Kelompok 1 :
1. Amini Sulistyowati : 181040400285
2. Catur Indah Apridayanti : 181040400304
3. Leni Rahmawati : 181040400088
4. Marwansyah : 181040400314
5. Nia Santika : 181040400300
6. Novia Anggraini Kapita P. : 181040400296
7. Siti Mutoyah : 181040400273
PUBLIC RELATION
Peringkat
Sebuah survei yang diadakan
oleh American Advertising Pengembangan
Produk
Federation(AFF) tentang 1.800 Perencanaan
Strategis
eksekutif bisnis. Para eksekutif
Public Relations
diberi pertanyaan departemen
Periklanan
mana yang paling penting bagi
keberhasilan perusahaan Litbang
mereka.
Sumber : buku Hubungan Media Konsep dan Aplikasi, 2008
SYARAT MENJADI PUBLIC RELATION (PR)
2. Ability to organize
1. Ability to communicate
(kemampuan manajerial
(kemampuan berkomunikasi)
atau kepemimpinan)
2. Membangun 4. Menciptakan
1. Bertindak
atau membina 3. Peranan back citra perusahaan
sebagai
hubungan up managemen atau lembaga
communicator
(relationship) (corporate image)
HUMAN RELATION
DEFINISI
Human relation adalah komunikasi antar pribadi yang
manusiawi, berarti komunikasi yang telah memasuki tahap
psikologis yang komunikator dan komunikasinya saling
memahami pikiran, perasaan dan melakukan tindakan bersama.
Ini juga berarti bahwa apabila kita hendak menciptakan suatu
komunikasi yang penuh dengan keakraban yang didahului oleh
pertukaran informasi tentang identitas dan masalah pribadi
yang bersifat sosial ( Alo, 1997 )
FUNGSI HUMAN RELATION
HAMBATAN
Bidang pekerjaan
yang dilandasi
Menurut Kamus Besar Bahasa pendidikan keahlian
Indonesia (KBBI) (keterampilan,
kejuruan dan
sebagainya) tertentu.
DEFINISI
MENURUT PARA AHLI
SCHEIN, E.H (1962)
suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang sangat khusus yang
berasal dari perannya yang khusus di masyarakat
K. BERTENS
Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai
bersama
KARAKTERISTIK PROFESI
Secara umum, terdapat beberapa syarat pada suatu profesi. Adapun syarat-syarat profesi
adalah sebagai berikut:
Memiliki pengetahuan khusus di suatu bidang ilmu tertentu.
Melibatkan berbagai kegiatan intelektual.
Membutuhkan adanya suatu persiapan tertentu yang cukup dalam, jadi bukan hanya
sekedar latihan saja.
Membutuhkan latihan yang berkesinambungan di dalam melaksanakan pekerjaannya
atau jabatannya.
Lebih mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi.
Adanya organisasi para profesional sesuai dengan bidang profesi.
Terdapat kode etik atau standar baku dalam pelaksanaan pekerjaannya.
PROFESIONAL
DEFINISI
2. 3.
1. Skill Knowledge Attitude
(keterampilan) (pengetahuan) (sikap)
.
CIRI-CIRI PROFESIONAL
Dokter mulai merujuk pasien ke apoteker terkait obat dimana dokter akan
Langkah 2
mengevaluasi kompetensi apoteker
Mengenal dan diskusi yang terjadi hanya sabatas apoteker bertanya tentang
Langkah 0
sesuatu yang tidak jelas dalam resep
Gambar 1 Model Hubungan Kolaboratif Dokter-Apoteker oleh McDonough dan Doucette
Sumber: Randal and William, 2001. (Journal of the American Pharmaceutical Association)
LANJUTAN
Dalam kode etik apoteker Indonesia pada Bab IV. Kewajiban Apoteker terhadap sejawat
petugas kesehatan lain. Disebutkan Pasal 13 :
“SetiapApoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan
meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai,menghargai dan
menghormati Sejawat Petugas Kesehatan”
Apoteker harus mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan tenaga profesi
kesehatan lainnya secara seimbang dan bermartabat. Pada pasal 14 disebutkan bahwa :
“SetiapApoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang
dapat mengakibatkan berkurangnya/hilangnya kepercayaan masyarakat kepada
sejawat petugas kesehatan lainnya. Bilamana seorang Apoteker menemui hal-hal
yang kurang tepat dari pelayanan profesi tenaga kesehatan lainnya, maka Apoteker
tersebut harus mampu mengkomunikasikannya dengan baik kepada tenaga
kesehatan tersebut, tanpa yang bersangkutan harus merasa dipermalukan”.
HUBUNGAN FARMASIS
DENGAN REKAN SEJAWAT