PROPOSAL
OLEH :
2220322010
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
Schizofrenia adalah gangguan mental kronis yang memengaruhi persepsi, pikiran, emosi,
dan perilaku seseorang. Pasien schizofrenia sering mengalami kesulitan dalam mematuhi rencana
pengobatan, termasuk dalam hal minum obat secara teratur, yang dapat menyebabkan
kekambuhan dan memperburuk kondisi mereka. Oleh karena itu, penting untuk menemukan cara
Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat pasien schizofrenia adalah
peran keluarga. Keluarga dapat membantu dalam mengingatkan pasien untuk minum obat pada
waktu yang tepat, memastikan bahwa obat diambil pada dosis yang sesuai, memantau efek
samping obat, dan membantu dalam memfasilitasi proses pengambilan obat. Namun, masih
terdapat sedikit penelitian yang membahas tentang peran keluarga dalam meningkatkan
Dalam rangka untuk mengatasi masalah kepatuhan minum obat pada pasien schizofrenia,
penelitian ini akan dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis peran keluarga dalam
meningkatkan kepatuhan minum obat dan mengurangi kekambuhan pada pasien schizofrenia.
Penelitian ini dapat memberikan wawasan tentang bagaimana keluarga dapat membantu dalam
sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengurangi beban bagi
keluarga dan sistem kesehatan.Perkembangan dunia di era globalisasi saat ini, menimbulkan
persaingan ketat bagi perusahaan yang baru berdiri maupun yang sudah lama. Semua perusahaan
akan bersaing mengembangkan kualitas produk dan jasa mereka untuk mendapatkan
keuntungan. Bukan hanya pada perusahaan manufaktur, tetapi berlaku juga di bidang jasa
termasuk Rumah Sakit. (Effendi, 2018 ; Baikole, Sakka dan Paridah, 2017)
secara paripurna yang terdiri dari pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (UU
Nomor 44 tahun 2009). Agar rumah sakit memiliki keuntungan kompetitif dibanding penyedia
jasa layanan kesehatan lain, perlu meningkatkan cost-effectiveness tanpa mengurangi kualitas
layanan, memiliki data dan informasi yang membantu mengoptimalkan sumber daya dan juga
menciptakan hal baru dalam peningkatan kualitas layanan. (Baikole, et al, 2017 ; Yereli, 2009)
Rumah sakit sebagai organisasi non profit juga tetap berusaha meningkatkan penjualan
agar menjaga kelangsungan operasional organisasi dan memberikan pelayanan terbaik demi
kepuasan pelanggan. Sudah merupakan tantangan bagi pimpinan rumah sakit untuk
mengembangkan informasi biaya guna pengambilan keputusan dan penetapan harga layanan
yang tepat. Rumah sakit harus mampu menyediakan pelayanan kesehatan dengan kualitas baik
dan harga terjangkau bagi masyarakat. Biaya unit pelayanan yang tersedia di rumah sakit dapat
diperkirakan dengan menggunakan akuntansi biaya. Informasi yang diperoleh akan membantu
perencanaan anggaran dengan harga realistis, dapat mengidentifikasi biaya yang tidak efisien dan
memperkirakan efeknya terhadap sumber daya yang dimilki. (Javid, et al, 2016 ;
Terdapat dua metode perhitungan biaya yang digunakan perusahaan dalam menentukan
harga pokok yaitu metode akuntansi biaya tradisional dan metode Activity Based Costing
(ABC) System. Metode akuntansi biaya tradisional merupakan perhitungan harga pokok volume
atau unit yang diproduksi tanpa memperhatikan aktivitas pemicu biaya lainnya seperti beban
penelitian dan pengembangan, beban pemasaran, beban distribusi dan beban layanan pelanggan.
Hal ini menyebabkan tidak akuratnya tarif, bisa menjadi lebih murah (undercosting) atau lebih
mahal (overcosting) dari beban biaya yang seharusnya dibayar oleh pengguna jasa. Sedangkan
metode perhitungan biaya dengan menelusuri biaya operasional berbasis aktivitas perusahaan
yang mengalokasikan sumber biaya kepada objek biaya seperti produk, pelayanan, atau
pelanggan berdasarkan aktivitas yang dilakukan disebut metode ABC System. Metode ABC
System dinilai lebih akurat daripada metode akuntansi biaya tradisional dan efektif digunakan
pada perusahaan dengan produk beraneka ragam. Akuntansi biaya metode ABC System atau
kontemporer ini juga dapat mengefisiensi biaya dengan mengidentifikasi dan mengeliminasi
aktivitas yang tidak bernilai tambah, sehingga memudahkan manajemen dalam membuat
kebijakan untuk meningkatkan keuntungan (Riwayadi, 2016 ; Lestari dan Permana, 2017 ;
Effendi, 2018).
