INSTALASI FARMASI
Praktek kerja lapangan (PKL) dilaksana dari tanggal 14 Januari sampai 3 Maret 2020.
Laporan ini disusun sebagai salah syarat untuk memenuhi kurikulum program SMK GEMA
NUSANTARA BUKITTINGGI.
Disusun Oleh:
Disetujui Oleh:
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya berupa kekuatan lahir dan
batin, serta semangat pada penyusun sehingga dapat menyelesaikan laporan praktek Industri
(PRAKERIN). Penyusun menyajiakn hasil seluruh kegiatan yang telah dilakukan selama
penyusun dalam masa kegiatan praktek kerja lapangan yang telah dilaksanakan di Instalasi
Farmasi RSUD PETALA BUMI.
Praktek kerja lapangan dimulai pada tanggal 14 Januari 2020 sampai dengan tanggal 03
Maret 2020. Adapun tanpa adanya bantuan dari pihak lain, penyusun tidak akan mampu
menyelesaikan laporan praktek kerja industri ini, oleh karena itu penyusun mengucapkan
banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam laporan ini terutama kepada:
1. Ibu Drg. Hj. Sumiarti, selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Petala Bumi.
2. Bapak Firdaus S.Si,Apt,M.Farm, Selaku kepala Instalasi Farmasi RSUD Petala
Bumi.
3. Bapak Mufti Utama S,Farm.Apt, Selaku Kepala ruangan/Pembimbing Apotek
RSUD Petala Bumi.
4. Apoteker dan serta seluruh karyawan/i yang telah membantu selama praktek kerja
Industri (PRAKERIN) di RSUD Petala Bumi.
5. Bapak Defi Endri Mm,M.Pd, Selaku kepala sekolah Smk Terpadu Gema Nusantara
Bukittingi.
6. Ibu khuntum khaira Amd.farm, Selaku ketua jurusan farmasi Smk Terpadu Gema
Nusantara Bukittinggi.
7. Bapak Dian Rizky,A.Md.Fram, selaku pembimbing kegiatan praktek kerja Industri di
Rsud Petala Bumi Pekanbaru.
8. Bapak/Ibu Staf dan Guru Smk Terpadu Gema Nusantara Bukittinggi.
9. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil.
10. Teman-temannya telah ikut membantu penulisaan pihak-pihak yang tidak dapat
penyusun sebutkan satu persatu yang telah membantu hingga selasainya laporan
praktek kerja lapangan ini.
2
Yang terakhir, Penulis minta maaf apabila selama melaksanakan Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN) di RSUD Petala Bumi banyak melakukan kesalahan. Selain itu,
penulis menyadari bahwa laporan Praktek Kerja Industri ini tidak terlepas dari kata
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, mengharapkan adanya kritikan dan saran untuk
menyempurnakan laporan praktek kerja lapangan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
PEKANBARU, ...........Maret 2020
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Industri.....................................................................1
1.3 Waktu dan Tempat......................................................................................2
BAB II TUJUAN UMUM
2.1 Rumuah Sakit
2.1.1 Pengertian Rumah Sakit............................................................................3
2.1.2 Tugas Dan Fungsi Rumah Sakit................................................................3
2.1.3 Klasifikasi Rumah Sakit............................................................................4
2.1.4 Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit..........................................................4
2.1.5 Tugas Pokok Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit....................................5
2.1.6 Fungsi Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit...............................................5
2.1.7 Pengelolaan Obat di Rumah Sakit............................................................6
2.1.8 Gambaran Umum Rumah sakit.................................................................6
2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit
2.2.1 Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)........................7
2.2.2 Bidang Pekerja di IFRS.............................................................................7
2.2.3 Struktur Organisasi IFRS..........................................................................7
2.2.4 Tenaga Teknis Kefarmasian......................................................................8
2.3 PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PETALA BUMI
2.3.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Petala Bumi Pekanbaru................11
2.3.2 Visi, Misi dan Motto RSUD Bumi Pekanbaru........................................11
2.3.3 Struktur Rumah Sakit Umum Daerah Petala Bumi Pekanbaru...............12
2.3.4 Lokasi Rumah Sakit Umum dareah Petala Bumi....................................12
2.3.5 Sarana dan Prasarana..............................................................................13
BAB III KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
