Anda di halaman 1dari 17

Proposal Skripsi

Analisis Penerapan Metode ABC (Activity Based Costing System) dalam Penentuan Tarif
Rawat Inap di RSUD Bendan Kota Pekalongan

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Current Issue prodi


kesehatan masyarakat semester 7

Dosen pengampu : Teguh Irawan, S.KM., M.Kes.


Ardiana Priharwanti, S.P., M.Kes.

Disusun oleh:
Amira Khoirini (0617012711)
Kesmas 7 AKK

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2019/2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional yang
diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Salah satunya
rumah sakit mempunyai tugas utama memberikan pengobatan, perawatan kepada pasien,
dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, menjadikan rumah sakit sebagai pihak yang
sangat dibutuhkan dalam menyediakan kebutuhan masyarakat dalam menyediakan
kebutuhan masyarakat dan mewujudkan cita – cita masyarakat yang menjadikan warganya
memiliki kehidupan yang lebih baik.
Dalam penyediaan kebutuhan masyarakat, telah berkembang berbagai usaha dalam
pelayanan kesehatan di Indonesia. Perkembangan usaha di indonesia dalam dekade terakhir
ini sangat berkembang. Akibat dari berkembangnya usaha tersebut adalah naiknya
persaingan bisnis antar perusahaan. Setiap perusahaan harus memiliki strategi dan inovasi
supaya tidak tenggelam dalam arus bisnis. Strategi dalam usaha tidak hanya di kembangkan
oleh perusahaan profit. Perusahaan non profit juga semakin berkembang dan terus
berinovasi dalam jasa pelayanannya. Salah satu bentuk usaha non profit yang terus
berkembang dan berinovasi adalah usaha jasa di bidang kesehatan seperti rumah sakit.
Terbukti dari semakin banyaknya rumah sakit yang di bangun oleh swasta maupun
pemerintah saat ini. Dengan adanya hal tersebut, terjadi pula persaingan untuk mengambil
kepercayaan pelanggan. Rumah sakit pun berlomba- lomba memberikan jasa terbaik untuk
mendapat kepercayaan pelanggan atau pasien rumah sakit.
Pelayanan terbaik merupakan salah satu tanggung jawab dari rumah sakit, maka
rumah sakit di tuntut untuk dapat memanfaatkan teknologi dari bidang kesehatan, bidang
komunikasi, informasi, dan bidang transportasi yang dapat mendukung jasa pelayanan
kesehatan sehingga rumah sakit mampu memberikan pelayanan terbaik. Menurut Undang
undang Nomor 44 (2009) Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan pancasila dan
didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika, dan profesionalitas, manfaat, keadilan,
persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan, dan keselamatan pasien,
serta mempunyai faktor sosial.
Bentuk fungsi tugas pelayanan dari rumah sakit adalah penyelanggaraan pelayanan
pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. Dalam
memberikan jasa pelayanan tersebut, rumah sakit menggunakan perolehan pendapatan jasa
salah satunya dari tarif sewa unit rawat inap.
Metode perhitungan yang tepat untuk berbagai rumah sakit agar tidak mengalami
distorsi biaya dalam sistem tradisional, adalah dengan menggunakan metode Activity Based
Costing (ABC System). Metode tersebut sangat terekomendasi sebagai metode perhitungan
tarif sewa di rumah sakit. Karena metode ini menggunakan cost driver yang berdasar pada
aktivitas yang menimbulkan biaya, maka dianggap mampu mengalokasikan biaya aktifitas
disetiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing–masing aktivitas. Activity Based
Costing System dapat meningkatkan ketelitian dalam perincian biaya dan ketepatan
pembiayaan yang lebih akurat, serta dapat membantu perusahaan jasa dalam mengelola
keunggulan kompetitif, kekuatan, kelemahan perusahaan secara efisien dengan mengukur
aktifitas dan biaya aktifitas di dalam perusahaan jasa rumah sakit.
Salah satu produk jasa yang ditawarkan rumah sakit adalah layanan rawat inap.
Dalam layanan rawat inap terdiri dari beberapa jenis produk layanan yang digolongkan
dalam beberapa kelas. Pada RSUD Bendan Kota Pekalongan produk layanan rawat inap
terdiri dari kelas VIP, kelas utama, kelas I, kelas II, dan kelas III. Setiap kelas produk
layanan tersebut memiliki tarif berbeda yang telah ditetapkan oleh rumah sakit dan
pemerintah daerah.
Perhitungan harga pokok untuk menentukan tarif rawat inap pada RSUD Bendan
Kota Pekalongan sangat tepat jika menggunakan metode ABC System. Dimana dalam
operasionalnya, RSUD Bendan Kota Pekalongan terdapat berbagai jenis biaya dan aktivitas
