Anda di halaman 1dari 11

Kemampuan dan Kemauan Pasien Umum Rawat Inap Dalam

Membayar Pelayanan Kesehatan Rawat Inap di Rumah Sakit


Umum Kaliwates Kabupaten Jember

Ability and Willingness of the Community to Pay Inpatient Health Services


on Kaliwates General Hospital

Yanuar Anafia1, Eri Witcahyo2, Sri Utami2


1Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember
2Universitas Jember

Korespondensi: Eri Witcahyo,


e-mail: ewitcahyo@unej.ac.id

Abstrak
Tarif rasional ditetapkan dengan menghitung unit cost yaitu memperhatikan characteristics of product yang
merupakan informasi terkait kemampuan dan kemauan membayar. Selain menjadi kosntanta dalam
menghitung unit cost, kemampuan dan kemauan dihitung guna kendali mutu dan biaya di rumah sakit. Data
Ilmu Kesehatan Masyarakat RSU Kaliwates, angka kepuasan konsumen yang belum memenuhi standart
adalah tarif pelayanan rawat inap. Hasil studi pendahuluan pada pasien umum rawat inap adalah 70%
memiliki estimasi tarif kurang dari tarif yang ditetapkan rumah sakit, 20% mengatakan tarif kurang
terjangkau dan 10% lainnya tidak dapat mengestimasikan tarif maka penelitian ini bertujuan untuk
menghitung kemampuan dan kemauan masyarakat dalam membayar pelayanan kesehatan rawat inap di
RSU Kaliwates. Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang dilakukan kepada 91 pasien umum rawat
inap di RSU Kaliwates dengan teknik sampling total population. Nilai riil ATP yang didapatkan memiliki rata-
rata sebesar Rp 438.101,-, dengan kategori kemampuan terbesar adalah kemampuan tinggi pada interval
≥ Rp 409.375,- serta estimasi kemauan membayar adalah WTP1 memiliki rata-rata Rp 256.923,- dan
WTP2 memiliki rata-rata Rp 300.714,-. Saran yang diberikan adalah perhitungan biaya satuan dengan
memperhatian kemampuan dan kemauan membayar masyarakat, pengembangan ruang rawat inap sesuai
kebutuhan masyarakat, peningkatan tenaga medis, dan pengembangan inovasi penyampaian informasi.
Kata kunci : ability to pay, pasien umum rawat inap, willingness to pay

Abstract
Rational rates were determined by calculating unit costs into account characteristics of product as information
related ability and willingness to pay. Ability and willingness were calculated for quality control and cost at the
hospital. Community satisfaction index in Kaliwates General hospital released number of customer satisfaction
that hasn’t met the standard was rate of inpatient services. Results of preliminary study on general inpatients
were 70% having an estimated rate of less than rate set by the hospital, 20% said rates were less affordable
and 10% couldn’t estimate rates, then this study was calculate ability and willingness to pay for inpatient health
services at the Kaliwates General Hospital. This study was an analytical study conducted on 91 general
inpatients at Kaliwates General Hospital with total population sampling technique. The real value of ATP
obtained has an average of IDR 438,101 with largest ability category was high ability at intervals ≥ IDR 409,375
and estimation of willingness to pay,WTP1 has an average of 256,923 and WTP2 has an average of 300,714,-
The advice is calculation of unit cost with due regard ability and willingness to pay, development of inpatient
rooms according to community needs,improvement of medical personnel,and development of information
delivery innovations.
Keywords : ability to pay, hospitalized patient, willingness to pay

Pendahuluan ekonomi, yaitu usaha yang bersifat sosial dan


Pelayanan rumah sakit saat ini merupakan diusahakan mendapatkan surplus keuangan
pelayanan kesehatan yang bersifat sosio- dengan cara pengelolaan yang profesional

