Disusun oleh:
FARMASI
Setelah diadakan peninjauan dan melalui tahap perbaikan, maka laporan hasil kegiatan praktek kerja
industri (PKL) ini telah mendapat persetujuan dari pembimbing PKL untuk kompetensi keahlian
Farmasi.
Kepala Sekolah
ii
HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN PKL
Menyetujui
Apt. A.M. Verdei Ereco Gaudianta, S.Si. Rina Agustina Handayani, S.Si.
iii
MOTTO
Ingatlah mimpi anda dan perjuangkan mimpi itu. Kita harus tau apa yang kita inginkan
dalam kehidupan ini. Ketakutan dan kegagalan hanya akan membuat mimpimu itu
menjadi mustahil untuk digapai. – Paulo Coelho
Optimise adalah kepercayaan yang menuju pencapaian tidak ada yang dapat dilakukan
tanpa adanya harapan dan keyakinan – Helen Keler
Ubahlah hidup dari hari ini. Jangan pernah bertaruh pada masa depan, kamu harus
bertindak sekarang tanpa harus menunda nunda – Simone de Beauvoir
Tidak masalah jika kita berjalan lambat, asalkan kita tidak pernah berhenti untuk terus
berusaha- Confucius
Resiko datang dari rasa ketidaktahuan kita saat melakukan sesuatu – Warren Buffet
Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula lihat masa depan dengan
ketakutan, tapi lihatlah sekitar anda dengan kesadaran – James Thurber
Hanya kebodohan yang meremehkan pendidikan – P.Syrus
Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama ia
menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya- Alexander Pope
Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat
dan janganlah kamu melupakan bagianmu (kenikmatan) duniawi – (Q.S Al- Qashas:77)
iv
PERSEMBAHAN
1. Ayah dan ibu (keluarga) tercinta yang selalu membimbing dan mendukung kami dalam
melakukan praktek kerja lapangan ini
2. Sekolah, sebagai salah satu syarat mengikuti ujian akhir nasional maupun ujian akhir sekolah
3. Keluarga besar PT Nufarindo (Exeltis) yang telah menerima kami untuk melakukan praktek
lapangan kerja (PKL)
4. Teman – teman sekolah lain yang telah berbagi ilmu dengan kami di PT Nufarindo maupun
teman – teman kami yang sudah mendukung dan memberi semangat kami
5. Keluarga besar SMK Muhammadiyah Karanganyar ( Bapak / Ibu guru) yang sudah memberi
kami ilmu sampai sekarang ini.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan- nya tentu kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik.Shalawat serta slam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti nantikan syafa’atnya diakhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat nya , baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran,sehingga kami mampu menyelesaikan pembuatan laporan
sebagai tugas akhir dalam praktek lapangan kerja keahlian Farmasi “Laporan Kegiatan Praktik Kerja
Lapangan Farmasi Periode (2 Januari – 2 April 2023) di PT Nufarindo ( Exeltis).
Kami tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk laporan ini, supaya laporan ini nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini kami mohon maaf sebesar- besarnya,
kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada Pembimbing lahan praktik
kami yang telah membimbing. Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih
Penulis
vi
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
C. MANFAAT PKL..................................................................................... 2
vii
D. LAPORAN KEGIATAN ........................................................................ 10
A. KESIMPULAN ....................................................................................... 11
B. SARAN ................................................................................................... 18
DAFTAR PUSAKA.................................................................................................. 19
LAMPIRAN .............................................................................................................. 20
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan dapat diatasi salah satunya dengan mengkonsumsi obat, selain sebagai bahan
yang dapat meredakan, menghilangkan,mendiagnosa dan mencegah gangguan kesehatan serta
menjaga kesehatan tubuh,obat juga merupakan racun bagi tubuh jika digunakan tidak pada
dosisnya atau keggunaannya. Oleh karena itu, obat memiliki prosedur dan proses pembuatan
tersendiri agar aman untuk dikonsumsi dan dapat memberikan efek terapi yang diinginkan. Begitu
pentingnya karena menyangkut nyawa manusia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, WHO
dan negara- negara di seluruh dunia pun membuat berbagai acuan, standar dan persyaratan
mengenai obat, salah satunya mengenai pembuatan obat.
