Anda di halaman 1dari 16

Tugas Pokok & Fungsi (Tupoksi) Humas

HUMAS/PR adalah sebuah seni berkomunikasi dengan publik untuk membangun saling
pengertian, menghindari kesalahpahaman dan mispersepsi, sekaligus membangun citra positif
lembaga.

Humas memainkan peran utama dalam komunikasi sebuah instansi/lembaga dengan pihak
lain dan publik. Humas pula yang bertugas menjaga dan meningkatkan citra (image)
instansi/lembaga di mata publik.

Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan informasi,
mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan
sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi.

Pengertian Humas

Menurut Efendy (1990), Humas dapat dibedakan kedalam dua pengertian, yakni sebagai
teknik komunikasi dan sebagai metode komunikasi.

1. Sebagai teknik komunikasi, humas dilakukan sendiri oleh pimpinan organisasi.


2. Sebagai metode komunikasi, humas dilakukan secara melembaga (public relation of
being).

Wahana humas ditekankan adalah berupa biro, bagian, seksi, urusan bidang dan sebagainya.

Humas baik sebagai teknik komunikasi maupun sebagai metode komunikasi adalah suatu
aktifitas yang menunjang manajemen suatu lembaga untuk menggerakkan manusia-manusia
yang terlibat, menuju sasaran dan tujuan lembaga.

Seidel dalam Effendy (1990), memberikan definisi Humas adalah proses kontinu dari usaha-
usaha manajemen untuk memperoleh good will (kemauan baik) dan pengertian dari para
pelanggannya, pegawainya, dan publik umumnya; ke dalam menganlisa dan perbaikan
terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pertanyaan-pertanyaan.
The British Institute of Public Relations (Rahmandi, 1994) mendefinisikan Humas sebagai
“upaya sungguh-sungguh, terencana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan membina
saling pengertian antara organisasi dan publiknya”.

Berikut ini beberapa pengertian Humas menurut para ahli, akademisi, dan praktisi.

1. “Fungsi manajemen yang (a) menilai sikap publik, (b) mengidentifikasi kebijakan dan tata
cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta (c) merencanakan dan
melakukan suatu program kegiatan untuk memperoleh pengertian, pemahaman, dan
dukungan dari publiknya” (Scott M. Cutlip dan Allen H. Center).

2. “Membantu organisasi dan publiknya untuk saling beradaptasi secara menguntungkan.


Usaha organisasi untuk memperoleh kerjasama dari sekelompok orang Membantu organisasi
berinteraksi secara efektif dan berkomunikasi dengan publik utama.” (The Public Relations
Society of America).
3. “Fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan
lembaga swasta atau publik untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari
mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini publik di antara
mereka.” (International Public Relations Association/IPRA)

4. “Proses yang berkelanjutan dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh itikad baik
dan pengertian dari langganannya, pegawai, dan publik umumnya; ke dalam dengan
mengadakan analisis dan perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan
pernyataan-pernyataan.” (J.C. Seidel).

5. “Kelanjutan proses penetapan kebijakan, penetuan pelayanan, dan sikap yang disesuaikan
dengan kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh
kepercayaan dan itikad baik dari mereka. Pelaksanaan kebijakan, pelayanan, dan sikap untuk
menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya.” (W. Emerson Reck).

6. “Gabungan antara seni dan ilmu yang memperdiksi kecenderungan, memperkirakan


konsekuensi, memberi saran kepada pimpinan organisasi, dan melaksanakan rencana
kegiatan sebagaimana telah ditetapkan untuk melayani kepentingan publik dan organisasinya.
(Public Relation World Conference).

7. “Fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan
bermanfaaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan dan kegagalan
organisasi tersebut.” (Cutlip, Center, dan Broom)

8. “Usaha berencana dan berkesinambungan untuk membina serta memelihara itikad baik
ataupun pengertian bersama antara organisasi dengan masyarakatnya.” (The British Institute
of Public Relation).

9. “Sesuatu yang terdiri dari semua bentuk komunikasi berencana baik ke dalam maupun ke
luar antara organisasi dengan publiknya untuk mencapai tujuan khusus, yakni pengertian
bersama. (Frank Jeffkins).

10. “Sistem komunikasi untuk menciptakan niat baik” (Jeffkins & Daniel Yadin).

11. “Public Relations practice is the planned and sustained effort to establish and maintain
goodwill and mutual understanding between an organization and its publics” (Diane
Ackerman)

12. “Fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan
prosedur individual dan organisasi yang punya kepentingan publik, serta merencanakan dan
melaksanakan program aksi dalam rangka mendapatkan pemahaman dan penerimaan publik.”
(Public Relations News)

13. “Fungsi manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi,
pemahaman bersama, penerimaan mutual, dan kerja sama antara organisasi dan publiknya.”
(Rex F. Harlow).