Sectio caesarea berasal dari bahasa latin caedere yang berarti memotong atau menyayat.
Sectio caesarea adalah proses melahirkan janin yang sudah mampu hidup melalui insisi uterus
transabdominal. Sectio caesarea didefinisikan sebagai persalinan buatan dimana janin dilahirkan
melalui insisi dinding perut dan dinding rahum dengan syarat rahim dalah keadaan utuh dan
berat janin diatas 500 gram. Persalinan dengan bedah Caesar menunjukkan tren meningkat
jumlahnya setiap tahun di berbagai negara dengan section caesarea rate sebesar 6% menurut
WHO. Peningkatan jumlah tindakan section caesarea juga terjadi di Indonesia yaitu sebesar
47,22% tahun 2000, tahun 2002 sebesar 47,31% tahun 2004 sebesar 53,22% da n tahun 2006
sebesar 53,68%. Hasil Survei Nasional tahun 2009, dari 4.039.000 persalinan sebesar 921.000
atau 22,8% adalah dengan tindakan section caesarea. (Saifuddin,2005 ; Lang J dan
Rothman:2011)
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Permata Bunda adalah rumah sakit khusus swasta yang
ada di kota Solok yang telah beroperasi selama 10 tahun sejak ijin operasional sebagai rumah
sakitnya keluar. Satu-satunya rumah sakit ibu dan anak dengan tipe C di kota Solok yang sudah
terakreditasi ini memiliki beberapa fasilitas pelayanan medis seperti rawat inap, rawat jalan,
gawat darurat termasuk operasi dan kamar bersalin. Selain itu juga terdapat fasilitas pelayanan
Berdasarkan data laporan RSIA Permata Bunda tahun 2020, total persalinan dalam setahun
adalah 2.916 pasien dengan tindakan sectio caesarea sebesar 2.356 pasien atau 80,8%. Tindakan
sectio caesarea merupakan persalinan buatan untuk melahirkan janin melalui insisi dinding
depan perut dan dinding rahim yang utuh disertai indikasi tertentu. Penentuan tarif pelayanan
tindakan sectio caesarea di RSIA Permata Bunda masih menggunakan sistem survey pasar
(sistem akuntansi tradisional) yang berdasar dari sumber daya langsung yang digunakan,
akibatnya tarif yang ditetapkan pihak rumah sakit belum akurat karena bisa terjadi distorsi biaya
Beberapa uraian diatas menjadi latar belakang untuk dilakukan penelitian di Rumah Sakit
Ibu dan Anak (RSIA) Permata Bunda dengan judul “ Analisis Unit Cost Tindakan Sectio
Caesarea dengan Metode Activity Based Costing System di RSIA Permata Bunda Solok Tahun
2020 ”.
4. Apakah ada perbedaan yang terjadi antara tarif pelayanan sectio caesarea dengan metode
1. Tujuan Umum : mengetahui tarif pelayanan tindakan sectio caesarea di RSIA Permata
a. Mengetahui unit cost tindakan sectio caesarea di RSIA Permata Bunda melalui
b.
c. Mengetahui perbedaan antara tarif yang telah ditetapkan RSIA Permata Bunda
1. Praktis : Hasil penelitian dapat digunakan oleh manajemen RSIA Permata Bunda berupa
2. Mendapatkan biaya satuan produk lebih akurat dan informatif yang mengarahkan kepada
profitabilitas produk dan keputusan strategik lebih baik tentang penentuan harga jual, lini
KAJIAN PUSTAKA
penyajian biaya-biaya pembuatan dan penjualan barang jadi (produk) atau penyerahan jasa
dengan cara-cara tertentu hingga menafsirkan hasilnya (Dewi, et al, 2014 dan Riwayadi,
2016). Dengan adanya perhitungan biaya kita dapat merencanakan dan mengendalikan,
Sistem akuntansi biaya (cost system) dapat dikelompokkan menjadi dua sistem yaitu
(Effendi, 2018) :
1. Actual cost system (sistem harga pokok sesungguhnya) merupakan sistem pembebanan
harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sesuai dengan harga pokok
2. Standard cost system (sistem harga pokok standar) merupakan sistem pembebanan
harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sebesar harga pokok yang
dengan cara penyediaan data yang digunakan untuk membuat keputusan. Informasi biaya dini
dibutuhkan oleh manajer mulai dari tingkat produksi (production level), menengah (middle
manager) dan atas (executive level). Informasi biaya yang disajikan rutin dibutuhkan oleh
manajer produksi untuk mengendalikan dan meningkatkan operasi. Pada middle management,
informasi biaya digunakan untuk identifikasi masalah jika ada kegiatan yang tidak sesuai
harapan. Sedangkan pada executive level digunakan untuk menaksir kinerja perusahaan secara
Pemicu biaya (cost driver) merupakan factor yang menyebabkan timbulnya biaya.
