FAKULTAS FARMASI
LAPORAN
PRAKTIK KERJA
PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA
JL. SIRSAK, RT 1/RW 2, JAGAKARSA, KOTA JAKARTA
SELATAN, DKI JAKARTA 12620
PERIODE 06 – 30 JUNI 2022
Disusun oleh:
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN
PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA
JL. SIRSAK, RT 1/RW 2, JAGAKARSA, KOTA JAKARTA
SELATAN, DKI JAKARTA 12620
PERIODE 06 – 30 JUNI 2022
Disusun Oleh :
Disetujui Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan dan menyusunan Laporan Praktik Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta.
Diharapkan calon Apoteker memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai tugas,
fungsi, dan peran Apoteker di Puskesmas.
Pada kesempatan ini kami penulis mengucapkan terimakasih yang mendalam kepada
Ibu apt. Irine Satya Firmandasari., S.Farm selaku pembimbing PKPA di
Puskesmas Kecamatan Jagakarsa dan Ibu Dr. apt. Hesty Utami R., M.Clin.Pharm.,
PhD selaku pembimbing PKPA di Fakultas Farmasi Universitas Pancasila yang telah
banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, nasehat, serta
motivasi selama proses PKPA maupun penyusunan hingga Laporan Praktik Kerja
Profesi Apoteker ini terselesaikan dengan baik. Penulis juga menyampaikan rasa
terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Bapak Prof. Dr. apt. Syamsudin,
M.Biomed.
2. Ketua Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Pancasila,
apt. Hesty Utami R., M.Clin.,Phd.
3. Seluruh Dosen, Staff dan karyawan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila yang
telah membantu selama masa perkuliahan di FFUP
4. Seluruh Staff dan Karyawan Puskesmas Kecamatan Jagakarsa yang memberikan
pengetahuan dan pengalaman tentang Puskesmas.
5. Seluruh Pihak yang turut membantu dalam penulisan laporan PKPA ini secara
baik dan lancar secara langsung maupun tidak langsung.
6. Kedua orang tua, serta kakak-kakak dan adik-adik yang senantiasa memberikan
doa, semangat, serta dukungan baik secara moril maupun materil yang tak
terhingga.
Penulis sangat menyadari bahwa Laporan PKPA ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun akan penulis terima
ii
dengan senang hati. Akhir kata, semoga Laporan PKPA ini dapat bermanfaat serta
memberikan informasi yang berguna bagi para pembaca khususnya dibidang
Puskesmas.
Jakarta, Juni 2022
Tim Penulis
iii
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 1
B. TUJUAN .................................................................................................... 2
C. MANFAAT ................................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 4
A. PUSKESMAS ............................................................................................ 4
B. STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS ............ 7
BAB III GAMBARAN UMUM DAN RUANG LINGKUP TEMPAT PKPA......... 20
C. VISI DAN MISI ....................................................................................... 22
D. FASILITAS PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA .................. 22
BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................................... 24
A. TEMPAT DAN WAKTU ........................................................................ 24
B. KEGIATAN DI PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA ............ 24
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 38
A. KESIMPULAN ........................................................................................ 38
B. SARAN .................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 40
LAMPIRAN ............................................................................................................... 41
iv
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar III. 1 Puskesmas Kecamatan Jagakarsa ........................................................ 20
Gambar III. 2 Organisasi Puskesmas Kecamatan Jagakarsa ...................................... 21
v
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) ............... 41
Lampiran 2. Faktur ..................................................................................................... 42
Lampiran 3. Laporan Penerimaan Vaksin dan Berita Acara Serah Terima (BAST) . 43
Lampiran 4. Kartu Stock ............................................................................................ 44
Lampiran 5. Gudang Puskesmas Kecanatan Jagakarsa.............................................. 45
Lampiran 6. Penyimpanan Sediaan Farmasi Puskesmas Kecamatan Jagakarsa ........ 46
Lampiran 7. Cold Chain Penyimpanan Vaksin .......................................................... 48
Lampiran 8. Lemari Pendingin .................................................................................. 49
Lampiran 9. Resep Racikan ....................................................................................... 50
Lampiran 10. Ruang Konseling Apoteker ................................................................. 51
Lampiran 11. Form Konseling Pasien ........................................................................ 52
Lampiran 12. Ruang Peyimpanan Vaksin .................................................................. 62
Lampiran 13. Resep ................................................................................................... 63
Lampiran 14. Tugas Khusus ...................................................................................... 64
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan, yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara
fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis (1). Dalam UU tersebut juga
dijelaskan bahwa upaya kesehatan merupakan setiap kegiatan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal setiap orang. Upaya kesehatan terdiri atas pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.
