Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN OBAT PADA PELAYANAN

KESEHATAN DI SUMATERA UTARA

Retna Wulan Rahmadhanty, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan


e-mail: retnawulan2112@gmail.com
Yuyun Wahyuni, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
e-mail: yuyunwahyuni0315@gmail.com
Dea Amalia Putri, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
Santi Mardiyah Rambe, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
Widya Oktaviani, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
Dewi Agustina, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan

Abstrak
Dalam Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 1
ayat 1 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Rumah Sakit adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggungjawab kepada pasien yang berkaitan dengan
sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan desain penelitian adalah Literature Review atau tinjauan
pustaka. Penelusuran literatur jurnal dalam database jurnal penelitian dan
pencarian melalui internet. Penelusuran database yang digunakan adalah
Google Scholar dengan jangka waktu lima tahun terakhir, yakni dari tahun
2017 hingga tahun 2022. Hasil Penelitian: dari sembilan penelitian yang
dijelaskan, bahwa menggambarkan keseluruhan informasi yang diperoleh
peneliti adalah perencanaan, pengadaan, penerimaan dan penyimpanan, serta
pendistribusian. Selain itu, didapatkan bahwa pengelolaan obat pada
pelayanan kesehatan di Sumatera Utara belum maksimal berjalan dengan baik.

KataKunci: Pelayanan Kesehatan, Kefarmasian

Abstract
In law No. 44 of 2009 concerning Hospitals article 1 paragraph 1 it is stated
that what is meant by a Hospital is a health service facility that organizes full
individual health services that provide inpatient, outpatient and emergency
services. Pharmaceutical Services is a direct and responsible service to
patients related to pharmaceutical preparations with the aim of achieving
definite results to improve the quality of life of patients. This study uses a
qualitative method with a research design that is Literature Review or
literature review. Search journal literature in research journal databases and

118

MODELING: Jurnal Program Studi PGMI


Volume 10, Nomor 3, September 2023; p-ISSN: 2442-3661; e-ISSN: 2477-667X, 118-127
Retna Wulan Rahmadhanty, Yuyun Wahyuni, Dea Amalia Putri,
Santi Mardiyah Rambe, Widya Oktaviani, Dewi Agustina

search via the internet. The database search used is Google Scholar with a
period of the last 5 years, namely from 2017 to 2022. Research Results: of the
nine studies described, that describes the overall information obtained by
researchers, namely planning, procurement, receipt and storage, and
distribution. In addition, it was found that drug management in health
services in North Sumatra had not run optimally.

Keywords : Health Services, Pharmacy

PENDAHULUAN Pemerintah terus berupaya dalam


Berdasarkan Undang-undang meningkatkan pelayanan kesehatan di
Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah masyarakat, dengan salah satu cara
Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa diantaranya adalah melakukan
yang dimaksud Rumah Sakit adalah penyediaan obat dengan harga yang
fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
menyelenggarakan pelayanan masyarakat. Sehingga penerapan
kesehatan individu secara paripurna tujuan pembangunan dibidang
dengan menyediakan pelayanan rawat kesehatan yaitu dengan menyediakan
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. sarana dan prasarana pelayanan
Rumah Sakit sebagai penyedia jasa kesehatan salah satunya seperti rumah
pelayanan kesehatan, haruslah dikelola sakit. Dengan begitu tuntutan
dengan baik untuk menaikkan kualitas masyarakat terhadap mutu pelayanan
pelayanan kesehatan. Rumah Sakit di rumah sakit menjadi semakin besar
mempunyai peranan yang begitu (Rohmani dkk, 2016).
strategis dalam upaya meningkatkan Pelayanan kesehatan masyarakat
derajat kesehatan masyarakat. yang bermutu merupakan pelayanan
Paradigma baru pelayanan kesehatan kesehatan yang cukup akan
mensyaratkan Rumah Sakit harus ketersediaan obat dalam berbagai jenis
memberi pelayanan terbaik sesuai maupun jumlah pada saat dibutuhkan.
kebutuhan dan keinginan pasien Tersedianya obat-obatan dapat dijamin
dengan tetap mengacu pada kode etik melalui pengelolaan obat yang baik dan
profesi dan medis. Perkembangan sesuai dengan standar, seperti yang
teknologi dan persaingan saat ini ditetapkan dalam Standar Pelayanan
semakin pesat dan sangat ketat, Farmasi di Rumah Sakit yang tertuang
sehingga Rumah Sakit dituntut agar dalam SK Menteri Kesehatan Nomor:
melakukan peningkatan kualitas dalam 1197/Menkes/SK/X/2004 yang
pelayanannya (Pebrianti, 2015). menyatakan bahwa “pengelolaan obat
merupakan salah satu siklus kegiatan,

