( PRAKERIN )
DI PUSKESMAS WATES
OLEH:
SYAHNAS FADILA RIZKY
NISN. 0045710287
XI FARMASI 2
Mengetahui,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
SMK YADIKA PAGELARAN
Penyusun
SYAHNAS FADILA RIZKY
NISN. 045710287
Menyetujui,
Mengetahui,
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan bagi
kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN) di Puskesmas Wates dengan lancar dan baik.
Laporan Praktek Kerja Industri ini diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menyelesaikan studi Program Studi Farmasi. Penyusunan laporan
Praktek Kerja Industri ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari
berbagai pihak.Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
penghargaan dan terimakasih kepada :
1. Komang Suwardana S.Pd selaku kepala SMK YADIKA PAGELARAN.
2. Selaku Ketua Jurusan Farmasi di SMK YADIKA
PAGELARAN.
3. Dodi Suwardi S.Pd selaku pembimbing PRAKERIN di sekolah yang telah
memberikan bimbingan dan saran kepada kami selama melaksanakan Praktek
Kerja Industri (PRAKERIN) dan Menyusun laporan PRAKERIN
4. Panca Misgiyantoro, S.Pd selaku Ketua Pelaksana PSG
5. Seluruh karyawan Puskesmas Wates atas bantuan dan kerja sama selama
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN).
6. Kedua orang tua kami masing-masing atas segala doa, sarana, dan dukungan
yang telah diberikan sehingga Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat
terselesaikan.
7. Teman-teman sejawat di Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta.
8. Kepada seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan Praktek
Kerja Lapangan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan Praktek Kerja
Industri ini masih banyak kekurangan serta jauh dari sempurna karena
keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, oleh karena itu penulis dengan tulus
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sehingga dapat
digunakan untuk perbaikan lebih lanjut. Harapan kami semoga laporan ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kami khususnya serta bagi pembaca
pada umumnya.
, Juli 2020
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................v
DAFTAR TABEL..............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................2
C. Manfaat....................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................4
A. Definisi Puskesmas..................................................................................4
B. Tugas Puskesmas.....................................................................................4
C. Fungsi Puskesmas....................................................................................5
D. Tujuan Puskesmas...................................................................................5
E. Pelayanan Farmasi di Puskesmas............................................................5
F. Pengelolaan SDM....................................................................................6
BAB III TINJAUAN UMUM PUSKESMAS DANUREJAN II.......................8
A. Data Kependudukan di wilayah kerja UPT Puskesmas Danurejan II.....8
B. Geografi dan Data Demografi Puskesmas Danurejan II.........................9
C. Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan Puskesmas Danurejan II.....................10
D. Struktur Organisasi Puskesmas Danurejan II.........................................10
E. Apotek Puskesmas di Puskesmas Danurejan II......................................12
F. Sarana dan Prasarana di Puskesmas Danurejan II..................................12
G. Perbekalan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas
Danurejan II............................................................................................12
BAB IV KEGIATAN PKL DAN PEMBAHASAN..........................................13
A. Manajemen Sumber Daya Manusia di Puskesmas Danurejan II...........13
B. Manajemen Perbekalan Farmasi di Puskesmas Danurejan II................14
1. Perencanaan Pengadaan di Puskesmas Danurejan II.......................14
2. Penerimaan di Puskesmas Danurejan II..........................................17
3. Penyimpanan di Puskesmas Danurejan II.......................................17
4. Distribusi di Puskesmas Danurejan II.............................................18
5. Pencatatan dan Pelaporan di Puskesmas Danurejan II....................19
6. Monitoring dan evaluasi pengelolaan obat di Puskesmas
Danurejan II.....................................................................................21
7. Administrasi di Puskesmas Danurejan II.........................................21
v
C. Pelayanan Farmasi Klinis di Puskesmas Danurejan II...........................22
1. Pelayanan Kefarmasian Rawat Jalan di Puskesmas Danurejan II...22
2. Pengkajian dan Pelayanan Resep di Puskesmas Danurejan II........22
3. Pelayanan Informasi Obat di Puskesmas Danurejan II...................24
4. Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat di Puskesmas
Danurejan II.....................................................................................24
5. Pemantauan Terapi Obat di Puskesmas Danurejan II.....................25
6. Evaluasi Penggunaan Obat Rasional di Puskesmas Danurejan II...25
7. Promosi Kesehatan di Puskesmas Danurejan II..............................26
BAB V PENUTUP.............................................................................................27
A. Kesimpulan.............................................................................................27
B. Saran.......................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................28
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah kesatuan organisasi kesehatan fungsional pusat
pengembangan kesehatan masyarakat juga membina peran serta masyarakat
disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas
mempunyai wewenang dan tangung jawab atas pemeliharaan kesehatan
masyarakat dalam wilayah kerjanya (Satrianegara, 2014).
