Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI(PRAKERIN)

DI RSIA Jimmy Medika Borneo

TANGGAL 06 NOVEMBER 2023 – 06 DESEMBER 2023

Laporan ditunjukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti

Ujian Praktek Kejuruan (UPK) dan Ujian Nasional (UN)

Disusun Oleh :

Astrid Khoirunnakhila 3068480503


Caselda 0066713602
Keisya Nabila Zulkarnain 0061141362
Stevani Louisha 0056080592
Winda Aprilia Syaripah 0062586848

SMK FARMASI SAMARINDA

Jl. P. Hidayattulah GG. Bakti No.16 Kel.Pelabuhan Kec. Samarinda kota,


Kalimantan Timur 75112

Telp/fax : 0541 731156, email: smk,farmasi smd@yahoo.co.id

2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

DI RSIA Jimmy Medika Borneo

TANGGAL 06 NOVEMBER 2023 – 06 DESEMBER 2023

Disetujui oleh:

Pembimbing PRAKERIN Pembimbing Sekolah

apt. Rina Adilla Akmalia. S. Farm Chairunnisa Arbain. S. Farm

Mengetahui:

Kepala Sekolah SMK Farmasi Samarinda

H. Syahrudin. S. Hi..M.Si

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan berkat rahmat dan
hidayah nya,sehingga kami dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan ini
salah satu program pendidikan SMK Farmasi Samarinda yang bekerja sama
demgan Puskesmas Harapan Baru, sebagai upaya membimbing siswa\i lebih
siap dalam menghadapi persaingan di dunia kerja dan untuk memperoleh gelar
tenaga teknis kefarmasian.

Laporan PRAKERIN (Praktek Kerja Industri ) ini berisi tentang kegiatan


yang dilaksanakan siswa/siswi SMK Farmasi Samarinda Seberang yang
berlangsung selama kurang lebih satu bulan di Puskesmas Harapan Baru. Dalam
menyusun laporan ini kami mendapatkan banyak bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada:

1. Bapak H. Syahrudin. S. Hi..M. Si selaku Kepala Sekolah Menengah


Kejuruan Farmasi Samarinda, yang telah mengadakan PRAKERIN ini.
2. Bapak dr. Taufiqurachman, MARS selaku direktur RSIA Jimmy Medika
Borneo.
3. Ibu Chairunnisa Arbain. S. Farm. selaku guru pembimbing kami, yang telah
memberikan bimbingan agar pelaksanaan PRAKERIN menjadi lancar dan
baik.
4. Ibu apt. Rina Adilla Akmalia. S.Farm. selaku Apoteker penanggung jawab di
RSIA Jimmy Medika Borneo yang telah memberikan bimbingan selama
PRAKERIN.
5. Ibu Dwi Damayanti,A.Md,Farm yang memberikan bimbingan selama
PRAKERIN.
6. Para dokter dan seluruh staf pegawai di Puskesmas yang telah memberikan
pengarahan kerja yang baik selama kami PRAKERIN di Puskesmas Harapan
Baru.

ii
7. Orang tua dan saudara kami tercinta yang telah memberikan kami dukungan
baik doa, semangat maupun dukungan materi sehingga kami dapat
menjalankan PRAKERIN di Puskesmas Harapan Baru ini dengan baik dan
lancar.
8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dukungan baik doa maupun semangat dalam membantu atas
selesainya laporan Praktek Kerja Industri ini.
Kami sebagai penyusun laporan PRAKERIN ini sangat menyadari, bahwa
kami masih banyak sekali kekurangan dalam laporan ini, baik itu dari isi
maupun dalam penyusunan kalimat. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran dari para pembaca yang dapat membangun kami untuk
menjadi lebih baik lagi demi kesempurnaan laporan kami selanjutnya.

Kami sangat berharap, laporan ini dapat memberi manfaat dan menambah
wawasan kepada para pembaca.

Samarinda, 17 Desember 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Tujuan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ................................... 1
C. Manfaat Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3

A. Ketentuan Umum Tentang Puskesmas ............................................. 3


B. Tugas dan Fungsi Puskesmas ............................................................ 3
C. Pendirian Puskesmas ......................................................................... 5
D. Pengelolaan Sumber Daya Puskesmas .............................................. 7
E. Pelayanan di Puskesmas ................................................................... 10

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................. 14

A. Waktu, Tempat dan Teknis Pelaksanaan .......................................... 14


B. Sejarah Puskesmas Harapan Baru ..................................................... 14
C. Tujuan Pendirian Puskesmas Harapan Baru ..................................... 14
D. Pengelolaan ....................................................................................... 15
E. Pelayanan .......................................................................................... 23

BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 26

A. Kesimpulan ....................................................................................... 26
B. Saran ................................................................................................. 26

iv
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 27
LAMPIRAN ................................................................................................... 28

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Denah Lokasi Puskesmas .......................................................... 28

Lampiran 2 : Denah Bangunan Puskesmas ..................................................... 29

Lampiran 3 : Etiket .......................................................................................... 30

Lampiran 4 : Resep ......................................................................................... 31

Lampiran 5 : Copy Resep ................................................................................ 32

Lampiran 6 : Pencatatan Informasi Obat Pasien ............................................. 33

Lampiran 7 : Kartu Stock ................................................................................ 34

Lampiran 8 : LPLPO ....................................................................................... 35

Lampiran 9 : Buku pencatatan pemakaian Obat Psikotropika dan Narkotika . 36

Lampiran 10 : Persediaan Obat di Apotik ....................................................... 37

Lampiran 11 : Lemari Penyimpanan Narkotika ............................................. 38

Lampiran 12 : Gudang Farmasi ...................................................................... 39

Lampiran 13 : Rak Gudang Farmasi ............................................................... 40

Lampiran 14 : Foto Bersama ........................................................................... 41

