Anda di halaman 1dari 26

JENIS JENIS HUBUNGAN MASYARAKAT

(HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM ORGANISASI)


disusun untuk memenuhi tugas UAS Mata Kuliah yang dibimbing oleh
Ibu Fannindiya Hamdani Zeho, S.AP

Oleh,
Nadia Lailin Nafiah
19.01.03.006
S-1 Administrasi Kesehatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PAMENANG PARE


S1 ADMINISTRASI KESEHATAN
Jalan Soekarno-Hatta Nomor 15 Bendo-Pare-Kediri Telp. (0354)393102/399840
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWrWb
Alhamdulillah, puji syukur kepada Tuhan Yang MahaEsa, karena atas
limpahan rahmatnya, sehingga penulisan makalah tugas manajemen citra diri dan
kehumasan yang berjudul “Hubungan masyarakat dalam Organisasi” dapat
terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
Komunikasi dan Humas
Makalah ini di tulis dari hasil penyusunan data-data yang diperoleh dari
buku-buku, artikel-artikel, serta informasi media sosial yang berhubungan dengan
tema di atas, tak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah bekerjasama sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Saya mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan makalah
ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan
bermanfaat bagi semua pembaca amin.

Wassalamu’alaikumWrWb

Penulis

HUMAS DALAM ORGANISASI | 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................3
ABSTRAK..........................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................5
B. Rumusan Masalah...................................................................................6
C. Tujuan......................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN
A. Fungsi humas dalam sebuah organisasi..................................................10
B. Organisasi profesi humas........................................................................14
C. Kedudukan public relations dalam organisasi.........................................15
D. Tugas humas dalam organisasi................................................................17
E. Kegiatan-kegiatan humas .......................................................................18
BAB III PENUTUP............................................................................................
KESIMPULAN...................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 26

HUMAS DALAM ORGANISASI | 3


ABSTRAK

Kata Kunci : Perencanaan, Public Relations, Humas.


seorang praktisi humas harus memiliki perencanaan yang matang dalam
membuat suatu program kerja dan harus secara efisien menjalankan proses
tersebut. Perencanaan yang baik serta pembentukan suatu program yang efektif
dan efisien akan berdampak positif bagi perusahaan dan organisasi bersangkutan.
Membuat program juga harus direncanakan secara matang agar program yang
akan dipilih dan dijalankan akan efektif dan akan menghasilkan hasil yang
maksima. Hubungan masyarakat atau Public Relations adalah suatu usaha yang
sengaja dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan
saling pengertian antara sebuah lembaga/institusi dengan masyarakat. Public
Relations (PR) merupakan fungsi manajemen untuk mencapai target tertentu yang
sebelumnya harus mempunyai program kerja yang jelas dan rinci, mencari fakta,
merencanakan, mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi hasil-hasil apa yang
telah dicapainya. Kemajuan yang sekaligus merupakan juga kekuatan-kekuatan
dalam masyarakat, memisahkan manusia kedalam berbagai kelompok atau
golongan, yang masing-masing mempunyai tujuan sendiri dan berusaha untuk
mencapai tujuan itu dengan sebaik-baiknya. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka
untuk menciptakan kerja sama, public relations merupaka suatu kebutuhan dalam
masyarakat dewasa ini, dimana orang-orangnya bergerak diberbagai bidang,
misalnya dalam bidang industri, perusahaan, pendidikan, pemerintahan,
kerokhanian, social ekonomi, politik perburuan dan sebagainya. Mengingat
diperlukan waktu panjang untuk mengusahakan tiap karyawan mampu
menerapkan public relations sebagai metode komunikasi dalam kehidupan dan
kegiatan sehari-harinya, hadirnya public relations sebagai lembaga di lingkungan
pemerintah kabupaten dan kota masih diperlukan. Kemungkinan lainnya,
pemerintah mempekerjakan konsultan jasa di bidang public relations yang berada
di luar struktur pemerintahan, terus – menerus atau secara insidental. Dalam era
ini humas sebagai salah satu fungsi manajemen dalam lingkungan pemerintah
kabupaten atau kota perlu tetap dipertahankan bahkan harus ditingkatkan
perannya.

HUMAS DALAM ORGANISASI | 4


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan masyarakat atau Public Relations adalah suatu usaha yang
sengaja dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan
saling pengertian antara sebuah lembaga/institusi dengan masyarakat. Humas (PR)
adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial dalam menganalisa kecenderungan,
meramalkan konsekuensinya, memberikan pengarahan kepada pimpinan
institusi/lembaga dan melaksanakan program-program terencana yang dapat
memenuhi kepentingan baik institusi maupun lembaga tersebut maupun
masyarakat yang terkait.
Public Relations (PR) merupakan fungsi manajemen untuk mencapai
target tertentu yang sebelumnya harus mempunyai program kerja yang jelas dan
rinci, mencari fakta, merencanakan, mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi
hasil-hasil apa yang telah dicapainya. Public relation atau hubungan masyarakat
masih merupakan bidang baru terutama di Indonesia. Lahirnya public relations
seperti yang dipraktekan sekarang ialah karena adanya kemajuan-kemajuan dalam
berbagai macam bidang itu. Kemajuan yang sekaligus merupakan juga kekuatan-
kekuatan dalam masyarakat, memisahkan manusia kedalam berbagai kelompok
atau golongan, yang masing-masing mempunyai tujuan sendiri dan berusaha
untuk mencapai tujuan itu dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka untuk menciptakan kerja sama, public
relations merupaka suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini, dimana orang-
orangnya bergerak diberbagai bidang, misalnya dalam bidang industri,
perusahaan, pendidikan, pemerintahan, kerokhanian, social ekonomi, politik
perburuan dan sebagainya. Banyak orang tidak percaya dan sulit mempercayai
bahwa humas bermanfaat bagi organisasi atau lembaganya, anggapan itu
dikarenakan kesalahan penerapan humas itu sendiri, penerapan humas terkadang
cenderung tidak terintegrasi dengan bagian yang lain, dan tidak terencana dengan
baik , padahal humas tidak beda dengan fungsi manajemen yang lainnya, yang
memerlukan perencanaan, pengorganisasian, aksi dan evaluasi, dalam arti kerja

