Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kepada tuhan YME, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan penulisan Modul Administrasi Humas dan Keprotokolan sesuai dengan
kurikulum 2013.
Modul ini disusun berdasarkan KI & KD serta Silabus Kurikulum 2013 dan mencari materi
pada buku-buku referensi yang tercantum pada daftar pustaka, internet, serta diskusi.
Materi yang tercantum pada modul ini sesuai dengan materi yang terdapat pada silabus
yang mencakup hal-hal yang berkaitan dengan administrasi humas dan keprotokolan.
Penyusun berharap dengan adanya modul ini dapat dijadikan media pembelajaran dan
menjadi sumber ajar bagi peserta didik sesuai dengan harapan kurikulum 2013.
1
Daftar Isi
Kata Pengantar
2
3.3 Mengidentifikasi Macam-macam 3. Tempat Humas dalam Struktur
Humas Organisasi 34
4.3 Mengevaluasi Macam-macam Humas 4. Satuan Organisasi Humas 35
yang Ada di Instansi 5. Kedudukan Humas dalam
Macam-macam humas 28 Perusahaan atau Organisasi 36
1. Hubungan Masyarakat sebagai 6. Syarat-syarat Pejabat Humas 36
Methode of Communication 28
2. Hubungan Masyarakat sebagai 3.5 Menguraikan Organisasi Profesi
State of Being 28 Humas
3. Pengetahuan Protokoler di 4.5 Memilah Jenis Organisasi Profesi
Indonesia Humas
a. Tata Ruang 29 I. Integritas Pribadi dan Profesional 38
b. Tata Upacara 30 II. Perilaku Terhadap Klien dan
c. Preseance (Tata Tempat Pimpinan 38
Duduk) 31 III. Perilaku Terhadap Publik dan
d. Tata Busana 33 Media Massa 38
e. Tata Warkat 33 IV. Perilaku Terhadap Rekan
Latihan 34 Seprofesi 38
Ulangan Harian 2 A. Pengertian dan Definisi Etika 39
B. Sistematika Etika 39
3.4 Mengidentifikasi profil humas C. Etika Profesi 40
4.4 Mengolah informasi yang diterima D. Ciri-ciri Profesi 40
dari media secara efektif dan efisien
E. Kode Etik Profesi Humas 40
1. Bentuk Humas (Alternatif PRO =
F. Kode Etik Kehumasan Indonesia
Public Relations Officer) 34
41
2. Kedudukan Humas Saat Ini 34
Ulangan Harian 3
3
3.6 Mengidentifikasi Kegiatan Internal/Ekstrenal
Public Relations
4.6 Mempraktekkan Kegiatan Humas
Internal/Eksternal
A. Internal Public Relations
1. Pengertian Internal Public Relations 43
2. Tujuan Melakukan Kegiatan Internal Public
Relations 43
3. Perincian Tujuan dari Kegiatan Internal
Public Relations 43
4. Asumsi Dasar 43
5. Penggolongan Internal Public Relations
A. Hubungan dengan Karyawan
(Employee Relations) 44
B. Hubungan dengan Pemegang Saham
(Stockholder Relations) 44
C. Hubungan dengan Keluarga Karyawan 44
Ulangan Harian 4
4
3.7 Mendeskripsikan Pengertian Rapat 3.8 Menjelaskan Teknik Penyelenggaraan
atau Pertemuan Rapat
A. Pengertian Pertemuan 48 1. Teknik Membuka Rapat 60
Diskusi Kelompok 50 2. Teknik Menutup Rapat 61
B. Pengertian Rapat 50 a. Menyusun Ringkasan atau
c. Transportasi 59 Rapat
5
Frekuensinya 71 4.11 Membuat Prosedur Pelaksanaan
6
MODUL
ADMINISTRASI HUMAS DAN KEPROTOKOLAN
3.1 Mendeskripsikan
Pengertian Humas
B. Pengertian Humas (Hubungan
Masyarakat)
Pengertian hubungan masyarakat berdasarkan
kamus manajemen
Adalah seni menyajikan pandangan dan
kepentingan organisasi dengan sebaik dan sejelas mungkin kepada pihak-pihak yang sangat
berkepentingan terhadap perusahaan, seperti para penanam modal, pelanggan, pegawai, pembuat
peraturan (legislator), pengamat lingkungan, dan sebagainya.
Banyak para ahli yang mendefinisikan tentang Hubungan Masyarakat atau Public Relations
diantaranya :
a. Institute of Public Relations
Humas adalah upaya dilangsungkan terencana dan berkesinambungan dalam rangka
menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan
segenap publiknya.
b. Frank Jefkins
Humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik ke
dalam maupun keluar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang
berlandaskan pada saling pengertian.
c. Edward L. Bernays
Humas mempunyai tiga arti : 1) Penerangan
kepada masyarakat, 2) Persuasif untuk
mengubah sikap dan tingkahlaku masyarakat, 3)
Usaha untuk mengintergasikan sikap perbuatan
masyarakat dan sebaliknya.
7
B. Tujuan Hubungan Masyarakat
Tujuan Humas dalam suatu perusahaan
adalah :
tata cara seseorang atau organisasi demi 1. Menciptakan opini publik yang
kepentingan publik serta merencanakan dan favourable (saling menguntungkan)
melakukan suatu program kegiatan untuk meraih tentang kegiatan-kegiatan yang
pengertian dan dukungan publik. dilakukan oleh organisasi yang
bersangkutan
8
representasi para interest-group, sebagai memelihara dan mempertahankan
conflict-mediation, atau mengurus kontak antara perwalian organisasi dan
hubungan antara perusahaan tempat publik. Mereka mengatur speaking
mereka bekerja dengan para investor. engagement, pidato untuk kepentingan
Seorang PR tidak hanya berfungsi untuk sebuah perusahaan, membuat film, slide,
"mengatakan sejarah organisasi", tapi atau presentasi visual lain dalam
mereka juga dituntut untuk mengerti meeting dan merencanakan konvensi.
tingkah-laku dan memperhatikan konsumen, Sebagai tambahan, mereka juga
karyawan dan kelompok lain yang juga bertanggung jawab menyiapkan annual
merupakan bagian dari deskripsi kerjanya. reports dan menulis proposal untuk
Untuk meningkatkan komunikasi, seorang proyek-proyek yang beragam.
PR juga membangun dan memelihara 6. Dalam pemerintahan, seorang PR--yang
hubungan yang koperatif dengan wakil-wakil kemungkinan akan disebut sebagai
komunitas, konsumen, karyawan dan public "sekretaris pers", "information officer",
interest group, juga dengan perwalian dari "public affair specialist" atau
media cetak dan broadcast. "communications specialist", bertugas
3. Seorang PR menyampaikan informasi pada menginformasikan pada publik
publik, interest group, pemegang saham, mengenai aktivitas yang dilakukan
mengenai kebijakan, aktivitas dan prestasi agen-agen pemerintah dan pegawai-
dari sebuah organisasi. Tugas tersebut juga pegawai resminya.
berhubungan dengan mengupayakan pihak 7. PR yang berurusan dengan publisitas
manajemen untuk supaya tetap sadar untuk individual, atau mereka yang
terhadap tingkah laku publik dan menaruh menangani Public Relations untuk
perhatian terhadap grup-grup dan organisasi kecil, kemungkinan akan
organisasi, dengan siapa mereka biasa berurusan dengan semua aspek
berhubungan. pekerjaan. Mereka akan menghubungi
4. Seorang PR menyiapkan pers rilis dan orang-orang, merencanakan dan
menghubungi orang-orang di media, yang melakukan penelitian dan menyiapkan
sekiranya dapat menerbitkan atau material untuk distribusi. Mereka juga
menyiarkan material mereka. Banyak mengurusi pekerjaan advertising atau
laporan khusus di radio atau televisi, berita sales promotion untuk mendukung
di koran dan artikel di majalah, bermula dari kegiatan marketing.
meja seorang PR.
5. Seorang PR juga mengatur dan
mengumpulkan program-program untuk
9
Diskusi
1. Sebutkan Beberapa kegiatan humas dalam menangani pekerjaan
kantor berkaitan dengan tugas-tugas inti seorang public relations
b. Definisi komunikasi
A.M. Hoetta Soehoet mendefinisikan komunikasi sebagai berikut : “ komunikasi
merupakan ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam menyampaikan isi
pernyataannya kepada manusia lain.”
2. Unsur-unsur Komunikasi
Unsur – unsur komunikasi diantaranya adalah :
1. Komunikator
Merupakan seorang pengirim pesan atau bisa juga dikatakan sebagai sender.
Komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan melalui media. Komunikator bisa
saja seorang (tunggal), kelompok, atau sebuah organisasi pengirim berita.
2. Komunikan
Merupakan penerima pesan atau berita dari komunikator atau juga yang biasa disebut
receiver. seorang komunikan harusnya mampu mengerti pesan yang disampaikan oleh
seorang komunikator agar proses komunikasi yang terjadi dapat berjalan sempurna dan
benar sehingga menimbulkan feedback.
3. Pesan
Merupakan suatu perihal yang akan
disampaikan dari komunikator kepada
komunikan melalui sebuah media. Pesan
dapat berupa lisan maupun tulisan, dapat
juga melalui suara, lambang, symbol,
mimik wajah.
4. Media
10
Merupakan saluran yang digunakan komunikator untuk mengirimkan sebuah pesan
kepada komunikan. Terdapat dua cara dalam proses komunikasi, secara langsung atau
tanpa media dan menggunakan sarana media seperti tv, telepon, fax dsb.
5. Efek
Efek diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan oleh sebuah pesan yang diterima
komunikan. Jika komunikan mampu mengerti isi pesan tersebut maka biasanya akan
terjadi suatu imbal balik untuk merespon pesan tersebut.
3. Proses Komunikasi
Secara sederhana proses komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
2. Komunikator mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud (komunikan).
Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat
symbol – symbol yang bisa dimengerti kedua
pihak.
3. Pesan itu disampaikan melalui suatu saluran
media baik secara langsung maupun tidak
langsung. Contohnya berbicara melalui telepon,
surat, e-mail, atau media lainnya
4. Komunikan menerima pesan yang disampaikan
dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya
ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan
itu sendiri.
5. Komunikan memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang
dikirimkan, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim
4. Umpan Balik
Umpan balik sangat penting dalam proses komunikasi, karena dengan terjadinya umpan balik
maka dapat dikatakan proses komunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik atau tidak.
Karena dimana terjadi umpan balik dalam proses tersebut maka akan timbul efek sebagai
suatu bukti bahwa proses tersebut dapat dikatakan berhasil.
5. Public Relations
Menurut W. Emerson Reck, Public Relations
adalah sebuah bentuk pelaksanaan dari
penetapan kebijakan, pelayanan dan sikap
yang disesuaikan dengan keperluan
masyarakat atau segolongan masyarakat agar
organisasi tersebut mendapat kepercayaan dari
mereka.
Public Relations juga dapat disebut sebagai jembatan penghubung antara sekelompok
manusia di suatu organisasi dengan sekelompok manusia lain. Keberagaman karakter dan
11
sifat manusia lebur menjadi satu dalam memahami organisasi atau perusahaan tertentu
karena adanya hubungan masyarakat yang menerangkan fungsi dari kelembagaan tersebut
demi mewujudkan keentingan bersama.
7
saja sudah dapat dikatakan bahwa Public Relations merupakan suatu proses komunikasi.
5
2. Perencanaan (planning)
3. Komunikasi (communication)
4. Penilaian (evaluation)
Keterangan :
1. Penelitian/riset (fact finding)
Tujuan mengadakan penelitian adalah :
Untuk mengetahui apakah situasi dan pendapat masyarakat mendukung atau menghambat
kegiatan dari perusahaan.
Menurut Cutlip & Center, dalam penelitian opini terdapat empat fase, yaitu :
A. Penelitian tentang situasi yang sedang terdapat (current situation) khususnya apa yang
sedang dipikirkan orang dan mengapa mereka memikirkan
B. Penelitian tentang prinsip-prinsip dasar Humas yang sedang dijalankan perusahaan
C. Penelitian tentang hasil bagaimana orang memberikan reaksi terhadap prestesting yang
diadakan perusahaan, yaitu dalam reaksi pendapat tentang suatu iklan atau artikel
D. Mengadakan evaluasi mengenai bagaimana orang memberikan reaksi terhadap stimulant
(rangsangan) yang diberikan oleh perusahaan.
Mengumpulkan data tidak resmi dapat dilakukan oleh pejabat Humas bisa melalui :
A. Hubungan personal melalui telepon atau surat
B. Mengadakan diskusi bersama dalam satu panel
C. Mengadakan analisis dari volume dan pengiriman surat yang masuk
D. Laporan-laporan yang diterima tentang khalayak dari para agen
E. Mengumpulkan guntingan pers tentang perusahaan
F. Mengadakan konfrensi pers dengan tokoh masyarakat
12
G. Meneliti hasil penjualan atau out-put suatu perusahaan.
2. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah penentuan suatu tindakan itu dilakukan atau proyeksi tentang apa yang
harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang valid dan berharga.
Hakekat perencanaan :
Perencanaan yang efektif didasarkan atas data yang
faktual.
