Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS PERAN KELUARGA DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN MINUM

OBAT DAN MENGURANGI KEKAMBUHAN PADA PASIEN SCHIZOFRENIA DI

RUMAH SAKIT JIWA PROF HB SAANIN PADANG TAHUN 2023

PROPOSAL

OLEH :

dr. FITRI YUNI

2220322010

PRODI S2 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Schizofrenia adalah gangguan mental kronis yang memengaruhi persepsi, pikiran, emosi,

dan perilaku seseorang. Pasien schizofrenia sering mengalami kesulitan dalam mematuhi rencana

pengobatan, termasuk dalam hal minum obat secara teratur, yang dapat menyebabkan

kekambuhan dan memperburuk kondisi mereka. Oleh karena itu, penting untuk menemukan cara

yang efektif untuk meningkatkan kepatuhan minum obat pasien schizofrenia.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat pasien schizofrenia adalah

peran keluarga. Keluarga dapat membantu dalam mengingatkan pasien untuk minum obat pada

waktu yang tepat, memastikan bahwa obat diambil pada dosis yang sesuai, memantau efek

samping obat, dan membantu dalam memfasilitasi proses pengambilan obat. Namun, masih

terdapat sedikit penelitian yang membahas tentang peran keluarga dalam meningkatkan

kepatuhan minum obat pada pasien schizofrenia.

Dalam rangka untuk mengatasi masalah kepatuhan minum obat pada pasien schizofrenia,

penelitian ini akan dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis peran keluarga dalam

meningkatkan kepatuhan minum obat dan mengurangi kekambuhan pada pasien schizofrenia.

Penelitian ini dapat memberikan wawasan tentang bagaimana keluarga dapat membantu dalam

meningkatkan kepatuhan minum obat pasien schizofrenia dan meminimalkan kekambuhan,

sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengurangi beban bagi

keluarga dan sistem kesehatan.Perkembangan dunia di era globalisasi saat ini, menimbulkan

persaingan ketat bagi perusahaan yang baru berdiri maupun yang sudah lama. Semua perusahaan
akan bersaing mengembangkan kualitas produk dan jasa mereka untuk mendapatkan

keuntungan. Bukan hanya pada perusahaan manufaktur, tetapi berlaku juga di bidang jasa

termasuk Rumah Sakit. (Effendi, 2018 ; Baikole, Sakka dan Paridah, 2017)

Rumah sakit adalah institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna yang terdiri dari pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (UU

Nomor 44 tahun 2009). Agar rumah sakit memiliki keuntungan kompetitif dibanding penyedia

jasa layanan kesehatan lain, perlu meningkatkan cost-effectiveness tanpa mengurangi kualitas

layanan, memiliki data dan informasi yang membantu mengoptimalkan sumber daya dan juga

menciptakan hal baru dalam peningkatan kualitas layanan. (Baikole, et al, 2017 ; Yereli, 2009)

Rumah sakit sebagai organisasi non profit juga tetap berusaha meningkatkan penjualan

agar menjaga kelangsungan operasional organisasi dan memberikan pelayanan terbaik demi

kepuasan pelanggan. Sudah merupakan tantangan bagi pimpinan rumah sakit untuk

mengembangkan informasi biaya guna pengambilan keputusan dan penetapan harga layanan

yang tepat. Rumah sakit harus mampu menyediakan pelayanan kesehatan dengan kualitas baik

dan harga terjangkau bagi masyarakat. Biaya unit pelayanan yang tersedia di rumah sakit dapat

diperkirakan dengan menggunakan akuntansi biaya. Informasi yang diperoleh akan membantu

perencanaan anggaran dengan harga realistis, dapat mengidentifikasi biaya yang tidak efisien dan

memperkirakan efeknya terhadap sumber daya yang dimilki. (Javid, et al, 2016 ;

Oashttamadea,2017 ; J.L dan Herihanus, 2016)

Terdapat dua metode perhitungan biaya yang digunakan perusahaan dalam menentukan

harga pokok yaitu metode akuntansi biaya tradisional dan metode Activity Based Costing

(ABC) System. Metode akuntansi biaya tradisional merupakan perhitungan harga pokok volume
atau unit yang diproduksi tanpa memperhatikan aktivitas pemicu biaya lainnya seperti beban

penelitian dan pengembangan, beban pemasaran, beban distribusi dan beban layanan pelanggan.

