Anda di halaman 1dari 110

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
PUTUSAN

ne
ng
NOMOR: 185/G/2022/PTUN.JKT

do
gu
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa, memutus

In
A
dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat pertama
dengan acara biasa secara elektronik (e-court) telah menjatuhkan Putusan
ah

lik
sebagai berikut, dalam perkara antara:

1 Nama : Universitas Fort de Kock;


am

ub
Alamat : Jalan Soekarno Hatta, Mandiangin Koto
Senayan, Bukittunggi, Sumatera Barat;
Dalam hal ini diwakili oleh Dr. Hj. Evi
ep
k

Hasnita, S. Pd., Ns., M.Kes, selaku Rektor


ah

Universitas Fort de Kock berdasarkan


R

si
Anggaran Dasar Yayasan Fort de Kock
Bukttinggi dalam Akta Yayasan Pedidikan

ne
ng

Fort de Kock Nomor 1 tertanggal 1 Maret


2022 yang dibuat di hadapan Yulfaisal, S.H.,

do
gu

Notaris Bukittinggi dan SK Pengurus Yayasan


Fort de Kock Bukittinggi No. 155/YYS-
FDK/Bkt/X/2019 tanggal 04 Oktober 2019
In
A

tentang Pengangkatan Rektor dan Wakil


Rektor Universitas Fort de Kock Bukittinggi
ah

lik

Periode 2019-2023;
Sebagai ---------------------------------------------------------PENGGUGAT I;
m

ub

2 Nama : Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta


Indonesia (“APTISI”)
ka

Alamat : Jalan Kamal Raya Outer Ring Road,


ep

Komplek Rukan Malibu Blok I, No. 75,


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Cengkareng, Jakarta Barat, DKI Jakarta;

si
Dalam hal ini diwakili oleh Dr. Ir. H. M. Budi
Djatmiko, M. Si., M.E.I. selaku Ketua Umum

ne
ng
APTISI dan Prof. Ir. Asri Nugrahanti, MS.
Ph.D, IPU Selaku Sekretaris Jenderal APTISI

do
gu berdasrkan Perubahan
Terakhir yang dimuat dalam No. 13 tertanggal
Anggaran Dasar

13 April 2022 yang dibuat oleh Notaris

In
A
Rasyida Thalib, S.H., M.Kn., yang telah
mendapatkan pengesahan dari Menteri
ah

lik
Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi
am

ub
Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-
0000740.AH.01.08 Tahun 2022 tertanggal 13
April 2022;
ep
k

Sebagai -------------------------------------------------------- PENGGUGAT II;


ah

3 Nama : Perkumpulan Perguruan Tinggi Swasta


R

si
Kesehatan Indonesia;
Alamat : Jalan Cimincrang No. 4, Cimincrang, Gede

ne
ng

Bage, Bandung, Jawa Barat;


Dalam hal ini diwakili oleh Dr. Ir. H. M. Budi

do
gu

Djatmiko, M.Si., M.E.I. selaku Ketua Umum


HPTKes berdasarkan Perubahan Anggaran
Dasar Terakhir yang dimuat dalam Akta
In
A

Nomor 11 Tanggal 15 November 2021 yang


dibuat oleh Notaris Juwartini, S.H., M.Kn.,
ah

lik

yang telah mendapatkan pengesahan dari


Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
m

ub

melalui Keputusan Menteri Hukum dan Hak


Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor
ka

AHU-0001749.AH.01.08 Tahun 2021


ep

tertanggal 2 Desember 2021;


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sebagai ------------------------------------------------------- PENGGUGAT III;

si
Selanjutnya PENGGUGAT I sampai dengan PENGGUGAT III secara
bersama disebut juga sebagai PARA PENGGUGAT;

ne
ng
Dalam hal ini masing-masing berdasarkan Surat Kuasa Khusus :
1. Surat Kuasa Khusus tertanggal 19 Maret 2022 atas nama

do
gu Penggugat I;
2. Surat Kuasa Khusus tertanggal 21 Maret 2022 atas nama
Penggugat II;

In
A
3. Surat Kuasa Khusus tertanggal 21 Maret 2022 atas nama
Penggugat III;
ah

lik
Ketiganya telah memberikan kuasa kepada:
1. Ryand, S.H.;
am

ub
2. Ronald Marcelinus Honarto, S.H., M.H.;
3. Sarah Eliza Aishah, S.H.;
4. Guntur Abdurrahman, S.H., M.H.;
ep
k

Masing-masing merupakan advokat pada Kantor Hukum ANSA LAW


ah

yang beralamat kantor di Office 88 Kasablanka, Lantai 9 Unit A, Jl.


R

si
Casablanca Kav. 88, Tebet, Jakarta Selatan - 12870, domisili elektronik
ryand@ansalaw.co.id, selanjutnya disebut PARA PENGGUGAT;

ne
ng

LAWAN
MENTERI PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI

do
REPUBLIK INDONESIA, Tempat
gu

Kedudukan di Komplek Perkantoran


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
In
A

Riset, dan Teknologi Jalan Jenderal


Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat, 10270;
ah

lik

Dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa


Nomor : 48486/MK.A/HK.10/2022, tanggal
m

ub

21 Juli 2022 memberikan kuasa kepada :


1. DIAN WAHYUNI, S.H., Ed.
ka

2. SIMUL, S.H.
ep

3. RINI WULANDARAI, S.H., M.H.


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. MUHAMMAD RAVII, S.H., M.M.

si
5. QURRATI A’YUN, S.H.
6. HERU ADI NUGROHO, S.H.

ne
ng
7. MALA HAYATI, S.H., M.H.
8. ROCKY YOHANES, S.H.

do
gu 9. PAULUS KATAN TAPUN, S.H.
10. TASRIYAL, S.H.
11. ALMA GRACIA, MP., S.H., M.I.L., S.H.

In
A
12. NARWANTO, S.H.
13. PRAMASTI PUSPANDHITA, S.H.
ah

lik
14. ROBERTUS WARDANA, S.H., LL.M.
kesemuanya Warga Negara Indonesia,
am

ub
Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil pada
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Jalan Jenderal
ep
k

Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat, 10270,


ah

alamat domisili elektronik


R

si
birohukum.kemendikbud@gmail.com,
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT;

ne
ng

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tersebut;

Telah membaca:

do
gu

1. Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor:


185/PEN-DIS/2022/PTUN.JKT., tanggal 30 Juni 2022, tentang
In
A

Lolos Dismissal;

2. Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor:


ah

lik

185/PEN-MH/2022/PTUN.JKT., tanggal 30 Juni 2022, tentang


Penunjukan Susunan Majelis Hakim;
m

ub

3. Surat Penunjukan Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta


Nomor: 185/PEN-PPJS/2022/PTUN.JKT, tanggal 30 Juni 2022,
ka

ep

tentang Penunjukan Panitera Pengganti dan Juru Sita Pengganti;


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor: 185/PEN-

si
PP/2022/PTUN.JKT., tanggal 30 Juni 2022, tentang Hari
Pemeriksaan Persiapan;

ne
ng
5. Penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor: 185/PEN-
HS/2022/PTUN.JKT., tanggal 19 Juli 2022, tentang Hari

do
guPersidangan;

6. Berkas perkara dan mendengar keterangan ahli, saksi, serta Para

In
A
Pihak yang bersengketa dalam persidangan;

DUDUK PERKARA
ah

lik
Bahwa, Penggugat telah mengajukan Gugatan tertanggal 30
Juni 2022, yang didaftarkan di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
am

ub
secara e-court pada tanggal 30 Juni 2022, dengan Register Perkara
Nomor: 185/G/2022/PTUN.JKT., sebagaimana telah diperbaiki pada
Pemeriksaan Persiapan tanggal 19 Juli 2022, dengan mengemukakan
ep
k

dasar dan alasan gugatan yang pada pokoknya:


ah

I. LATAR BELAKANG PERKARA


R

si
Sebelum Mendikbudristek membentuk Komite Nasional Uji

ne
ng

Kompetensi, pada 2016 lalu Menristekdikti telah pernah membentuk


lembaga serupa yang hampir identik dengan nama Panitia Uji
Kompetensi Nasional. Lembaga tersebut berjalan selama kurang lebih

do
gu

tiga tahun hingga tahun 2019 sebelum akhirnya dibubarkan seiring


dengan dicabut dan dibatalkannya Permenristekdikti 12/2016 yang
In
A

menjadi dasar pembentukan Panitia Uji Kompetensi Nasional oleh


Menristekdikti kala itu. Selain karena banyaknya protes dari berbagai
ah

lik

perguruan tinggi kesehatan di seluruh Indonesia, pencabutan ini


dikarenakan penerapan Uji Kompetensi berbasis komputer (computer
based test/CBT) yang terpusat dan dilaksanakan oleh Panitia Uji
m

ub

Kompetensi Nasional –equivalen dengan Komite Nasional Uji


ka

Kompetensi dalam Objek Gugatan – dinilai bermasalah dan tidak ideal.


ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Seolah mengulangi kesalahan yang sama, materi muatan

si
dalam Objek Gugatan kembali menabrak pelbagai peraturan
perundang-undangan terutama Undang-Undang Nomor 36 Tahun

ne
ng
2014 tentang Tenaga Kesehatan (“UU 36/2014”). Meskipun menurut
UU 36/2014, kewenangan melaksanakan Uji Kompetensi Mahasiswa

do
Bidang Kesehatan ada pada perguruan tinggi, Objek Gugatan malah
gu
membentuk lembaga baru yakni Komite Nasional Uji Kompetensi
sebagai pelaksana Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan.

In
A
Namun demikian, meskipun pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa
Bidang Kesehatan telah dialihkan kepada Komite Nasional Uji
ah

lik
Kompetensi, tanggung jawab penerbitan Sertifikat Kompetensi tetap
berada pada perguruan tinggi. Padahal, sebagai akibat
am

ub
pengambilalihan kewenangan tersebut, perguruan tinggi tidak lagi
memiliki andil dalam penentuan kriteria, standar, dan output dari Uji
Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan. Dengan demikian, peran
ep
k

perguruan tinggi direduksi menjadi hanya sebatas “tukang stempel”


ah

dan “tukang cetak” sertifikat kompetensi karena tidak lagi memiliki


R

si
fungsi quality control.

Selain itu, dalam penerapannya, Objek Gugatan tidak hanya

ne
ng

berdampak pada hilang kewenangan perguruan tinggi sebagai


pelaksana Uji Kompetensi. Penerapan Objek Gugatan juga

do
gu

berdampak pada kelangsungan studi mahasiswa bidang kesehatan


secara luas. Adanya pengaturan bahwa Uji Kompetensi sebagai
prasyarat kelulusan, kerap menghalangi/menunda kelulusan
In
A

mahasiswa kesehatan yang seharusnya sudah dapat diwisuda. Para


Penggugat mencatat setidak-tidaknya terdapat 320.000 orang
ah

lik

mahasiswa bidang kesehatan yang terhalang lulus akibat Uji


Kompetensi ini. Dari 320.000 mahasiswa tersebut tidak sedikit pula
m

ub

mahasiswa dari pelbagai pelosok Indonesia yang tidak dapat lulus


karena harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk menempuh
ka

perjalanan hingga ke luar kota untuk mengikuti ujian di kota lain karena
ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kampusnya tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk

si
menyelenggarakan ujian kompetensi berbasis komputer secara daring;

II. PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA BERWENANG

ne
ng
MENGADILI PERKAR A QUO

A. Kewenangan Absolut Peradilan Tata Usaha Negara

do
1.
gu Peradilan Tata Usaha Negara berwenang untuk memeriksa,
mengadili, dan memutus Gugatan a quo karena: (i) sengketa

In
A
dalam Gugatan a quo adalah sengketa tata usaha negara; dan
(ii) Para Penggugat telah melaksanakan upaya administratif;
ah

2. Pertama, Pasal 47 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang

lik
Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana kali terakhir diubah
berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 (“UU
am

ub
PTUN”) memberikan tugas dan kewenangan kepada peradilan
tata usaha negara untuk memeriksa, memutus dan
ep
menyelesaikan sengketa tata usaha negara.
k

3. Selanjutnya, Pasal 1 angka 10 UU PTUN mendefinisikan


ah

sengketa tata usaha negara sebagai sengketa yang timbul dalam


R

si
bidang tata usaha negara antara orang atau badan hukum

ne
perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di
ng

pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya


Keputusan Tata Usaha Negara (“KTUN”) berdasarkan peraturan

do
gu

perundang-undangan yang berlaku.


4. Para Penggugat mengajukan Gugatan a quo karena merasa
In
A

kepentingannya sangat dirugikan dengan ditetapkannya Objek


Gugatan sebagai KTUN sehingga sengketa dalam Gugatan a
ah

quo adalah “sengketa tata usaha negara”.


lik

5. Adapun Objek Gugatan merupakan KTUN karena memenuhi


syarat-syarat sebagai berikut:
m

ub

a. Penetapan tertulis
Objek Gugatan adalah Keputusan Menteri yang berbentuk
ka

ep

penetapan tertulis.
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
b. Dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara

si
Pasal 1 angka 8 UU PTUN mendefinisikan badan atau
pejabat tata usaha negara sebagai badan atau pejabat yang

ne
ng
melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam Gugatan ini

do
gu pejabat tata usaha negara yang mengeluarkan Objek
Gugatan adalah Menteri Menteri Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi Republik Indonesia.

In
A
c. Berisi tindakan hukum tata usaha negara
Tindakan hukum tata usaha negara dalam Objek Gugatan
ah

lik
adalah membentuk Komite Nasional Uji Kompetensi.

d. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku


am

ub
Objek Gugatan ditetapkan berdasarkan Pasal 5 huruf a.
Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang
ep
Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset, dan Teknologi,
k

sebagai berikut:
ah

R
“Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

si
dalam Pasal 4, Kementerian menyelenggarakan fungsi:

ne
ng

a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang


pendidik dan tenaga kependidikan, pendidikan anak

do
gu

usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah,


pendidikan vokasi, pendidikan tinggi, dan kebudayaan”
In
Maka dari itu, terbukti bahwa Objek Gugatan
A

memenuhi syarat berdasarkan peraturan perundang-


undangan yang berlaku.
ah

lik

e. Bersifat konkret
Objek Gugatan bukan merupakan sesuatu yang abstrak
m

ub

tetapi sudah mengenai hal tertentu, yakni membentuk


ka

Komite Nasional Uji Kompetensi. Dengan demikian, terbukti


ep

bahwa Objek Gugatan memenuhi syarat bersifat konkret.


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
f. Bersifat individual

si
Sifat individual dari Objek Gugatan dibuktikan dengan
dicantumkannya nama-nama pengurus Komite Nasional Uji

ne
ng
Kompetensi. Hal ini menunjukkan bahwa Objek Gugatan
ditujukan dan berlaku kepada individu-individu tertentu. Oleh

do
gu karenanya, terbukti bahwa Objek Gugatan memenuhi syarat
bersifat individual.

g. Bersifat final

In
A
Objek Gugatan tidak lagi memerlukan persetujuan dari
instansi lainnya sehingga sudah bersifat final.
ah

lik
h. Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan
hukum perdata
am

ub
Akibat hukum yang timbul dari ditetapkannya Objek
Gugatan adalah terbentuknya lembaga Komite Nasional Uji
ep
k

Kompetensi yang tugas dan kewenangannya tumpang tindih


ah

dengan kewenangan perguruan tinggi. Dengan demikian,


R
terbukti bahwa Objek Gugatan memenuhi syarat

si
menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan

ne
ng

hukum perdata.

6. Oleh karena Objek Gugatan ini merupakan KTUN yang

do
gu

merugikan Para Penggugat, maka sengketa mengenainya


merupakan sengketa tata usaha negara. Dengan demikian,
peradilan tata usaha negara memiliki kewenangan absolut untuk
In
A

mengadili Gugatan a quo.


7. Kedua, Para Penggugat telah menempuh upaya administratif
ah

lik

sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor


6 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa
m

ub

Administrasi Pemerintahan setelah Menempuh Upaya


Administratif (“Perma Upaya Administratif”).
ka

8. Peraturan yang menjadi dasar dikeluarkannya Objek Gugatan


ep

tidak mengatur upaya administratif, sehingga Para Penggugat


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengajukan upaya administratif berdasarkan UU Administrasi

si
Pemerintahan, sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (2)
Perma Upaya Administratif, yang dikutip berikut ini:

ne
ng
“Dalam hal peraturan dasar penerbitan keputusan dan/atau
tindakan tidak mengatur upaya administratif, Pengadilan

do
gu menggunakan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan.”

9. Dalam hal ini, Para Penggugat telah mengajukan Keberatan

In
A
Administratif kepada Tergugat pada tanggal 18 April 2022
melalui Surat No. Ref. 201/ANSA-LAW/IV/2022 yang dijawab
ah

lik
oleh Tergugat pada tanggal 26 April 2022 melalui Surat No.
28769/A.A5/HK.01.00/2022 yang pada intinya menolak
am

ub
Keberatan Administratif dari Para Penggugat.
10. Selanjutnya, Para Penggugat mengajukan Banding Administratif
terhadap jawaban dari Tergugat tersebut kepada Atasan
ep
k

Tergugat yakni Presiden Republik Indonesia pada tanggal 18


ah

Mei 2022 melalui Surat No. Ref. 105/ANSA-LAW/V/2022 yang


R

si
hingga tanggal Gugatan ini tidak dijawab oleh Atasan Tergugat.
11. Dengan ditempuhnya seluruh upaya administratif yang tidak

ne
ng

menyelesaikan sengketa tata usaha negara antara Para


Penggugat dengan Tergugat, maka berdasarkan Pasal 76 ayat

do
gu

(3) UU Administrasi Pemerintahan dan Pasal 2 ayat (1) Perma


Upaya Administratif, forum yang berwenang untuk
menyelesaikan sengketa a quo adalah peradilan tata usaha
In
A

negara.
B. Kompetensi Relatif Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
ah

lik

12. Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta (“PTUN Jakarta”)


adalah pengadilan yang berwenang untuk mengadili perkara a
m

ub

quo oleh karena Tergugat berkedudukan di Provinsi DKI Jakarta


yang termasuk ke dalam daerah hukum PTUN Jakarta.
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
13. Merujuk pada Pasal 54 ayat (1) UU PTUN, gugatan sengketa

si
tata usaha negara diajukan kepada pengadilan yang berwenang
yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan tergugat.

ne
ng
Oleh karena daerah hukum PTUN Jakarta mencakup Provinsi
DKI Jakarta sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1)

do
gu Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1990 tentang Pembentukan
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, Medan dan Ujung
Pandang, maka PTUN Serang merupakan pengadilan yang

In
A
berwenang untuk mengadili perkara a quo.
III. KEDUDUKAN HUKUM PENGGUGAT
ah

lik
Kualifikasi Penggugat

1. UU PTUN mengatur kualifikasi warga masyarakat yang berhak


am

ub
mengajukan Gugatan Tata Usaha Negara dalam 76 ayat (3) jo.
Pasal 1 ayat (15) UU PTUN, sebagai berikut:
ep
Pasal 76 ayat (3) UU PTUN:
k

“Dalam hal Warga Masyarakat tidak menerima atas


ah

penyelesaian banding oleh Atasan Pejabat, Warga Masyarakat


R

si
dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan.”

ne
Pasal 1 ayat (15) UU PTUN
ng

“Warga Masyarakat adalah seseorang atau badan hukum


perdata yang terkait dengan Keputusan dan/atau Tindakan.”

do
gu

2. Penggugat I merupakan universitas swasta yang berada


dibawah pengelolaan Yayasan, sementara Penggugat II dan
In
A

Penggugat III merupakan badan hukum perkumpulan, yang


keduanya baik perkumpulan maupun yayasan sebagaimaa
ah

dimaksud merupakan badan hukum yang didirikan berdasarkan


lik

hukum Indonesia;
3. Dengan demikian, Para Penggugat termasuk ke dalam
m

ub

kualifikasi Penggugat berdasarkan Pasal 76 ayat (3) jo. Pasal 1


ayat (15) UU PTUN.
ka

ep

A. Kerugian dan Kepentingan Hukum Para Penggugat


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Komite Uji Kompetensi Nasional yang dibentuk dalam Objek

si
Gugatan telah mengambilalih kewenangan perguruan tinggi
yang diberikan oleh undang-undang setidak-tidaknya dalam tiga

ne
ng
hal sebagai berikut:
a. Kewenangan untuk melaksanakan Uji Kompetensi;

do
gu b. Kewenangan dalam menentukan kriteria kelulusan
mahasiswa/peserta didik;
c. Menimbulkan risiko hukum bagi perguruan tinggi.

In
A
5. Pengambilalihan kewenangan perguruan tinggi untuk
melaksanakan Uji Kompetensi terdapat dalam Diktum KEDUA,
ah

lik
KEEMPAT, dan KEENAM Objek Gugatan, sebagai berikut:
Diktum KEDUA:
am

ub
“Komite sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU terdiri
atas:
ep
a. pengawas;
k

b. pengarah;
ah

c. pelaksana; dan
R

si
d. pejabat pengeloal keuangan.”

ne
Diktum KEEMPAT:
ng

“Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA


huruf c terdiri atas divisi:

do
gu

a. pengembangan sistem uji;


In
b. manajemen uji;
A

c. sistem informasi uji; dan


ah

lik

d. penjaminan mutu..”

Diktum KEENAM:
m

ub

“Divisi sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT huruf


ka

a, mempunyai tugas:
ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. Divisi Pengembangan Sistem Uji sebagaimana

si
dimaksud dalam Diktum KEEMPAT huruf a,
mempunyai tugas:

ne
ng
1. menyusun sistem pengembangan sistem dan
materi uji;

do
gu 2. menyusun spesilikasi perangkat pendukung
materi uji;
3. menyusun standar menu sistem dan materi uji;

In
A
4. menetapkan materi yang akan diujikan;
5. mengolah nilai hasil ujian perserta uji; dan
ah

lik
6. menyimpan dan/atau memusnahkan materi uji.
b. Divisi Manajemen Uji sebagaimana dimaksud dalam
am

ub
Diktum KEEMPAT huruf b, mempunyai tugas:
1. menyusun sistem pendaftaran dan distribusi
peserta;
ep
k

2. mengeiola sumber daya pelaksana uji


ah

kompetensi;
R

si
3. menyiapkan perangkat administrasi
pelaksanaan uji kompetensi;

ne
ng

4. mengelola persiapan dan pelaksanaan tempat


uji kompetensi; dan

do
5. menetapkan validitas peserta dan hasil uji
gu

kompetensi.
c. Divisi Sistem Informasi Uji sebagaimana dimaksud
In
A

dalam Diktum KEEMPAT huruf c, mempunyai tugas:


1. menyusun sistem pengembangan teknologi
ah

lik

dan sistem informasi;


2. menetapkan tempat uji kompetensi berbasis
m

ub

komputer;
3. melakukan koordinasi antarpengelola sistem
ka

informasi yang digunakan; dan


ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. melaksanakan pemeliharaan, perbaikan dan

si
pengamanan sistem informasi.
d. Divisi Penjaminan Mutu sebagaimana dimaksud

ne
ng
dalam Diktum KEEMPAT huruf d, mempunyai tugas:
1. mengembangkan mekanisme dan perangkat

do
gu penjaminan mutu;.
2. melakukan pelaksanaan penjaminan mutu
kegiatan tiap divisi;

In
A
3. memastikan bahwa pelaksanaan uji
kompetensi sesuai standar;
ah

lik
4. mengolah data hasil pelaksanaan penjaminan
mutu.”
am

ub
6. Tugas dan kewenangan Komite Nasional Uji Kompetensi
sebagaimana ditetapkan dalam Objek Gugatan yang telah
diuraikan di atas pada dasarnya adalah kewenangan
ep
k

sebagai penyelenggara Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang


ah

Kesehatan. Padahal Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2)


R

si
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan telah mengatur bahwa Uji Kompetensi

ne
ng

merupakan kewenangan perguruan tinggi:


“(1) Mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa

do
pendidikan vokasi dan profesi harus mengikuti Uji
gu

Kompetensi secara nasional.

(2) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


In
A

diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi bekerja


sama dengan Organisasi Profesi, lembaga pelatihan,
ah

lik

atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi.”