Dalam pemilhan alternatif, seluruh biaya yang berhubungan dihitung dan dilihat perbedaan
antar beberapa alternatif tersebut. Differential cost adalah biaya yang berubah atau berbeda
antar alternative. Differential revenue adalah pendapatan yang berubah atau berbeda antar
alternatif. Biaya- biaya yang berubah atau berbeda antar alternatif ini yang akan
Metode penentuan biaya produksi adalah cara memperhitungkan unsur – unsur biaya ke
dalam biaya produksi. Terdapat dua pendekatan yaitu: full costing dan variable costing.
Pendekatan Full Costing adalah suatu metode dalam penentuan harga pokok suatu produk
dengan memperhitungkan semua biaya produksi seperti biaya bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead variabel dan biaya overhead tetap. Sedangkan pendekatan
Variable Costing adalah metode penentuan harga pokok suatu produk dengan
Terdapat dua harga pokok dalam perusahaan yaitu harga pokok produksi yang
merupakan biaay barang yang dibeli untuk diproses sampai selsai dan harga pokok penjualan
yaitu semua biaya produksi yang terjadi untuk membuat barang yang terjual. Biaya produksi
Biaya bahan baku adalah biaya perolehan semua bahan yang akhirnya akan menjadi
bagian dari objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi). Biaya ini
yang menjadi komponen utama produk sehingga dapat ditelusuri secara langsung
Biaya tenaga kerja langsung atau upah langsung adalah biaya yang dibayarkan
kepada tenaga kerja langsung. Istilah tenaga kerja langsung digunakan untuk tenaga
kerja (buruh) yang terlibat secara langsung dalam proses pengolahan bahan baku
menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung meliputi kompensasi atas seluruh
tenaga kerja manufaktur yang dapat ditelusuri ke objek biaya (barang dalam proses
Biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung) adalah seluruh biaya
manufaktur yang terkait dengan objek biaya namun tidak dapat ditelusuri ke objek
biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dengan cara yang ekonomis.
Contoh biaya overhead pabrik antara lain: (1) Biaya tenaga kerja tidak langsung
(misalnya upah mandor, upah satpam dan gaji manajer pabrik), (2) Biaya bahan
penolong (misalnya pelumas, bahan pembersih dan lain-lain), (3) Biaya reparasi
dan pemeliharaan mesin, (4) Biaya pemeliharaan gedung, (5) Biaya penyusutan
alat.
2.3. ANALISIS BIAYA
1. Simple Distribution
Sesuai dengan namanya teknik ini sangat sederhana yaitu melakukan distribusi
biaya-biaya yang dikeluarkan dipusat biaya penunjang langsung ke berbagai pusat biaya
produksi. Distribusi ini dilakukan satu persatu dari masing-masing pusat biaya
penunjang.
Dalam metode ini dilakukan distribusi biaya unit penunjang kepada unit
penunjang lain dan unit produksi. Caranya distribusi biaya dilakukan secara berturut–
turut, dimulai dengan unit penunjang yang biayanya terbesar. Biaya unit penunjang
tersebut didistribusikan ke unit-unit lain. Proses ini terus dilakukan sampai semua biaya
Dalam metode ini pada tahap pertama dilakukan distribusi biaya yang dikeluarkan
di unit penunjang ke unit penunjang lain dan unit produksi. Hasilnya sebagian biaya unit
penunjang sudah didistribusikan ke unit produksi, akan tetapi sebagian masih berada di
unit penunjang.
Dalam metode ini, distribusi biaya dilakukan secara lengkap, yaitu antar sesama
unit penunjang, dari unit penunjang ke unit produksi, dan antara sesama unit produksi.
Distribusi antara unit tersebut dilakukan kalau memang ada hubungan fungsional antara
keduanya.
