KEPROTOKALAN
KELAS XI
OTOMATISASI DAN TATA KELOLA
PERKANTORAN
1
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kepada tuhan YME, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan penulisan Modul Administrasi Humas dan Keprotokolan sesuai dengan kurikulum
2013.
Modul ini disusun berdasarkan KI & KD serta Silabus Kurikulum 2013 dan mencari materi pada
buku-buku referensi yang tercantum pada daftar pustaka, internet, serta diskusi.
Materi yang tercantum pada modul ini sesuai dengan materi yang terdapat pada silabus yang
mencakup hal-hal yang berkaitan dengan administrasi humas dan keprotokolan.
Penyusun berharap dengan adanya modul ini dapat dijadikan media pembelajaran dan menjadi
sumber ajar bagi peserta didik sesuai dengan harapan kurikulum 2013.
2
Daftar Isi
Kata Pengantar
3
3.3 Mengidentifikasi Macam-macam Humas 3. Tempat Humas dalam Struktur
4.3 Mengevaluasi Macam-macam Humas Organisasi 34
yang Ada di Instansi 4. Satuan Organisasi Humas 35
5. Kedudukan Humas dalam Perusahaan
Macam-macam humas 28
atau Organisasi 36
1. Hubungan Masyarakat sebagai
6. Syarat-syarat Pejabat Humas 36
Methode of Communication 28
2. Hubungan Masyarakat sebagai State
3.5 Menguraikan Organisasi Profesi Humas
of Being 28
4.5 Memilah Jenis Organisasi Profesi
3. Pengetahuan Protokoler di Indonesia
Humas
a. Tata Ruang 29
b. Tata Upacara 30 I. Integritas Pribadi dan Profesional38
c. Preseance (Tata Tempat Duduk) II. Perilaku Terhadap Klien dan
31 Pimpinan 38
Ulangan Harian 2 38
A. Pengertian dan Definisi Etika 39
3.4 Mengidentifikasi profil humas B. Sistematika Etika 39
4.4 Mengolah informasi yang diterima dari C. Etika Profesi 40
media secara efektif dan efisien
D. Ciri-ciri Profesi 40
1. Bentuk Humas (Alternatif PRO =
E. Kode Etik Profesi Humas 40
Public Relations Officer) 34
F. Kode Etik Kehumasan Indonesia 41
2. Kedudukan Humas Saat Ini 34
Ulangan Harian 3
4
3.6 Mengidentifikasi Kegiatan Internal/Ekstrenal
Public Relations
4.6 Mempraktekkan Kegiatan Humas
Internal/Eksternal
A. Internal Public Relations
1. Pengertian Internal Public Relations 43
2. Tujuan Melakukan Kegiatan Internal Public
Relations 43
3. Perincian Tujuan dari Kegiatan Internal
Public Relations 43
4. Asumsi Dasar 43
5. Penggolongan Internal Public Relations
A. Hubungan dengan Karyawan
(Employee Relations) 44
B. Hubungan dengan Pemegang Saham
(Stockholder Relations) 44
C. Hubungan dengan Keluarga Karyawan 44
Ulangan Harian 4
5
3.7 Mendeskripsikan Pengertian Rapat atau 3.8 Menjelaskan Teknik Penyelenggaraan
Pertemuan Rapat
59 71
Diskusi Kelompok 60 4. Rapat Berdasarkan
Frekuensinya 71
5. Rapat Berdasarkan Pesertanya 72
6
3.10 Menguraikan Tentang Tata Ruang Rapat Diskusi Kelompok 81
4.10 Membuat Lay Out Ruang Rapat Tugas 81
1. Tata Letak Ruang Rapat 72 Ulangan Harian 7
Diskusi Kelompok 75
Ulangan Harian 6 3.12 Menguraikan Sistematika Penulisan
Notula
3.11 Menjelaskan Prosedur Rapat
A. Prosedur Pertemuan atau Rapat76 1. Pengertian Notula 81
Diskusi Kelompok 80
4.12 Membuat Notula Rapat
Tugas 80
Soal Latihan 85
7
MODUL
ADMINISTRASI HUMAS DAN KEPROTOKOLAN
8
3.1 Mendeskripsikan Pengertian Humas
B. Pengertian Humas (Hubungan Masyarakat)
Pengertian hubungan masyarakat berdasarkan kamus
manajemen
Adalah seni menyajikan pandangan dan kepentingan
organisasi dengan sebaik dan sejelas mungkin kepada
pihak-pihak yang sangat berkepentingan terhadap
perusahaan, seperti para penanam modal, pelanggan,
pegawai, pembuat peraturan (legislator), pengamat
lingkungan, dan sebagainya.
Banyak para ahli yang mendefinisikan tentang Hubungan Masyarakat atau Public Relations
diantaranya :
a. Institute of Public Relations
Humas adalah upaya dilangsungkan terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan
dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap publiknya.
b. Frank Jefkins
Humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik ke dalam
maupun keluar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-
tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling
pengertian.
c. Edward L. Bernays
Humas mempunyai tiga arti : 1) Penerangan
kepada masyarakat, 2) Persuasif untuk
mengubah sikap dan tingkahlaku masyarakat, 3)
Usaha untuk mengintergasikan sikap perbuatan
masyarakat dan sebaliknya.
11
Diskusi
1. Sebutkan Beberapa kegiatan humas dalam menangani
pekerjaan kantor berkaitan dengan tugas-tugas inti seorang
public relations
b. Definisi komunikasi
A.M. Hoetta Soehoet mendefinisikan komunikasi sebagai berikut : “ komunikasi merupakan ilmu
yang mempelajari usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataannya kepada manusia
lain.”
2. Unsur-unsur Komunikasi
Unsur – unsur komunikasi diantaranya adalah :
1. Komunikator
Merupakan seorang pengirim pesan atau bisa juga dikatakan sebagai sender. Komunikator
menyampaikan pesan kepada komunikan melalui media. Komunikator bisa saja seorang
(tunggal), kelompok, atau sebuah organisasi pengirim berita.
2. Komunikan
Merupakan penerima pesan atau berita dari komunikator atau juga yang biasa disebut receiver.
seorang komunikan harusnya mampu mengerti pesan yang disampaikan oleh seorang
komunikator agar proses komunikasi yang terjadi dapat berjalan sempurna dan benar sehingga
menimbulkan feedback.
3. Pesan
Merupakan suatu perihal yang akan
disampaikan dari komunikator kepada
komunikan melalui sebuah media. Pesan
dapat berupa lisan maupun tulisan, dapat juga
melalui suara, lambang, symbol, mimik
wajah.
4. Media
12
Merupakan saluran yang digunakan komunikator untuk mengirimkan sebuah pesan kepada
komunikan. Terdapat dua cara dalam proses komunikasi, secara langsung atau tanpa media
dan menggunakan sarana media seperti tv, telepon, fax dsb.
5. Efek
Efek diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan oleh sebuah pesan yang diterima komunikan.
Jika komunikan mampu mengerti isi pesan tersebut maka biasanya akan terjadi suatu imbal
balik untuk merespon pesan tersebut.
3. Proses Komunikasi
Secara sederhana proses komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
2. Komunikator mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud (komunikan). Pesan yang
disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat symbol – symbol
yang bisa dimengerti kedua pihak.
3. Pesan itu disampaikan melalui suatu saluran
media baik secara langsung maupun tidak
langsung. Contohnya berbicara melalui telepon,
surat, e-mail, atau media lainnya
4. Komunikan menerima pesan yang disampaikan
dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya
ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan
itu sendiri.
5. Komunikan memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan,
apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim
4. Umpan Balik
Umpan balik sangat penting dalam proses komunikasi, karena dengan terjadinya umpan balik maka
dapat dikatakan proses komunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik atau tidak. Karena dimana
terjadi umpan balik dalam proses tersebut maka akan timbul efek sebagai suatu bukti bahwa proses
tersebut dapat dikatakan berhasil.
5. Public Relations
Menurut W. Emerson Reck, Public Relations
adalah sebuah bentuk pelaksanaan dari
penetapan kebijakan, pelayanan dan sikap
yang disesuaikan dengan keperluan
masyarakat atau segolongan masyarakat agar
organisasi tersebut mendapat kepercayaan
dari mereka.
Public Relations juga dapat disebut sebagai jembatan penghubung antara sekelompok manusia di
suatu organisasi dengan sekelompok manusia lain. Keberagaman karakter dan sifat manusia lebur
menjadi satu dalam memahami organisasi atau perusahaan tertentu karena adanya hubungan
masyarakat yang menerangkan fungsi dari kelembagaan tersebut demi mewujudkan keentingan
bersama.
13
6. Apakah Public Relations merupakan termasuk proses komunikasi ?
Public Relations dapat pula dikatakan sebagai proses komunikasi. Mengapa demikian ? karena
sebagian besar kegiatan yang dilakukan oleh Public Relations ini menggunakan media ataupun tanpa
7
media yang tujuan nya adalah membuat public mengerti apa yang dijelaskan oleh organisasi yang
menjalankan Public Relations tersebut. Sehingga diharapkan terjadi umpan balik (feedback). Meskipun
nantinya tidak terdapat feedback, setidaknya terdapat proses komunikasi dimana seorang komunikator
dari PR menyampaikan suatu pesan kepada masyarakat. Hal ini saja sudah dapat dikatakan bahwa
5
Public Relations merupakan suatu proses komunikasi.
Keterangan :
1. Penelitian/riset (fact finding)
Tujuan mengadakan penelitian adalah :
Untuk mengetahui apakah situasi dan pendapat masyarakat mendukung atau menghambat kegiatan dari
perusahaan.
Menurut Cutlip & Center, dalam penelitian opini terdapat empat fase, yaitu :
A. Penelitian tentang situasi yang sedang terdapat (current situation) khususnya apa yang sedang
dipikirkan orang dan mengapa mereka memikirkan
B. Penelitian tentang prinsip-prinsip dasar Humas yang sedang dijalankan perusahaan
C. Penelitian tentang hasil bagaimana orang memberikan reaksi terhadap prestesting yang diadakan
perusahaan, yaitu dalam reaksi pendapat tentang suatu iklan atau artikel
D. Mengadakan evaluasi mengenai bagaimana orang memberikan reaksi terhadap stimulant
(rangsangan) yang diberikan oleh perusahaan.
Mengumpulkan data tidak resmi dapat dilakukan oleh pejabat Humas bisa melalui :
A. Hubungan personal melalui telepon atau surat
B. Mengadakan diskusi bersama dalam satu panel
C. Mengadakan analisis dari volume dan pengiriman surat yang masuk
D. Laporan-laporan yang diterima tentang khalayak dari para agen
E. Mengumpulkan guntingan pers tentang perusahaan
F. Mengadakan konfrensi pers dengan tokoh masyarakat
2. Perencanaan (planning)
G. Meneliti hasil penjualan atau out-put suatu perusahaan.
Perencanaan adalah penentuan suatu tindakan itu dilakukan atau proyeksi tentang apa yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang valid dan berharga.
14
Hakekat perencanaan :
Perencanaan yang efektif didasarkan atas data yang
faktual.
Tujuan perencanaan :
Adalah untuk memudahkan pencapaian target atau
sasaran
Perencanaan yang baik meliputi persoalan-persoalan yang terdiri dari unsure 5 W + 1 H, yaitu :
What : Apa rencananya, tujuan apa yang akan dicapai
Why : Mengapa rencana itu dibuat
Where : Dimana rencana itu dilaksanakan
When : Kapan rencana itu dilaksanakan
Who : Siapa yang akan melaksanakan rencana tersebut
How : Bagaimana rencana itu akan dilaksanakan
3. Komunikasi (communication)
Dalam melaksanakan komunikasiperlu diketahui dengan jelas “Traget Audience “ (siapa yang menjadi
sasaran dalam komunikasi)
Pesan komunikasi hendaknya :
Accepeted ; yaitu pesan itu sampai dan diterima
Bukan
Received ; yaitu pesan itu sampai
Catatan :
Mengingat golongan eksternal mempunyai kepentingan yang berbeda
maka pelaksanaan berkomunikasi menggunakan kebijakan yang
berbeda pula
Dalam tindakan komunikasi ini segala media massa dapat digunakan
oleh pejabat Humas dengan memperhatikan karateristi khalayak yang
menjadi sasan.
