Anda di halaman 1dari 6

PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Artikel 6

ISSN 2089-0346 (Print) || ISSN 2503-1139 (Online) Volume 10, Nomor 02, Desember 2020

Studi Pengelolaan Managemen Logistik di Instalasi Farmasi RSUD Raha


Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara Tahun 2019

Study Of Logistic Management In Pharmaceutical Installation RSUD Raha


District, Muna Sulawesi Tenggara in 2019

1
Hana Pratiwi Mundari*, 2Amran Razak, 3Andi Surahman Batara
1,3
Fakultas Kesehatan masyarakat, Universitas Muslim Indonesia, Makassar
2
Fakultas Kesehatan masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar
Email: hannamundari@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini menentukan penerapan Manajemen Logistik di Rumah Sakit Umum Daerah Raha
dari Gudang Farmasi Kabupaten Rumah Sakit Daerah Muna. Metode yang digunakan adalah
kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi langsung. Hasil
penelitian menjelaskan bahwa, perencanaan (oleh kepala instalasi dan manajemen, pemilihan obat
berdasarkan penipisan stok, kebutuhan, pola penyakit, e-katalog, dan permintaan, menentukan
jumlah kebutuhan obat berdasarkan obat kosong , stok obat terakhir, sistem analisis ABC, pola
penyakit dan penggunaan di masa lalu), pengadaan (dilakukan kapan saja ketika obat akan habis,
berdasarkan tender dan pembelian langsung, pemesanan ulang terjadi ketika stok obat kosong di
distributor Diharapkan Direktur Rumah Sakit untuk mengikuti peraturan farmasi di Rumah Sakit,
dan ke Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Raha untuk membentuk tim perencanaan,
dalam pengadaan direkomendasikan untuk menjamin ketersediaan obat untuk distributor dan untuk
mengantisipasi kekosongan obat.

Kata Kunci: Instalasi Farmasi, managemen, logistik

Abstract
This study aims to determine the application of Logistics Management at the Regional Public
Hospital in Raha from the Pharmacy District of Muna Regional Public Hospital (RSUD Raha). It
used a qualitative method with the data collection was done by interview and direct observation.
The results of the study show that planning (by the head of installation and management, drug
selection based on stock depletion, needs, disease patterns, e-catalog, and demand, determine the
number of drug needs based on empty drugs, the last drug stock, ABC analysis system, disease
patterns and past use), procurement (done anytime when the drug will run out, based on tenders
and direct purchases, re-order occurs when the drug stock is empty at the distributor)

Keywords: Pharmaceutical installation, management, logistics

Hana Pratiwi Mundari 124 | P a g e


PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Artikel 6
ISSN 2089-0346 (Print) || ISSN 2503-1139 (Online) Volume 10, Nomor 02, Desember 2020