Sejarah Humas
Public Relations atau Humas sudah mulai digunakan berabad–abad lalu di Inggris. Hal ini
ditunjukkan dengan munculnya fasilitator komunikasi dan penyelaras antara pemerintah dan
rakyat.

Konsep Public Relations di Amerika dimulai sekitar tahun 1900-an yang dipelopori oleh Ivy
Lee dengan "The Declaration of Principles".

Ivy Lee dianggap sebagai "The father of Public Relations" karena deklarasi asasnya itu.
Meskipun demikian, konsep Public Relations di Amerika sudah ada sejak tahun 1850 (Broom,
2000; 102).
Public Relations di Indonesia sendiri dimulai sejak tahun 1950. Perkembangan hubungan
masyarakat di Indonesia bergerak menyertai kondisi politik dan kenegaraan saat itu. Pada
waktu itu pemerintah Indonesia menyadari perlunya rakyat Indonesia untuk mengetahui
segala perkembangan yang terjadi sejak pengakuan kedaulatan Indonesia oleh kerajaan
Belanda.

Berawal dari pemikiran tersebut maka kegiatan kehumasan mulai dilembagakan dengan
menyandang nama hubungan masyarakat karena kegiatan yang dilakukan lebih banyak untuk
ke luar organisasi (Onong, 1991; 12).

Public Relations digunakan oleh pihak swasta di Indonesia pertama kali oleh Pertamina.
Public Relations di Indonesia memang sudah banyak digunakan baik itu di pihak pemerintah
maupun swasta di berbagai sektor.

Konsep Public Relations dipahami dan digunakan oleh pihak–pihak tersebut dengan berbagai
macam pemahaman dan berbagai macam bentuk implementasinya.
Dalam sejarahnya istilah Public Relations sebagai sebuah teknik menguat dengan adanya
aktivitas yang dilakukan oleh pelopor Ivy Ledbetter Lee. Tahun 1906 ia berhasil
menanggulangi kelumpuhan industri batu bara di Amerika Serikat dengan sukes. Atas
upayanya ini ia diangkat menjadi The Father of Public Relations.

Tugas Utama Humas

Bagian penting dari pekerjaan petugas humas dalam suatu organisasi adalah:

1. Membuat kesan (image) –kesan baik, citra positif.


2. Pengetahuan dan pengertian –informasi, penerangan, penjelasan.
3. Menciptakan ketertarikan
4. Penerimaan –pengertian, pemahaman.
5. Membangun/menciptakan simpati publik.

Contoh kegiatan Humas adalah melobi, berbicara di depan publik atau melakukan
pembicaraan publik (public speaking), menyelenggarakan acara, dan membuat pernyataan
tertulis seperti rilis berita.

Kualifikasi (Syarat) Humas

1. Komunikatif
2. Writing Skill, Mahir Menulis.
3. Supel, Flesibel, Gaul!
4. Friendly, Ramah
5. Kemampuan Bahasa.
6. Good Looking (Performance).
7. Confident, Percaya Diri
8. Wawasan Luas.

Top 5 PR Skills: Keterampilan Utama Humas

“Writing is the number one skill of PR practitioners,” kata Craig Pearce dalam blognya,
craigpearce.info. Bahkan, “It’s more important than being a nice person. Seriously.”
Keterampilan menulis lebih penting ketimbang jadi “orang baik”.
Berikut ini lima keterampilan utama yang harus dimiliki petugas humas/PR (Top 5 PR Skill)
sebagaimana dikemukakan Pete Codella dalam blognya, petecodella.com. Ia menyebutnya
sebagai “a short list of … the most in-demand and important skills are for public relations
practitioners” (daftar singkat … keterampilan dan tuntutan paling penting untuk praktisi
humas).

1. Writing

Praktisi humas harus terampil menulis dengan baik –dari segi substansi dan tata bahasa.
Publik saat ini tidak hanya bergantung pada wartawan atau media massa untuk mengakses
informasi. Mereka juga sudah menjadikan media sosial –facebook, twitter—sebagai sarana
komunikasi dan bertukar informasi.

2. Kreativitas

Kompleksitas saluran komunikasi saat ini, dan banyaknya informasi yang setiap
membombardir kita, menuntut para komunikator profesional untuk menjadi kreatif dalam
mengemas dan menyampaikan pesan.

3. Menguasai ‘Publishing Tools’

Internet dan alat-alat media sosial menjadikan praktisi humas “kebanjiran” sarana komunikasi.
Praktisi humas saat ini mesti akrab dengan berbagai saluran komunikasi tradisional dan
digital untuk mengidentifikasi kesempatan terbaik bagi klien dan employer mereka.

