Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT

Judul Manajemen Pengelolaan Obat Diinstalasi Farmasi Rumah


Sakit Umum Daerah dr. Zubir Mahmud Kabupaten Aceh
Timur Tahun 2021
Jurnal Miracle Journal
Download https://ojs.unhaj.ac.id/index.php/mj/article/view/242/150
Volume dan Halaman Vol 2 Hal 49-66
Tahun 2022
Penulis Husna Hariani, Arifah Devi Fitriani, Mayang Sari
Reviewer Haningtyas Indah Pradika 10120077

Latar Belakang 1. Pada jurnal ini didapatkan hasil dari penelitian tentang
perencanaan dan pengadaan obat di Instalasi Farmasi
RSUD dr. Zubir Mahmud Kabupaten Aceh Timur
terdapat kejadian kekosongan obat, keterlambatan
pembayaran, distributor yang tidak menyanggupi
penyediaan obat dikarenakan tunggakan tagihan obat
tahun 2020 yang belum terselesaikan.

2. Pada proses perencanaan pengadaan obat yang


disesuaikan dengan survey oleh kepala Gudang
instalasi farmasi, perencanaan pengadaan obat dibuat
tidak menggunakan analisis ABC akan tetapi
menggunakan system manual dengan menyesuaikan
dengan rata-rata penggunaan atau resep ditambahkan
20% dari jumlah total pengeluaran obat, hal tersebut
yang menjadi salah satu factor pemborosan anggaran,
karena fari perencanaan obat tidak mempertimbgkan
anggrana yang tersedia dirumah sakit.

3. Dari tabel persentase pembelian obat diluar, dapat


disimpulkan bahwa presentase obat kosong dimasing-
masing depo beragam karena perbedaan kebutuhan
obat pada masing-masing depo. Pada depo rawat jalan
jumlah kekosongan obat adalah 20% dari 940 item
obat, depo rawat inap jumlah obat kosong 30% dari
940 item obat, depo kronis jumlah obat kosong adalah
10% dari 940 item obat dan depo Ok jumlah
kekosongan obat adalah 15% dari 940 item.
Metode Penelitian
Manajemen Pengolahan Obat
Rumah Sakit Umum Daerah dr
Zubir Mahmud

Instalasi Farmasi

Sampel

Kepala Kepala Komite Dokter Staf


Instalasi Gudang Farmasi Farmasi
Farmasi Farmasi

Wawancara Informan

Kesimpulan

Hasil dan Pembahasan 1. Perencanaan Obat


Pada perencanaan obat ini menggunakan metode
konsumsi. Kegiatan ini dilakukan dengan membuat
perencanaan kebutuhan obat selama setahun dimana
perencanaan dibuat dengan melihat data pemakaian
obat sebelumnya ditambah buffer stok 10%. Pada
perencanaan obat ini tidak sesuai dengan kebutuhan
pasien, baik dari segi jumlah maupun jenisnya.

2. Penganggaran
Penganggaran merupakan dana yang disediakan oleh
pihak rumah sakit untuk menunjang kegiatan
pengelolaan obat di Gudang farmasi. Dari hasil tabel
presentase dana yang tersedia untuk anggaran belanja
obat tahun 2019, 2020, dan 2021 menunjukan bahwa
dana yang digunakan untuk belanja obat masih sangat
rendah dengan presentasi dana yang tersedia untuk
anggaran belanja obat rata-rata pertahun hanya 4,32%
bila dibandingkan dengan standar bahwa anggaran
untuk belanja obat-obatan sebesar 40-50%.

3. Pengadaan
Pengadaan salah satu kegiatan merealisasikan
perencanaan dan penentuan kebutuhan obat rumah
sakit. Pada pengadaan ini tertundanya pembayaran
obat sering terjadi karena pembayaran obat tidak
sesuai dengan waktu yang disepakati melewati tanggal
jatuh tempo. Kemudian pada bagian pengadaan
terdapat kendala lain yaitu kekosongan obat yang
dibutuhkan di distributor sehingga rumah sakit harus
meminjam obat ke rumah sakit terdekat atau rumah
sakit yang ada hubungan kerja sama

4. Penyimpanan
Penyimpanan obat dilakukan berdasarkan bentuk
sediaan seperti tablet, sirup, salep atau jenis lainnya,
alfabetis, kestabilan obat.

5. Pendistribusian
Menggunakan system desentralisasi dari Gudang
farmasi ke farmasi rawat jalan, rawat inap, Depo Ok
dan penyaluran bahan habis pakai ke ruangan rawat
inap.
Kesimpulan 1. Perencanaan obat
Dengan metode konsumsi yang melihat kebutuhan
pemakaian sebelumnya namun belum maksimal
karena perencanaannya belum menggunakan suatu
system.

2. Penganggaran Obat
Pada presentase dana yang tersedia untuk anggaran
belanja obat adalah 14,23% darai total anggaran
operasional rumah sakit

3. Pengadaan obat
Dilakuakn dengan pembelian lansgung dan e-
purchasing, jangka waktu pembayaran tergantung
pencairan klaim BPJS, frekuensi pembelian obat tiga
bulan sekali tetapi dalam keadaan tertentu pembelian
obat bisa sekali seminggu

4. Penyimpanan obat
Menggunakan system FIFO (First in First Out) dan
FEFO (First Expired First Out)

5. Pendistribusian Obat
Waktu pendistribusian obat ke pasien cukup lama
yaitu 15-25 menit untuk obat jadi dan 15-40 menit
untuk obat racik karena kurangnya tenaga farmasi di
instalasi farmasi rawat jalan.
Kelemahan Penelitian Kelemahan penelitian ini diantara lain terbatasnya jumlah
informan dan potensi dalamproses pengumpulan data.
Penelitian ini hanya melibatkan informan kunci dari
departemen tertentu dan mungkin tidak menangkap pemaham
komprehensif mengenai praktik manajemen pengobatan
dirumah sakit. Selain itu, ketergantungan pada wawancara
dan observasi sebagai metode pengumpulan data utama dapat
menimbulkan bias, karena tanggapan dan perilaku informan
mungkin dipengaruhi oleh keinginan social ata kehadiran
peneliti. Keterbatasan ini harus dipertimbangkan Ketika
menafsirkan temuan penelitian.
Saran Penelitian Salah satu saran yang mungkin untuk penelitian dimasa depan
adalah memperluas ukuran sampel dan menyertakan informan
yang lebih beragam. Hal ini akan membantu memberikan
pemahaman yang lebih komprehensif tentang praktik
manajemen pengobatan di rumah sakit dan mengurangi
potensi bias. Selain itu, menggabungkan beberapa metode
pengumpulan data, seperti analisis dokumen atau diskusi
kelompok terfokus, dapat memberikan prandangan topik yang
lebih holisti. Hal ini akan meningkatkan validitas dan
reliabilitas temuan dan berkontribusi pada studi penelitian
yang lebih kuat.
LAMPIRAN JURNAL

Anda mungkin juga menyukai