7. Pengambilalihan kewenangan perguruan tinggi sebagai


m

ub

pelaksana Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan


oleh Komite Nasional Uji Kompetensi juga berdampak
ka

ep

pada kewenangan dan otonomi perguruan tinggi dalam


menentukan kriteria kelulusan mahasiswa/peserta didik.
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Hal ini karena Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang

si
Kesehatan memiliki peran yang signifikan dalam
penentuan kelulusan mahasiswa. Hal ini dapat dilihat

ne
ng
dalam Pasal 3 ayat (1) dan (2) Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 2

do
gu Tahun 2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji
Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan
(“Permendikbud 2/2020”) sebagai berikut:

In
A
“(1) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 merupakan salah satu syarat kelulusan
ah

lik
mahasiswa bidang kesehatan dari Perguruan
Tinggi.
am

ub
(2) Penentuan kelulusan mahasiswa bidang kesehatan
dari Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dengan proporsi penilaian:
ep
k

a. program vokasi:
ah

1. Indeks Prestasi Kumulatif 60%(enam puluh


R

si
persen); dan

ne
2. Uji Kompetensi 40% (empat puluh
ng

persen).
b. program profesi:

do
gu

1. Indeks Prestasi Kumulatif program sarjana


atau sarjana terapan 60% (enam puluh
In
A

persen); dan
2. Uji Kompetensi 40% (empat puluh
ah

persen).”
lik

8. Sehubungan dengan pengaturan dalam Pasal 3 ayat (1) dan (2)


Permendikbud 2/2020, maka dialihkannya pelaksanaan Uji
m

ub

Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan dari perguruan tinggi


kepada Komite Nasional Uji Kompetensi Oleh Objek Gugatan,
ka

ep

bertentangan dengan ketentuan Pasal 25 ayat (1) Undang-


Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Nasional mengatur bahwa persyaratan kelulusan mahasiswa

si
merupakan kewenangan penuh yang merupakan bagian dari
kemerdekaan akademik Perguruan Tinggi, sebagai berikut:

ne
ng
“Perguruan tinggi menetapkan persyaratan kelulusan untuk
mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi.”

do
gu
9. Dengan dialihkannya kewenangan perguruan tinggi sebagai
pelaksana Uji Kompetensii Mahasiswa kepada Komite Nasional
Uji Kompetensi, Objek Gugatan mereduksi peran perguruan

In
A
tinggi menjadi sebatas peran administratif terkait yang
berhubungan dengan penerbitan sertifikat kompetensi saja.
ah

lik
Sebagai akibat pengambilalihan kewenangan pelaksanaan Uji
Kompetensi, perguruan tinggi tidak lagi memiliki andil dalam
am

ub
penentuan kriteria, standar, dan output dari uji kompetensi
mahasiswa. Dengan demikian, peran perguruan tinggi direduksi
hanya sebatas “tukang cetak” dan “tukang stempel” sertifikat
ep
k

karena tidak lagi memiliki fungsi quality control;


ah

10. Sebagaimana diuaraikan di atas, Keberadaan Komite Nasional


R

si
Uji Kompetensi yang dibentuk oleh Objek Gugatan telah
mengambilalih dan mereduksi kewenangan perguruan tinggi

ne
ng

yang diberikan oleh Undang-Undang. Pengambilalihan dan


reduksi kewenangan tersebut mengakibatkan Penggugat I tidak

do
gu

dapat menjalankan tugasnya untuk menetapkan kelulusan dan


memenuhi hak mahasiswa yang seharusnya telah dapat
diwisuda tetapi terhalang persyaratan uji kompetensi. Hal ini lah
In
A

yang mengakibatkan Penggugat I digugat oleh mahasiswanya


sendiri di Pengadilan Negeri Bukittinggi dalam Perkara Nomor 7
ah

lik

Pdt.G/2022/PN Bkt yang telah diputus tanggal 18 April 2022;


11. Oleh karenanya, telah jelas bahwa Objek Gugatan secara
m

ub

langsung merugikan Penggugat I yang merupakan perguruan


tinggi kesehatan;
ka

12. Bahwa Penggugat II dan Penggugat III merupakan badan


ep

hukum perkumpulan yang anggotanya meliputi lebih dari 1.500


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
perguruan tinggi kesehatan di seluruh Indonesia, dengan jumlah

si
mahasiswa aktif sekitar tiga juta orang;
13. Dalam Pasal 6 angka (4) Anggaran Dasar Penggugat II

ne
ng
dinyatakan bahwa Penggugat II memiliki Fungsi untuk [vide
Bukti P-11]:

do
gu “Memberikan perlindungan dan pembelaan terhadap anggota
dari tindakan yang merugikan, atas dasar peraturan perundang-
undangan yang berlaku.”

In
A
14. Demikian pula dengan Anggaran Dasar Penggugat III, pada
Pasal 6 angka (4) Anggaran Dasar Penggugat II dinyatakan hal
ah

lik
yang sama bahwa Penggugat III memiliki fungsi untuk [vide
Bukti P-14]:
am

ub
“Memberikan perlindungan dan pembelaan terhadap anggota
dari tindakan yang merugikan, atas dasar peraturan perundang-
ep
undangan yang berlaku.”
k
ah

Dengan demikian, berdasarkan fungsi yang diatur dalam


R
anggaran dasarnya tersebut Penggugat II dan Penggugat III

si
memiliki kepentingan untuk “membela dan melindungi”

ne
ng

anggotanya dari kerugian yang ditimbulkan oleh Objek Gugatan.

IV. TENGGANG WAKTU

do
gu

1. Para Penggugat mengajukan Gugatan dalam rentang waktu yang


diperkenankan.
In
2. Bahwa tenggang waktu pengajuan Gugatan dalam perkara a quo
A

adalah 90 (sembilan puluh) hari sejak Para Penggugat menerima


jawaban terhadap Banding Administratif sebagaimana diatur
ah

lik

dalam Pasal 5 ayat (1) jo. Pasal 1 ayat (9) Perma Upaya
Administratif yang mengatur sebagai berikut:
m

ub

Pasal 5 ayat (1) Perma Upaya Administratif


“Tenggang waktu pengajuan gugatan di Pengadilan
ka

ep

dihitung 90 (sembilan puluh) hari sejak keputusan


atas upaya administratif diterima oleh Warga
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Masyarakat atau diumumkan oleh Badan dan/atau

si
Pejabat Administrasi pemerintahan yang menangani
penyelesaian upaya administratif.”

ne
ng
Pasal 1 ayat (9) Perma Upaya Administratif

“Hari adalah hari kerja”

do
gu
3. Bahwa Para Penggugat telah mengajukan Banding
Administratif kepada Atasan Tergugat pada tanggal 18 Mei

In
A
2022, sehingga Atasan Tergugat memiliki tenggang waktu 10
hari kerja yakni hingga tanggal 03 Juni 2022 untuk
ah

lik
memberikan jawaban atas Banding Administratif Para
Pengguat;
am

4. Bahwa hingga lewat tanggal tenggang waktu tersebut Atasan

ub
Tergugat tidak memberikan jawaban atas Banding
Administratif Para Pengguat;
ep
k

5. Gugatan ini diajukan pada tanggal 30 Juni 2022, yakni 20


ah

(dua puluh) hari kerja sejak tanggal 03 Juni 2022 yang


R
merupakan tenggang waktu Atasan Tergugat untuk

si
memberikan jawaban atas Banding Administratif Para

ne
ng

Pengguat, yang mana masih dalam rentang waktu 90


(sembilan puluh) hari sebagaimana disebutkan di atas.
Oleh karena Gugatan telah diajukan dalam rentang waktu

do
gu

yang diperkenankan, maka mohon kepada Ketua Pengadilan


Tata Usaha Negara Serang c.q. Majelis Hakim Yang
In
A

Terhormat untuk menerima, memeriksa dan memutus


Gugatan a quo
ah

lik

V. POKOK GUGATAN

SUBSTANSI Objek Gugatan Bertentangan dengan Peraturan


m

ub

Perundang undangan
ka

A. Objek Gugatan Mengambil Alih Kewenangan Perguruan


ep

Tinggi dalam Menyelenggarakan Uji Kompetensi Mahasiswa


Bidang Kesehatan yang Diatur dalam Undang-Undang.
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
1. Pasal 21 Ayat (1) dan (2) UU 36/2014 jo. Pasal 61 Ayat (3) UU
20/2003 telah secara tegas dan jelas diatur bahwa mahasiswa

ne
ng
bidang kesehatan mengikuti Uji Kompetensi yang kewenangan
penyelenggaraannya ada pada perguruan tinggi

do
gu Pasal 21 Ayat (1) dan (2) UU 36/2014

“(1) Mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa pendidikan

In
A
vokasi dan profesi harus mengikuti Uji Kompetensi secara
nasional.
ah

lik
(2) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi, bekerjasama
am

dengan Organisasi Profesi, lembaga pelatihan, atau

ub
lembaga sertifikasi yang terakreditasi.”

Pasal 61 Ayat (3) UU 20/2003


ep
k

“(3) Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara


ah

pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta didik


R

si
dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap
kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah

ne
ng

lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan


pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi.

do
gu

2. Namun demikian, Objek Gugatan malah mengambil alih


kewenangan perguruan tinggi untuk menyelenggarakan Uji
In
A

Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan dengan membentuk


lembaga baru –Komite Nasional Uji Kompetensi– sebagai
ah

lik

penyelenggara Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan.


3. Pengambilalihan kewenangan perguruan tinggi untuk
melaksanakan Uji Kompetensi terdapat dalam Diktum KEDUA,
m

ub

KEEMPAT, dan KEENAM Objek Gugatan, sebagai berikut:


ka

Diktum KEDUA:
ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Komite sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU terdiri

si
atas:

a. pengawas;

ne
ng
b. pengarah;
c. pelaksana; dan

do
gu d. pejabat pengeloal keuangan.”
Diktum KEEMPAT:

In
A
“Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KEDUA huruf c terdiri atas divisi:
ah

lik
a. pengembangan sistem uji;

b. manajemen uji;
am

ub
c. sistem informasi uji; dan

d. penjaminan mutu.”
ep
k

Diktum KEENAM:
ah

“Divisi sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT


R

si
huruf a, mempunyai tugas:

ne
a. Divisi Pengembangan Sistem Uji sebagaimana
ng

dimaksud dalam Diktum KEEMPAT huruf a,


mempunyai tugas:

do
gu

1. menyusun sistem pengembangan sistem dan


materi uji;
In
A

2. menyusun spesilikasi perangkat pendukung


materi uji;
ah

3. menyusun standar menu sistem dan materi uji;


lik

4. menetapkan materi yang akan diujikan;


5. mengolah nilai hasil ujian perserta uji; dan
m

ub

6. menyimpan dan/atau memusnahkan materi uji.


ka

b. Divisi Manajemen Uji sebagaimana dimaksud dalam


ep

Diktum KEEMPAT huruf b, mempunyai tugas:


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. menyusun sistem pendaftaran dan distribusi

si
peserta;
2. mengeiola sumber daya pelaksana uji

ne
ng
kompetensi;
3. menyiapkan perangkat administrasi

do
gu pelaksanaan uji kompetensi;
4. mengelola persiapan dan pelaksanaan tempat
uji kompetensi; dan

In
A
5. menetapkan validitas peserta dan hasil uji
kompetensi.
ah

lik
c. Divisi Sistem Informasi Uji sebagaimana dimaksud
dalam Diktum KEEMPAT huruf c, mempunyai tugas:
am

ub
1. menyusun sistem pengembangan teknologi
dan sistem informasi;
2. menetapkan tempat uji kompetensi berbasis
ep
k

komputer;
ah

3. melakukan koordinasi antarpengelola sistem


R

si
informasi yang digunakan; dan
4. melaksanakan pemeliharaan, perbaikan dan

ne
ng

pengamanan sistem informasi.


d. Divisi Penjaminan Mutu sebagaimana dimaksud

do
dalam Diktum KEEMPAT huruf d, mempunyai tugas:
gu

1. mengembangkan mekanisme dan perangkat


penjaminan mutu;.
In
A

2. melakukan pelaksanaan penjaminan mutu


kegiatan tiap divisi;
ah

lik

3. memastikan bahwa pelaksanaan uji


kompetensi sesuai standar; dan
m

ub

4. mengolah data hasil pelaksanaan penjaminan


mutu.”
ka

4. Tugas dan kewenangan Komite Nasional Uji Kompetensi


ep

sebagaimana ditetapkan dalam Objek Gugatan yang diuraikan


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam Diktum KEDUA, KEEMPAT, dan KEENAM Objek Gugatan

si
pada dasarnya adalah penjabaran kewenangan sebagai
penyelenggara Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan.

ne
ng
5. Bahwa meskipun di dalam struktur Komite Nasional Uji
Kompetensi yang ditetapkan dalam Objek Gugatan terdapat

do
gubeberapa orang pengurus yang berasal dari unsur perguruan
tinggi, tetap saja tidak dapat dikatakan Uji Kompetensi Mahasiswa
Bidang Kesehatan yang diselenggarakan oleh Komite Nasional Uji

In
A
Kompetensi adalah ekuivalen dengan uji kompetensi yang
dilaksanakan langsung oleh perguruan tinggi sebagaimana
ah

lik
diamanatkan undang-undang;
6. Perlu dipahami pula bahwa, undang-undang mengamanatkan
am

ub
kewenangan pelaksanaan uji kompetensi kepada perguruan tinggi
karena memang hanya perguruan tinggilah yang memiliki
kapasistas untuk mengevaluasi kompetensi peserta didiknya
ep
k

secara menyeluruh;
ah

7. Uji kompetensi terpusat seperti yang dilaksanakan Komisi Nasional


R

si
Uji Kompetensi hanya dapat menguji aspek pengetahuan
mahasiswa saja, tetapi mustahil menilai secara menyeluruh aspek

ne
ng

praktek dan sikap tindak peserta didik. Padahal sebagian besar


program studi kesehatan merupakan pendidikan keahlian

do
(vokasioner), sehingga aspek praktiklah yang seharusnya menjadi
gu

poin utama uji kompetensi. Sebagai contoh, seorang mahasiswa


calon perawat tentu tidak dapat dikatakan memiliki “kompetensi”
In
A

meski berhasil menjawab soal dan pertanyaan ujian tapi tidak


memiliki kemampuan berpraktik menjalankan tugas-tugas
ah

lik

keperawatan di Rumah Sakit;


8. Berdasarkan alasan-alasan di atas maka telah terbukti dengan
m

ub

jelas bahwa Objek Gugatan bukan hanya keliru karena telah


melanggar ketentuan Pasal 21 Ayat (1) dan (2) UU 36/2014 jo.
ka

Pasal 61 Ayat (3) UU 20/2003 dengan mengambil alih


ep

kewenangan perguruan tinggi. Padahal Pasal 9 ayat (1) Undang-


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan

si
(“UU 30/2014”) telah secara terang memberikan panduan bahwa
setiap Keputusan Pejabat Pemerintahan harus sesuai dengan

ne
ng
Undang-Undang dan AUPB
Pasal 9 ayat (1) UU 30/2014

do
gu “Setiap Keputusan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan
dan/atau Tindakan wajib

dan AUPB.”

In
A
9. Oleh karenanya, menjadi beralasan menurut hukum apabila
ah

Majelis Hakim yang Mulia mengabulkan Gugatan Para

lik
Penggugat dan membatalkan Objek Gugatan.
B. Objek Gugatan Mereduksi Kewenangan dan Otonomi
am

ub
Perguruan Tinggi dalam Penentuan Kelulusan Mahasiswa Bidang
Kesehatan yang Diatur dalam Undang-Undang.
ep
k

10. Bahwa sebagai bagian dari otonomi perguruan tinggi di bidang


ah

akademik, UU 20/2003 memberikan kewenangan penuh kepada


R
perguruan tinggi untuk menetapkan syarat-syarat kelulusan

si
mahasiswa. Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 61 ayat (2) UU Nomor

ne
ng

20/2003 menyatakan sebagai berikut:


Pasal 25 ayat (1)

do
gu

“Perguruan tinggi menetapkan persyaratan kelulusan


untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi.”
In
Pasal 61 ayat (2)
A

“Ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan


ah

lik

terhadap prestasi belajar dan/atau penyelesaian suatu


jenjang pendidikan setelah lulus ujian yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang
m

ub

terakreditasi.”
ka

11. Namun demikian, terkait dengan penyelenggaraan Uji


ep

Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan terdapat batasan


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang diatur dalam Pasal 3 ayat (1) dan (2) Permendikbudristek

si
2/2020, sebagai berikut:
“(1) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

ne
ng
merupakan salah satu syarat kelulusan mahasiswa
bidang kesehatan dari Perguruan Tinggi.

do
gu (2) Penentuan kelulusan mahasiswa bidang kesehatan dari
Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dengan proporsi penilaian:

In
A
a. Program Vokasi:
ah

1. Indeks Prestasi Kumulatif 60% (enam puluh

lik
persen); dan
2. Uji Kompetensi 40% (empat puluh persen).
am

ub
a. Program Profesi:
1. Indeks Prestasi Kumulatif program sarjana atau
ep
sarjana terapan 60% (enam puluh persen); dan
k

2. Uji Kompetensi 40% (empat puluh persen).”


ah

12 Mengingat pembatasan pada Pasal 3 ayat (1) dan (2)


R

si
Permendikbudristek 2/2020, Pengalihan kewenangan

ne
pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan
ng

oleh Objek Gugatan, termasuk kewenangan untuk menentukan


mekanisme dan standar dalam Uji Kompetensi Mahasiswa

do
gu

Bidang Kesehatan yang ditetapkan dalam Objek Gugatan telah


dengan jelas mengambil alih dan melanggar kewenangan
In
A

perguruan tinggi untuk menentukan kelulusan mahasisea


sebagaimana diatur dalam UU Nomor 20/2003;
ah

13 Akibatnya, dalam banyak kesempatan perguruan tinggi tidak


lik

dapat menjalankan tugasnya untuk menetapkan kelulusan


mahasiswa yang seharusnya telah memenuhi standar kriteria
m

ub

kelulusan yang ditetapkan oleh perguruan tinggi sesuai


ketentuan UU Nomor 20/2003 tapi terhambat oleh syarat Uji
ka

ep

Kompetensi yang diselenggrakan oleh Komite Nasional Uji


Kompetensi yang dibentuk oleh Objek Gugatan;
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
14 Pada praktiknya, meskipun perguruan tinggi bersikukuh

si
menjalankan kewenangannya untuk meluluskan mahasiswa
berdasarkan persyaratan yang ditetapkan perguruan tinggi

ne
ng
sesuai ketentuan Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 61 ayat (2) UU
Nomor 20/2003. Perguruan tinggi tidak dapat mengeluarkan

do
gu ijazah karena nomor ijazah mahasiswa kesehatan baru akan
keluar di sistem Pangkalan Data Perguruan Tinggi
Kemenristekdikti setelah mahasiswa tersebut dinyatakan lulus

In
A
uji kompetensi yang diselenggarakan oleh Komite Nasional Uji
Kompetensi yang dibentuk oleh Objek Gugatan;
ah

lik
15. Dari alasan-alasan di atas telah dapat terbukti dengan terang
jelas bahwa Objek Permohonan mereduksi kewenangan dan
am

ub
otonomi perguruan tinggi dalam penentuan kelulusan
mahasiswa bidang kesehatan. Oleh karena itu, seyogianya
Majelis Hakim yang mulia mengabulkan gugatan Para
ep
k

Penggugat.
ah

si
C. Objek Gugatan Berpotensi Menimbulkan Risiko Hukum Bagi
Penggugat.

ne
ng

16. Bahwa meskipun Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 61 ayat (2) UU
Nomor 20/2003 mengatur persyaratan kelulusan mahasiswa

do
gu

merupakan wewenang penuh perguruan tinggi. Pasal 3 ayat (1)


dan (2) Permendikbudristek 2/2020 membatasi wewenang
perguruan tinggi tersebut dengan menetapkan Uji Kompetensi
In
A

Mahasiswa Bidang Kesehatan sebagai salah satu komponen


prasyarat yang sangat signifikan dalam penentuan kelulusan
ah

lik

mahasiswa.
17. Dengan dialihkannya kewenangan sebagai pelaksana Uji
m

ub

Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan dari perguruan tinggi


kepada Komite Nasional Uji Kompetensi, perguruan tinggi
ka

kehilangan kontrol terhadap aspek yang memiliki pengaruh


ep

yang signifikan terhadap penentuan kelulusan mahasiswa.


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
18. Ketidakjelasan kriteria kelulusan ini mengakibatkan banyak

si
mahasiswa yang tidak dapat diwisuda dan dinyatakan lulus oleh
perguruan tinggi meskipun menurut ketentuan kampus

ne
ng
mahasiswa tersebut udah dapat lulus dan diwisuda.
Tertundanya kelulusan mahasiswa mengakibatkan dan si

do
gu mahasiswa harus kembali membayar biaya pendidikan dan
harus memperpanjang masa studi karena Komite Nasional Uji
Kompetensi hanya mengadakan Uji Kompetensi Mahasiswa

In
A
Bidang Kesehatan beberapa kali saja dalam setahun;
19. Menurut catatan Penggugat II dan Penggugat III setidaknya
ah

lik
terdapat 320.000 (tiga ratus dua puluh ribu) orang mahasiswa
bidang kesehatan yang seharusnya sudah dapat diwisuda,
am

ub
tetapi tidak dapat dinyatakan dapat lulus oleh perguruan tinggi
karena terkendala Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang
Kesehatan;
ep
k

20. Terhalangnya kelulusan mahasiswa ini tidak hanya menjadi


ah

permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa saja, tetapi juga


R

si
menjadi risiko hukum bagi perguruan tinggi. Risiko hukum ini
telah dialami langsung oleh Penggugat I yang digugat di

ne
ng

Pengadilan Negeri Bukittinggi dalam Perkara Nomor 7


Pdt.G/2022/PN Bkt oleh mahasiswanya sendiri karena tidak

do
dapat menetapkan kelulusan mahasiswa yang seharusnya telah
gu

dapat diwisuda karena terkendala Uji Kompetensi Mahasiswa


Bidang Kesehatan.
In
A

21. Meskipun Perkara Nomor 7 Pdt.G/2022/PN Bkt antara


Penggugat I dan beberapa orang mahasiswanya telah diputus
ah

lik

secara damai melalui proses mediasi di pengadilan. Tidak


tertutup kemungkinan di kemudian hari Penggugat I kembali
m

ub

digugat oleh mahasiswanya yang lain mengingat banyaknya


mahasiswa bidang kesehatan yang terkendala kelulusannya
ka

akibat Objek Gugatan;


ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
22. Dari alasan-alasan di atas telah dapat terbukti dengan terang

si
jelas bahwa Objek Gugatan berpotensi menimbulkan risiko
hukum. Oleh karena itu, seyogianya Majelis Hakim yang Mulia

ne
ng
mengabulkan gugatan Para Penggugat.
SUBSTANSI Objek Gugatan Bertentangan dengan Asas-asas

do
Umum Pemerintahan yang Baik
gu
Objek Gugatan Melanggar Asas Kepastian Hukum

In
A
1. Penetapan Objek Gugatan melanggar asas-asas umum
pemerintahan yang baik yakni asas kepastian hukum karena
ah

mengakibatkan adanya tumpang tindih kewenangan antara

lik
perguruan tinggi dengan Komite Nasional Uji Kompetensi
sebagai penyelenggara Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang
am

ub
Kesehatan.
2. Asas kepastian hukum telah diatur dalam peraturan perundang-
ep
undangan, yakni Pasal 10 ayat (1) huruf a UU Administrasi
k

Pemerintahan yang Penjelasannya dikutip sebagai berikut:


ah

“Yang dimaksud dengan ‘asas kepastian hukum’


R

si
adalah asas dalam negara hukum yang

ne
mengutamakan landasan ketentuan peraturan
ng

perundang-undangan, kepatutan, keajegan, dan


keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan

do
gu

pemerintahan..”