Hal ini menyebabkan tidak akuratnya tarif, bisa menjadi lebih murah (undercosting) atau lebih

mahal (overcosting) dari beban biaya yang seharusnya dibayar oleh pengguna jasa. Sedangkan

metode perhitungan biaya dengan menelusuri biaya operasional berbasis aktivitas perusahaan

yang mengalokasikan sumber biaya kepada objek biaya seperti produk, pelayanan, atau

pelanggan berdasarkan aktivitas yang dilakukan disebut metode ABC System. Metode ABC

System dinilai lebih akurat daripada metode akuntansi biaya tradisional dan efektif digunakan

pada perusahaan dengan produk beraneka ragam. Akuntansi biaya metode ABC System atau

kontemporer ini juga dapat mengefisiensi biaya dengan mengidentifikasi dan mengeliminasi

aktivitas yang tidak bernilai tambah, sehingga memudahkan manajemen dalam membuat

kebijakan untuk meningkatkan keuntungan (Riwayadi, 2016 ; Lestari dan Permana, 2017 ;

Effendi, 2018).

Sectio caesarea berasal dari bahasa latin caedere yang berarti memotong atau menyayat.

Sectio caesarea adalah proses melahirkan janin yang sudah mampu hidup melalui insisi uterus

transabdominal. Sectio caesarea didefinisikan sebagai persalinan buatan dimana janin dilahirkan

melalui insisi dinding perut dan dinding rahum dengan syarat rahim dalah keadaan utuh dan

berat janin diatas 500 gram. Persalinan dengan bedah Caesar menunjukkan tren meningkat

jumlahnya setiap tahun di berbagai negara dengan section caesarea rate sebesar 6% menurut

WHO. Peningkatan jumlah tindakan section caesarea juga terjadi di Indonesia yaitu sebesar

47,22% tahun 2000, tahun 2002 sebesar 47,31% tahun 2004 sebesar 53,22% da n tahun 2006

sebesar 53,68%. Hasil Survei Nasional tahun 2009, dari 4.039.000 persalinan sebesar 921.000
atau 22,8% adalah dengan tindakan section caesarea. (Saifuddin,2005 ; Lang J dan

Rothman:2011)

Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Permata Bunda adalah rumah sakit khusus swasta yang

ada di kota Solok yang telah beroperasi selama 10 tahun sejak ijin operasional sebagai rumah

sakitnya keluar. Satu-satunya rumah sakit ibu dan anak dengan tipe C di kota Solok yang sudah

terakreditasi ini memiliki beberapa fasilitas pelayanan medis seperti rawat inap, rawat jalan,

gawat darurat termasuk operasi dan kamar bersalin. Selain itu juga terdapat fasilitas pelayanan

penunjang medis dan non medis ( RSIA Permata Bunda).

Berdasarkan data laporan RSIA Permata Bunda tahun 2020, total persalinan dalam setahun

adalah 2.916 pasien dengan tindakan sectio caesarea sebesar 2.356 pasien atau 80,8%. Tindakan

sectio caesarea merupakan persalinan buatan untuk melahirkan janin melalui insisi dinding

depan perut dan dinding rahim yang utuh disertai indikasi tertentu. Penentuan tarif pelayanan

tindakan sectio caesarea di RSIA Permata Bunda masih menggunakan sistem survey pasar

(sistem akuntansi tradisional) yang berdasar dari sumber daya langsung yang digunakan,

akibatnya tarif yang ditetapkan pihak rumah sakit belum akurat karena bisa terjadi distorsi biaya

seperti undercosting atau overcosting.

Beberapa uraian diatas menjadi latar belakang untuk dilakukan penelitian di Rumah Sakit

Ibu dan Anak (RSIA) Permata Bunda dengan judul “ Analisis Unit Cost Tindakan Sectio

Caesarea dengan Metode Activity Based Costing System di RSIA Permata Bunda Solok Tahun

2020 ”.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. mengetahui tarif pelayanan


2. Berapa unit cost tindakan sectio caesarea di RSIA Permata Bunda dengan metode

Activity Based Costing System? (per satu pasien perkelas perawatan)

3. Bagaimana mengidentifikasi aktivitas-aktivitas pembiayaan yang terjadi dan

menghubungkan biaya sumber daya dengan aktivitas tersebut? Gabung dg 1

4. Apakah ada perbedaan yang terjadi antara tarif pelayanan sectio caesarea dengan metode

akuntansi tradisional dengan metode Activity Based Costing System?

