Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 6(1) Mei 2023 (13-23)

Amaliyah Wahyuni
p-ISSN 2621-3184; e-ISSN 2621-4032
doi: 10.36387/jifi.v6i1.1302

GAMBARAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN PERBEKALANFARMASI


DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI DI APOTEK HALIM MEDIKA
BANJARBARU

Amaliyah Wahyuni*, Abdul Mahmud Yumassik, Isninoriyah


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin
*Email : amelyanazhan@stikes-isfi.ac.id

ABSTRAK
Pengelolaan persediaan perbekalan farmasi dan bahan medis habis pakai di
Apotek merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan, karena
pengelolaan yang tidak sesuai prosedur akan mengakibatkan pemakaian yangtidak
tepat guna akan banyak terdapat obat kadaluarsa serta tumpang tindih anggaran.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengelolaan persediaan
perbekalan farmasi dan bahan medis habis pakai di Apotek Halim Medika
Banjarbaru yang meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pemeriksaan kadaluarsa, pengendalian, pemusnahan dan penarikan, pencatatan dan
pelaporan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif non eksperimental. Data
dikumpulkan menggunakan lembar observasi berdasarkan SOP Apotek Halim
Medika Banjarbaru dan Permenkes Nomor 73 Tahun 2016. Populasi dan sampel
pada penelitian ini adalah seluruh pengelolaan persediaan perbekalan farmasi dan
bahan medis habis pakai di Apotek Halim Medika Banjarbaru pada bulan Februari-
Maret 2022. Analisis data dilakukan dengan menghitung persentase kesesuaian.
Hasil penelitian berdasarkan SOP Apotek Halim Medika Banjarbaru menunjukan
91% kegiatan sudah sesuai yaitu kegiatan perencanaan, pengadaan, dan
penerimaan, 9% tidak sesuai meliputi kegiatan penyimpanan dan pemeriksaan
kadaluarsa dan berdasarkan Permenkes Nomor 73 Tahun 2016, kegiatan 100%
sudah sesuai semua yaitu kegiatan pengendalian, pemusnahan dan penarikan,
pencatatan dan pelaporan.
Kata Kunci: Pengelolaan, Perbekalan Farmasi, Bahan Medis Habis Pakai, Apotek

ABSTRACT
Inventory management of pharmaceutical supplies and medicalconsumables
at pharmacies is very important to be considered, because management that is not
according to procedures will result in inappropriate use, there will be many expired
drugs and budget overlaps. The purpose of this study was to describe the
management of pharmaceutical supplies and medical consumables at the Halim
Medika Pharmacy Banjarbaru which includes planning, procurement, receipt,
storage, expiration checks, control, destruction and withdrawal, recording and
reporting.
This research was a non-experimental. Data were collected using
observation sheets based on the SOP of the Halim Medika Pharmacy and the
Minister of Health Regulation No. 73, 2016. The sample in this study were all
inventory management ofpharmaceutical supplies and medical consumables at the

Artikel Diterima: 8 Februari 2023; Disetujui: 20 Mei 2023 13


Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 6(1) Mei 2023 (13-23)
Amaliyah Wahyuni
p-ISSN 2621-3184; e-ISSN 2621-4032
doi: 10.36387/jifi.v6i1.1302