HUMAS DALAM ORGANISASI | 5


humas haruslah terencana dengan baik, dan dirumuskan tujuannya serta
ditentukan tingkat keberhasilannya.
Pendekatan public relations memang tidak harus dilihat semata-mata
sebagai aparat kelembagaan, seperti dalam wujud Bagian Humas atau Biro
Humas. Yang utama, memang, penerapannya sebagai metode komunikasi oleh
tiap karyawannya. Mengingat diperlukan waktu panjang untuk mengusahakan tiap
karyawan mampu menerapkan public relations sebagai metode komunikasi dalam
kehidupan dan kegiatan sehari-harinya, hadirnya public relations sebagai lembaga
di lingkungan pemerintah kabupaten dan kota masih diperlukan. Selain dua
pendekatan itu, masih dimungkinkan pendekatan ketiga yakni peran humas
dirangkap top manager atau perangkat pemerintah lain. Kemungkinan lainnya,
pemerintah mempekerjakan konsultan jasa di bidang public relations yang berada
di luar struktur pemerintahan, terus – menerus atau secara insidental.
Dalam era ini humas sebagai salah satu fungsi manajemen dalam
lingkungan pemerintah kabupaten atau kota perlu tetap dipertahankan bahkan
harus ditingkatkan perannya. Peningkatan perannya dengan jalan memperbarui
dan menyesuaikan konsep humas pemerintah yang selama ini kita kenal, dan
menerapkan konsep public relations dalam manajemen modern selaras tuntutan
dan tantangan era Orde Reformasi, era Masyarakat Informasi dan era Otonomi
Daerah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa fungsi humas dalam sebuah organisasi?
2. Apasaja Organisasi Profesi Humas?
3. Bagaimana Kedudukan humas dalam Organisasi ?
4. Bagaimana tugas humas dalam organisasi?
5. Apa kegiatan-kegiatan humas dalam organisasi?
C. Tujuan
1. Mengetahui fungsi humas dalam sebuah organisasi.
2. Mengetahui Organisasi Profesi Humas.
3. Mengetahui kedudukan humas dalam organisasi.
4. Mengetahui tugas humas dalam organisasi.
5. Mengetahui kegiatan-kegiatan humas dalam organisasi.

HUMAS DALAM ORGANISASI | 6


BAB II
PEMBAHASAN

A. FUNGSI HUMAS DALAM SEBUAH ORGANISASI


Fungsi atau peranan adalah harapan publik terhadap apa yang
seharusnya dilakukan oleh public relations sesuai dengan kedudukannya
sebagai seorang public relations. Jadi, public relations dikatakan berfungsi
apabila dia mampu melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik,
berguna atau tidak dalam menunjang tujuan perusahaan dan menjamin
kepentingan publik (Kriyantono, 2008: 21)
Secara garis besar fungsi public relations adalah:
a. Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan
publiknya (maintain good communication)
b. Melayani kepentingan publik dengan baik (serve public’s interest)
c. Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (maintain
good morals & manners)

Fungsi humas dalam sebuah organisasi pada umumnya, antara lain :


a. Penyusunan Kegiatan / Programing Meliputi :
 Analisa masalah dan alternatif
 Penetapan tujuan dan publik (kelompok yang dukungan atau
pengertiannya diperlukan).
 Pemberian saran serta perencanaan aktivitas
Programming ini bisa juga termasuk penyusunan anggaran dari
persetujuan terhadap tanggungjawab orang-orang tertentu (termasuk
non humas). Misal Direktur Utama dari perusahaan seringkali
merupakan gambaran kunci dalam aktivitas humas.
b. Keterpautan (Relationships)
Keterpautan atau keterkaitan humas merupakan fungsi tertentu,
seorang humas bisa lebih mengembangkan keterampilannya dalam
mengumpulkan informasi dari manajemen, rekan internal perusahaan,

HUMAS DALAM ORGANISASI | 7


serta dari Eksternal perusahaan (luar organisasi). Pengembangan
ketrampilan melalui :
 Secara kontinyu mengevaluasi apa yang telah dilaksanakan
 Merumuskan rekomendasi
 Mengusahakan persetujuan manajemen dalam sebuah keputusan
Banyak kegiatan humas menuntut keterkaitan dengan dan melalui
hubungan kerjasama ; staf personalia, staf direksi, staf pemasaran.
Petugas Humas dikatakan efektif apabila ‘’dapat
berpengaruh terhadap orang lain ‘’
Petugas Humas adalah “mewakili” dan “bekerja” atas nama
organisasinya, berhubungan secara formal dan nonformal termasuk
dengan ; lembaga pemerintah, pendidikan, masyarakat umum
c. Penulisan & Penyuntingan
Petugas Humas seringkali berhubungan dengan kelompok
besar dalam masyarakat, maka membutuhkan alat/role yang dinamakan
dengan :
 “Kata-kata tercetak”, yaitu : siaran berita (news release), brosur,
pidato, naskah, artikel majalah promosi, informasi produk
(barang/jasa) yang dimiliki.
 “Materi Teknis”, yaitu : publikasi tentang para pekerja, surat
berita (news-letter), laporan pemegang saham dan komuniasi
manajemen lainnya.
 Syarat alat mutlak dan harus terdapat pada alat-alat komunikasi
diatas adalah menggunakan gaya penulisan yang jelas, secara
efektif mengkomunikasikan hal-hal yang diperlukan
d. Informasi (Information)
 Informasi adalah aktifitas Humas yang umum dilakukan, dengan
menunjuk saluran yang tepat bagi penyebaran materi. Bisa melalui :
surat kabar, stasiun radio, majalah dagang/majalah umum.
 Humas harus mengetahui terlebih dahulu pengetahuan tentang surat
kabar dan media yang ditunjuk, berikut spesialisasinya serta minat
dari editornya.