Metode ini merupakan metode terbaik dari berbagai metode analisis biaya. ABC
Metode ini tidak hanya menghasilkan output hasil analisis tetapi juga akan
menghasilkan identifikasi sistem akuntansi biaya. Kerangka konsep analisis biaya “real”
menggunakan penggolongan biaya menurut sesuatu yang dibiayai yaitu biaya langsung
System/ ABCS) adalah suatu perhitungan biaya dimana penampungan biaya overhead
pabrik yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang memasukkan
satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume. Metode perhitungan biaya ini
berfokus pada aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi produk. Berbeda dengan
metode perhitungan tradisional, pada metode ABCS ini biaya ditelusuri ke aktivitas dan
Metode ABCS lebih fokus pada penelusuran biaya (cost tracing) dan mengakui
bahwa ada biaya-biaya lain yang dapat ditelusuri tidak hanya ke unit output tetapi ke
aktivitas yang diperlukan untuk menghasilkan output termasuk biaya overhead. Biaya
overhead dialokasikan ke produk atas dasar jumlah aktivitas tersebut ke produk yang
dihasilkan. Metode ini memberi manfaat untuk memperbaiki kualitas pembuatan
biaya produk dalam perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk saja, namun
sekarang berkembang pada perusahaan dagang dan perusahaan jasa (Effendi, 2018).
Terdapat tiga komponen dasar dalam ABC System menurut Rayborn dan Kinney
(2010) yaitu:
a. Mengenali pembebanan biaya yang terjadi dalam seluruh tingkat level organisasi
yang berbeda.
c. Menggunakan berbagai cost drivers untuk menentukan biaya produksi atau jasa.
Biaya sumber daya adalah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan berbagai
adalah jenis aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi setiap satu unit produk.
Contoh aktivitas ini adalah pemakaian bahan, pemakaian jam kerja langsung,
inspeksi setiap unit, dan lain-lain. 2) Aktivitas level batch adalah jenis aktivitas
yang dilakukan untuk setiap kelompok produk. Aktivitas level batch dilakukan
setiap satu batch yang ingin diproduksi. Contoh aktivitas level batch adalah set
untuk produk pendukung adalah jenis aktivitas yang dilakukan untuk mendukung
produksi produk yang berbeda. Contoh aktivitas ini adalah merancang produk,
jenis aktivitas yang dilakukan untuk mendukung produksi produk secara umum.
Aktivitas menimbulkan biaya sumber daya. driver sumber daya (resources driver)
untuk memilih cost driver yang baik adalah hubungan sebab akibat. Biaya
cost driver secara tepat. Output merupakan objek biaya yang membutuhkan
aktivitas, output untuk sebuah sistem biaya, biasanya berupa produk, jasa,
BAB III
Tindakan SC
Biaya langsung
Data keuangan Unit cost
dan laporan terkait ABC
tindakan SC
SC system
Biaya tidak
langsung
Terdapat perbedaan tarif pelayanan tindakan sectio caesarea dihitung dengan metode
tradisional dengan metode ABCS di RSIA Permata Bunda, dimana dengan metode ABCS
lebih akurat.
memproduksi terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead.
2. Activity Based Costing adalah merupakan suatu metode kalkulasi biaya yang
menciptakan suatu kelompok biaya untuk setiap kejadian atua transaksi (aktivitas)
dalam suatu prganisasi yang berlaku sebagai pemicu biaya. Biaya overhead kemudian
dialokasikan ke produk dan jasa dengan dasar dan kejadian atau transaksi tersebut
biaya yang menggunakan tarif overhead untuk beberapa departemen yang digunakan
4. Biaya Langsung adalah biaya operasional satuan yang terkait langsung dengan
detail pada level aktivitas serta memperhatikan praktik baik (good practices) yang
5. Biaya Tidak Langsung adalah biaya operasional satuan yang tidak secara langsung
pelayanannya.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Pada tahap pertama dilakukan pengumpulan dan analisis data kualitatif kemudian diikuti dengan
Subjek dalam penelitian ini adalah direktur, kepala bidang pelayanan medis, kepala
keuangan, kepala unit kamar operasi dan kepala unit farmasi. Populasi atau objek dalam
penelitian ini adalah semua data keuangan yang terjadi pada bulan Januari-Desember 2020 yang
berhubungan dengan tindakan sectio caesarea di RSIA Permata Bunda. Semua data keuangan
yang berhubungan langsung ataupun tidak langsung dengan tindakan sectio caesarea di RSIA
Permata Bunda.
