Anda di halaman 1dari 14

ABSTRAK

Evamutan Lani Juita K.2016 02 096


“Analisis Pengelolaan Obat dengan Kemanan Persediaan Obat di Puskesmas Kota Kendari”

Pelayanan kefarmasian di puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan
upaya kesehatan, yang berperan penting dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Pelayanan kefarmasian di puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok puskesmas, yaitu sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan
kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat,
tujuan penelitian ini mengetahui Analisis Pengelolaan Obat Dengan Kemanan Persediaan Obat Di Puskesmas
Kota Kendari
Jenis penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan menggunakan pendekatan survey, populasi dalam
penelitian ini sebanyak 15 Puskesmas, dengan teknik pengambilan sampel secara total sampling dengan jumlah
sampel 15 orang. Metode analisis menggunakan analisis univariat di lanjutkan dengan analisis korelasi
berganda kendall’s tau.
Hasil penelitian ini menunjukan ada hubungan sangat kuat antara Perencanaan dan permintaan Obat dengan
keamanan Obat di Puskesmas Kota Kendari dimana nilai korelasi berganda kendall’s tau yakni 0,951, ada
hubungan lemah antara penerimaan Obat dengan keamanan Obat di Puskesmas Kota Kendari dimana hasil
analisis korelasi berganda kendall’s tau yakni 0,226, ada hubungan kuat antara pendistribusian Obat dengan
keamanan Obat di Puskesmas Kota Kendari dimana hasil analisis korelasi berganda kendall’s tau yakni 0,766,
ada hubungan kuat antara Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Obat dengan keamanan Obat di Puskesmas
Kota Kendari dimana hasil analisis korelasi berganda kendall’s tau yakni 0,720.
Disarankan kepada petugas farmasi puskesmas kiranya mempertahankan proses pengelolaan obat yang ada
saat ini serta memperbaiki bila masih ada kekurangan dalam proses pengelolaan obat.

Kata Kunci : Pengelolaan Obat, Keamanan Persdiaan Obat dan Puskesmas


Daftar Pustaka : 25 (2005 – 2018)
ABSTRACT

Evamutan Lani Juita K.2016 02 096


"Analysis of Drug Management with the Safety of Drug Supplies in Kendari City Health Centers"

Pharmaceutical services in health centers are an integral part of the implementation of health efforts, which
play an important role in improving the quality of health services for the community. Pharmaceutical services
in health centers must support the three main functions of health centers, namely as a driving center for health-
oriented development, community empowerment centers, and the first strata health care center that includes
individual health services and public health services, the purpose of this study is to find out the analysis of drug
management with the safety of drug supplies At Kendari City Health Center
This type of research is quantitative analytic using a survey approach, the population in this study were 15
health centers, with a total sampling technique with a sample of 15 people. The method of analysis using
univariate analysis is continued with the analysis of multiple correlation kendall's tau.
The results of this study indicate there is a very strong relationship between planning and demand for drugs
with drug safety in Kendari City Health Center where the value of Kendall's tau multiple correlation is 0.951,
there is a weak relationship between drug acceptance and drug safety in Kendari City Health Center where the
results of Kendall's tau multiple correlation analysis are 0.226, there is a strong relationship between the
distribution of drugs with drug safety in Kendari City Health Center where the analysis of Kendall's tau
multiple correlation is 0.766, there is a strong relationship between Monitoring and Evaluation of Drug
Management with Drug Safety in Kendari City Health Center where the results of Kendall's tau multiple
correlation analysis are 0.720 .
It is recommended that pharmacy officers at the health center should maintain the current drug
management process and improve if there are still deficiencies in the drug management process.

