Anda di halaman 1dari 7

LEMBARAN KERJA MAHASISWA

MATA KULIAH FARMASI INDUSTRI

PROGRAM PENDIDIKAN APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UIVERSITAS ANDALAS

Dosen : Syofyan, S.S.i, M.Farm, Apt


Pokok Bahasan: R & D
Topik 3 : Masalah produksi obat

IDENTITAS MAHASISWA DAN TUGAS


Nama ERSA YULIZA
No Urut Absen 11
Kelompok A
Pertemuan ke 3
Hari/Tanggal Selasa/ 4 November 2014

A KASUS

Kelompok A
PT Andalas Farma,Tbk baru saja mendatangkan bahan baku tambahan berupa
Vivacel 101 karena bahan baku sebelumnya yaitu Avicel PH 101 kebetulan stoknya
sudah habis dari pemasok. Avicel PH 101 biasanya digunakan sebagai bahan
tambahan untuk Tablet Amoksisilin 500 mg. Oleh karenanya, dilakukan substitusi
dari Avicel PH 101 dengan Vivacel 101 pada formulanya. Pada saat proses produksi
No. Bets T09 04 065 menggunakan bahan Vivacel 101 tersebut, ditemukan
kegalalan cetak. Pada menit ke 5 pencetakan berlangsung, tablet yang diperoleh
mengalami capping. Kekerasan yang diperoleh juga rendah yaitu sekitar 5 kP
(persyaratan 7-10 kP). Proses pencetakan dihentikan dan supervisor melaporkan hali
ini ke Manager Produksi yang kemudian dilaporkan ke bagian pengawasan mutu.
Bagian pengawasan mutu meminta bagian R&D untuk meyelidiki kasus ini.
Jelaskan apa yang Saudara lakukan sebagai formulator di PT Andalas Farma, Tbk?
B KEY WORDS/TERMINOLOGI FARMASI

1. Amoksisilin (amoxicillin)

Antibiotik dari golongan penisilin yang umum digunakan untuk mengatasi


berbagai infeksi bakteri. Amoksisilin mencegah pembentukan dinding luar
bakteri sekaligus menghalangi bakteri untuk membelah diri. Amoksisilin efektif
digunakan untuk menyingkirkan berbagai bakteri seperti Streptococcus, E.
coli, Staphylococcus, H. pylori, P. mirabilis, H. influenzae, N. gonorrhoeae, S.
pneumoniae, dll.

2. Avicel PH 101: avicel merupakan nama dagang dari selulosa mikrokristal.


Avicel dibuat dari hidrolisis terkontrol α-selulosa dengan larutan asam mineral
encer, bentuk serbuk dengan konsentrasi sebagai binder 20-90%
3. Vivacel ph 101 adalah produk baru dari selulosa yang baru-baru ini di
produksi dan dikomersialkan, sedangkan Avicel pH 101 adalah produk lama
selulosa.
4. No. Bets adalah kombinasi pembeda apa saja dari huruf angka ataupun
symbol dimana dari nomor tersebut secara lengkap dari pabrik, proses
pembuatan, pengemasan, penyimpanan, dan distribusi produk obat.

5. Capping adalah pemisahan sebagian bagian atas tablet dari badan tablet.

6. Kekerasan tablet
Tablet harus mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat
bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan,
pengepakan dan transportasi. Kekerasan adalah parameter yang
menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti
goncangan, kikisan dan terjadi keretakan talet selama pembungkusan,
pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari
tekanan pengempaan

C RUMUSAN KASUS
 Permasalahan yang terjadi :
Formulasi pencetakkan tablet amoxicilin 500 mg menggunakan bahan baku vivacel
101 mengalami kegagalan yaitu pada menit k5 tablet yang dicetak mengalami
capping, dan juga tingkat kekerasan tablet rendah.

 Penyebab yang mungkin terjadi:


Perubahan signifikan terhadap proses pembuatan termasuk perubahan peralatan
atau bahan yang dapat memengaruhi mutu produk, maka kesimpulan sementara
penyebabnya ada kemungkinan disebabkan oleh :
1) Bahan pembantu yang berubah Avicel pH 101  Vivacel pH 101
2) Proses pengerjaan yang mempengaruhi kompressibitas tablet
3) Kebersihan peralatan

 Pemecahan masalah/ Analisa kasus:


Merujuk pada CPOB (cara pembuatan obat yang baik), bahwasanya setiap
perubahan yang terjadi dalam proses produksi harus lah di validasi.
Prosedur menurut CPOB terhadap perubahan:
Pengendalian Perubahan :
Prosedur Pengendalian Perubahan harus mencakup perencanaan berikut antisipasi
dampak yang mungkin timbul karena perubahan pada fungsi,operasi dan kinerja.
Pengendalian Perubahan harus merupakan proses yang formal mengikuti prosedur
yang telah ditetapkan sebelumnya yang disusun pada Dokumen Pemastian Mutu.

