1/Jan/2022
SANKSI PIDANA PENJUALAN OBAT DI ATAS biologi yang digunakan untuk mempengaruhi
HARGA NORMAL MENURUT PASAL 62 atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN1 pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
Oleh: Calvin Daniel Claudio2 peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk
Roosje M. S. Sarapun3 manusia.5 Obat sangat penting bagi pemulihan
Meiske Tineke Sondakh4 kesehatan, terutama bagi individu-individu
yang mempunyai riwayat penyakit kronis. Obat
ABSTRAK terdiri dari berbagai macam bentuk, manfaat
Tujuan dilakukannya penelitian yaitu untuk dan penggunaannya tergantung dari kebutuhan
mengetahui bagaimana regulasi ketentuan masyarakat.
mengenai peredaran dan penjualan obat di
Indonesiadan bagaimana sanksi pidana B. Rumusan Masalah
penjualan obat di atas harga normal menurut 1. Bagaimana regulasi ketentuan mengenai
Pasal 62 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 peredaran dan penjualan obat di
tentang Perlindungan Konsumen, di mana Indonesia?
dengan menggunakan metode penelitian 2. Bagaimana sanksi pidana penjualan obat
hukum normatif disimpulkan: 1. Regulasi di atas harga normal menurut Pasal 62
Ketentuan Mengenai Peredaran Dan Penjualan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
Obat Di Indonesia salah satunya diatur dalam tentang Perlindungan Konsumen?
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Dan
Makanan Republik Indonesia Nomor C. Metode Penelitian
HK.00.05.3.1950 tentang Kriteria Dan Tata Jenis penelitian yang digunakan adalah
Laksana Registrasi Obat. Implementasi hukum penelitian dengan pendekatan yuridis normatif.
di lapangan dilakukan oleh Badan Pengawas
Obat dan Makanan dengan menginstruksikan PEMBAHASAN
jajarannya yang bertugas di pusat dan daerah A. Regulasi Ketentuan Mengenai Peredaran
untuk melakukan pengawasan sesuai tugas, Dan Penjualan Obat Di Indonesia
fungsi dan peran masing-masing. Badan Kesehatan adalah salah satu Hak Asasi
Pengawas Obat dan Makanan bekerja sama Manusia dan merupakan salah satu unsur yang
dengan lintas sektor, pelaku usaha dan harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
stakeholder terkait, baik dalam pencegahan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum
maupun penindakan. 2. Sanksi Pidana dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-
Penjualan Obat Di Atas Harga Normal Menurut Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Pasal 62 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tahun 1945. Cita-cita dan tujuan nasional
Tentang Perlindungan Konsumen, yaitu berupa bangsa Indonesia menurut pembukaan
hukuman pidana penjara paling lama lima Undang-Undang Dasar 1945 adalah:
tahun atau denda paling banyak dua miliar 1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh
rupiah. tumpah darah Indonesia.
Kata kunci: konsumen; penjualan obat; 2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
PENDAHULUAN 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
A. Latar Belakang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
Salah satunya adalah dengan melakukan abadi serta keadilan sosial.
peredaran dan penjualan obat-obat kesehatan Pasal 28H Ayat (1) Undang-Undang Dasar
tidak sesuai dengan standar serta ketentuan 1945 menyatakan, bahwa setiap orang berhak
hukum yang berlaku di Indonesia. Obat adalah untuk hidup sejahtera lahir dan batin,
bahan atau paduan bahan, termasuk produk bertempat tinggal dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik juga sehat serta
1 Artikel Skripsi
2 Mahasiswa Fakultas Hukum Unsrat, NIM. 18071101355 5PeraturanMenteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
3 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di
4 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum Apotek.
162
Lex Privatum Vol. X/No. 1/Jan/2022
berhak memperoleh pelayanan kesehatan. termasuk produk biologi yang digunakan untuk
Sejalan dengan tujuan negara dan pasal mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi
tersebut, pemerintah Indonesia mempunyai atau keadaan patologi dalam rangka
kewajiban di bidang kesehatan, yaitu penetapan diagnosis, pencegahan,
memberikan pelindungan dan jaminan kepada penyembuhan, pemulihan, peningkatan
masyarakat terhadap peredaran obat. kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.”