HUMAS DALAM ORGANISASI | 8


 “anda harus memperoleh editor yang tepat dari media komunikasi
yang tepat dengan berita yang tepat pada saat yang tepat”.
e. Produksi (Production)
 Memilih cara-cara penting dalam berkomunikasi, melalui :
 Brosur
 Laporan khusus
 Program multimedia
 Humas tidak perlu menjadi seorang ahli dalam seni, tipografi,
fotografi, akan tetapi pengetahuan tentang teknik tersebut diperlukan
bagi perencanaan dan pengawasan kehumasan.
 Petugas Humas memiliki keharusan mengembangkan pengetahuan
yang seyogyanya mendukung fungsi-fungsi produksi, untuk
menghasilkan cara berkomunikasi yang efektif dan efisien.
f. Peristiwa Khusus (Special Events)
a) Bisa dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya :
 Konferensi Pers
 Pameran
 Pertunjukan khusus
 Perayaan ulang tahun
 Kontes dan program berhadiah
 Kunjungan / lawatan khusus
 Pertemuan khusus
b) Tujuannya adalah untuk menarik perhatian dan memperoleh
penerimaan dari masyarakat.
c) Perlu perhatian khusus dari hal yang sekecil mungkin, sampai
dengan publisitas dan laporan khusus.
g. Pidato (Speaking)
a) Pekerjaan Humas menuntut keterampilan dan kemampuan dalam
berkomunikasi tatap muka dan mencari forum yang cocok.
b) Mempersiapkan pidato bagi orang lain dan ataupun menyampaikan
pidato, menjadi keahlian penting dalam kehumasan.

HUMAS DALAM ORGANISASI | 9


c) Efektif menyampaikan pesannya kepada orang dan kelompok, bisa
mempengaruhi orang lain, dan menjadi penyampai pesan yang baik
untuk orang lain.
h. Penelitian dan Penilaian
a) Aktivitas pertama yang harus dilakukan seorang Humas adalah “Fact-
Finding” artinya “pengumpulan fakta”.
b) Kegiatan ini bersifat sangat pribadi melalui wawancara, pengkajian
materi, percakapan yang sifatnya informal.
c) Pengumpulan data juga bisa melalui ; teknik survei dan penelitian
opini.
d) Setelah program selesai, humas harus mempelajari hasilnya dan
menilai pelaksanaan dan keefektifan program, untuk dilaporkan
kepada manajemen.

B. ORGANISASI PROFESI HUMAS


1. PERHUMAS
Pada tanggal 15 Desember 1972 para praktisi humas di Indonesia
mendirikan Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia
(PERHUMAS) di jakarta. Berikut tujuan-tujuan PERHUMAS adalah
sebagai berikut :
1) Meningkatkan perkembangan dan keterampilan profesional
hubungan masyarakat di Indonesia.
2) Memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai hubungan
masyarakat.
3) Meningkatkan kontak dan pertukaran pengalaman diantara para
anggotanya.
4) Menyelenggarakan hubungan dengan organisasi-organisasi
serumpun dengan bidang hubungan masyarakat, di dalam maupun
diluar negeri.
Tahun 1977 Perhumas memprakarsai berdirinya organisasi humas di
Asia Tenggara yaitu FAPRO (Federation of ASEAN Public Relations

HUMAS DALAM ORGANISASI | 10


Organization) di Kuala Lumpur. Indonesia melalui Perhumas ditunjuk
menjadi tuan rumah konferensi FAPRO di jakarta.
Sebagai organisasi resmi, Perhumas telah menetapkan kode etik profesi
dan telah terdaftar di Departermen Dalam Negeri dan Departermen
Penerangan waktu itu, serta tercatat dan diakui oleh International public
Relations Association (IPRA), yang merupakan organisasi profesi di
tingkat internasional.
2. APPRI
Di Indonesia juga terdapat organisasi yanng menghimpun perusahaan
humas, yakni APPRI (Asosiasi Perusahaan Public Relations). APRI
didirikan pada 10 April 1987 di Jakarta bersifat independen. Tujuan Apri
Adalah sebagai berikut:
1) Menghimpun, membina dan mengarahkan potensi perusahaan public
relations nasional, agar secara aktif, positif, dan kreatif, turut serta
dalam usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur,
berlandaskan pancasila dan UUD 1945.
2) Mewujudkan fungsi public relations yang sehat, jujur dan bertanggung
jawab, sesuai dengan kode praktik dan kode etik yang lazim berlaku
secara nasional dan internasional.
3) Mengembangan dan mewujudkan kepentingan asosiasi dengan
memberikan kesempatan kepada para anggota dengan konsultasi dan
kerjasama serta memberikan saran bagi pemerintah.
4) Memberi informasi kepada klien bahwa anggota APPRI memenuhi
syarat untuk memberikan nasihat dalam bidang public relations dan
akan bertindak untuk klien menurut kemampuan profesionalnya.
5) Merupakan sarana untuk para anggotanya dalam soal-soal
kepentingan usaha dan profesi, dan menjadi forum koordinasi praktik
publik relations.
6) Merupakan medium bagi masyarakat umum untuk mengetahui
mengenai pengalaman dan kualifikasi para anggotanya.
7) Membantu mengembangkan kepercayaan umum atas jasa public
relations.

