Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL)

DI INSTALASI FARMASI DINAS KESEHATAN (IFK)


KOTA MEDAN

Disusun Oleh:
1. Misbah Siregar (P07539019133)
2. Muhammad Syafran Aulia (P07539019134)
3. Nur Khafifah (P07539019135)
4. Nurhaliza Safitri (P07539019136)
5. Syafrina Tri Anggi Lubis (P07539019142)
6. Syukriah Wardah Juana Siregar (P07539019143)
7. Togina Elisabet Br Pane (P07539019144)
8. Vira Fitria (P07539019145)
9. Yusi Karun Nadeak (P07539019146)
10. Sri Ulina Malemta Br Ginting (P07539018117)

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN


KEMENTERIAN KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Belajar Lapangan


Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan Farmasi
di UPT Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan

Medan, Desember 2021


Disetujui Oleh :

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

Apt.Cut Niza Usriani,S.Farm Apt. Nurul Hidayah, M. Si.


NIP : 197805021998032002 NIP : 198910162018012001

Diketahui Oleh :

Ka Instalasi Farmasi Ketua Jurusan Farmasi


Kota Medan Poltekkes Kemenkes Medan

Apt. Rusmanto, S.Si. Apt. Dra. Masniah, M.Kes.


NIP : 196504141997031002 NIP : 196204281995032001

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan penyusunan laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) di UPT
Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan.
Praktek Belajar Lapangan ini merupakan salah satu program pendidikan di
tingkat Ahli Madya Farmasi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Medan.
Laporan Praktek Belajar Lapangan ini disusun berdasarkan materi yang
disampaikan oleh pihak Instalasi Farmasi Kesehatan Kota Medan.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:

1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Kementerian Kesehatan Medan.

2. Ibu Apt. Dra. Masniah, M.Kes selaku Ketua Jurusan Farmasi Kemenkes
Medan.

3. Bapak dr. Mardohar Tambunan, M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota
Medan

4. Bapak Apt . Rusmanto, S.Si selaku Kepala Instalasi Farmasi Kota Medan.

5. Ibu Apt. Nurul Hidayah, M. Si selaku Pembimbing Institusi Praktek Belajar


Lapangan (PBL) di Instalasi Farmasi Kesehatan Kota Medan.

6. Ibu Apt. Cut Niza Usriani,S.Farm selaku pembimbing lahan Praktek Belajar
Lapangan (PBL) di Instalasi Farmasi Kesehatan Kota Medan.

7. Seluruh staf Instalasi Farmasi Kota Medan, yang telah membimbing kami
selama kami berada di Instalasi Farmasi Kesehatan Kota Medan.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah turut
serta membantu selama penyusunan laporan ini.

Yang telah membimbing dan memberikan arahan selama penulis


melaksanakan PBL di UPT Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan yang telah Bapak/Ibu
berikan.

iii
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna. Oleh karna
itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun dan semoga bermanfaat
bagi kita semua.

Medan, Desember 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktek Belajar Lapangan ................................................... 3
1.3 Manfaat Praktek Belajar Lapangan ................................................ 3
1.4 Tujuan Pembuatan Laporan ........................................................... 3
BAB II TINJAUAN UMUM DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN ................... 4
2.1 Defenisi Dinas Kesehatan Dan Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan
Kota Medan .......................................................................................... 4
2.1.1 Pengertian Dinas Kesehatan Kota Medan .......................... 4
2.1.2 Pengertian Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota
Medan .................................................................................. 4
2.2 Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Medan ........................ 5
2.2.1 Tugas Dinas Kesehatan ...................................................... 5
2.2.2 Fungsi Dinas Kesehatan ..................................................... 6
2.3 Struktur Dinas Kesehatan Kota Medan ......................................... 8
2.4 Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan
Kota Medan .................................................................................. 9
2.4.1 Tugas Instalasi Farmasi ....................................................... 9
2.4.2 Fungsi Instalasi Farmasi ...................................................... 9
2.5 Tujuan Penyimpanan ..................................................................... 10
BAB III TINJAUAN UMUM INSTALASI FARMASI MEDAN ........................... 11
3.1 Gambaran Umum Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan
Kota Medan .................................................................................... 12
3.2 Uraian Tugas di Intalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan 13
3.3 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alkes di Instalasi
Farmasi Medan ............................................................................ 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 27
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 30

v
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 30
5.2 Saran .............................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 31
LAMPIRAN ...................................................................................................... 32

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lokasi Upt Instalasi Farmasi Medan dan Dinkes Kota Medan .... ….33
Lampiran 2 Foto Bersama ............................................................................... ….34
Lampiran 3 Daftar Puskesmas Yang Ada di Kota Medan ............................... ….35
Lampiran 4 Berita Acara Barang Kadaluarsa .................................................. ….36
Lampiran 5 Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat .................... ….37
Lampiran 6 Surat Bukti Barang Keluar ........................................................... ….38
Lampiran 7 Berita Acara Serah Terima Obat .................................................. ….39
Lampiran 8 Faktur penerimaan barang dari distributor ................................... ….40
Lampiran 9 Surat Penyerahan Obat ................................................................ ….41
Lampiran 10 Kartu Persediaan ........................................................................ ….42
Lampiran 11 Form Pemantauan Ketersediaan Obat dan Vaksin Di Puskesmas .43
Lampiran 12 Form Pemantauan Ketersediaan Obat dan Vaksin Di Puskesmas.44
Lampiran 13 Laporan Penggunaan Sediaan Narkotika dan Psikotropika ...... ….45
Lampiran 14 Daftar Obat Yang ada Di Instalasi Farmasi Kesehatan Kota
Medan ......................................................................................... ….46
Lampiran 15 E-Catalouge ................................................................................ ….47
Lampiran 16 Surat Pesanan ............................................................................ ….48

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan adalah suatu instansi
pemerintahan Kota Medan yang bertanggung jawab terhadap kesehatan
masyarakat Kota Medan. Pembangunan kesehatan di arahkan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya
dapat terwujud. Dalam menjalankan tugasnya agar mencapai tujuan, Dinkes Kota
Medan membaginya ke dalam beberapa seksi. Salah satu seksi tersebut adalah
Seksi Kesehatan Dasar. Seksi Kesehatan Dasar adalah seksi yang ada di Dinkes
Kota Medan yang mempunyai tugas yaitu mengelola pelayanan kesehatan dasar
skala kota.
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu
unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan UUD negara Indonesia
tahun 1945. Menurut Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan,
kesehatan adalah keadaan sehat,baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan
prinsip nondiskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan
sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing
bangsa dalam pembangunan nasional. Seluruh upaya pembangunan juga harus
dilandasi dengan wawasan kesehatan dalam arti pembangunan nasional harus
memperhatikan kesehatan masyarakat dan merupakan tanggung jawab semua
pihak baik pemerintah maupun masyarakat.

