Makalah,
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah yang dibimbing oleh
Safarina Aulia Rahmi, SKM, M.Kes
Disusun oleh,
Nadia Lailin Nafiah 190103007
Neha Tulada 190103008
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunianya kami bisa menyelesaikan makalah ini sesuai dengan harapan. Tak lupa
pula kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang ikut andil dalam
tersusunnya makalah ini dan pihak yang memberikan bantuan baik materiil
maupun non materiil.
Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca tentang Analisis Perbedaan Tarif Rumah Sakit
Dan Tarif Ina-Cbg Pelayanan Rawat Inap Di Rsu Panti Baktiningsih. Saya harap
pembaca dapat terinspirasi dan mampu mengembangkan inovasi terhadap sistem
Pembiayaan INA-CBGs di daerah masing-masing.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, masih terdapat
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun,
ABSTRAK
1.3. Tujuan
1.3.1 Mengetahui besaran dan perbedaan tarif riil rumah sakit dengan
tarif paket INA-CBG pada pembayaran klaim peserta JKN pasien
rawat inap di RSU Panti Baktiningsih, Kabupaten Sleman,
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
1.3.2 Mengetahiu pebedaan yang benilai dan tidak bernilai antara tarif
riil rumah sakit dengan tarif paket INA-CBG pada pembayaran
klaim peserta JKN pasien rawat inap di RSU Panti Baktiningsih,
Kabupaten Sleman, Propinsi.
1.3.3 Mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan perbedaan tarif
rumah sakit dengan tarif INA-CBG di RSU Panti Baktiningsih,
Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
1.3.4 Mengetahui apakah RSU Panti Baktiningsih sudah
menggunakan clinical pathway.
BAB II
LANDASAN TEORI
3.1 Perbedaan tarif riil rumah sakit dengan tarif paket INA-CBG pada
pembayaran klaim peserta JKN pasien rawat inap di RSU Panti
Baktiningsih
Perbedaan selisih antara paket BPJS dan biaya yang dikeluarkan oleh
Rumah sakit kemungkinan besar terjadi karena kenyataan di lapangan
dengan teori bisa saja berbeda. Penanganan pasien di rumah sakit tidak
semuanya ditanggung oleh pemerintah melalui paket-paket yang telah
ditetapkan. Ada kekurangan yang harus dibayar oleh pasien. Namun
demikian, penjelasan atas perbedaan ini akan sangat membantu pihak
Rumah sakit dan pihak pasien serta pemerintah.
Perbedaan tarif riil rumah sakit dengan tarif paket INA-CBG pada
pembayaran klaim peserta JKN pasien rawat inap di RSU Panti
Baktiningsih, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak pada stadar
tarif yang diterapkan, berdasarkan hasil wawancara dengan petugas
verifikator bahwa tarif riil Rumah sakit dihitung per rincian jenis pelayanan
setelah melakukan tindakan, utuk standar tarif umah sakit sudah ditentukan
dalam peraturan Direksi RSU Panti Baktiningsih dengan menggunakan
sistem pembayaran retrospektif. Sedangkan penghitungan tarif INA-CBG
berdasarkan paket yaitu penggabungan kode diagnosis dan kode prosedur
pada tindakan ke dalam sebuah kode CBG yang standar tarifnya sudah
ditetapkan oleh Mentri Kesehatan Republik Indonesia. Terdapat perbedaan
total antara tarif riil Rumah sakit dan tarif paket INA-CBG dalam
pembayaran klaim JKN pasien rawat inap kelas tiga padaperiode bulan Mei
hingga Juli tahun 2018 di RSU Panti Baktiningsih, biaya tarif pake INA-
CBG lebih besar dari biaya tarif riil Rumah sakit dalam artian Rumah sakit
memperoleh selisih positif sebesar Rp61.459.076,00; (100%)
3.3 Faktor – faktor perbedaan tarif rumah sakit dan tarif paket INA-CBG
Faktor – faktor yang menimbulkan perbedaan tarif riil rumah sakit
dengan tarif klaim JKN tarif paket INA-CBG pada pelayanan pasien rawat
inap di RSU panti Baktiningsih yaitu:
a. Perbedaan standar tarif riil rumah sakit dengan tarif paket INA-CBG
- Tarif INA-CBG
Perbedaan yang ditemukan pada penghitungan tarif INA-CBG di
RSU Panti Baktininggsih. Penghitungan tarif INA-CBG adalah
dalam bentuk paket yang didasarkan pada pengelompokan kode
diagnosis (ICD-10) yang digabungakan ke kode diagnosis (ICD-9)
yaitu kode prosedur atau tindakan ke dalam sebuah kode CBG
sehingga menghasilkan Grouping, dengan menggunakan metode
pembayaran prospektif. Metode pembayaran prospektif adalah
metode pembayaran yang dilakukan atas layanan kesehatan yang
besarannya sudah diketahui sebelum pelayanan kesehatan diberikan
kepada pasien. Standar tarifnya sudah ditetapkan oleh Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia dan dibagi sesuai dengan
regional wilayah dan tipe rumah sakit. RSU Panti Baktininggsih
masuk dalam regional satu dengan tipe Rumah sakit kelas D.
