FAKULTAS FARMASI
LAPORAN
PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
DI PT. SOHO INDUSTRI PHARMASI
JAKARTA TIMUR
PERIODE 02 OKTOBER – 30 NOVEMBER 2017
Disusun oleh:
Dion Philip Sinaga, S.Farm. (2016001191)
Pipih Sopiah, S.Farm. (2016001230)
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN
PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER
DI PT. SOHO INDUSTRI PHARMASI
JAKARTA TIMUR
PERIODE 2 OKTOBER – 30 NOVEMBER 2017
Disusun oleh:
Disetujui Oleh:
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis
dapat menyusun dan menyelesaikan laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
yang dilaksanakan di PT. SOHO Industri Pharmasi, disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Apoteker pada Program Studi Apoteker di Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada
Bapak Wafi Mubarok, S.Farm., Apt. selaku pembimbing PKPA di PT. SOHO
Industri Pharmasi dan Ibu Fahleni, S.Si., M.Farm., Apt. selaku dosen pembimbing
PKPA di Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, yang telah banyak meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan saran-saran selama
PKPA di PT. SOHO Industri Pharmasi, serta dalam pengerjaan dan penyusunan
laporan dari awal hingga laporan ini selesai. Penulis juga menyampaikan rasa terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Shirly Kumala, M.Biomed., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila
2. Prof. Dr. Syamsudin, M.Biomed., Apt. selaku Pelaksana Harian Ketua
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
3. Dra. Titiek Martati, M.Si., Apt. selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
4. Seluruh staf PT. SOHO industri Pharmasi yang telah banyak memberikan
bimbingannya selama PKPA
5. Orangtua yang telah memberikan dukungan, semangat dan doanya yang tak
pernah henti
6. Seluruh teman-teman lainnya serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan
satu persatu yang telah memberikan semangat dan dukungannya.
ii
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca. Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat
bagi pembaca di Fakultas Farmasi Universitas Pancasila.
iii
DAFTAR ISI
iv
c. Material Procurement ................................................ 24
d. Import Clearance ....................................................... 25
e. Sourcing ...................................................................... 25
3. Quality Operation (QO) ................................................... 25
a. Quality Assurance (QA) ............................................ 25
1) Quality Support Executive ..................................... 25
2) Document Control System ..................................... 26
3) Quality Dossier Executive ..................................... 26
b. Quality Control (QC) ................................................. 27
1) Raw Material ......................................................... 27
2) Fiinished Good ...................................................... 28
3) Packaging Material ............................................... 29
4) Microbiology ......................................................... 29
c. Quality Complience (QCo) ........................................ 30
1) Quality System Executive ...................................... 30
2) Stability Executive ................................................. 32
3) GMP Training and PQR Executive ....................... 33
d. Validation Department ............................................... 34
1) Kualifikasi ............................................................. 34
2) Validasi ................................................................. 36
4. Research & Development (R&D) ..................................... 38
a. Production Development ............................................ 38
1) Formulation Development .................................... 38
2) Packaging Development ........................................ 39
b. Production Innovation & Analytical Development ... 40
1) Analytical Development ........................................ 40
2) Plantation & Herbal Research ............................. 41
c. Regulatory & Medical Affairs .................................... 41
5. Health, Safety and Environment (HSE) ......................... 42
a. Safety and Loss Preventive ........................................ 42
b. Building Maintenance ............................................... 42
v
c. Industrial Hygiene, Health and Enviroment ............ 42
1) Waste Water Treatment Plant (WWTP) & Sewage
Treatment Plant (STP) Executor ........................... 43
2) Hazardous & Domestic Waste Executor ............... 43
BAB IV KEGIATAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
(PKPA) ......................................................................................... 45
A. Finished Good ......................................................................... 46
B. Raw Material .......................................................................... 46
C. Packaging Material ................................................................ 47
D. Microbiology ............................................................................ 47
BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................... 48
A. Manajemen Mutu ................................................................... 48
B. Personalia ................................................................................ 49
C. Bangunan dan Fsilitas ........................................................... 50
D. Peralatan ................................................................................. 51
E. Sanitasi dan Higiene............................................................... 53
F. Produksi ................................................................................. 56
G. Pengawasan Mutu ................................................................. 60
H. Inspeksi Diri, Audit Mutu dan Audit & Persetujuan
Pemasok ................................................................................. 62
I. Penanganan Keluhan Terhadap Produk dan Penarikan ... 62
J. Dokumentasi ........................................................................... 64
K. Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak ................ 64
L. Kualifikasi dan Validasi ....................................................... 65
BAB V KESIMPULAN ............................................................................. 67
A. KESIMPULAN....................................................................... 67
B. SARAN .................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68
LAMPIRAN .................................................................................................... 69
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang
dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan
oleh pemerintah dan atau masyarakat. Obat adalah bahan atau paduan bahan,
termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki
sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi,
untuk manusia. (1)
Pembuatan obat adalah seluruh tahapan kegiatan dalam menghasilkan obat,
yang meliputi pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, produksi,
pengemasan, pengawasan mutu, dan pemastian mutu sampai diperoleh obat
untuk didistribusikan. Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin
dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan
obat. Industri farmasi harus memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang
Baik (CPOB) dalam melakukan produksi obat jadi. Dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1799/MENKES/PER/XII/2010 dijelaskan
bahwa pedoman pembuatan obat yang baik dan benar diseluruh aspek kegiatan
produksi bertujuan untuk memastikan bahwa sifat maupun mutu obat yang
dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan dan
sesuai dengan tujuan penggunaannya. (2)
Apoteker memiliki peran yang penting dalam industri farmasi agar obat yang
dihasilkan bermutu, aman dan berkhasiat. Kedudukan Apoteker diatur dalam
CPOB, yaitu sebagai penanggung jawab produksi, pengawasan mutu dan
pemastian mutu sehingga seorang Apoteker dituntut untuk memiliki wawasan,
1
2
B. TUJUAN PKPA
1. Mengetahui dan memahami tentang peran, fungsi, posisi, dan tanggung jawab
seorang Apoteker dalam industri farmasi khususnya di PT. SOHO Industri
Pharmasi
2. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai segala aspek industri
farmasi yang berhubungan dengan CPOB serta mengetahui penerapan CPOB
di PT. SOHO Industri Pharmasi.