3.1 Kegiatan Pelaksanaan Prakerin..................................................................16
4
3.2 kegiatan Pelayanan Resep di Apotek RSUD Petala Bumi.........................16
3.3 kegiatan Pengelolaan di Gudang Farmasi..................................................18
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Penggolangan Obat di Rumah Sakit.............................................................20
4.2 Obat Rusak Atau Kadaluarsa........................................................................21
4.2.1 Kondisi yang mempercepat Kadaluarsa Obat ........................................22
4.2.2 Efek Memium Obat yang Rusak Atau Kadaluarsa.................................22
4.2.3 Prosedur Tetap Penanganan Obat Rusak atau kadaluarsa......................22
4.2.4 Cara Penangan an Obat Yang Sudah Rusak atau kadaluarsa..................22
4.2.5 Cara Penghancuran Obat Rusak atau kadaluarsa....................................23
4.3 Pengelolaan NarkotIka Dan Psiotropika di Rumah Sakit..........................24
4.3.1 Pengelolaan Narkotika............................................................................24
4.3.2 Pengelolaan Psikotropik..........................................................................25
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................................27
5.2 Saran.................................................................................................................27
5.2.1 Untuk sekolah.........................................................................................27
5.2.2 Untuk IFRS.............................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................29
5
DAFTAR LAMPIRAN
6
7
BAB I
PENDAHULUAN
Melihat tujuan diatas, perlu adanya suatu cara untuk meningkatkan, memperluas dan
memantapkan keterampilan yang dimilik siswa sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja
yang dipilih sehingga tidak merasa canggung bila memasuki ke dunia kerja, agar siswa
mengetahui dan mengenal lapangan kerja yang sesungguhnya.
Maka dibuatlah program praktek kerja lapangan sebagai wujud dari pelaksanannya
Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Praktek kerja lapangan ini merupakan suatu bentuk
penyelenggaraan kegiataan dari sekolah yang memadukan secara sistematis dan sinkron
anatara program pendidikan disekolah dan program pengusahaan yang diperoleh melalui
kegiatan bekerja langsung didunia kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian prefesional.
Dalam dunia kerja banyak orang-orang yang belum profesional dalam bidangnya
masing-masing. Oleh karena itu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan kegiatan
PRAKERIN ini, mengenalkan siswa kepada dunia usaha dan memberikan dasar kepada siswa
untuk mengetahui dunia kerja secara langsung.
Dalam era globalisasi sekarang tidak sedikit orang yang dengan mudah bekerja sesuai
jurusan yang dipilihnya, tetapi SMK dengan jurusan-jurusannya itu dapat menyiapkan siswa
untuk siap kerja, sehingga dapat membantu siswa agar lebih terampil dan mempunyai
wawasan yang luas sebelum bekerja.
1. Untuk menerapkan keahlian dan keterampilan yang diperoleh dari rumah sakit
secara efisien, efektif dan optimal.
1
2. Untuk mengamati dan mempelajari kegiatan kefarmasian dan sistem pengelolaan
perbekalan farmasi dan pelayanan obat di Rumah Sakit.
3. Meningkatkan dan menetapkan keterampilan siswa sebagai bekal untuk memasuki
dunia kerja sesuai dangan program keahliannya.
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan ilmu keterampilan yang
dapat secara teori selama masa pendidikan, serta yang belum diberikan secara
intensif disekolah secara terpadu.
5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan sikap dispilin kerja, etika
yang baik dan penampilan yang baik sebagai tenga kesehatan.
6. Menjaga hubungan antara sekolah dan dunia kerja.
7. Memberikan pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab sebagai seseorang
tenaga teknis kefarmasian.
8. Menjadi tenaga kerja yang berwawasan mutu, ekonomis, bisnis, kewirausahaan dan
produktif.
9. Memilik sikap profesional untuk memudahkan memasuki lapangan perkerjaan
dibidang kefaramasian.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1.3 Klasifikasi Rumah Sakit
Kefarmasian di rumah sakit adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dan seluruh
aspek kefarmasian yang diperlukan di rumah sakit. Instalasi farmasi rumah sakit adalah suatu
informasi dan konsultasi seputar obat.
4
Pelayanan peracikan obat hingga distribusi obat bagi pasien rawat inap dan rawat
jalan maupun pasien umum.
5
Melakukan penanganan obat kanker.
Melakukan penentuan kadar obat dalam darah.