Pemerintah berkewajiban melakukan Pengertian obat menurut Keputusan Kepala
pengawasan terhadap peredaran obat yang Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
bertujuan untuk melindungi masyarakat dari Indonesia Nomor HK.00.05.3.1950 tentang
penggunaan obat tidak sesuai standar dan Kriteria Dan Tata Laksana Registrasi Obat,
persyaratan, mencegah penyalahgunaan obat yaitu:“Obat adalah obat jadi termasuk produk
dan memberikan kepastian hukum serta biologi, yang merupakan paduan zat aktif,
menciptakan iklim usaha sehat dalam rangka termasuk narkotika dan psikotropika, dan zat
peredaran obat. tambahan, termasuk kontrasepsi dan alat
Secara yuridis, pemerintah telah kesehatan yang mengandung obat.”
mengeluarkan beberapa regulasi terkait Registrasi adalah prosedur pendaftaran dan
penjualan dan penggolongan obat, meskipun evaluasi obat untuk mendapat izin edar. Izin
masih terdapat sedikit kelemahan atau edar, yaitu bentuk persetujuan registrasi obat
kekurangan, antara lain: untuk dapat diedarkan di wilayah Indonesia.6
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 917 Pasal 2 Keputusan Kepala Badan Pengawas
Tahun 1993 tentang Wajib Obat Jadi. Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 HK.00.05.3.1950 tentang Kriteria Dan Tata
Tahun 2017 tentang Apotek. Laksana Registrasi Obat menyebutkan, bahwa:
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1) Produk terapetik yang diedarkan di
1331 Tahun 2002 tentang Perubahan wilayah Indonesia dan/atau untuk tujuan
atas Peraturan Menteri Kesehatan ekspor, wajib memiliki izin edar.
Nomor 167 Tahun 1972 tentang 2) Untuk memperoleh izin edar
Pedagang Eceran Obat. sebagaimana dimaksud pada Ayat (1)
4. Surat Edaran Menteri Komunikasi dan harus dilakukan registrasi.
Informatika Republik Indonesia Nomor 5 Produk terapetik adalah sediaan atau
Tahun 2016 tentang Batasan dan paduan bahan-bahan termasuk obat, produk
Tanggung Jawab Penyedia Platform dan biologi dan alat kesehatan yang siap digunakan
Pedagang (Merchant) Perdagangan untuk mempengaruhi, menyelidiki sistem
Melalui Sistem Elektronik (Electronic fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
Commerce) yang Berbentuk User penetapan diagnosa, pencegahan,
Generated Content. penyembuhan, pemulihan dan peningkatan
5. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2017 kesehatan.
tentang Peningkatan Efektivitas Obat yang dapat mempunyai izin edar
Pengawasan Obat dan Makanan. berdasarkan ketentuan Pasal 3 Keputusan
Ketentuan mengenai peredaran obat, salah Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan
satunya juga diatur dalam Keputusan Kepala Republik Indonesia Nomor HK.00.05.3.1950
Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik tentang Kriteria Dan Tata Laksana Registrasi
Indonesia Nomor HK.00.05.3.1950 tentang Obat, harus memenuhi beberapa kriteria utama
Kriteria Dan Tata Laksana Registrasi Obat. sebagai berikut:
Sebelum membahas tentang peredaran obat, 1. Efikasi atau khasiat yang meyakinkan dan
sebaiknya mengetahui terlebih dahulu apa keamanan yang memadai dibuktikan
pengertian atau definisi dari obat itu sendiri melalui uji preklinik dan klinik atau bukti-
termasuk beberapa istilah yang berkaitan
dengannya. Undang-Undang Republik 6Ketentuan mengenai peredaran obat diatur oleh undang-
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang undang, salah satunya tercantum dalam Keputusan Kepala
Kesehatan mendefinisikan obat sebagai berikut: Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia
“Obat adalah bahan atau paduan bahan, Nomor HK.00.05.3.1950 tentang Kriteria Dan Tata Laksana
Registrasi Obat.
163
Lex Privatum Vol. X/No. 1/Jan/2022
164
Lex Privatum Vol. X/No. 1/Jan/2022
Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.3.1950 Confirms First Cases Of Coronavirus. Diakses tanggal 18
tentang Kriteria Dan Tata Laksana Registrasi Obat. November 2021, pukul 07.39 WITA.
165
Lex Privatum Vol. X/No. 1/Jan/2022
untuk angka kematian dengan jumlah sebanyak (pemutusan akses) baik platform situs, media
115.096 kasus.13 sosial, maupun e-commerce kepada
Situasi tersebut menuntut setiap orang Kementerian Komunikasi dan Informatika serta
untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru. Asosiasi E-commerce Indonesia (IdEA).