PENDAHULUAN Logistik di Instalasi Farmasi tidak sesuai


Standar pelayanan farmasi di Rumah dengan regulasi dinaba di atur Permenkes
Sakit yaitu pengelolaan perbekalan farmasi. Nomor 72 Tahun 2016 yang seharusnya 1
Pengelolaan perbekalan farmasi yaitu pintu, dimana hanya obat dan BHP yang
meliputi sediaan farmasi, alat kesehatan dan direncanakan oleh instalasi Farmasi
bahan medis habis pakai. Pengelolaan sedangkan yang lain di rencanakan oleh
perbekalan farmasi merupkan suatu siklus bagian perencanaan dan pada bagian
kegiatan yang dimulai dari pemilihan, pemusnahan Rsud Kabupaten Muna belum
perencanaan kebutuhan, pengadaan, pernah diadakan pemusnahan obat”.
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, Penelitian yang dilakukan (5)
pemusnahan dan penarikan, pengendalian, menyatakan bahwa RSUD Raha Kabupaten
dan administrasi yang diatur dengan Muna tidak sesuai dengan regulasi
Peraturan Menteri Kesehatan. (1) permenkes yang ada sehingga seharusnya
Instalasi farmasi adalah departemen pihak pengelolaan managamen dan direktur
atau unit bagian di suatu rumah sakit di rumah sakit lebih memperhatikan regulasi
bawah pimpinan seorang apoteker dan yang ada. Tujuan penelitian ini untuk
dibantu oleh beberapa apoteker yang menganalisis pengelolaan managemen
memenuhi persyaratan perundang-undangan logistik obat di Instalasi farmasi RSUD Raha
yang berlaku dan bertanggung jawab atas Kabupaten Muna.
seluruh pekerjaan serta pelayanan langsung
kepada penderita sampai sakit, baik untuk METODE
penderita rawat tinggal, rawat jalan maupun
untuk semua unit termasuk poliklinik rumah Jenis penelitian yang dilakukan
sakit (2). Rumah Sakit Umum Daerah raha adalah penelitian kualitatif dengan
merupakan satu-satunya rumah sakit milik menganalisis pengelolaan manajemen
Pemerintah Daerah Kabupaten muna yang logistik obat. Penelitian ini dilakukan di
merupakan rumah sakit tipe C yang menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Raha
rujukan dari 18 puskesmas yang ada di Kabupaten Muna. Pengambilan sampel pada
Kabupaten Muna yang melayani pasien penelitian ini didasarkan atas pertimbangan
peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri
dan pasien umum (non peserta JKN). berdasar- kan ciri atau sifat populasi tenaga
Rumah sakit ini mampu memberikan apoteker atau pun tenaga kesehatan di
pelayanan kedokteran spesialis terbatas. Instalasi Farmasi RSUD Raha Kabupaten
Manajemen Logistik di insalasi farmasi pada Muna. Informan dalam penelitian ini adalah
dasarnya tidaklah terlepas dari prinsip- kepala instalasi farmasi dan direktur rs
prinsip manajemen logistik.Logistik sebagai informan kunci dan informan
dijalankan berdasarkan suatu siklus. lainnya adalah kepala apotek rawat jalan,
Demikian halnya dengan logistik di Rumah kepala apotek rawat inap, kepala gu- dang
Sakit dimana siklus kegiatan dapat farmasi dan staf yang berjumlah 10 orang.
dijalankan sebagaimana mestinya. Harus Penelitian ini dilakukan melalui wawancara
dijaga agar semua unsur didalam siklus dan observasi.Adapun Instru- men dalam
pengelolaan logistik sama kuatnya dan segala penelitian ini adalah Tapcorder dan
kegiatan tersebut harus selalu selaras, serasi sejenisnya untuk merekam pada saat
dan seimbang (3). Penelitian (4) menjelaskan wawancara dengan informan dan pe- doman
perencenaan, pengadaan, penganggaran dan wawancara..
penghapusan obat salah satu instalasi farmasi
Rs di Kota Makassar sudah sesuai dengan HASIL
regulasi yang ada, sehingga peneliti tertarik
apakah instalasi farmasi di Rs di daerah Karakteristik Informan
sudah sesuai dengan regulasi permenkes atau Informan dalam penelitian ini
tidak. Pada penelitian ini setelah survei awal adalah petugas kesehatan di instalasi
melalui wawancara dengan Kepala Instalasi farmasi RSUD Raha Kabupaten Muna.
Farmasi RSUD Raha bahwa “Managemen Informan terdiri dari sebelas petugas
Hana Pratiwi Mundari 125 | P a g e
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Artikel 6
ISSN 2089-0346 (Print) || ISSN 2503-1139 (Online) Volume 10, Nomor 02, Desember 2020

