Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Activity Based Costing atau sistem biaya berbasis kegiatan menggunakan

aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan,

seperti rawat inap, misalnya kunjungan dokter, perawat, biaya lisrik dan lain-lain.

Tahap kedua pembebanan biaya kegiatan kepada produk atau jasa yang di

fokuskan pada perhitungan harga pokok jasa pelayanan rawat inap per hari pada

rumah sakit. Artinya sistem ini mengasumsikan bahwa produk atau jasa

menyebabkan timbulnya kegiatan-kegiatan produksi. Aliran biaya tahap pertama

menggunakan pemicu sumber daya (resource driver), sedangkan aliran biaya

tahap ke dua menggunakan pemicu kegiatan (activity driver). Dengan demikian,

rumah sakit harus mampu menghitung tarif secara benar. Akan tetapi di dalam

prakteknya masih banyak rumah sakit yang penentuan tarifnya masih kurang

benar. (Machfudhid,2007).

Bagi organisasi yang berorientasi pada profit atau yang bertujuan

mencari laba, penjualan adalah sumber utama yang menghasilkan laba.

Organisasi seperti itu akan berusaha menekan jumlah biaya yang dikeluarkan.

Begitu pula dengan organisasi yang berorientasi nonprofit juga tetap berusaha

akan meningkatkan penjualan dengan tujuan menjaga kelangsungan operasional

organisasi dan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan

konsumen.

1
2

Rumah sakit yang merupakan suatu perusahaan jasa yang memberikan

pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Di samping rumah sakit umum milik

pemerintah, di Indonesia juga terdapat rumah sakit swasta. Rumah sakit swasta ini

di samping memberikan pelayanan kesehatan masyarakat juga bertujuan mencari

profit. Oleh karena itu rumah sakit, terutama rumah sakit swasta harus dikelola

sebagai organisasi yang bertujuan mencari laba atau profit. Salah satu sumber

pendapatan dari jasa tersebut adalah dari tarif yang harus dibayar oleh pemakai

jasa. Tarif rumah sakit merupakan suatu elemen yang normal dan esensial bagi

rumah sakit yang tidak dibiayai secara penuh oleh pemerintah atau pihak ketiga,

salah satunya adalah rumah sakit swasta. Rumah sakit swasta, baik yang bersifat

mencari laba maupun yang nirlaba harus mampu mendapatkan dana untuk

membiayai segala kegiatannya agar dapat terus beroperasi.

Menurut (Fieda, 2012) Rumah sakit merupakan salah satu perusahaan

jasa yang menghasilkan keanekaragaman produk. Keanekaragaman produk pada

rumah sakit mengakibatkan banyaknya jenis biaya dan aktivitas yang terjadi pada

rumah sakit, sehingga menuntut penentuan harga pokok.

Salah satu metode penetapan tarif adalah perhitungan harga pokok.

Perhitungan pada awalnya diterapkan di dalam perusahaan manufaktur, akan

tetapi di dalam perkembangannya perhitungan harga pokok telah diadopsi oleh

perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan sektor nirlaba. Di dalam pasal 3 Surat

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 560/MENKES/SK/IV/2003 tentang Pola

Tarif Perjam Rumah Sakit diperhitungkan atas dasar unit cost dari setiap jenis

pelayanan dan kelas perawatan, yang perhitungannya memperhatikan kemampuan


3

ekonomi masyarakat, standar biaya dan atau benchmarking dari rumah sakit yang

tidak komersial. Dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan yang disebut di atas

menunjukkan bahwa pemerintah telah menyadari pentingnya perhitungan harga

pokok, termasuk di dalam sektor pelayanan kesehatan.

Agar biaya dapat di kendalikan, di perlukan sistem akuntansi yang tepat.

Salah satu sistem akuntansi yang tepat dan diterapkan dirumah sakit adalah sistem

ABC. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengendalikan biaya di

dalam sistem ABC adalah metode perhitungan harga pokok. Dengan metode ini

dapat di tentukan biaya yang akurat. Informasi tentang biaya yang akurat ini di

perlukan untuk di informasikan kepada pelanggan. ABC merupakan salah satu

alternatif yang dapat digunakan untuk menghitung biaya produk. Menurut

Tunggal (2005,212) Activity Based Costing adalah sistem manajemen biaya yang

dikembangkan untuk menghasilkan informasi biaya yang lebih akurat bagi

manajemen untuk kepentingan -kepentingan yang berkaitan dengan pengalokasian

biaya dan pengelolaan kegiatan. Activity Based Costing didesain dengan dasar

bahwa biaya hanya dapat dikurangi secara signifikan melalui pengelolaan

terhadap penyebab timbulnya biaya, yaitu kegiatan. Pengelolaan kegiatan

ditunjukan untuk mengarahkan seluruh kegiatan ke penyediaan produksi atau jasa

bagi kepentingan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.

