Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker di Universitas Muhammadiyah Malang
Disusun Oleh :
Endah Suryaningrum, S.Farm. 201910471011039
Lembar Pengesahan
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker di Universitas Muhammadiyah Malang
Disusun Oleh :
Endah Suryaningrum, S.Farm. 201910471011039
Disetujui Oleh :
Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Apoteker Dosen Pembimbing
Ika Ratna Hidayati, M.Sc., Apt. Amaliyah Dina Anggraeni, M.Farm., Apt.
NIP.UMM.11209070480 NIP.UMM.180315071993
ii
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala atas karunia rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) di PT. Perusahaan Air Mancur periode 2 Februari 2020 – 26
Februari 2020. Laporan ini diajukan oleh penulis untuk memenuhi salah satu
syarat mencapai gelar Apoteker pada Program Studi Profesi Apoteker Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Oleh adanya keterbatasan
ilmu dan pengetahuan maka penulis membutuhkan dukungan serta peran dari
pihak lain dalam penyelesaian laporan ini. Dengan demikian, pada kesempatan
tersebut penulis dengan segala ketulusan hati ingin menyampaikan terima kasih
kepada :
iii
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
Penulis
iv
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan.................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
2.3.3.2 Personalia........................................................................................17
2.3.3.5 Dokumentasi...................................................................................36
2.3.3.6 Produksi..........................................................................................45
v
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................136
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................146
LAMPIRAN.........................................................................................................147
vi
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
DAFTAR GAMBAR
vii
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
DAFTAR TABEL
Tabel 4. Perbandingan Jumlah Personil dengan Toilet yang Diperlukan..............
viii
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
DAFTAR LAMPIRAN
ix
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
DAFTAR SINGKATAN
µm = Mikro Meter
AHU = Air Handling Unit
AKK = Angka Kapang Kamir
ALT = Angka Lempeng Total
APAR = Alat Pemadam Api Ringan
APD = Alat Pelindung Diri
APJT = Apoteker Penanggung Jawab Teknis
B3 = Bahan Bahaya Beracun
BAP = Berita Acara Pelaksanaan
BOD = Biology On Demand
BPOM RI = Badan Pengawasn Obat dan Makanan Republik Indonesia
C = Celcius
C/M/m = Critical/Mayor/minor
CAPA = Corrective Action and Preventive Action
COD = Cairan Obat Dalam
CoA = Certificate of Analisis
CPB = Catatan Produksi Bets/Catatan Pengolahan Bets
CPOTB = Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik
DN = Delivery Note
ED = Expired Date
EHS = Environment, Hygiene and Safety
FBD = Fluid Bed Dryer
FEFO = First Expired First Out
FG = Finist Good
FIFO = First In First Out
GMP = Good Manufacturing Practice
HC-GA = Human Capital-General Affairs
HCl = Hidrogen Chloride
x
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
HK = Hasil Kerja
HSN = Harum Sari Nusantara
HVAC = Heating, Ventilation and Air Conditioner
IOT = Industri Obar Tradisional
IPAL = Instalasi Pengolahan Air Limbah
IPC = In Process Control
ISO = International Organization of Standardization
JBL = Jamu Bersalin Lengkap
KKM = Kementerian Kasihatan Malaysia
KTP = Kartu Tanda Penduduk
L = Liter
LPM = Liter per Menit
LPPOM MUI = Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan dan Kosmetika
Majelis Ulama Indonesia
mg = miligram
MoU = Momerandum of Understanding
MS/TMS = Memenuhi Syarat/Tidak Memenuhi Syarat
MUN = Madurasa Unggulan Nusantara
NaOH = Natrium Hidroksida
NCP = Non Conforming Product
NPL = New Product Launching
OD = Obat Dalam
OHT = Obat Herbal Terstandar
OLC = Obat Luar Cair
OLP = Obat Luar Padat
OP = Operator
OT = Obat Tradisional
Pa = Pascal
pH = Power of Hidrogen
xi
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
xii
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
BAB I
PENDAHULUAN
1
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
2
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Obat Tradisional (OT) adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran
dari bahan tersebut yang secara turun menurun telah digunakan untuk pengobatan,
dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat
(PerKBPOM No. 32, 2019). Berdasarkan Keputusan Kepala BPOM No.
HK.00.05.4.2411 tahun 2004 terkait ketentuan pokok pengelompokkan dan
penandaan obat bahwa penggolongan obat bahan alam menjadi tiga macam, yaitu:
a. Jamu
Jamu adalah obat tradisional indonesia yang digunakan secara turun-
menurun berdasarkan pengalaman. Kemananan dan khasiatnya dibuktikan
secara empiris. Pada kemasannya, jamu harus dicantumkan logo dengan
tulisan “Jamu” yang ditempatkan dibagian atas sebelah kiri dari
wadah/pembungkus/brosur logo berupa ranting daun terletak dalam gambar
lingkaran.
3
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
4
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
5
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
6
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
7
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
6. Pelaku usaha yang akan mendapatkan Izin Komersial atau Operasional yang
diterbitkan oleh Lembaga OSS wajib memiliki Izin Usaha dan Komitmen
untuk pemenuhan:
a. Standar, sertifikat, dan/atau lisensi; dan/atau
b. Pendaftaran barang/jasa, sesuai dengan jenis produk dan/atau jasa yang
dikomersialkan oleh pelaku usaha melalui sistem OSS
7. Izin Usaha dan/atau Izin Komersial atau Operasional berlaku efektif setelag
pelaku usaha menyelesaikan Komitmen dan melakukan pembayaran biaya
Perizinan Berusaha sesuai dengan ketentutan peraturan perundang-undangan.
8. Lembaga OSS membatalkan Izin Usaha dan/atau Izin Komersial atau
Operasional yang sudah diterbitkan apabila pelaku usaha tidak menyelesaikan
pemenuhan Komitmen Izin Usaha dan/atau Izin Komersial atau Operasional.
9. Pelaku usaha yang telah memiliki NIB dan memenuhi Komitmen sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pelayanan
perizinan terintegrasi secara elektronik, wajib memenuhi Komitmen Izin
Usaha IOT. Pemenuhan Komitmen oleh pelaku usaha paling lama 4 (empat)
tahun.
10. Untuk pemenuhan Komitmen, pelaku usaha melalui
www.elic.binfar.kemkes.go.id yang terintegrasi dengan sistem OSS
menyampaikan Rencana Produksi IOT dan data Apoteker Penanggung Jawab,
yang meliputi Kartu Tanda Penduduk, ijazah, STRA, surat pernyataan
sanggup bekerja penuh waktu, dan surat perjanjian kerja sama Apoteker
Penanggung Jawab dengan pelaku usaha.
11. Kementerian Kesehatan melakukan evaluasi dan verifikasi paling lama 3 (tiga)
hari sejak pelaku usaha menyampaikan pemenuhan Komitmen.
12. Berdasarkan hasil evaluasi dan verifikasi tidak terdapat perbaikan,
Kementerian Kesehatan menerbitkan Sertifikat Produksi IOT/IEBA paling
lama 1 (satu) hari melalui sistem OSS.
13. Apabila dalam hal hasil evaluasi terdapat perbaikan, Kementerian Kesehatan
menyampaikan hasil evaluasi kepada pelaku usaha melalui sistem OSS.
14. Pelaku usaha wajib melakukan perbaikan dan menyampaikan kepada
Kementerian Kesehatan melalui www.elic.binfar.kemkes.go.id yang
8
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
9
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
10
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
Baik (CPOTB) adalah bagian dari pemastian mutu yang memastikan bahwa obat
tradisional dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar mutu
yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin edar dan
spesifikasi produk. CPOTB mencakup produksi dan pengawasan mutu.
Persyaratan dasar dari CPOTB adalah: (CPOTB, 2011)
a. Semua proses pembuatan obat tradisional dijabarkan dengan jelas, dikaji
secara sistematis berdasarkan pengalaman dan terbukti mampu secara
konsisten menghasilkan obat tradisional yang memenuhi persyaratan mutu dan
spesifikasi yang telah ditetapkan;
b. Tahap proses yang kritis dalam proses pembuatan, pengawasan dan sarana
penunjang serta perubahannya yang signifikan divalidasi;
c. Tersedia semua sarana yang diperlukan untuk CPOTB termasuk:
Personil yang terkualifikasi dan terlatih;
Bangunan dan sarana dengan luas yang memadai;
Peralatan dan sarana penunjang yang sesuai;
Bahan, wadah dan label yang benar;
Prosedur dan instruksi yang disetujui; dan
Tempat penyimpanan dan transportasi yang memadai.
d. Prosedur dan instruksi ditulis dalam bentuk instruksi dengan bahasa yang
jelas, tidak bermakna ganda, dapat diterapkan secara spesifik pada sarana yang
tersedia;
e. Operator memperoleh pelatihan untuk menjalankan prosedur secara benar;
f. Pencatatan dilakukan secara manual atau dengan alat pencatat selama
pembuatan yang menunjukkan bahwa semua langkah yang dipersyaratkan
dalam prosedur dan instruksi yang ditetapkan benar-benar dilaksanakan dan
jumlah serta mutu produk yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
Tiap penyimpangan dicatat secara lengkap dan diinvestigasi;
g. Catatan pembuatan termasuk distribusi yang memungkinkan penelusuran
riwayat bets secara lengkap, disimpan secara komprehensif dan dalam bentuk
yang mudah diakses;
h. Penyimpanan dan distribusi obat tradisional yang dapat memperkecil risiko
terhadap mutu obat tradisional;
11
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
i. Tersedia sistem penarikan kembali bets obat tradisional mana pun dari
peredaran; dan
j. Keluhan terhadap produk yang beredar dikaji, penyebab cacat mutu
diinvestigasi serta dilakukan tindakan perbaikan yang tepat dan pencegahan
pengulangan kembali keluhan.
2.3.2 Sertifikasi CPOTB
Sertifikat CPOTB akan didapatkan terhadap Industri Obat Tradisional yang
telah menerapkan CPOTB. Sertifikat tersebut diberikan berdasarkan bentuk
sediaan. Sertifikat CPOTB didalam PeKBPOM No.35 tahun 2013 disebutkan
yaitu dokumen sah yang merupakan bukti bahwa Industri dan Usaha Obat
Tradisional telah memenuhi Persyaratan Teknis CPOTB dalam membuat satu
jenis bentuk sediaan obat tradisional.
Sertifikat diterbitkan berdasarkan permohonan tertulis kepada Kepala Badan.
Didalam permohonan sertifikat CPOTB dikenai biaya sebagai Penerimaan Negara
Bukan Pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal
permohonan Sertifikasi CPOTB jika ditolak, maka biaya yang telah dibayarkan
tidak dapat ditarik kembali. Dalam rangka sertifikasi baru, Pemohon
menyampaikan permohonan untuk mendapatkan persetujuan Rencana Induk
Pembangunan (RIP) atau denah bangunan dan/ atau Sertifikasi CPOTB
(PerKBPOM No.35, 2013).
2.3.3 Aspek-Aspek Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik
2.3.3.1 Manajemen Mutu
Manajemen mutu merupakan suatu aspek fungsi manajemen yang menentukan
dan mengimplementasikan Kebijakan Mutu, dan merupakan pernyataan formal
dari manajemen puncak suatu industri obat tradisional, yang menyatakan arahan
dan komitmen dalam hal mutu produknya. Untuk melaksanakan Kebijakan Mutu
dibutuhkan 2 unsur dasar:
Insfrastruktur yaitu: Sistem mutu yang mengatur struktur organisasi,
uraian tugas dan tanggung jawab, semua sumber daya yang diperlukan,
semua prosedur yang mengatur proses yang ada.
Tools yaitu: Pemastian Mutu atau Quality Assurance, terdiri dari tindakan
sistematis untuk mendapatkan kepastian dengan tingkat kepercayaan yang
12
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
13
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
14
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
atau dipasok sebelum mutunya dinilai dan dinyatakan secara efektif dan dapat
diandalkan.
Setiap industri obat tradisional hendaklah mempunyai fungsi pengawasan
mutu. Fungsi ini hendaklah independen dari bagian lain. Sumber daya yang
memadai hendaklah tersedia untuk memastikan bahwa semua fungsi
Pengawasan Mutu dapat dilaksanakan secara efektif dan dapat diandalkan.
15
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
16
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
2.3.3.2 Personalia
Industri obat tradisional hendaklah memiliki personil yang terkualifikasi dan
berpengalaman praktis dalam jumlah yang memadai. Tiap personil tidak dibebani
tanggung jawab yang berlebihan untuk menghindari risiko terhadap mutu obat
tradisional. Industri obat tradisional harus memiliki struktur organisasi. Tugas
spesifik dan kewenangan dari personil pada posisi tanggung jawab hendaklah
dicantumkan dalam uraian tugas tertulis. Tugas mereka boleh didelegasikan
kepada wakil yang ditunjuk serta mempunyai tingkat kualifikasi yang memadai.
Hendaklah aspek penerapan CPOTB tidak ada yang terlewatkan ataupun tumpeng
tindih dalam tanggung jawab yang tercantum pada uraian tugas.