Halim MedikaPharmacy Banjarbaru in February-March 2022. Data analysis was


carried out by calculating the percentage of conformity.
The results showed that 91% of the activities were appropriate, namely
planning, procurement, and receiving activities, 9% were not appropriate,
including storage and inspection activities for expiration and based on Permenkes
No. 73/2016, 100% activities were in accordance with all, namely control activities,
destruction and withdrawal, recording and reporting.
Keywords: Drug Management, Pharmaceutical Supplies, Medical Consumables,
Pharmacy
obat kadaluarsa serta tumpang tindih
PENDAHULUAN
anggaran3.
Pelayanan farmasi di Apotek
Salah satu faktor yang sangat
adalah suatu pelayanan langsung dan
berpengaruh dalam persediaan
bertanggung jawab kepada pasien
perbekalan farmasi dan bahan medis
yang berkaitan dengan sediaan
habis pakai adalah pengontrolan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan
jumlah stok untuk memenuhi
medis habis pakai dengan maksud
kebutuhan15. Jika stoknya terlalu
mencapai hasil yang pasti untuk
kecil maka permintaan untuk
meningkatkan mutu pelayanan
penggunaan sering kali tidak
1
pasien .Semakin tinggi atau pesatnya
terpenuhi, begitupun sebaliknya4.
perkembangan pelayanan apotek dan
Berdasarkan penelitian yang
semakin tinggi pula tuntutan
dilakukan oleh Utami (2017),
masyarakat menuntut pemberi
disebutkan bahwa hasil penelitian
layanan apotek harus mampu
menunjukkan bahwa penerapan
memenuhi keinginan dan selera
sistem pengendalian intern
2
masyarakat yang terus berubah .
persediaan obat di rumah sakit umum
Pengelolaan persediaan atau
sakit ibu surakarta telah efektif
perbekalan farmasi dan bahan medis
walaupun masih ada beberapa
habis pakai diapotek merupakan hal
kekurangan5.
yang sangat penting dan perlu
METODE PENELITIAN
diperhatikan, karena pengelolaan
Jenis penelitian ini adalah
yang tidak sesuai prosedur akan
penelitian non eksperimental yang
mengakibatkan pemakaian yang
bersifat deskriptif. Populasi pada
tidak tepat guna akan banyak terdapat
penelitian ini adalah seluruh

14
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 6(1) Mei 2023 (13-23)
Amaliyah Wahyuni
p-ISSN 2621-3184; e-ISSN 2621-4032
doi: 10.36387/jifi.v6i1.1302

pengelolaan persediaan perbekalan meninjau terhadap pola penyakit,


farmasi dan bahan medis habis pakai kemampuan daya beli masyarakat,
di Apotek Halim Medika Banjabaru kebiasaan masyarakat dan
periode Februari – Maret 2022. Alat melakukan kompilasi penggunaan
dan bahan yang digunakan adalah setiap bulan13. Apoteker melakukan
cheklist lembar observasi, lembar monitoring distributor untuk
wawancara menjamin keabsahan dan menjamin
HASIL PENELITIAN bahwa sediaan farmasi dan alat
Pengambilan data yang kesehatan yang diadakan memenuhi
didapatkan menggunakan lembar persyaratan mutu. Data hasil
observasi yang terdiri dari parameter- observasi lapangan pada parameter
parrameter pengelolaan perbekalan perencanaan pada tempat penelitian
farmasi. disajikan dalam tabel sebagai
1. Perencanaan berikut:
Perencanaan dilakukan dengan
Tabel 1. Parameter Perencanaan
Indikator
No. Parameter Berdasarkan SOP Apotek Halim Medika Banjarbaru Sesuai Tidak Sesuai
1. Perencanaan 1. Melakukan review terhadap:
pola penyakit, kemampuan daya beli masyarakat, dan √
kebiasaan masyarakat setempat.
2. Melakukan kompilasi penggunaan obat setiap bulan. √
3. Melakukan analisa untuk menetapkan prioritas dan
jumlah sediaan yang akan diadakan √
4. Melakukan monitoring distributor sediaan farmasi dan alat
kesehatan untuk menjamin keabsahan distributor dan √
menjamin bahwa sediaan farmasi dan alat
kesehatan yang diadakan memenuhi persyaratan mutu.
5. Menyusun prakiraan perencanaan kebutuhan sediaan farmasi
dan alat kesehatan dan prakiraan pembelian ke masing- √
masing distributor serta frekuensi pengadaan
sediaan farmasi dan alat kesehatan.
Jumlah Indikator 5 0
Persentase Kesesuaian 100% 0%

Pada tabel tersebut menunjukkan Medika Banjarbaru didapatkan hasil


bahwa dari 5 indikator perencanaan 100% sesuai dengan SOP yang ada di
berdasarkan SOP Apotek Halim Apotek Halim Medika Banjarbaru.