4. Profesionalisme

Nilai-nilai inti advokasi, kejujuran, keahlian, kemandirian, kesetiaan, dan keadilan adalah
penting bagi para praktisi humas yang serius. Tahun 2000 Public Relations Society of
America (PRSA) menerbitkan kode etik humas yang menguraikan enam nilai inti serta
prinsip-prinsip inti etika humas. (Untuk humas Indonesia: menaati kode etik kehumasan).

5. Personable

Menarik, Menawan. Berlaku baik kepada orang-orang (good with people). Profesi humas
membutuhkan orang-orang “pemersatu” (uniters), bukan “pemisah” (dividers), mendorong
komunikasi yang lebih baik di dunia kita yang terkadang “konfrontatif”.
Dalam kata-kata Michael Jackson, PR/humas membutuhkan pekerja yang akan setuju dengan
pernyataannya: “I'm a lover, not a fighter”.

Aktivitas Utama Humas/PR

1. Customer Relations –menjalin hubungan baik dengan konsumen.


2. Employee Relations –membangun hubungan baik antara atasan dan bawahan.
3. Community Relations -- membangun hubungan baik dengan masyarakat sekitar lembaga
dan komunitas-komunitas masyarakat tertentu.
4. Government Relations --menjalin hubungan yang baik dengan pemerintah.
5. Media Relations -- menjalin hubungan baik dengan media massa/wartawan.

Pantangan Humas

1. Melanggar Kode Etik Humas


2. Membocorkan rahasia perusahaan.
3. Memberikan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan tidak akurat.

Fungsi Humas

1. Fungsi Konstruktif.

Membangun kondisi atau mempersiapkan “mental publik” untuk menerima kebijakan


lembaga, penerangan/penyebaran informasi, evaluasi perilaku publik untuk
direkomendasikan kepada manajemen, menyiapkan prakondisi untuk mencapai saling
pengertian, percaya, dan saling membantu terhadap tujuan-tujuan publik atau organisasi atau
mempertemukan kepentingan lembaga dengan kepentingan publik.

2. Fungsi Korektif

Berperan sebagai “pemadam kebakaran”, yakni mengoreksi informasi dan persepsi publik
yang tidak tepat tentang lembaga, termasuk meluruskan pemberitaan negatif dan
menyampaikan “hak jawab”, termasuk mengevaluasi program lembaga,khususnya yang
berkaitan dengan publik.

Peran Humas

1. Expert presciber communication

Ahli/kompeten memberikan masukan kepada pimpinan, ibarat dokter kepada pasien.

2. Problem solving process facilitator

Terlibat dalam manajemen lembaga, seperti mengatasi krisis atau saat lembaga/organisasi
dilanda masalah yang menurunkan citra.

3. Communicatoin facilitator

Jembatan komunikasi antara publik dengan lembaga debagai “mediator/ penegah” bila ada
miskomunikasi.

4. Technician Communication

Pelaksana teknis komunikasi yang menyediakan layanan humas.

Hal Teknis Seputar Tupoksi Humas

1. Menyediakan dan mengelola media informasi internal


2. Menyatakan selamat pada pemegang saham baru
3. Menerbitkan berkala (newsletter) lembaga
4. Menyampaikan laporan tahunan
5. Menjawab surat pembaca.
6. Memantau pemberitaan media massa.
7. Menguasai peraturan pemerintah, termasuk UU Pers.
8. Menyiapkan naskah/tulisan, video, dan menyebarkannya.
9. Membangun jaringan di media sosial (facebook, twitter, youtube).

Media Publikasi Humas: PR Tools

1. Brosur (Brochure)

Selebaran, satu halaman kertas yang terlipat dua atau lebih, berisi keterangan, informasi, atau
gambaran tentang sebuah perusahaan, instansi, produk, atau jasa, atau bisa juga berisi sebuah
ide dan kegiatan. Penyebaran: dibagi-bagikan langsung kepada publik.

2. Booklet

Mirip brosur. Buku kecil tanpa jilid/cover berisi informasi dan gambar tentang suatu produk
atau jasa. Bisa terdiri dari beberapa lembar kertas sehingga menyerupai buku. Penyebaran:
dibagi-bagikan langsung kepada publik.

3. Flyer.

Brosur atau selebaran, biasanya digantung.

4. Pamflet

Ukuran satu halaman kertas print

5. Leaflet

Ukuran kertas kecil.

6. Poster

"Surat tempelan”, ukuran kertas besar, disebarkan dengan cara ditempel.

7. Folder
Bentuknya mirip map, namun berisi banyak informasi dan bagian dalamnya terdapat kantung
untuk menyimpan aneka berkas seperti surat, brosur, leaflet, kartu nama, dan sebagainya.
Folder dapat berfungsi sebagai tempat penyimpan berkas informasi atau promosi.

