Anda di halaman 1dari 36

PANCASILA SEBAGAI DASAR

NEGARA
Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
RANGKUMAN MATERI
 Konsep Negara, Tujuan Negara, dan Urgensi Dasar
Negara
 Pancasila sebagai Dasar Negara

 Sumber Yurudus, Historis, Sosiologis, dan Politis


Pancasila sebagai Dasar Negara
 Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar
Negara
 Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar negara
KONSEP NEGARA
 Menurut Diponolo, unsur yang mnejadi syarat negara
(unsur konstitutif/deklaratif/:
a. Tempat, wilayah, atau teritori
b. Manusia atau rakyat ataubangsa
c. Organisasi atau tata pemerintahan
• Negara (State): “An independent political society occupying a
defined territory, the member of which are united together for the
purpose of resisting external force and the preservation of
internal order” (Hood Phillips dalam Asshiddiqie, 2010) “
negara adalah masyarakat politik independen yang menempati
tertentu, dan yang anggotanya bersatu dengan tujuan untuk
menghadapi tantangan atau kekuatan dari luar dan
mempertahankan tatanan internal
• Definisi negara dapat dilihat dari pendapat Hans Kelsen,
Wirjono Prodjodikoro, Notohamidjojo. Dari beberapa
pendapat tsb dpt disimpulkan bhw NEGARA adalah
organisasi masyarakat yang memiliki wilayah tertentu dan
berada di bawah pemerintahan yang berdaulat yg mengatur
kehidupan masyarakat tsb.
N E G A R A (S T A T E) - 1
Negara/state ~ status, stratum (B. Latin): sesuatu yang memiliki
sifat-sifat yang tegak dan tetap Terminologi : Organisasi
tertinggi diantara satu kelompok masyarakat yang mempunyai
cita-cita untuk bersatu, hidup di dalam daerah tertentu, dan
mempunyai pemerintahan yang berdaulat.
R.H Soltau : Alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama rakyat H.J.
Laski : suatu masyarakat yang diintegrasikan karena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan secara
sah lebih agung daripada individu/kelompok yang merupakan
bagian dari suatu masyarakat.
N E G A R A (S T A T E) - 2
Tujuan Negara :
• Memperluas kekuasaan
• Menyelenggarakan keterkaitan hukum
• Mencapai kesejahteraan umum

Konsep Plato : memajukan kesusilaan manusia


sebagai perseorangan, dan sebagai makhluk Sosial
Konsep Roger H. Soltau : memungkinkan
rakyatnya berkembang, serta menyelenggarakan daya
ciptanya sebebas mungkin.
Konsep Thomas A.A : mencapai penghidupan dan
kehidupan aman dan tentram dengan taat kepada dan
dibawah pimpinan Tuhan.
Tujuan Negara
N E G A R A (S T A T E) - 3
TUJUAN NEGARA RI : Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial

UNSUR NEGARA :
1. Rakyat/masyarakat/warga negara – secara nyata rakyatlah yang
berkepentingan agar negara dapat berjalan dengan baik
2. Wilayah – batas teritorial yang jelas : wilayah darat, laut (perairan) dan udara
3. Pemerintahan: kelengkapan negara yang bertugas memimpin
organisasi negara untuk mencapai tujuan negara.
TEORI TERBENTUKNYA NEGARA - 1
TEORI KONTRAK SOSIAL : negara dibentuk berdasarkan perjanjian-
perjanjian masyarakat Teori ini terpenting, tertua, dan bersifat universal.
PENGANUTNYA ~ pakar paham kenegaraaan yang absolutis sampai
paham yang kenegaraan yang terbatas.
Thomas Hobbes: “saya memberikan kekuasaan dan menyerahkan hak
memerintah kepada orang yang ada dalam dewan dengan syarat bahwa
saya memberikan hak kepadanya dan memberikan keabsahan seluruh
tindakan dalam suatu cara tertetntu.
John Locke: Suatu pemufakatan yang dibuat berdasarkan suara terbanyak
dapat dianggap sebagai tindakan seluruh masyarakat, karena persetujuan
individu-individu untuk membentuk negara, mewajibkan individu lain untuk
mentaati negara yg dibentuk dg suara terbanyak itu. Negara yg dibentuk
dg suara terbanyak tsb tidak dapat mengambil hak-hak milik manusia & hak-
hak lainnya yg tdk dapat dilepaskan.
TEORI TERBENTUKNYA NEGARA - 2
John Locke: Dasar kontraktual dari negara dikemukan sebagai
PERINGATAN bahwa kekuasaaan penguasa tidak pernah mutlak tetapi
selalu TERBATAS, sebab dalam mengadakan perjanjian dengan seorang
atau sekelompok orang, individu-individu tidak menyerahkan seluruh hak-
hak alamiahnya.
KEADAAN ALAMIAH diumpakan sbg keadaan sebelum manusia
melakukan dosa ~ suatu keadaan yang aman dan bahagia. Dalam keadaan
alamiah hidup individu bebas dan sederajat, semuanya dihasilkan sendiri
oleh individu, dan individu tsb puas.
Jean Jacques Rousseau: Negara atau Badan Korporatif kolektif dibentuk
untuk menyatakan “kemauan umumnya” dan ditujukan pada kebahagian
bersama. Selain itu negara juga memperhatikan kepentingan individual,
kedaulatannya berada dalam tangan rakyat melalui kemauan umumnya.
TEORI TERBENTUKNYA NEGARA - 3