Berbagai pihak turut serta dalam melakukan upaya kesehatan, salah satunya
adalah pemerintah. Pemerintah dalam pembangunan kesehatan memiliki
tanggung jawab atas ketersediaan sumber daya dalam bidang kesehatan yaitu
segala bentuk dana, alat kesehatan, tenaga, sediaan farmasi, perbekalan
kesehatan serta sarana dan prasarana kesehatan yang menunjang perencanaan,
mengatur, menyelenggarakan, membina, pelayanan, dan mengawasi
penyelenggaraan upaya kesehatan. Upaya pemerintah dalam menyelenggarakan
kesehatan dilakukan oleh kementerian kesehatan (KEMENKES) untuk
membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara khususnnya
di bidang kesehatan (2).
Unsur pelaksana yang dilakukan kemenkes dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang kesehatan adalah Dinas Kesehatan (DINKES) dan Suku
Dinas kesehatan Kota (SUDINKES) merupakan unit kerja Dinas Kesehatan pada
kota administrasi. Suku Dinas Kesehatan daerah Ibukota Jakarta terdapat di lima
Kota administrasi yaitu Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta
1
2
Timur, dan Jakarta Barat. Wilayah Jakarta selatan terdiri dari sepuluh kecamatan
yaitu, Kebayoran baru, Kebayoran lama, Pesanggrahan, Cilandak, Pasar minggu,
Jagakarsa, Mampang Prapatan, Pancoran, Tebet, dan Setiabudi. Suku Dinas
kesehatan Kota (SUDINKES) dalam penyelengaraan memiliki fungsi
pengoordinasian kegiatan puskemas dalam pelayanan kesehatan dan upaya
kesehatan masyarakat serta perorangan (3,4).
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan memiliki peran yaitu
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yang meliputi pengelolaan Sediaan
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai serta pelayanan farmasi klinik (3,5).
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) merupakan salah satu sarana bagi
calon apoteker untuk mendapatkan pengalaman kerja, pengetahuan, gambaran,
dan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran apoteker di lingkup
pelayanan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa calon apoteker
melakukan PKPA di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan yang
berlangsung dari tanggal 13 Juni – 29 Juni 2022 untuk memberikan wawasan
kepada calon apoteker mengenai perannya di pusat pelayanan kesehatan.
B. TUJUAN
Tujuan dari Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Puskesmas Kecamatan
Jagakarsa adalah:
1. Mengetahui dan memahami gambaran umum pusat kesehatan masyarakat
beserta peran dan fungsinya
2. Mengetahui dan memahami pengelolaan dan pelayanan obat di Puskesmas
kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan.
3. Memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam menjalankan pekerjaan
kefarmasian di lembaga pemerintahan.
4. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi apoteker yang profesional.
3
C. MANFAAT
Manfaat dari Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Puskesmas Kecamatan
Jagakarsa adalah:
1. Calon apoteker memiliki kemampuan dan pengalaman praktis untuk
melakukan pekerjaan kefarmasian di pemerintahan.