BAB II
TINJAUAN UMUM
3
4
A. SEJARAH
PT. Ethica adalah perusahaan pertama yang didirikan oleh Tan Tjhoen Lim pada
tahun 1946. Pada awalnya, perusahaan ini bernama N.V. Ethica Handel MY, tapi
kemudian diubah menjadi PT. Ethica Industri Farmasi. Perusahaan ini merupakan
perusahaan pertama yang memproduksi sediaan injeksi sehingga menjadi pelopor
di prescription market.
Sebuah anak perusahaan, PT. SOHO Industri Pharmasi didirikan pada tahun
1951. Nama SOHO diambil dari Societas Honorabilis, sebuah istilah latin yang
berarti masyarakat dari orang-orang terhormat. PT. SOHO memproduksi obat
oral dan adalah pelopor dan trendsetter dalam penggunaan produk bahan alam di
prescription market. Pada tahun 1996, PT. SOHO masuk ke dalam pasar obat
bebas.
Menyadari kebutuhan untuk memiliki perusahaan distribusi sendiri, PT. Parit
Padang Global (PPG) didirikan pada tahun 1956. Nama Parit Padang, salah satu
kabupaten di Pulau Bangka, adalah inspirasi dari pendiri perusahaan tersebut.
Saat ini, PPG memiliki 25 cabang di Indonesia dan bertindak sebagai lengan
distribusi PT. Ethica dan PT. SOHO serta pelaku lainnya. Pada tahap awal, tiga
perusahaan dijalankan sebagai sales tradisional dan bottom-line-oriented business
yang berhasil tumbuh setiap tahun meskipun kurangnya arah strategis yang jelas.
Tiga perusahaan ini juga dijalankan secara terpisah tanpa koordinasi yang
sistematis. Tidak ada pertumbuhan terstruktur dari rencana pengembangan bagi
karyawan, sehingga jenjang karir dan rencana suksesi pada dasarnya tidak ada.
Pada tahun 2006 ketika generasi kedua, Tan Eng Liang, memutuskan untuk
menempatkan semua tiga perusahaan di bawah satu payung, SOHO Group.
Selain itu, perusahaan menerapkan sistem baru untuk mengelola strategi yaitu
dengan menggunakan Balance Scorecard (BSC) yang memungkinkan semua
7
8
B. STRUKTUR ORGANISASI
PT. SOHO Industri Pharmasi berdasarkan struktur organisasinya dipimpin oleh
Executive Vice Prisedent Supply & Operation yang membawahi beberapa divisi
yang ada di PT. SOHO Industri Pharmasi yaitu divisi Manufacturing, Supply
Chain, Quality Operation (QO), Research & Development (R&D), dan Health
Safety and Environment (HSE).
C. RUANG LINGKUP
1. Manufacturing
Manufacturing Division dipimpin oleh seorang Apoteker dengan jabatan
sebagai Vice President Manufacturing. Tanggung jawab Vice President
Manufacturing yaitu:
11
Label tersebut berisi nama bahan baku, nomor part, batch number,
jumlah bahan yang ditimbang serta tanda tangan operator
penimbangan serta checker. Sistem tidak akan mencetak label
timbang tersebut jika hasil penimbangan tidak sesuai dengan yang
tercantum dalam batch record.
2) Mixing Process
Proses mixing dibagi menjadi 3 yaitu:
a) Proses mixing bahan granulasi basah
Proses ini dimulai dengan pencampuran basah zat aktif dengan
eksipien fase dalam yaitu bahan pengisi, pengikat dan penghancur.
Alat yang digunakan yaitu super mixer. Alat tersebut memiliki
kemampuan untuk mencampur bahan dengan putaran agitator dan
membentuk granul dengan chopper. Proses selanjutnya setelah
pencampuran basah adalah pengeringan dengan FBD (Fluid Bed
Dryer). Granul yang telah dikeringkan kemudian dicek kadar
airnya menggunakan alat Moisture Balance.
b) Proses mixing bahan granulasi kering
Zat aktif dan eksipien fase dalam dicampur dan dimasukkan dalam
granulator. Pada granulator, campuran tersebut mengalami proses
roller compaction dan selanjutnya diayak. Granul yang dihasilkan
selanjutnya dicampur kering (dry mixing) dengan eksipien fase
luar menggunakan mixer. Granul final selanjutnya dibungkus
dalam wadah, diberikan label dan diletakkan di ruang WIP (Work
in Process) sebelum diproses selanjutnya ke tabletting section.
Ruangan WIP berfungsi untuk menyimpan bahan–bahan hasil
mixing sebelum masuk proses selanjutnya karena tidak semua
bahan setelah selesai proses mixing akan langsung diproses lebih
lanjut.
c) Proses mixing bahan kempa langsung
Proses kempa langsung merupakan proses yang paling
sederhanadan paling cepat karena hanya melalui satu tahapan
14
part, nama bahan baku, batch number, expired date, re-test date, label
hijau, serta jumlah bahan yang akan ditimbang.
Proses pengolahan yang dilakukan antara lain meliputi pengayakan,
pencampuran, pengisian, capping, sealing, labeling, serta boxing. Proses
tersebut dilakukan dalam satu line. Pengayakan dilakukan sebelum mixing
untuk memperoleh keseragaman ukuran partikel dan memisahkan dari
partikel asing. Setelah proses pengolahan (mixing), massa yang sudah siap
untuk proses filling di pindahkan ke holding tank. Hal ini dilakukan agar
mixer tank dapat digunakan kembali untuk proses pengolahan produk
berikutnya. Proses filling, capping, dan sealing dilakukan pada grey area.