Tujuan perencanaan :
Adalah untuk memudahkan pencapaian target atau
sasaran
Perencanaan yang baik meliputi persoalan-persoalan yang terdiri dari unsure 5 W + 1 H, yaitu :
What : Apa rencananya, tujuan apa yang akan dicapai
Why : Mengapa rencana itu dibuat
Where : Dimana rencana itu dilaksanakan
When : Kapan rencana itu dilaksanakan
Who : Siapa yang akan melaksanakan rencana tersebut
How : Bagaimana rencana itu akan dilaksanakan
13
C. Penentuan saluran komunikasi yang a. 1 kali
digunakan b. 2 kali
D. Penetapan gradasi intensitas yang akan c. 3 kali
dicapai, meliputi : d. Terus menerus
a. Pemberitahuan F. Penentuan waktu penyampaian pesan
b. Penerangan Pagi hari
c. Pembujukan Siang hari
d. Propaganda Sore hari
e. Agitasi Malam hari
f. Indoktrinasi Siang – malam
E. Penentuan frekwensi pesan G. Penentuan tempat
3. Komunikasi (communication)
Dalam melaksanakan komunikasi perlu diketahui dengan jelas “Traget Audience “ (siapa yang
menjadi sasaran dalam komunikasi)
Pesan komunikasi hendaknya :
Accepeted ; yaitu pesan itu sampai dan diterima
Bukan
Received ; yaitu pesan itu sampai
14
Untuk memberi bimbingan dan pembinaan
B. Pendekatan Eksternal publik, yaitu segala kegiatan Humas dilakukan semata-mata untuk
mendekatkan hubungan antara perusahaan dengan publik eksternal, sehingga timbul
dukungan dan kepercayaan (goodwill)
Tujuan melakukan pendekatan dengan eksternal publik adalah untuk mencari dukungan dan
kepercayaan dari eksternal public
Catatan :
Mengingat golongan eksternal mempunyai kepentingan yang
berbeda maka pelaksanaan berkomunikasi menggunakan
kebijakan yang berbeda pula
Dalam tindakan komunikasi ini segala media massa dapat
digunakan oleh pejabat Humas dengan memperhatikan karateristi
khalayak yang menjadi sasan.
4. Evaulasi (evaluating)
Berdasarkan evaluasi dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang terdapat pada tiap-tiap tahap
dan ini digunakan untuk penyempurnaan kegiatan Humas yang akan datang.
15
8. Untuk memperoleh dukung publik dapat dilakukan dengan tiga cara
pendekatan, yaitu :
1. Berdasarkan Publisitas saja ;
Yaitu dengan cara mengeluarkan siaran dengan kata-kata yang muluk atau gambar-gambar
yang indah, hal ini diharapkan dapat mempengaruhi publik meskipun hasil produksi atau
keadaan organisasi yang buruk.
Diskusi
1. Bagaimanakah cara yang digunakan untuk mengirim pesan
kepada publik
16
3.2 Media-media Humas
A. Media Komunikasi
Media komunikasi yang dapat digunakan oleh pejabat Humas adalah :
1. Media berita (news media seperti : surat kabar, majalah, tabloid, dll)
2. Media siaran (broadcast media seperti : radio, dan televisi)
3. Media komunikasi tatap muka atau komunikasi tradisional, seperti :
a. Penyelanggaraan pertujukan kesenian
b. Pameran
c. Ceramah
d. Opeh House.
Tanpa membeda-
bedakan media
Tanpa pengetahuan
mengenai isi
redaksionalnya
Tanpa mengetahui siapa Akan Sia-sia
khalayaknya
Tanpa mengetahui
kebijakan redaksional
dari media yang
bersangkutan
Karenanya arus berita yang tidak bernilai yang membanjiri redaksi, hanya akan memenuhi
keranjang sampah.
C. Karakteristik media
1. Radio
a. Keunggulan radio :
17
Siaran radio punya kekuatan untuk
mengutarakan gagasan atau pendapat
secara sederhana dan langsung
Sangat luwes (flesibel), karena mudah
dikoreksi, ditambah atau ditulis kembali
sebelum disiarkan
Radio sudah mempunyai khalayak yang
khusus
b. Kekurang radio :
Uraian dialog dan kandungan materinya kurang bervariasi
Fakta-fakta tidak bisa dibeberkan secara lengkap, karena selain harus sederhana
isi radio harus disusun secara singkat
Melelahkan, karena perhatian pendengar harus dipusatkan pada suara atau satu
pokok acara selama waktu tertentu.
2. Televisi
a. Keunggulan televisi :
Siaran yang dipancarkaan dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat
Punya daya tarik khusus sebagai media
audio visual
Dapat menentukan status sosial ekonomi
masyarakat.
b. Kekurangan televisi :
Memerlukan biaya lebih guna mendapatkan
layanan televisi
Dampak yang diakibatkan oleh televisi bisa
berakibat negatif.
3. Surat Kabar
a. Kunggulan suarat kabar :
Pembaca dapat
mengatur pesan yang disampaikan surat kabar
Isi dari surat kabar
dapat digunakan sebagai bukti yang tertulis
(otentik)
b. Kekurangan surat kabar
Memerlukan
kemampuan baca untuk memahami isi surat
18
kabar
Pesan yang disampaikan terbatas, karena isi surat kabar harus disesuaikan
dengan jumlah halaman surat kabar.
Misalnya :
Anjing menggigit kaki Burhan : Bukan Berita
Burhan menggigit kaki anjing : BERITA
19
A. Kelengkapan berita menurut Rudyrad Kiplling :
Berita yang lengkap harus menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
5W + 1H
E. Jenis-jenis Berita :
1. Berita ekonomi
2. Berita politik
3. Berita sosial
4. Berita olah raga
5. Berita hukum dan kriminal
6. Dll
20
Catatan :
Dalam penulisan berita hendaknya harus berprinsip
pada penulisan piramida terbalik :
JUDUL
Penting
Body
Kurang Penting
F. Wawancara
Pekerjaan reporting (pelaporan)
wawancara merupakan alat
penting, karena dengan
wawancara yang baik akan
menghasilkan berita yang baik
pula.
21
b. Penggolongan wawancara
c. Teknik wawancara
Ditinjau dari segi teknbik wawancara dapat dibagi menjadai dua cara, yaitu :
Wawancara lisan
Yaitu wawancara yang dilakukan secara langsung atau dengan cara tatap muka
dengan sumber informasi, sehingga jawaban yang diberikan dapat diperoleh pada
saat itu juga
Kelebihan wawancara lisan adalah :
1
Dapat menghasilkan bahan-bahan tulisan secara lengkap, tepat, spontan dan
dapat menangkap suasana maupun dampak selama wawancara itu berlangsung
sehingga tulisa menjadi lebih hidup.
Kekurangan wawancara lisan :
Jika kurang hati-hati dalam mewancarai sumber berita dapat terjadi
kesalahpahaman.
Wawancara tertulis
Yaitu wawancara atau pertanyaan-pertanyaannya diajukan secara tertulis
Kelebihan dari wawancara tertulis :
Jawaban yang diberikan lebih rapi, ditail terutam jawaban yang berhubungan
2 dengan angka
kekurangan dari wawancara tertulis :
- Jawaban yang diberikan tidak bisa pada saat itu (memerlukan waktu yang
cukup lama)
- Tidak bisa menangkap suasana atau dampak selama wawancara
berlangsung.
22
Latihan 1 :
23
menyampaikan pesan menembus batas ruang dan waktu melalui simbolisasi pesan.
Komunikasi sekunder juga berfungsi untuk menyampaikan pesan dalam jangkauan wilayah
yang luas di waktu yang sama.
Akibat dari adanya komunikasi sekunder adalah pesan membutuhkan media untuk
mendokumentasikan informasi yang terjadi baik itu tulisan di atas kertas, ukiran di batu,
foto, metafile dan bentuk dokumentasi lainnya. Kaitan dengan hal tersebut adalah pesan
harus mengalami proses perancangan agar isi pesan yang berlanjut tetap menarik untuk
disimak dan relevan dengan perjalanan waktu. Pesan yang telah mengalami simbolisasi
bisa memaparkan isi pesan lebih luas menembus batasan budaya dan bahasa.
Media yang digunakan dalam komunikasi sekunder tentunya memerlukan alat pendukung
lain sehingga pesan lebih efektif disampaikan. Alat pendukung tersebut bersifat
mempertontonkan pesan. Penyampaian pesan dalam komunikasi sekunder dilakukan tanpa
ada upaya repetitif (tindakan pengulangan) untuk setiap individu yang berbeda karena
dalam praktiknya medialah yang melakukan upaya repetitif tersebut.
24
25
26
Diskusi, berdasarkan gambar di atas, bagaimanakah sebaiknya
komunikasi dilakukan agar komunikator dan komunikan memiliki
persepsi yang sama mengenai pesan yang sedang disampaikan,
Ulangan harian 1
27
3.3 Mengidentifikasi macam-macam humas
1. Humas Pemerintah
Humas pemerintah pada dasarnya bersifat politis. Humas dalam pemerintahan dan
politik tidak lepas dari opini publik. Oemi Abdurrachman (dalam James B. Orrick)
mengatakan bahwa pada abad 18 para ahli filsafat politik dan negarawan telah
mengembangkan suatu konsepsi mengenai peranan public relation.
Tahun 1742 David Hume, seorang filsof Scotlandia, mengatakan “it is opinion that
government is founded, and the maxim extends to the most despotic and military
government, as well as to the most free and popular.”
Walter lippman juga pernah mengatakan, “public relation is another name for political
leadership”
Ada dua sisi yang melatarbelakangi perkembangan humas pemerintahan, pertama
adalah sisi pentingnya humas bagi pemerintah. Kedua adalah hambatan-hambatan
yang dihadapi oleh humas pemerintahan.
Kegiatan-kegiatan yang biasanya ditangani oleh humas antara lain adalah konferensi
pers, membuat pers, membuat pers release, pers clipping, pameran-pameran,
menerbitkan media intern, mengorganisir pertemuan dengan masyarakat, penerangan
melalui berbagai media komunikasi bagi masyarakat, mendokumentasi semua kegiatan
instansi, mengorganisir kunjungan-kunjungan para pejabat, menerima keluhan
masyarakat/publik.
Business
Media
partners
Customers Employess
Sharehold
Investors
ers
politics
Financial and state
Markets HUMAS administr
ation
2. Dunia Industri
Humas industri dan bisnis telah diterima oleh perusahaan-perusahaan besar. Humas
disana merupakan fungsi manajemen yang turut menentukan suksesnya operasi suatu
28
perusahaan. Beberapa hal yang berpengaruh terhadap kehidupan dan operasional
industri perdagangan adalah sebagai berikut:
1. Persamaan hak dan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan bagi masyarakat,
memunculkan undang-undang dan peraturan pemerintah yang menjadi pedoman
untuk mencari dan memberi kesempatan kepada golongan-golongan tertentu.
2. Kesehatan, keselamatan, dan kesejaheraan pekerja
3. Perlindungan terhadap investor
4. Kontrol kualitas dan keamanan atas produk-produk dan pelayanan dengan
keuntungan yang memadai.
5. Integritas manajemen
6. Pertahanan nasonal, konservasi dan perlindungan sumber daya alam, serta
perlindungan lingkungan adalah hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap dunia
industri
7. Hak asasi manusia
8. Hak untuk mendapatkan keterangan/informasi
Beberapa penerapan humas dalam industry dan bisnis meliputi: hubungan dengan
pelanggan dan peran humas terhadap marketing yang pada akhirnya melahirkan
terapan marketing PR (MPR), hubungan dengan pemegang saham, hubungan dengan
karyawan, hubungan dengan pers, bantuan untuk merekrut pegawai baru, hubungan
dengan komunitas, hubungan antar perusahaan/organisasi lain, hubungan dengan
pemerintah (legislative dan eksekutif).
3. Humas Sosial
Misi utama humas adalah mengembangkan saling pengertian, kepercayaan, dan
bantuan atas kerja sama.
Humas penegak hukum perlu mendengarkan dan tanggap terhadap kepentingan
umum supaya mereka dapat membantu masyarakat dengan baik. Misalnya humas
LBH Wanita dan Anak.
Humas organisasi keagamaan, organisasi keagamaan ini sekarang memiliki staf
humas yang mengurusi publikasi, publisitas, penerangan, pengumpulan dana, dan
penyelenggaraan special event.
Humas profesi maksud utama dari penerapan humas profesi adalah untuk mendapat
pengakuan akan keprofesionalan dan publikasi tentang apa yang telah mereka lakukan
bagi kepentingan masyarakat banyak.
Humas organisasi sukarela, Sam Black (1998) menyebutkan bahwa aktivitas suatu
organisasi sukarela yang besar apapun macamnya adalah suatu praktik humas yang
kontinue karena sebagian besar dari para pekerja, baik di pusat maupun di cabang-
cabangnya yang tersebar, tidak dibayar, namun dana selalu diperlukan untuk
memelihara semangat yang tinggi dengan tetap menarik simpati mereka terhadap
tujuan organisasi dan dengan memelihara kepercayaan mereka terhadap kebijakan
dan efisiensi organisasi
29
4. Humas Pendidikan
5. Humas Organisasi Internasional
Lahirnya hubungan internasional disebabkan oleh adanya perubahan sangat cepat di
dalam segala bidang, misalnya perkembangan bidang pariwisata, bidang komunikasi,
transportasi, tukar menukar di bidang pendidikan seperti pertukaran dosen dan
mahasiswa, timbulnya masalah internasional dalam bidang ekonomi, politik, dsbnya.
Suatu contoh penerapan humas internasional selain hubungan antarnegara adalah
adanya konferensi-konferensi tingkat dunia yang dihadiri oleh banyak negara.
Contoh :
Seorang lurah dapat melakukan kegiatan Humas tanpa perlu ada seksi atau sub seksi yang
khusus untuk menangani kegiatan Humas
30
Seorang Walikota atau Bupati yang mempunyai ruang lingkup kerja yang luas sehingga kegiatan
Humas tidak mungkin dilakukan sendiri, maka untuk menanganai kegiatan Humas diserahkan
kepada bagian khusus yang menangani kegiatan Humas.
Pengertian Humas di atas dapat digambarkan dalam struktur organisasi sebagai berikut
Direktur Direktur
Sekretaris Sekretaris
32
D. Menyerahkan pekerjaan Humas kepada pihak luar yang ahli
dalam bidangnya untuk melakukan tugas Humas
33
Contoh : Struktur organisasi Humas dekat dengan Pimpinan
Menteri
Sek. Jend
Kepala
Urusan Urusan
Urusan Umum
Keuangan Kepegawaian
34
4. Kedudukan Humas dalam perusahaan atau organisasi
A. Sebagai Channel of Information
Humas merupakan saluran informasi dari perusahaan kepada
publiknya dan sebaliknya. Informasi yang datang dari publiknya
merupakan opini-opini dan sebagai feedbacknya.