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan


yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan
pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Oleh karena itu,

1
untuk mencapai kesehatan yang baik, pemerintah daerah maupun provinsi
berusaha melaksanakan upaya kesehatan yang optimal pula. Salah satunya
adalah menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan alat
kesehatan dengan jenis dan jumlah yang cukup sehingga mudah diperoleh pada
tempat dan waktu yang tepat yaitu dengan mendirikan gudang farmasi di setiap
kabupaten. Selain menyelenggarakan upaya kesehatan, gudang farmasi juga
dipergunakan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan serta penelitian,
pengembangana ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan.
Obat merupakan salah satu komponen penting dan tidak dapat tergantikan
dalam pelayanan kesehatan karena obat adalah bahan atau perpaduan bahan,
termasuk produk biologi yang dipergunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki
sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi
untuk manusia. Oleh karena itu, obat harus dikelola dengan baik, efektif dan
efisien. Tujuan pengelolaan obat dan perbekalan farmasi tersebut antara lain untuk
menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan
dengan jenis dan jumlah yang cukup sehingga mudah diperoleh pada tempat dan
waktu yang tepat. Instalasi farmasi adalah tempat penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pencatatan pelaporan barang persediaan berupa obat, alat
kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya yang tujuannya akan digunakan
untuk melaksanakan program kesehatan di Kota yang bersangkutan. Pengelolaan
obat yang dilaksanakan di Instalasi farmasi merupakan bentuk pelayaan
kesehatan dasar.
Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan
kefarmasian yang terdiri atas Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Oleh
karena itu, tenaga farmasi merupakan tenaga kesehatan yang berperan penting
dalam menunjang proses kesehatan dalam penyediaan obat dan alat kesehatan
di Instalasi Farmasi untuk mewujudkan tenaga farmasi ahli madya yang
berkemampuan dan berkompeten harus melaksanakan Praktek Belajar Lapangan
(PBL) sebagai mahasiswa yang menekuni bidang kesehatan khususnya farmasi
hendaklah mengetahui gambaran umum, struktur organisasi, tugas pokok dan
fungsi instalasi farmasi dan alat kesehatan yang ada di lapangan, agar saat kita
bekerja di instansi yang serupa tidak mengalami kesulitan-kesulitan dalam
melakukan kegiatan farmasi.
2
1.2 Tujuan Praktek Belajar Lapangan (PBL)

Adapun tujuan dilaksanakan praktek Belajar Lapangan (PBL) ini antara lain:

a. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan


pendididkan DIII di Politeknik Kesehatan Kemenkes Jurusan Farmasi
Medan.

b. Meningkatkan keterampilan serta menambah pengetahuan tentang


cara perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan penyaluran obat
dan alat kesehatan di Instalasifarmasi

c. Mengetahui tugas dan fungsi Instalasi farmasi

d. Membina sikap profesional mahasiswa yang diperlukan dalam


memasuki dunia kerja

1.3 Manfaat Praktek Belajar Lapangan (PBL)

a. Mahasiswa menjadi lebih terampil dan memiliki kemampuan dalam


melaksanakan kegiatan kefarmasian khususnya di Instalasi Farmasi
Kesehatan Kota Medan

b. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa,


dalam bidang kegiatan kefarmasian di Instalasi Farmasi Kesehatan
KotaMedan

c. Memperluas pola pikir mahaisiswa dalam duniakerja

d. Mengembangkan wawasan tentang duniakefarmasian

1.4 Tujuan Pembuatan Laporan

Adapun tujuan pembutan laporan ini yaitu sebagai bukti bahwa


telah dilaksanakannya kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) di Instalasi
Farmasi Kesehatan Kota Medan.

3
BAB II
TINJAUAN UMUM
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
2.1. Definisi Dinas Kesehatan Dan Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota
Medan
2.1.1 Pengertian Dinas Kesehatan Kota Medan
Dinas kesehatan adalah unsur pelaksana otonomi daerah yang bergerak
di bidang kesehatan yang fungsinya untuk melaksanakan kegiatan atau program-
program kesehatan yang di pimpin langsung oleh Kepala Dinas. Dinas Kesehatan
(Dinkes) Kota Medan adalah suatu instansi pemerintahan Kota Medan yang
bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat Kota Medan. Pembangunan
kesehatan di arahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggitingginya dapat terwujud. Dalam menjalankan tugasnya agar
mencapai tujuan, Dinas Kesehatan Kota Medan membaginya ke dalam beberapa
seksi. Salah satu seksi tersebut adalah Seksi Kesehatan Dasar. Seksi Kesehatan
Dasar adalah seksi yang ada di Dinas Kesehatan Kota Medan yang mempunyai
tugas yaitu mengelola pelayanan kesehatan dasar skala kota.
2.1.2 Pengertian Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan

Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan adalah Unit Pelaksanaan


Teknis (UPT) dalam lingkungan Dinas Kesehatan yang selanjutnya disebut
Instalasi farmasi. Instalasi farmasi adalah sarana atau tempat dilaksanakannya
pekerjaan kefarmasian berupa penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pencatatan dan pelaporan serta pemeliharaan barang persediaan berupa obat,
alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya yang tujuannya untuk
melaksanakan program upaya kesehatan di Kabupaten/Kota madya yang
bersangkutan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75 Tahun
2016 Tentang Penyelenggaraan uji mutu obat pada Instalasi Farmasi Pemerintah
Instalasi Farmasi Pemerintah adalah sarana tempat penyimpanan dan penyaluran
sediaan farmasi dan alat kesehatan milik pemerintah, baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah, dalam rangka pelayanan kesehatan.Sampel adalah
sejumlah obat yang diambil sesuai dengan tujuan dan prosedur pengambilan

4
Sampel yang ditetapkan.Uji Mutu adalah pengujian laboratorium yang dilakukan
untuk membuktikan mutu obat selalu konsisten memenuhi standar dan
persyaratan.

Menurut Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


610/MENKES/SK/XI/1981 tentang Organisasi dan tata kerja Instalasi Perbekalan
Kesehatan di bidang farmasi Kota Medan menetapkan bahwa Instalasi Farmasi
berkedudukan sebagai unit pelaksanaan teknis dalam lingkungan Dinas
Kesehatan penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian perbekalan farmasi
dan peralatan kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota madya. Instalasi farmasi di Kota
Medan dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi Farmasi yang bertanggung jawab
memimpin dan mengkoordinasi semua kegiatan di lingkungan Instalasi Farmasi
Kota Medan serta memberikan bimbingan dan petunjuk-petunjuk bagi
pelaksanaan tugas.