Selanjutnya proses yang dilakukan yaitu proses labelling dan boxing di
black area. Transfer produk dari grey area ke black area dilakukan
menggunakan mesin karena proses ini berada dalam satu line. In process
control (IPC) untuk bentuk sediaan liquid adalah kebocoran, torque, dan
volume.
c. Extract and Food Production
PT. SOHO Industri Pharmasi merupakan salah satu perusahaan yang
memiliki lini bisnis obat tradisional yang cukup diperhitungkan bagi
perusahaan farmasi lain. PT. SOHO Industri Pharmasi menjadi salah satu
trendsetter pasar Over The Counter (OTC) obat tradisional seiring dengan
meningkatnya permintaan serta munculnya trend life style “back to
nature”. Produk unggulan yang dihasilkan antara lain Diapet, Lelap,
Imboost, multivitamin anak Curcuma Plus, Fitkom, serta Laxing.
Selain pasar OTC, produk obat herbal SOHO juga telah memasuki
pasar Ethical Industri Farmasi yang dipromosikan ke dokter dan
dikategorikan sebagai suplemen, seperti Curvit, Imboost dan Imboost
Force. Aktivitas produksi obat herbal di PT. SOHO Industri Pharmasi
dilakukan di gedung OT (Obat Tradisional). Pada gedung OT dilakukan
kegiatan ekstraksi simplisia. Jenis simplisia yang diekstraksi di PT.
SOHO Industri Pharmasi yaitu ekstrak daun jambu biji dan kunyit
(Diapet), ekstrak Biji adas (Laxing), dan ekstrak Biji pala (Lelap).
18
(4) Air difilter 4.5 µm dan diolah menjadi high purified water
(HPW) dengan filter 0.02 µm.
(5) HPW ditampung di tabung hot purified water yang bersuhu
70-80oC dan disambungkan ke bagian-bagian tertentu
melalui purified water panel.
Air murni untuk produksi harus memenuhi persyaratan
konduktivitas air. Dibutuhkan air yang konduktivitasnya sangat
rendah atau tidak menghantarkan listrik atau bebas dari ion
hidrogen dan hidroksil. Proses pemurnian ini yang disebut sebagai
proses Electrodeionization. Proses ini terjadi setelah air hasil
Reverse Osmosis dialirkan melalui sel, ion bermuatan pada air di
dalam resin chamber ditangkap oleh resin pertukaran ion. Saat
tegangan diaplikasikan (200-400 VDC) melintasi sel, pengotor
berupa anion dan kation bermigrasi melintasi resin bed menuju
elektroda yang berlawanan muatannya. Selanjutnya, ion bebas
tersebut akan terperangkap pada elektroda dan air murni akan
mengalir keluar.
2) Maintenance Planning and Calibration
Maintenance Planning and Calibration Supervisor bertanggung
jawab dalam membuat perencanaan maintenance yang akan
dilaksanakan serta melaksanakan kalibrasi peralatan.
3) Sparepart Manager Executive
Sparepart Manager Executive bertanggung jawab mengenai
penyediaan sparepart untuk mengganti bagian mesin yang rusak.
Sparepart yang disediakan hanya mencakup bagian-bagian mesin
yang kritis dan yang mudah rusak, tidak semua bagian mesin
disediakan. Terdapat gudang tersendiri untuk menyimpan sparepart
tersebut.
e. Continuous Improvement Specialist
Bertugas mengembangkan proyek berkelanjutan yang ditujukan untuk
perbaikan berkesinambungan PT. SOHO Industri Pharmasi. Salah satu
22
2. SUPPLY CHAIN
Divisi Supply Chain memiliki tugas umum menyeimbangkan antara demand
dari marketing dan pengeluaran finshed good ke distribusi. Divisi ini terbagi
menjadi 5 departemen, yaitu Planning Department, Plant Logistic, Material
Procurement, dan Import Clearance Department.
a. Planning Department
Planning Department bertugas untuk membuat perencanaan produksi,
perencanaan pembelian bahan awal (raw material, packaging material)
dan mengubah kebutuhan dari distributor menjadi rencana produksi.
Departemen ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian Production
Planning, Material Planning dan Contract Manufacturing. Bagian
Contract Manufacturing bertanggung jawab terhadap toll manufacturing
product. Bagian Production Planning bertanggung jawab dalam
pengaturan jadwal produksi obat internal atau kepunyaan PT. SOHO
Industri Pharmasi.
Perencanaan produksi dibuat berdasarkan order plan dari distributor.
Order plan dibuat berdasarkan forecasting atau peramalan serta actual
sales dari Marketing Department. Peramalan sangat penting dalam
perencanaan produksi karena mempertimbangkan kebutuhan marketing
yaitu situasi penjualan masa lalu dan kebutuhan pasar masa depan dengan
melihat pertumbuhan pasar.
Production Planning bertugas untuk menganalisis setiap forecast atau
peramalan serta actual sales yang berasal dari bagian marketing
kemudian melakukan perencanaan Master Production Scheduling (MPS)
dan Master Requirements Planning (MRP). MPS yang dibuat berisi
jadwal produksi selama setahun, kemudian dilakukan breakdown
23
gudang. Barang jadi yang berada dalam staging area tidak boleh lebih
dari tiga hari.
Aktivitas utama tempat penyimpanan bahan baku dan pengemas
adalah penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman. Penerimaan barang
diawali dengan pemeriksaan nama bahan baku, jumlah (wadah dan berat),
CoA dan pastikan industri pembuat bahan baku yang tiba sudah sesuai
dengan melihat Approved Vendor List, kemudian isi form checklist
penerimaan barang. Kemudian Site Checker menginput melalui sistem
SAP untuk mendapatkan Good Recipe Slip, nomor batch bahan tersebut,
diberikan label karantina (kuning), dan secara otomatis di sistem status
barang tersebut berubah menjadi status karantina.
Departemen Quality Control (QC) mendapatkan nomor inspection lot
sebagai dasar untuk melakukan pengujian sampling khususnya barang
yang berstatus karantina. Selanjutnya QC akan melakukan sampling
barang. Apabila barang yang datang diluar spesifikasi yang telah
ditentukan barang tersebut akan di-reject. Barang yang memenuhi
spesifikasi akan di-release oleh QC, diberikan label hijau dan akan
dimasukkan ke dalam rak sesuai dengan penempatan di sistem, kemudian
status material karantina akan berubah menjadi diluluskan pada sistem.