4. Evaulasi (evaluating)
16
Berdasarkan evaluasi dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang terdapat pada tiap-tiap tahap dan ini
digunakan untuk penyempurnaan kegiatan Humas yang akan datang.
8. Untuk memperoleh dukung publik dapat dilakukan dengan tiga cara pendekatan ,
yaitu :
1. Berdasarkan Publisitas saja ;
Yaitu dengan cara mengeluarkan siaran dengan kata-kata yang muluk atau gambar-gambar yang
indah, hal ini diharapkan dapat mempengaruhi publik meskipun hasil produksi atau keadaan
organisasi yang buruk.
Diskusi
1. Bagaimanakah cara yang digunakan untuk mengirim pesan
kepada publik
17
3.2 Media-media Humas
A. Media Komunikasi
Media komunikasi yang dapat digunakan oleh pejabat Humas adalah :
1. Media berita (news media seperti : surat kabar, majalah, tabloid, dll)
2. Media siaran (broadcast media seperti : radio, dan televisi)
3. Media komunikasi tatap muka atau komunikasi tradisional, seperti :
a. Penyelanggaraan pertujukan kesenian
b. Pameran
c. Ceramah
d. Opeh House.
Tanpa membeda-
bedakan media
Tanpa pengetahuan
mengenai isi Akan Sia-sia
redaksionalnya
Tanpa mengetahui
kebijakan redaksional
Karenanya arus berita yang tidak bernilai yang membanjiri redaksi, hanya akan memenuhi
dari media yang
keranjang sampah.
bersangkutan
C. Karakteristik media
1. Radio
a. Keunggulan radio :
Siaran radio punya kekuatan untuk
mengutarakan gagasan atau pendapat
secara sederhana dan langsung
Sangat luwes (flesibel), karena mudah
dikoreksi, ditambah atau ditulis kembali
sebelum disiarkan
Radio sudah mempunyai khalayak yang
khusus
b. Kekurang radio :
Uraian dialog dan kandungan materinya
kurang bervariasi
Fakta-fakta tidak bisa dibeberkan secara lengkap, karena selain harus sederhana isi
radio harus disusun secara singkat
18
Melelahkan, karena perhatian pendengar harus dipusatkan pada suara atau satu pokok
acara selama waktu tertentu.
2. Televisi
a. Keunggulan televisi :
Siaran yang dipancarkaan dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat
Punya daya tarik khusus sebagai media
audio visual
Dapat menentukan status sosial ekonomi
masyarakat.
b. Kekurangan televisi :
Memerlukan biaya lebih guna
mendapatkan layanan televisi
Dampak yang diakibatkan oleh televisi
bisa berakibat negatif.
3.
3. Surat Kabar
a. Kunggulan suarat kabar :
Pembaca dapat mengatur pesan
yang disampaikan surat kabar
Isi dari surat kabar dapat
digunakan sebagai bukti yang
tertulis (otentik)
b. Kekurangan surat kabar
Memerlukan kemampuan baca
untuk memahami isi surat kabar
Pesan yang disampaikan
terbatas, karena isi surat kabar
harus disesuaikan dengan jumlah
halaman surat kabar.
20
A. Kelengkapan berita menurut Rudyrad Kiplling :
Berita yang lengkap harus menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
5W + 1H
E. Jenis-jenis Berita :
1. Berita ekonomi
2. Berita politik
3. Berita sosial
4. Berita olah raga
5. Berita hukum dan kriminal
6. Dll
21
Catatan :
Dalam penulisan berita hendaknya harus berprinsip
pada penulisan piramida terbalik :
JUDUL
Sangat penting
Lead Penting
Kurang Penting
Body
F. Wawancara
Pekerjaan reporting (pelaporan)
wawancara merupakan alat
penting, karena dengan
wawancara yang baik akan
menghasilkan berita yang baik
pula.
b. Penggolongan wawancara
22
c. Teknik wawancara
Ditinjau dari segi teknbik wawancara dapat dibagi menjadai dua cara, yaitu :
Wawancara lisan
Yaitu wawancara yang dilakukan secara langsung atau dengan cara tatap muka dengan
sumber informasi, sehingga jawaban yang diberikan dapat diperoleh pada saat itu juga
Kelebihan wawancara lisan adalah :
1 Dapat menghasilkan bahan-bahan tulisan secara lengkap, tepat, spontan dan dapat
menangkap suasana maupun dampak selama wawancara itu berlangsung sehingga
tulisa menjadi lebih hidup.
Kekurangan wawancara lisan :
Jika kurang hati-hati dalam mewancarai sumber berita dapat terjadi kesalahpahaman.
Wawancara tertulis
Yaitu wawancara atau pertanyaan-pertanyaannya diajukan secara tertulis
Kelebihan dari wawancara tertulis :
Jawaban yang diberikan lebih rapi, ditail terutam jawaban yang berhubungan dengan
2 angka
kekurangan dari wawancara tertulis :
- Jawaban yang diberikan tidak bisa pada saat itu (memerlukan waktu yang cukup
lama)
- Tidak bisa menangkap suasana atau dampak selama wawancara berlangsung.
Latihan 1 :
23
4.2 Menggunakan media (foto) untuk
menyampaikan pesan kepada publik
A. Komunikasi dan Pesan
Komunikasi adalah proses menyampaikan pesan. Menyampaikan pesan dilakukan melalui
komunikasi antarpersona (face to face communication) atau komunikasi kelompok (berkomunikasi
pada banyak interpretan sekaligus) dengan kata, isyarat tubuh (body language) serta ekspresi
wajah. Komunikasi seperti ini disebut komunikasi primer (Usnadibrata, 2001: 73). Ada juga
komunikasi sekunder, yaitu komunikasi yang dilakukan melalui media untuk menyampaikan pesan.
B. Semiotika
Semiotika merupakan salah satu pendekatan yang menarik untuk meninjau kata atau tanda
menjadi pesan yang mengandung gagasan komunikan untuk disampaikan sehingga pesan yang
sampai lebih dramatik atau menimbulkan interpretasi yang lebih luas. Semiotika tidak hanya soal
pemaknaan. Semiotika adalah prinsip dasar bahwa bahasa tidak semata-mata untuk menamai
objek, tetapi lebih untuk memperbedakan sistem simbol. Setiap kata atau tanda yang digunakan
pada suatu objek atau ide dapat dimengerti dan diidentifikasi karena dapat diperbedakan dari
setiap kata atau tanda lainnya yang mungkin sudah pernah digunakan (Mitchell, 1986 dalam Tony
Schirato & Jen Webb, 2004: 64).
C. Komunikasi Sekunder
Komunikasi sekunder sangat berguna untuk melestarikan pesan tanpa mengandalkan memori
komunikan. Terjadi proses dokumentasi, keberlanjutan pesan dan potensi untuk menyampaikan
pesan menembus batas ruang dan waktu melalui simbolisasi pesan. Komunikasi sekunder juga
berfungsi untuk menyampaikan pesan dalam jangkauan wilayah yang luas di waktu yang sama.
Akibat dari adanya komunikasi sekunder adalah pesan membutuhkan media untuk
mendokumentasikan informasi yang terjadi baik itu tulisan di atas kertas, ukiran di batu, foto,
metafile dan bentuk dokumentasi lainnya. Kaitan dengan hal tersebut adalah pesan harus
mengalami proses perancangan agar isi pesan yang berlanjut tetap menarik untuk disimak dan
relevan dengan perjalanan waktu. Pesan yang telah mengalami simbolisasi bisa memaparkan isi
pesan lebih luas menembus batasan budaya dan bahasa.
Media yang digunakan dalam komunikasi sekunder tentunya memerlukan alat pendukung lain
sehingga pesan lebih efektif disampaikan. Alat pendukung tersebut bersifat mempertontonkan
pesan. Penyampaian pesan dalam komunikasi sekunder dilakukan tanpa ada upaya repetitif
(tindakan pengulangan) untuk setiap individu yang berbeda karena dalam praktiknya medialah
yang melakukan upaya repetitif tersebut.
24
25
26
Diskusi, berdasarkan gambar di atas, bagaimanakah
sebaiknya komunikasi dilakukan agar komunikator dan
komunikan memiliki persepsi yang sama mengenai pesan
yang sedang disampaikan,
Ulangan harian 1
27
3.3 Mengidentifikasi macam-macam humas
1. Humas Pemerintah
Humas pemerintah pada dasarnya bersifat politis. Humas dalam pemerintahan dan politik
tidak lepas dari opini publik. Oemi Abdurrachman (dalam James B. Orrick) mengatakan bahwa
pada abad 18 para ahli filsafat politik dan negarawan telah mengembangkan suatu konsepsi
mengenai peranan public relation.
Tahun 1742 David Hume, seorang filsof Scotlandia, mengatakan “it is opinion that government
is founded, and the maxim extends to the most despotic and military government, as well as to
the most free and popular.”
Walter lippman juga pernah mengatakan, “public relation is another name for political
leadership”
Ada dua sisi yang melatarbelakangi perkembangan humas pemerintahan, pertama adalah sisi
pentingnya humas bagi pemerintah. Kedua adalah hambatan-hambatan yang dihadapi oleh
humas pemerintahan.
Kegiatan-kegiatan yang biasanya ditangani oleh humas antara lain adalah konferensi pers,
membuat pers, membuat pers release, pers clipping, pameran-pameran, menerbitkan media
intern, mengorganisir pertemuan dengan masyarakat, penerangan melalui berbagai media
komunikasi bagi masyarakat, mendokumentasi semua kegiatan instansi, mengorganisir
kunjungan-kunjungan para pejabat, menerima keluhan masyarakat/publik.
Business
Media
partners
Employes
Customers
s
Sharehol
Investors
ders
politics
Financial and state
Markets HUMAS administr
ation
2. Dunia Industri
Humas industri dan bisnis telah diterima oleh perusahaan-perusahaan besar. Humas disana
merupakan fungsi manajemen yang turut menentukan suksesnya operasi suatu perusahaan.
Beberapa hal yang berpengaruh terhadap kehidupan dan operasional industri perdagangan
adalah sebagai berikut:
28
1. Persamaan hak dan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan bagi masyarakat,
memunculkan undang-undang dan peraturan pemerintah yang menjadi pedoman untuk
mencari dan memberi kesempatan kepada golongan-golongan tertentu.
2. Kesehatan, keselamatan, dan kesejaheraan pekerja
3. Perlindungan terhadap investor
4. Kontrol kualitas dan keamanan atas produk-produk dan pelayanan dengan keuntungan
yang memadai.
5. Integritas manajemen
6. Pertahanan nasonal, konservasi dan perlindungan sumber daya alam, serta perlindungan
lingkungan adalah hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap dunia industri
7. Hak asasi manusia
8. Hak untuk mendapatkan keterangan/informasi
Beberapa penerapan humas dalam industry dan bisnis meliputi: hubungan dengan
pelanggan dan peran humas terhadap marketing yang pada akhirnya melahirkan terapan
marketing PR (MPR), hubungan dengan pemegang saham, hubungan dengan karyawan,
hubungan dengan pers, bantuan untuk merekrut pegawai baru, hubungan dengan komunitas,
hubungan antar perusahaan/organisasi lain, hubungan dengan pemerintah (legislative dan
eksekutif).
3. Humas Sosial
Misi utama humas adalah mengembangkan saling pengertian, kepercayaan, dan bantuan
atas kerja sama.
Humas penegak hukum perlu mendengarkan dan tanggap terhadap kepentingan umum
supaya mereka dapat membantu masyarakat dengan baik. Misalnya humas LBH Wanita dan
Anak.
Humas organisasi keagamaan, organisasi keagamaan ini sekarang memiliki staf humas yang
mengurusi publikasi, publisitas, penerangan, pengumpulan dana, dan penyelenggaraan
special event.
