Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA PASIEN


DI PUSKESMAS PURWODADI

Oleh :

Maya Ulfa, S.Si.,Apt

NIP.

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASURUAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah yang berjudul “Pelayanan Informasi Obat Pada Pasien Di Puskesmas


Purwodadi” telah disahkan dan disetujui pada :

Hari :
Tanggal :

Disetujui Oleh:

Direktur Dinas Kesehatan Tim Penilai


Kabupaten Pasuruan
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................4
1.3. Tujuan Penelitian..............................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................7
2.1 Tinjauan Pustaka.....................................................................................7
2.1.1. Definisi Informasi Obat.................................................................7
2.1.2. Definisi Pelayanan Informasi Obat................................................7
2.1.3. Tujuan Pelayanan Informasi Obat.................................................8
2.1.4. Sasaran Informasi Obat..................................................................8
2.1.5. Kegiatan Pelayanan Informasi Obat..............................................8
2.2 Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.....................................11
2.3 Puskesmas..............................................................................................14
2.3.1. Definisi Puskesmas................................................................….14
2.3.2. Sumber Daya Manusia di Puskesmas.........................................15
2.3.3. Sarana dan Prasarana di Puskesmas............................................15
2.3.4. Tugas dan Fungsi Puskesmas......................................................17
2.3.5. Tugas Pokok Apoteker................................................................17
2.3.6. Profil Puskesmas Purwodadi.......................................................18
2.3.7. Visi dan Misi Puskesmas Purwodadi..........................................21
BAB III PENUTUP..........................................................................................33

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2016

tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Standar Pelayanan

Kefarmasian di Puskesmas meliputi pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan

Medis Habis Pakai serta pelayanan farmasi klinik. Pelayanan farmasi klinik

yang dilakukan meliputi pengkajian dan pelayanan resep, pelayanan

informasi obat , konseling, visite pasien (khusus puskesmas rawat inap),

monitoring efek samping obat, pemantauan terapi obat, serta evaluasi

penggunaan obat. Salah satu bentuk pelayanan kefarmasian adalah

pelayanan informasi obat kepada pasien.

Pelayanan Informasi Obat sangat diperlukan bagi pasien. Karena

informasi obat yang lengkap dapat menentukan keberhasilan suatu terapi

yang dilakukannya sendiri dirumah terutama pasien rawat jalan (Prasetya,

2009). Pemberian informasi obat memiliki peranan penting untuk mencapai

hasil pengobatan yang optimal, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup

pasien. Dampak dari tidak adanya pelayanan informasi obat salah satu

contohnya yaitu jika pasien memiliki resep lebih dari 1 obat, kemungkinan

terdapat adanya interaksi obat maupun efek samping obat meningkat.

Semakin tingginya kesadaran masyarakat dalam meningkatkan derajat

kesehatan, para petugas kefarmasian pun dituntut meningkatkan

1
2

kemampuan dan kecakapan dalam rangka mengatasi permasalahan yang

timbul dalam Pelaksanaan Pelayanan Informasi Obat kepada masyarakat

(Apriansyah, 2017).

Peran Apoteker dalam pelayanan informasi obat sangatlah penting,

apabila informasi obat tidak diberikan oleh orang yang berkompetensi

dibidang kefarmasian maka akan berdampak buruk pada pasien atau

masyarakat. Jika peran dan tanggung jawab pelayanan kefarmasian

dijalankan dengan benar kepada pasien, maka masalah terkait obat seperti

penggunaan obat tanpa indikasi, indikasi yang tidak terobati, dosis obat

terlalu tinggi, serta interaksi obat dapat dihindari (Mayefis dkk, 2015).

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, di

bidang kefarmasian telah terjadi pergeseran orientasi Pelayanan

Kefarmasian dari pengelolaan obat sebagai komoditi kepada pelayanan yang

komprehensif (pharmaceutical care) dalam pengertian tidak saja sebagai

pengelola obat namun dalam pengertian yang lebih luas mencakup

pelaksanaan pemberian informasi untuk mendukung penggunaan obat yang

benar dan rasional (Anggraeni dan Rochmawati, 2018). Hal- hal yang perlu

disampaikan mengenai Pemberian Informasi Obat kepada pasien antara lain

nama obat, sediaan obat, dosis obat, cara pakai obat, penyimpanan obat,

indikasi obat, kontra indikasi obat, stabilitas obat, efek samping obat, dan

interaksi obat (Permenkes RI, 2016).