biaya yang bervariasi. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian ini
dengan tujuan untuk mengetahui penerapan ABC System dalam penetapan tarif rawat inap
pada RSUD Bendan Kota Pekalongan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana penerapan ABC System dalam penetapan tarif rawat inap pada RSUD
Bendan Kota Pekalongan?
2. Bagaimana identifikasi penerapan ABC System dalam penetapan tarif rawat inap
pada RSUD Bendan Kota Pekalongan?
3. Bagaimana pelaksanaan evaluasi penerapan ABC System dalam penetapan tarif rawat
inap pada RSUD Bendan Kota Pekalongan?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu:
Tujuan Umum
Untuk mengetahui penerapan ABC System dalam penetapan tarif rawat inap pada
RSUD Bendan Kota Pekalongan.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui identifikasi penerapan ABC System dalam penetapan tarif rawat
inap pada RSUD Bendan Kota Pekalongan.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi penerapan ABC System dalam penetapan
tarif rawat inap pada RSUD Bendan Kota Pekalongan.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat praktis bagi institusi, pelayanan
kesehatan, dan peneliti.
1. Bagi institusi :
Hasil penelitian dapat dijadikan pengembangan teori terkait penerapan ABC
System dalam penetapan tarif rawat inap pada RSUD Bendan Kota Pekalongan.
2. Bagi pelayanan kesehatan :
a. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai data dasar dalam penetapan tarif
rawat inap pada RSUD Bendan Kota Pekalongan dengan metode ABC System.
b. Sebagai landasan dalam pengembangan intervensi terkait penetapan tarif
rawat inap pada RSUD Bendan Kota Pekalongan dengan metode ABC System.
3. Bagi peneliti :
Peneliti memperoleh tambahan ilmu terkait penerapan ABC System dalam
penetapan tarif rawat inap pada layanan kesehatan sehingga bisa dijadikan landasan
dalam melaksanakan administrasi dan kebijakan kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Konsep Biaya
Menurut Mulyadi (2010) biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi,
yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan
terjadi untuk tujuan tertentu. Carter dan Usry (2006) menyatakan bahwa “Biaya
adalah nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan, untuk memperoleh manfaat”. Biaya
mempunyai bermacam-macam arti tergantung pada tingkat kegunaannya. Biaya
diartikan sebagai nilai yang harus kita keluarkan untuk mendapatkan suatu barang.
Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat
manajemen yang memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta
menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Adapun tujuan dan manfaat
akuntansi biaya (Supriyono, 2002), yaitu :
1. Perencanaan dan pengendalian biaya
2. Penentuan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan
dengan tepat dan teliti
3. Pengambilan keputusan oleh manajemen
Tarif
Tarif merupakan aspek yang sangat penting dalam institusi rumah sakit. Bagi
rumah sakit pemerintah, tarif memang telah ditetapkan melalui SK MenKes atau
Perda. Penentuan tarif pada rumah sakit ditetapkan berdasarkan peraturan pemerintah
menteri kesehatan Republik Indonesia No. 560/MENKES/SK/IV/2003 tentang pola
tarif PERJAN rumah sakit dan PP No. 1165/MENKES/SK/XI/2007 tentang pola tarif
pelayanan umum.
ABC (Activity Based Costing)
Simamora (2012) sistem penentuan biaya pokok berbasis aktivitas (activity
based costing system) ialah sistem akuntansi yang terfokus pada aktivitas-aktivitas
yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa. Menurut Horngren (2008)
mendefinisikan ABC (Activity Based Costing) sebagai suatu sistem perhitungan
biaya setiap aktivitas serta membebankan biaya ke objek biaya seperti produk dan
jasa berdasarkan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan tiap produk
dan jasa. Menurut Supriyono (2002) ada dua hal mendasar yang harus dipenuhi
sebelum menerapkan Sistem ABC, yaitu :
1. Biaya berdasarkan non unit harus merupakan persentase yang
signifikan dari biaya overhead. Jika hanya terdapat biaya overhead yang
dipengaruhi hanya volume produksi dari keseluruhan overhed pabrik maka
jika digunakan akuntansi biaya tradisionalpun informasi biaya yang
dihasilkan masih akurat sehingga penggunaan sistem ABC kehilangan
relevansinya.
2. Rasio konsumsi antara aktivitas berdasarkan unit dan berdasarkan
non unit harus berbeda. Jika rasio konsumsi antar aktivitas sama, maka semua
biaya overhead yang terjadi bisa diterangkan dengan satu pemicu biaya.