2. Fakultas memperoleh masukan mengenai materi yang perlu diajarkan di
kampus khususnya peraturan perundang-undangan dalam bidang kesehatan
dan farmasi sehingga kurikulum FFUP selalu mengikuti apa yang menjadi
kebutuhan dunia kerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PUSKESMAS
1. DEFINISI (2,5)
Pusat kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Fasilitas
pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
daerah dan/atau masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya
disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif di wilayah kerjanya. Secara nasional standar wilayah kerja
Puskesmas adalah satu kecamatan. Apabila di satu kecamatan terdapat lebih
dari satu Puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar
Puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah yaitu desa/
kelurahan.
2. TUJUAN
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 43 tahun 2019 tentang
Puskesmas, pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang (5):
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat.
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.
c. Hidup dalam lingkungan sehat.
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
4
5
habis pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub
unit/pelayanan farmasi puskesmas dan jaringannya. Tujuannya adalah
untuk memenuhi kebutuhan sediaan farmasi sub unitpelayanan kesehatan
yang ada di wilayah kerja puskesmas dengan jenis,mutu, jumlah dan
waktu yang tepat. Sub- sub unit di puskesmas dan jaringannya antara
lain:
1). Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas
2). Puskesmas Kelurahan
3). Puskesmas Keliling
4). Posyandu
5). Polindes
Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain)
dilakukan dengan cara pemberian obat sesuai resep yang diterima (floor
stock), pemberian obat per sekali minum (dispensing dosis unit) atau
kombinasi, sedangkan pendistribusian ke jaringan Puskesmas dilakukan
dengan cara penyerahan obat sesuai dengan kebutuhan (floor stock).
f. Pemusnahan dan Penarikan
Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, dan bahan medis habis pakai
yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penarikan sediaan
farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan peraturan perundang-
undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah
penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi
sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap
memberikan laporan kepada kepala BPOM. Penarikan bahan medis habis
pakai dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri.
Pemusnahan dilakukan untuk sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai bila:
1). Produk tidak memenuhi persyaratan mutu;
2). Telah kadaluwarsa;
11
1). Bukti bahwa pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai telah dilakukan.
2). Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian.
3). Sumber data untuk pembuatan laporan.
i. Pemantauan dan Evaluasi
Pengelolaan Pemantauan dan evaluasi pengelolaan sediaan farmasi dan
bahan medis habis pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk:
1). Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai sehingga
dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan.
2). Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan sediaan farmasi dan
bahan medis habis pakai.
3). Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.
Setiapkegiatan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai, harus dilaksanakan sesuai standar prosedur operasional.
Standar Prosedur Operasional (SPO) ditetapkan oleh kepala
Puskesmas. SPO tersebut diletakkan di tempat yang mudah dilihat.
2. Pelayanan Farmasi Klinik
a. Pengkajian dan Pelayanan Resep
Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi,
persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat
inap maupun rawat jalan. Persyaratan administrasi meliputi:
1). Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.
2). Nama, dan paraf dokter.
3). Tanggal resep.
4). Ruangan/unit asal resep
Persyaratan farmasetik meliputi:
1). Bentuk dan kekuatan sediaan.
2). Dosis dan jumlah obat.
3). Stabilitas dan ketersediaan.
4). Aturan dan cara penggunaan.
13
20
21
B. STRUKTUR ORGANISASI
PEMBAHASAN
24
25
g. Pengendalian
Kegiatan pengendalian di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa dilakukan
melalui pengendalian persediaan, pengendalian penggunaan, dan
penanganan obat hilang, rusak dan kadaluarsa. Pengendalian persediaan
dilakukan dengan menentukan jumlah stok yang diserahkan pada unit
pelayanan agar tidak mengalami kekosongan/kekurangan obat dan
menentukan jumlah stok obat yang disediakan untuk mencegah
terjadinya hal tidak terduga (keterlambatan pengadaan/pengiriman).
Pengendalian kegunaan dilakukan dengan menghitung rata-rata
jumlah resep, memeriksa kesesuaian peresepan dengan formularium
Puskesmas dan memeriksa persentase peresepan obat yang rasional
terhadap pemakaian antibiotik pada diagnosa penyakit ISPA dan diare
serta pemakaian injeksi vitamin pada diagnosa penyakit myalgia.
