Pelayanan kefarmasian di puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan
upaya kesehatan, yang berperan penting dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Pelayanan kefarmasian di puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok puskesmas, yaitu sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan
kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat,
tujuan penelitian ini mengetahui Analisis Pengelolaan Obat Dengan Kemanan Persediaan Obat Di Puskesmas
Kota Kendari
Jenis penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan menggunakan pendekatan survey, populasi dalam
penelitian ini sebanyak 15 Puskesmas, dengan teknik pengambilan sampel secara total sampling dengan jumlah
sampel 15 orang. Metode analisis menggunakan analisis univariat di lanjutkan dengan analisis korelasi
berganda kendall’s tau.
Hasil penelitian ini menunjukan ada hubungan sangat kuat antara Perencanaan dan permintaan Obat dengan
keamanan Obat di Puskesmas Kota Kendari dimana nilai korelasi berganda kendall’s tau yakni 0,951, ada
hubungan lemah antara penerimaan Obat dengan keamanan Obat di Puskesmas Kota Kendari dimana hasil
analisis korelasi berganda kendall’s tau yakni 0,226, ada hubungan kuat antara pendistribusian Obat dengan
keamanan Obat di Puskesmas Kota Kendari dimana hasil analisis korelasi berganda kendall’s tau yakni 0,766,
ada hubungan kuat antara Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Obat dengan keamanan Obat di Puskesmas
Kota Kendari dimana hasil analisis korelasi berganda kendall’s tau yakni 0,720.
Disarankan kepada petugas farmasi puskesmas kiranya mempertahankan proses pengelolaan obat yang ada
saat ini serta memperbaiki bila masih ada kekurangan dalam proses pengelolaan obat.
Pharmaceutical services in health centers are an integral part of the implementation of health efforts, which
play an important role in improving the quality of health services for the community. Pharmaceutical services
in health centers must support the three main functions of health centers, namely as a driving center for health-
oriented development, community empowerment centers, and the first strata health care center that includes
individual health services and public health services, the purpose of this study is to find out the analysis of drug
management with the safety of drug supplies At Kendari City Health Center
This type of research is quantitative analytic using a survey approach, the population in this study were 15
health centers, with a total sampling technique with a sample of 15 people. The method of analysis using
univariate analysis is continued with the analysis of multiple correlation kendall's tau.
The results of this study indicate there is a very strong relationship between planning and demand for drugs
with drug safety in Kendari City Health Center where the value of Kendall's tau multiple correlation is 0.951,
there is a weak relationship between drug acceptance and drug safety in Kendari City Health Center where the
results of Kendall's tau multiple correlation analysis are 0.226, there is a strong relationship between the
distribution of drugs with drug safety in Kendari City Health Center where the analysis of Kendall's tau
multiple correlation is 0.766, there is a strong relationship between Monitoring and Evaluation of Drug
Management with Drug Safety in Kendari City Health Center where the results of Kendall's tau multiple
correlation analysis are 0.720 .
It is recommended that pharmacy officers at the health center should maintain the current drug
management process and improve if there are still deficiencies in the drug management process.
No. Keamanana n %
b. Penerimaan Obat dengan keamanan Obat di
Persediaan Obat
Puskesmas Kota Kendari tahun 2018
1. Baik 5 33,3
Tabel 12. Analisis korelasi Penerimaan
2. Kurang 10 66,7
Obat dengan keamanan Obat di
Jumlah 15 100 Puskesmas Kota Kendari tahun 2018
pendistribusian Obat dengan keamanan Obat
di Puskesmas Kota Kendari
Keamana Penerima
d. Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan obat
n Obat an
dengan keamanan Obat di Puskesmas Kota
Kendall's Keama Correlation Kendari tahun 2018
1.000 .293
tau_b nan Coefficient Tabel 14. Analisis korelasi Pemantauan
Obat Sig. (2- dan Evaluasi Pengelolaan di Puskesmas
. .226
tailed) Kota Kendari tahun 2018
N 15 15
Peneri Correlation Keamana
.293 1.000 n Obat Evaluasi
maan Coefficient
Sig. (2- Kendall's Keamana Correlatio
.226 . tau_b n Obat n
tailed) 1.000 -.086
Coefficien
N 15 15
t
Sumber : Data Primer, diolah bulan Agustus,
Sig. (2-
2018 . .720
tailed)
Tabel 12. Diatas menunjukan hasil analisis
korelasi berganda kendall’s tau dengan nilai N 15 15
0,226 yang berarti ada hubungan lemah antara Evaluasi Correlatio
penerimaan Obat dengan keamanan Obat di n
Puskesmas Kota Kendari -.086 1.000
Coefficien
c. Pendistribusian Obat dengan keamanan Obat t
di Puskesmas Kota Kendari tahun 2018
Sig. (2-
Tabel 13. Analisis korelasi Pendistribusian .720 .