Penerapan metode Activity Based Costing pada perusahaan jasa mempunyai


beberapa ketentuan khusus, hal ini disebabkan oleh karakteristik yang dimiliki
perusahaan jasa, yaitu :
a. Output seringkali sulit didefinisi
b. Pengendalian aktivitas pada permintaan jasa kurang dapat didefinisi
c. Cost mewakili proporsi yang lebih tinggi dari total cost pada
seluruh kapasitas yang ada dan sulit untuk menghubungkan antara output
dengan aktivitasnya.
Klasifikasi Aktivitas
Sistem ABC pada dasarnya mencari suatu metode atau cara untuk
menghasilkan informasi biaya yang lebih akurat dengan melakukan identifikasi atas
berbagai aktivitas. Dalam aktivitas mempunyai beberapa tingkatan. Menurut Hariadi
(2002) dikatakan ada empat tingkatan aktivitas, yaitu sebagai berikut :
1. Unit-level activities
Adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk setiap unit produk
yang dihasilkan secara individual. Contoh: biaya tenaga kerja langsung, jam
mesin, dll.
2. Batch-level activities
Adalah aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan sekelompok
produk/jasa daripada terhadap produk/jasa secara individu. Contoh: aktivitas
penyetelan mesin, pengiriman barang ke langganan, dan penerimaan bahan
dari supplier.
3. Product-sustaining activities
Adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk mendukung setiap
produk/jasa yang dihasilkan perusahaan sevara individual agar produk
tersebut tetap bias diproduksi. Contoh: biaya desain produk, biaya
pengembangan produk.
4. Facility-sustaining activities
Adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk mempertahankan
kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan secara umum dan tidak
berkaitan dengan jenis produk tertentu yang dihasilkan secara individual.
Contoh: pemeliharaan bangunan, asuransi untuk bangunan pabrik.
Manfaat Penerapan Activity-Based Costing System
Manfaat penerapan sistem Activity-Based Costing menurut Dunia dan
Abdullah (2012:328), sebagai berikut:
1. Membantu mengidentifikasi ketidakefisienan yang terjadi dalam proses
produksi, baik perdepartemen, per produk atau pun per aktivitas.
2. Membantu pengambilan keputusan dengan lebih baik karena perhitungan
biaya atas suatu objek biaya menjadi lebih akurat.
3. Membantu mengendalikan biaya (terutama biaya overhead pabrik) kepada
level individual dan level departemental.
Proses Implementasi Activity-Based Costing System
Tahapan penyusunan hingga implemantasi Activity-Based Costing menurut
Dunia dan Abdullah (2012:323), yaitu:
1. Memeriksa ulang seluruh informasi keuangan perusahaan.
2. Menentukan tujuan penerapan Activitiy-Based Costing System.
3. Menetapkan aktivitas utama yang menyebabkan perubahan pada beban tidak
langsung/overhead.
4. Menghubungkan biaya tidak langsung dengan aktivitas sehingga dapat
dihitung tarif (rate) per unit untuk setiap dasar alokasi yang digunakan untuk
membebankan biaya tidak langsung.
5. Menghitung biaya tidak langsung yang dibebankan pada setiap objek biaya.
6. Menghitung total biaya untuk setiap objek biaya.
7. Menggunakan hasil perhitungan Activity-Based Costing tersebut untuk
melakukan perbaikan dan pengambilan keputusan yang relevan.
2.2 Kerangka Teori

