Anda di halaman 1dari 6

JURNAL KESEHATAN HOLISTIK

Vol 8, No 1, Januari 2014 : 1-6

ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS GAYA BARU V KECAMATAN


BANDAR SURABAYA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Iwan Indriawan1, Wahid Tri Wahyudi2, Agustina Rahayuningsih3

ABSTRAK

Sistem pengelolaan obat yang meliputi perencanaan kebutuhan obat, pengadaan/permintaan obat, penyimpanan
obat, pendistribusian obat dan penghapusan obat yang ada di Puskesmas Gaya Baru V Kecamatan Bandar Surabaya
Kabupaten Lampung Tengah dirasakan belum berjalan sesuai dengan ketentuan.Tujuan penelitian diketahui penyebab
ketidak sesuaian pelaksanaan pengelolaan obat tersebut.
Jenis penelitian kualitatif, menggali sejauh mana sistem pengelolaan obat di Puskesmas. Sifat penelitian adalah
evaluatif (evaluation research), dengan informan Kepala Puskesmas Gaya Baru V, petugas pengelola gudang obat
Puskesmas, Kepala Puskesmas Pembantu dan staf Instalasi GFK, pengambilan data dilakukan wawancara mendalamdan
observasi. Teknik pengolahan data dengan cara analisis isi.
Pengadaan/permintaan obat di Puskesmas sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.Penyimpanan obat di
Puskesmas sudah menggunakan metode FEFO dan FIFO. Tidak ada penghapusan obat di Puskesmas.Perencanaan
kebutuhan obat di Puskesmas belum sepenuhnya memenuhi tahap-tahap,yaitu belum menggunakan tahap seleksi ilmiah
medik dan statistik, Pendistribusian obat di Puskesmas belum berjalan dengan baik.Hal tersebut karena kurangnya sumber
daya manusia yang ada.Kesimpulan, pengelolaan obat di Puskesmas belum maksimal dan disarankan agar membuat
daftar usulan penambahan tenaga khusus yang menangani pengelolaan obat.

Kata kunci: Pengelolaan Obat, Puskesmas

PENDAHULUAN kesehatan yang bersifat upaya pengobatan (kuratif)


membutuhkan logistik seperti obat-obatan untuk kegiatan
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu pelayanan kesehatan baik di Puskesmas Induk maupun
upaya pembangunan nasional di arahkan guna Pusksemas Pembantu.
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan Pengelolaan obat di Puskesmas merupakan salah
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat satu aspek penting dari Puskesmas karena
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai ketidakefisienan akan memberikan dampak negatif
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang terhadap pelayanan kesehatan, karena ketersediaan obat
produktif secara sosial dan ekonomis. (Pasal 3 UU No. 36 setiap saat menjadi tuntutan pelayanan kesehatan maka
tahun 2009) pengelolaan yang efesien sangat menentukan
Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak keberhasilan Manajemen Puskesmas secara keseluruhan.
semua pihak, tidak hanya oleh keluarga, kelompok dan Tujuan pengelolaan obat adalah tersedianya obat setiap
bahkan oleh masyarakat.Untuk dapat mewujudkan saat dibutuhkan baik mengenai jenis, jumlah maupun
keadaan tersebut, salah satu diantaranya yang kualitas secara efesien, dengandemikian manajemen
mempunyai peranan yang cukup penting adalah pengelolaan obat dapat dipakai sebagai proses
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Kegiatan penggerakan dan pemberdayaan semua sumber daya
pelayanan kesehatan telah dilaksanakan sampai pada yang dimiliki/potensial yang untuk dimanfaatkan dalam
masyarakat pedesaan, baik pelaksanaan yang bersifat rangka mewujudkan ketersediaan obat setiap saat
kuratif maupun preventif.Pasal 52 (1) UU No. 36 tahun dibutuhkan untuk operasional efektif dan efesien. (Depkes
2009 dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan terdiri atas RI, 1992)
pelayanan kesehatan perseorangan dan pelayanan Ketidak cukupan obat-obatan disebabkan oleh
kesehatan masyarakat. berbagai faktor.Salah satu faktor yang sangat menentukan
Pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan, yaitu faktor perencanaan/perhitungan perkiraan kebutuhan
diselenggarakan melalui usaha-usaha penyediaan obat yang belum tepat, belum efektif dan kurang
pelayanan kesehatan yang lebih luas dan merata bagi efisien.Pengadaan/permintaan obat juga merupakan suatu
seluruh masyarakat dimana salah satu program pelayanan aspek dimana permintaan dilakukan harus sesuai dengan