3. Asas kepastian hukum merupakan fundamen dari negara


In
A

hukum yang mengutamakan penyelenggaraan pemerintahan


yang berlandaskan pada keadilan. Asas ini menggarisbawahi
ah

lik

pentingnya keadilan sebagai dasar keputusan yang diambil oleh


penyelenggara pemerintahan—termasuk Tergugat.
m

ub

4. Pembentukan Komite Nasional Uji Kompetensi sebagai


lembaga penyelenggara Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang
ka

Kesehatan, di saat undang-undang telah secara tegas mengatur


ep

bahwa Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diselenggrakan oleh perguruan tinggi jelas merupakan suatu

si
paradoks yang sudah barang tentu tidak sesuai dengan asas
kepastian hukum.

ne
ng
5. Oleh karena Objek Gugatan ini tidak sejalan dengan asas
kepastian hukum, atau bahkan tergolong tidak berkepastian

do
gu hukum, maka menjadi beralasan bagi Majelis Hakim yang Mulia
untuk menyatakan Objek Gugatan batal dan tidak sah.
Objek Gugatan Melanggar Asas Kecermatan

In
A
6. Penetapan Objek Gugatan merupakan pelanggaran asas-asas
umum pemerintahan yang baik yaitu asas kecermatan karena
ah

lik
Tergugat lalai dengan membuat kebijakan-kebijakan yang
bertentanggan dengan peraturan perundang-undangan
am

ub
sehingga menimbulkan kerugian bagi warga negara, dalam hal
ini mahasiswa dan perguruan tinggi bidang kesehatan.
7. Asas kecermatan dijelaskan oleh beberapa ahli hukum sebagai
ep
k

berikut:
ah

a. Dr. S.F. Marbun, S.H., M.Hum., dalam bukunya


R

si
“Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administratif
di Indonesia” (Yogyakarta: FH UII Press, 2015), hlm. 395:

ne
ng

“Asas ini menghendaki agar


badan/pejabat tata usaha negara senantiasa

do
gu

bertindak secara hati-hati agar tidak


menimbulkan kerugian bagi warga masyarakat.
Timbulnya kerugian itu dapat terjadi baik karena
In
A

akibat tidak mengeluarkan keputusan yang


dimohonkan atau karena tidak melakukan
ah

lik

suatu perbuatan yang seharusnya


dilakukannya.”
m

ub

b. Dr. Ridwan H.R., dalam bukunya “Hukum Administrasi


Negara” (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 248-249:
ka

ep

“Asas ini menghendaki agar pemerintah


atau administrasi bertindak cermat dalam
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
melakukan berbagai aktivitas penyelenggaraan

si
tugas-tugas pemerintahan, sehingga tidak
menimbulkan kerugian bagi warga negara.”

ne
ng
8. Penjelasan di atas pada pokoknya mengharuskan pejabat
pemerintahan untuk melaksanakan kewajibannya agar tidak

do
gu menimbulkan kerugian bagi warga masyarakat.
9. Sebagaimana dijelaskan di atas, Tergugat telah terbukti lalai
untuk membuat kebijakan-kebijakan yang selaras dengan

In
A
peraturan perundang-undangan, in casu Pembentukan Komite
Nasional Uji Kompetensi;
ah

lik
10. Akibat ketidakcermatan Tergugat, selain berdampak langsung
terhadap mahasiswa bidang kesehatan yang terhalang
am

ub
kelulusannya, timbul pula kerugian berupa potensi risiko hukum
bagi perguruan tinggi bidang kesehatan;
Berdasarkan uraian di atas, terbukti kerugian Para Penggugat yang
ep
k

timbul dari kelalaian Tergugat yang berujung pada ditetapkannya Objek


ah

Gugatan merupakan pelanggaran terhadap asas kecermatan. Dengan


R

si
demikian, menjadi beralasan bagi Majelis Hakim yang Mulia untuk
menyatakan Objek Gugatan batal dan tidak sah;

ne
ng

a. VI. PERMOHONAN PENUNDAAN

A. Penundaan Pelaksanaan Objek Gugatan Memenuhi

do
gu

Syarat dalam Pasal 67 ayat (4) UU PTUN


In
A

1. Bahwa berdasarkan Pasal 67 ayat (2) UU PTUN yang


dikutip sebagai berikut:
ah

lik

“Penggugat dapat mengajukan permohonan


agar pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara itu
m

ub

ditunda selama pemeriksaan sengketa Tata Usaha


Negara sedang berjalan, sampai ada putusan
ka

Pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum yang


ep

tetap.”
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
2. Selanjutnya, Pasal 67 ayat (4) UU PTUN mengatur:
“Permohonan penundaan sebagaimana dimaksud

ne
ng
dalam ayat (2):

a. dapat dikabulkan hanya apabila terdapat keadaan

do
gu yang sangat mendesak yang mengakibatkan
kepentingan penggugat sangat dirugikan jika

In
A
Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu
tetap dilaksanakan;
ah

b. tidak dapat dikabulkan apabila kepentingan umum

lik
dalam rangka pembangunan mengharuskan
dilaksanakannya keputusan tersebut.”
am

3. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka terdapat 2 (dua)

ub
ep
k

syarat yang perlu dipenuhi agar permohonan penundaan dapat


ah

dikabulkan, yaitu:
R
a. terdapat keadaan mendesak yang mengakibatkan

si
kepentingan Para Penggugat sangat dirugikan jika tetap

ne
ng

dilaksanakan; dan
b. tidak terdapat kepentingan umum dalam rangka
pembangunan yang mengharuskan untuk tetap dilaksanakan,

do
gu

yang mana keduanya telah terpenuhi dalam perkara ini


dengan uraian berikut ini:
In
A

Pertama: Terdapat keadaan mendesak yang mengakibatkan


kepentingan Para Penggugat sangat dirugikan jika tetap
ah

lik

dilaksanakan

4. Objek Gugatan menimbulkan kerugian yang besar bagi


m

ub

Para Penggugat, dan kerugian ini akan semakin membesar dan


semakin mendesak dengan tetap berlakunya Objek Gugatan.
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5. Kerugian yang diderita Para Penggugat dengan

si
dilaksanakannya Objek Gugatan adalah dengan semakin
banyaknya mahasiswa yang sudah memenuhi syarat kelulusan,

ne
ng
namun masih terkendala persyaratan Uji Kompetensi sehingga
tidak dapat diluluskan oleh Penggugat, maka semakin besar pula

do
gu risiko Penggugat menghadapi gugatan dan/atau upaya hukum
lainnya dari mahasiswa.

In
A
6. Selain itu, semakin lama Objek Gugatan dilaksanakan
maka minat masyarakat terhadap program studi kesehatan
ah

lik
semakin menurun, akibatnya timbul dampak ekonomi bagi Para
Penggugat sebagai perguruan tinggi kesehatan.
am

ub
Kedua: Tidak terdapat kepentingan umum dalam rangka
ep
pembangunan yang mengharuskannya untuk tetap
k

dilaksanakan
ah

R
7. Syarat kedua terpenuhi karena Objek Gugatan tidak

si
berhubungan dengan kepentingan umum dalam rangka

ne
ng

pembangunan yang mengharuskan dilaksanakannya keputusan


tersebut.

do
gu

8. Dalam perkara a quo tidak terdapat kepentingan umum


dalam rangka pembangunan yang mengharuskan Objek Gugatan
In
A

untuk tetap dilaksanakan, sebaliknya dilihat dari masifnya


dampak negatif Objek Gugatan terhadap kelangsungan studi
ah

lik

mahasiswa kesehatan di seluruh Indonesia dan dampak


negatifnya terhadap kelangsungan perguruan tinggi bidang
m

ub

kesehatan di seluruh Indonesia, justru pelaksanaan Objek


Gugatan seyogianya harus segera dihentikan untuk melindungi
ka

kepentingan umum.
ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
9. Selain itu, Para Penggugat dengan ini memohon agar

si
Majelis Hakim yang Mulia dapat memutus permohonan
penundaan lebih dahulu dari gugatan sebagaimana diatur dalam

ne
ng
Pasal 67 ayat (3) UU PTUN yang dikutip berikut ini:
“Permohonan sebagaimana dimaksud dalam

do
gu ayat (2) dapat diajukan sekaligus dalam gugatan dan
dapat diputus terlebih dahulu dari pokok sengketanya.”

In
A
Dengan demikian, terbukti bahwa tidak terdapat kepentingan umum
ah

dalam rangka pembangunan yang mengharuskan agar Objek Gugatan

lik
tetap dilaksanakan. Sehingga, berdasarkan uraian di atas menjadi
beralasan secara hukum bagi Majelis Hakim yang Mulia untuk
am

ub
mengabulkan permohonan penundaan pelaksanaan Objek Gugatan
sebelum pokok gugatan diputus guna menghindari kerugian-kerugian
ep
terhadap Para Penggugat;
k
ah

si
VII. PETITUM

Berdasarkan seluruh uraian fakta dan argumentasi hukum di

ne
ng

atas, Para Penggugat dengan ini memohon kepada Ketua Pengadilan


Tata Usaha Negara Jakarta c.q. Majelis Hakim Yang Terhormat agar

do
gu

berkenan menjatuhkan putusan dengan amar sebagai berikut:


In
A

DALAM PENUNDAAN:
ah

lik

1. Mengabulkan Permohonan Penundaan yang diajukan Para


Penggugat;
m

ub

2. Mewajibkan Tergugat untuk menunda pelaksanaan Keputusan


ka

Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi Republik


ep

Indonesia Nomor 62/P/2022 tanggal 11 Februari 2022 Tentang


Komite Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
selama pemeriksaan ini berlangsung sampai dengan adanya

si
putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

ne
ng
DALAM POKOK PERKARA:

1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;

do
gu
2. Menyatakan
Pendidikan,
batal
Kebudayaan
atau tidak
Riset,
sah
dan
Keputusan
Teknologi
Menteri
Republik

In
A
Indonesia Nomor 62/P/2022 tanggal 11 Februari 2022 Tentang
Komite Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan.
ah

3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Keputusan Menteri

lik
Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 62/P/2022 tanggal 11 Februari 2022 Tentang
am

ub
Komite Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan.
4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dari
ep
perkara a quo;
k

atau apabila Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta c.q. Majelis
ah

Hakim Yang Terhormat berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-


R

si
adilnya (ex aequo et bono);

ne
ng

Bahwa, atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah


mengajukan Jawaban melalui aplikasi e court Pengadilan Tata Usaha
Negara Jakarta pada tanggal 9 Agustus 2022, yang pada pokoknya

do
gu

sebagai berikut:

Bahwa Tergugat menolak secara tegas semua dalil yang


In
A

dikemukakan oleh Para Penggugat dalam Gugatannya, kecuali yang


secara tegas diakui kebenarannya. Sebelum Tergugat menyampaikan
ah

lik

bantahan dengan disertai dalil sebagai Jawaban dalam perkara a quo,


Tergugat perlu menyampaikan konteks yuridis mengenai uji kompetensi
m

ub

dalam pendidikan tinggi, khususnya pada bidang kesehatan.


ka

ep

I. PENJELASAN UMUM
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu

si
unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
bangsa Indonesia. Artinya, setiap orang memiliki hak yang sama

ne
ng
dalam memeroleh akses pelayanan kesehatan termasuk juga
kualitas pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu. Berkenaan

do
gudengan hal itu, kompetensi tenaga kesehatan dalam melaksanakan
profesinya erat kaitannya dengan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat serta merupakan landasan utama bagi tenaga

In
A
kesehatan untuk dapat melakukan pelayanan kesehatan yang
diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Salah satu upaya yang
ah

lik
dapat dilakukan dalam menjaga mutu tenaga kesehatan adalah
dengan melakukan uji kompetensi.
am

ub
Dalam konteks pendidikan tinggi, Undang-Undang Nomor
ep
12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Pasal 43 dan Pasal 44
k

mengatur mengenai sertifikat profesi dan sertifikat kompetensi.


ah

Pengaturan mengenai sertifkasi tersebut dalam undang-undang


R

si
pendidikan tinggi, bukan merupakan wewenang dari perguruan

ne
tinggi sendiri, melainkan terdapat keharusan bekerjasama dengan
ng

organisasi profesi, lembaga pelatihan atau lembaga sertifikasi


yang terakreditasi kepada lulusan yang lulus uji kompetensi.

do
gu

Keharusan demikian, karena sertifat kompetensi merupakan syarat


untuk memperoleh pekerjaan tertentu.
In
A

Pekerjaan tertentu tersebut, salah satunya adalah bidang


kesehatan. Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
ah

lik

tentang Tenaga Kesehatan mengatur keharusan bagi mahasiswa


bidang kesehatan untuk mengikuti uji kompetensi secara nasional
m

ub

pada akhir masa pendidikan vokasi dan profesi. Uji kompetensi


secara nasional merupakan kebijakan pemerintah sebagai upaya
ka

ep

menjamin mutu tenaga kesehatan secara terpadu, baik dari sektor


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pendidikan maupun pelayanan yang dimulai dari penjaminan

si
kualitas lulusan pendidikan tinggi kesehatan.

ne
ng
Uji kompetensi secara nasional merupakan salah satu cara
efektif untuk meningkatkan proses pendidikan dan menajamkan
pencapaian relevansi kompetensi sesuai dengan standar

do
gukompetensi yang diperlukan masyarakat. Tujuan uji kompetensi
secara nasional di antaranya adalah untuk menyaring tenaga

In
A
kesehatan Indonesia yang kompeten guna memberikan pelayanan
kesehatan secara paripurna kepada masyarakat, dengan prinsip
ah

lik
utama keselamatan pasien. Selain itu, uji kompetensi secara
nasional diharapkan dapat mendorong perbaikan kurikulum dan
am

proses pembelajaran di setiap institusi pendidikan. Dengan jaminan

ub
kualitas pendidikan yang lebih baik maka masyarakat sebagai
pengguna lulusan akan mendapatkan jaminan bahwa lulusan
ep
k

perguruan tinggi memang memiliki kompetensi untuk mengelola dan


ah

melayani pasien di tatanan kesehatan. Hal tersebut justru lebih


R
memberikan perlindungan dan jaminan kepastian hukum baik

si
kepada tenaga kesehatan maupun kepada masyarakat umum.

ne
ng

Berkaitan dengan penyelenggaraan uji kompetensi, Pasal


21 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga

do
gu

Kesehatan menyatakan, “Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi bekerja sama
In
A

dengan Organisasi Profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga


sertifikasi yang terakreditasi”. Artinya, penyelenggara uji kompetensi
ah

lik

tersebut adalah perguruan tinggi bekerja sama dengan organisasi


profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang
terakreditasi. Sehingga, tidaklah benar jika kemudian dengan
m

ub

keberlakuan uji kompetensi secara nasional telah mengebiri


ka

kemandirian perguruan tinggi kaitan dengan penyelenggaraan uji


ep

kompetensi dimaksud. Apalagi, dalam rangka penjaminan mutu


lulusan, sesuai dengan Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan penyelenggaraan

si
pendidikan tinggi bidang kesehatan hanya dapat menerima
mahasiswa sesuai dengan kuota nasional, sehingga uji kompetensi

ne
ng
secara nasional menjadi bagian tidak terpisahkan dalam rangka
memenuhi standar nasional pendidikan tenaga kesehatan.

do
gu Majelis Hakim yang Mulia, bahwa perihal uji kompetensi ini
dan peran perguruan tinggi dan organisasi profesi telah menjadi

In
A
perkara pada Mahkamah Konstitusi (MK) dan putusan MK
menegaskan tetap berlakunya dan mengikat secara hukum
ah

lik
ketentuan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan (Putusan MK Nomor 82/PUU-XIII/2015) (Bukti
am

T.1).

ub
Selanjutnya Penggugat III dalam perkara ini, yakni Dr. Ir.
ep
k

H. M. Budi Djatmiko, SK., M.Si., M.E.I, Ketua Badan Pengurus


Himpunan Perguruan Tinggi Kesehatan Swasta Indonesia
ah

R
(HPTKes Indonesia), juga telah meminta MK menguji ketentuan

si
Pasal 21 a quo. Putusan MK jelas menyatakan Pasal 21 Undang-

ne
ng

Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan tetap


berlaku dan mempunyai kekuatan hukum mengikat (Putusan MK
Nomor 56/PUU-XIX/2021) (Bukti T.2). Salah satu Pertimbangan MK

do
gu

dalam putusan tersebut adalah:


In
A

[3.12.1] … Terhadap persoalan tersebut, menurut


Mahkamah, uji kompetensi secara nasional merupakan
ah

salah satu cara efektif untuk meningkatkan proses


lik

pendidikandan menajamkan pencapaian relevansi


kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang
m

ub

diperlukan masyarakat. Tujuan uji kompetensi secara


ka

nasional di antaranya adalah untuk menyaring tenaga


ep

kesehatan Indonesia yang kompeten guna memberikan


pelayanan kesehatan secara paripurna kepada
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
masyarakat, dengan prinsip utama keselamatan pasien.

si
Selain itu, uji kompetensi secara nasional diharapkan dapat
mendorong perbaikan kurikulum dan proses pembelajaran

ne
ng
di setiap institusi pendidikan. Dengan jaminan kualitas
pendidikan yang lebih baik maka masyarakat sebagai

do
gu pengguna lulusan akan mendapatkan jaminan bahwa
lulusan perguruan tinggi memang memiliki kompetensi
untuk mengelola dan melayani pasien di tatanan

In
A
kesehatan. Hal tersebut justru lebih memberikan
perlindungan dan jaminan kepastian hukum baik kepada
ah

lik
tenaga kesehatan maupun kepada masyarakat umum.
am

ub
II. DALAM EKSEPSI ep
k

1. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil-dalil Para


ah

Penggugat, kecuali apa yang diakuinya secara tegas.


R

si
ne
ng

2. Kompetensi Absolut
2.1. Bahwa sebagaimana Para Penggugat dalilkan
dalam gugatannya adalah mengenai keberatan terhadap

do
gu

Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset


dan Teknologi No. 62/P/2022 Tanggal 11 Februari 2022
In
A

tentang Komite Nasional Uji Kompetensi Bidang


Kesehatan yang diterbitkan oleh Tergugat.
ah

lik

2.2. Bahwa sebagaimana dalil Penggugat dalam hal


Pokok Gugatan pada dasarnya Penggugat berpendapat
m

ub

obyek sengketa bertentangan dengan peraturan


perundang-undangan, karena obyek sengketa
ka

mengambil alih kewenangan perguruan tinggi dalam


ep

menyelenggarakan uji kompetensi mahasiswa bidang


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kesehatan yang diatur dalam undang-undang. Dalam hal

si
ini obyek sengketa telah bertentangan dengan Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

ne
ng
Nasional, khususnya Pasal 27 ayat (1) dan (2), Pasal 61
ayat (3).

do
gu 2.3. Bahwa setelah mencermati substansi Gugatan
Penggugat dalam dalil-dalilnya, Tergugat menemukan

In
hal-hal yang menjadi keberatan Penggugat pada
A
dasarnya adalah mengenai adanya pertentangan antara
peraturan yang satu dengan peraturan yang lain.
ah

lik
2.4. Bahwa Pasal 20 ayat (2) huruf Undang-Undang
No 48 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Undang-
am

ub
undang No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
dinyatakan: “Mahkamah Agung bersenang: … b.
ep
k

menguji Peraturan Perundang-undangan di bawah


undang-undang terhadap undang-undang”. Kemudian
ah

R
Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang No. 14 Tahun 1985

si
tentang Mahkamah Agung dinyatakan: “Mahkamah

ne
ng

Agung mempunyai kewenangan menguji Peraturan


Perundang-undangan dibawah undang-undang
terhadap undang-undang”.

do
gu

2.5. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, oleh


karena susbtansi Gugatan Penggugat adalah mengenai
In
A

peraturan perundang-undangan, maka keberatan


Penggugat sepunuhnya adalah menjadi kewenangan
ah

lik

Mahkamah Agung RI dalam memeriksa, menyelesaikan


dan memutus perkara.
m

ub
ka

3. Eksepsi Diskualifikasi (Gemis Aanhoedanigheid)


ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penggugat Tidak Mempunyai Kedudukan

si
Hukum/Legal Standing Untuk Mengajukan Gugatan (Persona
Standi in Judicio)

ne
ng
1.1. Bahwa Pasal 53 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana

do
gu telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha menyebutkan

In
A
“Orang atau badan hukum perdata yang merasa
kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata
ah

lik
Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis
kepada pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan
am

ub
agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan
itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa
disertai tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi”
ep
k

1.2. Bahwa Pasal 53 UU Nomor 9 Tahun 2004


ah

R
sebagaimana tersebut diatas mengatur alasan atau dasar

si
gugatan dalam sengketa tata usaha negara, dimana pasti

ne
ng

berangkat dari kerugian yang dialami oleh Penggugat.


Kerugian tersebut nyata, berupa kehilangan hak atau
kehilangan keuntungan yang bisa didapatkan.

do
gu

1.3. Bahwa tidak seperti Penggugat I yang dalam


Gugatan menyebutkan merasakan langsung kerugian
In
A

akibat ditetapkannya Objek Gugatan, Tergugat tidak


melihat kerugian apa yang diderita oleh Penggugat II dan
ah

lik

Penggugat III.

1.4. Bahwa Penggugat II dan Penggugat III


m

ub

sebagaimana dinyatakan dalam gugatannya pada halaman


12 angka 13 dan angka 14, yaitu memiliki kepentingan
ka

ep

untuk “membela dan melindungi” anggotanya dari kerugian


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang ditimbulkan oleh objek gugatan yaitu 1.500 perguruan

si
tinggi Kesehatan di seluruh Indonesia.

1.5. Bahwa Tergugat merasa heran apakah Penggugat I

ne
ng
tidak termasuk 1.500 (seribu lima ratus) perguruan tinggi
Kesehatan di seluruh Indonesia yang merupakan anggota

do
gu dari Penggugat II dan Penggugat III sehingga merasa perlu
menggguat secara langsung dan tidak melalui Penggugat

In
II dan Penggugat III.
A
1.6. Bahwa kehadiran Penggugat I dalam gugatan ini
ah

lik
memperlihatkan tidak adanya kerugian nyata dari
Penggugat II dan Penggugat III, karena seperti juga
Penggugat I, seharusnya perguruan tinggi yang merasa
am

ub
dirugikan secara nyata dengan ditetapkannya objek
sengketa dapat langsung menggugat tanpa perlu perantara
ep
k

Penggugat II dan Penggugat III.


ah

1.7. Bahwa objek sengketa adalah Keputusan Menteri


R

si
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor
62/P/2022 tentang Komite Nasional Uji Kompetensi

ne
ng

Mahasiswa Bidang Kesehatan, yang berisi nama-nama


dan tugas dari komite nasional uji kompetensi mahasiswa

do
gu

bidang kesehatan.

1.8. Bahwa pada Lampiran Objek Sengketa, yaitu pada


In
A

halaman 2 dan halaman 3, tertulis Penggugat III termasuk


dalam salah satu anggota komite uji kompetensi
ah

mahasiswa bidang kesehatan sebagai Pengarah dan


lik

Pelaksana (II Pengarah No. 5, dan III Pelaksana No. 7)


(Bukti T.3).
m

ub

1.9. Bahwa oleh karena jelas Penggugat III adalah


ka

lembaga dan orang yang ditetapkan sebagai Komite, maka


ep

Penggugat III mengakui keberadaan lembaga/dirinya dan


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
melaksanakan penyelenggaraan uji kompetensi. Tidak ada

si
kerugian apapun yang diderita Penggugat III, sehingga
Penggugat III bukanlah pihak yang berhak mengajukan

ne
ng
gugatan dikarenakan termasuk dalam bagian dari Objek
Gugatan.

do
gu 1.10. Berdasarkan uraian tersebut di atas, tampak ahwa
kedudukan hukum Penggugat II dan Penggugat III dalam

In
bgugatan ini sama sekali tidak berdasar mengingat tidak
A
adanya kerugian nyata yang dialami oleh Penggugat II dan
Penggugat III, serta Penggugat III yang termasuk Anggota
ah

lik
Komite Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang
Kesehatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Objek
am

ub
Gugatan. Oleh karena itu Penggugat II dan Penggugat III
tidak memiliki kapasitas serta kedudukan hukum untuk
ep
menggugat (persona standi in judicio) dalam Perkara a
k

quo, sehingga dengan demikian Tergugat mohon agar


ah

Majelis Hakim menyatakan gugatan Para Penggugat demi


R

si
hukum tidak dapat diterima.

ne
ng

4. Eksepsi Koneksitas (Connexiteit Exceptie)

do
4.1. Bahwa Objek Gugatan merupakan perintah atau
gu

pelaksanaan dari Pasal 6 ayat (1) Peraturan Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 2 Tahun 2020 tentang
In
A

Tata Cara Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang


Kesehatan, yang berbunyi:
ah

lik

“Dalam menyelenggarakan Uji Kompetensi


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
m

ub

dan (2), Menteri membentuk Komite Nasional Uji


Kompetensi.”
ka

ep

4.2. Bahwa esensi yang dipersoalkan oleh Para


Penggugat adalah anggapan bahwa unsur dan tugas
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
komite uji kompetensi mahasiswa bidang kesehatan

si
sebagaimana tercantum dalam Objek Gugatan telah
mengambil hak wewenangnya perguruan tinggi bidang

ne
ng
Kesehatan dalam sertifikasi kompetensi dan juga
mereduksi otonominya dalam penyelenggaraan

do
gu pendidikan.

4.3. Bahwa anggapan dan dalil Para Penggugat ini

In
sama sekali tidak bersumber dari Objek Sengketa,
A
melainkan dari peraturan perundang-undangan, yakni
ketentuan Pasal 6 dan Pasal 7 Peraturan Menteri
ah

lik
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 2 Tahun 2020
tentang Tata Cara Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang
am

ub
Kesehatan, yang mengatur tentang tugas komite uji
kompetensi mahasiswa bidang Kesehatan. (Bukti T.4)
ep
k

4.4. Bahwa perlu kami sampaikan bahwa Para


Penggugat, bersamaan dengan didaftarkannya Gugatan
ah

R
ini, juga mengajukan permohonan uji materiil terhadap

si
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 2

ne
ng

Tahun 2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji


Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan. Saat ini
permohonan uji materiil terhadap Peraturan Menteri

do
gu

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 2 Tahun 2020 tentang


Tata Cara Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang
In
A

Kesehatan yang dimohonkan oleh Para Penggugat masih


dakam pemeriksaan oleh Mahkamah Agung RI yang
ah

lik

teregsiter dalam perkara No. 43 P/HUM/2022 tanggal 3


Juni 2022. (Bukti. T.5)
m

ub

4.5. Bahwa oleh karena substansi materi dari


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 2
ka

Tahun 2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji


ep

Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan merupakan


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang merupakan dasar hukum dari penetapan Objek

si
Sengketa masih dalam pemeriksaan untuk diputus oleh
Mahkamah Agung RI maka Tergugat berpendapat

ne
ng
Gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat termasuk
Eksepsi Koneksitas (Connexiteit Exceptie). Para

do
gu Penggugat seharusnya menunggu putusan Mahkamah
Agung terlebih dahulu baru kemudian mengajukan
gugatan terhadap Objek Sengketa. Berdasarkan hal ini

In
A
Tergugat mohon agar Majelis Hakim yang Mulia
menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima.
ah

lik
5. Gugatan Kurang Pihak
5.1. Bahwa Penggugat dalam gugatan telah
am

ub
mendalilkan Para Penggugat terdiri dari Universitas Fort
de Kock sebagai Penggugat I, Asosiasi Perguruan Tinggi
ep
Swasta Indonesia (“APTISI”) sebagai Penggugat II, dan
k

Perkumpulan Perguruan Tinggi Swasta Kesehatan


ah

Indonesia (“HPTKes”) sebagai Penggugat III.