kesehatan, informan dalam penelitian ini formaularium nasional. Hal ini se- suai
terdiri dari sepuluh orang berjenis kelamin dengan pernyataan informan sebagai Berikut
perempuan dan satu orang berjenis :
kelamin laki-laki. Adapun hasil analisis
data yang diperoleh selama penelitian “Ya harus”
yaitu sebagai berikut : (HS, 25 Thn)
Pengadaan
Perencanaan
Pemesanan obat dilakukan setiap
Perencanaan obat di Instalasi waktu ketika obatnya akan habis, berdasar-
Farmasi RSUD Raha dilaksanakan oleh kan sistem tender yaitu satu kali dalam
kepala Instalasi Farmasi dan pihak setahun dan pembelian langsung yaitu
manajemen pada kantor RSUD Raha. Hal berdasar- kan pada kebutuhan. Hal ini sesuai
ini sesuai dengan hasil wawancara sebagai dengan pernyataan informan sebagai berikut:
berikut :
““Kalau disini ada dua. manajemen “Pada saat stok obat hampir habis
dan kepala instalasi farmasi karena obat tidak boleh kosong (WAA,
32 Thn)
(FH, 38 Thn)
Pemesanan ulang sering terjadi
Pemilihan obat yang akan dipesan di
ketika distributor obatnya lupa, stok obat
Instalasi Farmasi RSUD Raha dilakukan
kosong pada distributor, pembayaran
berdasarkan stok obat yang akan habis,
obat pada pemesanan lalu belum lunas,
obat yang paling dibu- tuhkan, pola
ketika obat yang dipesan belum datang.
penyakit yang ada, berdasarkan e-katalog,
Hal ini sesuai dengan pernyataan
berdasarkan keputusan kepala instalasi,
informan sebagai berikut:
berdasarkan permintaan serta berdasarkan
pada Formularium Na- sional. Hal ini “Iya biasanya seperti itu, ketika
sesuai dengan hasil wawan- cara sebagai barang yang kami pesan belum datang
berikut : maka kami melakukan peme- sanan
“Pemilihan obat berdasar- kan obat ulang”
yang laku dan stoknya su- dah menipis serta (AT, 33 Thn)
berdasarkan pada pola penyakit”
Penyimpanan
(H, 40 Thn)
Dalam penyimpanan obat yang
Penentuan jumlah kebutuhan obat di ber- tanggung jawab adalah kepala
Instalasi Farmasi RSUD Lanto Daeng Pase- gudang dan staf gudang.Hal ini sesuai
wang berdasarkan obat yang akan habis, stok dengan pernyataan informan sebagai
obat yang terakhir, berdasarkan sistem berikut:
analisa ABC, pola penyakit, pemakaian pe-
riode lalu, dan berdasarkan permintaan dok- “Ada kepala gudang yang
ter. Hal ini sesuai dengan pernyataan infor- bertanggung jawab untuk melakukan
man sebagai berikut : semua penataan dan penyimpanan obat”
“Dalam penentuan jumlah kebutuhan
obat itu berdasarkan stok obat yang (WAA, 32 Thn)
terakhir,kemudian berdasarkan sistem Penyimpanan obat digudang dilakukan
analisa pareto ABC dan kita harus sesuaikan dengan cara memisahkan obat berdasarkan
dengn kebutuhan sumber dan jenisnya, suhu kamar serta model
penyimpanannya mengguna- kan sistem
(AT, 33 Thn FIFO (First In First Out), FEFO (First
Expire First Out) dan sesuai abjad. Hal ini
Petugas Kesehatan harus mengeta- hui sesuai dengan pernyataan informan sebagai
obat yang wajib ada, obat yang wajib ada berikut:
yaitu obat-obat generik, dan obat yang sesuai
Hana Pratiwi Mundari 126 | P a g e
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Artikel 6
ISSN 2089-0346 (Print) || ISSN 2503-1139 (Online) Volume 10, Nomor 02, Desember 2020