Keywords : Drug Management, Drug Safety and Health Center


Bibliography : 25 (2005 - 2018)
BAB I permintaan, penerimaan, penyimpanan,
PENDAHULUAN pendistribusian, pencatatan, dan pelaporan serta
pemantauan dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk
A. Latar Belakang menjamin kelangsungan ketersediaan dan
Pembangunan kesehatan adalah keterjangkauan obat dan bahan medis habis pakai
penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa yang efisien, efektif dan rasional, meningkatkan
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar mewujudkan sistem informasi manajemen, dan
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melaksanakan pengendalian mutu pelayanan (Depkes
(Arrimes, 2005). Fasilitas pelayanan kesehatan adalah RI, 2016).
suatu tempat yang digunakan untuk Pengelolaan obat di puskesmas perlu diteliti
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik karena pengelolaan obat yang efisien sangat
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang menentukan keberhasilan manajemen puskesmas
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah secara keseluruhan, untuk menghindari penghitungan
dan/atau masyarakat (Depkes RI., 2014). kebutuhan obat yang tidak akurat dan tidak rasional
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas sehingga perlu dilakukan pengelolaan obat yang
kesehatan kabupaten/kota yang merupakan sarana sesuai. Terjaminnya ketersediaan obat di pelayanan
yang menjadi ujung tombak pembangunan kesehatan kesehatan akan menjaga citra pelayanan kesehatan
yang langsung memberikan pelayanan kesehatan itu sendiri, sehingga sangat penting menjamin
terhadap masyarakat di wilayah kerjanya dengan ketersediaan obat.
memberikan pelayanan kesehatan baik promotif, Penggunaan obat di sarana pelayanan
preventif, kuratif dan rehalibitatif (Depkes RI., kesehatan umumnya belum rasional, penggunaan obat
2014). yang tidak tepat ini dapat berupa penggunaan
Pelayanan kefarmasian di puskesmas berlebihan penggunaan yang kurang seharusnya,
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari kesalahan dalam penggunaan resep atau anpa resep,
pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting polifarmasi dan swamedikasi yang idak tepat
dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi (Kementerian RI, 2011).
masyarakat. Pelayanan kefarmasian di puskesmas Penelitian lain dilakukan oleh Al-Hijrah dkk.
harus mendukung tiga fungsi pokok puskesmas, yaitu tahun 2013 tentang pengelolaan obat di Puskesmas
sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan Mandai, Kabupaten Maros tahun 2013 menunjukkan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat bahwa pengelolaan obat yang terkait perencanaan dan
pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pendistribusian obat sudah memenuhi standar
pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan pengelolaan obat di puskesmas, tetapi pengadaan
kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2014). dan penyimpanan obat kurang baik dan tidak sesuai
Upaya pemerintah dalam rangka dengan pedoman pengelolaan obat yang ada.
meningkatkan ketersediaan obat dan kualitas Penelitian terdahulu oleh Djuna (2014) tentang
pelayanan obat di puskesmas dan sub unit pelayanan Pengadaan obat di Puskesmas labakkang dengan
kesehatan di lingkungan puskesmas adalah menggunakan metode konsumsi yaitu dengan
melaksanakan berbagai aspek pengelolaan obat antara melihat LPLPO kemudian ke Dinas Kesehatan
lain dalam sistem manajemen informasi obat. (Gudang Farmasi Kabupaten/Kota) setiap bulan.
Terjadinya ketidakcukupan atau penyediaan stok obat Namun pengadaan obat kadang mengalami
yang berlebihan merupakan salah satu masalah yang kekurangan karena kadang jumlah yang tidak sesuai
ada di puskesmas, dimana masalah tersebut bukan dengan permintaan.
hanya dipengaruhi oleh faktor dana tetapi juga Ketidakcukupan obat-obatan disebabkan oleh
dipengaruhi oleh proses pengelolaan obat, hal ini akan berbagai faktor. Salah satu faktor yang sangat
berpengaruh terhadap pelayanan (Depkes RI, 2007). menentukan yaitu faktor perencanaan/perhitungan
Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai perkiraan kebutuhan obat yang belum tepat, belum
merupakan salah satu kegiatan pelayanan efektif dan kurang efisien (Anonim, 2018).
kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan,
Permintaan/pengadaan obat juga merupakan Mekar di kelahui bahwa untuk permintaan obat
suatu aspek dimana permintaan dilakukan harus dilakukan dengan menggunakan Lembar Permintaan
sesuai dengan kebutuhan obat yang ada agar tidak Pemakaian Obat dimana obat yang di rencanakan
terjadi suatu kelebihan atau kekurangan obat. telah dihitung berdasarkan jumlah pemakaian obat
Kelebihan obat atau kekosongan obat tertentu ini dalam 3 bulan terakhir namun terkadang jumlah
dapat terjadi karena perhitungan kebutuhan obat yang permintaan tidak sesuai dengan jumlah yang diterima
tidak akurat dan tidak rasional, agar hal-hal tersebut hal ini karena ketersediaan obat obat yang ada di
tidak terjadi maka pengelolaan obat puskesmas perlu Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kota Kendari,
dilakukan sesuai yang ditetapkan dan diharapkan adapun proses pendistribusian obat dari Gudang
dimana dalam pengelolaan harus memperhatikan Puskesmas dilakukan dengan cara Unit UGD
penerimaan, penyimpanan serta pencatatan dan mengajukan kebutuhan obat yang akan di gunakan
pelaporan yang baik (Anonim, 2018). dan disesuaikan dengan jumlah obat yang tersedia di
Terjaminnya ketersediaan obat di pelayanan Gudang Obat, untuk pemakaian obat berdasarkan