Melakukan pencatatan setiap kegiatan.
Melaporkan setiap kegiatan.
2.1.7 Pengelolaan perbekalan farmasi.
a. Persentase kesesuaian data stok antara barang (fisik) dengan kartu stok atau data
computer.
b. Turn Over Ratio (TOR).
c. Sistem penataan gudang.
d. Persentase stok mati.
HC Petala Bumi merupakan suatu Badan Usaha yang bergerak di bidang pengobatan
dan pelayanan kesehatan, khusus untuk pegawai beserta keluarganya di dalam Sekretariat
Wilayah atau Daerah Tingkat I Riau yang pada dasarnya bersifat sebagai suatu usaha sosial.
Tujuan dari HC Petala Bumi ialah meningkatkan derajat kesehatan pegawai serta
keluarganya di lingkungan Sekretariat Wilayah atau Daerah Tingkat I Riau.
Berdasarkan Perda Provinsi Riau No 09 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Daerah, HC Petala Bumi menjadi UPTD Dinas Kesehatan Provinsi Riau,
menjadi RS Petala Bumi dan pindah ke bangunan di jalan Dr. Soetomo no 65 Pekanbaru.
Bangunan tersebut merupakan milik Departemen Tenaga Kerja yang semula diperuntukkan
sebagai RS Khusus Tenaga Kerja. Selanjutnya diambil alih oleh Pemerintah Provinsi Riau
menjadi RS Petala Bumi.
6
Pada Tahun 2010, RS Petala Bumi terintegrasi pada pada Kementerian Kesehatan
dengan kode registrasi Nomor 1471091.
Susunan Organisasi dan tata kerja RSUD Petala Bumi sebagaimana ditetapkan dalam
peraturan Gubenur Nomor 51 Tahun 2015 sebagai berikut :
1. Direktur
2. Kepala Bagian Tata Usaha
a) Perencanaan dan Evaluasi.
b) Keuangan dan Perlengkapan.
c) Umum dan Kepegawaian.
3. Kepala Bidang Pelayanan V Medik
a) Perencanaan Pelayanan Medik.
b) Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Medik.
4. Kepala Bidang Sarana Penunjang Medik
a) Kasi Perencanaan Penunjang Medik.
b) Kasi Monitoring dan Evaluasi Penunjang Medik.
5. Kepala Bidang Keperawatan
a) Kasi Perencanaan Keperawatan.
b) Kasi Monitoring dan Evaluasi Keperawatan.
DIREKTUR
KOMITE MEDIK
KOMITE KEPERAWATANAN
INSTALASI
7
2.1.9 Visi , Misi Dan Motto Rumah Sakit Petala Bumi
R = Ramah
S =Santun
P =Peduli
B =Bertanggung Jawab
8
c. Pelayanan Rawat Inap
Kapasitas tempat tidur untuk rawat inap disediakan sebanyak 95 TT,yaitu :
Kelas I : 25 TT
Kelas 2 : 20 TT
Kelas 3 : 51 TT
d. Pelayanan Instalasi Bedah Sentral Meliputi :
Tindakan operasi baik umum maupun persalinan.
e. Pelayanan Penunjang meliputi :
1. Instalasi Radiologi yang dilengkapi dengan CT Scan.
2. Instalasi Laboratorium 24 Jam.
3. Instalasi Farmasi 24 Jam.
4. Instalasi Gizi.
5. IPAL.
6. Medical record (MR).
7. Laundry atau CSSD.
8. Fisioterapi.
9. Konsultasi Gizi.
9
Pelayanan kesehatan yang tersedia di RSUD Petala Bumi :
10
2.2.3 Struktur Organisasi IFRS RSUD PETALA BUMI
Plt. DIREKTUR
ADMINISTRASI
STAF STAF
PENANGGUNG JAWAB LOGISTIK PENANGGUNG JAWAB
ALAT KESEHATAN DAN BAHAN
FARMASI KLINIS
MEDIS HABIS PAKAI
STAF STAF
STAF
11
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelanyanan informasi obat, serta pengembangan
obat, bahan obat dan obat tradisional.
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalani
pekerjaan kefarmasian yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madia Farmasi dan Tenaga
Menengah Farmasi atau Asisten Apoteker.