Penentuan konsep
akuntansi biaya
Aplikasi Activity
Based Costing
Evaluasi
Metode Unit Cost (ABC) dalam
perhitungan
penerapan tarif
Metode Activity rawat inap
Based Costing
(ABC)

2.3 Penelitian Terdahulu


Tabel 1. Penelitian Terdahulu
NO Peneliti Judul Penelitian Kesimpulan
1. Kula (2013) Metode Penetapan Biaya Rawat Inap Penetapan biaya rawat inap yang
Pada BLU PROF. DR.R.D. Kandaou digunakan oleh rumah sakit
Manado tersebut adalah biaya yang
ditetapkan pemerintah sebagai
dasar penetapan harga kamar
rawat inap. Untuk metode ABC
pada kamar VIP, I, II, dan III
hasilnya lebih besar dari biaya
yang ditentukan oleh rumah sakit.

2. Rotikan Penerapan Metode Activity Based Perbedaan antara harga pokok


(2013) Costing Dalam Penentuan Harga produksi berdasarkan sistem
Pokok Produksi Pada PT. TROPICA tradisional dan metode ABC
COCOPRIMA disebabkan karena pembebanan
biaya overhead pabrik pada
masing-masing produk. Pada
sistem tradisional, biaya overhead
pabrik pada masing-masing
produk hanya dibebankan pada
satu cost driver saja yaitu jumlah
unit produksi. Akibatnya terjadi
distorsi biaya pada pembebanan
biaya overhead pabrik. Pada
metode Activity Based Costing,
terdapat lebih dari satu cost
driver sehingga pengalokasian
biaya tiap aktivitas kesetiap
produk akan lebih tepat.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel


Variabel penelitian dan definisi operasional variabel adalah sebagai berikut :
Variabel Definisi Operasional Indikator
Penentuan konsep Akuntansi biaya memiliki peran sebagai alat dan Biaya atau Cost
akuntansi biaya sarana yang digunakan oleh manajemen dalam
memberikan keputusan pembiayaan dan
penentuan keuntungan yang akan dicapai.
Metode Unit Cost Unit cost adalah sebagai hasil pembagian antara Tarif Unit cost
total cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit
produk. Produk yang dimaksud dapat berupa
barang ataupun jasa.
Metode Activity ABC (Activity Based Costing) adalah sistem Tarif Activity Based
Based Cost (ABC) akumulasi biaya dan pembebanan biaya ke produk Cost (ABC)
dengan menggunakan berbagai cost driver,
dilakukan dengan menelusuri biaya aktivitas dan
setelah itu menelusuri biaya dari aktivitas ke
produk.