1. Dinas Kesehatan Lampung Tengah Propinsi Lampung


2. PSIK FK Universitas Malahayati Bandar Lampung
3. Akademi Farmasi & Makanan Putra Indonesia Bandar Lampung
2 Iwan Indriawan, Wahid Tri Wahyudi, Agustina Rahayuningsih

kebutuhan obat yang ada agar tidak terjadi suatu METODE PENELITIAN
kelebihan atau kekurangan obat. Kelebihan obat atau
kekosongan obat tertentu ini dapat terjadi karena Jenis penelitian kualitatif.Sifat penelitian ini adalah
perhitungan kebutuhan obat yang tidak akurat dan tidak evaluatif (evaluation research).Waktu penelitian
rasional, agar hal-hal tersebut tidak terjadi maka dilaksanakan pada 30 Januari 2013 sampai dengan 10
pengelolaan obat puskesmas perlu dilakukan sesuai yang Maret 2013di Puskesmas Gaya Baru V Kecamatan Bandar
ditetapkan dan diharapkan dimana dalam pengelolaan Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.
harus memperhatikan penerimaan, penyimpanan serta Pemilihan informan dilakukan dengan
pencatatan dan pelaporan yang baik. Terjaminnya menggunakan tehnik Purposive Sampling. Informan yang
ketersediaan obat di pelayanan kesehatan akan menjaga dipilih adalah yang mengetahui permasalahan dengan
citra pelayanan kesehatan itu sendiri, sehingga jelas, dapat dipercaya untuk dapat menjadi sumber data
pengelolaan dan penyediaan obat secara efektif dan yang baik serta mampu mengemukakan pendapat secara
efisien sangatlah penting. baik dan benar (Notoatmodjo, 2010). Informandalam
Instalasi Gudang Obat Puskesmas Gaya Baru V penelitian ini adalah Kepala Puskesmas, Penanggung
di bawah tanggung jawab Dinas Kesehatan Kabupaten Jawab Gudang Obat Puskemas, Petugas Pukesmas
Lampung Tengah, bertanggung jawab terhadap Pembantu dan Staf GFK.
pengelolaan obat yang meliputi perencanaan kebutuhan Data yang di kumpulkan dalam penelitian ini
obat, pengadaan/permintaan obat, penyimpanan obat, diperoleh melalui wawancara yang mendalam (Indepth
pendistribusian obat dan penghapusan obat. Interview).Instrumen atau alat yang digunakan dalam
Keberadaan Instalasi Gudang Obat Puskesmas penelitian ini adalahberupapedoman wawancara
Gaya Baru V ini mempunyai peranan penting dalam mendalam..Data hasil wawancara mendalam dengan
pelayanan obat di Puskesmas.Oleh sebab itu pengelolaan informan diolah dan dianalisis dengan metode
obat yang benar sangat diperlukan. Sesuai dengan contentanalysis. Langkah-langkah dalam metode
ketentuan yang berlaku bahwa Gudang Obat Puskesmas contentanalysis ini adalah Reduksi data (data reduction),
hanya mengelola obat yang dikirim oleh Gudang Farmasi Penyajian data (data display)danPenarikan kesimpulan
Kabupaten (GFK), yang menurut buku Pedoman dan verifikasi (conclusion drawing and
Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di verification).(Sugiyono, 2010).
Puskesmas GFK yang harus mengirimkan obat ke
Puskesmas. Oleh karena itu, kadang-kadang terjadi HASIL&PEMBAHASAN
kekurangan atau keterlambatan obat. Disisi lain ada
beberapa jenis obat-obatan yang masa aktifnya sangat Penelitian tentang Analisis Pengelolaan Obat di
dekat. Untuk obat-obat yang kadaluarsa, maka segera Gudang Obat Puskesmas Gaya Baru VKecamatan Bandar
dikembalikan langsung ke GFK untuk dimusnahkan, Surabaya Kabupaten Lampung Tengah yang telah
namun demikian pada kenyataannya sampai saat ini dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2012sampai dengan
belum pernah melakukan pemusnahan obat. tanggal 10 Februari 2013 yaitu dengan menggunakan
Pengadaan/permintaan obat Puskesmas yang metode wawancara mendalam (idepth interview) kepada
ada di Kabupaten Lampung Tengah, khususnya di informan.Informan yang dimaksud dalam penelitian ini
Puskesmas Gaya Baru V adalah dengan mengajukan adalah Kepala Puskesmas Gaya Baru V, Pengelola
permintaan setiap tiga bulan sekali, yaitu dengan mengisi Gudang Obat Puskesmas Gaya Baru V, Kepala
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat Puskesmas Pembantu Spontan II dan Staf Gudang
(LPLPO). Tetapi pada tahun 2009 dan tahun 2010 terjadi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung
penerimaan obat tidak sesuai dengan Tengah.Adapun hasil wawancara mendalam tentang
pengadaan/permintaan yang diajukan pada sebagian jenis PengelolaanObat di Gudang Farmasi Puskesmas Gaya
obat (sebagaimana terlampir). Baru V Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung
Demikian juga yang terjadi pada tahun 2011, Tengah adalah sebagai berikut :
Puskesmas Gaya Baru V mengalami keterlambatan
penerimaan obat selama satu bulan.Jadwal pengambilan Perencanaan Kebutuhan Obat
obat yang seharusnya pada bulan September, mundur di Puskesmas Gaya Baru Vmembuat Perencanaan
bulan Oktober.Sehingga terjadi kekosongan pada
Kebutuhan Obat Tahunan. Pada tahap perencanaan
sebagian obat (sebagaimana terlampir).
kebutuhan obat ini, Puskesmas Gaya Baru Vmembuat
Dari uraian pada latar belakang maka
perencanaan berapa banyak kebutuhan obat dalam jangka
dikemukakan permasalahan yakni bagaimana
waktu satu tahun
pelaksanaan pengelolaan obat di Puskesmas Gaya Baru V
Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tahap Perencanaan Kebutuhan Obat pada Puskesmas
Tengah?. Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah Gaya Baru V di mulai dengan menghitung jumlah rata-rata
diketahui informasi pelaksanaan pengelolaan obat di pemakaian obat pada periode lalu, kemudian dikalikan
Puskesmas Gaya Baru V waktu ketersediaan obat dan di kalikan 14.Dengan asumsi
bahwa yang dua bulan adalah stok pengaman, setelah