MODELING, Volume 10, Nomor 3, September 2023 | 119


Analisis Manajemen Pengelolaan Obat pada Pelayanan Kesehatan di Sumatera
Utara

dimulai dari pemilihan, perencanaan, Pelayanan Farmasi Rumah Sakit


pengadaan, penerimaan, penyimpanan, merupakan bagian yang tidak dapat
pendistribusian, pengendalian, dipisahkan dari Sistem Pelayanan
penghapusan, administrasi, pelaporan kesehatan Rumah Sakit yang
dan evaluasi” berorientasi terhadap pelayanan
Mutu pelayanan yang diberikan pasien, penyediaan obat yang
rumah sakit sangat berpengaruh berkualitas, seperti pelayanan farmasi
terhadap kualitas rumah sakit dan di klinik yang masih terjangkau untuk
kepuasan pasien yang berkunjung ke semua lapisan masyarakat. Pelayanan
rumah sakit tersebut. Salah satu faktor farmasi sendiri merupakan pelayanan
yang berperan terhadap mutu penunjang yang sekaligus menjadi
pelayanan rumah sakit yaitu revenue center utama. Hal tersebut
pengelolaan obat yang dilakukan di menunjukkan bahwa lebih dari 90%
farmasi rumah sakit. Dimana pelayanan kesehatan yang ada di
pengelolaan obat perlu dilakukan untuk rumah sakit menggunakan perbekalan
mencegah terjadinya kekurangan obat kefarmasian (obat-obatan, bahan kimia,
(stock out), kelebihan obat (over stock), bahan radiologi, bahan alat kesehatan
dan pembelian obat secara cito. Ketika habis pakai, alat kedokteran (Pebrianti,
pasien tidak memperoleh pengobatan 2015).
yang semestinya dikarenakan Salah satu faktor yang sangat
ketersediaan obat yang selalu habis berpengaruh terhadap persediaan obat
atau tidak ada, akan membuat pasien di rumah sakit yaitu pengontrolan
merasa kuran dalam menerima jumlah stok obat dalam memenuhi
pelayanan dan berdampak buruk pada kebutuhan. Jika persediaan obat sedikit
citra rumah sakit tersebut (Haryanti maka permintaan untuk penggunaan
dkk, 2015). akan tidak terpenuhi dengan baik
Pelayanan kefarmasian sehingga pasien/ konsumen tidak puas,
merupakan suatu pelayanan langsung selain itu kesempatan dalam
dan bertanggungjawab terhadap pasien mendapatkan keuntungan akan hilang
yang berkaitan tentang kesediaan dan diperlukan tambahan biaya lain
farmasi dengan maksud mencapai hasil untuk mendapatkan bahan obat dengan
yang pasti dalam meningkatkan waktu yang singkat untuk memuaskan
kualitas kehidupan pasien. Dalam hal pasien/ konsumen. Kemudian jika stok
menjamin mutu pelayanan kefarmasian obat banyak dapat menyebabkan biaya
di rumah sakit, perlunya dilakukan tambahan untuk penyimpanan yang
pengendalian mutu pelayanan sangat tinggi, mungkinan obat menjadi
kefarmasian meliputi monitoring dan rusak/kadaluarsa dan timbul risiko bila
evaluasi. (Menkes RI, 2016). harga bahan/obat turun (Badaruddin,
2015).

120 | MODELING, Volume 10, Nomor 3, September 2023


Retna Wulan Rahmadhanty, Yuyun Wahyuni, Dea Amalia Putri,
Santi Mardiyah Rambe, Widya Oktaviani, Dewi Agustina

Dari uraian dan informasi diatas, HASIL DAN PEMBAHASAN


maka peneliti tertarik untuk Dari hasil penelitian yang
menganalisis masalah ini dengan judul dilakukan bertujuan untuk mengetahui
“Analisis Manajemen Pengelolaan Obat pemenuhan pelayanan obat, bahan
Pada Pelayanan Kesehatan di Sumatera medis habis pakai dan alat kesehatan
Utara”. Tujuan penelitian ini untuk pada pelayanan kesehatan di daerah
mendeskripsikan Manajemen Sumatera Utara baik Puskesmas dan
Pengelolaan Obat pada Pelayanan Rumah Sakit.
Kesehatan di Sumtera Utara. Berdasarkan analisis hasil dari
beberapa peneliti sebelumnya yang
METODE PENELITIAN menggambarkan keseluruhan
Metode penelitian yang informasi yang diperoleh peneliti
digunakan adalah metode kualitatif selama proses penelitian adalah
dengan desain Literature Review atau sebagai berikut:
tinjauan pustaka. a. Perencanaan
Penelitian ini menggunakan Perencanaan obat adalah upaya
metode kualitatif dengan desain penetapan jenis, jumlah, dan mutu obat
penelitian adalah Literature Review sesuai dengan kebutuhan. Metode
atau tinjauan pustaka. Literature perencanaan obat ada empat, yaitu
Review adalah uraian tentang hipotesis, metode konsumsi, metode morbiditas,
kesimpulan, dan bahan penelitian lain metode penyesuaian konsumsi, dan
yang dikumpulkan dari bahan referensi metode proyeksi tingkat pelayanan dari
yang akan dijadikan landasan bagi keperluan anggaran (Oscar & Jauhar,
pelaksanaan penelitian. I 2016).
Instrumen yang digunakan pada b. Pengadaan
studi ini yaitu berupa Pengadaan/permintaan obat di
handphone, laptop, jaringan pada kartu tiap Puskesmas dan Rumah Sakit
perdana operator dan wi-fi. dilaksanakan agar mendapatkan jenis
Penelusuran literatur jurnal dan jumlah obat, obat dengan kualitas
dalam database jurnal penelitian dan yang tinggi, menjamin tersedianya obat
pencarian melalui dengan sigap dan tepat
internet. Penelusuran database yang waktu. Berdasarkan hasil penelitian-
digunakan adalah Google Scholar penelitian sebelumnya, bahwa alur
dengan jangka waktu lima tahun perencanaan dalam penentuan
terakhir, yakni dari tahun 2017 hingga kebutuhan dan pengadaan obat di
tahun 2022. farmasi dimulai dari kepala
departemen yang mengusulkan obat
yang diperlukan ke instalasi farmasi
rumah sakit atau puskesmas, kemudian

MODELING, Volume 10, Nomor 3, September 2023 | 121


Analisis Manajemen Pengelolaan Obat pada Pelayanan Kesehatan di Sumatera
Utara

pengusulan akan diterima dan yang sampai ke depot farmasi


dievaluasi oleh komite pemesanan. terpenuhi dengan baik, baik untuk
Berdasarkan hasil obat-obatan, BMHP, maupun alat
penelitian, penentuan waktu dan kesehatan. Berdasarkan observasi
kedatangan obat di Puskesmas sering penelitian, 100% kebutuhan obat,
yang diajukan ke Gudang Farmasi BMHP, dan alat kesehatan untuk pasien
datang tepat waktu pada setiap yang menerima pengobatan Map
bulannya. terpenuhi. Mengingat jumlah
c. Penerimaan dan Penyimpanan kunjungan berobat di setiap Pustu,
Berdasarkan hasil observasi puskesmas seringkali menjadi
penelitian di beberapa rumah sakit puskesmas utama dalam penyediaan
prosedur penyimpanan dilakukan obat-obatan ke setiap Pustu.
sesuai dengan kelas terapi, bentuk Berdasarkan hasil beberapa
sediaan, dan jenis sediaan farmasi, penelitian sebelumnya, petugas farmasi
sebagaimana ditentukan dari temuan Puskesmas di seluruh wilayah
observasi penelitian yang dilakukan di Sumatera Utara dalam
sejumlah rumah sakit. Urutan obat, alat mendistribusikan obata-obat ke
kesehatan, dan bahan medis habis puskesmas pembantu yang ada di
pakai disusun berdasarkan abjad wilayah kerja puskesmas seiring
dengan prinsip first out, first in, dan dengan perbandingan 2:1. Karena
first out. Berdasarkan temuan Pustu di wilayah kerja puskesmas
penelitian, penerimaan dan hanya ada dua.
pemeriksaan obat di beberapa
Puskesmas seringkali diawali dengan PEMBAHASAN
pemeriksaan di dinas kesehatan, Tercapainya pelayanan kesehatan
dilanjutkan dengan pemeriksaan lain di yang optimal bagi masyarakat
gudang Puskesmas dengan meninjau ditentukan oleh ketersediaan obat di
SBBK dan mencatatnya dalam sistem pelayanan kesehatan. Menurut
akuntansi. Bentuk sediaan, First In, Oktaviani dan Baroroh (2015),
First Out, dan First Expired, First Out, manajemen obat yang efektif sangat
suhu penyimpanan, obat JKN dan non penting untuk keberhasilan
JKN, dan berdasarkan abjad atau abjad manajemen secara keseluruhan karena
sering menjadi urutan penyiapan obat mencegah perhitungan kebutuhan obat
di gudang farmasi Puskesmas. yang tidak rasional dan tidak akurat.
d. Pendistribusian Tujuan pengelolaan obat adalah untuk
Menurut hasil pengamatan memastikan bahwa masyarakat dapat
peneliti, pelayanan kefarmasian dapat memperoleh obat yang tepat pada
terselenggara dengan efektif, dan waktu yang tepat, dalam jumlah yang
semua permintaan resep rawat jalan tepat, dengan kualitas yang baik, dan

122 | MODELING, Volume 10, Nomor 3, September 2023


Retna Wulan Rahmadhanty, Yuyun Wahyuni, Dea Amalia Putri,
Santi Mardiyah Rambe, Widya Oktaviani, Dewi Agustina

dengan cara yang rasional. Hal ini juga mengobati penyakit masyarakat umum
bertujuan agar dana yang tersedia adalah semua komponen perencanaan
dapat digunakan dengan sebaik- obat.
baiknya dan konsisten untuk Menurut Febriawati (2013),
memenuhi kebutuhan masyarakat yang dalam perencanaan setidaknya dikenal
datang ke unit pelayanan kesehatan tiga metode perencanaan yaitu metode
dasar untuk berobat. konsumsi metode epidemiologi dan
Berdasarkan Peraturan Menteri metode kombinasi. Metode konsumsi
Kesehatan No. ini didasarkan atas analisa data
1197/Menkes/SK/X/2004. Tentang konsumsi perbekalan farmasi periode
Standar Pelayanan Farmasi Rumah sebelumnya dengan berbagai
Sakit “Pengelolaan obat adalah suatu penyesuaian. Metode epidemiologi
siklus kegiatan yang dimulai dari didasarkan pada pola penyakit, data
pemilihan, perencanaan, pengadaan, jumlah kunjungan, frekuensi penyakit
penerimaan, penyimpanan, dan standar pengobatan yang ada.
pendistribusian, pengendalian, Metode kombinasi merupakan
penghapusan, penatausahaan, kombinasi metode konsumsi dan
pelaporan, dan evaluasi." metode epidemiologi.
a. Perencanaan Ada sejumlah faktor internal dan
Perencanaan merupakan inti dari eksternal yang mempengaruhi jumlah
kegiatan manajemen karena semua dana yang dialokasikan untuk belanja
kegiatan manajemen diatur dan farmasi. Anggaran pendapatan rumah
diarahkan oleh perencanaan, maka sakit (BLUD) dan anggaran subsidi
perencanaan merupakan inti dari pemerintah daerah (APBD) merupakan
semua kegiatan manajemen. dua anggaran yang digunakan untuk
Perencanaan kebutuhan farmasi mengalokasikan dana belanja
merupakan suatu proses yang operasional.
menggunakan metode yang dapat Rumah sakit harus berhati-hati
dipertanggungjawabkan dan dasar dalam menyusun rencana untuk
perencanaan yang telah ditetapkan memenuhi semua kebutuhan belanja
sebelumnya untuk memilih jenis, operasional, termasuk belanja farmasi,
jumlah, dan harga perbekalan farmasi karena pandemi Covid-19 berdampak
berdasarkan kebutuhan dan anggaran pada pengurangan besaran subsidi
guna mencegah terjadinya kelangkaan belanja operasional rumah sakit yang
obat (Febriawati, 2013). Mengamati diberikan oleh pemerintah daerah.
ketersediaan pedoman perencanaan Dengan demikian, dana belanja
kebutuhan obat, menentukan jumlah operasional rumah sakit ditopang oleh
obat yang dibutuhkan, dan menentukan pendapatan BLUD rumah sakit.
ketersediaan obat esensial untuk