kesehatan akan menjaga citra pelayanan kesehatan itu kebutuhan pasien pada trimester pertama mengalami
sendiri, sehingga sangatlah penting menjamin peningkatan jumlah pemakaian dimana jumlah
ketersediaan dana yang cukup untuk pengadaan obat pemakaian untuk obat antibiotik berjumlah 3500
esensial, namun lebih penting lagi dalam mengelola tablet dari permintaan 3000 tablet sehingga
dana penyediaan obat secara efektif dan efisien puskesmas harus membeli obat yang dibutuhkan di
(Anonym, 2018). Depo Farmasi atau Apotek.
Berdasarkan data Jumlah Puskesmas yang ada Selain itu belum adanya penerapan regulasi
dikota kendari berjumlah 15 puskesmas. Data Dinkes yang baik terkait dengan sistem pengelolaan obat
Kota Kendari masih adanya obat yang belum terpakai yang memenuhi standar dimana jumlah kebutuhan
di antaranya antibiotic, obat analgetic, anti radang obat tidak sesuai dengan penggunaannya sehingga
serta Vitamin. Jumlah penggunaan obat yang belum banyak obat yang belum terpakai akan tetapi sudah di
maksimal hal ini diketahui bahwa adanya beberapa adakan lagi, selain itu tempat penyimpanan obat yang
obat yang telah habis masa pakainya, pada tahun 2017 masih belum memenuhi standar, begitu pula dengan
terdapat 60 box obat antibiotic yang telah expiere, penempatan posisi obat yang masih belum tertata
analgetic terdapat 65 box, anti histamin 40 box, serta dengan baik. Hala lain bahwa perencanaan dan
obat injeksi lainnya. (Dinkes Kota Kendari, 2018). pengadaan obat juga masih menjadi perhatian penting,
Berdasarkan dari hasil observasi lapangan sehingga nantinya distribusi dan pemanfaatannya
dibeberapa dari 15 Puskemas di Kota Kendari, sesuai proporsi dan menjadi lebih baik (Data Primer,
minggu keempat April di dapatkan untuk jumlah 2018).
penggunaan obat berdasarkan 10 besar penyakit di Berdasarkan hal di atas maka dipandang perlu
puskesmas Mekar adalah kebanyakan menggunakan dilakukan penelitian Analisis Pengelolaan Obat
obat antibiotik golongan amoxilin,cefadroxil, dengan Keamanan Ketersediaan Obat di Puskesmas
asamefenamat, antasida, paracetamol, catopril, Kota Kendari.
natrium diklofenat, CTM, Dexametasol, Amlodipin,
Ranitin, Cotrimoxasol, Gliserin Glukasi, Metrofenim,
Gleben Clamide, dengan rata-rata pemakaian dalam METODE PENELITIAN
trimester pertama yakni 3000-3500 tablet, jumlah A. Jenis dan Desain Penelitian
sedian obat pada trimester pertama terjadi kekurangan
diantaranya obat antibiotik, analgetik dan vitamin. Penenlitian ini analitik kuantitatif dengan
Kesesuaian antara kebutuhan dan pemakaian yang menggunakan pendekatan survey dengan
belum tepat dimana pemakaian lebih besar dari pada rancangan cross sectional study yaitu antara
permintaan yang di berikan, tetapi ada pula jumlah variabel bebas dan variabel terikat yang di
obat yang tidak terpakai tetapi telah habis masa kumpulkan dalam waktu yang bersamaan
pakainya diantaranya golongan obat anti hitamin dan (Sugiyono, 2016).
anti radang yakni terdapat 10 box, berdasarkan dari
hasil wawancara dengan pengelola obat di puskesmas
B. Waktu dan Lokasi Penelitian HASIL PENELITIAN
1. Waktu Penelitian A. Hasil Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan Pada tanggal
07 Agustus s/d 26 Agustus Tahun 2018. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui
2. Lokasi Penelitian analisis pengelolaan obat dengan keamanan
Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas persediaan obat di Puskesmas se-Kota Kendari
se-Kota Kendari dengan jumlah sampel yang diambil yaitu sebanyak
15 sampel, dan data yang dikumpulkan berdasarkan
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian hasil kuesioner selanjutnya diolah dan disajikan
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian sebagai berikut:
atau objek yang diteliti (Sugiyono, 2016). 1. Karakteristik responden pengelolah obat di
Populasi dalam penelitian ini adalah Pengelola Puskesmas Kota Kendari
Obat pada 15 Puskesmas se-Kota Kendari. a. Jenis Kelamin
2. Sampel Penelitian Distribusi responden berdasarkan
jenis kelamin pengelola obat di Puskesmas
Penarikan sampel dilakukan secara total Kota Kendari dapat terlihat pada Tabel 3
sampling yaitu semua populasi di jadikan sebagai berikut:
sampel (sugiyono,2016). Tabel 3. Distribusi Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
D. Kriteria sampel Pengelola Obat di Puskesmas
a. Kriteria inklusi
se-Kota Kendari
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum
subjek penelitian dari suatu populasi target No. Jenis Kelamin n %
yang terjangkau dan akan di teliti, dengan 1. Laki-Laki 5 33,3
kriteria sebagai berikut : 2. Perempuan 10 66,7
1) Puskesmas Jumlah 15 100
2) Puskesmas yang mempunyai tenaga Sumber : Data Primer, Diolah Agustus 2018
ahli yang berwenang (apoteker atau Berdasarkan Tabel 3 di atas
asisten apoteker) menunjukan bahwa dari 15 responden
3) Bersedia untuk di wawancarai. terdapat 5 responden (33,3%) yang berjenis
4) Mempunyai kewenangan dalam proses kelamin laki-laki dan 10 responden (66,7%)
perencanaan, pengadaan obat di berjenis kelamin perempuan.
Puskesmas 2. Umur
b. Kriteria ekslusi Distribusi responden berdasarkan umur
Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau pengelola obat di Puskesmas Kota Kendari
mengeluarkan subjek yang memenuhi dapat terlihat pada tabel 4 sebagai berikut:
kriteria inklusi dari studi karena berbagai
sebab, dengan kriteria sebagai berikut : Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Umur
1) Bukan Puskesmas Pengelola Obat di Puskesmas se-Kota
2) Puskesmas yang tidak mempunyai Kendari
tenaga ahli yang berwenang (apoteker
No. Kelompok Umur n %
atau asisten apoteker)