5. Keuntungan kelemahan ABC S dan Tradisional (Nampak perbedaan kedua sistem )

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum : mengetahui tarif pelayanan tindakan sectio caesarea di RSIA Permata

Bunda dengan metode ABC System?

2. Tujuan Khusus : menjawab rumusan masalah

a. Mengetahui unit cost tindakan sectio caesarea di RSIA Permata Bunda melalui

aktivitas-aktivitas yang terjadi. Gabung jd 1

b.

c. Mengetahui perbedaan antara tarif yang telah ditetapkan RSIA Permata Bunda

dengan tarif berdasarkan metode ABC System.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1. Praktis : Hasil penelitian dapat digunakan oleh manajemen RSIA Permata Bunda berupa

informasi tentang biaya yang relevan untuk pengambilan keputusan bisnis.

2. Mendapatkan biaya satuan produk lebih akurat dan informatif yang mengarahkan kepada

profitabilitas produk dan keputusan strategik lebih baik tentang penentuan harga jual, lini

produk, pasar dan pengeluaran modal.

3. Ilmiah : sebagai sumbangan ilmiah >>>


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. RUMAH SAKIT

2.2. KONSEP BIAYA

Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan

penyajian biaya-biaya pembuatan dan penjualan barang jadi (produk) atau penyerahan jasa

dengan cara-cara tertentu hingga menafsirkan hasilnya (Dewi, et al, 2014 dan Riwayadi,

2016). Dengan adanya perhitungan biaya kita dapat merencanakan dan mengendalikan,

perbaikan kualitas dan efisiensi serta membuat keputusan. (Effendi, 2018)

Sistem Akuntansi Biaya

Sistem akuntansi biaya (cost system) dapat dikelompokkan menjadi dua sistem yaitu

(Effendi, 2018) :

1. Actual cost system (sistem harga pokok sesungguhnya) merupakan sistem pembebanan

harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sesuai dengan harga pokok

sebenanrnya yang dinikmati.

2. Standard cost system (sistem harga pokok standar) merupakan sistem pembebanan

harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sebesar harga pokok yang

telah ditaksir atau ditentukan sebelum produk tersebut dikerjakan.

Akuntansi biaya dapat membantu manajemen dalam memaksimalkan nilai organisasi

dengan cara penyediaan data yang digunakan untuk membuat keputusan. Informasi biaya dini

dibutuhkan oleh manajer mulai dari tingkat produksi (production level), menengah (middle
manager) dan atas (executive level). Informasi biaya yang disajikan rutin dibutuhkan oleh

manajer produksi untuk mengendalikan dan meningkatkan operasi. Pada middle management,

informasi biaya digunakan untuk identifikasi masalah jika ada kegiatan yang tidak sesuai

harapan. Sedangkan pada executive level digunakan untuk menaksir kinerja perusahaan secara

keseluruhan dan bersifat strategik (Dewi et al,2014).

Pemicu biaya (cost driver) merupakan factor yang menyebabkan timbulnya biaya.

Dalam pemilhan alternatif, seluruh biaya yang berhubungan dihitung dan dilihat perbedaan

antar beberapa alternatif tersebut. Differential cost adalah biaya yang berubah atau berbeda

antar alternative. Differential revenue adalah pendapatan yang berubah atau berbeda antar

alternatif. Biaya- biaya yang berubah atau berbeda antar alternatif ini yang akan

mempengaruhi pengambilan keputusan (Dewi et al,2014). Objek biaya, klasifikasi biaya

2.3. HARGA POKOK PRODUK

Metode penentuan biaya produksi adalah cara memperhitungkan unsur – unsur biaya ke

dalam biaya produksi. Terdapat dua pendekatan yaitu: full costing dan variable costing.

Pendekatan Full Costing adalah suatu metode dalam penentuan harga pokok suatu produk

dengan memperhitungkan semua biaya produksi seperti biaya bahan baku langsung, tenaga

kerja langsung, dan biaya overhead variabel dan biaya overhead tetap. Sedangkan pendekatan

Variable Costing adalah metode penentuan harga pokok suatu produk dengan

memperhitungkan biaya produksi yang bersifat variabel saja (Effendi,2018).