Pada saat perekrutan hendaklah dipastikan bahwa semua calon karyawan
(mulai petugas pembersihan, pemasangan dan perawatan peralatan, personil
produksi dan pengawasan hingga personil tingkat manajerial) memiliki kesehatan
fisik dan mental yang baik sehingga tidak akan berdampak pada mutu produk
yang akan dibuat. Di samping itu hendaklah dibuat dan dilaksanakan program
pemeriksaan kesehatan berkala yang mencakup pemeriksaan jenis-jenis penyakit
yang dapat berdampak pada mutu dan kemurnian produk akhir.
17
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
18
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
19
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
20
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
c. Hygiene pabrik
d. Validasi proses
e. Pelatihan
f. Persetujuan dan pemantauan terhadap pamasok bahan
g. Persetujuan dan pemantauan terhadap pembuat obat tradisional atas
dasar kontrak
h. Penetapan dan pemantauan kondisi penyimpanan bahan dan produk
i. Penyimpanan catatan
j. Pemantauan pemenuhan terhadap persyaratan CPOTB
k. Inspeksi, penyelidikan dan pengambilan sampel
l. Pemantauan faktor yang mungkin berdampak terhadap mutu produk
c. Pelatihan
Industri obat tradisional hendaklah memberikan pelatihan bagi seluruh
personil yang karena tugasnya harus berada di dalam area produksi,
gudang penyimpanan atau laboratorium (termasuk personil teknik,
perawatan dan petugas kebersihan), dan bagi personil lain yang
kegiatannya dapat berdampak pada mutu produk. Di samping pelatihan
dasar dalam teori dan praktik CPOTB, personil baru hendakalah mendapat
pelatihan sesuai dengan tugas yang diberikan. Pelatihan
berkesinambungan hendaklah juga diberikan, dan efektifitas penerapannya
hendaklah dinilai secara berkala. Hendaklah tersedia program pelatihan
yang disetujui kepala bagian masing-masing atau, di mana perlu, bersama-
sama. Catatan pelatihan hendaklah disimpan.
Pelatihan spesifik hendaklah diberikan kepada personil yang bekerja di
area di mana pencemaran merupakan risiko, misalnya area penimbangan,
pengolahan, dan lain-lain. Pengunjung atau personil yang tidak mendapat
pelatihan sebaiknya tidak masuk ke area produksi dan laboratorium
pengawasan mutu. Bila tidak dapat dihindarkan, hendaklah diberi
penjelasann lebih dahulu, terutama mengenai hygiene perorangan dan
pakaian pelindung yang dipersyaratkan serta diawasi dengan ketat.
Pelatihan hendaklah diberikan oleh orang yang terkualifikasi.
21
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
22
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
23
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
24
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
Pengawasan selama-proses
Pencucian peralatana
Penyimpanan peralatan
Penyimpanan produk antara dan produk ruahan
Pengemasan
Pengarantinaan produk jadi sebelum memperoleh pelulusan akhir
Pengiriman produk
Pengujian dalam rangka pengawasan mutu
b. Area Penimbangan
Penimbangan bahan awal dan perkiraan hasil nyata produk dengan cara
penimbangan hendaklah dilakukan di area penimbangan terpisah yang
didesain khusus untuk kegiatan tersebut. Area ini dapat menjadi bagian dari
area penyimpanan atau area produksi.
c. Area Produksi
Area produksi hendaklah memenuhi persyaratan CPOTB. Sebagai aturan
yang lazim proses dengan membuat satu produk dengan bets berturut-turut
(campaign work) perlu diterapkan. Namun, apabila lain, sangat dianjurkan
penggunaan bangunan dan fasilitas yang diperuntukkan hanya untuk sejenis
bahan/produk. Di samping itu sifat alamiah ynag khas dari produksi obat
tradisional membutuhkan perhatian khusus yang harus diberikan kepada
pemrosesan produk yang menimbulkan debu. Jika pemanasan atau pemasakan
bahan diperlukan, mekanisme penghisap udara yang sesuai hendaklah
dipasang untuk menghindari penumpukan asap dan uap.
Untuk mempermudah pembersihan dan menghindarkan kontaminasi silang
tindakan pencegahan yang tepat hendaklah diambil saat mengambil sampel,
menimbang, menggiling, mencampur dan memproses produk, misal dengan
menggunakan system penghisap debu dan system penanganan udara untuk
memperoleh perbedaan tekanan dan aliran udara yang diinginkan. Tata letak
ruang produksi hendaklah dirancang sedemikian rupa untuk:
25
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
Luas area kerja dan area penyimpanan bahan atau produk yang sedang
dalam proses hendaklah memadai untuk memungkinkan penempatan peralatan
dan bahan secara teratur dan sesuai dengan alur proses, sehingga dapat
memperkecil risiko terjadi kekeliruan antara produk atau komponen yang
berbeda, mencegah pencemaran silang dan memperkecil risiko terlewat atau
salah melaksanakan tahapan proses produksi atau pengawasan.
Permukaan dinding, lantai dan langit-langit bagian dalam ruangan di mana
terdapat bahan awal dan bahan pengemas primer, produk antara atau produk
ruahan yang terpapar ke lingkungan hendaklah halus, bebas retak dan
sambungan terbuka, tidak melepaskan partikulat, serta memungkinkan
pelaksanaan pembersihan (bila perlu disinfeksi) yang mudah dan efektif.
Konstruksi lantai di area pengolahan hendaklah dibuat dari bahan kedap
air, permukaannya rata dan memungkinkan pembersihan yang cepat dan
efisien apabila terjadi tumpahan bahan. Sudur antara dinding dan lantai di area
pangolahan hendaklah berberntuk lengkungan.
Pipa, fiting lampu, titik ventilasi dan instalasi sarana penunjang lain
hendaklah dirancang dan dipasang sedemikian rupa untuk menghindarkan
terbentuk ceruk yang sulit dibersihkan. Untuk kepentingan perawatan, sedapat
mungkin instalasi sarana penunjang seperti ini hendaklah dapat dijangkau dari
luar area pengolahan. Pipa yang terpasang di dalam ruangan tidak boleh
menempel pada dinding tetapi digantungkan dengan menggunakan siku-siku
pada jarak cukup untuk memudahkan pembersihan menyeluruh.
Lubang udara masuk dan keluar serta pipa-pipa dan salurannya hendaklah
dipasang sedemikian rupa untuk mencegah pencemaran terhadap produk.
Saluran pembuangan air hendaklah cukup besar, dirancang dan dilengkapi
dengan bak control serta ventilasi yang baik untuk mencegah aliran baik.
26
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
Sedapat mungkin saluran terbuka dicegah tetapi bila perlu hendaklah cukup
dangkal untuk memudahkan pembersihan dan disinfeksi.
Area produksi dimana terdapat bahan awal dan bahan pengemas primer,
produk antara atau produk ruahan yang terpapar ke lingkungan hendaklah
diventilasi secara efektif dengan menggunakan sistem pengendali udara
termasuk filter udara dengan tingkat efisiensi yang dapat mencegah
pencemaran dan percemaran silang, pengendali suhu dan, bila perlu,
pengendali kelembapan udara sesuai kebutuhan produk yang diproses dan
kegiatan yang dilakukan di dalam ruangan dan dampaknya terhadap
lingkungan luar pabrik. Area produksi hendaklah dipantau secara teratur baik
selama ada maupun tidak ada kegiatan produksi untuk memastikan
pemenuhan terhadap spesifikasi yang dirancang sebelumnya. Area produksi
hendaklah mendapat penerangan yang memadai, terutama dimana pengawasan
visual dilakukan pada saat proses berjalan. Pintu area produksi yang
berhubungan langsung ke lingkungan luar, seperti pintu bahaya kebakaran,
hendaklah ditutup rapat. Pintu tersebut hendaklah diamankan sedemikian rupa
sehingga hanya dapat digunakan dalam keadaan darurat sebagai pintu ke luar.
Pintu di dalam area produksi yang berfungsi sebagai barrier terhadap
pencemaran silang hendaklah selalu ditutup apabila sedang tidak digunakan.
Nonoperasional
0,5 µm 5 µm
27
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
d. Area Penyimpanan
Area penyimpanan hendaklah rapi dan bersih. Perhatian khusus hendaklah
diberikan kepada kebersihan dan perawatan yang baik. Semua tumpahan
akibat kecelakaan hendaklah segera dibersihkan dengan menggunakan metode
yang meminimalkan risiko pencemaran silang oleh bahan lain dan hendaklah
dilaporkan. Konstruksi area penyimpanan tergantung dari bahan yang akan
disimpan. Area hendaklah diberi penandaan yang baik dan bahan hendaklah
disimpan sedemikian rupa untuk menghindarkan risiko kontaminasi silang.
Hendaklah ditetapkan dan diberi tanda suatu area karantina untuk semua
bahan yang baru datang.
Tata letak area penyimpanan hendaklah sedemikian rupa untuk
memungkinkan pemisahan bahan dari berbagai kategori secara efektif dan
teratur serta memungkinkan rotasi stok. Bahan yang berbeda hendaklah
disimpan pada area yang terpisah.
Bahan segar yang baru datang hendaklah diproses sedini mungkin kecuali
ditetapkan lain. Bila diperlukan, bahan tersebut hendaklah disimpan pada suhu
antara 2°C dan 8°C. Jika bahan disimpan dalam bentuk ruahan, untuk
mengurangi risiko pembentukan kapang atau fermentasi dianjurkan agar
menyimpannya di ruangan atau di dalam wadah yang diventilasi dengan baik.
Area tersebut hendaklah juga dilengkapi sedemikian rupa untuk memberi
28
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
29
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
Ruang istirahat dan kantin hendaklah dipisahkan dari area produksi dan
laboratorium pengawasan mutu. Sarana untuk mengganti pakaian kerja,
membersihkan diri dan toilet hendaklah disediakan dalam jumlah yang cukup
dan mudah diakses. Toilet tidak boleh berhubungan langsung dengan area
produksi atau area penyimpanan. Ruang ganti pakaian hendaklah berhubungan
langsung dengan area produksi namun letaknya terpisah. Sedapat mungkin
letak bengkel perbaikan dan perawatan peralatan terpisah dari area produksi.
Apabila suku cadang, aksesori mesin dan perkakas bengkel disimpan di area
produksi, hendaklah disediakan ruangan atau lemari khusus untuk
penyimpanan tersebut.
g. Peralatan
Peralatan untuk pembuatan obat tradisional hendaklah memiliki desain dan
konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan
dikualifikasi dengan tepat, agar mutu obat tradisional terjamin sesuai desain
serta seragam dari bets ke bets dan untuk memudahkan pembersihan serta
perawatan.
30
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
sebab bahan yang terbuat dari kayu dapat meresap bau, mudah berubah
warna dan mudah terkontaminasi
3) Bahan yang diperlukan untuk pengoperasian alat khusus, misalnya
pelumas atau pendingin tidak boleh bersentuhan dengan bahan yang
sedang diolah sehingga tidak memengaruhi identitas, mutu atau kemurnian
bahan awal, produk antara ataupun produk jadi
4) Peralatan tidak boleh merusak produk akibat katup bocor, tetesan pelumas
dan hal sejenis atau karena perbaikan, perawatan, modifikasi dan adaptasi
yang tidak tepat
5) Peralatan hendaklah didesain sedemikian rupa agar mudah dibersihkan.
Peralatan tersebut hendaklah dibersihkan sesuai prosedur tertulis yang
rinci dan tervalidasi serta disimpan dalam keadaan bersih dan kering
6) Metode vakum atau pencucian lebih diutamakan. Jika metode pencucian
diterapkan, peralatan hendaklah segera dikeringkan untuk mencegah
pertumbuhan mikroorganisme. Pembersihan dengan menggunakan udara
tekan dan sikat hendaklah dilaksanakan dengan hati-hati dan bila mungkin
dihindarkan, karena metode tersebut dapat meningkatkan risiko
kontaminasi terhadap produk
7) Semua peralatan khusus untuk pengolahan bahan mudah terbakar atau
bahan kimia atau yang ditempatkan di area dimana digunakan bahan
mudah terbakar, hendaklah dilengkapi dengan perlengkapan elektris yang
kedap eksplosi serta di bumikan dengan benar
8) Hendaklah tersedia alat timbang dan alat ukur dengan rentang dan ketlitian
yang tepat untuk proses produksi dan pengawasan. Peralatan yang
digunakan untuk menimbang, mengukur, memeriksa dan mencatat
hendaklah diperiksa ketepatannya dan dikalibrasi sesuai program dan
prosedur yang ditetapkan. Hasil pemeriksaan dan kalibrasi hendaklah
dicatat dan disimpan dengan baik
9) Filter cairan yang digunakan untuk proses produksi hendaklah tidak
melepaskan serat ke dalam produk. Filter yang mengandung asbes tidak
boleh digunakan walaupun sesudahnya disaring kembali menggunakan
filter khusus yang tidak melepaskan serat
31
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
10) Pipa air suling, air de-ionisasi dan bila perlu pipa air lain untuk produksi
hendaklah disanitasi sesuai prosedur tertulis dan tervalidasi. Prosedur
tersebut hendaklah berisi rincian batas cemaran mikroba dan tindakan
yang harus dilakukan.