2.2. Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Medan


2.2.1 Tugas Dinas Kesehatan

Berdasarkan PERMENKES No 49 Tahun 2016 Tentang Pedoman Teknis


Pengorganisasian Dinas Kesehatan Provinsi Dan Kabupaten/Kota Tugasnya
sebagai berikut :
a. Dinas Kesehatan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota Tugas :
Dinas kesehatan Provinsi mempunyai tugas membantu Gubernur
melaksanakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan yang
menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang
ditugaskan kepada Daerah provinsi. Dinas kesehatan
Kabupaten/Kota mempunyai tugas membantu Bupati/Wali Kota
melaksanakan Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan yang
menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang
diberikan kepada Daerah Kabupaten/Kota.

b. Tugas Sekretariat

Melaksanakan koordinasi, pelaksanaan dan pemberian dukungan


administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Dinas

5
Kesehatan Daerah.
c. Tugas Bidang Kesehatan Masyarakat
Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional
di bidang kesehatan keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan,
pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan
kerja dan olah raga
d. Tugas Bidang Sumber Daya Kesehatan

Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional


di bidang kefarmasian, alat kesehatan dan PKRT serta sumber
daya manusia kesehatan.

2.2.2 Fungsi Dinas Kesehatan


Berdasarkan PERMENKES No 49 Tahun 2016 Tentang Pedoman Teknis
Pengorganisasian Dinas Kesehatan Provinsi Dan Kabupaten/Kota Fungsinya
sebagai berikut :
i. Dinas Kesehatan Daerah Provinsi dan Kota Fungsi :
a. Perumusan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengendalian penyakit,pelayanan kesehatan,
kefarmasian, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT) serta sumber daya kesehatan
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan,
kefarmasian, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah
tangga (PKRT) serta sumber daya kesehatan
c. Pelaksanaan evalusasi dan pelaporan di bidang kesehatan
masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan
kesehatan, kefarmasian, alat kesehatan dan perbekalan
kesehatan rumah tangga (PKRT) serta sumber daya kesehatan
d. Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya;
dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang di berikan oleh Kepala Daerah terkait
dengan bidang kesehatan
ii. Fungsi Sekretariat
a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional tugas administrasi
di lingkungan Dinas Kesehatan Daerah
6
b. Koordinasi pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan
administrai kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Dinas
Kesehatan Daerah
c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
administrasi di lingkungan Dinas Kesehatan Daerah; dan
d. Pengelolaan aset yang menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan
Daerah
iii. Fungsi Bidang Kesehatan Masyarakat
a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional di bidang kesehatan
keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan
masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang
kesehatan keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan,
pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan
kerja dan olah raga
c. Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan
keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan
masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah
raga;dan
d. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan
keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan
masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga
iv. Fungsi Bidang Sumber Daya Kesehatan
a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional di bidang
kefarmasian, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah
tangga (PKRT) serta sumber daya manusia kesehatan
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang
kefarmasian, alat kesehatan dan PKRT serta sumber daya
manusiakesehatan
c. Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi di bidang kefarmasian,
alat kesehatan dan PKRT serta sumber daya manusia kesehatan;
d. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang kefarmasian, alat
kesehatan dan PKRT serta sumber daya manusia kesehatan.

7
2.3. Struktur Dinas Kesehatan Kota Medan

Dinas Kesehatan

Sekretariat

Subbagian Subbagian Subbagian


Program Keuangan Hukum,
Informasi Dan dan Kepegawaian
Humas Pengelolaan dan Umum
Asset

Bidang Bidang Bidang Bidang


Kesehatan Pencegahan Pelayanan Sumber Daya
Masyarakat dan Kesehatan Kesehatan
pengendalian
Penyakit

Seksi Seksi Seksi Seksi


Kesehatan Survelans dan Pelayanan Kefarmasian
Keluarga dan Imunisasi Kesehatan
Gizi Primer

Seksi Promosi Seksi Pencegahan Seksi Seksi


dan dan Pengendalian Pelayanan Alat Kesehatan
Penyakit Menular Kesehatan dan PKRT
Pemberdayaan Rujukan
Masyarakat

Seksi Kesehatan Seksi Pencegahan Seksi Seksi


Lingkungan, dan Pengendalian Pelayanan Sumber Daya
Kesehatan Kerja Penyakit Tidak Kesehatan Manusia
dan Olah Raga Menular dan Tradisional Kesehatan
Kesehatan Jiwa

Kelompok Jabatan UPT Dinas


Fungsional

Gambar 2.1 Struktur Dinas Kesehatan Kota Medan


Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan :
i. Dinas Kesehatan
ii. Sekretaris
iii. Sub Bagian Program Informasi dan Humas
iv. Sub Bagian Keuangan dan Pengeloaan Aset
v. Sub Bagian Hukum, Kepegawaian dan Umum
vi. Bidang Kesehatan Masyarakat :
a. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
b. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
c. Seksi Kesehatan Lingkungan,Kesehatan Kerja dan Olahraga

8
vii. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
a. Seksi Surveilans dan Imunisasi
b. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
c. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak Menula dan
Kesehatan Jiwa
viii. Bidang Pelayanan Kesehatan
a. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer
b. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
c. Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional
ix. Bidang SumberDaya Kesehatan
a. Seksi Kefarmasian
b. Seksi Alat Kesehatan Dan PKRT
c. Seksi Sumber Daya Manusia
x. Kelompok Jabatan Fungsional
xi. UPT Dinas

2.4. Tugas Dan Fungsi Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan
2.4.1 Tugas Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan
Instalasi farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan mempunyai tugas pokok
melaksanakan perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pencatatan dan pelaporan, pemusnahan, pemeliharaan obat,
serta monitoring evaluasi perbekalan farmasi dan alat kesehatan yang
diperlukan dalam rangka pelayanan kesehatan, pencegahan dan
pemberantasan penyakit, di Puskesmas Kota Medan sesuai dengan petunjuk
Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan
2.4.2 Fungsi Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Instalasi farmasi
mempunyai fungsi:
a. Melaksanakan perencanaan pengadaan obat, alat kesehatan, dan
perbekalan farmasi lainnya.
b. Melakukan perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pencatatan dan pelaporan, pemusnahan,
pemeliharaan obat, serta monitoring evaluasi perbekalan farmasi
dan alat kesehatan lainnya.
9
c. Melakukan pengamatan terhadap mutu dan khasiat obat secara
umum yang ada dalam persediaan.
d. Melakukan usaha tata usaha, keuangan, kepegawaian di lingkungan
instalasi farmasi.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Kesehatan
Kota Medan.
2.5. Tujuan penyimpanan
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh instalasi farmasi, antara lain :
a. Pengaturan tata letak ruang yang baik untuk memudahkan
pergerakan.
b. Mempunyai sirkulasi udara yang baik dan cukup.
c. Penggunaan rak dan pallet yang baik.
d. Cahaya yang cukup
e. Lantai dari tegel atau semen

10
BAB III
TINJAUAN UMUM
INSTALASI FARMASI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN

3.1 Gambaran Umum Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan


Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan terletak di Jalan
KL Yos Sudarso, Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan,Kota Medan,
Sumatera Utara, 20252. Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota
Medanadalah tempat penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan
dan pelaporan barang persediaan berupa obat, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan lainnya, yang tujuannya akan digunakan untuk
melaksanakan program kesehatan di Kabupaten/Kota yang bersangkutan di
Sumatera Utara.
Struktur organisasi Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota
medanberdasarkan peraturan walikota No 18 tahun 2018 terdiri dari:
1. Susunan organisasi UPT terdiri dari:
a. Kepala UPT
b. Kepala sub bagian tata usaha
c. Kelompok jabatan fungsional dan pelaksanaan
2. Bagan struktur organisasi UPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam lampiran peraturan wali kota ini.