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangannya, ahli Farmasi tak hanya sekedar menjadi
ahli obat. Namun juga dituntut untuk memiliki keterampilan dalam pelayanan
kesehatan khususnya obat langsung kepada pasien. Pada dasarnya seorang
Farmasis adalah tenaga ahli yang mempunyai kewenangan di pihak
kefarmasian yang diperoleh selama menjalani Pendidikan Tinggi Kefarmasian.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Farmasi, siswa/i dibekali dengan
materi pendidikan umum (normatif), pengetahuan dasar penunjang (adaptif),
serta teori dan keterampilan dasar kejuruan (produktif). Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN) yang dilaksanakan oleh SMK Farmasi Samarinda di instalasi
yang bergerak di bidang Kefarmasian yang sesuai dengan kompetensi yang
telah diberikan di Sekolah. Sarana yang bergerak di bidang Kefarmasin,
diantaranya Rumah Sakit, Apotek dan Puskesmas. Tujuan kegiatan ini adalah
kegiatan pelatihan di lapangan yang dirancang untuk memberikan pengalaman,
pengetahuan dan keahlian praktis kepada siswa/i khususnya mengenai obat-
obatan. Harapan utama dari kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)
yaitu dapat meningkatkan keahlian profesi, meningkatkan kualitas sesuai
tuntutan kebutuhan usaha industri meliputi : Etos Kerja, Kemampuan Motivasi,
Disiplin, Inisiatif dan Kreatif. Dengan harapan siswa/i dapat menerapkan dan
memahami hal-hal teknis di bidang Kefarmasian, Ketenagaan dan Informasi
Kesehatan di suatu instalasi.
B. Tujuan Praktek Kerja Industri
1. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk masuk ketempat
dunia kerja dan memasyarakatkan diri pada lingkungan kerja sebenarnya.
2. Meningktkan, memperluas dan memantapkan keterampilan yang
membentuk kemampuan peserta didik sebagai bekal untuk memasuki
lapangan kerja yang sesuai dengan kebutuhan program yang ditetapkan.

1
2

3. Mendapatkan pengalaman kerja yang nyata dan langsung secara terpadu


dalam puskesmas, gudang farmasi, dan puskesmas pembantu.
4. Menumbuh kembangkan dan menetapkan sikap etil, profesional dan
nasionalisme yang diperlukan peserta didik untuk memasuki lapangan
kerja sesuai dengan kebutuhan.
C. Manfaat Praktek Kerja Industri
1. Meningkatkan dan melengkapi pengetahuan dan keterampilan yang telah
diperoleh di sekolah dengan pengalaman yang diperoleh saat Praktek
Kerja Industri di Puskesmas Harapan Baru.
2. Dapat mengetahui kegiatan kefarmasian di Puskesmas Harapan Baru.
3. Memberi gambaran nyata tentang kondisi Puskesmas yang sesungguhnya.
4. Mengetahui cara berkomunikasi yang efektif dan efisien dengan pasien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Ketentuan Umum Puskesmas


Dalam peraturan Permenkes No 75 tahun 2014 yang dimaksud dengan :
1. Bahwa pusat kesehatan masyarakat sebagai salah satu jenis fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam
sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan.
2. Bahwa penyelenggaraan pusat kesehatan masyarakat perlu ditata ulang
untuk meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan kualitas
pelayanan dalam rangka meningkatkan derajat masyarakat serta
mensukseskan program jaminan sosial nasional.
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang
pusat Kesehatan Masyarakat.
B. Tujuan dan Fungsi Puskesmas
Sebagai Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Kesehatan Kota yang
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehtan diwilayah kerjanya,
puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk
agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
1. Tugas Pokok Puskemas
Yakni melaksanakan pendataan yang berhubungan dengan pelayanan dan
pengembangan diwilayah kerjanya sebagai bahan laporan dan bahan kerja.
a. Melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang meliputi :
1) Kesehatan Wajib (Basic Six) yaitu :
• Upaya promosi kesehatan
• Upaya Kesehataan Lingkungan

3
4

• Upaya Kesehatan Ibu dan Anak keluarga Berencana


• Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
• Upaya Pencegahaan Penyakit & Pemberantas Penyakit Menular
• Upaya Pengobatan, Termasuk Pelayanan Darurat Karena
Kecelakaan.
2) Upaya Kesehatan Pengembangan ( Inovatif) :
• Upaya Ksehatan Sekolah
• Upaya Kesehatan Mata
• Upaya kesehataan Gizi & Mulut
• Upaya Kesehatan Jiwa (Tahun 2010)
• Laboratorium Sederhana
• Perawatan Kesehatan Masyarakat
2. Tugas Umum Puskesmas
a. Menyelenggarakan pemeriksaan medis, membuat diagnose, menentukan
resep obat dan memberikan obat atas penyakit dan kelainan dan luka
pada tubuh manusia dan menerapkan teknik pengobatan pencegahan
penyakit.
b. Memberi pelayanan perawatan secara sederhana kepada pasien dibawah
pengawasan para dokter atau para medis.
c. Memberi pelayanan medis kebidanan di Puskesmas, serta menerima
nasihat kebidanan kepada pasien.
d. Melaksanakan pembinaan kesehatan lingkungan, PKM, UKS, dan
olahraga pada masyarakat dan sekolah.
e. Melaksanakan kegiatan pencegahan, pemberantas dan pengendalian
penyakit diwilayah kerjanya.
f. melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi
sumber daya manusia Puskesmas;
g. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
5

h. memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga,


kelompok, dan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis,
psikologis, sosial, budaya, dan spiritual;
i. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan Pelayanan Kesehatan;
j. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada
dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem
kewaspadaan dini, dan respon penanggulangan penyakit;
k. melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga; dan
l. melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat
pertama dan rumah sakit di wilayah kerjanya, melalui pengoordinasian
sumber daya kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
C. Pendirian Puskesmas
Di dalam Permenkes No. 75 tahun 2014 disebutkan bahwa: Puskesmas
harus didirikan pada setiap kecamatan, dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu)
kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu) puskesmas yang mana kondisi
tertentu dimaksud ditetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan
pelayanan, jumlah penduduk dan aksesibilitas. Pendirian Puskesmas harus
memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan kesehatan,
ketenagaan, kefarmasian dan laboratorium.
• Persyaratan Lokasi
Lokasi pendirian puskesmas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Geografis
2) Aksesibilitas untuk jalur transportasi
3) Kontur tanah
4) Fasilitas parker
5) Fasilitas keamanan
6) Ketersediaan utilitas public
7) Pengelolaan kesehatan lingkungan
8) Kondisi lainnya.
6

Selain persyaratan tersebut, pendirian Puskesmas harus memperhatikan


ketentuan teknis pembangunan bangunan gedung negara.