Terdapat dua harga pokok dalam perusahaan yaitu harga pokok produksi yang

merupakan biaay barang yang dibeli untuk diproses sampai selsai dan harga pokok penjualan
yaitu semua biaya produksi yang terjadi untuk membuat barang yang terjual. Biaya produksi

dapat digolongkan menjadi tiga yaitu (Dewi, et al,2014):

a. Biaya bahan baku

Biaya bahan baku adalah biaya perolehan semua bahan yang akhirnya akan menjadi

bagian dari objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi). Biaya ini

yang menjadi komponen utama produk sehingga dapat ditelusuri secara langsung

tanpa perlu alokasi dan bersifat variabel.

b. Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung atau upah langsung adalah biaya yang dibayarkan

kepada tenaga kerja langsung. Istilah tenaga kerja langsung digunakan untuk tenaga

kerja (buruh) yang terlibat secara langsung dalam proses pengolahan bahan baku

menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung meliputi kompensasi atas seluruh

tenaga kerja manufaktur yang dapat ditelusuri ke objek biaya (barang dalam proses

dan kemudian barang jadi) dengan cara yang ekonomis.

c. Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung) adalah seluruh biaya

manufaktur yang terkait dengan objek biaya namun tidak dapat ditelusuri ke objek

biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dengan cara yang ekonomis.

Contoh biaya overhead pabrik antara lain: (1) Biaya tenaga kerja tidak langsung

(misalnya upah mandor, upah satpam dan gaji manajer pabrik), (2) Biaya bahan

penolong (misalnya pelumas, bahan pembersih dan lain-lain), (3) Biaya reparasi

dan pemeliharaan mesin, (4) Biaya pemeliharaan gedung, (5) Biaya penyusutan

alat.
2.3. ANALISIS BIAYA

Teknik analisis biaya yang dikembangkan, yaitu (Effendi, 2018):

1. Simple Distribution

Sesuai dengan namanya teknik ini sangat sederhana yaitu melakukan distribusi

biaya-biaya yang dikeluarkan dipusat biaya penunjang langsung ke berbagai pusat biaya

produksi. Distribusi ini dilakukan satu persatu dari masing-masing pusat biaya

penunjang.

2. Step Down Method

Dalam metode ini dilakukan distribusi biaya unit penunjang kepada unit

penunjang lain dan unit produksi. Caranya distribusi biaya dilakukan secara berturut–

turut, dimulai dengan unit penunjang yang biayanya terbesar. Biaya unit penunjang

tersebut didistribusikan ke unit-unit lain. Proses ini terus dilakukan sampai semua biaya

dari unit penunjang habis didistribusikan ke unit produksi.

3. Double Distibution Method

Dalam metode ini pada tahap pertama dilakukan distribusi biaya yang dikeluarkan

di unit penunjang ke unit penunjang lain dan unit produksi. Hasilnya sebagian biaya unit

penunjang sudah didistribusikan ke unit produksi, akan tetapi sebagian masih berada di

unit penunjang.

4. Multiple Distribution Method

Dalam metode ini, distribusi biaya dilakukan secara lengkap, yaitu antar sesama

unit penunjang, dari unit penunjang ke unit produksi, dan antara sesama unit produksi.
Distribusi antara unit tersebut dilakukan kalau memang ada hubungan fungsional antara

keduanya.

5. Metode Analisis Biaya Berdasarkan Aktivitas

Metode ini merupakan metode terbaik dari berbagai metode analisis biaya. ABC

system merupakan system informasi tentang pekerjaan (atau aktifitas) yang

mengkonsumsi sumber daya dan menghasilkan nilai bagi konsumen.

6. Real cost method

Metode ini tidak hanya menghasilkan output hasil analisis tetapi juga akan

menghasilkan identifikasi sistem akuntansi biaya. Kerangka konsep analisis biaya “real”

menggunakan penggolongan biaya menurut sesuatu yang dibiayai yaitu biaya langsung

dan biaya tidak langsung.

2.4. ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM

Pengertian dari perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing

System/ ABCS) adalah suatu perhitungan biaya dimana penampungan biaya overhead

pabrik yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang memasukkan

satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume. Metode perhitungan biaya ini

berfokus pada aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi produk. Berbeda dengan

metode perhitungan tradisional, pada metode ABCS ini biaya ditelusuri ke aktivitas dan

aktivitas ditelusuri ke produk berdasarkan pemakaian aktivitas dari setiap produk.