11
STRUKTUR ORGANISASI UPT INSTALASI FARMASI

UPT Dinas

KEPALA INSTALASI FARMASI

Rusmanto, S.Si, Apt


NIP : 196504141997031002

JABATAN KA SUB BAGIAN TU


FUNGSIONAL KHUSUS

PENJAB PENERIMAAN, Cut Niza Usriani, S.Farm, Apt.


PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI NIP : 197805021998032002
Rosmiati Siregar, S.Farm, Apt. JABATAN
NIP : 197105011994032002 FUNGSIONAL KHUSUS
PEGAWAI HARIAN
PENGELOLA DATA LEPAS
TENAGA PENCATATAN DATA

Kristina Sarta Sinaga, A.Md, Farm Ersa Sabila, A.Md. Ahmad Syafrizal Padang
NIP : 199104282019031012 NIP: 199407102019032009
Tenaga Kebersihan dan
Penyusun Barang

Suratno
Tenaga Kebersihan dan
Penyusun Barang

Nurhamidah, S.Farm, Apt


Tenaga Keamanan

Jakfar Siddik
Supir

Sofyan M. Agung
Tenaga Keamanan

Gambar 3.1 Struktur Organisasi UPT Instalasi Farmasi Kota Medan

12
PERATURAN WALI KOTA MEDAN
TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS
INSTALASI FARMASI PADA DINAS KESEHATAN
KOTA MEDAN NOMOR 18 TAHUN 2018

UPT

TATA USAHA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL


DAN PELAKSANA

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis Instalasi Farmasi Pada
Dinas Kesehatan Kota Medan

3.2 URAIAN TUGAS DI INSTALASI FARMASI DINAS KESEHATAN KOTA


MEDAN

3.2.1 Uraian tugas Kepala UPT


a. Merencanakan program dan kegiatan UPT dengan mempedomani
rencana umum kota, rencana strategis, rencana kerja dinas untuk
terlaksananya sinergitas perencanaan;
b. Menyusun bahan kebijakan teknis operasional, standar operasional
prosedur, standar kompetensi jabatan, analisis jabatan, analisis beban
kerja, evaluasi jabatan, dan standar lainnya lingkup UPT untuk ditetapkan
lebih lanjut oleh kepala dinas sehingga terselanggaranya aktivitas dan
tugas secara optimal;
c. Membagi tugas, pembimbingan, penilaian, penghargaan, dan penegakan/
pemrosesan kedisiplinan pegawai ASN (reward and pulishment). Dalam

13
rangka untuk kelancaran tugas UPT berdasarkan atas peraturan
perundang-undangan;
d. Penyusunan dan analisis data kebutuhan obat dan perbekalan farmasi
kepada unit kerja pelayanan kesehatan di lingkungan dinas;
e. Penerimaan dan penyimpanan obat dan perbekalan farmasi yang
bersumber dari dinas, pemerintah provinsi, dan pemerintah;
f. Pendistribusian obat dan perbekalan kepada puskesmas, rumah sakit,
kegiatan pelayanan kesehatan massal dan lembaga kesehatan lainnya di
lingkungan Pemerintah Kota Medan berdasarkan standar dan peraturan
perundang-undangan;
g. Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap penggunaan
dan pengelolaan obat di puskesmas untuk meningkatkan kompetensi
pengelolaan obat di puskesmas;
h. Melaksanakan pelaksanaan terhadap mutu obat dan perbekaan kesehatan
baik yang ada dalam persediaan instalasi farmasi maupun yang ada di
puskesmas dan jaringannya sesuai dengan prosedur untuk kelancaran
pelaksanaan tugas;
i. Melaksanakan pemeliharaan rutin dan berkala sarana dan prasarana UPT
sesuai peraturan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan;
j. Melaksanakan pengembangan dan pemutakhiran sistem informasi dan e-
logistic serta updating data lingkup instalasi farmasi sebagai bahan
perencanaan, pelaksanaan sistem informasi manajemen dan transparansi
publik;
k. Melaksanakan monitoring dan evaluasi lingkup UPT berdasarkan rencana
dan realisasinya untuk mengetahui tingkat pencapaian program dan
permasalahan yang dihadapi, serta upaya pemecahan asalahnya;
l. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas secara berkala sebagai
pertanggungjawaban tugas;
m. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

3.2.2 Uraian tugas Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPT


a. Menyiapkan bahan penyusunan program UPT dengan mempedomani
rencana umum kota, rencana strategis, dan rencana kerja dinas untuk
terlaksananya sinergitas perencanaan;
14
b. Menyiapkan bahan kebijakan teknis operasional, standar operasional
prosedur, standar kompetensi jabatan, analisis jabatan, analisis beban
kerja, evaluasi jabatan, dan standar lainnya lingkup UPT untuk diproses
lebih lanjut kepala UPT sehingga terselanggaranya aktivitas dan tugas
secara optimal;
c. Membagi tugas, pembimbinga, penilaian, penghargaan, dan penegakan/
pemrosesan kedisiplinan pegawai ASN (reward and punishman) lingkup
Urusan Tata Usaha dalam rangka untuk kelancaran tugas berdasarkan
atas peraturan perundang-undangan;
d. Melakukan koordinasi dan penyeliaan urusan pembukuan verifikasi,
penghitungan anggaran dan pertanggungjawaban anggaran UPT
berdasarkan atas peraturan perundang-undangan;
e. Melakukan urusan kepegawaian dan penngembangan pegawai di
lingkungan UPT berdasarkan atas peraturan perundang-undangan;
f. Melakukan koordinasi dan penyeliaan urusan pembayaran belanja
pegawai, belanja barang, belanja modal, dan pembayaran lainnya
berdasarkan atas peraturan perundang-undangan;
g. Melakukan pengelolaan data dan informasi pegawai di lingkungan UPT
berdasarkan atas peraturan perundang-undangan;
h. Melakukan pengelolaan urusan persuratan, perpustakaan, dan kearsipan
di lingkungan UPT berdasarkan atas peraturan perundang-undangan;
i. Melakukan urusan publikasi dokumentasi di lingkungan UPT;
j. Melakukan penyusunan rencana kebutuhan, pengadaan, penerimaan,
inventarisasi, penyimpanan, penghapusan dan pendistribusian barang
milik negara daerah di lingkungan UPT berdasarkan atas peraaturan
perundang-undangan;
k. Memonitor urusan keamanan, ketertiban, kebersihan, dan keindahan di
lingkungan UPT;
l. Melakukan pengaturan penggunaan sarana dan prasarana di lingkungan
UPT;
m. Melakukan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen urusan tata usaha;
n. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas secara berkala sebagai
pertanggungjawaban tugas; dan