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang
menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharan, peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif),
dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (Permenkes, 2016).
Standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Puskesmas
suatu kecamatan terdapat lebih dari satu, maka tanggung jawab wilayah kerja
dibagi antar puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah
yaitu desa/kelurahan atau dusun/rukun warga (RW). Puskesmas bertanggung
jawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota (Permenkes, 2016).
B. Tugas Puskesmas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat (Permenkes, 2014). Puskesmas
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan yang meliputi pelayanan
kesehatan perorangan (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat
(public goods) (Permenkes, 2014). Pelayanan kesehatan yang diberikan di
puskesmas ialah pelayanan kesehatan yang meliputi peningkatan kesehatan
(promotif), upaya pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif) dan
pemulihan kembali (rehabilitatif) (Permenkes, 2016).
5
C. Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dalam melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu dengan menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama
di wilayah kerjanya (Permenkes, 2014). Puskesmas juga berfungsi sebagai
pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti
puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Disamping itu, puskesmas aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di
wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan (Trihono, 2005).
D. Tujuan Puskesmas
Puskesmas memiliki tujuan untuk tercapainya kecamatan yang sehat
mencakup 4 indikator utama yaitu hubungan yang sehat, perilaku sehat,
cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat kesehatan penduduk
(Permenkes, 2006).
E. Pelayanan Farmasi di Puskesmas
Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan
tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat
dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan pasien dan
masyarakat akan peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan
adanya perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug
oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient
oriented) dengan filososfi Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical care)
(Permenkes, 2016).
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu
kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan sediaan farmasi dan
6
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dan kegiatan pelayanan farmasi klinik.
Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia dan sarana
prasarana. Pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP) merupakan salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai
dari perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi.
Tujuannya adalah untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan
keterjangkauan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang efisien,
efektif dan rasional, meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga
kefarmasian, mewujudkan sistem informasi manajemen dan melaksanakan
pengendalian mutu pelayanan (Permenkes, 2016).
Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan
Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan
dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan farmasi
klinik meliputi pengkajian dan pelayanan resep, pelayanan informasi obat,
konseling, visite pasien (khusus puskesmas rawat inap), monitoring efek
samping obat, pemantauan terapi obat dan evaluasi penggunaan obat
(Permenkes, 2016).
F. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia untuk melaksanakan pelayanan kefarmasian di
Puskesmas adalah Apoteker yang dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian
(TTK) (Permenkes, 2006). Kompetensi Apoteker di Puskesmas mampu
memberikan dan menyediakan pelayanan kefarmasian yang bermutu, mampu
mengambil keputusan secara profesional, mampu berkomunikasi yang baik
dengan pasien maupun profesi kesehatan lainnya dengan menggunakan
bahasa verbal, non verbal maupun bahasa lokal dan selalu belajar sepanjang
karir baik pada jalur farmasi maupun informal sehingga ilmu dan
keterampilan yang dimiliki selalu baru (update). Tenaga Teknis Kefarmasian
hendaknya dapat membantu pekerjaan Apoteker dalan melaksanakan
pelayanan kefarmasian (Permenkes, 2006).
7
Sarana dan prasarana adalah tempat, fasilitas dan peralatan yang secara
tidak langsung mendukung pelayanan kefarmasian puskesmas. Sarana dan
prasarana yang dimiliki puskesmas untuk meningkatkam kualitas pelayanan
kefarmasian, meliputi papan nama “Apotek” atau “Kamar Obat” yang dapat
terlihat jelas oleh pasien, ruang tunggu yang nyaman bagi pasien, peralatan
yang menunjang kefarmasian (timbangan gram dan mg, mortir-stemfer, gelas
ukur, corong, rak alat-alat), tersedia tempat dan alat untuk memberikan
informasi obat bebas dalam upaya penyuluhan pasien (memasang poster,
brosur dan majalah kesehatan), tersedianya sumber informasi serta literatur
yang memadai untuk Pelayanan Informasi Obat (PIO) seperti Informasi
Seputar Obat (ISO), tersedianya tempat juga alay untuk melakukan peracikan
obat yang memadai, tersedianya penyimpanan obat khusus (suppositoria,
narkotika dan psikotropika), tersedianya kartu stok obat untuk memantau
keluar masuknya obat dan tempat penyerahan obat yang nyaman dan aman
bagi pasien untuk melakukan PIO (Permenkes, 2006).
Administrasi adalah rangkaian aktivitas pencatatan, pelaporan,
pengarsipan dalam rangka penatalaksanaan pelayanan kefarmasian yang tertib
baik untuk sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan maupun pengelolaan
resep supaya mudah untuk dimonitor dan dievaluasi (Permenkes, 2006).