Pengeluaran barang dilakukan berdasarkan Transfer Order, yaitu suatu
dokumen untuk menyiapkan barang yang dibuat oleh Supply Planning
yang akan dicetak oleh bagian gudang.
c. Material Procurement
Departemen Material Procurement bertanggung jawab dalam pembelian
bahan baku (Raw Material Procurement Section) dan bahan pengemas
(Packaging Material Procurement Section) dari supplier. Departemen ini
menindaklanjuti Purchase Requisition yang berisi permintaan bahan baku
dan bahan pengemas dari Production Planning. Pembelian bahan baku
dan bahan pengemas dilakukan dengan mengirimkan Purchase Order ke
supplier yang disetujui oleh Quality Assurance (QA).
25
ditangani oleh departemen ini dan untuk tiap jenis limbah diatur oleh sub
departemen yang berbeda, yaitu :
1) Waste Water Treatment Plant (WWTP) & Sewage Treatment Plant
(STP) Executor
Sumber limbah berasal dari PT. SOHO Industri Pharmasi dan PT.
Ethica. Limbah dari PT. SOHO Industri Pharmasi adalah limbah
domestik, herbal, dan farma. Pengecekan baku mutu hasil pengolahan
unit dilakukan setiap 3 bulan sekali ke BPLHD (Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah). Swapantau limbah dilakukan 2 kali
dalam 1 minggu (Senin dan Kamis) oleh pihak QC. Terdapat indikator
biologis di penampungan limbah yaitu ikan. Limbah air hasil
pengolahan dapat digunakan untuk menyiram tanaman dan mencuci
mobil. Proses pengolahan limbah PT. SOHO Industri Pharmasi terdiri
dari pengolahan limbah secara aerob, anaerob, sistem STP. Untuk
limbah herbal proses pengolahan dilakukan secara anaerob. Limbah
herbal banyak mengandung senyawa yang dapat membunuh bakteri,
oleh karena itu limbah tersebut harus diproses secara anaerob terlebih
dahulu. Sedangkan limbah dari bottle washing, limbah farma, dan
limbah domestik dilakukan secara aerob.
2) Hazardous & Domestic Waste Executor
Limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) adalah limbah baik
berupa padatan maupun cairan yang sifatnya bila tidak dikelola atau
dimusnahkan dengan tepat akan mencemari lingkungan maupun
menimbulkan efek yang tidak baik untuk makhluk hidup, atau dapat
juga membahayakan dikarenakan sifatnya yang beracun, reaktif dan
mudah terbakar. Jenis limbah B3 yang dikelola oleh HSE yaitu: sisa
analisis padat atau cair atau sampling bahan baku atau obat jadi atau
sampel pertinggal, bahan baku reject, obat kembalian (return), obat
ruahan reject, obat jadi reject, sludge IPAL, oli bekas, lampu TL,
kemasan reagent, reagent kadaluwarsa, kemasan kontaminasi, dan
limbah infeksius.
44
Peserta melakukan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) pada tanggal 2
Oktober sampai dengan 30 November 2017 di PT. SOHO Industri Pharmasi Jln. Pulo
Gadung No. 6 Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta Timur, mulai pukul 07.00-
16.00. PKPA dilakukan di bagian pengawasan mutu atau Quality Control (QC) yang
merupakan department bagian dari divisi Quality Operation (QO).
Struktur Organisasi Quality Control (QC):
Department Quality Control (QC) terdiri dari 4 bagian yaitu bagian Finished
Good dan Raw Material yang ditangani oleh QC Junior Manager, dan bagian
Microbiology dan Packaging Material yang ditangani langsung oleh QC Manajer.
Bagian Microbiology dan Packaging Material yang ditangani langsung oleh QC
Manager hal ini karena cakupan atau ruang lingkup dari finished good dan raw
material yang ditangani oleh QC Junior Manager terlalu luas.
45
46
Reject / Release
A. Finished Good
Finished Good merupakan bagian dari QC yang melakukan pengujian terhadap
produk setengah jadi dan produk jadi . Produk akan diuji sesuai dengan prosedur
tetap dan spesifikasi yang dibuat oleh bagian Research and development (R&D).
Pengujian yang dilakukan terhadap produk jadi secara garis besar meliputi
pengujian fisika dan kimia, dan penetapan kadar zat aktif. Pengujian fisika
meliputi pengujian yang berkenaan dengan fisik dari produk, seperti organoleptis,
bobot, waktu hancur, disolusi, loss on drying, impurities, dll. Pengujian kimia
melibatkan pengujian dengan reaksi kimia, seperti reaksi warna pada identifikasi
zat aktif, serta pH produk. Penetapan kadar zat aktif disesuaikan dengan metode
pengujian kadar tiap zat aktif. Batas waku pengujian produk jadi yaitu selama 6
hari.
B. Raw Material
Raw Material merupakan bagian dari QC yang melakukan pengujian terhadap
bahan baku yang akan digunakan dalam kegiatan produksi. Raw Material (bahan
baku) yang diterima oleh bagian warehouse (gudang) akan selanjutnya
dikarantina oleh bagian QC. Raw Material yang telah diluluskan akan diserahkan
diluluskan oleh bagian QC dan dapat digunakan oleh bagian produksi. Pengujian
47
C. Microbiology
Pengujian mikrobiologi dilakukan untuk produk jadi bahan baku bahan kemas,
sampel stabilitas dan sampel R&D. Bahan kemas yang diuji mikrobiologinya
adalah bahan kemas yang bersentuhan langsung dengan produk, kecuali bahan
kemas strip (alufoil) tidak dilakukan pengujian mikrobiologi karena dalam
tahapan proses pengemasan dengan alufoil sudah melewati tahap perekatan yang
membutuhkan panas sehingga bakteri yang kemungkinan ada pada alufoil
tersebut sudah mati dan tidak perlu dilakukan uji mikrobiologi. Pengujian
mikrobiologi meliputi pengujian total mikroba, total kapang khamir, dan mikroba
spesifik.
D. Packaging Material
Packaging Material merupakan bagian dari Quality Control yang melakukan
pengujian terhadap bahan kemas produk jadi, baik kemasan primer maupun
sekunder. Bagian Packaging Material akan melakukan pengujian sesuai dengan
fisik dari bahan kemas, seperti bobot bahan kemas, warna, ukuran, kesesuaian
desain, ketepatan pencetakan (informasi nomor batch, tanggal kadaluwarsa).