15
o. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala UPT sesuai
dengan tugas dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

3.2.3 Uraian tugas Kelompok Jabatan Fungsional dan Pelaksana


i. Di lingkungan UPT ditempatkan Jabatan Fungsional Apoteker, Asisten
Apteker dan/ atau jabatan fungsional lainnya serta jabatan Pelaksana
berdasarkan kebutuhan dari hasil analisis jabatan dan analisis beban kerja
dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
ii. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan tugas
teknis operasional pada jabatan fungsional yang menjadi tugas dan
tanggungjawabnya selaku pejabat fungsional untuk melaksanakan
sebagian tugas UPT sesuai dengan keahlian dan kebutuhan berdarkan
peraturan perudang-undangan tentanng jabatan fungsional dan angka
kreditnya.
iii. Jabatan pelaksana mempunyai tugas melaksanakan tugas teknik
operasional yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya selaku jabatan
pelaksana sesuai dengan uraian tugas dari hasil analisis jabatan dan
analisis beban kerja berdasarkan peraturan perundang-undangan.
iv. Pada UPT dapat diangkat Bendahara Pembantu atau Bendahara Lainnya
yang merupakan jabatan pelaksana berdasarkan Peraturan yang berlaku.

3.3 PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN DI UPT


INSTALASI FARMASI MEDAN
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan di UPT Instalasi
Farmasi Medan bersifat multidisipliner yang meliputi serangkaian kegiatan
yang di mulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan obat dan perbekalan
farmasi, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan dan
pelaporan.
3.3.1 Pemilihan
Pemilihan atau seleksi obat di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota
Medan dilakukan dengan menyusun suatu daftar obat dan alat kesehatan yang
akan digunakan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan. Melalui seleksi obat,
ditentukan jenis obat yang benar-benar diperlukan yang sesuai dengan jenis
penyakit. Dasar seleksi kebutuhan obat meliputi:

16
a) Obat dipilih berdasarkan seleksi ilmiah, medis, dan statistik yang
memberikan efek terapi jauh lebih baik dibanding resiko efek samping
yang ditimbulkan.
b) Jenis obat yang dipilih seminimal mungkin untuk menghindari duplikasi
dan kesamaan jenis. Apabila jumlah obat dengan indikasi sama dalam
jumlah banyak, maka kita memilih berdasarkan drug of choice dari
penyakit yang prevalensinya tinggi.
c) Jika ada obat baru, harus ada bukti yang spesifik
d) Menghindari penggunaan obat kombinasi
3.3.2 Perencanaan

Perencanaan obat dan perbekalan kesehatan yang dibutuhkan setiap


Puskesmas Kota Medan dilaksanakan oleh Seksi Farmasi di Dinas Kesehatan
Kota Medan. Pengadaan obat dilakukan berdasarkan pola penyakit, cacatan
pemakaian obat tahun sebelumnya dan penyakit yang tiba-tiba muncul misalnya
rabies serta karena adanya kejadian yang tak di duga misalnya bencana alam.
Perencanaan obat dibuat setiap tahunnya.

Perencanaan adalah suatu proses untuk menghitung kebutuhan jumlah


dan jenis obat, BMHP, Vaksin, dan sediaan farmasi lainnya yang dibutuhkan untuk
pelayanan kesehatan. Dengan adanya perencanaan maka penggunaan anggaran
untuk pengadaan obat dan BHP dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
Perencanaan kebutuhan obat di Dinas Kesehatan Kota Medan dilaksanakan oleh
Tim Perencanaan Obat Terpadu (TPOT) yang ditunjuk oleh Kepala Dinas
Kesehatan melalui SK Kepala Dinas

Kesehatan Kota Medan. Hal-hal yang harus diperhatikan pada perencanaan:


i. Jenis obat yang dipilih masuk dalam Formularium Obat Nasional
(Fornas) untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat I (FKTP I) atau
Puskesmas.
ii. Jumlah Obat ditentukan melalui metode Konsumsi (Trend Tingkat
Pemakaian Tahun Yang Lalu) atau berdasarkan rata-rata pemakaian
per bulan.
iii. Bahan yang dibutuhkan pada saat penghitungan jumlah kebutuhan
antara lain LPLPO , Kartu Persediaan Barang (Kartu Stok), Sisa Stok
Obat pada akhir tahun.
17
3.3.3 Pengadaan Obat dan Perbekalan Farmasi
Pengadaan obat dilakukan dengan metode E-Purchasing melalui aplikasi
E-Katalog yang disediakan oleh LKPP. Pengadaan dilaksanakan oleh Panitia.
Pengadaan yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Kesehatan melalui Surat Keputusan
Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan. Untuk obat yang tidak dapat diadakan
melalui E-Purchasing, maka dilakukan melalui pengadaan langsung.
Sumber dana pengadaan obat dan perbekalan kesehatan di Instalasi Farmasi Kota
Medan berasal dari :
a. DAK (Dana Alokasi Khusus)
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
2021 Tentang Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus Fisik
Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2021 Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang
Kesehatan yang selanjutnya disingkat DAK Fisik Bidang Kesehatan adalah dana
yang tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus fisik
yang merupakan urusan kesehatan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
DAK Fisik Bidang Kesehatan terdiri atas 2 (dua) jenis, meliputi:
a. DAK Fisik reguler bidang kesehatan
b. DAK Fisik penugasan bidang kesehatan
DAK Fisik reguler bidang kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2021 Tentang
Petunjuk Operasional Penggunaan Dana, Alokasi Khusus Fisik BidangKesehatan
Tahun Anggaran 2021 huruf a meliputi:
i. Sub bidang pelayanan dasar;
ii. Sub bidang pelayanan rujukan;
iii. Sub bidang pelayanan kefarmasian dan bahan habis pakai; dan
iv. Sub bidang peningkatan kesiapan sistem kesehatan
DAK Fisik penugasan bidang kesehatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2021
Tentang Petunjuk Operasional, Penggunaan Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang
Kesehatan Tahun Anggaran 2021 huruf b meliputi :
i. Sub bidang penguatan intervensi stunting (major project); dan
ii. Sub bidang penurunan angka kematian ibu dan bayi
b. APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah)