Jurnal Kesehatan Holistik Volome 8, Nomor 1, Januari 2014


Analisis Pengelolaan Obat Di Puskesmas Gaya Baru V Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah3

didapatkan hasilnya, maka hasil tersebut di masukkan ke Pada tahap Perencanaan ini yang sering
dalam Form Rencana Kebutuhan Obat Tahunan dan di dikeluhkan oleh Puskesmas Gaya Baru V adalah ada
masukkan ke Instalasi GFK. beberapa jenis obat jumlahnya tidak sesuai dengan
Adapun indikator atau dasar yang digunakan permintaan.Berdasarkan pada buku Pedoman
Puskesmas Gaya Baru V dalam membuat Perencanaan Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di
Kebutuhan Obat adalah jumlah pemakaian rata-rata Puskesmas, apabila jumlah obat yang diminta tidak sesuai
perbulan pada periode lalu dan melihat jumlah kunjungan biasanya menyebabkan kekosongan obat serta
penyakit terbanyak. Atau dengan kata lain, Puskesmas berpengaruh pada pemenuhan pelayanan kesehatan obat
Gaya Baru V menggunakan metode konsumsi dan pada setiap sarana kesehatan publik maupun swasta.
metode epidemiologi. Tetapi pada tahap pemilihan obat
belum menggunakan tahap seleksi ilmiah medik dan Pengadaan/PermintaanObat
statistik, karena kurangnya tenaga yang ada. Hasil yang diperoleh dari informan mengenai
Dari hasil wawancara yang didapatkan bahwa Pengadaan/Permintaan obat yaitu Puskesmas Gaya Baru
Perencanaan Kebutuhan Obat belum terakomodir dengan V dan Puskesmas Pembantu tidak melakukan pengadaan
baik sebab masih ada beberapa jenis obat dalam obat secara khusus. Puskesmas hanya mengajukan
penerimaan jumlahnya tidak sesuai dengan perencanaan permintaan obat ke Instalasi GFK dan tidak dibenarkan
kebutuhan obat. untuk membeli obat di luar.Mengenai Prosedur dan cara
Berdasarkan hasil dari penelitian maka permintaan Puskesmas Gaya Baru V ke Instalasi GFK
perencanaan kebutuhan obat yang ada di Instalasi adalah Puskesmas Gaya Baru V mengajukan permintaan
Gudang Obat Puskesmas Gaya Baru Vbelum sepenuhnya obat ke Instalasi GFK setiap 3-4 bulan sekali dengan
memenuhi tahap-tahap atau metode yang sesuai dengan mengisi LPLPO. Kemudian permintaan itu di kirimkan ke
perencanaan obat. Tahap-tahap metode yang dimaksud Instalasi GFK, setelah ada persetujuan dari Instalasi GFK,
adalah pada tahap pemilihan obat. Cara penghitungan maka ditentukan jadwal pengambilan Obat
kebutuhan obat yang dilakukan sudah benar dan sesuai Pengadaan/Permintaan obat di Puskesmas hanya
dengan Buku Pedoman yang ada (Pedoman Pengelolaan mengajukan permintaan rutin ke Instalasi GFK setiap 3-4
Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas). bulan sekali.Tetapi boleh mengajukan permintaan khusus
Indikator perencanaannya yaitu mengacu pada sewaktu-waktu jika stok obat itu benar-benar kosong dan
penyakit yang menonjol serta yang sering dikeluhkan sangat dibutuhkan.Dalam Pengadaan/Permintaan obat,