15
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 6(1) Mei 2023 (13-23)
Amaliyah Wahyuni
p-ISSN 2621-3184; e-ISSN 2621-4032
doi: 10.36387/jifi.v6i1.1302

Perencanaan dilakukan oleh petugas bulan dan menganalisa untuk


Apotek yang berwenang, selain menetapkan prioritas perbekalan
memperhatikan pola penyakit, farmasi pada sediaan farmasi dan alat
kemampuan daya beli masyarakat, kesehatan mendapatkan hasil yang
dan kebiasaan masyarakat petugas sama yaitu sesuai semua berdasarkan
juga menganalisa sediaan farmasi SOP di Apotek masing - masing
dan bahan medis habis pakai yang instansi6.
tersisa sedikit dengan memilih 2. Pengadaan
sediaan farmasi dan bahan medis Pengadaan ini dilakukan atas
habis pakai yang harus didahulukan dasar perencanaan yang sudah disusun
untuk dilakukan pemesanan6. sesuai dengan kebutuhan dan jumlah
Pada penelitian sebelumnya barang yang stoknya sudah habis atau
oleh Wahyuni (2020), mengenai hampir habis sesuai dengan ketentuan
Evaluasi Pengelolaan Sediaan masing - masing Apotek mengenai
Farmasi dan Bahan Medis Habis jumlah minimal stok14.
Pakai di Puskesmas Landasan Ulin Data hasil observasi pada
Kota Banjarbaru pada parameter parameter pengadaan disajikan dalam
perencanaan dengan melakukan tabel berikut:
kompilasi penggunaan obat setiap
Tabel 2. Parameter Pengadaan
Indikator
No. Parameter Berdasarkan SOP Apotek Halim Medika Banjarbaru Sesuai Tidak
Sesuai
2. Pengadaan 1. Apoteker/TTK memeriksa jumlah stok semua sediaanfarmasi
Sediaan dan alat kesehatan. √
Farmasidan
Alat 2. Mencatat nama dan jumlah stok sediaan farmasi danalat
Kesehatan kesehatan yang akan habis (sisa 2 box) dan habis pada buku √
defekta.
3. Melaporkan jumlah stok sediaan farmasi dan alat kesehatan
kepada Apoteker penanggung jawab dan pemilik sarana (Dokter)
sesuai yang tertulis pada buku √
defekta.
4. Apoteker/Dokter akan membuat surat pesanan obat
sesuai kebutuhan apotek. √
5. Apoteker akan menandatangani surat pesanan danmemberi
stempel untuk dikirim ke PBF yang √
bersangkutan.

16
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 6(1) Mei 2023 (13-23)
Amaliyah Wahyuni
p-ISSN 2621-3184; e-ISSN 2621-4032
doi: 10.36387/jifi.v6i1.1302

Indikator
No. Parameter Berdasarkan SOP Apotek Halim Medika Banjarbaru Sesuai Tidak
Sesuai
6. Menghubungi sales/kantor PBF untuk melakukan
pemesanan dan pengambilan surat pesanan. √
3. Pengadaan 1. Apoteker/TTK memeriksa jumlah stok semua obat
obat Narkotika narkotika dan psikotropika. √
dan 2. Mencatat nama obat dan jumlah stok obat yang akan
Psikotropika habis (sisa 2 box) dan habis pada buku defekta. √
3. Melapor kepada Apoteker penanggung jawab dan
pemilik sarana (Dokter) sesuai yang tertulis pada bukudefekta. √