HUMAS DALAM ORGANISASI | 11


APPRI juga telah menetapkan kode etik profesi dan
memberlakukan pada anggotanya. Sampai sejauh ini anggota APPRI
telah berkiprah di tingkat internasional.
3. Organisasi Profesi Humasi Di Luar Negeri
Berikut beberapa profil organisasi profesi dari negara-negara di
Dunia, antara lain yaitu:

1) PRSA (Public Relations Sociaty of American)


Berkantor pusat di New York, PRSA berdiri tahun 1947.
PRSA memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Untuk menyatukan mereka yang melakukan kegiatan di bidang
humas.
b. Untuk mempertimbangkan segala masalah yang dihadapi bidanb
kehumasan.
c. Untuk merumuskan, memajukan, menjelaskan tujuan, fungsi
humas dan seterusnya kepada kelompok-kelompokusaha.
d. Untuk memperbaiki hubungan pelaksanaan humas dengan para
majikan dan klien.
e. Untuk memajukan dan berusaha mempertahankan standar yang
tinggi pelayanan umum dan tingkah laku.
f. Untuk bertukar pikiran dan pengalaman. Serta untuk menerbitkan
pamflet, buku, monografi, majalah dan sebagainya.
g. Untuk menggiatkan, menyediakan sarana dan kesempatan bagi
riset serta memberikan, menghibahkan, dan menseponsori
pemberian beasiswa.
2) Institute Public Relations of British (IPR)
IPR merupakan organisasi humas di nggris didirikan secara
resmi dan mendapat pengakuan pada tahun 1964, tujuan PR adalah
sebagai berikut :
a. Untuk memajukan perkembangan humas.
b. Untuk mendorong dan memupuk ketaatan pada standar
profesional yang tinggi untuk para anggotanya.

HUMAS DALAM ORGANISASI | 12


c. Untuk mengatur diskusi, konferusik, pertemuan, dan lain-lain
mengenai masalah yanag menjadi pertimbangan bersama.dan
secara umun bertindak sebagai wadah bagi pertukayan gagasan
mengenai praktek kehumasan.
3) Netherlands Society of Public Relations
Beberapa tokoh pers terkemuka di Belanda merintis suatu
perhimpunan profesi humas yang pada tahun 1952 telah mendapat izin dari
kerajaan, dengan nama Netherlands Society of Public Relations dan pada
tahun 1979 namanya diganti menjadi NGPR (Vereniging voor Public
Relations en Voorlichting/Asosiasi PR dan informasi)

.
4. Organisasi Profesi Humas Internasional
Organisasi humas tingkat internasional terbentuk pada Mei 1955 dalam
suatu pertemuan di Stratfort-Upon-Avon, Dengan tujuan sebagai berikut:
1) Menyediakan jalur bagi pertukaran gagasan dan pengalaman
profesional antara mereka yang berurusan dalam kegiatan humas
mengenai kepentingan internasional.
2) Mengadakansuatu rotasi apabila anggotanya setiap saat memerlukan
pemberitahuan dan bimbingan.
3) Membantu mencapai kualitas tertinggi tentang praktik kehumasan
umumnya di seluruh negara dan terutama di bidang internasional.
4) Meningkatkan praktik kehumasan di semua bidang kegiatan di dunia
dan memajukan nilai-nilai dan pengaruhnya melalui promosi ilmu
pengetahuan.
5) Meninjau dan mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang
mempengaruhi praktik kehumasan yang biasa terjadi di berbagai negara
termasuk masalah-masalah seperti status profesi sebagai kode etik
profesi.
6) Menebitkan berbagai buleti, majalah atau terbitan-terbitan lain, seperti
“Who’s Who” dibidang humas internasional.

HUMAS DALAM ORGANISASI | 13


7) Mengerjakan kegiatan-kegiatan lain yang mungkin menguntungkan
para anggotanya.
Keanggotaan IPRA terbuka bagi semua orang yang bertanggung
jawab penuh bagi rencana dan pelaksanaan suatu bagian penting dan
berkaitan dengan semua kegiatan dari suatu badan hukum,
perusahaan,perserikatan, pemerintah atau organisasi lain yang membina
hubungan baik dan produktif dengan publik atan khalayak ramai.

C. KEDUDUKAN PUBLIC RELATIONS DALAM ORGANISASI


Bahwa kedudukan humas/PR adalah menilai sikap masyarakat (public)
agar tercipta keserasian antara masyarakat dan kebijaksanaan
organisasi/instansi. Karena mulai dari aktivitas, program Humas, tujuan
(goal) dan hingga sasaran (target) yang hendak dicapai oleh
organisasi/instansi tersebut tidak terlpas dari dukungan, serta kepercayaan
citra positif dari pihak publiknya. Dalam menjalankan fungsinya seorang
PR/Humas, sebagai pejabat humas dituntut untuk memiliki empat
kemampuan, yaitu:
a. Memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan
berdasarkan fkata di lapangan, perencanaan kerja komunikasi dan mampu
mengevaluasi suatu problematic yang dihadapinya.
b. Kemampuan untuk menarik perhatian, melalui berbagai kegiatan publikasi
yang kreatif, inovatif, dinamis dan menarik bagi publiknya sebagai target
sasarannya.
c. Kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum, merekayasa
pandangan atau opini public (crystallizing public opinion) yang searah
dengan kebijakan organisasi instansi yang diwakilinya itu dalam posisi
yang saling mnguntungkan.
d. Kemampuan PR/Humas menjalin suasana saling percaya toleransi, saling
menghargai, good will dan lain sebagainya dengan berbagai pihak, baik
publik internal maupun eksternal.