• Persyaratan Bangunan
Bangunan Puskesmas harus memenuhi persyaratan yang meliputi:
1) Persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja,
serta persyaratan teknis bangunan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2) Bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain.
3) Menyediakan fungsi, keamanan, kenyamanan, perlindungan keselamatan
dan kesehatan serta kemudahan dalam memberi pelayanan bagi semua
orang termasuk yang berkebutuhan khusus, anak-anak dan lanjut usia.
Selain bangunan Bangunan Puskesmas sebagaimana dimaksud tersebut di
atas, setiap Puskesmas harus memiliki bangunan rumah dinas Tenaga
Kesehatan yang didirikan dengan mempertimbangkan aksesibilitas tenaga
kesehatan dalam memberikan pelayanan.

• Persyaratan Prasarana
Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling sedikit terdiri
atas:
1) Sistem penghawaan (ventilasi)
2) Sistem pencahayaan
3) Sistem sanitasi
4) Sistem kelistrikan
5) Sistem komunikasi
6) Sistem gas medik
7) Sistem proteksi kebakaran
8) Sistem pengendalian kebisingan
9) Kendaraan puskesmas keliling
10) Kendaraan ambulan.
7

• Persyaratan Peralatan
Peralatan Kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan :
1) Standar mutu, keamanan, keselamatan.
2) Memiliki izin edar sesuai ketentuan perundang-undang.
3) Di uji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan
pengkalibrasi yang berwenang.
D. Pengelolaan Sumber Daya Puskesmas
1. Struktur Organisasi
Penyusun struktur organisasi Puskesmas disuatu Kabupaten/Kota
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan penetapannya
dilakukan dengan Peraturan Daerah (Perda). Sebagai acuan dapat dipakai
pola struktur Organisasi Puskesmas sebagai berikut:
a. Kepala Puskesmas
b. Administrasi kantor yang bertanggung jawab membantu Kepala
Puskesmas dalam pengelolaan:
1) Data dan Informasi.
2) Keuangan.
3) Umum dan Kepegawaian..
c. Unit pelaksanaan Teknik Fungsional Pusekesmas:
1) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
2) Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).
d. Jaringan pelayanan Puskesmas:
1) Unit Puskesmas Pembantu
2) Unit Puskesmas Keliling
3) Unit Bidan didesa (Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat).
2. Pengelolaan Sediaan Farmasi dam Perbekalan Kesehatan Lainnya
Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan farmasi lainnya dilakukan
Sesuai ketentuan undang-undang yang berlaku,yaitu perencanaan,pengadaan,
penyimpanan dan administrasi.
8

a. Perencaan
Perencanaan obat-obatan di puskesmas dimaksudkan agar persediaan obat
sesuai atau dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga tidak terjadi hal
yang di inginkan, seperti kurangnya obat ataupun kelebihan obat, menyebabkan
obat akan menumpuk dan menjadi rusak atau kadaluarsa.
Perencanaan ini berdasarkan beberapa hal, yaitu:
1. Jumlah Kunjungan Pasien
2. Jumlah Keperluan Pasien
3. Pola Penyakit
4. Keadaan Stock Obat
Kegiatan ini dilakukan tiap akhir bulan, dimana nantinya akan dilakukan
tutup buku selambat-lambatnya akhir bulan dengan menggunakan Laporan
Pemakaian dan Lembar Pemesanan Obat (LPLPO) yang di isi oleh petugas
gudang atau yang berwenang yang didalamnya berisi laporan pemakaian obat
disertai laporan jumlah penerimaan dan permintaan obat. Kemudian LPLPO ini
segera di kirim ke instalasi farmasi kota selambat-lambatnya setiap awal bulan.
b. Permintaan
Setelah di buat laporan pemakaian dan Laporan Pemakaian dan Permintaan
Obat (LPLPO). Kemudian kepala gudang mengirim ke Instalasi Farmasi Kota
(IFK). LPLPO wajib di tanda tangani oleh Kepala Puskesmas dan Kepala IFK.
Pengadaan pembekalan farmasi dilakukan setiap 2 bulan sekali, pengadaan
sesuai dengan perencanaan yang di buat. Pengadaan disesuaikan dengan LPLPO
yang dikirim ke IFK, kemudian IFK akan menerima dan memberikan jumlah
obat yang di minta. Biasanya dalam bentuk genap ataupun sesuai dengan jumlah
boxnya. Jadi tidak ada satupun IFK dan puskesmas lebih mudah dalam
menghitung dan memperkecil kesalahan. Obat yang di berikan atau yang di
pesan biasanya IFK telah menyesuaikan dengan kesempatan daerah.
c. Penyimpanan
Setelah barang diperiksa dan di cacat dalam buku penerimaan barang, maka
barang dapat disimpan di dalam gudang penyimpanan. Sistem penerimaan
gedung menggunakan sistem FEFO. Hal ini dapat dilihat dengan ditandainya
9

sebuah box barang dengan warna yang mencolok, hasil ini menandakan bahwa
barang tersebut merupakan barang yang mendekati ED (Expired Dete) dan harus
dikeluarkan terlebih dahulu sebelum mendekati ED.
d. Administrasi
Setelah barang diperiksa dan di cacat dalam buku penerimaan barang, maka
barang dapat disimpan di dalam gudang penyimpanan. Sistem penerimaan
gedung menggunakan sistem FEFO. Hal ini dapat dilihat dengan ditandainya
sebuah box barang dengan warna yang mencolok, hasil ini menandakan bahwa
barang tersebut merupakan barang yang mendekati ED (Expired Dete) dan harus
dikeluarkan terlebih dahulu sebelum mendekati ED.
1. Administrasi pencacatan dan penyimpanan resep antara lain:
a) Pencacatan semua jumlah resep harian yang masuk dan pencacatan lama.
b) Pelayanan resep.
c) Mengarsipkan resep perharinya sesuai tanggal.
d) Melakukan pemusnaan resep yang telah di simpan selama tiga tahun dengan
cara dibakar.
e) Membuat berita acara pemusnahan resep dan di kirim pada IFK, dinas
kesehatan kota, serta badan POM.
2. Administrasi pencacatan dan Pelaporan Obat antara lain:
a) Pencacatan kartu stock obat pengeluaran dan penambahan stock obat.
b) Pencacatan pengeluaran harian dan bulanan.
c) Pencacatan resep berdasarkan pola penyakit pasien.
d) Register bon obat, yaitu pencacatan yang dikhususkan kepada pemberian,
kepada poskesdes dan posyadu lansia.
e) Register pengeluaran pustu.
f) LPLPO yang diserahkan kepada dinas kota.
g) Register kadaluarsa obat.
h) Pelaporan obat rusak dan hilang.
i) Pelaporan obat narkotika dan psikotropika setiap bulanan.
10