Metode ABCS lebih fokus pada penelusuran biaya (cost tracing) dan mengakui

bahwa ada biaya-biaya lain yang dapat ditelusuri tidak hanya ke unit output tetapi ke

aktivitas yang diperlukan untuk menghasilkan output termasuk biaya overhead. Biaya

overhead dialokasikan ke produk atas dasar jumlah aktivitas tersebut ke produk yang
dihasilkan. Metode ini memberi manfaat untuk memperbaiki kualitas pembuatan

keputusan, dengan adanya informasi biaya berdasarkan aktivitas memnungkinkan

manajemen melakukan perbaikan berkesinambungan terhadap aktivitas untuk mengurangi

biaya overhead pabrik (Dewi, et al, 2014).

ABC System awalnya dimanfaatkan untuk memperbaiki kecermatan perhitungan

biaya produk dalam perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk saja, namun

sekarang berkembang pada perusahaan dagang dan perusahaan jasa (Effendi, 2018).

Terdapat tiga komponen dasar dalam ABC System menurut Rayborn dan Kinney

(2010) yaitu:

a. Mengenali pembebanan biaya yang terjadi dalam seluruh tingkat level organisasi

yang berbeda.

b. Mengakumulasi biaya terkait kedalam individual cost pools.

c. Menggunakan berbagai cost drivers untuk menentukan biaya produksi atau jasa.

Penentuan harga pokok produk berdasarkan ABCS menurut Blocher dalam

Indrasurya (2016) adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas

Biaya sumber daya adalah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan berbagai

aktivitas. Seluruh aktivitas perusahaan perlu dikelompokkan menurut cara

bagaimana aktivitas-aktivitas tersebut mengkonsumsi sumber daya. Aktivitas-

aktivitas tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Aktivitas level unit

adalah jenis aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi setiap satu unit produk.

Contoh aktivitas ini adalah pemakaian bahan, pemakaian jam kerja langsung,
inspeksi setiap unit, dan lain-lain. 2) Aktivitas level batch adalah jenis aktivitas

yang dilakukan untuk setiap kelompok produk. Aktivitas level batch dilakukan

setiap satu batch yang ingin diproduksi. Contoh aktivitas level batch adalah set

up mesin, pemesanan pembelian, penjadwalan produksi, dan lainnya. 3) Aktivitas

untuk produk pendukung adalah jenis aktivitas yang dilakukan untuk mendukung

produksi produk yang berbeda. Contoh aktivitas ini adalah merancang produk,

administrasi suku cadang, dan lain-lain. 4) Aktivitas pendukung fasilitas adalah

jenis aktivitas yang dilakukan untuk mendukung produksi produk secara umum.

Contoh dari aktivitas ini adalah keamanan, keselamatan kerja, pemeliharaan,

manajemen pabrik, dan lain-lain.

b. Membebankan biaya sumber daya pada aktivitas

Aktivitas menimbulkan biaya sumber daya. driver sumber daya (resources driver)

digunakan untuk membebankan biaya sember daya ke aktivitas. Kriteria penting

untuk memilih cost driver yang baik adalah hubungan sebab akibat. Biaya

sumber daya dapat dibebankan ke aktivitas dengan cara penelusuran secara

langsung atau estimasi. Penelusuran secara langsung mensyaratkan untuk

mengukur pemakaian sumber daya yang sesungguhnya digunakan oleh aktivitas.

c. Membebankan biaya aktivitas ke objek biaya. Ini merupakan langkah terakhir

yaitu membebankan biaya aktivitas ke objek biaya berdasarkan pada pemakaian

cost driver secara tepat. Output merupakan objek biaya yang membutuhkan

aktivitas, output untuk sebuah sistem biaya, biasanya berupa produk, jasa,

pelanggan, proyek, atau unit bisnis.

2.5. SISTEM MANAJEMEN AKUNTANSI RUMAH SAKIT


2.5. SECTIO CAESAREA

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

5.1. KERANGKA KONSEP

Tindakan SC

Biaya langsung
Data keuangan Unit cost
dan laporan terkait ABC
tindakan SC
SC system
Biaya tidak
langsung

5.2. HIPOTESIS PENELITIAN

Terdapat perbedaan tarif pelayanan tindakan sectio caesarea dihitung dengan metode

tradisional dengan metode ABCS di RSIA Permata Bunda, dimana dengan metode ABCS

lebih akurat.