4. Apoteker akan membuat surat pesanan obat


narkotika/psikotropika sesuai kebutuhan apotek yang √
terdiri dari rangkap empat.
5. Apoteker akan menandatangani surat pesanan,
mencantumkan nomor SIPA dan memberi stempelApotek untuk √
dikirim ke PBF yang bersangkutan.
6. Menghubungi sales/kantor PBF untuk melakukan
pemesanan dan pengambilan surat pesanan. √
Jumlah Indikator 12 0
Persentase Kesesuaian 100% 0%

Pada tabel diatas menunjukkan 2 box) pada bukudefekta. Kemudian


bahwa dari 12 indikator pengadaan petugas melaporkan stok sediaan
berdasarkan SOP Apotek Halim farmasi dan alat kesehatan kepada
Medika Banjarbaru didapatkan hasil Apoteker penanggung jawab. Pada
100% sesuai dengan pengamatan penelitian oleh Wahyuni (2020).
pada saat penelitian yang artinya
3. Penerimaan
semua sudah sesuai dengan SOP
Kegiatan penerimaan ini untuk
Apotek Halim Medika Banjarbaru.
menjamin kesesuaian jenis
Dalam menentukan pengadaan
spesifikasi, jumlah, mutu barang,
di Apotek Halim Medika Banjarbaru,
waktu penyerahan12. Hasil dari pada
petugas memperhatikan jumlah stok
parameter penerimaan disajikan
semua sediaan kemudian mencatat
dalam tabel berikut:
nama dan jumlah sediaan farmasi dan
alat kesehatan yang akan habis (sisa

17
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 6(1) Mei 2023 (13-23)
Amaliyah Wahyuni
p-ISSN 2621-3184; e-ISSN 2621-4032
doi: 10.36387/jifi.v6i1.1302

Tabel 3 Parameter Penerimaan


Indikator
No. Parameter Berdasarkan SOP Apotek Halim Medika Banjarbaru Sesuai Tidak
Sesuai
4. Penerimaan 1. Sales/ekspedisi mengantarkan obat beserta faktur
pembelian obat √
2. Apoteker/TTK memeriksa keabsahan faktur, meliputi nama,
alamat, dan nomor izin PBF, nomor dan tanggal faktur, √
tanda tangan apoteker penanggung
jawab dan stempel PBF.
3. Menyesuaikan faktur dengan sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai yang diterima, meliputi nama
sediaan farmasi, alat √
kesehatan, dan bahan medis habis pakai, nomor batch,
kebenaran harga, kebenaran label, dan jumlah.
4. Memeriksa kondisi fisik obat, meliputi kondisi kemasan dan
sediaan serta tanggal kedaluarsa. Jika kondisi obat tida
sesuai maka Apoteker/TTK akan √
mengembalikan obat dan meminta pergantian obat yang
sama dengan kondisi lebih baik.
5. Menandatangani dan memberi stempel pada faktur
dan disimpan sebagai arsip. √
6. Melakukan pencatatan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai yang diterima ke dalam kartu √
stoknya masing-masing beserta
jumlahnya.
7. Menyusun sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai ke dalam lemari sesuai pada √
tempatnya.
Jumlah Indikator 7 0
Persentase Kesesuaian 100% 0%

Pada tabel diatas menunjukan kondisi lebih baik. Faktur


bahwa 7 indikator penerimaan ditandatangani oleh Apoteker/TTK
berdasarkan SOP Apotek Halim dan diberi stempel Apotek dan
Medika Banjarbaru didapatkan hasil disimpan sebagai arsip yang nantinya
100% sudah sesuai semua dengan dapat digunakan sebagai data dukung
hasil pengamatan selama penelitian dalam pelaporan di apotik.
di Apotek Halim Medika Banjarbaru. 4. Penyimpanan
Apabila ada obat dengan kondisi Penyimpanan adalah kegiatan
tidak sesuai maka obat dapat pengaturan terhadap sediaan farmasi
dikembalikan dan diganti dengan dan bahan medis habis pakai yang