(Tahun)
3) Tidak bersedia untuk di wawancarai.
1. 22 – 34 4 26,7
4) Tidak mempunyai kewenangan dalam
proses perencanaan, pengadaan obat di 2. 35 – 51 11 73,3
Puskesmas Jumlah 15 100
Sumber : Data Primer, diolah bulan Agustus, 2018
Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa
dari 15 responden terdapat 4 responden
(26,7%) pada umur 22-34 tahun dan 11 obat sudah sesuai dengan LPLPO dan 4
responden (73,3%) pada umur 35-51 tahun. responden (26,7%) mengatakan perencanaan
3. Tingkat Pendidikan kebutuhan dan permintaan obat dilakukan
Distribusi responden berdasarkan setiap bulan, hal ini karena beberapa
tingkat pendidikan pengelolah obat di puskesmas mengatakan beberapa perencanaan
Pukesmas Kota Kendari dapat terlihat pada obat tidak sesuai jumlah dengan yang diterima.
tabel 5 sebagai berikut: b. Penerimaan Obat
Tabel 5. Distribusi Responden Distribusi responden berdasarkan
Berdasarkan Tingkat Penerimaan Obat di Puskesmas Kota Kendari
Pendidikan Pengelola Obat di dapat terlihat pada tabel 7 sebagai berikut :
Pukesmas se-Kota Kendari
Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan
No. Tingkat n %
Penerimaan Obat di Puskesmas se-
Pendidikan
Kota Kendari
1. D3 10 66,7
2. S1 5 33,3 No. Penerimaan Obat n %
Jumlah 15 100 1. Baik 11 73,3
Sumber: Data Primer, Diolah Agustus 2018 2. Kurang 4 26,7
Dari Tabel 5 di atas menunjukkan Jumlah 15 100
bahwa dari 15 responden terdapat 10 Sumber : Data Primer, diolah bulan
responden (66,7%) dengan penddikan D3 Agustus, 2018
dan 5 responden (33,3%) dengan pendidikan Dari tabel 7 diatas menunjukan bahwa
S1. dari 15 responden terdapat 11 responden
(73,3%) yang mengatakan penerimaan obat di
2. Analisis Univariat puskesmas cukup baik, hal ini karena beberapa
a. Perencanaan Kebutuhan dan Permintaan puskesmas mengatakan obat yang diterima
sesuai dengan obat yang direncanakan dan 4
Distribusi responden berdasarkan responden (51,2%) yang mengatakan
perencanaan kebutuhan dan permintaan obat di komunikasi atasan dan bawahan kurang, hal
Pukesmas Kota Kendari dapat terlihat pada ini karena beberapa puskesmas mengatakan
tabel 6 sebagai berikut: jumlah obat yang diterima tidak sesuai dengan
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan kebutuhan puskesmas.
Perencanaan Kebutuhan dan c. Pendistribusian Obat
Permintaan Obat di Pukesmas se-
Kota Kendari Distribusi responden berdasarkan
Pendistribusian Obat di Puskesmas Kota
Perencanaan
Kendari pada tabel 8 sebagai berikut :
No. Kebutuhan dan n %
Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan
Permintaan
Pendistribusian Obat di Puskesmas
1. Baik 11 73,3
se-Kota Kendari
2. Kurang 4 26,7
Jumlah 15 100 No. Pendistribusian n %
Sumber : Data Primer, diolah bulan Obat
Agustus, 2018 1. Baik 15 100
Dari tabel 6 diatas menunjukan bahwa
2. Kurang 0 0,0
dari 15 responden terdapat 11 responden
(73,3%) mengatakan perencanaan dan Jumlah 15 100
permintaan obat baik, pada variabel ini dari 15
puskesmas yang yang ada hal ini karena Sumber : Data Primer, diolah bulan
beberapa puskesmas mengatakan perencanaan Agustus, 2018
Dari tabel 8 diatas menunjukan bahwa Sumber : Data Primer, diolah bulan
15 reponden terdapat 15 responden (100%) Agustus, 2018
mengatakan pendistribusian obat di Puskesmas Dari tabel 10 diatas menunjukan bahwa
cukup baik, hal ini karena pendistribusian ke 15 responden terdapat 5 responden (33,3%)
sub unit pelayanan berdasrkan kebutuhan, yang mengatakan kemanan persediaan obat di
pendistribusian obat dilakukan sebelum puskesmas cukup baik, hal ini karena beberapa
kehabisan stok. puskesmas mengatakan persediaan obat
d. Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan dipuskesmas tidak pernah mengalami
Obat kekurangan dan kekosongan stok obat selama
Distribusi responden berdasarkan pelayanan dan 10 responden (66,7%) yang
Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Obat di mengatakan keamanan persediaan obat di
Puskesmas Kota Kendari pada tabel 9 sebagai puskesmas kurang, hal ini karena beberapa
berikut: puskesmas mengatakan pernah mengalami
Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan kekurangan dan kekosongan stok obat selama
Pemantauan dan Evaluasi pelayanan.
Pengelolaan Obat di Puskesmas se- 3. Analisis bivariat
Kota Kendari a. Perencanaan dan permintaan Obat dengan
keamanan Obat di Puskesmas Kota Kendari
Pemantauan dan
tahun 2018
No. Evaluasi n %
Tabel 11. Analisis korelasi Perencanaan dan
Pengelolaan Obat
permintaan Obat dengan keamanan Obat
1. Baik 15 100
di Puskesmas Kota Kendari tahun 2018
2. Kurang 0 0,0
Keaman Perenca
Jumlah 15 100
an Obat naan
Sumber : Data Primer, diolah bulan Agustus, Kendall's Keamana Correlation
2018 1.000 .014
tau_b n Obat Coefficient
Dari tabel 9 diatas menunjukan bahwa
Sig. (2-
15 reponden terdapat 15 responden (100%) . .951
tailed)
mengatakan pemantauan dan evaluasi
pengelolaan obat di Puskesmas cukup baik, hal N 15 15
ini karena puskesmas penggunaan obat sesuai Perencan Correlation
dengan kebutuhan pelaporan obat yang rusak .014 1.000
aan Coefficient
dan pemaikaian obat yang dicatat dan dibuat
Sig. (2-
dalam laporan. .951 .
tailed)
e. Keamanan Persediaan Obat
Distribusi responden berdasarkan N 15 15
Kemanan Persediaan Obat di Puskesmas Kota Sumber : Data Primer, diolah bulan Agustus, 2018
Kendari dapat terlihat pada tabel 10 sebagai Tabel 11. Diatas menunjukan hasil analisis
berikut : korelasi berganda kendall’s tau dengan nilai
Tabel 10. Distribusi Responden Berdasarkan 0,951 yang berarti ada hubungan kuat antara
Keamanan Persediaan Obat di Perencanaan dan permintaan Obat dengan
Puskesmas se-Kota Kendari keamanan Obat di Puskesmas Kota Kendari