tailed)
dengan keamanan Obat di Puskesmas
Kota Kendari tahun 2018 N 15 15
Sumber : Data Primer, diolah bulan Agustus,
2018
Keama
Tabel 14. Diatas menunjukan hasil analisis
nan Pendisti
korelasi berganda kendall’s tau dengan nilai
Obat busian
0,720 yang berarti ada hubungan kuat antara
Kendall's Keamana Correlation Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Obat
1.000 -.072
tau_b n Obat Coefficient dengan keamanan Obat di Puskesmas Kota
Sig. (2- Kendari
. .766
tailed)
N 15 15 B. Pembahasan
2. Perencanaan Kebutuhan dan Permintaan Obat
Pendistib Correlation Perencanaan obat adalah suatu proses kegiatan
-.072 1.000
usian Coefficient seleksi obat dan perbekalan kesehatan untuk
Sig. (2- menentukan kebutuhan obat dalam rangka memenuhi
.766 .
tailed) permintaan obat di Puskesmas, Permintaan obat di
N 15 15 Puskesmas adalah agar terpenuhnya kebutuhan
persediaan obat di Puskesmas, tentu yang sesuai
Sumber : Data Primer, diolah bulan Agustus,
dengan yang telah tercantum dalam perencanaan yang
2018
telah di buat.
Tabel 13. Diatas menunjukan hasil analisis
Dari hasil analisis univariat menunjukan
korelasi berganda kendall’s tau dengan nilai
bahwa dari 15 responden terdapat 11 responden
0,766 yang berarti ada hubungan kuat antara
(73,3%) mengatakan perencanaan dan permintaan
obat baik, hal ini karena beberapa puskesmas kebutuhan puskesmas dengan menggunakan LPLPO.
mengatakan perencanaan obat sudah sesuai dengan Permintaan di buat pada setiap bulannya.
LPLPO dan 4 responden (26,7%) mengatakan Secara keseluruhan proses perencanaan
perencanaan kebutuhan dan permintaan obat kurang, kebutuhan obat sudah sesuai standar dengan
hal ini karena beberapa puskesmas mengatakan menggunakan format LPLPO, namun akan tetapi
beberapa perencanaan obat tidak sesuai jumlah kebuhutan obat yang di rencanakan kadang tidak
dengan yang diterima. sesuai dengan jumlah yang diminta dan yang diterima
Berdasarkan hasil analisis korelasi berganda sehingga puskesmas kadang pernah mengalami
kendall’s tau dengan nilai 0,951 hal ini berarti bahwa kekosongan stok obat akibat peningkatan pemakaian
ada hubungan sangat kuat antara Perencanaan dan obat.
permintaan Obat dengan keamanan Obat di Akhirnya petugas farmasi perlu membuat
Puskesmas Kota Kendari perencanaan obat yang lebih baik lagi dengan
Menurut Permenkes 74 tahun 2016 Daftar meminta obat setiap bulanya agar obat tetap tersedia
Obat Esensial Nasional (DOEN) adalah acuan dalam di Puskesmas.
proses perencanaan obat di Puskesmas. Dalam 3. Penerimaan Obat
menentukan daftar perencanaan obat, Puskesmas Penerimaan obat di Puskesmas adalah
memiliki buku daftar obat-obatan yang dapat di minta kegiatan penerimaan obat dari Instalasi Farmasi
oleh Puskesmas, Perencaan obat di Puskesmas dibuat Kabupaten atau pengadan secara mandiri oleh
dalam bentuk LPLPO. Meskipun telah membuat Puskesmas itu sendiri sesuai dengan permintaan
perencanaan berdasarkan data dari unit-unit di atas, yang telah di buat. Peneriman obat di Puskesmas Kota
Puskesmas di Kota Kendari masih mengalami Kendari di lakukan oleh petugas farmasi yang ada di
kekurangan obat seperti yang di kemukakan oleh Puskesmas, yang diserahkan oleh petugas gudang
informan, Kekurangan obat disebabkan oleh obat Dinas Kota Kendari.
ketidaksesuaian kebutuhan obat Puskesmas dengan Berdasarkan hasil analisis univariat
daftar obat yang telah di tetapkan oleh dinas menunjukan bahwa dari 15 responden terdapat 11
Kesehetan Kota kendari. Hal ini sejalan dengan hasil responden (73,3%) yang mengatakan penerimaan obat
penelitian Hartono J.P tahun 2007 tentang analisis di puskesmas cukup baik, hal ini karena beberapa
kebutuhan obat publik di Puskesmas sewilayah kerja puskesmas mengatakan obat yang diterima sesuai
dinas kesehatan kota Tasikmalaya yang dengan obat yang direncanakan dan 4 responden
mengemukakan bahwa item obat untuk Puskesmas di (51,2%) yang mengatakan penerimaan obat di
tentukan oleh Dinas Kesehatan Kota) sehingga obat puskesmas kurang, hal ini karena beberapa puskesmas
yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan rill mengatakan jumlah obat yang diterima tidak sesuai
Puskesmas. dengan kebutuhan puskesmas.
