PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menambah wawasan pembaca tentang konsep dasar
keperawatan jiwa.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk Mengetahui pengertian kesehatan jiwa?
b. Untuk Mengetahui kreteria sehat jiwa menurut yohada ?
c. Untuk Mengetahui rentang sehat jiwa ?
d. Untuk Mengetahui pengertian keperawatan kesehatan jiwa ?
1
e. Untuk Mengetahui prinsip-prinsip keperawtan kesehatan jiwa ?
f. Untuk Bagaimana perkembangan keperawatan kesehatan jiwa ?
g. Untuk Apa saja konseptual model keperawatab kesehatan jiwa ?
h. Untuk Bagaimana peran perawat kesehatan jiwa ?
i. Untuk Mengetahi asuhan yang kompeten bagi perawat jiwa
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. A mind that grows and adjust is in control, and is free of serious stress.
(kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh berkembang dan
mempertahankan keselarasan, dalam pengendalian diri serta terbebas
dari stress yang serius).
2. Indicator of mental health include positive attitude toward self,growth,
development, self actualization, integration, autonomy, reality
perception & environmental mastery. (indikator sehat jiwa meliputi
sikap yang positif terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki
aktualisasi diri, keutuhan, kebebasan diri, memiliki persepsi sesuai
kenyataan dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan).
3. The capacity of individuals within the group & environment to interact
with one another in ways that promote subjective well-being,optimal
developmrnt of individual and collective abilities (cognitive, offective
and relational) and achievement of individual and collective goals
consistens with justice. (kemampuan individu dalam kelompok dan
lingkungannya untuk berinteraksi dengan yang lain sebagai cara untuk
mecapai kesejahteraan, perkembangan yang optimal, dengan
menggunakan kemampuan mentalnya (kognisi, afeksi, dan relasi)
memiliki prestasi individu serta kelompoknya konsisten dengan hokum
yang berlaku).
4. Refers an adaptation to distress by mobilizing internal & external
resources to minimize tension. (merujuk pada penyesuaian diri
terhadap distress dengan mengerahkan sumber-sumber internal dan
eksternal untuk meminimalisir ketegangan).
3
5. Kesehatan jiwwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa, melainkan
mengandung berbagai karakteristik yang positif yang menggambarkan
keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan
kedewasaan kepribadiannya.
6. Kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual,
emosional secara optimal dari seseorang dan perkembangan ini
berjalan selaras dengan oaring lain.
4
Perawatan psikatrik/keperawatan kesehatan jiwa: proses
dimana perawat membantu individu atau kelompok dalam
mengambangkan konsep diri yang positif, meningkatkan pola
hubungan antar pribadi yang lebih harmonis serta agar berperan
lebih produktif di masyarakat
Pengertian di atas memfokuskan bantuan perawat pada
konsep diri individu yang terganggu pada klien gangguan
mental. Sebagai contoh seseorang yang megalami kebingungan
identitas seperti gay, banci, waria, merupakan gangguan pada
self identity, dimana terjadi gangguan identitas diri apakah ia
seorang laki-laki atau perempuan. Di samping itu banyak konsep
diri yang lain seperti body image (gambaran diri), self ideal
(ideal diri), role (peran), self esteem (harga diri).
Klien gangguan jiwa memiliki hubungan yang tidak
harmonis misalnya bermusuhan dengan orang lain dan
mengancam (agression) atau curiga yang berlebihan (paranoid).
Klien gangguan jiwa juga seringkali tidak produktif di
masyarakat, bahkan cenderung merugikan masyarakat misalnya
mencuri (cleptomany), malas (abulio) atau perilaku deviasi social
lain seperti pemakaian zat adiktif.
2. Menurut American Nurses Associations (ANA)
Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktiek
keperawatan yang menggunakan ilmu tingkah laku manusia
sebagai dasar dan menggunakan diri sendiri secara terapeutik
dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan
mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien
berada (American Nurses Associations).
3. Menurut Kaplan Sadock
Proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan
dan mempertahankan prilaku yang akan mendukung integrasi.
5
Pasien atau klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok,
organisasi atau komunitas
8
Keperawatan jiwa mulai muncul sebagai profesi awal abad ke-19 dan
pada masa tersebut berkembang menjadi spesialis dengan peran dan
fungsi yang unik.
Keperawatan jiwa adalah suatu proses interpersonal dengan tujuan untuk
meningkatkan dan memelihara perilaku yang mendukung terwujudnya
satu kesatuan yang harmonis (integrated). Kliennya bias berupa individu,
keluarga, kelompok, organisasi atau masyarakat.tiga area praktik
keperawatan mental yaitu perwatan langsung, komunikasi dan
management menjadi tugas perawat jiwa.
