Anda di halaman 1dari 18

OPTIMALISASI PELAYANAN KEFARMASIAN

RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH KOTA BAUBAU

SALWIA BERENA

PBC190044

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI

JURUSAN KESEHATAN

POLITEKNIK BAUBAU

2022
OPTIMALISASI PELAYANAN KEFARMASIAN

RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH KOTA BAUBAU

SALWIA BERENA

Karya Tulis Ilmiah


Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Farmasi
Pada
Program Studi Diploma Tiga Farmasi

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK BAUBAU
2022
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………i
HALAMAN JUDUL……………………………………………...ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………….iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN………iv
KATA PENGANTAR……………………………………………..v
DAFTAR ISI………………………………………………………vi
DAFTAR TABEL………………………………………………...vii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………..viii
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN
ABSTARK
ABSTRACT
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
B. Kerangka Konsep
C. Dasar pemikiran variabel Penelitian
D. Defenisi Operasional dan kriteria Objektif
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Pengumpulan Data
E. Pengolahan dan Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada masa kini peran rumah sakit sebagai organisasi pelayanan

kesehatan sedang memasuki lingkungan global yang kompetitif dan terus

berubah. Perubahan lingkungan tersebut akan mendorong rumah sakit

menjadi organisasi yang berciri multiproduk, sehingga membutuhkan

pengelolaan yang tepat. Perkembangan terkini semakin mengarah ke

kondisi rumah sakit sebagai lembaga usaha dengan berbagai konsep

bisnis. Transisi ini yang mengakibatkan rumah sakit menjadi lembaga

yang berkarakter sosial sekaligus ekonomi. Dengan perputaran arus

globalisasi yang cukup deras menyebabkan semakin kritisnya masyarakat.

dalam menuntut mutu pelayanan kesehatan yang baik dan memuaskan.

Pelayanan rumah sakit adalah bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit karena

merupakan pelayanan langsung yang bertanggung jawab penuh terhadap

pasien terkait dengan sediaan farmasi dan orientasi kesembuhan pasien

melalui ketepatan pemberian obat (Kemenkes RI , 2014). Pelayanan

kefarmasian di rumah sakit merupakan salah satu kesatuan yang tidak

terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan yang berperan penting

dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Praktek

pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan terpadu dengan tujuan untuk


mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat (James,A.,

2012).

Penyelenggaraan standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit

harus didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian,

pengorganisasian yang berorientasi kepada keselamatan pasien dan

standar prosedur operasional, dimana sumber daya kefarmasian meliputi

sumber daya manusia serta sarana dan prasarana. Dalam pelaksanaanya

pelayanan ke farmasian ini masih belum menunjukkan pelayanan yang

maksimal terhadap pasien (Permenkes, 2016).

Kepuasan pasien dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang

bermutu sangat penting, sehingga instansi penyedia jasa pelayanan

kesehatan seperti rumah sakit hendaknya menyediakan pelayanan yang

dapat memberikan kepuasan pada pasien atau konsumen, hal tersebut

dikarenakan persepsi pasien terkait mutu pelayanan kesehatan yang baik

akan menumbuhkan rasa loyalitas pasien pada instansi penyedia jasa

pelayanan kesehatan tersebut. Hal ini juga berlaku pada rumah sakit

swasta, karena dalam persaingan saat ini dituntut untuk memberikan

pelayanan prima yang jauh lebih baik dari rumah sakit pemerintah pada

umumnya (Mulyani, 2017).