HUMAS DALAM ORGANISASI | 14


Dan peran ideal yang harus dimiliki oleh praktisi Humas (public relations
practitioner) dalam suatu organisasi/instansi, antara lain:
a. Menjelaskan tujuan-tujuan (clarifying goals) organisasi kepada pihak
publiknya. Tugas tersebut akan terpenuhi dengan baik, apabila PR/Humas
bersangkutan lebih memahami atau meyakini pesan/informasi yang akan
disampaikan itu.
b. Bertindak sebagai radar, tetapi juga harus mampu memperlancar
pelaksanaan public policynya. Jangan sampai pesan atau informasi
tersebut membingungkan atau menghasilkan sesuatu yang kadang-kadang
tidak jelas arahnya, sehingga pesan-pesan akan menjadi sulit untuk
diterima oleh public.
c. Pihak PR/Humas harus memiliki kemampuan untuk melihat ke depan atau
memprediksi sesuatu secara tepat yang didasarkan kepada pengetahuan
akan data atau sumber informasi actual dan factual, yang menyangkut
kepentingan organisasi maupun publiknya.

D. TUGAS HUMAS DALAM ORGANISASI


Secara umum Public Relations di artikan sebagai suatu kegiatan
membangun hubungan dengan public. Hubungan yang di maksud adalah
hubungan yang di sertai niat baik antara perusahaan atau organisasinya dengan
publiknya.
Pembentukan divisi PR dalam sebuah organisasi atau perusahaan
bertujuam untuk membantu atau mendukung apa yang menjadi tujuan spesifik
dari perusahaan tersebut, yang kemudian di lanjutkan dengan
dikembangkannya hubungan yang harmonis dengan public. International
Center of Public Relation mengemukakan sepuluh cara PR dalam mendukung
tujuan perusahaan, yakni :
1) Mempromosikan barang atau jasa
2) Mendeteksi key issue dan peluang peluang yang mempemgaruhi
perusahaan
3) Menetapkan organization posture dalam berhubungan dengan public
4) Meningkatkan goodwill terhadap seluruh karyawan

HUMAS DALAM ORGANISASI | 15


5) Menvegah dan menyelesaikan masalah ketenagakerjaan
6) Meningkatrkan goodwill pemegang saham
7) Menghindarkan kesalahpahaman atau kecurigaan public terharap
perushaan
8) Menginvestigasi perilaku kelompok kelompok yang mempengaruhi
organisasi
9) Memformulisasikan kebijakan kebijakan dan cara penerapannya
10) Memperhatikan perubahan – perubahan yang berhubungan dengan Public
Relation. Dalam PR two- way communication adalah hal yang sangat
mendasar. Ini di karenakan komunikasi timbal balik akan menciptakan
mutual understanding dan public support, yang pada gilirannya nanti akan
menimbulkan goodwill.
Tujuan di atas sangat inhern dengan tujuan perusahaan karena prinsip
pokok public relation bertolak dari organisasi. PR tidak pernah terpisah dari
organisasi. Nama baik oraganisasi tidak tergantung pada apa yang di
kerjakan, tetapi terletak pada bagaimana organisasi tersebut menempatkan
diri agar di terima di sukai public. Agar semakin di kenal, prinsip banyak
bicara banyak bekerja perlu di realisasikan. Untuk dapat di kenal perlu ada
usaha untuk memperkenalkan diri kepada pihak lain.
Pr memegang peranan yang sangat sentral dalam usaha
memperkenalkan diri agar semakin di kenal dan di cintai public. Sebagai
fungsi menejemen strategis, PR ideal adalah PR yang menjebatani
kepentingan organisasi kepada public. Misalnya, Public Relation menjalankan
fungsi sebagai pemberi informasi tentang peraturan baru yang di terapkan di
dalam perusahaan.
Fungsi strategis lainnya adalah memperkenalkan kegiatan organisasi
kepada public. Bila hubungan antara organisasi dengan public berjalan baik,
maka akan sangat mudah untuk memperkenalkan kegiatan organisasi kepada
public. Perkenalan yang efektif akan menghasilkan partisipasi public dalam
suatu kegiatan. Tujuan terakhirnya selalu bermuara pada terjalinnya
hubungan baik antara organisasi dan public.

HUMAS DALAM ORGANISASI | 16


Fungsi PR yang tidak kalah penting adalah memberi masukan kepada
pemimpin organisasi. Disini PR harus dapat memberikan konseling dan
menjadi konselor yang baik bagi managemen. Fungsi PR yang berada di
tengah tengah yang mampu bergaul ke atas dan ke bawah sekaligus. Apa
yang di perankan oleh PR harus benar benar mencerminkan visi, misi, dan
nilai nilai dasar organisasi. Dalam upaya membina hubungan dengan public,
membentuk citra baru bagi perusahaan, maka seorang PR harus mampu
membuat program yang mencerminkan visi, misi dan nilai nilai dasar
organisasi, bila semua peran di jalankan dengan semestinya, maka dukungan
dari segmen public akan terjalin secara otomatis. Produk dan jasa yang di
hasilkan pun akan menjadi objek perhatian public.
Menurut Grunig dan Hun, sebuah sistem terdiri dari aspek-aspek;
lingkungan (Enveronment), pembatas (Boundary), masukan (Input),keluaran
(Output), proses (troughtput), dan umpan balik (feedback). Selain itu, bentuk
sistem organisasi terbagi menjadi tertutup dan terbuka. Organisasi tertutup
adalah sistem organisasi yang tidak berinteraksi dengan lingkungannya,
dalam artian semua elemen dan kebutuhan organsiasi dapat dipenuhi oleh
internal organisasi. Sedangkan organisasi terbuka adalah sebaliknya,
membutuhkan elemen dan interaksi dengan lingkungan luar.
Bagaimana keberadaan dan peran humas di dalam struktur
organisasi ? ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberadaan humas
dalam struktur organisasi; (1) besar kecilnya organisasi, dan (2) kemauan
pemimpinnya. Dalam organisasi Humas terdapat dua peran besar bagi humas,
yaitu sebagai teknisi dan manajer. Sebagai manajer humas berperan sebagai:
1. Expert preciber (ahli atau penasehat manajemen)
Praktisi humas dianggap sebagai seorang ahli yang bisa memberi
solusi bagi permasalahan humas sebuah organisasi dan manajemen.
2. Communications facilitator
Praktisi humas bertindak sebagai perantara, penghubung,
penerjemah serta mediator, menjaga terwujudnya komunikasi dua arah
antara organisasi dan publiknya.
3. Problem solving process facilitator

