Abstrak
Tarif rasional ditetapkan dengan menghitung unit cost yaitu memperhatikan characteristics of product yang
merupakan informasi terkait kemampuan dan kemauan membayar. Selain menjadi kosntanta dalam
menghitung unit cost, kemampuan dan kemauan dihitung guna kendali mutu dan biaya di rumah sakit. Data
Ilmu Kesehatan Masyarakat RSU Kaliwates, angka kepuasan konsumen yang belum memenuhi standart
adalah tarif pelayanan rawat inap. Hasil studi pendahuluan pada pasien umum rawat inap adalah 70%
memiliki estimasi tarif kurang dari tarif yang ditetapkan rumah sakit, 20% mengatakan tarif kurang
terjangkau dan 10% lainnya tidak dapat mengestimasikan tarif maka penelitian ini bertujuan untuk
menghitung kemampuan dan kemauan masyarakat dalam membayar pelayanan kesehatan rawat inap di
RSU Kaliwates. Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang dilakukan kepada 91 pasien umum rawat
inap di RSU Kaliwates dengan teknik sampling total population. Nilai riil ATP yang didapatkan memiliki rata-
rata sebesar Rp 438.101,-, dengan kategori kemampuan terbesar adalah kemampuan tinggi pada interval
≥ Rp 409.375,- serta estimasi kemauan membayar adalah WTP1 memiliki rata-rata Rp 256.923,- dan
WTP2 memiliki rata-rata Rp 300.714,-. Saran yang diberikan adalah perhitungan biaya satuan dengan
memperhatian kemampuan dan kemauan membayar masyarakat, pengembangan ruang rawat inap sesuai
kebutuhan masyarakat, peningkatan tenaga medis, dan pengembangan inovasi penyampaian informasi.
Kata kunci : ability to pay, pasien umum rawat inap, willingness to pay
Abstract
Rational rates were determined by calculating unit costs into account characteristics of product as information
related ability and willingness to pay. Ability and willingness were calculated for quality control and cost at the
hospital. Community satisfaction index in Kaliwates General hospital released number of customer satisfaction
that hasn’t met the standard was rate of inpatient services. Results of preliminary study on general inpatients
were 70% having an estimated rate of less than rate set by the hospital, 20% said rates were less affordable
and 10% couldn’t estimate rates, then this study was calculate ability and willingness to pay for inpatient health
services at the Kaliwates General Hospital. This study was an analytical study conducted on 91 general
inpatients at Kaliwates General Hospital with total population sampling technique. The real value of ATP
obtained has an average of IDR 438,101 with largest ability category was high ability at intervals ≥ IDR 409,375
and estimation of willingness to pay,WTP1 has an average of 256,923 and WTP2 has an average of 300,714,-
The advice is calculation of unit cost with due regard ability and willingness to pay, development of inpatient
rooms according to community needs,improvement of medical personnel,and development of information
delivery innovations.
Keywords : ability to pay, hospitalized patient, willingness to pay
Kemampuan dan Kemauan Pasien Membayar Pelayanan 1 Anafia, Witcahyo & Utami
dengan memperhatikan prinsip-prinsip menetapkan tarif memegang peranan yang
ekonomi. Kabupaten Jember merupakan amat penting. Hal ini membuat peneliti ingin
kabupaten di Jawa Timur yang memiliki 12 melakukan penelitian di unit rawat inap
rumah sakit, terdiri dari 3 Rumah Sakit dikarenakan masih banyaknya pengguna
Umum Daerah, 4 Rumah Sakit milik swasta, pelayanan yang merasa tarif yang ditetapkan
2 rumah sakit BUMN, 3 rumah sakit khusus, tidak sesuai dengan asumsi pengguna.
dan 1 rumah sakit Balahika Husada. Dari ke- Dengan demikian jelaslah, bahwa
13 rumah sakit tersebut, RSU Kaliwates kecermatan menetapkan tarif memegang
merupakan Rumah Sakit Umum milik PT peranan yang amat penting. Apabila tarif
Rolas Nusantara Medika yang merupakan tersebut terlalu rendah, dapat menyebabkan
salah satu anak perusahaan PTPN XII. RSU pendapatan (revenue) yang rendah pula, yang
Kaliwates merupakan rumah sakit milik apabila ternyata juga lebih rendah dari total
BUMN yang setara dengan satu rumah sakit pengeluaran (expenses), dapat dipastikan
lain di wilayah Kabupaten Jember, dalam akan menimbulkan kesulitan dalam
penentuan tarif RSU Kaliwates berdasarkan pembiayaan (Lisnawaty, 2008).
Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit Umum Bagi rumah sakit, demi mendapatkan
Kaliwates PT. Rolas Nusantara Medika tarif yang wajar dan terjangkau maka sebuah
Nomor: Kpts-01/RSUK/I/2016 Tentang pelayanan kesehatan harus memperhitungkan
Penetapan Tarif Rumah Sakit Umum tarif yang rasional, Tarif rasional merupakan
Kaliwates, tarif ini merupakan tarif yang tarif optimal yang digunakan untuk melayani
digunakan hingga saat ini. Penentuan tarif di pasien, dengan tetap mempertahankan
RSU Kaliwates sudah berdasarkan unit cost pemerataan pelayanan kesehatan
yang dilakukan pada tahun 2016, (Darmawansyah, 2018). Biaya pelayanan
berdasarkan studi pendahuluan, penentuan kesehatan di rumah sakit yang terus
tarif diawali dengan melakukan survei pada mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,
produk yang akan ditawarkan dan survei antara lain disebabkan karena meningkatnya
pada kompetitor utamanya pada rumah sakit harga obat-obatan, penggunaan
yang sejenis. alat/teknologi yang semakin canggih dan
Menurut data Indeks Kepuasan meningkatnya permintaan masyarakat
Masyarakat (IKM) rawat inap RSU terhadap pelayanan kesehatan, sedangkan
Kaliwates triwulan ke-2 tahun 2018, hasil perkembangan alat/teknologi, perkembangan
capaian belum memenuhi standart yang fasilitas pelayanan, dan perkembangan
ditetapkan sebesar 100% dikarenakan sumber daya manusia dibutuhkan rumah
ketidakpuasan pasien terhadap tarif rumah sakit untuk mempertahankan kualitas atau
sakit. Berdasarkan hasil studi pendahuluan mutu rumah sakit sehingga dapat terus
yang dilakukan terhadap pasien rawat inap di menarik minat konsumen untuk
RSU Kaliwates pada bulan September 2018 menggunakan pelayanan di rumah sakit.
adalah 70% memiliki estimasi tarif kurang Selain itu, kebutuhan berkembang di rumah
dari tarif yang telah ditetapkan rumah sakit, sakit semakin tinggi karena persaingan antar
20% mengatakan bahwa tarif yang rumah sakit semakin besar (Munawar, 2003).
dibayarkan kurang terjangkau dan 10% Dalam kendali biaya, dengan mengetahui
lainnya tidak dapat mengestimasikan tarif biaya satuan, ATP, dan WTP, maka rumah
karena merupakan pasien rujukan sehingga sakit dapat meningkatkan upaya pemerataan
mengikuti rujukan dari FKTP yang merujuk. dengann mengembangkan mekanisme
Selain itu, hasil studi pendahuluan yang subsidi silang, menaikkan tarif kelas VIP
dilakukan di rumah sakit sejenis, persepsi sebagai upaya peningkatan profit tanpa
masyarakat terhadap dokter yang menangani mengabaikan fungsi sosio ekonomi
kesembuhan juga berpengaruh terhadap (Trisnantoro, 2006). Selain itu, tarif rasional
minat masyarakat untuk membayar ditetapkan dengan menghitung unit cost
pelayanan. Dengan demikian, kecermatan dengan memperhatikan characteristics of
Kemampuan dan Kemauan Pasien Membayar Pelayanan 3 Anafia, Witcahyo & Utami
formula perhitungan ATP yang didapatkan bersedia membayar. WTP1 dikategorikan
dari rata –rata pendapatan keluarga dikurangi tinggi bila nilai rata-rata WTP1 lebih dari
penjumlahan dari koefisien jenis atau sama dengan satu tingkat diatas tarif,
penegeluaran keluarga. Perhitungan nilai riil begitu pula sebaliknya. Kemudian