5.3. DEFINISI OPERASIONAL

Variabel-variabel yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :


1. Harga pokok produksi (Unit Cost) adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk

memproduksi terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya

overhead.

2. Activity Based Costing adalah merupakan suatu metode kalkulasi biaya yang

menciptakan suatu kelompok biaya untuk setiap kejadian atua transaksi (aktivitas)

dalam suatu prganisasi yang berlaku sebagai pemicu biaya. Biaya overhead kemudian

dialokasikan ke produk dan jasa dengan dasar dan kejadian atau transaksi tersebut

yang produk atau jasa dihasilkan.

3. Sistem Biaya Tradisional (Konvensional) adalah merupakan suatu metode kalkulasi

biaya yang menggunakan tarif overhead untuk beberapa departemen yang digunakan

untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik ke produk atau jasa berdasarkan

volume output yang dihasilkan.

4. Biaya Langsung adalah biaya operasional satuan yang terkait langsung dengan

penyelenggaraan pelayanan sectio caesarea. Biaya Langsung dihitung secara cukup

detail pada level aktivitas serta memperhatikan praktik baik (good practices) yang

selama ini sudah berjalan.

5. Biaya Tidak Langsung adalah biaya operasional satuan yang tidak secara langsung

terkait dengan penyelenggaraan pelayanan sectio caesarea tetapi mendukung

pelayanannya.

6. Alat ukur,cara ukur?


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Pada tahap pertama dilakukan pengumpulan dan analisis data kualitatif kemudian diikuti dengan

pengumpulan dan analisis data kuantitatif pada tahap kedua.

4.2. POPULASI DAN SAMPEL

Subjek dalam penelitian ini adalah direktur, kepala bidang pelayanan medis, kepala

keuangan, kepala unit kamar operasi dan kepala unit farmasi. Populasi atau objek dalam

penelitian ini adalah semua data keuangan yang terjadi pada bulan Januari-Desember 2020 yang

berhubungan dengan tindakan sectio caesarea di RSIA Permata Bunda. Semua data keuangan

yang berhubungan langsung ataupun tidak langsung dengan tindakan sectio caesarea di RSIA

Permata Bunda.

4.3. TEMPAT DAN WAKTU

Penelitian akan dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Bunda Solok pada bulan

Juni – Agustus 2021

4.4. METODE PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey lapangan,

metode ini digunakan untuk mengetahui kesesuaian teori dengan yang digunakan dengan kondisi

sebenarnya objek yang diteliti. Subjek dalam penelitian ini adalah representasi pemilik, direktur,
kepala bidang pelayanan medis, kepala keuangan, kepala unit kamar operasi dan kepala unit

farmasi. Objek dalam penelitian ini adalah semua data terkait biaya pelayanan tindakan sectio

caesarea di RSIA Permata Bunda pada tahun 2020. Dalam survei lapangan ini digunakan teknik

dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan menyalin atau mencatat data yang terdapat di

RSIA Permata Bunda.

4.5. SUMBER DATA

Data primer didapatkan melalui wawancara dan observasi untuk mengumpulkan informasi

mengenai kebijakan tarif pelayanan tindakan sectio caesarea yang berlaku, aktivitas yang terkait

pelayanan tersebut serta SDM yang terlibat. Data sekunder didapatkan melalui telaah dokumen

yang berhubungan dengan aktivitas pelayanan untuk tindakan sectio caesarea, seperti laporan

keuangan, laporan kunjungan atau register pasien di kamar operasi, data sarana prasarana,

rekapitulasi gaji dan dokumen pendukung lainnya.