Setiap modifikasi terhadap peralatan, sistem, proses atau prosedur dapat mengubah
parameter atau dapat mempengaruhi hasil.
Oleh karenanya, setiap perubahan yang dilakukan setelah validasi awal yang
lengkap harus selalu dikendalikan.Validasi ulang terhadap sistem atau proses atau
sistem lain mungkin diperlukan, tergantung pada signifikansi dari perubahan
tersebut. Tidak dibenarkan ada pe-rubahan pada peralatan/ proses/ sistem/
pengujian tanpa adanya peninjauan formal dan tanpa persetujuan melalui prosedur
pengendalian perubahan.
Setiap usulan perubahan yang ada relevansinya dengan CPOB harus dirancang,
ditinjau ulang dan disetujui oleh pejabat yang berwenang (Pemastian Mutu). Usulan
hendaklah disiapkan oleh departemen yang mengajukan usulan perubahan, ditinjau
dan disetujui oleh Tim pengendalian Perubahan yang terdiri dari Pimpinan
Departemen Pemastian Mutu, departemen lain yang relevan dan dalam hal tertentu
diminta keterlibatan pimpinan puncak.

Perubahan yang terjadi, contohnya:


Perubahan pemasok Bahan Awal.
Bahan Awal harus diperoleh dari pemasok (vendor) yang telah lulus evaluasi
pemasok yang dilaksanakan oleh industri farmasi. Seringkali industri farmasi
mengalami hambatan pasokan bahan awal karena faktor penyebab diluar
kemampuan industri farmasi untuk mengatasinya sehingga industri farmasi mencari
bahan awal dari vendor lain.
Proses pembuatan (sintesa) bahan awal di pabrik pembuat bahan awal antara suatu
pabrik dengan pabrik yang lain tidak selalu sama, juga kemungkinan bahan kimia
(termasuk pelarut) yang digunakan pada sintesa bahan awal tidak sama. Pengotor
(impurities), bentuk kristal dan ukuran kristal produk yang dihasilkan juga tidak
selalu sama.
Perubahan pemasok bahan awal memerlukan :
a. Validasi Proses.
Perbedaan bahan awal karena perbedaan pembuatnya dapat menyebabkan
perubahan pada kondisi pengendalian selama proses produksi sehingga diperlukan
validasi ulang. Biasanya validasi yang dilakukan adalah validasi kongkuren.
b. Validasi Metode Analisis.
Bahan awal dari pabrik yang berbeda menyebabkan kemungkinan perbedaan pada
pengotor, produk uraiannya, bentuk dan ukuran kristal, sisa pelarut dan lain
sebagainya. Metode Analisis yang biasa digunakan kemungkinan tidak memberikan
hasil yang memuaskan. Analisis kualitatif analisis kuantitatif dan analisis lainnya dari
bahan awal perlu divalidasi ulang.

 Analisa kasus
Kita kenali dulu permasalahan yang ada:
a) Penyebab capping menurut http://maulachela.blogspot.com/2010/08/tablet-
4-permasalahan-dalam-tablet.html
 Fines Maksimum 30% dari bobot tablet termasuk Fase Luar (FL) jika
lebih dapat terjadi capping.
 Kandungan air (aspek kadar air) tinggi akan menyebabkan penempelan
pada die, sedangkan kadar air rendah dapat menyebabkan laminating
atau capping.
 Terjebaknya udara pada tablet karena granul sangat halus
 Porositas tinggi, khususnya pada penggunaan pons yang baru, yaitu
dengan adanya udara yang terjebak antara pons dan die
 Kekerasan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi (ada yang optimal)
 Granul yang terlalu kering, cara : tambahkan dalam pelarut pengikat
tambahkan bahan cair dan tidak mudah menguap
 Zat pengikat yang kurang tepat.
  Pengikat yang jumlahnya terlalu sedikit (tepat tetapi jumlahnya kecil)
 Karena dies yang dipakai sudah tidak sama lagi dibagian diameter atas
dan bawahnya. Solusi dari permasalahan ini adalah dengan membalik
dies yang ada. Kadang juga cara ini tetap tidak berhasil. Jika cara ini
tidak berhasil maka yang harus dicek adalah Lost on Dryingnya
( LoD ). LoD yang rendah dapat memicu terjadinya capping ini. Jika
LoD sudah dinaikkan masih capping, bisa jadi karena masalah dari
formula.