Gudang Farmasi
Mengecek stok barang (stock opname) tiap bulan untuk semua barang dan
sampling untuk beberapa barang tiap harinya. Kebijakan tiap kapan stock
opname ini dilaksanakan bisa berbeda di tiap rumah sakit.
Membantu apoteker merencanakan serta memesan obat dan alat kesehatan
untuk seluruh rumah sakit tiap periode tertentu.
Menerima barang yang diantarkan distributor dan mengecek kesesuaian barang
tersebut dengan faktur dan surat pesanan.
12
Menyiapkan obat dan alat kesehatan yang dipesan satelit farmasi rawat jalan
atau rawat inap dan unit lainnya di rumah sakit.
Menerima resep yang masuk dari pasien, mengonfirmasi apa saja obat yang
ditanggung oleh BPJS atau harga obat untuk pasien umum.
Mengambil obat yang masuk kekomputer dan melakukan telah terhadap obat
yang diambil atau diminta oleh pasien dan membantu melakukan dari aspek
administratif dan farmasetisnya seperti nama, bentuk sediaan, jumlah, dan
etiket, etiket putih atau biru . Kalau terhadap obat yang menentukan dosisnya
atau aturan pakai biasanya itu apoteker yang melakukannya.
Compounding (meracik obat) dan dispensing (mengambil dan mengemas obat
sesuai resep yang diminta oleh dokter atau pasien)
Menghubungi dokter untuk mengonfirmasi resep yang bermasalah seperti
barang yang gak ada, salah aturan pakai dan menganti obat dengan yang lain
klu gak ada dan melakukan retur untuk obat yang bermasalah.
Tenaga teknis kefarmasian membantu tenaga apoteker karena apoteker terbatas
dan semuanya sudah berbagi tugas menyerahkan obat kepada pasien dan
menelaah resep yang masuk.
Memberikan informasi tentang obat harus benar, jelas dan mudah dimengerti
serta cara penyampaiannya harus menggunakan bahasa yang mudah mengerti oleh pasien dan
harus dengan kebutuhan, selektif, etika, bijaksana dan hati-hati. Informasi yang diberikan
meliputi:
13
14
BAB III
Selama kegiatan praktek kerja industri di RSUD Petala Bumi siswa/i di tempat masing-
masing dipelayanan dan gudang menggunakan sistem bergiliran setiap tiga hari. Siswa/i
bertugas dirawat inap, rawat jalan, gudang dan IGD. Bertujuan agar siswa/I mendapatkan
ilmu pengetahuan yang belum pernah didapatkan disekolah .
Apotek melakukan pelayanan mulai pukul pagi 07:30-14:00 WIB rawat jalan, rawat inap
dan IGD, siang 14:00-21:00 WIB dan malam 21:00-07:30 WIB Rawat jalan melayani
pasien umum dan BPJS selain menyerahkan resep juga menyerahkan kelengkapan syarat
tertentu sesuai yang disyaratkan rumah sakit umum daerah petala bumi.
Kegiatan di rawat jalan meliputi pelayanan resep yang diawali dengan menggunakan
sistem e-resep, untuk pasien rawat jalan dari poli, kalau untuk pasien BPJS datang ke Apotek
hanya membawa SEP ssebagai bukti datang pasien dengan sebagiannya dan pasien umum
dengan membayar tagihan obat, kalau untuk jamkesda atau kps dengan menunjukan kartu
berobatnya.
Resep masuk melalui e-resep (online) dengan cara di verifikasi terlebih dahulu, selesai
verifikasi dengan sebagiannya, print resep beserta bilingnya, obat disiapkan serta ditulis
etiketnya dan diserahkan didepan oleh apoteker.
Kegiatan di rawat inap sama perlakuannya, cuman membedakannya adalah kalau rawat
inap item yang diminta atau obat yang dibeli adalah obat, alkes atau BHP, kalau pagi obatnya
diantar ke atas, kalau sore atau malam obat diambil oleh keluarga pasien atau perawat yang
sedang bertugas.
1. Resep Datang
Ketika di apotek, resep masuk kesistem komputer atau melalui e-resep
(Online) dengan cara diverfikasi terlebih dahulu , selesai di verfikasi , lalu diprint
resep beserta bilingnya.
