Latar Belakang 1. Pada jurnal ini didapatkan hasil dari penelitian tentang
perencanaan dan pengadaan obat di Instalasi Farmasi
RSUD dr. Zubir Mahmud Kabupaten Aceh Timur
terdapat kejadian kekosongan obat, keterlambatan
pembayaran, distributor yang tidak menyanggupi
penyediaan obat dikarenakan tunggakan tagihan obat
tahun 2020 yang belum terselesaikan.
Instalasi Farmasi
Sampel
Wawancara Informan
Kesimpulan
2. Penganggaran
Penganggaran merupakan dana yang disediakan oleh
pihak rumah sakit untuk menunjang kegiatan
pengelolaan obat di Gudang farmasi. Dari hasil tabel
presentase dana yang tersedia untuk anggaran belanja
obat tahun 2019, 2020, dan 2021 menunjukan bahwa
dana yang digunakan untuk belanja obat masih sangat
rendah dengan presentasi dana yang tersedia untuk
anggaran belanja obat rata-rata pertahun hanya 4,32%
bila dibandingkan dengan standar bahwa anggaran
untuk belanja obat-obatan sebesar 40-50%.
3. Pengadaan
Pengadaan salah satu kegiatan merealisasikan
perencanaan dan penentuan kebutuhan obat rumah
sakit. Pada pengadaan ini tertundanya pembayaran
obat sering terjadi karena pembayaran obat tidak
sesuai dengan waktu yang disepakati melewati tanggal
jatuh tempo. Kemudian pada bagian pengadaan
terdapat kendala lain yaitu kekosongan obat yang
dibutuhkan di distributor sehingga rumah sakit harus
meminjam obat ke rumah sakit terdekat atau rumah
sakit yang ada hubungan kerja sama
4. Penyimpanan
Penyimpanan obat dilakukan berdasarkan bentuk
sediaan seperti tablet, sirup, salep atau jenis lainnya,
alfabetis, kestabilan obat.
5. Pendistribusian
Menggunakan system desentralisasi dari Gudang
farmasi ke farmasi rawat jalan, rawat inap, Depo Ok
dan penyaluran bahan habis pakai ke ruangan rawat
inap.
Kesimpulan 1. Perencanaan obat
Dengan metode konsumsi yang melihat kebutuhan
pemakaian sebelumnya namun belum maksimal
karena perencanaannya belum menggunakan suatu
system.
2. Penganggaran Obat
Pada presentase dana yang tersedia untuk anggaran
belanja obat adalah 14,23% darai total anggaran
operasional rumah sakit
3. Pengadaan obat
Dilakuakn dengan pembelian lansgung dan e-
purchasing, jangka waktu pembayaran tergantung
pencairan klaim BPJS, frekuensi pembelian obat tiga
bulan sekali tetapi dalam keadaan tertentu pembelian
obat bisa sekali seminggu
4. Penyimpanan obat
Menggunakan system FIFO (First in First Out) dan
FEFO (First Expired First Out)
5. Pendistribusian Obat
Waktu pendistribusian obat ke pasien cukup lama
yaitu 15-25 menit untuk obat jadi dan 15-40 menit
untuk obat racik karena kurangnya tenaga farmasi di
instalasi farmasi rawat jalan.
Kelemahan Penelitian Kelemahan penelitian ini diantara lain terbatasnya jumlah
informan dan potensi dalamproses pengumpulan data.
Penelitian ini hanya melibatkan informan kunci dari
departemen tertentu dan mungkin tidak menangkap pemaham
komprehensif mengenai praktik manajemen pengobatan
dirumah sakit. Selain itu, ketergantungan pada wawancara
dan observasi sebagai metode pengumpulan data utama dapat
menimbulkan bias, karena tanggapan dan perilaku informan
mungkin dipengaruhi oleh keinginan social ata kehadiran
peneliti. Keterbatasan ini harus dipertimbangkan Ketika
menafsirkan temuan penelitian.
Saran Penelitian Salah satu saran yang mungkin untuk penelitian dimasa depan
adalah memperluas ukuran sampel dan menyertakan informan
yang lebih beragam. Hal ini akan membantu memberikan
pemahaman yang lebih komprehensif tentang praktik
manajemen pengobatan di rumah sakit dan mengurangi
potensi bias. Selain itu, menggabungkan beberapa metode
pengumpulan data, seperti analisis dokumen atau diskusi
kelompok terfokus, dapat memberikan prandangan topik yang
lebih holisti. Hal ini akan meningkatkan validitas dan
reliabilitas temuan dan berkontribusi pada studi penelitian
yang lebih kuat.
LAMPIRAN JURNAL