4.6. INSTRUMEN PENELITIAN

1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara dalam penelitian ini digunakan sebagai acuan dalam

menggali informasi mengenai pengelolaan manajemen keuangan di RSIA Permata

Bunda. Aktivitas-aktivitas apa saja yang terkait tindakan sectio caesarea untuk

memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data keuangan rumah sakit. Adapun

beberapa narasumber yang akan diwawancarai antara lain direktur, kepala bidang

pelayanan, kepala keuangan, kepala unit farmasi dan kepala unit kamar operasi.
2. Dokumen

Dokumen yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain meliputi dokumen

laporan keuangan dan bukti akuntansi terkait tindakan sectio caesarea RSIA Permata

Bunda tahun 2020

4.7. ANALISIS DATA

Langkah-langkah analisis data kuantitatif adalah sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi dan

menggolongkan semua biaya ke dalam aktivitas; (2) Mengklasifikasikan aktivitas biaya ke dalam

berbagai level aktivitas yang terdiri dari aktivitas berlevel unit, batch, produk, dan fasilitas; (3)

Mengidentifikasi cost driver; (4) Menentukan tarif per unit cost driver; (5) Melakukan

penelusuran dan pembebanan biaya ke produk; (6) Menghitung tarif pelayanan tindakan sectio

caesarea ; (7) Membandingkan hasil tarif pelayanan tindakan sectio caesarea dengan

menggunakan metode activity based costing dan metode tradisional.

Data yang disajikan berupa biaya-biaya yang dinyatakan dalam bentuk angka dan akan

diolah dengan menggunakan rumus matematika yang ditampilkan dalam bentuk perhitungan

yang digambarkan dengan tabel.


DAFTAR PUSTAKA

1. Effendi, MR, 2018. Sistem Pendukung Keputusan dalam Penentuan Biaya Rawat Inap

Menggunakan Metode Activity Based Costing pada Rumah Sakit Permata Bekasi. Jurnal

Sistem Informasi Universitas Suryadarma

2. Javid, M, Hadian, M, Ghaderi, H, Ghaffari, S, Salehi, M, 2016. Aplication of the Activity-

Based Costing Method for Unit-Cost Calculation in a Hospital. Global Journal of Health

Science; Vol. 8, No. 1, Iran.

3. Riwayadi, 2016. Akuntansi Biaya : Pendekatan Tradisional dan Kontemporer. Salemba

Empat : Jakarta.

4. Lestari,W, Permana,D.B, 2017. Akuntansi Biaya dalam Perspektif Manajerial. PT Raja

Grafindo : Depok.

5. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,

2009. Sekretariat Negara : Jakarta.

6. Baikole,U.S, Sakka,A, Paridah, 2017. Analisis Unit Cost Tindakan Sectio Caesarea

dengan Metode ABC di RSUD Sartika Kendari tahun 2017. JIMKESMAS Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Vol. 2/NO.7/ Agustus 2017; ISSN 2502-731X

7. Oashttamadea,R, 2019. Analisis Unit Cost Pelayanan Unit Laboratorium Rumah Sakit

Naili DBS Tahun 2017 dengan Metode Activity Based Costing (ABC). Jurnal Kesehatan

Andalas 2019:8 (Supplement 2).

8. Umar,J.L, Harihanus, 2016. Penerapan ABC System dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat

Inap pada Rumah Sakit Husada Utama Surabaya. Jurnal Ekonomi Akuntansi hal 37-52.

9. Dewi, SP, Kristanto,SB, Dermawan, ES, 2014. Akuntansi Biaya. Edisi 2. In Media :

Bogor.
10. Yereli, AN, 2009. Activity Based Costing and Its Application in a Turkish University

Hospital. AORN Journal, Vol 3, No.89, hh 573-591.

11. Lang, J, Rothman, KJ, 2011. Field Test Result of the Motherhood Method to Measure

Maternal Mortality. Indian J Med Res,133:64-69.

12. Saifuddin, AB, 2005. Ilmu Kandungan. Edisi 3, Cetakan 7. Jakarta : Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

13. Grace, VJ, 2006. Fenomena Sosial Operasi Sectio Caesarea di Salah Satu RS Swasta

Besar di Surabaya Periode 1 Januari-31 Desember 2005. Journal Dexa Medika, No. 2,

Vol. 19, April - Juni 2006.

14. Laporan RSIA Permata Bunda tahun 2020.

15. Indrasurya, B, Dzulkirom, M, Saifi, M. 2016. Activity Based Costing (ABC) System

dalam Menentukan Tarif Layanan Rawat Inap . Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 37

No. 2 Agustus 2016| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

16. Kinney, MR, Raiborn, CA, 2010. Cost Accounting : Foundation and Evolution. USA :

South-Western Cengage Learning.

17. Garisson, Ray H. and Eric W. Noreen. Diterjemahkan oleh A. Totok Budisantoso. 2000.

Akuntansi Manajerial. Jakarta : Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai