Kesimpulan.................................................................................... 13
B. Saran.............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan dan pesatnya persaingan dalam
berwirausaha menuntut wirausahawan untuk lebih kreatif dan inovatif
dalam mengembangkan produk atau jasa yang dimilikinya dalam rangka
menyelaraskan kebutuhan konsumen yang semakin beragam dan tanpa
batas. Memasuki abad 21 sebagian besar “ futurist” menyebutkan bahwa
perusahaan semakin lama cenderung semakin bertambah ramping. Itu
dimaksudkan agar perusahaan dapat bekerja secara lebih efisien dan
fleksibel, sehingga dapat mengikuti setiap boptimal.Terlebih lagi pada
kondisi pasar yang terpilah-pilah menurut Alfin Tofler, pasar masal telah
terpecah dan berubah menjadi pasar kecil menuntut berbagai spesialisasi
model, warna, jenis produk, ukuran dan sebagainya.Dari situllah tercipta
era persaingan bebas.
Oleh karena itu untuk mengantisipasi era persaingan perdagangan
bebas tersebut,banyak perusahaan di Indonesia baik yang berskala besar,
menengah maupun yang berskala kecil mulai menata ulang strategi
persaingannya dengan melakukan kajian terhadap tujuan strategik
perusahaan yang didasarkan atas kebutuhan pasar baik di tingkat lokal,
nasional, maupun internasional, dan juga melakukan evaluasi yang intens
(terus menerus secara mendalam) terhadap kompetensi internal perusahaan
itu sendiri, termasuk dalam hal ini melakukan penilaian kinnerja
pemasaran.

1
B. Rumusan Masalah
Dari deskripsi yang dikemukakan pada latar belakang di atas,
dapat diformulasikan permasalahan yaitu:
1. Apa yang dimaksud kreatifitas dan inovasi wirausaha?
2. Bagaimana proses pemikiran kreatif?
3. Bagaimana proses penciptaan inovasi?
4. Bagaimana cara mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam
berwirausaha

C. Tujuan Masalah
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, berdasarkan latar
belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini
yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi kreatifitas dan inovasidalam wirausaha
2. Untuk mengetahui proses pemuikiran kreatif
3. Untuk mengetahui proses penciptaan inovasi
4. Untuk mengetahui cara pengembangan kreatifitas dan inovasi dalam
berwirausaha

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kreativitas dan Inovasi
Kreativitas merupakan daya menciptakan sesuatu yang menuntut
pemusatan perhatian, kemauan, kerja keras dan ketekunan. Menurut
Sulaiman Sahlan dan Maswan, kreativitas adalah ide atau gagasan dan
kemampuan berpikir kreatif. Sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia yang dimaksud dengan kreativitas ialah kemampuan untuk
mencipta daya cipta.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas
merupakan kemampuan seseorang dalam menuangkan ide atau gagasan
melalui proses berpikir kreatif untuk menciptakan sesuatu yang menuntut
pemusatan, perhatian, kemauan, kerja keras dan ketekunan. Sedangkan
yang dimaksud dengan wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua
pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pionir dalam bisnis,
inovator, penanggung resiko yang mempunyai penglihatan visi ke depan
dan memiliki keunggulan dalam berprestasi di bidang usaha.
Sementara itu menurut Prawirokusumo wirausaha adalah mereka
yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan
mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang
(opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup. Senada dengan pendapat
di atas, menurut Suryana, enterpreneur atau wirausaha adalah seseorang
yang memiliki kombinasi unsur-unsur (elemen-elemen) internal yang
meliputi kombinasi motivasi diri, visi, komunikasi, optimisme, dorongan
semangat, dan kemampuan untuk memanfaatkan peluang usaha.
Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam
rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang (doing new thing).
inovasi merupakan fungsi utama dalam proses kewirausahaan. Peter
Drucker mengatakan inovasi memiliki fungsi yang khas bagi
wirausahawan. Dengan inovasi wirausahawan menciptakan baik
sumberdaya produksi baru maupun pengelolahan sumber daya yang ada

3
dengan peningkatan nilai potensi untuk menciptakan sesuatu yang tidak
ada menjadi ada. Meskipun demikian, terdapat perbedaan yangsignifikan
antara sebuah ide yang timbul semata dari spekulasi dan ide yang
merupakan hasil pemikiran riset pengalaman dan kerja yang sempurna hal
yang lebih penting, Wirausahawan yang prospektif harus mempunyai
keberanian untuk memberikan sebuah ide melalui tahapan pengembangan.
Dengan demikian inovasi adalah suatu kombinasi visi untuk
menciptakan suatu gagasan yang lebih baik dan keteguhan serta dedikasi
untuk mempertahankan konsep melalui implementasi.
Proses inovasi di mulai dengan analisis sumberdaya kesempatan
yang menjadi obyek. Inovasi beresifat konseptual dan perseptual, dapat di
pahami dan dilihat inovator harus maelihat bertanya dan mendengar orang
lain dalam mencari inovasi. Mereka berfikir keras dengan segenap
kemampuan otaknya, mereka melakukan perhitungan dengan cermat dan
mendengarkan pendapat orang lain, serta memperhatikan potensi
pengguna inovasi yang di carinya untuk memenuhi harapan nilai dan
kebutuhan.Inovasi yang berhasil pada umumnya sederhan dan terfokus
dan di tujukan pada aplikasi yang di desain khas, jelas dan cermat. Inovasi
lebih banyak melibatkan kerja fisik dari pada pemikiran. Thomas Alfa
Edison mengatakan ”jenius merupakan perpaduan yang terdiri dari 1%
inspirasi dan 99% kerja keras” lebih dari itu inovator pada umumnya
bekerja dalam suatu bidang, edison bekerja dalam hanya dalam bidang
listrik dan menemukan inovasi baru yang berupa bola lampu.

B. Proses Pemikiran Kreatif


Berpikir kreatif merupakan salah satu cara yang dianjurkan.
Dengan cara itu seseorang akan mampu melihat persoalan dari banyak
perspektif. Pasalnya, seorang pemikir kreatif akan menghasilkan lebih
banyak alternatif untuk memecahkan suatu masalah.
Menurut J.C. Coleman dan C.L. Hammen (1974) berpikir kreatif
merupakan cara berpikir yang menghasilkan sesuatu yang baru dalam

4
konsep, pengertian, penemuan, dan karya seni. Sedangkan menurut D.W.
Mckinnon (1962) menyatakan selain menghasilkan sesuatu yang baru
seseorang baru bisa dikatakan berpikir kreatif apabila memenuhi dua
persyaratan yaitu:
1. Sesuatu yang dihasilkannya harus dapat memecahkan persoalan secara
realistik.
2. Hasil pemikirannya harus merupakan upaya mempertahankan sesuatu
pengertian atau pengetahuan yang murni.

Menurut Coleman dan Hammen, faktor yang secara umum


menandai orang-orang kreatif yaitu:
1. Kemampuan kognitif: termasuk di sini kecerdasan di atas rata-rata,
kemampuan melahirkan gagasan-gagasan baru, gagasan-gagasan yang
berlainan dan fleksibilitas kognitif.
2. Sikap yang terbuka: orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima
stimuli internal maupun eksternal
3. Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri: orang kreatif
ingin menampilkan dirinya semampu dan semaunya, ia tidak terikat
oleh konvensi-kovensi.
Hal ini menyebabkan orang kreatif sering dianggap “nyentrik” atau gila.
1. Empat Tahap Berpikir
Agar mampu berpikir secara kreatif, pikiran harus dioptimalkan pada
setiap tahap yang dilalui. Empat tahap pemikiran ialah preparasi,
inkubasi, iluminasi, dan verifikasi.
2. Tahap Preparasi (tahap persiapan)
Pada tahap preparasi, pikiran harus mendapat sebanyak mungkin
informasi yang relevan dengan masalah yang sedang dihadapinya.
Kemudian informasi itu diproses secara analogis untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan pada tahap orientasi. Si pemikir harus benar-
benar mengoptimalkan pikirannya untuk mencari pemecahan masalah
melalui hubungan antara inti permasalahan, aspek masalah, serta
informasi yang dimiliki.

5
Contoh: Pikiran berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi
yang relevan dengan masalah.
3. Tahap Inkubasi
Tahap Inkubasi adalah tahap berfikir kreatif dan pengatasan masalah
dimana kejadian mental yang tadinya digerakkan oleh persiapan yang
direncanakan secara intensif, mencapai pencerahan mandiri sehingga
tercapai pemahaman, yang mengarah pada pengatasan masalah.
Pada tahap inkubasi, ketika proses pemecahan masalah menemui jalan
buntu, biarkan pikiran beristirahat sebentar. Sementara itu pikiran
bawah sadar kita akan terus bekerja secara otomatis mencari
pemecahan masalah. Proses inkubasi yang tengah berlangsung itu akan
sangat tergantung pada informasi yang diserap oleh pikiran.
Semakin banyak informasi, akan semakin banyak bahan yang dapat
dimanfaatkan dalam proses inkubasi. proses berpikir tentang suatu
masalah secara bawah sadar ketika terlibat dalam kegiatan lain.
Ciri-ciri utama tahap inkubasi adalah sebagai berikut:
a. Inkubasi banyak tergantung dari persiapan yang intensif dan
berhati-hati.
b. Inkubasi tidak memerlukan kesadaran berpikir dalam menangani
masalah.
c. Berfungsinya inkubasi adalah kondisi optimum terjadi melalui
relaksasi atau istirahat kesadaran berpikir tentang masalah tersebut,
bila perhatian ditujukan pada masalah-masalah yang lain melalui
rangkaian inkubasi.
d. Inkubasi meningkatkan berfungsinya belahan otak kanan atau
imajinasi kreatif dengan permunculan pengatasan masalah kreatif.
Contoh: Pikiran beristirahat sebentar, ketika berbagai pemecahan
berhadapan dengan jalan buntu. Pada tahap ini, proses pemecahan
masalah berlangsung terus dalam jiwa bawah sadar kita.

6
4. Tahap Iluminasi ( tahap Inspirasi )
Pada proses keempat, yakni iluminasi, proses inkubasi berakhir, karena
si pemikir mulai mendapatkan ilham serta serangkaian pengertian
(insight) yang dianggap dapat memecahkan masalah. Pada tahap ini
sebaiknya diupayakan untuk memperjelas pengertian yang muncul. Di
sini daya imajinasi si pemikir akan memudahkan upaya itu. Contoh:
Masa Inkubasi berakhir ketika pemikir memperoleh semacam ilham,
serangkaian insight yang memecahkan masalah.
5. Tahap Verifikasi
Pada tahap terakhir, yakni verifikasi, si pemikir harus menguji dan
menilai secara kritis solusi yang diajukan pada tahap iluminasi. Bila
ternyata cara yang diajukan tidak dapat memecahkan masalah, si
pemikir sebaiknya kembali menjalani kelima tahap itu, untuk mencari
ilham baru yang lebih tepat.

C. Proses penciptaan inovasi


Inovasi sebagai suatu proses digambarkan sebagai proses yang
siklus dan berlangsung terus menerus, meliputi fase kesadaran,
penghargaan, adopsi, difusi dan implementasi (Damanpour dkk dalam
Brazeal, D.V. dan Herbert, T.T. 1997). De Jong & Den Hartog (2003)
merinci lebih mendalam proses penciptaan inovasi dalam 4 tahap sebagai
berikut:
1. Melihat kesempatan
Bagi karyawan untuk mengidentifikasi kesempatan-kesempatan.
Kesempatan dapat berawal dari ketidak kongruenan dan diskontinuitas
yang terjadi karena adanya ketidaksesuaian dengan pola yang
diharapkan misalnya timbulnya masalah pada pola kerja yang sudah
berlangsung, adanya kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi, atau
adanya indikasi trends yang sedang berubah.

7
2. Mengeluarkan ide.
Dalam fase ini, karyawan mengeluarkan konsep baru dengan
tujuan menambah peningkatan. Hal ini meliputi mengeluarkan ide
sesuatu yang baru atau memperbaharui pelayanan, pertemuan dengan
klien dan teknologi pendukung. Kunci dalam mengeluarkan ide adalah
mengombinasikan dan mereorganisasikan informasi dan konsep yang
telah ada sebelumnya untuk memecahkan masalah dan atau
meningkatkan kinerja. Proses inovasi biasanya diawali dengan adanya
kesenjangan kinerja yaitu ketidaksesuaian antara kinerja aktual dengan
kinerja potensial.
3. Implementasi.
Dalam fase ini, ide ditransformasi terhadap hasil yang konkret.
Pada tahapan ini sering juga disebut tahapan konvergen. Untuk
mengembangkan ide dan mengimplementasikan ide, karyawan harus
memiliki perilaku yang mengacu pada hasil. Perilaku Inovasi
Konvergen meliputi usaha menjadi juara dan bekerja keras. Seorang
yang berperilaku juara mengeluarkan seluruh usahanya pada ide
kreatif. Usaha menjadi juara meliputi membujuk dan mempengaruhi
karyawan dan juga menekan dan bernegosiasi. Untuk
mengimplementasikan inovasi sering dibutuhkan koalisi, mendapatkan
kekuatan dengan menjual ide kepada rekan yang berpotensi.
4. Aplikasi
Dalam fase ini meliputi perilaku karyawan yang ditujukan untuk
membangun, menguji, dan memasarkan pelayanan baru. Hal ini
berkaitan dengan membuat inovasi dalam bentuk proses kerja yang
baru ataupun dalam proses rutin yang biasa dilakukan.

8
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa tahap dalam proses inovasi adalah sebagai berikut:
1. Melihat peluang.
Peluang muncul ketika ada persoalan yang muncul atau
dipersepsikan sebagai suatu kesenjangan antara yang seharusnya dan
realitanya. Oleh karenanya, perilaku inovatif dimulai dari ketrampilan
melihat peluang.
2. Mengeluarkan ide.
Ketika dihadapkan suatu masalah atau dipersepsikan sebagai
masalah maka gaya berfikir konvergen yang digunakan yaitu
mengeluarkan ide yang sebanyak-banyaknya terhadap masalah yang
ada. Dalam tahap ini kreativitas sangat diperlukan.
3. Mengkaji ide.
Tidak Semua ide dapat dipakai, maka dilakukan kajian terhadap
ide yang muncul. Gaya berfikir divergen atau mengerucut mulai
diterapkan. Salah satu dasar pertimbangan adalah seberapa besar ide
tersebut mendatangkan kerugian dan keuntungan. Ide yang realistic
yang diterima, sementara ide yang kurang realistic dibuang. Kajian
dilakukan terus menerus sampai ditemukan alternative yang paling
mempunyai probabilitas sukses yang paling besar.
4. Implementasi.
Dalam tahap ini, keberanian mengambil resiko sangat diperlukan.
Resiko berkaitan dengan probabilitas kesuksesan dan kegagalan, oleh
karenanya David Mc Clelland menyarankan pengambilan resiko
sebaiknya dalam taraf sedang. Hal ini berakaitan dengan probabilitas
untuk sukses yang disebabkan oleh kemampuan pengontrolan perilaku
untuk mencapai tujuan atau berinovasi.

9
D. Mengembangkan kreativias dan Inovasi
Dalam mengelola usaha, keberhasilan seorang pengusaha terletak
pada sikap dan kemampuan berusaha, serta memiliki semangat kerja yang
tinggi. Semangat yang tinggi pada pengusaha terletak pada kreativitas dan
inovasinya dalam mengembangkan usahanya tersebut. Namun masih
banyak orang yang berwirausaha namun masih belum mampu untuk
mengembangkan kreativitas dan inovasinya agar usaha yang mereka miliki
dapat berkembang lebih besar. Karena pada dasarnya pemikiran kreatif
dan inovatif dapat memberikan kemungkinan bagi setiap orang untuk
mencapai suatu tujuan. Seorang wirausahawan yang kreatif akan membuat
hidup akan lebih menyenangkan, lebih menarik serta akan menyediakan
kerangka kerja dan dapat bekerja sama dengan orang lain. Lalu bagaimana
cara kita agar dapat mengembangkan kreativitas dan inovasi pada diri
kita? Yang pertama kali harus kita lakukan sebagaimana dikemukakan
oleh James L.Adams (1986).
1. Mengenali hubungan
Untuk meningkatkan kreativitas, kita dapat melakukan cara
pandang kita yang statis terhadap hubungan orang dan lingkungan
yang telah ada. Dari sini kita coba melihat mereka dengan cara
pandang yang baru dan berbeda. Orang yang kreatif akan memiliki
cara pandang yang berbeda untuk mengembangkan dan mengenali
hubungan yang baru dan berbeda dari fenomena tersebut.
2. Pembangan perspektif fungsional
Seseorang yang kreatif akan dapat melihat orang lain sebagai alat
untuk memenuhi keinginannya dan membantu menyelesaikan suatu
pekerjaannya. Artinya, kita harus memulainya daricara pandang
perspektif yang berbeda.
3. Gunakan akal
Proses kreativitas meliputi pemikiran logis dan analistis terhadap
pengetahuan, jadi bila kita ingin lebih kreatif kita harus melatih dan

10
mengembangkan kemampuan yang kita miliki atau sudah kita punya
sebelumnya.

4. Hilangkan perasaan ragu


Kebiasaan mental yang membatasi dan menghambat pemikiran
kreatif adalah rasa takut gagal, padahal rasa itu harus kita hilangkan
agar kita lebih berani untuk mengambil langkah kedepannya untuk
maju. fungsi kreativitas dalam proses inovasi merupakan
pembangkitan ide yang menghasilkan penyempurnaan efektivitas dan
efisiensi pada suatu sistem. Aspek penting dalam kreativitas adalah
proses dan manusia. Proses berorientasi pada tujuan yang di desain
untuk mencapai solusi suatu problem.Manusia merupakan sumber
daya yang menetukan solusi. Sumber kreatifitas ada 2 antara lain:
a. Imajinasi dan ide
Imajinasi yang kreatif merupakan kekuatan yang tidak
terbatas, seperti contoh meskipun orang yang jarak atau bahkan
tidak pernah keluar rumah namun menggunakan imajinasi nya dia
dapat melalang atau mendapatkan sesuatu hal yang baru yang
mungkin tidak masuk akal bagi orang. Imajinasi lebih penting dari
pada ilmu pengetahuan karena imajinasi timbul dari pemikiran
sendiri.
b. Sifat Proses Kreatif
Setiap orang kreatif pasti mempunyai tingkat tertentu.
Orang mempunyai kemampuan dan bakat dalam bidang tertentu
dapat lebih kreatif dari pada orang lain. Hal yang sama juga
dialami oleh orang yang dilatih dan dikembangkan dalam suatu
lingkungan yang mendukung pengembangan kreativitas, mereka
diajari untuk berfikir dan bertindak secara kreatif.
Untuk membangun usaha yang inovatif, Kotler sebagai
pakar pemasaran, mengingatkan bahwa tanpa inovasi wirausaha

11
akan menjadi tua, kuno, rapuh, dan tidak langgeng. Inovasi harus
terus dibangun melalui budaya kreatif, mengikuti tren perubahan,
dan membangun pasar. Untuk membangun inovatif, Kotler
menekankan pentingnya sejumlah faktor sebagai berikut:
 Adanya budaya penemuan, setiap organisasi bisnis harus
disesaki orang-orang yang punya semangat inovasi.
 Mengembangkan inovasi sebaiknya berdasarkan riset, sebab,
pengusaha dikatakan inovatif kalau secara sengaja membangun
dan melakukan proses untuk menghasilkan temuan baru.

Impian saja tidak cukup. Impian harus senantiasa ditunjang


oleh inovasi yang tiada henti sehingga bangunan bisnis menjadi
kukuh dalam situasi apapun, entah badai kesulitan ataupun
tantangan.

“ Seorang wirausaha harus segera menterjemahkan mimpi-


mimpinya menjadi inovasi untuk mengembangkan bisnisnya. “

Menurut perusahaan dapat melakukan invasi dalam bidang

 Inovasi produk seperti barang, jasa, ide,tempat

 Inovasi Manajemen seperti proses kerja, proses produksi,


keuangan pemasaran. Sedangkan dalam melakukan inovasi
perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

 Menganalisis peluang

 Apa yang harus dilakukan dalam memuaskan peluang

 Sederhana dan terarah.

 Dimulai dari yang kecil.

 Kepemimpinan.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aktivitas bisnis sangat memerlukan orang-orang yang inovatif,
kreatif dan cepat tanggap terhadap setiap perubahan. Berpikir kreatif
merupakan salah satu cara yang dianjurkan. Dengan cara itu seseorang
akan mampu melihat persoalan dari banyak perspektif. Pasalnya, seorang
pemikir kreatif akan menghasilkan lebih banyak alternatif untuk
memecahkan suatu masalah. Inovasi sebagai suatu proses digambarkan
sebagai proses yang siklus dan berlangsung terus menerus, meliputi fase
kesadaran, penghargaan, adopsi, difusi dan implementasi (Damanpour dkk
dalam Brazeal, D.V. dan Herbert, T.T. 1997).
Pengembangan usaha membutuhkan kemampuan kreativitas dan
inovasi untuk menghadapi tantangan dalam usaha, terutama dalam
menemukan produk dan layanan yang hebat. Banyak produk dan layanan
yang dihasilkan oleh pebisnis sukses merupakan hasil kerativitas dan
inovasi yang dikembangkan dalam usaha. Oleh karena itu, untuk menjadi
wirausaha yang unggul diperlukan kemampuan melakukan kreativitas dan
inovasi serta motivasi yang tinggi.

B. Saran
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen yang telah
membimbing kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
kewirausahaan ini dengan tepat waktu, meski didalam makalah kami jauh
dari kesempurnaan. Kami meminta maaf kepada dosen dan juga kepada
teman-teman apa bila didalam kepenulisan makalah ini banyak
kekurangan baik dari segi tulisan ataupun dari isi tulisan makalah ini.
Kami kelompok satu meminta masukan atau arahan yang lebih baik untuk

kedepannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Zuhri Nase Saefudin, 2020. Kewirausahaan Kajian Perspektif Umum dan Islam.
Bandung: Plater Media Kreasi.
Damanpour dkk dalam Brazeal.2009. Berpikir Kreatif, Berfikir Sukses,
Terjemahan oleh Izi Ibrahim dari buku.
Internet online, 2021, makalah kewirausahaaan, perpustakaam online.

14

Anda mungkin juga menyukai