Anda di halaman 1dari 6

FARMASI-QU

Jurnal Kefarmasian
Vol 7 Edisi Januari 2020
P.ISSN:2407-215 x

Suratni1 dan Pamungkas Audina Ismiralda2

EVALUASI PENGADAAN OBAT DILIHAT DARI PELAYANAN DISTRIBUTOR


FARMASI DI RSIA KEMANG MEDICAL CARE JAKARTA SELATAN
Oleh
Suratni1 dan Pamungkas Audina Ismiralda2
1
Dosen Akademi Farmasi Bhumi Husada Jakarta
2
Alumni Akademi Farmasi Bhumi Husada Jakarta

ABSTRAK

Pengelolaan obat merupakan salah satu manajemen farmasi di rumah sakit


yang sangat penting dalam penyediaan pelayanan secara keseluruhan.
Tahapan pengelolaan obat di Rumah Sakit meliputi tahap pemilihan,
perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, serta
penggunaan obat. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui proses pengadaan
obat dilihat dari pelayanan distributor (Pedagang Besar Farmasi) di RSIA
Kemang Medical Care. Kemitraan dengan Pedagang Besar Farmasi perlu
mendapat perhatian khusus karena dapat berpengaruh dalam pengadaan
sediaan farmasi di Rumah Sakit.Service level supplier merupakan suatu
indikator untuk mengukur pelayanan supplier berdasarkan pesanan yang
diminta dengan pesanan yang dikirim berdasarkan ketepatan waktu pengiriman,
jenis/ item dan jumlah pesanan
Service level supplier dilihat dari lama waktu yang dibutuhkan untuk
pemesanan sampai barang diterima dari seluruh Pedagang Besar Farmasi
(PBF) periode 1 Juli – 30 Desember 2018 belum memenuhi standar yang telah
ditetapkan oleh Instalasi Farmasi RSIA Kemang Medical Care. Service level
supplier dilihat dari jenis/ item pesanan untuk 7 Pedagang Besar Farmasi (PBF)
adalah 100 % dan 9 Pedagang Besar Farmasi (PBF) lainnya berkisar antara
97.10% - 99.66%. Service level supplier bila diliat dari persentase jumlah
sediaan farmasi terdapat Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang pernah dalam
pengiriman jumlahnya tidak sesuai dengan yang diminta yaitu berkisar 20%-
100%. Faktor yang menyebabkan ketidaksesuaian yakni stok kosong pada
distributor dan terdapat kekurangan dalam pengiriman sediaan farmasi.

Kata kunci:Service Level Supplier, Pedagang Besar Farmasi

Pendahuluan secara keseluruhan, karena


Latar Belakang ketidakefisienan dan
Pengelolaan obat merupakan ketidaklancaran pengelolaan obat
salah satumanajemen farmasi di akan memberikan dampak negatif
rumah sakit yang sangat penting terhadap rumah sakit, baik secara
dalam penyediaan pelayanan medik, sosial maupun secara