3.2 Kerangka Konsep

Identifikasi biaya sumber


daya dan aktivitas

Pengelompokan Biaya
Aktivitas dan Cost Driver
Penentuan Harga
Menetapkan cost pool rate INTERPRETASI Pokok Produk
setiap kelompok aktivitas DATA Berdasarkan ABC
System
Membebankan biaya pada
produk atau jasa

Perhitungan harga pokok


(VIP, kelas I, kelas II,
kelas III)

3.3 Objek dan Waktu Penelitian


Objek penelitian merupakan suatu sumber dimana penulis mendapatkan data-
data yang dibutuhkan mengenai masalah yang akan diteliti. Peneliti melakukan
penelitian pada RSUD Bendan Kota Pekalongan di Jalan Sriwijaya No. 2 Bendan
Kota Pekalongan Kecamatan Pekalongan Barat. Penelitian dilaksanakan dalam
waktu 1 bulan kerja.

3.4 Jenis Data Penelitian


Data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan Kuncoro (2009). Data dikelompokkan menjadi dua, antara lain :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat langsung dari sumber aslinya
untuk menemukan masalah yang diteliti. Contohnya gambaran umum
perusahaan, prosedur-prosedur rumah sakit, dan pembagian tugas masing-
masing bagian baik yang berupa dokumen maupun melalui wawancara pihak
rumah sakit.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah dikumpulkan oleh peneliti, data
yang diterbitkan dalam jurnal statistik, informasi yang tersedia dari sumber
publikasi atau non publikasi. Semua dapat berguna bagi peneliti. Data yang
siap diolah oleh peneliti, antara lain :
1. Data gambaran umum RSUD Bendan
2. Data seluruh sumber daya (resources) yang digunakan untuk rawat
inap
3. Data seluruh aktivitas (activities) rawat inap yang menimbulkan
konsekuensi biaya
4. Data seluruh biaya (cost) yang timbul akibat kegiatan rawat inap

3.5 Sumber Data Penelitian


Dalam penelitian ini sumber data yang diperoleh dari data primer dan
sekunder pada RSUD Bendan, yaitu :
1. Responden, data yang didapat dari hasil wawancara langsung dengan pihak
rumah sakit mengenai data yang dibutuhkan. Data yang didapat berupa data yang
berkaitan dengan pokok permasalahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir / Skripsi
khususnya tarif kamar rawat inap RSUD Ungaran.
2. Dokumen, data yang diperoleh berasal dari informasi yang diberikan oleh
pihak rumah sakit, publikasi artikel akuntansi, seperti : jurnal akuntansi dan buku
yang menunjang penelitian.
3.6 Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Salah satu kegiatan dalam penelitian ini adalah merumuskan metode
pengumpulan data yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain :
1. Wawancara
Merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan
informasi secara lisan. Metode ini dilakukan penulis untuk melakukan wawancara
langsung dengan pihak rumah sakit dengan mengajukan beberapa pertanyaan
mengenai gambaran umum rumah sakit dan metode yang digunakan untuk
menentukan tarif kamar rawat inap.
2. Dokumentasi
Metode ini digunakan penulis untuk mendapatkan data tertulis dari rumah
sakit yang terkait dengan seluruh aktivitas dalam rawat inap.
3. Observasi / survei lapangan
Metode ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kesesuaian antara
teori yang digunakan dengan keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti.
Metode ini dilakukan secara langsung dengan mengamati situasi nyata yang terjadi
di lapangan.
4. Studi Pustaka
Yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari dan memperoleh data dari
literature yang sesuai dengan pembahasan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

3.7 Teknik Analisis Data Penelitian


Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua metode analisis data yaitu antara
lain:
1. Analisis Deskriptif
Menurut Kuncoro (2009) menyatakan bahwa analisis deskriptif adalah
pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status
terakhir dari subjek penelitian.
2. Analisis Evaluasi Tarif Kamar rawat Inap Dengan Metode ABC
a. Mengidentifikasi aktivitas dan biaya yang terjadi
b. Mengklasifikasikan biaya berdasar aktivitas ke dalam berbagai
aktivitas
c. Mengidentifikasi cost driver
d. Menentukan tarif per unit cost driver
Daftar Pustaka
TUGAS OUTLINE SEDERHANA