b) Penanggulangan
 Pembuatan granul diulang jika penyebabnya adalah kelebihan atau
kekurangan pengikat atau tidak cocok.
 Pengurangan ukuran partikel dari granul, karena spesifikasi ukuran
harus sama.

c) Penyebab Low hardness (kekerasan tablet yang rendah)


gejala yang mirip dengan gejala capping, tetapi tablet tidak terbelah menjadi
dua. hal yang menyebabkan hal ini biasanya diakibatkan kurangnya pengikat
( binder ) pada formulanya. jika secara jumlah sudah cukup, mungkin jenis
pengikatnya yang harus diganti dari jenis pengikat yang lebih kuat, namun
tetap harus diperhatikan waktu hancurnya.
d) Penanggulan Low Hardness dari tablet, kita bisa tambahkan pengikat/
konsentrasi pengikat vivacel atau Tambahkan pengikat kering seperti gom
arab, sorbitol, PVP, sakarin, NHPC, LHPC 21, Metilselulosa dengan konsistensi
tinggi, sehingga meningkatkan kekompakan tablet.
e) Dalam CPOB disebutkan adanya “Pengolahan ulang” maka dalam kasus ini
untuk mengurangi/ menanggulangi kerugian yang dialami industry maka
setelah pencarian/ pengkajian masalah yang terkait capping dan low
hardness. Menemukan solusi yang tepat dalam penanggulangan seperti
perbaikan formula dengan menambahkan konsetrasi pengikat maka industry
bisa saja melakukan pengolahan ulang melalui izin BPOM dengan syarat
Pengolahan ulang demikian hendaklah didahului dengan evaluasi secara
seksama untuk memastikan mutu produk antara atau BAO tidak terpengaruh
dampak buruk berkaitan dengan potensi pembentukan produk-samping dan
bahan hasil reaksi berlebihan (over-reacted).
D PETA KONSEP/MIN MAP

KEGAGALAN PRODUKSI 1. CEK ULANG CATATAN FORMULASI


AMOKSISILIN:
2. CATATAN PROSEDUR PEMBUATAN
1. CAPPING
TABLET
2. LOW HARDNESS
3. CATATAN KEBERSIHAN ALAT

4. PASTIKAN SEMUA DOKUMENTASI


CATATAN SUDAH DIANALISA

1. LIHAT COA( CERTIFICATE OF ANALYSIS DARI BAHAN VIVACEL)

2. LAKUKAN VALIDASI TERHADAP VIVACEL SEPERTI KEMURNIAN,


KONSENTRASINYA.

3. LAKUKAN VALIDASI ALAT

4. LAKUKAN SEMUA PENGUJIAN TERHADAP TABLET YANG GAGAL TIDAK


HANYA SEBATAS HARDNESS

SETELAH DITEMUKANNYA PENYEBAB PERMASALAHAN, DAN MELALUI IZIN


BPOM, LAKUKAN UJI COBA ULANG PEMBUATAN TABLET JIKA
PENGOLAHAN ULANG TIDAK MERUBAH MUTU TABLET.

AMBIL 10% DARI BATCH YANG GAGAL, PROSES ULANG, KEMBALI KE


SKALA AWAL YAITU SKALA LAB, HINGGA KE SKALA PILOT, MENGIKUTI
PROSEDUR TRIAL LAGI HINGGA DIDAPATKAN MASTER FORMULA YANG
TEPAT BARU OLAH SEMUA BAHAN DARI BATCH AWAL.

DOKUMENTASI DAN VALIDASI!


E RESUME/LO
Kesimpulan :
1. Mengkaji ulang prosedur dalam produksi suatu tablet dengan adanya
perubahan-perubahan tertentu
2. Melakukan validasi ulang terhadap bahan dan peralatan yang digunakan.
3. Menganalisa permasalah dan mencari penyelesaian masalah.
Langkah-langkahnya :
- Memperbaiki sifat alir
- Meningkatkan konsentrasi dari vivacel sebagai pengikat untuk dapat
mengatasi kerapuhan, dan tablet yang didapat lebih kompak.
- Dalam proses pencetakkan, sebelumnya kita harus mengecek mesinnya, cek
LoD, dan diameter Punch & die.
- dalam proses pencetakkan tablet, pencetakkan yang terlalu cepat dapat
membuat tablet lebih mudah terbelah/terpisah
- kekerasan tablet yang rendah juga merupakan salah satu penyebab “capping”
pada proses pencetakkan.
Perhatikan rongga udara pada saat pencetakkan tablet, karena adanya udara
yang terperangkap juga dapat menyebabkan tablet menjadi terpisah.

Anda mungkin juga menyukai