18
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
2021 Tentang Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus Fisik
Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2021 Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan Daerah yang disetujuioleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan
ditetapkan denganPeraturan Daerah
c. APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara)/HIBAH
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Hibah merupakan sebuah
pemberian dalam bentuk uang, barang, atau jasa dari suatu pihak ke pihak lain
secara cuma-cuma. Contohnya apotek Kimia Farma memberikan obat secara
cuma-cuma kepada Instalasi Farmasi Kota
d. P APBD (Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah)
Perubahan APBD merupakan salah satu agenda rutin daerah sebagai
bagian dari tahapan sistem pengelolaan keuangan dalam rangka terlaksananya
penatausahaan keuangan daerah secara optimal, transparan dan akuntabel serta
disusun berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku

3.3.4 Penerimaan

Obat yang telah diadakan diterima dan diperiksa oleh panitia pemeriksaan
dan penerimaan obat yang telah ditetapkan sesuai dengan dokumen yang
menyertainya. Pemeriksaan obat meliputi :
i. SPK / Kontrak / SP
ii. SPB
iii. Faktur
iv. Surat jaminan retur untuk barang ED kurang dari 2 Tahun
v. Jenis dan jumlah obat sesuai dengan yang tertera pada SPK
vi. Nomor batch dan ED obat sesuai dengan yang tercantum pada
SPBdan Faktur

3.3.5 Penyimpanan

Setelah dilakukan berbagai pemeriksaan obat, maka obat yang diterima


selanjutnya disimpan di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan di tempat
yang dinilai aman dari gangguan fisik obat yang dapat merusak mutu obat.
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan menyimpan agar sediaan farmasi yang
19
disimpan aman dan terjaga mutunya.
Tujuan penyimpanan :
i. Memelihara mutu barang dan menjaga kelangsungan persediaan
(selalu ada stok)
ii. Menjamin keamanan dari kecurian dan kebakaran
iii. Memudahkan dalam pencarian dan pengawasan persediaan barang
kadaluarsa
iv. Menjamin pelayanan yang cepat dan tepat.
Obat disimpan dan disusun menurut bentuk sediaan dan berdasarkan
sumber anggaran, karena banyak item obat dan kondisi Instalasi yang tidak
memungkinkan.

Secara umum, penyimpanan obat dilakukan berdasarkan :


a. Alfabetis
b. Suhu
c. Penggolongan obat
d. Farmakologis
e. Bentuk sediaan
i. Penyusunan obat menurut sumber dana dan menggunakan sistem FIFO
(First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out) yaitu obat yang masa
kadaluarsanya lebih awal atau yang diterima lebih awal harus digunakan
terlebih dahulu, sebab umumnya obat yang datang lebih awal diproduksi
lebih awal juga.
a. Kondisi penyimpanan obat yang baik dalam ruangan yang khusus
misalnya : Golongan narkotika, psikotropika dan bahan berbahaya
harus disimpan di lemari khusus dan selalu terkunci.
b. Bahan-bahan yang mudah terbakar seperti alkohol, eter harus
disimpan di ruangan khusus yang terpisah dari gudang induk

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penyimpanan adalah :


i.Obat dikelompokkan berdasarkan sumber anggaran
ii.Dalam satu sumber anggaran dapat disusun berdasarkan abjad
atau bentuk sediaan

20
iii.Obat ditempatkan pada ruangan yang bersuhu dingin (15 ºC- 25ºC)
atau yang direkomendasikan oleh pabrik 4. Obat disusun diatas
pallet atau rak-rak
iv.Susunan obat tidak lebih dari 8 tumpukan atau yang
direkomendasikan oleh pabrik
v.Jarak susunan dengan dinding sekitar 10 cm
3.3.6 Distribusi

Distribusi Merupakan kegiatan penyaluran sediaan farmasi dari instalasi


farmasi ke unit pelayanan kesehatan. Periode pendistribusian dilakukan sebulan
sekali.Distribusi dilaksanakan secara aktif atau instalasi mengantarkan barang ke
fasilitas pelayanan (puskesmas).

Pendistribusian dilakukan atas dasar prinsip ekonomi seperti:

a. First In First Out (FIFO): Barang atau obat yang pertama kali dibeli
atau diterima dianggap sebagai barang atau obat yang pertama kali
dijual ataudidistribusikan.
b. First Expired First Out (FEFO): Barang atau obat yang masa
kadaluarsanya lebih awal, yaitu barang atau obat yang terlebih
dahulu dikeluarkan atau didistribusikan.
Di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan obat didistribusikan
menurut prinsip First InFirst Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO), yaitu
obat yang diterima dari awal dan yang masa kadaluarsanya lebih awal harus
digunakan terlebih dahulu sebab umumnya obat yang datang lebih awal diproduksi
lebih awal. Pendistribusian obat dilakukan untuk memahami kebutuhan obat bagi
masyarakat Kota Medan melalui Puskesmas yang terdiri dari 41 Puskesmas
dimana petugas Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan langsung
mengantar obat ke Puskesmas yang ada di Kota Medan dan beberapa rumah sakit
swasta menjemput langsung perbekalan kesehatan yang diperlukan, contohnya
obat- obat program (obat TBC, HIV, rabies).
Tujuan dilakukannya distribusi adalah:
a) Terlaksananya Pengiriman obat secara merata dan teratur sehingga
dapat diperoleh pada saat dibutuhkan.
b) Terjaminnya kecukupan dan terpeliharanya penggunaan obat di unit
pelayanan kesehatan
21
c) Terlaksananya pemerataan kecukupan obat sesuai kebutuhan
pelayanan dan program kesehatan
Tata cara pendistribusian obat :
Pendistribusian obat ke unit pelayanan kesehatan (Puskesmas) dapat dilakukan
dengan cara:
i. UPT Puskesmas memberikan LPLPO
ii. Instalasi Farmasi Kota Medan melakukan skrinning LPLPO
iii. Instalasi Farmasi Kota Medan menyiapkan Sediaan Farmasi
iv. Pemeriksaan oleh petugas bagian distribusi
v. Petugas UPT mengantar obat ke Puskesmas (sistem antar)
Adapun 41 Puskesmas yang dilayani Instalasi Farmasi Kota Medan antara lain:
1 Amplas 22 Medan Sunggal
2 Belawan 23 Padang Bulan
3 Bestari 24 Pasar Merah
4 Bromo 25 Pb Selayang
5 Darusalam 26 Pulau Brayan
6 Desa Binjai 27 Pekan Labuhan
7 Desa Lalang 28 Rantang
8 Glugur Darat 29 Sei Agul
9 Glugur Kota 30 Sentosa Baru
10 Helvetia 31 Sering
11 Kedai Durian 32 Simalingkar
12 Kota Matsum 33 Simpang Limun
13 Kampung Baru 34 Sukaramai
14 Medan Area Selatan 35 Tegal Sari
15 Mandala 36 Teladan
16 Martubung 37 Terjun
17 Medan Deli 38 Titi Papan
18 Medan Denai 39 Tuntungan
19 Medan Johor 40 Rengas Pulau
20 Medan Labuhan 41 Sicanang
21 Polonia