Jumlah bahan yang diambil untuk sampling ditentukan menggunakan rumus √n +1 atau
Millitary Standar. Penilaian terhadap bahan kemas dilakukan dengan menetapkan
batas minimum dan maksimum dari spesifikasi bahan kemas dengan sistem AQL
(Acceptable Quality Limit). AQL dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: AQL minor,
AQL major, AQL critical. Ketentuan pelulusan bahan kemas disesuaikan dengan
nilai AQL dari bahan kemas yang diuji. Bahan kemas yang diluluskan kemudian
disimpan untuk digunakan oleh bagian produksi. Bahan kemas yang diluluskan
memiliki masa kadaluwarsa lima tahun bedasarkan ketentuan yang dibuat oleh
PT. SOHO Industri Pharmasi.
BAB V
PEMBAHASAN
A. Manajemen Mutu
PT. SOHO Industri Pharmasi menerapkan sistem menejemen mutu yang
berpedoman pada standar yang telah ditetapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB). Sebagai perusahaan yang mengutamakan kualitas produknya, PT.
SOHO Industri Pharmasi menerapkan manajemen mutu dengan baik untuk
menjamin konsistensi kualitas obat yang dihasilkan dan memenuhi persyaratan
kualitas yang tercantum dalam ijin edar (registrasi) serta tidak menimbulkan
resiko bahaya. Mutu suatu produk obat tidak hanya ditentukan dari hasil akhirnya
saja, tetapi mulai dari proses pengolahan bahan baku sampai dengan dihasilkan
nya suatu produk jadi. PT. SOHO Industri Pharmasi senantiasa menerapkan
pedoman CPOB sebagai standar untuk memenuhi persyaratan mutu. Sistem
manajemen mutu di PT. SOHO Industri Pharmasi dipegang oleh divisi Quality
Operational (QO). QO terdiri dari empat departemen, yaitu Quality Control
(QC), Quality Assurance (QA), Quality Compliance (QCo) dan Validasi.
Tugas utama QC secara garis besar adalah melakukan pengawasan mutu
melalui pemeriksaan laboratorium kimia, dan mikrobiologi. Produk jadi yang
akan diluluskan oleh bagian pengawasan mutu harus sesuai spesifikasi,
penandaan, kemasan serta kelengkapan dokumen produksi. Selain itu juga
dilakukan pengujian stabilitas secara berkala terhadap retained sample setiap
batch obat hingga satu tahun setelah habis masa edarnya untuk mengetahui dan
memperkirakan kestabilan produk yang ada di pasaran.
Tugas QA adalah memastikan manajemen mutu berjalan dengan baik dan
sesuai standar. QA secara rinci bertugas memantau keseluruhan proses
pembuatan obat mulai dari pembelian bahan baku, proses pengolahan obat, in
process control (IPC) di ruang produksi dan distribusi obat jadi, serta meluluskan
produk sesuai dengan prosedur.
48
49
B. Personalia
Industri Farmasi wajib memiliki personil yang terkualifikasi dalam jumlah yang
memadai. Sesuai persyaratan pada CPOB, Kepala Bagian Pengawasan Mutu,
Kepala Bagian Manajemen Mutu dan Kepala Bagian Produksi di PT. SOHO
Industri Pharmasi adalah seorang Apoteker yang telah terkualifikasi dan
berkompeten dibidangnya. Setiap kepala bagian tersebut membawahi beberapa
supervisor. Supervisor di masing-masing bagian membawahi administrator dan
operator.
PT. SOHO Industri Pharmasi melakukan perencanaan personil sehingga
Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersedia sesuai dengan kebutuhan
operasional perusahaan. Selain itu, untuk menunjang pelaksanaan CPOB dan
meningkatkan kinerja perusahaan, PT. SOHO Industri Pharmasi menerapkan
sistem BSC (Balanced Score Card), yang dimana terdapat tahap learning and
growth yang memiliki makna bahwa PT. SOHO industri Pharmasi berusaha
untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi setiap personilnya. Untuk
mendukung tujuan tersebut, PT. SOHO Industri Pharmasi mengembangkan PSC
(Personal Score Card) yaitu suatu dokumen yang berisi tahapan jenjang karir,
pendidikan, dan pendapatan yang diinginkan oleh setiap personil. Dengan adanya
PSC tersebut, maka PT.SOHO Industri Pharmasi mendorong setiap personil
untuk meningkatkan kinerja dan performa kerja sehingga secara tidak langsung
dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.
Terdapat 2 jenis training pada PT. SOHO Industri Pharmasi yaitu training
yang bersifat umum dan training yang bersifat khusus. Training yang bersifat
50
umum seperti training CPOB dan keselamatan kerja yang biasanya diberikan
kepada karyawan baru, sedangkan training khusus seperti training penggunaan
alat HPLC untuk analisis developer. Selain itu, terdapat beberapa traning lain
seperti training penulisan no. batch, no. part, dan training-training lain yang
menunjang performa kerja setiap SDM. Pelatihan awal secara bertahap termasuk
instruksi mengenai sanitasi dan higiene perorangan yang berkaitan dengan
pekerjaan masing-masing operator diberikan kepada setiap personil yang baru
bergabung di PT. SOHO Industri Pharmasi. Training juga selalu diberikan
kepada seluruh operator yang baru saja dipindahtugaskan dari wilayah kerjanya.
Misalnya, karyawan dari black area yang dipindahkan ke grey area, maka
karyawan tersebut akan diberikan pelatihan-pelatihan khusus mengenai higiene
perorangan, penggunaan pakaian coveralls diarea produksi sampai training cara
mengoperasikan mesin. Semuanya tercatat dan disimpan oleh perusahaan dimana
dokumen tersebut dinamakan ITP (Individual Training Process).