65

Jurnal Farmasi-qu Akademi Farmasi Bhumi Husada Jakarta


FARMASI-QU
Jurnal Kefarmasian
Vol 7 Edisi Januari 2020
P.ISSN:2407-215 x

Suratni1 dan Pamungkas Audina Ismiralda2

7
ekonomi. tepat jumlah, tepat waktu dan
3
Berdasarkan hasil penelitian efisien.
Amiati Pratiwi (2009), Stock Out Pengadaan merupakan
Obat di Gudang Perbekalan kegiatan yang dimaksudkan untuk
Kesehatan Rumah Sakit Islam merealisasikan perencanaan
Cempaka Putih Jakarta Pada kebutuhan.Pengadaan yang efektif
Triwulan I Tahun 2009 terdapat harus menjamin ketersediaan,
sebesar 5,70% permintaan obat jumlah, dan waktu yang tepat
yang tidak terlayani dari gudang dengan harga yang terjangkau dan
logistik ke depo farmasi rumah sesuai standar mutu.
sakit disebabkan karena tidak Pengendaliaan juga diperlukan
tersedianya obat atau terjadinya pada tahap pengadaan yaitu dalam
kekosongan obat di gudang pemilihan metode pengadaan,
4
logistik. pemantauan spesifikasi perjanjian
Secara garis besar, tahapan dan pemantauan status
pengelolaan obat di Rumah Sakit pemesanan serta penentuan
meliputi tahap pemilihan, Pedagang Besar Farmasi (PBF).
perencanaan, pengadaan, Kemitraan dengan Pedagang
penerimaan, penyimpanan, Besar Farmasi perlu mendapat
pendistribusian, serta perhatian khusus karena dapat
penggunaaan obat. Pengelolaan berpengaruh dalam pengadaan
sediaan farmasi,alat kesehatan dan sediaan farmasi di rumah sakit.
bahan medis habis pakai di Rumah Sejauh ini masalah yang sering
Sakit harus dilakukan oleh Instalasi ditemukan yang berkaitan dengan
1 Pedagang Besar Farmasi (PBF)
Farmasi sistem satu pintu.
adalah ketepatan waktu dalam
Pengelolaan perbekalan
penerimaan dan ketidak sesuaian
kesehatan yang berupa sediaan
pesanan dengan jumlah obat yang
farmasi dan alat kesehatan
dikirim. Tidak terpenuhinya
dilaksanakan dengan
pesanan dari Pedagang Besar
memperhatikan pemenuhan
Farmasi (PBF) dapat berakibat
kebutuhan, kemanfaatan, harga,
ketidak puasan bagi pasiendan
dan faktor yang berkaitan dengan
dapat menimbulkan dampak yang
pemerataan penyediaan
10 negatif bagi Rumah Sakit.
perbekalan kesehatan. Berdasarkan uraian di atas,
Perencanaan merupakan proses pengadaan obat dalam hal
kegiatan untuk menentukan jumlah pelayanan oleh Pedagang Besar
dan periode pengadaan sediaan Farmasi (PBF) harus mendapatkan
farmasi sesuai dengan hasil perhatian khusus, mengingat di
kegiatan pemilihan untuk menjamin RSIA Kemang Medical Care sering
terpenuhinya kriteria tepat jenis, terjadi kekosongan obat. Hal ini

66

Jurnal Farmasi-qu Akademi Farmasi Bhumi Husada Jakarta


FARMASI-QU
Jurnal Kefarmasian
Vol 7 Edisi Januari 2020
P.ISSN:2407-215 x

Suratni1 dan Pamungkas Audina Ismiralda2

sering kali karena keterlambatan d. Mengetahui faktor penyebab


dari pihak Pedagang Besar ketidak sesuaian jenis serta
Farmasi (PBF) dalam mengirimkan jumlah obat yang datang.
obat atau stock kosong pada saat e. Mengetahui distributor yang
pemesanan. Oleh karena itu, memiliki kinerja baik dalam hal
penulis tertarik untuk melakukan pelayanan kepada RSIA Kemang
penelitian tentang “Evaluasi Medical Care.
Pengadaan Obat Dilihat dari
Pelayanan Distributor Farmasi di Metode Penelitian
RSIA Kemang Medical Care Jenis Penelitian
Jakarta Selatan Periode 1 Juli-30 Dalam penelitian ini, penulis
Desember 2018” menggunakan metode
pengumpulan data secara
Rumusan Masalah Retrospektif dengan cara
Bagaimana proses pengadaan mengumpulkan dan menganalisa
obat dilihat dari pelayanan datadari surat permintaan
distributor (Pedagang Besar pembelian dan lembar penerimaan
Farmasi)di RSIA Kemang Medical barang periode 1 Juli-30 Desember
Care Jakarta Selatan periode 1 Juli 2018.
- 30 Desember 2018?
Waktu dan Tempat Penelitian
Tujuan Penelitian 1. Waktu Penelitian
1. Tujuan umum Pengambilan data dilakukan
Mengevaluasi proses pada bulan Januari - Maret 2019
pengadaan obat dilihat dari di bagian Gudang Instalasi
pelayanan distributor farmasi di Farmasi Rumah Sakit (IFRS)
RSIA Kemang Medical Care 2. Tempat Penelitian
Jakarta Selatan periode 1 Juli-30 Penelitian dilakukan di
Desember 2018. Gudang Instalasi Farmasi
2. Tujuan Khusus Rumah Sakit Ibu dan Anak
a. Mengetahui lead time (waktu Kemang Medical Care dengan
tunggu) obat sampai di gudang mengambil data di surat
farmasi. permintaan pembelian dan
b. Mengetahui kesesuaian jenis lembar penerimaan barang yang
pesanan barang yang diminta telah disesuaikan dengan faktur.
dengan barang yang diterima.
c. Mengetahui kesesuaian jumlah Populasi dan Sampel
pesanan barang yang diminta 1. Populasi
dengan barang yang diterima. Populasi meliputi data
Permintaan Pembelian periode 1
Juli - 30 Desember 2018 di

67

Jurnal Farmasi-qu Akademi Farmasi Bhumi Husada Jakarta


FARMASI-QU
Jurnal Kefarmasian
Vol 7 Edisi Januari 2020
P.ISSN:2407-215 x

Suratni1 dan Pamungkas Audina Ismiralda2

GudangFarmasi RSIA Kemang Pedagang Besar Farmasi (PBF).