E. Pelayanan di Puskesmas
1. Pelayanan Resep/Pesanan
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi kepada apoteker
pengelola apotek, untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Resep harus ditulis jelas dan lengkap agar mudah di baca, karena apabila resep
tidak dapat di baca, maka apoteker harus menanyakan kepada dokter penulis resep
agar tidak terjadi kesalahan dalam menyerahkan obat kepada pasien.
a. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter,dan dokter gigi.
b. Tanggal penulisan resep (Inscriptio).
c. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep, nama setiap obat atau
komposisi obat (Invocatio).
d. Aturan pakai yang tertulis (Signatura).
e. Tanda tangan atau paraf dokter dan penulisan resep sesuai perundang-
undangan yang berlaku (Subcriptio).
f. Nama obat, jumlah, dan cara pembuatannya (Ordonatio).
g. Nama pasien, umur, serta alamat pasien.
h. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang
jumlahnya menggunakan Dosis Maksimum (DM).
Resep yang mengandung narkotika harus di tulis tersendiri yaitu tidak ada yang
boleh ada iteratie (pengulangan) tetapi selalu dengan resep baru. Untuk penderita
yang segera memerlukan obatnya, dokter dapat menuliskan pada bagian kanan
atau kiri resep: cito, staim, urgent,P.I.M (Periculum In Mora) berbahaya apabila
ditandai. Apabila terdapat resep seperti ini harus dilayani terlebih dahulu dari
resep-resep yang lainnya.
Resep yang telah selesai di kerjakan, kemudian di susun atau di atur sesuai
urutan tanggal dan nomor urut penerimaan resep dan harus disimpan selama
sekurang-kurangnya 3 tahun. Resep yang telah melebihi jangkauan waktu 3 tahun,
dapat dimusnakan oleh APA dan petugas apotik lainnya.
11

Bila terjadi kekeliruan resep, hal ini dapat di atur sebagai berikut:
a. Apabila apoteker menganggap resep terdapat kekeliruan atau penulisan resep
yang tidak tepat, apoteker harus memberitahukan kepada dokter penulis resep.
b. Apabila dalam hal ini dimaksudkan dalam pertimbangan tertentu dokter
penulis tetap pada pendiriannya, dokter wajib mengatakan secara tertulis
membutuhkan tanda tangannya yang lazim pada resep.
2. Promosi dan Edukasi
Dalam pemberdayaan masyarakat, apoteker harus berpartisipasi secara aktif,
promosi, dan edukasi. Apoteker ikut membantu pada seminar informasi, antara
lain dengan penyebaran leaflet/brosur, poster, penyuluhan, dan lainnya.
3. Pelayaan Swamedikasi
Dengan demikian banyak masyarakat yang melakukan swamedikasi, maka
informasi mengenai obat yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan mereka juga
semakin di perlukan. Dalam hal itulah apoteker mempunyai peran penting untuk
memberikan informasi yang tepat tentang obat kepada pasien atau konsumen.
4. Pelayanan Obat Keras
Apabila menyerahkan obat keras kepada masyarakat atas resep dari dokter
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Mengenai apa yang
dimaksud dengan obat keras adalah obat yang dapat dibeli di apotek degan resep
dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran
merah dengan garis tepi bewarna hitam.
5. Pelayanan Narkotika dan Psikotropika
Pelayanan dan penyerahan obat golongan Narkotika dan Psikotropika
dilakukan berdasarkan dengan resep dokter. Resep yang mengandung obat
golongan narkotika diberi tanda garis merah di bawah obatnya dan di catat nomor
resep, tanggal penyerahan, nama dan alamat pasien, nama dan alamat dokter, serta
jumlah obat yang diminta dalam laporan pemakaian narkotika dan psikotropika.
Apotek tidak boleh mengulang penyerahan obat narkotika dan psikotropika atas
dasar salinan resep apotek lain, selain salinan resep yang harus di ambil di apotek
yang menyimpan resep aslinya.
12

6. Pelayanan obat prekursor


Pelayanan dan penyerahan obat prekursor harus memperhatikan kewajaran
jumlah yang di serahkan sesuai kebutuhan resep tetapi resep yang mengandung
prekursor di luar kewajaran harus dilakukan oleh apoteker penanggung jawab
apotek atau apoteker pendamping setelah itu dilakukan screening terhadap
permintaan obat.

Menurut Undang – Undang Kesehatan No.36 tahun 2009 :


1. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan ,penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan, kontrasepsi untuk manusia.
2. Obat bebas adalah obat yang dijual bebas tanpa resep dokter dan tidak
membahayakan bagi pemakai, diberi, tanda lingkaran bulat berwarna hijau
dengan garis tepi berwarna hitam.

Logo Obat Bebas

3. Obat Bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep
dokter dengan penyerahan dalam bungkus aslinya dan diberi tanda peringatan
(P1 – P6). Penandaanya adalah lingkaran bulat berwarna biru dengan garis tepi
berwarna hitam

Logo Obat Bebas Terbatas


13

Tanda Peringatan Obat Bebas Terbatas


4. Obat Keras dikenal juga sebagai obat daftar G, menurut bahasa balanda G
adalah singkatan dari kata Gevaarlijk yang berarti berbahaya, maksudnya obat
golongan ini berbahaya jika pemakaiannya tidak berdasarkan resep dokter.
Penandaan untuk obat keras adalah lingkaran bulat berwarna merah dengan
garis tepi berwarna hitam dengan huruf “K” yang menyentuh garis tepi.