ATP menggunakan formula ATP untuk dilanjutkan dengan menanyakan WTP2,
memperoleh besar kemampuan membayar WTP2 diukur dari tarif jasa sarana dan
setiap rumah tangga sehingga dapat rerata pelayanan rawat inap jika dimisalkan
kemampuan masyarakat dalam membayar. pelayanan ditingkatkan dengan memberikan
Formula kemampuan ditentukan penjelasan setiap komponen pelayanan yang
melalui uji asumsi klasik model linier ditawarkan dikembangkan. Pertanyaan
berganda menggunakan program statistik tertutup pada WTP2 dimulai dari
SPSS 17.0, dengan uji normalitas, uji menawarkan tarif satu tingkat di atas WTP1,
linieritas, uji autokorelasi, uji sehingga pertanyaan dimulai pada penawaran
multikolinieritas, dan uji hetereskedastisitas. WTP1 ditambah Rp 5.000,-. Kemudian
Setelah melewati uji asumsi klasik model dilanjutkan dengan cara yang sama untuk
linier variabel yang tidak signifikan penawaran WTP1. WTP2 dikategorikan
dihapuskan sedangkan variael yang tinggi bila nilai rata-rata WTP2 lebih dari
signifikan dianalisis kembali menggunakan atau sama dengan satu tingkat diatas tarif,
program olah data R-Commander pemodelan begitu pula sebaliknya.
regresi linier berganda, sehingga didapatkan
model persamaan Ŷ = β0+β1X1 + β2X2 + ... Hasil Penelitian
+ βnXn. Sedangkan untuk besaran ATP Total Pendapatan
dihitung dengan model persamaan ATP = Σ Kemampuan dan kemauan masyarakat
Pendapatan – Ŷ. dipengaruhi salah satunya oleh pendapatan
Untuk menghitung estimasi nilai yang diperoleh rumah tangga keluarga,
WTP diperoleh dari nilai rata-rata WTP pendapatan dapat mempengaruhi pasien
responden dengan menggunakan metode dalam proses penentuan pelayanan kesehatan
Contingent Valuation dengan teknik sehingga mendapatkan kepuasan dan
modifikasi teknik bidding games manfaat yang maksimal. Tabel di bawah ini
(Hendriyanto, 2009). Cara mengukur nilai merupakan distribusi pendapatan per bulan
kemauan dalam membayar pelayanan dengan rumah tangga pasien umum rawat inap.
cara memberikan pertanyaan tertutup kepada
responden besaran biaya yang bersedia Tabel 1 pendapatan per bulan rumah tangga
dibayarkan untuk mendapatkan pelayanan pasien umum rawat inap RSU Kaliwates
rawat inap di RSU Kaliwates. Pertanyaan Kategori Pendapatan keluarga
tertutup dimulai dengan pertanyaan akan (Rp) per bulan
kesediaan membayar atas biaya pelayanan Maximum Rp 11.500.000,-
yang sesuai dengan kondisi pelayanan saat Minimum Rp 1.500.000,-
ini, satu tingkat diatas tarif yang berlaku (Rp Rata-rata Rp 3.979.033,-
95.000,-) setiap satu tingkat bernilai
kelipatan Rp 5.000,-, sehingga pertanyaan
dimulai pada penawaran Rp 100.000,-. Jika Berdasarkan Tabel 1 rata-rata total
responden bersedia maka akan ditawarkan pendapatan 91 responden yang merupakan
kembali satu tingkat diatasnya, sampai nilai keluarga pasien umum rawat inap di RSU
yang tertinggi responden menyatakan Kaliwates adalah Rp 3.979.033,- , kemudian
bersedia membayar, nilai tersebut adalah
besarnya pendapatan akan dikategorian
nilai WTP1. Jika pada penawaran pertama
responden menyatakan tidak bersedia makan menjadi kategori rendah, sedang, dan tinggi.