Kemampuan dan Kemauan Pasien Membayar Pelayanan 1 Anafia, Witcahyo & Utami
dengan memperhatikan prinsip-prinsip menetapkan tarif memegang peranan yang
ekonomi. Kabupaten Jember merupakan amat penting. Hal ini membuat peneliti ingin
kabupaten di Jawa Timur yang memiliki 12 melakukan penelitian di unit rawat inap
rumah sakit, terdiri dari 3 Rumah Sakit dikarenakan masih banyaknya pengguna
Umum Daerah, 4 Rumah Sakit milik swasta, pelayanan yang merasa tarif yang ditetapkan
2 rumah sakit BUMN, 3 rumah sakit khusus, tidak sesuai dengan asumsi pengguna.
dan 1 rumah sakit Balahika Husada. Dari ke- Dengan demikian jelaslah, bahwa
13 rumah sakit tersebut, RSU Kaliwates kecermatan menetapkan tarif memegang
merupakan Rumah Sakit Umum milik PT peranan yang amat penting. Apabila tarif
Rolas Nusantara Medika yang merupakan tersebut terlalu rendah, dapat menyebabkan
salah satu anak perusahaan PTPN XII. RSU pendapatan (revenue) yang rendah pula, yang
Kaliwates merupakan rumah sakit milik apabila ternyata juga lebih rendah dari total
BUMN yang setara dengan satu rumah sakit pengeluaran (expenses), dapat dipastikan
lain di wilayah Kabupaten Jember, dalam akan menimbulkan kesulitan dalam
penentuan tarif RSU Kaliwates berdasarkan pembiayaan (Lisnawaty, 2008).
Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit Umum Bagi rumah sakit, demi mendapatkan
Kaliwates PT. Rolas Nusantara Medika tarif yang wajar dan terjangkau maka sebuah
Nomor: Kpts-01/RSUK/I/2016 Tentang pelayanan kesehatan harus memperhitungkan
Penetapan Tarif Rumah Sakit Umum tarif yang rasional, Tarif rasional merupakan
Kaliwates, tarif ini merupakan tarif yang tarif optimal yang digunakan untuk melayani
digunakan hingga saat ini. Penentuan tarif di pasien, dengan tetap mempertahankan
RSU Kaliwates sudah berdasarkan unit cost pemerataan pelayanan kesehatan
yang dilakukan pada tahun 2016, (Darmawansyah, 2018). Biaya pelayanan
berdasarkan studi pendahuluan, penentuan kesehatan di rumah sakit yang terus
tarif diawali dengan melakukan survei pada mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,
produk yang akan ditawarkan dan survei antara lain disebabkan karena meningkatnya
pada kompetitor utamanya pada rumah sakit harga obat-obatan, penggunaan
yang sejenis. alat/teknologi yang semakin canggih dan
Menurut data Indeks Kepuasan meningkatnya permintaan masyarakat
Masyarakat (IKM) rawat inap RSU terhadap pelayanan kesehatan, sedangkan
Kaliwates triwulan ke-2 tahun 2018, hasil perkembangan alat/teknologi, perkembangan
capaian belum memenuhi standart yang fasilitas pelayanan, dan perkembangan
ditetapkan sebesar 100% dikarenakan sumber daya manusia dibutuhkan rumah
ketidakpuasan pasien terhadap tarif rumah sakit untuk mempertahankan kualitas atau
sakit. Berdasarkan hasil studi pendahuluan mutu rumah sakit sehingga dapat terus
yang dilakukan terhadap pasien rawat inap di menarik minat konsumen untuk
RSU Kaliwates pada bulan September 2018 menggunakan pelayanan di rumah sakit.
adalah 70% memiliki estimasi tarif kurang Selain itu, kebutuhan berkembang di rumah
dari tarif yang telah ditetapkan rumah sakit, sakit semakin tinggi karena persaingan antar
20% mengatakan bahwa tarif yang rumah sakit semakin besar (Munawar, 2003).
dibayarkan kurang terjangkau dan 10% Dalam kendali biaya, dengan mengetahui
lainnya tidak dapat mengestimasikan tarif biaya satuan, ATP, dan WTP, maka rumah
karena merupakan pasien rujukan sehingga sakit dapat meningkatkan upaya pemerataan
mengikuti rujukan dari FKTP yang merujuk. dengann mengembangkan mekanisme
Selain itu, hasil studi pendahuluan yang subsidi silang, menaikkan tarif kelas VIP
dilakukan di rumah sakit sejenis, persepsi sebagai upaya peningkatan profit tanpa
masyarakat terhadap dokter yang menangani mengabaikan fungsi sosio ekonomi
kesembuhan juga berpengaruh terhadap (Trisnantoro, 2006). Selain itu, tarif rasional
minat masyarakat untuk membayar ditetapkan dengan menghitung unit cost
pelayanan. Dengan demikian, kecermatan dengan memperhatikan characteristics of

Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia 2 Volume 4, Nomor 2


product yang merupakan informasi terkait sampling adalah Teknik pengambilan sampel
kemampuan dan kemauan membayar, dimana jumlah sampel sama dengan
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, populasinya (Sugiyono, 2015). Total sampel
yang dilakukan oleh Istiqamah pada tahun yang ditemui selama penelitian adalah 91
2017 di RSUD Pangkajene diperoleh bahwa responden.
kemampuan membayar berdasarkan Sumber data dalam penelitian ini
pengeluaran untuk non makan yang terbesar adalah data primer dan data sekunder. Data
yaitu Rp 100.000 -500.000 sebanyak 68 primer diperoleh melalui wawancara dengan
responden (78,2%) berada pada kelas III dan kuesioner. Sedangkan data sekunder
yang terkecil Rp 1.000.001 – 1.500.000 didapatkan dari data rekam medis pasien.
sebanyak 4 responden (4,6%) berada pada Variabel penelitian pada penelitian ini adalah
kelas VIP dengan ability to pay yang terbesar ATP dan WTP. Pada variabel ATP yang
yaitu < Rp 15.000.000 sebanyak 38 terdiri dari pendapatan yang merupakan besar
responden (43,7%) dan yang terkecil ≥ total rupiah yang diperoleh seluruh individu
60.000.000 sebanyak 2 responden (2,3%). dalam satu rumah tangga yang berada dalam
Maka sebagai usaha jasa yang bersifat padat satu manajemen dapur setiap bulan dan
karya, modal dan teknologi maka diperlukan pengeluaran yang dibedakan menjadi
perhitungan secara lebih cermat mengenai pengeluaran pangan, pangan non essensial
kemampuan dan kemauan masyarakat dalam dan non pangan. Pengeluaran pangan adalah
membeli pelayanan kesehatan rawat inap di pengeluaran yang dikeluarkan oleh rumah
Rumah Sakit Umum Kaliwates Kabupaten tangga untuk memenuhi kebutuhan pangan
Jember. dalam keluarga dihitung yang dengan satuan
biaya. Menurut BPS, pengeluaran pangan
Metode Penelitian terdiri dari padi-padian, umbi-umbian, ikan,
Penelitian ini menggunakan penelitian daging, telur dan susu, sayur-sayuran,
analitik. Penelitian analitik merupakan suatu kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan
penelitian yang bertujuan untuk mencari lemak, bahan minuman, bumbu-bumbuan,
hubungan antara dua variabel yaitu variabel dan konsumsi lainnya (mie istan dan
terikat (dependen) dan variabel bebas kerupuk). Pengeluaran pangan non essensial
(independen) (Notoatmodjo, 2012:38). merupakan pengeluaran pangan yang
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dikeluarkan responden diluar kebutuhan
kemampuan dan kemauan masyarakat dalam pokok yang dihitung dengan satuan biaya.
membayar pelayanan kesehatan rawat inap di Pengeluaran pangan menurut BPS terdiri dari
Rumah Sakit Umum Kaliwates Kabupaten pengeluaran makanan dan minuman jadi
Jember. serta tembakau dan sirih. Pengeluaran non
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit pangan merupakan pengeluaran yang
Umum Kaliwates Kabupaten Jember dengan dikeluarkan rumah tangga untuk kebutuhan
waktu penelitian selama satu bulan yaitu di luar kebutuhan pangan. Variabel
pada bulan Desember 2018. Populasi pengeluaran non pangan menurut BPS adalah
penelitiannya adalah seluruh pasien umum perumahan dan fasilitas rumah tangga, aneka
rawat inap dari semua kelas selama satu barang dan jasa, pakaian, barang tahan lama,
bulan di Rumah Sakit Umum Kaliwates. pajak dan asuransi, dan keperluan
Dengan sampel penelitian adalah seluruh pesta/kenduri. Pengeluaran merupakan nilai
bagian dari populasi yang disebut dengan rupiah yang telah dikeluarkan responden
total population dengan teknik pengambilan untuk keperluan makan seluruh anggota
sampel adalah total sampling. Total keluarga dalam jangka waktu satu bulan
population ini merupakan ukuran sampel dengan menanyakan kepada responden
yang menunjukkan bahwa peneliti berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk
menggunakan seluruh populasi sebagai masing-masing jenis pengeluaran dalam satu
sampel (Lun Research Ltd, 2012). Total bulan atau 30 hari. Untuk menghitung

Kemampuan dan Kemauan Pasien Membayar Pelayanan 3 Anafia, Witcahyo & Utami
formula perhitungan ATP yang didapatkan bersedia membayar. WTP1 dikategorikan
dari rata –rata pendapatan keluarga dikurangi tinggi bila nilai rata-rata WTP1 lebih dari
penjumlahan dari koefisien jenis atau sama dengan satu tingkat diatas tarif,
penegeluaran keluarga. Perhitungan nilai riil begitu pula sebaliknya. Kemudian
ATP menggunakan formula ATP untuk dilanjutkan dengan menanyakan WTP2,
memperoleh besar kemampuan membayar WTP2 diukur dari tarif jasa sarana dan
setiap rumah tangga sehingga dapat rerata pelayanan rawat inap jika dimisalkan
kemampuan masyarakat dalam membayar. pelayanan ditingkatkan dengan memberikan
Formula kemampuan ditentukan penjelasan setiap komponen pelayanan yang
melalui uji asumsi klasik model linier ditawarkan dikembangkan. Pertanyaan
berganda menggunakan program statistik tertutup pada WTP2 dimulai dari
SPSS 17.0, dengan uji normalitas, uji menawarkan tarif satu tingkat di atas WTP1,
linieritas, uji autokorelasi, uji sehingga pertanyaan dimulai pada penawaran
multikolinieritas, dan uji hetereskedastisitas. WTP1 ditambah Rp 5.000,-. Kemudian
Setelah melewati uji asumsi klasik model dilanjutkan dengan cara yang sama untuk
linier variabel yang tidak signifikan penawaran WTP1. WTP2 dikategorikan
dihapuskan sedangkan variael yang tinggi bila nilai rata-rata WTP2 lebih dari
signifikan dianalisis kembali menggunakan atau sama dengan satu tingkat diatas tarif,
program olah data R-Commander pemodelan begitu pula sebaliknya.
regresi linier berganda, sehingga didapatkan
model persamaan Ŷ = β0+β1X1 + β2X2 + ... Hasil Penelitian
+ βnXn. Sedangkan untuk besaran ATP Total Pendapatan
dihitung dengan model persamaan ATP = Σ Kemampuan dan kemauan masyarakat
Pendapatan – Ŷ. dipengaruhi salah satunya oleh pendapatan
Untuk menghitung estimasi nilai yang diperoleh rumah tangga keluarga,
WTP diperoleh dari nilai rata-rata WTP pendapatan dapat mempengaruhi pasien
responden dengan menggunakan metode dalam proses penentuan pelayanan kesehatan
Contingent Valuation dengan teknik sehingga mendapatkan kepuasan dan
modifikasi teknik bidding games manfaat yang maksimal. Tabel di bawah ini
(Hendriyanto, 2009). Cara mengukur nilai merupakan distribusi pendapatan per bulan
kemauan dalam membayar pelayanan dengan rumah tangga pasien umum rawat inap.
cara memberikan pertanyaan tertutup kepada
responden besaran biaya yang bersedia Tabel 1 pendapatan per bulan rumah tangga
dibayarkan untuk mendapatkan pelayanan pasien umum rawat inap RSU Kaliwates
rawat inap di RSU Kaliwates. Pertanyaan Kategori Pendapatan keluarga
tertutup dimulai dengan pertanyaan akan (Rp) per bulan
kesediaan membayar atas biaya pelayanan Maximum Rp 11.500.000,-
yang sesuai dengan kondisi pelayanan saat Minimum Rp 1.500.000,-
ini, satu tingkat diatas tarif yang berlaku (Rp Rata-rata Rp 3.979.033,-
95.000,-) setiap satu tingkat bernilai
kelipatan Rp 5.000,-, sehingga pertanyaan
dimulai pada penawaran Rp 100.000,-. Jika Berdasarkan Tabel 1 rata-rata total
responden bersedia maka akan ditawarkan pendapatan 91 responden yang merupakan
kembali satu tingkat diatasnya, sampai nilai keluarga pasien umum rawat inap di RSU
yang tertinggi responden menyatakan Kaliwates adalah Rp 3.979.033,- , kemudian
bersedia membayar, nilai tersebut adalah
besarnya pendapatan akan dikategorian
nilai WTP1. Jika pada penawaran pertama
responden menyatakan tidak bersedia makan menjadi kategori rendah, sedang, dan tinggi.
penawaran diturunkan menjadi satu tingkat Dasar pengkategorian ini adalah hasil dari
dibawahnya, sampai nilai terendah responden besarnya rata-rata total pendapatan

Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia 4 Volume 4, Nomor 2


responden, dengan nilai batas sebagai di RSU Kaliwates Kabupaten Jember adalah
berikut : nilai batas untuk pendapatan rendah rumah tangga dengan pendapatan sedang
adalah <50% rata-rata; pendapatan sedang yaitu lebih besar dari sama dengan Rp
adalah ≥50% rata-rata s.d ≤125% rata-rata; 2.253.149,- sampai dengan kurang dari sama
pendapatan tinggi adalah >125% rata-rata. dengan Rp 5.632.872,- mencapai 64,84 %.
Kategori terbanyak untuk pendapatan per
bulan rumah tangga pasien umum rawat inap

Pengeluaran Pangan

Tabel 2 Pengeluaran Pangan Per Bulan

Kategori Pengeluaran Pangan (Rp) per Bulan

Maximum Rp 2.323.100,-
Minimum Rp 697.500,-
Rata-rata Rp 1.202.038,-

Kategori Pengeluaran Pangan Non Essensial (Rp) per Bulan

Maximum Rp 1.710.000,-
Minimum Rp 85.000,-
Rata-rata Rp 410.071,-

Kategori Pengeluaran Non Pangan (Rp) per Bulan

Maximum Rp 7.500.000,-
Minimum Rp 449.800,-
Rata-rata Rp 2.095.222,-

Kategori Total Pengeluaran (Rp) Rumah Tangga per Bulan

Maximum Rp 10.223.250,-
Minimum Rp 1.296.300,-
Rata-rata Rp 3.707.332,-

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa rata- Rp82.774,-, sayur-sayuran sebesar


rata total pengeluaran pangan perbulan Rp195.809,-, kacang-kacangan sebesar
keluarga pasien umum rawat inap adalah Rp108.022,-, buah-buahan sebesar
Rp1.202.038,-. Sedangkan, rincian untuk Rp77.544,-, minyak dan lemak sebesar
variabel pengeluaran pangan diperoleh Rp38.856,-, bahan minuman sebesar
rata-rata yaitu padi-padian sebesar Rp62.038,-, bumbu-bumbuan sebesar
Rp247.071,-, umbi-umbian Rp16.544,-, Rp40.462,-, dan konsumsi lain sebesar
ikan sebesar Rp142.979,-, daging sebesar Rp62.214,-.
Rp127.725,-, telur dan susu sebesar

Kemampuan dan Kemauan Pasien Membayar Pelayanan 5 Anafia, Witcahyo & Utami
Pengeluaran Pangan Non Essensial pesta/kenduri (tidak termasuk makanan
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa rata- besar) sebesar Rp109.066,-.
rata pengeluaran pangan non essensial Total Pengeluaran
pasien umum rawat inap adalah sebesar Total pengeluaran dalam penelitian ini
Rp410.071,-Rata-rata pengeluaran untuk merupakan hasil penjumlahan dari
tembakau dan sirih lebih sedikit dibanding pengeluaran pangan, pengeluaran pangan
pengeluaran untuk makanan dan minuman non essensial, dan pengeluaran non pangan
jadi. Rata-rata pengeluran untuk tembakau rumah tangga per bulan pasien umum rawat
dan sirih adalah sebesar Rp164.385,- dan inap di RSU Kaliwates. Berdasarkan tabel 2
rata-rata pengeluaran untuk makanan dan diketahui bahwa rata-rata total pengeluaran
minuman jadi adalah Rp245.687,- adalah Rp3.707.332-. Besarnya total
Pengeluaran Non Pangan pengeluaran dihitung dengan cara
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa rata- menjumlahkan total pengeluara pangan,
rata total pengeluaran non pangan rumah pengeluaran pangan non essensial, dan
tangga keluar pasien umum rawat inap RSU pengeluran non pangan, pengeluaran
Kaliwates adalah Rp2.095.222,-. Sedangkan, nonpangan mendominasi pegeluaran lainnya,
rata-rata pengeluaran masing-masing yaitu sebesar 56,52% dengan rata-rata
variabel non pangan yaitu untuk pengeluaran pengeluaran sebesar Rp2.095.222,-.
perumahan dan fasilitas rumah tangga adalah Kemudian pegeluaran pangan sebesar
sebesar Rp371.549,-, aneka barang dan jasa 32,42% dengan rata-rata Rp1.202.038,- dan
sebesar Rp1.163.648,-, pakaian sebesar pengeluaran untuk pangan non essensial
Rp144.692,, barang tahan lama sebesar adalah sebesar 11,06% dengan rata-rata
Rp67.425,-, pajak pungutan dan asuransi Rp410.071,.
sebesar Rp238.841,-, keperluan