No. Keamanana n %
b. Penerimaan Obat dengan keamanan Obat di
Persediaan Obat
Puskesmas Kota Kendari tahun 2018
1. Baik 5 33,3
Tabel 12. Analisis korelasi Penerimaan
2. Kurang 10 66,7
Obat dengan keamanan Obat di
Jumlah 15 100 Puskesmas Kota Kendari tahun 2018
pendistribusian Obat dengan keamanan Obat
di Puskesmas Kota Kendari
Keamana Penerima
d. Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan obat
n Obat an
dengan keamanan Obat di Puskesmas Kota
Kendall's Keama Correlation Kendari tahun 2018
1.000 .293
tau_b nan Coefficient Tabel 14. Analisis korelasi Pemantauan
Obat Sig. (2- dan Evaluasi Pengelolaan di Puskesmas
. .226
tailed) Kota Kendari tahun 2018
N 15 15
Peneri Correlation Keamana
.293 1.000 n Obat Evaluasi
maan Coefficient
Sig. (2- Kendall's Keamana Correlatio
.226 . tau_b n Obat n
tailed) 1.000 -.086
Coefficien
N 15 15
t
Sumber : Data Primer, diolah bulan Agustus,
Sig. (2-
2018 . .720
tailed)
Tabel 12. Diatas menunjukan hasil analisis
korelasi berganda kendall’s tau dengan nilai N 15 15
0,226 yang berarti ada hubungan lemah antara Evaluasi Correlatio
penerimaan Obat dengan keamanan Obat di n
Puskesmas Kota Kendari -.086 1.000
Coefficien
c. Pendistribusian Obat dengan keamanan Obat t
di Puskesmas Kota Kendari tahun 2018
Sig. (2-
Tabel 13. Analisis korelasi Pendistribusian .720 .
tailed)
dengan keamanan Obat di Puskesmas
Kota Kendari tahun 2018 N 15 15
Sumber : Data Primer, diolah bulan Agustus,
2018
Keama
Tabel 14. Diatas menunjukan hasil analisis
nan Pendisti
korelasi berganda kendall’s tau dengan nilai
Obat busian
0,720 yang berarti ada hubungan kuat antara
Kendall's Keamana Correlation Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Obat
1.000 -.072
tau_b n Obat Coefficient dengan keamanan Obat di Puskesmas Kota
Sig. (2- Kendari
. .766
tailed)
N 15 15 B. Pembahasan
2. Perencanaan Kebutuhan dan Permintaan Obat
Pendistib Correlation Perencanaan obat adalah suatu proses kegiatan
-.072 1.000
usian Coefficient seleksi obat dan perbekalan kesehatan untuk
Sig. (2- menentukan kebutuhan obat dalam rangka memenuhi
.766 .
tailed) permintaan obat di Puskesmas, Permintaan obat di
N 15 15 Puskesmas adalah agar terpenuhnya kebutuhan
persediaan obat di Puskesmas, tentu yang sesuai
Sumber : Data Primer, diolah bulan Agustus,
dengan yang telah tercantum dalam perencanaan yang
2018
telah di buat.
Tabel 13. Diatas menunjukan hasil analisis
Dari hasil analisis univariat menunjukan
korelasi berganda kendall’s tau dengan nilai
bahwa dari 15 responden terdapat 11 responden
0,766 yang berarti ada hubungan kuat antara
(73,3%) mengatakan perencanaan dan permintaan
obat baik, hal ini karena beberapa puskesmas kebutuhan puskesmas dengan menggunakan LPLPO.
mengatakan perencanaan obat sudah sesuai dengan Permintaan di buat pada setiap bulannya.
LPLPO dan 4 responden (26,7%) mengatakan Secara keseluruhan proses perencanaan
perencanaan kebutuhan dan permintaan obat kurang, kebutuhan obat sudah sesuai standar dengan
hal ini karena beberapa puskesmas mengatakan menggunakan format LPLPO, namun akan tetapi
beberapa perencanaan obat tidak sesuai jumlah kebuhutan obat yang di rencanakan kadang tidak
dengan yang diterima. sesuai dengan jumlah yang diminta dan yang diterima
Berdasarkan hasil analisis korelasi berganda sehingga puskesmas kadang pernah mengalami
kendall’s tau dengan nilai 0,951 hal ini berarti bahwa kekosongan stok obat akibat peningkatan pemakaian
ada hubungan sangat kuat antara Perencanaan dan obat.
permintaan Obat dengan keamanan Obat di Akhirnya petugas farmasi perlu membuat
Puskesmas Kota Kendari perencanaan obat yang lebih baik lagi dengan
Menurut Permenkes 74 tahun 2016 Daftar meminta obat setiap bulanya agar obat tetap tersedia
Obat Esensial Nasional (DOEN) adalah acuan dalam di Puskesmas.
proses perencanaan obat di Puskesmas. Dalam 3. Penerimaan Obat
menentukan daftar perencanaan obat, Puskesmas Penerimaan obat di Puskesmas adalah
memiliki buku daftar obat-obatan yang dapat di minta kegiatan penerimaan obat dari Instalasi Farmasi
oleh Puskesmas, Perencaan obat di Puskesmas dibuat Kabupaten atau pengadan secara mandiri oleh
dalam bentuk LPLPO. Meskipun telah membuat Puskesmas itu sendiri sesuai dengan permintaan
perencanaan berdasarkan data dari unit-unit di atas, yang telah di buat. Peneriman obat di Puskesmas Kota
Puskesmas di Kota Kendari masih mengalami Kendari di lakukan oleh petugas farmasi yang ada di
kekurangan obat seperti yang di kemukakan oleh Puskesmas, yang diserahkan oleh petugas gudang
informan, Kekurangan obat disebabkan oleh obat Dinas Kota Kendari.
ketidaksesuaian kebutuhan obat Puskesmas dengan Berdasarkan hasil analisis univariat
daftar obat yang telah di tetapkan oleh dinas menunjukan bahwa dari 15 responden terdapat 11
Kesehetan Kota kendari. Hal ini sejalan dengan hasil responden (73,3%) yang mengatakan penerimaan obat
penelitian Hartono J.P tahun 2007 tentang analisis di puskesmas cukup baik, hal ini karena beberapa
kebutuhan obat publik di Puskesmas sewilayah kerja puskesmas mengatakan obat yang diterima sesuai
dinas kesehatan kota Tasikmalaya yang dengan obat yang direncanakan dan 4 responden
mengemukakan bahwa item obat untuk Puskesmas di (51,2%) yang mengatakan penerimaan obat di
tentukan oleh Dinas Kesehatan Kota) sehingga obat puskesmas kurang, hal ini karena beberapa puskesmas
yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan rill mengatakan jumlah obat yang diterima tidak sesuai
Puskesmas. dengan kebutuhan puskesmas.
Permintaan obat di ajukan oleh Puskesmas ke Berdasarkan hasil analisis korelasi berganda
gudang obat dinas kesehatan kabupaten menggunakan kendall’s tau dengan nilai 0,226 hal ini berarti bahwa
format LPLPO. LPLPO Puskesmas yang berisi daftar ada hubungan lemah antara penerimaan Obat dengan
obat mulai dari daftar pemakaian obat sampai dengan keamanan Obat di Puskesmas Kota Kendari
sisa jumlah pemakaian obat pada bulan berjalan Penerimaan obat di Puskesmas Kota Kendari
dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten untuk dilakukan oleh petugas farmasi yang ada di
digunakan pada permintaan obat bulan selanjutnya. Puskesmas, ada obat yang diterima terkadang tidak
Permintaan obat oleh Puskesmas Kota Kendari ke sesuai dengan yang ada dalam format LPLPO, ada
gudang obat dinas kesehatan Kota Kendari dilakukan merk obat yang tercantum dalam LPLPO terkadang
pada setiap bulan. di ganti dengan merk lain, sehingga petugas
Penelitian yang terdahulu dilakukan oleh Puskesmas harus secara telitih memeriksa semua obat
Kobandaha (2016) dengan judul analisis manajemen yang di terima dari gudang obat dinas kesehatan Kota