Pada departemen Quality control (QC), dilakukan training dan kualifikasi
personalia sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing, seperti training analis
dan helper. Training dan kualifikasi dilakukan oleh supervisor yang
bersangkutan.
untuk mengatur kondisi udara, suhu, tekanan, kelembaban dan sirkulasi udara
agar sesuai untuk proses produksi. Antara ruangan yang berbeda kelas
kebersihannya terdapat ruang antara berupa airlock. Di industri farmasi, area
yang harus memenuhi persyaratan CPOB antara lain adalah gudang, ruang
pengolahan hingga pengemasan, dan laboratorium pengawasan mutu. Gudang
penyimpanan bahan baku maupun produk jadi telah sesuai dengan persyaratan.
Bahan baku maupun produk jadi ditempatkan pada rak-rak yang terorganisir.
Produk jadi atau bahan baku tersebut disimpan didalam gudang dengan dialasi
palet untuk mencegah kontak langsung antara bahan baku atau produk jadi
dengan lantai dan untuk mempermudah pemindahan bahan baku atau obat jadi.
Suhu dan kelembaban diatur sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan.
Gudang bahan baku atau bahan pengemas dihubungkan dengan airlock ke
ruangan produksi untuk memudahkan pengiriman bahan baku dan bahan
pengemas ke ruangan produksi. Selain itu, di gudang dilakukan pembersihan
secara berkala dan dilakukan kontrol terhadap gangguan dari binatang seperti
tikus, rayap, dan serangga untuk menjaga kebersihan gudang. Untuk pest control
tersebut, PT. SOHO Industri Pharmasi bekerja sama dengan pihak ketiga.
Laboratorium pengawasan mutu juga terpisah dari area produksi. Area
penyimpanan untuk bahan baku, bahan pengemas, dan produk jadi juga saling
terpisah. Area penyimpanan didesain atau disesuaikan untuk menjamin kondisi
penyimpanan dengan baik. Fasilitas yang dimiliki antara lain sistem pengaturan
udara (HVAC), generator diesel, udara bertekanan (compressed air), boiler
(penghasil steam), instalansi pengolahan air limbah (IPAL) dan sistem
pembuatan air terpurifikasi. Semua fasilitas telah mendapatkan preventive
maintenance secara berkala oleh maintenance department.
D. Peralatan
Setiap peralatan yang terdapat dalam PT. SOHO Industri Pharmasi selalu
dilakukan kualifikasi yang dilakukan secara rutin pada setiap mesin baru atau
mesin existing tiap tahun sekali. Selain itu juga dilakukan kalibrasi alat setiap 6
bulan sekali atau setiap ada pemindahan alat. Jadwal kalibrasi disusun oleh
52
F. Produksi
PT. SOHO Industri Pharmasi memiliki ruang produksi yang dibagi menjadi dua
bagian yaitu produksi sediaan solid dan sediaan liquid, serta semi solid. Kegiatan
produksi pada PT. SOHO Industri Pharmasi dilakukan dan diawasi oleh personil
yang kompetendan telah mengikuti pelatihan sebelumnya. Penanganan proses
produksi dilakukan sesuai SOP dan dokumentasi berupa batch record produk
selalu dibuat setiap kali proses produksi dilaksanakan. Semua kegiatan produksi
tersebut dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan
produksinya seperti yang dipersyaratkan oleh CPOB.
Ruang produksi di PT. SOHO Industri Pharmasi dikelompokkan berdasarkan
proses pengerjaan yang dilakukan, seperti ruang weighing, ruang mixing, ruang
filling, ruang coating, ruang IPC, ruang pengemasan dan sebagainya. Ruangan
produksi tersebut berada in-line tujuannya untuk mempermudah proses produksi.
Beberapa peralatan diletakkan dalam ruangan yang dibuat secara in-line untuk
mempercepat proses produksi dan memperlancar proses produksi. Setiap ruangan
57
produksi dialokasikan untuk pembuatan satu jenis produk dan saat produksi
berlangsung, terdapat penandaan khusus pada pintu bagian depan ruangan
tersebut agar proses dapat diketahui dan memudahkan proses supervisi oleh
supervisor. Apabila produksi produk berbeda dilakukan dengan menggunakan
alat yang sama, maka produksi produk berikutnya akan dilakukan setelah produk
sebelumnya selesai diproduksi dan diikuti validasi pembersihan pada alat
produksi. Hal ini penting untuk penjagaan mutu produk, yaitu diupayakan agar
tidak terjadi kontaminasi (mix up) produk. Pembatasan akses masuk ke fasilitas
produksi juga dilakukan berupa penerapan pintu masuk yang hanya dapat dibuka
apabila ada kartu akses. Tujuannya adalah agar hanya personil berwenang atau
yang diizinkan yang dapat masuk ke area produksi. Ruangan produksi juga
memiliki ruang antara (airlock) yang membatasi ruang produksi dan lingkungan
luar agar dapat mencegah terjadinya pencemaran silang melalui udara. Terdapat
dua jenis airlock yaitu staff atau personal airlock (untuk personil) dan material
airlock (untuk material).
Produksi sediaan solid dibuat dalam bentuk tablet, kaplet, dan kapsul.
Sediaan liquid (sirup, emulsi, dan suspensi) dan sediaan semisolid (salep, krim
dan gel) yang berbahan baku senyawa kimia sintesis dan herbal atau obat
tradisional. Pengaturan tekanan untuk ruang produksi non-steril sebagai berikut:
1. Tekanan udara dalam ruang pengolahan solid lebih rendah daripada tekanan
udara di koridor (bertujuan agar debu yang dihasilkan di ruang pengolahan
solid tidak menyebar ke ruang lain via koridor). Perbedaan tekanan antara
ruang produksi solid dengan koridor adalah 10-15 Pa.
2. Tekanan udara dalam ruang produksi non-solid (liquid & semisolid) lebih
tinggi daripada tekanan udara di koridor (bertujuan agar debu yang berasal
dari koridor tidak pindah ke ruang pengolahan non solid yang relatif tidak
berdebu). Perbedaan tekanan antara ruang produksi likuid dengan koridor
adalah 10-15 Pa.
3. Tekanan udara dalam ruang produksi solid dan non-solid lebih tinggi
daripada tekanan udara di luar (bertujuan agar debu yang berasal luar gedung
tidak dapat masuk ke dalam gedung melalui aliran udara luar). Perbedaan
58
tekanan antara ruang produksi solid dan likuid dengan udara luar adalah 10-
15 Pa.
4. Tekanan udara ruang non-solid > tekanan udara ruang koridor > tekanan
udara ruang solid > tekanan udara luar.