penawaran diturunkan menjadi satu tingkat Dasar pengkategorian ini adalah hasil dari
dibawahnya, sampai nilai terendah responden besarnya rata-rata total pendapatan
Pengeluaran Pangan
Maximum Rp 2.323.100,-
Minimum Rp 697.500,-
Rata-rata Rp 1.202.038,-
Maximum Rp 1.710.000,-
Minimum Rp 85.000,-
Rata-rata Rp 410.071,-
Maximum Rp 7.500.000,-
Minimum Rp 449.800,-
Rata-rata Rp 2.095.222,-
Maximum Rp 10.223.250,-
Minimum Rp 1.296.300,-
Rata-rata Rp 3.707.332,-
Kemampuan dan Kemauan Pasien Membayar Pelayanan 5 Anafia, Witcahyo & Utami
Pengeluaran Pangan Non Essensial pesta/kenduri (tidak termasuk makanan
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa rata- besar) sebesar Rp109.066,-.
rata pengeluaran pangan non essensial Total Pengeluaran
pasien umum rawat inap adalah sebesar Total pengeluaran dalam penelitian ini
Rp410.071,-Rata-rata pengeluaran untuk merupakan hasil penjumlahan dari
tembakau dan sirih lebih sedikit dibanding pengeluaran pangan, pengeluaran pangan
pengeluaran untuk makanan dan minuman non essensial, dan pengeluaran non pangan
jadi. Rata-rata pengeluran untuk tembakau rumah tangga per bulan pasien umum rawat
dan sirih adalah sebesar Rp164.385,- dan inap di RSU Kaliwates. Berdasarkan tabel 2
rata-rata pengeluaran untuk makanan dan diketahui bahwa rata-rata total pengeluaran
minuman jadi adalah Rp245.687,- adalah Rp3.707.332-. Besarnya total
Pengeluaran Non Pangan pengeluaran dihitung dengan cara
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa rata- menjumlahkan total pengeluara pangan,
rata total pengeluaran non pangan rumah pengeluaran pangan non essensial, dan
tangga keluar pasien umum rawat inap RSU pengeluran non pangan, pengeluaran
Kaliwates adalah Rp2.095.222,-. Sedangkan, nonpangan mendominasi pegeluaran lainnya,
rata-rata pengeluaran masing-masing yaitu sebesar 56,52% dengan rata-rata
variabel non pangan yaitu untuk pengeluaran pengeluaran sebesar Rp2.095.222,-.
perumahan dan fasilitas rumah tangga adalah Kemudian pegeluaran pangan sebesar
sebesar Rp371.549,-, aneka barang dan jasa 32,42% dengan rata-rata Rp1.202.038,- dan
sebesar Rp1.163.648,-, pakaian sebesar pengeluaran untuk pangan non essensial
Rp144.692,, barang tahan lama sebesar adalah sebesar 11,06% dengan rata-rata
Rp67.425,-, pajak pungutan dan asuransi Rp410.071,.
sebesar Rp238.841,-, keperluan
Dengan X3 : Ikan, X5 : Telur dan susu, X10 : aneka barang dan jasa, X18 : barang tahan
: bahan minuman, X13 : makanan dan lama, X19 : pajak, pungutan, dan asuransi,
minuman jadi, X14 : tembakau dan sirih, X15 X20 : keperluan pesta
: perumahan dan fasilitas rumah tangga, X16
Kemampuan dan Kemauan Pasien Membayar Pelayanan 7 Anafia, Witcahyo & Utami
pendidikan yang bermacam-macam membuat lebih rendah dibandingkan dengan
barang dan jasa menjadi kebutuhan yang pengeluuaran untuk makanan dan minuman
membutuhkan lebih banyak uang. Hal ini jadi sebesar Rp 245.687,-.
sering terjadi karena ibu rumah tangga juga Faktor lain seperti harga pangan yang
melakukan pekerjaan yang bernilai ekonomi meningkat juga mendorong rumah tangga
di dalam ataupun di luar rumah, kegiatan memilih membeli lauk jadi atau matang dari
memasak dan pekerjaan rumah lainnya yang penjual makanan atau warung daripada
biasanya dikerjakan oleh ibu rumah tangga memasak sendiri karena dianggap membeli
harus dialihkan kepada orang lain (biasanya lauk hingga batas tertentu dirasa lebih murah
perempuan) dengan membayar jasanya karena tidak perlu menyediakan bahan-bahan
melakukan pekerjaan rumah tangga atau untuk memasak seperti bumbu, bahan
dengan menggunakan jasa penyedia jasa mentah, ataupun bahan bakar (smeru, 2016).