MODELING, Volume 10, Nomor 3, September 2023 | 123


Analisis Manajemen Pengelolaan Obat pada Pelayanan Kesehatan di Sumatera
Utara

Dengan sedikit penyesuaian pada Puskesmas. Sedangkan ke Gudang


proses perencanaan pengeluaran dan Farmasi dilakukan setiap bulan.
penerapan metode konsumsi, c. Penerimaan dan Penyimpanan
penelitian menunjukkan bahwa Kegiatan manajemen yang
meskipun dana belanja farmasi dilakukan ketika obat datang ke
terbatas, namun dapat digunakan pelayanan kesehatan dengan
secara optimal dan rasional untuk memeriksa jenis dan jumlah sesuai
memastikan bahwa semua obat bekas tidak dengan dokumen yang
digunakan sesuai dengan kebutuhan menyertainya merupakan definisi dari
lapangan. penerimaan dan pemeriksaan obat.
b. Pengadaan Pemeriksaan obat yang datang
Pengadaan atau permintaan obat dilaksanakan oleh petugas pengelola
di Puskesmas dilaksanakan untuk obat pada saat pengamprahan di
mendapatkan jenis serta jumlah obat, Gudang Farmasi Kabupaten (GFK)
obat dengan kualitas yang tinggi, serta terlebih dahulu kemudian diperiksa
menjamin tersedianya obat dengan kembali saat di gudang Puskesmas
sigap dan tepat waktu. Pengadaan atau serta dicatat di dalam pembukuan
permintaan obat harus melihat dan Puskesmas. Pemeriksaan obat
mempertimbangkan bahwa obat harus dilakukan dengan memperhatikan
sesuai dengan jenis dan jumlah obat jumlah obat, keadaan fisik obat dan
yang telah direncanakan. Kriteria obat tanggal kadaluarsa obat. Hal ini
dan perbekalan kesehatan, persyaratan dilakukan agar jenis, jumlah dan mutu
pemasok, penentuan waktu pengadaan obat dapat dilihat langsung.
dan kedatangan obat, penerimaan dan Guna petugas yang bertanggung
pemeriksaan obat dan perbekalan jawab yaitu sebagai penerima
kesehatan, dan pemantauan status perbekalan farmasi di Depo Pusat
pesanan merupakan hal-hal yang perlu jantung terpadu, semua perbekalan
diperhatikan dalam pengadaan obat farmasi yang diterima diperiksa ulang
dan perbekalan kesehatan. sesuai dengan spesifikasi pada order
Pelayanan obat di Puskesmas pengamprahan depo ke gudang
Sering diajukan oleh Kepala Puskesmas instalasi rumah sakit. Persediaan
kepada Kepala Dinas Kesehatan farmasi yang sudah diterima dan sudah
Kabupaten dengan menggunakan dilakukan pemeriksaan segera
format Laporan Pemakaian dan Lembar disimpan di ruang penyimpanan sesuai
Permintaan Obat (LPLPO). Setiap dua dengan standar penyimpanan.
tahun sekali dilakukan pengadaan obat Penyimpanan merupakan bagian
dengan membuat Laporan Pemakaian inti dalam pengelolaan obat, supaya
dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) obat tetap aman (tidak hilang, tidak
yang telah disetujui oleh Kepala rusak dan kualitasnya tetap terjaga).