pasien, dan penggunaan obat pada periode yang lalutetapi Puskesmas Gaya Baru V dan Puskesmas Pembantu di
pada tahap pemilihan obat belum menggunakan tahap wilayah kerjanya tidak ada pembiayaan khusus.Puskemas
seleksi ilmiah medik dan statistik.. Induk maupun Puskesmas Pembantu tidak dibenarkan
Hal ini diketahui oleh peneliti pada saat mengadakan obat-obatan sendiri dalam arti membeli obat
melakukan indepth interview pada tanggal 30 Januari 2013 dari luar.Pembiayaan hanya di gunakan untuk keperluan
sampai dengan 10 Februari 2013, bahwa pada tahap biaya transportasi pada saat pengambilan obat ke Instalasi
pemilihan obat belum menggunakan tahap seleksi ilmiah GFK saja.
medik dan statistik karena keterbatasannya tenaga yang Pengadaan/Permintaan obat yang ada di Instalasi
ada di Instalasi Gudang Obat Puskesmas Gaya Baru Obat Puskesmas Gaya Baru V yaitu tidak ada pengadaan
V.Yang dimaksud dengan seleksi ilmiah medik dan statistik dan pembiayaan khusus karena semua obat diambil
yaitu untuk melakukan kajian seleksi ilmiah medik terhadap langsung dari InstalasiGFK. Pengadaan/Permintaan obat
obat generik atau mengenai khasiat obat. di Puskesmas Gaya Baru V dilakukan setiap tiga bulan
Perencanaan kebutuhan obat yang dimaksud sekali dalam satu tahunnya.Meskipun tidak ada aturan
adalah untuk mendapatkan jenis dan jumlah obat yang baku yang menyebutkan bahwa pengadaan/permintaan
tepat sesuai dengan kebutuhan serta menghindari obat diajukan setiap empat bulan sekali. Hal ini untuk
keborosan akan obat dan meningkatkan keadaan obat mempermudahkan Puskesmas dalam membuat
secara ekonomis, sejalan penelitian Baaman (2009) bahwa perencanaan kebutuhan obat jangka pendek sehingga
perencanaan kebutuhan obat harus melibatkan beberapa kekosongan obat dapat di hindari seminimal mungkin.
petugas khususnya di Gudang obat. Berdasarkan pada buku Pedoman Pengelolaan
Dari hasil indepth interview yang dilakukan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas,
tanggal 30 Januari 2013 sampai dengan 10 Februari 2013 apabila jumlah obat yang diminta tidak sesuai biasanya
bahwa jumlah tenaga yang ada di Instalasi Gudang Obat menyebabkan kekosongan obat serta berpengaruh pada
Puskesmas Gaya Baru V belum ada tenaga ahli Apoteker, pemenuhan pelayanan kesehatan obat pada setiap sarana
hanya 1 orang dari D3 Keperawatan yang juga bertugas di kesehatan publik maupun swasta.
Apotik, sehingga perencanaannya dilakukan secara Prosedur dan cara pengadaan/permintaan di
bersama karena tidak adanya struktur organisasi pada Puskesmas gaya Baru V sudah sesuai dengan Pedoman
Instalasi Gudang Obat Puskesmas Gaya Baru V itu sendiri Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di
atau tidak ada yang menangani khusus pada bidang Puskesmas, yaitu membuat permintaan obat rutin dan
perencanaan.