Penanganan obat hilang, rusak dan kadaluarsa dilakukan dengan
memeriksa jenis, kesesuaian jumlah dengan pencatatan kartu stok,
kondisi, dan tanggal kadaluarsa obat, mencatat jika ada ketidaksesuaian
jenis, jumlah atau kejadian obat, dan mencatat jumlah obat yang rusak
atau kadaluarsa.
h. Administrasi
Kegiatan administrasi di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa meliputi
kegiatan pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh rangkaian kegiatan
dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP, baik yang diterima,
disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit
pelayanan lainnya. Pencatatan dilakukan dengan menggunakan kartu
stok, LPLPO, dan dokumentasi lainnya melalui Laporan POR. Untuk
pencatatan kesesuaian obat dengan Fomularium Puskesmas dilakukan
setiap hari dan direkap perbulan persentasi kesesuaiannya.
Kegiatan pelaporan obat untuk golongan narkotika dan psikotropika
dilakukan secara online melalui SIPNAP yang dapat diakses melalui
www.sipnap.kemkes.go.id, untuk obat Anti Retro Viral (ARV) pelaporan
dilakukan melalui SIHA yang dapat diakses melalui
32
baru, pasien HIV baru, dan pasien lansia dengan penyakit kronis seperti
diabetes, hipertensi, dan lainnya serta atas persetujuan dari pasien
tersebut. Tahapan konseling Puskesmas Kecamatan Jagakarsa meliputi :
1) Perkenalan apoteker
2) Apa saja hal yang disampaikan tentang obat oleh dokter sebelumnya
3) Cara pakai obat
4) Kegunaan obat
5) Lama penggunaan obat
6) Efek samping obat
7) Harapan setelah menggunakan obat
8) Memotivasi pasien agar semangat menggunakan obat
Adapun harapan dilakukan konseling adalah memberikan pemahaman
yang benar mengenai obat kepada pasien terkait tujuan pengobatan,
jadwal pengobatan dan lama penggunaan obat, efek samping obat, cara
penggunaan serta penyimpanan obat yang baik dan benar.
d. Visite/Ronde
Kegiatan visite/ronde di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa tidak dilakukan
secara rutin karena kegiatan visite/ronde pasien di Puskesmas Kecamatan
Jagakarsa hanya kepada pasien rawat inap, sedangkan pasien rawat inap
di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa hanya ada pasien bersalin tanpa
resiko sehingga visite/ronde pasien hanya dilakukan sebatas pada
pemberian vitamin.
e. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Kegiatan MESO di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa yang dilakukan oleh
apoteker penanggung jawab dilakukan sesuai dengan PMK Nomor 74
tahun 2016. Kegiatan MESO dilakukan melalui pencatatan pada lembar
kuning, yang selanjutnya dilaporkan ke web MESO Nasional.
f. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Kegiatan pemantauan terapi obat (PTO) di Puskesmas Kecamatan
Jagakarsa yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memastikan bahwa
seorang pasien mendapatkan terapi obat yang efektif, terjangkau dengan
36
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang telah
dilakukan di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa pada periode 06 Juni – 30 Juni
2022 dapat disimpulkan bahwa:
1. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang dilakukan untuk melaksanakan upaya kesehatan, berperan penting
dalam upaya preventif dan promotif guna meningkatkan taraf hidup kesehatan
bagi masyarakat. Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
dilaksanakan pada unit pelayanan berupa ruang farmasi yang dipimpin oleh
seorang Apoteker sebagai penanggung jawab.
2. Pelayanan kefarmasian di puskesmas terdiri dari pengelolaan sediaan farmasi
dan bahan medis habis pakai (BMHP) dan pelayanan farmasi klinis.
Pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai (BMHP) meliputi
kegiatan perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian, administrasi, serta
pemantauan dan evaluasi. Pelayanan farmasi klinis meliputi pengkajian dan
pelayanan resep, pelayanan informasi obat (PIO), konseling, visite pasien
(khusus puskesmas rawat inap), monitoring efek samping obat (MESO),
pemantauan terapi obat (PTO), dan evaluasi penggunaan obat (EPO).