8. Newsletter

Secara harfiyah artinya “laporan berkala” atau “surat berita”. Media informasi &komunikasi
internal lembaga, biasanya terdiri dari dua hingga delapan lembar kertas kwarto atau folio,
tanpa cover. Isinya bervariasi mirip majalah, misalnya agenda dan berita kegiatan, artikel,
feature, gambar, dsb.

Saat ini dikenal juga Online Newsletter, "surat berita" yang didesebarkan via email. Situs
web instansi/perusahaan "wajib" menyediakan fasilitas "Kotak Berlangganan" (Subscription
Box) untuk memudahkan pengguna/pembaca berlangganan berita atau informasi yang
diupdate di situs via inbox emailnya.

9. Inhouse Magazine

Disebut juga Company Magazines atau Media Internal. Biasanya berbentuk majalah. Desain
atau tampilan dan rubrikasi seperti majalah umum/komersil, namun isinya tentang informasi
seputar “dapur” lembaga atau aktivitas lembaga.

10. Media Online

Blog/Website/Portal, Media Sosial (Facebook, Twitter, Youtube, Flickr), Email & Mailing
List (Milist), Yahoo Group, etc.

11. Kalender. Kalender merupakan media promosi tahunan dan berlaku selama setahun.
Kalender didesain sedemikian rupa, berisi profil ringkas dan produk/jasa, lalu dibagikan
gratis kepada pelanggan, klien, atau masyarakat luas.

Kode Etik Humas

Kode etik praktisi humas meliputi:

1. Code of conduct –etika perilaku sehari-hari terhadap integritas pribadi, klien dan
majikan, media dan umum, serta perilaku terhadap rekan seprofesi.
2. Code of profession – etika dalam melaksanakan tugas/profesi humas.
3. Code of publication – etika dalam kegiatan proses dan teknis publikasi.
4. Code of enterprise --menyangkut aspek peraturan pemerintah seperti hukum
perizinan dan usaha, hak cipta, merk, dll.

Ada beberapa versi kode etik humas, seperti versi Asosiasi Perusahaan Public Relations
Indonesia (APPRI), Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas), Kode Etik
Kehumasan Pemerintah, dan International Public Relation Association (IPRA).

Inti kode etik Humas/PR yang tercantum dalam berbagi etika profesi Humas hampir sama,
antara lain:

1. Menghargai kepentingan umum


2. Menjaga harga diri setiap orang
3. Adil dan jujur terhadap atasan, klien, pemerintah, dan masyarakat luas.
4. Tidak menyebarkan informasi yang palsu
5. Tidak merusak integritas media komunikasi.
6. Menjaga informasi rahasia.

HUMAS singkatan dari Hubungan Masyarakat, terjemahan dari Public Relations (PR).
Pelaku atau orangnya sering disebut staf humas, praktisi humas, atau PR Practisioner.

Ask.com mendefinisikan PR Practisioner sebagai "a person who is concerned in bringing


people together in understanding through communication."

Wikipedia mendefinisikan Public Relation sebagai "the practice of managing the spread
of information between an individual or an organization and the public."

Pengertian Public Relations

Dalam bahasa Inggris, Humas disebut Public Relations. Berikut ini pengertian Public dan
Relations.

Istilah “Public” dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai “Publik”, yaitu sebagai salah
satu kelompok dalam masyarakat yang sifatnya heterogen.

Dalam masyarakat terdapat sekelompok orang yang homogeny. Yang homogeny inilah yang
dapat dikategorikan sebagai “Publik”.

Pengertian publik seacara universal yaitu, sekelompok orang yang mempunyai minat dan
perhatian yang sama terhadap sesuatu hal”.

Pengertian publik berkembang dan dapat dilihat dari berbagai klasifikasi, yang antara lain:

1. Publik secara kuantitatif

Yang dimaksud dengan publik secara kuantitatif adalah: ditandai dengan adanya jumlah
orang-orang yang terdapat dalam suatu kelompok tertentu, yakni terdiri dari dua orang atai
lebih yang semuanya memiliki minat yang sama terhadap suatu hal.

2. Publik secara geografis

Yang dimaksud disini adalah jika di dalamnya terdapat tanda adanya sejumlah orang yang
berkumpul bersama-sama di suatu tempat atau wilayah tertentu.

3. Publik secara psikologis

Secara psikologis yang dimaksud dengan publik adalah jika di dalamnya ditandai dengan
adanya sejumlah orang yang sama-sama mempunyai minta dan perhatian yang sama terhadap
sesuatu hal tanpa ada sangkut paut dengan tempat dimana mereka berada.

4. Publik secara sosiologis


Ditandai dengan adanya sejumlah orang yang mempunyai keinginan yang sama, dasar yang
sama, dan berkehendak untuk memecahkan masalah social bersama-sama.

Dengan demikian, istilah “Public” dalam kaitannya dengan Public Relations yang
diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia adalah “Masyarakat” adalah tidak tepat, karena
perkataan “Masyarakat” dalam Bahasa Inggris adalah “Society”.