CPOB (Cara Pembuatan Obat Yang Baik) merupakan salah satu persyaratan dan pedoman dari
departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam hal pembuatan obat yang harus dipatuhi setiap
industri farmasi.Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang kesehatan dan
perkembangan industri farmasi menghasilkan banyak obat baru yang beredar dipasaran. Seiring
perkembangan teknologi farmasi, obat – obat tersebut terus berkembang menjadi suatu sediaan
yang dapat membantu manusia mengurangi atau mengatasi masalah kesehatan dengan berbagi
keunggulan dan kemudahan yang dimilikinnya.
Industri farmasi sebagai produsen obat mempunyai peranan yang besar terhadap kemajuan
tersebut. Dibalik semua itu,proses pembuatan dan pengawasan mutu adalah yang terpenting.
Pembuatan dan pengawasan mutu menentukan kualitas obat yang dihasilkan dan semua itu
kembali lagi kepada CPOB sebagai persyaratan dan pedoman dari Pemerintah Indonesia.
B. TUJUAN PKL
1. Memperoleh dan menanbah wawasan serta pengetahuan mengenai ruanag lingkup kegiatan
industri farmasi.
2. Mengaplikasikan teori – teori yang didapat selama sekolah dan memahami peran dalam bidang
industri farmasi
3. Mengetahui dam memahami penerapan cara pembuatan obat yang baik di lapangan
4. Mengetahui cara pembuatan obat, alat – alat yang digunakan dalam pembuatan obat dan
menganalisa obat dengan baik, serta penyimpanan barang farmasi.
2
C. MANFAAT PKL
1. Menambah wawasan dunia kerja khususnya berupa pengalaman kerja langsung (real)
2. Mengembangkan kemampuan sesuai dengan bimbingan arahan pembimbing industri dan dapat
berkontribusi pada dunia kerja
3. Memperkuat kepribadiannya yang berkarakter sesuai dengan tuntutan nilai-nilai yang tumbuh
dari budaya industri.
Kegiatan PKL di PT Nufarindo yang berlokasi Jl. Raya Mangkang No. KM 16,5, Mangkang Kulon,
Kec, Tugu, Kota Semarang, Jawa Tengah. Selama pelaksanaan praktek kerja lapangan, ditempatkan
di Departemen Produksi. Kegiatan ini dilaksanakaanselama tiga bulan terhitung dari tanggal 02
Januari – 02 April 2023.Adapun waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan sesuai dengan jam
kerja di PT Nufarindo adalah sebagai berikut :
A. PROFIL PT NUFARINDO
Nufarindo didirikan pada 30 April 1974 dengan nama PT Empecco kemudian pada 24
Februari terjadi perubahan nama menjadi PT Nusa Jaya Farma Indonesia dan pada 15 Juni 1981
terjadi perubahan nama kembali menjadi PT Nufarindo. Dengan perkembangan dan inovasinya,
Nufarindo juga sudah dilengkapi dengan ISO 2008 dan CGMP untuk meningkatkan Quality
Assurance pada obat obat tersebut. awal mula berdiri PT Nufarindo merupakan industri dengan
Penanaman Modal Dalam Negri (PMDN) kemudian pada 10 Desember 2012 PT Nufarindo
sebagai anggota Chemo-Group. Chemo-Group merupakan perusahaaan farmasi multinasional
sebagai Industri Active Pharmaceutical (API) yang berbasis di Madrid, Spanyol. Dengan
bergabungnya PT Nufarindo pada Chemo-Group maka PT Nufarindo berpindah halauan menjadi
Industri Farmasi dengan Penanaman Modal Asing (PMA). Tujuan bergabungnya PT Nufarindo
sebagai anggota Chemo-Group adalah untuk mengubah perusahaan farmasi yang dulunya masih
lokal menjadi perusahaan farmasi terkemuka di pasar dunia.