Metode perhitungan tarif yang tepat untuk rumah sakit agar tidak

mengalami distoris biaya seperti yang sering terjadi di dalam sistem tradisonal

adalah menggunkan metode activity based costing. (Indah,2005). Activity based

costing dapat meningkatkan ketelitian dan ketepatan di dalam perincian biaya,


4

sehingga lebih akurat. Di samping itu, sistem ini juga dapat membantu perusahaan

jasa di dalam mengelola keunggulan kompetitif, kekuatan, dan kelemahan

perusahaan secara efisien, dengan mengukur aktivitas dan biaya aktivitas di dalam

perusahaan jasa Rumah Sakit, (Hidayat,2012). Hal ini terbukti dari hasil

penelitian sebagai berikut:

a. Indah (2005), menyimpulkan bahwa dengan menerapkan activity based costing

di dalam menganalisis break even point terhadap kegiatan operasional

perusahaan dapat menghasilkan informasi biaya tetap dan metode activity

based costing telah mengalokasikan biaya produksinya.

b. Machfudhid (2007) menyimpulkan bahwa dengan menggunkan metode

Activity Based Costing akan lebih mudah untuk melakukan perhitungan biaya

produk dan melalui aliran biaya dua tahap.

c. Anast (2008), penerapan sistem activity based costing untuk mencapai tingkat

biaya yang optimal dapat menghasilkan harga pokok produksi dalam rangka

pencapaian tingkat biaya yang optimal.

Karena rumah sakit merupakan perusahaan jasa yang menghasilkan

beragam produk, di mana output yang dijual lebih dari satu macam; maka

mengakibatkan banyak jenis biaya dan aktivitas yang terjadi di rumah sakit.

Keadaan ini menuntut ketepatan pembebanan biaya overhead di dalam penentuan

harga pokok produknya. Metode Activity Based Costing dapat mengukur secara

hemat biaya-biaya yang ke luar dari setiap aktivitas karena banyaknya cost driver

yang digunakan di dalam pembebanan biaya overhead.


5

Rumah Sakit Haji Darjad di Kota Samarinda merupakan salah satu

rumah sakit swasta yang melayani masyarakat di bidang kesehatan, termasuk

layanan rawat inap bagi pasien. Di dalam menghitung biaya rawat inap, rumah

sakit ini masih menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional, sedangkan

penghitungan biaya rawat inap sangat penting karena berkaitan dengan masalah

penentuan harga pokok rawat inap yang pada akhirnya akan mempengaruhi

penentuan harga jualnya atau tarif rawat inap. Berdasarkan latar belakang

tersebut, maka dipilih topik penelitian “ANALISIS PENENTUAN TARIF

JASA RAWAT INAP RUMAH SAKIT dengan MENGGUNAKAN ABC

SISTEM (Studi Kasus di Rumah Sakit Haji Darjad (RSHD) Kota

Samarinda”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan di dalam

penelitan ini merumuskan permasalahan ”Bagaimana penentuan tarif jasa rawat

inap di Rumah Sakit Haji Darjad (RSHD) Samarinda dilakukan dengan

menggunakan ABC sistem?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penentuan tarif jasa rawat inap di Rumah Sakit Haji Darjad

(RSHD) Samarinda.

2. Untuk menganalisis penentuan tarif jasa rawat inap di Rumah Sakit Haji Darjad

(RSHD) Samarinda dengan menggunakan ABC sistem.


6

D. Batasan Masalah

1. Data yang digunakan di dalam penelitian ini berupa data sekunder selama

tahun 2015 yang bersumber dari Rumah Sakit Haji Darjad (RSHD) Samarinda.

2 Penentuan tarif rawat inap yang akan diteliti adalah jenis rawatan untuk

masyarakat umum.

Anda mungkin juga menyukai