Humas profesi maksud utama dari penerapan humas profesi adalah untuk mendapat
pengakuan akan keprofesionalan dan publikasi tentang apa yang telah mereka lakukan bagi
kepentingan masyarakat banyak.
Humas organisasi sukarela, Sam Black (1998) menyebutkan bahwa aktivitas suatu organisasi
sukarela yang besar apapun macamnya adalah suatu praktik humas yang kontinue karena
sebagian besar dari para pekerja, baik di pusat maupun di cabang-cabangnya yang tersebar,
tidak dibayar, namun dana selalu diperlukan untuk memelihara semangat yang tinggi dengan
tetap menarik simpati mereka terhadap tujuan organisasi dan dengan memelihara
kepercayaan mereka terhadap kebijakan dan efisiensi organisasi
4. Humas Pendidikan
5. Humas Organisasi Internasional
Lahirnya hubungan internasional disebabkan oleh adanya perubahan sangat cepat di dalam
segala bidang, misalnya perkembangan bidang pariwisata, bidang komunikasi, transportasi,
tukar menukar di bidang pendidikan seperti pertukaran dosen dan mahasiswa, timbulnya
masalah internasional dalam bidang ekonomi, politik, dsbnya.
29
Suatu contoh penerapan humas internasional selain hubungan antarnegara adalah adanya
konferensi-konferensi tingkat dunia yang dihadiri oleh banyak negara.
Contoh :
Seorang lurah dapat melakukan kegiatan Humas tanpa perlu ada seksi atau sub seksi yang khusus untuk
menangani kegiatan Humas
30
Direktur Direktur
Sekretaris Sekretaris
Bag.
Bag. Bag.
Operasiona
Bag. Bag. Bag.
Personalia Keuangan
l Personalia Humas Keuangan
31
Relation beserta staf-stafnya. Pengelolaan ini meliputi perencanaan,
pelaksanaan, sampai dengan evaluasinya. Bagian ini
membuat/merancang program-program PR bagi perusahaan secara
proaktif maupun reaktif.
b. Sistem Sentralisasi
Sistem ini biasanya diterapkan pada perusahaan yang tidak besar.
Dimana aktivitas PR diorganisasikan secara terpusat atau oleh pusat.
Posisi atau kedudukan praktis PR biasanya berada di bawah bagian
yang lain dan berada di tingkat lower-midle management.
33
Contoh : Struktur organisasi Humas dekat dengan Pimpinan
Menteri
Sek. Jend
Biro
Biro Biro Biro Tata Biro
Keuanga
Hukum Humas Usaha Hukum
n
Struktur organisasi Humas pada Departemen Kehutanan RI
Pusat
Kepala
34
4. Kedudukan Humas dalam perusahaan atau organisasi
A. Sebagai Channel of Information
Humas merupakan saluran informasi dari perusahaan kepada
publiknya dan sebaliknya. Informasi yang datang dari publiknya
merupakan opini-opini dan sebagai feedbacknya.
B. Sebagai Source of Informations
Humas sebagai sumber informasi, baik bagi internal maupun
eksternal publik
2. Humas Agency/Ekstern PR
Ektern PR adalah sebuah lembaga perusahaan independen yang berbadan
hukum dan bergerak dalam layanan di bidang humas. PR ekstern meliputi:
a. PR full service
Merupakan sebuah perusahaan tersendiri yang bergerak dalam bisnis
pelayanan kehumasan, meliputi kegiatan konseling dan sekaligus
pelaksanaan kosultasi dan pelayanan apa yang mereka berikan pada
klien (biasanya perseorangan atau perusahaan lain), tergantung dari
35
apa kompetensi yang dimiliki oleh para pelaku atau “pemain” dalam
perusahaan PR tersebut.
b. PR Consultant
Merupakan perusahaan PR yang bergerak dalam layanan konsultasi
kehumasan. Pelayanan konsultasi yang mereka berikan tergantung dari
kompetensi yang dimiliki para konsultannya. Pada PR consultant, ada
yang berbentuk perusahaan dengan pimpinan dan beberapa staf ahli,
namun dewasa ini ada konsultan perseorangan dalam arti dia bekerja
sendiri tanpa adanya staf yang lain.
c. Event Organizer
Merupakan suatu perusahaan yng melayani jasa sebagai pelaksana
sebuah event/kegiatan yang berhubungan dengan publik. Perusahaan
ini cendenrung spesialis, misalnya:
1) Launching product
2) Pameran, exhibition
3) Pertemuan-pertemuan (seminar, lokakarya, konvensi, konferensi)
4) Jumpa pers/press conference, press tour, dan sebagainya
5) Show dan kontes-kontes
37
Perpes No. 29 tahun 2007 tentang tunjangan jabatan fungsional
pranata humas.
Permekoinfo No. 20 PER MKOMINFO 4 2009 tentang kebijakan teknis
pelaksanaan pembinaan jabatan fungsional prananta humas.
Lampiran Perpers No. 23 tahun 2006 tantang tunjangan fungsional
pranata hubungan masyarakat.
38
c) Pranata Humas Madya bagi PNS dengan pangkat Pembina,
golongan IV/a sampai dengan Pembina Utaa Muda, golongan
ruang IV/c.
Jenjang pangkat untuk masing-masing jabatan Pranata Humas tersebut di
atas berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki untuk masing-masing
jenjang jabatan dan untuk pengangkatan dalam jabatan ditetapkan sesuai
dengan jumlah angka kredit yang dimiliki yang ditetapkan pejabat yang
berwenang menetapkan angka kredit.
Sistematika Etika
Etika Umum :
39
sehari-hari pada proses fungsional dari suatu
organisasi.
b. Etika Sosial
Kewajiban, sikap dan perilaku sebagai anggota masyarakat yang
berkaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dan saling
menghormati.
Misalnya ; sikap terhadap teman, etika politik, etika bisnis, etika
keluarga dan etika profesi.
40
B. Etika Profesi
Profesi berasal dari bahasa Latin, yaitu professuies yang berarti suatu
kegiatan yang berhubungan dengan sumpa dan janji yang bersifat
religius.
Dengan kata lain :
Orang yang memiliki profesi berarti dia memiliki ikatan dengan
pekerjaannya, jika terjadi pelanggaran sumpah profesi itu sama dengan
pelanggaran sumpah jabatan atau menghianati profesi.
b. Profesi umum :
Profesional yang melaksanakan profesinya tidak untuk mendapatkan
nafkah sebagai tujuan utamanya, misalnya seniman, budayawan,
kaum brahma dll.
C. Ciri-ciri Profesi
a. Harus memiliki pengetahuan tinggi yang tidak dipunyai oleh orang
umum lain
b. Mempunyai kode etik (berfungsi sebagai standar moral bagi setiap
profesi)
c. Memiliki tanggung jawab profesi dan integritas yang tinggi baik
secara pribadi maupun terhadap publik
d. Memiliki jiwa mengabdi kepada publik atau masyarakat
41
e. Otonominisasi organisiasi profesional, yaitu memiliki kemampuan
untuk mengelola organisasi.
Komitmen Pribadi
PASAL II
Perlikau terhadap Klien atau Atasan
PASAL III
Perilaku terhadap Masyarakat dan Media Massa
PASAL IV
Perilaku terhadap Sejawat
44
c. Membantu dan bekerja sama dengan para sejawat di seluruh
Indonesia untuk menjujung tinggi dan mematuhi Kode Etik
Kehumasan Indonesia ini.
1. PERHUMAS
Pada 15 Desember 1972 para praktisi humas di Indonesia mendirikan Perhumas
(perhimpunan hubungan masyarakat Indonesia) di Jakarta. Maksud pendirian ini adalah untuk
menghimpun dan membentuk wadah bagi praktisi adapun tujuannya adalah:
a. Meningkatkan perkembangan dan keeterampilan profesional humas di Indonesia
b. Memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai humas
c. Meningkatkan kontak dan pertukaran pengalaman di antara para anggotanya
d. Menyelenggarakan hubungan dengan organisasi-organisasi serumpun dengan bidang
humas, di dalam maupun di luar negeri.
2. APRI
Bila perhumas menghimpun para praktisi, di Indonesia juga terdapat organisasi yang
menghimpun perusahaan humas, yakni APRI (Asosiasi Perusahaan Public Relations). APRI
didirikan pada 10 April 1987 di Jakarta dan bersifat Independen. Adapun tujuannya adalah:
a. Menghimpun, membina, dan mengarahkan potensi perusahaan public relations nasional
agar secara aktif, positif, dan kreatif turut serta dalam usaha mewujudkan masyarakat
yang adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945
b. Mewujudkan fungsi public relations yang sehat, jujur, dan bertanggung jawab sesuai
dengan kode praktik dan kode etik yang lazim berlaku secara nasional dan internasional
c. Mengembangkan dan memajukan kepentingan asosiasi dengan memberikan kesempatan
kepada para anggota untuk konsultasi dan kerjasama serta memberikan saran bagi
pemerintah, badan-badan kemasyarakatan, asosiasi yang mewakili dunia industry dan
perdagangan, serta badan-badan lain untuk berkonsultasi dengan APRI sebagai suatu
lembaga
d. Memberikan informasi kepada klien bahwa anggota APRI memehuni syarat untuk
memberikan nasihat dalam bidang public relations dan akan bertindak untuk klien
menurut kemampuan profesionalnya
e. Merupakan sarana untuk para anggotanya dalam soal-soal kepentingan usaha dan
profesi, dan menjadi forum koordinasi praktik public relations
f. Merupakan medium bagi masyarakat umum untuk mengetahui mengenai pengalaman
dan kualifikasi para anggotanya
g. Membantu mengembangkan kepercayaan umum atas jasa public relations
1. FAPRO
Tahun 1977 Perhumas memprakarsai berdirinya humas di Asia Tenggara, yakni FAPRO
(Federation Of ASEAN Public Relations Organization)
Di Kuala Lumpur. Indonesia melalui Perhumas ditunjuk menjadi tuan rumah konferensi
FAPRO di Jakarta.
2. PRSA (Public Relations Sociaty of America)
45
Berdiri tahun 1947 dan berkantor pusat di New York. Adapun tujuannya adalah:
a. Untuk menyatukan mereka yang melakukan kegiatan di bidang humas
b. Untuk mempertimbangkan segala masalah yang dihadapi bidang kehumasan
c. Untuk merumuskan, memajukan, menjelaskan kepada kelompok-kelompok usaha,
profesional, dll. Serta masyarakat, tujuan-tujuan, dan fungsi humas, dan mereka yang
bergiat di bidang humas
d. Untuk memperbaiki hubungan pelaksana humas dengan para majikan dan klien, dengan
media mapan mengenai informasi dan opini, dan dengan masyarakat
e. Untuk memajukan dan berusaha mempertahankan standar yang tinggi pelayanan umum
dan tingkah laku
f. Untuk bertukar pikiran dan pengalaman, dan untuk menghimpun dan menyebarkan
informasi yang bernilai kepada para petugas humas dan masyarakat
g. Untuk menggiatkan, mensponsori, dan membantu perkembngan riset belajar dan cara
mengajar dalam golongan masyarakat humas melalui ceramah-ceramah dan kursus-
kursus lain yang dapat menjadi keharusan dan dilakukan secara beraturan pada
lembaga-lembaga pendidikan yang mapan
h. Menyediakan sarana dan kesempatan bagi riset dan analisis mengenai setiap dan segala
segi kehumasan melalui berbagai forum, diskusi, survey, pertemuan umum, pameran, dan
konferensi
i. Untuk menerbitkan pamflet, buku, monografi, dan secara umum menyebarkan informasi
mengenai masalah humas
j. Untuk memberikan, menghibahkan, dan mensponsori pemberian beasiswa, dan hadiah
pada lembaga pendidikan yang diakui bagi pengkajian dan riset di bidang humas
3. IPR (Institute Public Relations of British)
IPR merupakan organisasi humas di Inggris yang didirikan pada 1948 oleh sekelompok
pegawai humas dari pemerintah pusat, lokal, kalangan industri, dan sektor perdagangan.
