Anda di halaman 1dari 10

Lex Privatum Vol. X/No.

1/Jan/2022

SANKSI PIDANA PENJUALAN OBAT DI ATAS biologi yang digunakan untuk mempengaruhi
HARGA NORMAL MENURUT PASAL 62 atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN1 pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
Oleh: Calvin Daniel Claudio2 peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk
Roosje M. S. Sarapun3 manusia.5 Obat sangat penting bagi pemulihan
Meiske Tineke Sondakh4 kesehatan, terutama bagi individu-individu
yang mempunyai riwayat penyakit kronis. Obat
ABSTRAK terdiri dari berbagai macam bentuk, manfaat
Tujuan dilakukannya penelitian yaitu untuk dan penggunaannya tergantung dari kebutuhan
mengetahui bagaimana regulasi ketentuan masyarakat.
mengenai peredaran dan penjualan obat di
Indonesiadan bagaimana sanksi pidana B. Rumusan Masalah
penjualan obat di atas harga normal menurut 1. Bagaimana regulasi ketentuan mengenai
Pasal 62 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 peredaran dan penjualan obat di
tentang Perlindungan Konsumen, di mana Indonesia?
dengan menggunakan metode penelitian 2. Bagaimana sanksi pidana penjualan obat
hukum normatif disimpulkan: 1. Regulasi di atas harga normal menurut Pasal 62
Ketentuan Mengenai Peredaran Dan Penjualan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
Obat Di Indonesia salah satunya diatur dalam tentang Perlindungan Konsumen?
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Dan
Makanan Republik Indonesia Nomor C. Metode Penelitian
HK.00.05.3.1950 tentang Kriteria Dan Tata Jenis penelitian yang digunakan adalah
Laksana Registrasi Obat. Implementasi hukum penelitian dengan pendekatan yuridis normatif.
di lapangan dilakukan oleh Badan Pengawas
Obat dan Makanan dengan menginstruksikan PEMBAHASAN
jajarannya yang bertugas di pusat dan daerah A. Regulasi Ketentuan Mengenai Peredaran
untuk melakukan pengawasan sesuai tugas, Dan Penjualan Obat Di Indonesia
fungsi dan peran masing-masing. Badan Kesehatan adalah salah satu Hak Asasi
Pengawas Obat dan Makanan bekerja sama Manusia dan merupakan salah satu unsur yang
dengan lintas sektor, pelaku usaha dan harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
stakeholder terkait, baik dalam pencegahan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum
maupun penindakan. 2. Sanksi Pidana dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-
Penjualan Obat Di Atas Harga Normal Menurut Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Pasal 62 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tahun 1945. Cita-cita dan tujuan nasional
Tentang Perlindungan Konsumen, yaitu berupa bangsa Indonesia menurut pembukaan
hukuman pidana penjara paling lama lima Undang-Undang Dasar 1945 adalah:
tahun atau denda paling banyak dua miliar 1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh
rupiah. tumpah darah Indonesia.
Kata kunci: konsumen; penjualan obat; 2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
PENDAHULUAN 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
A. Latar Belakang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
Salah satunya adalah dengan melakukan abadi serta keadilan sosial.
peredaran dan penjualan obat-obat kesehatan Pasal 28H Ayat (1) Undang-Undang Dasar
tidak sesuai dengan standar serta ketentuan 1945 menyatakan, bahwa setiap orang berhak
hukum yang berlaku di Indonesia. Obat adalah untuk hidup sejahtera lahir dan batin,
bahan atau paduan bahan, termasuk produk bertempat tinggal dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik juga sehat serta
1 Artikel Skripsi
2 Mahasiswa Fakultas Hukum Unsrat, NIM. 18071101355 5PeraturanMenteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
3 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di
4 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum Apotek.

162
Lex Privatum Vol. X/No. 1/Jan/2022

berhak memperoleh pelayanan kesehatan. termasuk produk biologi yang digunakan untuk
Sejalan dengan tujuan negara dan pasal mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi
tersebut, pemerintah Indonesia mempunyai atau keadaan patologi dalam rangka
kewajiban di bidang kesehatan, yaitu penetapan diagnosis, pencegahan,
memberikan pelindungan dan jaminan kepada penyembuhan, pemulihan, peningkatan
masyarakat terhadap peredaran obat. kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.”
Pemerintah berkewajiban melakukan Pengertian obat menurut Keputusan Kepala
pengawasan terhadap peredaran obat yang Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
bertujuan untuk melindungi masyarakat dari Indonesia Nomor HK.00.05.3.1950 tentang
penggunaan obat tidak sesuai standar dan Kriteria Dan Tata Laksana Registrasi Obat,
persyaratan, mencegah penyalahgunaan obat yaitu:“Obat adalah obat jadi termasuk produk
dan memberikan kepastian hukum serta biologi, yang merupakan paduan zat aktif,
menciptakan iklim usaha sehat dalam rangka termasuk narkotika dan psikotropika, dan zat
peredaran obat. tambahan, termasuk kontrasepsi dan alat
Secara yuridis, pemerintah telah kesehatan yang mengandung obat.”
mengeluarkan beberapa regulasi terkait Registrasi adalah prosedur pendaftaran dan
penjualan dan penggolongan obat, meskipun evaluasi obat untuk mendapat izin edar. Izin
masih terdapat sedikit kelemahan atau edar, yaitu bentuk persetujuan registrasi obat
kekurangan, antara lain: untuk dapat diedarkan di wilayah Indonesia.6
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 917 Pasal 2 Keputusan Kepala Badan Pengawas
Tahun 1993 tentang Wajib Obat Jadi. Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 HK.00.05.3.1950 tentang Kriteria Dan Tata
Tahun 2017 tentang Apotek. Laksana Registrasi Obat menyebutkan, bahwa:
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1) Produk terapetik yang diedarkan di
1331 Tahun 2002 tentang Perubahan wilayah Indonesia dan/atau untuk tujuan
atas Peraturan Menteri Kesehatan ekspor, wajib memiliki izin edar.
Nomor 167 Tahun 1972 tentang 2) Untuk memperoleh izin edar
Pedagang Eceran Obat. sebagaimana dimaksud pada Ayat (1)
4. Surat Edaran Menteri Komunikasi dan harus dilakukan registrasi.
Informatika Republik Indonesia Nomor 5 Produk terapetik adalah sediaan atau
Tahun 2016 tentang Batasan dan paduan bahan-bahan termasuk obat, produk
Tanggung Jawab Penyedia Platform dan biologi dan alat kesehatan yang siap digunakan
Pedagang (Merchant) Perdagangan untuk mempengaruhi, menyelidiki sistem
Melalui Sistem Elektronik (Electronic fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
Commerce) yang Berbentuk User penetapan diagnosa, pencegahan,
Generated Content. penyembuhan, pemulihan dan peningkatan
5. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2017 kesehatan.
tentang Peningkatan Efektivitas Obat yang dapat mempunyai izin edar
Pengawasan Obat dan Makanan. berdasarkan ketentuan Pasal 3 Keputusan
Ketentuan mengenai peredaran obat, salah Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan
satunya juga diatur dalam Keputusan Kepala Republik Indonesia Nomor HK.00.05.3.1950
Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik tentang Kriteria Dan Tata Laksana Registrasi
Indonesia Nomor HK.00.05.3.1950 tentang Obat, harus memenuhi beberapa kriteria utama
Kriteria Dan Tata Laksana Registrasi Obat. sebagai berikut:
Sebelum membahas tentang peredaran obat, 1. Efikasi atau khasiat yang meyakinkan dan
sebaiknya mengetahui terlebih dahulu apa keamanan yang memadai dibuktikan
pengertian atau definisi dari obat itu sendiri melalui uji preklinik dan klinik atau bukti-
termasuk beberapa istilah yang berkaitan
dengannya. Undang-Undang Republik 6Ketentuan mengenai peredaran obat diatur oleh undang-
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang undang, salah satunya tercantum dalam Keputusan Kepala
Kesehatan mendefinisikan obat sebagai berikut: Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia
“Obat adalah bahan atau paduan bahan, Nomor HK.00.05.3.1950 tentang Kriteria Dan Tata Laksana
Registrasi Obat.

163
Lex Privatum Vol. X/No. 1/Jan/2022

bukti lain sesuai dengan status 2. Registrasi variasi sebagaimana dimaksud


perkembangan ilmu pengetahuan pada Ayat (1) yang terdiri dari:
bersangkutan. a. Kategori 6
2. Mutu memenuhi syarat dinilai dari proses Registrasi obat copy sudah mendapat
produksi sesuai Cara Pembuatan Obat yang izin edar dengan perubahan yang sudah
Baik (CPOB), spesifikasi dan metoda pernah disetujui di Indonesia:
pengujian terhadap semua bahan yang 1) Perubahan atau penambahan
digunakan serta produk jadi dengan bukti bentuk sediaan dengan posologi
sahih. atau cara pemberian yang berbeda.
3. Penandaan berisi informasi lengkap dan 2) Perubahan atau penambahan
objektif yang dapat menjamin penggunaan bentuk sediaan.
obat secara tepat, rasional dan aman. 3) Perubahan atau penambahan
4. Khusus untuk psikotropika baru harus kekuatan sediaan.
memiliki keunggulan kemanfaatan juga 4) Perubahan komposisi.
keamanan dibandingkan dengan obat 5) Perubahan obat copy dengan nama
standar dan telah disetujui beredar di dagang menjadi nama generik atau
Indonesia untuk indikasi yang diklim. sebaliknya.
5. Khusus kontrasepsi untuk program nasional b. Kategori 7
dan lainnya yang akan ditentukan Registrasi obat sudah mendapat izin
kemudian, harus dilakukan uji klinik di edar dengan perubahan klim
Indonesia. penandaan yang mempengaruhi
6. Sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat keamanan.
dan terjangkau. c. Kategori 8
Menurut Pasal 10 Keputusan Kepala Badan Registrasi obat yang sudah mendapat
Pengawas Obat Dan Makanan Republik izin edar dengan:
Indonesia Nomor HK.00.05.3.1950 tentang 1) Perubahan zat tambahan.
Kriteria Dan Tata Laksana Registrasi Obat, 2) Perubahan spesifikasi dan/atau
registrasi obat dikategorikan menjadi dua metoda analisa.
macam, yaitu: 3) Perubahan stabilitas.
1. Registrasi baru sebagaimana yang 4) Perubahan teknologi produksi
dimaksud pada Ayat (1) terdiri dari: dan/atau tempat produksi adalah
a. Kategori 1 registrasi obat yang sudah
Registrasi obat baru dengan zat aktif, mendapat izin edar dengan
derivat, kombinasi atau produk biologi perubahan atau penambahan jenis
dengan zat aktif maupun dalam bentuk kemasan.
sediaan baru. d. Kategori 10
b. Kategori 2 Registrasi obat yang sudah mendapat
Registrasi obat baru dengan komposisi izin edar dengan:
lama dalam bentuk sediaan, kekuatan 1) Perubahan klim penandaan yang
baru atau produk biologi sejenis. tidak mempengaruhi efikasi,
c. Kategori 3 keamanan dan mutu.
Registrasi obat atau produk biologi 2) Perubahan desain kemasan.
dengan komposisi lama termasuk: 3) Perubahan nama pabrik atau nama
1) Indikasi baru. pemberi lisensi.
2) Posologi baru. 4) Perubahan importer.
d. Kategori 4 5) Perubahan/penambahan besar
Registrasi obat copy: kemasan.
1) Obat copy dengan nama dagang. 6) Perubahan nama dagang tanpa
2) Obat copy dengan nama generik. perubahan formula dan jenis
e. Kategori 5 kemasan
Registrasi alat kesehatan yang Pasal 37 Keputusan Kepala Badan
mengandung obat. Pengawas Obat Dan Makanan Republik

164
Lex Privatum Vol. X/No. 1/Jan/2022

Indonesia Nomor HK.00.05.3.1950 tentang 3. Pembekuan dan/atau pencabutan izin edar


Kriteria Dan Tata Laksana Registrasi Obat obat yang bersangkutan.
menyebutkan, bahwa: 4. Sanksi administratif lain sesuai dengan
1. Izin edar obat sebagaimana dimaksud peraturan perundang-undangan yang
dalam Pasal 33 Ayat (1) hanya diberikan berlaku.
kepada pendaftar yang memenuhi Memasuki tahun 2020, Indonesia
persyaratan: dihadapkan pada situasi global, yaitu pandemi
a. Administrasi. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). COVID-
b. Teknis, berupa hasil evaluasi efikasi, 19 disebabkan oleh virus Severe Acute
keamanan, mutu, kemanfaatan dan Respiratory Syndrome Corona Virus-2 (SARS-
penandaan. CoV-2). Virus ini dapat ditularkan dari manusia
2. Izin edar obat berlaku 5 (lima) tahun ke manusia dan telah menyebar secara luas ke
selama memenuhi ketentuan yang berlaku. lebih dari 190 negara serta wilayah lainnya.8
3. Pemberlakuan kembali izin edar obat Badan Kesehatan Dunia (World Health
ditetapkan tersendiri oleh Kepala Badan. Organization/WHO) menanggapi situasi
Ketentuan yang terdapat pada Pasal 41 tersebut dengan mengumumkan kasus COVID-
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Dan 19 ke seluruh dunia sebagai pandemi pada
Makanan Republik Indonesia Nomor bulan Maret 2020.9 Pandemi merupakan wabah
HK.00.05.3.1950 tentang Kriteria Dan Tata yang berjangkit serempak di mana-mana,
Laksana Registrasi Obat menyebutkan, bahwa meliputi daerah geografi yang luas.10
Kepala Badan dapat membatalkan izin edar Kasus positif COVID-19 di Indonesia pertama
apabila terjadi salah satu dari hal-hal berikut, kali terdeteksi pada bulan Maret tahun 2020
yaitu: ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari
1. Berdasarkan penelitian atau pemantauan seorang warga negara Jepang.11,12 Pandemi
dalam penggunaannya setelah beredar COVID-19 sudah menyebar ke seluruh provinsi
tidak memenuhi kriteria sebagaimana di Indonesia dengan Daerah Khusus Ibukota
dimaksud pada Pasal 3. (DKI) Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah yang
2. Penandaan dan promosi menyimpang dari paling banyak terpapar virus ini. Data terakhir
persetujuan izin edar. bulan Agustus tahun 2021 melaporkan bahwa
3. Tidak melaksanakan kewajiban terdapat sebanyak 3.804.943 kasus positif dan
sebagaimana dimaksud pada Pasal 38. Indonesia menempati peringkat pertama
4. Selama 12 (dua belas) bulan berturut-turut terbanyak di Asia Tenggara. Indonesia
obat yang bersangkutan tidak diproduksi, menempati peringkat ketiga terbanyak di Asia
diimpor atau diedarkan.
5. Izin Industri Farmasi, Pedagang Besar
Farmasi yang mendaftarkan, memproduksi
atau mengedarkan dicabut. 8World Health Organization. 2020. Coronavirus Disease
6. Pemilik izin edar melakukan pelanggaran di 2019 (COVID-19) Situation Report. https://www.who.int/
bidang produksi dan/atau peredaran obat. docs/default-source/coronaviruse/situation-
Pendaftar yang memproduksi dan/atau reports/20200330- sitrep-70-covid-
19.pdf?sfvrsn=7e0fe3f8_2 Diakses tanggal 18 November
mengedarkan obat palsu, dapat dikenakan 2021, pukul 07.17 WITA.
sanksi pidana sesuai dengan ketentuan 9World Health Organization. 2020. WHO Director-

peraturan perundang-undangan berlaku. General’s Opening Remarks At The Media Briefing On


Pelanggar juga dapat dikenakan sanksi COVID-19. https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-
director-generals-opening-remarks-at-the-media-briefing-
administratif berupa:7
on-covid-19---11- march-2020. Diakses tanggal 18
1. Peringatan tertulis. November 2021, pukul 07.23 WITA.
2. Penghentian sementara kegiatan. 10Kamus Besar Bahasa Indonesia.
11Rebecca, R. 2020. First Coronavirus Cases Confirmed In

Indonesia Amid Fears Nation Is Ill-Prepared For An


Outbreak. The Guardian (dalam bahasa Inggris). Diakses
7Pasal 42 dan Pasal 43 Ketentuan yang terdapat pada tanggal 18 November 2021, pukul 07.35 WITA.
Pasal 41 Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Dan 12Bangkok Post (dalam bahasa Inggris). 2020. Indonesia

Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.3.1950 Confirms First Cases Of Coronavirus. Diakses tanggal 18
tentang Kriteria Dan Tata Laksana Registrasi Obat. November 2021, pukul 07.39 WITA.

165
Lex Privatum Vol. X/No. 1/Jan/2022

untuk angka kematian dengan jumlah sebanyak (pemutusan akses) baik platform situs, media
115.096 kasus.13 sosial, maupun e-commerce kepada
Situasi tersebut menuntut setiap orang Kementerian Komunikasi dan Informatika serta
untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru. Asosiasi E-commerce Indonesia (IdEA).
Salah satunya adalah dengan berbelanja secara Pengajuan didominasi oleh komoditas obat
online lewat aplikasi telepon genggam atau sebesar 76,4 persen.14
smartphone maupun laptop. Hal ini karena Secara garis besar, beberapa hal penting
pemerintah mulai memberlakukan Pembatasan dalam Peraturan Nomor 8 Tahun 2020 tentang
Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak awal Pengawasan Obat dan Makanan yang
pandemi yang kemudian dinaikkan statusnya Diedarkan Secara Daring, yaitu obat dan
menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan makanan yang diedarkan secara daring wajib
Masyarakat mengingat tingginya jumlah kasus memiliki izin edar. Peraturan tersebut juga
terkonfirmasi positif COVID-19. Protokol menyatakan, bahwa pelarangan peredaran
kesehatan juga diterapkan melalui social dan secara daring yaitu:
physical distancing (jaga jarak dan dilarang 1. Obat keras yang termasuk dalam obat-obat
berkerumun) termasuk work from home tertentu.
(bekerja dari rumah). 2. Obat yang mengandung prekursor farmasi.
Hal ini dilakukan oleh pemerintah untuk 3. Obat untuk disfungsi ereksi.
mencegah penyebaran dan penularan COVID- 4. Sediaan injeksi selain insulin untuk
19. Sebagian besar masyarakat yang tetap di penggunaan sendiri.
rumah mulai mengalihkan kegiatannya ke 5. Sediaan implan yang penggunaannya
media sosial termasuk belanja makanan, obat- memerlukan bantuan tenaga kesehatan.
obatan maupun suplemen kesehatan lainnya 6. Obat yang termasuk dalam golongan
secara online untuk menjaga kesehatan. narkotika dan psikotropika.
Merespon situasi tersebut, Badan Pengawas 7. Kosmetika sediaan kulit mengandung Alpha
Obat dan Makanan menerbitkan Peraturan Hidroxy Acid (AHA) lebih dari sepuluh
Nomor 8 Tahun 2020 tentang Pengawasan persen
Obat dan Makanan yang Diedarkan Secara 8. Kosmetik sediaan pemutih gigi
Daring sebagai upaya untuk melindungi mengandung dan/atau melepaskan
masyarakat terhadap akses obat serta makanan hydrogen peroxide lebih dari enam persen.
yang aman. 9. Minuman beralkohol.
Peraturan ini juga dimaksudkan untuk Implementasi hukum di lapangan dilakukan
menciptakan iklim usaha yang sehat guna oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
mendorong pertumbuhan ekonomi, melalui dengan menginstruksikan jajarannya yang
peningkatan perdagangan secara daring. Nilai bertugas di pusat dan daerah untuk melakukan
penjualan produk secara daring di Indonesia pengawasan sesuai tugas, fungsi dan peran
pada tahun 2019 mencapai 18,76 Miliar USD. masing-masing. Badan Pengawas Obat dan
Komoditas makanan dan personal care Makanan bekerja sama dengan lintas sektor,
menyentuh angka 3,17 Miliar atau meningkat pelaku usaha dan stakeholder terkait, baik
sebesar enam puluh persen dibandingkan dalam pencegahan maupun penindakan.
tahun sebelumnya. Hal ini menandakan, bahwa
potensi penjualan produk secara daring terus B. Sanksi Pidana Penjualan Obat Di Atas Harga
mengalami perkembangan. Normal Menurut Pasal 62 Undang-Undang
Seiring dengan perkembangan tersebut, di Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
sisi lain terjadi peningkatan promosi obat dan Konsumen
makanan yang tidak memenuhi ketentuan,
yaitu peredaran ilegal. Berdasarkan data dari
Patroli Siber tahun 2019, Badan Pengawas Obat 14Biro Hubungan Masyarakat Dan Dukungan Strategis
dan Makanan telah mengajukan sebanyak Pimpinan. 2020. Badan POM Terbitkan Peraturan
Peredaran Obat Dan Makanan Online.
24.610 rekomendasi untuk takedown https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/18692/Ba
dan-POM-Terbitkan-Peraturan-Peredaran-Obat-dan-
13Coronavirus Update Worldwide. 2021. Worldometer. Makanan-Online.html Diakses tanggal 13 November 2021,
Diakses tanggal 18 November 2021, pukul 07.23 WITA. pukul 08.05 WITA.

166
Lex Privatum Vol. X/No. 1/Jan/2022

Harga adalah salah satu komponen penting adalah harga jual termasuk Pajak
yang berpengaruh terhadap laba atau Pertambahan Nilai (PPN) dari Pedagang
keuntungan produsen (pelaku usaha) dalam Besar Farmasi (PBF) kepada apotek, toko
menjual barang dan/atau jasa. Harga juga obat dan instalasi farmasi rumah sakit atau
menjadi pertimbangan konsumen sebelum
klinik. Pengaturan tentang pemberian
membeli barang dan/atau jasa yang
informasi Harga Eceran Tertinggi obat
dibutuhkannya. Penetapan harga dipengaruhi
oleh berbagai faktor, antara lain:15 dimaksudkan untuk memberikan informasi
1. Faktor internal: yang benar, jelas dan jujur mengenai harga
a. Tujuan pemasaran perusahaan. obat yang diberikan kepada masyarakat.16
b. Strategi bauran pemasaran. Pasal 3 Peraturan Menteri Kesehatan
c. Biaya. Republik Indonesia Nomor 98 Tahun 2015
d. Metode penetapan harga. tentang Pemberian Informasi Harga Eceran
2. Faktor eksternal: Tertinggi Obat menyatakan, bahwa:
a. Sifat pasar dan permintaan. 1. Industri Farmasi wajib memberikan
b. Persaingan. informasi Harga Eceran Tertinggi dengan
c. Elemen lingkungan yang lain. mencantumkannya pada label obat.
Tinggi atau rendahnya suatu harga 2. Informasi Harga Eceran Tertinggi
ditetapkan juga dapat didasarkan pada sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dapat
beberapa faktor seperti permintaan, biaya, berupa:
pemasaran dan sebagainya. Pemerintah a. Nilai nominal dalam bentuk satuan
Indonesia dalam rangka menjamin rupiah.
keterjangkauan harga obat sebagai upaya b. Formula Harga Eceran Tertinggi.
3. Informasi Harga Eceran Tertinggi berupa
dalam memenuhi akuntabilitas dan
nilai nominal dalam bentuk satuan rupiah
transparansi kepada masyarakat,
sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) Huruf
mengeluarkan peraturan mengenai a hanya untuk Obat Generik yang belum
pemberian informasi Harga Eceran terdapat dalam Katalog Elektronik (e-
Tertinggi (HET) obat. Ketentuan mengenai catalogue) dan obat selain Obat Generik.
harga obat diatur dalam Peraturan Menteri 4. Informasi Harga Eceran Tertinggi berupa
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 98 formula sebagaimana dimaksud pada Ayat
Tahun 2015 tentang Pemberian Informasi (2) Huruf b hanya untuk Obat Generik yang
Harga Eceran Tertinggi Obat. terdapat dalam Katalog Elektronik (e-
Pasal 1 Ayat (1) peraturan tersebut catalogue).
memberikan pengertian Harga Eceran Ketentuan dalam Pasal 4 Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 98 Tahun
Tertinggi Obat sebagai berikut:“Harga
2015 tentang Pemberian Informasi Harga
Eceran Tertinggi Obat yang selanjutnya
Eceran Tertinggi Obat selanjutnya
disingkat HET adalah harga jual tertinggi menyebutkan:
obat di apotek, toko obat dan instalasi 1. Informasi Harga Eceran Tertinggi pada label
farmasi rumah sakit atau klinik.” berupa nilai nominal sebagaimana
Katalog elektronik (e-catalogue) adalah dimaksud dalam Pasal 3 Ayat (2) Huruf a
sistem informasi elektronik yang memuat untuk obat selain Obat Generik ditentukan
daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga berdasarkan Harga Netto Apotek ditambah
barang tertentu dari berbagai penyedia biaya pelayanan kefarmasian sebesar 28
barang atau jasa pemerintah. Harga Netto persen dari Harga Netto Apotek.
Apotek yang selanjutnya disingkat HNA 2. Obat Generik apabila tidak terdapat dalam
katalog elektronik (e-catalogue), maka
15Hasanah, S. 2017. Pengertian, Dasar Penetapan Dan
informasi Harga Eceran Tertinggi pada label
Tujuan Penetapan Harga.
http://www.pendidikanekonomi.com/2013/02/pengertia 16Pasal1 Ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan Republik
n-dasar-penetapan-dan-tujuan.html Diakses pada tanggal Indonesia Nomor 98 Tahun 2015 tentang Pemberian
18 Oktober 2021, pukul 11.03 WITA. Informasi Harga Eceran Tertinggi Obat.

167
Lex Privatum Vol. X/No. 1/Jan/2022

berupa nilai nominal yang mengacu pada tercantum pada label sudah tidak sesuai
harga ditetapkan dengan Keputusan dengan ketentuan berlaku.
Menteri. 3. Apotek, toko obat dan instalasi farmasi
3. Informasi Harga Eceran Tertinggi berupa rumah sakit atau klinik apabila menjual
formula sebagaimana dimaksud dalam obat dengan harga lebih tinggi dari Harga
Pasal 3 Ayat (2) Huruf b, yaitu Harga Eceran Eceran Tertinggi sebagaimana dimaksud
Tertinggi sama dengan harga obat katalog pada Ayat (2), maka apotek, toko obat, dan
elektronik setiap provinsi ditambah biaya instalasi farmasi rumah sakit atau klinik
pelayanan kefarmasian sebesar 28 persen tersebut harus memberikan penjelasan
dari harga katalog elektronik setiap kepada masyarakat.
provinsi. Pasal 8 Peraturan Menteri Kesehatan
Pemberian informasi Harga Eceran Tertinggi Republik Indonesia Nomor 98 Tahun 2015
menurut Pasal 6 Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pemberian Informasi Harga Eceran
Republik Indonesia Nomor 98 Tahun 2015 Tertinggi Obat berkaitan dengan pelayanan
tentang Pemberian Informasi Harga Eceran kefarmasian selanjutnya menambahkan:
Tertinggi Obat, antara lain sebagai berikut: 1. Apoteker pada apotek, instalasi farmasi
1. Pemberian informasi Harga Eceran rumah sakit atau klinik pada saat
Tertinggi berupa nilai nominal dilakukan memberikan pelayanan obat atas resep
dengan cara mencantumkan Harga Eceran dokter wajib memberikan informasi Harga
Tertinggi pada label obat sampai pada Eceran Tertinggi obat kepada pasien
satuan kemasan terkecil. maupun keluarganya.
2. Pemberian informasi Harga Eceran 2. Selain memberikan informasi Harga Eceran
Tertinggi dilakukan dengan cara Tertinggi obat sebagaimana dimaksud pada
mencantumkan formula Harga Eceran Ayat (1), apoteker harus menginformasikan
Tertinggi pada label obat sampai pada obat lain terutama Obat Generik yang
satuan kemasan sekunder. memiliki komponen aktif dengan kekuatan
3. Pencantuman informasi Harga Eceran sama dengan obat yang diresepkan dan
Tertinggi pada label obat harus dilakukan tersedia pada apotek, instalasi farmasi
dengan: rumah sakit atau klinik kepada pasien
a. Ukuran yang cukup besar serta warna maupun keluarganya.
jelas serta diletakkan di tempat mudah Menaikkan harga barang atau produk oleh
terlihat dan dibaca. pelaku usaha secara eksplisit tidak diatur
b. Cap menggunakan tinta permanen yang sebagai hal yang dilarang dalam melakukan
tidak dapat dihapus atau dicetak pada usaha. Hal yang dilarang menurut Undang-
kemasan. Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Pemberian Informasi Harga Eceran Perlindungan Konsumen adalah menyesatkan
Tertinggi Obat pada pelayanan kefarmasian, konsumen tentang harga atau tarif suatu
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang barang dan/atau jasa. Pelaku usaha dalam hal
terdapat pada Pasal 7 Peraturan Menteri ini menawarkan barang berupa obat dengan
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 98 Tahun harga yang kurang wajar atau tidak sesuai
2015 tentang Pemberian Informasi Harga aturan undang-undang berlaku sebagaimana
Eceran Tertinggi Obat, yaitu sebagai berikut: mestinya.
1. Apotek, toko obat dan instalasi farmasi Pelaku dengan demikian telah melanggar
rumah sakit atau klinik hanya dapat kewajibannya sebagaimana tercantum dalam
menjual obat dengan harga yang sama atau Pasal 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
lebih rendah dari Harga Eceran Tertinggi. tentang Perlindungan Konsumen, yaitu:
2. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana 1. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan
dimaksud pada Ayat (1), apotek, toko obat, usahanya.
dan instalasi farmasi rumah sakit atau klinik 2. Memberikan informasi yang benar, jelas
dapat menjual obat dengan harga lebih dan jujur mengenai kondisi juga jaminan
tinggi dari Harga Eceran Tinggi apabila yang barang dan/atau jasa serta memberi

168
Lex Privatum Vol. X/No. 1/Jan/2022

penjelasan penggunaan, perbaikan menjualnya ke N dengan harga dua kali


termasuk pemeliharaan. lipat. MPP kemudian menawarkan obat
3. Memperlakukan atau melayani konsumen tersebut ke masyarakat online. Jenis
secara benar dan jujur serta tidak obatnya adalah Oseltamivir Fosfat
diskriminatif. dengan sediaan 75 mg dan termasuk
Pelaku juga melanggar Pasal 10 Huruf a dalam golongan obat keras. Harga asli
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang satu kotak obat jika disesuaikan dengan
Perlindungan Konsumen yang berbunyi: Harga Eceran Tertinggi adalah sebesar
“Pelaku usaha dalam menawarkan barang 260 ribu rupiah. Keuntungan yang
dan/atau jasa yang ditujukan untuk diperoleh mencapai empat kali lipat,
diperdagangkan dilarang menawarkan, karena obat ini termasuk langka.17
mempromosikan, mengiklankan atau membuat 2. Obat Ivermectin yang Harga Eceran
pernyataan yang tidak benar atau Tertinggi adalah 75 ribu rupiah, dijual ke
menyesatkan mengenai: masyarakat menjadi empat ratus ribu
a. Harga atau tarif suatu barang dan/atau rupiah per kotak.18
jasa;” 3. Satuan Petugas COVID-19 Kabupaten
Pelaku usaha yang melanggar tersebut Grobogan mengungkap kasus penjualan
diancam hukuman pidana penjara paling lama obat-obatan untuk penanganan COVID-
lima tahun atau denda paling banyak dua miliar 19 di atas Harga Eceran Tertinggi yang
rupiah sebagaimana tercantum dalam Pasal 62 telah ditetapkan oleh pemerintah. Kasus
Ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 ini dilakukan di salah satu apotek di Desa
tentang Perlindungan Konsumen yang Bugel, Kecamatan Godong, Kabupaten
berbunyi:“Pelaku usaha yang melanggar Grobogan, Jawa Tengah. Apotek menjual
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal obat untuk penanganan COVID-19
8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, dengan harga berlipat dari Harga Eceran
Pasal 17 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf Tertinggi.19
e, ayat (2), dan Pasal 18 dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau PENUTUP
pidana denda paling banyak Rp A. Kesimpulan
2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah). 1. Regulasi Ketentuan Mengenai Peredaran
Konsumen diberikan hak untuk Dan Penjualan Obat Di Indonesia salah
mendapatkan advokasi, perlindungan dan satunya diatur dalam Keputusan Kepala
upaya penyelesaian sengketa perlindungan Badan Pengawas Obat Dan Makanan
konsumen. Konsumen dapat mengajukan Republik Indonesia Nomor
gugatan baik secara langsung ke Pengadilan HK.00.05.3.1950 tentang Kriteria Dan
Negeri atau ke lembaga arbitrase konsumen, Tata Laksana Registrasi Obat.
yaitu Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Implementasi hukum di lapangan
maupun Yayasan Lembaga Konsumen dilakukan oleh Badan Pengawas Obat
setempat, apabila menemukan pelanggaran dan Makanan dengan menginstruksikan
terhadap Peraturan Menteri Kesehatan jajarannya yang bertugas di pusat dan
Republik Indonesia Nomor 98 Tahun 2015 daerah untuk melakukan pengawasan
tentang Pemberian Informasi Harga Eceran sesuai tugas, fungsi dan peran masing-
Tertinggi Obat.
Contoh-contoh kasus penjualan obat di atas
17Habibie, N. 2021. Polisi Amankan Dua Orang
harga normal atau Harga Eceran Tertinggi:
Yang Jual Obat Di Atas Harga Eceran Tertinggi.
1. Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda https://www.merdeka.com/jakarta/polisi-amankan-dua-
Metro Jaya telah mengamankan dua orang-yang-jual-obat-di-atas-harga-eceran-tertinggi.html
orang pria berinisial N dan MPP, karena Diakses tanggal 18 November 2021, pukul 16.33 WITA.
18Ibid.
diduga telah menjual obat-obatan di atas 19Kompas. 2021. Satgas COVID-19 Ungkap
Harga Eceran Tertinggi yang sudah Penjualan Obat Di Atas HET.
ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. https://www.kompas.tv/article/192899/satgas-covid-19-
Tersangka MPP membeli obat dan ungkap-penjualan-obat-di-atas-het Diakses tanggal 18
November 2021, pukul 16.36 WITA.

169
Lex Privatum Vol. X/No. 1/Jan/2022

masing. Badan Pengawas Obat dan Arief, B. N. 1996. Bunga Rampai Kebijakan
Makanan bekerja sama dengan lintas Hukum Pidana. Bandung: PT. Citra
sektor, pelaku usaha dan stakeholder Aditya Bakti.
terkait, baik dalam pencegahan maupun Fletcher, G. P. 1988. Basic Concepts Criminal
penindakan. Law. New york: Oxford University Press.
2. Sanksi Pidana Penjualan Obat Di Atas
Harga Normal Menurut Pasal 62 Undang- Huda, C. 2011. Dari Tiada Pidana Tanpa
Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Kesalahan Menuju Kepada Tiada
Perlindungan Konsumen, yaitu berupa Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan,
hukuman pidana penjara paling lama Tinjauan Kritis Terhadap Teori Pemisahan
lima tahun atau denda paling banyak dua Tindak Pidana Dan Pertanggungjawaban
miliar rupiah. Pidana. Cet. Ke-4. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
B. Saran Kamus Besar Bahasa Indonesia.
1. Pemerintah melalui Badan Pengawas Keraf, A. S. 1996. Pasar Bebas, Keadilan Dan
Obat Dan Makanan beserta Kementerian Peranan Pemerintah. Jakarta: Kanisius.
Kesehatan perlu bekerja sama dengan Lamintang, P. A. F. 1984. Dasar-Dasar Hukum
para penegak hukum juga masyarakat Pidana Indonesia. Bandung: Penerbit
sebagai konsumen dalam membantu Sinar Baru.
mencegah terjadinya pelanggaran oleh Meliala, A. 1993. Praktik Bisnis Curang. Jakarta:
pelaku usaha berkaitan dengan Pustaka Sinar Harapan.
penjualan obat diatas Harga Eceran Moeljatno. 1983. Perbuatan Pidana Dan
Tertinggi atau harga normal yang dapat Pertanggungjawaban Dalam Hukum
merugikan banyak orang. Konsumen Pidana. Jakarta: Bina Aksara.
sebagai pemakai dituntut untuk lebih _________. 2015. Asas-Asas Hukum Pidana.
cerdas ketika dihadapkan pada situasi Cet. IX. Jakarta: Rineka Cipta.
yang dapat merugikan dirinya sendiri. Muladi dan Nawawi, B. 1992. Teori-Teori Dan
Konsumen apabila menemukan hal tidak Kebijakn Pidana. Bandung: Alumni.
sesuai hukum, terutama ketika Nasution, A. 2002. Hukum Perlindungan
berhadapan dengan para pelaku usaha Konsumen, Suatu Pengantar. Jakarta:
yang nakal dalam menjual atau Diadit Media.
memainkan harga obat sebaiknya Nasution, B. 2004. Mengkaji Ulang Hukum
mengambil sikap dan berani untuk Sebagai Landasan Pembangunan
melaporkannya kepada pihak berwenang Ekonomi. Medan: Universitas Sumatera
agar dapat ditindak tegas sehingga Utara.
diharapkan menimbulkan efek jera bagi Panjaitan, S. P. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Hukum
pelaku usaha lainnya. (Asas, Pengertian, Dan Sistematika).
2. Undang-Undang Perlindungan Konsumen Palembang: Universitas Sriwijaya.
selain bertujuan untuk melindungi hak- Prodjodikoro, W. 1986. Asas-Asas Hukum
hak para konsumen, juga terdapat Pidana Di Indonesia. PT. Eresco:
kewajiban di dalamnya. Kewajiban baik Bandung.
dari konsumen itu sendiri maupun para Rachbini, D. J. 2002. Ekonomi Politik, Paradigma
pelaku usaha memiliki payung hukum Dan Teori Pilihan Publik. Jakarta: Ghalia
dan sanksi apabila terjadi pelanggaran. Indonesia.
Hukum sebaiknya lebih tegas lagi dalam Saleh, R. 1983. Perbuatan Pidana Dan
menindak para pelaku usaha yang Pertanggungjawaban Pidana; Dua
melanggar serta merugikan konsumen. Pengertian Dasar Dalam Hukum Pidana.
Jakarta: Aksara Baru.
DAFTAR PUSTAKA Samsul, I. 2004. Perlindungan Konsumen,
Abidin, A. Z. 1987. Asas-Asas Hukum Pidana Kemungkinan Penerapan Tanggung
Bagian Pertama. Bandung: Alumni. Jawab Mutlak. Jakarta: Universitas
Indonesia.

170
Lex Privatum Vol. X/No. 1/Jan/2022

Schaffmesiter, D., et. al. 1995. Hukum Pidana.


Yogyakarta: Liberty.
Sianturi, S. R. 1989. Asas-Asas Hukum Pidana Di
Indonesia Dan Penerapannya. Jakarta:
Alumni AHAEM –PETEHAEM.

Sofhie, Y. 2002. Pelaku Usaha, Konsumen Dan


Tindak Pidana Korporasi. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
________. 2003. Perlindungan Konsumen Dan
Instrumen-Instrumen Hukumnya.
Bandung: Citra Aditya Bakti.
Siahaan, N. H. T. 2005. Hukum Konsumen
Perlindungan Konsumen Dan Tanggung
Jawab Produk. Jakarta: Pantai Rei.
Soekanto, S dan Mamudji, S. 2001. Penelitian
Hukum Normatif (Suatu Tinjauan
Singkat). Jakarta: Rajawali Pers.
Soesilo, R. KUHP Serta Komentar-Komentarnya
Lengkap Pasal Demi Pasal. Bogor:
Politeia.
Sudarto. 1974. Hukum Pidana IA. Malang:
Fakultas Hukum dan Pengetahuan
Masyarakat.
Sudarto, R. 1990. Hukum Pidana I. Semarang:
Yayasan Sudarto Fakultas Hukum
Universitas Diponegoro Semarang.
Tim Penyusun. 2018. Naskah Rancangan Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana Hasil
Pembahasan Panitia Kerja RKUHP-DPR
RI. Jakarta: Badan Pembinaan Hukum
Nasional, Kementerian Hukum Dan Hak
Asasi Manusia.

171

Anda mungkin juga menyukai