R

si
5.2. Bahwa mencermati obyek sengketa berupa

ne
ng

Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan


Teknologi No. 62/P/2022 Tgl. 11 Februari 2022, pada
lampiran obyek sengketa dalam hal Susunan

do
gu

Keanggotaan Komite Nasional Uji Kompetensi


Mahasiswa Bidang Kesehatan dimana keanggotaannya
In
A

berasal dari unsur pemerintahan. Disamping itu


keanggotaan lain juga berasal dari unsur asosiasi
ah

lik

perkumpulan dan beberapa unsur dari perorangan.

5.3. Bahwa beberapa unsur keanggotaan komite dapat


m

ub

diperhatikan mulai pada susunan komite:

• a) Pengawas, pada urutan no. 4 berasal dari unsur


ka

ep

Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia.


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• b) Pengarah, yang keanggotaannya berasal dari

si
unsur:

2 Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan kemenkes

ne
ng
4 Persatuan Perawat Indonesia

6 Ikatan Bidan Indonesia

do
7
gu Asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi Keperawatan
Indonesia

In
A
8 Aosisasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia

9 Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Indonesia


ah

lik
1 Asosiasi Teknologi Laboratorium Medik Indonesia

1 Asosiasi Institusi Pendidikan Gizi Indonesia


am

ub
1 Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik
Indonesia
ep
k

1 Persatuan Ahli Gizi Indonesia


ah

si
• c) Pelaksana, yang keanggotaanya berasal dari

ne
perorangan dari:
ng

1 Masfuri (Univetsitas Indonesia)

do
gu

2 Herlysa (Ikatan Bidan Indonesia)

3 Rahayu Retno Sunarni (Kemendikbudristek)


In
A

4 Pramita Iriana (Asosiasi Unsitusi Pendidikan Vokasi


Keperawatan Indonesia
ah

lik

5 Trina Astuti (Persatuan Ahli Gizi Indonesia)

6 I Made Kariasa (Universitas Indonesia)


m

ub

7 Yetty I Irawan (Asosiasi Institusi Kebidanan


Indonesia
ka

ep

8 Ernawati (Persatuan persatuan Perawat Indonesia)

9 Urip Rahayu (Universitas Padjajaran)


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
1 Minarto (Persatuan Ahli Gizi Indonesia)

ne
ng
1 Ferry Mendrofa (Himpunan Perguruan Tinggi
Kesehatan Indonesia)
d) Pejabat Pengelola Keuangan, yang ditentukan adalah Wakil

do
gu
Rektor Bidang Umum dan Keuangan Universitas Jember.

In
A
5.4. Bahwa mengingat keputusan obyek sengketa a
quo juga ditujukan keberapa perkumpulan dan
ah

lik
perorangan sebagaimana yang diuraikan tersebut di atas,
maka apabila obyek sengketa a quo nantinya dinyatakan
am

ub
batal oleh pengadilan hal ini akan dapat menimbulkan
kerugian bagi perkumpulan dan perorangan yang tidak
turut menjadi pihak Tergugat dalam Gugatan. Oleh
ep
k

karena perkumpulan dan perorangan yang sebagaimana


ah

yang tertera dalam lampiran obyek sengketa tidak


R

si
diikutsertakan maka tidak ada kesempatan mereka untuk
membela kepentingannya terkait obyek sengketa.

ne
ng

Berdasarkan hal ini maka Tergugat berpendapat Gugatan


Para Penggugat adalah gugatan yang kurang pihak.

do
gu

III. DALAM POKOK PERKARA


In
A

1. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas semua dalil-dalil


ah

lik

Para Penggugat, kecuali apa yang diakuinya secara tegas.


2. Bahwa apa yang dikemukan dalam eksepsi, mohon
m

ub

dianggap masuk dalam pokok perkara.


Bahwa untuk memperjelas duduk permasalahan serta
ka

memudahkan Majelis Hakim dalam memeriksa perkara a quo,


ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
terlebih dahulu Tergugat akan menjelaskan hal-hal terkait perkara a

si
quo.

3. Bahwa Objek Gugatan merupakan perintah atau

ne
ng
pelaksanaan dari Pasal 6 ayat (1) Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 2 Tahun 2020

do
gu tentang Tata Cara
Mahasiswa Bidang Kesehatan, yang berbunyi:
Pelaksanaan Uji Kompetensi

“Dalam menyelenggarakan Uji Kompetensi

In
A
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dan
(2), Menteri membentuk Komite Nasional Uji
ah

lik
Kompetensi.”

4. Bahwa pada tanggal 3 Juni 2022, Para Penggugat


am

ub
mengajukan permohonan uji materiil kepada Mahkamah
Agung RI terhadap Peraturan Menteri Pendidikan dan
ep
Kebudayaan Nomor 2 Tahun 2020 tentang Tata Cara
k

Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang


ah

Kesehatan, sampai saat ini sidang masih berlangsung dan


R

si
belum ada keputusan Mahkamah Agung RI terhadap

ne
permohonan uji materiil yang diajukan oleh Para
ng

Penggugat.
5. Bahwa Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

do
gu

Nomor 2 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji


Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan merupakan
In
A

delegasi dari Pasal 21 Undang-Undang Nomor 36 Tahun


2014 tentang Tenaga Kesehatan yang berbunyi:
ah

(1) Mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa


lik

pendidikan vokasi dan profesi harus mengikuti Uji


Kompetensi secara nasional.
m

ub

(2) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi bekerja
ka

ep

sama dengan Organisasi Profesi, Iembaga pelatihan,


atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi.
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(3) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat

si
(2) ditujukan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan yang memenuhi standar kompetensi kerja.

ne
ng
(4) Standar kompetensi kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) disusun oleh Organisasi Profesi dan

do
gu konsil masing-masing Tenaga Kesehatan dan
ditetapkan oleh Menteri.
(5) Mahasiswa pendidikan vokasi sebagaimana

In
A
dimaksud pada ayat (1) yang lulus Uji Kompetensi
memperoleh Sertifikat Kompetensi yang diterbitkan
ah

lik
oleh Perguruan Tinggi.
(6) Mahasiswa pendidikan profesi sebagaimana
am

ub
dimaksud pada ayat (1) yang lulus Uji Kompetensi
memperoleh Sertifikat Profesi yang diterbitkan oleh
Perguruan Tinggi.
ep
k

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara


ah

pelaksanaan Uji Kompetensi diatur dengan


R

si
Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan.

ne
ng

6. Bahwa terhadap Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014

do
gu

tentang Tenaga Kesehatan, pada tahun 2021, Penggugat


III sudah pernah mengajukan uji materiil ke Mahkamah
Konstitusi terkait Pasal 21 ayat (1), dan sudah terbit
In
A

putusan atas permohonan uji materiil tersebut, dimana


putusan pada intinya menolak permohonan uji materiil
ah

lik

yang diajukan oleh Penggugat III.


7. Bahwa mengenai pengaturan lebih lanjut tata cara
m

ub

pelaksanaan Uji Kompetensi diatur dengan Peraturan


Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
ka

bidang pendidikan, telah dikuatkan dalam putusan MK


ep

No. 56/PUU-XIX/2021:
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Terhadap dalil Pemohon a quo, menurut

si
Mahkamah, pembentukan Peraturan Menteri yang
didasarkan karena adanya pendelegasian

ne
ng
kewenangan dari peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi, in casu UU, diperkenankan

do
gu sepanjang substansi yang diatur dalam Peraturan
Menteri tersebut bersifat pelaksanaan terhadap
peraturan yang lebih tinggi. Hal ini dimungkinkan

In
A
karena tidak semua substansi dapat diatur dalam
UU, termasuk juga UU 36/2014. Pasal 21 ayat (7)
ah

lik
UU 36/2014 memberikan delegasi kepada Menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
am

ub
bidang pendidikan untuk membentuk Peraturan
Menteri mengenai tata cara pelaksanaan Uji
Kompetensi. Peraturan Menteri a quo menjadi
ep
k

penting keberadaanya karena selain menjalankan


ah

perintah pendelegasian yang diberikan oleh UU


R

si
36/2014, Peraturan Menteri ini juga diperlukan
untuk mengatur lebih lanjut hal-hal teknis yang

ne
ng

terkait dengan pelaksanaan uji kompetensi


secara nasional agar memiliki standar dan tata

do
cara pelaksanaan yang sama sehingga
gu

menimbulkan kepastian hukum.”

Bahwa terhadap dalil-dalil utama dalam pokok perkara,


In
A

Tergugat membantah dan menyampaikan dalil sebagai berikut.


ah

Objek Gugatan Tidak Mengambil Alih Kewenangan


lik

Perguruan Tinggi Menyelenggarakan Uji Kompetensi


Mahasiswa Bidang Kesehatan yang diatur dalam Undang-
m

ub

Undang
ka

8. Bahwa Objek Gugatan merupakan perintah atau


ep

pelaksanaan dari Peraturan Menteri Pendidikan dan


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kebudayaan Nomor 2 Tahun 2020 tentang Tata Cara

si
Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang
Kesehatan. Adapun peraturan Menteri dimaksud juga

ne
ng
merupakan delegasi dari Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.

do
gu 9. Bahwa dalam Gugatan, angka 2 halaman 14, Penggugat
menyatakan “...Objek gugatan malah mengambil alih
kewenangan perguruan tinggi untuk menyelenggarakan

In
A
uji kompetensi mahasiswa bidang Kesehatan dengan
membentuk lembaga baru -Komite Nasional Uji
ah

lik
Kompetensi…”. Dalil ini keliru dan tidak berdasar. Objek
Sengketa tidak membuat/menciptakan Komite, karena
am

ub
Komite Nasional Uji Kompetensi diatur dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 2 Tahun
2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji Kompetensi
ep
k

Mahasiswa Bidang Kesehatan. Pasal 6 ayat (1) Peraturan


ah

Menteri menyebutkan:
R

si
(1) Dalam menyelenggarakan Uji Kompetensi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dan

ne
ng

(2), Menteri membentuk Komite Nasional Uji


Kompetensi.

do
10. Bahwa Isi/Diktum dari Objek Sengketa hanya menetapkan
gu

orang atau jabatan dalam keanggotaan komite nasional uji


kompetensi serta tugas dari panitia nasional uji
In
A

kompetensi. Diktum Kedua Objek Sengketa yang berisi


unsur dalam Komite adalah sesuai dengan ketentuan
ah

lik

Pasal 6 ayat (2) Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Nomor 2 Tahun 2020 tentang Tata Cara
m

ub

Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang


Kesehatan. Adapun tugas dari Komite dalam Objek
ka

sengketa juga merupakan uraian tugas yang sama dan/


ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
atau penjabaran yang sesuai dengan Peraturan Menteri

si
Pendidikan dan Kebudayaan a quo.
11. Bahwa dari isi/diktum Objek Sengketa, telah jelas tidak

ne
ng
mengatur tata cara penyelenggaraan uji kompetensi
mahasiswa bidang Kesehatan. Peraturan Menteri

do
gu Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 2 Tahun 2020
tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji Kompetensi
Mahasiswa Bidang Kesehatan dan Undang-undang Nomor

In
A
36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan lah yang
mengatur tentang penyelenggaraan uji kompetensi
ah

lik
mahasiswa bidang kesehatan. Dengan demikian objek
sengketa tidak berisi penetapan yang mengambil/
am

ub
mereduksi/mengurangi wewenang perguruan tinggi
dalam hal penyelenggaraan penyelenggaraan uji
kompetensi mahasiswa bidang Kesehatan.
ep
k
ah

Objek Gugatan Tidak Mereduksi Kewenangan dan


R

si
Otonomi Perguruan Tinggi dalam Penentuan Kelulusan
Mahasiswa Bidang Kesehatan yang diatur dalam Undang-

ne
ng

Undang

12. Bahwa sekali lagi Tergugat sampaikan Objek Gugatan

do
gu

merupakan perintah atau pelaksanaan dari Peraturan


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 2 Tahun
In
A

2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji Kompetensi


Mahasiswa Bidang Kesehatan. Adapun peraturan Menteri
ah

dimaksud juga merupakan delegasi dari Undang-Undang


lik

Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.


13. Bahwa kelulusan tidak ditetapkan dalam Objek sengketa.
m

ub

Penggugat pun sudah mengakui sendiri dalam angka 11


dan 12 Gugatan (hal. 17 dan hal. 18) bahwa pengaturan
ka

ep

kriteria kelulusan dalam uji Kompetensi diatur dalam


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 2
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tahun 2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji

si
Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan dan Undang-
undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan,

ne
ng
sehingga hal ini tidak berhubungan dengan objek
sengketa.

do
gu 14. Bahwa dalil mengenai otonomi perguruan tinggi,
khususnya bidang Kesehatan, secara yuridis telah dijawab
oleh MK dalam pertimbangan hukum putusan No.

In
A
56/PUU-XIX/2021, yang pada intinya hal ini tidak
mereduksi/mengurangi otonomi perguruan tinggi. Berikut
ah

lik
pertimbangan hukum MK RI :

Bahwa Pasal 21 ayat (1) UU 36/2014 mengatur


am

ub
keharusan bagi mahasiswa bidang kesehatan untuk
mengikuti uji kompetensi secara nasional pada
akhir masa pendidikan vokasi dan profesi. Uji
ep
k

kompetensi secara nasional merupakan kebijakan


ah

Pemerintah sebagai upaya menjamin mutu tenaga


R

si
kesehatan secara terpadu, baik dari sektor
pendidikan maupun pelayanan yang dimulai dari

ne
ng

penjaminan kualitas lulusan pendidikan tinggi


kesehatan. Persoalan selanjutnya yang harus

do
gu

dijawab adalah apakah frasa “secara nasional”


pada norma Pasal 21 ayat (1) UU a quo
membuka ruang pengebirian kemandirian
In
A

masing-masing perguruan tinggi dikarenakan


adanya upaya untuk menarik kembali sebagian
ah

lik

kewenangan masing-masing perguruan tinggi


dalam hal pelaksanaan uji kompetensi ke
m

ub

pemerintah pusat sebagaimana dalil Pemohon.

Terhadap persoalan tersebut, menurut Mahkamah,


ka

ep

uji kompetensi secara nasional merupakan salah


satu cara efektif untuk meningkatkan proses
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pendidikan dan menajamkan pencapaian relevansi

si
kompetensi sesuai dengan standar kompetensi
yang diperlukan masyarakat. Tujuan uji kompetensi

ne
ng
secara nasional di antaranya adalah untuk
menyaring tenaga kesehatan Indonesia yang

do
gu kompeten guna memberikan pelayanan kesehatan
secara paripurna kepada masyarakat, dengan
prinsip utama keselamatan pasien. Selain itu, uji

In
A
kompetensi secara nasional diharapkan dapat
mendorong perbaikan kurikulum dan proses
ah

lik
pembelajaran di setiap institusi pendidikan. Dengan
jaminan kualitas pendidikan yang lebih baik
am

ub
maka masyarakat sebagai pengguna lulusan
akan mendapatkan jaminan bahwa lulusan
perguruan tinggi memang memiliki kompetensi
ep
k

untuk mengelola dan melayani pasien di tatanan


ah

kesehatan. Hal tersebut justru lebih memberikan


R

si
perlindungan dan jaminan kepastian hukum baik
kepada tenaga kesehatan maupun kepada

ne
ng

masyarakat umum.

Bahwa terkait dengan penyelenggaraan uji

do
gu

kompetensi, Pasal 21 ayat (2) UU 36/2014


menyatakan, “Uji Kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh
In
A

Perguruan Tinggi bekerja sama dengan Organisasi


Profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi
ah

lik

yang terakreditasi”. Artinya, penyelenggara uji


kompetensi tersebut adalah Perguruan Tinggi
m

ub

bekerja sama dengan Organisasi Profesi, lembaga


pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang
ka

terakreditasi. Sehingga, tidaklah benar jika


ep

kemudian dengan keberlakuan uji kompetensi


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
secara nasional telah mengebiri kemandirian

si
perguruan tinggi kaitan dengan penyelenggaraan
uji kompetensi dimaksud. Apalagi, dalam rangka

ne
ng
penjaminan mutu lulusan, sesuai dengan Pasal 19
ayat (1) UU 36/2014 penyelenggaraan pendidikan

do
gu tinggi bidang kesehatan hanya dapat menerima
mahasiswa sesuai dengan kuota nasional,
sehingga uji kompetensi secara nasional menjadi

In
A
bagian tidak terpisahkan dalam rangka memenuhi
standar nasional pendidikan tenaga kesehatan.
ah

lik
Berdasarkan uraian pertimbangan tersebut, dalil
Pemohon yang pada pokoknya menyatakan
am

ub
bahwa frasa “secara nasional” dalam Pasal 21
ayat (1) UU 36/2014 telah mengebiri kemandirian
masing-masing perguruan tinggi khususnya
ep
k

terkait penyelenggaraan uji kompetensi adalah


ah

tidak beralasan menurut hukum.


R

si
ne
ng

Bahwa Objek Gugatan Menimbulkan Resiko Hukum


Bagi Penggugat

do
gu

15. Bahwa digugatnya Penggugat I oleh mahasiswanya di


Pengadilan Negeri Bukittinggi dalam Perkara Nomor 7
Pdt.G/2022/PN Bkt dikarenakan terhalangnya kelulusan
In
A

karena terkendala uji kompetensi mahasiswa bidang


kesehatan sebagai dalil bahwa objek gugatan
ah

lik

menimbulkan resiko hukum bagi Penggugat adalah dalil


sumir, tidak berdasar serta tidak berhubungan dengan
m

ub

Objek Sengketa.
16. Bahwa ketentuan mengenai kompetensi yang tidak bisa
ka

hanya diselenggarakan dan diberikan sertifikat


ep

kompetensinya oleh perguruan tinggi sendiri, bukan


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
merupakan ketentuan yang lahir atau ditetapkan dalam

si
Objek Sengketa, melainkan diatur dalam Pasal 44 UU
Pendidikan Tinggi dan Pasal 21 UU Tenaga Kesehatan.

ne
ng
Untuk itu dalil yang menyatakan bahwa objek sengketa ini
mengakibatkan Penggugat beresiko secara hukum adalah

do
gu dalil keliru karena tidak berhubungan/diakibatkan oleh
Objek sengketa.
17. Bahwa Tergugat juga mempertanyakan tentang 320.000

In
A
(tiga ratus dua puluh ribu) orang mahasiswa yang diklaim
oleh Penggugat II dan Penggugat III tidak dapat diwisuda
ah

lik
karena terkendala uji kompetensi mahasiswa bidang
Kesehatan. Berdasarkan catatan Tergugat, sebagaimana
am

ub
dipublish situs resmi kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, pada tahun 2020,
mahasiswa peserta uji kompetensi nasional bidang
ep
k

Kesehatan Periode I berjumlah 48.798 (empat puluh


ah

delapan ribu tujuh ratus Sembilan puluh delapan) peserta


R

si
dari 22 (dua puluh dua) program studi bidang Kesehatan.
Uji kompetensi dilaksanakan dua atau tiga periode setiap

ne
ng

tahunnya. Jadi dalam satu tahun ada sekitar 150.000


(seratus lima puluh ribu) mahasiswa bidang kesehatan

do
peserta uji kompetensi. Apabila mengkuti catatan dari
gu

Penggugat II dan Penggugat III, maka selama dua tahun


berturut-turut tidak ada peserta uji kompetensi yang lulus
In
A

uji kompetensi. Maka dalil Para Penggugat yang demikian


tidak berdasar dan hanya merupakan asumsi belaka.
ah

lik

18. Bahwa resiko hukum yang didalilkan Penggugat,


khususnya dalam hal ini Penggugat III, yakni Perkumpulan
m

ub

Perguruan Tinggi Swasta Kesehatan Indonesia yang


dikenal dengan nama Himpunan Perguruan Tinggi
ka

Kesehatan, seharusnya merupakan tanggung jawab


ep

Penggugat III dalam rangka memastikan mutu


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pendidikan yang diberikan kepada mahasiswa sehingga

si
para mahasiswanya dapat diantarkan dengan
pengetahuan dan keterampilan hingga lulus uji

ne
ng
kompetensi. Apalagi dalam hal ini Penggugat III adalah
bagian dari Komite Nasioanal Uji Kompetensi yang

do
gu ditetapkan dalam Objek Sengketa (Lampiran Objek
Sengketa II PENGARAH, angka 5 dan III PELAKSANA,
angka 11).

In
A
Bahwa selain dalil bertentangan dengan peraturan yang
lebih tinggi, Penggugat juga mendalilkan objek sengketa
ah

lik
bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik.
Maka terhadap hal ini Tergugat menyatakan:
am

ub
Objek Gugatan Tidak Bertentangan dengan Asas
Kepastian Hukum
ep
19. Bahwa Objek Gugatan merupakan delegasi dari
k

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 2


ah

Tahun 2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji


R

si
Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan. Adapun

ne
peraturan Menteri dimaksud juga merupakan delegasi
ng

dari Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang


Tenaga Kesehatan. Oleh karena itu, telah jelas bahwa

do
gu

objek gugatan melaksanakan perintah Peraturan Menteri,


maka jelas telah berkepastian hukum. Justru
In
A

ketidakpastian hukum akan timbul apabila Menteri tidak


menerbitkan Objek Sengketa.
ah

lik

Objek Gugatan Tidak Bertentangan dengan Asas


m

ub

Kecermatan

20. Bahwa Para Penggugat dalam Gugatan angka 6 halaman


ka

20 menyatakan “penetapan Objek Gugatan merupakan


ep

pelanggaran asas-asas umum pemerintahan yang baik


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yaitu asas kecermatan karena Tergugat lalai dengan

si
membuat kebijakan-kebijakan yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan sehingga menimbulkan

ne
ng
kerugian bagi warga negara, hal ini mahasiswa dan
perguruan tinggi bidang kesehatan”.

do
gu 21. Bahwa dalil Penggugat mengenai asas kecermatan tidak
berdasar dan hanya didasarkan pada asumsi belaka.
Objek Sengketa diterbitkan jelas berdasarkan

In
A
perintah/delegasi dari Pasal 6 ayat (1) Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 2 Tahun 2020
ah

lik
tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji Kompetensi
Mahasiswa Bidang Kesehatan. Seluruh isi diktum beserta
am

ub
lampiran Objek Sengketa jelas telah sesuai dengan
Peraturan Menteri a quo, sebagaimana telah Tergugat
dalilkan pada bagian sebelumnya.
ep
k
ah

IV. DALAM PENUNDAAN


R

si
Bahwa mengenai permohonan penundaan atas
keberlakukan obyek sengketa dalam hal ini Tergugat memandang

ne
ng

tidak ditemukan hal yang mendesak terkait penundaan atas


keberlakukan obyek sengketa, oleh karena itu sudah selayaknya

do
gu

Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta untuk


menolak permohonan Para Penggugat.
In
A

V. PETITUM
ah

lik

Berdasarkan alasan-alasan yang Tergugat kemukakan di atas,


maka Tergugat mohon dengan hormat terhadap Majelis Hakim
m

ub

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa dan


ka

mengadili perkara ini berkenan untuk memutus:


ep

A. DALAM EKSEPSI
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Mengabulkan eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;

si
2. Menolak gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya atau
menyatakan Gugatan tidak dapat diterima (niet

ne
ng
ontvankelijke verklaard).

do
gu B. DALAM POKOK PERKARA

1. Menolak gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya atau

In
A
menyatakan gugatan tidak dapat diterima;
2. Menyatakan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan,
ah

lik
Riset, dan Teknologi Nomor 62/P/2022 tentang Komite
Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan tidak
am

ub
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan asas-asas umum pemerintahan yang baik;
3. Menghukum Para Penggugat untuk membayar semua
ep
k

biaya yang timbul dalam perkara ini.