Secara resmi IPR diresmikan dan mendapatkan pengakuan tahun 1964, adapun tujuan IPR
adalah:
a. Untuk memajukan perkembangan humas demi kepentingan semua praktisi dan semua
pihak yang berkaitan dengan humas
b. Untuk memupuk dan mendorong ketaatan pada standar profesional yang tinggi bagi para
anggotanya dan untuk menetapkan serta merumuskan standar-standar semacam itu
c. Untuk mengatur pertemuan, diskusi, konferensi, dll. Mengenai masalah yang menjadi
kepentingan bersama dan secara umum untuk bertindak sebagai wadah bagi pertukaran
gagasan mengenai praktik kehumasan
4. Netherlands Society of Public Relations
Beberapa tokoh pers terkemuka di Belanda merintis suatu perhimpunan profesi humas yang
pada 1952 telah mendapat izin dari kerajaan dengan nama Netherlands Society of Public
Relations dan pada 1979 namanya diganti menjadi NGPR (Vereniging voor Public Relations
en Voorlicting/Asosiasi PR dan Informasi).
Keanggotannya terbuka bagi semua orang yang bekerja di bidang humas dan penerangan
yang memiliki nama baik dan berkewarganegaraan Belanda. Anggota harus menaati displin
NGPR dan pelanggaran akan dikenakan sanksi oleh suatu panitia disiplin. NGPR juga
mengawasi ujian yang diakui oleh pemerintah sejak 1967
5. IPRA (International Public Relations Association)
Organisasi profesi humas internasional terbentuk pada Mei 1955 dalam suatu pertemuan di
Strafford-Upon-Avon dengan nama IPRA yang tujuannya adalah:
a. Menyediakan jalur bagi pertukaran gagasan dan pengalaman profesional
b. Mengadakan suatu rotasi (perputaran) apabila anggotanya setiap saat memerlukan
pemberitahuan dan bimbingan, dapat meyakini akan kebaikan dan bantuan dari para
anggotanya di seluruh dunia
c. Membantu mencapai kualitas tertinggi tentang praktik kehumasan
46
d. Meningkatkan praktik kehumasan di semua bidanng kegiatan di dunia dan memajukan
nilai-nilai dan pengaruhnya
e. Meninjau dan mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang mempengaruhi praktik
kehumasan yang biasa terjadi di berbagai Negara
f. Menerbitkan berbagai bulletin, majalah, atau terbitan-terbitan lain, termasuk “Who’s Who”
di bidang humas internasional
g. Mengerjakan kegiatan-kegiatan lain yang mungkin dapat menguntungkan para
anggotanya atau memberikan kemajuan bagi praktik kehumasan seluruh dunia
Ulangan harian 3
47
3.6 Mengidentifikasi kegiatan internal/ekstrenal public
relation
4.6 Mempraktekkan kegiatan humas internal/eksternal
A. Internal Public Relations
1. Pengertian Intrenal Public Relations adalah
a. Semua manusia yang berada dalam suatu instansi atau perusahaan
Contoh : Direktur, semua karyawan
Dan
b. Semua manusia yang dapat memberi pengaruh pada manusia yang berada di dalam suatu
instansi atau perusahaan mengenai pekerjaannya.
Contoh : pemegang saham dan keluarga karyawan
Jadi Internal Public Relations suatu instansi atau perusahaan bukan hanya karyawan saja,
melainkan semua manusia yang dapat mempengaruhi para karyawan mengenai pekerjaannya.
4. Asumsi Dasarnya :
a. Setiap karyawan dari suatu perusahaan merupakan petugas Humas informal. Sikap
perilaku karyawan dapat mempengaruhi nama baik perusahaan di mana ia bekerja.
b. Koimunikasi dua arah (timbal balik) memegang peranan penting dalam kegiatan Internal
Public Relations, yaitu :
Membina komunikasi antara pimpinan dan bawahan
Membina komunikasi antara bawahan dengan atasan
48
Bawahan dengan pimpinan
Sesama pimpinan dan bawahan
Cara mencapai tujuan dalam melakukan kegiatan hubungan dengan karyawan adalah :
Mengadakan pertemuan berkala (rutin)
Mengadakan penerbitan khusus (internal house magazine)
Menyediakan kotak saran
Personal call
2. Asumsi dasarnya :
Berhasilnya kegiatan Humas tergantung pada prinsip melaksanakan komunikasi yang efektif
Untuk itu pengetahuan tentang khalayak yang dituju mutlak diperlukan.
(sukses besar yang diraih perusahaan disebabkan oleh pelangga bukan oleh hasil
penjualan itu sendiri. Setiap barang dapat saja dijual untuk 1 kali pada seorang
pembeli, tapi sebuah perusahaan dinilai sukses jika bisa meningkatkan pelanggannya)
50
b. Hubungan dengan masyarakat sekitar perusahaan (community relations)
Yang dimaksud dengan masyarakat sekitar adalah masyarakat yang bertempat tinggal di
sekitar lokasi perusahaan
51
d. Hubungan dengan Media Massa
Hubungan perusahaan dengan pihak pers merupakan hubungan yang saling bergantungan
(symbiose mutalistis), dimana pihak perusahaan merupakan sumber informasi bagi pihak
pers, terutama informasi yang berkaitan dengan kebijakan perusahaan. Dipihak lain pers
menjadi media penyebar informasi bagi perusahaan untuk disampaikan kepada masyarakat.
2) Kegiatan yang dilakukan untuk membina hubungan dengan media massa adalah
Mengadakan pertemuan pers (press meeting)
Mengadakan konfrensi pers
Mengadakan wisata pers (press tour)
Mengadakan kegiatan lain seperti mengadakan pertandingan persahabatan dalam
bidang ollah raga yang melibatkan perusahaan dengan pihak pers.
Ulangan Harian 4
52
1.6 Mendeskripsikan Pengertian Pertemuan atau Rapat
A. Pengertian Pertemuan
Orang-orang yang berkecimpung di dunia bisnis sering mengadakan pertemuan untuk
memperlancar urusan. Berikut ini, kita bahas beberapa jenis pertemuan bisnis, yaitu sebagai
berikut.
1. Pertemuan Individu
Ialah pertemuan bisnis yang dilakukan secara perorangan, tidak mewakili organisasi atau
perusahaan.
2. Pertemuan Rutin
Ialah pertemuan yang dilakukan dengan prosedur yang teratur dan tidak berubah-ubah.
3. Pertemuan Kepanitiaan
Ialah pertemuan yang dilakukan oleh kelompok orang yang ditunjuk atau dipilih untuk
mempertimbangkan atau mengurus hal-hal yang ditugaskan kepadanya.
4. Pertemuan Informal
Ialah pertemuan yang bersifat tidak resmi, sebagai contoh pertemuan keluarga, arisan
(kadang-kadang pertemuan keluarga dan arisan sering dijadikan lahan bisnis), pertemuan
bisnis yang dilakukan tanpa sengaja/tidak terencana.
5. Pertemuan Formal
Ialah pertemuan yang bersifat resmi yang direncanakan terlebih dahulu dengan mengikuti
prosedur pertemuan.
Macam-macam pertemuan formal, antara lain sebagai berikut.
a. Diskusi
Ialah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Dalam diskusi
apapun bentuk dan ragamnya, terjadi proses berpikir bersama. Diskusi menjadi efektif
dalam “mengasah pola pikir”. Dalam diskusi terjadi tukar pikiran, perdebatan,
berkomentar, berargumen, menyatakan persetujuan, dan menyanggah argumen. Di
dalam diskusi, terjadi proses pemahaman, pendalaman, pertimbangan, dan
perumusan bersama.
Selama diskusi, ketua atau pemandu memiliki peran yang sangat penting. Di tangan
ketua diskusilah, ditentukan proses berpikir bersama untuk memahami, menemukan
sebab musabab, serta merumuskan pemecahan masalah. Beberapa macam diskusi,
yaitu
1. Diskusi Kelompok
53
Biasanya mengacu pada terbatasnya jumlah peserta. Kelompok dapat terjadi
atas kesamaan profesi, status, usia, jenis kelamin, atau latar belakang sosial
budaya. Misalnya, diskusi kelompok yang diselenggarakan di sekolah atau di
kelas, dalam rapat.
2. Diskusi Pleno
Merupakan diskusi lengkap yang diikuti oleh segenap kelompok-kelompok yang
ada. Dalam diskusi pleno, kelompok-kelompok berkumpul untuk melaporkan
hasil diskusi dalam kelompoknya. Maka, diskusi pleno merupakan tindak lanjut
dari diskusi kelompok.
3. Diskusi Panel
Adalah bentuk diskusi yang didahului dengan penyampaian uraian atau
pembahasan masalah oleh beberapa ahli dihadapan khalayak, pendengar
(siaran radio), atau penonton (televisi). Peserta diskusi panel baru diberi
kesempatan berbicara setelah masing-masing panelis selesai menyampaikan
pembahasannya.
b. Debat
Adalah suatu pembahasan atau pertukaran pendapat mengenai suatu pokok
masalah, masing-masing peserta saling memberikan alasan untuk
mempertahankan pendapatnya. Biasanya, dalam debat peserta dibagi menjadi dua
kelompok, kelompok PRO yang mendukung pokok persoalan dan kelompok
KONTRA yaitu yang menentang atau tidak setuju.
c. Kongres
Ialah pertemuan para wakil organisasi (politik, sosial, profesi) untuk berpikir
bersama dan mengambil keputusan mengenai suatu masalah. Kongres sering juga
disebut muktamar atau rapat besar.
d. Simposium
Ialah suatu pertemuan untuk mendiskusikan uraian singkat mengenai suatu
masalah dengan sudut pandang tertentu atau sederajat pidato-pidato dari beberapa
pakar (dua atau tiga orang), disusul dengan pertanyaan-pertanyaan dari kelompok
pendengar.
e. Seminar
Merupakan suatu pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di
bawah pimpinan ketua sidang (guru besar, ahli sebagainya). Misalnya dengan
dibahas di dalam suatu seminar dapat mencakup sebagai bidang disiplin ilmu atau
berbagai kegiatan di dalam kehidupan masyarakat.
f. Konferensi
Adalah pertemuan sejumlah orang atau kelompok dengan tujuan berpikir bersama
sehingga mencapai suatu keputusan bersama. Selain itu, konferensi dapat pula
diartikan sebagai dialog pertemuan yang dihadiri oleh peserta yang mempunyai
kesamaan status, profesi, keahlian dengan tujuan memperluas wawasan dan
pendalaman masalah. Konferensi juga berarti rapat besar yang dihadiri oleh
peserta-peserta yang mempunyai latar belakang atau minat yang sama.
54
g. Lokakarya
Adalah pertemuan para ahli untuk membahas suatu masalah sesuai bidang
keahliannya. Lokakarya lebih terbatas pesertanya, karena hanya untuk mereka
yang mempunyai latar belakang keahlian yang sama. Lokakarya biasanya disebut
sebagai sanggar kerja.
Diskusi Kelompok
B. Pengertian Rapat
Dengan komunikasi dan koordinasi yang baik segala kegiatan individu dalam aktivitas dan unit-
unit organisasi akan mengarah pada suatu tujuan yang telah ditetapkan. Adapun pelaksana
komunikasi dan koordinasi dapat ditempuh dengan berbagai cara, baik secara lisan maupun
tertulis, baik antarpersonal maupun antarbagian (kelompok). Salah satu sarana komunikasi dan
koordinasi tersebut adalah rapat.
Rapat adalah bentuk komunikasi (umumnya secara tatap muka dalam rangka memperlancar
kerja sama untuk kepentingan bersama organisasi atau perusahaan dalam rangka menciptakan
koordinasi kerja yang lebih harmonis. Rapat juga bisa diartikan sebagai pengambilan keputusan
bersama untuk kepentingan bersama melalui musyawarah dan mufakat. Rapat bisa dilakukan
antara anggota kelompok, antara kelompok/bagian, antara departemen, antara perusahaan,
atau bahkan antara negara. (Ida Nuraida, 2013. Manajemen Administrasi Perkantoran. Edisi
Revisi. Bandung: PT Kanisius.)