Secara ilmiah yang dimaksudkan dengan masyarakat adalah didasarkan pada karakteristik
yang berbeda dengan karakteristik publik, yang antara lain: Heterogen, Anonim, dan Large.

Kata “Relation” (tanpa “s”) diterjemahkan sebagai “hubungan”. Kaitannya dengan Public
Relations, relations yang dimaksud menggunakan “s”, ini berarti menunjukkan arti yang
sifatnya “jamak”.

Dengan demikian, terjemahan relations yang tepat seharusnya “Hubungan-hubungan”.

Dari gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa Public Relations secara harfiah berarti:
“Hubungan-hubungan antar publik”. Ini berarti Public Relations diterjemahkan dengan
“Hubungan Masyarakat” adalah kurang tepat, namun sampai saat ini masyarakat sudah
terlanjur mengenal istilah hubungan masyarakat sebagai kata lain dari public relations dan
sangat sulit untuk diluruskan meskipun sudah ada usaha kearah itu.

Berikut ini beberapa definisi dari Public Relations

1. British Institute of Public Relations (IPR): “Public relations practice is the planned and
sustained effort to establish and maintain goodwill and mutual understanding between an
organization and its publics”

Definisi menitikberatkan pada:

 Kegiatan public relations merupakan upaya yang terencana dan terorganisasi, serta bersifat
terus-menerus/berkelanjutan.
 Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendapatkan pemahaman timbal balik antara organisasi
dan khalayak-khalayaknya.

2. Frank Jefkins: “Public relations consists off all forms of planned communication, outwards
and inwards, betwee an organization and its publics for the purpose of achieving specific
objectives concerning mutual understanding.”

Definisi ini menyempurnakan IPR dengen penekanan tujuan public relations bukan hanya
mendapatkan pemahaman timbal balik, lebih dari itu tujuannya adalah untuk mencapai
sasaran-sasaran yang spesifik.

3. Mexican Statement. Kongres dunia Public Relations Associations di kota Mexico pada
tahun 1978 menyepakati pernyataan berikut ini sebagai definisi public relations:

“Public relations practice is the art and social science of analyzing trends, predicting
their consequensces, counselling organizations leaders, and implementing planned
programmes of action which will serve both the organisations’s and public interest.”
Pengertian Humas

Menurut Efendy (1990), Humas dapat dibedakan ke dalam dua pengertian yakni sebagai
teknik komunikasi dan sebagai metode komunikasi.

 Humas sebagai teknik komunikasi dimaksudkan bahwa humas dilakukan sendiri oleh
pimpinan organisasi.
 Humas sebagai metode komunikasi dimaksudkan bahwa dilakukan secara melembaga (Public
relation of being), dimana wahana humas ditekankan adalah berupa biro, bagian, seksi, urusan
bidang dan lain sebagainya.

Humas baik sebagai teknik komunikasi maupun sebagai metode komunikasi adalah suatu
aktifitas yang menunjang manajemen suatu lembaga untuk menggerakkan manusia-manusia
yang terlibat, menuju sasaran dan tujuan lembaga.

Seidel dalam Effendy (1990), memberikan definisi Humas adalah proses kontinu dari usaha-
usaha manajemen untuk memperoleh good will (kemauan baik) dan pengertian dari para
pelanggannya, pegawainya, dan publik umumnya; ke dalam menganlisa dan perbaikan
terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pertanyaan-pertanyaan.

The pitish Institut of public relations (Rahmandi, 1994) mendefinisikan Humas sebagai
“Upaya sungguh-sungguh, terencana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan
membina saling pengertian antara organisasi dan publiknya”.

Definisi yang telah disepakati oleh praktisi Humas se-dunia, yang terhimpun dalam
organisasi yang bernama, “The Internasional Public Relations Association” (IPRA),
bersepakat merumuskan sebuah definisi dengan harapan dapat diterima dan dipraktekkan
bersama berbunyi:

“Hubungan Msayarakat (Humas) adalah manajemen dari sikap budi yang berencana dan
berkesinambungan yang dengan itu organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat
umum dan pribadi berupaya membina pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang
ada kaitannya atau mungkin ada hubungannya dengan jalan nilai pendapat umum diantara
mereka, yang dengan informasi yang berenacana dan tersebar luas mencapai kerja sama yang
lebih produktif dan pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien" (Effendy, 1990).

Definisi di atas dinilai sebagai definisi yang lengkap, yang menunjukkan ciri khas dan
meliputi faktor-faktor yang memang harus ada pada Humas.

Berikut ini sejumlah definisi atau pengertian Humas/pengertian Public Relations (PR) yang
dihimpun Komunikasi Praktis dari berbagai sumber.