B. Sebagai Source of Informations
Humas sebagai sumber informasi, baik bagi internal maupun
eksternal publik
2. Humas Agency/Ekstern PR
Ektern PR adalah sebuah lembaga perusahaan independen yang
berbadan hukum dan bergerak dalam layanan di bidang humas. PR
ekstern meliputi:
a. PR full service
Merupakan sebuah perusahaan tersendiri yang bergerak dalam
bisnis pelayanan kehumasan, meliputi kegiatan konseling dan
sekaligus pelaksanaan kosultasi dan pelayanan apa yang mereka
35
berikan pada klien (biasanya perseorangan atau perusahaan lain),
tergantung dari apa kompetensi yang dimiliki oleh para pelaku atau
“pemain” dalam perusahaan PR tersebut.
b. PR Consultant
Merupakan perusahaan PR yang bergerak dalam layanan
konsultasi kehumasan. Pelayanan konsultasi yang mereka berikan
tergantung dari kompetensi yang dimiliki para konsultannya. Pada
PR consultant, ada yang berbentuk perusahaan dengan pimpinan
dan beberapa staf ahli, namun dewasa ini ada konsultan
perseorangan dalam arti dia bekerja sendiri tanpa adanya staf
yang lain.
c. Event Organizer
Merupakan suatu perusahaan yng melayani jasa sebagai
pelaksana sebuah event/kegiatan yang berhubungan dengan
publik. Perusahaan ini cendenrung spesialis, misalnya:
1) Launching product
2) Pameran, exhibition
3) Pertemuan-pertemuan (seminar, lokakarya, konvensi,
konferensi)
4) Jumpa pers/press conference, press tour, dan sebagainya
5) Show dan kontes-kontes
36
Petugas humas haruslah orang yang cukup terampil, khususnya di
bidang penulisan /(writing), speaking, mendengarkan, membaca, dan
menggunakan alat- alat komunikasi lainnya. PRO (petugas –
petugas humas) harus memiiki pengetahuan yang menandakan
tentang berbagai macam media dan memahami proses manajemen.
PRO harus memiliki kemampuan dalam memecahkan suatu masalah
(problem solver), dalam mengambil keputusan, mengelola opini
publik, mngevaluasi kecenderungan perilaku dan respon publik, PRO
harus memiliki selera dan kepribadian yang baik tentang etika,
simpati dan empati, kepemimpinan, semangat/etos, kreativitas dan
imajinasi, kematangan/stabilitas kepribadian serta integritas pribadi.
2. Jabatan Pranata Humas
Jabatan fungsional pranata humas dimaksudkan untuk
meningkatkan upaya pemerintah dalam memberikan pelayanan dan
penyebaran informasi kepada masyarakat yang sebelumnya tugas
tersebut diemban oleh Departemen Penerangan dengan Jupen-nya
(juru penerangan).
Untuk mengatasi kesenjangan informasi ini, LIN memprakarsai
terbentuknya jabatan fungsional pranata humas hingga keluarlah
Kepmenpan Nomor 117/KEP/M.PAN/10/2003 dan ketika LIN
digabung ke Departemen Konsultasi dan informatika keputusan
disempurnakan lagi menjadi Permenpan Nomor :
PER/109/M.PAN/11/2006. Jabatan fungsional pranata humas ini
sebagai pengganti Jupen dan bersifat terbuka bagi pegawai negeri
sipil yang bekerja di bidang pelayanann informasi dan kehumasan.
a. Perundang Jabatan Fungsional Pranata Humas
Keputusan Bersama Kepala LIN dan Kepala BKN No. 01 SKB
KALIN 2003 dan No. 48 tahun 2003 tentang Petunjuk Plekasanaan
Jabatan Fungsional Pranata Humas dan Angka Kreditnya.
37
Peraturan Bersama Menkominfo dan Kepala BKN No. 19 PER
MKOMINFO 8 2006 dan No. 18 A tahun 2006 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pranata Humas dan Angka
Kreditnya.
Peraturan Menpan No. PER 109 MPAN 11 2005 tentang jabatan
fungsional pranata humas dn angka kreditnya.
Perpes No. 29 tahun 2007 tentang tunjangan jabatan fungsional
pranata humas.
Permekoinfo No. 20 PER MKOMINFO 4 2009 tentang kebijakan
teknis pelaksanaan pembinaan jabatan fungsional prananta
humas.
Lampiran Perpers No. 23 tahun 2006 tantang tunjangan fungsional
pranata hubungan masyarakat.
38
d) Pranata humas Penyelia bagi PNS pngkat Penata, golongan
ruang III/c samapi dengan Penata Tingkat I, golongan ruang
III/d.
2) Jenjang jabatan dan pangkat Pranata Humas tingkat ahli terdiri
dari:
a) Pranata Humas Pertama bagi PNS dengan pangkat Penata
Muda, golongan III/a sampai dengan Penata Muda Tingkat I,
golongan ruang III/b
b) Pranata Humas Muda bagi PNS dengan pangkat Penata,
golongan III/c samapai dengan Penata tingakat I, golongan
ruang III/d.
c) Pranata Humas Madya bagi PNS dengan pangkat Pembina,
golongan IV/a sampai dengan Pembina Utaa Muda,
golongan ruang IV/c.
Jenjang pangkat untuk masing-masing jabatan Pranata Humas tersebut
di atas berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki untuk masing-
masing jenjang jabatan dan untuk pengangkatan dalam jabatan
ditetapkan sesuai dengan jumlah angka kredit yang dimiliki yang
ditetapkan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit.
39
Sistematika Etika
Etika Umum :
b. Etika Sosial
Kewajiban, sikap dan perilaku sebagai anggota masyarakat yang
berkaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dan saling
menghormati.
Misalnya ; sikap terhadap teman, etika politik, etika bisnis, etika
keluarga dan etika profesi.
40
B. Etika Profesi
Profesi berasal dari bahasa Latin, yaitu professuies yang berarti
suatu kegiatan yang berhubungan dengan sumpa dan janji yang
bersifat religius.
Dengan kata lain :
Orang yang memiliki profesi berarti dia memiliki ikatan dengan
pekerjaannya, jika terjadi pelanggaran sumpah profesi itu sama
dengan pelanggaran sumpah jabatan atau menghianati profesi.
b. Profesi umum :
Profesional yang melaksanakan profesinya tidak untuk
mendapatkan nafkah sebagai tujuan utamanya, misalnya
seniman, budayawan, kaum brahma dll.
C. Ciri-ciri Profesi
a. Harus memiliki pengetahuan tinggi yang tidak dipunyai oleh
orang umum lain
b. Mempunyai kode etik (berfungsi sebagai standar moral bagi
setiap profesi)
c. Memiliki tanggung jawab profesi dan integritas yang tinggi baik
secara pribadi maupun terhadap publik
d. Memiliki jiwa mengabdi kepada publik atau masyarakat
41
e. Otonominisasi organisiasi profesional, yaitu memiliki
kemampuan untuk mengelola organisasi.
42
melanggaranya, maka hal itu tentu mengakibatkan
diberlakukannya tindak organisasi terhadap pelanggarnya.
PASAL 1
Komitmen Pribadi
PASAL II
Perlikau terhadap Klien atau Atasan
PASAL III
Perilaku terhadap Masyarakat dan Media Massa
PASAL IV
Perilaku terhadap Sejawat
44
a. Tidak dengan sengaja merusak dan mencemarkan reputasi
atau tidak profesional sejawatnya. Namun bila ada sejawat
yang bersalah karena melakukan tindak yang tidak etis, yang
melanggar hukum, atau yang tidak jujur, termasuk melanggar
Kode Etik Kehormatan Perhumas
b. Tidak menawarkan diri atau mendesak klien atau atasan untuk
menggantikan kedudukan sejawat
c. Membantu dan bekerja sama dengan para sejawat di seluruh
Indonesia untuk menjujung tinggi dan mematuhi Kode Etik
Kehumasan Indonesia ini.
1. PERHUMAS
Pada 15 Desember 1972 para praktisi humas di Indonesia mendirikan Perhumas
(perhimpunan hubungan masyarakat Indonesia) di Jakarta. Maksud pendirian ini adalah
untuk menghimpun dan membentuk wadah bagi praktisi adapun tujuannya adalah:
a. Meningkatkan perkembangan dan keeterampilan profesional humas di Indonesia
b. Memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai humas
c. Meningkatkan kontak dan pertukaran pengalaman di antara para anggotanya
d. Menyelenggarakan hubungan dengan organisasi-organisasi serumpun dengan
bidang humas, di dalam maupun di luar negeri.
2. APRI
Bila perhumas menghimpun para praktisi, di Indonesia juga terdapat organisasi yang
menghimpun perusahaan humas, yakni APRI (Asosiasi Perusahaan Public Relations).
APRI didirikan pada 10 April 1987 di Jakarta dan bersifat Independen. Adapun
tujuannya adalah:
a. Menghimpun, membina, dan mengarahkan potensi perusahaan public relations
nasional agar secara aktif, positif, dan kreatif turut serta dalam usaha mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945
b. Mewujudkan fungsi public relations yang sehat, jujur, dan bertanggung jawab
sesuai dengan kode praktik dan kode etik yang lazim berlaku secara nasional dan
internasional
c. Mengembangkan dan memajukan kepentingan asosiasi dengan memberikan
kesempatan kepada para anggota untuk konsultasi dan kerjasama serta
memberikan saran bagi pemerintah, badan-badan kemasyarakatan, asosiasi yang
45
mewakili dunia industry dan perdagangan, serta badan-badan lain untuk
berkonsultasi dengan APRI sebagai suatu lembaga
d. Memberikan informasi kepada klien bahwa anggota APRI memehuni syarat untuk
memberikan nasihat dalam bidang public relations dan akan bertindak untuk klien
menurut kemampuan profesionalnya
e. Merupakan sarana untuk para anggotanya dalam soal-soal kepentingan usaha dan
profesi, dan menjadi forum koordinasi praktik public relations
f. Merupakan medium bagi masyarakat umum untuk mengetahui mengenai
pengalaman dan kualifikasi para anggotanya
g. Membantu mengembangkan kepercayaan umum atas jasa public relations
1. FAPRO
Tahun 1977 Perhumas memprakarsai berdirinya humas di Asia Tenggara, yakni
FAPRO (Federation Of ASEAN Public Relations Organization)
Di Kuala Lumpur. Indonesia melalui Perhumas ditunjuk menjadi tuan rumah konferensi
FAPRO di Jakarta.
2. PRSA (Public Relations Sociaty of America)
Berdiri tahun 1947 dan berkantor pusat di New York. Adapun tujuannya adalah:
a. Untuk menyatukan mereka yang melakukan kegiatan di bidang humas
b. Untuk mempertimbangkan segala masalah yang dihadapi bidang kehumasan
c. Untuk merumuskan, memajukan, menjelaskan kepada kelompok-kelompok usaha,
profesional, dll. Serta masyarakat, tujuan-tujuan, dan fungsi humas, dan mereka
yang bergiat di bidang humas
d. Untuk memperbaiki hubungan pelaksana humas dengan para majikan dan klien,
dengan media mapan mengenai informasi dan opini, dan dengan masyarakat
e. Untuk memajukan dan berusaha mempertahankan standar yang tinggi pelayanan
umum dan tingkah laku
f. Untuk bertukar pikiran dan pengalaman, dan untuk menghimpun dan menyebarkan
informasi yang bernilai kepada para petugas humas dan masyarakat
g. Untuk menggiatkan, mensponsori, dan membantu perkembngan riset belajar dan
cara mengajar dalam golongan masyarakat humas melalui ceramah-ceramah dan
kursus-kursus lain yang dapat menjadi keharusan dan dilakukan secara beraturan
pada lembaga-lembaga pendidikan yang mapan
h. Menyediakan sarana dan kesempatan bagi riset dan analisis mengenai setiap dan
segala segi kehumasan melalui berbagai forum, diskusi, survey, pertemuan umum,
pameran, dan konferensi
i. Untuk menerbitkan pamflet, buku, monografi, dan secara umum menyebarkan
informasi mengenai masalah humas
j. Untuk memberikan, menghibahkan, dan mensponsori pemberian beasiswa, dan
hadiah pada lembaga pendidikan yang diakui bagi pengkajian dan riset di bidang
humas
3. IPR (Institute Public Relations of British)
IPR merupakan organisasi humas di Inggris yang didirikan pada 1948 oleh sekelompok
pegawai humas dari pemerintah pusat, lokal, kalangan industri, dan sektor
46
perdagangan. Secara resmi IPR diresmikan dan mendapatkan pengakuan tahun 1964,
adapun tujuan IPR adalah:
a. Untuk memajukan perkembangan humas demi kepentingan semua praktisi dan
semua pihak yang berkaitan dengan humas
b. Untuk memupuk dan mendorong ketaatan pada standar profesional yang tinggi
bagi para anggotanya dan untuk menetapkan serta merumuskan standar-standar
semacam itu
c. Untuk mengatur pertemuan, diskusi, konferensi, dll. Mengenai masalah yang
menjadi kepentingan bersama dan secara umum untuk bertindak sebagai wadah
bagi pertukaran gagasan mengenai praktik kehumasan
4. Netherlands Society of Public Relations
Beberapa tokoh pers terkemuka di Belanda merintis suatu perhimpunan profesi humas
yang pada 1952 telah mendapat izin dari kerajaan dengan nama Netherlands Society of
Public Relations dan pada 1979 namanya diganti menjadi NGPR (Vereniging voor
Public Relations en Voorlicting/Asosiasi PR dan Informasi).