ah

si
Bahwa, atas Jawaban Tergugat tersebut Penggugat
mengajukan Repliknya melalui aplikasi e-court Pengadilan Tata Usaha

ne
ng

Negara Jakarta, tertanggal 23 Agustus 2022, dan atas Replik


Penggugat tersebut Tergugat telah mengajukan Dupliknya melalui

do
gu

Sidang Konvensional pada Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta,


tanggal 5 September 2022. Replik dan Duplik tersebut sebagaimana
In
termuat dalam Berita Acara Persidangan yang merupakan satu
A

kesatuan dengan putusan ini;


ah

lik

Bahwa, untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, Para


Penggugat telah mengajukan bukti tertulis berupa fotokopi surat-surat
yang telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan asli
m

ub

dan/atau fotokopinya, masing-masing diberi tanda Bukti P-1 sampai


ka

dengan Bukti P-29, untuk Bukti P-30 sampai dengan Bukti P-32 tidak
ep

jadi diajukan, serta Bukti P-33 sampai dengan Bukti P-47 yang terinci
sebagai berikut:
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Bukti P-1 : Keputusan Mneteri Pendidikan , Kebudayaan, Riset

si
dan Teknologi Republik Indonesia, Nomor
62/P/2022 Tentang Komite Nasional Uji Kompetensi

ne
ng
Mahasiswa Bidang Kesehatan tanggal 11 Februari
2022 (Fotokopi);

do
2. Bukti P-2
gu : Akta Yayasan Pendidikan Fordecock, Nomor : 1
yang dibuat di hadapan Notaris Yulfaisal, S.H.,
Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah Buktitinggi

In
A
Jalan Pemuda No. 15 C, tanggal 1 Maret 2002
(Fotokopi sesuai dengan asli);
ah

lik
3. Bukti P-3 : Akta Perubahan Terakhir Anggaran Dasar Yayasan
Universitas Fort de Kock (Fotokopi sesuai dengan
am

ub
asli);
4. Bukti P-4 : Surat Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Direktoral Jenderal Administrasi
ep
k

Hukum Umum, Perihal : Penerimaan Perubahan


ah

Data Yayasan Fort De Kock Bukittinggi (Print Out);


R

si
5. Bukti P-5 : Surat Keputusan Pengurus Yayasan Fort De Kock
Bukittinggi, Nomor : 155/YYS-FDK/Bkt/X/2019

ne
ng

Tentang Pengangkatan Rektor Dan Wakil Rektor


Pada Universitas Fort De Kock Bukittinggi Perioda

do
2019-2023, tanggal 4 Oktober 2019 (Fotokopi
gu

sesuai dengan asli);


6. Bukti P-6 : Statuta Universitas Fort De Kock Tahun 2019,
In
A

tanggal 12 November 2019 (Fotokopi);


7. Bukti P-7 : Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perkumpulan
ah

lik

Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia


(APTISIS) No. 13 yang dibuat oleh Notaris Rasyida
m

ub

Thalib, S.H., M.KN., tanggal 13 April 2022 (Fotokopi


sesuai dengan asli);
ka

8. Bukti P-8 : Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia


ep

Republik Indonesia Nomor AHU-0000740.AH.01.08


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tahun 2022 Tentang Persetujuan Perubahan

si
Perkumpulan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta
Indonesia tertanggal 13 April 2022 (Fotokopi);

ne
ng
9. Bukti P-9 : Anggaran Dasar Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta
Indonesia (APTISI) Periode 2016-2020 (Fotokopi);

do
10. Bukti P-10 : Akta Pernyataan Keputusan Rapat Kerja Nasional
gu Perkumpulan Perguruan Tinggi Swasta Kesehatan
Indonesia Nomor 11 tertanggal 15 November 2021

In
A
(Fotokopi sesuai dengan asli);
11. Bukti P-11 : Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
ah

lik
Republik Indonesia Nomor AHU-000179.AH.01.08
Tahun 2021 Tentang Persetujuan Perubahan
am

ub
Perkumpulan Perguruan Tinggi Swasta Kesehatan
Indonesia tanggal 02 Desember 2021 (Print Out);
12. Bukti P-12 : Anggaran Dasar Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta
ep
k

Kesehatan Indonesia (Fotokopi);


ah

13. Bukti P-13 : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun


R

si
1986 Tentang Peradilan tata Usaha Negara tanggal
29 Desember 1986 (Fotokopi);

ne
ng

14. Bukti P-14 : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 62


Tahun 2021 Tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis

do
Penerimaan Negara Bukan Pajaka Yang Berlaku
gu

Pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia


(Fotokopi);
In
A

15. Bukti P-15 : Surat Keberatan Administratif terhadap Keputusan


Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan
ah

lik

Teknologi Republik Indonesia Nomor 62/P/2022


tentang Komite Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa
m

ub

Bidang Kesehatan, No Ref. 201/ANSA-LAW/V/2022


tanggal 18 April 2022 (Fotokopi);
ka

16. Bukti P-16 : Surat Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset


ep

dan Teknologi, Perihal : Jawaban atas Surat ANSA


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
LAW perihal Keberatan Administratif terhadap

si
Keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset
dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 62/P/2022

ne
ng
tentang Komite Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa
Bidang Kesehatan, Nomor :

do
gu 28769/A.A5/HK.01.00/2022 tanggal 26 April 2022
(Fotokopi);
17. Bukti P-17 : Surat Banding Administratif No. Ref. 105/ANSA-

In
A
LAW/V/2022, tanggal 18 Mei 2022 (Fotokopi);
18. Bukti P-18 : Tanda Terima Surat Elektronik, Perihal Banding
ah

lik
Administratif No. Ref. 105/ANSA-LAW/V/2022
tanggal 18 Mei 2022 (Print Out);
am

ub
19. Bukti P-19 : Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Fotokopi);
ep
k

20. Bukti P-20 : Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36


ah

Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan (Fotokopi);


R

si
21. Bukti P-21 : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57
Tahun 2021 Tentang Standar Nasional Pendidikan

ne
ng

(Fotokopi);
22. Bukti P-22 : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4

do
Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas Peraturan
gu

Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar


Nasional Pendidikan (Fotokopi);
In
A

23. Bukti P-23 : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3


Tahun 2020 Tentang Standar Nasional Pendidikan
ah

lik

Tinggi (Fotokopi);
24. Bukti P-24 : Status Mahasiswa atas nama Kembang Senja,
m

ub

Nomor Induk Mahasiswa : 1914901086 (Print Out);


25. Bukti P-25 : Status Mahasiswa atas nama Victor Trio Saputra,
ka

Nomor Induk Mahasiswa : 2014901019 (Print Out);


ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
26. Bukti P-26 : Status Mahasiswa atas nama Vetris Nodya Dwifa,

si
Nomor Induk Mahasiswa : 1914901047 (Print Out);
27. Bukti P-27 : Status Mahasiswa yang telah lulus Uji Kompetensi

ne
ng
(Print Out);
28. Bukti P-28 : Gugatan Mahasiswa tanggal 23 Februari 2022

do
gu (Fotokopi)
29. Bukti P-29 : Akta Perdamaian Nomor: 7/Pdt.G/2022/PN Bkt,
tanggal 18 April 2022 (Fotokopi sesuai dengan

In
A
Salinan);
30. Bukti P-33 : Akta Pendirian Perkumpulan Perguruan Tinggi
ah

lik
Swasta Kesehatan Indonesia Nomor 1 yang dibuat
dihadapan Notaris ANDHI MASYA
am

ub
KUSUMANEGARA, S.H. di Ciwaruga, Kabupaten
Bandung Jawa Barat, tertanggal 3 Agustus 2015
(Fotokopi sesuai dengan asli);
ep
k

31. Bukti P-34 : Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
ah

Republik Indonesia, Nomor AHU-


R

si
00300681.AH.01.07.TAHUN 2015 Tentang
Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan

ne
ng

Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia


tanggal 22 Desember 2015 (Fotokopi sesuai

do
gu

dengan hasil cetakan);


32. Bukti P-35 : Akta Pendirian Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta
Kesehatan Indonesia Nomor 20 yang dibuat
In
A

dihadapan Notaris TEDDY ANWAR, S.H., SP.N di


Jakarta Pusat, tertanggal 8 Februari 2013 (Fotokopi
ah

lik

sesuai dengan asli);


33. Bukti P-36 : Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
m

ub

Republik Indonesia, Nomor AHU-


0030681.AH.01.07.TAHUN 2015 Tentang
ka

Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan


ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia

si
tanggal 22 Desember 2015 (Fotokopi);
34. Bukti P-37 : Sertifikat Profesi Nomor : 10103211490120220007

ne
ng
atas nama AFIS FEBRIAN ZAKHWAN tanggal 18
Februari 2022 (Fotokopi sesuai dengan asli);

do
35. Bukti P-38 : Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
gu Nomor HK.01.07/Menkes/425/2020 Tentang
Standar Profesi Perawat (Fotokopi);

In
A
36. Bukti P-39 : Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor KEP.148/MEN/III/2017
ah

lik
tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia Sektor Jasa Kesehatan Sub
am

ub
Sektor Pelayanan Kesehatan Bidang Keperawatan
(Fotokopi);
37. Bukti P-40 : Skema Sertifikasi Kompetensi Pelaksana
ep
k

Keperawatan Rawat Inap di Rumah Sakit Nomor


ah

Dokumen : SSK/01/LSPNakes/2016 tahun 2016


R

si
(Fotokopi sesuai dengan hasil cetakan);
38. Bukti P-41 : Surat Somasi Nomor : 02/ULF/I/2022 tanggal 17

ne
ng

Januari 2022 (Fotokopi sesuai dengan asli);


39. Bukti P-42 : Surat Tanggapan Atas Somasi Nomor :

do
0063/UFDK/I/2022 tanggal 24 Januari 2022
gu

(Fotokopi sesuai dengan asli);


40. Bukti P-43 : Akta Perdamaian Nomor 7/Pdt.G/2022/PN Bkt
In
A

tanggal 18 April 2022 (Fotokopi sesuai dengan


salinan);
ah

lik

41. Bukti P-44 : Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan


Tinggi Republik Indonesia No. 12 Tahun 2016
m

ub

Tentang Tata Cara Uji Kompetensi Mahasiswa


Bidang Kesehatan tanggal 2 Maret 2016 (Fotokopi
ka

sesuai dengan fotokopi);


ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
42. Bukti P-45 : Surat Pernyataan Menteri Riset Teknologi dan

si
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia tanggal 19
Maret 2019 (Fotokopi sesuai dengan hasil scan);

ne
ng
43. Bukti P-46 : Tangkapan Layar Situs Kemendikbudristek
https://ukbidan.kemendikbud.go.id/pages/statistik_lu

do
gu lus mengenai Data Statistik Kelulusan Peserta Uji
Kompetensi Mahasiswa Program D3 Bidan
(Fotokopi sesuai dengan fotokopi);

In
A
44. Bukti P-47 : Tangkapan Layar Situs Kemendikbudristek
https://ukners.kemdikbud.go.id/pages/statistik_lulus
ah

lik
mengenai Data Statistik Kelulusan Peserta Uji
Kompetensi Mahasiswa Program D3 Ners (Fotokopi
am

ub
sesuai dengan fotokopi) (Fotokopi sesuai dengan
fotokopi);
Bahwa, untuk menguatkan dalil-dalil jawabannya, Tergugat
ep
k

telah mengajukan bukti tertulis berupa fotokopi surat-surat yang telah


ah

diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan asli dan/atau


R

si
fotokopinya, masing-masing diberi tanda T-1 sampai dengan T-37,
terinci sebagai berikut:

ne
ng

1. Bukti T-1 : Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia


Nomor 82/PUU-XIII/2015 (Fotokopi dari fotokopi);

do
gu

2. Bukti T-2 : Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia


Nomor 56/PUU-XIX/2021 (Fotokopi dari fotokopi);
3. Bukti T-3 : Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36
In
A

Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan (Fotokopi


dari fotokopi);
ah

lik

4. Bukti T-4 : Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang
m

ub

Tata Cara Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa


Bidang Kesehatan (Fotokopi dari fotokopi);
ka

5. Bukti T-5 : Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,


ep

dan Teknologi Nomor 62/P/2022 tentang Komite


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang

si
Kesehatan tanggal 11 Februari 2022 (Fotokopi dari
fotokopi);

ne
ng
6. Bukti T-6 : Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor 76/P/HUM/2018 (Fotokopi dari fotokopi);

do
7. Bukti T-7
gu : Surat Pemberitahuan dan Penyerahan Surat
PErmohonan Hak Uji Materiil Nomor : 43/PER-
PSG/VI/43P/HUM/2022, tanggal 3 Juni 2022

In
A
(Fotokopi dari fotokopi);
8. Bukti T-8 : Tangkapan Layar (Screen Shoot) dari
ah

lik
http://www.dikti.kemdikbud.go.id/highlight/direktorat-
jenderal-pendidikan-tinggi-siap-selenggarakan-uji-
am

ub
kompetensi-nasional-program-pendidikan-tenaga
-kesehatan/ diakses pada tanggal 16 September
2022 (Fotokopi dari screen shoot);
ep
k

9. Bukti T-9 : Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan


ah

Tinggi Nomor 12 Tahun 2016 tentang Tata Cara


R

si
Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang
Kesehatan tanggal 2 Maret 2016 (Fotokopi);

ne
ng

10. Bukti T-10 : Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,


dan Teknologi Nomor 63/P/2022 tentang Panitia

do
Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program
gu

Profesi Dokter (Fotokopi);


11. Bukti T-11 : Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
In
A

dan Teknologi Nomor 35/P/2022 tentang Panitia


Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program
ah

lik

Profesi Dokter Gigi (Fotokopi);

12. Bukti T-12 : Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,


m

ub

dan Teknologi Nomor 25/P/2022 tentang Panitia


Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program
ka

ep

Profesi Dokter Hewan (Fotokopi);


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa, selain mengajukan bukti-bukti tertulis, Pihak Penggugat

si
mengajukan 2 (dua) orang saksi yang telah memberikan keterangan di
bawah sumpah dipersidangan pada pokoknya sebagai berikut:

ne
ng
1. Saksi NURHAYATI:
• - Bahwa Saksi bekerja di Universitas Fort De Cock sebagai

do
gu Rektor Wakil I Bidang Akademik Kesiswaan dan Kerjasama;
• - Bahwa Saksi menjabat sebagai Rektor sejak tahun 2019,
periode tahun 2019-2023;

In
A
• - Bahwa Saksi tahu yang menjadi permasalahan dalam perkara
ini mengenai adanya gugatan terhadap pembentukan Komite;
ah

lik
• - Bahwa Pembentukan Komite itu dibentuk berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Tata
am

ub
Cara Pelaksana Uji Kompetensi dan Pembentukan Komite
sebagai Panitia Uji Kompetensi Nasional;
• - Bahwa Saksi menjelaskan Komite dengan Uji Kompetensi
ep
k

sebagai tanggung jawab bersama, Saksi sebagai pengarah dan


ah

pelaksana, jadi dalam uji kompetensi, komite inilah yang


R

si
bertanggung jawab terhadap untuk melaksanakan uji kompetensi
nasional kepada mahasiswa kesehatan;

ne
ng

• - Bahwa sejak dikeluarkan Kemendikbud No. 2 tahun 2020


tentang Tata Cara Uji Kompetensi Nasional Mahasiswa Bidang

do
Kesehatan komite ini menjadi pelaksana Uji Kompetensi
gu

Nasional;
• - Bahwa sebelum adanya Komite yang melaksanakan Uji
In
A

Kompetensi ini adalah Perguruan Tinggi karena memiliki dan


mempunyai kewenangan dan tanggung jawab dalam membentuk
ah

lik

kompetensi;
• - Bahwa permasalahan timbul setelah Komite membuat aturan
m

ub

apabila mahasiswa tidak lulus Uji Kompetensi maka Ijazah tidak


bisa dikeluarkan di Universitas Fort De Cock;
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• - Bahwa syarat ijazah dikeluarkan yaitu mahasiswa harus

si
menyelesaikan program pendidikan yang ditetapkan sebuah
program studi setelah itu mereka berhak atas ijazah;

ne
ng
• - Bahwa Sertifikat Kompetensi diberikan setelah mahasiswa
mengikuti Uji Kompetensi sesuai jadwal yang telah ditetapkan

do
gu pada Perguruan Tinggi;
• - Bahwa sebelum adanya Uji Kompetensi ini mahasiswa yang
telah menyelesaikan program studi bisa mendapatkan ijazahnya

In
A
dan tidak ada masalah tapi sekarang tidak bisa, jika tidak lulus Uji
Kompetensi;
ah

lik
• - Bahwa ada mahasiswa yang saat ini sudah menyelesaikan
seluruh program studinya tapi belum mendapatkan ijazahnya
am

ub
karena mereka belum lulus Uji Kompetensi padahal sudah
selesai proses dan sudah lulus mendapatkan nilai IPK yang
sesuai standar, mengikuti proses pendidikan ujian dan praktek;
ep
k

• - Bahwa dalam pemberian ijazah itu berhubungan dengan fakta


ah

dan out system, jadi apabila tidak lulus Uji Kompetensi maka
R

si
pengeluaran ijazah mahasiswa tidak ada dan tidak mungkin
diberikan, karena status mahasiswa masih aktif dalam PDPT;

ne
ng

• - Bahwa ijazah itu dari out system itu dan bukan terpisah dari
sistem yang dibuat dari PDPT;

do
• - Bahwa nama sistemnya Sistem Pin Sipil dan dari sistem itu data
gu

mahasiswa apabila sudah lulus maka mendaftarkan permohonan


untuk ijazah nasional;
In
A

• - Bahwa setelah mendapatkan ijazah nasional, kita bisa


mengerjakan ijazah pada mahasiswa apabila sudah lulus uji
ah

lik

kompetensi dan mencetak sendiri dari nomernya;


• - Bahwa jurusan yang ada dikampus yaitu Profesi Perawatan,
m

ub

Fisiotheraphy Diploma 3 sampai dengan Magister ada;


• - Bahwa untuk mahasiswa profesi sesuai SPMT batasan masa
ka

studi 3 tahun;
ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• - Bahwa aturannya mahasiswa dapat mengulang Uji Kompetensi

si
apabila tidak lulus sampai habis masa studi, apabila sudah habis
masa studi maka mahasiswa tidak dianjurkan untuk melanjutkan

ne
ng
pendidikan dan dinyatakan di Drop Out;
• - Bahwa Uji Kompetensi dilakukan dalam 1 (satu) tahun ada 6

do
gu (enam) kali periode tapi setiap periode itu berbeda-beda;
• - Bahwa saat ini, Perguruan Tinggi dilemma karena adanya
kebijakan dari Komite untuk mengikuti Uji Kompetensi, jadi

In
A
semua proses yang mereka sudah ikuti baik itu dengan belajar
dikelas, ujian dan praktek dengan biaya yang cukup tinggi
ah

lik
Kesehatan, pada akhirnya pada ikut Uji Kompetensi tidak berarti
apa-apa;
am

ub
• - Bahwa Universitas Fort de Cock kampus yang termasuk
mengadakan Uji Kompetensi;
• - Bahwa tata cara Uji Kompetensi yang dilaksanakan oleh Komite
ep
k

dengan metode CTD yaitu Computer Desk Test yaitu melakukan


ah

uji secara tertulis melalui komputer dengan 180 soal yang


R

si
ditujukan oleh mahasiswa dengan menjawab soal-soal dengan
multiple choice;

ne
ng

• - Bahwa ujian yang lain selain ujian itu kalau di Komite tidak ada,
tapi kalau di Perguruan Tinggi ada, sesuai dengan kompetensi,

do
mengukur pengetahuan, sikap dan keterampilan;
gu

• - Bahwa upaya kampus tanggung jawab terhadap mahasiswa


yang tidak lulus terus membekali mahasiswa dengan untuk ikut
In
A

CDT lagi, akan tetapi hasil Uji Kompetensi tidak bisa melihat
dimana kekurangan dan kegagalan mahasiswa dalam mengikuti
ah

lik

ujian, sehingga kita untuk membekali mahasiswa dari awal dan


mengikuti tes lagi, karena dalam hasil uji tidak terlihat mana yang
m

ub

gagal mana yang tidak;


• - Bahwa Perguruan Tinggi tidak bisa mengakses nilai dari skor
ka

tersebut;
ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• - Bahwa sebenarnya sebelum dan setelah adanya Komite,

si
Perguruan Tinggi tetap melaksanakan Uji Kompetensi, karena
didalam sesuai ketentuan itu, Perguruan Tinggi harus

ne
ng
melaksanakan Uji Kompetensi berdasarkan Lembaga dan
sertifikasi, jadi kita di Fort de Cock sendiri sudah memiliki

do
gu Lembaga dan sertifikasi sendiri dan seluruh mahasiswa diikutkan
ujian sesuai dengan NSP nya dan diakhir ujian mendapatkan
sertifikat kompetensi dan ujiannya sesuai ketentuan meliputi

In
A
ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan dan smua itu dinilai
kompeten;
ah

lik
• - Bahwa tata cara Perguruan Tinggi melaksanakan ujian
kompeten perawat sesuai dengan ketentuan yaitu ujian
am

ub
pengetahuan dengan ujian tulis, ujian sikap dengan ujian
observasi dan ujian keterampilan;
• - Bahwa ujian praktek perawat itu ada siklus profesi perawat,
ep
k

setiap mahasiswa melakukan ujian dengan hasil langsung di


ah

tempat unit kerja seperti rumah sakit dan akan dinilai dari tim
R

si
instruktur rumah sakit, serta ujian sikap sama berupa tindakan
dan observasi sikap, satu dikompetensi langsung bisa dinilai

ne
ng

sikap, keterampilan atau pengetahuan sesuai dengan format


pilihannya;

do
• - Bahwa mahasiswa yang protes banyak, tetapi yang berani
gu

untuk menuntut Perguruan Tinggi ada 2 orang terkait tidak


mengeluarkan ijazah, menuntut untuk mengeluarkan ijazah
In
A

karena mereka sudah menyelesaikan Pendidikan dan menuntut


Perguruan Tinggi yang tidak mengeluarkan ijazah di Pengadilan
ah

lik

Negeri Bukittinggi;
• - Bahwa kompetensi ditegaskan semenjak tahun 2020 dan sejak
m

ub

diberlakukan seluruh mahasiswa ikut baik yang fokasi dan


profesi, terakhir pada bulan agustus;
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• - Bahwa bulan agustus perawat tidak ikut, mulainya bulan

si
oktober, yang bulan agustus khusus untuk Fisiotherapi dan yang
mengikuti ada 46 orang dan yang lulus ada 40 orang;

ne
ng
• - Bahwa belum ada yang melebihi masa studi dan tidak ada,
yang terancam di DO (Drop Out) mahasiswa keperawatan yang

do
gu menggugat;
• - Bahwa yang berwenang mengeluarkan ijazah Sertifikat
Kompetensi dalam Undang-undang adalah Perguruan Tinggi

In
A
sudah mengeluarkan dari Lembaga sertifikasi profesi tapi belum
diakui dan tidak menjamin dan tidak mampu untuk mengeluarkan
ah

lik
ijazah mahasiswa;
• - Bahwa yang berlaku untuk menentukan kelulusan hanya
am

ub
sertifikat dari Komite;
• - Bahwa pelajaran yang beda dari jurusan Fisiotherapi setiap
tahun sekali;
ep
k

• - Bahwa kalau mahasiswa gagal akan mengulang pada tahun


ah

depan, akan tetapi ada kebijakan dari persuasi dari kompensasi


R

si
profesi untuk ujian dan bergabung pada sesi yang akan dating;
• - Bahwa yang menentukan kelulusan itu Perguruan Tinggi

ne
ng

berdasarkan dari Peraturan Perundang-undangan, Perguruan


Tinggi bertanggung jawab untuk membuat kompetensi kelulusan

do
yang nanti akan diperlukan melalui isi, proses dan evaluasi
gu

pembelajaran;
• - Bahwa dasar kompetensi untuk keperawatan SK KNI (Standar
In
A

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang membuat dari


Kemenaker dari Organisasi Profesi dari standar kurikulum
ah

lik

pembelajaran masuk dalam standar isi pembelajaran, proses


pembelajaran dan diterapkan persemester dan akan dibuat
m

ub

sistem evaluasi dan dasar ini juga yang diujikan dalam uji
kompetensi;
ka

• - Bahwa kewenangan untuk Uji Kompetensi di Perguruan Tinggi


ep

masih bisa tapi kewenangan untuk meluluskan tidak bisa serta


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebagai pelaksana Perguruan Tinggi sebagai Uji Kompetensi

si
Nasional tidak;
• - Bahwa jika ada mahasiswa yang melaksanakan ujian sesuai SK

ne
ng
KNI, masih tetap dilaksanakan hari ini dan mengeluarkan
sertifikat kompetensi melalui LSP;

do
• - Bahwa untuk kampus yang tidak mempunyai LSP dapat
gu melakukan ujian dengan evaluasi diakhir semester dan tidak
mengeluarkan sertifikat kompetensi karena sertifikat kompetensi

In
A
diberikan oleh lembaga bekerja sama dengan Lembaga
sertifikasi;
ah

lik
• - Bahwa keberadaan komite sebagai pihak eksternal dari
Perguruan Tinggi yang menguji kompetensi mahasiswa;
am

ub
• - Bahwa ada yang melaksanakan program uji kompetensi
mahasiswa masih bisa tapi hasilnya tidak menjamin kelulusan;
• - Bahwa peran kampus saksi dari uji kompetensi menyiapkan
ep
k

tempat, lalu mendaftarkan mahasiswa, membayar lalu


ah

mahasiswa mengikuti ujian, menunggu hasil kelulusan sesuai


R

si
dengan ketentuan komite dan print sertifikat kompetensi;
• - Bahwa yang membuat dan mencetak sertifikat adalah komite;

ne
ng

• - Bahwa Saksi tidak ada kewenangan untuk sertifikat hanya


bertugas untuk setelah adanya kelulusan, dan mendapat sertifikat

do
dari komite lalu dicetak dan penandatanganan serta tidak tahu
gu

tentang isi dan konten yang diujikan;