2. Skrining Resep
Selanjutnya pihak memberikan resep kepada petugas penyekrening resep
(harus apoteker) segera melakukan skrining resep. Skirining resep ini antara lain:
1. Skrining administratif yaitu berguna untuk menghindari kesalahan penulisan
resep maupun pemalsuan resep:
• Resep Lengkap
2. Skrining farmasetis yaitu menyesuaian dengan kondisi pasien.
• Benar Obat.
• Benar bentuk, kekuatan dan jumlah.
15
3. Skrining klinis. Apabila tahap skrining ini bermasalah, maka kita harus dapat
mencari solusinya lalu memberikan solusi itu kepada dokter.
• Benar dosis, frekuensi dan aturan pakai.
• Benar rute pemberian.
• Tidak ada interaksi obat.
• Tidak ada duplikasi.
• Tidak ada alergi dan kotradiksi.
3. Pemberian Harga
Apabila pasien dengan harga yang kita berikan, maka akan segera dilakukan
penyiapan atau peracikan obat. Namun, permasalahan terjadi apabila pasien tidak
setuju dengan harga yang diajukan. Maka penanganannya adalah mengajukan obat
alternative dengan jenis, jumlah, jumlah item dan harga sesuai kemampuan pasien.
Disinilah terkadang akan muncul copy resep. Karena dengan copy resep ini pasien
biasa menembus setelah obatnya terlebih dahulu, baru setelah itu, biasa ditembus
waktu berikutnya.
4. Penyimpanan atau peracikan
Tahap yang dilakukan pada penyiapan atau peracikan obat antara lain
penyiapan atau peracikan, dan penyerahan obat ke pasien. Yang melakukan tahap ini
tidak harus apoteker, bias tenaga ahli kesehatan seperti Asisten apoteker, ataupun
tenaga terlatih lainnya.
5. Pemberian informasi, edukasi, dan konseling
Apoteker harus memberikan informasi yang benar:
1. Jelas dan mudah di mengerti yaitu berapa kali sehari minum obat, jam
berapa, sebelum atau sesudah makan dan efek samping obat.
Prinsip 7 benar pemberian obat pasie:
1. Benar pasien.
2. Benar obat.
3. Benar dosis.
4. Benar waktu cara pemberian.
5. Benar cara pemberian.
6. Benar kadaluarsa.
7. Benar pendokumentasian.
2. Akurat yaitu Pasien mengerti terhadap instruksi dari apoteker penyerahan
obat dan pasien disuruh mengulangi lagi sehingga terhindar dari kesalahan,
ED, penyimpanan obat dan cara pakainya.
3. Pemberian label atau etiket informasi tambahan untuk obat. Informasi obat
pada pasien sekurang-kurangnya meliputi:
- Nama pasien.
- Tanggal penulisan resep.
- Aturan pemakaian obat.
- Nama obat.
- Dosis obat.
- Tanggal ED.
16
3.3 Kegiatan Pengelolaan di Gudang Farmasi
Sebagai teknis pelayanan yang dilakukan oleh gudang adalah sebagai berikut:
1. Penerimaan
Penerimaan dan Pemeriksaan barang merupakan proses lanjutan setelah pengadaan dan
pelelangan barang selesai. Rekanan mengirimkan barang yang telah dipesan, diterima dan
dilakukan pemeriksaan barang. Pemeriksaan barang bertujuan untuk mengetahui kesesuaian
barang yang diterima (sesuai dengan spesifikasi obat) dengan SP. Selain itu dengan
pemeriksaan dapat diketahui kondisi barang yang diterima dan batas Expired Date (ED).
2. Penyimpanan
17
5. ED.
6. Penyimpanan Khusus:
1. Obat High Alert
High Alert atau obat dengan kewaspadaan tinggi adalah obat-obat yang
secara signifikasi berisiko membahayakan pasien bila digunakan dengan
salah atau pengelolaan yang kurang tepat.
Lemari diberi tanda batas merah dan diberikan stiker penandaan obat high
alert sebagai tanda obat yang berbahaya dan ditempelkan stiker obat High
Alert pada kemasan obat.
- Tempelkan label obat high alert pada setiap dos obat.
- Beri stiker obat high alert pada setiap ampul high alert yang akan
diserahkan kepada perawat.
- Simpan obat sitostatika secara terpisah dari obat lainnya dan diberi
stiker high alert.