Keanggotannya terbuka bagi semua orang yang bekerja di bidang humas dan
penerangan yang memiliki nama baik dan berkewarganegaraan Belanda. Anggota
harus menaati displin NGPR dan pelanggaran akan dikenakan sanksi oleh suatu panitia
disiplin. NGPR juga mengawasi ujian yang diakui oleh pemerintah sejak 1967
5. IPRA (International Public Relations Association)
Organisasi profesi humas internasional terbentuk pada Mei 1955 dalam suatu
pertemuan di Strafford-Upon-Avon dengan nama IPRA yang tujuannya adalah:
a. Menyediakan jalur bagi pertukaran gagasan dan pengalaman profesional
b. Mengadakan suatu rotasi (perputaran) apabila anggotanya setiap saat memerlukan
pemberitahuan dan bimbingan, dapat meyakini akan kebaikan dan bantuan dari
para anggotanya di seluruh dunia
c. Membantu mencapai kualitas tertinggi tentang praktik kehumasan
d. Meningkatkan praktik kehumasan di semua bidanng kegiatan di dunia dan
memajukan nilai-nilai dan pengaruhnya
e. Meninjau dan mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang mempengaruhi
praktik kehumasan yang biasa terjadi di berbagai Negara
f. Menerbitkan berbagai bulletin, majalah, atau terbitan-terbitan lain, termasuk “Who’s
Who” di bidang humas internasional
g. Mengerjakan kegiatan-kegiatan lain yang mungkin dapat menguntungkan para
anggotanya atau memberikan kemajuan bagi praktik kehumasan seluruh dunia
Ulangan harian 3
47
3.6 Mengidentifikasi kegiatan internal/ekstrenal public relation
4.6 Mempraktekkan kegiatan humas internal/eksternal
A. Internal Public Relations
1. Pengertian Intrenal Public Relations adalah
a. Semua manusia yang berada dalam suatu instansi atau perusahaan
Contoh : Direktur, semua karyawan
Dan
b. Semua manusia yang dapat memberi pengaruh pada manusia yang berada di
dalam suatu instansi atau perusahaan mengenai pekerjaannya.
Contoh : pemegang saham dan keluarga karyawan
Jadi Internal Public Relations suatu instansi atau perusahaan bukan hanya karyawan
saja, melainkan semua manusia yang dapat mempengaruhi para karyawan mengenai
pekerjaannya.
4. Asumsi Dasarnya :
a. Setiap karyawan dari suatu perusahaan merupakan petugas Humas informal. Sikap
perilaku karyawan dapat mempengaruhi nama baik perusahaan di mana ia bekerja.
b. Koimunikasi dua arah (timbal balik) memegang peranan penting dalam kegiatan
Internal Public Relations, yaitu :
Membina komunikasi antara pimpinan dan bawahan
Membina komunikasi antara bawahan dengan atasan
48
Salah satu bentuk hubungan yang menitik beratkan kepada hubungan antara
Pimpinan dengan bawahan
Bawahan dengan pimpinan
Sesama pimpinan dan bawahan
49
Agar keluarga karyawan bisa mendukung dan menjadi motivator karyawan dalam
melaksanakan tugasnya di perusahaan
2. Asumsi dasarnya :
Berhasilnya kegiatan Humas tergantung pada prinsip melaksanakan komunikasi yang
efektif
Untuk itu pengetahuan tentang khalayak yang dituju mutlak diperlukan.
(sukses besar yang diraih perusahaan disebabkan oleh pelangga bukan oleh
hasil penjualan itu sendiri. Setiap barang dapat saja dijual untuk 1 kali pada
seorang pembeli, tapi sebuah perusahaan dinilai sukses jika bisa meningkatkan
pelanggannya)
50
b. Hubungan dengan masyarakat sekitar perusahaan (community relations)
Yang dimaksud dengan masyarakat sekitar adalah masyarakat yang bertempat
tinggal di sekitar lokasi perusahaan
51
Mengadakan open house bagi aparat pemerintah
Mengadakan kegiatan yang dapat mempererat hubungan dengan aparat
pemerintah, misalnya dengan mengadakan kegiatan olah raga bersama
Dll
2) Kegiatan yang dilakukan untuk membina hubungan dengan media massa adalah
Mengadakan pertemuan pers (press meeting)
Mengadakan konfrensi pers
Mengadakan wisata pers (press tour)
Mengadakan kegiatan lain seperti mengadakan pertandingan persahabatan
dalam bidang ollah raga yang melibatkan perusahaan dengan pihak pers.
Ulangan Harian 4
52
1.6 Mendeskripsikan Pengertian Pertemuan atau Rapat
A. Pengertian Pertemuan
Orang-orang yang berkecimpung di dunia bisnis sering mengadakan pertemuan untuk
memperlancar urusan. Berikut ini, kita bahas beberapa jenis pertemuan bisnis, yaitu
sebagai berikut.
1. Pertemuan Individu
Ialah pertemuan bisnis yang dilakukan secara perorangan, tidak mewakili organisasi
atau perusahaan.
2. Pertemuan Rutin
Ialah pertemuan yang dilakukan dengan prosedur yang teratur dan tidak berubah-
ubah.
3. Pertemuan Kepanitiaan
Ialah pertemuan yang dilakukan oleh kelompok orang yang ditunjuk atau dipilih
untuk mempertimbangkan atau mengurus hal-hal yang ditugaskan kepadanya.
4. Pertemuan Informal
Ialah pertemuan yang bersifat tidak resmi, sebagai contoh pertemuan keluarga,
arisan (kadang-kadang pertemuan keluarga dan arisan sering dijadikan lahan
bisnis), pertemuan bisnis yang dilakukan tanpa sengaja/tidak terencana.
5. Pertemuan Formal
Ialah pertemuan yang bersifat resmi yang direncanakan terlebih dahulu dengan
mengikuti prosedur pertemuan.
Macam-macam pertemuan formal, antara lain sebagai berikut.
a. Diskusi
Ialah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Dalam
diskusi apapun bentuk dan ragamnya, terjadi proses berpikir bersama. Diskusi
menjadi efektif dalam “mengasah pola pikir”. Dalam diskusi terjadi tukar pikiran,
perdebatan, berkomentar, berargumen, menyatakan persetujuan, dan
menyanggah argumen. Di dalam diskusi, terjadi proses pemahaman,
pendalaman, pertimbangan, dan perumusan bersama.
Selama diskusi, ketua atau pemandu memiliki peran yang sangat penting. Di
tangan ketua diskusilah, ditentukan proses berpikir bersama untuk memahami,
53
menemukan sebab musabab, serta merumuskan pemecahan masalah.
Beberapa macam diskusi, yaitu
1. Diskusi Kelompok
Biasanya mengacu pada terbatasnya jumlah peserta. Kelompok dapat
terjadi atas kesamaan profesi, status, usia, jenis kelamin, atau latar
belakang sosial budaya. Misalnya, diskusi kelompok yang
diselenggarakan di sekolah atau di kelas, dalam rapat.
2. Diskusi Pleno
Merupakan diskusi lengkap yang diikuti oleh segenap kelompok-kelompok
yang ada. Dalam diskusi pleno, kelompok-kelompok berkumpul untuk
melaporkan hasil diskusi dalam kelompoknya. Maka, diskusi pleno
merupakan tindak lanjut dari diskusi kelompok.
3. Diskusi Panel
Adalah bentuk diskusi yang didahului dengan penyampaian uraian atau
pembahasan masalah oleh beberapa ahli dihadapan khalayak, pendengar
(siaran radio), atau penonton (televisi). Peserta diskusi panel baru diberi
kesempatan berbicara setelah masing-masing panelis selesai
menyampaikan pembahasannya.
b. Debat
Adalah suatu pembahasan atau pertukaran pendapat mengenai suatu pokok
masalah, masing-masing peserta saling memberikan alasan untuk
mempertahankan pendapatnya. Biasanya, dalam debat peserta dibagi
menjadi dua kelompok, kelompok PRO yang mendukung pokok persoalan
dan kelompok KONTRA yaitu yang menentang atau tidak setuju.
c. Kongres
Ialah pertemuan para wakil organisasi (politik, sosial, profesi) untuk berpikir
bersama dan mengambil keputusan mengenai suatu masalah. Kongres
sering juga disebut muktamar atau rapat besar.
d. Simposium
Ialah suatu pertemuan untuk mendiskusikan uraian singkat mengenai suatu
masalah dengan sudut pandang tertentu atau sederajat pidato-pidato dari
beberapa pakar (dua atau tiga orang), disusul dengan pertanyaan-
pertanyaan dari kelompok pendengar.
e. Seminar
Merupakan suatu pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu
masalah di bawah pimpinan ketua sidang (guru besar, ahli sebagainya).
Misalnya dengan dibahas di dalam suatu seminar dapat mencakup sebagai
bidang disiplin ilmu atau berbagai kegiatan di dalam kehidupan masyarakat.
f. Konferensi
54
Adalah pertemuan sejumlah orang atau kelompok dengan tujuan berpikir
bersama sehingga mencapai suatu keputusan bersama. Selain itu,
konferensi dapat pula diartikan sebagai dialog pertemuan yang dihadiri oleh
peserta yang mempunyai kesamaan status, profesi, keahlian dengan tujuan
memperluas wawasan dan pendalaman masalah. Konferensi juga berarti
rapat besar yang dihadiri oleh peserta-peserta yang mempunyai latar
belakang atau minat yang sama.
g. Lokakarya
Adalah pertemuan para ahli untuk membahas suatu masalah sesuai bidang
keahliannya. Lokakarya lebih terbatas pesertanya, karena hanya untuk
mereka yang mempunyai latar belakang keahlian yang sama. Lokakarya
biasanya disebut sebagai sanggar kerja.
Diskusi Kelompok
B. Pengertian Rapat
Dengan komunikasi dan koordinasi yang baik segala kegiatan individu dalam aktivitas
dan unit-unit organisasi akan mengarah pada suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Adapun pelaksana komunikasi dan koordinasi dapat ditempuh dengan berbagai cara,
baik secara lisan maupun tertulis, baik antarpersonal maupun antarbagian (kelompok).
Salah satu sarana komunikasi dan koordinasi tersebut adalah rapat.
Rapat adalah bentuk komunikasi (umumnya secara tatap muka dalam rangka
memperlancar kerja sama untuk kepentingan bersama organisasi atau perusahaan
dalam rangka menciptakan koordinasi kerja yang lebih harmonis. Rapat juga bisa
diartikan sebagai pengambilan keputusan bersama untuk kepentingan bersama melalui
musyawarah dan mufakat. Rapat bisa dilakukan antara anggota kelompok, antara
kelompok/bagian, antara departemen, antara perusahaan, atau bahkan antara negara.
(Ida Nuraida, 2013. Manajemen Administrasi Perkantoran. Edisi Revisi. Bandung: PT
Kanisius.)
Rapat ialah pertemuan atau kumpulan dalam suatu organisasi, perusahaan, instansi
pemerintah baik dalam situasi formal maupun nonformal untuk membicarakan,
merundingkan, dan memutuskan suatu masalah berdasarkan hasil kesepakatan
bersama
55
Rapat merupakan media komunikasi antara pimpinan dengan pihak yang terkait, sesuai
dengan maksud dan keperluan rapat tersebut. Rapat juga diartikan sebagai suatu
pertemuan atau perundingan yang dilakukan atas asas musyawarah untuk mencapapi
mufakat dalam suatu forum dalam rangka memecahkan masalah untuk mencari suatu
keputusan yang hasilnya diharapkan adil dan tidak merugikan para peserta rapat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “rapat” (kata benda) berarti
pertemuan (kumpulan) untuk membicarakan sesuatu, sidang, majelis. DR.
Sedarmayanti, M.Pd. dalam buku Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Manajemen
Perkantoran, menyebutkan beberapa pengertian rapat:
2. Rapat adalah suatu bentuk media komunikasi kelompok yang bersifat tatap muka.
3. Rapat merupakan alat untuk mencapai mufakat, melalui musyawarah kelompok.
4. Rapat juga merupakan media pengambilan keputusan secara musyawarah untuk
mufakat.
5. Rapat adalah komunikasi kelompok secara resmi.
6. Rapat adalah pertemuan antarpara anggota di lingkungan kantor/organisasi sendiri
untuk membicarakan/merundingkan suatu masalah yang menyangkut kepentingan
bersama.
7. Rapat adalah pertemuan anggota organisasi/para pegawai untuk membahas hal-hal
yang berhubungan dengan kepentingan organisasi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, rapat adalah pertemuan yang dilakukan beberapa
orang dan membicarakan suatu masalah atau kepentingan dengan tujuan memberikan
penjelasan atau memecahkan suatu persoalan atau dapat juga diartikan mengadakan
perundingan demi memperoleh kesepakatan bersama.
Diskusi Kelompok
56
Ungkapan ini menggambarkan adanya beberapa fenomena, antara lain keterpaksaan anggota
organisasi untuk mengikuti rapat, atau rapat bagi para anggota dianggap kurang perlu, atau
rapat hanya merupakan aktivitas membuang-buang waktu secara percuma. Hal ini terjadi,
biasanya akibat pengelolaan rapat yang kurang tepat.
Hal-hal yang kurang tepat dalam penyelenggaraan, misalnya sebagai berikut:
a. Para anggota organisasi terlalu sering diminta untuk mengikuti rapat tanpa
dipertimbangkan, siapa yang sebenernya dan seharusnya terlibat dalam rapat.
b. Rapat hanya dijadikan alat pembenaran atau kehendak pimpinan.
c. Hasil rapat tidak pernah ditindaklanjuti atau hanya berhenti pada tataran ide saja, tanpa
pernah diusahakan untuk direalisasikan.
Berdasarkan kenyataan ini, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan rapat yang kurang baik
justru akan merugikan organisasi. Bahkan, dapat menimbulkan keluhan dan permasalahan
baru, baik bagi para anggota organisasi maupun organisasi itu sendiri.
Kemudian, apa dan bagaimana kaitan antara sekretaris dengan rapat? Jawaban pertanyaan
ini cukup jelas, yakni salah satu tugas khusus sekretaris adalah mengelola dan
menyelenggarakan rapat, dan tugas khusus ini merupakan tugas instruksi dari pimpinan.