Jurnal Kesehatan Holistik Volome 8, Nomor 1, Januari 2014


4 Iwan Indriawan, Wahid Tri Wahyudi, Agustina Rahayuningsih

khusus. Permintaan rutin dilakukan setiap tiga bulan sekali pemantauan stok kekosongan obat dan penyusunan
dan permintaan khusus dapat dilakukan sewaktu-waktu. dengan sistem FIFO dan FEFO
Untuk pembiayaan khusus yang berkaitan dengan
pengadaan/permintaan obat, Puskesmas tidak ada, sebab Pendistribusian obat
puskesmas tidak di perbolehkan mengadakan obat sendiri Hasil jawaban yang diperoleh pada
dalam arti membeli sendiri.Biaya hanya di gunakan untuk pendistribusian obat yang dilakukan Puskesmas Gaya
biaya trasnportasi pengambilan obat ke Instalasi GFK. Baru yaitu Puskesmas Gaya Baru V hanya melakukan
pendistribusian obat ke Apotik Puskemas dan Kamar
Penyimpanan obat Injeksi.
Hasil jawaban pada proses penyimpanan obat di Prosedur penyerahan obat dari Instalasi GFK
Instalasi Gudang Obat Puskesmas Puskesmas Gaya Baru yaitu di mulai dari Puskesmas Induk dan Puskesmas
V yaitu setelah menerima obat dari Instalasi GFK, petugas Pembantu mengajukan permintaan kebutuhan obat
Gudang Obat Puskesmas Gaya Baru Vmemasukkan kepadaInstalasi GFK.Setelah permintaan tersebut di
pembukuan obat ke dalam Kartus Stok Obat atau Kartu setujui, kemudian obat yang di minta Puskesmas
Steiling Obat sesuai dengan jumlah obat yang di terima dipisahkan dan di cek kembali bersama-sama.Setelah itu
dari Instalasi GFK seperti yang tertulis dalam Surat Bukti dari Instalasi GFK menyerahkan obat dengan cara
Barang Keluar (SBBK). Selanjutnya menyimpan dan melakukan penanda tanganan dokumen mutasi barang
mengelompokkan obat sesuai dengan jenis dan bentuk atau SBBK oleh Kepala InstalasiGFK dengan Petugas
sediaan. Gudang Obat Puskesmas Gaya Baru Vdan atau Petugas
Proses penyimpanan obat di Instalasi Gudang Puskesmas Pembantu.
Puskesmas Gaya Baru V melakukan
Obat Puskesmas Gaya Baru Vmenggunakan teknik FIFO
pendistribusian obat ke Puskesmas Pembantujika terjadi
dan FEFO. Hal ini di lakukan agar tidak terjadi obat
kekurangan atau kekosongan obat di Puskesmas
kadaluarsa, karena ada sebagian obat yang baru tetapi
Pembantu.Hal ini jarang di lakukan oleh Puskesmas Gaya
masa kadaluarsanya lebih singkat dari stok obat yang
Baru V karena Puskesmas Pembantu mengajukan
lama. permintaan dan mengambil obat langsung ke Instalasi
Pada tahap penyimpanan obat yang ada di GFK.
Gudang Obat Puskesmas Gaya Baru V sudah sesuai Hambatan dan masalah dalam pendistribusian
dengan yang diharapkan karena obat di Gudang Obat obat yang di hadapi Puskesmas Gaya Baru V yaitu ada
Puskesmas Gaya Baru V sudah di atur dengan baik di beberapa obat yang dibutuhkan kurang, cara