1. “Fungsi manajemen yang (a) menilai sikap publik, (b) mengidentifikasi kebijakan dan tata
cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta (c) merencanakan dan
melakukan suatu program kegiatan untuk memperoleh pengertian, pemahaman, dan dukungan
dari publiknya” (Scott M. Cutlip dan Allen H. Center).
2. “Membantu organisasi dan publiknya untuk saling beradaptasi secara menguntungkan. Usaha
organisasi untuk memperoleh kerjasama dari sekelompok orang Membantu organisasi
berinteraksi secara efektif dan berkomunikasi dengan publik utama.” (The Public Relations
Society of America).
3. “Fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan
lembaga swasta atau publik untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari
mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini publik di antara
mereka.” (International Public Relations Association/IPRA)
4. “Proses yang berkelanjutan dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh itikad baik dan
pengertian dari langganannya, pegawai, dan publik umumnya; ke dalam dengan mengadakan
analisis dan perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pernyataan-
pernyataan.” (J.C. Seidel).
5. “Kelanjutan proses penetapan kebijakan, penetuan pelayanan, dan sikap yang disesuaikan
dengan kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh
kepercayaan dan itikad baik dari mereka. Pelaksanaan kebijakan, pelayanan, dan sikap untuk
menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya.” (W. Emerson Reck).
6. “Gabungan antara seni dan ilmu yang memperdiksi kecenderungan, memperkirakan
konsekuensi, memberi saran kepada pimpinan organisasi, dan melaksanakan rencana kegiatan
sebagaimana telah ditetapkan untuk melayani kepentingan publik dan organisasinya. (Public
Relation World Conference).
7. “Fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan
bermanfaaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan dan kegagalan
organisasi tersebut.” (Cutlip, Center, dan Broom)
8. “Usaha berencana dan berkesinambungan untuk membina serta memelihara itikad baik
ataupun pengertian bersama antara organisasi dengan masyarakatnya.” (The British Institute
of Public Relation).
9. “Sesuatu yang terdiri dari semua bentuk komunikasi berencana baik ke dalam maupun ke luar
antara organisasi dengan publiknya untuk mencapai tujuan khusus, yakni pengertian bersama.
(Frank Jeffkins).
10. “Sistem komunikasi untuk menciptakan niat baik” (Jeffkins & Daniel Yadin).
11. “Public Relations practice is the planned and sustained effort to establish and maintain
goodwill and mutual understanding between an organization and its publics” (Diane
Ackerman)
12. “Fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan
prosedur individual dan organisasi yang punya kepentingan publik, serta merencanakan dan
melaksanakan program aksi dalam rangka mendapatkan pemahaman dan penerimaan publik.”
(Public Relations News)
13. “Fungsi manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi,
pemahaman bersama, penerimaan mutual, dan kerja sama antara organisasi dan publiknya.”
(Rex F. Harlow).

Dapat disimpulkan, Humas adalah sebuah seni berkomunikasi (art of communcation) dengan
publik untuk membangun saling pengertian, menghindari kesalahpahaman dan mispersepsi,
sekaligus membangun citra positif lembaga.

Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan informasi,
mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan
sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi.
Karakteristik Humas

Ada 4 (empat) ciri utama humas yang disebut sebagai karakteristik humas:

1. Adanya Upaya Komunikasi yang Bersifat Dua Arah

Hakikat humas adalah komunkasi. Namun tidak semua komunikasi dikatakan humas.
Komunikasi yang menjadi ciri kehumasan adalah komunikasi dua arah yang memungkinkan
terjadinya arus informasi timbal balik.

2. Sifatnya yang Terencana

Sifat humas yang terencana mengandung pengertian bahwa kerja/aktivitas humas merupakan
kerja/aktivitas yang berkesinambungan, memiliki metode terintegrasi dengan bagian lain dan
hasilnya tangible (nyata).

Syarat terencana dan berkesinambungan ini merupakan salah satu syarat yang dinilai dalam
kompetisi tertinggi program PR internasional, yakni Golden World Award For Excellence in
PR (GWA).

3. Berorientasi pada Organisasi/Lembaga

Dengan mencermati orientasi tersebut, maka syarat mutlak dalam kerja humas adalah
pemahaman yang tinggi terhadap visi, misi, dan budaya organisasi/lembaga. Visi, misi, dan
budaya organisasi/lembaga inilah yang menjadi materi utama humas, sehingga dapat
mencapai tujuan humas dan mendukung tujuan manajemen lainnya, termasuk tujuan
marketing.

4. Sasarannya adalah Publik

Yaitu suatu kelompok dalam masyarakat yang memiliki karakteristik kepentingan yang sama.
Jadi sasaran humas bukanlah perorangan, hal ini perlu disampaikan sebab masih ada orang
yang mengistilahkan PR sebagai personal Relation.