Ada 4 factor yang dapat menentukan tingkat penampilan perawat jiwa,
yaitu aspek hokum, kualifikasi perawat, lahan praktik, dan inisiatif dari
perawat sendiri (stuart& laraia, 1998: 13).
9
Dimesnsi respon yang sejati, saling menghormati, memahami, dan
empatik secara nyata harus ditampilkan.
Dimensi konfrontasi, kesegaran atau immediacy, pearawat yang menutup
diri, perasaan terharu yang disebabkan kepura-puraan, dapat memberikan
stimulasi roll play dan memberikan kontribusi terhadap penilaian diri
pasien atau insight.
Kebutuhan dalam komunikasi terapeutik seperti resisten, transferen,
konterferens, dan adanya pelanggaran pribadi klien merupakan
penghambat dalam komunikasi terapeutik.
Hasil terapeutik dalam bekerja dengan klien gangguan pskiatrik berkatan
dengan dasar pengetahuan perawat, ketrampilan klinik, kapasitas
intropeksi dan evaluasi diri perawat.
4. Stress adaption model of psychiatric nursing (model stress dan adaptasi dalam
keperawatan jiwa)
10
Standart kesehatan mental melalui tidak begitu jelas dibandingkan
dengan gangguan mental.
Komponen biopsikososial model mencakup factor
prediposisi(pendukung), stressor pencetus, penilaian terhadap stressor,
sumber coping, dan coping mekanisme.
Pola respon individu mencakup respon coping individual, yang mana hal
tersebut merupakan subjek diagnosa keperawatan. Masalah kesehatan
yang menjadi subjek diagnose medis.
Kegiatan keperawatan psikiatrik dijelaskan dalam 4 tahap tindakan:
krisis, akut, pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan.
Perawat psikiatrik harus belajar mengenai struktur dan fungsi dari otak,
mencakup proses neurotransmission, untuk lebih memahami etiologi,
mempelajarinya dan agar lebih efektif dalam strategi intervensi gangguan
psikiatrik.
Brain imaging teknik seperti CT, MRI, BEAM, PET dan SPECT untuk
melihat secara langsung kondisi otak yang akan menolong dalam diagnosa
beberapa kelainan otak dan memahami hubungan antara struktur dan
fungsi otak.
Penelitian tentang gen yang membawa kelainan mental telah membawa
kesulitan dan ketidak yakinan sampai saat ini tetapi dapatmeningkatkan
penelitian di masa yang akan datang.
Irama sirkadian seperti sebuah jaringan jam internal yang mengendalikan
kegiatan dalam tubuh meliputi gaya hidup, tidur, perasaan, makan, minum,
kesuburan, dan sakit dalam siklus waktu 24 jam.
Psikoimunologi adalah bidang kajian baru yang memperdalam tentang
pengaruh faktor psikososial pada sistem syaraf dalam respon imun.
11
Perawat psikiatrik membutuhkan kemampuan untuk mendapatkan riwayat,
penampilan fisik, kemampuan menginterprentasikan hasil laboratorium
untuk menemukan gejala dan gejala dan untuk indikasi proses rujukan.
Implikasi klinis dari penelitian tetang neurosains telah didiskusikan dalam
hubungannya dengan skizofrenia, kelainan mood, gangguan panik, dan
merujuk pada indikasi yang khusus.
Pada tahun 1990-an telah disebut sebagai dekade otak dan wajah
keperawatan psikiatrik ditandai dengan tantangan intergrasi antara
informasi neurosains biopsikososial model dari perawatan jiwa.
12
Kepekaan terhadap budaya adalah salah satu pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk kesuksesan dalam intervensi
keperawatan pada kehidupan klien yang memiliki latar budaya yang
berbeda-beda
Faktor resiko untuk gangguan psikiatrik dari sosialkultural merupakan
faktor predisposisi yang dapat secara berarti meningkatkan potensial
kelainan psikiatrik, menurunkan potensi klien untuk sembuh, atau
kebalikannya. Hal tersebut meliputi umur, etnik, gender, pendidikan,
pendapatan, dan sistem keyakinan.
Variasi stressor sosiokultural menghambat perkembangan perawatan
kesehatan mental meliputi: keadaan yang merugikan, stereotype,
intoleransi, stigma, prasangka, discrimination, rasisme.
