Abstrak
Dalam Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 1
ayat 1 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Rumah Sakit adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggungjawab kepada pasien yang berkaitan dengan
sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan desain penelitian adalah Literature Review atau tinjauan
pustaka. Penelusuran literatur jurnal dalam database jurnal penelitian dan
pencarian melalui internet. Penelusuran database yang digunakan adalah
Google Scholar dengan jangka waktu lima tahun terakhir, yakni dari tahun
2017 hingga tahun 2022. Hasil Penelitian: dari sembilan penelitian yang
dijelaskan, bahwa menggambarkan keseluruhan informasi yang diperoleh
peneliti adalah perencanaan, pengadaan, penerimaan dan penyimpanan, serta
pendistribusian. Selain itu, didapatkan bahwa pengelolaan obat pada
pelayanan kesehatan di Sumatera Utara belum maksimal berjalan dengan baik.
Abstract
In law No. 44 of 2009 concerning Hospitals article 1 paragraph 1 it is stated
that what is meant by a Hospital is a health service facility that organizes full
individual health services that provide inpatient, outpatient and emergency
services. Pharmaceutical Services is a direct and responsible service to
patients related to pharmaceutical preparations with the aim of achieving
definite results to improve the quality of life of patients. This study uses a
qualitative method with a research design that is Literature Review or
literature review. Search journal literature in research journal databases and
118
search via the internet. The database search used is Google Scholar with a
period of the last 5 years, namely from 2017 to 2022. Research Results: of the
nine studies described, that describes the overall information obtained by
researchers, namely planning, procurement, receipt and storage, and
distribution. In addition, it was found that drug management in health
services in North Sumatra had not run optimally.
dengan cara yang rasional. Hal ini juga mengobati penyakit masyarakat umum
bertujuan agar dana yang tersedia adalah semua komponen perencanaan
dapat digunakan dengan sebaik- obat.
baiknya dan konsisten untuk Menurut Febriawati (2013),
memenuhi kebutuhan masyarakat yang dalam perencanaan setidaknya dikenal
datang ke unit pelayanan kesehatan tiga metode perencanaan yaitu metode
dasar untuk berobat. konsumsi metode epidemiologi dan
Berdasarkan Peraturan Menteri metode kombinasi. Metode konsumsi
Kesehatan No. ini didasarkan atas analisa data
1197/Menkes/SK/X/2004. Tentang konsumsi perbekalan farmasi periode
Standar Pelayanan Farmasi Rumah sebelumnya dengan berbagai
Sakit “Pengelolaan obat adalah suatu penyesuaian. Metode epidemiologi
siklus kegiatan yang dimulai dari didasarkan pada pola penyakit, data
pemilihan, perencanaan, pengadaan, jumlah kunjungan, frekuensi penyakit
penerimaan, penyimpanan, dan standar pengobatan yang ada.
pendistribusian, pengendalian, Metode kombinasi merupakan
penghapusan, penatausahaan, kombinasi metode konsumsi dan
pelaporan, dan evaluasi." metode epidemiologi.
a. Perencanaan Ada sejumlah faktor internal dan
Perencanaan merupakan inti dari eksternal yang mempengaruhi jumlah
kegiatan manajemen karena semua dana yang dialokasikan untuk belanja
kegiatan manajemen diatur dan farmasi. Anggaran pendapatan rumah
diarahkan oleh perencanaan, maka sakit (BLUD) dan anggaran subsidi
perencanaan merupakan inti dari pemerintah daerah (APBD) merupakan
semua kegiatan manajemen. dua anggaran yang digunakan untuk
Perencanaan kebutuhan farmasi mengalokasikan dana belanja
merupakan suatu proses yang operasional.
menggunakan metode yang dapat Rumah sakit harus berhati-hati
dipertanggungjawabkan dan dasar dalam menyusun rencana untuk
perencanaan yang telah ditetapkan memenuhi semua kebutuhan belanja
sebelumnya untuk memilih jenis, operasional, termasuk belanja farmasi,
jumlah, dan harga perbekalan farmasi karena pandemi Covid-19 berdampak
berdasarkan kebutuhan dan anggaran pada pengurangan besaran subsidi
guna mencegah terjadinya kelangkaan belanja operasional rumah sakit yang
obat (Febriawati, 2013). Mengamati diberikan oleh pemerintah daerah.
ketersediaan pedoman perencanaan Dengan demikian, dana belanja
kebutuhan obat, menentukan jumlah operasional rumah sakit ditopang oleh
obat yang dibutuhkan, dan menentukan pendapatan BLUD rumah sakit.
ketersediaan obat esensial untuk