3

Banyak Apoteker yang belum sepenuhnya menunjukkan perannya

untuk memberikan pelayanan informasi obat secara lengkap kepada pasien,

hal ini tertera jelas dalam hasil penelitian terbaru sebelumnya (Adityawati

dkk, 2016) di Puskesmas Grabag 1 menunjukkan bahwa pelayanan

informasi obat tentang bentuk sediaan telah terealisasi 96%, tentang dosis

obat 98%, tentang indikasi obat 96%, kontra indikasi 2%, efek samping obat

39%, informasi interaksi obat 12%, penyimpanan dan stabilitas 0%.

Faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pelayanan

informasi obat di Puskesmas Purwodadi salah satunya adalah pelayanan

informasi mengenai obat yang belum diberikan secara lengkap kepada

pasien pada saat penyerahan obat, padahal informasi tersebut akan

meningkatkan kehendak pasien untuk berpartisipasi aktif dalam

menggunakan obat sehingga mempercepat penyembuhan penyakit

(Adityawati, 2016).

Berdasarkan hasil observasi yang didapatkan peneliti di Puskesmas

Purwodadi kepada beberapa pasien rawat jalan pada bulan Oktober 2022,

masih sering terjadi pemberian informasi yang belum diberikan secara

lengkap seperti kontra indikasi dan penyimpanan obat. Puskesmas

Purwodadi sendiri merupakan salah satu puskesmas di kabupaten

Pasuruan yang ramai pengunjung.

Penulis tertarik untuk mengambil masalah ini karena untuk

mewujudkan pelayanan informasi obat sesuai standar yaitu dengan

meningkatkan kualitas hidup pasien. Hal penting yang harus dilakukan


4

adalah dengan pelayanan informasi obat yang lebih baik. Karena belum

semua pasien tahu dan sadar akan apa yang harus dilakukan tentang obat-

obatnya, oleh sebab itu untuk mencegah kesalahgunaan, penyalahgunaan,

dan adanya interaksi obat yang tidak dikehendaki, pelayanan informasi obat

sangat diperlukan (Setia, 2018)

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang “Evaluasi Pelayanan Informasi Obat pada

pasien di Puskesmas Purwodadi”.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelayanan Informasi Obat

2.1.1 Definisi Informasi Obat

Informasi Obat adalah setiap data atau pengetahuan objektif,

diuraikan secara ilmiah dan terdokumentasi mencakup farmakologi,

toksikologi, dan penggunaan terapi obat (Kurniawan dan Chabib,

2010). Sedangkan Pemberian Informasi Obat merupakan bagian dari

pelayanan farmasi yang meliputi pemilihan, penggunaan, penetapan

obat, serta cara pemberian obat yang tepat dan kepatuhan penderita

(Arifatulah dkk, 2017).

2.1.2 Definisi Pelayanan Informasi Obat

Pelayanan Informasi Obat adalah kegiatan penyediaan dan

pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat,

komprehensif, terkini, oleh Apoteker kepada pasien, masyarakat,

professional kesehatan yang lain, dan pihak- pihak yang memerlukan

(Kurniawan dan Chabib, 2010). Menurut (Permenkes RI, 2016)

Pelayanan Informasi Obat adalah pelayanan yang dilakukan oleh

Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini

kepada Dokter, Apoteker, Perawat, profesi kesehatan lainnya dan

pasien. Dapat disimpulkan bahwa pelayanan informasi obat adalah

kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker dalam pemberian informasi


9

mengenai informasi obat yang tidak memihak, dievaluasi dengan

kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan obat

kepada profesi lain, pasien atau masyarakat.

2.1.3 Tujuan Pelayanan Informasi Obat

Tujuan Pelayanan Informasi Obat antara lain (Kurniawan dan Chabib,

2010) :

1. Menunjang ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional,

berorientasi kepada pasien, tenaga kesehatan dan pihak lain.

2. Menyediakan dan memberikan informasi obat kepada pasien,

tenaga kesehatan, dan pihak- pihak lain.

3. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan- kebijakan

yang berhubungan dengan obat terutama bagi panitia farmasi

terapi atau komite farmasi terapi di rumah sakit

2.1.4 Sasaran Informasi Obat

Sasaran Informasi Obat antara lain (Kurniawan dan Chabib, 2010) :

1. Pasien dan atau keluarga pasien.

2. Tenaga kesehatan : Dokter, Dokter gigi, Apoteker, Perawat,

Bidan, Asisten apoteker, dan lain- lain.