32
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
j. Perawatan
Peralatan hendaklah dirawat sesuai jadwal untuk mencegah malfungsi atau
pencemaran yang dapat memengaruhi identitas, mutu atau kemurnian produk.
Kegiatan perbaikan dan perawatan hendaklah tidak menimbulkan risiko
terhadap mutu produk. Bahan pendingin, pelumas dan bahan kimia lain seperti
cairan alat penguji suhu hendaklah dievaluasi dan disetujui dengan proses
formal. Prosedur tertulis untuk perawatan peralatan hendaklah dibuat dan
dipatuhi. Pelaksanaan perawatan dan pemakaian suatu peralatan utama
hendaklah dicatat dalam buku log alat yang menunjukkan tanggal, waktu,
produk, dan nomor setiap bets atau lot yang diolah dengan alat tersebut.
Catatan untuk peralatan yang digunakan khusus untuk satu produk saja dapat
ditulis dalam Catatan Produksi Bets.
33
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
a. Hygiene Perorangan
Tiap orang yang masuk ke area pembuatan hendaklah mengenakan
pakaian pelindung untuk menghindarkan bahan yang berpotensi menimbulkan
alergi. Hendaklah mereka mengenakan sarung tangan, penutup kepala,
masker, pakaian dan sepatu kerja selama proses produksi. Untuk menjamin
perlindungan produk terhadap pencemaran dan untuk keamanan personil,
hendaklah personil mengenakan pakaian pelindung yang bersih dan sesuai
dengan tugasnya termasuk penutup rambut. Pakaian kerja kotor dan lap
pembersih kotor (yang dapat dipakai ulang) hendaklah disimpan dalam wadah
tertutup hingga saat pencucian. Semua personil hendaklah menerapkan
hygiene perorangan yang baik. Hendaklah mereka dilatih mengenai penerapan
hygiene perorangan. Semua personil yang berhubungan dengan proses
pembuatan hendaklah memperhatikan tingkat hygiene perorangan yang tinggi.
Tiap personil yang mengidap infeksi, penyakit kulit atau menderita luka
terbuka yang dapat merugikan mutu produk hendaklah dilarang menangani
bahan awal, bahan pengemas, bahan yang sedang diproses dan produk jadi
sampai dia sembuh kembali. Hendaklah dihindarkan persentuhan langsung
antara tangan operator dengan bahan awal, produk antara dan produk ruahan
yang terbuka dan juga dengan bagian peralatan yang bersentuhan dengan
34
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
35
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
Alat pengering tangan atau tisu sekali pakai atau handuk yang setelah
dipakai dicuci kembali
Hendaklah disediakan sarana yang memadai untuk penyimpanan pakaian
personil dan milik pribadinya di tempat yang tepat. Penyiapan, penyimpanan
dan konsumsi makanan dan minuman hendaklah dibatasi di area khusus,
misalnya kantin. Sarana ini hendaklah memenuhi standar saniter.
Sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk. Sampah hendaklah
dikumpulkan di dalam wadah yang sesuai dan diberi penandaan yang jelas
untuk dipindahkan ke tempat penampungan di luar bangunan dan dibuang
secara teratur dan berkala, paling sedikit minimal sekali sehari dengan cara
saniter. Rodentisida, insektisida, agens fumigasi dan bahan sanitasi tidak
boleh mencemari peralatan, bahan awal, bahan pengemas, bahan yang sedang
diproses atau produk jadi.
Hendaklah ada prosedur tertulis untuk pemakaian rodentisida, insektisida,
fungisida, agens fumigasi, pembersih dan sanitasi yang tepat. Prosedur tertulis
tersebut hendaklah disusun dan dipatuhi untuk mencegah pencemaran
terhadap peralatan, bahan awal, wadah obat tradisional, tutup wadah, bahan
pengemas dan label atau produk jadi. Rodentisida, insektisida dan fungisida
hendaklah tidak digunakan kecuali yang sudah terdaftar dan digunakan sesuai
peraturan terkait. Hendaklah ada prosedur tertulis yang menunjukkan
penanggung jawab untuk sanitasi serta menguraikan dengan cukup rinci
mengenai jadwal, metode, peralatan dan bahan pembersih yang harus
digunakan untuk pembersihan sarana dan bangunan. Prosedur tertulis terkait
hendaklah dipatuhi.
Prosedur sanitasi hendaklah berlaku untuk pekerjaan yang dilaksanakan
oleh kontraktor atau karyawan sementara maupun karyawan purna waktu
selama pekerjaan operasional biasa. Segala praktik tidak higienis di area
pembuatan atau area lain yang dapat berdampak merugikan terhadap mutu
produk, hendaklah dilarang.
36
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
2.3.3.5 Dokumentasi
37
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
harus bebas dari kekeliruan dan tersedia secara tertulis. Keterbacaan dokumen
adalah sangat penting.
Spesifikasi menguraikan secara rinci persyaratan yang harus dipenuhi produk
atau bahan yang digunakan atau diperoleh selama pembuatan. Dokumen ini
merupakan dasar untuk mengevaluasi mutu. Dokumen Produksi Induk, Prosedur
Pengolahan Induk dan Prosedur Pengemasan Induk (Formula Pembuatan,
Instruksi Pengolahan dan Instruksi Pengemasan) menyatakan seluruh bahan awal
dan bahan pengemas yang digunakan serta menguraikan semua operasi
pengolahan dan pengemasan. Prosedur berisi cara untuk melaksanakan operasi
tertentu, misalnya pembersihan, berpakaian, pengendalian lingkungan,
pengambilan sampel, pengujian, dan pengoperasian peralatan. Catatan menyajikan
riwayat tiap bets produk, termasuk distribusinya dan semua keadaan yang relevan
yang berpengaruh pada mutu produk akhir.
Data dapat dicatat dengan menggunakan sistem pengolahan data elektronis,
cara fotografis atau cara lain yang dapat diandalkan, namun prosedur rinci
berkaitan dengan sistem yang digunakan hendaklah tersedia, dan akurasi catatan
hendaklah dicek. Apabila dokumentasi dikelola dengan menggunakan metode
pengolahan data elektronis, hanya personil yang diberi wewenang boleh
mengentri atau memodifikasi data dalam komputer dan hendaklah perubahan dan
penghapusannya dicatat; akses hendaklah dibatasi dengan menggunakan kata
sandi (password) atau dengan cara lain, dan hasil entri dari data kritis hendaklah
dicek secara independen. Catatan bets yang disimpan secara elektronis hendaklah
dilindungi dengan transfer pendukung (back-up transfer) menggunakan pita
magnet, mikrofilm, kertas atau cara lain.
Spesifikasi
Spesifikasi bahan awal, produk antara, produk ruahan dan produk jadi
lebih ditujukan untuk penentuan kualitas dari pada untuk penetapan karakter
lengkapnya, dan hendaklah fokus kepada karakteristik yang berguna untuk
memastikan keamanan dan khasiat. Bahan awal yang ditentukan secara detil
dan mendalam akan menjamin kualitas obat tradisional secara konsisten.
Dalam beberapa kejadian diperlukan informasi lebih detil mengenai aspek
produksi pertanian atau panen. Misal, pemilihan bibit, kondisi penanaman dan
38
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
39
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
40
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
41
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
42
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
43
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
44
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
45
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
46
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
c. Pengujian
Hendaklah tersedia prosedur tertulis untuk pengujian bahan dan
produk yang diperoleh dari tiap tahap produksi yang menguraikan metode
dan alat yang harus digunakan. Pengujian yang dilaksanakan hendaklah
dicatat.
d. Lain-lain
Hendaklah tersedia prosedur tertulis dan catatan yang berkaitan
mengenai tindakan yang harus diambil atau kesimpulan yang dicapai, di
mana berlaku untuk:
- Validasi, misalnya proses, prosedur, prosedur analisis, sistem
komputerasi
- Perakitan peralatan, kualifikasi dan kalibrasi
- Perawatan, pembersihan dan sanitasi
- Hal yang berkaitan dengan personil termasuk pelatihan, pakaian,
hygiene
- Pemantauan lingkungan
- Pengendalian hama
- Keluhan
- Penarikan kembal
- Penanganan produk kembalian.
2.3.3.6 Produksi
Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur tervalidasi yang
telah ditetapkan dan memenuhi ketentuan CPOTB yang menjamin senantiasa
menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi
ketentuan izin pembuatan dan izin edar (registrasi).
Untuk bahan mentah baik yang dibudidayakan maupun yang hidup secara liar,
dan yang digunakan baik dalam bentuk bahan mentah maupun sudah melalui
tehnik pengolahan sederhana (misal perajangan atau penghalusan) tahap kritis
pertama dalam proses produksi, dalam hal ini dimana persyaratan teknis ini mulai
diterapkan, hendaklah ditentukan dengan jelas. Penjelasan tentang hal tersebut
hendaklah dinyatakan dan didokumentasikan. Petunjuk diberikan seperti berikut.
47
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
48
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
produk yang tercemar. Tiap tahap proses, produk dan bahan hendaklah
dilindungi terhadap pencemaran mikroba dan kontaminasi lain.
Kontaminasi silang hendaklah dihindarkan dengan tindakan teknis atau
pengaturan yang tepat, misalnya:
- Tersedia ruang penyangga udara dan penghisap udara
- Memperkecil risiko kontaminasi yang disebabkan oleh udara yang
disirkulasi ulang atau udara masuk yang tidak diolah atau udara yang
diolah secara tidak memadai
- Memakai pakaian pelindung yang sesuai di area di mana produk yang
berisiko tinggi terhadap kontaminasi silang diproses
- Melaksanakan prosedur pembersihan dan dekontaminasi yang terbukti
efektif, karena pembersihan alat yang tidak efektif umumnya merupakan
sumber kontaminasi silang
- Pengujian residu dan menggunakan label status kebersihan pada alat.
3) Sistem Penomoran Bets/Lot
Hendaklah tersedia sistem yang menjelaskan secara rinci penomoran
bets/lot dengan tujuan untuk memastikan bahwa tiap bets/lot produk antara,
produk ruahan atau produk jadi dapat diidentifikasi. Sistem penomoran
bets/lot yang digunakan pada tahap pengolahan dan tahap pengemasan
hendaklah saling berkaitan. Sistem penomoran bets/lot hendaklah menjamin
bahwa nomor bets/lot yang sama tidak dipakai secara berulang. Alokasi
nomor bets/lot hendaklah segera dicatat dalam suatu buku log. Catatan
tersebut hendaklah mencakup tanggal pemberian nomor, identitas produk dan
ukuran bets/lot yang bersangkutan.
4) Penimbangan dan Penyerahan
Penimbangan atau penghitungan dan penyerahan bahan awal, bahan
pengemas, produk antara dan produk ruahan dianggap sebagai bagian dari
siklus produksi dan memerlukan dokumentasi serta rekonsiliasi yang lengkap.
Pengendalian terhadap pengeluaran bahan dan produk tersebut untuk
produksi, dari gudang, area penyerahan, atau antar bagian produksi adalah
sangat penting. Cara penanganan, penimbangan, penghitungan dan
penyerahan bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan
49
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
50
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
51
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
52
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
8) Kegiatan Pengemasan
Kegiatan pengemasan berfungsi membagi dan mengemas produk
ruahan menjadi produk jadi. Pengemasan hendaklah dilaksanakan di
bawah pengendalian yang ketat untuk menjaga identitas, keutuhan dan
mutu produk akhir yang dikemas. Hendaklah ada prosedur tertulis yang
menguraikan penerimaan dan identifikasi produk ruahan dan bahan
pengemas, pengawasan untuk menjamin bahwa produk ruahan dan bahan
pengemas cetak dan bukan cetak serta bahan cetak lain yang akan dipakai
adalah benar, pengawasan selama proses pengemasan rekonsiliasi terhadap
produk ruahan, bahan pengemas cetak dan bahan cetak lain, serta
pemeriksaan hasil akhir pengemasan. Semua kegiatan pengemasan
hendaklah dilaksanakan sesuai dengan instruksi yang diberikan dan
menggunakan bahan pengemas yang tercantum dalam Prosedur
Pengemasan Induk. Rincian pelaksanaan pengemasan hendaklah dicatat
dalam Catatan Pengemasan Bets.
1. Prakodifikasi Bahan Pengemas
Label, karton, bahan pengemas dan bahan cetak lain yang
memerlukan pra-kodifikasi dengan nomor bets/lot, tanggal
kadaluwarsa dan informasi lain sesuai dengan perintah pengemasan
hendaklah diawasi dengan ketat pada tiap tahap proses sejak diterima
dari gudang sampai menjadi bagian dari produk atau dimusnahkan.
Bahan pengemas dan bahan cetak lain yang sudah dialokasikan untuk
pra-kodifikasi hendaklah disimpan di dalam wadah yang tertutup rapat
dan ditempatkan di area terpisah serta terjamin keamanannya. Proses
pra-kodifikasi bahan pengemas dan bahan cetak lain hendaklah
dilakukan di area yang terpisah dari kegiatan pengemasan lain, kecuali
apabila proses prakodifikasi terjadi atau dilakukan secara online.
Seluruh bahan pengemas dan bahan cetak lain yang telah diberi
prakodifikasi hendaklah diperiksa sebelum ditransfer ke area
pengemasan.