BAB III
TINJAUAN UMUM PUSKESMAS DANUREJAN II
A. Data Kependudukan
Jumlah penduduk di wilayah kerja UPT Puskesmas Danurejan II
hampir setiap tahun mengalami kecenderungan peningkatan jumlah.
Berdasarkan data dinas kependudukan dan pencatatan sipil kota Yogyakarta
tahun 2016 jumlah jiwa tercatat 12.006 jiwa. Kepadatan penduduk adalah
16.008/km2. Sex ratio atau perbandingan antara perempuan dan laki-laki
sebesar 1.039 jiwa. Laki-laki 5.888 jiwa sedangkan perempuan sebanyak
6.118 jiwa. Jumlah penduduk per kelurahan dan jumlah kepala keluarga (KK)
dapat dilihat pada tabel I dan tabel II.
Tabel I. Jumlah Penduduk Per Kelurahan di Wilayah Kerja
Puskesmas Danuerjan II
No Kelurahan JUMLAH
Laki-laki perempuan Jiwa
1 Bausasran 3.569 3.735 7.304
2 Suryatmajan 2.319 2.383 4.702
JUMLAH 5.888 6.118 12.006
8
9
13
14
(LPLPO) yang berisi pemakaian obat bulan lalu dan sisa stok obat dan
BMHP yang ada di gudang farmasi puskesmas. Selain itu, pertimbangan
dalam permintaan obat di Puskesmas Danurejan II adalah menggunakan
stok optimum yang didapat dari dua kali pemakaian bulan lalu. Untuk
permintaan obat-obatan yang urgent (mengalami kekosongan di
Puskesmas dalam bulan tersebut) dapat dilakukan dengan sistem
permintaan obat di luar LPLPO atau bon kepada UPT Gudang Farmasi
Kota Yogyakarta sesuai dengan peraturan Dinas Kesehatan yang telah
ditetapkan untuk obat maupun BMHP. Berikut ini adalah rumus yang
digunakan dalam permintaan Puskesmas Danurejan II :
Penulisan
Penyerahan LPLPO ke Dinas Kesehatan jenis
Kota dan jumlah permintaan obat dalam LPLPO
Yogyakarta
Penentuan jumlah
permintaan obat
2. Penerimaan
Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat dan
BMHP dari UPT Gudang Farmasi Kota Yogyakarta sesuai dengan
permintaan yang telah diajukan. Penerimaan obat dan BMHP di
Puskesmas Danurejan II dilakukan dengan sistem dropping barang. Obat
maupun BMHP yang diterima melalui dropping selanjutnya diperiksa
kesesuaiannya dengan Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO) yang telah dibuat. Petugas farmasi melakukan pengecekan
terhadap nama barang, bentuk sediaan, jumlah, nomor batch dan tanggal
kadaluarsanya. Selanjutnya obat yang telah sesuai dilakukan pemindahan
dan penyimpanan ke gudang berdasarkan bentuk sediaan, alfabetis, serta
FIFO dan FEFO, tidak lupa pula untuk menuliskan tanggal kadaluarsa
pada sisi depan box agar memudahkan penyusunan dan pengambilan.
Barang yang telah masuk kedalam lemari penyimpanan selanjutnya
dicatatkan pada kartu stok gudang pada kolom barang masuk beserta
jumlahnya dan dilakukan perhitungan terhadap total stok.
3. Penyimpanan
Penyimpanan obat di gudang farmasi Puskesmas Danurejan II
disusun berdasarkan bentuk sediaan, stabilitas serta menggunakan
kombinasi metode FIFO (first in first out) dan FEFO (first expired first
out) yang disusun secara alfabetis. Kombinasi metode tersebut
memudahkan dalam mencari serta meminimalkan obat tersimpan sampai
expired date, untuk meminimalkan hal tersebut petugas kefarmasian
memberikan kode dengan cara menempeli stiker kuning dan diletakkan
ditempat yang mudah terlihat untuk menandai obat yang hampir expired.
Sedangkan untuk peletakkan obat di display pelayanan farmasi (kamar
obat) menggunakan metode bentuk sediaan dan disusun secara alfabetis.
Ruang penyimpanan obat di gudang farmasi disesuaikan dengan sifat
obat, untuk obat yang perlu suhu khusus seperti suppositoria disimpan
dalam lemari pendingin/kulkas.
18
menemukan efek samping obat sedini mungkin terutama yang berat, tidak
dikenal dan frekuensinya jarang dan menentukan frekuensi dan insidensi
efek samping obat yang sudah dikenal maupun baru ditemukan. Terdapat
kasus yang didokumentasikan oleh Puskesmas Danurejan II pada tahun
2018 yaitu pasien anak yang mengalami efek samping karena penggunaan
antibiotik amoksisilin. Setelah dilakukan pelaporan hal tersebut dicatat
pada rekam medis serta didokumentasikan oleh Apoteker pada form
khusus untuk pemantauan efek samping obat.
5. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Pemantauan terapi obat merupakan kegiatan untuk memastikan
bahwa pasien mendaptkan terapi obat yang efektif, terjangkau dengan
memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping. Kegiatan ini
memiliki tujuan untuk mendeteksi masalah terkait dengan obat, serta
memberikan rekomendasi penyelesaian masalah terkait dengan obat.
Berdasarkan Permenkes No.74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas, beberapa kriteria pasien yang sebaiknya
dilakukan PTO yaitu pasien anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui,
pasien yang menerima obat lebih dari lima jenis, pasien yang memiliki
multidiagnosis, pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati, kemudian
pasien yang menerima obat dengan indeks terapi sempit serta pasien yang
menerima obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi merugikan.
Pengaplikasian PTO di Puskesmas Danurejan II belum dilakukan karena
tidak tersedianya fasilitas rawat inap.
6. Evaluasi penggunaan obat rasional
Evaluasi penggunaan obat adalah tahapan terakhir pelayanan
kefarmasian dipuskesmas yang dilakukan secara terstruktur dan
berkesinambungan untuk menjamin obat yang digunakan sesuai indikasi,
efektif, aman, terjangkau dan rasional dengan acuan agar dapat terjadinya
perbaikan dikemudian hari. Evaluasi penggunaan obat ini dilakukan sesuai
SPO (Standar Prosedur Operasional) yang ditetapkan oleh kepala
Puskesmas. Kegiatan evaluasi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran
26
A. Kesimpulan
1. Standar Pelayanan di Puskesmas Danurejan II sudah sesuai dan
memenuhi Standar Pelayanan di Puskesmas dengan menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan prefentif, untuk
mencapai derajad kesehatan masyarakat setinggi-tingginya di wilayah
kerja Puskesmas Danurejan II.
2. Peran TTK di Puskesmas Danurejan II berada di Apotek Puskesmas atau
Ruang obat meliputi penyiapan obat sesuai dengan resep dokter yang
masuk, peracikan dan lain-lain.
3. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan memberikan pengalaman kepada
mahasiswa untuk dapat memahami tugas dan tanggung jawab seorang
calon TTK di Puskesmas. Kegiatan yang telah dilakukan meliputi
penyiapan obat, meracik obat, penyerahan obat kepada pasien disertai
dengan informasi yang tepat dan benar, penyediaan obat, penerimaan obat
dan menulis kartu stok dan lain-lain.
B. Saran
1. Untuk meningkatkan pelayanan perlu adanya penataan kembali untuk
keberadaan obat fast moving pada lemari atau rak obat tanpa harus
mengganggu loket penerimaan resep yang ada.
2. Pengadaan lemari pendingin khusus untuk penyimpanan obat bersifat
termolabil sehingga tidak perlu menitipkan obat kebagian lain selama
proses pemeliharaan berlangsung.
3. Perlu untuk dilanjukan kembali untuk kegiatan Praktek kerja Lapangan
berikutnya supaya dapat mengetahui pengelolaan perbekalan farmasi di
Puskesmas.
27
DAFTAR PUSTAKA
28
LAMPIRAN
Lampiran1. Struktur organisasi puskesmas
30
Lampiran 2. Contoh laporan pemakaian dan lembar permintaan obat
31
Lampiran 3. Pemakaian 20 obat terbanyak
32
Lampiran 4. Laporan penggunaan sediaan psikotropika
33
Lampran 5. Laporan indikator peresepan di Puskesmas
34
Lampiran 6. Daftar 10 penyakit terbanyak
35
Lampiran 7. Contoh rekap harian obat
36
Lampiran 8. Contoh kartu stok
37
Lampiran 9. Contoh resep pasien umum
38
Lampiran 10. Contoh resep pasien BPJS
39
Lampiran 11. Contoh resep pasien Askes
40
Lampiran 12. Contoh etiket putih
41
Lampiran 13. Contoh etiket biru
42
Lampiran 14. Contoh formulir monitoring indikator peresepan
43
Lampiran 15. Kegiatan selama PKL
44
Melakukan penulisan etiket
45
Lampiran 16. Rak penyimpanan sediaan tablet di gudang farmasi
46
Lampiran 18. Rak penyimpanan alkes dan BMHP
47
Lampiran 19. Lemari penyimpanan obat yang bersifat termolabil
Lampiran 20. Kartu grafik pencatatan suhu ruangan dan lemari pendingin
48
Lampiran 21. Termometer ruangan
49