18
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 6(1) Mei 2023 (13-23)
Amaliyah Wahyuni
p-ISSN 2621-3184; e-ISSN 2621-4032
doi: 10.36387/jifi.v6i1.1302

diterima agar aman dan terhindar disimpan ditempat yang hanya


dari kerusakan fisik maupun kimia diketahui oleh Apoteker dan Tenaga
dan mutunya tetap terjamin sesuai Teknis Kefarmasian saja9.
dengan persyaratan yang ditetapkan7.
5. Pemeriksaan Kadaluarsa
Dari hasil observasi 10
Data hasil observasi dari 11
indikator penyimpanan sediaan
indikator pemeriksaan kadaluarsa
farmasi dan alat kesehatan dan
berdasarkan SOP Apotek Halim
penyimpanan obat Narkotika -
Medika Banjarbaru didapatkan hasil
Psikotropika berdasarkan SOP
82% indikator sudah sesuai dan 18%
Apotek Halim Medika Banjarbaru
indikator tidak sesuai yaitu untuk
didapatkan hasil 80% sesuai dan 20%
sediaan farmasi dan alat kesehatan
indikator yang tidak sesuai pada saat
yang sudah kadaluarsa hanya
penelitian yaitu pengisian pada kartu
dipisahkan saja ditempat khusus, tidak
stok hanya dilkukan atau diisi ketika
diberi label “Obat Kadaluarsa Jangan
penerimaan atau penambahan jumlah
Dijual!!” pada tempat obat yang sudah
perbekalan farmasi saja, tidak
kadaluarsa tersebut. Hal ini dapat
dilakukan pengurangan pada saat
menimbulkan kesalahan yang fatal
pengambilan atau penggunaan
apabila petugas salah mengambil
sediaan farmasi dan alat kesehatan
sediaan farmasi dan bahan medis habis
yang berakibat tidak sesuainya
pakai yang sudah kadaluarsa jika tidak
jumlah pada kartu stok dengan
segera diberi tanda tersebut.
barang yang tersedia di Apotek8.
Pada penyimpanan obat 6. Pengendalian

narkotika - psikotropika disimpan pada Pengendalian dilakukan untuk

lemari dengan kunci ganda dan mempertahankan jenis dan jumlah

disimpan berdasarkan kombinasi persediaan sesuai kebutuhan

metode FIFO dan FEFO yaitu obat pelayanan, melalui pengaturan sistem

yang masa kadaluarsa paling cepat pesanan atau pengadaan, penyimpanan

habis diletakkan di paling depan dan dan pengeluaran11. Data hasil

disusun berdasarkan alfabetik. Kunci observasi dalam bentuk persentasi

lemari narkotika - psikotropika pada parameter pengendalian yang

19
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 6(1) Mei 2023 (13-23)
Amaliyah Wahyuni
p-ISSN 2621-3184; e-ISSN 2621-4032
doi: 10.36387/jifi.v6i1.1302

didapatkan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4. Parameter Pengendalian


Indikator
No. Parameter Berdasarkan Permenkes Nomor 73 Sesuai Tidak
Tahun 2016 Sesuai
1. Pengendalian Pengendalian stok dilakukan menggunakan kartu
stokyang memuat nama obat, tanggal kadaluarsa, √
jumlah
pemasukan, jumlah pengeluaran, dan sisa persediaan.
Jumlah Indikator 0 1
Persentase Kesesuaian % 0 100