Logo Obat Keras

5. Prekursor adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat
digunakan dalam pembuatan Narkotika.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Waktu, Tempat dan Teknik Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan praktek kerja industri (PRAKERIN). Dimulai dari
tanggal 06 Desember 2021 - 01 Januari 2022 yang bertempat di Puskesmas
Harapan Baru yang beralamat di Jl. Kurnia Makmur. Pelayanan di Puskesmas
Harapan Baru dilakukan mulai dari hari Senin hingga hari Sabtu, Senin-kamis
dari pukul 07:30 – 14:30 WITA, hari Jumat dari pukul 07:30 - 11:30 WITA,
sedangkan Sabtu dari pukul 07:30 - 13:00 WITA. Pelayanan Puskesmas
Harapan Baru ditutup pukul 11:00 WITA, apabila ada pasien meminta
pelayanan diatas jam 11:00 WITA maka pihak Puskesmas Harapan Baru tidak
dapat melayani terkecuali ada pasien emergency atau gawat darurat.
B. Sejarah Puskesmas
Puskesmas Harapan Baru telah berdiri pada bulan Oktober 2003 dan
berlokasi di Jl. Kurnia Makmur No.45 Harapan Baru, Kec. Loa Janan Ilir, Kota
Samarinda, Kalimantan Timur.
C. Tujuan Pendirian Puskesmas Harapan Baru
Visi dan Misi Puskesmas Harapan Baru
1. Visi
Terciptanya Pelayanan Yang bermutu Dan Profesional Untuk Mencapai
Masyarakat Loa Janan Ilir Sehat Dan Mandiri
2. Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal,merata dan tejangkau,
b. Mendorong kesadaran dan peran aktif masyarakat untuk membangun
perilaku hidup bersih dan sehat secara mandiri,
c. Menjadikan Puskesmas Harapan Baru sebagai pusat informasi kesehatan
bagi masyarakat,
d. Meningkatkan kualitas dan professional sdm kesehatan.

14
15

D. Pengolahan
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia merupakan sebuah potensi yang dimiliki oleh
mentri atau unsur kehidupan. Sumber daya tidak selalu berbentuk fisik, ada
juga yang berbentuk non fisik (tidak berwujud), baik yang terlihat maupun
yang kasat mata, seperti pengetahuan dan sebagainya. Pengolahan sumber daya
menjadi sebuah keharusan jika menginginkan Puskesmas mengalami kemajuan
dan perkembangan. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI, sumber
daya yang penting dalam Puskesmas Harapan Baru sebagai berikut :
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS HARAPAN BARU
• KEPALA PUSKESMAS : dr. Siti Mardiah Thahir
• KEPALA TATA USAHA : Rikawati, S.ST.,M.Si
• KOORDINATOR TIM MANAJEMEN PUSKESMAS :
- POKJA ADMEN : Muhammad Taufik Ervan, SKM
- POKJA UKM : Rahman Putra, A.Md.KL
- POKJA UKP : drg. Ferdi Hidayat
• KEPEGAWAIAN : Rikawati,S.ST.,M.Si
• RUMAH TANGGA & ARSIP : Hasniyah
• WAKAR : Kasno
• PETUGAS KEBERSIHAN : Maemunah
• BENDAHARA & GAJI : Dewi Romiati,A.Md.Keb
• BENDAHARA BOK : Hasniyah
• BENDAHARA & KAPITASI JKN : Muhammad Taufik Ervan, SKM
• SISTEM INFORMASI PUSESMAS : Muhammad Yusman,SE
• PENDAFTARAN & REKAM MEDIK :
- Lamidi
- Nursiah
- H. Ardanie,SE
• PCARE : Hasriani
16

• PJ UKM ESENSIAL & KEPERAWATAN KESEHATAN


MASYARAKAT : Rahman Putra, A.Md.KL
• PELAYANAN PROMOSI KESEHATAN TERMASUK UKS :
- Siti Rahmah,SKM
- STAFF : Nurul Pratiwi,SKM
• PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN :
- Rahman Putra,A.Md.KL
- STAFF : Githa Aulia Rimasouzan,A.Md.Kes
• PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA YANG BERSIFAT UKM : Fathul
Jannah, A.Md.Keb
- PELAYANAN KESEHATAN IBU YANG BERSIFAT UKM : Fathul
Jannah, A.Md.Keb
- PELAYANAN KESEHATAN ANAK YANG BERSIFAT UKM : Sri Emmy
W, A.Md.Kep
- PELAYANAN KB YANG BERSIFAT UKM : Prita Maharani, A.Md.Keb
• PELAYANAN PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PENYAKIT : Rinda
Wahyu N. S. N., S.K.M.
- SURVELENS / DBD / MALARIA / RABIES : Rinda Wahyu N. S. N.,
S.K.M.
- IMUNISASI : Shella,A.Md.Keb
- TBC/KUSTA : Dwi Erwin Yuliana,A.Md.Kep
- HEPATITIS : Prita Maharani,A.Md.Keb
- ISPA/PNEUMONI : Sri Emmy W,A.Md.Kep
- DIARE : Naumi E.M,A.Md.Keb
- PTM : Ns.Masna Batan,S.Kep
- HIV : Muhammad Taufik Ervan,SKM
• PKJ UKM PENGEMBANGAN : Badariah,AMG
• PELAYANAN KESEHATAN JIWA : Dwi Erwin,A.Md.Kep
• PELAYANAN KESEHATAN GIGI MASYARAKAT : Yuliana
17

• PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL KOMPLOMENTER :