pengelolaan obat di puskesmas Wenang kota Manado ke Puskesmas. Setelah petugas farmasi Puskesmas
mengemukakan bahwa permintaan obat di mengecek obat yang dibawah oleh petugas gudang
puskesmas Wenang kota Manado dibuat sesuai obat dinas kesehatan Kota Kendari maka obat di
pindahkan ke gudang obat Puskesmas.
Penelitian yang dilakukan oleh Hiborang puskesmas dilakukan dengan sistem amprah,
(2016) dengan judul gambaran pelaksanaan dilakukan setiap bulannya sesuai pemakaian.
pengelolaan obat di puskesmas Paniki Bawah kota Secara keseluruhan proses pendistribusian
Manado menyebutkkan bahwa penerimaan obat di obat sudah cukup baik, kebutuhan setiap unit
terima sendiri oleh kepala gudang sewaktu di dinas pelayanan diberikan sebelum stok obat habis dan obat
kesehatan, kemudian di bawah ke puskesmas dan staf yang diminta sesuai dengan kebutuhan.
apotik melakukan pengecekan kembali obat setelah
berada di Puskesmas. 5. Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Obat
Dalam penerimaan obat di puskesmas Pencatatan dan pelaporan obat adalah
terkadang tidak sesuai dengan permintaan obat yang serangkaian kegiatan dari keseluruhan kegiatan
ada di LPLPO sehingga petugas hasrus lebih teliti pengelolaan obat, mulai dari yang diterima, disimpan
dalam memeriksa semua obat agar tidak terjadi dan di distribusikan dan yang digunakan di
kesalahan dalam kesesuaian obat yang di rencanakan. Puskesmas. pencatatan dan pelaoran obat dilakukan
4. Pendistribusian Obat oleh Puskesmas Kota Kendari setiap hari sesuai
Penditribusian Obat adalah kegiatan yang jenis, jumlah pemakaian dan dibuat pelaporan setiap
berkaitan dengan pengeluaran obat dan proses bulannya.
penyerahan obat yang dilakukan secara merata dan Berdasarkan hasil analisis univariat
teratur untuk pemenuhan kebutuhan setiap unit menunjukan bahwa 15 reponden terdapat 15
pelayanan kesehatan. Pendistribusian obat di responden (100%) mengatakan pemantauan dan
Puskesmas Kota Kendari ke Sub unit pelayanan evaluasi pengelolaan obat di Puskesmas cukup baik,
kesehatan yang ada di Puskesmas dilakakukan melalui hal ini karena puskesmas penggunaan obat sesuai
apotik Puskesmas. dengan kebutuhan pelaporan obat yang rusak dan
Berdasarkan hasil analisis unvariat pemaikaian obat yang dicatat dan dibuat dalam
menunjukan bahwa 15 reponden terdapat 15 laporan.
responden (100%) mengatakan pendistribusian obat di Berdasarkan hasil analisis korelasi berganda
Puskesmas cukup baik, hal ini karena pendistribusian kendall’s tau dengan nilai 0,720 hal ini berarti bahwa
ke sub unit pelayanan berdasarkan kebutuhan, ada hubungan kuat antara Pemantauan dan Evaluasi
pendistribusian obat dilakukan sebelum kehabisan Pengelolaan Obat dengan keamanan Obat di
stok. Puskesmas Kota Kendari
Berdasarkan hasil analisis korelasi berganda Puskesmas membuat pencatatan pemakaian
kendall’s tau dengan nilai 0,766 hal ini berarti bahwa obat dan di laporkan ke gudang obat Dinkes Kota
ada hubungan kuat antara pendistribusian Obat Kendari. Ada obat yang tetap harus di adakan meski
dengan keamanan Obat di Puskesmas Kota Kendari tak sering digunakan menurut data yang peneliti
Hasil penelitian pada pendistribusian di temukan di Puskesmas Kota Kendari bentuk
Puskesmas Kota Kendari mengikuti sistem anfrak pelaporannya di buat mulai dari saldo awal, jumlah
dimana obat yang sudah berada di apotik akan di pemasukan, jumlah penggunaan, sampai pada saldo
distribusikan kepada masing-masing sub unit akhir. Bentuk pelaporan dari ke puskesmas ke gudang
pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas. Masing- obat di buat dalam format LPLPO, LPLPO tersebut
masing penanggung jawab sub unit pelayanan berisikan mulai dari sisa stok obat yang ada sampai
kesehatan di Puskesmas mengambil kebutuhan obat pada jumlah permintaan kebutuhan pada bulan
mereka di apotik puskesmas dengan persetujuan dari berikut. masing penanggung jawab sub unit
petugas farmasi yang ada di apotik dan mengisi buku pelayanan kesehatan. Apabila terdapat obat yang
pengambilan obat yang ada. Serta memberikan sudah tidak layak untuk di gunakan seperti sudah
pelaporan pemakaian obat pada bulan sebelumnya. kadaluarsa maka akan di musnahkan.
Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang Penelitian yang dilakukan oleh Syukriati
dilakukan oleh Nurniati, Dkk (2016) tentang Chaira,dkk 2016 tentang Evaluasi Pengelolaan Obat
pengelolaan obat di Puskesmas Buranga Kabupaten pada Puskesmas di Kota Pariaman Hasil penelitian
Wakatobi mengemukakan bahwa pendisrtibusian obat menunjukkan bahwa kesesuaian jenis obat yang
dari puskesmas ke sub unit pelayanan kesehatan tersedia dengan DOEN : 64.70%-73.51%, ketepatan
permintaan obat 2.28%-24.47%, ketepatan distribusi Obat Rasional Berdasarkan Indikator WHO di
obat, 4.66%-35.59%, persentase obat yang tidak Puskesmas Kecamatan antara Kota Depok dan Jakarta
diresepkan, 5.00%-23.49%, persentase peresepan obat Selatan dimana hasil dari penelitian tersebut
generik 97.27%-100%, persentase perbedaan menunjukkan, Berdasarkan indikator pelayanan
pencatatan kartu stok dengan jumlah fisik obat, pasien di puskesmas kecamatan Kota Jakarta Selatan
0.00%-13.13%, maka dapat disimpulkan bahwa relatif lebih baik daripada Kota Depok, namun secara
pengelolaan obat pada puskesmas di kota Pariaman statistik tidak menunjukkan perbedaan bermakna
belum baik, karena belum sesuai dengan standar yang (p>0,05). Sebaliknya pada indikator rerata waktu
ditetapkan. penyiapan obat di puskesmas Kota Depok lebih
Hasil penelitian pengedalian obat di cepat daripada Kota Jakarta Selatan, secara statistik
Puskesmas, sperti pada penelitian Kobandaha (2016) menunjukkan perbedaan bermakna (p = 0,002<0,05).
yang berjudul analisis manajemen pengelolaan obat di Penggunaan obat rasional berdasarkan indikator
Puskesmas Wenang Kota Manado, dimana hasil ketersediaan DOEN/ Formularium antara puskesmas
penelitiannya mengemukakan bahwa pengendalian di kecamatan Kota Depok dan Jakarta Selatan tidak
obat di puskesmas Wenang hanya memperhatikan berbeda, tetapi pada indikator ketersediaan obat
wadah obat asli pabrik dengan melihat waktu penting di puskesmas perawatan Kota Depok hanya
expire. 95% (kurang lengkap) atau sering terjadi kekurangan
6. Keamanan Persediaan Obat stok obat.
Keamanan persedian obat merupakan
tersedianya obat di gudang obat untuk digunakan Akhirnya itu petugas farmasi khususnya di
dalam pelayanan, obat digudang harus tersedia gudang obat puskesmas perlu memastikan keamanan
sebelum kehabisan dan segera untuk di rencanakan obat dengan memantau jumlah kebutuhan obat
kembali. sebelum kehabisan stok obat.