5. Tekanan udara ruang filling> tekanan udara ruang koridor > tekanan udara
ruang mixing > tekanan udara luar.
Setiap bahan awal baik bahan baku dan bahan pengemas dipasok oleh
supplier dan diterima oleh departemen Plant Logistic yang berada di bawah
divisi Supply Chain. Bahan baku tersebut dikarantina pada gudang untuk
menunggu analisa dari QC, yang kemudian disetujui atau dirilis atau ditolak oleh
QA Manager. Bahan baku yang telah dirilis atau lulus dapat didistribusikan oleh
Plan Logistic melalui material airlock untuk ditimbang oleh bagian
penimbangan, sebelumnya dilakukan pengecekan terlebih dahulu kesesuaian
antara bahan dengan picklist (nomor batch, nomor bahan, expired date, dan
analisa ulang), serta fisik bahan. Picklist merupakan daftar material yang
dibutuhkan saat produksi, dibuat oleh Material Planning berdasarkan daftar
material dalam rencana produksi. Penimbangan menggunakan prosedur yang
berlaku dalam sistem Down Flow Booth, yaitu sistem ventilasi aliran udara
vertikal dengan HEPA filter di bagian atas dan HEPA filter di bagian bawah.
Saat penimbangan, setiap kotoran atau debu disaring oleh HEPA filter bawah dan
disirkulasi lagi sehingga udara bersih mengalir dari HEPA filter atas. Tujuan
sistem Down Flow Booth adalah agar zat yang ditimbang tidak mengkontaminasi
timbangan. Bahan yang sudah selesai ditimbang diberi label timbang untuk
identitas. Bahan-bahan dalam satu batch yang sudah ditimbang dikumpulkan
dalam satu palet dan disimpan di ruangan staging after weighing. Jika tidak
memungkinkan satu palet satu batch, maka bahan baku harus diberi sekat
pemisah antar batch. Bahan baku yang masih tersisa kemudian dikembalikan ke
Plan Logistic melalui material airlock.
Proses produksi selanjutnya disesuaikan dengan bentuk sediaan yang akan
dibuat. Produk ruahan atau hasil proses tidak selalu langsung diproses sehingga
harus disimpan sementara di ruang WIP yang dilengkapi dengan fasilitas AHU
59
yang dapat mengontrol suhu dan kelembaban ruangan sehingga produk tidak
mengalami penurunan mutu selama penyimpanan. Setiap memulai proses baru,
misal dari penimbangan ke mixing menuju ke tableting dan yang lainnya, bahan
baku harus melalui pengecekan wadah, ada atau tidaknya pengotor dan kualitas
bahan. Setelah bahan atau produk dipastikan bisa diproses selanjutnya maka
dilakukan serah terima antar kedua bagian. Setiap memulai proses produksi harus
dipastikan ruangan dan mesin dalam keadaan bersih, hal tersebut dapat dilihat
dari label yang tertera pada ruangan atau pada peralatan. Pada setiap proses
produksi terdapat tahap kritis yang harus diperiksa atau dikendalikan agar produk
dapat memenuhi spesifikasi yang ditetapkan, pengecekan dilakukan oleh bagian
produksi dan QC pada tahap awal, tengah, dan akhir proses produksi.
Pengecekan selama proses atau biasa disebut in-process control (IPC) sangat
penting untuk mencegah atau mengurangi bahan atau produk yang ditolak
(reject) dan mencegah variasi hasil tiap batch. In-process-control dilakukan
dengan mengambil sampel dalam jumlah tertentu tergantung dari jenis proses dan
sediaannya. Untuk sediaan solid, IPC yang dilakukan umunya meliputi:
pemerian, kode penandaan, bobot, kekerasan, diameter, ketebalan, keregasan, dan
waktu hancur. Untuk sediaan cair, IPC yang dilakukan meliputi uji volume,
kebocoran, dan uji torsi cap botol. Untuk sediaan semisolid pemeriksaan IPC
yang dilakukan meliputi pengecekan visual, bobot, dan uji kebocoran. Selain
IPC, operator dari produksi juga mengirimkan sampel untuk diuji oleh bagian
Quality Control. Apabila semua hasil uji telah memenuhi syarat, maka produk
tersebut dapat direlease ke pasaran. Hasil IPC menjadi gambaran proses produksi
dan jika ditemukan penurunan efektivitas dalam proses produksi maka akan
segera dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi akan ditindaklanjuti dengan tindakan
korektif dan tindakan pencegahan. Selain itu, untuk meningkatkan efektivitas
produksi dilakukan juga inspeksi internal produksi oleh Production Quality
Compliance Department.
60
G. Pengawasan Mutu
Bagian pengawasan mutu atau Quality Control (QC) berada di bawah divisi
Quality Operation (QO). QC merupakan bagian yang penting dalam memberikan
jaminan bahwa produk secara konsisten mempunyai mutu yang sesuai dengan
tujuan pengawasan mutu mencakup semua tindakan analisis yang dilakukan di
laboratorium, pengambilan sampel, pemeriksaan dan pengujian (bahan baku,
produk antara, produk ruahan, dan produk jadi), dan penanganan sampel
pertinggal. Hal yang menjadi perhatian adalah sistem pelabelan status barang,
baik raw material, packaging material, maupun finished goods. Aktivitas QC
tidak terbatas pada kegiatan laboratorium saja, tetapi juga terlibat aktif dalam
pengambilan keputusan yang terkait dengan mutu produk. Mutu yang tepat dan
benar bagi industri farmasi hendaklah memastikan bahwa:
1. Pengambilan sampel hendaklah dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah
kontaminasi atau efek lain yang berpengaruh tidak baik terhadap mutu.
2. Peralatan dan instrumen laboratorium hendaklah sesuai dengan prosedur
pengujian yang dilakukan.