22
Sebelum dilakukan pengepakan obat-obatan yang akan dikirim maka
perlu:

Gambar 3.3 Alur Pendistribusian Sediaan Farmasi

dilakukannya pemeriksaan terhadap :


i. Jenis dan jumlah obat
ii. Kualitas dan kondisi obat
iii. Isi kemasan sediaan obat
iv. Kelengkapan dan kebenaran dokumen pengiriman obat
v. Nomor Batch
vi. Nomor Registrasi
vii. Exp. Date (Kadarluarsa)
viii. Nomor Lots
Puskesmas induk mendistribusikan kebutuhan obat-obatan untuk
puskesmas pembantu, puskesmas keliling, poskesdes, polindes dan unit
pelayanan kesehatan yang ada diwilayah lainnya. Obat-obatan yang dikirim ke
Puskesmas harus disertai dengan dokumen penyerahan atau pengiriman obat
berupa Surat Bukti Barang Keluar (SBBK) dan Berita Acara Serah Terima (BAST)
obat.

23
3.3.7 Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan perbekalan farmasi dan alat kesehatan yang masuk dan keluar
dapat dilakukan secara manual (pada kartu stok) dan secara komputerisasi,
kemudian keduanya diperiksa kembali untuk mengetahui adanya kesalahan atau
kesilapan. Adapun terjadi kesalahan atau kesilapan pada pencatatan secara
manual dan komputerisasi, maka yang menjadi acuannya adalah LPLPO dan
SBBK.

a. Pencatatan pada kartu stok

Kartu stok yang ada, yaitu Kartu Stok Obat.

Fungsi kartu stok :

i. Untuk mencatat mutasi obat yaitu: penerimaan, pengeluaran, hilang,


rusak atau kadaluarsa.
ii. Untuk mencatat data mutasi 1 jenis obat yang berasal dari 1 sumber
anggaran. Tiap baris data digunakan untuk mencatat 1 kejadian
mutasi obat.
iii. Data pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan
perencanan, pengadaan, serta distribusi dan sebagai pembanding
terhadap keadaan fisik obat dalam tempat penyimpanan.
Kartu Stok Obat diletakkan tidak berdekatan dengan obat yang bersangkutan
yaitu:
a. Kartu stok diletakkan di ruangan Kantor Instalasi Farmasi Kabupaten
(KIFK).
b. Setiap terjadi mutasi obat langgsung dicatat ke dalam kartu stok.
c. Penerimaan dan pengeluaran dijumlahkan pada tiap akhir bulan.
b. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)
LPLPO dapat dimanfaatkan sebagai formulir permintaan obat dan
pelaporan pemakaian obat dari Puskesmas ke Instalasi Farmasi.
LPLPO dibuat dalam rangkap 3, yaitu :
i. Putih (Asli) : Untuk Gudang Farmasi Kabupaten/Kotamadya
ii. Merah : Arsip Puskesmas
iii. Kuning : Arsip Dinas Kesehatan Fungsi LPLPO yaitu:
iv. Surat permintaan obat

24
v. Surat permintaan pengeluaran obat
vi. Dokumen bukti penerimaan obat
vii. Dokumen pengeluaran obat
viii. Laporan pemakaian obat
ix. Sumber informasi untuk perencanaan
x. Sarana monitoring untuk evaluasi persediaan dan penggunaan
obat
xi. Sumber informasi untuk melakukan supervise dan pembinaan
Informasi
xii. manfaat LPLPO yaitu untuk mengetahui:
a. Jenis dan jumlah sisa stock obat/stock awal
b. Jenis dan jumlah persediaan obat
c. Perbandingan sisa stock dengan pemakaian perbulannya
c. Surat Bukti Barang Keluar ( SBBK )
Surat Bukti Barang keluar adalah dokumen yang digunakan ketika
melaksanakan pendistribusian obat, alat kesehatan dan sediaan farmasi lainnya.
Informasi SBBK :
i. Nomor
ii. Nama Obat
iii. Satuan
iv. Sumber Anggaran
v. Harga Satuan
vi. Nomor Batch
vii. Jumlah
viii. Total Harga
ix. Keterangan

25
d. Berita Acara Serah Terima Obat ( BAST )
Berita Acara Serah Terima Obat adalah dokumen tertulis yang dijadikan
bukti dalam beberapa transaksi yang melibatkan dua atau lebih pihak. Secara
garis besar, BAST adalah berkas yang menerangkan objek yang diserahkan atau
diterima pihak dalam satu persetujuan. Sejumlah perihal yang membutuhkan
BAST adalah penyerahan obat, alat kesehatan dan sediaan farmasi lainnya.
Informasi BAST:
i. Nomor
ii. Nama Obat
iii. Satuan
iv. Sumber Anggaran
v. Harga Satuan
vi. Nomor Batch
vii. Jumlah
viii. Total Harga
ix. Keterangan

26
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktek Belajar Lapangan di Instalasi Farmasi Kesehatan Kota Medan


merupakan salah satu tempat kerja bagi Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK).
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 November 2021 sampai 26
November 2021. Akan tetapi di instalasi farmasi kegiatan pbl berlangsung
selama tiga hari dan satu hari di dinas kesehatan kota medan , dan enam hari
pembuatan laporan secara mandiri. Lokasi praktek belajar lapangan
dilaksankan di Instalasi Farmasi Kesehatan Kota Medan Jl.Kol.Yos
Sudarso,Pekan Labuhan,Kec.Medan Labuhan,Kota Medan,Sumatera
Utara,20252. Kegiatan yang dilakukan selama di Instalasi Farmasi Kesehatan
Kota Medan yaitu pengelolaan sediaan farmasi di Instalasi Farmasi dimulai
dari pemilihan atau seleksi obat, perencanaan obat yang dibutuhkan
puskesmas, pengadaan obat dengan metode E-Purchasing, Penerimaan obat
yang dipesan, penyimpanan obat sesuai aturannya, pendistribusian obat yang
dibutuhkan puskesmas atau pelayanan keshatan lainnyaa, dan pencatatan
daan pelaporan obat . Kegiatan praktek belajar lapangan (PBL) di instalasi
farmasi mulai pada pukul 08.00–15.00 Wib sesuai dengan jam kantor di
instalasi farmasi dan dinas kesehatan kota Medan.