• - Bahwa tidak semua mahasiswa Fort de Cock mengikuti ujian
In
A

kompetensi dikampus;
• - Bahwa jabatan Saksi sebagai Wakil Rektor I Bidang Akademik
ah

lik

Kemahasiswaan dan Kerja Sama yang meliputi semua proses


pembelajaran dan menjabat dari tahun 2007 sebagai dosen
m

ub

kebidanan;
• - Bahwa pelaksanaan Uji Kompetensi yang dilaksanakan oleh
ka

Komite dari tahun 2020 sesudah Permen Kemendikbud keluar


ep

yang sebelumnya Panitia Nasional yaitu dari Permen


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kemendikbud yang isinya bentukan dari Kemenristek tapi saat itu

si
bidangnya tidak menentukan kelulusan, jadi mahasiswa
mengikuti ukom setelah menyelesaikna Pendidikan setelah

ne
ng
wisuda;
• - Bahwa dari tahun 2020 namanya adalah Komite Nasional Uji

do
gu Kompetensi dan sebelum tahun 2020 namanya adalah Panitia
Nasional dan perbedaannya adalah proses pelaksanaannya yaitu
mahasiswa mengikuti uji kompetensi setelah menyelesaikan

In
A
Pendidikan dan setelah diwisuda;
• - Bahwa syarat yang menentukan mahasiswa lulus atau tidak
ah

lik
yaitu menyelesaikan pendidikan teori sesuai SKS, praktek, lulus
ujian tulis dan praktek, mendapatkan IPK sesuai dengan standar
am

ub
kelulusan yang aturannya terletak pada SNPT;
• - Bahwa dalam pembelajaran mengacunya pada peraturan yaitu
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
ep
k

Tinggi, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem


ah

Pendidikan Nasional, Permendikbud No. 3 Tahun 2020 tentang


R

si
Standar Nasional Pendidikan Tinggi, sebelumnya Sarana dan
Prasarana menurut PP Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar

ne
ng

Nasional Pendidikan dan aturan-aturan yang mengacu Permen


Kemendikbud;

do
• - Bahwa syarat mahasiswa itu bisa lulus adalah menyelesaikan
gu

proses pendidikan dengan baik;


• - Bahwa masalah ketika ujian nasional itu diselenggarakan oleh
In
A

komite saat mahasiswa sudah mengikuti proses Pendidikan dari


pembelajaran, evaluasi, keluar hasil ujian dan IPK tapi kami tidak
ah

lik

meluluskan mahasiswa karena Uji Kompetensi itu merupakan


ujungnya untuk meluluskan mahasiswa, jadi ijazah tidak dapat
m

ub

kami berikan, dan Uji Kompetensi ini menjadi essertnya dari


sebuah perguruan tinggi;
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• - Bahwa dari tahun 2020 uji kompetensi yang dilakukan oleh

si
komite, mahasiswa yang tidak lulus dari Universitas Fort De cock
berbeda-beda dari program studi, yang tidak lulus sekitar 5%;

ne
ng
• - Bahwa uji kompetensi dilakukan pada semester akhir sebelum
menyelesaikan Pendidikan dan setelah mahasiswa mendapatkan

do
gu IPK lalu mengikuti uji kompetensi di program studi bidang fokasi
dan profesi;
• - Bahwa kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa yang

In
A
tidak lulus untuk mengikuti uji kompetensi dari 5% itu tergantung
dari jadwal komite sampai masa habis studi dan tidak bisa
ah

lik
dipastikan;
• - Bahwa yang tidak lulus pada tahun 2020 sampai habis masa
am

ub
studi, jadi masa studi profesi berdasarkan tidak masuk SMPT 1
tahun mereka menyelesaikan Pendidikan ada 2 tahun
kesempatan untuk mengikuti ujian dan apabila 2 tahun tidak
ep
k

selesai maka mahasiswa akan di Drop Out;


ah

• - Bahwa dari 5% masih ada mahasiswa yang tidak lulus sampai 3


R

si
kali, setelah mengikuti kembali ujian;
• - Bahwa Hipotekes (Himpunan Perguruan Tinggi Kesehatan) hal

ne
ng

ini sudah berkali-kali dibicarakan langsung dengan Dirjen Dikti


belum ada jawaban dan tanggapan;

do
• - Bahwa mahasiswa bidang kesehatan ini mengetahui tujuan dari
gu

uji kompetensi ini yang merupakan uji untuk mengukur


kompetensi seseorang dalam melakukan pekerjaan tertentu;
In
A

• - Bahwa Fort De Cock ini tidak termasuk salah satu anggota


komite didalam Uji Kompetensi ini didalam Keputusan Menteri;
ah

lik

• - Bahwa susunan keanggotaan Komite Nasional Kompetensi


adalah Hapotekes;
m

ub

• - Bahwa konsekuensi financial kepada mahasiswa untuk uji


kompetensi di Fort De Cock tidak bayar, tergantung perguruan
ka

tinggi masing-masing dan kebijakannya;


ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• - Bahwa adanya gugatan mahasiswa yang melakukan gugatan

si
untuk menjadi TNI dan mereka hanya membutuhkan ijazah bukan
sertifikat kompetensi dari Komite Nasionalnya, mengenai uji

ne
ng
kompetensi memang wajib dilakukan tetapi yang melakukan uji
kompetensi itu Perguruan Tinggi bukan Komite Nasional dan

do
gu harus mencapai ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan;

2. Saksi ZAINAL ABIDIN:

In
A
• - Bahwa Saksi adalah dosen kopertis dan jabatan lain dari
mengenai uji kompetensi tidak ada, tetapi di organisasi hukum
ah

lik
dan perguruan tinggi kesehatan duduk sebagai bentuk
mengepalai bidang sertifikasi kompetensi mahasiswa dan
am

ub
perguruan tinggi;
• - Bahwa Saksi sebagai kepala bidang sertifikasi dan ketua
bidang, sebagai ketua bidang tugas pokok dari bidang sertifikasi
ep
k

tersebut, bagaimana memperkuat perguruan tinggi itu untuk


ah

mempersiapkan atau melakukan pengukuran kompetensi


R

si
mahasiswa di perguruan tinggi itu;
• - Bahwa berdasarkan himpunan perguruan tinggi kesehatan

ne
ng

Indonesia, sebenarnya masalah berjalannya uji kompetensi itu di


perguruan tinggi, kami diorganisasi membekali, memperkuat

do
kemampuan atau kematangan daripada para individu yang ada di
gu

pengelola itu;
• - Bahwa Saksi bersentuhan langsung dengan permasalahan
In
A

terkait dengan uji kompetensi yang dilaksanakan oleh komite ini


disandingkan dengan keberadaan himpunan perguruan tinggi
ah

lik

kesehatan Indonesia, karena adanya permasalahan di perguruan


tinggi maka dia melapor kepada organisasi dan disitu kami coba
m

ub

bahas dan kami selaku bidang organisasi bersama organisasi


telah melakukan, yang pertama penguatan terhadap internal yaitu
ka

dengan melakukan pelatihan asesor kompetensi kepada para


ep

dosen. Kemudian eksternalnya membicarakan apa yang


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menjadikan jalan antara perguruan tinggi dengan pengambil

si
kebijakan antara lain adalah kemendikbud, gubernur, dan Dirjen
DIKTI, itu yang kami lakukan;

ne
ng
• - Bahwa hasil pembicaraan atau dialog dengan pengambil
kebijakan yang tahap pertama yaitu waktu itu perguruan tinggi ini

do
gu berada di bawah Kemenristekdikti setelah kami jelaskan bahwa
cara uji kompetensi itu adalah tidak bisa dipisahkan untuk
mengukur ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan, itu tidak

In
A
bisa diukur terpisah tetapi terintegrasi didalam sebuah proses.
Berdasarkan itu maka setelah kita memberi masukkan waktu itu
ah

lik
di ruang Wamen Sekneg bersama Pak Menteri sehingga Pak
Menteri nya mencabut peraturan tentang uji kompetensi yang
am

ub
pernah dibuatnya;
• - Bahwa Peraturan Menteri yang dicabut dikaitkan dengan
pelaksanaan uji kompetensi ini yaitu tentang tata cara
ep
k

pelaksanaan uji kompetensi yang ditunjuk oleh Kemenristekdikti


ah

pada waktu itu setelah disadarinya ada kekeliruan bahwa uji


R

si
kompetensi ini sesungguhnya merupakan evaluasi terhadap
kemampuan individu mahasiswa yang merupakan bagian yang

ne
ng

tak terpisahkan dari sebuah pembelajaran maka tidak bisa ditarik


keluar daripada perguruan tinggi itu. Maka dengan sadar pada

do
waktu itu dicabut dan dihentikan, cuma setelah berganti kabinet
gu

kemudian berganti lagi, pendidikan itu di bawah Kemendikbud


lahir lagilah permen yang serupa tetapi hanya berganti nama,
In
A

dulu panitia nasional nama uji kompetensi hari ini diganti dengan
komite. Di dalam komite ini terakhir bahwa kekuasaan yang
ah

lik

diberikan oleh Purek sudah sangat sangat jauh dari lebih


berkuasa pada panitia yang lain itu sehingga sampai-sampai
m

ub

melarang perguruan tinggi mewisuda kepada mahasiswa yang


sudah menyelesaikan pembelajaran di perguruan tingginya
ka

sesuai dengan yang diwajibkan oleh masing-masing prodi;


ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• - Bahwa Saksi mengatakan Komite melarang universitas

si
meluluskan mahasiswa dari adanya edaran dari komite uji
kompetensi itu kepada seluruh perguruan tinggi menyatakan

ne
ng
bahwa mulai periode 2021 atau 2022 dan saksi lupa;
• - Bahwa HPTKes sebagai wadah perguruan tinggi banyak

do
gu menerima laporan keluhan dari perguruan tinggi terkait dengan
adanya uji kompetensi karena itu merupakan kewenangan dia
yang sudah ditarik dengan Keputusan Menteri Pendidikan

In
A
kepada komite sehingga dia tidak bisa lagi mengukur
kemampuan mahasiswanya sendiri. Bahkan hari ini sudah tidak
ah

lik
bisa lagi meluluskan atau menentukan kelulusan karena sudah
dikaitkan bekerjasamanya dengan Dkti itu dengan Para
am

ub
perguruan tinggi yang ada, sehingga perguruan tinggi itu
mengeluh semuanya tidak bisa berbuat terlalu banyak;
• - Bahwa keluhan yang disampaikan perguruan tinggi terkait
ep
k

dengan adanya uji kompetensi karena saat ini uji kompetensi itu
ah

merupakan kewenangan dia yang sudah ditarik dengan


R

si
keputusan menteri pendidikan kepada komite sehingga dia tidak
bisa lagi mengukur kemampuan mahasiswanya sendiri. Bahkan

ne
ng

hari ini sudah tidak bisa lagi meluluskan atau menentukan


kelulusan karena sudah dikaitkan bekerjasamanya dengan Dikti

do
itu dengan Para perguruan tinggi yang ada, sehingga perguruan
gu

tinggi itu mengeluh semuanya tidak bisa berbuat terlalu banyak;


• - Bahwa kerugian yang jelas mahasiswa tidak bisa tamat sesuai
In
A

dengan waktunya harus ditunggu giliran uji kompetensi yang


ditetapkan oleh penguji. Kemudian kerugiannya juga karena
ah

lik

panjangnya masa studi dan tingginya biaya yang ditanggung oleh


masyarakat sehingga berkurangnya minat untuk mengikuti dan
m

ub

hari ini sudah banyak perguruan tinggi yang jatuh atau kolaps
dan anggotanya berkurang;
ka

• - Bahwa kepentingan hukum HPTKes itu karena turut serta dalam


ep

perkara ini merugikan anggotanya;


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• - Bahwa disalah satu universitas disana terjadi mahasiswa tidak

si
lulus, namun setelah selesai masa studinya faktanya hingga saat
ini mahasiswa Poltekes itu tidak lulus tidak bisa menerima ijazah

ne
ng
yang terjadi untuk semua pendidikan Kesehatan dari seluruh
kampus di Indonesia;

do
• - Bahwa catatan sampai 2016 yang ada dilaporkan oleh panitia,
gu itu sekitar 340 ribu yang tidak lulus tetapi semenjak 2016 sampai
sekarang itu disclosing data itu yang tahunya hanya perguruan

In
A
tinggi saja. Jadi tidak lagi secara umum diumumkan tetapi hanya
di perguruan tinggi sehingga kami tidak bisa lagi merekap secara
ah

lik
keseluruhannya;
• - Bahwa Saksi mendapat laporan para perguruan tinggi bahwa
am

ub
tes dilakukan dengan computer base test yaitu ujiannya ujian tulis
tapi melalui computer dan seperti multiple choice;
• - Bahwa uji kompetensi itu untuk mengukur kompetensi
ep
k

seseorang/individu mahasiswa itu tidak bisa diukur terpisah


ah

antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu. Tetapi harus


R

si
kita nilai dengan sebuah proses disitulah kita melihat bagaimana
pengetahuannya, keterampilannya, sikapnya secara sekaligus,

ne
ng

kalau terpisah bukanlah kompetensi namanya;


• - Bahwa HPTKES berdirinya baru dua periode, berarti sekitar 5

do
sampai 8 tahun;
gu

• - Bahwa Saksi menjadi pengurus HPTKes dan menjabat sebagai


ketua bidang sertfifikasi dari awal dan muncul permasalahan
In
A

pada waktu Kemenristek kami bicarakan sehingga disadari itu


keliru dicabut yang sekarang ganti menteri menjadi Kemendikbud
ah

lik

dilahirkan lagi Permen dan lahir lagi seperti ini. Dulu hanya
panitia sekarang diganti lagi dengan komite tapi isinya
m

ub

pekerjaannya itu juga, bahkan lebih luas daripada itu lagi, kalau
dulu tidak ujian tamat kelulusan itu tidak bisa mencakup dengan
ka

uji kompetensi;
ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• - Bahwa terakhir dengan adanya komite yang kami sebut tadi

si
bahwa kami sudah bersurat ke Dirjen Dikti artinya kami
mengingatkan supaya membaca dan mempelajari peraturan

ne
ng
perundang-undangan yang berlaku terhadap perguruan tinggi ini,
bahwa kewenangan untuk melarang untuk tidak boleh mewisuda

do
gu orang yang sudah menyelesaikan perguruan tinggi ini merupakan
hal yang sudah melampaui batas, sehingga kami surati karena
berpotensi untuk terjadinya perbuatan melawan hukum sehingga

In
A
kami sudah bersurat tetapi tidak ditanggapi;
• - Bahwa Saksi sudah mengadakan pertemuan untuk dialog,
ah

lik
dirjennya masa itu ada 4 mulai dari Joko Santoso sampai dengan
dirjen Intan, kemudian dirjennya lagi Ismunandar kemudian
am

ub
terakhir lagi Nizam, sudah dilakukan untuk berdialog itu tapi tidak
ada titik temu dan dengan Menteri yang sekarang tidak, karena
diundang tidak pernah datang, minta bertemu tidak ada
ep
k

kesempatan tetapi Menteri yang sebelumnya sudah pernah


ah

bertemu yaitu Professor Munasir, dan hasil pertemuan itu


R

si
menyatakan tidak berlaku lagi uji kompetensi itu karena langsung
dicabut, pertemuan terjadi sekitar tahun 2019;

ne
ng

• - Bahwa universitas yang kolaps sebagai akibat dari uji


kompetensi seluruh Indonesia dan kami berada di kopertis atau di

do
2003-2010 itu sudah 21 dan bukan hanya universitas, ada
gu

akademi, ada sekolah tinggi, ada universitas di bidang


Kesehatan;
In
A

• - Bahwa mengenai tempat pelaksanaan uji kompetensi secara


CBT yang dilakukan oleh komite standarnya itu ada laboratorium
ah

lik

komputer kalau di satu provinsi tidak ada laboratorium komputer


biasa saja digabung;
m

ub

• - Bahwa pernah kita melakukan upaya hukum yaitu uji materi ke


mahkamah konstitusi cuma gugatan kita ditolak tetapi ada 2
ka

catatan penting yang disampaikan di dalam ranah putusan itu


ep

salah satunya yang kita gugat itu secara nasionalnya. Yang


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kedua menteri tidak perlu membuat tata cara cukup serahkan

si
kepada perguruan tinggi tetapi mahkamah konstitusi memandang
itu perlu. Tetapi dengan catatan memiliki berwenang menyusun

ne
ng
tata cara tetapi tidak boleh bertentangan dengan perintah undang
- undang yang memerintahkan membuat tata cara itu, yang

do
gu kedua adalah membuat tata cara itu tidak boleh melahirkan
lembaga baru;
• - Bahwa prinsip Apotekes dalam mendapat masukan apa yg

In
A
terjadi di perguruan tinggi, perguruan tinggi itu diberi kewenangan
untuk menyusun standar pendidikan di perguruan tingginya mulai
ah

lik
dari menetapkan kompetensi jurusan, kemudian itu di breakdown
menjadi capaian atau isi daripada pembelajaran, kemudian itu
am

ub
yang akan dilakukan di dalam proses pembelajaran dan itu
pulalah yang paling dilakukan dalam standar penilaian
pembelajaran itu. Hari ini pembelajaran itu templamasinya sudah
ep
k

bemar ke komite sehingga perguruan tinggi tidak punya


ah

wewenang lagi untuk melakukan itu, kalau pun dinilai pun tidak
R

si
diakui oleh mereka;
• - Bahwa permasalahannya mulai membangun kompetensi

ne
ng

mahasiswa sampai mengevaluasi kompetensi mahasiswa sampai


menyatakan kompetensi mahasiswa itu adalah hak otonomi

do
perguruan tinggi itu, karena itu diambil maka kami kritisi;
gu

• - Bahwa HPTKes itu kepanjangan dari Himpunan perguruan


tinggi Kesehatan dan satu himpunan perguruan tinggi swasta
In
A

Indonesia dan termasuk ke dalam komite nasional uji kompetensi


mahasiswa bidang Kesehatan dan instansinya itu himpunan
ah

lik

perguruan tinggi Kesehatan ;


m

ub

Bahwa selain mengajukan bukti-bukti tertulis, Pihak Penggugat


mengajukan 2 (dua) orang Ahli yang telah memberikan keterangan di
ka

bawah sumpah dipersidangan pada pokoknya sebagai berikut:


ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Ahli Dr. TITI SAFITRI TRIHARTININGSIH

si
• - Bahwa Ahli familiar dengan Permendikbud Nomor 62/B/2022
yang menjadi objek gugatan dalam persidangan ini, karena Ahli

ne
ng
dari bidang kedokteran dan baru membaca dan mempelajari
Permendikbud tersebut;

do
• - Bahwa Ahli berpendapat terkait uji kompetensi mahasiswa yang
gu dilaksanakan oleh komite nasional, Ahli mencoba mengusut ada
hal apa yang utama yang disampaikan di Permendikbud tersebut,

In
A
dan menemukan ada dua hal yaitu uji kompetensi dan komite
nasional ini. Dan mencoba menelusuri apa yang dimaksud
ah

lik
dengan uji kompetensi pada permendikbud tersebut, ternyata
tidak ada definisinya sehingga saya merujuk ke definisi yang ada
am

ub
di UU no 36 2014 (UU Kesehatan) itu saya cari dalam pasal 1
ayat (6) bahwa uji kompetensi adalah proses pengukuran
terhadap pengetahuan, ketrampilan, dan sikap pada perguruan
ep
k

tinggi yang menyelenggarakan pendidikan, dan kesehatan. Dan


ah

ini jelas sekali di UU kesehatan dirujuk dalam permendikbud


R

si
tersebut, dan kalau melihat definisi di literatur uji kompetensi
adalah juga suatu proses penilaian terhadap kemampuan

ne
ng

sesorang. Jadi tadi karena ditanya tentang permendikbud


tersebut saya mencoba mempelajari tentang uji komptensi

do
karena bidang saya adalah pengembangan kurikulum dan
gu

didalam kurikulum itu pasti sudah satu paket, apa yang mau
dicapai yaitu kompetensi atau pencapaian pembelajaran
In
A

kemudian proses dan penilaian, dan itu sudah satu kesatuan


sehingga berdasarkan berbagai literature ini maka sebetulnya
ah

lik

penilaian terhadap kompetensi untuk mencapai kemampuan di


akhir pendidikan itu memang dilakukan oleh perguruan tinggi. cek
m

ub

di standar dikti Permendikbud No 3 tahun 2020 disitu ada standar


penilaian, yang salah satunya adalah Pasal pembelajaran disitu
ka

disebutkan bahwa penilaian pembelajaran dilakukan oleh dosen


ep

pengampu atau tim pengampu dengan melibatkan mahasiswa


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan stakeholder. Dan memang lazimnya dibanyak negara

si
penilaian di akhir pendidikan itu memang dilakukan oleh
perguruan tinggi yang bersangkutan karena perguruan tinggi

ne
ng
tersebut yang kemudian membuat syarat kelulusan, memberikan
gelar, mewisuda dan lain-lain. Karena itu ketika membaca

do
gu Permendikbud tentang pembentukan komite nasional, uji
kompetensi mahasiswa Kesehatan;
• - Bahwa uji kompetensi untuk syarat kelulusan itu diselengarakan

In
A
oleh perguruan tinggi masing-masing, dibanyak Negara seperti di
Inggris, Australia, Bahrain, Cile, Kroasia, Kanada, Perancis,
ah

lik
Jerman, Hongkong, Finlandia, Jepang, Korea Selatan, New
Zeland, Selandiabaru, Spanyol, Swedia, Swis, USA;
am

ub
• - Bahwa tidak ada diselengarakan oleh pemerintah atau lembaga
khusus kalau uji kompetensi untuk syarat lulus tapi kalau untuk uji
kompetensi license/untuk syarat praktek dan itu dilakukan untuk
ep
k

yang sudah lulus dokter, perawat, atau bidan, tapi kalau masih
ah

menjadi mahasiswa itu menjadi tanggung jawab perguruan


R

si
tingginya masing-masing;
• - Bahwa sesuai keahlian Ahli, sebenarnya output dari uji

ne
ng

kompetensi itu tandanya siapa yang dan bagaimana


menetapkannya, Karena disini judulnya adalah komite nasional

do
uji kompetensi untuk mahasiswa berarti kita bicara dalam ranah
gu

pendidikan maka uji kompetensi dalam ranah pendidikan adalah


bagian dari kurikulum. Ketika kita mengembangkan kurikulum kita
In
A

menentukan dulu profil kelulusan, capaian pembelajaran


kelulusan, sampai tingkat pembelajaran mata kuliah, kemudian
ah

lik

ditingkat aktifitas pembelajaran, dari situ disusun indikator-


indikator pencapaian masing-masing capaian pembelajaran
m

ub

tersebut. Dan indikator ini yang menyusun adalah tim pengampu/


dosen tersebut dan ada juga dibeberapa perguruan tinggi
ka

kesehatan yang sudah terintegrasi artinya stuktur kurikulumnya


ep

tidak lagi mata kuliahnya, kalau dulu mata kuliah ada matematik
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sendiri, ada fisika, kimia. Dan sekarang ini di banyak perguruan

si
tinggi kesehatan kurikulumnya menggunakan sistem moduler
atau sistem blok, sehingga tidak muncul misalnya mata kuliah

ne
ng
anatomi, biokimia tapi yang muncul adalah blok tentang sistem
kardiovaskuler, blok tentang sistem bigestik, dan seterusnya.

do
gu masing-masing blok tersebut ada catatan pembelajaran, dosen
pengampu atau komite assessment dari blok tersebut akan
membuat indikator-indikator untuk mengecek apakah capaian

In
A
pembelajaran tersebut sudah tercapai;
• - Bahwa blok-blok yang menjadi standart uji kompetensi berbeda-
ah

lik
beda sesuai dengan UU dikti no 12 th 2012 tentang otonomi
perguruan tnggi, baik otonomi akademik dan non akademik. Jadi
am

ub
untuk otonomi akademik mulai dari merekrut mahasiswa sampai
mengembangkan kurikulum, melakukan penilaian, itu otonomi
perguruan tinggi sehingga ditingkat pendidikan tinggi itu tidak ada
ep
k

kurikulum nasional. Jadi disitulah kurikulum setiap perguruan


ah

tinggi sesuai visi misinya untuk mengembangkan keunikan


R

si
keunggulan dari perguruan tinggi tersebut akibatnya kurikulum
antara satu program studi dengan program studi dari perguruan

ne
ng

tinggi lainnya pasti akan berbeda;