Rapat ialah pertemuan atau kumpulan dalam suatu organisasi, perusahaan, instansi
pemerintah baik dalam situasi formal maupun nonformal untuk membicarakan, merundingkan,
dan memutuskan suatu masalah berdasarkan hasil kesepakatan bersama
Rapat merupakan media komunikasi antara pimpinan dengan pihak yang terkait, sesuai dengan
maksud dan keperluan rapat tersebut. Rapat juga diartikan sebagai suatu pertemuan atau
perundingan yang dilakukan atas asas musyawarah untuk mencapapi mufakat dalam suatu
forum dalam rangka memecahkan masalah untuk mencari suatu keputusan yang hasilnya
diharapkan adil dan tidak merugikan para peserta rapat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “rapat” (kata benda) berarti pertemuan
(kumpulan) untuk membicarakan sesuatu, sidang, majelis. DR. Sedarmayanti, M.Pd. dalam
buku Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Manajemen Perkantoran, menyebutkan beberapa
pengertian rapat:
2. Rapat adalah suatu bentuk media komunikasi kelompok yang bersifat tatap muka.
55
3. Rapat merupakan alat untuk mencapai mufakat, melalui musyawarah kelompok.
4. Rapat juga merupakan media pengambilan keputusan secara musyawarah untuk mufakat.
5. Rapat adalah komunikasi kelompok secara resmi.
6. Rapat adalah pertemuan antarpara anggota di lingkungan kantor/organisasi sendiri untuk
membicarakan/merundingkan suatu masalah yang menyangkut kepentingan bersama.
7. Rapat adalah pertemuan anggota organisasi/para pegawai untuk membahas hal-hal yang
berhubungan dengan kepentingan organisasi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, rapat adalah pertemuan yang dilakukan beberapa orang
dan membicarakan suatu masalah atau kepentingan dengan tujuan memberikan penjelasan
atau memecahkan suatu persoalan atau dapat juga diartikan mengadakan perundingan demi
memperoleh kesepakatan bersama.
Diskusi Kelompok
B. Tujuan Rapat
Selain fungsi-fungsi yang telah dijelaskan di atas, rapat juga memiliki beberapa tujuan, di
antarannya:
a. Untuk memecahkan atau mencari jalan keluar suatu masalah
b. Untuk menyampaikan informasi, perintah, pernyataan
c. Untuk mengadakan koordinasi antar intern atau ekstern
d. Untuk mempersiapkan suatu acara atau kegiatan
e. Media komunikasi antar sesama anggota organisasi/perusahaan
f. Untuk menampung permasalah dari arus bawah
g. Untuk brainstorming/sumbang saran
Agar tujuan rapat dapat tercapai, analisis (pelajari) terlebih dahulu bagaimana tingkat
ketercapaian dari tujuan tersebut.
Menguji dan menentukan tujuan rapat dapat dilakukan dengan cara mengajukan beberapa
pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah tujuan tersebut realistik?
Tujuan akan dicapai harus dipikirkan dengan sebaik-baiknya. Tujuan yang hendak dicapai
apakah mungkin dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada.
2. Apakah waktunya tepat?
Ketika menyampaikan suatu gangguan atau ide, perlu pertimbangan mengenai ketepatan
waktu yang ada sebagai contoh: ada gagasan ingin mengganti seorang staf karena yang
bersangkutan kurang efektif dan tidak dapat bekerja sama dengan karyawan lain, padahal
yang bersangkutan sedang terkena musibah salah seorang anggota keluarganya
meninggal. Penyampaian gagasan seperti ini tentu kurang tepat dari segi waktu. Contoh
lain ada gagasan ingin menaikkan gaji karyawan, padahal pada saat yang bersamaan
omzet perusahaan sedang mengalami penurunan sekitar 30% dibanding tahun
sebelumnya. Penyampaian ide ini tidak tepat waktu, sehingga kemungkinan besar tidak
akan diterima dalam forum rapat.
3. Apakah orang-orang yang terlibat atau panitia rapat sudah tepat?
Penyelenggaraan rapat yang berhasil dapat tercapai berkat adanya persiapan dan
keterampilan orang-orang yang bertugas untuk melaksanakannya. Orang-orang yang
terlibat atau panitia harus termasuk orang yang memahami situasi dan tujuan diadakannya
57
rapat serta bertanggung jawab penuh terhadap tugasnya. Kerjasama panitia rapat yang
baik dan teroganisasi dapat menjadikan tujuan rapat akan berhasil.
4. Apakah tujuan sesuai dengan AD (Anggaran Dasar) dan ART (Anggaran Rumah Tangga)
organisasi atau perusahaan.
Tujuan rapat harus mengacu pada tujuan organisasi atau perusahaan secara keseluruhan.
Oleh karena itu, jika ingin menyampaikan atau menentukan tujuan harus sesuai dengan
kebijakan organisasi atau perusahaan.
Diskusi kelompok
C. Alasan/Pertimbangan Rapat
Untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi organisasi maka sebelum menyelenggarakan rapat
terlebih dahulu harus dipikirkan dengan matang beberapa pertimbangan. Misalnya sebagai
berikut:
a. Apakah dalam rapat ada sesuatu yang perlu dibicarakan secara khusus?
b. Apakah bermanfaat jika rapat tersebut diadakan?
c. Apakah dengan melibatkan beberapa orang akan menyelesaikan persoalan atau justru
akan membuat rumit persoalan?
d. Apakah semua anggota dalam organisasi perlu memiliki informasi dari persepsi yang sama
mengenai suatu permasalahan tertentu?
e. Apakah penyelenggaraan rapat mampu atau bermanfaat untuk meningkatkan dan
mengembangkan kerjasama?
58
2. Mengisyaratkan kebutuhan akan rapat selanjutnya.
3. Mengumpulkan bermacam-macam keterangan data dan butir-butir acara rapat.
4. Memperhatikan hasil rapat atau perjanjian kesepakatan rapat terdahulu.
5. Membuat usulan acara rapat dan mendiskusikannya.
6. Menyusun acara secara sistematis.
7. Menentukan peserta rapat.
8. Membuat surat undangan rapat
9. Menyusun acara rapat dan daftar hadir peserta rapat.
10. Memperhatikan dan menentukan media atau peralatan rapat seperti ruangan rapat, tempat
duduk, bentuk tempat rapat, pengeras suara, LCD, lampu penerangan, penempatan
tempat duduk peserta rapat, layar, flip chart, sound system, kertas, ballpoint, buku, pensil,
komputer, dll.
11. Menyusun materi diskusi yang belum sempat dikirim.
12. Menyiapkan notula/notulen.
59
Daftar hadir ini berguna untuk mempersiapkan hal-hal yang diperlukan pada waktu rapat, dan
digunakan juga untuk dokumen dan pertanggungjawaban biaya yang dikeluarkan selama
penyelenggaraan rapat.
Diskusi kelompok
G. Undangan Rapat
Setelah agenda rapat ditetapkan, selanjutnya mempersiapkan undangan rapat. Agenda rapat
tersebut sebagai pedoman untuk menentukan peserta rapat. Dengan demikian, harus dihindari
menghadirkan peserta rapat yang tidak terkait dengan urusan dan tujuan rapat. Membuat daftar
undangan berdasarkan permintaan pimpinan. Undangan rapat dibuat setelah daftar peserta
rapat disusun. Undangan rapat berisi:
1. Hari
2. Tanggal
3. Tempat Acara
4. Acara Rapat
Dalam undangan rapat, agenda rapat dicantumkan dengan jelas, maksudnya memberikan
kesempatan peserta rapat untuk mempersiapkan bahan rapat. Jika tempat rapat di luar
lingkungan organisasi, denah tempat pertemuan dapat dilampirkan. Undangan rapat tidak
diberikan mendadak, atau terlalu jauh jaraknya dari pelaksanaan rapat. Ada macam-macam
variasi surat undangan, semuanya bergantung apakah itu rapat intern atau rapat ekstern.
Untuk undangan rapat intern, undangan yang dipakai dapat berbentuk surat undangan biasa,
atau bisa juga berbentuk edaran, sedangkan untuk rapat ekstern, undangan mempergunakan
surat undangan biasa yang lazim dipakai. Setelah daftar peserta rapat jelas dan undangan
rapat dibuat, langkah berikutnya mengirimkan undangan kepada peserta rapat.
Undangan ada yang bersifat resmi dan ada yang bersifat tidak resmi. Undangan yang bersifat
resmi adalah surat undangan yang dibuat oleh organisasi, instansi, perusahaan, lembaga,
yayasan agar orang atau organisasi yang dituju dalam surat undangan dapat menghadiri acara
yang diselenggarakan oleh pihak pengundang.
Undangan tidak resmi adalah undangan yang dibuat oleh perorangan yang mewakili dirinya
sendiri agar pihak yang diundang dapat hadir dalam acara yang dibuat pengundang. Misalnya
undangan pernikahan, khitanan, syukuran dan lain-lain.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat undangan adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan tata bahasa yang baik dan benar
b. Mengetahui permasalahan dan latar belakang penyusunan undangan
c. Memahami aturan-arutan pembuatan surat
60
Undangan dibuat jauh hari sebelum rapat dimulai minimal 3 – 7 hari sebelum pelaksanaan
rapat. Hal ini berguna agar orang yang diundang dapat mempersiapkan terlebih dahulu segala
keperluan yang berkaitan dengan undangan rapat. Undangan yang dibuat henda`klah
memenuhi beberapa syarat, yaitu sebagai berikut :
1. Menggunakan kop surat atau kepala surat.
2. Mencantumkan nomor surat undangan serta tanggal pembuatan.
3. Mencantumkan perihal undangan rapat.
4. Mencantumkan nama-nama orang yang diundang rapat.
5. Mencantumkan hari, tanggal, waktu dan tempat rapat tersebut diselenggarakan.
Ditandatangani oleh pejabat yang bertanggung jawab atas surat undangan tersebut.
61
Tugas
62
Beberapa jenis perlengkapan yang diperlukan atau digunakan
dalam rapat
3. Mempersiapkan Akomodasi dan Konsumsi
Jika rapat diselenggarakan di luar kantor dan dalam waktu yang lama. Biasanya
memerlukan fasilitas-fasilitas untuk peserta rapat, di antaranya:
a. Konsumsi
Konsumsi disediakan bukan hanya ketika rapat diselenggarakan di luar kantor,
tetapi untuk rapat yang dilaksanakan di dalam kantor juga memerlukan
konsumsi. Konsumsi rapat berupa makan ringan (snack) atau makanan berat
untuk para peserta rapat harus disiapkan agar peserta rapat nyaman dalam
mengikuti kegiatan rapat. Jika pelaksanaan rapat lebih dari satu hari, variasi
makanan juga harus diperhatikan. Hal ini
akan berdampak pada motivasi peserta
dalam mengikuti rapat. Ada beberapa
cara penyajian makanan dan minuman
dalam rapat, yaitu sebagai berikut:
1. Makanan dan minuman disajikan
lengkap sebelum peserta rapat
memasuki ruangan dan duduk. Cara
ini dimaksudkan agar peserta tidak
terganggu,
2. Makanan dan minuman disajikan
selama rapat berlangsung,
3. Makanan dan minuman disajikan
pada waktu istirahat.
b. Akomodasi
Untuk rapat atau pertemuan yang
sangat penting dan memakan
waktu lama, biasanya para
peserta rapat akan menginap di
suatu tempat. Untuk itu sekretaris
harus mengatur pemilihan tempat
yang cocok untuk pelaksanaan sebaik mungkin
www.transerahotels.com
rapat tersebut mulai dari
pemesanan tempat, pembagian
kamar, hingga pengecekan
terakhir akan kesiapan penginapan untuk peserta rapat, fasilitas akomodasi
harus disiapkan sebaik mungkin.
c. Transportasi
Jika suatu rapat dilaksanakan di luar kantor, tentunya transportasi para peserta
rapat ke tempat rapat harus dipersiapkan. Jika harus menyewa mobil atau bus,
maka sekretaris harus menyiapkannya.
manado.tribunnews.com
d. Kesehatan dan Keamanan
Pelayanan kesehatan perlu juga
disediakan untuk menjaga
kemungkinan ada peserta rapat yang
jatuh sakit. Petugas kesehatan seperti
mantri, juru rawat, atau dokter lebih
baik jika tersedia. Untuk menjaga
keamanan jalannya rapat perlu
pengamanan seperti satpam atau
pihak keamanan lain.