- Sebelum perawat memberikan higah alert dilakukan double check
kepada perawat lain untuk memastikan 5 benar (Pasien, obat, dosis,
rute, waktu)
- Obat high alert dalam infus: cek selalu kecepatan dan ketepatan
pompa infus, tempel stiker label nama obat pada botol infus dan diisi
dengan catatan sesuai ketentuan.
2. Obat Norum dan Lasa
Diberi label Norum dan Lasa warna kuning dan dilarang disimpan
berjejeran.
3. Obat Narkotik dan Psikotropik
- Terbuat dari bahan yang kuat.
- Harus diletakan disudut ruangan instalasi farmasi.
- Mempunyai dua pintu dengan dua buah kunci yang berbeda.
4. Obat Termolabil
- Menyusun obat ke dalam lemari pendingin penyimpanan obat di
instalasi farmasi.
- Membuat label nama obat dan menempelkan di rak obat termolabil
- Mengelompokkan obat termolabil berdasarkan cara pemakaiannya di
lemari pendingin.
3. Distribusi
Pendistribusi dari gudang farmasi ke farmasi sesuai dengan surat permintaan dari masing-
masing instalasi farmasi tersebut.
19
BAB IV
PEMBAHASAN
Obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya penyakit akibat bakteri
atau mikroba.
Contoh: antibiotik
Obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit
Contoh: vaksin, dan serum.
Obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi fungsi zat yang kurang,
Contoh: vitamin.
20
Parenteral : obat yang disuntikkan melalui kulit ke aliran darah baik secara
intravena, subkutan, intramuskular dan intrakardial.
1. Kelembaban
Tempat yang lembab akan mempercepat masa kadaluarsa obat karena akan
mempengaruhi stabilitas obat kemudian dapat menyebabkan penurunan kandungan.
2. Suhu
Suhu penyimpanan obat macam-macam, pada umumnya obat banyak
disimpan pada suhu kamar. Penyimpanan obat di kulkas, tidak diajukan jika tidak
dapat petunjuk. Obat-obat seperti minyak ikan, sebaiknya jangan disimpan di tempat
yang terlalu dingin. Insulin (Obat untuk penderita diabetes) merupakan contoh obat
yang akan rusak jika ditempatkan pada suhu yang tidak sesuai.
3. Cahaya
Obat sebaiknya tidak diletakkan pada tempat yang terkena paparan sinar matahari
ataupun lampu secara langsung. Misalnya: Vaksin bila terkena sinar matahari
langsung maka dalam beberapa detik, vaksin akan menjadi rusak.
Menghindari obat yang sudah kadaluarsa diperlukan bagi obat-obat yang kurang stabil,
hormon, antibiotik. Meskipun terdapat tanggal kadaluarsa yang tercetak pada kemasan obat.
Karena penampilan fisik obat yang berubah, baik warna (timbul bintik atau noda), rasa dan
bau obat yang lain dari biasanya merupakan peringatan pada kita agar tidak mengkomsumsi
obat tersebut.
Prosedur tetap penanganan obat rusak dan kadaluarsa adalah sebagai berikut:
21
c) Membuat catatan nama, No batch, jumlah dan tanggal kadaluarsa obat yang rusak dan
kadaluarsa.
d) Melaporkan dan mengirim obat tersebut ke instalasi farmasi kabupaten atau kota.
e) Mendokumentasikan pencatatan tersebut.
2. Food dan drug administrasion (FDA) atau badan pengawas obat dan makanan
menganjurkan pada masyarakat untuk mengembalikan obat-obatan yang
sudah terpakai kembali ke pabriknya melalui daerahnya masing-masing.
3. Alternatif yang lain sebagai masyarakat yang sering mempunyai obat yang
sudah kadaluarsa dirumah dilakukan tindakatn seperti:
Membuangnya dengan mencampurnya dengan bahan lain yang menjijikan
atau tidak menarik orang lain untuk menyentuhnya, seperti kotoran hewan
peliharaan, sisa makanan basi, ampas kopi atau susu. keluarkan obat dari
wadah aslinya, tempatkan semua obat yang sudah tidak terpakai disatu
tempat berisi bahan campuran yang lain lalu aduk menjadi satu. Ini dapat
mencegah penyalahgunaan obat. Setelah tercampur semua, masukan
kedalam kantong plastik, ikat rapat dan buang ketempat sampah.