Salah satunya adalah dengan berbelanja secara Pengajuan didominasi oleh komoditas obat
online lewat aplikasi telepon genggam atau sebesar 76,4 persen.14
smartphone maupun laptop. Hal ini karena Secara garis besar, beberapa hal penting
pemerintah mulai memberlakukan Pembatasan dalam Peraturan Nomor 8 Tahun 2020 tentang
Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak awal Pengawasan Obat dan Makanan yang
pandemi yang kemudian dinaikkan statusnya Diedarkan Secara Daring, yaitu obat dan
menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan makanan yang diedarkan secara daring wajib
Masyarakat mengingat tingginya jumlah kasus memiliki izin edar. Peraturan tersebut juga
terkonfirmasi positif COVID-19. Protokol menyatakan, bahwa pelarangan peredaran
kesehatan juga diterapkan melalui social dan secara daring yaitu:
physical distancing (jaga jarak dan dilarang 1. Obat keras yang termasuk dalam obat-obat
berkerumun) termasuk work from home tertentu.
(bekerja dari rumah). 2. Obat yang mengandung prekursor farmasi.
Hal ini dilakukan oleh pemerintah untuk 3. Obat untuk disfungsi ereksi.
mencegah penyebaran dan penularan COVID- 4. Sediaan injeksi selain insulin untuk
19. Sebagian besar masyarakat yang tetap di penggunaan sendiri.
rumah mulai mengalihkan kegiatannya ke 5. Sediaan implan yang penggunaannya
media sosial termasuk belanja makanan, obat- memerlukan bantuan tenaga kesehatan.
obatan maupun suplemen kesehatan lainnya 6. Obat yang termasuk dalam golongan
secara online untuk menjaga kesehatan. narkotika dan psikotropika.
Merespon situasi tersebut, Badan Pengawas 7. Kosmetika sediaan kulit mengandung Alpha
Obat dan Makanan menerbitkan Peraturan Hidroxy Acid (AHA) lebih dari sepuluh
Nomor 8 Tahun 2020 tentang Pengawasan persen
Obat dan Makanan yang Diedarkan Secara 8. Kosmetik sediaan pemutih gigi
Daring sebagai upaya untuk melindungi mengandung dan/atau melepaskan
masyarakat terhadap akses obat serta makanan hydrogen peroxide lebih dari enam persen.
yang aman. 9. Minuman beralkohol.
Peraturan ini juga dimaksudkan untuk Implementasi hukum di lapangan dilakukan
menciptakan iklim usaha yang sehat guna oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
mendorong pertumbuhan ekonomi, melalui dengan menginstruksikan jajarannya yang
peningkatan perdagangan secara daring. Nilai bertugas di pusat dan daerah untuk melakukan
penjualan produk secara daring di Indonesia pengawasan sesuai tugas, fungsi dan peran
pada tahun 2019 mencapai 18,76 Miliar USD. masing-masing. Badan Pengawas Obat dan
Komoditas makanan dan personal care Makanan bekerja sama dengan lintas sektor,
menyentuh angka 3,17 Miliar atau meningkat pelaku usaha dan stakeholder terkait, baik
sebesar enam puluh persen dibandingkan dalam pencegahan maupun penindakan.
tahun sebelumnya. Hal ini menandakan, bahwa
potensi penjualan produk secara daring terus B. Sanksi Pidana Penjualan Obat Di Atas Harga
mengalami perkembangan. Normal Menurut Pasal 62 Undang-Undang
Seiring dengan perkembangan tersebut, di Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
sisi lain terjadi peningkatan promosi obat dan Konsumen
makanan yang tidak memenuhi ketentuan,
yaitu peredaran ilegal. Berdasarkan data dari
Patroli Siber tahun 2019, Badan Pengawas Obat 14Biro Hubungan Masyarakat Dan Dukungan Strategis
dan Makanan telah mengajukan sebanyak Pimpinan. 2020. Badan POM Terbitkan Peraturan
Peredaran Obat Dan Makanan Online.
24.610 rekomendasi untuk takedown https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/18692/Ba
dan-POM-Terbitkan-Peraturan-Peredaran-Obat-dan-
13Coronavirus Update Worldwide. 2021. Worldometer. Makanan-Online.html Diakses tanggal 13 November 2021,
Diakses tanggal 18 November 2021, pukul 07.23 WITA. pukul 08.05 WITA.