• - Bahwa menurut Ahli untuk standar pendidikan yang ada adalah

do
prinsip, dan di Permendikbud Nomor 3 tahun 2020, disitu adalah
gu

yang ada prinsip-prinsip misalnya prinsip penilaian pembelajaran,


harus otentik, harus edukatif, harus integrasi. Lalu prinsip proses
In
A

pembelajaran, harus holistic, jadi yang di standarkan adalah


prinsipnya.;
ah

lik

• - Bahwa kalau tujuannya untuk menilai pencapaian pembelajaran


setiap individu mahasiswa itu tidak mungkin, tapi kalau tujuannya
m

ub

misalnya ingin mengevaluasi sistem pendidikan kemudian


disampel beberapa perguruan tinggi untuk melihat data, itu bisa
ka

saja tapi tujuannya untuk mengevaluasi sistem bukan untuk


ep

mengevaluasi pencapaian individu;


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• - Bahwa menurut Ahli merujuk kepada Permendikbud 3 Nomor 3

si
Tahun 2020 yang melahirkan Kepmen yang menjadi objek
sengketa ini, ujian nasional yang diselenggarakan misalnya

ne
ng
dengan soal yang sama pada waktu yang sama di seluruh
Indonesia atau ujian kompetensi secara nasional bisa dilakukan

do
gu diperguruan tinggi masing-masing, baik dalam bentuk prinsip
penyelenggaraan ujian kompetensi misalnya harus edukatif,
transparan, akuntabel, atau juga mungkin prosedurnya, bahwa

In
A
syarat seorang penguji atau assesor adalah harus berkualifikasi,
tapi bukan lalu menguji setiap individu di seluruh Indonesia
ah

lik
serentak bareng, tidak demikian pengertian kami;
• - Bahwa menurut Ahli ijazah adalah surat tanda telah
am

ub
menyelesaikan suatu program pendidikan dan telah memenuhi
semua persyaratan kurikulum, dan itu mahasiswa semua berhak
mendapatkan ijazah dan telah memenuhi semua persyaratan
ep
k

kurikulum apa, itu yang menentukan adalah perguruan tinggi


ah

masing-masing. Sedangkan sertifikat kompetensi itu biasanya


R

si
sebagai syarat untuk bekerja, bahwa antara dunia pendidikan
dengan dunia kerja kita perlu bedakan, seperti standart

ne
ng

kompetensi kelulusan dan standar kompetensi kerja ini juga


berbeda, syarat kompetensi kelulusan itu sebagai arah untuk

do
pengembangan kurikulum dan bisa ada kompetensi yang tidak
gu

berhubungan langsung dengan dunia kerja karena dalam dunia


kerja itu sudah langsung pekerjaan apa yang dilakukan dan itu
In
A

lalu menjadi unit kompetensi;


• - Bahwa menurut Ahli, uji kompetensi dijadikan sebagai prasyarat
ah

lik

untuk memperoleh ijazah kelulusan di perguruan tinggi


sebetulnya itu kurang tepat, karena lazimnya sertifikat komptensi
m

ub

itu diberikan kepada yang sudah lulus, lalu melakukan pelatihan


tambahan atau magang tambahan, kemudian baru melakukan
ka

mendaftar untuk uji kompetensi, dan uji kompetensi kerja itu


ep

sudah sangat spesifik, seperti misalnya perawat, perawat itu


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ketika ia pendidikan ia belajar semuanya tapi ketika ia lulus ada

si
yang bekerja di klinis, riset, atau sebagai manager dan uji
kompetensinya seharusnya sesuai dengan bidang pekerjaannya

ne
ng
masing-masing;
• - Bahwa menurut Ahli kompetensi adalah kemampuan untuk

do
gu melakukan suatu tindakan pekerjaan yang meliputi domain
pengetahuan, sikap, dan perilaku, keterampilan dan seterusnya.
Jadi kompetensi itu kemampuan yang utuh meliputi banyak

In
A
instrumen sehingga kalau kita ingin mengatakan apakah orang
berkompeten atau tidak, tidak bisa hanya diuji pengetahuannya
ah

lik
saja, tapi diuji secara keseluruhan, karena itu ketika kita mau
memutuskan membuat judgemen apakah berkompeten atau tidak
am

ub
kita butuh banyak bukti-bukti, Tetapi memang antara diuji secara
keseluruhan dengan kompetensi kerja itu berbeda karena
kompetensi kerja memang apa yang akan dilakukan di tempat
ep
k

kerja;
ah

• - Bahwa menurut Ahli standar nasional memang adalah kriteria


R

si
minimal yang menentukan adalah stakeholder, jadi sudah ada di
literatur tahapan pas penyusunan standart itu dimulai consensus

ne
ng

para stakeholder, dimain-domain apa saja yang memang perlu


distandarkan. Dan stakeholder ini disini adalah baik pemerintah

do
maupun non pemerintah, dan yang non pemerintah itu bisa
gu

asosiasi profesi dan ini memang perlu distandarkan. Stakeholder


ini baik pemerintah maupun non pemerintah, sedangkan diluar
In
A

negeri mahasiswa juga ikut dalam menyusun standart. Kalau dari


pemerintah bisa dari pemerintah yang terkait dalam hal ini adalah
ah

lik

kesehatan. Jadi memang standar itu adalah konsensus dari para


stakeholder tentang apa yang dianggap baik untuk
m

ub

penyelenggaran suatu studi dan kadang kita lupa di dalam UU


Dikti bahwa standar nasional adalah syarat minimal bukan
ka

ketidakmaksimal yang diminta dan disini kadang yang kita


ep

lupakan;
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 83
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• - Bahwa standar nasional pendidikan adalah standar yang

si
berbasis prinsip, kalau terkait dengan penilaian bagaimana cara
kita menilai mahasiswa itu juga ada prinsip-prinsipnya yang diacu

ne
ng
oleh Permendikbud Nomor 3 tahun 2020 itu sudah ada standar
kompetensi, standar proses penilaian, standar pengelolaan,

do
gu pembiayaan, itu semuanya prinsip-prinsip dan perguruan tinggi
mengacunya kepada prinisp tersebut dalam menyelenggarakan
program studinya dan kalau tidak salah di Pasal 21 sampai Pasal

In
A
27 dan distu sudah terinci;
ah

lik
2. Ahli Dr. MA’MUN SUTISNA
• - Bahwa Ahli pertama kali di angkat sebagai dosen FNIT ITB
am

ub
yang bertugas untuk mengembangkan pendidikan vokasi di
Indonesia, dan berkaitan dengan masalah ini seluruh pendidikan
vokasi termasuk kesehatan ini untuk perizinannya, pembukaan
ep
k

prodi, itu adalah melalui namanya politeknik sebagai


ah

pengembang disitu. Kemudian yang ke-2, saya juga termasuk


R

si
didalamnya yang mempoltekeskan semua akademi-akademi
kebidanan dan keperawatan di tahun 2021, kemudian Ahli juga

ne
ng

sebagai narasumber sejak tahun 2000 di Dinakes untuk


kurikulum bidang kesehatan, dan tahun 2005 saya sebagai

do
narasumber atau Ahli untuk mengembangkan paduan penilaian
gu

pencapaian kompetensi untuk praktek dan terakhir untuk


membantu fakultas kedokteran dalam rangka untuk sebagai
In
A

bidang pendidik dan S2 kebidanan, Jadi untuk bidang kesehatan


walupun sampai hari ini Saya di politeknik sebagai organisasi
ah

lik

yang paling tua di bidang vokasi;


• - Bahwa menurut Ahli secara akademik pendidikan kita adalah
m

ub

ada akademik, ada vokasi, profesi, dan keagamaan. Dan yang


kita fokuskan memberikan vokasi dulu awalnya diberikan
ka

professional, itu lebih mengarahkan pendidikan sebagai arah


ep

atau pembentukan keahlian, sehingga lebih dekat namanya


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 84
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dengan dunia kerja sampai disebutkan bahwa pendidikan vokasi

si
itu siap kerja, siap pakai. Sehingga terhadap indikasi kurikulum
yang dibuat adalah 70-80% adalah skill. Dalam maping nya

ne
ng
perbedaan vokasi dan akademi, dimana akademik lebih
mengedepankan knowledge nya, sedangkan vokasi lebih

do
gu mengedapankan hands on/ keterampilan dan attitude nya dll, dan
termasuk untuk bisa memperjuangkan dulu pendidikan vokasi
strata D3. Kami di tingkat pusat bahwa dalam pendidikan teknik

In
A
vokasi dan profesi ini bagaimana agar vokasi ini punya
kedudukan yang sama dengan akademik, karena dua-duanya
ah

lik
adalah pendidikan, apakah yang nomor satu itu akademik atau
vokasi sehingga dia setara dan Saya juga sebagai pengembang
am

ub
dan telah memperjuangkan agar ada juga direktorat tersendiri.
Ternyata di UU Nomor 12 terjawab bahwa vokasi setara sampai
dengan S3 dan direktoratnya juga ada yaitu direktorat vokasi,
ep
k

karena ada dimana tujuannya salah satunya adalah untuk


ah

mengembangkan nalarnya/akademisnya yang satu lagi adalah


R

si
keahliannya, sehingga dalam prosesnya, rekruitmennya,
evaluasinya, semuanya itu harus berbeda, punya filosofi

ne
ng

tersendiri;
• - Bahwa uji kompetensi dalam konteks pendidikan vokasi itu

do
tujuannya untuk menggaransi agar lulusan yang dari awal profil di
gu

ambil dari koding praktis bekerja sama dengan profilnya


kemudian juga capaian pembelajarannya, proses sampai
In
A

evaluasinya, dimana untuk memastikan apakah lulusan itu benar-


benar sesuai dengan yang sudah ditetapkan, menggaransi
ah

lik

apakah di bisa sesuai tidak apakah anda dirumuskan profilnya,


capaiannya seperti apa, dan salah satunya adalah dengan uji
m

ub

kompetensi;
• - Bahwa menurut Ahli kalau uji kompetensi itu hanya ada 2 yang
ka

pertama ijazah lebih kehasil-hasil belajar menggaransinya, yang


ep

kedua adalah lebih ke keahlian, yang diuji apa yaitu unit-unit


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 85
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kompetensi sebagai standart kerja di lapangan. Kalau ijazah

si
produknya adalah lebih ke per akademiknya, kalau profesi sudah
lebih kepada unit-unit kompeten yang disarankan, yang

ne
ng
ditetapkan oleh mungkin BSNP atau pihak asosiasi profesi atau
yang lainnya. Sehingga uji kompetensi harus 1 paket, jika salah

do
gu satu uji kompetensi ditarik keluar pasti ada yang keliru karena
apa, karena yang disini sudah tergaransi dengan yang namanya
standart nasional dan semua sudah ada. Dan begitu penilaiannya

In
A
ditarik keluar dipastikan pasti ada yang salah, oleh karena itu uji
kompetensi barangkali harus jadi 1 paket yang ada di internal
ah

lik
perguruan tnggi sebagai satu kesatuan dari pembelajaran
sebagai sistem dan pendidikan sebagai sistem dan jika salah
am

ub
satunya hilang dipastikan sistem itu tidak akan terjalin dengan
baik;
• - Bahwa menurut Ahli untuk menguji unit-unit kompetensi pada
ep
k

kurikulum 2002 adalah kurikulum berbasis kompetensi,


ah

Pusdinakes BPSDM membuat apa disebut dengan penilaian


R

si
pencapaian kompetensi yang salah satu adalah ada di dalamnya.
Tahun 2013 ada koran permendikbud keputusan bersama, ada uji

ne
ng

kompetensi dan untuk yang dilakukan perguruan tinggi bila kita


bandingkan yang pertama, hasil pengamatan/eviden basenya itu

do
sampai sekarang bisa eksis dan tidak ada masalah, dia dapat
gu

melaksanakan pekerjaanya pada kesehatan masyarakat. Yang


kedua dilihat dari uji kompetensi yang dulu sesusai dengan
In
A

namanya kompetensi itu adalah sebagai kemapuan yang di


dalamnya mencakup 3 hal, het, hak, dan hen. komitmennya ada
ah

lik

6 tingkatan, afektifnya ada 5 tingkatan, dan keterampilan ada 5


tingkatan. Dan uji kompetensi yang dilakukan oleh perguruan
m

ub

tinggi yang kebelakang dia menguji untuk ketiga-tiganya dengan


berbagai metode, pertama dengan OSC, dan ada SOCA, karena
ka

memang prinsipnya vokasi itu untuk penilaian berbasis


ep

performance best, dan ini adalah amanat dari Permendikti.


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 86
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa prinsip penilaian pendidikan vokasi adalah pertama

si
adalah edukatif, objektif, transparan, dan otentik, dan otentik ini
dimaknani dalam literatur adalah menyeluruh keseluruhan peran

ne
ng
kemampuan dan harus diuji divalidasi diyakinkan bahwa dia itu
benar. Contoh lain jika hanya dilakukan nalarnya saja dengan

do
gu studi kasus yang dibaca, uji kempetensi yang seperti ini bisa jadi
berubah haluan nanti di perguruan tinggi bahwa mereka hanya
akan mengejar lulus uji kompetensi saja dengan

In
A
mengesampingkan hend dan haknya, dan bisa jadi itu menjamur
bimbingan-bimbingan test seperti ketika akan masuk SMU dan
ah

lik
seterusnya. Jadi mereka lebih mengedepankan bimbingan test
daripada menjawab soal di ujian kompetensi dan ini sangat
am

ub
bahaya karena akan hilang kertrampilannya dan sikapnya
sebagai tenaga kesehatan. Oleh karena itu uji kompetensi itu
harus komprehensif, otentik, dan menyeluruh dan ini memang
ep
k

sudah dilaksanakan dulu sehingga perguruan tinggi itu harus


ah

sebagai otonom penyelenggara dengan melibatkan pihak rumah


R

si
sakit, pihak penguji yang kompeten pada saat klinikal
assessment itu. Sehingga menurut padangan;

ne
ng

• - Bahwa menurut penilaian Ahli, jika uji kompetensi ditarik ke


komite sedangkan bentuk ujiannya dilakukan oleh komite yang

do
sama sebagai sistem dengan garansi, dengan Permendikbud
gu

tahun 2014 tentang tata kerja perguruan tinggi itu bagan


strukturnya sudah sangat lengkap;
In
A

•- Bahwa menurut pandangan Ahli bentuk yang sekarang


secara nasional untuk seluruh Indonesia mengadakan uji
ah

lik

kompetensi yang paling ideal adalah perguruan tinggi dengan


nomenklatur apapun, di UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2014,
m

ub

UU Sisdiknas 2003, PP Nomor 14 Tahun 2014 tentang


penyelenggaraan pendidikan tinggi, rata-rata yang
ka

berkewenangan adalah perguruan tinggi dan bisa bekerja sama


ep

dengan pihak lainnya. Bahkan di dalam PP disebutkan


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 87
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kewenangan menteri itu tidak sebagai yang mengatur, yang

si
merencanakan memantau, memonitor, dan membina dan tidak
sebagai pelaksana uji kompetensi. Karena pendidikan vokasi itu

ne
ng
yang sangat tahu adalah dilapangannya dan berbeda dengan
akademik sehingga semua sistem dibangun termasuk sistem

do
gu sinergi dan ujungnya adalah uji kompetensi untuk memastikan
proses ini. Bahwa menurut Ahli untuk standar pendidikan kita
perlu pahami bahwa standar pendidikan beda dengan standar di

In
A
dunia industri, kalau standar di industri memang rigid artinya
seperti misalnya contoh kita memproduksi laptop maka
ah

lik
spesifikasi untuk seluruh Indonesia itu harus sama, tapi didalam
standar pendidikan yang ada adalah prinsip, dan kita bisa lihat di
am

ub
standart nasional pendidikan tinggi di Permendikbud Nomor 3
tahun 2020, disitu adalah yang ada prinsip-prinsip misalnya
prinsip penilaian pembelajaran, harus otentik, harus edukatif,
ep
k

harus integrasi. Lalu prinsip proses pembelajaran, harus holistic,


ah

jadi yang di standarkan adalah prinsipnya. Lalu bagaimana


R

si
proses pembelajaran yang student center, disitulah kreativitas
dan inovasi dari masing-masing perguruan tinggi, tapi yang

ne
ng

distandarkan sama adalah prinsipnya;


• - Bahwa dalam peraturan itu ada filosofinya yaitu ada perangkat

do
lainnya, pertama ada namanya penjaminan mutu dan penjaminan
gu

mutu ada 2, ada internal seluruh komponen bahkan ada 9 kriteria


dan itu harus digaransi, dari visinya, calon mahasiswa yang
In
A

diterima, SDMnya harus S2, sarana prasarana, dllnya, dan


semuanya ini wajib diunggah di dalam web kemendikbud
ah

lik

sehingga semua orang bsa melihat bagaimana kinerja untuk


mutunya. Bahwa ada namanya Perpa/penilaian pemantauan.
m

ub

Yang kedua adalah garansinya dengan eksternal wujud dari


akreditasi, kalau ini misalnya diragukan dan ini dinilai 5 tahun
ka

sekali untuk 9 kriteria tadi. Dan semuanya itu harus


ep

terdokumentasi dalam Permendikti sehingga dapat dipastikan


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 88
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bahwa itu adalah fail valuable dan akreditasi C itu namanya

si
sekarang akreditasi baik itu sudah memenuhi standar nasional
perguruan tinggi;

ne
ng
• - Bahwa menurut pandangan Ahli bahwa uji kompetensi itu
dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan beberapa

do
gu perguruan tinggi beda bahwa komite keterlibatan perguruan tinggi
dan ini terbalik, karena pihak luar yang terlibat bukan sebaliknya
yaitu perguruan dengan melibatkan pihak luar dan ini ada dalam

In
A
semua nomenklatur;
• - Bahwa ujian vokasi yang dilakukan oleh komite hanya
ah

lik
kesehatan dan yang lain hanya setelah lulus apakah dia akan
mengambil skema dan ahli dibidang apa untuk memastikan dan
am

ub
ini opsional/pilihan;
Bahwa Pihak Tergugat tidak mengajukan saksi maupun ahli
meskipun Pengadilan telah memberikan kesempatan yang cukup
ep
k

untuk itu;
ah

Bahwa Penggugat dan Tergugat telah mengajukan


R

si
Kesimpulannya masing-masing melalui aplikasi e-court Pengadilan
Tata Usaha Negara Jakarta, tertanggal 1 November 2022 secara

ne
ng

elektronik, sebagaimana termuat dalam Berita Acara Persidangan


yang merupakan satu kesatuan dengan putusan ini;

do
gu

Bahwa, segala sesuatu yang terjadi dalam persidangan selama


pemeriksaan perkara ini berlangsung sebagaimana telah tercantum
In
A

pada Berita Acara Pemeriksaan Persiapan dan Berita Acara


Persidangan dianggap telah termuat dan merupakan satu kesatuan
ah

dalam Putusan ini;


lik

Bahwa, pada akhirnya Para Pihak menyatakan tidak akan


m

ub

mengajukan sesuatu hal lagi dalam perkara ini dan selanjutnya mohon
Putusan;
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 89
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PERTIMBANGAN HUKUM

si
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Para Penggugat

ne
ng
telah diuraikan dalam Duduk Perkara;
Menimbang, bahwa yang menjadi Objek Sengketa dalam perkara

do
gu
ini adalah Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan

Teknologi Republik Indonesia Nomor 62/P/2022 tanggal 11 Februari 2022

In
Tentang Komite Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan
A
(bukti P-1, T-5);
ah

lik
Menimbang, bahwa sebelum Pengadilan mempertimbangkan

Eksepsi dan Pokok Perkara, Pengadilan akan mempertimbangkan


am

ub
mengenai formalitas gugatan yang meliputi:
a. Kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta untuk
ep
mengadili gugatan Penggugat;
k

b. Kedudukan hukum (legal standing) Penggugat untuk mengajukan


ah

R
gugatan;

si
c. Pengajuan Upaya Administratif oleh Penggugat;

ne
ng

d. Tenggang waktu pengajuan gugatan;


Kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta

do
gu

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 47 Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana


In
A

telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 51


Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5
ah

lik

Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (selanjutnya disebut


UU Peradilan TUN), Pengadilan berwenang mengadili Sengketa Tata
m

ub

Usaha Negara, yaitu sengketa yang timbul akibat adanya Keputusan Tata

Usaha Negara (TUN);


ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 90
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa Keputusan TUN adalah sebagaimana

si
dimaksud Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014

ne
ng
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja (selanjutnya disebut UUAP) menyatakan:

do
gu
“ Keputusan Administrasi Pemerintahan yang juga disebut Keputusan

Tata Usaha Negara atau Keputusan Administrasi Negara yang

In
selanjutnya disebut Keputusan adalah ketetapan tertulis yang
A
dikeluarkan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam
ah

lik
penyelenggaraan pemerintahan”;

Menimbang, bahwa apabila unsur Keputusan TUN sebagaimana


am

ub
dimaksud dalam Pasal 1 angka 7 UUAP dikaitkan dengan Objek
Sengketa, akan diketahui:
ep
- Unsur Ketetapan Tertulis;
k

Bahwa Objek Sengketa adalah penetapan sepihak oleh Tergugat


ah

R
secara tertulis perihal Komite Nasional Uji Kompetensi

si
Mahasiswa Bidang Kesehatan;

ne
ng

- Unsur dikeluarkan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan;


Bahwa Tergugat berkedudukan sebagai Pejabat Pemerintahan,

do
gu

yaitu Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Republik Indonesia;
In
A

- Unsur dalam penyelenggaraan pemerintahan;


Bahwa Tergugat dalam menerbitkan Objek Sengketa merupakan
ah

lik

penyelenggaraan fungsi pemerintahan di bidang pelayanan


pendidikan;
m

ub

Dengan demikian, Objek Sengketa telah memenuhi unsur Keputusan Tata

Usaha Negara yang menjadi kompetensi absolut Peradilan Tata Usaha


ka

ep

Negara;
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 91
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa Tergugat adalah Menteri Pendidikan,

si
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang bertempat

ne
ng
kedudukan di Jakarta, oleh karenanya Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta berwenang untuk mengadili sengketa ini;

do
gu
Kedudukan Hukum (Legal Standing) Para Penggugat

Menimbang, bahwa kedudukan hukum (legal standing) untuk dapat

In
mengajukan gugatan di Peradilan Tata Usaha Negara berkaitan dengan
A
ada atau tidaknya unsur kepentingan untuk menggugat, sebagaimana
ah

lik
dinyatakan dalam Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Peradilan Tata

Usaha Negara: “Orang atau Badan Hukum Perdata yang merasa


am

ub
kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat
mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenang yang
ep
berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu
k

dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti
ah

R
rugi dan/atau rehabilitasi”;

si
Menimbang, bahwa Para Penggugat adalah badan yang dirugikan

ne
ng

akibat diterbitkannya Objek Sengketa, karena Objek Sengketa


menimbulkan akibat hukum bagi Para Penggugat berupa tidak dapat

do
gu

diluluskannya para mahasiswa bidang Kesehatan yang berada di bawah

naungan Para Penggugat, oleh karenanya Para Penggugat memiliki


In
A

kepentingan untuk mengajukan gugatan ini sebagaimana dimaksud Pasal


53 ayat (1) UU Peradilan TUN (bukti P-9, P-12);
ah

lik

Menimbang, bahwa dengan adanya kepentingan untuk


mengajukan gugatan, maka Para Penggugat memiliki kedudukan hukum
m

ub

(legal standing) untuk mengajukan gugatan ini;

Pengajuan Upaya Administratif


ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 92
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa Pasal 48 ayat (2) UU Peradilan TUN telah

si
menyatakan bahwa Pengadilan baru berwenang mengadili setelah

ne
ng
seluruh upaya administratif yang tersedia telah digunakan;
Menimbang, bahwa Para Penggugat telah mengajukan Upaya

do
gu
Administratif melalui suratnya tertanggal 18 April 2022, yang telah dijawab

oleh Tergugat melalui surat tertanggal 26 April 2022, dan selanjutnya

In
Penggugat mengajukan Banding Administratif kepada Presiden tertanggal
A
18 Mei 2022 yang belum dijawab hingga diajukannya gugatan ini (bukti P-
ah

lik
15, P-16, P-17, P-18);

Menimbang, bahwa dengan adanya Keberatan dan Banding yang


am

ub
telah diajukan, maka Para Penggugat telah menempuh Upaya
Administratif sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundang-
ep
undangan yang berlaku;
k

Tenggang Waktu Pengajuan Gugatan


ah

R
Menimbang, bahwa mengenai tenggang waktu pengajuan gugatan

si
di Peradilan Tata Usaha Negara telah diatur dalam Pasal 5 Peraturan

ne
ng

Mahkamah Agung Nomor 6 tahun 2018, dimana tenggang waktu


mengajukan gugatan adalah 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak

do
gu

keputusan atas upaya administratif diterima oleh warga masyarakat atau

diumumkan oleh Badan dan/atau Pejabat Administrasi Pemerintahan yang


In
A

menyelesaikan upaya administratif;