kelompokkan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan mengatasinya yaitu dengan mengajukan permohonan
sedangkan obat-obatan jenis narkotik dan psikotropik di kembali obat yang kurang tersebut ke Instalasi GFK
pisahkan dari obat-obat yang lain. Demikian hal nya (permintaan khusus) ataupun dengan cara meminjam, baik
dengan metode penyimpanannya dengan menggunakan itu dari Puskesmas Pembatu dengan Puskesmas
metode FEFO dan FIFO.Mengingat ada obat yang baru Pembantu dan Puskesmas Induk dengan Puskesmas
masuk ternyata tanggal kadalursanya lebih singkat. Pembantu atau sebaliknya.
Hal ini diketahui peneliti pada saat indepth Pendistribusian obat yang ada di Puskesmas
interview dan pengamatan langsung dengan seorang Gaya Baru V belum berjalan dengan baik karena pada
pegawai satu-satunya yang bertugas di Instalasi Gudang tahap penyerahan obat, Puskesmas dan Puskemas
Obat Puskesmas Gaya Baru V pada tanggal 30Januari Pembantu mengambil obat ke Instalasi GFK. Hal ini belum
2012. Tujuan dari penyimpanan obat adalah untuk sesuai dengan peraturan Depkes RI bahwa penyerahan
memelihara mutu obat, menghindari penggunaan yang dan pengiriman obat ke puskesmas adalah tanggung
tidak bertanggung jawab, menjaga kelangsungan jawab dari Instalasi GFK, hal ini terjadi karena kurangnya
persediaan, memudahkan pencarian dan pengawasan. tenaga di Instalasi GFK, minimnya dana yang ada di
Sedangkan pada kegiatan penyimpanan obat meliputi Instalasi GFK serta banyaknya Puskesmas Induk dan
pengaturan tata ruang, penyusunan stok obat, pencatatan Puskesmas Pembantu yang ada di Kabupaten Lampung
obat dan pengamatan mutu obat (Pedoman Pengadaan Tengah (37 Puskesmas Induk dan 114 Puskesmas
dan Perbekalan Kesehatan Publik dan Swasta Depkes RI, Pembantu).
2002) Berdasarkan buku Pedoman Pengelolaan Obat
Dalam tata ruang gudang yang dipakai untuk Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas, distribusi
penyimpanan haruslah dapat menjaga agar obat tidak obat merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka
rusak secara kimia oleh karena itu harus diperhatikan agar pengeluaran dan pengiriman obat-obatan yang bermutu,
ruangannya tetap kering, adanya ventilasi untuk aliran terjamin keabsahannya serta tepat jenis dan jumlah dari
udara agar tidak panas serta cahaya yang cukup.Dalam gudang obat secara merata dan teratur untuk memenuhi
penyusunan obat hal yang harus diperhatikan adalah obat kebutuhan di sub-sub unit pelayanan kesehatan.
yang berbahaya dipisahkan dari obat lain yang ada di Dalam kegiatan pendistribusian obat,
dalam Gudang, obat yang vital sebaiknya dipisahkan pemberdayaan dan pengelolaan sumber daya manusia
dengan obat lainnya agar dapat dengan mudah merupakan salah satu penunjang keberhasilan dan