TEORI KETUHANAN : negara dibentuk oleh Tuhan dan


pemimpin-pemimpin negara ditunjuk oleh Tuhan. Raja dan
pemimpin negara hanya bertanggungjawab pada tuhan dan
tidak pada siapapun.

TEORI KEKUATAN : negara yang pertama adalah


hasil dominasi dari kelompok yg kuat terhadap kelompok
yg lemah. Negara terbentuk dengan penaklukan dan
pendudukan dari suatu kelompok etnis yg lebih kuat atas
kelompok etnis yg lebih lemah, dimulailah proses
pembentukan negara.
TEORI TERBENTUKNYA NEGARA - 4
TEORI ORGANIS: negara disamakan dengan MAKHLUK
HIDUP, MANUSIA ATAU BINATANG. Individu yang
merupakan komponen-komponen negara dianggap sebagai SEL-
SEL dari makhluk hidup itu. Kehidupan korporat dari negara
dapat
disamakan sebagai TULANG BELULANG manusia, UU
sebagai URAT SYARAT manusia, raja sebagai KEPALA dan
para individu sebagai DAGING makhluk hidup itu.

TEORI HISTORIS : Lembaga-lembaga sosial tidak dibuat,


tetapi tumbuh secara evolusioner sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan manusia.
BENTUK-BENTUK NEGARA - 1
NEGARA KESATUAN : bentuk negara yang merdeka dan berdaulat,
dengan satu Pemerintahan Pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh
daerah.
1. Negara Kesatuan dengan Sistem Sentralisasi: sistem pemerintahan yang
seluruh persoalan terkait dengan negara langsung diatur dan diurus
oleh PemPus, sementara daerah-daerah tinggal melaksanakannya.
2. Negara Kesatuan dengan Sistem Desentralisasi: kepala daerah diberikan
kesempatan dan kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri ~
dikenal OTONOMI DAERAH (SWATANTRA)
NEGARA SERIKAT (FEDERAS): kekuasaan asli dalam Negara Federasi
merupakan tugas Negara Bagian, karena berhubungan langsung dengan
rakyatnya. Sementara Negara Federasi bertugas untuk menjalankan
hubungan Luar Negeri, Pertahanan Negara, Keuangan, dan Urusan Pos.
BENTUK-BENTUK NEGARA - 2

BENTUK LAIN berdasarkan jumlah orang yg memerintah dalam sebuah


negara.
1. Monarchi: bentuk negara yang dalam pemerintahannya hanya
dikuasai dan diperintah oleh satu orang saja.
2. Oligarki: bentuk negara yang dipimpin oleh beberapa orang.
Biasanya model negara ini diperintah oleh kelompok orang yang
yang berasal dari kalangan feodal.
3. Demokrasi: bentuk negara yang pemerintahan tertinggi terletak
ditangan rakyat. Dalam bentuk negara yang demokratis, rakyat
memiliki kekuasaan penuh dalam menjalankan pemerintahan.
UNSUR-UNSUR NEGARA
WARGA
NEGARA ASLI
 A. RAKYAT
WARGA
NEGARA
WARGA NEGARA
PENDUDUK KETURUNAN

ORANG ASING
(WNA)
RAKYAT
BUKAN
PENDUDUK

 Status kewarganegaraan berimplikasi pada: (a) hak atas


perlindungan diplomatik di LN, (b) kewarganegaraan
menuntut kesetiaan pd negara, mis: wajib militer; (c) suatu
negara berhak menolak mengekstradisi warganegaranya kpd
negara lain
….LANJUTAN…. UNSUR-UNSUR NEGARA
 B. Wilayah dengan batas-batas tertentu.
 Wilayah suatu negara umumnya meliputi wilayah darat, laut, dan wilayah udara.
 Batas wilayah negara Indonesia ditetapkan dalam perjanjian dg negara lain yg
berbatasan. Batas wilayah laut teritorial, batas landas kontinen, batas Zona
Ekonomi Eksklusif (ZEE)
 C. Pemerintah yang Berdaulat.
 Kedaulatan negara bermakna 2: kedalam, berarti kekuasaan tertinggi utk
mengatur rakyatnya sendiri. Kedaulatan keluar, berarti kekuasaan tertinggi yg hrs
dihormati oleh negara2 lain
 Kedaulatan membawakan sifat permanen, asli, tidak dapat dibagi-bagi, dan tidak
terbatas.
ALKI-III
ALKI-I
ALKI-II C
B
A
Rep. Timor Leste
PERAIRAN NUSANTARA
PERAIARAN ZEE