seperti laundry untuk memuci pakaian. Pada Dengan jumlah uang yang sama, dapat
banyak kasus, pemenuhan kebutuhan tersebut membeli lauk yang beragam dan dapat
masih menjadi tanggung jawab ibu rumah menghemat waktu serta tenaga karena tidak
tangga sehingga mereka menanggung beban perlu lagi memasak. , daging tidak signifikan
ganda (smeru, 2016). Selain itu, rata-rata dikarenakan responden jarang sekali
reponden cenderung membelanjakan mengkonsumsi daging dan lebih sering
uangnya untuk kebutuhan pangan non mengkonsumsi ikan dikarenakan bagi mereka
essensial, mengganti belanja pangan dengan mengkonsumsi daging akan menimbulkan
membelanjakan uang untuk makanan dan memiliki resiko kesehatan lebih tinggi
minuman jadi. Pola hidup serba praktis dan dibandingkan dengan ikan. Begitu pula
tuntutan kesibukan yang membuat respoden dengan konsumsi telur dan susu, telur
memilih makanan dan minuman jadi sebagai dianggap lebih murah dan memiliki nilai gizi
alternatif. yang juga tinggi sehingga dikonsumsi lebih
Berdasarkan hasil dari analisis pemodelan banyak, konsumsi susu bagi anak dan orang
regresi linier berganda dengan program R- dewasa juga menyumbang pengeluaran yang
Commander menunjukkan bahwa terdapat 10 cukup besar sehingga mempengaruhi
variabel jenis pengeluaran yang dinyatakan signifikansi variabel telur dan susu.
signifikan mempengaruhi total pengeluaran Makanan dan minuman merupakan
rumah tangga keluarga pasien umum rawat variabel pangan non essensial yang saat ini
inap di RSU Kaliwates Kabupaten Jember. bisa dikatakan sangat dibutuhkan masyarakat
Sepuluh variabel lainnya tidak signifikan dan telah menjadi gaya hidup, begitu juga
yaitu padi-padian, umbi-umbian, daging, dengan variabel tembakau, tembakau sangat
sayur-sayuran, kacang-kacangan, buah- dominan digunakan dibandingkan dengan
buahan, minyak dan lemak, bumbu-bumbuan, penggunaan sirih yang hanya pada satu orang.
dan konsumsi lainnya. Pengeluaran untuk Meskipun memiliki rata-rata yang kurang
padi-padian memiliki rata-rata paling tinggi dari makanan dan minuman jadi penggunaan
atau dominan pada kelompok pangan, tembakau bagi penggunanya sudah menjadi
utamanya pada pengeluaran beras. Hal ini kebiaasaan. Menurut hasil penelitian Fatimah
berarti beras masih dianggap sebagai dan Syamsiyah (2018), tingginya
makanan pokok bagi semua kalangan yang pengeluaran tembakau karena adanya
konsumsinya tidak mudah dipengaruhi oleh anggapan bahwa hubungan antara tembakau
naik turunnya pendapatan (Pangaribowo, dengan pangan lainnya dapat sebagai pangan
2011). Walaupun beras merupakan bahan pelengkap atau sebagai pengganti. Sebagai
makanan yang paling sering dikonsumsi oleh pelengkap, banyak ditemukan dalam kegiatan
masyarakat (makanan pokok) dan masuk seperti merokok sambil minum
dalam kelompok padi-padian, dalam (teh/kopi/minuman lainnya) atau makan
penelitian ini beras memiiki rata-rata Rp camilan, serta kegiatan merokok setelah
214.508,-, namum pengeluran beras masih makan. Sebagai pengganti, banyak
Kemampuan dan Kemauan Pasien Membayar Pelayanan 9 Anafia, Witcahyo & Utami
formula ATP, nilai riil ATP yang dihasilkan Subang, Jawa Barat. Jurnal
memiliki rata-rata sebesar Rp 438.101,-. Pemikiran Masyarakat Ilmiah
Berwawasan Agribisnis, 4(2):184-
Nilai estimasi kemauan responden dalam 196
membayar pelayanan kesehatan rawat inap di Fauziyyah, Ishmah. 2016. Analisis ATP
RSU Kaliwates adalah kemauan 1 (WTP1) (Ability To Pay) dan WTP
memiliki rata-rata Rp 256.923,- dan WTP2 (Willingness To Pay) Terhadap
memiliki rata-rata Rp 300.714,-, dengan Keputusan Penentuan Kelas Iuran
kondisi pengguna jasa ATP lebih besar dari Jaminan Kesehatan Pada Sopir
WTP yang disebut choiced riders. Angkot di Kota Semarang. Skripsi.