- apt. Nurina Khairana L.,S.Farm
• PELAYANAN KESEHATAN OLAHRAGA :
- Risky Ramdhani,A.Md.Kep
• PELAYANAN KESEHATAN LANSIA :
- Sri Hartatik Kusmiyah,Amd Kep
• PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI TERPADU :
- Dewi Romiati,A.Md.Keb
• PELAYANAN KESEHATAN KERJA : Muhammad Taufik Ervan,SKM
• PKPR : Naumi E.M,A.Md.Keb
• PJ UKP, KEFARMASIAN & LABORATORIUM : drg. Ferdi Hidayat
• PELAYANAN PEMERIKSAAN UMUM :
- dr. Lia Novianty Pongkala
- Marta Diana
- Sri Hartatik Kusmiyah,Amd.Kep
- Ns. Watini Sitohang,S.Kep
• PELAYANAN KESEHATAN GIGI & MULUT :
- drg. Ratih Setyawati
- drg. Ferdi Hidayat
- Yuliana
• PELAYANAN KESEHATAN IBU YANG BERSIFAT UKP : Fathul
Jannah,A.Md.Keb
• PELAYANAN KB YANG BERSIFAT UKP : Prita Maharan,A.Md.Keb
• PELAYANAN KESEHATAN ANAK YANG BERSIFAT UKP : Sri
Emmy W,A.Md.Kep
• PELAYANAN GAWAT DARURAT :
- dr. Bahrul Huda
- Risky Ramdhani,A.Md.Keb
- Ns.Masna Batan,A.Md.Kep
18

• PELAYANAN KEFARMASIAN :
- Apoteker : apt. Nurina Khairana L.,S.Farm
- TTK : Dwi Damayanti A.Md.Farm
• PELAYANAN LABORATORIUM : Emiliya,A.Md.AK
• PJ JARINGAN PELAYANAN PUSKESMAS & JEJARING
PUSKESMAS : Ns. Watini Sitohang,S.Kep
• PUSKESMAS PEMBANTU GEMILANG : Nanang,A.Md.Kep
• PUSKESMAS PEMBANTU RAPAK DALAM : Atinah,A.Md.Kep
• PUSKESMAS KELILING : Fauziati,A.Md.Keb
• BIDAN DESA HARAPAN BARU : Fauziati,A.Md.Keb
• BIDAN DESA RAPAK DALAM : Marhamah,A.Md.Keb
• BIDAN PRAKTIK MANDIRI : Fathul Jannah,A.Md.Keb
• DOKTER PRAKTEK MANDIRI/KLINIK : Ns. Watini Sitohang,S. Kep
• PENANGGUNG JAWAB MUTU : dr.Lia Novianty Pongkala
• SERKETARIAT MUTU :
- Prita Maharani,A.Md.Keb
- Hasniyah
- Badariah,AMG
- Dwi Damayanti,A.Md.Farm
• AUDIT : Shella,A.Md.Keb
• SURVEY & MANAJEMEN KOMPLAIN : Hasniyah
• KESELAMATAN PASIEN : drg. Ferdi Hidayat
• MFK : Risky Ramdhani,A.Md.Kep
• MANAJEMEN RESIKO : apt. Nurina Khairana L.,S.Farm
2. Sarana dan Prasarana
Puskesmas Harapan Baru memiliki halaman parkir yang luas dan ruang
tunggu yang terbagi menjadi 2 dibagian luar dan di dalam. Saat pasien datang,
pasien di wajibkan menggunakan masker dan pasien akan di arahkan untuk
mencuci tangan terlebih dahulu, kemudian mengambil nomor antrian, pasien
akan di skrining oleh petugas apabila ada pasien dengan keluhan diantaranya :
19

batuk, pilek, demam, anosmia, sesak nafas, diare, alergi, riwayat perjalanan
dan kontak fisik dengan orang yang positf covid maka pasien akan menunggu
diruang tunggu bagian luar dan akan ditangani oleh dokter yang bertugas di
bagian luar. Apabila pasien yang tidak ada keluhan seperti di atas, maka pasien
bisa menunggu diruang tunggu bagian dalam dan akan di tangani oleh dokter
yang bertugas di bagian dalam. Masing-masing ruang tunggu dilengkapi
dengan wastafel. Ruang tunggu bagian dalam juga dilengkapi dengan TV.
Puskesmas harus menjamin :
a. Puskesmas harus berlokasi didaerah yang mudah dikenali oleh masyarakat.
b. Di halaman Puskesmas harus terdapat petunjuk yang dengan jelas tertulis
kata “ PUSKESMAS”.
c. Pelayanan yang ramah terhadap masyarakat.
d. Lingkungan Puskesmas yang dalam keadaan bersih dan higenis.
1) Sarana
a) Loket Pendaftaran dan Informasi
b) Ruang Kesehatan Umum
c) Ruang KIA dan KB
d) Ruang Kesehatan Imunisasi/Gizi
e) Ruang Kesehatan Gigi/Mulut
f) Ruang Kesehatan Anak
g) Ruang Farmasi
h) Laboratorium
i) Ruang Tindakan.
2) Prasarana
a) Puskesmas Induk
b) Puskesmas Keliling
c) Puskesmas Pembantu
3. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Pembekalan Kesehatan
a. Perencanaan
Perencanaan di Puskesmas Harapan Baru ini dilakukan setiap dua bulan
sekali dengan menggunakan metode konsumsi, berdasarkan pengeluaran obat 2
20

bulan sebelumnya. Untuk itu, kepala gudang harus mengecek persediaan obat
setiap 1 bulan sekali, kemudian di buat laporan permintaan nya dengan cara
menghitung jumlah pemakaian 2 bulan terakhir di tambah 20%. Penambahan
jumlah sebanyak 20% berfungsi sebagai stok penyanggah/buffer stock agar
bisa menjaga oprasional praktik di puskesmas untuk tetap berjalan sampai
bahan tersebut di stok kembali, lalu di buat perencanaan sebelum di bentuk
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat Puskesmas (LPLPO).
Fungsi LPLPO adalah sebagai berikut :
1) Laporan pemakaian obat bulanan.
2) Laporan permintaan obat.
3) Dokumen bukti pengeluaran obat atau sumber informasi.
4) Dokumen bukti penerimaan obat atau sumber informasi.
5) Sumber informasi untuk perencanaan.
6) Sarana untuk monitoring dan evaluasi penggunaan obat.
7) Sumber informasi untuk melakukan super visi dan pembinaan.
8) Sarana untuk meningkatkan kepatuhan petugas dalam menyampaikan
laporan pemakaian obat.
Kegiatan yang harus dilakukan untuk membuat LPLPO adalah semua
mutasi obat yang terjadi (permintaan, pengeluaran, obat rusak dan lain-lain)
pada kartu stok secara rutin, tertib dan tepat waktu. Lalu kompilasi data obat
dari masing-masing sub unit, kemudian laksanakan pengisian LPLPO dengan
memanfaatkan data dari kartu stok gudang obat puskesmas dan data hasil
kompilasi laporan dari setiap unit.
b. Pengadaan
Pengadaan pembekalan farmasi dilakukan setiap 2 bulan sekali. Pengadaan
sesuai dengan perencanaan yang dibuat LPLPO.
Setelah LPLPO dibuat kepala gudang mengirim permintaan obat yang di
pesan ke Instalasi Farmasi Kota (IFK). LPLPO wajib di tanda tangani oleh
apoteker, pimpinan puskesmas, kepala IFK dan petugas yang menyerahkan
obat di IFK.
21