Permintaan obat di ajukan oleh Puskesmas ke Berdasarkan hasil analisis korelasi berganda
gudang obat dinas kesehatan kabupaten menggunakan kendall’s tau dengan nilai 0,226 hal ini berarti bahwa
format LPLPO. LPLPO Puskesmas yang berisi daftar ada hubungan lemah antara penerimaan Obat dengan
obat mulai dari daftar pemakaian obat sampai dengan keamanan Obat di Puskesmas Kota Kendari
sisa jumlah pemakaian obat pada bulan berjalan Penerimaan obat di Puskesmas Kota Kendari
dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten untuk dilakukan oleh petugas farmasi yang ada di
digunakan pada permintaan obat bulan selanjutnya. Puskesmas, ada obat yang diterima terkadang tidak
Permintaan obat oleh Puskesmas Kota Kendari ke sesuai dengan yang ada dalam format LPLPO, ada
gudang obat dinas kesehatan Kota Kendari dilakukan merk obat yang tercantum dalam LPLPO terkadang
pada setiap bulan. di ganti dengan merk lain, sehingga petugas
Penelitian yang terdahulu dilakukan oleh Puskesmas harus secara telitih memeriksa semua obat
Kobandaha (2016) dengan judul analisis manajemen yang di terima dari gudang obat dinas kesehatan Kota
pengelolaan obat di puskesmas Wenang kota Manado ke Puskesmas. Setelah petugas farmasi Puskesmas
mengemukakan bahwa permintaan obat di mengecek obat yang dibawah oleh petugas gudang
puskesmas Wenang kota Manado dibuat sesuai obat dinas kesehatan Kota Kendari maka obat di
pindahkan ke gudang obat Puskesmas.
Penelitian yang dilakukan oleh Hiborang puskesmas dilakukan dengan sistem amprah,
(2016) dengan judul gambaran pelaksanaan dilakukan setiap bulannya sesuai pemakaian.
pengelolaan obat di puskesmas Paniki Bawah kota Secara keseluruhan proses pendistribusian
Manado menyebutkkan bahwa penerimaan obat di obat sudah cukup baik, kebutuhan setiap unit
terima sendiri oleh kepala gudang sewaktu di dinas pelayanan diberikan sebelum stok obat habis dan obat
kesehatan, kemudian di bawah ke puskesmas dan staf yang diminta sesuai dengan kebutuhan.
apotik melakukan pengecekan kembali obat setelah
berada di Puskesmas. 5. Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Obat
Dalam penerimaan obat di puskesmas Pencatatan dan pelaporan obat adalah
terkadang tidak sesuai dengan permintaan obat yang serangkaian kegiatan dari keseluruhan kegiatan
ada di LPLPO sehingga petugas hasrus lebih teliti pengelolaan obat, mulai dari yang diterima, disimpan
dalam memeriksa semua obat agar tidak terjadi dan di distribusikan dan yang digunakan di
kesalahan dalam kesesuaian obat yang di rencanakan. Puskesmas. pencatatan dan pelaoran obat dilakukan
4. Pendistribusian Obat oleh Puskesmas Kota Kendari setiap hari sesuai
Penditribusian Obat adalah kegiatan yang jenis, jumlah pemakaian dan dibuat pelaporan setiap
berkaitan dengan pengeluaran obat dan proses bulannya.
penyerahan obat yang dilakukan secara merata dan Berdasarkan hasil analisis univariat
teratur untuk pemenuhan kebutuhan setiap unit menunjukan bahwa 15 reponden terdapat 15
pelayanan kesehatan. Pendistribusian obat di responden (100%) mengatakan pemantauan dan
Puskesmas Kota Kendari ke Sub unit pelayanan evaluasi pengelolaan obat di Puskesmas cukup baik,
kesehatan yang ada di Puskesmas dilakakukan melalui hal ini karena puskesmas penggunaan obat sesuai
apotik Puskesmas. dengan kebutuhan pelaporan obat yang rusak dan
Berdasarkan hasil analisis unvariat pemaikaian obat yang dicatat dan dibuat dalam
menunjukan bahwa 15 reponden terdapat 15 laporan.