Dibuang ketoilet dan rendam dulu obat dalam bentuk padat seperti (tablet,
kaplet, kapsul) dalam wadah yang sudah tidak dipakai lagi. Setelah obat
hancur maka obat dapat dibuang pada air yang mengalir. Untuk obat dalam
bentuk cairan biasa langsung dibuang kedalam toilet. Beberapa obat dapat
mencemari lingkungan jika bercampur dengan air atau tanah, oleh karena
itu dipastikan anda membaca petunjuk pembuangan obat dikemasan.
Jangan pernah memusnahkan obat dengan cara dibakar secara terbuka
karena asapnya dapat saja berbahaya.
22
Teknik dalam memusnahkan obat-obatan kadaluarsa yaitu:
3) Imobilisasi limbah
Limpah yang mencakup produk farmasi yang sudah kadaluarsa, tidak
digunakan dan terkontaminasi sehingga harus dibuang.
Contohnya:
- Sediaan farmasi (tablet, kapsul, sirup, injeksi, salep, krim, infus).
- Produk biologi seperti vaksin.
a) Pemesanan narkotika
Pemesanan sediaan narkotika menggunakan surat pesanan narkotik yang di tanda
tangani oleh apoteker pengelola apotek (APA). Pemesanan dilakukan ke PT. Kimia
farma trade and distribution (satu satunya PBf narkotika yang legal di Indonesia)
23
dengan membuat surat pesanan khusus narkotika rangkap empat. Satu lembar surat
pesanan asli dan dua lembar salinan surat pesanan diserahkan kepada pedagang besar
farmasi yang bersangkutan sedangkan satu lembar salinan surat pesanan sebagai arsip
di apotik. Satu surat pesanan hanya boleh memuat pemesanan satu jenis obat (item)
narkotik.
b) Penerimaan narkotika
Penerimaan narkotika dari PBF harus di terima oleh APA atau dilakukan dengan
sepengetahuan APA. Apoteker akan menandatangani faktur tersebut setelah
sebelumnya dilakukan pencocokan dengan surat pesanan. Pada saat diterima
dilakukan pemeriksaan yang meliputi jenis dan jumlah narkotika yang dipesan.
A) Penyimpanan narkotika
Obat yang termasuk golongan narkotika di apotik di simpan pada lemari yaitu:
1. Terbuat dari kayu (atau bahan lain yang kokoh dan kuat) yang di tempel
pada dinding atau diletakkan dilantai.
2. Memiliki dua kunci yang berbeda.
3. Terdiri dari dua pintu satu untuk pemakaian sehari-hari seperti kodein,
dan satu lagi berisi pethidin, morfin dan garam garamnya.
4. Lemari tersebut terletak di tempat yang tidak diketahui oleh umun, tetapi
dapat diawasi langsung oleh asisten apoteker yang bertugas dan
penanggung jawab narkotika.
B) Pelayanan narkotika
Apoteker hanya boleh melayani resep narkotika dari resep asli atau salinan
resep yang di buat oleh apoteker itu sendiri yang belum di ambil sama sekali atau
baru di ambil sebagian. Apoteker tidak melayani pembelian obat narkotika tanpa
resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek lain. Resep narkotika yang
masuk dipisahkan dari resep dan diberi garis merah di bawah obat narkotika.
C) Pelaporan narkotika
Pelaporan penggunaan narkotika dilakukan setiap bulan. Laporan penggunaan
obat narkotika di lakukan melalui online SIPNAP (sistim pelaporan narkotika dan
psikotropika) asisten apoteker setiap bulannya menginput data penggunaan narkotika
dan psikotropika melalui SIPNAP lalu setelah data telah terinput data tersebut di
import (paling lama sebelum tanggal 10 pada bulan berikutnya). Laporan meliputi
laporan pemakaian narkotika untuk bulan bersangkutan (meliputi nomor urut, nama
bahan atau sediaan, satuan, persediaan awal bulan). Password dan username di
dapatlkan setelah melakukan registrasi pada dinkes setempat.
D) Pemusnahan narkotika
Prosedur pemusnahan narkotika dilakukan sebagai berikut :
24
1) APA membuat dan menandatangani surat permohonan pemusnahan
narkotika yang berisi jenis dan jumlah narkotika yang rusak atau tidak
memenuhi syarat.
Pengelolaan psikotropika juga di atur secara khusus mulai dari pengadaan sampai
pemusnahan untuk menghindari terjadinya kemungkinan penyalahgunaan obat tersebut.