Menimbang, bahwa Objek Sengketa diterbitkan tertanggal 11
ah

lik

Februari 2022 dan Para Penggugat telah mengajukan Upaya Administratif


melalui suratnya tertanggal 18 April 2022 dan Banding Administratif
m

ub

tertanggal 18 Mei 2022, selanjutnya mendaftarkan gugatannya di

Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada tanggal 30


ka

ep

Juni 2022, dengan demikian gugatan ini masih diajukan dalam tenggang
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 93
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
waktu 90 (Sembilan puluh) hari pengajuan gugatan sebagaimana

si
dimaksud Pasal 5 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 6 tahun 2018;

ne
ng
Menimbang, bahwa dari rangkaian pertimbangan di atas, terbaca
bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta memiliki kewenangan

do
gu
untuk mengadili sengketa ini, Para Penggugat memiliki kedudukan hukum

untuk mengajukan gugatan, Para Penggugat telah mengajukan Upaya

In
Administratif, dan pengajuan gugatan ini masih dalam tenggang waktu
A
mengajukan gugatan;
ah

lik
Menimbang, bahwa selanjutnya Pengadilan akan

mempertimbangkan Eksepsi dan Pokok Perkara, sebagai berikut:


am

ub
DALAM EKSEPSI:
Menimbang, bahwa dalil eksepsi Tergugat telah diuraikan secara
ep
lengkap dalam duduknya sengketa di atas, yang pada pokoknya adalah
k

sebagai berikut:
ah

R
1. Eksepsi Kompetensi Absolut;

si
2. Eksepsi Diskualifikasi;

ne
ng

3. Eksepsi Koneksitas; dan


4. Eksepsi Gugatan Kurang Pihak;

do
gu

Menimbang, bahwa atas eksepsi-eksepsi tersebut, Pengadilan

mempertimbangkannya sebagai berikut:


In
A

1. Eksepsi Kompetensi Absolut


Menimbang, bahwa meski mengenai kewenangan Pengadilan Tata
ah

lik

Usaha Negara mengadili sengketa ini pada pokoknya telah


dipertimbangkan dalam pertimbangan mengenai Formalitas Gugatan di
m

ub

atas, Pengadilan akan mempertimbangkan dalil Eksepsi Tergugat ini

secara lebih terperinci sebagai berikut:


ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 94
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa Tergugat menyatakan bahwa susbtansi

si
Gugatan Penggugat adalah mengenai peraturan perundang-undangan,

ne
ng
oleh karenanya menjadi kewenangan Mahkamah Agung RI untuk
mengadilinya;

do
gu Menimbang, bahwa Objek Sengketa dalam perkara ini terkategori

sebagai Keputusan TUN, yaitu penetapan Tergugat yang bersifat kongkret

In
tentang Komite Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan,
A
bukan peraturan perundang-undangan, oleh karenanya Peradilan TUN
ah

lik
berwenang mengadilinya;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, eksepsi


am

ub
absolut Tergugat tidak berdasar sehingga harus dinyatakan tidak diterima;
2. Eksepsi Diskualifikasi, di mana Penggugat Tidak Mempunyai
ep
Kedudukan Hukum/Legal Standing Untuk Mengajukan Gugatan ( Persona
k

Standi in Judicio)
ah

R
Menimbang, bahwa Tergugat mendalilkan bahwa kedudukan

si
hukum Penggugat II dan Penggugat III dalam gugatan ini tidak berdasar

ne
ng

mengingat tidak adanya kerugian nyata yang dialami oleh Penggugat II


dan Penggugat III, serta Penggugat III yang termasuk Anggota Komite

do
gu

Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan sebagaimana

tercantum dalam Lampiran Objek Gugatan, oleh karena itu Penggugat II


In
A

dan Penggugat III tidak memiliki kapasitas serta kedudukan hukum untuk
menggugat (persona standi in judicio);
ah

lik

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-9 dan P-12 diketahui


bahwa Penggugat II dan Penggugat III merupakan badan hukum
m

ub

perkumpulan yang anggotanya meliputi lebih dari 1.500 perguruan tinggi

kesehatan di seluruh Indonesia, di mana Pasal 6 ayat (4) Anggaran Dasar


ka

ep

Penggugat II dan Penggugat III tersebut menyatakan fungsi Penggugat II


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 95
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan Penggugat III adalah “memberikan perlindungan dan pembelaan

si
terhadap anggota dari tindakan yang merugikan, atas dasar peraturan

ne
ng
perundang-undangan yang berlaku”, dan oleh karena anggota Penggugat
II dan Penggugat III telah mengalami kerugian akibat adanya Objek

do
gu
Sengketa, maka Penggugat II dan Penggugat III memiliki kepentingan dan

kedudukan hukum untuk mengajukan gugatan ini;

In
3. Eksepsi Koneksitas
A
Menimbang, bahwa Tergugat mendalilkan bahwa Peraturan
ah

lik
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 2 Tahun 2020 tentang Tata

Cara Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan yang


am

ub
merupakan dasar hukum dari penetapan Objek Sengketa masih dalam
pemeriksaan di Mahkamah Agung RI sehingga Gugatan yang diajukan
ep
oleh Para Penggugat termasuk Eksepsi Koneksitas (Connexiteit
k

Exceptie), di mana Para Penggugat seharusnya menunggu putusan


ah

R
Mahkamah Agung terlebih dahulu baru kemudian mengajukan gugatan

si
terhadap Objek Sengketa;

ne
ng

Menimbang, bahwa Pengadilan akan mengadili norma konkret


sebagaimana Objek Sengketa berdasarkan fakta materiil dikaitkan dengan

do
gu

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan asas-asas umum

pemerintahan yang baik, dan Pengadilan tidak menguji norma peraturan


In
A

perundang-undangan yang menjadi kompetensi Mahkamah Agung dan


Mahkamah Konstitusi;
ah

lik

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,


eksepsi koneksitas dari Tergugat tidak berdasar hukum sehingga tidak
m

ub

diterima;

4. Eksepsi Gugatan Kurang Pihak


ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 96
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa Tergugat mendalilkan bahwa Objek Sengketa

si
juga terkait dengan beberapa pihak lain yang semestinya juga menjadi

ne
ng
pihak Tergugat dalam perkara ini;
Menimbang, bahwa Pasal 1 angka 12 UU Peradilan TUN

do
gu
menyatakan bahwa yang menjadi Tergugat adalah badan atau pejabat

tata usaha negara yang mengeluarkan Keputusan Tata Usaha Negara

In
yang digugat;
A
Menimbang, bahwa Objek Sengketa merupakan tindakan hukum
ah

lik
publik sepihak oleh Tergugat (eenzijdige publiekrechtelijke

rechtshandelingen) yang menjadi kewenangan Tergugat, oleh karenanya


am

ub
cukup Tergugat saja yang didudukkan sebagai pihak tergugat;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,
ep
eksepsi gugatan kurang pihak dari Tergugat tidak berdasar hukum
k

sehingga tidak diterima;


ah

R
Menimbang, bahwa oleh karena keseluruhan eksepsi dinyatakan

si
tidak diterima, selanjutnya Pengadilan mempertimbangkan pokok perkara;

ne
ng

DALAM POKOK PERKARA:


Menimbang, bahwa Para Penggugat melalui gugatannya

do
gu

memohon kepada Pengadilan untuk menyatakan batal atau tidak sah

Objek Sengketa;
In
A

Menimbang, bahwa berdasarkan dalil jawab jinawab dan alat bukti


yang diajukan para pihak, diperoleh fakta hukum sebagai berikut:
ah

lik

- bahwa UU Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan


telah mengharuskan perguruan tinggi bidang kesehatan untuk
m

ub

menyelenggarakan uji kompetensi;

- bahwa Komite Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang


ka

ep

Kesehatan mulai diperkenalkan sejak tahun 2020, dan


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 97
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebelumnya adalah Panitia Nasional Uji Kompetensi (bukti P-1,

si
T-5, keterangan Saksi Nurhayati)

ne
ng
- bahwa uji kompetensi oleh Panitia Nasional dilakukan bagi
mahasiswa yang sudah lulus dan diwisuda oleh perguruan tinggi,

do
gu sedangkan Panitia Nasional tidak berwenang menentukan

kelulusan mahasiswa (keterangan Saksi Nurhayati);

In
- bahwa sesudah adanya Komite Nasional sebagaimana Objek
A
Sengketa, uji kompetensi dilakukan sebelum mahasiswa
ah

lik
dinyatakan lulus dan diwisuda, serta menjadi penentu kelulusan

mahasiswa (bukti P-1, T-5, keterangan Saksi Nurhayati);


am

ub
- bahwa uji kompetensi hanya dilakukan dengan metode CTD
(Computer Desk Test), yaitu melakukan uji secara tertulis melalui
ep
komputer dengan 180 soal pilihan ganda (multiple choice), tanpa
k

ujian praktik dan lainnya (keterangan saksi Nurhayati dan Zainal


ah

R
Abidin);

si
- bahwa keberadaan Komite Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa

ne
ng

Bidang Kesehatan yang sekarang menentukan kelulusan


mahasiswa bidang kesehatan telah merugikan anggota Para

do
gu

Penggugat, sehingga Para Penggugat mengajukan gugatan ini;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut,


In
A

permasalahan hukum utama yang harus dipertimbangkan adalah


“legalitas Objek Sengketa”, dengan sub permasalahan berupa:
ah

lik

a. Norma tentang uji kompetensi dan kelulusan bagi mahasiswa


bidang Kesehatan;
m

ub

b. Substansi Komite Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang

Kesehatan; dan
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 98
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
c. Legalitas Komite Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang

si
Kesehatan;

ne
ng
dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Norma Uji Kompetensi Dan Kelulusan Mahasiswa Bidang Kesehatan

do
gu Menimbang, bahwa

mengatur tentang uji kompetensi dan kelulusan mahasiswa bidang


peraturan perundang-undangan yang

In
kesehatan adalah Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 61 ayat (1), (2) dan (3) UU
A
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 44 ayat
ah

lik
(1), (2) dan (3) UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, dan

Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014
am

ub
tentang Tenaga Kesehatan;
Pasal 25 ayat (1) UU Nomor 20 tahun 2003:
ep
“Perguruan tinggi menetapkan persyaratan kelulusan untuk
k

mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi.”


ah

R
Pasal 61 ayat (1), (2) dan (3) UU Nomor 20 tahun 2003:

si
(1) Sertifikat berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi;

ne
ng

(2) Ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan


terhadap prestasi belajar dan/atau penyelesaian suatu jenjang

do
gu

pendidikan setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan

pendidikan yang terakreditasi;


In
A

(3) Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan


dan lembaga pelatihan kepada peserta didik dan warga
ah

lik

masyarakat sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk


melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang
m

ub

diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau

lembaga sertifikasi;
ka

ep

Pasal 42 ayat (1) dan (2) UU Nomor 12 Tahun 2012:


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 99
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(1) Ijazah diberikan kepada lulusan pendidikan akademik dan

si
pendidikan vokasi sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar

ne
ng
dan/atau penyelesaian suatu program studi terakreditasi yang
diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi;

do
gu (2) Ijazah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh

Perguruan Tinggi yang memuat Program Studi dan gelar yang

In
berhak dipakai oleh lulusan Pendidikan Tinggi;
A
Pasal 44 ayat (1), (2) dan (3) UU Nomor 12 Tahun 2012:
ah

lik
(1) Sertifikat kompetensi merupakan pengakuan kompetensi atas

prestasi lulusan yang sesuai dengan keahlian dalam cabang


am

ub
ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya.
(2) Serifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ep
diterbitkan oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan
k

organisasi profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi


ah

R
yang terakreditasi kepada lulusan yang lulus uji kompetensi.

si
(3) Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat

ne
ng

digunakan sebagai syarat untuk memperoleh pekerjaan tertentu.


Pasal 21 Ayat (1) dan (2) UU Nomor 36 tahun 2014:

do
gu

(1) Mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa pendidikan vokasi

dan profesi harus mengikuti Uji Kompetensi secara nasional.


In
A

(2) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi, bekerjasama dengan
ah

lik

Organisasi Profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi


yang terakreditasi.”
m

ub

Menimbang, bahwa selain diatur dalam peraturan perundang-

undangan, norma uji kompetensi juga harus merujuk pada asas-asas


ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 100
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
umum pemerintahan yang baik, antara lain asas kepastian hukum, asas

si
kepatutan, asas fair play, dan asas kecermatan;

ne
ng
Menimbang, bahwa berdasarkan rangkaian peraturan perundang-
undangan tersebut di atas, terbaca norma uji kompetensi dan kelulusan

do
gu
mahasiswa bidang kesehatan, sebagai berikut:

- Persyaratan kelulusan untuk mendapatkan gelar akademik,

In
profesi, atau vokasi ditetapkan oleh perguruan tinggi;
A
- Tanda kelulusan pendidikan tinggi adalah sertifikat berupa ijazah
ah

lik
dari perguruan tinggi, yang diberikan kepada peserta didik

sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar dan/atau


am

ub
penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus ujian
yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi;
ep
- Uji kompetensi bidang kesehatan adalah ujian yang
k

diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi, bekerjasama dengan


ah

R
Organisasi Profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi

si
yang terakreditasi, yang dimaksudkan untuk menilai kompetensi

ne
ng

lulusan yang sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya


dan/atau prestasi di luar program studinya, oleh karenanya tidak

do
gu

ada norma dalam undang-undang yang mensyaratkan kelulusan

uji kompetensi sebagai syarat kelulusan pendidikan tinggi;


In
A

- Tanda kelulusan uji kompetensi adalah sertifikat kompetensi


yang diterbitkan oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan
ah

lik

organisasi profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi


yang terakreditasi kepada lulusan yang lulus uji kompetensi,
m

ub

sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan

pekerjaan tertentu;
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 101
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
b. Substansi Komite Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang

si
Kesehatan

ne
ng
Menimbang, bahwa substansi Komite Nasional Uji Kompetensi
Mahasiswa Bidang Kesehatan adalah melaksanakan uji kompetensi,

do
gu
sebagaimana Objek Sengketa pada beberapa ketentuan pelaksanaan uji

kompetensi di Diktum Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima sebagai berikut:

In
Diktum KEDUA:
A
“Komite sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU terdiri atas:
ah

lik
a. pengawas;

b. pengarah;
am

ub
c. pelaksana; dan
d. pejabat pengeloal keuangan.”
ep
Diktum KETIGA:
k

“Dalam melaksanakan uji kompetensi, pelaksanan sebagaimana


ah

R
pada diktum KEDUA dipimpin oleh Ketua Pelaksana”;

si
Diktum KEEMPAT:

ne
ng

“Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA huruf c


terdiri atas divisi:

do
gu

a. pengembangan sistem uji;

b. manajemen uji;
In
A

c. sistem informasi uji; dan


d. penjaminan mutu.”
ah

lik

Diktum KELIMA:
“Komite sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA mempunyai tugas:
m

ub

c. Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA huruf c,

mempunyai tugas:
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 102
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. menyusun petunjuk teknis pelaksanaan uji kompetensi untuk

si
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan

ne
ng
Teknologi;
2. mengembangkan perangkat uji kompetensi;

do
gu 3. melakukan validasi terhadap peserta uji kompetensi pada

pangkalan data pendidikan tinggi;

In
4. mengolah hasil uji kompetensi;
A
5. mengevaluasi pelaksanaan uji kompetensi;
ah

lik
6. melaporkan hasil pelaksanaan uji kompetensi kepada Menteri

melalui Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi; dan


am

ub
7. mengumumkan hasil uji kompetensi;
Diktum KEENAM:
ep
“Divisi sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT huruf a,
k

mempunyai tugas:
ah

R
a. Divisi Pengembangan Sistem Uji sebagaimana dimaksud dalam

si
Diktum KEEMPAT huruf a, mempunyai tugas:

ne
ng

1. menyusun sistem pengembangan sistem dan materi uji;


2. menyusun spesilikasi perangkat pendukung materi uji;

do
gu

3. menyusun standar menu sistem dan materi uji;

4. menetapkan materi yang akan diujikan;


In
A

5. mengolah nilai hasil ujian perserta uji; dan


6. menyimpan dan/atau memusnahkan materi uji.
ah

lik

b. Divisi Manajemen Uji sebagaimana dimaksud dalam Diktum


KEEMPAT huruf b, mempunyai tugas:
m

ub

1. menyusun sistem pendaftaran dan distribusi peserta;

2. mengeiola sumber daya pelaksana uji kompetensi;


ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 103
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. menyiapkan perangkat administrasi pelaksanaan uji

si
kompetensi;

ne
ng
4. mengelola persiapan dan pelaksanaan tempat uji kompetensi;
5. menetapkan validitas peserta dan hasil uji kompetensi.

do
c. gu Divisi Sistem Informasi Uji sebagaimana dimaksud dalam Diktum

KEEMPAT huruf c, mempunyai tugas:

In
1. menyusun sistem pengembangan teknologi informasi;
A
2. menetapkan tempat uji kompetensi berbasis komputer;
ah

lik
3. melakukan koordinasi antarpengelola sistem informasi yang

digunakan; dan
am

ub
4. melaksanakan pemeliharaan, perbaikan dan pengamanan
sistem informasi.
ep
e. Divisi Penjaminan Mutu sebagaimana dimaksud dalam Diktum
k

KEEMPAT huruf d, mempunyai tugas:


ah

R
1. mengembangkan mekanisme dan perangkat penjaminan

si
mutu;.

ne
ng

2. melakukan pelaksanaan penjaminan mutu kegiatan tiap divisi;


3. memastikan bahwa pelaksanaan uji kompetensi sesuai

do
gu

standar;

4. mengolah data hasil pelaksanaan penjaminan mutu.”


In
A

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian Objek Sengketa di atas,


terbaca bahwa Komite Nasional Uji Kompetensi adalah pelaksana uji
ah

lik

kompetensi mahasiswa bidang kesehatan, mulai dari perencanaan, ujian,


hingga pengawasannya, yang dilakukan melalui tes berbasis komputer;
m

ub

c. Legalitas Komite Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang

Kesehatan
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 104
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa legalitas Komite Nasional Uji Kompetensi

si
Mahasiswa Bidang Kesehatan dapat diketahui dengan menautkan

ne
ng
substansi Objek Sengketa dengan norma uji kompetensi dalam peraturan
perundang-undangan dan asas-asas umum pemerintahan yang baik;

do
gu Menimbang, bahwa kesemestian

sebagaimana diatur dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 61 ayat (1), (2)
uji kompetensi adalah

In
dan (3) UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
A
Pasal 44 ayat (1), (2) dan (3) UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang
ah

lik
Pendidikan Tinggi, dan Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang

Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan di atas, yaitu ujian yang
am

ub
diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi bekerjasama dengan Organisasi
Profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi,
ep
yang dimaksudkan untuk menilai kompetensi lulusan yang sesuai dengan
k

keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau prestasi di luar program


ah

R
studinya, di mana hasilnya adalah sertifikat kompetensi yang diterbitkan

si
oleh Perguruan Tinggi sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk

ne
ng

melakukan pekerjaan tertentu;


Menimbang, bahwa Komite Nasional Uji Kompetensi sebagaimana

do
gu

Objek Sengketa telah menjadi pelaksana uji kompetensi mahasiswa

bidang kesehatan, mulai dari perencanaan, ujian, hingga pengawasannya,


In
A

padahal peraturan perundang-undangan telah mengatur bahwa pelaksana


uji kompetensi tersebut seharusnya adalah Perguruan Tinggi bekerjasama
ah

lik

dengan Organisasi Profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi


yang terakreditasi, oleh karenanya Objek Sengketa bertentangan dengan
m

ub

Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 61 ayat (1), (2) dan (3) UU Nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 42 ayat (1) dan ayat (2),
ka

ep

Pasal 44 ayat (1), (2) dan (3) UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 105
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pendidikan Tinggi, dan Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang

si
Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;

ne
ng
Menimbang, bahwa selain melanggar peraturan perundang-
undangan yang berlaku, Objek Sengketa juga bertentangan dengan asas

do
gu
kepastian hukum, yaitu asas yang menghendaki agar Tergugat dalam

menerbitkan Objek Sengketa mengutamakan landasan peraturan

In
perundang-undangan, kepatutan, keajegan dan keadilan;
A
Menimbang, bahwa adapun mengenai dalil Tergugat bahwa uji
ah

lik
kompetensi diperlukan untuk menjamin lulusan tenaga kesehatan agar

memenuhi standar kompetensi yang diperlukan, Pengadilan juga


am

ub
mendorong agar uji kompetensi tersebut dilakukan secara lebih optimal
guna menjamin kesehatan masyarakat Indonesia, yaitu dengan
ep
pelaksanaan uji kompetensi oleh perguruan tinggi yang bekerja sama
k

dengan organisasi profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi


ah

R
yang terakreditasi, dengan cakupan ujian antara lain meliputi kognitif,

si
sikap dan keterampilan praktek, tidak cukup hanya ujian pilihan ganda

ne
ng

berbasis komputer seperti yang saat ini dilaksanakan oleh Komite


Nasional Uji Kompetensi berdasarkan Objek Sengketa, oleh karenanya

do
gu

Tergugat harus segera merumuskan kebijakan pelaksanaan uji

kompetensi bidang kesehatan secara lebih utuh dan aplikatif;


In
A

Menimbang, bahwa berdasarkan rangkaian pertimbangan di atas,


terbukti Objek Sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat melanggar
ah

lik

peraturan perundang-undangan dan asas-asas umum pemerintahan yang


baik, sehingga Objek Sengketa harus dinyatakan batal;
m

ub

Menimbang, bahwa oleh karena Objek Sengketa dinyatakan batal,

Tergugat diwajibkan untuk mencabut Objek Sengketa;


ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 106
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut maka

si
Pengadilan berkesimpulan gugatan Para Penggugat dikabulkan

ne
ng
seluruhnya;
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Para Penggugat

do
gu
dikabulkan seluruhnya, maka Tergugat dinyatakan sebagai pihak yang

kalah dan dihukum membayar biaya perkara sejumlah yang tercantum

In
dalam amar putusan ini;
A
Menimbang, bahwa Para Penggugat juga mengajukan
ah

lik
permohonan penundaan pelaksanaan Objek Sengketa, namun

Pengadilan memandang tidak terdapat keadaan yang sangat mendesak


am

ub
yang mengharuskan diitundanya pelaksanaan Objek Sengketa, oleh
karenanya permohonan penundaan tersebut tidak dikabulkan;
ep
Menimbang, bahwa Pengadilan telah mempertimbangkan seluruh
k

alat bukti yang disampaikan para pihak namun untuk mengambil putusan
ah

R
hanya menguraikan alat bukti yang relevan dengan perkara ini;

si
Memperhatikan, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986

ne
ng

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang


Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang

do
gu

Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, serta

peraturan perundang-undangan dan ketentuan hukum lain yang


In
A

berkaitan;
MENGADILI:
ah

lik

1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;


2. Menyatakan batal Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan
m

ub

Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 62/P/2022 tanggal

11 Februari 2022 Tentang Komite Nasional Uji Kompetensi


ka

ep

Mahasiswa Bidang Kesehatan;


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 107
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Keputusan Menteri

si
Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi Republik Indonesia

ne
ng
Nomor 62/P/2022 tanggal 11 Februari 2022 Tentang Komite Nasional
Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan;

do
4. gu Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dari

perkara ini sebesar Rp 452.000,- (empat ratus lima puluh dua ribu

In
rupiah);
A
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
ah

lik
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada hari Kamis, tanggal 10

November 2022 yang terdiri dari DR. SUDARSONO, S.H., M.H. selaku
am

ub
Hakim Ketua Majelis, INDAH MAYASARI, S.H., M.H. dan AKHDIAT
SASTRODINATA, S.H., M.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota.
ep
Putusan tersebut diucapkan secara elektronik melalui aplikasi e-Court
k

pada hari Selasa, tanggal 22 November 2022, dalam persidangan yang


ah

R
terbuka untuk umum secara elektronik oleh Majelis Hakim tersebut,

si
dengan dibantu oleh KORNELIUS, S.E., S.H. Panitera Pengganti

ne
ng

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dengan dihadiri secara elektronik


oleh Kuasa Hukum Para Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat.

do
gu

HAKIM-HAKIM ANGGOTA, HAKIM KETUA MAJELIS,


In
A
ah

lik

INDAH MAYASARI, S.H., M.H. DR. SUDARSONO,S.H., M.H.


m

ub
ka

ep

AKHDIAT SASTRODINATA, S.H., M.H.


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 108
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
PANITERA PENGGANTI,

ne
ng

do
gu
KORNELIUS, S.E., S.H.

In
A
ah

lik
Rincian Biaya Perkara :

- Pendaftaran …………………………………… Rp. 30.000,-


am

ub
- ATK ………………………………………………Rp. 125.000,- ep
- Panggilan-Panggilan ………….………….…….Rp. 47.000,-
k
ah

- Lain-lain…………………………………………..Rp. 180.000,-
R

si
- Sumpah …………………………………………. Rp. 40.000,-

ne
ng

- Meterai ……………………………………………Rp. 10.000,-

- Redaksi ………………….……………………….Rp. 10.000,-

do
gu

- Leges ……………………………………………..Rp. 10.000,-


In
A

Jumlah : Rp. 452.000,-

(empat ratus lima puluh dua ribu


ah

lik

rupiah)
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 109

Anda mungkin juga menyukai