Penelitian akan dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Bunda Solok pada bulan
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey lapangan,
metode ini digunakan untuk mengetahui kesesuaian teori dengan yang digunakan dengan kondisi
sebenarnya objek yang diteliti. Subjek dalam penelitian ini adalah representasi pemilik, direktur,
kepala bidang pelayanan medis, kepala keuangan, kepala unit kamar operasi dan kepala unit
farmasi. Objek dalam penelitian ini adalah semua data terkait biaya pelayanan tindakan sectio
caesarea di RSIA Permata Bunda pada tahun 2020. Dalam survei lapangan ini digunakan teknik
dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan menyalin atau mencatat data yang terdapat di
Data primer didapatkan melalui wawancara dan observasi untuk mengumpulkan informasi
mengenai kebijakan tarif pelayanan tindakan sectio caesarea yang berlaku, aktivitas yang terkait
pelayanan tersebut serta SDM yang terlibat. Data sekunder didapatkan melalui telaah dokumen
yang berhubungan dengan aktivitas pelayanan untuk tindakan sectio caesarea, seperti laporan
keuangan, laporan kunjungan atau register pasien di kamar operasi, data sarana prasarana,
1. Pedoman Wawancara
Bunda. Aktivitas-aktivitas apa saja yang terkait tindakan sectio caesarea untuk
memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data keuangan rumah sakit. Adapun
beberapa narasumber yang akan diwawancarai antara lain direktur, kepala bidang
pelayanan, kepala keuangan, kepala unit farmasi dan kepala unit kamar operasi.
2. Dokumen
Dokumen yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain meliputi dokumen
laporan keuangan dan bukti akuntansi terkait tindakan sectio caesarea RSIA Permata
Langkah-langkah analisis data kuantitatif adalah sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi dan
menggolongkan semua biaya ke dalam aktivitas; (2) Mengklasifikasikan aktivitas biaya ke dalam
berbagai level aktivitas yang terdiri dari aktivitas berlevel unit, batch, produk, dan fasilitas; (3)
Mengidentifikasi cost driver; (4) Menentukan tarif per unit cost driver; (5) Melakukan
penelusuran dan pembebanan biaya ke produk; (6) Menghitung tarif pelayanan tindakan sectio
caesarea ; (7) Membandingkan hasil tarif pelayanan tindakan sectio caesarea dengan
Data yang disajikan berupa biaya-biaya yang dinyatakan dalam bentuk angka dan akan
diolah dengan menggunakan rumus matematika yang ditampilkan dalam bentuk perhitungan
1. Effendi, MR, 2018. Sistem Pendukung Keputusan dalam Penentuan Biaya Rawat Inap
Menggunakan Metode Activity Based Costing pada Rumah Sakit Permata Bekasi. Jurnal
Based Costing Method for Unit-Cost Calculation in a Hospital. Global Journal of Health
Empat : Jakarta.
Grafindo : Depok.
5. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
6. Baikole,U.S, Sakka,A, Paridah, 2017. Analisis Unit Cost Tindakan Sectio Caesarea
dengan Metode ABC di RSUD Sartika Kendari tahun 2017. JIMKESMAS Jurnal Ilmiah
7. Oashttamadea,R, 2019. Analisis Unit Cost Pelayanan Unit Laboratorium Rumah Sakit
Naili DBS Tahun 2017 dengan Metode Activity Based Costing (ABC). Jurnal Kesehatan
8. Umar,J.L, Harihanus, 2016. Penerapan ABC System dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat
Inap pada Rumah Sakit Husada Utama Surabaya. Jurnal Ekonomi Akuntansi hal 37-52.
9. Dewi, SP, Kristanto,SB, Dermawan, ES, 2014. Akuntansi Biaya. Edisi 2. In Media :
Bogor.
10. Yereli, AN, 2009. Activity Based Costing and Its Application in a Turkish University
11. Lang, J, Rothman, KJ, 2011. Field Test Result of the Motherhood Method to Measure
12. Saifuddin, AB, 2005. Ilmu Kandungan. Edisi 3, Cetakan 7. Jakarta : Yayasan Bina
13. Grace, VJ, 2006. Fenomena Sosial Operasi Sectio Caesarea di Salah Satu RS Swasta
Besar di Surabaya Periode 1 Januari-31 Desember 2005. Journal Dexa Medika, No. 2,
15. Indrasurya, B, Dzulkirom, M, Saifi, M. 2016. Activity Based Costing (ABC) System
dalam Menentukan Tarif Layanan Rawat Inap . Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 37
16. Kinney, MR, Raiborn, CA, 2010. Cost Accounting : Foundation and Evolution. USA :
17. Garisson, Ray H. and Eric W. Noreen. Diterjemahkan oleh A. Totok Budisantoso. 2000.