3. Pihak lain : manajemen, tim atau kepanitiaan klinik, dan lain- lain

2.1.5 Kegiatan Pelayanan Informasi Obat

Menurut (Kurniawan dan Chabib, 2010) kegiatan pelayanan

informasi obat meliputi :


10

a. Pelayanan

Kegiatan pelayanan informasi obat berupa penyediaan dan

pemberian informasi obat yang bersifat aktif atau pasif. Pelayanan

bersifat aktif apabila Apoteker pelayanan informasi obat

memberikan informasi obat dengan tidak menunggu pertanyaan,

tetapi secara aktif memberikan informasi obat, misalnya penerbitan

bulletin, brosur, leaflet, seminar dan sebagainya. Pelayanan bersifat

pasif apabila Apoteker pelayanan informasi obat memberikan

informasi obat sebagai jawaban atas pertanyaan yang

diterima.Pelayanan informasi obat yang diberikan hendaknya

bersifat terkini, utuh dan terevaluasi yang ditujukan kepada petugas

kesehatan professional, instansi pemerintah dan swasta, serta

masyarakat umum.

b. Pendidikan

Kegiatan pendidikan oleh suatu layanan informasi obat

dapat bervariasi tergantung rumah sakit tersebut tergolong rumah

sakit pendidikan atau tidak. Untuk rumah sakit pendidikan,

kegiatan pelayanan informasi obat dapat merupakan kegiatan

formal dengan ikut berpasrtisipasi dalam program pendidikan

kepada mahasiswa farmasi yang sedang praktik kerja lapangan atau

mahasiswa lain yang berkaitan dengan obat. Program pendidikan

ini dapat dilakukan di dalam atau di luar rumah sakit dengan


11

memberikan kuliah atau mempublikasikan topik- topik yang

relevan dengan pelayanan informasi obat.

c. Pelatihan

Pelatihan dalam pengelolaan suatu pelayanan informasi

obat sangat diperlukan bagi personil kunci, seperti pelatihan

penelusuran informasi obat, evaluasi pustaka, pengembangan

publikasi, perencanaan, dan pendanaan berkelanjutan. Suatu

pelyanan informasi obat yang besar harus secara ideal memiliki

struktur karir yang mirip dengan lembaga akademik atau

pendidikan.

d. Penelitian

Kegiatan penelitian dapat berupa pemberian dukungan

informasi terhadap evaluasi penggunaan obat dan studi penggunaan

obat.Evaluasi Penggunaan Obat adalah suatu program jaminan

mutu penggunaan obat di suatu rumah sakit. Program evaluasi

penggunaan obat dikembangkan untuk menjamin peresepan dan

penggunaan obat yang aman, rasional dan terjangkau.

e. Kegiatan Lain

Kegiatan lain layanan informasi obat antara lain

melaksanakan evaluasi pustaka produk obat baru, menerbitkan

bulletin tentang tinjauan pemakaian obat dan penulisan resep yang

rasional, memulai dan mempromosikan pelayanan farmasi klinis.


12

2.2 Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2016

tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Standar Pelayanan

Kefarmasian di puskesmas meliputi pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan

Medis Habis Pakai serta pelayanan farmasi klinik. Pelayanan farmasi klinik

yang dilakukan meliputi pengkajian dan pelayanan resep, pelayanan

informasi obat , konseling, visite pasien (khusus puskesmas rawat inap),

monitoring efek samping obat, pemantauan terapi obat, serta evaluasi

penggunaan obat. Salah satu bentuk pelayanan kefarmasian adalah

pemberian informasi obat, informasi obat yang diberikan meliputi :

1. Nama Obat

Nama obat yaitu informasi mengenai identitas atau nama dari suatu

obat (Cindy, 2019).

2. Sediaan Obat

Bentuk sediaan obat meliputi (Priyanto, 2010) :

a. Sediaan padat : pulveres, tablet, kapsul, suppositoria, kaplet, pellet,

dan lozenge.

b. Sediaan setengah padat : salep, krim, pasta dan jelli.

c. Sediaan cair :larutan, sirup, eliksir, guttae, injeksi, enema, gargarisma,

douche, suspense, emulsi dan infusa.

d. Sediaan Gas : aerosol dan gas.