Analisis Penerapan Metode ABC (Activity Based Costing System) dalam Penentuan Tarif
Rawat Inap di RSUD Bendan Kota Pekalongan

Variabel Definisi Operasional Indikator


Penentuan Akuntansi biaya memiliki peran -Pengertian Biaya atau Cost
konsep sebagai alat dan sarana yang digunakan -Bagaimana konsep biaya
akuntansi oleh manajemen dalam memberikan
biaya keputusan pembiayaan dan penentuan -Perbedaan biaya dengan beban
keuntungan yang akan dicapai.
Metode Unit Unit cost adalah sebagai hasil -Pengertian Tarif Unit cost
Cost pembagian antara total cost yang -Bagaimana menentukan Unit cost
dibutuhkan dengan jumlah unit produk. -Faktor-faktor yang mempengaruhi
besar kecilya Unit cost
Produk yang dimaksud dapat berupa
barang ataupun jasa.
Metode ABC (Activity Based Costing) adalah - PengertianTarif Activity Based Cost
Activity sistem akumulasi biaya dan (ABC)
Based Cost pembebanan biaya ke produk dengan -Bagaimana menentukan
menggunakan berbagai cost driver, pembebanan biaya yang terjadi
(ABC)
dilakukan dengan menelusuri biaya dalam seluruh tingkat level
aktivitas dan setelah itu menelusuri organisasi yang berbeda.
biaya dari aktivitas ke produk. -Bagaimana Pengelompokan Biaya
Aktivitas dan Cost Driver
Harga Pokok Penentuan harga pokok produk - Identifikasi biaya sumber daya dan
Produk berdasarkan ABC System adalah aktivitas (yaitu Biaya Bahan Habis
Berdasarkan pembebanan biaya yang pada Pakai; Biaya listrik, air, dan telepon;
serangkaian aktivitas untuk kemudian Biaya Cleaning Service; Biaya
ABC System
dibebankan pada produk dengan Pemeliharaan Gedung; Biaya
variabel yang dianalisis yaitu pemeliharaan Peralatan dan Mesin;
Mengidentifikasi biaya sumber daya Biaya Administrasi Kantor; Biaya
dan aktivitas, Membebankan biaya Service Alat Kesehatan; dan Biaya
sumber daya pada aktivitas, Alat Listrik dan Elektronik.)
Membebankan biaya aktivitas ke objek - Menghubungkan biaya sumber
biaya daya pada aktivitas/ Pengelompokan
Biaya Aktivitas dan Cost Driver
(yaitu kelompok biaya kelas I, kelas
II, dan kelas III.)
- Membebankan biaya aktivitas pada
produk atau jasa (yaitu Menetapkan
cost pool rate setiap kelompok
aktivitas; Membebankan biaya pada
produk atau jasa pada harga kelas
VIP, kelas I, kelas II, dan kelas III.)
B.P.I (Blue Print Indikator)
a. Penentuan konsep akuntansi biaya
- Pengertian Biaya atau Cost (akan disajikan 3 pertanyaan)