166
Lex Privatum Vol. X/No. 1/Jan/2022
Harga adalah salah satu komponen penting adalah harga jual termasuk Pajak
yang berpengaruh terhadap laba atau Pertambahan Nilai (PPN) dari Pedagang
keuntungan produsen (pelaku usaha) dalam Besar Farmasi (PBF) kepada apotek, toko
menjual barang dan/atau jasa. Harga juga obat dan instalasi farmasi rumah sakit atau
menjadi pertimbangan konsumen sebelum
klinik. Pengaturan tentang pemberian
membeli barang dan/atau jasa yang
informasi Harga Eceran Tertinggi obat
dibutuhkannya. Penetapan harga dipengaruhi
oleh berbagai faktor, antara lain:15 dimaksudkan untuk memberikan informasi
1. Faktor internal: yang benar, jelas dan jujur mengenai harga
a. Tujuan pemasaran perusahaan. obat yang diberikan kepada masyarakat.16
b. Strategi bauran pemasaran. Pasal 3 Peraturan Menteri Kesehatan
c. Biaya. Republik Indonesia Nomor 98 Tahun 2015
d. Metode penetapan harga. tentang Pemberian Informasi Harga Eceran
2. Faktor eksternal: Tertinggi Obat menyatakan, bahwa:
a. Sifat pasar dan permintaan. 1. Industri Farmasi wajib memberikan
b. Persaingan. informasi Harga Eceran Tertinggi dengan
c. Elemen lingkungan yang lain. mencantumkannya pada label obat.
Tinggi atau rendahnya suatu harga 2. Informasi Harga Eceran Tertinggi
ditetapkan juga dapat didasarkan pada sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dapat
beberapa faktor seperti permintaan, biaya, berupa:
pemasaran dan sebagainya. Pemerintah a. Nilai nominal dalam bentuk satuan
Indonesia dalam rangka menjamin rupiah.
keterjangkauan harga obat sebagai upaya b. Formula Harga Eceran Tertinggi.
3. Informasi Harga Eceran Tertinggi berupa
dalam memenuhi akuntabilitas dan
nilai nominal dalam bentuk satuan rupiah
transparansi kepada masyarakat,
sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) Huruf
mengeluarkan peraturan mengenai a hanya untuk Obat Generik yang belum
pemberian informasi Harga Eceran terdapat dalam Katalog Elektronik (e-
Tertinggi (HET) obat. Ketentuan mengenai catalogue) dan obat selain Obat Generik.
harga obat diatur dalam Peraturan Menteri 4. Informasi Harga Eceran Tertinggi berupa
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 98 formula sebagaimana dimaksud pada Ayat
Tahun 2015 tentang Pemberian Informasi (2) Huruf b hanya untuk Obat Generik yang
Harga Eceran Tertinggi Obat. terdapat dalam Katalog Elektronik (e-
Pasal 1 Ayat (1) peraturan tersebut catalogue).
memberikan pengertian Harga Eceran Ketentuan dalam Pasal 4 Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 98 Tahun
Tertinggi Obat sebagai berikut:“Harga
2015 tentang Pemberian Informasi Harga
Eceran Tertinggi Obat yang selanjutnya
Eceran Tertinggi Obat selanjutnya
disingkat HET adalah harga jual tertinggi menyebutkan:
obat di apotek, toko obat dan instalasi 1. Informasi Harga Eceran Tertinggi pada label
farmasi rumah sakit atau klinik.” berupa nilai nominal sebagaimana
Katalog elektronik (e-catalogue) adalah dimaksud dalam Pasal 3 Ayat (2) Huruf a
sistem informasi elektronik yang memuat untuk obat selain Obat Generik ditentukan
daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga berdasarkan Harga Netto Apotek ditambah
barang tertentu dari berbagai penyedia biaya pelayanan kefarmasian sebesar 28
barang atau jasa pemerintah. Harga Netto persen dari Harga Netto Apotek.
Apotek yang selanjutnya disingkat HNA 2. Obat Generik apabila tidak terdapat dalam
katalog elektronik (e-catalogue), maka
15Hasanah, S. 2017. Pengertian, Dasar Penetapan Dan
informasi Harga Eceran Tertinggi pada label
Tujuan Penetapan Harga.
http://www.pendidikanekonomi.com/2013/02/pengertia 16Pasal1 Ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan Republik
n-dasar-penetapan-dan-tujuan.html Diakses pada tanggal Indonesia Nomor 98 Tahun 2015 tentang Pemberian
18 Oktober 2021, pukul 11.03 WITA. Informasi Harga Eceran Tertinggi Obat.
167
Lex Privatum Vol. X/No. 1/Jan/2022
berupa nilai nominal yang mengacu pada tercantum pada label sudah tidak sesuai
harga ditetapkan dengan Keputusan dengan ketentuan berlaku.
Menteri. 3. Apotek, toko obat dan instalasi farmasi
3. Informasi Harga Eceran Tertinggi berupa rumah sakit atau klinik apabila menjual
formula sebagaimana dimaksud dalam obat dengan harga lebih tinggi dari Harga
Pasal 3 Ayat (2) Huruf b, yaitu Harga Eceran Eceran Tertinggi sebagaimana dimaksud
Tertinggi sama dengan harga obat katalog pada Ayat (2), maka apotek, toko obat, dan
elektronik setiap provinsi ditambah biaya instalasi farmasi rumah sakit atau klinik
pelayanan kefarmasian sebesar 28 persen tersebut harus memberikan penjelasan
dari harga katalog elektronik setiap kepada masyarakat.
provinsi. Pasal 8 Peraturan Menteri Kesehatan
Pemberian informasi Harga Eceran Tertinggi Republik Indonesia Nomor 98 Tahun 2015
menurut Pasal 6 Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pemberian Informasi Harga Eceran
Republik Indonesia Nomor 98 Tahun 2015 Tertinggi Obat berkaitan dengan pelayanan
tentang Pemberian Informasi Harga Eceran kefarmasian selanjutnya menambahkan:
Tertinggi Obat, antara lain sebagai berikut: 1. Apoteker pada apotek, instalasi farmasi
1. Pemberian informasi Harga Eceran rumah sakit atau klinik pada saat
Tertinggi berupa nilai nominal dilakukan memberikan pelayanan obat atas resep
dengan cara mencantumkan Harga Eceran dokter wajib memberikan informasi Harga
Tertinggi pada label obat sampai pada Eceran Tertinggi obat kepada pasien
satuan kemasan terkecil. maupun keluarganya.
2. Pemberian informasi Harga Eceran 2. Selain memberikan informasi Harga Eceran
Tertinggi dilakukan dengan cara Tertinggi obat sebagaimana dimaksud pada
mencantumkan formula Harga Eceran Ayat (1), apoteker harus menginformasikan
Tertinggi pada label obat sampai pada obat lain terutama Obat Generik yang
satuan kemasan sekunder. memiliki komponen aktif dengan kekuatan
3. Pencantuman informasi Harga Eceran sama dengan obat yang diresepkan dan
Tertinggi pada label obat harus dilakukan tersedia pada apotek, instalasi farmasi
dengan: rumah sakit atau klinik kepada pasien
a. Ukuran yang cukup besar serta warna maupun keluarganya.
jelas serta diletakkan di tempat mudah Menaikkan harga barang atau produk oleh
terlihat dan dibaca. pelaku usaha secara eksplisit tidak diatur
b. Cap menggunakan tinta permanen yang sebagai hal yang dilarang dalam melakukan
tidak dapat dihapus atau dicetak pada usaha. Hal yang dilarang menurut Undang-
kemasan. Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Pemberian Informasi Harga Eceran Perlindungan Konsumen adalah menyesatkan
Tertinggi Obat pada pelayanan kefarmasian, konsumen tentang harga atau tarif suatu
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang barang dan/atau jasa. Pelaku usaha dalam hal
terdapat pada Pasal 7 Peraturan Menteri ini menawarkan barang berupa obat dengan
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 98 Tahun harga yang kurang wajar atau tidak sesuai
2015 tentang Pemberian Informasi Harga aturan undang-undang berlaku sebagaimana
Eceran Tertinggi Obat, yaitu sebagai berikut: mestinya.
1. Apotek, toko obat dan instalasi farmasi Pelaku dengan demikian telah melanggar
rumah sakit atau klinik hanya dapat kewajibannya sebagaimana tercantum dalam
menjual obat dengan harga yang sama atau Pasal 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
lebih rendah dari Harga Eceran Tertinggi. tentang Perlindungan Konsumen, yaitu:
2. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana 1. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan
dimaksud pada Ayat (1), apotek, toko obat, usahanya.
dan instalasi farmasi rumah sakit atau klinik 2. Memberikan informasi yang benar, jelas
dapat menjual obat dengan harga lebih dan jujur mengenai kondisi juga jaminan
tinggi dari Harga Eceran Tinggi apabila yang barang dan/atau jasa serta memberi
168
Lex Privatum Vol. X/No. 1/Jan/2022
169
Lex Privatum Vol. X/No. 1/Jan/2022
masing. Badan Pengawas Obat dan Arief, B. N. 1996. Bunga Rampai Kebijakan
Makanan bekerja sama dengan lintas Hukum Pidana. Bandung: PT. Citra
sektor, pelaku usaha dan stakeholder Aditya Bakti.
terkait, baik dalam pencegahan maupun Fletcher, G. P. 1988. Basic Concepts Criminal
penindakan. Law. New york: Oxford University Press.
2. Sanksi Pidana Penjualan Obat Di Atas
Harga Normal Menurut Pasal 62 Undang- Huda, C. 2011. Dari Tiada Pidana Tanpa
Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Kesalahan Menuju Kepada Tiada
Perlindungan Konsumen, yaitu berupa Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan,
hukuman pidana penjara paling lama Tinjauan Kritis Terhadap Teori Pemisahan
lima tahun atau denda paling banyak dua Tindak Pidana Dan Pertanggungjawaban
miliar rupiah. Pidana. Cet. Ke-4. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
B. Saran Kamus Besar Bahasa Indonesia.
1. Pemerintah melalui Badan Pengawas Keraf, A. S. 1996. Pasar Bebas, Keadilan Dan
Obat Dan Makanan beserta Kementerian Peranan Pemerintah. Jakarta: Kanisius.
Kesehatan perlu bekerja sama dengan Lamintang, P. A. F. 1984. Dasar-Dasar Hukum
para penegak hukum juga masyarakat Pidana Indonesia. Bandung: Penerbit
sebagai konsumen dalam membantu Sinar Baru.
mencegah terjadinya pelanggaran oleh Meliala, A. 1993. Praktik Bisnis Curang. Jakarta:
pelaku usaha berkaitan dengan Pustaka Sinar Harapan.
penjualan obat diatas Harga Eceran Moeljatno. 1983. Perbuatan Pidana Dan
Tertinggi atau harga normal yang dapat Pertanggungjawaban Dalam Hukum
merugikan banyak orang. Konsumen Pidana. Jakarta: Bina Aksara.
sebagai pemakai dituntut untuk lebih _________. 2015. Asas-Asas Hukum Pidana.
cerdas ketika dihadapkan pada situasi Cet. IX. Jakarta: Rineka Cipta.
yang dapat merugikan dirinya sendiri. Muladi dan Nawawi, B. 1992. Teori-Teori Dan
Konsumen apabila menemukan hal tidak Kebijakn Pidana. Bandung: Alumni.
sesuai hukum, terutama ketika Nasution, A. 2002. Hukum Perlindungan
berhadapan dengan para pelaku usaha Konsumen, Suatu Pengantar. Jakarta:
yang nakal dalam menjual atau Diadit Media.
memainkan harga obat sebaiknya Nasution, B. 2004. Mengkaji Ulang Hukum
mengambil sikap dan berani untuk Sebagai Landasan Pembangunan
melaporkannya kepada pihak berwenang Ekonomi. Medan: Universitas Sumatera
agar dapat ditindak tegas sehingga Utara.
diharapkan menimbulkan efek jera bagi Panjaitan, S. P. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Hukum
pelaku usaha lainnya. (Asas, Pengertian, Dan Sistematika).
2. Undang-Undang Perlindungan Konsumen Palembang: Universitas Sriwijaya.
selain bertujuan untuk melindungi hak- Prodjodikoro, W. 1986. Asas-Asas Hukum
hak para konsumen, juga terdapat Pidana Di Indonesia. PT. Eresco:
kewajiban di dalamnya. Kewajiban baik Bandung.
dari konsumen itu sendiri maupun para Rachbini, D. J. 2002. Ekonomi Politik, Paradigma
pelaku usaha memiliki payung hukum Dan Teori Pilihan Publik. Jakarta: Ghalia
dan sanksi apabila terjadi pelanggaran. Indonesia.
Hukum sebaiknya lebih tegas lagi dalam Saleh, R. 1983. Perbuatan Pidana Dan
menindak para pelaku usaha yang Pertanggungjawaban Pidana; Dua
melanggar serta merugikan konsumen. Pengertian Dasar Dalam Hukum Pidana.
Jakarta: Aksara Baru.
DAFTAR PUSTAKA Samsul, I. 2004. Perlindungan Konsumen,
Abidin, A. Z. 1987. Asas-Asas Hukum Pidana Kemungkinan Penerapan Tanggung
Bagian Pertama. Bandung: Alumni. Jawab Mutlak. Jakarta: Universitas
Indonesia.
170
Lex Privatum Vol. X/No. 1/Jan/2022
171