Pada tabel diatas menunjukkan izin praktik atau surat izin kerja.
bahwa indikator pengendalian tidak Kemudian dibuktikan dengan berita
sesuai dengan hasil pengamatan yang acara pemusnahan obat menggunakan
dilakukan pada saat penelitian. formulir 1 dan ditanda tangani oleh
Pengendalian persediaan di Apotek Apoteker dan tenaga kefarmasian yang
Halim Medika Banjarbaru dilakukan menjadi saksi.
menggunakan kartu stok dengan cara Pada hasil menunjukan 4
manual yang memuat nama obat, tanggal indikator pemusnahan dan pelaporan
kadaluarsa, jumlah pemasukan, jumlah berdasarkan Permenkes Nomor 73
pengeluaran, sisa persediaan, nomor Tahun 2016 didapatkan hasil 100%
batch dan paraf, namun dikatakan tidak sesuai dengan hasil pengamatan
sesuai karena pada kartu stok tidak selama penelitian di Apotek Halim
dilakukan kegiatan pengurangan pada Medika Banjarbaru. Terdapat 1
saat melakukan pengeluaran sediaan indikator belum pernah dilakukan di
farmasi dan bahan medis habis pakai. Apotek Halim Medika Banjarbaru
yaitu pemusnahan obat kadaluarsa atau
7. Pemusnahan dan Penarikan
rusak yang mengandung narkotika
Obat kadaluarsa atau rusak
atau psikotropika, hal ini dikarenakan
dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
belum pernah mengalami kadaluarsa
bentuk sediaannya dan dilakukan oleh
atau kerusakan pada obat golongan
Apoteker yang disaksikan oleh tenaga
narkotika - psikotropika di Apotek
kefarmasian lain yang memiliki surat
Halim Medika Banjarbaru sehingga

20
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 6(1) Mei 2023 (13-23)
Amaliyah Wahyuni
p-ISSN 2621-3184; e-ISSN 2621-4032
doi: 10.36387/jifi.v6i1.1302

tidak bisa melakukan kegiatan pakai hanya diberikan nota apabila


penelitian pada indikator tersebut. pasien meminta.
KESIMPULAN
8. Pencatatan dan Pelaporan
Pengelolaan dari Persediaan
Pencatatan dan pelaporan
Perbekalan Farmasi Dan Bahan Medis
bertujuan untuk melakukan
Habis Pakai berdasarkan SOP Apotek
pengendalian dan pengaturan sediaan
Halim Medika Banjarbaru, 91%
farmasi dan bahan medis habis pakai di
kegiatan sudah sesuai yaitu kegiatan
Apotek, serta sumber data untuk
perencanaan, pengadaan, dan
pembuatan laporan Apotek10.
penerimaan, sedangkan sekitar 9%
Berdasarkan data dari tabel
tidak sesuai meliputi kegiatan
tersebut menunjukan 3 indikator
penyimpanan dan pemeriksaan
berdasarkan Permenkes Nomor 73
kadaluarsa.
Tahun 2016, didapatkan hasil 100%
Berdasarkan Permenkes Nomor
sudah sesuai dengan hasil pengamatan
73 Tahun 2016, didapatkan hasil 86%
selama penelitian di Apotek Halim
sesuai pada kegiatan pemusnahan dan
Medika Banjarbaru. Pencatatan di
penarikan, pencatatan dan pelaporan,
Apotek Halim Medika Banjarbaru
tidak sesuai 14% pada kegiatan
dilakukan pada setiap proses
pengendalian.
pengelolaan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai DAFTAR PUSTAKA
meliputi pengadaan dengan surat
1. Kementerian Kesehatan, 2016,
pesanan, pada penyimpanan disusun Peraturan Menteri Kesehatan
berdasarkan bentuk sediaan, alfabetis Republik Indonesia Nomor 73
Tahun 2016 Tentang Standar
dan FIFO (First In First Out = pertama Pelayanan Kefarmasian di
masuk - pertama keluar) dan FEFO Apotek, Jakarta, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
(First Expired First Out = pertama 2. Wahyuni, A., dkk., 2021. Evaluasi
kedaluarsa - pertama keluar) kemudian Penyimpanan Obata High Alert di
Rumah Sakit Tk.IV Gunutng
diberi kartu stok pada masing-masing Payung Banjarbaru., Jurnal Insan
sediaan, penyerahan sediaan farmasi, Farmasi., Vol. 04. No. 02.
3. Aisyah, N., Eka, K., Merlina,
alat kesehatan dan bahan medis habis Rina, A., 2022., Evaluasi

21
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 6(1) Mei 2023 (13-23)
Amaliyah Wahyuni
p-ISSN 2621-3184; e-ISSN 2621-4032
doi: 10.36387/jifi.v6i1.1302

Prosedur Penyimpanann dan Universitas Islam Batik Surakata.