PETAWILAYAH
PETA WILAYAHR.I
R.IMENURUT
MENURUTUNCLOS’82
UNCLOS’82(UU
(UUNo.
No.6/1996)
6/1996)
PEMBAGIAN PERAIRAN / LAUT MENURUT
UNCLOS 1982

1. WILAYAH NEGARA
A. PERAIRAN PEDALAMAN
B. PERAIRAN KEPULAUAN (DLM HAL NEG.KEP.)
C. LAUT TERITORIAL
2. ZONA TAMBAHAN
(LEBAR 12 MIL DI LUAR LAUT TERRITORIAL)
3. ZONA EKONOMI EKSLUSIF
(LEBAR 200 MIL DI LUAR LAUT TERRITORIAL)
4. LANDAS KONTINEN
(DASAR LAUT DI BAWAH ZEE SEJAUH MAX 350 MIL)

5. LAUT LEPAS/LAUT BEBAS


(LAUT DI LUAR ZEE DARI NEG. PANTAI)

6. DASAR LAUT INTERNASIONAL (DI BAWAH KEKUASAAN INT.)


PERAIRAN
PEDALAMAN LAUT
TERITORIAL
ZONA LAUT
TAMBAHAN BEBAS
ZEE

12 MIL
LANDAS
24 MIL
CONTTNEN

200 S/D 350 MIL


Tujuan dan Fungsi
Sifat-sifat Negara Negara
 Juliana Ermawati,  Tujuan negara Indonesia dalam
Silvi,Ghaly, (SI) alinea IV Pembukaan UUD 1945
 Sifat memaksa
 Fungsi negara: (a). mengupayakan
kesejahteraan warganya, (b)
meningkatkan kecerdasan dan
budi pekerti, (c) menjaga
 Sifat monpoli
keamanan dan ketertiban
masyarakat, (d) mempertahankan
 Sifat mencakup semua dari gangguan eksternal, (e)
mewujudkan keadilan bagi
masyarakat
LANDASAN HISTORIS
Nilai-nilaiPancasila digali dari bangsa
Indonesia sendiri, seperti nilai-nilai
ketuhanan (kepercayaan kepada Tuhan
telah berkembang dan sikap toleransi
sudah lahir), dan nilai kemanusiaan
yang adil dan beradab dan sila-sila
lainnya.
Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar
negara Indonesia oleh para tokoh
bangsa saat akan melahirkan negara RI.
 Nilai-nilai Pancasila tetap tercantum dalam
pembukaan UUD 1945, biarpun perjalanan ketata-
negaraan mengalami perubahan dan pergantian
undang-undang: dari UUD 45, Konstitusi RIS, UUD
Sementara, sampai kembali ke UUD 45.
 Kebenaran Nilai-nilai Pancasila diyakini tinggi.
Penafsiran Pancasila berbeda-beda:
– Masa Orla:
Pancasila ditafsirkan dengan nasakom (nasionalis
– agama – komunis) yang disebut trisila –
kemudian diperas menjadi ekasila (gotong
royong);
– Masa Orba:
Pancasila harus dihayati dan diamalkan dengan
berpedoman kepada butir-butir yang ditetapkan
oleh MPR melalui Tap MPR no.II/MPR/1978
tentang P4;
– Masa Reformasi:
MPR melalui Tap MPR no.XVIII/MPR/1998
tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar
Negara, yang mengandung makna ideologi
nasional sebagai cita-cita dan tujuan negara.
LANDASAN KULTURAL
Pancasila sebagai kepribadian dan jati diri
bangsa Indonesia merupakan pencerminan
nilai-nilai yang tumbuh dalam kehidupan
bangsa Indonesia.
Nilai-nilai yang dirumuskan dalam Pancasila
merupakan hasil pemikiran konseptual dari
tokoh bangsa Indonesia seperti: Soekarno, Drs.
Mohammad. Hatta, Mr. Muhammad Yamin,
Prof. Mr. Dr. Supomo, dan tokoh lainnya.
Nilai-nilai Pancasila itu digali dari budaya
bangsa Indonesia.
Pancasila mengandung nilai-nilai yang terbuka
untuk masuknya nilai-nilai baru yang positip,
baik dari dalam maupun dari luar negeri .
LANDASAN YURIDIS
 UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, ps
39 ayat 2 yang menyebutkan tentang isi kurikulum, jalur, dan
jenjang pendidikan wajib yang memuat:
a) Pendidikan Pancasila;
b) Pendidikan Agama; dan
c) Pendidikan Kewarganegaraan
 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
menetapkan kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat
Pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan dan bahasa.
 Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no. 30 tahun
1990, menetapkan status pendidikan Pancasila dalam
kurikulum pendidikan tinggi sebagai mata kuliah wajib untuk
setiap program studi dan bersifat nasional.
 PP no. 60 tahun 1999
 Sejak 1983—1999 silabus pendidikan Pancasila banyak
mengalami perubahan sesuai dengan perubahan yang berlaku
dalam masyarakat.
 Keputusan Dirjen Dikti No. 265/Dikti/Kep/2000 tentang