Berdasarkan hasil analisis uniariat


KESIMPULAN DAN SARAN
menunjukan bahwa 15 responden terdapat 5
responden (33,3%) yang mengatakan kemanan
A. Kesimpulan
persediaan obat di puskesmas cukup baik, hal ini Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
karena beberapa puskesmas mengatakan persediaan pada masing-masing variabel penelitian maka dapat
obat dipuskesmas tidak pernah mengalami disimpulkan sebagai berikut:
kekurangan dan kekosongan stok obat selama
1. Ada hubungan sangat kuat antara Perencanaan dan
pelayanan dan 10 responden (66,7%) yang permintaan Obat dengan keamanan Obat di
mengatakan keamanan persediaan obat di puskesmas Puskesmas Kota Kendari
kurang, hal ini karena beberapa puskesmas 2. Ada hubungan lemah antara penerimaan Obat
mengatakan pernah mengalami kekurangan dan dengan keamanan Obat di Puskesmas Kota
kekosongan stok obat selama pelayanan. Kendari
Keamanan obat di Puskesmas belum 3. Ada hubungan kuat antara pendistribusian Obat
terlaksana dengan baik, dalam penelitian ini dikehatui dengan keamanan Obat di Puskesmas Kota
bahwa pernah terjadi peningkatan kebutuhan obat di Kendari
puskesmas hal ini karena peningkatan jumlah 4. Ada hubungan kuat antara Pemantauan dan
pemakaian obat akibat peningkatan jumlah kasus Evaluasi Pengelolaan Obat dengan keamanan
tertentu yang harus memakai jenis obat tersebut, di Obat di Puskesmas Kota Kendari
beberapa puskesmas yang ada di Kota Kendari masih
memakai sistem perencanaan 3 bulan sekali sehingga
beberapa jenis obat yang menjadi kehabisan stok B. Saran
digudang farmasi puskesmas. Berdasarkan hasil pembahasan dan
kesimpulan pada penelitian maka dapat disarankan
Penelitian yang dilakukan oleh (Widya sebagai berikut:
Kardela dkk, 2014) tentang Perbandingan Penggunaan
1. Disarankan agar ada penelitian yang meneliti Debby i. T. Dkk, 2014, Analisis Proses Penyimpanan
lebih mendalam lagi tentang proses pengelolaan Obat Di Puskesmas Pingkan Tenga Kecamatan
obat di puskesmas khususnya tentang keamanan Tenga, No. Hal. 1-9 (diakses tanggal 12 april 2018)
persediaan obat di Puskesmas.
2. Disarankan kepada petugas farmasi puskesmas Darlina, 2016 Studi Pengelolaan Obat di Puskesmas
kiranya mempertahankan proses pengelolaan Sanggona Sulawesi Tenggara, FKM-UH ,Makassar.
obat yang ada saat ini serta memperbaiki bila Depertemen Kesehatan,2014 Direktorat Jendral POM,
masih ada kekurangan dalam proses pengelolaan Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan/Pengendalian
obat. Ketersediaan Obat terpadu daerah Tingkat II, Jakarta
3. Disarankan agar ada proses administrasi
khususnya tentang pengelolaan obat yang lebih Depertemen Kesehatan R.I., 2016 Direktorat Jendral
baik lagi di sehingga dalam penentuan kebijkan Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Pedoman
dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan Advokasi Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan
sasaran dan tujuan perencanaan. Kesehatan, Jakarta