- Bagaimana konsep biaya (akan disajikan 4 pertanyaan)
- Perbedaan biaya dengan beban (akan disajikan 3 pertanyaan)
Maka variabel penentuan konsep akuntansi biaya akan disajikan 10 item pertanyaan
dari 3 indikator pengertian biaya atau cost, 4 indikator konsep biaya, dan 3 indikator
perbedaan biaya dengan beban.
b. Metode Unit Cost
- Pengertian Tarif Unit cost (akan disajikan 2 pertanyaan)
- Bagaimana menentukan Unit cost (akan disajikan 2 pertanyaan)
- Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya Unit cost (akan disajikan 3
pertanyaan)
Maka variabel metode Unit cost akan disajikan 7 item pertanyaan dari 2 indikator
pengertian Tarif Unit cost, 2 indikator menentukan Unit cost, dan 3 indikator faktor-
faktor yang mempengaruhi besar kecilnya Unit cost.
c. Metode Activity Based Cost (ABC)
- Pengertian Tarif Activity Based Cost (ABC) (akan disajian 2 pertanyaan)
- Bagaimana menentukan pembebanan biaya yang terjadi dalam seluruh tingkat
level organisasi yang berbeda. (akan disajikan 2 pertanyaan)
- Bagaimana Pengelompokan Biaya Aktivitas dan Cost Driver (akan disajikan 3
pertanyaan)
Maka variabel metode Activity Based Costing (ABC) akan disajikan 7 item
pertanyaan dari 2 indikator pengertian Activity Based Cost (ABC) , 2 indikator
menentukan pembebanan biaya, dan 3 indikator pengelompokan Biaya Aktivitas dan
Cost Driver.
d. Harga Pokok Produk Berdasarkan ABC System
- Identifikasi biaya sumber daya dan aktivitas (akan disajikan 3 pertanyaan)
- Menghubungkan biaya sumber daya pada aktivitas/ Pengelompokan Biaya
Aktivitas dan Cost Driver (akan disajikan 3 pertanyaan)
- Membebankan biaya aktivitas pada produk atau jasa (akan disajikan 3
pertanyaan)
Maka variabel Harga Pokok Produk Berdasarkan ABC System akan disajikan 9 item
pertanyaan dari 3 indikator Identifikasi biaya sumber daya dan aktivitas, 3 indikator
Menghubungkan biaya sumber daya pada aktivitas/ Pengelompokan Biaya Aktivitas
dan Cost Driver, dan 3 indikator Membebankan biaya aktivitas pada produk atau
jasa.
Contoh kuisioner penelitian
TEMA : Analisis Penerapan Metode ABC (Activity Based Costing System) dalam
Penentuan Tarif Rawat Inap di RSUD Bendan Kota Pekalongan
Petunjuk Pengisian :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan mengisi jawaban atau memberikan
tanda centang (V) pada kotak yang telah tersedia dibawah ini!