124 | MODELING, Volume 10, Nomor 3, September 2023


Retna Wulan Rahmadhanty, Yuyun Wahyuni, Dea Amalia Putri,
Santi Mardiyah Rambe, Widya Oktaviani, Dewi Agustina

Penyimpanan obat yang tepat dan penyerahan obat ke pasien. Mekanisme


sesuai standar pengamanan yang sudah pendistribusian obat yaitu
ditetapkan akan mempermudah dalam menyalurkan obat ke unit-unit bawah
menjaga stok obat yang telah di Puskesmas untuk memberikan
persiapkan. Untuk tidak mempersulit pelayanan kesehatan kepada
petugas dalam menjaga stok obat yang masyarakat. Mekanisme
telah disediakan, dibutuhkan ruang pendistribusian obat yang dilakukan di
penyimpanan obat yang mumpuni serta Puskesmas Sering pada setiap
disesuaikan dengan standar Puskemas Pembantu (PUSTU)
pengamanan yang telah ditetapkan. dilakukan melihat LPLPO yang
d. Pendistribusian dilaporkan Pustu ke Puskesmas Sering
Pendistribusian obat di depo sebagai puskesmas induk. Selanjutnya
farmasi jantung terpadu dibagi menjadi dilihat dari jumlah kunjungan yang
dua jenis yaitu distribusi untuk pasien berobat ke Pustu tersebut.
rawat jalan dan distribusi untuk pasien Pada tahap pendistribusian obat,
rawat inap. Distribusi obat resep sistem administrasi baik di unit farmasi
individu dilakukan untuk pasien rawat rawat jalan, rawat inap dan di gudang
jalan. Obat tersebut ditebus di tempat farmasi belum dilakukan secara
pelayanan farmasi dengan membawa optimal meski SDM yang tersedia sudah
resep finstruksi pengobatan dari mencukupi. Hal ini diakibatkan karena
dokter. pencatatan masih dilakukan manual
Adapun pelayanan farmasi karena belum optimalnya Sistem
tersebut di instalasi farmasi rumah Informasi Logistik RS yang ada,
sakit yaitu apotik baik yang ada di sehingga staff farmasi membutuhkan
rumah sakit maupun di luar rumah waktu yang lama agar dapat
sakit. mencocokkan antara catatan stok dan
Sedangkan untuk pasien rawat jumlah fisik obat. Selain itu juga, aspek
inap menggunakan sitem distribusi Sumber Daya Manusia (SDM) turut
dosis unit. Obat dosis unit yaitu obat menjadi faktor penting dalam menjaga
yang diresepkan oleh dokter untuk mutu pengelolaan obat.
penderita, terdiri atas satu atau
beberapa jenis obat yang dikemas SIMPULAN
terpisah dengan dosis tunggal yang Dari sembilan penelitian yang
cukup untuk suatu waktu tertentu. telah dipaparkan diketahui bahwa
Pendistribusian obat adalah pengelolaan obat pada pelayanan
kegiatan untuk menyalurkan obat yang kesehatan di Sumatera Utara belum
bermutu dan terjamin serta tepat jenis maksimal berjalan dengan baik. Masih
dan jumlahnya dari gudang obat ke unit terdapat kekurangan seperti
pelayanan kesehatan termasuk kekurangan dana pada pengadaan obat,