Kebutuhan dan keinginan pasien merupakan hal yang sangat

penting dan dapat mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas

dengan pelayanan jasa yang ada merupakan aset yang sangat berharga,

karena apabila pasien puas mereka akan terus melakukan pemakaian


terhadap jasa pilihannya tersebut. Untuk menciptakan kepuasan pasien

harus mengolah suatu sistem untuk memperoleh pasien yang lebih banyak

dan kemampuan untuk mempertahankan pasiennya. (Stevani dkk, 2018)

Rumah sakit umum daerah kota baubau adalah rumah sakit

pemerintah yang menjadi rujukan dari 17 puskesmas yang ada di kota

baubau. Berdasarkan studi pendahuluan di rumah sakit umum daerah kota

baubau data kunjungan pasien perharinya ±150 orang. Oleh karena

banyaknya pasien rawat jalan tiap harinya sering terjadi penumpukan

resep sehingga menyebabkan waktu menunggu yang lama.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti tertarik

melakukan penelitian di rumah sakit umum daerah kota baubau tentang “

Optimalisasi Pelayanan Kefarmasian Rawat jalan di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Baubau Tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang diangkat dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimana tingkat kepuasan pasien

dalam pelayanan kefarmasian pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Baubau.

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien dalam pelayanan

kefarmasian pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Baubau.
2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui pelayanan kefarmasian pada pasien rawat jalan.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Bagi Peneliti

Sebagai sarana mengaplikasikan ilmu dalam bidang pelayanan

kefarmasian di Rumah Sakit yang diperoleh selama perkuliahan di

Jurusan Farmasi Politeknik Baubau.

2. Manfaat Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai tambahan

referensi bagi mata kuliah kefarmasian.

3. Manfaat Bagi Petugas Kesehatan

Sebagai bahan evaluasi dalam upaya memperbaiki dan

meningkatan kualitas pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Baubau.

4. Manfaat Bagi Masyarakat

Agar mendapatkan informasi yang lengkap mencakup pelayanan

kefarmasian yang diterima oleh masyarakat.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Konsep Optimalisasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Optimalisasi adalah

berasal dari kata dasar optimal yang berarti terbaik, tertinggi, paling

menguntungkan, menjadikan paling baik, menjadikan paling tinggi,

pengoptimalan proses, cara, perbuatan mengoptimalkan (menjadikan

paling baik, paling tinggi, dan sebagainya) sehingga optimalisasi

adalah suatu tindakan, proses, atau metodologi untuk membuat

sesuatu (sebagai sebuah desain, sistem, atau keputusan) menjadi

lebih/sepenuhnya sempurna, fungsional, atau lebih efektif.

Optimalisasi adalah ukuran yang menyebabkan tercapainya

tujuan atau target. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan

bahwa optimalisasi adalah suatu proses, melaksanakan program

yang telah direncanakan dengan terencana guna mencapai

tujuan/target sehingga dapat meningkatkan kinerja secara optimal

(Ali, 2014).

2. Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit

Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan

bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan


farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk

meningkatkan mutu kehidupan pasien (Depkes, 2014).

Pelayanan kefarmasian yang baik adalah pelayanan yang

berorientasi langsung dalam proses penggunaan obat, bertujuan

menjamin keamanan, efektifitas dan kerasionalan penggunaan obat

dengan menerapkan ilmu dan fungsi dalam perawatan pasien.

Tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan kefarmasian

mengharuskan adanya perubahan paradigma pelayanan dari

paradigma lama yang berorientasi pada produk obat, menjadi

paradigma baru yang berorientasi pada pasien (Bertawati, 2013).

Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang

dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam

menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. (Permenkes, 2016).

Kualitas pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan

yang dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien dimana tata

cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik yang

telah ditetapkan. Kepuasan menjadi bagian penting dalam

pelayanan kesehatan sebab kepuasan pasien tidak dapat dipisahkan

dari kualitas pelayanan kesehatan. Jika ingin melakukan

peningkatan kualitas pelayanan maka diperlukannya survei tingkat

kepuasan pasien. Menurut Parasuraman et al, ada lima dimensi

kualitas jasa untuk melihat kepuasan konsumen atau pasien yang

dikenal dengan nama ServQual. Kelima dimensi tersebut meliputi


kehandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), keyakinan

(confidence), empati (emphaty) dan bukti langsung (tangible)

(Daulay, 2015).

Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah

Sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan

Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai

yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat

termasuk pelayanan farmasi klinik (Permenkes, 2016)

3. Rumah Sakit

a. Pengertian Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah sarana pelayanan kesehatan, tempat

berkumpulnya orang sakit maupun orang yang sehat. Kumpulan

banyak orang ini akan dapat memungkinkan rumah sakit menjadi

tempat penularan penyakit, gangguan kesehatan dan pencemaran

lingkungan. Untuk menghindari terjadinya resiko dan gangguan

kesehatan maka diperlukan penyelenggaraan kesehatan lingkungan

rumah sakit (Depkes RI, 2004).

b. Tujuan Rumah Sakit

Tujuan Rumah Sakit menurut Undang-Undang Republik

Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit adalah:

 Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan.
 Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien,

masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di

rumah sakit.

 Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan

rumah sakit.

 Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat,

sumber daya manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit

c. Tugas Dan Fungsi Rumah Sakit

Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya pelayanan

kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan

mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan

secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta

pelaksanaan upaya rujukan (Permenkes, 1998).

Menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah

sakit, fungsi rumah sakit adalah :

 Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan

kesehatan seuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

 Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga

sesuai kebutuhan medis.


 Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian

pelayanan kesehatan.

 Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan

teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan

kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahan bidang

kesehatan.

d. Kerangka Konsep

Pelayanan Kefarmasianan Kepuasan pasien

a. Tangibles (Bukti Langsung)


a. Pelayanan (Konseling)
b. Responsivenes (Ketanggapan)
b. Penyerahan Obat c. Reliability (Kehandalan)
d. Assurance (Jaminan)
c. fasilitas
e. Empathy (Kepedulian)

Variable terikat :
Variable bebas :

e. Dasar pemikiran variabel Penelitian

f. Defenisi Operasional dan kriteria Objektif

Definisi Operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Pasien: Seseorang yang berobat jalan dan mendapatkan

pelayanan farmasi di apotek RSUD Kota Baubau.


2. Pelayanan: Semua jenis pelayanan farmasi yang diberikan

oleh petugas farmasi di apotek RSUD Kota Baubau kepada

pasien yang mendapat pelayanan.

3. Kepuasan: Tingkat keadaan yang dirasakan pasien yang

merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau hasil

produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan

pasien.

4. Tingkat Kepuasan: Jika penampilan pelayanan sangat kurang

dari harapan, pasien tidak puas maka diberi skor 1. Jika

penampilan pelayanan kurang dari harapan, pasien kurang

puas maka diberi skor 2. Jika penampilan pelayanan cukup

dari harapan, pasien cukup puas maka diberi skor 3. Jika

penampilan pelayanan sesuai dengan harapan, pasien puas

maka diberi skor 4. Dan jika penampilan pelayanan melebihi

harapan, pasien sangat puas maka diberi skor 5.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang

menggambarkan tingkat kepuasanan pasien terhadap pelayaanan

kefarmasian di RSUD Kota Baubau.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Baubau.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2022.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien dan keluarga pasien

yang mendapatkan pelayanan farmasi di apotek RSUD Kota Baubau

dengan jumlah rata-rata ±150 orang perharinya.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang

mendapatkan pelayanan kefarmasian di RSUD Kota Baubau.

Kriteria inklusif adalah pasien atau keluarga pasien yang dapat

berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, bisa membaca dan


menulis, berumur antara 17-60 tahun. Besar sampel ditentukan

dengan Rumus Slovin, sebagai berikut :

N
n=
1+ Ne 2

Keterangan :

n = Besaran sampel

N = Besaran populasi

e = Derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan

(10%).

Berdasarkan rumus diatas, jika populasi sebesar responden, maka

besar sampel dalam penelitian ini dapat dihitung sebagai berikut :

n=


n=❑

n=

Besar sampel dalam penelitian ini sebesar yang peneliti bulatkan

menjadi responden.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

Accidental sampling, adalah pengambilan sampel yang kebetulan

ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian

(Notoadmodjo, 2010).

D. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dengan mnggunakan angket yang

dirancang sesuai kebutuhan penelitian. Bentuk pertanyaan tertutup yang


digunakan untuk mengetahui nilai terbaik dalam pelayanan kefarmasian

di Wilayah kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kota Baubau.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam proses penelitian

ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang

diperoleh langsung melalui lembar kuesioner pada pasien yang

mendapatkan pelayanan kefarmasian di Wilayah kerja Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Baubau. Data sekunder diperoleh dari bagian rekam

medik untuk mengetahui jumlah kunjungan pasien rawat jalan.

E. Pengolahan dan Analisis Data

Teknik data yang telah didapat akan diolah dan dianalisis secara

dekritif yaitu berdasarkan skala likert.

Kegiatan analisis data meliputi :

1. Scoring, yaitu pemberian nilai berupa angka pada jawaban

pertanyaan untuk memperoleh data kuantitatif. Dalam penelitian ini

urutan pemberian nilai berdasarkan tingkat jawaban yang diperoleh

dari responden yaitu :

a. Untuk jawaban sangat puas mendapat skor 5

b. Untuk jawaban cukup puas mendapat skor 4

c. Untuk jawaban puas mendapat skor 3

d. Untuk jawaban kurang puas mendapat skor 2

e. Untuk jawaban tidak puas mendapat skor 1

2. Tabulating, yaitu pengumpulan data atas jawaban-jawaban dengan

teratur dan teliti, kemudian dihitung dan di jumlahkan serta disajikan


dalam bentuk tabel. Pengukuran tingkat kepuasan pasien dilakukan

dengan cara menghitung persentase masing-masing indikator

pertanyaan (Responsiveness, Reliability, Emphaty, Assurance dan

Tangibles) dengan menggunakan rumus (Sugiyono, 2010) :

skor perolehan
Tingkat Kepuasan : ∑ x 100%
skor maksimum

Data yang diperoleh dengan memberikan penilaian terhadap setiap

jawaban responden pada kuesioner dibagi dalam kategori sebagai

berikut :

a. Sangat puas : 81-100%

b. Cukup puas : 71-80%

c. Puas : 61-70%

d. Kurang puas : 41-60%

e. Tidak puas : <40%


DAFTAR PUSTAKA

Permenkes, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor72


Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan kefarmasian di Rumah
sakit. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.
Depkes, 2014. Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas : Departemen
Kesehatan RI : Jakarta.
Ayutyastiningsih LA, 2021. Optimalisasi Pencegahan Kesalahan Pemberian
Obat Pada Pasien Di Pelayanan Farmasi Puskesmas. Jurnal
pemerintah,pembangunan dan inovasi daerah vol.3, no. 2

Brata A, Azizah L, 2018. Analisis Pelayanan Asuhan Kefarmasian Di Instalasi


Farmasi Rumah Sakit Di Kota Jambi. Jurnal bahan Kesehatan
masyarakat vol 2, No 2

Juwita dini, 2018. Atrategi peningkatan kualitas pelayanan sesuai standar


pelayanan farmasi pada instalasi farmasi rumah sakit jiwa
provinsi jawa barat. Jurnal program pasca sarjana universitas
pasundang bandung.

Veronica Md, Ma’ruf D, Ismail, 2018. Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan
Terhadap Pelyanan Kefarmasian Di BLUD RSUD H.Padjonga
Daeng Ngalle Kabupaten Takalar. Jurnal Penelitia Kesehatan
Pelamonia Indonesia Vol.1,No.1

Alfatiyah R,Bastuti S, 2021. Optimalisasi System Antrian Di Farmasi Rawat


Jalan Rumah Sakit Grha Permata Ibu Dengan Metode Lean
Hospital. Jurnal Media Ilmiah Teknik Industry Vol.21, No. 1

Anda mungkin juga menyukai