Medical Care Jakarta Selatan. 4. Mencatat kesesuaian jenis serta
jumlah obat dilihat dari surat
2. Sampel permintaan pembelian yang
Sampel meliputi data dibandingkan dengan lembar
Permintaan Pembelian periode 1 penerimaan barang.
Juli - 30 Desember 2018 untuk 5. Mencatatnama Pedagang Besar
defekta mingguan yang dibuat Farmasi (PBF) yang tingkat
oleh Instalasi Farmasi RSIA pelayanannya kurang dilihat dari
Kemang setiap hari waktu, jumlah dan jenis obat
senindengan keseluruhan yang tidak sesuai.
berjumlah 609 surat permintaan 6. Mencatat faktor-faktor penyebab
pembelian. terjadinya keterlambatan dan
ketidak sesuaian jumlah atau
Teknik Pengumpulan Data jenis item barang yang dikirim
Data yang diperoleh dalam oleh Pedagang Besar Farmasi
penelitian ini merupakan data (PBF).
primer.Data diambil dari surat 7. Menyajikan data dalam bentuk
permintaan pembelian setiap hari table.
senin yang dibuat oleh bagian Menganalisa data dengan
pengadaan rumah sakit dan lembar menghitung persentase service
penerimaan barang yang dibuat level supplier.
oleh gudang farmasi sesuai dengan
faktur yang dikeluarkan oleh Hasil Penelitian dan
Pedagang Besar Farmasi (PBF). Pembahasan
1. Lead time barang datang
Pengolahan dan Analisis Data mulai dari pemesanan sampai
1. Melakukan observasi di bagian dengan penerimaan.
pengadaan. Berdasarkan penelitian
2. Mengumpulkan surat permintaan yang telah dilakukan, diperoleh
pembelian sesuai permintaan lama waktu yang diperlukan
dari Instalasi Farmasi Rumah oleh Pedagang Besar Farmasi
Sakit untuk pesanan rutin (PBF) untuk mengirimkan
seminggu sekali setiap hari sediaan farmasi periode 1 Juli -
senin, faktur penjualan dari 30 Desember 2018 adalah 1-4
Pedagang Besar Farmasi (PBF), hari. dilihat bahwa terdapat 4
dan lembar penerimaan barang Pedagang Besar Farmasi (PBF)
periode 1 Juli-30 Desember PT. AAM, PT. BSP, PT. EPM,
2018. PT. MPIiyangipernahi mengirim
3. Mencatat lead time obat yang barang melewati batas waktu
dipesan dengan yang datang dari yang telah ditentukan. hal