A. Fungsi Rapat
Fungsi penyelenggaraan suatu rapat, diantaranya:
1. Sebagai forum demokrasi, dengan demikian diharapkan peserta dapat
berpartisipasi pada masalah-masalah yang dikemukakan.
2. Sebagai alat koordinasi yang baik antara peserta rapat (karyawan) dan
organisasi/perusahaan
3. Sebagai sarana bernegosiasi
4. Sebagai sarana pembentukan peraturan seperti membuat tata tertib, undang-
undang, atau ketentuan hukum.
B. Tujuan Rapat
Selain fungsi-fungsi yang telah dijelaskan di atas, rapat juga memiliki beberapa tujuan, di
antarannya:
a. Untuk memecahkan atau mencari jalan keluar suatu masalah
b. Untuk menyampaikan informasi, perintah, pernyataan
c. Untuk mengadakan koordinasi antar intern atau ekstern
d. Untuk mempersiapkan suatu acara atau kegiatan
e. Media komunikasi antar sesama anggota organisasi/perusahaan
f. Untuk menampung permasalah dari arus bawah
g. Untuk brainstorming/sumbang saran
Agar tujuan rapat dapat tercapai, analisis (pelajari) terlebih dahulu bagaimana tingkat
ketercapaian dari tujuan tersebut.
Menguji dan menentukan tujuan rapat dapat dilakukan dengan cara mengajukan
beberapa pertanyaan sebagai berikut:
57
1. Apakah tujuan tersebut realistik?
Tujuan akan dicapai harus dipikirkan dengan sebaik-baiknya. Tujuan yang hendak
dicapai apakah mungkin dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan
kemampuan yang ada.
2. Apakah waktunya tepat?
Ketika menyampaikan suatu gangguan atau ide, perlu pertimbangan mengenai
ketepatan waktu yang ada sebagai contoh: ada gagasan ingin mengganti seorang
staf karena yang bersangkutan kurang efektif dan tidak dapat bekerja sama dengan
karyawan lain, padahal yang bersangkutan sedang terkena musibah salah seorang
anggota keluarganya meninggal. Penyampaian gagasan seperti ini tentu kurang
tepat dari segi waktu. Contoh lain ada gagasan ingin menaikkan gaji karyawan,
padahal pada saat yang bersamaan omzet perusahaan sedang mengalami
penurunan sekitar 30% dibanding tahun sebelumnya. Penyampaian ide ini tidak
tepat waktu, sehingga kemungkinan besar tidak akan diterima dalam forum rapat.
3. Apakah orang-orang yang terlibat atau panitia rapat sudah tepat?
Penyelenggaraan rapat yang berhasil dapat tercapai berkat adanya persiapan dan
keterampilan orang-orang yang bertugas untuk melaksanakannya. Orang-orang
yang terlibat atau panitia harus termasuk orang yang memahami situasi dan tujuan
diadakannya rapat serta bertanggung jawab penuh terhadap tugasnya. Kerjasama
panitia rapat yang baik dan teroganisasi dapat menjadikan tujuan rapat akan
berhasil.
4. Apakah tujuan sesuai dengan AD (Anggaran Dasar) dan ART (Anggaran Rumah
Tangga) organisasi atau perusahaan.
Tujuan rapat harus mengacu pada tujuan organisasi atau perusahaan secara
keseluruhan. Oleh karena itu, jika ingin menyampaikan atau menentukan tujuan
harus sesuai dengan kebijakan organisasi atau perusahaan.
Diskusi kelompok
C. Alasan/Pertimbangan Rapat
Untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi organisasi maka sebelum menyelenggarakan
rapat terlebih dahulu harus dipikirkan dengan matang beberapa pertimbangan. Misalnya
sebagai berikut:
a. Apakah dalam rapat ada sesuatu yang perlu dibicarakan secara khusus?
b. Apakah bermanfaat jika rapat tersebut diadakan?
58
c. Apakah dengan melibatkan beberapa orang akan menyelesaikan persoalan atau
justru akan membuat rumit persoalan?
d. Apakah semua anggota dalam organisasi perlu memiliki informasi dari persepsi
yang sama mengenai suatu permasalahan tertentu?
e. Apakah penyelenggaraan rapat mampu atau bermanfaat untuk meningkatkan dan
mengembangkan kerjasama?
59
b. Notula/hasil rapat yang lalu (apabila rapat tersebut merupakan kelanjutan dari rapat
sebelumnya).
c. Bahan-bahan yang akan dibicarakan dalam rapat (makalah, laporan-laporan dan
sebagainya).
Bahan-bahan tersebut disatukan dalam sebuah map dan harus telah tersedia untuk
masing-masing peserta pada waktu rapat dimulai. Apabila bahan-bahan tersebut
memerlukan pemikiran yang panjang, maka harus telah dikirimkan bersama dengan
pemberitahuan rapat/surat undangan, agar dapat dipelajari terlebih dahulu.
Diskusi kelompok
G. Undangan Rapat
Setelah agenda rapat ditetapkan, selanjutnya mempersiapkan undangan rapat. Agenda
rapat tersebut sebagai pedoman untuk menentukan peserta rapat. Dengan demikian,
harus dihindari menghadirkan peserta rapat yang tidak terkait dengan urusan dan tujuan
60
rapat. Membuat daftar undangan berdasarkan permintaan pimpinan. Undangan rapat
dibuat setelah daftar peserta rapat disusun. Undangan rapat berisi:
1. Hari
2. Tanggal
3. Tempat Acara
4. Acara Rapat
Dalam undangan rapat, agenda rapat dicantumkan dengan jelas, maksudnya
memberikan kesempatan peserta rapat untuk mempersiapkan bahan rapat. Jika tempat
rapat di luar lingkungan organisasi, denah tempat pertemuan dapat dilampirkan.
Undangan rapat tidak diberikan mendadak, atau terlalu jauh jaraknya dari pelaksanaan
rapat. Ada macam-macam variasi surat undangan, semuanya bergantung apakah itu
rapat intern atau rapat ekstern.
Untuk undangan rapat intern, undangan yang dipakai dapat berbentuk surat undangan
biasa, atau bisa juga berbentuk edaran, sedangkan untuk rapat ekstern, undangan
mempergunakan surat undangan biasa yang lazim dipakai. Setelah daftar peserta rapat
jelas dan undangan rapat dibuat, langkah berikutnya mengirimkan undangan kepada
peserta rapat.
Undangan ada yang bersifat resmi dan ada yang bersifat tidak resmi. Undangan yang
bersifat resmi adalah surat undangan yang dibuat oleh organisasi, instansi, perusahaan,
lembaga, yayasan agar orang atau organisasi yang dituju dalam surat undangan dapat
menghadiri acara yang diselenggarakan oleh pihak pengundang.
Undangan tidak resmi adalah undangan yang dibuat oleh perorangan yang mewakili
dirinya sendiri agar pihak yang diundang dapat hadir dalam acara yang dibuat
pengundang. Misalnya undangan pernikahan, khitanan, syukuran dan lain-lain.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat undangan adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan tata bahasa yang baik dan benar
b. Mengetahui permasalahan dan latar belakang penyusunan undangan
c. Memahami aturan-arutan pembuatan surat
Undangan dibuat jauh hari sebelum rapat dimulai minimal 3 – 7 hari sebelum
pelaksanaan rapat. Hal ini berguna agar orang yang diundang dapat mempersiapkan
terlebih dahulu segala keperluan yang berkaitan dengan undangan rapat. Undangan
yang dibuat henda`klah memenuhi beberapa syarat, yaitu sebagai berikut :
1. Menggunakan kop surat atau kepala surat.
2. Mencantumkan nomor surat undangan serta tanggal pembuatan.
3. Mencantumkan perihal undangan rapat.
4. Mencantumkan nama-nama orang yang diundang rapat.
5. Mencantumkan hari, tanggal, waktu dan tempat rapat tersebut diselenggarakan.
Ditandatangani oleh pejabat yang bertanggung jawab atas surat undangan
tersebut.
61
Tugas
62
Beberapa jenis perlengkapan yang diperlukan atau digunakan dalam rapat
63
b. Akomodasi
Untuk rapat atau pertemuan yang
sangat penting dan memakan
waktu lama, biasanya para
peserta rapat akan menginap di
suatu tempat. Untuk itu sekretaris
harus mengatur pemilihan tempat
yang cocok untuk pelaksanaan Mempersiakan akomodasi dengan
sebaik mungkin www.transerahotels.com
rapat tersebut mulai dari
pemesanan tempat, pembagian
kamar, hingga pengecekan terakhir akan kesiapan penginapan untuk peserta
rapat, fasilitas akomodasi harus disiapkan sebaik mungkin.
c. Transportasi
Jika suatu rapat dilaksanakan di luar kantor, tentunya transportasi para peserta
rapat ke tempat rapat harus dipersiapkan. Jika harus menyewa mobil atau bus,
maka sekretaris harus menyiapkannya.
manado.tribunnews.com
d. Kesehatan dan Keamanan
Pelayanan kesehatan perlu juga
disediakan untuk menjaga
kemungkinan ada peserta rapat yang
jatuh sakit. Petugas kesehatan seperti
mantri, juru rawat, atau dokter lebih
baik jika tersedia. Untuk menjaga
keamanan jalannya rapat perlu
pengamanan seperti satpam atau
pihak keamanan lain.
64
5. Apakah konsumsi rapat telah dipesan/disiapkan?
Agar lebih jelas, dibawah ini dibuat bagan persiapan penyelenggaraan rapat
sebagai berikut:
Tugas Kelompok
65
7. Penggunaan data
8. Penggunaan Anekdot
9. Membuat pertanyaan
10. Menggungkapkan sesuatu yang unik dan istimewah
11. Peribahasa,kata bijak,dan kutipan dari kitab suci
66
1. Pengendalian bebas terbatas
Pengendalian ini merupakan pengendalian rapat yang memberikan
kesempatan secara bebas kepada para peserta rapat untuk
mengemukakan pendapatnya secara bergantian. Model pengendalian
seperti ini terkesan demokratis, namun dapat memberikan peluang kepada
para peserta rapat yang ingin memonopoli pembicaraan dalam rapat.
2. Pengendalian secara ketat
Pengendalian secara ketat adalah pengendalian rapat yang tidak
memberikan kesempatan bertanya atau mengeluarkan pendapat kepada
para pesertanya. Para peserta rapat boleh mengeluarkan pendapat hanya
seizin pimpinan rapat dengan waktu dan jumlah penanya yang sudah
ditentukan. Model pengendalian seperti ini terkesan otoriter dan kaku,
sehingga para peserta rapat kurang bebas dalam mengeluarkan
pendapatnya.
3. Pengendalian gabungan bebas terbatas dengan ketat
Pengendalian rapat yang menggabungkan antara bebas terbatas dengan
ketet adalah pengendalian rapat yang memberikan kesempatan seluas-
luasnya kepada peserta rapat untuk mengeluarkan pendapatnya dan
apabila keadaan sebuah mulai kurang sterkendali, pimpinan rapat langsung
menggunakan cara pengendalian ketat, sehingga keadaan normal kembali.
3. Pemimpin rapat harus mempunyai sifat yang adil, tidak memihak, jujur,
berwibawa, dan tegas.
4. Pemimpin rapat harus mampu mengtur lalu lintas jalannya rapat.
5. Pemimpin rapat dapat memgelola secara terarah dalam mencapai tujuan
rapat.
6. Pemimpin rapat berusaha agar seluruh peserta rapat memiliki kesempatan
untuk memberikan gagasan.
7. Pemimpin rapat memimpin rapat menurut prosedur perusahaan dan tata
cara pertemuan.
67
Bila ada peserta rapat yang mengemukakan pendapat, maka pemimpin
rapat dapat meneruskan pembicaraan dari satu pendapat kepada pendapat
berikutnya. Seorang pemimpin harus dapat mengambil intisari pembicaraan
dan menyimpulkannya. Contoh lain, bila ada pertanyaan dari peserta rapat,
pemimpin rapat dapat mengembalikan pertanyaan tersebut ke si penanya.
4. Sebagai penengah atau katalisator
Kadang suasana rapat menjadi memanas atau tegang karena adanya
perdebatan. Bila perdebatan berlangsung lama dan berakhir dengan sikap
emosional, pemimpin rapat harus cepat bertindak sebagai penengah.
5. Sebagai motivator
Yang dimaksud dengan motivator ialah pemimpin rapat harus berusaha
agar memberikan semangat ketika rapat berjalan lamban dan
membosankan.
6. Sebagai pengumpul dan penentu keputusan
Pada saat rapat berlangsung pemimpin rapat harus memperhatikan dengan
sungguh-sungguh isi pembicaraan agar dapat mengumpulkan data dan
membuat keputusan yang tepat sesuai dengan keinginan seluruh peserta
rapat.
4. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika pemimpin rapat akan menjawab pertanyaan:
1. Mendengarkan dengan seksama dan penuh perhatian terhadap pertanyaan
yang diajukan pendengar;
2. Menunggu pendengar menyelesaikan pertanyaannya (tidak memotong
pertanyaan pendengar);
3. Menjawab pertanyaan dengan singkat, jelas, namun mencapai sasaran;
4. Menjawab pertanyaan dengan jujur dan objektif, bila pembicara tidak
mengetahui jawabannya secara pasti lebih baik berterus terang;
5. Menjawab pertanyaan disertai dengan bukti dan contoh agar jawaban pembicara
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya;
6. Pembicara hendaknya tidak emosional bila terdapat pertanyaan yang bersifat
menguji kepandaian pembicara;
7. Ketika menjawah pertanyaan hendaknya pandangan ditujukan kepada
pendengar.
68
4. menghindarkan pemakaian istilah atau kata asing yang tidak dipahami oleh
pembicara dan tidak sesuai dengan umur, tingkat sosial, dan pendidikan para
pendengar;
5. penyampaian pendapat tidak menyimpang dari tema.
6. jangan merasa pendapat sendirilah yang paling benar dan harus menghargai
pendapat orang lain.
