RESUME
Andriana Febrian
14190100002
Semester 6
Ekstensi
Tarif rumah sakit merupakan suatu elemen yang amat esensial bagi rumah sakit yang tidak
dibiayai penuh oleh pemerintah atau pihak ketiga. Rumah sakit swasta, baik yang bersifat
mencari laba maupun yang nirlaba harus mampu mendapatkan biaya untuk membiayai segala
aktifitasnya dan untuk dapat terus memberikan pelayanan kepada masyarakat sekitarnya. Rumah
sakit pemerintah yang tidak mendapatkan dana yang memadai untuk memberikan pelayanan
secara cuma-cuma kepada masyarakat, juga harus menentukan tarif pelayanan. Di Indonesia,
praktis seluruh rumah sakit, apakah itu RS umum ataupun RS perusahaan atau RS swasta, harus
mencari dana yang memadai untuk membiayai pelayanannya. Jadi semua rumah sakit di
Indonesia, harus mampu menetapkan suatu tarif pelayanan. Yang menjadi pertanyaan adalah
apakah ada suatu cara yang dapat digunakan
untuk semua rumah sakit? Apakah rumah sakit yang mempunyai fungsi dan misi
yang berbeda harus menetapkan tarif yang sama? Tentu saja tidak. Tiap rumah sakit
akan menetapkan tarif pelayanan sesuai dengan misinya masing-masing. Akan tetapi,
ada pertimbangan yang relatif sama di dalam penetapan tarif rumah sakit, yaitu
mendapatkan revenue yang mencukupi untuk menjalankan rumah sakit, baik dari
sumber pengguna jasa maupun dari sumber lain. Ada rumah sakit yang
membutuhkan revenue untuk menutupi biaya operasional saja, ada rumah sakit yang
membutuhkan dana bahan habis pakai saja, dan ada rumah sakit yang membutuhkan
dana untuk segala macam pengeluaran, termasuk penghasilan pemegang saham. Ada
rumah sakit yang memerlukan revenue hanya dari sumbangan atau anggaran
tarif pelayanan yang ditetapkan dan tingkat utilisasi pelayanan tersebut. Ada tiga hal
penting di dalam mempertahankan kehidupan rumah sakit dengan penetapan tarif
yaitu:
3. Mampu bersaing dengan rumah sakit lain. Dalam beberapa hal kita dapat melihat
bahwa ada rumah sakit umum dan ada rumah sakit swasta yang membagi pangsa
pasar. Dalam perakteknya, RSU dan RS swasta bisa menjadi pesaing satu
dengan yang lainnya.
2. Jenis rumah sakit (umum, swasta nirlaba, swasta berorientasi laba, eksklusif).
Rumah sakit nirlaba tidak selalu dapat menetapkan tarif lebih murah dari rumah
sakit berorientasi laba. Efisiensi internal rumah sakit seringkali jauh lebih tinggi
pada rumah sakit berorientasi laba ketimbang RSU.
4. Ciri khusus rumah sakit atau bagian tertentu. Ada rumah sakit yang hanya
memberikan pelayanan kepada golongan tertentu seperti RS Glenn Eagles dan RS
Kusta. Keduanya mempunyai ciri khusus yang sangat bertolak belakang dari segi
fikosofi pelayanan dan masyarakat yang dilayani.
Estimasi biaya
-Ketahui investasi bangunan rs
-hitung % rg filing
-estimasi 5 thun lunas
Biaya listrik
-total penggunaan
Biaya rekam medis
-jumlah pasien baru rawat jalan
-pasien lama rawat jalan
-jumlah rawat inap
-tracer
Usia
Usia pasien digunakan sebagai batasan dalam
mengetahui banyaknya pasien.yang.menderita.penyakit.jantung.koroner.berdasarkan usia yang
menjalani rawat inap. Sebagian besar penyakit jantung terjadi pada umur 45-64 tahun, dan akan
meningkat dengan bertambahnya umur
Jenis kelamin
Karakteristik pasien berdasarkan jenis jelamin dilakukan untuk mengetahui pengaruh jenis
kelamin pada penyakit jantung. Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 menunjukan bahwa penyakit
jantung lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki.
Kelas perawatan
Kelas perawatan terdiri dari 3 kelas, yaitu. kelas..1,.kelas..2..dan..kelas 3. Adapun mayoritas
penderita penyakit jantung adalah pasien kelas 3. Pada status ekonomi yang rendah
menggambarkan frekuensi terjadinya penyakit jantung yang tinggi. Pasien kelas 3 terdiri dari
pasien BPJS PBI dan non PBI