2. Kesiapan Jalur
53
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
54
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
hendaklah diawasi dengan ketat agar hanya bahan dan produk yang
dinyatakan memenuhi syarat saja yang dapat dikembalikan ke gudang
untuk dimanfaatkan lagi. Bahan dan produk tersebut hendaklah diberi
penandaan yang jelas.
55
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
9) Pengembalian
Semua bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan
yang dikembalikan ke gudang penyimpanan hendaklah didokumentasikan
dengan benar dan direkonsiliasi. Bahan awal, bahan pengemas, produk
antara dan produk ruahan hendaklah tidak dikembalikan ke gudang
penyimpanan kecuali memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
10) Pengawasan Selama-Proses
Untuk memastikan keseragaman bets dan keutuhan obat tradisional,
prosedur tertulis yang menjelaskan pengambilan sampel, pengujian atau
pemeriksaan yang harus dilakukan selama proses dari tiap bets produk
hendaklah dilaksanakan sesuai dengan metode yang telah disetujui oleh
Kepala Bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) dan hasilnya dicatat.
Pengawasan tersebut dimaksudkan untuk memantau hasil dan
memvalidasi kinerja dari proses produksi yang mungkin menjadi penyebab
variasi karakteristik produk selama proses berjalan. Prosedur tertulis untuk
pengawasan selama proses hendaklah dipatuhi. Prosedur tersebut
hendaklah menjelaskan titik pengambilan sampel, frekuensi pengambilan
sampel, jumlah sampel yang diambil, spesifikasi yang harus diperiksa dan
batas penerimaan untuk tiap spesifikasi.
11) Bahan dan Produk yang Ditolak, Dipulihkan dan Dikembalikan
Bahan dan produk yang ditolak hendaklah diberi penandaan yang jelas
dan disimpan terpisah di “area terlarang” (restricted area). Bahan atau
produk tersebut hendaklah dikembalikan kepada pemasoknya atau, bila
dianggap perlu, diolah ulang atau dimusnahkan. Langkah apa pun yang
diambil hendaklah lebih dulu disetujui oleh Kepala Bagian Manajemen
Mutu (Pemastian Mutu) dan dicatat. Pengolahan ulang produk yang
ditolak hendaklah merupakan suatu kecualian. Hal ini hanya
diperbolehkan jika mutu produk akhirnya tidak terpengaruh, bila
spesifikasinya dipenuhi dan prosesnya dikerjakan sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan dan disetujui setelah dilakukan evaluasi terhadap
risiko yang mungkin timbul. Catatan pengolahan ulang hendaklah
disimpan.
56
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
57
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
58
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
59
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
untuk digunakan, atau produk jadi diluluskan untuk dijual atau didistribusikan,
sampai kualitasnya dinilai memenuhi syarat.
Pengawasan Mutu tidak terbatas pada kegiatan laboratorium, tapi juga harus
terlibat dalam semua keputusan yang terkait dengan mutu produk. Independensi
Pengawasan Mutu dari Produksi adalah fundamental sehingga Pengawasan Mutu
dapat melakukan kegiatan dengan benar.
a. Cara Berlaboratorium Pengawasan Mutu Yang Baik
Bangunan dan peralatan laboratorium pengawasan mutu hendaklah
memenuhi persyaratan umum dan khusus untuk pengawasan mutu. Personil,
bangunan, dan fasilitas di laboratorium hendaklah disesuaikan dengan
pekerjaan yang berkaitan dengan sifat dan skala kegiatan pembuatan obat
tradisional. Penggunaan laboratorium luar untuk sesuatu alasan tertentu,
namun hal ini harus dinyatakan dalam catatan Pengawasan Mutu.
b. Dokumentasi
Dokumentasi penting yang berkaitan dengan pengawasan mutu berikut ini
hendaklah tersedia di bagian Pengawasan Mutu:
- Spesifikasi
- Prosedur pengambilan sampel
- Prosedur dan catatan pengujian (termasuk lembar kerja analisis dan/atau
buku catatan laboratorium)
- Laporan dan/atau sertifikat analisis
- Data pemantauan lingkungan, bila diperlukan
- Catatan validasi metode analisis, bila diperlukan
- Prosedur dan catatan kalibrasi instrumen serta perawatan peralatan
c. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel hendaklah dilakukan sesuai dengan prosedur yang
disetujui tertulis yang menjelaskan:
- Metode pengambilan sampel
- Peralatan yang harus digunakan
- Jumlah sampel yang harus diambil
- Instruksi untuk setiap sub-divisi yang dibutuhkan sampel
- Jenis dan kondisi wadah sampel yang harus digunakan
60
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
61
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
62
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
h. Proses Ulang
Pengujian tambahan terhadap produk jadi hasil pengolahan ulang
hendaklah dilakukan sesuai ketentuan. Uji stabilitas lanjut hendaklah
dilakukan terhadap produk hasil pengolahan ulang sesuai keperluan.
2.3.3.8 Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak
Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak harus dibuat secara benar,
disetujui dan dikendalikan untuk menghindarkan kesalahpahaman yang dapat
menyebabkan produk atau pekerjaan dengan mutu yang tidak memuaskan.
Kontrak tertulis antara Pemberi Kontrak dan Penerima Kontrak harus dibuat
secara jelas menentukan tanggung jawab dan kewajiban masing-masing pihak.
Kontrak harus menyatakan secara jelas prosedur pelulusan tiap bets produk untuk
diedarkan yang menjadi tanggung jawab penuh Kepala Bagian Manajemen Mutu
(Pemastian Mutu).
a. Pemberi Kontrak
Pemberi Kontrak bertanggung jawab untuk menilai kompetensi Penerima
Kontrak dalam melaksanakan pekerjaan atau pengujian yang diperlukan dan
memastikan bahwa prinsip dan CPOTB diikuti. Pemberi Kontrak hendaklah
menyediakan semua informasi yang diperlukan kepada Penerima Kontrak
untuk melaksanakan pekerjaan kontrak secara benar sesuai izin edar dan
persyaratan legal lain. Pemberi Kontrak hendaklah memastikan bahwa
Penerima Kontrak memahami sepenuhnya masalah yang berkaitan dengan
produk atau pekerjaan atau pengujian yang dapat membahayakan gedung,
peralatan, personil, bahan atau produk lain.
b. Penerima Kontrak
Penerima Kontrak harus mempunyai gedung dan peralatan yang cukup,
pengetahuan dan pengalaman, dan personil yang kompeten untuk melakukan
pekerjaan yang diberikan oleh Pemberi Kontrak dengan memuaskan.
Pembuatan obat berdasarkan kontrak hanya dapat dilakukan oleh industri obat
tradisional yang memiliki sertifikat CPOTB yang diterbitkan oleh Badan
POM. Penerima Kontrak hendaklah tidak mengalihkan pekerjaan atau
pengujian apa pun yang dipercayakan kepadanya sesuai kontrak kepada pihak
ketiga tanpa terlebih dahulu dievaluasi dan disetujui oleh Pemberi Kontrak.
63
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
64
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
65
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
66
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
67
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
3. Penerimaan
Hendaklah dilakukan pemeriksaan jumlah produk pada saat
penerimaan untuk memastikan jumlah yang diterima sesuai dengan jumlah
yang tercantum dalam catatan penyerahan dari produksi.
4. Pemantauan Kondisi Penyimpanan dan Transportasi
Industri obat tradisional hendaklah menginformasikan semua kondisi
penyimpanan dan pengangkutan yang sesuai kepada pihak yang
bertanggung jawab atas pengangkutan produk. Perusahaan yang
mengangkut hendaklah menjamin kepatuhan terhadap ketentuan ini.
Catatan pemantauan suhu hendaklah tersedia.
5. Bangunan, Fasilitas dan Peralatan
Hendaklah tersedia prosedur tertulis untuk melakukan investigasi dan
penanganan terhadap penyimpangan persyaratan penyimpanan, misal
penyimpangan suhu.
6. Kendaraan dan Peralatan
Kendaraan dan peralatan yang digunakan untuk mengangkut,
menyimpan atau menangani produk hendaklah sesuai dengan
penggunaannya dan diperlengkapi dengan tepat untuk mencegah
pemaparan produk terhadap kondisi yang dapat memengaruhi stabilitas
produk dan keutuhan kemasan, serta mencegah semua jenis kontaminasi.
Rancangan dan penggunaan kendaraan dan peralatan harus bertujuan
untuk meminimalkan risiko kesalahan dan memungkinkan pembersihan
dan/atau pemeliharaan yang efektif untuk menghindarkan kontaminasi,
penumpukan debu atau kotoran dan/atau efek merugikan terhadap produk
yang disimpan dan dikirim.
7. Wadah Pengiriman dan Pelabelan
Seluruh produk hendaklah disimpan dan dikirimkan dalam wadah
pengiriman yang tidak mengakibatkan efek merugikan terhadap mutu
produk, dan memberikan perlindungan yang memadai terhadap pengaruh
eksternal, termasuk kontaminasi. Label wadah pengiriman tidak perlu
mencantumkan deskripsi lengkap mengenai identitas isinya (untuk
menghalangi pencurian), namun hendaklah tetap mencantumkan informasi
68
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
69
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
70
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
1) Produk kembalian yang masih memenuhi spesifikasi dan karena itu dapat
dikembalikan kedalam persediaan
2) Produk kembalian yang dapat diproses ulang
3) Produk kembalian yang tidak memenuhi spesifikasi dan tidak dapat
diproses ulang.
Prosedur hendaklah mencakup:
1) Identifikasidan pencatatan mutu produk kembalian
2) Penyimpanan produk kembalian dalam karantina
3) Penyelidikan, pengujian dan analisis produk kembalian oleh bagian
Pengawasan Mutu
4) Evaluasi yang kritis sebelum manajemen mengambil keputusan apakah
produk dapat diproses ulang atau tidak
5) Pengujian tambahan sebagai persyaratan dari produk hasil proses ulang.
c. Dokumentasi
Penanganan produk kembalian dan tindak lanjut hendaklah
didokumentasikan dan dilaporkan. Bila produk harus dimusnahkan,
dokumentasi hendaklah mencakup berita acara pemusnahan yang diberi
tanggal dan ditandatangani oleh personil yang melaksanakan dan personil
yang menyaksikan pemusnahan.
2.3.3.11 Inspeksi Diri
Tujuan inspeksi diri adalah untuk mengevaluasi apakah semua aspek produksi
dan pengawasan mutu industri obat tradisional memenuhi ketentuan Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). Program inspeksi diri
hendaklah dirancang untuk mendeteksi kelemahan dalam pelaksanaan CPOTB
dan untuk menetapkan tindakan perbaikan yang diperlukan. Inspeksi diri
hendaklah dilakukan secara independen dan rinci oleh petugas yang kompeten
dari perusahaan. Ada manfaatnya bila juga menggunakan auditor luar yang
independen. Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara rutin dan, di samping itu,
pada situasi khusus, misalnya dalam hal terjadi penarikan kembali produk jadi
atau terjadi penolakan yang berulang. Semua saran untuk tindakan perbaikan
supaya dilaksanakan. Prosedur dan catatan inspeksi diri hendaklah
didokumentasikan dan dibuat program tindak lanjut yang efektif.
71
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
72
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
73
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
BAB III
74
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) Nomor
HK.03.1.23.06.11.5629 tahun 2011, perusahaan PT. Air Mancur melakukan
standarisasi di segala aspek dengan mengacu pada Cara Pembuatan Obat
Tradisional yang Baik (CPOTB) sehingga industri obat mampu memenuhi
persyaratan keamanan, mutu, khasiat/kemanfaatan, dan mampu bersaing dan
memenuhi kebutuhan dalam negeri serta pasar luar negeri. Sebelum diedarkan,
produk yang dibuat harus melalui registrasi oleh BPOM untuk mendapatkan
Nomor Izin Edar (NIE). PT. Air Mancur berkomitmen untuk menjamin semua
produk yang dipasarkan memiliki keamaan dan berkualitas sehingga aman untuk
dikonsumsi oleh masyarakat. PT. Air Mancur juga memiliki komitmen untuk
menjamin ke-halalan produk yang dibuat dengan melakukan sertifikasi halal
melalui Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 2011 untuk semua produk
yang dihasilkan, sehingga memiliki kepercayaan yang baik dimana sebagian
masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah umat muslim. Dan saat ini, pada
tahun 2018 perusahaan PT. Air Mancur juga telah meningkatkan kualitasnya
dengan mendapatkan sertifikat ISO 9001:2015 yang menunjukkan bahwa
manajemen mutu yang telah diterapkan oleh perusahaan PT. Air Mancur telah
berstandar internasional.
B. Misi Perusahaan
1. Meningkatkan keunggulan kualitas melalui Produk Kesehatan Alami dan
Obat Luar untuk menghadirkan kepuasan pelanggan
2. Membangun Kompetensi Karyawan di seluruh proses kerja
3. Meraih kinerja atas rata-rata perusahaan industri sejenis dan
mempertahankan pertumbuhan profit untuk meningkatkan nilai tambah
bagi pemegang saham dan kesejahteraan karyawan
75
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
76
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
77
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), Sistem Jaminan Halal LPPOM
MUI, ISO 9001:2015, dan ketentuan lain yang terkait dengan mutu produk.