“Cara penyimpanan obat di gudang perencanaan. Hal ini sesuai dengan


itu dipisahkan antara obat yang pernyataan informan sebagai berikut:
sumbernya dari BPJS, rutin dan ada yang
“Tidak, baru mau rencana
bersumber dari BLUD, selain itu
insyaalah sebulan atau dua bulan
penyimpanannya juga berdasarkan abjad,
kedepan kumpulkan dulu toh, ada
berdasarkan terapinya serta
dikumpul- kan digudang dipisahkan
menggunakan prinsip FIFO FEFO.”
tempat- nya”
(FH, 34 Thn) (AT 33 tahun)
Sesuai dengan peraturan, penyimpanan
obat harus diikuti dengan kartu stok, PEMBAHASAN
sehingga penyimpanan obat di Gudang In- Proses perencanaan di Instalasi
stalasi Farmasi RSUD Lanto Daeng Pase- Farmasi dilaksanakan oleh Kepala instalasi
wang selalu disertai dengan kartu stok. Hal farmasi dan bagian manajemen pada kantor
ini sesuai dengan pernyataan informan seba- RSUD Raha Kabupaten Muna. Berdasarkan
gai berikut: penelitian yang dilakukan, diperoleh
“ya harus” informasi bahwa perencenaan alkes dan obat
serta bhp di lakukan oleh dua bagian yang
(WAA, 32 Thn) berbeda. Instalasi farmasi hanya
Pencatatan keluar masuknya obat di merencanakan obat dan bhp sedangkan
gudang merupakan hal yang perlu dilaku- bagian perencanaan dari managemen bagian
kan, dalam pencatatan keluar masuknya obat alkes. Mengapa terjadi adanya pengadaan di
digudang Instalasi Farmasi RSUD Raha rumah sakit oleh dua bagian yang berbeda
dilakukan oleh masing-masing penanggung karena pihak managemen mengatakan ini
jawab gudang. Hal ini sesuai dengan pern- sudah di atur dari sk bupati dan dana yang
yataan informan sebagai berikut: turun beda-beda. Ini merupakan hal yang
fatal Dimana ini sudah keluar dari regulasi
“Orang gudang” dari permenkes 72 tahun 2016 standar
(ATT, 33 Thn) pelayanan kefarmasian di Rumah sakit(6).
Pendistribusian Untuk penentuan jumlah kebutuhan obat di
Instalasi Farmasi RSUD Raha berdasarkan
Pendistribusian obat diInstalasi obat yang akan habis, stok obat yang
Farmasi RSUD Raha pada pasien rawat jalan terakhir, berdasarkan sistem analisa pareto
dengan resep perorangan. Hal ini sesuai ABC, pola penyakit, pemakaian periode lalu,
dengan pernyataan informan sebagai berikut: dan berdasarkan permintaan dokter(7).
“Di Apotek rawat jalan melayani Proses pengadaan Pemesanan obat
berdasarkan resep” dilakukan setiap waktu ketika obatnya akan
habis, berdasarkan sistem tender yaitu 2 kali
(HS, 25 Thn)
dalam setahun dan pembelian langsung yaitu
Pendistribusian obat diInstalasi berdasarkan pada kebutuhan. Pemesanan
Farmasi RSUD Raha pada pasien rawat ulang sering terjadi ketika distributor
inap dengan resep perorangan. Hal ini obatnya lupa, stok obat kosong pada
sesuai dengan pernyataan informan distributor, pembayaran obat pada
sebagai berikut: pemesanan lalu belum lunas dan ketika obat
yang dipesan belum datang. Kendala dalam
“Sama dengan model rawat jalan”
pengadaan obat di Instalasi Farmasi RSUD
(WAA, 32 Thn) Raha adalah obat yang dipesan kadang
Penghapusan datang tidak tepat waktu hal itu disebabkan
karena jalur ekspedisi dari distributor.
Penghapusan obat di RSUD Proses penyimpanan yang
Raha Kabupaten Muna belum pernah bertanggung jawab adalah kepala gudang
dilakukan karena belum ada pembuatan dan staf gudang. Penyimpanan obat
berita acara dan masih dalam proses Penataan obat di lemari digudang dilakukan
Hana Pratiwi Mundari 127 | P a g e
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Artikel 6
ISSN 2089-0346 (Print) || ISSN 2503-1139 (Online) Volume 10, Nomor 02, Desember 2020