Formula Kemampuan Membayar kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak,


Dalam pengujian ini, 20 variabel pengeluaran bahan minuman, bumbu-bumbuan, konsumsi
diuji dan ditentukan telah memenuhi lain, makanan dan minuman jadi, tembakau
persyaratan regresi linier atau tidak. Pada uji dan sirih, perumahan dan fasilitas rumah
heteroskedastisitas terdapat satu variabel yang tangga, aneka barang dan jasa, barang tahan
dikeluakan adalah variabel pakaian karena lama, pajak, dan keperluan pesta. Kemudian
tidak memenuhi persyaratan uji 19 variabel dilanjutkan uji regresi linier ganda
heteroskedastisitas. Kemudia 19 variabel dengan mengggunakan program statistik R-
lainnya yaitu padi-padian, umbi-umbian, ikan, Commander. Model persamaan yang didapat
daging, telur dan susu, sayur-sayuran, kacang- adalah sebagai berikut :

Ŷ = 292746,70755 + 1,40233X3 + 1,77478X5 + 2,87834X10 + 1,48097X13 +


0.93416X14 + 1,07870X15 + 1,11939X16 + 1,61488X18 + 1.12229X19 +
1,14767X20

Dengan X3 : Ikan, X5 : Telur dan susu, X10 : aneka barang dan jasa, X18 : barang tahan
: bahan minuman, X13 : makanan dan lama, X19 : pajak, pungutan, dan asuransi,
minuman jadi, X14 : tembakau dan sirih, X15 X20 : keperluan pesta
: perumahan dan fasilitas rumah tangga, X16

Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia 6 Volume 4, Nomor 2


Sehingga formula kemampuan membayar yang bisa digunakan adalah sebagai berikut :
ATP = Ʃ Pendapatan – Ŷ
Ʃ Pendapatan – (292746,70755 + 1,40233X3 + 1,77478X5 +
2,87834X10 + 1,48097X13 + 0.93416X14 + 1,07870X15 + 1,11939X16 +
1,61488X18 + 1.12229X19 + 1,14767X20)

Besar Riil Kemampuan Masyarakat sama dengan Rp 165.000,- sampai kurang


Dengan menggunakan formula ATP yang dari Rp 180.000,-Sedang jika dimisalkan
didapat menggunakan persamaan regresi pelayanan dikembangkan (WTP2), maka
linier berganda dengan program R- kemauan membayar menjadi 11% pada
Commander. Hasil kemampuan 91 responden interval lebih besar sama dengan Rp
adalah sebagai berikut 240.000,- sampai kurang dari Rp 255.000,-
dan lebih besar sama dengan Rp 300.000
Tabel 3 Kemampuan Responden dalam sampai kurang dari Rp 315.000,-.
Membayar Pelayanan Kesehatan Rawat Inap
Kategori Kemampuan Pembahasan
Membayar (Rp) Hasil penelitian sebagian besar pendapat
Maximum Rp 1.280.001,- responden berada pada interval lebih dari
Minumum Rp 38.707,- sama dengan Rp 1.989.516,- dan kurang dari
Rata-rata Rp 438.101,- sama dengan Rp 4.973.791,-, dengan rata-rata
Standar Deviasi Rp 218.395,- pendapatan responden adalah Rp 3.979.033,-
Istri dan anak juga memiliki peran dalam
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa rata-rata menambah pendapatan rumah tangga,
kemampuan keluarga pasien rawat inap per beberapa pekerjaan istri yang menunjang
bulan adalah sebesar Rp 438.101,. pendapatan rumah tangga adalah sebagai
berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pedagang, pegawai pabrik, guru honorer, dan
50,00% responden memiliki kemampuan wirausaha. Sedangkan, anak berpartisipasi
tinggi, 45,00 % responden memiliki dalam pendapatan rumah tangga ketika anak
kemampuan sedang, dan 5,00% memiliki memberikan sebagian gajinya untuk orang
kemampuan rendah. Kemampuan rumah tua. Pendapatan istri dan anak cukup
tangga pasien rawat inap RSU Kaliwates membantu dalam menambah pendapatan
lebih banyak untuk kelas rawat inap dengan keluarga, dapat dilihat pada konsep
tarif sebesar Rp 225.000,- dan terdapat satu pendapatan rumah tangga yang dipaparkan
responden dengan kemampuan dibawah tarif oleh BPS bahwa pendapatan rumah tangga
rumah sakit yang tidak mampu membayar tidak hanya penghasilan yang diperoleh oleh
tarif terendahpun kepala kelurga (bapak) saja, melainkan oleh
Besaran Kemauan Masyarakat Dalam anggota keluarga lainnya seperti istri dan
Membayar anak.
Metode pengukuran kemauan membayar Berdasakan hasil penelitian, rata-rata
pada penelitian ini adalah metode Contingent pengeluaran rumah tangga keluarga pasien
Valuation Method (CVM), melalui umum rawat inap RSU Kaliwates adalah
pendekatan preferensi individu (stated sebesar Rp3.707.332,-. Rata-rata pengeluaran
preferences). Sedangkan teknik yang rumah tangga keluarga pasien umum rawat
digunakan adalah modifikasi dari teknik inap RSU Kaliwates dapat dilihat pada
bidding game. Diketahui bahwa 12% pengeluaran non pangan lebih besar hal ini
responden memiliki kemauan 1 (WTP1) lebih dikarenakan pola hidup jaman sekarang yang
besar sama dengan Rp 90.000,- sampai sangat membutuhkan orang lain untuk
kurang dari Rp 105.000,- dan lebih besar membantu kegiatan rumah tangga dan biaya