responden (100%) mengatakan pendistribusian obat di Berdasarkan hasil analisis korelasi berganda
Puskesmas cukup baik, hal ini karena pendistribusian kendall’s tau dengan nilai 0,720 hal ini berarti bahwa
ke sub unit pelayanan berdasarkan kebutuhan, ada hubungan kuat antara Pemantauan dan Evaluasi
pendistribusian obat dilakukan sebelum kehabisan Pengelolaan Obat dengan keamanan Obat di
stok. Puskesmas Kota Kendari
Berdasarkan hasil analisis korelasi berganda Puskesmas membuat pencatatan pemakaian
kendall’s tau dengan nilai 0,766 hal ini berarti bahwa obat dan di laporkan ke gudang obat Dinkes Kota
ada hubungan kuat antara pendistribusian Obat Kendari. Ada obat yang tetap harus di adakan meski
dengan keamanan Obat di Puskesmas Kota Kendari tak sering digunakan menurut data yang peneliti
Hasil penelitian pada pendistribusian di temukan di Puskesmas Kota Kendari bentuk
Puskesmas Kota Kendari mengikuti sistem anfrak pelaporannya di buat mulai dari saldo awal, jumlah
dimana obat yang sudah berada di apotik akan di pemasukan, jumlah penggunaan, sampai pada saldo
distribusikan kepada masing-masing sub unit akhir. Bentuk pelaporan dari ke puskesmas ke gudang
pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas. Masing- obat di buat dalam format LPLPO, LPLPO tersebut
masing penanggung jawab sub unit pelayanan berisikan mulai dari sisa stok obat yang ada sampai
kesehatan di Puskesmas mengambil kebutuhan obat pada jumlah permintaan kebutuhan pada bulan
mereka di apotik puskesmas dengan persetujuan dari berikut. masing penanggung jawab sub unit
petugas farmasi yang ada di apotik dan mengisi buku pelayanan kesehatan. Apabila terdapat obat yang
pengambilan obat yang ada. Serta memberikan sudah tidak layak untuk di gunakan seperti sudah
pelaporan pemakaian obat pada bulan sebelumnya. kadaluarsa maka akan di musnahkan.
Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang Penelitian yang dilakukan oleh Syukriati
dilakukan oleh Nurniati, Dkk (2016) tentang Chaira,dkk 2016 tentang Evaluasi Pengelolaan Obat
pengelolaan obat di Puskesmas Buranga Kabupaten pada Puskesmas di Kota Pariaman Hasil penelitian
Wakatobi mengemukakan bahwa pendisrtibusian obat menunjukkan bahwa kesesuaian jenis obat yang
dari puskesmas ke sub unit pelayanan kesehatan tersedia dengan DOEN : 64.70%-73.51%, ketepatan
permintaan obat 2.28%-24.47%, ketepatan distribusi Obat Rasional Berdasarkan Indikator WHO di
obat, 4.66%-35.59%, persentase obat yang tidak Puskesmas Kecamatan antara Kota Depok dan Jakarta
diresepkan, 5.00%-23.49%, persentase peresepan obat Selatan dimana hasil dari penelitian tersebut
generik 97.27%-100%, persentase perbedaan menunjukkan, Berdasarkan indikator pelayanan
pencatatan kartu stok dengan jumlah fisik obat, pasien di puskesmas kecamatan Kota Jakarta Selatan
0.00%-13.13%, maka dapat disimpulkan bahwa relatif lebih baik daripada Kota Depok, namun secara
pengelolaan obat pada puskesmas di kota Pariaman statistik tidak menunjukkan perbedaan bermakna
belum baik, karena belum sesuai dengan standar yang (p>0,05). Sebaliknya pada indikator rerata waktu
ditetapkan. penyiapan obat di puskesmas Kota Depok lebih
Hasil penelitian pengedalian obat di cepat daripada Kota Jakarta Selatan, secara statistik
Puskesmas, sperti pada penelitian Kobandaha (2016) menunjukkan perbedaan bermakna (p = 0,002<0,05).
yang berjudul analisis manajemen pengelolaan obat di Penggunaan obat rasional berdasarkan indikator
Puskesmas Wenang Kota Manado, dimana hasil ketersediaan DOEN/ Formularium antara puskesmas
penelitiannya mengemukakan bahwa pengendalian di kecamatan Kota Depok dan Jakarta Selatan tidak
obat di puskesmas Wenang hanya memperhatikan berbeda, tetapi pada indikator ketersediaan obat
wadah obat asli pabrik dengan melihat waktu penting di puskesmas perawatan Kota Depok hanya
expire. 95% (kurang lengkap) atau sering terjadi kekurangan
6. Keamanan Persediaan Obat stok obat.
Keamanan persedian obat merupakan
tersedianya obat di gudang obat untuk digunakan Akhirnya itu petugas farmasi khususnya di
dalam pelayanan, obat digudang harus tersedia gudang obat puskesmas perlu memastikan keamanan
sebelum kehabisan dan segera untuk di rencanakan obat dengan memantau jumlah kebutuhan obat
kembali. sebelum kehabisan stok obat.