69
Peserta rapat dengan tipe perantara biasanya akan bertindak sebagai perantara atau
penjembatani antara orang/kelompok yang berbeda. Peserta rapat tipe ini membantu
memperjelas pendapat peserta rapat lain yang belum jelas, sehingga seluruh peserta
menjadi jelas. Tipe peserta ini hampir sama dengan tipe pemersatu yang selalu
menginginkan persatuan dan kesatuan dalam pelaksanaan rapat. Peserta rapat
dengan tipe ini biasanya pandai bergaul, dapat dipercaya dan memiliki wibawa
diantara lainnya.
7) Tipe pendengar
Peserta rapat dengan tipe pendengar biasanya bersifat pasif. Peserta rapat tipe ini
hanya berperan sebagai pendengar yang baik. Ia hanya mendengarkan informasi-
informasi yang disampaikan oleh pemimpin rapat atau peserta rapat lainnya. Ia tidak
suka mengeluarkan pendapat, kritik atau saran dan lebih bersifat pendiam.
Diskusi Kelompok
70
2. Para peserta rapat berpartisipasi aktif
Rapat diselenggarakan dengan tujuan tertentu. Tujuan dapat tercapai bila seluruh
peserta berperan serta mengemukakan pendapat, bertanya, dan ikut menyetujui
keputusan rapat.
3. Adanya kendali dari ketua rapat
Rapat berlangsung terbuka dan para peserta rapat berpartisipasi aktif, tidaklah
cukup. Meskipun rapat berlangsung terbuka dan peserta rapat berpartisipasi aktif,
namun rapat harus berlangsung secara terkendali. Maksud terkendali ialah jalannya
rapat harus sesuai dengan tema permasalahan. Bila rapat berjalan di luar jalur tema
yang telah ditetapkan maka ketua rapat harus berusaha untuk mengembalikan
situasi rapat ke arah tujuan yang telah ditetapkan. Pemimpin atau ketua rapat harus
mampu membimbing, mengarahkan, dan memberi kemudahan terhadap para
peserta rapat.
4. Hindarkan debat kusir
Pada saat rapat janganlah sampai mengemukakan pendapat tanpa disertai dengan
alasan, bukti yang kuat atau logis. Bila mengemukakan pendapat hanya bermaksud
ingin menang sendiri tanpa disertai alasan yang logis, maka akan terjadi perdebatan
yang tidak ada artinya atau “debat kusir”. Debat kusir artinya perdebatan yang tidak
disertai alasan yang masuk akal, hanya menonjolkan emosi. Debat kusir hanya
akan membuat suasan rapat menjadi panas, tegang, dan tidak menyenangkan.
5. Bahasa harus komunikatif
Pada waktu rapat, bahasa yang digunakan harus jelas, singkat, dan tepat atau
komunikatif. Baik mengemukakan pendapat maupun bertanya harus diajukan
dengan memperhatikan waktu, tidak bertele-tele, langsung kepada inti
permasalahan.
6. Hindarkan monopoli ketika berbicara
Pada saat rapat, seorang ketua harus mampu mengatur jalannya rapat. Jangan
sampai pembicaraan hanya didominasi atau dimonopoli oleh seseorang atau satu
kelompok. Setiap peserta rapat mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk
mengemukakan pendapat atau pertanyaan. Oleh karena itu ketua rapat harus
memperhatikan para peserta rapat yang belum dan yang telah berbicara.
7. Terdapat keputusan dan kesimpulan rapat
Rapat dikatakan berhasil bila terjadi keputusan dan kesimpulan rapat. Setiap
keputusan rapat dapat disetujui seluruh peserta rapat. Berdasarkan keputusan
keputusan yang telah disetujui, seorang ketua rapat menyimpulkan hasil rapat.
Kesimpulan rapat harus diutarakan kepada peserta rapat agar menjadi pedoman
dalam pelaksanaan kegiatan dan rapat selanjutnya.
8. Adanya notulen
Pada saat rapat berlangsung harus ada seseorang yang bertugas untuk
mencatatnya dalam sebuah notulen. Pencatat jalannya rapat biasanya dilakukan
71
oleh seorang sekretaris atau notulis. Isi notulen secara garis besar menguraikan
jalannya rapat secara singkat.
9. Acara rapat
Acara rapat harus disusun secara sistematis atau berurutan secara logis.
10. Media rapat
Tempat dan saran untuk rapat harus memadai. Tempat dan sarana yang cukup
mampu (memadai) menampung peserta rapat sesuai dengan jumlah undangan
rapat.
11. Waktu
Rapat dimulai sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan acara demi acara
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan waktu (tepat waktu).
3. Pemimpin Rapat
Seorang pemimpin rapat termasuk salah satu faktor penentu berhasilny suatu rapat.
Seorang pemimpin rapat harus memiliki keterampilan berkomunikasi ketika pemimpin
rapat. Seorang pemimpin memiliki sifat dan tipe yang berbeda-beda. Pada garis
besarnya seorang pemimpin rapat digolongkan sebagai berikut:
a. Tipe Otoriter
Maksudnya ialah seorang pemimpin yang mempunyai rasa bahwa dirinya orang
yang paling berkuasa, paling mengetahui dalam segala hal, dan setiap keputusan
hanya ditentukan dirinya. Para peserta tidak diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapat, pandangan, pertanyaan atau sarana-sarana. Pemimpin
yang bersifat otoriter tidak terlibat dalam komunikasi kelompok. Pemimpin seperti ini
biasanya hanya memberikan perintah-perintah mengenai segala hal yang harus
72
dikerjakan. Tipe pemimpin rapat seperti ini menyebabkan suasana rapat tidak
hidup, tidak dinamis, para peserta hanya menunggu perintah dari pemimpin.
b. Tipe Demokratis
Maksudnya seorang pemimpin yang bersifat adil, terbuka, memberikan kesempatan
kepada para peserta untuk mengemukakan pendapat, pandangan, pertanyaan atau
sarana-saran, berperan aktif, ikut menentukan tujuan kelompok, pemimpin
berusaha untuk membimbing dan mengarahkan peserta rapat, memberikan
petunjuk, memberikan bantuan kepada para peserta kelompok. Dengan demikian,
pemimpin terlibat secara langsung dalam komunikasi kelompok, ikut serta dalam
kegiatan kelompok. Hasil keputusan rapat merupakan hasil musyawarah dalam
rapat, yang berasal dari seluruh peserta rapat.
Tipe kepemimpinan demokratis agak berbeda dengan tipe open management.
Seorang pemimpin dengan tipe open management sama halnya dengan tipe
demokrasi, hanya perbedaan yang paling mendasar ialah dari segi keputusan.
Dalam tipe demokratis keputusan rapat berasal dari peserta rapat dan pemimpin
rapat berdasarkan hasil musyawarah bersama, sedangkan dalam tipe open
management hasil keputusan rapat ditentukan oleh pemimpin rapat. Dalam tipe
open management, pemimpin dapat memberikan kesempatan kepada para anggota
untuk menyampaikan saran-saran, namun keputusan akhir berada pada pemimpin
rapat. Diterima tidaknya sebuah saran, tergantung dari panilaian pemimpin. Tipe
pemimpin open management, selain sebagai pemimpin, jupa pemimpin bertindak
sebagai pembuat keputusan atau decision maker (pengambil keputusan).
c. Tipe Laissez Faire
Tipe laissez faire atau tipe liberal maksudnya pemimpin rapat memberikan
kebebasan kepada para peserta rapat untuk mengambil berbagai macam langkah
atau cara dalam menyelesaikan masalah. Pemimpin tipe ini menyerahkan segala
sesuatunya kepada para peserta rapat, seperti menentukan tujuan, cara-cara
penyelesaian, kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, media yang akan digunakan.
Pemimpin dalam hal ini bersifat pasif, tidak ikut terlibat langsung dalam komunikasi
kelompok, tidak mengambil keputusan ap`apun. Pemimpin tipe ini bersikap seperti
seorang penonton saja, meskipun berada di antara para peserta rapat.
4. Peserta Rapat
a. Sifat atau karakter peserta rapat
Beberapa tipe peserta rapat, yaitu sebagai berikut:
1. Tipe Pemersatu
Karakter dari tipe pemersatu biasanya bertindak sebagai juru damai. Beberapa ciri
dari karakter tipe pemersatu yaitu penuh pengertian, persahabatan, berjiwa besar,
sabar, tekun/ulet, mempunyai sikap toleran.
2. Tipe Perantara
73
Karakter bertipe ini biasanya bertindak sebagai perantara, atau sebagai
penghubung antara yang satu dengan yang lain, baik perorangan maupun
kelompok. Maksudnya menghubungkan satu orang dengan kelompok lain, antara
kelompok dengan pemimpin kelompok, dll. Peserta rapat tipe ini mempunyai
karakter pandai bergaul, berwibawa, dapat dipercaya, berpenampilan meyakinkan.
3. Tipe Pendengar
Peserta rapat dengan tipe pendengar termasuk peserta rapat yang pasif, tidak turut
berperan serta secara aktif dalam rapat. Tipe pendengar umumnya orang yang
bersifat pendiam (jarang berbicara).
Seseorang bersikap seperti ini atau bersifat diam atau pasif biasanya karena kurang
pengalaman, kurang pengetahuan, tidak mempunyai keberanian, kurang bergaul,
pemalu, kurang percaya diri.
4. Tipe Pemberi Semangat
Peserta rapat yang termasuk pemberi semangat mempunyai sifat penggerak,
kemauan, dan kemampuan bekerja yang cukup tinggi. Dapat mempengaruhi orang
lain karena pandai membaca situasi, berwibawa, disegani sehingga mempunyai
pengaruh baik di kalangan kelompok sendiri maupun di luar kelompok.
5. Tipe Inisiatif
Peserta rapat yang termasuk kelompok tipe inisiatif merupakan orang yang rajin,
tekun kreativitas yang tinggi serta mempunyai keinginan yang baik, untuk turut
memikirkan pemecahan keadaan atau masalah.
6. Tipe Pemberi Informasi
Pada saat rapat orang-orang yang termasuk tipe pemberi informasi selalu
memberikan informasi karena mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang
cukup banyak, mudah bergaul, dan dapat dipercaya.
7. Tipe Penyerang
Peserta rapat yang termasuk tipe penyerang harus diwaspadai oleh pemimpin
rapat. Karena peserta rapat tipe ini bersifat pendobrak, menentang terhadap
masalah yang sedang dibahas, pendapat, dan sikap orang lain. Sehingga dapat
menimbulkan perdebatan dan perpecahan. Oleh karena itu, pemimpin rapat harus
bertindak cepat dan tepat pada waktu mengambil keputusan, jangan sampai timbul
suatu perdebatan (debat kusir) dn perpecahan.
74
2. Sebagai penyumbang data
Pendapat yang disampaikan oleh peserta rapat haruslah berdasarkan data-data yang
benar dan rasional. Sebagai penyumbang data, peranan peserta rapat sangat penting
dalam membantu pimpinan rapat untuk menentukan langkah-langkah yang diambil
dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dibahas dalam rapat.
3. Sebagai perumus kesimpulan
Semua saran, pendapat, ide dan gagasan dari seluruh peserta rapat tentu perlu
dipertimbangkan dan didiskusikan bersama-sama, agar menghasilkan kesimpulan yang
diharapkan oleh semua pihak. Oleh karena itu, setiap peserta rapat harus ikut berperan
aktif dalam rumusan kesimpulan.
4. Sebagai pembantu pimpinan
Setiap peserta rapat harus mampu membantu pimpinan rapat, agar dapat menjalankan
rapat dengan baik dan diperoleh keputusan rapat yang memuaskan semua pihak.
Peserta rapat dapat memberikan informasi sebanyak-banyaknya yang dapat membantu
pimpinan rapat dalam pengambilan keputusan.
5. Sebagai penerima hasil keputusan
Dengan diadakannya suatu rapat diharapkan dapat diacpai suatu kesimpulan/keputusan
yang merupakan hasil kesepakatan bersama dari peserta rapat, terhadap suatu
permasalahan yang dihadapi. Oleh karena itu, hasil keputusan ini harus diterima dan
dijalankan oleh seluruh peserta rapat dengan senang hati, walaupun mungkin saja itu
bukan merupakan saran/pendapatnya.
Diskusi Kelompok
Ulangan Harian 5
75
3.9 MENGIDENTIFIKASI BENTUK-BENTUK RAPAT
4.9 MENYELENGGARAKAN RAPAT INTERNAL
1. Rapat Berdasarkan Tujuannya
c. Rapat Penjelasan (Information Conference)
Rapat yang diselenggarakan apabila pimpinan organisasi/perusahaan ingin
memberikan penjelasan kepada para anggota tentang kebijakan, prosedur kerja,
atau tata cara kerja baru untuk mendapatkan keseragaman kerja.
d. Rapat Pemecahan Masalah (Problem Solving Conference)
Rapat yang bertujuan untuk mencari pemecahan suatu masalah yang sedang
dihadapi.
e. Rapat Perundingan (Negotiation Conference)
Rapat yang bertujuan untuk mencari jalan tengah agar tidak saling merugikan.
2. Rapat Berdasarkan Sifatnya
a. Rapat Formal
Rapat yang diadakan dengan suatu perencanaan terlebih dahulu menurut
ketentuan yang berlaku.
b. Rapat Informal
Rapat yang diadakan tanpa perencanaan dan tidak dipersiapkan terlebih dahulu,
serta dapat terjadi setiap saat, dapat juga terjadi secara kebetulan.
c. Rapat Terbuka
Rapat yang dapat dihadiri oleh setiap anggota, materi yang dibahas bukan masalah
yang bersifat rahasia.
d. Rapat Tertutup
Rapat yang hanya dihadiri oleh peserta tertentu dan yang dibahas menyangkut
masalah yang masih bersifat rahasia.