penyempurnaan Kurikukum Inti Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian Pendidikan Pancasila pada PT di Indonesia.
 Kep Mendiknas no. 232/U/2000 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi, dan Nomor
45/U2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi telah
menetapkan Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, dan
Pendidikan Kewarganegaraan menjadi kelompok mata kuliah
pengembangan kepribadian yang wajib diberikan dalam
kurikulum setiap program studi.
Pelaksanaannya sesuai dengan SK Dirjen Dikti
no. 38/Dikti/Kep/2002 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Matakuliah
Pengembangan Kepribadian (MPK) di
Perguruan Tinggi.
Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas RI No.
43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Matakuliah
Pengembangan Kepribadian di PT.
LANDASAN FILOSOFIS
 Nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila Pancasila
merupakan filosofi bangsa Indonesia sebelum
mendirikan negara Republik Indonesia.
 Nilai-nilai itu:
– bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan,
– berkemanusiaan yang adil dan beradab,
– selalu berusaha mempertahankan persatuan dan
mewujudkan keadilan
Pancasila sebagai dasar filsafat negara
menjadi sumber bagi segala tindakan para
penyelenggara negara, menjadi jiwa dari
perundang-undangan.
Pancasila sebagai sumber nilai dalam
pelaksanaan kenegaraan yang menjiwai
pembangunan nasional dalam bidang
politik, ekonomi, sosial-budaya, pertahanan
keamanan.
SUMBER YURIDIS PANCASILA SEBAGAI
DASAR NEGARA
 Terdapat pada pembukaan UUDN RI 1945
 Peneguhan Pancasila sebagai dasar negara pada TAP
MPR No XVII/MPR/1998
 UU no 12 tahun 2011 tentang pembentukan Perundang-
Undangan bahwa Pancasila merupakan sumber dari
segala sumber hukum negara
SUMBER HISTORIS PANCASILA
SEBAGAI DASAR NEGARA
 Muh Yamin dan Soepomo mengungkapkan p[andangan
mengenai dasar negara
 I Juni 1945 Soekarno menyebut dasar negara
“philosophische grondslag”, juga menyebut dasar negara
dengan “weltanschauung” (pandangan dunia)
 Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara sewaktu
ditetapkannya pembukaan UUD NKRI tahun 1945 oleh
BPUPKI dan PPKI
SUMBER SOSIOLOGIS PANCASILA
SEBAGAI DASAR NEGARA
 Nilai-nilai ketuhanan sebagai sumber etika dan spiritualitas dianggap
penting sebagai fundamenta; etika kehidupan bernegara.
 Nilai-nilai kemanusiaan universal yang ersumber dari hukum Tuhan,
hukum alam, dan sifat-sifat sosial dianggap penting sebagai fundamental
etika politik kehidupan bernegara dalam pergaulan dunia
 Nilai-nilai etis kemanusiaan harus mengakar kuat dalam lingkungan
pergaulan kebangsaan
 Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai serta cita-cita kebangsaan
itu dalam aktualisasinya harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
 Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai dan cita kebangsaan serta
demokrasi permusyawaratan itu memperoleh artinya sejauh dalam
mewujudkan keadilan sosial
SUMBER POLITIS PANCASILA SEBAGAI
DASAR NEGARA
 Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 terkandung makna Pancasila
menjadi asa demokrasi  landasan etik dalam
kehidupan politik Indonesia
 Pancasila merupakan norma hukum dalam
memformulasikan dan mengimplementasikan kebijakan
publik menyangkut hajat hidup orang banyak
 Terwujud clean government dan good governance
TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI
DASAR NEGARA
 Gangguan paham-paham (ideologi) lain sejak masa
pemerintahan Orde Lama sampai sekarang (komunisme,
liberalisme, sekularisme, kapitalisme, hedonisme)
 Pelaksanaan Pancasila masa Orde Baru banyak yang
tidak sesuai nilai-nilai Pancasila
 Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)

Anda mungkin juga menyukai