78
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
Tradisional yang Baik (CPOTB), Sistem Jaminan Halal LPPOM MUI, ISO
9001:2015 dan ketentuan lain yang terkait dengan mutu produk.
79
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
80
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
81
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
82
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
83
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
3.3.2 Personalia
Personil kunci di PT. Air Mancur ditempatkan pada Kepala Bagian Produksi,
Kepala Bagian Pengawasan Mutu (QC), Kepala Bagian Pemastian Mutu (QA).
Berdasarkan aspek personalia CPOTB personil kunci diutamankan seorang
Apoteker. Setiap personil sebelum memulai kerja telah diberikan pelatihan sesuai
dengan tugas dan wewenangnya, serta diberikan pula materi dasar dan terkait
CPOTB. Bagian HC-GA (Human Capital and General Affairs) yang memberikan
pelatihan terhadap personil. Adapun jobdesk pada masing-masing bagian pesonil
kunci akan diuraikan sebagai berikut.
84
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
85
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
86
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
87
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
cekungan untuk mempermudah pembersihan serta sekat yang terbuat dari kaca
mudah terlihat ketika kotor serta tidak menahan debu sehingga mmepermudah
pembersihan yang biasanya menggunakan vacuum cleaner, lap basah dan slaber
serta tidak menggunakan sapu. Langit-langit terbuat dari gypsum yang dilapisi
dengan cat poliakrilik. Permukaan lantai, dinding, langit-langit dan pintu didesain
agar kedap air, bukan merupakan media pertumbuhan mikroba, mudah
dibersihkan serta tahan terhadap proses pembersihan dan bahan pembersih yang
berulang kali. Pembersihan dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada pagi hari dan
sore hari setelah menggunakan ruangan. Sedangkan pembersihan secara
menyeluruh dilakukan seminggu sekali pada hari jum’at atau hari terakhir
menjelang libur. Untuk kontrol kebersihan, area produksi dilengkapi juga dengan
pengepul debu (Dust Collector) pada masing masing ruangan yang memiliki
mesin kecuali ruang penyimpanan. Selain itu juga terdapat sitem ventilasi dengan
saringan udara yang diperlukan sesuai dengan kelas keberihan ruangan. Di tiap
ruangan juga dilengkapi dengan kelengkapan dokumen yang ditempelkan di tiap
dinding ruangan diantaranya yaitu status ruangan, WI penggunaan ruangan, form
pembersihan ruang, form pemantauan suhu dan kelembaban ruang.
PT. Air Mancur membedakan kegiatan antar ruang sesuai dengan kelas
kebersihan yang ditetapkan oleh CPOTB:
1) Kelas Kebersihan 1A (abu-abu) dengan pemantauan suhu 20-27ºC dengan
kelembaban (RH) <70%, menggunakan alat Thermohygrometer dan
Magnehelic untuk mengatur perbedaan tekanan (ΔP) 5-15 Pa yang dipantau
setiap hari 3 kali sehari pagi pukul 08:00-09:00, siang pukul 12:00-13:00, dan
sore pukul 15:00-16:00 dan dicatat pada form pemantauan suhu dan
kelembaban, selain itu juga pada kelas kebersihan 1A dilengkapi dengan
sistem tata udara Air Handling Unit (AHU) yaitu sistem yang mengkondisikan
lingkungan melalui pengendalian suhu, kelembaban nisbi, arah pergerakan
udara, termasuk pengendalian partikel dan pembuangan kontaminan yang ada
di udara. Sistem ini mengkondisikan tekanan udara pada koridor lebih besar
dibandingkan dengan tekanan udara di ruangan, hal ini bertujuan untuk
mencegah udara di dalam ruang produksi tidak mengarah keluar sehingga
88
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
89
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
90
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
maka tim kualifikasi dibuat Laporan Kualifikasi Instalasi. Jika hasilnya tidak
sesuai dan sifatnya minor maka dilakukan tindakan perbaikan. Jika
ketidaksesuaian tersebut bersifat mayor maka alat dikembalikan kepada
supplier.
91
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
c. Kualifikasi Operasional
Kualifikasi operasional bertujuan untuk menjamin dan
mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan yang telah diinstalasi
beroperasi sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Prosedur kualifikasi
operasional dimulai dengan penyiapan manual book dan daftar periksa.
Kemudian alat dioperasikan sesuai dengan protokol pemeriksaan kualifikasi
opersional. Jika hasilnya tidak terdapat penyimpangan maka tim kualifikasi
membuat Laporan Kualifikasi Operasional. Jika terdapat penyimpangan yang
sifatnya minor maka dilakukan perbaikan alat namun jika penyimpangan
sifatnya mayor maka alat tersebut dikembalikan kepada supplier.
d. Kualifikasi Kinerja
Kualifikasi kinerja bertujuan untuk menjamin dan mendokumentasikan
bahwa sistem atau peralatan yang telah diinstalasi, beroperasi sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan dan bekerja sesuai dengan tujuan penggunaan.
Prosedur kualifikasi kinerja dimulai dengan menyiapkan daftar periksa serta
melakukan verifikasi terhadap laporan kualifikasi instalasi dan kualifikasi
operasional. Alat yang dikualifikasi kinerjanya dioperasikan untuk
pemeriksaan sampling. Sampel diperiksa kemudian dilakukan evaluasi akhir
pemeriksaan sampel. Jika hasil evaluasi menunjukkan adanya penyimpangan
yang sifatnya minor maka alat tersebut digunakan perbaikan namun apabila
sifatnya mayor maka dikembalikan ke supplier. Jika hasil evaluasi
menunjukkan tidak ada penyimpangan maka dibuat Laporan Kualifikasi
Kinerja dan alat tersebut dikirimkan ke departemen terkait untuk digunakan
secara regular.
Metode validasi juga dilaksanakan di PT. Air Mancur meliputi validasi proses,
validasi metode analisa dan validasi pembersihan peralatan dan ruangan.
a. Validasi Proses
Suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa setiap proses
produksi berjalan dengan efektif dan dapat memberikan hasil yang konsisten
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetepkan serta terdokumentasi dengan
baik. Berikut prosedur pelaksanaan validasi proses:
92
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
93
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
1. Akurasi, yaitu kesesuaian hasil uji yang didapatkan dari metode tersebut
dengan nilai yang sebenarnya, dengan kata lain akurasi ketepatan dari hasil
suatu metode analitik
2. Presisi, yaitu kedekatan beberapa nilai hasil pengukuran seri sampel yang
homogen pada kondisi normal (sampel yang sama dan diuji secara
berurutan)
3. Linieritas, yaitu menunjukkan kemampuan suatu metode analisis untuk
memperoleh hasil pengujian yang sesuai dengan konsentrasi analit dalam
sampel pada kisaran konsentrasi tertentu
4. Presisi antara (intermediate precision), yaitu kedekatan beberapa nilai
hasil pengukuran seri sampel yang homogen pada kondisi percobaan yang
berbeda, baik petugas yang melakukannya, peralatan yang digunakan,
maupun tempat dan waktu pelaksanaannya
5. Spesifitas, yaitu kemampuan yang hanya mengukur zat tertentu saja secara
cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada
dalam matriks sampel
6. Robustness, yaitu ukuran kemampuan metode analisis untuk tidak
terpengaruh oleh perubahan kecil, seperti variasi yang sengaja dibuat
dalam parameter metode analisis
c. Validasi Pembersihan
Validasi pembersihan merupakan tindakan pembuktian dengan cara yang
sesuai bahwa proses pembersihan yang berlaku dan digunakan sudah tepat dan
dapat digunakan secara berulang-ulang serta tidak akan mengkontaminasi
produksi berikutnya. Validasi pembersihan dimulai dengan penyiapan data
mesin yang akan divalidasi sesuai Rencana Induk Validasi. Tim validasi
menentukan produk sampel serta membuat daftar periksa dan protokol
validasi pembersihan. Selanjutnya proses validasi pembersihan dilaksanakan
dengan melakukan pemeriksaan secara visual terhadap status kebersihan
mesin, pengambilan sampling swab untuk pengujian kimia dan mikrobiologi,
pencatatan hasil pemeriksaan pada daftar periksa. Hasil pemeriksaan tersebut
dibuat Laporan Validasi pembersihan dan dilaporkan kepada kepala Bagian
Pemastian Mutu.
94
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
95
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
PT. Air Mancur menggunakan air untuk sebagian besar pengolahan produksi
sehingga sistem pengolahan air yang dikelola harusnya benar dan baik.
Departemen EHS bertanggung jawab dalam pengelolahan air yang dibantu dengan
departemen Teknik. Sistem pengolahan air di PT. Air Mancur ini menggunakan
Daiton Water Sterilisizer yang memproses air tanah/sumur yang memiliki kadar
Air demin yang ditampung dalam tangki tidak boleh lebih dari 24 jam, jika
lebih maka harus dibuang karena dikhawatirkan air sudah tercemar oleh bakteri
dan mikoba. Air hasil filtrasi pada setiap proses penyaringan diambil sampel oleh
bagian IPC untuk dilakukan uji parameter konduktivitas (1-20 µS), Total
Disolved Solid (TDS) (≤ 500 mg/L) dan pH (6,5-8,5) air demin. Titik
pengambilan sampel yaitu:
1) Keran air sumur/tanah
2) Keran hasil filtrasi sand filter dan carbon filter
3) Keran sebelum masuk filtrasi kation dan anion
4) Keran hasil filtrasi kation dan anion
5) Keran air di tangki penampungan air demin
96
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
97
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
pH yang akan berubah asam dengan kisaran 4-5 dan kecepatan aliran
untuk mengontrol keadaan saluran pada bak UASB (buntu/tidak).
4. Bak Anaerob
Limbah dialirkan ke bak anaerob yaitu proses pengolahan tanpa
menggunakan oksigen. Proses ini bertujuan untuk mengendapkan bahan-
bahan organik terlarut dan senyawa organik lainnya dengan 4 tahapan.
Parameter yang diukur pada proses ini yaitu nilai pH dan kecepatan aliran.
Nilai pH minimal 6,5 karena jika pH < 6,5 akan menyebabkan bakteri
mati.
5. Bak Aerob
Limbah dialirkan ke bak aerob dimana dilakukan penambahan
udara/oksigen (aerasi) dengan memberikan gelembung-gelembung udara
sehingga dapat menurunkan nilai Biology Oxygen Demand (BOD).
Adanya sirkulasi udara juga berfungsi untuk memisahkan antara air dan
lumpur sehingga lumpur tetap berada pada bak aerob. Jika terdapat lumpur
yang lolos makan akan masuk ke dalam bak buffer yang berguna untuk
mengembalikan lumpur ke dalam bak aerob karena lumpr mengandung
bakteri aerob yang dibutuhkan dalam bak aerob. Pada bak aerob dilakukan
pengecekan nilai pH, kecepatan aliran dan organoleptis (bau dan warna)
air untuk memastikan bakteri pengurai bekerja optimal.
6. Bak Clarifier
Limbah dialirkan ke bak clarifier atau wet land yaitu proses filtrasi yang
dilakukan oleh tanaman serta tumpukan batu dan pasir di bawah tanaman
tersebut yang berfungsi untuk menjernihkan atau mengurangi kekeruhan
air. Parameter yang dilakukan yaitu pengecekan nilai pH, kecepatan aliran
dan organoleptis (bau dan warna) untuk memastikan bahwa kualitas air
dari proses pengolahan limbah tidak terlalu keruh.
7. Bak Biocontrol
Proses pengolahan air yang terakhir yaitu menampung air pada bak
biocontrol yang berisi makhluk hidup seperti ikan lele, nila, mujair.
Makhluk hidup tersebut digunakan sebagai indikator bahwa air telah bebas
dari kandungan berbahaya yang dapat berdampak buruk terhadap terhadap
98
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
Beban Pencemaran
Kadar Paling
Parameter Paling Tinggi (Kg/
Tinggi (mg/L)
ton bahan baku)
pH 6-9
BOD 75 1,12
COD 150 2,25
TSS 100 1,5
Fenol 0,2 0,003
Kualitas air limbah paling tinggi (m3
15
per ton bahan baku)
99
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
1. Limbah padat yang dihasilkan baik dari produksi dan kantor yang tidak
memiliki nilai ekonomis dikumpulkan dalam wadah/tempat sampah yang
sudah disiapkan oleh departemen GA.
2. Limbah diangkut dengan mobil pengangkutan untuk dibawa dan dibuang
ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) oleh cleaning service menggunakan
kendaraan.
3. Limbah yang merupakan arsip atau bersifat rahasia dibakar maupun
dihancurkan oleh bagian GA dan dibantu oleh personil EHS sesuai
Pemusnahan Rekaman Standart Pemusnahan Bahan Baku, Produk Jadi,
Bahan Kemas, WIP dan dicatat dalam form Pemusnahan Bahan Baku.
4. Limbah yang memiliki nilai ekonomis dikelompokkan berdasarkan
jenisnya oleh karyawan masing-masing departemen, kemudian
dikumpulkan oleh GA.
5. GA melakukan penimbangan limbah padat ekonomis dan disaksikan oleh
FAT dan IA untuk penjualan.