Tugas Kelompok
4. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika pemimpin rapat akan menjawab pertanyaan:
1. Mendengarkan dengan seksama dan penuh perhatian terhadap pertanyaan
yang diajukan pendengar;
2. Menunggu pendengar menyelesaikan pertanyaannya (tidak memotong
pertanyaan pendengar);
3. Menjawab pertanyaan dengan singkat, jelas, namun mencapai sasaran;
4. Menjawab pertanyaan dengan jujur dan objektif, bila pembicara tidak
mengetahui jawabannya secara pasti lebih baik berterus terang;
5. Menjawab pertanyaan disertai dengan bukti dan contoh agar jawaban pembicara
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya;
6. Pembicara hendaknya tidak emosional bila terdapat pertanyaan yang bersifat
menguji kepandaian pembicara;
7. Ketika menjawah pertanyaan hendaknya pandangan ditujukan kepada
pendengar.
3) Tipe inisiatif
Peserta rapat dengan tipe inisiatif biasanya akan muncul pada saat pelaksanaan
rapat menemui kemacetan atau kebuntuan karena kurangnya atau tidak adanya data-
data yang jelas untuk menyeleseikan masalah yang dibahas. Pada saat demikian,
peserta rapat bertipe inisiatif akan memberi jalan keluar untuk penyelesian yang akan
dihadapi.
4) Tipe pemersatu
Peserta rapat dengan tipe pemersatu akan selalu mengusahakan persatuan dan
kesatuan jika terjadi perbedaan pendapat di antara para peserta rapat, sehingga
sering disebut sebagai juru damai. Peserta rapat yang mempunyai tipe pemersatu
biasanya memiliki sifat-sifat penuh pengertian, sabar, toleransi yang tinggi dan
berjiwa besar.
5) Tipe penyerang
Peserta rapat dengan tipe penyerang biasanya selalu menentang pendapat atau tidak
setuju dengan pendapat peserta lain. Peserta rapat tipe ini gemar menyerang atau
menyalahkan pendapat orang lain, sehingga memancing timbulya perdebatan yang
panjang dan dapat menimbulkan perpecahan dalam kelompok. Dalam hal ini,
seorang pemimpin rapat hendaknya cepat untuk mengambil tindakan agar tidak
menimbulkan masalah baru.
6) Tipe perantara
Peserta rapat dengan tipe perantara biasanya akan bertindak sebagai perantara atau
penjembatani antara orang/kelompok yang berbeda. Peserta rapat tipe ini membantu
memperjelas pendapat peserta rapat lain yang belum jelas, sehingga seluruh peserta
menjadi jelas. Tipe peserta ini hampir sama dengan tipe pemersatu yang selalu
menginginkan persatuan dan kesatuan dalam pelaksanaan rapat. Peserta rapat
dengan tipe ini biasanya pandai bergaul, dapat dipercaya dan memiliki wibawa
diantara lainnya.
7) Tipe pendengar
Peserta rapat dengan tipe pendengar biasanya bersifat pasif. Peserta rapat tipe ini
hanya berperan sebagai pendengar yang baik. Ia hanya mendengarkan informasi-
informasi yang disampaikan oleh pemimpin rapat atau peserta rapat lainnya. Ia tidak
suka mengeluarkan pendapat, kritik atau saran dan lebih bersifat pendiam.
Diskusi Kelompok
3. Pemimpin Rapat
Seorang pemimpin rapat termasuk salah satu faktor penentu berhasilny suatu rapat.
Seorang pemimpin rapat harus memiliki keterampilan berkomunikasi ketika pemimpin
rapat. Seorang pemimpin memiliki sifat dan tipe yang berbeda-beda. Pada garis
besarnya seorang pemimpin rapat digolongkan sebagai berikut:
a. Tipe Otoriter
Maksudnya ialah seorang pemimpin yang mempunyai rasa bahwa dirinya orang
yang paling berkuasa, paling mengetahui dalam segala hal, dan setiap keputusan
hanya ditentukan dirinya. Para peserta tidak diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapat, pandangan, pertanyaan atau sarana-sarana. Pemimpin
yang bersifat otoriter tidak terlibat dalam komunikasi kelompok. Pemimpin seperti ini
biasanya hanya memberikan perintah-perintah mengenai segala hal yang harus
dikerjakan. Tipe pemimpin rapat seperti ini menyebabkan suasana rapat tidak hidup,
tidak dinamis, para peserta hanya menunggu perintah dari pemimpin.
b. Tipe Demokratis
Maksudnya seorang pemimpin yang bersifat adil, terbuka, memberikan kesempatan
kepada para peserta untuk mengemukakan pendapat, pandangan, pertanyaan atau
sarana-saran, berperan aktif, ikut menentukan tujuan kelompok, pemimpin
berusaha untuk membimbing dan mengarahkan peserta rapat, memberikan
petunjuk, memberikan bantuan kepada para peserta kelompok. Dengan demikian,
pemimpin terlibat secara langsung dalam komunikasi kelompok, ikut serta dalam
kegiatan kelompok. Hasil keputusan rapat merupakan hasil musyawarah dalam
rapat, yang berasal dari seluruh peserta rapat.
Tipe kepemimpinan demokratis agak berbeda dengan tipe open management.
Seorang pemimpin dengan tipe open management sama halnya dengan tipe
demokrasi, hanya perbedaan yang paling mendasar ialah dari segi keputusan.
Dalam tipe demokratis keputusan rapat berasal dari peserta rapat dan pemimpin
rapat berdasarkan hasil musyawarah bersama, sedangkan dalam tipe open
management hasil keputusan rapat ditentukan oleh pemimpin rapat. Dalam tipe
open management, pemimpin dapat memberikan kesempatan kepada para anggota
untuk menyampaikan saran-saran, namun keputusan akhir berada pada pemimpin
rapat. Diterima tidaknya sebuah saran, tergantung dari panilaian pemimpin. Tipe
pemimpin open management, selain sebagai pemimpin, jupa pemimpin bertindak
sebagai pembuat keputusan atau decision maker (pengambil keputusan).
c. Tipe Laissez Faire
Tipe laissez faire atau tipe liberal maksudnya pemimpin rapat memberikan
kebebasan kepada para peserta rapat untuk mengambil berbagai macam langkah
atau cara dalam menyelesaikan masalah. Pemimpin tipe ini menyerahkan segala
sesuatunya kepada para peserta rapat, seperti menentukan tujuan, cara-cara
penyelesaian, kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, media yang akan digunakan.
Pemimpin dalam hal ini bersifat pasif, tidak ikut terlibat langsung dalam komunikasi
kelompok, tidak mengambil keputusan ap`apun. Pemimpin tipe ini bersikap seperti
seorang penonton saja, meskipun berada di antara para peserta rapat.
4. Peserta Rapat
a. Sifat atau karakter peserta rapat
Beberapa tipe peserta rapat, yaitu sebagai berikut:
1. Tipe Pemersatu
Karakter dari tipe pemersatu biasanya bertindak sebagai juru damai. Beberapa ciri
dari karakter tipe pemersatu yaitu penuh pengertian, persahabatan, berjiwa besar,
sabar, tekun/ulet, mempunyai sikap toleran.
2. Tipe Perantara
Karakter bertipe ini biasanya bertindak sebagai perantara, atau sebagai
penghubung antara yang satu dengan yang lain, baik perorangan maupun
kelompok. Maksudnya menghubungkan satu orang dengan kelompok lain, antara
kelompok dengan pemimpin kelompok, dll. Peserta rapat tipe ini mempunyai
karakter pandai bergaul, berwibawa, dapat dipercaya, berpenampilan meyakinkan.
3. Tipe Pendengar
Peserta rapat dengan tipe pendengar termasuk peserta rapat yang pasif, tidak turut
berperan serta secara aktif dalam rapat. Tipe pendengar umumnya orang yang
bersifat pendiam (jarang berbicara).
Seseorang bersikap seperti ini atau bersifat diam atau pasif biasanya karena kurang
pengalaman, kurang pengetahuan, tidak mempunyai keberanian, kurang bergaul,
pemalu, kurang percaya diri.
4. Tipe Pemberi Semangat
Peserta rapat yang termasuk pemberi semangat mempunyai sifat penggerak,
kemauan, dan kemampuan bekerja yang cukup tinggi. Dapat mempengaruhi orang
lain karena pandai membaca situasi, berwibawa, disegani sehingga mempunyai
pengaruh baik di kalangan kelompok sendiri maupun di luar kelompok.
5. Tipe Inisiatif
Peserta rapat yang termasuk kelompok tipe inisiatif merupakan orang yang rajin,
tekun kreativitas yang tinggi serta mempunyai keinginan yang baik, untuk turut
memikirkan pemecahan keadaan atau masalah.
6. Tipe Pemberi Informasi
Pada saat rapat orang-orang yang termasuk tipe pemberi informasi selalu
memberikan informasi karena mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang
cukup banyak, mudah bergaul, dan dapat dipercaya.
7. Tipe Penyerang
Peserta rapat yang termasuk tipe penyerang harus diwaspadai oleh pemimpin
rapat. Karena peserta rapat tipe ini bersifat pendobrak, menentang terhadap
masalah yang sedang dibahas, pendapat, dan sikap orang lain. Sehingga dapat
menimbulkan perdebatan dan perpecahan. Oleh karena itu, pemimpin rapat harus
bertindak cepat dan tepat pada waktu mengambil keputusan, jangan sampai timbul
suatu perdebatan (debat kusir) dn perpecahan.
Diskusi Kelompok
Ulangan Harian 5
3.9 MENGIDENTIFIKASI BENTUK-BENTUK RAPAT
4.9 MENYELENGGARAKAN RAPAT INTERNAL
1. Rapat Berdasarkan Tujuannya
c. Rapat Penjelasan (Information Conference)
Rapat yang diselenggarakan apabila pimpinan organisasi/perusahaan ingin
memberikan penjelasan kepada para anggota tentang kebijakan, prosedur kerja,
atau tata cara kerja baru untuk mendapatkan keseragaman kerja.
d. Rapat Pemecahan Masalah (Problem Solving Conference)
Rapat yang bertujuan untuk mencari pemecahan suatu masalah yang sedang
dihadapi.
e. Rapat Perundingan (Negotiation Conference)
Rapat yang bertujuan untuk mencari jalan tengah agar tidak saling merugikan.
2. Rapat Berdasarkan Sifatnya
a. Rapat Formal
Rapat yang diadakan dengan suatu perencanaan terlebih dahulu menurut
ketentuan yang berlaku.
b. Rapat Informal
Rapat yang diadakan tanpa perencanaan dan tidak dipersiapkan terlebih dahulu,
serta dapat terjadi setiap saat, dapat juga terjadi secara kebetulan.
c. Rapat Terbuka
Rapat yang dapat dihadiri oleh setiap anggota, materi yang dibahas bukan masalah
yang bersifat rahasia.
d. Rapat Tertutup
Rapat yang hanya dihadiri oleh peserta tertentu dan yang dibahas menyangkut
masalah yang masih bersifat rahasia.
3. Rapat Berdasarkan Jangka Waktunya
a. Rapat Mingguan
Rapat yang diadakan seminggu sekali dan membahas masalah-masalah yang
bersifat rutin.
b. Rapat Bulanan
Rapat yang diadakan sebulan sekali untuk membahas hal-hal yang terjadi pada
bulan lalu.
c. Rapat Semesteran
Rapat yang diadakan enam bulan sekali dan bertujuan untuk mengadakan evaluasi
hasil kerjasama enam bulan yang telah lalu dan mengambil langkah-langkah
selanjutnya dalam jangka waktu enam bulan berikutnya.
d. Rapat Tahunan
Rapat yang diadakan setiap setahun sekali.
4. Rapat Berdasarkan Frekuensinya
a. Rapat Rutin
Rapat yang sudah ditentukan waktunya, untuk membahas masalah-masalah rutin
dalam organisasi atau perusahaan
b. Rapat Insidental
Rapat yang diadakan di luar rutin, diadakan tanpa ada perencanaan terlebih dahulu.
5. Rapat Berdasarkan Pesertanya
a. Rapat Vertikal
Rapat yang dihadiri bawahan dan atasan.
b. Rapat Horizontal
Rapat yang diadakan antar pejabat yang sederajat.
Gambar 1. Gambar 2.
Tempat duduk dibuat berbaris menghadap ke meja pemimpin atau pemincar (tanpa meja
konferensi). Model ini digunakan apabila peserta hanya berperan sebagai pendengar.
Model ini tidak direkomendasikan apabila peserta harus mencatat atau rapat sambil
makan atau minum pengaturan model ini sangat fleksibel. Baris kursi bisa diatur
setengah melingkar atau lurus menghadap ke tempat pembicara. Yang perlu diperhatikan
adalah sela yang cukup antar baris kursi untuk memungkinkan peserta rapat keluar dan
masuk dari tempat duduknya.
Kelebihan dari pengaturan ini adalah sangat efesien untuk peserta rapat dalam jumlah
besar dalam ruangan. Kelemahannya adalah tidak ada tempat menulis bagi peserta.
Interaksi antar peserta minimal.
2. Model Bentuk U
Gambar 3.
Kursi dan
meja
disusun
dalam
bentuk U.
Gaya
tata letak
ini sering
3. Model Kelas
Gambar 4.
Model kelas, hampir sama dengan model teater. Bedanya adalah dalam model kelas ini
disediakan meja yang memungkinkan peserta untuk menulis atau meletakan alat selama
pelaksanaan rapat.
Model ini digunakan apabila selama rapat peserta perlu menggunakan banyak bahan
bacaan (laporan misalnya) dan banyak menulis baik menggunakan kertas ataupun
notebook. Model ini juga cocok untuk rapat yang berlangsung lama sehingga peserta
dapat menikmati makan dan minum selama berlangsung rapat. Hal yang perlu
diperhatikan pada saat mengatur ruangan menggunakan model ini adalah sebaiknya
dalam satu meja cukup dua tempat duduk agar tidak terlalu berdesakan. Memang bisa
saja tempat duduknya lebih banyak asalkan mejanya cukup panjang. Penting juga diatur
jarak antara tempat duduk bagian depan dan tempat duduk di baris belakangnya.
4. Model Konferensi
Gambar 5.
Dalam model ini, diletakan meja konferensi di tengah yang dikelilingi dengan tempat
duduk. Model ini sama dengan model U, hanya saja posisi antar peserta bisa dihadapan
secara dekat. Dengan demikian, model ini cocok untuk rapat yang memerlukan diskusi
yang intensif.
Hal yang perlu diperhatikan di sini, mengenai kerapatan antar tempat duduk (kursi)
adalah posisi yang duduk di ujung meja. Tempat duduk di ujung meja diperuntukan bagi
pimpinan rapat. Ujung lawan dari pimpinan rapat adalah notulis.
Kelebihan dari penataan ini, adalah memungkinkan peserta diskusi secara intensif,
menulis, tetapi tanpa ada yang melakukan presentasi menggunakan audio visual.
5. Banquet Round
Di sini terdapat beberapa meja bundar
dengan masing-masing meja disediakan tempat duduk. Model ini cocok untuk rapat di
mana peserta perlu melalukan diskusi dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam mengatur
model seperti ini yang perlu diperhatikan adalah jarak antar tempat duduk kelompok. Atur
jarak mereka tidak terlalu dekat sehingga diskusi dalam satu kelompok tidak menganggu
kelompok lain, tetapi juga atur agar tidak terlalu jauh sehingga antar kelompok bisa
berdiskusi dengan mudah.
Diskusi Kelompok
Ulangan harian 6
`
Beberapa persyaratan agar komunikasi berjalan efektif seperti diuraikan di atas harus
diterapkan dalam gaya komunikasi. Gaya komunikasi seseorang sangat menentukan
keberhasilan suatu komunikasi. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam gaya
komunikasi, antara lain:
a. Persyaratan komunikasi yang efektif seperti persepsi, ketepatan, kredibilitas,
pengendalian, dan kecocokan
b. Bahasa isyarat ialah gerakan badan atau tubuh atau ekspresi wajah.
c. Bahasa yang digunakan jelas, singkat, tepat, dan santun, serta dapat dipahami
dengan mudah oleh orang lain
d. Budi pekerti, watak, dan etika turut mempengaruhi gaya komunikasi seseorang
e. Gaya bahasa yang digunakan menentukan gaya komunikasi, gaya bahasa yang
sering digunakan antara lain:
1. Gaya bahasa hiperbola yaitu gaya bahasa yang menyatakan sesuatu
secara berlebih-lebihan.
Contoh: bagian pemasaran harus berusaha sekuat tenaga memeras otak,
memeras keringat, dan membanting tulang
2. Gaya bahasa klimaks yaitu gaya bahasa yang menyatakan penegasan
mulai dari rendah lalu meninggi.
Contoh: setiap karyawan mulai dari pesuruh, karyawan biasa, kepala bagian
sampai direktur akan mengikuti perlombaan
3. Gaya bahasa antiklimaks yaitu gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu
mulai dari yang tinggi menuju ke yang rendah.
Contoh: tidak hanya lima, empat, tiga, dua bahkan satupun karyawan yang
akan di PHK
4. Gaya bahasa simbolik yaitu gaya bahasa yang menggunakan nama dan
sifat binatang sebagai perlambang.
Contoh: kita harus seperti kancil dalam menghadapi kasus ini.
Tugas
Buatlah contoh kalimat gaya bahasa hiperbola, klimaks,
antiklimaks, dan simbolik, masing-masing 3 contoh!
Selain kelima unsur tersebut di atas, dalam gaya komunikasi terdapat hal-hal lain
yang dapat menarik dalam mempengaruhi pembicaraan. Hal-hal yang menarik dapat
mempengaruhi pembicaraan antara lain:
a. Pakaian
Cara seseorang berpakaian mencerminkan kepribadiannya. Cara berpakaian
yang rapi, bersih, tepat (sesuai situasi) akan menumbuhkan rasa percaya diri
dan harga diri. Pakaian harus serasi, sederhana, lengkap (tidak ada kancing
yang copot atau sobek). Begitu pula dengan sepatu yang dipakai harus serasi,
tatanan rambut harus disesuaikan pula dengan pakaian.
b. Pandangan Mata
Pada saat berbicara pandangan mata perlu terarah dengan baik, karena
pandangan mata seseorang memperlihatkan kepribadian, tata krama, dan
kewibawaan. Pandangan mata harus melihat ke depan kepada para peserta
rapat yang lain, melihat ke segenap ruangan secara sepintas, sehingga
pembicara dapat mengetahui keadaan ruangan, suasana rapat, dan sikap para
peserta rapat.
c. Mimik Wajah
Pada saat berbicara mimik wajah harus disesuaikan dengan isi pembicaraan.
Mimik wajah atau air muka wajah dapat terlihat sedih, gembira, bersemangat,
serius, kaget, dll.
d. Sikap Badan
Pada saat berbicara dalam rapat, kadang sambil duduk, kadang sambil berdiri,
sikap badan ketika berbicara baik duduk maupun berdiri harus tegak, jangan
sampai membungkuk. Sebelum berbicara, tarik nafas dalam-dalam, bersikap
tenang, pandanglah para peserta rapat dengan penuh perhatian. Kuasailah diri
sendiri sebelum menguasai para pendengar atau peserta rapat, sehingga
pembicara terlihat dan terkesan berwibawa.
e. Suara
Setiap orang tentunya mempunyai suara yang berbeda. Ada suara yang
melengking, merdu, berat, parau, biasa, dsbnya. Suara merupakan pembawaan
seseorang dan menjadi ciri khas setiap orang. Suara dapat berbuny lebih baik
apabila memperhatikan hal-hal berikut:
1. Jelas, kata-kata diucapkan secara jelas, maksudnya dapat didengar dan
dipahami oleh lawan bicara
2. Intonasi, tekanan dan nada suara tidak monoton, harus ada lagu turun naik
pada saat-saat tertentu. Pembicara harus mengetahui kata-kata yang perlu
diberi tekanan
3. Semangat, suara yang diucapkan dengan penuh semangat akan turut
menghangatkan suasana dan menular kepada para pendengar
4. Ekspresi, suara harus diungkapkan dengan penuh penghayatan
f. Tulisan
Tulisan turut berpengaruh terhadap gaya komunikasi. Pada saat rapat, seorang
pembicara kadang harus menjelaskan sesuatu disertai tulisan. Tulisan harus
jelas sehingga dapat terbaca orang lain.
Diskusi Kelompok
Tugas
Diskusi Kelompok
Tugas
Ulangan Harian 7
Yang dimaksud dengan rapat semu adalah rapat yang tidak pernah dilaksanakan atau
rapat fiktif. Pada saat menyususn notula biasanya dikonsultasikan terlebih dahulu
kepada ahli hukum.
Untuk menjadi notulis yang handal, diperlukan beberapa keahlian yang harus dimiliki seorang
notulis. Seorang notulis harus terampil atau mampu:
1. Mendengarkan da menulis
2. Memilah dan memilih hal yang penting dan yang tidak penting
3. Konsentrasi yang tinggi
4. Menulis cepat
5. Bersikap obyektif dan jujur
6. Menguasai bahsa teknis baku dan menguasai materi pembahasan
7. Mengetahui dan memenuhi kebutuhan pembaca notula
8. Menguasai metode pencatatan secara sistematis
9. Menguasai metode pengolahan data
10. Menguasai berbagi hal yang berhubungan dengan rapat.
11. Menyimpulkan hasil rapat
Seorang notulis memiliki beberapa fasilitas penunjang untuk membantu dalam
menyelesaikan tugasnya. Beberapa fasilitas dan keistimewaan yang harus diperoleh seorang
notulis adalah sebagai berikut:
1. Notulis diberi informasi mengenai perihal latar belakang rapat, tujuan rapat, pokok
masalah rapat, dan jenis rapat sebelum rapat dilaksanakan. Notulis harus mengetahui
susunan acara beserta pokok masalah atau materi yang akan dirapatkan agar dapat
dipelajari sehingga memudahkan dalam menyusun notula.
2. Notulis diberi dokumen atau makalah yang dibagikan kepada para peserta rapat yang lain
pada saat pelaksanaan rapat.
3. Notulis diperbolehkan untuk meminta agar peserta rapat menjelaskan atau
menyempurnakan kesimpulan yang dikemukakan notulis.
4. Notulis mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan pada saat rapat
berlangsung.
5. Setiap sesi berakhir, notulis mempunyai hak untuk memperoleh rangkuman dan
kesimpulan rapat.
6. Agar dapat menyempurnakan notulanya, notulis berhak berbicara pada setiap sesi.
7. Notulis duduk disebelah pemimpin rapat, agar mudah berkomunikasi dan memperoleh
informasi secara maksimal.
8. Apabila rapat berlangsung terlalu lama, maka perlu disiapkan beberapa orang untuk
menulis notulis.
9. Ketika menyusun notula, seorang notulis tidak boleh mengerjakan hal lain karena
menyusun notula memerlukan konsentrasi yang penuh.
10.Jika rapat membutuhkan waktu pengkajian yang lebih lama dan berlagsung alot dan rumit,
maka notulis berhak memperoleh keleluasaan waktu untuk meyusun notula akhir.
1. ISI NOTULA
Notula yang baik bukan notula yang panjang lebar, tetapi isinya kurang lengkap dan
pembicaraan yang bertele-tele. Notula yang baik adalah yang ringkas tetapi lengkap
serta jelas.
Notula yang lengkap berisi hal-hal seperti dibawah ini, walaupun ada organisasi yang
menyimpang dari urutan-urutan berikut :
a. Nama badan atau lembaga yang menyelenggarakan rapat.
b. Sifat rapat (rutin, biasa, luar biasa, tahunan, rahasia dan lain-lain).
c. Hari dan tanggal diselenggarakannya rapat.
d. Tempat rapat.
e. Waktu mulai dan berakhirnya (kalau tidak pasti, ditulis sampai dengan selesai).
f. Nama dan jabatan pimpinan rapat.
g. Daftar hadir peserta.
h. Koreksi dan perbaikan rapat yang terdahulu.
i. Catatan semua persoalan yang belum ada keputusannya.
j. Usul-usul atau perbaikan-perbaikan.
k. Tanggal atau bulan kapan akan diadakan rapat berikutnya.
l. Penundaan rapat dan tanggal penundaan (bila ada).
m. Tanda tangan notulis dan ketua rapat.
Notula harus obyektif tanpa ada hal-hal yang dikarang sendiri oleh notulis, sehingga
menyimpang dari isi pembicaraan yang asli. Notula yang baik juga harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
a. Lengkap berisi tentang semua informasi walaupun dalam penulisannya ringkas (tidak
bertele-tele).
b. Bahasa notula mudah dipahami pembaca.
c. Setiap pembicaraan ditulis secar terperinci dan satu sama lain saling terkait.
d. Dapat membantup impinan dalam pengambilan kebijakan dan keputusan.
e. Dapat dijadikan sebagai alat bukti apabila terjadi suatu permasalahan.
f. Dapat membantu untuk mengingatkan kembali setiap orang yang terkait bila
memerlukan lagi notula tersebut.
2. SUSUNAN NOTULA
Susunan notula secara garis besarnya hampir sama, walaupun tidak persis. Karena
masih ada perbedaan sedikit-sedikit, maka dibawah ini ada beberapa hal yang harus
diperhatikan pada saat menyusun notula.
1. Nomor rapat dan jenis rapat perlu disebutkan, apalagi jika pembicaraan itu
dilaksanakan secara berkala.
2. Jam berapa dibuka, harus disebutkan secara jelas dan jam berapa rapat tersebut
ditutup. Tetapi jika rapat tersebut belum selesai maka ditulis mulai pukul ..... sampai
selesai ......
3. Daftar hadir semua ditandatangani oleh peserta dan harus dilampirkan pada notula.
4. Meskipun notula ditulis secara ringkas, tetapi setiap pembicaraan harus disebutkan
namanya. Misalnya Saudara Majid mengemukakan bahwa ............, maka ketua
menyetujui usulan tersebut dan .........
5. Tetapi nama pendukung, terutama yang tidak disetujui, jangan ditulis. Lebih baik
ditulis jumlanya, misalnya yang setuju ......... orang dan yang tidak setuju ......... orang.
Orang yang setuju dan tidak setuju cukup dengan mengancungkan tangan saja, tidak
perlu berbicara.
6. Setelah rapat selesai, notulis mengoreksi lagi notula dan menyalin kembali
salinannya, diketik dengan rapi, dan ditandatangani oleh notulis serta Ketua rapat
tersebut.
Bila perlu, digandakan untuk dibagikan pada peserta rapat yang tidak hadir pada saat rapat
berlangsung.
PT Lintas Cakrawala adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi Virgin Oil Coconut
(VCO). PT Lintas Cakrawala berkantor pusat di Yogyakarta dan memiliki cabang di 4 kota besar yaitu
Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan. Selama satu bulan terakhir PT Lintas Cakrawala didera
demo karyawan yang berkepanjangan. Dalam dua hari terakhir demo telah meluas hingga seluruh
cabang PT Lintas Cakrawala. Serikat Pekerja PT Lintas Cakrawala menuntut perusahaan menaikkan
gaji karyawan minimal 25% dari gaji yang sekarang mereka peroleh. Meski telah memenuhi Upah
Minimum Regional (UMR) tetapi bagi karyawan itu belum mampu mencukup kebutuhan sehari-hari
karyawan. Menyikap hal tersebut Pimpinan Pusat PT Lintas Cakrawala mengundang 4 Pimpinan
Cabangnya untuk menyelesaikan permasalahan.
Tugas
1. Peserta membuat notula dari rapat yang diselenggarakan oleh roler (pemeran) di ruang
khusus.
2. Notula dibuat dengan blanko yang telah disediakan oleh panitia
3. Waktu role playing rapat kurang lebih 25 menit, sesudahnya peserta UKP masuk ke ruang
kelas untuk menyusun notula dalam waktu 35 menit
Skenario
1. Pimpinan Pusat (Ir. Muhammad Zain Saleh, MBA)
Demo yang telah meluas dan serempak dalam dua hari terakhir dikhawatirkan menimbulkan
stagnasi. Perusahaan terancam bangkrut karena tidak menghasilkan barang. Untuk itu
pimpinan perlu mendapatkan masukan dari para pimpinan cabang terkait hal tersebut.
Tuntutan-tuntutan dari karyawan perlu menjadi bahan pertimbangan.
2. Pimpinan Cabang Bandung (Kusuma Wardani, SE. Akt)
Dari Bandung dilaporkan bahwa unjuk rasa sudah dimulai sejak dua minggu terakhir.
Produksi barang anjlok sampai dengan 80%. Cabang telah berupaya melakukan mediasi
dengan Serikat Pekerja Cabang akan tetapi belum membuahkan hasil. Oleh karena itu
Pimcab Bandung mengusulkan agar Pimpinan Pusat meninjau ulang Upah Minimum
Regional (UMR) dan mengadakan Forum Silaturahmi dengan Serikat Pekerja.
3. Pimpinan Cabang Semarang (Susilawati, SE)
Hal yang sama juga terjadi di Semarang, bahkan aksi unjuk rasa semakin anarkis karena
massa merusak properti milik PT Lintas Cakrawala. Karyawan yang demo disinyalir adalah
karyawan yang tidak produktif.
Serikat Pekerja bahkan mengancam apabila tuntutan tidak dikabulkan dalam 1 minggu ini
maka perusakan yang mereka lakukan akan diperluas sampai area pabrik. Untuk itu Pimcab
Semarang setuju dilakukan mediasi dengan seluruh utusan Serikat Pekerja dari pusat sampai
cabang. Pimcab Semarang juga mengusulkan perlunya tes psikologi saat rekruitmen
pegawai.
4. Pimpinan Cabang Surabaya (Ir. Adi Waluyo Jati)
Meski terjadi hal yang sama dengan cabang yang lain, tetapi unjuk rasa dari Serikat Pekerja
Cabang Surabaya cenderung lebih lunak. Pimcab memandang demo yang terjadi ada
hubungan psikologis dengan keadaan yang sedang susah. Pimcab Surabaya mengusulkan
perusahaan perlu memberikan tambahan tunjangan kesejahteraan karyawan yang diambil
dari dana cadangan perusahaan. Pimcab Surabaya juga mengusulkan untuk memberikan
sanksi tegas kepada karyawan yang telah bertindak anarkis. Apabila perlu karyawan tersebut
di PHK.
5. Pimpinan Cabang Medan ( Maharani Dewi, SH)
Aksi demo yang terjadi menurut Pimcab Medan dapat dimaklumi oleh karena perekonomian
negara yang masih belum stabil. Pimcab Medan memberikan masukan demo juga perlu
disikapi dengan adanya PHK. Disamping itu perlu menjajagi kemungkinan ekspand (ekspor
ke Luar Negeri) guna menambah laba perusahaan
Kesimpulan Pimpinan
1. Upah Minimum Regional (UMR) yang berlaku sekarang akan ditinjau ulang melalui rapat
direksi.
2. Karyawan yang terlibat tindak anarkhis akan ditindaklanjuti dengan PHK dan proses
hukum kepada pihak berwajib.
3. Tes penerimaan karyawan akan lebih diperketat dengan melibatkan psikolog dari luar.
4. Perusahaan akan memberikan tambahan tunjangan dari dana cadangan perusahaan.
5. Perusahaan akan membentuk tim khusus untuk menjajagi kemungkinan ekspor ke Luar
Negeri.
SOAL 2
Aktivitas
1. Buatlah notula rapat pada praktik di Kegiatan Belajar 1 (lihat Aktivitas hal. 22) !
2. Buatlah notula rapat dari pelaksanaan rapat berikut ini.
Petunjuk
a. Rapat dilaksanakan pada hari ini, pukul 09.00 s.d selesai
b. Rapat dipimpin oleh Bapak Ir. Irwansyah, M.Si
c. Peserta rapat adalah para kepala cabang, yaitu:
Dwi Astuti, pemasaran wilayah Jabodetabek
Surya Agung, pemasaran wilayah Bandung
Edi Purnama, pemasaran wilayah Purwakarta dan Sumedang
Sari Dewi, pemasaran wilayah Bogor dan Sumedang
Firman, pemasaran wilayah Banten
d. Sifat rapat tertutup
SKENARIO RAPAT
Ketua Rapat : Saudara sekalian, selamat pagi dan terima kasih atas kehadiran Saudara pada
undangan rapat pada hari ini. Rapat pagi ini sangat penting bagi kemajuan usaha
kita, karena setelah kami periksa pada laporan bulanan ternyata omzet penjualan
produk kita mengalami penurunan yang memperihatinkan. Oleh karena itu, kami
minta Saudara memberikan masukan dan informasi bagaimana cara terbaik untuk
meningkatkan kembali penjualan produk kita, agar omzet penjualan tetap stabil.
Silahkan Saudara memberikan tanggapan atau usulan untuk meningktakan kembali
usaha kita.
Dwi Astuti : Maaf Pak, menurut saya menurunnya omzet penjualan kita dikarenakan semakin
banyaknya saingan produk yang sejenis, sehingga perlu kiranya kita meninjau
kembali mutu produk kita, agar tetap bisa bersaing dengan produk yang lainnya.
Surya Agung : Saya setuju dengan pendapat Ibu Dwi Astuti. Kita harus selalu meningkatkan mutu
produk kita dan harga yang ditawarkan kepada masyarakat juga jangan terlalu
tinggi, sehingga kurang terjangkau oleh masyarakat.
Edi Purnama : Kalau saya menyoroti dari sisi lain Pak, menurut saya penurunan penjualan produk
kita ini disebabkan juga krisis ekonomi yang terjadi dinegara kita, sehingga daya
beli masyarakat menjadi berkurang. Saran saya bagaimana jika cara pemasaran
produk ini kita lakukan dengan door to door dang dengan sistem kredit, sehingga
masyarakat akan lebih dekat dengan produk kita.
Sari Dwi : Selama ini kita belum mencoba pemasaran dengan cara door to door, tetapi hanya
melalui sistem agen. Oleh karena itu, sya sangat setuju dengan usulan Bapak Edi.
Firman : Kalau saya mengusulkan dibentuk tim yang melakukan riset pasar untuk
mendapatkan data yang akurat tentang mutu dan harga produk kita dibandingkan
dengan produk sejenis. Kita juga bisa mengetahui produk apa yang diinginkan
masyarakat, sehingga kita bisa lebih memenuhi keinginan masyarakat.
Ketua Rapat : Saudara sekalian, terima kasih atas usulan, masukan dan saran-saran yang telah
Saudara berikan. Kesimpulan yang dapat diambil dari rapat hari ini adalah sebagai
berikut:
Untuk meningkatkan omzet penjualan kita perlu melakukan riset pasar.
Memeperhatikan dan meningkatkan mutu produk
Pemasaran dengan cara door to door dan melayani pembelian dengan sistem
kredit.
Demikian rapat kita pada hari ini, mohon kerja sama dari kita semua untuk terus meningkatkan
omzet penjualan produk kita dan selamat bertugas kembali.
Ulangan Harian 8