Instalasi Farmasi Kesehatan Kota Medan mendistribusikan barang


seperti, alat kesehatan, obat-obat yang mengandung prekursor, bahan medis
habis pakai (BMHP),vaksin, obat-obat psikotropika , obat reguler , dan obat-
obat tertentu (OOT).dan sediaan farmasi lainnya yang dibutuhkan untuk
pelayanan kesehatan. Penyimpanan barang di sesuaikan dengan petunjuk
yang tertera pada etiket , penyimpanan barang berdasarkan system alphabet,
First In First Out (FIFO), First Expire First Out (FEFO). Barang yang disimpan
terlebih dahulu di catat di kartu stok gudang dan di entri ke komputer. Untuk
psikotropika di simpan di lemari khusus psikotropika , alat kesehatan di simpan
pada gudang penyimpanan alat kesehatan

Kegiatan pertama yang dilakukan adalah melihat dan memperhatikan


susunan dan tata letak obat. Dimana susunan tata letak obat dikelompokkan
berdasarkan sumber anggaran,dalam satu sumber anggaran dapat disusun

27
berdasarka abjad dan bentuk sedian tetapi itu hanya sebagian yang sesuai,
dan obat ditempatkan dalam ruangan yang bersuhu dingin 15-25 c, obat
disusun di atas pallet dan rak-rak dan obat disusun tidak lebih dari 8 tumpukan
atau sesuai dengan anjuran dari keterangan yang ada dikotak obat tersebut,
tetapi di instalasi farmasi susunan obat tidak rapi bahkan ada yang melebihi
dari 8 tumpukkan dikarenakan bagunan atau ruangan yang kurang memadai
atau keterbatasan. Seperti dalam penyimpanan obat narkotika harusnya
disusun pada ruangan yang tersendiri dari obat yang lain tetapi dikarenakan
ruangan yang kurang memadai jadi tidak sesuai dengan anjurannya . di
instalasi farmasi kesehatan kota medan juga melakukan penyusunan Obat
yang di terima ke dalam kotak dan disusun dengan rapi sesuai aturan yang
ditunjukkan. Dan materi tentang tata cara pembuatan data laporan pemakaian
dan lembar permintaan obat di Instalasi Farmasi Kota Medan.yaitu suatu
format yang digunakan oleh puskesmas untuk melaporkan keadaan obat dan
pengajuan permintaan obat kepada instalasi farmasi kesehatan kota medan,
yang dilakukan sebulan sekali oleh puskesmas lalu menyerahkanya kepada
instalasi farmasi.
Instalasi Farmasi Kesehatan Kota Medan juga melakukan
pendistribusian obat, yaitu kegiatan penyaluran sediaan farmasi dari instalasi
farmasi ke unit pelayanan kesehatan.di saat itu kami melakukan
pendistribusian obat ke puskesmas, yang pertama pihak petugas puskesmas
menyerahkan laporan pemakaian dan lembar permintaan obat setelah itu
petugas tim pendistribusian farmasi melakukan skrining yaitu melihat
pemakaian dan permintaan obat, lalu petugas pendistribusi dan ikut
membantu dalam menyiapkan obat atau barang yang di minta puskesmas
tersebut.setelah itu, di cek bersama jumlah,no batch,expired.dan kondisi
sediaan setelah itu dilakukan pengiriman ke puskesmas beserta membawa
surat bukti barang keluar (SBBK) dan berita acara serah terima (BAST) yang
dibuat dalam dua rangkap, satu untuk instalasi faramasi dan satu untuk
puskesmas setelah sampai ditempat tujuan di cek kembali di puskesmas.

28
Kegiatan yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Medan adalah
membersihkan dan menyusun tempat dokumen penting untuk memudahkan
pegawai untuk mengambilnya.Setelah itu, membantu menyalin atau
memotocopykan dokumen penting untuk keperluan administrasi di kantor dan
menyerahkan dokumen tersebut untuk di tanda tangani.

29
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
i. Melalui PBL di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan, maka telah
terpenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Dlll di
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jurusan Farmasi Medan
ii. Adanya peningkatan yang kami rasakan tentang cara perencanaan,
pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan alat kesehatan di Instalasi
Farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan.
iii. Diketahuinya tugas dan fungsi Dinas Kesehatan dan Instalasi Farmasi
Dinas Kesehatan Kota Medan.
iv. Terbinanya sikap profesional Mahasiswa yang diperlukan dalam memasuki
duniakerja

5.2 Saran
Sebaiknya pelaksanaan PBL Mahasiswa tahun berikutnya diberikan waktu
yang lebih lama untuk dapat mengerti lebih sempurna tata pengelolaan
pembekalan farmasi dan alat kesehatan di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan
Kota Medan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 51 tentang Pekerjaan


Kefarmasian. Jakarta: Depkes RI.

Depkes RI, Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan Priyambodo,


B. (2007). Manajemen Farmasi Industri. Edisi I. Yogyakarta:
Pustaka Utama. Surabaya, 2020.
Seto, S., Manajemen Farmasi, Edisi kedua, Airlangga University Press, Peraturan
Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor
Hk.03.1.34.11.12.7542 Tahun 2012 Tentang Pedoman Teknis Cara
Distribusi Obat Yang Baik.
Peraturan Kepala LKPP No. 2 Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara
Elektronik. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 63
Tahun 2014 Katalog Elekteronik (E-Cataloge).
Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah

31
LAMPIRAN

CATATAN KEGIATAN HARIAN


DI UPT. INSTALASI FARMASI MEDAN DAN DINAS
KESEHATAN KOTA MEDAN

32
Lampiran 1 : Lokasi UPT Instalasi Farmasi Medan dan Dinkes Kota Medan

Profil UPT Instalasi Farmasi Medan ( Jl KL Yos Sudarso, Pekan Labuhan,


Kecamatan Medan Labuhan,Kota Medan, Sumatera Utara)

Profil DInkes Kota Medan ( Jl.Rotan, Petisah Tengah, Kecamatan Medan


Petisah, Kota Medan )

32
Lampiran 2 Foto Bersama

Foto Bersama di Dinkes Kota Medan

Foto Bersama di UPT Instalasi Farmasi Medan

33
Lampiran 3 : Daftar Puskesmas yang ada di Kota Medan

34
Lampiran 4 : Berita Acara barang kadaluarsa

35
Lampiran 5 : Laporan Pemakaian dan Lembar Pemberian Obat

36
Lampiran 6 : Surat Bukti Barang Keluar

37
Lampiran 7 : Berita Acara Serah Terima Obat

38
Lampiran 8 : Faktur penerimaan barang dari distributor

39
Lampiran 9 : Surat Penyerahan Obat

40
Lampiran 10 : Kartu Persediaan

41
Lampiran 11 : Form pemantauan Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas

42
Lampiran 12 : Form Pemantauan Ketersediaan Obat dan Vaksin di
Puskesmas

43
Lampiran 13 : Laporan Penggunaan Sediaan Narkotika dan
Psikotropika

Gambar Laporan Penggunaan Sediaan Narkotika

Gambar Laporan Penggunaan Sediaan Psikotropika

44
Lampiran 14 : Daftar Obat yang ada di Instalasi Farmasi Kesehatan Kota
Medan

45
Lampiran 15 : E-Catalogue

46
Lampiran 16 : Surat Pesanan

47
DOKUMENTASI

48
49
50
51

Anda mungkin juga menyukai