Depertemen Kesehatan R.I, 2007 Direktorat Jendral


DAFTAR PUSTAKA Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Pedoman
Advokasi Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan
Anonym, 2018, Pelaksanaan Manajemen Kesehatan, Jakarta
Kefarmasian, Jakarta
Fikri kobandaha dkk, 2014 Analisis manajemen
Aditama Tjandra Yoga, 2014 Manajemen pengelolaan obat di puskesmas wenang kota manado,
Administrasi Rumah Sakit, UI-Press, Jakarta No. Hal 1-10 (diakses tanggal 11 april 2018)
Arrimes, 2005, Manajemen Puskesmas berbasis Husnawati, dkk, 2016 Sistem Pengelolaan obat di
paradigma sehat, sagung seto, jakarta Puskemas Di Kecamatan Rambah Samo Kabupaten
Al-hijrah dkk, 2013 Pengelolaan obat di Puskesmas Rokan Hulu – Riau Vol. 13 No. Hal 1-13
Madai Kabupaten Maros No FKM-UH Makassar, Hal Ilyas Aksar, Analisis Pengelolaan Obat di Dinas
1-11 (diakses tanggal 10 april 2018) Kesehatan Kabupaten Pangkep, Program Pasca
Andi Sitti Zaeanab Syukriadi, 2016 Evaluasi Sarjana Universitas Hasanuddin, Makassar 2008.
Rasionalitas Penggunaan Obat Ditinjau Dari Indikator Kementerian RI, 2011, Modul penggunaan obat
Peresepan Menurut World Health Organization rasional, Bina pelayanan kefarmasian, jakarta No.
(WHO) Di Puskesmas Non Rawat Inap Kota Kendari Hal. 1-9 (diakses tanggal 10 april 2018)
No. Hal. 1-2
Kobandaha, 2016, analisis manajemen pengelolaan
Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2015 obat di Puskesmas Wenang Kota Manado
Pengelolaan Obat Kabupaten/Kota.
Linta nuriati, 2016, Studi Tentang Pengelolaan Obat
Bowersox Donald j,2015 Manajemen Logistik 1,Bumi Di Puskesmas Buranga Kabupaten Wakatobi, No.
Aksara, Jakarta Hal. 1-9 (diakses tanggal 10 april 2018)
Bungin, 2013 Dasar-Dasar Penelitian Kuantitatif Mangindara dkk, 2011 Analisis Pengelolaan Obat Di
Kesehatan, Bumi Aksara, Jakarta, Puskesmas Puskesma Sampa Kecamatan Sinjai Tmur
Djuna 2014, Pengadaan Obat di Puskesmas Kabupaten Sinjai, No. Hal. 1-10
Labakkang dengan metode konsumsi yaitu dengan Nabila Hadiah Akbar Dkk, 2016, Analisis Manajemen
menlihat LPLPO kemudian ke Dinas Kesehatan No. Penyimpanan Obat Di Puskesmas Se-Kota Banjarbaru
Hal 1-9 No. Hal 1-6 (diakses tanggal 20 april 2018)
Dinkes Kota, 2017 Profil Penggunaan Obat serta
kesediaan stok, Kendari
Nurniati, Dkk 2016 tentang pengelolaan obat di Puskesmas Puwatu, 2018. Profil Puskesmas Puwatu
Puskesmas Buranga Kabupaten Wakatobi No. Hal 1-6 2017 Kota Kendari.
(diakses tanggal 20 april 2018)
Puskesmas Poasia, 2018. Profil Puskesmas Poasia
Nazir, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif 2017 Kota Kendari.
sederhana, CV Alfabeta , Bandung.
Puskesmas Wua-Wua, 2018. Profil Puskesmas Wua-
Permenkes No. 30 tahun 2014 tentang standar Wua 2017 Kota Kendari.
pelayanan farmasi di puskesmas, Jakarta
Rachmawaty, Studi Pengelolaan Obat Di Instalasi
Permenkes No. 74, 2016 tentang Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Umum daerah Kabupaten
Kefarmasian di Puskesmas, Jakarta Kolaka Sulawesi Tenggara, FKM – UH Makassar
2009
Priskila D, dkk, 2015 Analisis pengelolaan obat di
puskesmas tompaso kabupaten minahasa hasil, No. Rais Kardi Moh, Studi Tentang Fungsi Manajemen
Hal. 1-9 Petugas Gudang Farmasi Terhadap Distribusi Obat di
Kota Makassar, FKM – UH, Makassar 2008.
Puskesmas Abeli, 2018. Profil Puskesmas Abeli 2017
Kota Kendari. Siregar, C.J.P.; 2015 Farmasi Rumah Sakit, Buku
Kedokteran, Jakarta
Puskesmas Benu-Benua, 2018. Profil Puskesmas
Benu-Benua2017 Kota Kendari. Sarlin Djuna, dkk 2016, Studi Manajemen
Pengelolaan Obat Di Puskesmas Labakkang
Puskesmas Jatiraya, 2018. Profil Puskesmas Jatiraya Kabupaten Pangkep No. Hal 1-9 (diakses tanggal 15
2017 Kota Kendari. april 2018)
Puskesmas Kandai, 2018. Profil Puskesmas Kandai Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus dan Kefarmasian
2017 Kota Kendari. Kabupaten Bulukumba, 2016, Laporan Pelaksanaan
Puskesmas Kemaraya, 2018. Profil Puskesmas Pelatihan Peningkatan Mutu Pengelolaan Obat di
Kemaraya 2017 Kota Kendari. Puskesmas Kabupaten Endrekang, Dinas Kesehatan
Kabupaten Endrekang,
Puskesmas Labibia, 2018. Profil Puskesmas Labibia
2017 Kota Kendari. Stikes Mandala Waluyah ,2018, Pedoman Penulisan
Skripsi, Edisi I, Kendari
Puskesmas Lepo-Lepo, 2018. Profil Puskesmas Lepo-
Lepo 2017 Kota Kendari. Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif Dan R & D, CV Alfabeta , Bandung.
Puskesmas Mata, 2018. Profil Puskesmas Mata 2017
Kota Kendari. Syukriati Chaira, dkk 2016, Evaluasi Pengelolaan
Obat pada Puskesmas di Kota Pariaman, No. Hal 1-7
Puskesmas Mekar, 2018. Profil Puskesmas Mekar (diakses tanggal 12 april 2018)
2017 Kota Kendari.
WHO-Indonesia, Pelatihan Pengelolaan Persediaan
Puskesmas Mokoau, 2018. Profil Puskesmas Mokoau Obat , Bina Ilmu, Jakarta 2011
2017 Kota Kendari.
Widya Kardela dkk, 2014 tentang Perbandingan
Penggunaan Obat Rasional Berdasarkan Indikator
WHO di Puskesmas Kecamatan antara Kota Depok
Puskesmas Nambo, 2018. Profil Puskesmas Nambo
dan Jakarta Selatan, No. Hal. 1-12 (diakses tanggal 12
2017 Kota Kendari.
april 2018)
Puskesmas Perumnas, 2018. Profil Puskesmas
www.yanfar.go.id , Desentralisasi pengelolaan obat,
Perumnas 2017 Kota Kendari.
Jakarta April 2018. (diakses tanggal 12 april 2018)
www.yanfar.go.id, Pengelolaan Obat Terpadu, Jakarta
10 April 2018 (diakses tanggal 12 april 2018)

Zulkifli Muhammad, Analisis Pengelolaan Obat Di


Instalasi Farmasi/Apotik RSUD Provinsi Sulawesi
Tenggara Kendari, Program Pasca Sarjana Universitas
Hasanuddin, Makassar, 2010.

Anda mungkin juga menyukai