Identitas responden
1. Nama (inisial) :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Pekerjaan :
5. Lama bekerja :

Keterangan:
(1) = Tidak
(2) = Ya

Tidak Ya
NO Pernyataan
(1) (2)
Konsep akuntansi biaya
1. Akuntansi biaya memiliki peran sebagai alat dan sarana yang
digunakan oleh manajemen dalam memberikan keputusan
pembiayaan dan penentuan keuntungan yang akan dicapai.
2. Konsep akuntansi biaya tidak menentukan besar kecilnya
biaya atau cost?
3. Konsep akuntansi biaya membedakan besar kecilnya biaya
atau cost?
4. Secara sederhana penentuan konsep biaya meliputi mengukur,
menganalisis, dan melaporkan sumber daya dalam suatu
organisasi.
5. Apakah akuntansi biaya sama dengan akuntansi keuangan?
6.. Apakah akuntansi biaya langsung memberikan informasi
kepada manajemen mengenai penentuan dan penggunaan
biaya produksi atau jasa.
7. Apakah benar biaya dalam perusahaan merupakan suatu
pengorbanan hanya dalam bentuk materi untuk memperoleh
aktiva atau secara tidak langsung untuk mendapatkan
keuntungan?
8. Beban termasuk dalam biaya.
9. Besarnya beban tidak termasuk dalam neraca perhitungan
akuntansi biaya.
10. Beban atau expense adalah pengorbanan sumber daya yang
telah memberikan manfaat dan telah habis masa
pemakaiannya, sehingga dimasukkan ke dalam Laba-Rugi
sebagai pengurangan dari pendapatan.
Metode Unit Cost
1. Unit cost adalah sebagai hasil pembagian antara total cost
yang dibutuhkan dengan jumlah unit produk. Produk yang
dimaksud dapat berupa barang ataupun jasa.
2. Jumlah unit produk (baik berupa barang atau jasa) tidak
memengaruhi besar kecilnya Unit cost.
3. Hanya Mengklasifikasi Aktivitas Biaya Kedalam Berbagai
Aktifitas adalah cara untuk menentukan Unit cost.
4. Ada 4 klasifikasi Unit cost berdasarkan aktivitas sehari-hari.
5. Aktivitas perawatan, yaitu jasa perawat dan jasa dokter,
penyediaan tenaga listrik,persediaan air serta biaya konsumsi
mempengaruhi hasil Fasility Sustaining activity Cost
6. Batch Relate Activity Cost dan Product Sustaiing Activity
Cost sama-sama mengatur fungsi dan biaya produksi?
7. Cost driver terbentuk apabila seluruh Unit cost sudah
teralokasikan sesuai dengan aktivitasnya.
Metode Activity Based Cost (ABC)
8. ABC (Activity Based Costing) adalah sistem akumulasi biaya
dan pembebanan biaya ke produk dengan menggunakan
berbagai cost driver.
9. Metode activity based costing belum mampu mengalokasikan
biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat berdasarkan
konsumsi masing-masing aktivitas.
10. Pembebanan biaya pada level Activity based costing tidak
terpengaruh pada setiap kelompoknya.
11. Activity based costing menyamaratakan setiap kelompok
dalam kelas biaya yang sejajar
12. Perhitungan Tarif Perunit Cost Driver yaitu Jumlah aktivitas
dibagi cost driver (sesuai unit aktivitasnya)
13. Perhitungan Tarif perunit cost driver tidak memengaruhi hasil
BOP yang dibebankan
14. Diperlukan analisis data kualitatif dalam membandingkan
hasil analisis data kuantitatif (perhitungan cost driver)
Harga Pokok Produk Berdasarkan ABC System
15. Penentuan harga pokok produk berdasarkan ABC System
adalah pembebanan biaya yang pada serangkaian aktivitas
untuk kemudian dibebankan pada produk dengan variabel
yang dianalisis.
16. Mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas,
Membebankan biaya sumber daya pada aktivitas,
Membebankan biaya aktivitas ke objek biaya hanya akan
berpengaruh pada satu aktivitas harga produk saja
17. Biaya yang termasuk dalam harga produk yaitu Biaya Bahan
Habis Pakai; Biaya listrik, air, dan telepon; Biaya Cleaning
Service; Biaya Pemeliharaan Gedung; Biaya pemeliharaan
Peralatan dan Mesin; Biaya Administrasi Kantor; Biaya
Service Alat Kesehatan; dan Biaya Alat Listrik dan
Elektronik.
18. Biaya sumber daya dibebankan pada aktivitas menggunakan
pemicu biaya (cost driver).
19. Penentuan cost driver berpengaruh besar dalam
pengelompokan biaya sumber daya kedalam kelompok biaya
(cost pool). Cost driver yang dimaksud dalam hal ini yaitu
lama hari rawat, luas lantai, dan jumlah pasien.
20. Kelompok biaya ini merupakan pengelompokan biaya sumber
daya dari berbagai aktivitas yang dikelompokan berdasarkan
pemicu biaya yang sama. Pengelompokan biaya sumber daya
dari berbagai aktivitas berdasarkan pemicu biaya (cost driver)
pada jasa rawat inap RSUD Bendan Kota Pekalongan.
21. Perhitungan kelompok biaya (cost pool rate) semakin tinggi
sesuai dengan klasifikasi kelasnya.
22. Tarif ruang rawat inap belum termasuk ke dalam harga pokok.
23. Perhitungan tarif layanan rumah sakit tidak disesuaikan untuk
perhitungan laba.

Anda mungkin juga menyukai