Semarang : Fakultas Ilmu
Saran Keolahragaan Universitas Negeri
Saran yang diberikan adalah menghitung tarif Semarang
dengan memperhatian kemampuan dan Hendriyanto, 2009. Faktor-Faktor yang
kemauan membayar masyarakat, Mempengaruhi Kemauan Membayar
pengembangan ruang rawat inap sesuai Pasien Instalasi Rawat Jalan RSD
kebutuhan masyarakat, peningkatan tenaga Ciawi Kabupaten Bogor Tahun 2009.
medis, dan pengembangan inovasi Tesis. Depok : Fakultas Kesehatan
penyampaian informasi Masyarakat Universitas Indonesia
Lisnawaty. 2008. Rasionalisasi Tarif
Ucapan Terima Kasih Berdasarkan Analisis Biaya Satuan,
Peneliti mengucapkan terimakasih ATp, WTP, dan FTP Sebagai Dasar
kepada RSU Kaliwates Kabupaten Pemberian Subsidi Silang di Unit
Jemberyang berkenan bekerjasama dengan Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Daerah Kabupaten Muna Sulawesi
Jember Tenggara. Tesis. Makassar: Program
Pascasarjana Universitas Hasanuddin
Daftar Pustaka Lund Research Ltd. 2012. Purposive
Alamsyah. 2017. Faktor-faktor yang Sampling. dissertation.laerd.com.
Mempengaruhi Pasien Dalam Dipetik dari:
Pemanfaatan Layanan Rawat Jalan di http://dissertation.laerd.com/purposiv
Rumah Sakit Universitas Hasanuddin. esampling.php
Skripsi. Makassar : Universitas Munawar, Siradjuddin Beku, Alimin Maidin.
Hasanuddin. 2003. Rasionalisasi Tarif Rawat Inap
Darmawansyah, M. Yusri Abadi, Suci Rumah Sakit melalui Analisis Biaya
Rahadani, Dian Saputra, Ryryn Satuan, Kemampuan dan Kemauan
Suryaman, 2018. Penetapan Tarif Pasien Membayar (Studi Kasus di
Rasional Pelayanan Kesehatan RSUD Rumah sakit Umum Kabupaten
Tenriawaru Kabupaten Bone. Jurnal Majene). Jurnal Administrasi
Media Kesehatan Masyarakat Kebijakan Kesehatan, Volume 01
Indonesia. Vol. 14, No. 2 Nomor 02, Mei 2003:84-92.
Faiz, A. 2006. Studi Kemampuan-Kemauan Notoadmodjo,S. 2010. Metode Penelitian
Membayar Konsumen jasa Angkutan Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Umum Bus Damri-Ekonomi di Kota Rianti,A, Wibowo,Kodrat, Hadiyanto. 2011.
Surabaya. Jurnal Aplikasi. Vol. 1 Kemampuan dan Kemauan
(1);3. Membayar Pasien Terhadap
Fatimah, Nur dan Syamsiyah, Nur. 2018. Pelayanan Rawat Inap RSUD dr.
Proporsi Pengeluaran Rumah Tangga Rasidin Padang. Jurnal Universitas
Petani Padi di Desa Patimban, Padjadjaran
Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten
Kemampuan dan Kemauan Pasien Membayar Pelayanan 11 Anafia, Witcahyo & Utami