dengan cara memisahkan obat berdasarkan KESIMPULAN


sumber dan jenisnya, suhu kamar serta Studi Pengelolaan Manajemen
model penyimpanannya menggunakan Logistik Di Instalasi Farmasi RSUD Raha
system FIFO (First In First Out), FEFO Kabupaten Muna tidak sesuai dengan
(First Expire First Out) di susun sesuai Regulasi Permenkes farmasi Rumah sakit.
abjad serta penamaan yang mirip (LASA,
Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan SARAN
berdekatan dan harus diberi penandaan
Bagi Rumah sakit atau Pengelolaan
khusus(8). Penyimpanan obat di Gudang
Managemen Rumah Sakit seharusnya lebih
Instalasi Farmasi RSUD Raha selalu disertai
memperhatikan Regulasi Permenkes Farmasi
dengan kartu stok. Pencatatan keluar
Rumah Sakit agar Pengelolaan managemen
masuknya obat di gudang merupakan hal
logistik di Instalasi Farmasi seharusnya di
yang perlu dilakukan, dalam pencatatn
rencanakan hanya instalasi farmasi dengan
keluar masuknya obat digudang Instalasi
menggunakan sistem satu pintu sehingga
Farmasi RSUD Raha dilakukan oleh
tidak akan menimbulkan kegaduhan dalam
penanggung jawab gudang atau yang
pengelolaan managemen.
bertugas di gudang nanti.
Proses pendistribusian yang UCAPAN TERIMA KASIH
digunakan untuk pasien rawat jalan adalah Ucapan terima kasih diberikan kepada
sistem resep perorangan yaitu distribusi obat semua pihak yang membantu dalam
pada pasien secara individual berdasarkan pelaksanaan penelitian ini.
resep dokter (9). Pasien harus diberikan
informasi mengenai obat karena pasien DAFTAR PUSTAKA
sendiri yang akan bertanggung jawab atas 1. Departemen Kesehatan RI. Standar
pemakaian obat tanpa adanya pengawasan Pelayanan Kefarmasian Rumah sakit No
dari tenaga kesehatan. Pendistribusian obat 58. Jakarta. 2016;
di apotek rawat inap sama dengan 2. Djide, Natsir. Farmasi Rumah Sakit.
pendistribusian pada rawat jalan yaitu sistem Fakultas Farmasi Universitas
resep perorangan. Hasanuddin. Makassar. 2014;
Proses penghapusan obat di instalsi 3. Djatmiko, Muhammad. Evaluasi Sistem
farmasi RSUD Raha Kabupaten Muna Pengelolaan obat di Instalasi Farmasi
dalam setahun terakhir ini belum pernah RSUP Dr. Kariadi. Semarang. 2017;
dilakukan, hal ini terbukti dengan banyaknya 4. Fella, Sesye. Analisis Managemen
tumpukan obat rusak/kadaluarsa di gudang Logistik Obat Di Instalasi Farmasi RS
dan sekitarnya. Kemudian masih banyak Ibnu Sina Makassar. Fakultas farmasi
obat yang rusak/kadaluarsa dikemas dalam Universitas Hasanuddin. Makassar.
karton dengan keadaan terbuka dan tidak 2014;
tertutup rapi. 5. La Dupai. Gambaran Pengelolaan
Pihak rumah sakit mengatakan Persediaan Obat Di Instalasi Farmasi
kenapa tidak terjadinya penghapusan ini RSUD Raha. Fakultas Kesehatan
dikarenakan belum adanya kesedian alat Masyarakat. Universitas Haluoleo.
untuk pemusnahan dan kurangnya dana. Kendari. 2016;
Bagaimanapun rumah sakit seharusnya tetap 6. Menteri Kesehatan RI. Peraturan
melakukan penghapusan dan ini bertolak Menteri Kesehatan Republik Indonesia
belakang dengan standar pelayanan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar
kefarmasian di rumah sakit. Tidak adanya Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
penghapusan obat dapat menambah beban Jakarta. 2016;
penyimpanan maupun meningkatkan risiko 7. Seto, Soerjono, dkk. Managemen
terjadinya penggunaan obat yang sub standar. Farmasi. Airlangga University Press.
Surabaya. 2014;
8. Siregar, C.J.P Farmasi Rumah Sakit
Teori dan Penerapan. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta 2004;
Hana Pratiwi Mundari 128 | P a g e
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Artikel 6
ISSN 2089-0346 (Print) || ISSN 2503-1139 (Online) Volume 10, Nomor 02, Desember 2020

9. Vhebi. Managemen Logistik Pada


Gudang Farmasi RSUD Dongala.
Universitas Tadulako. Palu. 2019.

Hana Pratiwi Mundari 129 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai