Anda di halaman 1dari 4

Nama : Sisi Solikha

NIM : 19.71.020995

Kelas : Farmasi A

Mata Kuliah : Perundang-undangan Kesehatan

Dosen Pengampu : Dra. Hj. Agustinawati Uma Ternate, Apt.Msi

UJIAN TENGAH SEMESTER

1. Tuliskan Hirarki peraturan per Undang-undangan di Indonesia


Jawab:
Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan yang merupakan pengganti UU No. 10/2004
a. jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ( UUD 1945);
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat ( Tap MPR);
3. Undang-undang (UU) atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
(Perppu);
4. Peraturan Pemerintah (PP);
5. Peraturan Presiden ( Perpres);
6. Peraturan Daerah (Perda) Provinsi; dan
7. Peraturan Kabupaten atau Kota.

2. Sebutkan Perbedaan antara APOTEK dan TOKO OBAT menurut Permenkes


Jawab:
Menurut Permenkes Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2018 :

1. Toko obat berizin hanya sebatas diizinkan untuk menjual obat-obatan bebas dan obat
bebas terbatas, serta alat kesehatan ringan. Sedangkan apotek diperbolehkan untuk
menjual semua jenis obat. toko tempat meramu dan menjual obat berdasarkan resep
dokter serta memperdagangkan barang medis. 
2. penanggung jawab apotek adalah apoteker. Sementara itu, penanggung jawab toko
obat berizin ialah asisten apoteker.
3. Masa berlaku SK izin toko obat yaitu dua tahun. Berbeda dengan masa berlaku SIA
(Surat Izin Apotek) yang mencapai lima tahun dengan melakukan registrasi berkala
setiap satu tahun.
3. Kepanjangan dari apakah BPJS dan JKN adalah
Jawab:
(UU No. 39 Tahun 2009) Kepanjangan dari BPJS adalah Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial, sedangkan kepanjangan dari JKN adalah Jaminan Kesehatan Nasional.

4. Apotek ‘ Sehat & Bugar’ menyediakan Obat-obatan Psikotropika dan Narkotika. Bagaimana
cara Apotek tsb memperoleh obat-obatan Narkotika dan dimana kah obat-obatan tsb di
simpan, ?
Jawab:
Menurut PERMENKES REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 BAB II pasal 5
dan BAB III pasal 25 yaitu :

a. Apotek memperoleh obat Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor farmasi dalam


bentuk obat jadi hanya dapat diedarkan setelah mendapatkan surat izin edar dari
menteri.
b. Tempat penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor farmasi dapat berupa
gudang, ruangan, atau lemari khusus.

5. Apa yang dimaksud dibawah ini menurut UU Kesehatan ;


a. Kesehatan
b. Perbekalan Farmasi
c. Obat
Jawab:
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Pasal 1 yaitu :
a. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
b. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
c. (UU No. 7 tahun 1963 BAB II pasal 2) Perbekalan kesehatan dibidang Farmasi
adalah perbekalan yang meliputi obat, bahan obat, obat asli indonesia, bahan obat
asli indonesia, alat kesehatan, kosmetik dan sebagainya.
6. Dalam suatu acara Baksos, Seorang Anggota DPR RI membagikan Obat-obatan secara Cuma-
Cuma kepada seluruh Masyarakat yang hadir, bagaimana tanggapan saudara jika mengacu
pada UU Kesehatn No, 36 Th. 2009 Pasal :98
Jawab:
Menurut pendapat saya tentu saja itu perbuatan yang salah karena sudah melanggar Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 98 Tentang Kesehatan sebagaimana
yang tercantum pada Pasal 98 ayat (2) yaitu “Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan
kewenangan dilarang mengadakan, menyimpan, mengolah, mempromosikan, dan
mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat obat”. Maka selain dari tenaga kesehatan
ataupun TTK dilarang mengedarkan, mempromosikan ataupun mengolah obat-obatan karena
ditakutkan akan menyalahi aturan pemakaian atau pengolahan obat tersebut.

Dan jika melanggar maka akan dikenakan ketentuan pidana sebagaimana yang tertera pada
pasal 196 yaitu : Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan
farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan,
khasiat atau kemanfaatan, dan mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2) dan ayat
(3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

7. Kewajiban Tenaga Teknis Kefarmasian ada …………., sebutkan !


Jawab:
Kewajiban yang dimiliki Tenaga Teknis Kefarmasian menurut Keputusan Menteri Kesehatan
RI No.1332/MENKES/X/2002 yaitu :
1. Melayani resep dokter sesuai dengan tanggung jawab dan standar profesinya.
2. Memberi Informasi :
 Yang berkaitan dengan penggunaan/pemakaian obat yang diserahkan kepada
pasien.
 Penggunaan obat secara tepat, aman dan rasional atas permintaan masyarakat.
3. Menghormati hak pasien dan menjaga kerahasiaan identitas serta data kesehatan
pribadi pasien.
4. Melakukan pengelolaan apotek.
5. Memiliki Surat Izin Kerja Asisten Apoteker (SIKAA) yang dikeluarkan pejabat yang
berwenang.

8. Dimakah izin-izin dibawah ini dibuat ?


a. Apotek
b. PBF
Jawab :
a. Apotek ; izin ini dibuat di dinas kesehatan yang berlandaskan atas peraturan
menteri kesehatan Republik Indonesia No. 26 tahun 2018 tentang pelayanan
perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik sektor kesehatan.
b. PBF ; izin ini dibuat di dinas kesehatan provinsi setempat dengan berlandaskan
Pada PERMENKES RI NO.1148/MENKES/PER/VI/2011 tentang perdagangan
besar farmasi.

9. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 108 (1) mengatur tentang standar
kefarmasian. Apa yang saudara ketahui tentang praktek kefarmasian.
Jawab:
Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 108 (1) dapat saya
simpulkan bahwa pratek kefarmasian ialah praktek yang berhubungan dengan obat jadi,
bahan obat, obat tradisional/jamu dan kosmetika yang diproduksi dan diolah oleh tenaga
teknis kefarmasian. Semua hal yang berhubungan dengan obat-obatan harus di kelola
oleh ahli farmasi karena berhubungan langsung dengan nyawa pasien karena Semua
tanggung jawab ada di tangan tenaga teknis kefarmasian.

10. Apakah perbedaan PBF dengan Cabang PBF


Jawab:
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1148/Menkes/Per/Vi/2011 Tentang Pedagang Besar Farmasi Perbedaan dari PBF dan
cabang PBF ialah PBF adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin
untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah
besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, PBF hanya dapat melaksanakan
pengadaan bahan obat dari industri farmasi, sesama PBF dan atau melalui importasi.
Sedangkan PBF Cabang adalah cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk
melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah
besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, PBF cabang hanya boleh
melakukan pengadaan obat atau bahan obat dari PBF pusat dan cabang PBF dapat
berfungsi sebagai tempat pendidikan dan pelatihan.

Anda mungkin juga menyukai