6. Limbah dijual apabila terjadi kesepakatan harga dan jumlah penimbangan
limbah.
c) Pengolahan Limbah B3
Pengolahan Limbah B3 di PT. Air Mancur bekerjasama dengan pihak ketiga
yang telah memiliki izin untuk mengelola Limbah B3. Departemen EHS
melaporkan Laporan Pengolahan Limbah B3 rutin setiap 6 bulan sekali
kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Kementrian Lingkungan Hidup
(KLH). Proses Pengolahan Limbah B3 di PT. Air Mancur diuraikan sebagai
berikut:
1. Personil EHS melakukan identifikasi jenis dan sumber penghasil Limbah
B3 yang ada di lingkup PT. Air Mancur.
2. Tim yang mencakup EHS, GA dan Teknik membuat Tempat Penyimpanna
Sementara Limbah B3 sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Semua departemen yang menghasilkan limbah B3 melaporkan kepada
bagian EHS bahwa terdapat limbah B3 yang harus diambil/dibuang.
100
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
101
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
102
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
103
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
104
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
3.3.5 Dokumentasi
Dokumentasi yaitu bagian dari sistem informasi manajemen. Pengendalian
dokumen merupakan bagian tugas dari departemen pemastian mutu. Penyusunan
setiap dokumen dibuat berdasarkan Standar Pembuatan Standar Operasional
Prosedur sehingga format penulisannya seragam dan jelas. Setiap dokumen harus
dikendalikan dari kemungkinan perubahan/revisi sewaktu-waktu. Pengendalian
perubahan merupakan sistem yang digunakan untuk mengkaji usulan perubahan.
Dokumentasi terkait dalam sebuah industri obat tradisional mencakup dokumen
Spesifikasi, Dokumen Produksi Induk (DPI), Prosedur Pengolahan Induk (PPI),
Catatan Produksi Bets (CPB), Laporan, Instruksi Kerja dan dokumen lainnya.
Dokumen harus bersifat jelas, tidak menyebabkan kekeliruan penafsiran, tertulis,
mudah dibaca dan dipahami.
Dalam pembuatan, pemeliharaan, pendistribusian, penyimpanan dan
pemusnahan dokumen diperlukan Surat Pengantar Dokumen, Nomor Dokumen,
Person In Change (PIC) Dokumen, Dokumen Controller. Tugas dan wewenang
PIC dokumen yaitu mengetahui adanya pembuatan dokumen baru dari pengusul
yang dianalisa oleh dokumen controller, review dokumen secara berkala setiap 3
tahun sekali, revisi dokumen apabila terdapat perubah3an sebelum masa berlaku
dokumen habis. Tugas dan wewenang dokumen controller yaitu memberi stempel
dokumen (berlaku/tidak berlaku) dan membuat arsip dokumen rapi dan mudah
105
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
106
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
107
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
5. Label
Label dibuat sebagai identitas suatu bahan, barang atau produk untuk
mempermudah penelusurannya. Beberapa tipe label status, antara lain:
Label Karantina, berwarna kuning menyatakan bahwa bahan baku atau
bahan kemas dalam masa karantina dengan kata lain baru diterima dari
supplier.
Label Sampling, berwarna biru menyatakan bahwa bahan maupun produk
sudah diambil sampel oleh IPC untuk diuji kesesuaian spesifikasinya.
Label Released, berwarna hijau menyatakan bahwa bahan atau produk
telah memenuhi standar spesifikasi dan dapat digunakan untuk proses
selanjutnya.
Label Reject, berwarna merah menyatakan bahwa bahan atau produk tidak
memenuhi standar spesifikasi dan tidak dapat digunakan untuk proses
selanjutnya.
Label Identitas, berwarna putih menyatakan tentang identitas bahan,
produk, barang maupun ruangan (label identitas simplisia bersih, label
work in process, dll).
3.3.6 Produksi
108
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
Obat Dalam (COD) dan Obat Dalam (OD), plan Obat Luar Cair (OLC) dan plan
Jamu. Bagian plan OLP menghasilkan produk yaitu param, tapel, pilis, dan bedak.
Bagian plan COD menghasilkan produk cairan untuk obat dalam serta OD dengan
produk kapsul, pil, tablet/kaplet, dan tablet salut. Bagian OLC menghasilkan
produk obat luar berbentuk cair dan setengah padat. Sedangkan plan Jamu
menghasilkan serbuk jamu oral. Setiap bagian plan memiliki IPC (In Process
Control) untuk memastikan tahapan alur produksi sesuai dengan persyaratan mutu
yang telah ditetapkan sesuai dengan spesifikasinya.
Pelaksanaan kegiatan produksi di PT. Air Mancur dibuat berdasarkan
perencanaan produksi yang telah dibuat oleh departemen PPIC (Production
Planning Inventory Control). Departemen PPIC mengatur kelancaran proses
produksi meliputi kesiapan bahan baku dan bahan kemas untuk mendukung
proses produksi jamu, obat dalam, cairan obat dalam, dan cairan obat luar telah
terpenuhi serta stok di gudang tidak sampai kosong maupun berlebih.
Perencanaan tersebut dibuat dalam SF (Sales Forecast) untuk perkiraan dalam
satu periode tertentu dan menjadi dasar perencanaan untuk pengadaan bahan baku
dan bahan kemas dalam produksi. Setelah dibuatnya SF akan turun yang
dinamakan PP (Production Plan) sebagai perencanaan produksi untuk tiga bulan
kedepan. PP ini akan didistribusikan ke manager produksi untuk selanjutnya
digunakan dalam produksi untuk membuat surat permintaan bahan ke gudang.
Dalam proses pengerjaan produksi menggunakan spesifikasi yang telah ditetapkan
oleh RnD dan WI (Work Instruction) yang telah ditetapkan.
Berikut adalah beberapa kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan produksi
yang dikerjakan oleh PT. Air Mancur :
1. Proses Penyiapan Nabati
1.1 Sortasi Bahan Baku
Petugas menerima barang dari supplier kemudian dicatat dan dicek
sesuai dengan spesifikasi untuk menjamin mutu dan kualitas dari bahan
yang akan digunakan. Selanjutnya petugas akan melakukan sortasi bahan
yang dilakukan di gudang bahan baku kotor secara manual dengan
memisahkan simplisia dari bahan asing atau kotoran yang terbawa
109
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
meliputi tanah, kerikil, dan bahan pengotor lainnya seperti ranting, bunga,
kulit kayu dan yang tercampur dalam bahan akar-akaran.
1.2 Pencucian Bahan Baku
Bahan yang telah disortasi akan dibawa ke gudang bersih untuk
dilakukan pencucian yang bertujuan untuk membersihkan kotoran dan
tanah. Petugas akan mengecek kesesuain bahan dengan perlakuan
kemudian dipisahkan sesuai dengan karakteristik bahan simplisia.
Pencucian disini dilakukan sebanyak dua kali dan dilakukan dengan
mesin. Pencucian pertama dengan air biasa selama 10 menit pertama dan
pencucian kedua selama 10 menit dengan air yang sudah terstandar
demineral sistem ataupun air dengan kaporit sesuai dengan spesifikasi
bahan baku. Hasil sortasi dan pencucian lalu dibawa ke proses selanjutnya.
1.3 Penyangraian Bahan Baku
Penyangraian hanya dilakukan pada bahan baku simplisia yang
memiliki karakteristik biji dan keras seperti biji botor dan biji kedawung.
Proses ini dilakukan dengan menggunakan mesin khusus penggorengan
sehingga tidak diperlukan minyak dan dipanggang dalam kondisi kering.
Tujuan proses ini untuk memunculkan aroma pada botor dan
mengelupasnya biji kedawung. Proses ini dilakukan dengan suhu tinggi
yaitu 200-250 ˚C selama 3-5 menit.
1.4 Pengeringan dengan Oven
Bahan yang dilakukan pengeringan dengan oven dimasukkan ke dalam
rak-rak dan disusun diatas troli untuk dibawa ke area oven dengan suhu
50-90 ˚C. Proses ini dilakukan selama 5-7 jam dan setelah itu suhu akan
turun secara otomatis yang kemudian bahan akan dibawa ke area
tersendiri. Hasil berupa simplisia kering kemudian akan dicek kadar airnya
oleh IPC. Jika masuk syarat, bahan akan dibawa untuk ditimbang per coli
(20 kg) kemudian akan dibawa ke area gudang bersih untuk disimpan
untuk proses produksi selanjutnya. Bahan simplisia kering yang tidak
masuk syarat akan di reproses kembali serta dikeringkan dalam oven
dengan catatan masih memenuhi spesifikasi untuk proses pengeringan.
1.5 Pengecilan Ukuran dan Penyeragaman Bahan Baku
110
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
Pengecilan
Ukuran
Peracikan
Peracikan
Penyimpanan
Penyimpanan
111
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
112
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
113
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
Penggilingan
Pengayakan
IPC
Mixing
IPC
Filling
Pengemasan Sekunder
114
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
115
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
116
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
117
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
118
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
Formulasi
Mixing Kering
Mixing Basah
Mixing Kering
Granulasi
Pengeringan
(FBD)
Pencetakan
Perendaman Spraying
Filling
119
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
120
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
tall in yaitu Plosa dengan sekali produksi 1 bets/hari 2300 buah. Proses
akhir akan dicek oleh IPC berupa uji keseragaman volume dengan metode
sampling untuk masing-masing bets setiap 15 menit diambil 6 produk.
Khusus untuk proses sediaan krim pada proses mixing dilakukan
dengan mencampurkan fase minyak dan fase air sendiri. Selanjutnya tiap
fase akan dicampur atau mixing menjadi satu menggunakan alat vacum
mixing emulsifier agar sediaan homogen dengan kecepatan 2500 rpm.
Hasil yang didapat kemudian disimpan di storage tank dalam bentuk
sediaan krim atau setengah padat untuk kemudian dapat dilanjutkan pada
proses selanjutnya.
4.5 Capping
Setelah dilakukan filling, untuk memastikan tutup botol tertutup
sempurna dilakukan proses capping. Proses capping dengan bantuan
mesin agar produk tidak mengalami kebocoran. Tugas IPC akan
melakukan sampling dengan mengambil sample secara acak dan
memastikan kondisi botol telah ditutup dengan sempurna.
4.6 Coding
Proses coding merupakan proses pemberian nomor bets dan expired
date pada etiket menggunakan mesin. Untuk produk yang di ekspor selain
dicantumkan tanggal pembuatan juga diberikan logo hologram ijin edar
KKM untuk yang diekspor ke Malaysia. Pada proses ini IPC akan
mengecek kesesuaian coding untuk selanjutnya dapat dilakukan proses
labelling botol.
4.7 Packing Sekunder
Pada proses ini sebelum botol akan dikemas, dilakukan pembersihan
dengan lap untuk memastikan botol dalam keadaan bersih. Botol yang
telah bersih kemudian dimasukkan ke dalam inner dos dan dilapisi shrink
untuk dapat dimasukkan kedalam plastik kemudian akan di wrapping
dengan isi 12 botol. Setelah itu produk dimasukkan ke dalam master box
dan ditimbang. IPC akan mengecek kerapian dan kesesuain hasil timbang.
Produk jadi akan dicek dan diberi label released oleh QA kemudian siap
untuk didistribusikan ke gudang Finish Good (FG).
121
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
122
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
Formulasi IPC
Mixing
Filling IPC
Capping IPC
Coding IPC
123
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
3. Mixing Basah
Proses mixing dilakukan dengan mencampurkan bahan baku
ekstrak kental dengan bahan tambahan. Bahan ekstrak juga berfungsi
sebagai pengikat dalam formulasi. Proses dilakukan dengan mesin
mixing dan selanjutnya IPC akan mengecek hasil proses dengan
melihat homogenitasnya.
4. Granulasi
Hasil pencampuran kemudian digranulasi dengan mesin granulator
menggunakan mesh 10 agar mendapatkan ukuran yang seragam.
Proses ini berlangsung selama 10 menit dan dilakukan pemeriksaan
oleh IPC secara visual untuk melihat apakah hasil telah seragam.
5. Pengeringan
Setelah tahap granulasi dilakukan, selanjutnya adalah proses
pengeringan dengan menggunakan oven dengan suhu 60 ˚C ± 5 ˚C
selama ± 6 jam dengan kapasitas yaitu 6 racikan per oven. Hasil yang
didapatkan akan dicek kadar airnya sesuai dengan rentang
dipersyaratkan yaitu <10% (diambil 5 %). Hasil yang didapatkan
dibuat untuk 5 % untuk mencegah terjadinya peningkatan kadar air,
terutama untuk bahan-bahan yang bersifat higroskopis. Untuk hasil
granulasi yang melebihi dari persyaratan akan diulang lagi untuk
dikeringkan agar masuk dalam spesifikasi rentang yang diberikan.
6. Pengayakan
Hasil granulasi yang dinyatakan lolos dan telah diberi label hijau
oleh IPC kemudian akan diayak kembali utuk mendapatkan hasil yang
seragam dan diambil sampel sebanyak 5 gram untuk dicek
organoleptis.