Kemudian IFK akan menerima dan memberikan jumlah obat sesuai


permintaan yang di minta. Obat yang di berikan IFK berdasarkan stok obat
yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Kota Samarinda.
*Rumus Perhitungan Obat* :
• Pemakaian obat bulan ini + pemakaian obat bulan lalu+20%
c. Penyimpanan
Gudang penyimpanan obat di Puskesmas Harapan Baru terletak di lantai 1.
Penyimpanan berdasarkan alfabetis dan di pisahkan antara sediaan obat dan
alkes. Kapasitas gudang terlalu kecil untuk jumlah sediaan obat apabila stok
obat datang, sehingga permintaan obat juga disesuaikan dengan kapasitas
gudang penyimpanan obat. Bisa terjadi permintaan susulan apabila jumlah obat
telah habis melalui form permintaan obat diluar LPLPO yang dikirim ke IFK.
Data-data jumlah obat dan alkes yang ada di catat kedalam kartu stok barang.
Pencatatan dalam kartu stok dimulai dari tanggal barang masuk, nomor
dokumen (keterangan asal barang), jumlah barang masuk, no batch, tanggal
ED, penjumlahan sisa barang serta paraf petugas yang menerima barang.
Bila barang keluar dari gudang, jumlah barang yang keluar di catat dalam
kartu stok dan buku mutasi barang gudang. Pencatatan barang keluar dari
gudang obat dilakukan berdasarkan unit yang meminta barang, tanggal barang
keluar, nomor dokumen (tempat barang diserahkan), jumlah barang keluar,
penjumlahan sisa barang dan paraf petugas yang mengeluarkan barang.
d. Administrasi
Administrasi Farmasi yang ada di puskesmas Harapan Baru meliputi :
1) Pencatatan
2) Pengarsipan
3) Pengadaan obat ke instalasi farmasi kabupaten/kota
4) Penerimaan
5) Pendistribusian dan pelaporan menggunakan format LPLPO.
Administrasi yang meliputi pengarsipan resep melipui :
1) Pengarsipan resep
2) Pengarsipan pencatatan pengobatan pasien
22

3) Pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat.


Pada pelayanan di puskesmas, pasien yang berobat di golongkan menjadi
beberapa golongan :
1. BPJS: untuk masyarakat yang memiliki kartu BPJS tidak di pungut biaya.
2. GRATIS: untuk semua masyarakat yang memiliki KTP/KK kota samarinda,
tidak di pungut biaya.
Adapun urutan pelayanan di puskesmas adalah sebagai berikut :
a) Pasien datang dengan wajib menggunakani masker serta akan diarahkan
oleh petugas untuk mencuci tangan terlebih dahulu.
b) Pasien mengambil nomor urut dan menunggu hingga di panggil.
c) Pasien menuju ke meja skrining untuk pendataan diri serta menanyakan
apakah ada gejala batuk, pilek, demam, menghilangnya indra penciuman
dan indra perasa (ANOSMIA), sesak nafas, alergi, diare, riwayat perjalanan
keluar kota, serta kontak langsung dengan pasien yang positif covid.
d) Jika ada pasien yang mempunyai gejala diatas, maka pasien akan diarahkan
untuk keruang tunggu bagian luar dan akan di periksa oleh dokter yang
bertugas diluar sesuai nomor antrian. Jika ada pasien yang tidak mempunyai
gejala diatas maka pasien akan diarahkan untuk menuju keruang tunggu
bagian dalam untuk mendaftarkan diri lalu memberikan kartu jaminan
kesehatan yang mereka miliki.
e) Pasien menuju ke ruang pemeriksaan, seperti : Ruang Kesehatan
Gizi/Imunisasi, Ruang Kesehatan Umum, Ruang Gigi dan Mulut, Ruang
Infeksius, Ruang Kesehatan Anak, Ruang Kesehatan Ibu&KB, Ruang
Farmasi, Ruang Laboratorium, Ruang Tindakan.
f) Pasien akan diberi resep dan rujukan ke Rumah Sakit apabila diperlukan.
g) Apoteker akan menerima resep, mengemas obat, memberi etiket,
menyerahkan obat kepada pasien dan memberikan informasi tentang obat
tersebut.
23

E. Pelayanan
1. Pelayanan Resep
Pelayanan resep adalah proses kegiatan yang harus dikerjakan mulai dari
pengkajian resep, peracikan obat sampai dengan pemeriksaan sebelum obat
diserahkan kepada pasien. Pelayanan resep di Apotek Puskesmas Harapan
Baru berasal dari pasien umum dan BPJS. Dimana pasien maupun keluarga
pasien mengantar langsung resep ke apotek dan meletakkan resep di tempat
yang sudah di sediakan. Pelayanan resep di Puskesmas Harapan Baru
dilakukan sebagai berikut:
a. Penerimaan resep
Setelah menerima resep dari pasien, dilakukan pengkajian resep,meliputi :
Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi,
persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap
maupun rawat jalan.
Persyaratan administrasi meliputi :
1) Nama, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien .
2) Nama dan paraf dokter.
3) Tanggal resep.
4) Ruangan/unit asal resep
Persyaratan farmasetik meliputi :
1) Bentuk dan kekuatan sediaan.
2) Dosis dan jumlah obat.
3) Stabilitas dan ketersediaan.
4) Aturan dan cara penggunaan.
5) Inkompatibilitas (obat yang tidak tercampur).
Persyaratan klinis meliputi :
1) Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat.
2) Duplikasi pengobatan.
3) Alergi, interaksi dan efek samping obat.
4) Kontra indikasi.
5) Efek adiktif.
24

Kegiataan penyerahan (Dispensing) dan pemberian informasi obat merupakan


kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap menyiapkan/meracik obat,
memberikan label/etiket, menyerahkan sediaan farmasi dengan informasi
yang memadai disertai pendokumentasian.
Tujuan :
1) Pasien memperoleh obat sesuai dengan kebutuhan klinis/pengobatan.
2) Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi intruksi pengobatan.