HUMAS DALAM ORGANISASI | 17


Humas dilibatkan dalam memecahkan masalah organisasi, meskipun
peranannya masih dalam koridor komunikasi.
Sedangkan Dozier mengidentifikasi dua peran tingkat menengah, yaitu:
1. Media relations role. Tugas praktisi humas memastikan media selalu
mendapat informasi dari organisasi apa saja yang dibutuhkan dan
dikhawatirkan media.
2. Communication and laison role. Humas bertugas sebagai perwakilan
dari organisai dalam kegiatan-kegiatan untuk menciptakan peluang
berkomunikasi antara organisasi dan publiknya.

E. KEGIATAN-KEGIATAN HUMAS
Pekerjaan-pekerjaan humas yang dihadapi para petugasnya baik
pimpinan humas ataupun bukan, sesungguhnya ada banyak. Keragaman
pekerjaan yang mereka tangani, tergantung pula dari kebijakan pimpinan
organisasi / perusahaan / instansi dimana mereka bekerja, baik humas internal
ataupun humas eksternal
a. Humas Internal
Internal relations (hubungan internal) adalah kegiatan PR untuk
membina hubungan dengan publik internal, seperti karyawan, para manajer,
top management, dan para pemegang saham (stockholders) agar citra dan
reputasi organisasi atau perusahaan tetap positif dimata public internal.
a) Hubungan Karyawan
Sebuah organisasi, lembaga atau perusahaan jangan berharap
memperoleh hubungan komunitas yang baik apabila para karyawannya
tidak diberikan informasi atau diberikan informasi yang salah. Kegagalan
yang serius dalam komunikasi karyawan menciptakan kelambanan pegawai,
ketidakefisienan, produktivitas menurun, semangat kerja menurun, mungkin
timbul pemogokan, serta masalah lain yang menimbulkan dan merugikan
organisasi, lembaga atau perusahaan, misalnya penjualan produk jasa
menurun, keuntungan berkurang, juga citra dan reputasinya menjadi negatif
(Moore, 2004 : 348).

HUMAS DALAM ORGANISASI | 18


Dalam melakukan hubungan dengan karyawan, banyak cara dan
media yang dapat digunakan oleh pihak perusahaan. Diantaranya:
a) Komunikasi lisan antar personal. Komunikasi lisan antarpersonal
merupakan metode berhubungan dengan karyawan yang paling
efektif.
b) Sistem pidato secara kelompok. Di pabrik atau di kantor, sistem ini
biasanya digunakan untuk menyebarkan informasi penting secara
cepat dan tepat, tanpa harus memanggil karyawan dari pekerjaannya.
Siaran dari manajemen puncak melalui pengeras suara yang disebar di
setiap unit pabrik atau kantor.
c) Sistem informasi telepon. Untuk memberikan informasi kepada
karyawan tentang masalah organisasi, lembaga, atau perusahaan,
beberapa perusahaan besar telah menggunakan pelayanan informasi
melalui telepon kepada karyawannya.
d) Rapat merupakan media komunikasi yang lazim dilaksanakan
manajemen dengan karyawan.
e) Siaran televisi terbatas. Siaran televisi terbatas (internal) yang
menggambarkan kemajuan dan pelaksanaan perusahaan digunakan
perusahaan besar dalam melakukan komunikasi dengan para
karyawannya.
f) Gelanggang terbuka (open house). Gelanggang terbuka yang
ditunjukan untuk karyawan dan keluarganya memberikan kesempatan
kepada pihak manajemen untuk berkomunikasi dengan para
karyawan.
g) Kunjungan pelaksana ke berbagai bagian.
h) Surat manajemen. Surat manajemen yang memaparkan masalah
perusahaan yang sangat penting disebarkan kepada karyawan oleh
pengawas atau dikirim ke rumah karyawan.
 Surat kabar atau majalah karyawan.
 Papan pengumuman

HUMAS DALAM ORGANISASI | 19


 Pameran produk, bahan baku dan produk akhir memberikan kesan
kepada karyawan berkenaan dengan peranannya dalam
menghasilkan produk tersebut.
 Laporan keuangan. Untuk memberikan informasi kepada karyawan
tentang keuangan perusahaan dan memperbaiki kesalahpahaman
tentang penghasilan, laporan keuangan sementara dan laporan
keuangan tahunan disebarkan kepada karyawan.
 Iklan surat kabar atau majalah perusahaan. Iklan yang dipasang di
surat kabar atau majalah perusahaan memberikan informasi kepada
karyawan dan keluarganya tentang kegiatan perusahaan.
 Buku penuntun atau pedoman karyawan. Digunakan untuk
memberikan informasi kepada karyawan tentang kebijaksanaan,
prosedur, jam kerja, gaji, keuntungan serta ketentuan dan peraturan.
 Amplop daftar gaji. Amplop daftar gaji digunakan untuk
memberikan informasi kepada karyawan tentang perubahan gaji,
pensiunan, dan asuransi kelompok.
 Kaset, film dan slaid media komunikasi karyawan yang utama. Pita
serta film digunakan untuk memberikan informasi kepada
karyawan baru tentang sejarah perusahaan, organisasi, produk dan
ketentuan karyawan.
 Rak baca yang diisi buku mini tentang masalah perusahaan, politik,
ekonomi, sosial, kesehatan, penghematan, keamanan, hobi,
masakan, olahraga dan hal-hal yang menarik lainya untuk para
karyawan.
b) Hubungan Pemegang Saham 
Tujuan hubungan pemegang saham adalah untuk membangkitkan
perhatian pemilik pada perusahaan; menciptakan suatu pengertian yang
lebih baik antara perusahaan dan para pemilik saham dengan komunitas
finansial; membujuk para pemegang saham untuk memakai dan
menganjurkan pembelian produk perusahaan; mengurangi pergantian para
pemegang saham dan mempromosikan pemilikan saham sebagai suatu
investasi jangka panjang; mengurangi kritik pemegang saham dan oposisi

HUMAS DALAM ORGANISASI | 20


terhadap manajemen; memantapkan pasaran untuk jaminan perusahaan;
meningkatkan prestise atau gengsi sebuah perusahaan di antara para
pemilik; mendapatkan kesetiaan para pemegang saham untuk menjamin
pengendalian operasi oleh manajemen; memperoleh dukungan para
pemegang saham sebagai suatu sumber modal baru; menciptakan minat
para investor baru dan meningkatkan modal tambahan; mendapat
rekomendasi yang baik dengan jaminan perusahaan dari para penasihat
investasi dan analis jaminan; dan mendapat dukungan pemegang saham
untuk proyek-proyek PR (Moore, 2004 : 365)

b. Humas Eksternal
External relations (hubungan eksternal) adalah kegiatan PR yang
melakukan hubungan dengan publik eksternal sebuah organisasi atau
perusahaan, seperti pers, pendidik, dan para pemuka pendapat. Sebagai
analogi, seorang PR itu satu kaki berada di organisasi atau perusahaan dan
satu kakinya lagi berada di publik. Artinya, kaki seorang PR itu harus
merentang.
a) Hubungan Pemasok
Ketergantungan para pengusaha kepada para pemasok (supplier)
komponen produk meningkat selama bahan dan proses yang semakin
khusus menjadi terlihat dalam produksi peralatan yang ilmiah dan rumit,
serta produk-produk teknis yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan
industri, militer, dan publik konsumen meningkat. Dalam hubungan ini,
kedudukan pemasok semakin bertambah penting. Para pengusaha pabrik
percaya kepada pemasok bahan mentah, suku cadang, aksesoris, perkakas,
dan mengoperasikan perbekalan untuk produksi dan operasi. Para pemasok
makanan, obat-obatan, perangkat keras, pakaian, perabot rumah, bahan
bakar, dan beribu-ribu produk lainnya untuk dijual kembali kepada
komsumen utama (Moore, 2004 : 403-404).
b) Hubungan Komunitas
Komunitas adalah sekelompok orang yang hidup di tempat yang
sama, berpemerintahan sama, dan mempunyai kebudayaan dan sejarah yang

HUMAS DALAM ORGANISASI | 21


umumnya turun-temurun. Orang hidup dalam komunitas dengan lembaga-
lembaganya yang membuat mereka saling bergantung satu dengan lainnya.
Mereka tidak dapat menikmati kehidupan yang baik tanpa lembaga-lembaga
tersebut. Begitu pula lembaga itu hanya dapat hidup dengan izin mereka.
Organisasi bisnis ada di antara lembaga-lembaga komunitas yang lebih
penting. Bisnis membantu komunitas dengan menyediakan pekerjaan tetap,
gaji yang layak, dan keuntungan finansial; dengan membeli barang-barang
dan jasa dari pemasok lokal; dengan membayar pajak untuk kelangsungan
pemerintahan setempat; dengan menyumbangkan proyek sosial dan
kebudayaan; dengan menjalani semua peran kehormatan sebagai warga
yang baik. Dengan demikian, lembaga bisnis yang maju berada pada posisi
untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas tersebut (Moore, 2004:415).
c) Hubungan Pemerintah
Suatu perkembangan penting dalam PR adalah terjadinya hubungan
yang lebih erat antara perusahaan, asosiasi dan perserikatan dengan
pemerintah, serta semakin meluasnya keterlibatan lembaga-lembaga swasta
dalam permasalahan masyarakat (dimana selama ini permasalahan
masyarakat lebih banyak ditangani pemerintah). Kepentingan bisnis dan
pemerintah menjadi satu serta saling menguntungkan, dan kalangan bisnis
tidak menganggap lagi pemerintah sebagai lawan, tetapi sebagai mitra kerja
(Moore, 2004 : 469)
d) Hubungan Konsumen
Kegiatan hubungan konsumen dari beberapa perusahaan industri dan
perdagangan berpusat pada publik pelanggan. Para pelanggan merupakan
salah satu aset perusahaan yang paling berharga. Mereka merupakan sumber
penjualan barang, testimonial, dan acuan; mereka merupakan sumber utama
pelanggan baru. Hanya dibutuhkan waktu dan pengeluaran sedikit untuk
mempertahankan seorang pelanggan daripada mencari pelanggan baru.
Perusahaan berusaha mempertahankan itikad baik para pelanggan dengan
berhubungan secara teratur melalui perwakilan perdagangan, melalui surat,
pertemuan, penelitian, dan dengan pengiriman per pos surat kabar atau
majalah dan buku perusahaan secara teratur. Kepuasan pelanggan sangat

