Anda di halaman 1dari 5

TUGAS HARIAN AKUTANSI RS

RESUME

Andriana Febrian
14190100002
Semester 6
Ekstensi

PROGRAM STUDI SARJANA ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
JAKARTA SELATAN
2022
RESUME

Tarif rumah sakit merupakan suatu elemen yang amat esensial bagi rumah sakit yang tidak
dibiayai penuh oleh pemerintah atau pihak ketiga. Rumah sakit swasta, baik yang bersifat
mencari laba maupun yang nirlaba harus mampu mendapatkan biaya untuk membiayai segala
aktifitasnya dan untuk dapat terus memberikan pelayanan kepada masyarakat sekitarnya. Rumah
sakit pemerintah yang tidak mendapatkan dana yang memadai untuk memberikan pelayanan
secara cuma-cuma kepada masyarakat, juga harus menentukan tarif pelayanan. Di Indonesia,
praktis seluruh rumah sakit, apakah itu RS umum ataupun RS perusahaan atau RS swasta, harus
mencari dana yang memadai untuk membiayai pelayanannya. Jadi semua rumah sakit di
Indonesia, harus mampu menetapkan suatu tarif pelayanan. Yang menjadi pertanyaan adalah
apakah ada suatu cara yang dapat digunakan

untuk semua rumah sakit? Apakah rumah sakit yang mempunyai fungsi dan misi
yang berbeda harus menetapkan tarif yang sama? Tentu saja tidak. Tiap rumah sakit
akan menetapkan tarif pelayanan sesuai dengan misinya masing-masing. Akan tetapi,
ada pertimbangan yang relatif sama di dalam penetapan tarif rumah sakit, yaitu
mendapatkan revenue yang mencukupi untuk menjalankan rumah sakit, baik dari
sumber pengguna jasa maupun dari sumber lain. Ada rumah sakit yang
membutuhkan revenue untuk menutupi biaya operasional saja, ada rumah sakit yang
membutuhkan dana bahan habis pakai saja, dan ada rumah sakit yang membutuhkan
dana untuk segala macam pengeluaran, termasuk penghasilan pemegang saham. Ada
rumah sakit yang memerlukan revenue hanya dari sumbangan atau anggaran

pemerintah, akan tetapi memberikan pelayanan cuma-cuma kurang dapat diterima.


Jadi rumah sakit ini juga perlu menetapkan tarif pelayanan. Jadi dapat kita katakan bahwa
penetapan tarif pelayanan rumah sakit akansangat bervariasi tergantung dari sifat rumah sakit itu
sendiri. Lebih-lebih lagi jika kita kaji bahwa rumah sakit juga memiliki misi sosial, khususnya
RSU dan rumah sakit pemerintah lain, yang di dalam penetapan tarif tidak hanya bergantung
pada revenue requirement. Pertimbangan kondisi komunitas di sekitarnya atau komunitas
yang menjadi target pelayanan seringkali sangat dominan di dalam penetapan tarif
rumah sakit. Hal ini terkait dengan fungsi sosial dan aspek komoditas umum (publik)
pada berbagai pelayanan kesehatan. Oleh karenanya sering kita saksikan bahwa tarif
rumah sakit umum ditetapkan oleh Peraturan Daerah, yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah. Akan tetapi untuk rumah sakit tertentu seperti RS ABRI
dan RS swasata nirlaba, apakah perlu ditetapkan dengan Perda? Tentu saja tidak,
akan tetapi tarif pelayanan tersebut beberapa pelayanan masih harus terikat oleh
peraturan pemerintah.

tarif pelayanan yang ditetapkan dan tingkat utilisasi pelayanan tersebut. Ada tiga hal
penting di dalam mempertahankan kehidupan rumah sakit dengan penetapan tarif
yaitu:

1. Memenuhi Total Kebutuhan Biaya, TKB, (Total Financial Requirement) sebuah


rumah sakit. Apa yang dimaksud dengan TKB tidak lain adalah besarnya biaya
yang dibutuhkan sebuah rumah sakit untuk dapat bertahan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Dalam perakteknya, tiap rumah sakit dapat
mempertahan kehidupannya dari dua sumber utama yaitu dari penerimaan
funsional (jasa pelayanan) dan dari sumbangan atau penerimaan lain.

2. Tujuan yang kedua adalah mematuhi peraturan pemerintah. Dimanapun di dunia,


rumah sakit sarat dengan peraturan pemerintah yang bertujuan memproteksi
rakyat banyak dari kesulitan mendapatkan pelayanan rumah sakit yang dinilai
esensial atau kebutuhan pokok. Sayangnya di Indonesia, pelayanan kesehatan
belum dimasukkan kedalam salah satu bahan kebutuhan pokok.

3. Mampu bersaing dengan rumah sakit lain. Dalam beberapa hal kita dapat melihat
bahwa ada rumah sakit umum dan ada rumah sakit swasta yang membagi pangsa
pasar. Dalam perakteknya, RSU dan RS swasta bisa menjadi pesaing satu
dengan yang lainnya.