Pelaksanaan pengelolaan psikotropika di apotik melipui :
a) Pemesanan psikotropika
Pemesanan psikotropika dengan surat pemesanan rangkap 2, diperbolehkan lebih
dari 1 item obat di dalam satu surat pesanan. Boleh memesan ke berbagai PBF.
b) Penerimaan psikotropika
Penerimaan psikotropika dari PBF harus di terima oleh APA atau dilakukan
dengan sepengetahuan APA. Apoteker akan menandatangani faktur tersebut setelah
sebelumnya dilakukan pencocokan dengan surat pesanan. Pada saat di terima
dilakukan pemeriksaan yang meliputi jenis dan jumlah psikotropika yang dipesan.
c) Penyimpanan psikotropika
Penyimpanan obat psikotropika di letakkan di lemari yang terbuat dari kayu (atau
bahan lain yang kokoh dan kuat). Lemari tersebut mempunyai kunci ( harus terkunci)
25
yang dipegang oleh asisten apoteker sebagai penanggung jawab yang di beri kuasa
oleh APA.
d) Pelayana psikotropika
Apoteker hanya melayani resep psikotropika dari resep asli atau salinan resep
yang di buat sendiri oleh apoteker yang obatnya belum di ambil sama sekali atau
baru di ambil sebagia. Apoteker tidak melayani pembelian obat psikotropika tanpa
resep atau pengulangan resep yang di tulis oleh apotek lain.
e) Pelaporan psikotropika
Laporan penggunaan psikotropika di lakukan setiap bulan melalui SIPNAP
(sistim pelaporan narkotika dan psikotropika). Apoteker setiap bulannya menginput
data penggunaan psikotropika melalui SIPNAP lalu setelah data telah terinput data
tersebut di import. Laporan meliputi laporan pemakain psikotropika untuk bulan
bersangkutan (meliputi nomor urut, nama bahan atau sediaan, satuan, persediaan
awal bulan).
f) Tata cara pemusnahan psikotropika sama dengan tata cara pemusnahan narkotika.
26
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari kegiatan praktek kerja lapangan atau pkl yang dilaksanakan mulai dari tanggal 14
januari sampai 03 maret 2020 yang bertempat di Instalasi Farmasi Rumah sakit umum daerah
petala bumi pekanbaru dapat disimpulkan bahwa kegiatan praktek kerja lapangan ini sangat
bermanfaat bagi siswa ataupun siswi yang akan menjadi calon bagian dari tenaga kefarmasian
karena dapat menambah wawasan dan keterampilan bagi siswa maupun siswi yang akan
menjadi calon bagian dari tenaga kefarmasian.
Instalasi Rumah Sakit Umum Daerah Petala Bumi merupakan salah satu tempat
pelayanan dan tempat pengabdian bagi tenaga kefarmasian dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan juga tempat
pemberian informasi tentang kegunaan obat yang diperlukan oleh pasien.
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada
penulis agar dapat mengetahui bagaimana pelaksanaan praktek langsung didunia kerja dan
berinteraksi langsung dengan masyarakat yang dibimbing oleh pihak institusi tersebut dan
Praktek Kerja Industri ini juga menambah wawasan kami dan kami pun dapat mengukur
sejauh mana ilmu yang kami miliki.
5.2 SARAN
5.2.1 Untuk Sekolah
Sebaiknya pihak sekolah memberikan waktu lebih lama untuk kegiatan
Praktik Kerja lapangan.
Saya menyarankan agar pihak sekolah lebih memperhatikan murid-muridnya
yang sedang Prakerin diluar sekolah.
27
DAFTAR PUSTAKA
28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Penyerahan dan Penerimaan obat
29
Lampiran 2 : Etiket biru untuk obat pemakaian luar dan putih untuk pemakaian dalam
30
Lampiran 5 : Plastik Obat
31
7.2 Penyimpanan Obat narkotik dan Psikotropika
1. Otsu-D40
2. Meylon 84
3. Otsu-MgSO4
4. Otsu-KCL
32
Lampiran 8 : Kelengkapan Peracikan obat
33
11.4 Cangkang kapsul
34
Lampiran 9 : Tempat Obat
35
9.3 Syrup
Salep
36
9.5 Infus
37
9.6 injeks
38
39