Pendistribusian Sediaan Farmasi 45-47.
dan Bahan Medis Habis Pakai di 9. Pebrianti. 2015. Manajemen
puskesmas banjarmasin., JJUrnal Logistik Pada Gudang Farmasi
insan Farmasi., Vol. 5., No. 1. Rumah Sakit Umum Daerah
4. Badaruddin, M., 2015. Kabelota Kabupaten Donggala.
Gambaran Pengelolaan e-Jurnal Katalogis, Vol. 3
Persediaan Obat Di Gudang Nomor 7, 127-136.
Farmasi Rumah Sakit Umum 10. Nofriana, E., 2012. aBC and VEN
Daerah Kota Sekayu Kabupaten Analysis Toward the Drug
Musi Banyuasin Palembang Expenditure in RSUD Soedaarso
Tahun 2015. Skripsi. Fakultas Pontianak Year of 2010 (Tesis).
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Yogyakarta: Gadjah Mada
Universitas Islam Negeri Syarif University.
Hidayatullah Jakarta. 1- 135. 11. Chase, Richard B. dan F. Robert
5. Utami, R.D.T.2017. Analisis Jacobs. (2015). Manajemen
Efektivitas Sistem Pengendalian Operasi dan Rantai Pasokan:
Intern Persediaan Obat di Rumah Operation and Supply Chain
Sakit Umum Kasih Ibu Management. Salemba Empat
Surakarta. Prosiding Industrial 12. Al-Hijrah, dkk. 2013. Evaluasi
Engineering National Penyimpanan & Pendistribusian
Conference (IENACO). Obat di Gudang IFRS Advend
6. Wahyuni, A., Feteriah, I., Manado. Pharmacon Jurnal
Aryzki, S., 2020, Evaluasi Ilmiah Farmasi. Vol.6 N0.4 : 87-
Pengelolaan Sediaan Farmasi 96
dan Bahan Medis Habis Pakai di 13. Made, A.S., Wirasuta., 2021.,
Puskesmas Landasan Ulin Kota Strategi Perencanaan Pengadaan
Banjarbaru. Karya Tulis Ilmiah, Sediaan farmasi Pada beberapa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Apotik di Kabupaten Gianyar.,
ISFI Banjarmasin. Indoensian Jurnal Legal and
7. Suratni, S., 2019. Gambaran Forensic Sciences., Vol. 11, No.1
Pelaksanaan Pelayanan Farmasi 14. Dewi., Wirasuta., 2016., Studi
Klinik di Apotek Kecamatan Perencanaan Pengadaan Sediaan
Kertek, Wonosobo. Karya Tulis Farmasi di Apotik X Berdasarkan
Ilmiah, Universitas Peraturan Menteri Kesehatan
Muhammadiyah Magelang. Nomor 73 Tahun 2016.,
8. Rahayu, ID., 2016. Analisis Indoensian Jurnal Legal and
Sistem Pengendalian Intern Forensic Sciences., Vol. 11.,
Persediaan Obat Di Rumah Sakit ISSN 1979-1763.
Anak Astrini Wonogiri. Skripsi.

22
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 6(1) Mei 2023 (13-23)
Amaliyah Wahyuni
p-ISSN 2621-3184; e-ISSN 2621-4032
doi: 10.36387/jifi.v6i1.1302

15. Satibi., Yeti. W., 2010., Evaluasi


Pengelolaan Obat Tahun 2005 di
Dinas Kesehatan X., Majalan
Farmaseutik (Jurnal Of
Pharmacetics)., Vol. 6. No. 02.,
ISSN 1410-590.

23

Anda mungkin juga menyukai