HUMAS DALAM ORGANISASI | 22


bergantung pada pemakaian dan pemeliharaan yang tepat dari berbagai
produk. Buku mini menerangkan pengolahan makanan dan minuman yang
tepat. Buku pedoman menyajikan bimbingan kepada para pelanggan dalam
menjalankan dan memlihara produk mekanik yang tepat. Para pelanggan
secara berkesinambungan diberi informasi mengenai perkembangan produk
dan perlengkapan baru untuk memungkinkan mereka melakukan
penghematan, kepuasan, jaminan keamanan, meningkatkan daya guna
dalam penggunaannya (Moore, 2004 : 506).
Menurut Seitel (2001 : 455) tujuan hubungan konsumen antara lain
(1) mempertahankan pelanggan lama, (2) menarik pelanggan baru, (3)
memasarkan/memperkenalkan produk atau jasa baru, (4) memudahkan
penanganan keluhan pelanggan dan (5) mengurangi biaya. Costumer
relations dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain plant tour, iklan,
film, pameran, publisitas, brosur, dan special events.
e) Hubungan dengan media massa dan pers (media & press relations)
Hubungan dengan media dan pers merupakan sebagai alat,
pendukung atau media kerja sama untuk kepentingan proses publikasi dan
publisitas berbagai kegiatan program kerja atau untuk kelancaran aktivitas
komunikasi humas dengan pihak publik. Dengan hubungan baik dengan
media dan pers, perusahaan bisa mengontrol, mencegah, dan
meminimalisir pemberitaan-pemberitaan negatif atau salah tentang
perusahaan di media massa. Hubungan dengan pers dapat dilakukan
melalui kontak formal dan kontak informal. Bentuk hubungan melalui
kontak formal antara lain konfrensi pers, wisata pers (press tour), taklimat
pers (press briefing), dan resepsi pers. Sedangkan bentuk hubungan
melalui kontak informal antara lain keterangan pers, wawancara pers, dan
jumpa pers (press gathering).
Jenis kegiatan yang umum dilakukan, diantaranya :
1. Menyusun dan mendistribusikan siaran berita (news release), foto-
foto, artikel untuk konsumsi publik.
2. Mengorganisasikan konferensi pers, acara kunjungan media massa

HUMAS DALAM ORGANISASI | 23


3. Menjalankan fungsi sebagai penyedia informasi utama bagi media
massa
4. Mengatur wawancara kalangan media massa dengan pihak
manajemen
5. Mengelola berbagai bentuk materi komunikasi internal dan media
informasi lainnya.
6. Memproduksi jurnal-jurnal eksternal untuk distributor, pemakai jasa,
konsumen langsung
7. Membuat dan menulis bahan cetakan ; sejarah perusahaan, laporan
tahunan, poster-poster pendidikan dan sebagainya
8. Menyiapkan instrumen audio visual ; lembaran slide presentasi dan
kaset video rekaman, berikut distribusi, penyusunan katalog, pameran
dan lain-lain.
9. Mempersiapkan dan memelihara berbagai bentuk identitas perusahaan
; logo perusahaan (komposisi warna, tipografi dan hiasan) jenis
kendaraan dinas, pakaian seragam pegawai.
10. Mewakili perusahaan pada acara pertemuan ekternal lainnya.
11. Mempersiapkan survey-survey pendapat dan berbagai penelitian
lainnya.
12. Mengawasi tugas-tugas periklanan—hubungan dengan biro
iklan---bila fungsi periklanan dibebankan kepada Humas.
13. Berhubungan baik dengan kalangan politisi dan birokrat.
14. Pengatur penyelenggaraan acara resmi perusahaan dan kunjungan
pejabat penting, tamu kehormatan dan tokoh lainnya ke perusahaan.
15. Menganalisis dan mengevaluasi umpan balik dari upaya untuk
mencapai tujuan perusahaan.

HUMAS DALAM ORGANISASI | 24


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Jadi, seorang praktisi humas harus memiliki perencanaan yang matang
dalam membuat suatu program kerja dan harus secara efisien menjalankan proses
tersebut. Perencanaan dan Pemrograman dijadikan kompas kinerja yang akan
menjadi patokan dan skala dalam menjalankan fungsi management. Perencanaan
itu sendiri terdiri dari anggaran humas internal dan anggaran biro humas. Seorang
praktisi PR harus memikirkan langkah apa saja yang akan diambil dalam
mewujudkan suatu sistem yang baik dan terencana agar tidak salah arah dalam
proses kinerjanya.
 Perencanaan yang baik serta pembentukan suatu program yang efektif dan
efisien akan berdampak positif bagi perusahaan dan organisasi bersangkutan. Hal
ini secara otomatis menguntungkan secara materi bagi perusahaan dalam jangka
waktu tertentu dari hasil kinerja tersebut. Membuat program juga harus
direncanakan secara matang agar program yang akan dipilih dan dijalankan akan
efektif dan akan menghasilkan hasil yang maksimal. Dapat disimpulkan bahwa
dalam menjalankan fungsi management, seorang humas harus memfikirkan
tentang langkah apa yang akan diambil dan kemana nasib perusahaan akan
dibawanya, kemudian membuat suatu kegiatan perencanaan yang baik dengan
disertakan program-program dan media apa yang akan dipilih agar secara efektif
meningkatkan minat positif bagi khalaya;

HUMAS DALAM ORGANISASI | 25


DAFTAR PUSTAKA

Jefkins Frank, 2003, edisi V, Public Relations, Penerbit Erlangga, Jakarta


Beard Mike, 2004, Edisi III, Manajemen Departemen Public Relation, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Abdurrachman, Oemi. 2001. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Penerbitan
PT. Citra Aditya Bakti
Kusunastuti,Frida. 2001. Dasar-Dasar Humas . Jakarta : GhaliaIndonesia
  http:// peran kerja humas.com/

HUMAS DALAM ORGANISASI | 26

Anda mungkin juga menyukai