13

3. Dosis Obat

Dosis Lazim merupakan petunjuk yang tidak mengikat, tetapi

digunakan sebagai pedoman umum. Misalnya, CTM (4 mg per tablet)

disebutkan dosis lazimnya 6- 16 mg/hari dan dosis maksimumnya 40

mg/hari. Jika seseorang minum 3x sehari 2 tablet, dosis maksimumnya

belum dilampaui. Tetapi hal ini dianggap tidak lazim, karena dengan

3xsehari 1 tablet saja sudah dapat dicapai efek terapi yang optimum

(Syamsuni, 2012).

4. Cara pakai Obat

Cara pemakaian Obat antara lain (Sulanjani dkk, 2013) :

a. Cara pemakaian Oral (pemberian obat melalui mulut).

b. Cara pemakaian obat tetes mata.

c. Cara pemakaian obat salep mata.

d. Cara pemakaian obat tetes hidung.

e. Cara pemakaian obat semprot hidung.

f. Cara pemakaian obat tetes telinga.

g. Cara pemakaian obat supositoria.

h. Cara pemakaian obat krim atau salep rectal.

5. Cara pemakaian obat vaginal Penyimpanan Obat

Penyimpanan obat secara umum (Ni’mah, 2019) :

a. Jauhkan dari jangkauan anak- anak.

b. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
14

c. Simpan obat ditempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari

langsung atau ikuti aturan yang tertera pada kemasan.

d. Jangan tinggalkan obat dalam mobil dalam jangka waktu lama karena

suhu yang tidak stabil dalam mobil dapat dapat merusak sediaan obat

dan jangan simpan obat yang telah kadaluarsa.

6. Indikasi Obat

Bahwa harus diperlakukan dengan cara tertentu, baik dengan diberi

pengobatan atau menjalani terapi tertentu (Fauziah, 2019).

7. Kontra indikasi Obat

Kontra indikasi yaitu situasi obat dimana obat atau terapi tertentu

tidak dianjurkan karena dapat meningkatkan risiko (Fauziah, 2019).

8. Stabilitas Obat

Stabilitas merupakan ketahanan suatu produk sesuai dengan batas-

batas tertentu selama penyimpanan dan penggunaannya atau umur

simpan suatu produk dimana suatu produk tersebut masih mempunyai

sifat dan karakteristik yang sama seperti pada waktu pembuatan (Fauziah

2019).

9. Efek samping Obat

Efek samping obat dapat diumpamakan sebagai puncak suatu

piramida yang berisi semua masalah berkaitan dengan terapi obat.

Masalah yeng berhubungan dengan dengan terapi obat meliputi semua

masalah yang berpotensi memengaruhi keberhasilan farmakoterapi pada

pasien yang diberi obat (Syamsudin, 2011).


15

10. Interaksi obat

Interaksi obat terjadi apabila efek dari suatu obat berubah dengan

adanya obat lain, obat herbal, makanan, minuman, atau zat kimia

lainnya. Bila pasien mengonsumsi dua atau lebih obat secara

bersamaan mempunyai potensi untuk terjadinya interaksi obat dapat

meningkat atau berkurang (Sjahadat, 2013).

2.3 Puskesmas

2.3.1 Definisi Puskesmas

Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan

fungsional yang merupakan pusat kesehatan masyarakat yang juga

membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan

secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah

kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Adiasmito dalam Stevani,

2018).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014

tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,

dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk

mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya di

wilayah kerjanya.
16

2.3.2 Sumber Daya Manusia di Puskesmas

Sumber daya manusia di puskesmas terdiri atas tenaga

kesehatan dan tenaga non kesehatan. Tenaga kesehatan meliputi

dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat,

tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium biomedis,

tenaga gizi, dan tenaga kefarmasian yang bekerja sesuai dengan

standar profesi, pelayanan, prodesur operasional, etika profesi,

menghormati hak pasien, dan mengutamakan kepentingan dan

keselamatan pasien. Tenaga non kesehatan dapat mendukung kegiatan

ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan

operasional lain di puskesmas (Depkes RI, 2014).

2.3.3 Sarana dan Prasarana di Puskesmas

Prasarana adalah tempat, fasilitas dan peralatan yang secara

tidak langsung mendukung pelayanan kefarmasian. Sedangkan sarana

adalah suatu tempat, fasilitas dan peralatan yang secara langsung

terkait dengan pelayanan kefarmasian. Dalam upaya mendukung

pelayanan kefarmasian di puskesmas diperlukan prasarana dan sarana

yang memadai disesuaikan dengan kebutuhan masing- masing

puskesmas dengan memperhatikan luas cakupan, ketersediaan ruang

rawat inap, jumlah karyawan, angka kunjungan dan kepuasan pasien


17

Prasarana dan Sarana yang harus dimiliki puskesmas untuk

meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian adalah sebagai berikut

(Depkes RI, 2014) :

1. Papan nama “Apotek” atau “kamar obat” yang dapat terlihat jelas

oleh pasien.

2. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien.

3. Peralatan penunjang pelayanan kefarmasian antara lain timbangan

gram dan milligram, mortir stamper, gelas ukur, corong, rak alat-

alat, dan lain- lain.

4. Tersedia tempat dan alat untuk mendisplai informasi obat bebas

dalam upaya penyuluhan pasien, misalnya untuk memasang poster,

tempat brosur, leaflet, booklet dan majalah kesehatan.

5. Tersedia sumber informasi dan literatur obat yang memadai untuk

pelayanan informasi obat antara lain Farmakope Indonesia edisi

terakhir, Informasi Spesialite Obat, dan Informasi Obat National

Indonesia.

6. Tersedia tempat dan alat untuk melakukan peracikan obat yang

memadai.

7. Tempat penyimpanan obat khusus seperti lemari es untuk

suppositoria, serum dan vaksin, dan lemari terkunci untuk

penyimpanan narkotika sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.


18

8. Tersedia kartu stok untuk masing- masing jenis obat atau komputer

untuk pemasukan dan pengeluaran obat, termasuk tanggal

kadaluarsa obat dapat dipantau dengan baik.

9. Tempat penyerahan obat yang memadai, yang memungkinkan

untuk melakukan pelayanan informasi obat (Depkes RI, 2014).

2.3.4 Tugas dan Fungsi Puskesmas

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan

kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

Sedangkan fungsi puskesmas yaitu penyelenggaraan UKM tingkat

pertama di wilayah kerjanya dan penyelenggaraan UKP tingkat

pertama di wilayah kerjanya (Kemenkes RI, 2014).

2.3.5 Tugas Pokok Apoteker

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 tahun 2016,

tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, tugas Apoteker

adalah dibidang Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis

Pakai serta dalam bidang Pelayanan Farmasi Klinik.

Pengeloaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai

meliputi (Permenkes, 2016) :

1. Perencanaan Kebutuhan.

2. Permintaan.

3. Penerimaan.

4. Penyimpanan.
19

5. Pendistribusian.

6. Pengendalian.

7. Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan.

8. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan.

Pelayanan Farmasi Klinik meliputi (Permenkes, 2016) :

1. Pengkajian resep, penyerahan obat, dan pemberian informasi

obat.

2. Pelayanan Informasi Obat (PIO).

3. Konseling.

4. Ronde atau visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap).

5. Pemantauan dan pelaporan efek samping obat.

6. Pemantauan terapi obat.

7. Evaluasi penggunaan obat.

2.3.6 Profil Puskesmas Purwodadi

Nomor Kode Puskesmas : P 351.409.0203


Nama Puskesmas : Purwodadi
Kecamatan : Purwodadi
Kabupaten : Pasuruan
Propinsi : Jawa Timur
Tahun : 2014

Kondisi Umum

1. Letak Geografis

a. Lokasi wilayah kerja:

- Berada di kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan


- Jarak dengan ibu kota Kabupaten : 30 Km
- Jarak dengan ibu kota Propinsi : 48 Km
- 40% dilalui jalan Propinsi Surabaya-Malang
- 100% dilalui jalan kabupaten

b. Batas-batas
- Utara : Kecamatan Purwosari
- Timur : Kecamatan Tutur
20
- Selatan : Kecamatan Lawang
- Barat : Kecamatan Sukorejo