7. Pencetakan
Granul yang telah diberi label hijau akan dicetak sesuai bentuk
sediaan pil atau tablet/kaplet. Hasil yang didapatkan akan dicek oleh
IPC kembali sesuai dengan persyaratan rentang bobot untuk pil ± 5%
dan tablet/kaplet ±7,5%. Selain itu IPC juga melakukan keseragaman
bobot dengan mengambil sampling setiap 15 menit.
124
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
8. Coating
Pil yang telah dicetak akan dilakukan penyalutan/coating. Proses
ini menggunakan metode spraying dengan bantuan mesin kemudian
dipanaskan dengan heater dalam mesin coating. Hasil yang didapat
akan dicek oleh IPC untuk dilakukan pengujian uji waktu hancur, uji
keseragaman bobot, kerapuhan pil dan organoleptis. Pil dan tablet juga
akan diperiksa berupa nilai AKK, ALT dan cemaran bakteri patogen.
Setelah itu IPC memberi label hijau yang menandakan proses dapat
dilanjutkan setelahnya.
9. Sortasi
Pil dan tablet /kaplet akan dipilih dengan sortasi manual antara
yang rusak, retak, atau pecah untuk dapat dilakukan reproses ulang ke
bets selanjutnya. Produk yang lolos akan disimpan pada ruang WIP
Produk Antara.
10. Packing Primer dan Sekunder
Pil dan tablet/kaplet yang telah disortasi akan di packing primer ke
dalam plastik untuk pil. Satu bungkus pil berisi 20 pil. Setelah packing
primer dilakukan selanjutnya sediaan akan dimasukkan ke dalam inner
dos untuk kemasan sekundernya. IPC akan melakukan sampling secara
acak terhadap sediaan setiap 15 menit. Produk yang jadi akan
digunakan sebagai komponen produk Jamu Bersalin Lengkap (JBL)
setelah disposisi released oleh QA. Kemudian produk siap untuk
didistribusikan ke gudang finished good.
B. Proses Produksi Sediaan Kapsul
1. Penerimaan Bahan Baku
Bagian produksi menerima bahan baku dari gudang dan melakukan
pemeriksaan kelengkapan identitas bahan yang datang sesuai dengan
Surat Permintaan Bahan yang dibuat.
2. Formulasi
Bahan yang telah diperiksa kemudian ditimbang sesuai dengan
formulasi yang tertera pada batch record. IPC akan melakukan
125
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
126
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
Formulasi
Granulasi Filling
Stripping
Pengeringan
Pengayakan
Pencetakan
Coating
Sortasi
Filling
Packing Sekunder
: Proses IPC
127
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
128
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
Pengambilan sampel
(diberi label biru)
Disposisi
MS/TMS
MS TMS
(Label Hijau) (Label Merah)
Entry ke sistem
QC
129
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
Ukuran kemasan
Panjang kemasan
Lebar kemasan
Etiket
Densitas kemasan
Colour range
Final art
b. Pengecekan spesifikasi sesuai dokumen spesifikasi RnD
Pemeriksaan dilakukan sesuai dengan spesifikasi sediaan obat
tradisional. Untuk pemeriksaan produk jamu serbuk khususnya produk
ruahan akan dilakukan pengecekan di laboratorium fabrikasi berupa
pemeriksaan organoleptis, pemeriksaan loss in drying (LOD), pemeriksaan
derajat kehalusan. Untuk sediaan produk ruahan obat luar, ekstrak, cairan
luar dilakukan pemeriksaan organoleptis. Selain serbuk, untuk cangkang
kapsul dilakukan pemeriksaan secara visual, esesuaian warna cangkang,
cetakan, kadar air dan berat cangkang. Dan untuk produk antara dilakukan
untuk setiap sediaan berdasarkan pemeriksaan organoleptis.
Sampel yang memenuhi syarat sesuai spesifikasi kemudian akan
diberikan label hijau dan sampel yang tidak memenuhi syarat akan
dibuatkan form Non Conforming Product (NCP) serta dilakukan penangan
sesuai dengan SOP terkait dengan pananganan Hasil Uji di Luar
Spesifikasi (HULS). Kemudian hasil akan diteruskan ke bagian Pemastian
Mutu (QA) untuk dikaji. Manager QA akan mengeluarkan disposisi untuk
penanganan produk NCP. Apabila produk NCP diloloskan, maka produk
diberi label hijau dengan label NCP. Apabila produk NCP tidka diloloskan
maka produk akan dilakukan retur (jika ada perjanjian sebelumnya), diolah
kembali (jika memungkinkan) atau diajukan pemusnahan.
2. Pemeriksaan Mikrobiologi
Pada laboratorium mikrobiologi dilakukan pemeriksaan sampel berasal
dari work in process (WIP), produk jadi (jamu, obat luar padat, obat luar cair,
cairan obat dalam dan obat dalam), pengolahan air, validasi pembersihan dan
stabilitas berdasarkan permintaan RnD. Hasil yang didapat akan dibandingkan
130
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
dengan persyaratan keamanan dan mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah
berupa parameter uji sesuai dengan PerBPOM 32 tahun 2019 tentang
Persyaratan dan Kemananan Mutu Obat Tradisional meliputi:
a. Angka Lempeng Total (ALT)
Uji Angka Lempeng Total (ALT) adalah perhitungan jumlah tidak
berdasarkan jenis, tetapi terhadap golongan atau kelompok besar
mikoorganisme umum seperti bakteri, mikroalgae, ataupun kelompok
bakteri tertentu. Angka Lempeng Total bakteri ditentukan berdasarkan
penanaman bahan dalam jumlah dan pengenceran tertentu ke dalam media
yang umum untuk bakteri.
Tujuan dari uji ALT ini adalah untuk mengetahui koloni bakteri yang
terdapat dalam sampel bahan yang menentukan kualitas mikrobiologi
sampel bahan tersebut. Metode yang digunakan menggunakan media uji
agar yang dilakukan pada cawan petri. Metode ini dilakukan inkubasi
terhadap media uji selama 24-48 jam pada suhu 35-37 °C. Hasil inkubasi
akan dihitung dengan melakukan perhitungan bakteri menggunakan
colony counter dengan rumus sebagai berikut:
α 1+ α 2 1
Jumlahbakteri per gram= ×
jumlah cawan petri b ¿
¿
Keterangan :
α 1 : jumlah koloni bakteri pada cawan petri 1
α 2 : jumlah koloni bakteri pada cawan petri 2
b : pengenceran
Setelah didapatkan, hasil akan dibandingkan dengan persyaratan
cemaran mikroba ALT sesuai dengan PerBPOM 32 tahun 2019 sebagai
berikut:
Tabel 3.2. Persyaratan Uji Angka Lempeng Total pada Obat Tradisional
Sediaan Persyaratan
Obat dalam ≤ 105 koloni/g
Cairan obat dalam ≤ 105 koloni/mL
Cairan obat luar ≤ 107 koloni/mL
Salep dan Krim ≤ 107 koloni/g
131
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
Sediaan Persyaratan
Obat dalam ≤ 103 koloni/g
Cairan obat dalam ≤ 103 koloni/mL
≤ 104 koloni/mL (non minyak dan parem cair)
Cairan obat luar
Untuk minyak tidak dipersyaratkan
Salep dan Krim ≤ 104 koloni/g
Obat luar padat ≤ 104 koloni/g
132
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
c. Bakteri Patogen
Pengujian bakteri patogen yang dilakukan di PT. Air Mancur berupa
pemeriksaan bakteri Salmonella sp., Escherchia coli, Staphylococcus
aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Shigella sp. Bakteri patogen
sendiri merupakan bakteri yang merugikan karena dapat menimbulkan
berbagai macam penyakit baik untuk tubuh manusia, tumbuhan, maupun
hewan. Sehingga pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan produk
yang dihasilkan tidak mengandung bakteri patogen yang membahayakan
bagi konsumen. Pemeriksaan ini menggunakan media Lactosa Broth III
(LB III) dalam tabung reaksi yang dilengkapi dengan tabung durham
sesuai dengan prosedur WI (work instruction). Sampel yang telah
dimasukkan dalam media akan diinkubasi dengan inkubator pada suhu 35-
37 °C (khusus bakteri Salmonella sp. pada suhu 45 °C) selama 24-48 jam.
Kemudian hasil inkubasi diamati terdapat terbentuknya gas atau tidak dan
dibandingkan dengan kontrol positif (+). Jika hasil media sama dengan
kontrol (+) maka sampel yang diuji mengandung bakteri patogen. Hasil
dinyatakan bebas bakteri patogen jika pada sampel memiliki hasil negatif
(-) atau tidak terdapat koloni yang sama dengan kontrol (+).
3. Pemeriksaan Fitokimia dan Farmakognosi
Pemeriksaan yang dilakukan pada laboratorium fitokimia dan
farmakognosi didapatkan dari sampel simplisia, non simplisia yang berasal
dari bagian PSO dan bahan work in process (WIP) dari bagian produksi dan
air dari bagian EHS. Pemeriksaan fitokimia pada sampel diantaranya yaitu:
a. Pemeriksaan kesadahan/kandungan kimia air meliputi mineral, magnesium
b. Pemeriksaan pH air
c. Pemeriksaan kadar minyak atsiri
d. Pemeriksaan kadar tanin, kurkumin, eugenol, ginsenoid, alkaloid dan
kandungan saponin
e. Pemeriksaan kadar abu baik larut air maupun ethanol
133
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
134
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
135
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
136
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
kotoran yang terbawa meliputi tanah, kerikil, dan bahan pengotor lainnya
seperti ranting, bunga, kulit kayu dan yang tercampur dalam bahan akar-
akaran. Bahan yang telah disortasi atau setengah bersih kemudian akan
disalurkan ke gudang simplisia bersih untuk tahap selanjutnya.
2. Gudang Simplisia Bersih
Bahan yang telah disortasi akan masuk melewati area setengah bersih
untuk dapat dilakukan pencucian dan pengeringan. Petugas akan memeriksa
bahan awal yang masuk menggunakan surat jalan; kesesuaian nomor
penerimaan barang; kesesuaian fisik, jenis, jumlah yang diterima; tanggal
proses; serta status MS (Masuk Syarat) atau TMS (Tidak Masuk Syarat).
Bahan yang diterima kemudian akan diberi label putih berisi identitas bahan
dan spesifikasi hasil dari IPC dan selanjutnya ditempatkan pada area transit
untuk selanjutnya dilakukan proses pencucian dan pengeringan.
a. Pencucian
Proses pencucian untuk setiap bahan memiliki perlakuan masing-
masing sesuai dengan spesifikasinya. Proses pencucian dilakukan
beberapa metode, yaitu:
Cuci Air
Metode ini dilakukan proses pencucian bahan simplisia dengan air.
Bahan simplisia yang termasuk pencucian air adalah alang-alang,
bidara laut, cengkeh, delima, jahe merah segar, dan kunir segar.
Pencucian dilakukan sebanyak dua kali. Proses pencucian disini
dilakukan sebanyak dua kali dengan menggunakan mesin. Pencucian
pertama dengan air biasa selama 10 menit pertama dan pencucian
kedua selama 10 menit dengan air yang sudah terstandar demineral
sistem ataupun air dengan kaporit sesuai dengan spesifikasi bahan
baku. Hasil sortasi dan pencucian lalu dibawa ke proses selanjutnya.
Cuci dengan Kaporit
Metode ini dilakukan proses pencucian bahan simplisia dengan
larutan kaporit pada tahap pencucian keduanya. Bahan simplisia yang
dilakukan pencucian dengan rendam kaporit yaitu adas biasa, bidara
upas, cabai, ceplukan, dhilem, gadung jawa dan meniran.
137
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
138
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
b. Pengeringan
Setelah dilakukan pencucian, proses pengeringan dilakukan dengan
bantuan mesin. Tahap pengeringan dibagi menjadi beberapa metode yaitu:
Oven
Metode ini dilakukan proses pengeringan menggunakan mesin
oven pada suhu 50 °C-90 °C selama ± 7 jam.
Goreng Mesin
Metode ini dilakukan proses pengeringan dengan bantuan alat
mesin goreng. Proses ini dilakukan dengan menggunakan mesin
khusus penggorengan sehingga tidak diperlukan minyak dan
dipanggang dalam kondisi kering. Tujuan proses ini digunkan pada biji
botor dan biji kedawung. Proses ini bertujuan untuk memunculkan
aroma pada botor dan mengelupasnya biji kedawung. Proses ini
dilakukan dengan suhu tinggi yaitu 200-250 ˚C selama 3-5 menit.
Setelah proses pengeringan selesai, simplisia yang telah dingin
akan dilakukan pengecekan kadar airnya oleh IPC. Syarat untuk
simplisia yaitu <10 %. Setelah pengecekan dikatakan MS, maka
simplisia dapat ditimbang dan dimasukkan ke dalam wadah
karung/coli untuk dapat disimpan pada area gudang bersih. Untuk
bahan yang dinyatakan TMS, akan dilakukan reproses ulang untuk
dilakukan pengeringan ulang. Setelah itu akan dicek kembali dan juga
sudah memenuhi syarat akan ditimbang dan disimpan pada area
gudang bersih.