Respon coping dan gejala kelainan mental yang muncul diekspresikan
secara berbeda dalam budaya yang berbeda.
Pengkajian kepada klien yang memiliki faktor resiko sosialkultural
menarik bagi perawat untuk mampu mengidentifikasi masalah klien dan
pengembangan tindakan keperawatan agar lebih akurat, sesuai, dan
memilikikepekaan budaya.
Bersama sama antara perawat dengan klien membutuhkan persutujuan
mengenai respon koping klien secara alami pemahaman dalam
memecahkan masalah, dan harapan akan hasil yang didapatkan dalam
konteks sosisalkultural.
13
9. Legal ethical context of psychiatric nursing care (keadaan legal etika dalam
keperwatan jiwa)
14
Intervensi keperawatan seharusnya secara langsung membantu kilien
meningkatkan insight (penilaian terhadap dirinya) dan pemecahan masalah
melalui perencanaan tindakan yang positif.
Evaluasi meliputi penelaian kembali fase-fase sebelumnya dari proses
keperwatan menentukan tahapan untuk merencanakan tujuan yang hendak
dicapai.
15
Kolaborasi adalah sharing dalam perencanaan, pengambilan
keputusan,pemecahan masalah, penentuan tujuan, dalam bekerja sama
dengan komunikasi yang terbuka.
Evolving Functions
1958: DEALING WITH PATIENT PROBLEM OF ATTITUDE, MOOD &
INTERPRETATION OF REALITY, EXPLORING DISTURBING &
CONFLICTING THOUGHT & FEELINGS, USING THE PATIENT
POSITIVEFEELINGS, BRING PSYCHOPHYSIOLOGICAL
HOMEOSTATIS,COUNSELING IN EMERGENCIES, INCLUDING PANIC
&FEAR, STRENGTHENING THE WELL PART OF PATIENTS
Table 1.1.
18
& EMPATIK
MEDICA COMBINATION PEMERIKSAA KLIEN :
L FROM N MENJALANI
(MEYER, PHYSIOLOGIC DIAGNOSTIK, PROSEDUR
KRAEPLI AL, GENETIC, TERAPI DIAGNOSTIK
N) ENVIRONMENT SOMATIK, & TERAPI
AL & SOCIAL FARMAKOLO JANGKA
GIK & TEHNIK PANJANG
INTERPERSON TERAPIST :
AL THERAPY,
REPPORT
EFFECTS,
DIAGNOSE
ILLNESS,
THERAPEUIT
C APPROACH
19
pada mulutnya pada fase oral dan sebagainya. Hal ini akan menyebabkan
traumatic yang membekas pada masa dewasa.
Proses terapi pada model ini adalah menggunakan metoda asosiasi bebas dan
analisa mimpi, transferen untuk memperbaiki traumatic masa lalu. Misalnya klien
dibuat dalam keadaan ngantuk yang sangat. Dalam keadaan tidak berdaya
pengalaman alam bawah sdarnya digali dengan pertanyaan-pertanyaan untuk
menggali traumatic masa lalu. Hal ini lebih dikenal dengan metode hypnotic yang
memerlukan keahlian dan latihan yang khusus.
Dengan carademikian, klien akan mengungkapkan semua pikiran dan
mimpinya, sedangkan therapist berupaya untuk menginterpretasi pikiran dan
mimpi pasien.
Peran perawat adalah berupaya melakukan assessment atau pengkajian
mengenai keadaan-keadaan traumatic atau stressor yang dianggap bermakna pada
masa lalu misalnya (pernah disiksa orang tua, pernah disodomi, diperlakukan
secara kasar, diterlantarkan, diasuh dengan kekerasan. Diperkosa pada masa
anak), dengan menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik setelah terjalin
trust ( saling percaya).
2. Interpersonal (Sullivan, peplau)
Menurut kosep model ini, kelainan jiwa seseorang bias muncul akibat adanya
ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan (Anxiety), Ansietas timbul
dan dialami seseorang akibat adanya koflik saat berhubungan dengan orang lain
(interpersonal).
Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari adanya ketakutan
ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnya. Sebagai contoh dalam kasus
seseorang anak yang tidak dikehendaki (Unwanted Child). Dimana seorang anak
dilahirkan dari hasil hubungan gelap, ibunya pernah berupaya untuk
membunuhnya karena merasa malu dan melanggar norma, lingkungannya tidak
menerima dengan hangat karena dianggap anak haram, teman-temannya
mengejek, ayahnya tidak pernah memberikan kasih saying, maka ia akan tumbuh
menjadi anak yang tidak diterima oleh orang lain.