Geologis

1. Luas Wilayah Kerja:

- Luas wilayah kerja : 75,57 Km


- Dataran rendah : 25%
- Dataran tinggi : 75%

2. Jangkauan Desa:
- Puskesmas Purwodadi terdiri dari 13 desa dan semuanya dapat dilalui kendaraan
roda 4 dan roda 2

1. Desa Purwodadi 8. Desa Parerejo


2. Desa Dawuhan 9. Desa Pucangsari
3. Desa Gerbo 10. Desa Tambaksari
4. Desa Lebakrejo 11. Desa Gajahrejo
5. Desa Cowek 12. Desa Sentul
6. Desa Capang 13. Desa Jatisari
7. Desa Semut

1. Karakteristik Daerah:
- Termasuk daerah wisata
- Daerah Industri
2. Peta Wilayah Puskesmas Purwodadi:

sumber: data sekunder, tidak diolah


21
Susunan Kepegawaian
1. Dokter : 2 Orang
2. Dokter Gigi : 1 Orang
3. Sarjana Kesehatan Masyarakat : 2 Orang
4. Bidan : 13 Orang
5. Bidan Desa : 13 Orang
6. Perawat : 18 Orang
7. Perawat Gigi : 1 Orang
8. Sanitarian : 1 Orang
9. Petugas Gizi : 2 Orang
10. Asisten Apoteker/ Apoteker : 1/1 Orang
11. Analis Laboratorium : 2 Orang
12. Juru Imunisasi : 0 Orang
13. Tenaga Administrasi : 14 Orang
14. Sopir/ Penjaga : 3/2 Orang
15. Pelaksana Fisioterapi : 1 Orang
16. Pelaksana Radiologi : 0 Orang
17. Cleaning Service : 4 Orang
18. Dapur/Laundary : 1/1 Orang

Jenis Pegawai

1. PNS/ CPNS : 40/ 3 Orang


2. Kontrak : 5 Orang
3. PTT : 0 Orang
4. Sukwan : 30 Orang
5. Ponkesdes : 3 Orang
22

Struktur Organisasi Puskesmas Purwodadi Kabupaten Pasuruan

Kepala UPTD Kesehatan Puskesmas

dr.Meita Devi R,M.Kes Kepala Sub


Bagian Tata
Usaha
Mamik Sri Mulyani

Sistem Informasi Umum dan


Puskesmas Keuangan Kepegawaian
Isfantina
Sri Widayati
Elmi Nuriati Siti Rubakyah

dr.Sudjarwo

UpayaKesehatanMas UpayaKesehatanPerorangan Jaringan Puskesmas danJejaring


yarakat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
dr.Melina Budiarti dr.Ramanawati Fatkhur Rohman,S.KM

Essensial Pengembangan RawatJalan UGD Rawat Unit One Laboratoriu Farmasi Radiologi JaringanPuskesmas Jejaring Fasilitas
Inap/Home Day Care m Pelayanan
Siti Ruba’iyah,SST drg.Rizal Edwindra dr.Raman Totok Rudi dr.Melina
Care Totok Rudi Nurul Dian Lailatul Lilik RiskaKesehatan
Dwi
H.Amd.Kep H.Amd.Kep Efendi ,Amd.A Wulaningtyas,S
awati Budiarti Maghfiroh,Amd Suprihatin,Amd.Ke Kurniawati ,Amd.K
nalis .Si,Apt
.Rad b L