Fungsi dan Tujuan Humas

Humas pada hakikatnya adalah aktivitas, maka sebenarnya tujuan humas dapat dianalogikan
dengan tujuan komunikasi, yaitu adanya penguatan dan perubahan kognisi, afeksi dan
perilaku komunikannya.

Dengan demikian, rumusan yang paling tepat mengenai tujuan humas adalah sebagai berikut:

1. Terpelihara dan Terbentuknya Saling Pengertian (Aspek Kognisi)

Yaitu membuat public dan organisasi/lembaga saling mengenal. Baik mengenal kebutuhan,
kepentingan, harapan, maupun budaya masing-masing. Dengan demikian aktivitas
kehumasan harusnya menunjukkan adanya usaha komunikasi untuk mencapai saling kenal
dan mengerti tersebut. Sifat komunikasinya cenderung informative saja.

2. Menjaga dan Membentuk Saling Percaya (Aspek Afektif)


Artinya lebih pada tujuan emosi, yakni pada sikap (afeksi) saling percaya (mutual
confidence). Untuk mencapai tujuan saling percaya ini, prinsip-prisip komunikasi persuasif
dapat diterapkan. Sikap saling percaya keberadaannya masih bersifat laten (tersembunyi),
yakni ada pada keyakinan seseorang (publik) akan “kebaikan/ketulusan” orang lain
(organisasi/lembaga akan “kebaikan/ketulusan publiknya.

3. Memelihara dan menciptakan kerja sama (Aspek Psikomotoris)

Yaitu dengan komunikasi diharapkan akan terbentuknya bantuan dan kerja sama nyata.
Artinya, bantuan dan kerja sama ini sudah dalam bentuk perilaku atau termanifestasikan
dalam bentuk tindakan tertentu.

Mengacu dari ketiga tujuan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa setelah
pengetahuan/pikiran dibuka, emosi atau kepercayaan disentuh maka selanjutnya perilaku
positif dapat diraih. Pada akhirnya, semua itu kembali pada tujuan yang lebih besar yakni,
terbentuknya citra/ image yang fafourable tehadap organisasi/lembaga dimana humas berada.

Tugas dan Fungsi Humas

Ada tiga tugas humas dalam organisasi/lembaga yang berhubungan erat dengan tujuan dan
fingsi humas. Ketiga tugas tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menginterpretasikan, menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan perilaku publik,


kemudian direkomendasikan kepada manajemen untuk merumuskan kebijakan
organisasi/lembaga.

2. Mempertemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan kepentingan publik.


Kepentingan organisasi/lembaga dapat jadi jauh berbeda dengan kepentinga publik dan
sebaliknya, namun dapat juga kepentingan ini jauh berbeda bahkan dapat juga
kepentingannya sama.

3. Mengevaluasi program-program organisasi/lembaga, khususnya yang berkaitan dengan


publik. Tugas mengevaluasi program manajemen ini mensyaratkan kedudukan dan
wewenang humas yang tinngi dan luas. Karena tugas ini dapat berarti humas memiliki
wawanang untuk memberi nasehat apakah suatu program sebaiknya di teruskan ataukah
ditunda/dihentikah.

Fungsi utama humas

Fungsi-fungsi utama yang dilakukan oleh seorang humas dalam organisasinya meliputi
berbagai bidang dan segi, dibawah ini terdapat beberapa fungsi humas yang paling utama,
yaitu:

1. Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga/organisasi engan


publiknya, baik publik intern maupun extern dalam rangka menanamkan pengertian
2. Menilai dan menentukan pendapat umum yang berkaitan dengan organisasinya
3. Memberi saran kepada pemimpin tentang cara-cara mengendalikan pendapat umum
sebagaimana mestinya
4. Menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam rangka menciptakan iklim pendapat
publik yangmenguntungkan organisasi/lembaga
5. Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapat umum

Dalam buku Public Relations: Teori dan Praktek (1993), Djanalis Djanaid menyebutkan dua
fungsi PR yaitu:

1. Fungsi konstruktif

Fungsi ini mendorong humas membuat aktivitas ataupun kegiatan-kegiatan yang terencana,
berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif. Termasuk disini humas bertindak secara
preventif (mencegah).

2. Fungsi korektif

Artinya, apabila sebuah organisasi/lembaga terjadi masalah-masalah (krisis) dengan public,


maka humas harus berperan dalam mengatasi terselesainya masalah tersebut.

Fungsi ini sama halnya dengan suatu penyakit, ketika orang sudah dalam keadaan sakit, maka
upaya salanjutnya adalah upaya mengobati menuju kesembuhan. Karena mengobati adalah
salah satu upaya penyembuhan, maka dapat jadi upaya ini gagal totol sehingga menyebabkan
kematian. Pepatah mengatakan, “mencegah lebih baik daripada mengobati.”

Fungsi humas menurut IPRA

Penelitian yang diadakan oleh International Public Relations Association (IPRA) pada tahun
1981 menyimpulkan bahwa pada umumnya fungsi PR/humas masa kini meliputi 15 pokok
yaitu:

1. Memberi konseling yang didasari pemahaman masalah prilaku manusia.


2. Membuat analisis "trend" masa depan dan ramalan akan akibat-akibatnya bagi institusi.
3. Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi serta memberi
saran tindakan-tindakan yang diperlukan institusi untuk mengatasinya.
4. Menciptakan dan membina komunikasi dua-arah berlandaskan kebenaran dan informasi yang
utuh
5. Mencegah konflik dan salah pengertian
6. Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.
7. Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.
8. Meningkatkan itikat baik institusi terhadap anggota, pemasok dan konsumen
9. Memperbaiki hubungan industrial
10. Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum
11. Menarik calon tenaga yang baik agar menjadi anggota serta mengurangi keinginan anggota
untuk keluar dari institusi.• Memasyarakatkan produk atau layanan
12. Mengusahakan perolehan laba yang maksimal
13. Menciptakan jadi diri institusi
14. Memupuk minat mengenai masalah-masalah nasional maupun ternasional
15. Meningkatkan pengertian mengenai demokrasi
Menurut Edward L. Bernaus, seorang pelopor humas di Amerika Serikat, dalam bukunya
Public Relations (1952) terdapat tiga fungsi humas, yaitu:

1. Memberikan informasi kepada masyarakat


2. Mengajak masyarakat untuk mengubah sikap dan perilaku mereka
3. Melakukan usaha-usaha untuk menyatukan sikap dan tindakan suatu lembaga atau
organisasinya dengan publiknya atau sebaliknya.

Fungsi Humas sebagai fungsi Manajemen

1. Fungsi Intern (ke luar)

- PR harus mampu mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran/citra masyarakat yang


positif terhadap segala tindakan atau kebijaksanaan organisasi/lembaga. Oleh karena itu,
setiap anggota organisasi harus mampu memberikan image positif yang mewakili
organisasinya.

- Penghubung antara menejemen dan publiknya

2. Fungsi Ekstern (ke dalam)

- PR harus mampu mengenali/mengidentifikasikan hal-hal yang dapat menimbulkan


sikap/gambaran yang negatif dalam masyarakat sebelum sesuatu tindakan/kebijakan
dijalankan

- Memberi nasehat pada menejemen mengenai semua perkembangan luar atau dalam, yang
menyangkut pengeruh hubungan perusahaan dengan publiknya.
- Membuat penelitian dan penafsiran bagi kepentingan menejemen mengenai sikap-sikap
yang ada sekarang atau diperkirakan sebelumnya pada public utama atas urusan perusahaan.

- Bertindak untuk kepentingan menejemen dalam merencanakan dan meleksanakan fungsi-


fungsi umum

Peran Humas

Peranan humas dapat digolongkan menjadi 4 (empat) peran, diantanya yaitu:

1. Expert Preciber Communication

Petugas PR dianggap sebagai orang yang ahli. Dia menasehati pimpinan perusahaan/
organisasi. Hubungan mereka diibaratkan seperti hubungan dokter dan pasien.

2. Problem Solving Process Facilitator

Yakni peranan sebagai fasilitator dalam proses pemecahan masalah. Pada peranan ini petugas
humas melibatkan diri atau dilibatkan dalam setiap manajemen (krisis). Dia menjadi anggota
tim, bahkan bila memungkinkan menjadi leder dalam penanganan krisis manajemen.
3. Communication Facilitator

Peranan petugas humas sebagai fasilitator komunikasi antara perusahaan/organisasi dengan


publik. Baik dengan publik exsternal maupun internal. Istilah yang paling umum adalah
sebagai jembatan komunikasi antara publik dengan perusahaan. Sebagai media atau penengah
bila terjadi miscommunication.

4. Tehnician Comunication

Di sini petugas humas dianggap sebagai pelaksana teknis komunikasi. Dia melayani layanan
di bidang teknis, sementara kebijakan dan keputusan teknik komunikasi mana yang akan
digunakan bukan merupakan keputusan petugas humas, melainkan keputusan manajemen dan
petugas humas yang melaksanakan.

Peranan yang paling sering dilakukan petugas humas sangat tergantung dari beberapa hal,
antara lain: system budaya organisasi/perusahaannya, tersedianya sumber daya manusia yang
berkualitas, struktur organisasi/perusahaan yang menentukan wewenang dan kebijakan
humas, serta ciri khas kehumasan sebuah organisasi/perusahaan. Sementara peranan ideal
menginginkan humas dapat terlibat hingga di tingkat messo/manajerial.

Demikian pengertian Humas atau Public Relations serta fungsi dan tujuannya.
(www.komunikasipraktis.com).*

Anda mungkin juga menyukai