3. Apoteker di puskesmas memiliki tugas dan tanggung jawab dalam
pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai (BMHP) dan
pelayanan farmasi klinis.
B. SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan praktik kerja di
Puskesmas Kecamatan Jagakarsa adalah:
38
39
40
LAMPIRAN
41
42
Lampiran 2. Faktur
43
METODE PENELITIAN
B. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan
pengumpulan data secara retrospektif yang diperoleh dari data resep
pemakaian obat golongan antibiotik di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa
Tahun 2021.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi pada penelitian ini yaitu semua resep yang masuk di unit
farmasi Puskesmas Kecamatan Jagakarsa tahun 2021.
b. Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu resep pemakaian
obat golongan antibiotik di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa tahun
2021 yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1). Antibiotik terdaftar dalam Formularium Nasional
2). Bentuk sediaan oral dan injeksi
3). Antibiotik yang memiliki kode ATC
3. Prosedur Penelitian
a. Pengumpulan Data Peneitian
1). Pengumpulan data pemakaian obat golongan antibiotik di Unit
Farmasi Puskesmas Kecamatan Jagakarsa periode 2021 dari
LPLPO (Laporan pemakaian dan Lembar Permintaan Obat).
65
Pengolahan tahap kedua yaitu membuat variabel ATC dan DDD setiap
obat berdasarkan zat aktifnya, ATC dan DDD setiap obat diperoleh dari
website ATC/DDD WHO pada www.whocc.no/atc_ddd_indexhpx/. Pada
tahap ini hanya ada 15 obat antibiotik yang masuk untuk pengolahan
selanjutnya. Tahap ini menghasilkan DDD value, DDD tertimbang dan
expenditure yang ditunjukkan pada Tabel IV. 2.
Tabel IV. 2 Daftar Obat serta ATC, DDD, DDD Value, DDD Tertimbang dan
Expenditure
Tahap selanjutnya dilakukan pivot ke tabel baru dari data sebelumnya dan
disortir berdasarkan nama generik obat. DDD tertimbang kemudian diubah
dalam bentuk persen dari keseluruhan DDD tertimbang, dan diurutkan dari
persentase terbesar. Tahap ini menghasilkan data yang menunjukkan obat
yang paling banyak digunakan berdasarkan DDD secara berurutan yang
dikelompokkan berdasarkan nama generik obat. Hasil analisis ditunjukkan
pada Tabel IV. 3.
69
Dari tabel ini juga dapat terlihat profil DU 90%, atau obat-obatan yang
penggunaanya mencakup 90% penggunaan total. Dalam hal ini, penggunaan
total adalah penggunaan total obat golongan antibiotika. Berdasarkan Tabel
IV. 3, obat yang termasuk DU 90% adalah Amoxicillin, Isoniazid,
Ciprofloxacin, dan Rifampicin.
Pada tahap ini dilakukan pembuatan tabel persentase expenditure dari data
expenditure yang didapatkan dari Tabel IV. 2. Seperti pada langkah
sebelumnya, persentase expenditure disortir berdasarkan nama generik obat
dan diurutkan berdasarkan besar persentase. Tahap ini menghasilkan
persentase expenditure berdasarkan nama generik obat dan diurutkan
berdasarkan besar persentasenya. Tahap ini menunjukkan urutan besar
pengeluaran untuk setiap golongan obat. Hasil analisis ditunjukkan pada
Tabel IV. 4.
70
E. VALUE/DDD OBAT
Pada tahap ini dibuat tabel value/DDD berdasarkan nama generik obat.
Tahap ini menghasilkan data expenditure atau pengeluaran yang dibutuhkan
untuk DDD setiap obat berdasarkan nama generiknya. Hasil analisis
ditunjukkan pada Tabel IV. 5.
71
PENUTUP
A. KESIMPULAN