3. Prosedur pengujian hendaklah mencakup jumlah sampel yang diperlukan
untuk pengujian dan yang harus disimpan untuk rujukan masa mendatang,
jumlah tiap pereaksi, larutan dapar dan sebagainya yang diperlukan pada
pengujian, rumus perhitungan yang digunakan dan nilai yang diharapkan dan
batas toleransi dari tiap pengujian
4. Tiap spesifikasi hendaklah disetujui dan disimpan oleh bagian Pengawasan
Mutu. Revisi berkala untuk spesifikasi dilakukan agar memenuhi persyaratan
dalam kompendia edisi terbaru yang dijadikan acuan.
5. Bahan awal hendaklah diuji terhadap pemenuhan spesfikasi identitas,
kekuatan, kemurnian, dan parameter mutu lain.
6. Bahan pengemas hendaklah memenuhi spesifikasi dengan penekanan pada
kompatibilitas bahan terhadap produk yang diisikan ke dalamnya.
7. Produk antara dan produk ruahan yang ditolak hendaklah diberi penandaan
dan dikendalikan dengan sistem karantina yang dirancang untuk mencegah
penggunaan dalam proses selanjutnya dalam area terlarang, produk tersebut
61
J. Dokumentasi
PT. SOHO Industri Pharmasi menggunakan CPOB dan Good Documentation
Practice (GDP) dalam praktek dokumentasi. Lingkup dokumentasi berdasarkan
CPOB dan GDP adalah Standard Operating Procedure (SOP), Manufacturing
Procedures (MPs), spesifikasi bahan, metode analisa, dokumen validasi, batch
record, dokumen registrasi dan label (produk dan sampel). Dokumen-dokumen
tersebut dibuat dalam form dan dicetak. Dilakukan juga training tentang
pencatatan yang baik secara berkala untuk setiap personil sehingga dapat
mendukung dokumentasi yang baik.
Setiap dokumen yang memerlukan pencatatan harus dilakukan dengan aturan
penulisan sebagai berikut:
1. Pencatatan dengan pena tinta biru yang tidak mudah luntur, hal ini bertujuan
untuk membedakan dokumen yang asli dengan hasil salinan
2. Tulisan terbaca, rapi dan mudah dimengerti
3. Kata-kata tidak menimbulkan arti ganda, langsung pada tujuan
4. Tidak boleh ada huruf yang bertumpuk
5. Semua entries atau bagian dokumen yang perlu ditulis tangan dilengkapi,
tidak boleh ada bagian yang kosong. Bagian yang kosong dicoret menyilang
seperti huruf Z dan diberi paraf dan tanggal pengisian dokumen
6. Setiap bagian dokumen yang tidak memungkinkan untuk diisi ditulis N/A
7. Koreksi dilakukan dengan mencoret tulisan yang salah dengan satu garis
lurus, diberi paraf, diberi tanggal, dan ditulis data yang benar tepat disamping
data yang salah.
Setiap dokumen yang memerlukan perubahan harus disertai dengan change
request berupa Lembar Usulan Perubahan (LUP).
validasi proses aseptik, serta dilakukan revalidasi secara berkala terhadap setiap
perangkat keras dan lunak yang digunakan dalam proses pembuatan obat dan
terutama apabila terdapat perubahan yang dapat mempengaruhi kualitas dari
produk (misalnya perubahan mesin produksi). Validasi proses aseptik yang
dilakukan dalam proses produksi steril dilakukan dengan menggunakan metode
Media Fill Test dan dilakukan secara berkala setiap 6 bulan.
Kualifikasi adalah pembuktian secara tertulis berdasarkan data yang
menunjukkan bahwa suatu peralatan, fasilitas, sistem penunjang, dan proses
pengemasan secara otomatis bekerja sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.
Kualifikasi yang dilakukan di PT. SOHO Industri Pharmasi meliputi kualifikasi
mesin produksi dan utility (HVAC, udara bertekanan atau compressed air,
purified water serta water for injection). Kualifikasi yang dilakukan meliputi:
1. Design Qualification (DQ)
Dilakukan untuk mengetahui apakah desain peralatan yang akan digunakan
telah sesuai dengan kriteria cGMP yang didefinisikan dalam User
Requirement Specification (URS) dan Analisis Resiko.
2. Installation Qualification (IQ)
Dilakukan untuk mengetahui apakah peralatan telah terpasang sesuai dengan
spesifikasi yang ditetapkan oleh pembuat equipment atau utility.
3. Operational Qualification (OQ)
Dilakukan untuk mengetahui bahwa peralatan beroperasi sesuai dengan
spesifikasinya.
4. Performance Qualification (PQ)
Dilakukan untuk mengetahui apakah peralatan memiliki performa yang
diinginkan atau sesuai spesifikasi secara konsisten dan terpercaya dengan
trial skala kecil menggunakan plasebo yang mirip dengan produk yang akan
diproduksi.
BAB VI
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Setelah mengikuti dan melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di
PT. SOHO Industri Pharmasi periode 2 Oktober hingga 30 November 2017,
maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut ini:
1. Peran Apoteker di PT. SOHO Industri Pharmasi telah dilakukan dengan baik.
Hal ini terlihat dari jumlah tenaga Apoteker yang cukup banyak dan
terkualifikasi. Selain itu, personel kunci di PT. SOHO Industri Pharmasi
seperti kepala produksi, kepala bagian pengawasan mutu dan kepala bagian
pemastian mutu merupakan Apoteker sesuai dengan yang dipersyaratkan
dalam CPOB
2. PT. SOHO Industri Pharmasi merupakan industri farmasi yang telah
melaksanakan seluruh aspek CPOB dalam melaksanakan rangkaian kegiatan
produksi, pengawasan mutu dan pengendalian mutu sehari-hari. Aspek CPOB
tersebut telah diimplementasikan serta didokumentasikan dengan baik.
B. SARAN
Demi meningkatkan kemajuan PT. SOHO Industri Pharmasi, saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut:
1. Tetap menjaga dan mempertahankan kualitas dalam memprodukasi sediaan
farmasi sesuai dengan ketentuan CPOB 2012 seperti dilakukannya pelatihan
yang terkait dengan CPOB.
2. Meningkatkan aplikasi CPOB 2012 didalam produksi sediaan farmasi,
termasuk pengetahuan personalia mengenai CPOB 2012.
67