Jurnal Kesehatan Holistik Volome 8, Nomor 1, Januari 2014


Analisis Pengelolaan Obat Di Puskesmas Gaya Baru V Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah5

kesuksesan dalam pengolahan suatu organiasasi, SIMPULAN &SARAN


berdasarkan hasil dari penelitian bahwa tenaga yang
terlibat dalam pendistribusian yang meliputi pengepakan Berdasarkan dari hasil penelitian dan
obat dan penyerahan obat terdiri dari semua pegawai yang pembahasan tentang Pengelolaan obat di Puskesmas
ada di Gudang Obat Puskesmas maupun Instalasi GFK, Gaya Baru V Kecamatan Bandar SurabayaKabupaten
tetapi yang berwenang untuk memberi tahu jenis obat Lampung Tengah dapat disimpulkan sebagai berikut :
serta penyerahan barang yaitu Petugas Gudang Obat 1. Perencanaan kebutuhan obat yang ada di Puskesmas
Puskesmas maupun Instalasi GFK. Gaya Baru V belum sepenuhnya berjalan dengan baik
Dalam melakukan kegiatan pendistribusian karena pada tahap pemilihannya belum menggunakan
dilakukan secara gotong royong walaupun pekerjaan tahap seleksi ilmiah medik dan statistik, karena
tersebut bukan tanggung jawab seluruh pegawai karena kurangnya Sumber Daya Manusia yang ada.
struktur organisasi serta kekurangan pegawai yang ada di 2. Pengadaan/Permintaan obat yang ada di Puskesmas
instalasi Gudang Obat Puskesmas Gaya Baru V maupun Gaya Baru V belum semuanya berjalan dengan baik
Instalasi GFK, ini sesuai dengan hasil indepth interview karena ada beberapa jenis obat yang diminta jumlah
peneliti yaitu pegawai yang ada di Instalasi Gudang Obat penerimaannya tidak sesuai dengan permintaan. Hal
Puskesmas Gaya Baru V belum cukup memadai karena ini dapat menyebabkan kosongnya obat serta
hanya satu orang yang bertugas di gudang obat tersebut berpengaruh pada pemenuhan pelayanan kesehatan
itu pun hanya dari D3 Keperawatan bukan dari tenaga ahli obat pada Puskesmas maupun Puskesmas pembantu.
apoteker. 3. Penyimpan obat yang ada di Puskesmas Gaya Baru V
Sedangkan di Instalasi GFK pegawainya hanya 5 sudah berjalan dengan cukup baik karena tahap
orang, 1 orang Tenaga Apoteker, 1 orang Tenaga pemisahan obat dan penyusunan obat serta keadaan
Kesehatan Masyarakat, 1 orang Sarjana Ilmu Politik, dan 2 gudang sudah sesuai dengan tahap penyimpanan
orang lainnya masing-masing berlatar pendidikan SMA dan obat.
SMP. 4. Pendistribusian obat yang ada di Puskesmas Gaya
Baru V belum berjalan dengan baik dan belum sesuai
Penghapusan obat dengan Peraturan Depkes RI, karena kurangnya
Hasil dari indepth interview tentang penghapusan tenagadan kurangnya jumlah dana yang tersedia di
obat yaitu tidak ada Penghapusan obat secara khusus di Instalasi GFK.
Puskesmas Gaya Baru V karena tidak ada obat yang 5. Tidak ada Penghapusan obat di Puskesmas Gaya Baru
kadaluarsa atau expire date. Jika ada obat yang V dan Instalasi GFK, karena tidak ada obat
kadaluarsa, maka obat tersebut disendirikan dan yangkadarluarsa.
dikembalikan ke Instalasi GFK.Hal ini disebabkan karena Adapun saran yang penulis sarankan adalah