Apoteker di Puskesmas Harapan Baru akan mengkonsultasikan dengan


dokter yang membuat resep jika ada keraguan terhadap resep yang diterima
dan jika ada kekosongan obat di Puskesmas Harapan Baru.

b. Peracikan atau penyiapan obat


Penyiapan obat dilakukan dengan pengambilan obat sesuai dengan yang
tertulis pada resep. Saat pengambilan obat perlu diperhatikan nama obat,
dosis, dan expired date. Saat peracikan perlu diperhatikan jumlah obat atau
dosis yang dituliskan oleh dokter mengenai kesesuaian dosis yang akan
diberikan kepada pasien, untuk menghindari terjadinya hal yang merugikan
kesehatan pasien nantinya. Jika obat telah siap dan sesuai dengan permintaan
kemudian dilakukan penulisan etiket.
c. Pengecekan
Sebelum menyerahkan obat kepada pasien, petugas apotek yang
mengerjakan resep tersebut harus memeriksa kembali kesesuaian antara jenis,
jumlah, serta aturan pakai yang tertera di etiket.
2. Pemberian Informasi Obat
Pelayanan informasi obat merupakan segala kegiatan yang di lakukan oleh
apoteker dan dapat di bantu oleh TTK dalam pemberian informasi mengenai
obat yang akan di berikan dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan terkait
penggunaan obat. Adapun informasi yang diberikan kepada pasien yaitu
dengan waktu pengunaan obat, lama pengunaan obat, cara pengunaan obat
yang benar, efek samping obat, interaksi obat, serta penyimpanan obat yang
benar yang menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien.
25

10 OBAT TERBANYAK DI PUSKESMAS PADA


BULAN DESEMEBER 2021

NO. NAMA OBAT JUMLAH

1. Amlodipine 4.535

2. Metformin 2.000

3. Tablet Tambah Darah 1.565

4. Paracetamol 1.407

5. Kalsium Laktat 1.340

6. Glimepride 1.300

7. Vitamin B Kompleks 1.233

8. Natrium Diclofenac 790

9. Amoxicillin 770

10. Biopradyn (Multivitamin) 665


BAB IV
KESIMPULAN, PERMASALAHAN & SARAN
A. Kesimpulan
Setelah kami melaksanakan PKL di Puskesmas kami dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengelolaan yang baik dan profesional, pelayanan yang cepat, tepat, dan
ramah, ketersediaan obat yang baik, serta kerjasama yang baik antara staff,
merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang kelangsungan,
kelancaran pelayanan resep dan pengembangan apotek.
2. Kegiatan perencanaan, pengadaan, penerimaan, pencatatan dan pelaporan telah
dilaksanakan dengan baik.
3. Menambah pengalaman dan pengetahuan siswa mengenai dunia kerja
kefarmasian sebagai Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) khususnya dibidang
apotek di Puskesmas
B. Saran
Saran yang dapat kami ajukan kepada pihak Puskesmas agar pelayanan yang
diberikan menjadi lebih baik adalah:
1. Lebih meningkatkan keamanan didaerah Puskesmas.
2. Lebih meningkatkan kebersihan dibagian pekarangan Puskesmas.
3. Bisa lebih melengkapi lagi pengadaan obat agar dapat memenuhi kebutuhan
pasien.
4. Lebih mempercepat pelayanan obat-obatan terhadap pasien.
5. Lebih memperbanyak pegawai di ruang farmasi agar lebih cepat pelayanannya.
6. Lebih meluaskan lahan parkir.
7. Lebih memperbesar bagian gudang farmasi, agar saat ada sediaan obat yang
masuk obat tidak tertumpuk dan bisa diletakkan sesuai dengan urutannya.
Maka dengan begitu lebih memper mudah saat akan mengambil obat.

26
DAFTAR PUSTAKA

1. PERMENKES,No.75 Tahun 2014 Tentang Ketentuan Umum Puskesmas.


2. Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang RI No.419 Tahun 1999 Tentang Obat Keras.
4. Undang-Undang RI No.36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan.
5. S.k. Menkes RI No.2380/A/SK/VI/1983 Tentang Penandaan Obat Bebas dan
Obat Bebas Terbatas.
6. PERMENKES,No.03 Tahun 2013 Tentang tata cara penyimpanan, pelaporan
narkotika, psikotropika, precursor.
7. PERMENKES,No.74 Tahun 2016 Tentang suhu penyimpanan obat.
8. PERMENKES,No.74 Tahun 2016 Tentang standar pelayanan kefarmasian di
PUSKESMAS.

27
LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1
Denah Lokasi Puskesmas Harapan Baru

28
29

LAMPIRAN 2
Denah Bangunan Puskesmas
30

LAMPIRAN 3
Etiket
31

LAMPIRAN 4
Resep
32

LAMPIRAN 5
Copy Resep
33

LAMPIRAN 6
Pencatatan Informasi Obat Psien
34

LAMPIRAN 7
Kartu Stok
35

LAMPIRAN 8
LPLPO
36

LAMPIRAN 9
Buku Pencatatan Pemakaian Obat Psikotropika dan Narkotika
37

LAMPIRAN 10
Persediaan Obat di Apotik
38

LAMPIRAN 11
Lemari Penyimpanan Narkotika
39

LAMPIRAN 12
Gudang Farmasi
40

LAMPIRAN 13
Rak Gudang Farmasi
41

LAMPIRAN 14
Foto Bersama

Anda mungkin juga menyukai