Total Kebutuhan Biaya


Total kebutuhan biaya sebuah rumah sakit sangat bervariasi dari satu rumah
sakit dengan rumah sakit lainnya. Bahkan dua rumah sakit dengan jumlah tempat
tidur yang sama, tidak selalu mempunyai kebutuhan biaya total yang sama besarnya.
Hal itu sangat bergantung pada:

1. Jenis pelayanan yang diberikan. Rumah sakit umum memberikan pelayanan


yang berbeda dengan rumah sakit khusus dan karenaya kebutuhan tenaga dan
kebutuhan alat dan bahan medis akan sangat berbeda.

2. Jenis rumah sakit (umum, swasta nirlaba, swasta berorientasi laba, eksklusif).
Rumah sakit nirlaba tidak selalu dapat menetapkan tarif lebih murah dari rumah
sakit berorientasi laba. Efisiensi internal rumah sakit seringkali jauh lebih tinggi
pada rumah sakit berorientasi laba ketimbang RSU.

3. Lingkungan sosial ekonomi. Rumah sakit di daerah mempunyai kebutuhan biaya


yang lebih kecil dibandingkan dengan rumah sakit di kota. Biaya karyawan dan
biaya makanan seringkali lebih murah di daerah, akan tetapi biaya bahan atau alat
medis bisa jadi lebih tinggi di daerah, karena masalah transportasi dan kelangkaan
pembeli.

4. Ciri khusus rumah sakit atau bagian tertentu. Ada rumah sakit yang hanya
memberikan pelayanan kepada golongan tertentu seperti RS Glenn Eagles dan RS
Kusta. Keduanya mempunyai ciri khusus yang sangat bertolak belakang dari segi
fikosofi pelayanan dan masyarakat yang dilayani.

Unit cost pada rumah sakit/perhitungan tarif rs


Manajemen RS ingin mengetahui biaya per unit (departemen) untuk membandingkan
profitabilitas setiap unit yang ada di rumah sakit
Pengertian unit cost adalah biaya perunit produksi atau biaya dari setiap pelayanan dirumah sakit
Tujuan perhitungan tarif /unit cost adalah mengetahui biaya yang benar-benar dibutuhkan untuk
menghasilkan suatu produk barang maupun jasa.Manfaat
-sebagai dasar pengajuan pola tarif baru
-analisa biaya pelayanan kesehatan berbasis unit cost dapat digunakan menggukur kinerja dan
tingkat effesiensi serta mutu pelayanan rs
-sebagai dasar penyusunan anggaran
-sebagai alat advocacy kepada stakeholder

Syarat yang diperlukan


-sistem informasi akutansi biaya yang memadai
-Pemahaman terhadap proses bisnis
-pemahaman terhadap proses konsep biaya
-memahami penyebeba terjadinya biaya

Prosedur penentuan tarif


-membangun struktur organisai yang mencerminkan pertanggung jawaban biaya-distribusi biaya
antar department
-penentuan unit cost

Estimasi biaya
-Ketahui investasi bangunan rs
-hitung % rg filing
-estimasi 5 thun lunas

Biaya listrik
-total penggunaan
Biaya rekam medis
-jumlah pasien baru rawat jalan
-pasien lama rawat jalan
-jumlah rawat inap
-tracer

Factor factor yang mempengaruhi

Usia
Usia pasien digunakan sebagai batasan dalam
mengetahui banyaknya pasien.yang.menderita.penyakit.jantung.koroner.berdasarkan usia yang
menjalani rawat inap. Sebagian besar penyakit jantung terjadi pada umur 45-64 tahun, dan akan
meningkat dengan bertambahnya umur

Jenis kelamin
Karakteristik pasien berdasarkan jenis jelamin dilakukan untuk mengetahui pengaruh jenis
kelamin pada penyakit jantung. Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 menunjukan bahwa penyakit
jantung lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki.

Kelas perawatan
Kelas perawatan terdiri dari 3 kelas, yaitu. kelas..1,.kelas..2..dan..kelas 3. Adapun mayoritas
penderita penyakit jantung adalah pasien kelas 3. Pada status ekonomi yang rendah
menggambarkan frekuensi terjadinya penyakit jantung yang tinggi. Pasien kelas 3 terdiri dari
pasien BPJS PBI dan non PBI

Lenght Of Stay (Lama Dirawat)


Lama perawatan atau Lenght of Stay (LOS) yaitu lamanya pasien tinggal di rumah sakit untuk
memperoleh
perawatan atas penyakit yang diderita sampai dengan pasien tersebut keluar dari rumah sakit.
Lama dirawat
mempengaruhi juga terhadap tarif rill
Jumlah Prosedur
Karakteristik pasien jantung koroner berdasarkan prosedur terdiri dari pasien tanpa prosedur, 1
prosedur, 2
prosedur dan lebih dari 2 prosedur. Menurut penelitian Handayani (2016) semakin
banyak.jumlah..prosedur..maka..semakin banyak..pula..biaya..yang..dikeluarkan.

Anda mungkin juga menyukai