Proses penyimpanan simplisia bersih disesuaikan dengan mapping
pada bagian rak yang kosong. Penyimpanan perlu diperhatikan untuk
dikelompokkan sesuai dengan sediaan bahan dengan menggunakan
sistem FIFO (First in First Out). Bahan yang telah disimpan kemudian
dicatat pada kartu stok untuk mempermudah kontrol dan pengawasan
barang. Upaya pengendalian internal barang yang tersedia di gudang
dilakukan stock opname setiap 3 bulan sekali. Lama penyimpanan
bahan simplisia di gudang bergantung pada kategori dan jenis bahan
simplisia yang telah diatur dalam SOP yang sebelumnya telah
139
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
dilakukan trial oleh bagian RnD. Untuk menjamin stabilitas dan mutu
bahan simplisia boleh disimpan melewati batas waktu jika telah
dilakukan pengecekan ulang oleh QC. Apabila hasil pemeriksaan
memenuhi syarat maka bahan dapat tetap disimpan dan digunakan
untuk produksi. Bahan yang dinyatakan TMS, akan dibawa untuk
dipindahkan ke ruang reject.
Untuk menjamin kebersihan penyimpanan dan mutu bahan yang
disimpan dilakukan beberapa upaya pengecekan. Pertama adalah
dengan pengecekkan suhu gudang secara berkala sebanyak tiga kali
sehari pada pukul 08.00-09.00; 12.00-13.00 dan 15.00-16.00. Suhu
dipantau dengan menggunakan Thermohygrometer yang telah
divalidasi oleh QA dan dicatat setiap harinya. Karena gudang termasuk
area kelas 3, suhu yang ditetapkan sesuai CPOTB adalah 30°C.
Penempatan titik alat yaitu pada suhu yang paling panas atau ekstrem.
Selanjutnya upaya pembersihan juga dilakukan secara berkala sesuai
dengan WI pembersihan dan perawatan gudang. Untuk mengendalikan
dan mencegah resiko hama pengerat dan serangga, pada gudang
disediakan pest control yang bekerjasama dengan PT. Rentokill
sebagai upaya pengendalian hama. Selain itu untuk mencegah
kerusakan barang, penempatan rak diberikan alas palet dan diberi jarak
antar palet yaitu ±30 cm ditandai dengan garis panah pada rak
penyimpanan. Untuk mencegah kontaminasi dengan bahan, peralatan
forklift yang digunakan untuk membantu penempatan bahan
menggunakan tenaga listrik untuk mencegah kontaminasi yang
ditimbulkan jika menggunakan bahan bakar solar.
Pendistribusian bahan dari gudang ke produksi dapat dilakukan
jika telah diterima Surat Permintaan ke Gudang. Petugas akan
melakukan cek list ketersediaan barang untuk melihat stok barang dan
kemudian akan membuat Surat Penerimaan Barang sebagai surat jalan.
Pengambilan bahan menggunakan sistem FIFO dan mengisi kartu stok
bahan. Bahan dengan tanggal proses paling lama atau pertama kali
masuk adalah bahan yang akan dikeluarkan pertama kali. Penyerahan
140
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
141
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
142
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
143
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
memeriksa kesesuaian pelayanan order dengan SPB yaitu mencakup list nama,
jumlah dan no. batch produk yang didistribusikan kepada distributor (shipping
quantity). Jika sudah sesuai maka kepala bagian produk jadi mencetak
delivery note dan mendistribusikannya kepada staf FAT.
Delivery note merupakan surat pengiriman barang yang ditujukan kepada
distributor sesuai dengan barang yang dikirimkan. Delivery note terdiri dari 5
rangkap, dimana masing-masing diantaranya ditembuskan kepada kepala
bagian FAT, gudang, distributor/penerima, dan agen ekspedisi. Produk
dikirimkan menggunakan ekspedisi yang telah dikonfirmasikan oleh staff PSO
kepada distributor kepada distributor. Sebelum proses pengiriman
dilaksanakan, armada ekspedisi yang digunakan untuk mengirim barang dicek
dahulu kebersihan dan kerapiannya mencakup kebersihan dari kotoran/najis,
hama serta untuk menghindari adanya kecampurbauran antara produk PT. Air
Mancur dan produk lain yang ada di armada tersebut. Selanjutnya staff PSO
akan elakukan pencatatan tanggal terima pengiriman produk jadi pada sistem
setelah distributor mengkonfirmasi penerimaan order.
3.3.10 Penanganan Keluhan terhadap Produk, Recall dan Produk Kembalian
3.3.10.1 Penanganan Keluhan Terhadap Produk
Penanganan keluhan terhadap produk dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
1. Efek yang merugikan
2. Perubahan sifat fisika atau kimia
3. Kemasan primer rusak atau kotor
4. Kemasan sekunder rusak atau kotor
Hasil yang diinvestigasi terkait keluhan akan dikoordinasikan dengan
departemen QC (spesifikasi, sampel keluhan, sampel pertinggal dan riwayat
periksa); Produksi (CPB); Teknik (mesin dan sarana penunjang); RnD (formula
dan stabilitas produk); dan lain-lain. Kemudia akan ada keputusan dari manager
QA serta tindak lanjur terhadap keputusan tersebut dengan membuat surat
tanggapan kelugan yang berdasarkan hasil investigasi.
Sebagai pelaksanaan keluhan, terdapat prosedur berupa SOP Penanganan
Keluhan. Penanganan keluhan akan ditelusuri langsung oleh QA dan akan
diberikan tanggapan dalam waktu 1 x 24 jam. Dalam waktu 7 hari, QA akan
144
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
145
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
pengujian dan sampling yang tidak sesuai dengan spesifikasi; sistem kewaspadaan
cepat (rapid alert system)a; keluhan masyarakat; hasil keputusan Kepala Badan
terhadap keamanan dan/atau khasiat obat serta temuan kritikal hasil inspeksi atas
Cara Pembuatan Obat yang Baik. Penanganan terhadap produk kembali obat jadi
atau disebut juga dengan Recall terbagai atas dua macam, yaitu :
146
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
147
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
148
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
149
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
BAB IV
PEMBAHASAN
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran
dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan,
dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Industry
Obat Tradisional wajib mengikuti pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional
yang Baik (CPOTB) untuk menjamin mutu dari obat tradisional yang diproduksi.
PT. Air Mancur telah memiliki sertifikat CPOTB dan menerapkan ISO
9001:2015 tentang manajemen mutu serta mengacu pada Sistem Jaminan Halal
LPPOM MUI. Dalam pengaturan Industri Obat Tradisional setidaknya memiliki 1
orang Apoteker sebagai Apoteker Penanggung Jawab Teknis (APJT) yang mana
bertanggung jawab dalam hal Pemastian Mutu produk. Disebutkan dalam CPOTB
bahwa Industri Obat Tradisional memiliki personil kunci yang terdiri dari bagian
Pemastian Mutu (Quality Assurance), Pengawasan Mutu (Quality Control) dan
Bagian Produksi. Didalam CPOTB terdapat 11 aspek yang mana dalam Industri
Obat Tradisional harus diterapkan untuk menjamin mutu produk yang dibuat baik
dan aman, beberapa aspeknya meliputi Manajemen Mutu, Personalia, Bangunan,
Fasilitas dan Peralatan, Sanitasi dan Higiene, Dokumentasi, Produksi,
Pengawasan Mutu, Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak, Cara
Penyimpanan dan Pengiriman yang Baik, Penanganan Keluhan terhadap Produk,
Penarikan Kembali Produk dan Produk Kembalian, serta Inspeksi Diri.
4.1 Manajemen Mutu
PT. Air Mancur telah berhasil menerapkan sistem manajemen mutu dengan
diraihnya sertifikat ISO 9001:2015 pada tahun 2018, selain itu juga sistem
manajemen mutu PT. Air Mancur mengacu pada CPOTB serta Sistem Jaminan
Halal LPPOM MUI. PT. Air Mancur melakukan manajemen resiko apabila terjadi
hal yang tidak diharapkan, meliputi identifikasi kasus, pengevaluasian, severity
probability, dan occurance untuk melakukan penilaian tingkat keparahan
150
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
4.2 Personalia
PT. Air Mancur dalam memilih personil mempertimbangkan pengalaman dan
telah terkualifikasi dibidangnya. Sebelum karyawan masuk dalam dunia kerja
terlebih dahulu akan diikutkan pelatihan oleh ahlinya baik yang ada di PT. Air
Mancur maupun dari luar (eksternal) untuk mempersiapkan karyawan saat bekerja
mengerti apa yang akan dikerjakannya. Pelatihan yang biasanya dilakukan yaitu
terkait jaminan mutu produk yaitu pelatihan CPOTB, ISO 9001:2015 dan
sertifikasi Halal dari MUI. Jumlah personil juga dirancang agar tidak terjadi
penumpukan beban kerja yang dapat meyebabkan kemampuan dan kualitas
personil menurun yang dapat mempengaruhi mutu produk. Tiap departemen yang
ada masing-masing telah memiliki job description yang jelas dan sesuai dengan
bidangnya agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai pedoman
CPOTB.
4.3 Bangunan, Fasilitas dan Peralatan
Bangunan PT. Air Mancur didesain sesuai dengan ketentuan CPOTB yaitu
berada di daerah industri, tidak mencemari lingkungan, tidak mudah tergenang air
atau banjir, jauh dari sarang hama, jauh dari tempat pembuangan sampah dan
limbah, serta jauh dari pemukiman penduduk yang padat dan kumuh. Bangunan
juga dibuat sesuai dengan tata bangunan dimana setiap sudut lantai dan atap
melengkung sehingga mudah untuk dibersihkan, untuk permukaan lantai, dinding,
langit-langit dan pintu dibuat agar kedap air, bukan merupakan media
pertumbuhan mikroba, mudah dibersihkan serta tahan terhadap proses
pembersihan dan bahan pembersih yang berulang kali. Selain itu terdapat sistem
pengolahan air yaitu dimana sesuai dengan spesifikasi mutu air dalam obat
tradisional menurut Permenkes tahun 2010 yaitu menggunakan air demineralata
yang mana dalam pengolahannya yaitu mengubah air sumur/tanah menjadi air
demin dengan menggunakan sistem demineralata. Tidak lupa juga dilengkapi
dengan sistem tata udara yang baik menggunakan AHU (Air Handling Unit) yang
mana dapat mengendalikan suhu, kelembaban nisbi, arah pergerakan udara dan
151
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
152
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
153
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
154
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
155
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
156
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
157
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
158
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Penerapan sistem manajemen mutu di PT. Air Mancur mengacu pada ISO
9001:2015 dan Standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOTB) serta
Sistem Jaminan Halal LPPOM MUI pada produk agar terjamin mutunya.
2. Personil kunci di PT. Air Mancur terdapat pada departemen Quality
Assurance, Quality Control, dan Produksi.
3. Desain dan konstruksi bagunan, fasilitas dan peralatan telah memenuhi
standar CPOTB dalam penerapannya.
4. Penerapan sanitasi dan higiene di PT. Air Mancur telah dijalankan dengan
baik yaitu meliputi sanitasi bangunan; sanitasi peralatan; higiene personil;
sistem pengolahan air; pengolahan limbah baik limbah non B3 (padat dan
cair) serta limbah B3 dan polutan; penanganan hama; penanganan darurat
bencana; penanganan darurat gempa bumi; dan penanganan bencana
banjir.
5. Dokumen di PT. Air Mancur meliputi Dokumen Produksi Induk (DPI);
Prosedur Pengolahan Induk (PPI); Catatan Produksi Bets (CPB); dokumen
Manual Mutu; Standar Operasional Prosedur (SOP); Work Instruction
(WI); Formulir; Spesifikasi; Label; dan Poster.
6. Produksi di PT. Air Mancur berpedoman pada prosedur tervalidasi dan
memenuhi ketentuan CPOTB yang mana disetiap langkah pembuatan
produk akan selalu dipantau dan diuji di laboratorium oleh IPC.
7. Pengawasan Mutu di PT. Air Mancur berada pada departemen Quality
Control yang melakukan pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian
serta IPC yang bertugas untuk mengawasi seluruh jalannya kegiatan
produksi telah dijalankan dengan benar dan tidak ditemukan
penyimpangan.
159
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
160
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
DAFTAR PUSTAKA
BADAN POM, 2011. Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik
161
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
LAMPIRAN
162
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
163
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
164
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
165
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
166
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
167
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
168
Manager
QA
Yunita
Rusyana
K.
Sekretaris
APJT &
Document
Controller
QA
(CPOTB,
ISO, Halal)
Sri
Handayani
Pengkali
Batch Complia an Mutu
Release & Validatio nce Produk
Product n Regulato &
Review Supervis ry Validasi
Supervisor or Supervis Proses
(Plant OD, Beny or Supervis
COD, Dwi Rizki or
COL) Hatmoko Kiki Fandi
Nova Maharani Achmad
Hermanto AS
Lampiran 5. Struktur QA (Quality Assurance)
Batch
02 Januari – 26 Februari 2020
Release
&
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
Product
Review
Staff
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
(Plant
Jamu)
Gania
Anggit
Utami
169
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
170
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
171
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Perusahaan Jamu PT. Air Mancur
02 Januari – 26 Februari 2020
172