- Tarif Rumah sakit
Tarif RSU Panti Baktininggsih, tarif dihitung menggunakan sistem
pembiayaan berdasarkan kebijakan tarif yang ditetapkan oleh
Direksi Rumah sakit, menggunakan metode pembayaran
restrospektif. Metode pembayaran retrospektif adalah metode
pembayaran yang dilakukan atas layanan kesehatan yang diberikan
kepada pasien berdasar pada setiap aktifitas layanan yang diberikan.
Perbedaan tarif yang menguntungkan memang terjadi pada pihak
Rumah sakit. Dari hasil wawancara diperoleh bahwa tarif kebijakan
Rumah sakit yang ditetapkan oleh Direksi Rumah sakit
memperhatikan beberapa hal yaitu:
a. Kemampuan membayar masyarakat setempat
b. Pelayanan rumah sakit ditetapkan atas dasar jenis pelayanan
tingkat kecanggihan pelayanan dan kelas perawatan.
c. Memiliki Cinta Kasih yang tanpa batas dengan tetap memberi
keringanan biaya pada pasien tidak mampu berdasarkan ketentuan
yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Medik.
d. Adanya ikatan kerjasama dengan pihak BPJS dan selalu diperharui
setahun sekali.
e. Penetapan besaran tarif pelayanan Rumah sakit dilakukan dengan
mempertimbangkan adanya subsidi silang bagi tarif pelayanan
pasien kelas tiga.
f. RSU Panti Baktiningsih memiliki strategi dengan petetapan tarif
atau harga yang sepenuhnya memperhatikan biaya yang
dikelurkan baik biaya medis maupun non medis, mengingat
kondisi permintaan bukan tingkat biaya, dasar tarif juga masih
menyesuaikan dengan tarif yang ditetapkan oleh para pesaing.
Perbedaan standar tarif yang terjadi pada akhirnya akan
mempengaruhi besaran nominal taraif pelayanan kesehatan di RSU
Panti Baktiningsih yang memiliki rata - rata menguntungkan bila
dibandingkan dengan nominal pada klaim JKN dengan
menggunakan tarif paket INA-CBG. Maka dari itu, hal tersebut akan
menjadi peluang yang sangat baik bagi Rumah sakit untuk lebih
meningkatkan kembali mutu pelayanan kesehatannya kepada
masyarakat sacara khusus peserta JKN dan tetap melanjutkan
kerjasamanya dengan pihak PBJS. Beberapa pengaruh akibat
perbedaan standar tarif yang terjadi yaitu:
a. Lama Pasien dirawat, lama dirawat sangat mempengaruhi
perbedaan pada tarif riil Rumah sakit dengan tarif INA-CGB.