3. Rapat Berdasarkan Jangka Waktunya
a. Rapat Mingguan
Rapat yang diadakan seminggu sekali dan membahas masalah-masalah yang
bersifat rutin.
b. Rapat Bulanan
Rapat yang diadakan sebulan sekali untuk membahas hal-hal yang terjadi pada
bulan lalu.
c. Rapat Semesteran
Rapat yang diadakan enam bulan sekali dan bertujuan untuk mengadakan evaluasi
hasil kerjasama enam bulan yang telah lalu dan mengambil langkah-langkah
selanjutnya dalam jangka waktu enam bulan berikutnya.
d. Rapat Tahunan
Rapat yang diadakan setiap setahun sekali.
4. Rapat Berdasarkan Frekuensinya
76
a. Rapat Rutin
Rapat yang sudah ditentukan waktunya, untuk membahas masalah-masalah rutin
dalam organisasi atau perusahaan
b. Rapat Insidental
Rapat yang diadakan di luar rutin, diadakan tanpa ada perencanaan terlebih dahulu.
5. Rapat Berdasarkan Pesertanya
a. Rapat Vertikal
Rapat yang dihadiri bawahan dan atasan.
b. Rapat Horizontal
Rapat yang diadakan antar pejabat yang sederajat.
77
Gambar 1. Gambar 2.
Tempat duduk dibuat berbaris menghadap ke meja pemimpin atau pemincar (tanpa meja
konferensi). Model ini digunakan apabila peserta hanya berperan sebagai pendengar.
Model ini tidak direkomendasikan apabila peserta harus mencatat atau rapat sambil
makan atau minum pengaturan model ini sangat fleksibel. Baris kursi bisa diatur
setengah melingkar atau lurus menghadap ke tempat pembicara. Yang perlu diperhatikan
adalah sela yang cukup antar baris kursi untuk memungkinkan peserta rapat keluar dan
masuk dari tempat duduknya.
Kelebihan dari pengaturan ini adalah sangat efesien untuk peserta rapat dalam jumlah
besar dalam ruangan. Kelemahannya adalah tidak ada tempat menulis bagi peserta.
Interaksi antar peserta minimal.
2. Model Bentuk U
Gambar 3.
78
yang pengaturannya menggunakan model teater. Selain itu, karena disediakan meja,
maka peserta dapat menulis atau minum dan makan selama berlangsungnya rapat.
3. Model Kelas
Gambar 4.
Model kelas, hampir sama dengan model teater. Bedanya adalah dalam model kelas ini
disediakan meja yang memungkinkan peserta untuk menulis atau meletakan alat selama
pelaksanaan rapat.
Model ini digunakan apabila selama rapat peserta perlu menggunakan banyak bahan
bacaan (laporan misalnya) dan banyak menulis baik menggunakan kertas ataupun
notebook. Model ini juga cocok untuk rapat yang berlangsung lama sehingga peserta
dapat menikmati makan dan minum selama berlangsung rapat. Hal yang perlu
diperhatikan pada saat mengatur ruangan menggunakan model ini adalah sebaiknya
dalam satu meja cukup dua tempat duduk agar tidak terlalu berdesakan. Memang bisa
saja tempat duduknya lebih banyak asalkan mejanya cukup panjang. Penting juga diatur
jarak antara tempat duduk bagian depan dan tempat duduk di baris belakangnya.
4. Model Konferensi
G
a
m
b
a
r
5
.
79
Dalam model ini, diletakan meja konferensi di tengah yang dikelilingi dengan tempat
duduk. Model ini sama dengan model U, hanya saja posisi antar peserta bisa dihadapan
secara dekat. Dengan demikian, model ini cocok untuk rapat yang memerlukan diskusi
yang intensif.
Hal yang perlu diperhatikan di sini, mengenai kerapatan antar tempat duduk (kursi)
adalah posisi yang duduk di ujung meja. Tempat duduk di ujung meja diperuntukan bagi
pimpinan rapat. Ujung lawan dari pimpinan rapat adalah notulis.
Kelebihan dari penataan ini, adalah memungkinkan peserta diskusi secara intensif,
menulis, tetapi tanpa ada yang melakukan presentasi menggunakan audio visual.
5. Banquet Round
Di sini
terdapat beberapa meja bundar dengan masing-
masing meja disediakan tempat duduk. Model ini
cocok untuk rapat di mana peserta perlu melalukan
diskusi dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam
mengatur model seperti ini yang perlu diperhatikan adalah jarak antar tempat duduk
kelompok. Atur jarak mereka tidak terlalu dekat sehingga diskusi dalam satu kelompok
tidak menganggu kelompok lain, tetapi juga atur agar tidak terlalu jauh sehingga antar
kelompok bisa berdiskusi dengan mudah.
Diskusi Kelompok
Ulangan harian 6
80
`
81
pemecahana masalah, maka saluran yang dipergunakan ialah media lisan, kearah peserta
yang sedikit atau rapat kecil. Sedangkan penyajian/presentasi formal dengan jumlah
peserta rapat yang besar seperti konvensi penjualan, rapat pemegang saham, presentasi
untuk analis keamanan, dan fungsi-fungsi upacara, pada umumnya diadakan di
auditorium. Untuk memperbesar objek dalam presentasi ini seringkali digunakan alat
bantu audiovisual seperti film, audio, rekaman, dan slide show.
82
4. Tidak merokok ketika rapat berlangsung apalagi ruangan rapat ber-AC
5. Bersikap menghargai orang yang sedang berbicara
6. Tidak bersikap emosional/marah
7. Tidak bersikap egois (mementingkan diri sendiri)
8. Bersikap sopan, santun, dan bijaksana
9. Menggunakan bahasa yang santun
2. Gaya Komunikasi
Gaya berkomunikasi sebenarnya merupakan bagian dari etika pertemuan. Pada saat
pertemuan setiap orang yang berbicara mempunyai kebiasaan dan gaya tersendiri
atau mempunyai gaya komunikasi yang berlainan. Bagaimanakah gaya komunikasi
yang baik? Seseorang dapat dikatakan terampil berkomunikasi bila dapat melakukan
komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif dapat berlangsung apabila
memenuhi beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut, antara lain sebagai berikut:
a. Persepsi
Peserta rapat harus mampu menyampaikan pesan, pendapat, pandangan,
dengan tepat sehingga dapat diterima orang lain
b. Ketepatan
Peserta rapat harus mampu menyampaikan pemikiran, sesuai dengan kerangka
berpikir lawan bicara, sehingga terhindar dari miscomunication (komunikasi yang
salah).
c. Kredibilitas
Pada saat berkomunikasi dalam rapat setiap peserta harus memiliki rasa saling
percaya
d. Pengendalian
Seseorang yang pandai mengendalikan diri ketika berbicara, maka dia pun akan
berupaya agar pandai mengendalikan lawan bicaranya
e. Kecocokan/keserasian
Peserta rapat harus berusaha menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan
semua orang, bersikap bersahabat, menyenangkan, menghormati, dan berhasil
memberi kesan yang baik terhadap lawan bicara.
Beberapa persyaratan agar komunikasi berjalan efektif seperti diuraikan di atas harus
diterapkan dalam gaya komunikasi. Gaya komunikasi seseorang sangat menentukan
keberhasilan suatu komunikasi. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam gaya
komunikasi, antara lain:
a. Persyaratan komunikasi yang efektif seperti persepsi, ketepatan, kredibilitas,
pengendalian, dan kecocokan
b. Bahasa isyarat ialah gerakan badan atau tubuh atau ekspresi wajah.
c. Bahasa yang digunakan jelas, singkat, tepat, dan santun, serta dapat dipahami
dengan mudah oleh orang lain
83
d. Budi pekerti, watak, dan etika turut mempengaruhi gaya komunikasi seseorang
e. Gaya bahasa yang digunakan menentukan gaya komunikasi, gaya bahasa yang
sering digunakan antara lain:
1. Gaya bahasa hiperbola yaitu gaya bahasa yang menyatakan sesuatu
secara berlebih-lebihan.
Contoh: bagian pemasaran harus berusaha sekuat tenaga memeras otak,
memeras keringat, dan membanting tulang
2. Gaya bahasa klimaks yaitu gaya bahasa yang menyatakan penegasan
mulai dari rendah lalu meninggi.
Contoh: setiap karyawan mulai dari pesuruh, karyawan biasa, kepala
bagian sampai direktur akan mengikuti perlombaan
3. Gaya bahasa antiklimaks yaitu gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu
mulai dari yang tinggi menuju ke yang rendah.
Contoh: tidak hanya lima, empat, tiga, dua bahkan satupun karyawan yang
akan di PHK
4. Gaya bahasa simbolik yaitu gaya bahasa yang menggunakan nama dan
sifat binatang sebagai perlambang.
Contoh: kita harus seperti kancil dalam menghadapi kasus ini.
Tugas
Selain kelima unsur tersebut di atas, dalam gaya komunikasi terdapat hal-hal lain
yang dapat menarik dalam mempengaruhi pembicaraan. Hal-hal yang menarik dapat
mempengaruhi pembicaraan antara lain:
a. Pakaian
Cara seseorang berpakaian mencerminkan kepribadiannya. Cara berpakaian
yang rapi, bersih, tepat (sesuai situasi) akan menumbuhkan rasa percaya diri
dan harga diri. Pakaian harus serasi, sederhana, lengkap (tidak ada kancing
yang copot atau sobek). Begitu pula dengan sepatu yang dipakai harus serasi,
tatanan rambut harus disesuaikan pula dengan pakaian.
b. Pandangan Mata
Pada saat berbicara pandangan mata perlu terarah dengan baik, karena
pandangan mata seseorang memperlihatkan kepribadian, tata krama, dan
kewibawaan. Pandangan mata harus melihat ke depan kepada para peserta
rapat yang lain, melihat ke segenap ruangan secara sepintas, sehingga
84
pembicara dapat mengetahui keadaan ruangan, suasana rapat, dan sikap para
peserta rapat.
c. Mimik Wajah
Pada saat berbicara mimik wajah harus disesuaikan dengan isi pembicaraan.
Mimik wajah atau air muka wajah dapat terlihat sedih, gembira, bersemangat,
serius, kaget, dll.
d. Sikap Badan
Pada saat berbicara dalam rapat, kadang sambil duduk, kadang sambil berdiri,
sikap badan ketika berbicara baik duduk maupun berdiri harus tegak, jangan
sampai membungkuk. Sebelum berbicara, tarik nafas dalam-dalam, bersikap
tenang, pandanglah para peserta rapat dengan penuh perhatian. Kuasailah diri
sendiri sebelum menguasai para pendengar atau peserta rapat, sehingga
pembicara terlihat dan terkesan berwibawa.
e. Suara
Setiap orang tentunya mempunyai suara yang berbeda. Ada suara yang
melengking, merdu, berat, parau, biasa, dsbnya. Suara merupakan pembawaan
seseorang dan menjadi ciri khas setiap orang. Suara dapat berbuny lebih baik
apabila memperhatikan hal-hal berikut:
1. Jelas, kata-kata diucapkan secara jelas, maksudnya dapat didengar dan
dipahami oleh lawan bicara
2. Intonasi, tekanan dan nada suara tidak monoton, harus ada lagu turun naik
pada saat-saat tertentu. Pembicara harus mengetahui kata-kata yang perlu
diberi tekanan
3. Semangat, suara yang diucapkan dengan penuh semangat akan turut
menghangatkan suasana dan menular kepada para pendengar
4. Ekspresi, suara harus diungkapkan dengan penuh penghayatan
f. Tulisan
Tulisan turut berpengaruh terhadap gaya komunikasi. Pada saat rapat, seorang
pembicara kadang harus menjelaskan sesuatu disertai tulisan. Tulisan harus
jelas sehingga dapat terbaca orang lain.
Diskusi Kelompok
Tugas
85
Tulislah orang-orang yang terkenal karena gaya berbicara yang
menarik (tokoh dunia yang pandai berpidato)
Diskusi Kelompok
Tugas
Ulangan Harian 7
86
Apabila ada kasus, maka notula dapat digunakan sebagai bahan pembuktian di
pengadilan. Sebagai contoh: pendaftaran suatu organisasi, bila ada perubahan bentuk
atau penutupan suatu organisasi, membuktikan adanya pelaksanaan tugas tau tidak
dilaksanakan tugas tersebut.
2. Sebagai Sumber Informasi Untuk peserta Rapat Yang Tidak Hadir
Meskipun peserta berhalangan hadir, sebaiknya peserta tersebut tetap mengetahui
materi rapat yang dibahas dan mengetahui hasil rapat.
3. Sebagai Pedoman Untuk Rapat Berikutnya
Rapat terdahulu yang memerlukan tindak lanjut, direlisasikan dalam rapat berikutnya
sehingga notula dapat dijadikan pedoman.
4. Sebagai Alat Pengingat Untuk Peserta Rapat
Biasanya setelah pembukaan rapat, dibacakan notula hasil rapat sebelumnya sehingga
dapat mengingatkan para peserta rapat.
5. Sebagai Dokumen
Notula sebagai dokumen sehingga harus disusun dengan rapi menurut kronologis dan
dijilid secara rapi lalu dismpan engan baik sesuai dengan sistem pengarsipan.
6. Sebagai Alat Untuk Rapat Semu
Yang dimaksud dengan rapat semu adalah rapat yang tidak pernah dilaksanakan atau
rapat fiktif. Pada saat menyususn notula biasanya dikonsultasikan terlebih dahulu
kepada ahli hukum.
Untuk menjadi notulis yang handal, diperlukan beberapa keahlian yang harus dimiliki seorang
notulis. Seorang notulis harus terampil atau mampu:
1. Mendengarkan da menulis
2. Memilah dan memilih hal yang penting dan yang tidak penting
3. Konsentrasi yang tinggi
4. Menulis cepat
5. Bersikap obyektif dan jujur
6. Menguasai bahsa teknis baku dan menguasai materi pembahasan
7. Mengetahui dan memenuhi kebutuhan pembaca notula
8. Menguasai metode pencatatan secara sistematis
9. Menguasai metode pengolahan data
10. Menguasai berbagi hal yang berhubungan dengan rapat.
11. Menyimpulkan hasil rapat
Seorang notulis memiliki beberapa fasilitas penunjang untuk membantu dalam
menyelesaikan tugasnya. Beberapa fasilitas dan keistimewaan yang harus diperoleh seorang
notulis adalah sebagai berikut:
1. Notulis diberi informasi mengenai perihal latar belakang rapat, tujuan rapat, pokok
masalah rapat, dan jenis rapat sebelum rapat dilaksanakan. Notulis harus mengetahui
87
susunan acara beserta pokok masalah atau materi yang akan dirapatkan agar dapat
dipelajari sehingga memudahkan dalam menyusun notula.