68

Jurnal Farmasi-qu Akademi Farmasi Bhumi Husada Jakarta


FARMASI-QU
Jurnal Kefarmasian
Vol 7 Edisi Januari 2020
P.ISSN:2407-215 x

Suratni1 dan Pamungkas Audina Ismiralda2

tersebut membuat service level Besar Farmasi (PBF) yang


supplier terhadap waktu selanjutnya diterima oleh
pengiriman masih terhitung gudang farmasi dengan
buruk karena telah melewati pesanan periode 1 Juli- 31
waktu maksimum pengiriman Desember 2018
barang yang telah ditentukan 4. Faktor penyebab
oleh Instalasi Farmasi RSIA keterlambatan dan ketidak
Kemang. sesuaian jenis/item, serta
jumlah sediaan farmasi yang
2. Persentase service level dikirim.
supplier terhadap kesesuaian Pedagang Besar Farmasi
item atau jenis sediaan yang (PBF) disebabkan oleh
dikirim. kurangnya jumlah barang
Terdapat 9 Pedagang Besar dalam pengiriman dan stok
Farmasi (PBF) yang pernah kosong dari distributor. Hal ini
mengirim sediaan farmasi tidak berakibat buruk terhadap
sesuai dengan item /jenis yang proses pengadaan sediaan
dipesan dengan hasil farmasi di Instalasi Farmasi
persentase service level RSIA Kemang Medical Care.
supplier berkisar antara 97.10%
(PT. SC) - 99.66% (PT. PPG) KESIMPULAN DAN SARAN
dan terdapat 7 distributor yang Kesimpulan
persentase service level 1. Lama waktu yang dibutuhkan
suppliernya 100%.Persentase oleh Pedagang Besar Farmasi
service level supplier terhadap (PBF) untuk pengiriman barang
jumlah sediaan farmasi yang dari pemesanan sampai dengan
dikirim terdapat Pedagang penerimaan oleh bagian Gudang
Besar Farmasi (PBF) yang Instalasi Farmasi RSIA Kemang
mengirim sediaan farmasi Medical Care adalah 1-4 hari.
dengan jumlah tidak sesuai 2. Persentase Service Level
dengan yang diminta. Supplier terhadap jenis/item
Persentase ketidak sesuaian pesanan yang dikirim oleh PBF
barang yakni antara 20% - adalah 97.10% - 100%.
100%.Persentase kesesuaian 3. Persentase Service Level
jumlah pesanan sediaan Supplier terhadap jumlah
farmasi yang diterima. pesanan yang dikirim oleh
Setelah melakukan pedagang besar farmasi yang
pengolahan data, dapat pengirimannya tidak sesuai
diketahui persentase berkisar antara 20% – 100%.
kesesuaian jumlah pesanan 4. Faktor penyebab keterlambatan
yang dikirim oleh Pedagang dan ketidak sesuaian jenis/item,

69

Jurnal Farmasi-qu Akademi Farmasi Bhumi Husada Jakarta


FARMASI-QU
Jurnal Kefarmasian
Vol 7 Edisi Januari 2020
P.ISSN:2407-215 x

Suratni1 dan Pamungkas Audina Ismiralda2

serta jumlah sediaan farmasi http://iaikalsel.id/pengelolaan-obat-


yang dikirim oleh Pedagang di-rumah-sakit/ tanggal 10
Besar Farmasi disebabkan oleh desember 2018 jam 08:00 wib.
kurangnya jumlah barang dalam 2. Paradipta, A., Fahridho, A., Laduni,
pengiriman dan stok kosong dari D.H., Sandi, F., Nasution. J., 2013.
distributor. Sistem Evaluasi Kinerja Supplier di
5. Berdasarkan kerjasama dengan PT XYZ, 3.
16 Pedagang Besar Farmasi 3. Peraturan Menteri Kesehatan
(PBF) hanya terdapat 7 Republik Indonesia, Nomor 72
Pedagang Besar Farmasi (PBF) Tahun 2016 Tentang Standar
yang memiliki pelayanan baik Pelayanan Kefarmasian di Rumah
terhadap waktu tunggu pesanan, Sakit.
kesesuaian jenis/item pesanan 4. Pratiwi, A., 2019. Stock Out Obat di
serta jumlah pesanan yaitu 1) Gudang Logistik Perbekes RSIJ
PT.DISCUS, PT.DNR, 3) Cempaka Putih pada Triwulan
PT.IGM, 4) PT.KBF, PT.MBS, 6) ITahun 2009, Skripsi,
PT. MUP, 7) PT. PV. Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia, Jakarta.
Saran 5. Profil Rumah Sakit Ibu dan Anak
Sebaiknya dibuat kesepakatan/ Kemang Medical Care, Jakarta.
perjanjian hukuman untuk 6. Samson, K., Jonathan, M., Mulli,
distributor yang melanggar standar W., Ruth, N., Tabby, G., 2013. The
perjanjian yang telah ditentukan Effect of Supplier Quality
oleh Instalasi Farmasi RSIA Management on Organizational
Kemang Medical Care dan Performance: A Survey of
menambah pilihan Pedagang Supermarkets in Kakamega Town.
Besar Farmasi (PBF) lain untuk International Journal of Business
menggantikan Pedagang Besar and Commerce, 72.
Farmasi (PBF) yang kinerjanya 7. Saputera, M.M.A, 2016. Evaluasi
tidak baik agar dapat menghidari Pengelolaan Obat Tahap Seleksi
terjadinya kekosongan sediaan dan Perencanaan di Era Jaminan
farmasi. Kesehatan Nasional di RSUD H.
Hasan Baseri Kandangan Tahun
DAFTAR PUSTAKA 2014. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina I (2),
1. Iaikalsel, Pengelolaan obat di 249.
Rumah Sakit. Diambil dari

70

Jurnal Farmasi-qu Akademi Farmasi Bhumi Husada Jakarta

Anda mungkin juga menyukai