b. Lamanya pasien yang dirawat di Rumah sakit bisa mempengaruhi
perbedaan tarif riil dengan tarif INA-CBG, perbedaan tarif muncul
dikarenakan lama dirawat pada tarif riil Rumah sakit dihitung
perhari, sehingga semakin lama pasien dirawat sekain tinngi
biayanya. Sedangkan pada tarif INA-CBG lama pasien dirawat
tidak mempengaruhi besaran biaya yang dikeluarakan, hal tersebut
terjadi karena lama dirawat pasien diRumah sakit pada tarif INA-
CBG sudah ditentukan standarnya, sehingga pasien yang dirawat
lama atau sebantar tarifnya akan tetap sama sesuasi kode diagnosis
dank ode prosedurnya.
Lamanya pasien yang dirawat di Rumah sakit bisa mempengaruhi
perbedaan tarif riil dengan tarif INA-CBG, perbedaan tarif muncul
dikarenakan lama dirawat pada tarif riil Rumah sakit dihitung
perhari, sehingga semakin lama pasien dirawat sekain tinngi
biayanya. Sedangkan pada tarif INA-CBG lama pasien dirawat tidak
mempengaruhi besaran biaya yang dikeluarakan, hal tersebut terjadi
karena lama dirawat pasien diRumah sakit pada tarif INA- CBG
sudah ditentukan standarnya, sehingga pasien yang dirawat lama
atau sebantar tarifnya akan tetap sama sesuasi kode diagnosis dan
kode prosedurnya.
Dalam aspek ekonomis semakin lama pasien dirawat mengakibatkan
semakin besar biaya yang meski ditanggung oleh pasien dan biaya
tersebut diberikan kepada pihak Rumah sakit dimana pasien dirawat.
Hal tersebut hanya berlaku pada tarif riil Rumah sakit saja,
sedangkan pada paket tarif INA-CBG lama atau sebentarnya pasien
dirawat tidak berpengaruh terhadap besaran biaya. Berdasarkan
pemahaman hal tersebut bisa diketahui bahwa pemberian pelayanan
kesehatan di RSU Panti Baktiningsih untuk lama dan sebentarnya
dirawat bisa diatasi dengan baik dan bisa dijalankan secara efektif
dan efisien sehingga memperoleh selisih positif bila dibandingkan
dengan tarif paket INA-CBG.
b. Ketepatan Pengodean Diagnosis
Ketepatan dalam pengkodean diagnosis sangat diperlukan untuk
memmenuhi kesesuaian tarif paket INA-CBG, dokter memiliki
kewajiban untuk mengisi CP dan melakukan penegakan diagnosis yang
tepat dan jelas sesuai dengan International Code Diseases Ten (ICD-10)
dan International Code Diseases Nine (ICD-9) serta Clinical
Modification (CM). Ketepatan pengodean diagnosis dan prosedur akan
mempengaruhi ketepatan penghituungan tarif paket INA-CBG, maka
bisa dipastikan perbedaan tarif riil rumah sakit dengan tarif INA-CBG
juga akan ditentukan pada ketepatan pengodean tersebut.
Ketepatan pengkodeaan dan prosedur akan sangat mempengaruhi
ketepatan pada hasil data paket tarif pada software INA-CBG, karena
dari ketepatan pengkodean akan diperoleh perbedaan selisih pada tarif
paket INA-CBG dan tarif riil rumah sakit yang sesuai dengan standar.
Dengan adanya pengkodean dan penetuan diagnosis primer dan skunder
yang tepat, hal tersebut akan menentukan hasil tarif paket INA-CBG
yang keluar juga sesuai dengan derajad keparahan dari kode diagnosis
dan prosedur.
3.4 CLINICAL PATHWAY
RSU Panti Baktinigsih untuk menentukan diagnosis dan prosedur
pelayanan sudah mulai mengunakan CP dalam menentukan diagnose
penyakit pada kasus penyakit yang berbeda – beda, pelayanan kesehatan
tersebut diberikan kepada pasien untuk memperoleh hasil grouping dan yang
menentukan CP adalah dokter yang menagani tindakan pada saat proses
pelayanan dilakukan. Dengan adanya CP maka akan mempermudah dalam
penetuan tarif paket INA-CBG.