penghapusan obat di lakukan di Dinas Kesehatan sebagai berikut:
Kabupaten, namun sejauh ini belum pernah dilakukan 1. Agar perencanaan obat dapat dilakukan dengan baik,
penghapusan obat di karenakan sejauh ini belum ada obat maka Puskesmas Gaya Baru V dan Instalasi GFK
yag kadaluarsa. dapat membuat usulan penambahan jumlah pegawai,
Penghapusan yang ada di Gudang Obat yaitu Apoteker dan Asisten Apoteker dan Sarjana
Puskesmas Gaya Baru V yaitu tidak ada penghapusan Kesehatan lainnya serta dapat membuat susunan
obat karena tidak ada obat yang kadaluarsa atau expire organisasi yang ada di Instalasi Gudang Obat dan
date. dapat memperhatikan seleksi ilmiah medik dan statistik
Berdasarkan yang diketahui bahwa Penghapusan adalah agar dapat diketahui kegunaan serta efek terapi obat
proses penghapusan tanggung jawab bendahara barang itu sendiri.
atas bahan atau barang tertentu sekaligus mengeluarkan 2. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah
dari catatan/pembukuan yang berlaku. Penghapusan agar kiranya lebih memperhatikan
barang diperlukan karena : pengadaan/permintaan obat oleh Puskesmas dan
1. Bahan/barang rusak tidak dapat dipakai kembali Puskesmas Pembantu, agar tidak menyebabkan
2. Bahan/barang sudah melewati masa kadaluarsa kekosongan obat sehingga berpengaruh pada
(expire date) pemenuhan pelayanan kesehatan.
3. Bahan/barang hilang karena pencurian atau sebab 3. Penyimpanan Obat di Puskesmas Gaya Baru V sudah
lain berjalan dengan baik dan dapat di pertahankan
Jika terjadi obat kadaluarsa, maka petugas sehingga bisa menghasilkan obat yang berkualitas
gudang obat segera mengumpulkan obat-obatan tersebut baik.
dalam gudang secara terpisah.Kemudian melaporkan hal 4. Agar Pendistribusian obat dapat berjalan sesuai
tersebut dan mengirimkannya ke Instalasi GFK untuk dengan apa yang diharapkan, kiranya Puskesmas
dilakukan pemusnahan dan di buatkan Berita Acara Gaya Baru V maupun Dinas Kesehatan Kabupaten
Lampung Tengah dapat memperhatikan jumlah dana
serta jumlah tenaga yang ada, baik di Instalasi GFK

Jurnal Kesehatan Holistik Volome 8, Nomor 1, Januari 2014


6 Iwan Indriawan, Wahid Tri Wahyudi, Agustina Rahayuningsih

maupun di Puskesmas Gaya Baru V khususnya di Notoatmodjo, Sukidjo, Metode Penelitian Kesehatan,
Instalasi Gudang Obat. Rineka Cipta, Jakarta, 2010
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D, Alfabeta Bandung, 2010
DAFTAR PUSTAKA Undang-undang No. 36 Tahun 2009, Tentang Kesehatan,
Jakarta, 2009
Departemen Kesehatan RI, Pedoman Pengelolaan Obat Baaman Hariyadi, Studi Manajemen Obat di Instalasi
Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas, Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten
Jakarta, 1992 Gorontalo, 2009.
Departemen Kesehatan RI, Pedoman Pengadaan dan
Perbekalan Kesehatan Publik dan Swasta,
Jakarta, 2002

Jurnal Kesehatan Holistik Volome 8, Nomor 1, Januari 2014

Anda mungkin juga menyukai