MODELING, Volume 10, Nomor 3, September 2023 | 125


Analisis Manajemen Pengelolaan Obat pada Pelayanan Kesehatan di Sumatera
Utara

pendistribusian obat sudah dilakukan https://jurnal.unds.ac.id/index.ph


dengan baik, namun sarana dan p/kds/article/view/119
prasarananya masih kurang, tidak Cholilah, C., Wijayanti, T., & Satibi, S.
adanya alat elektronik pada pelayanan (2021). Analisis Mutu Pengelolaan
kesehatan, agar lebih memudahkan dan Obat di Puskesmas Kota Tegal.
lebih cepat dalam melakukan JURNAL MANAJEMEN DAN
pelaporan dan pencatatan. Masih PELAYANAN FARMASI (Journal of
belum terpenuhinya SDM kefarmasian Management and Pharmacy
di berbagai daerah terpencil, serta Practice), 11(4), 274.
sarana dan prasarana yang belum https://doi.org/10.22146/jmpf.69
mencukupi untuk di daerah terpencil. 095
Gurning, F. P., Siregar, S. F., Siregar, U. R.,
SARAN Rusmayanti, R., & Nurhasanah, F.
Dari hasil literature review (2021). Analisis Manajemen
merekomendasikan perlunya Pengelolaan Obat Pada Masa
pemerataan SDM kefarmasian di Pandemi Di Puskesmas Sering
berbagai daerah, serta memperhatikan Kecamatan Medan Tembung.
sarana dan prasarana tempat Jurnal Kesehatan Masyarakat
penyimpanan obat. Untuk perencanaan (Undip), 9(5), 688–695.
obat sebaiknya pihak puskemas agar https://doi.org/10.14710/jkm.v9i
selalu memperhatikan stok awal dan 5.30742
sisa stok pemakaian rata – rata Hanjaya, Fitriani, A. D., & Syamsul, D.
perbulan. (2021). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Ketersediaan Obat
DAFTAR RUJUKAN di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Anggraeni, R., & Gultom, R. P. J. (2021). Umum Daerah DR. Pirngadi Kota
Evaluasi Mutu Pengelolaan Obat di Medan Tahun 2020. Journal of
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Healthcare Technology and
Umum Imelda Pekerja Indonesia Medicine, 7(1), 14–24.
Medan. Jurnal Pharmascience, 8(1), http://jurnal.uui.ac.id/index.php/
125. JHTM/article/view/1338/665
https://doi.org/10.20527/jps.v8i Indriana, Y. M., Darmawan, E. S., & Sjaaf,
1.9608 A. C. (2021). Analisis Pengelolaan
Arwani, H., & Batubara, S. (2022). Obat di Instalasi Farmasi RSUA
Evaluasi Manajemen Pengelolaan Tahun 2020. Promotif : Jurnal
Obat Di Instalasi Farmasi Rumah Kesehatan Masyarakat, 11(1), 10–
Sakit Umum Daerah Tapanuli 19.
Selatan. Kapital Deli Sumatera, https://doi.org/10.56338/pjkm.v
1(1). 11i1.1512

126 | MODELING, Volume 10, Nomor 3, September 2023


Retna Wulan Rahmadhanty, Yuyun Wahyuni, Dea Amalia Putri,
Santi Mardiyah Rambe, Widya Oktaviani, Dewi Agustina

Siahaan, D. N. dan, & Hamzah, N. F. P. rumkit tentara tk. iv


(2017). Analisis Pengelolaan pematangsiantar. 14(1), 1–5.
Manajemen Logistik Di Depo Sukma, Tika Melati. (2021). Analisis
Farmasi Pusat Jantung Terpadu Manajemen Pengelolaan Obat Pada
Rsup H. Adam Malik. Jurnal Stikna, Masa Pandemi Covid-19 Di
01(02), 148. Puskesmas Aek Korsik Kabupaten
https://www.jurnalstikna.com/in Labuhan Batu Utara. Skrisi
dex.php/js/article/view/12 :http://repository.uinsu.ac.id/133
Sistem, P., & Persediaan, I. (2022). 95/1/SKRIPSI%20TIKA%20MEL
Perancangan sistem informasi ATI%20SUKMA%20.pdf
persediaan obat pada apotek

MODELING, Volume 10, Nomor 3, September 2023 | 127

Anda mungkin juga menyukai