2. Notulis diberi dokumen atau makalah yang dibagikan kepada para peserta rapat yang lain
pada saat pelaksanaan rapat.
3. Notulis diperbolehkan untuk meminta agar peserta rapat menjelaskan atau
menyempurnakan kesimpulan yang dikemukakan notulis.
4. Notulis mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan pada saat rapat
berlangsung.
5. Setiap sesi berakhir, notulis mempunyai hak untuk memperoleh rangkuman dan
kesimpulan rapat.
6. Agar dapat menyempurnakan notulanya, notulis berhak berbicara pada setiap sesi.
7. Notulis duduk disebelah pemimpin rapat, agar mudah berkomunikasi dan memperoleh
informasi secara maksimal.
8. Apabila rapat berlangsung terlalu lama, maka perlu disiapkan beberapa orang untuk
menulis notulis.
9. Ketika menyusun notula, seorang notulis tidak boleh mengerjakan hal lain karena
menyusun notula memerlukan konsentrasi yang penuh.
10. Jika rapat membutuhkan waktu pengkajian yang lebih lama dan berlagsung alot dan rumit,
maka notulis berhak memperoleh keleluasaan waktu untuk meyusun notula akhir.
88
notulis harus terampil mendengarkan setiap pembicaraan, meringkas, mencatat sambil
mendengarkan pembicaraan berikutnya
1. ISI NOTULA
Notula yang baik bukan notula yang panjang lebar, tetapi isinya kurang lengkap dan
pembicaraan yang bertele-tele. Notula yang baik adalah yang ringkas tetapi lengkap
serta jelas.
Notula yang lengkap berisi hal-hal seperti dibawah ini, walaupun ada organisasi yang
menyimpang dari urutan-urutan berikut :
a. Nama badan atau lembaga yang menyelenggarakan rapat.
b. Sifat rapat (rutin, biasa, luar biasa, tahunan, rahasia dan lain-lain).
c. Hari dan tanggal diselenggarakannya rapat.
d. Tempat rapat.
e. Waktu mulai dan berakhirnya (kalau tidak pasti, ditulis sampai dengan selesai).
f. Nama dan jabatan pimpinan rapat.
g. Daftar hadir peserta.
h. Koreksi dan perbaikan rapat yang terdahulu.
i. Catatan semua persoalan yang belum ada keputusannya.
j. Usul-usul atau perbaikan-perbaikan.
k. Tanggal atau bulan kapan akan diadakan rapat berikutnya.
l. Penundaan rapat dan tanggal penundaan (bila ada).
m. Tanda tangan notulis dan ketua rapat.
Notula harus obyektif tanpa ada hal-hal yang dikarang sendiri oleh notulis, sehingga
menyimpang dari isi pembicaraan yang asli. Notula yang baik juga harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
a. Lengkap berisi tentang semua informasi walaupun dalam penulisannya ringkas (tidak
bertele-tele).
b. Bahasa notula mudah dipahami pembaca.
c. Setiap pembicaraan ditulis secar terperinci dan satu sama lain saling terkait.
d. Dapat membantup impinan dalam pengambilan kebijakan dan keputusan.
e. Dapat dijadikan sebagai alat bukti apabila terjadi suatu permasalahan.
f. Dapat membantu untuk mengingatkan kembali setiap orang yang terkait bila
memerlukan lagi notula tersebut.
89
2. SUSUNAN NOTULA
Susunan notula secara garis besarnya hampir sama, walaupun tidak persis. Karena
masih ada perbedaan sedikit-sedikit, maka dibawah ini ada beberapa hal yang harus
diperhatikan pada saat menyusun notula.
1. Nomor rapat dan jenis rapat perlu disebutkan, apalagi jika pembicaraan itu
dilaksanakan secara berkala.
2. Jam berapa dibuka, harus disebutkan secara jelas dan jam berapa rapat tersebut
ditutup. Tetapi jika rapat tersebut belum selesai maka ditulis mulai pukul ..... sampai
selesai ......
3. Daftar hadir semua ditandatangani oleh peserta dan harus dilampirkan pada notula.
4. Meskipun notula ditulis secara ringkas, tetapi setiap pembicaraan harus disebutkan
namanya. Misalnya Saudara Majid mengemukakan bahwa ............, maka ketua
menyetujui usulan tersebut dan .........
5. Tetapi nama pendukung, terutama yang tidak disetujui, jangan ditulis. Lebih baik
ditulis jumlanya, misalnya yang setuju ......... orang dan yang tidak setuju ......... orang.
Orang yang setuju dan tidak setuju cukup dengan mengancungkan tangan saja, tidak
perlu berbicara.
6. Setelah rapat selesai, notulis mengoreksi lagi notula dan menyalin kembali
salinannya, diketik dengan rapi, dan ditandatangani oleh notulis serta Ketua rapat
tersebut.
Bila perlu, digandakan untuk dibagikan pada peserta rapat yang tidak hadir pada saat rapat
berlangsung.
SOAL LATIHAN
PT Lintas Cakrawala adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi Virgin Oil Coconut
(VCO). PT Lintas Cakrawala berkantor pusat di Yogyakarta dan memiliki cabang di 4 kota besar yaitu
Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan. Selama satu bulan terakhir PT Lintas Cakrawala didera
demo karyawan yang berkepanjangan. Dalam dua hari terakhir demo telah meluas hingga seluruh
cabang PT Lintas Cakrawala. Serikat Pekerja PT Lintas Cakrawala menuntut perusahaan menaikkan
gaji karyawan minimal 25% dari gaji yang sekarang mereka peroleh. Meski telah memenuhi Upah
Minimum Regional (UMR) tetapi bagi karyawan itu belum mampu mencukup kebutuhan sehari-hari
karyawan. Menyikap hal tersebut Pimpinan Pusat PT Lintas Cakrawala mengundang 4 Pimpinan
Cabangnya untuk menyelesaikan permasalahan.
Tugas
90
1. Peserta membuat notula dari rapat yang diselenggarakan oleh roler (pemeran) di ruang
khusus.
2. Notula dibuat dengan blanko yang telah disediakan oleh panitia
3. Waktu role playing rapat kurang lebih 25 menit, sesudahnya peserta UKP masuk ke ruang
kelas untuk menyusun notula dalam waktu 35 menit
Skenario
1. Pimpinan Pusat (Ir. Muhammad Zain Saleh, MBA)
Demo yang telah meluas dan serempak dalam dua hari terakhir dikhawatirkan menimbulkan
stagnasi. Perusahaan terancam bangkrut karena tidak menghasilkan barang. Untuk itu
pimpinan perlu mendapatkan masukan dari para pimpinan cabang terkait hal tersebut.
Tuntutan-tuntutan dari karyawan perlu menjadi bahan pertimbangan.
2. Pimpinan Cabang Bandung (Kusuma Wardani, SE. Akt)
Dari Bandung dilaporkan bahwa unjuk rasa sudah dimulai sejak dua minggu terakhir.
Produksi barang anjlok sampai dengan 80%. Cabang telah berupaya melakukan mediasi
dengan Serikat Pekerja Cabang akan tetapi belum membuahkan hasil. Oleh karena itu
Pimcab Bandung mengusulkan agar Pimpinan Pusat meninjau ulang Upah Minimum
Regional (UMR) dan mengadakan Forum Silaturahmi dengan Serikat Pekerja.
3. Pimpinan Cabang Semarang (Susilawati, SE)
Hal yang sama juga terjadi di Semarang, bahkan aksi unjuk rasa semakin anarkis karena
massa merusak properti milik PT Lintas Cakrawala. Karyawan yang demo disinyalir adalah
karyawan yang tidak produktif.
Serikat Pekerja bahkan mengancam apabila tuntutan tidak dikabulkan dalam 1 minggu ini
maka perusakan yang mereka lakukan akan diperluas sampai area pabrik. Untuk itu Pimcab
Semarang setuju dilakukan mediasi dengan seluruh utusan Serikat Pekerja dari pusat sampai
cabang. Pimcab Semarang juga mengusulkan perlunya tes psikologi saat rekruitmen
pegawai.
4. Pimpinan Cabang Surabaya (Ir. Adi Waluyo Jati)
Meski terjadi hal yang sama dengan cabang yang lain, tetapi unjuk rasa dari Serikat Pekerja
Cabang Surabaya cenderung lebih lunak. Pimcab memandang demo yang terjadi ada
hubungan psikologis dengan keadaan yang sedang susah. Pimcab Surabaya mengusulkan
perusahaan perlu memberikan tambahan tunjangan kesejahteraan karyawan yang diambil
dari dana cadangan perusahaan. Pimcab Surabaya juga mengusulkan untuk memberikan
sanksi tegas kepada karyawan yang telah bertindak anarkis. Apabila perlu karyawan tersebut
di PHK.
5. Pimpinan Cabang Medan ( Maharani Dewi, SH)
Aksi demo yang terjadi menurut Pimcab Medan dapat dimaklumi oleh karena perekonomian
negara yang masih belum stabil. Pimcab Medan memberikan masukan demo juga perlu
disikapi dengan adanya PHK. Disamping itu perlu menjajagi kemungkinan ekspand (ekspor
ke Luar Negeri) guna menambah laba perusahaan
91
Kesimpulan Pimpinan
1. Upah Minimum Regional (UMR) yang berlaku sekarang akan ditinjau ulang melalui
rapat direksi.
2. Karyawan yang terlibat tindak anarkhis akan ditindaklanjuti dengan PHK dan proses
hukum kepada pihak berwajib.
3. Tes penerimaan karyawan akan lebih diperketat dengan melibatkan psikolog dari luar.
4. Perusahaan akan memberikan tambahan tunjangan dari dana cadangan perusahaan.
5. Perusahaan akan membentuk tim khusus untuk menjajagi kemungkinan ekspor ke Luar
Negeri.
SOAL 2
Aktivitas
1. Buatlah notula rapat pada praktik di Kegiatan Belajar 1 (lihat Aktivitas hal. 22) !
2. Buatlah notula rapat dari pelaksanaan rapat berikut ini.
Petunjuk
a. Rapat dilaksanakan pada hari ini, pukul 09.00 s.d selesai
b. Rapat dipimpin oleh Bapak Ir. Irwansyah, M.Si
c. Peserta rapat adalah para kepala cabang, yaitu:
Dwi Astuti, pemasaran wilayah Jabodetabek
Surya Agung, pemasaran wilayah Bandung
Edi Purnama, pemasaran wilayah Purwakarta dan Sumedang
Sari Dewi, pemasaran wilayah Bogor dan Sumedang
Firman, pemasaran wilayah Banten
d. Sifat rapat tertutup
SKENARIO RAPAT
Ketua Rapat : Saudara sekalian, selamat pagi dan terima kasih atas kehadiran Saudara pada
undangan rapat pada hari ini. Rapat pagi ini sangat penting bagi kemajuan usaha
kita, karena setelah kami periksa pada laporan bulanan ternyata omzet penjualan
produk kita mengalami penurunan yang memperihatinkan. Oleh karena itu, kami
minta Saudara memberikan masukan dan informasi bagaimana cara terbaik untuk
meningkatkan kembali penjualan produk kita, agar omzet penjualan tetap stabil.
Silahkan Saudara memberikan tanggapan atau usulan untuk meningktakan kembali
usaha kita.
Dwi Astuti : Maaf Pak, menurut saya menurunnya omzet penjualan kita dikarenakan semakin
banyaknya saingan produk yang sejenis, sehingga perlu kiranya kita meninjau
kembali mutu produk kita, agar tetap bisa bersaing dengan produk yang lainnya.
92
Surya Agung : Saya setuju dengan pendapat Ibu Dwi Astuti. Kita harus selalu meningkatkan mutu
produk kita dan harga yang ditawarkan kepada masyarakat juga jangan terlalu
tinggi, sehingga kurang terjangkau oleh masyarakat.
Edi Purnama : Kalau saya menyoroti dari sisi lain Pak, menurut saya penurunan penjualan produk
kita ini disebabkan juga krisis ekonomi yang terjadi dinegara kita, sehingga daya
beli masyarakat menjadi berkurang. Saran saya bagaimana jika cara pemasaran
produk ini kita lakukan dengan door to door dang dengan sistem kredit, sehingga
masyarakat akan lebih dekat dengan produk kita.
Sari Dwi : Selama ini kita belum mencoba pemasaran dengan cara door to door, tetapi hanya
melalui sistem agen. Oleh karena itu, sya sangat setuju dengan usulan Bapak Edi.
Firman : Kalau saya mengusulkan dibentuk tim yang melakukan riset pasar untuk
mendapatkan data yang akurat tentang mutu dan harga produk kita dibandingkan
dengan produk sejenis. Kita juga bisa mengetahui produk apa yang diinginkan
masyarakat, sehingga kita bisa lebih memenuhi keinginan masyarakat.
Ketua Rapat : Saudara sekalian, terima kasih atas usulan, masukan dan saran-saran yang telah
Saudara berikan. Kesimpulan yang dapat diambil dari rapat hari ini adalah sebagai
berikut:
Untuk meningkatkan omzet penjualan kita perlu melakukan riset pasar.
Memeperhatikan dan meningkatkan mutu produk
Pemasaran dengan cara door to door dan melayani pembelian dengan sistem
kredit.
Demikian rapat kita pada hari ini, mohon kerja sama dari kita semua untuk terus meningkatkan
omzet penjualan produk kita dan selamat bertugas kembali.
Ulangan Harian 8
93