20
Proses terapi menurut konsep ini adalah Build Feeling security (berupaya
membangun rasa aman bagi klien), Trusting Relationship and Interpersonal
Satisfaction (menjalin hubungan yang saling percaya) dan membina kepuasan
dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.
Peran perawat dalam terapi adalah share anxieties (berupaya
melakukansharing mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa
dicemaskan oleh klien saat berhubungan dengan sikap orang lain), theraspist use
empathy and relationship ( perawat berupaya bersikap empati dan turut
merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien). Perawat memberikan respon
verbal yang mendorong rasa aman klien dalam berhubungan dengan orang lain
seperti: “saya senang berbicara dengan anda, saya siap membantu anda, anda
sangat menyenangkan bagi saya”.
3. Social (Caplan, Szasz)
Prinsif proses terapi yang sangat penting dalam konsep model ini adalah
Environment Manipulation and Social Support (pentingnya modifikasi lingkungan
dan adanya dukungan social). Sebagai contoh dirumah harus bersih, teratur,
harum, tidak bising, ventilasi cukup, penataan alat dan perabotan yang teratur.
21
Lingkungan kantor yang asri, bersahabat, ada taman, tata lampu yang indah,
hubungan kerja yang harmonis, hubungan suami istri yang memuaskan.
Peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah pasien
harus menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat
melibatkan teman sejawat, atasan, keluarga atau suami-istri. Sedangkan therapist
berupaya : menggali system social klien seperti suasana di rumah, di kantor, di
sekolah, di masyarakat atau tempat kerja.
Menurut weiss (1947) yang dikutip oleh Struart Sundeen dalam principles
and practice of Psychiatric Nursing Care (1995),peran perawat adalah sebagai
Attitude Therapy, yakni:
PSYCHIATRIC
24
Social
Fiscal
Professional
Skema 1.2
Coordinator
Degelation Collaboration
Management
Psychiatric
Skema 1.3
25
4. Memberikan pedoman pelayanan bagi individu, keluarga, kelompok,
untuk menggunakan sumber yang bersedia di komunitas kesehatan mental,
termasuk pelayanan terkait, teknologi dan system social yang paling tepat.
5. Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental serta mengatasi pengaruh
penyakit mental melalui penyuluhan dan konseling.
6. Memberikan askep pada penyakit fisik yang mengalami masalah
psikologis dan penyakit jiwa dengan masalah fisik.
7. Mengelola dan mengkoordinasi system pelayanan yang mengintegrasikan
kebutuhan klien, keluarga, staf dan pembuat kebijakan.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
26
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis,
dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan,
perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan kestabilan
emosional.
Faktor yang menyebabkan gangguan jiwa juga dapat dipandang
dalam tiga kategori, yaitu :
1. Faktor individual: meliputi struktur biologis, ansietas, kekhawatiran
dan ketakutan, ketidakharmonisan dalam hidup, dan kehilangan arti hidup
(Seaward, 1997).
2. Faktor interpersonal: meliputi komunikasi yang tidak efektif,
ketergantungan yang berlebihan atau menarik diri dari hubungan, dan
kehilangan kontrol emosional.
3. Faktor budaya dan sosial: meliputi tidak ada penghasilan, kekerasan,
tidak memiliki tempat tinggal, kemiskinan, dan diskriminasi seperti
perbedaan ras, golongan, usia dan jenis kelamin.
Berbagai kondisi psikososial yang menjadi indikator taraf
kesehatan jiwa masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan karakteristik
kehidupan di perkotaan (urban mental health) meliputi: kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT), kasus perceraian, anak remaja putus sekolah, kasus
kriminalitas anak remaja, masalah anak jalanan, promiskuitas,
penyalahgunaan Napza dan dampak nya (hepatitis C,HIV/AIDS dll),
gelandangan psikotik serta kasus bunuh diri. Ada 6 macam model
keperawatan kesehatan jiwa, yaitu:
1. Psikoanalisa
2. Interpersonal
3. Sosial
4. Existensial
5. Supportive therapy
6. Medical
27
1.2 Saran
Sebagai saran diharapakan setelah membaca makalah ini, mahasiswa
dapat mengetahi tentang penyakit anemia serta hala-hal lain yang telah
dibahas dalam makalah ini dan semoga makalah ini dapat memeberikan
manfaat bagi kita semua.
28
DAFTAR PUSTAKA
http://triahi.blogspot.co.id/2012/10/konsep-dasar-keperawatan-kesehatan-
jiwa.html
29