RSU Panti Baktiningsih sudah memiliki Clinical pathway. RSU Panti
Baktiningsih sudah mulai menggunakan clinical pathway dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta JKN, sehingga pemberian
pelayanan kesehatan pada pasien dengan kasus penyakit yang sama tidak
akan berbeda-beda oleh dokter yang menanganinya, maka dengan adanya
clinical pathaway tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan dalam CP, hal tersebut mengakibatkan
pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien bisa terkendali dan relevan
sesuasi dengan penyakit yang diderita oleh pasien karena tindakan
pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pada pelayanan kesehatan.
Berdasarkan pernyataan tersebut, adanya Clinical pathway memiliki
pengaruh besar terhadap selisih antara tarif riil dengan tarif paket INA- CBG.
sistem pembayaran paket (Cased Base Groups) dapat dikurangi, yaitu
dengan mengurangi harga yang dibayar untuk sumber daya/input,
mengurangi lama dirawat pasien, mengurangi intensitas pelayanan yang
disediakan, serta meningkatkan efisiensi produksi/pelayanan. Dengan
adanya Clinical pathway sebagai sarana pengendali dan standar pemberian
pelayanan kesehatan maka hal ini sangat membantu Rumah sakit dalam
meningkatkan mutu pelayanannya
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hasil penelilitian analisis perbedaan tarif rumah sakit dan tarif INA-CBG
pada pelayanan rawat inap kelas tiga bagian asuransi, RSU Panti
Baktiningsih menyimpulkan bahwa proses penghitungan tarif rumah sakit
dan paket tarif INA-CBG mengalami berbedaan antara lain:
Terdapat perbedaan antara tarif riil rumah sakit dan tarif paket INA-CBG
pada pembayaran klaim JKN pasien rawat inap kelas tiga periode Mei
hingga Juli tahun 2018 di RSU Panti Baktiningsih, biaya tarif paket INA-
CBG lebih besar dari biaya tarif riil rumah sakit dalam artian rumah sakit
memperoleh selisih positif sebesar Rp61.459.076,00; (100%)
Terdapat perbedaan yang berarti (bernilai) antara tarif riil rumah sakit dan
tarif paket INA-CBG pada pembayaran klaim JKN pasien rawat inap kelas
tiga pada bulan Mei – Juli 2018 di RSU Panti Baktiningsih, dibagian
spesilais penyakit dalam, biaya tarif paket INA-CBG lebih besar dari biaya
tarif riil rumah sakit dalam artian rumah sakit memperoleh selisih positif
sebesar sebesar Rp39.051.151,00; (64%) dan pada spesialis penyakit syraf
sebesar Rp15.648.600,00; (25%).
Tidak terdapat perbedaan yang berarti pada pembayaran klaim JKN
pasien rawat inap pelayanan Obsgyn (Kebidanan) tarif rumah sakit lebih
kecil dari pada tarif paket INA-CBG dalam artian rumah sakit
memperoleh selisih positif sebesar Rp 360.700,00; (1%), pada spesialis
penyakit anak memperoleh selisih positif sebesar Rp7.977.600,00; (13%),
serta pada spesialis penyakit bedah RSU Panti Baktiningsih mengalami
kerugian sebesar Rp1.578.975,00; (-3%)
Faktor-faktor yang menimbulkan perbedaan tarif Rumah sakit dengan
tarif INA-CBG pada pelayanan pasien rawat inap di RSU Panti Baktiningsih
yaitu:
a. Perbedaan standar tarif riil rumah sakit dengan tarif paket
b. INA-CBG
c. Ketepatan pengodean diagnosis;
RSU Panti Baktiningsih sudah memiliki Clinical pathway
DAFTAR PUSTAKA
Susanti, Yohana. 2019. Analisis Perbedaan Tarif Rumah Sakit Dan Tarif Ina-Cbg
pelayanan Rawat Inap Di Rsu Panti Baktiningsih. Universitas Sanata Dharma.