Kemampuan dan Kemauan Pasien Membayar Pelayanan 7 Anafia, Witcahyo & Utami
pendidikan yang bermacam-macam membuat lebih rendah dibandingkan dengan
barang dan jasa menjadi kebutuhan yang pengeluuaran untuk makanan dan minuman
membutuhkan lebih banyak uang. Hal ini jadi sebesar Rp 245.687,-.
sering terjadi karena ibu rumah tangga juga Faktor lain seperti harga pangan yang
melakukan pekerjaan yang bernilai ekonomi meningkat juga mendorong rumah tangga
di dalam ataupun di luar rumah, kegiatan memilih membeli lauk jadi atau matang dari
memasak dan pekerjaan rumah lainnya yang penjual makanan atau warung daripada
biasanya dikerjakan oleh ibu rumah tangga memasak sendiri karena dianggap membeli
harus dialihkan kepada orang lain (biasanya lauk hingga batas tertentu dirasa lebih murah
perempuan) dengan membayar jasanya karena tidak perlu menyediakan bahan-bahan
melakukan pekerjaan rumah tangga atau untuk memasak seperti bumbu, bahan
dengan menggunakan jasa penyedia jasa mentah, ataupun bahan bakar (smeru, 2016).
seperti laundry untuk memuci pakaian. Pada Dengan jumlah uang yang sama, dapat
banyak kasus, pemenuhan kebutuhan tersebut membeli lauk yang beragam dan dapat
masih menjadi tanggung jawab ibu rumah menghemat waktu serta tenaga karena tidak
tangga sehingga mereka menanggung beban perlu lagi memasak. , daging tidak signifikan
ganda (smeru, 2016). Selain itu, rata-rata dikarenakan responden jarang sekali
reponden cenderung membelanjakan mengkonsumsi daging dan lebih sering
uangnya untuk kebutuhan pangan non mengkonsumsi ikan dikarenakan bagi mereka
essensial, mengganti belanja pangan dengan mengkonsumsi daging akan menimbulkan
membelanjakan uang untuk makanan dan memiliki resiko kesehatan lebih tinggi
minuman jadi. Pola hidup serba praktis dan dibandingkan dengan ikan. Begitu pula
tuntutan kesibukan yang membuat respoden dengan konsumsi telur dan susu, telur
memilih makanan dan minuman jadi sebagai dianggap lebih murah dan memiliki nilai gizi
alternatif. yang juga tinggi sehingga dikonsumsi lebih
Berdasarkan hasil dari analisis pemodelan banyak, konsumsi susu bagi anak dan orang
regresi linier berganda dengan program R- dewasa juga menyumbang pengeluaran yang
Commander menunjukkan bahwa terdapat 10 cukup besar sehingga mempengaruhi
variabel jenis pengeluaran yang dinyatakan signifikansi variabel telur dan susu.
signifikan mempengaruhi total pengeluaran Makanan dan minuman merupakan
rumah tangga keluarga pasien umum rawat variabel pangan non essensial yang saat ini
inap di RSU Kaliwates Kabupaten Jember. bisa dikatakan sangat dibutuhkan masyarakat
Sepuluh variabel lainnya tidak signifikan dan telah menjadi gaya hidup, begitu juga
yaitu padi-padian, umbi-umbian, daging, dengan variabel tembakau, tembakau sangat
sayur-sayuran, kacang-kacangan, buah- dominan digunakan dibandingkan dengan
buahan, minyak dan lemak, bumbu-bumbuan, penggunaan sirih yang hanya pada satu orang.
dan konsumsi lainnya. Pengeluaran untuk Meskipun memiliki rata-rata yang kurang
padi-padian memiliki rata-rata paling tinggi dari makanan dan minuman jadi penggunaan
atau dominan pada kelompok pangan, tembakau bagi penggunanya sudah menjadi
utamanya pada pengeluaran beras. Hal ini kebiaasaan. Menurut hasil penelitian Fatimah
berarti beras masih dianggap sebagai dan Syamsiyah (2018), tingginya
makanan pokok bagi semua kalangan yang pengeluaran tembakau karena adanya
konsumsinya tidak mudah dipengaruhi oleh anggapan bahwa hubungan antara tembakau
naik turunnya pendapatan (Pangaribowo, dengan pangan lainnya dapat sebagai pangan
2011). Walaupun beras merupakan bahan pelengkap atau sebagai pengganti. Sebagai
makanan yang paling sering dikonsumsi oleh pelengkap, banyak ditemukan dalam kegiatan
masyarakat (makanan pokok) dan masuk seperti merokok sambil minum
dalam kelompok padi-padian, dalam (teh/kopi/minuman lainnya) atau makan
penelitian ini beras memiiki rata-rata Rp camilan, serta kegiatan merokok setelah
214.508,-, namum pengeluran beras masih makan. Sebagai pengganti, banyak

Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia 8 Volume 4, Nomor 2


ditemukan pada sebagian orang yang tidak keluarga, pendapatan anggota keluarga lain,
makan (biasanya pada pagi hari) dan dan tabungan kesehatan.
menggantinya dengan merokok. WTP 1 memiliki nilai minimal Rp
Variabel yang sangat signifikan ini 45.000,- dan nilai maksimal Rp 650.000,-,
didominasi oleh variabel pengeluaran non dengan rata-rata kemauan Rp 256.923,-.
pangan, Pola hidup masyrakat jaman Sedangkan WTP 2 memiliki interval minimal
sekarang yang terlah berganti dari yang sampai maksimal Rp 90.000,- sampai Rp
dulunya menggunakan uang untuk memenuhi 675.000,- dengan rata-rata Rp 300.714,-. Hal
kebutuhan primer terlebih dahulu kemudian ini membuktikan bahwa jika pelayanan
untuk kebutuhan skunder, sekarang telah ditingkatkan maka konsumen akan menjadi
berubah menjadi kebutuhan sekunder adalah lebih loyal kepada pemberi pelayanan.
kebutuhan utama selain kebutuhan primer, Menurut Hendriyanto (2009), jika selisih
sebagai contoh kebutuhan pendidikan anak WTP1 dan WTP2 lebih dari atau sama
merupakan kebutuhan utama dibandingkan dengan Rp 5.000,- (nominal kelipatan) maka
dengan membeli bahan makanan kemauan dikategorikan tinggi, namun jika
dikarenakan dapat digantikan dengan selisih WTP1 daan WTP2 kurang dari Rp
membeli makanan dan minuman jadi. Selain 5.000,- maka kemauan dikatakan rendah.
itu, pemikiran msyarakat untuk masa depan Dalam penelitian ini, selisih rata-rata WTP 1
saat ini menjadi lebih terbuka seperti dan WTP 2 adalah Rp 43.791,-, jadi kemauan
sebagian dari responden atau sebanyak 56 responden dalam membayar pelayanan
responden menabung untuk kebutuhan kesehatan rawat inap di RSU Kaliwates
mendadak atau ikut serta dalam asuransi jiwa adalah kemauan tinggi. Walaupun, rata-rata
dan pendidikan. kemauan masyarakat lebih rendah
Secara keseluruhan tingkat kemampuan dibandingkan dengan kemampuan
masyarakat dalam membayar pelayanan masyarakat yaitu Rp 438.101, pengguna jasa
rawat inap tinggi dibandingkan denga tarif pada kondisi ini disebut choiced riders.
yang berlaku di ruang rawat inap RSU Hal ini juga sesuai dengan pendapat
Kaliwates. perbedaan kemampuan responden Supriyatno (2009) kemauan membayar
yang begitu signifikan ini dikarenakan dipengaruhi oleh persepsi seseorang terhadap
kebutuhan setiap rumah tangga berbeda-beda, kualitas pelayanan. Berdasarkan hasil
pendapatan yang tidak cukup banyak karena penelitian dari Rianti, Afni, et al (2011),
hanya bergantung pada satu anggota keluarga faktor yang mempengaruhi kemauan
dengan jumah anggota keluarga yang cukup membayar pasien dalam menggunakan
banyak menjadikan beban pengeluaran perawatan rawat inap adalah mutu pelayanan
menjadi besar karena menanggung kebutuhan pasien dan kesediaan obat. Selain mutu
banyak orang pula, kebutuhan pendidikan tenaga medis dan penyediaan obat, menurut
anak yang cukup besar mempengaruhi Alamsyah (2017), kemudahan pasien dalam
pengeluaran rumah tangga selain pengeluaran mengakses informasi, juga mempengaruhi
pangan, dengan kondisi kebutuhan pokok kemauan pasien dalam membayar biaya
yang begitu besar memjadikan rumah tangga pelayanan di rumah sakit.
ini tidak dapat menyisihkan sebagian
uangnya untuk kebutuhan bukan makanan Simpulan dan Saran
seperti tabungan kesehatan atau jaminan Simpulan
kesehatan. Sejalan dengan penelitian Faiz Besar pendapatan responden berada di
(2006), bahwa kemampuan membayar kategori sedang dengan interval ≥ Rp
masyarakat dipengaruhi oleh pendapatan 1.989.516,- sampai dengan ≤ Rp 4.973791,-.
konsumen dan jumlah anggota keluarga serta Rata-rata total pengeluaran responden yaitu
menurut Fauziyyah (2016) determinan yang Rp 3.707.332-. Rata-rata jenis pengeluaran
mepengaruhi Ability to Pay adalah terbesar adalah pengeluaran non pangan.
pendapatan, pengeluaran, jumlah anggota Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan

Kemampuan dan Kemauan Pasien Membayar Pelayanan 9 Anafia, Witcahyo & Utami
formula ATP, nilai riil ATP yang dihasilkan Subang, Jawa Barat. Jurnal
memiliki rata-rata sebesar Rp 438.101,-. Pemikiran Masyarakat Ilmiah
Berwawasan Agribisnis, 4(2):184-
Nilai estimasi kemauan responden dalam 196
membayar pelayanan kesehatan rawat inap di Fauziyyah, Ishmah. 2016. Analisis ATP
RSU Kaliwates adalah kemauan 1 (WTP1) (Ability To Pay) dan WTP
memiliki rata-rata Rp 256.923,- dan WTP2 (Willingness To Pay) Terhadap
memiliki rata-rata Rp 300.714,-, dengan Keputusan Penentuan Kelas Iuran
kondisi pengguna jasa ATP lebih besar dari Jaminan Kesehatan Pada Sopir
WTP yang disebut choiced riders. Angkot di Kota Semarang. Skripsi.
Semarang : Fakultas Ilmu
Saran Keolahragaan Universitas Negeri
Saran yang diberikan adalah menghitung tarif Semarang
dengan memperhatian kemampuan dan Hendriyanto, 2009. Faktor-Faktor yang
kemauan membayar masyarakat, Mempengaruhi Kemauan Membayar
pengembangan ruang rawat inap sesuai Pasien Instalasi Rawat Jalan RSD
kebutuhan masyarakat, peningkatan tenaga Ciawi Kabupaten Bogor Tahun 2009.
medis, dan pengembangan inovasi Tesis. Depok : Fakultas Kesehatan
penyampaian informasi Masyarakat Universitas Indonesia
Lisnawaty. 2008. Rasionalisasi Tarif
Ucapan Terima Kasih Berdasarkan Analisis Biaya Satuan,
Peneliti mengucapkan terimakasih ATp, WTP, dan FTP Sebagai Dasar
kepada RSU Kaliwates Kabupaten Pemberian Subsidi Silang di Unit
Jemberyang berkenan bekerjasama dengan Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Daerah Kabupaten Muna Sulawesi
Jember Tenggara. Tesis. Makassar: Program
Pascasarjana Universitas Hasanuddin
Daftar Pustaka Lund Research Ltd. 2012. Purposive
Alamsyah. 2017. Faktor-faktor yang Sampling. dissertation.laerd.com.
Mempengaruhi Pasien Dalam Dipetik dari:
Pemanfaatan Layanan Rawat Jalan di http://dissertation.laerd.com/purposiv
Rumah Sakit Universitas Hasanuddin. esampling.php
Skripsi. Makassar : Universitas Munawar, Siradjuddin Beku, Alimin Maidin.
Hasanuddin. 2003. Rasionalisasi Tarif Rawat Inap
Darmawansyah, M. Yusri Abadi, Suci Rumah Sakit melalui Analisis Biaya
Rahadani, Dian Saputra, Ryryn Satuan, Kemampuan dan Kemauan
Suryaman, 2018. Penetapan Tarif Pasien Membayar (Studi Kasus di
Rasional Pelayanan Kesehatan RSUD Rumah sakit Umum Kabupaten
Tenriawaru Kabupaten Bone. Jurnal Majene). Jurnal Administrasi
Media Kesehatan Masyarakat Kebijakan Kesehatan, Volume 01
Indonesia. Vol. 14, No. 2 Nomor 02, Mei 2003:84-92.
Faiz, A. 2006. Studi Kemampuan-Kemauan Notoadmodjo,S. 2010. Metode Penelitian
Membayar Konsumen jasa Angkutan Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Umum Bus Damri-Ekonomi di Kota Rianti,A, Wibowo,Kodrat, Hadiyanto. 2011.
Surabaya. Jurnal Aplikasi. Vol. 1 Kemampuan dan Kemauan
(1);3. Membayar Pasien Terhadap
Fatimah, Nur dan Syamsiyah, Nur. 2018. Pelayanan Rawat Inap RSUD dr.
Proporsi Pengeluaran Rumah Tangga Rasidin Padang. Jurnal Universitas
Petani Padi di Desa Patimban, Padjadjaran
Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten

Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia 10 Volume 4, Nomor 2


Smeru Research Institute. 2016. Strategi
Bertahan Masyarakat dalam
Menghadapi Gejolak Harga Pangan
Community Coping Strategies for
Facing Food Price Volatility. Jakarta
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: ALFA BETA.
Trisnantoro, Laksono. 2006. Memahami
Penggunaan Ilmu Ekonomi dalam
Manajemen Rumah Sakit. Yogayakarta:
Gadjah Mada University Press

Kemampuan dan Kemauan Pasien Membayar Pelayanan 11 Anafia, Witcahyo & Utami

Anda mungkin juga menyukai