Promosi Kesehatan : Kesehatan Gigi dan PoliUmum : Puskesmas Pembantu Rumah Sakit
Fatkhur Rohman,S.KM Mulut : dr.Ramanawati Gerbo : Nugraheni Rahmatika F,Amd.Keb. Klinik
Kesehatan Lingkungan : drg.Rizal Edwindra Poli Gigi : drg.Rizal Pucangsari : Lilik Suprihatin,Amd.Keb Apotek
Edwindra Gajahrejo : Ribut Sumarno Laboratorium
Riska Dwi Kesehatan Jiwa :
Poli KIA/KB : Siti Fasilitas Pelayanan
Kurniawati ,Amd.KL Endang Puskesmas Keliling : Edy Sudibyo
Ruba’iyah,SST. Kesehatan Lainnya
Kesehatan ibu, anak dan KB : Astutik,Amd.Kep. Pondok Kesehatan Desa:
Siti Ruba’iyah, SST Kesehatan Lansia : Poli MTBS : Endang Desa Dawuhan Sengon :Krisyani Rindasari,Amd.Kep
Gizi : Elly Kurniawati,Amd.Gz. Juananiyah,Amd.Keb Astutik,Amd.Kep. Desa Capang : Indriyanti Mones,Amd.Kep
Pencegahan dan Kesehatan Olahraga : Unit Fisioterapi : Iftithachur
Bidan Desa :
Pengendalian Penyakit Eko Setyo Rohmah,Amd.Fis
Desa Sentul : Yayuk Setyorini,Amd.Keb.
P2 TB : Sri Budi,S.Kep.Ns Unit Gizi : Elly
Desa Tambaksari : Sri Wahyuni,Amd.Keb.
Mulyani Kesehatan Indera : Kurniawati,Amd.Gz
Desa Jatisari : Ida Kusumawati,Amd.Keb.
P2 Kusta : Sri Sri Mulyani Desa Semut : Farida Nurdiana,Amd.Keb.
Mulyani Pengobatan Desa Dawuhan Sengon: Maria Maha Amah,Amd.Keb.
P2 Diare : Luluk Tradisional : Desa Lebakrejo : Ika Rini,Amd.Keb
Iskanti,Amd.Kep. Sofiyanti Desa Cowek : Nur hasanah,Amd.Keb.
P2 Ispa+Hep : Mifthakhurohmah,Am Desa Capang : Sofiyanti M,Amd.Keb
Dida Kawidya,Amd.Keb d.Keb Desa Parerejo : Juananiyah,Amd.Keb.
P2 DBD + HIV : Nanang Kesehatan Desa Purwodadi : Yekti Nurcahyani,Amd.Keb.
Hari Mukti,Amd.Kep Matra : Desa Gajahrejo : Hidayatu Nafiah,Amd.Keb.
P2 Imunisasi : Hari Eko Setyo
Suroso Budi,S.Kep.Ns.
Survailance : Fatkhur
Rohman,S.KM.
Bencana : Nanang
Hari Mukti,Amd.Kep Upaya Kesehatan
Keperawatan Kesehatan
Masyarakat :
Kerja :
Riska Dwi
KEPALA
Ribut Sumarno Kurniawati ,Amd.KL PUSKESMAS
PURWODADI
KABUPATEN
PASURUAN

dr. MEITA DEVI


R,M.Kes
NIP.
19640517198903201
1
23

7. Visi, Misi, Motto dan Janji Layanan

Visi
“Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Dasar yang paripurna dan
Profesional untuk menuju Masyarakat Sehat di Kecamatan Purwodadi”
Misi
1. Mewujudkan pelayanan Kesehatan dasar yang prima, transparan dan
professional, bermutu, merata dan terjangkau
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar melalui kegiatan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif
3. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia sesuai kompetensi bidang
tugas serta kesejateraan karyawan
4. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dengan gemerlap
Bersama (Gerakan Membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Masyarakat)
5. Membangun citra pelayanan Kesehatan dengan peningkatan sarana, prasarana
dan menitikberatkan kelengkapan fasilitas pelayanan
6. Meningkatkan manajemen Puskesmas

Motto
Kesehatan anda adalah kebahagiaan kami, kepuasan anda adalah tujuan
kami

Janji Layanan
PUSKESMAS PURWODADI SIAP MEMBERIKAN PELAYANAN
TERBAIK
BAB III

PENUTUP

Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa :

Pelaksanaan Pelayanan Informasi Obat pada pasien rawat jalan di

Puskesmas Purwodadi sudah sesuai dengan Standar Pelayanan Kefarmasian di

Puskesmas dengan kategori cukup baik.

a. Penilaian Pelayanan Informasi Obat kategori sangat baik antara lain : Informasi

tentang nama obat, informasi dosis obat, informasi cara pakai obat dan

informasi indikasi obat.

b. Penilaian Pelayanan Informasi Obat katergori kurang baik antara lain :

informasi sediaan obat, informasi penyimpanan obat, informasi efek samping

obat, informasi kontra indikasi obat, stabilitas obat dan interaksi obat.

Berdasarkan hasil yang di jelaskan diatas, bahwa dapat diberi sebuah

saran berupa:

1. Perlu dipertimbangkan untuk memberikan pelayanan informasi obat kepada

pasien sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 74 Tahun 2016

tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.

2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengacu pada Pelaksanaan Pelayanan

Informasi Obat yang masih dalam kategori kurang baik yaitu informasi tentang

sediaan obat, penyimpanan obat, efek samping obat, kontraindikasi obat,

stabilitas obat dan interaksi obat.

44
25

Anda mungkin juga menyukai