Pada 15 Oktober 2013, PT Nufarindo meluncurkan brand nama baru dengan nama Exeltis.
Ambisi dari PT Nufarindo adalah untuk mengunggul pasar secara konsisten dengan
mempertahankan fokus pada pelanggan secara penuh dan dengan lingkungan kerja yang
memungkinkan orang untuk bertindak fleksibel dalam batas tertentu.
Nilai-nilai yang selalu ditekankan pada PT Nufarindo adalah kerja Sama (Teamwork),
mengutamakan hal yang penting (Sense of Urgency), inovasi (Innovation), peningkatan secara
konstan (Constant Improvement), kewirausahaan (Enterpreneurship), komunikasi
(Communication), integritas dan transparan (Integrity and Transparency).
PT Nufarindo ini adalah industri farmasi yang menyangkut kesehatan manusia, melalui perannya
dalan bidang pembuatan obat.
Industri farmasi memiliki moral dan tanggung jawab sosial untuk senantiasa menghasilkan produk
obat yang memenuhi standar mutu, khasiat, dan keamanannya. oleh karena itu, industri farmasi
menjadi salah satu industri yang dikontrol dan diawasi dengan ketat oleh pemerintah dan Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) baik dalam segi perizinan, produksi, peredaran, maupun
kualitas yang diedarkan. dan industri ini juga sudah memenuhi Persyaratan Cara Pembuatan Obat
yang Baik (CPOB) dalam melakukan produksi obat jadi.
4
3. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukkan seluruh kegiatan untuk
pencapaian tujuan organisasi, hubungan antar fungsi, serta wewenang dan tanggung jawabnya. Struktur
organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, serta mekanisme
koordinasi yang formal dan pola interaksi yang akan diikuti. Struktur organisasi digambarkan dalam
suatu bagan organisasi yang menunjukkan susunan fungsi-fungsi departemen. Berikut ini merupakan
pekerjaan dari masing-masing divisi antara lain:
a. Direktur komersial: Bertanggung jawab terhadap seluruh divisi komersial dalam perusahaan
serta Bertanggung jawab atas pengadaan program promosi dalam rangka peningkatan penjualan.
b. Market Access and Government Affairs: Bertanggung jawab pada pembayaran dan pembelian
rutin, mematikan pembayaran tenaga kerja harian sesuai peraturan, memelihara aset, renovasi
dan pembukaan kantor cabang.
c. Finance and Accounting Department bertugas untuk mendukung keberhasilan manajemen
keuangan, setiap perusahaan membutuhkan divisi atau bagian keuangan yang focus membantu
mengelola transaksi keuangan bisnis. Sedangkan IT Department bertugas untuk memastikan
semua komputer dapat digunakan. Memastikan semua komputer terhubung pada jaringan.
Memastikan semua aplikasi dapat digunakan dan berjalan lancar. Menyimpan seluruh data pada
komputer yang digunakan user.
d. HRGA: Bertugas mencari calon karyawan yang berpotensi dan sesuai dengan kualifikasi supaya
dapat ditempatkan pada posisi yang telah ditentukan. Untuk proses seleksi ini biasanya dilihat
dari CV calon pegawai, tes tertulis hingga interview kerjaan.
10
e. Supply Chain & PPIC Department: Bertugas dalam merencanakan jadwal produksi dan
memastikan prosesnya berjalan lancar, membuat dan menangani pesanan untuk proses produksi,
memperkirakan kebutuhan inventaris, meninjau perkiraan penjualan dan permintaan produk, dan
penjadwalan proses produksi berdasarkan tingkat bahan baku yang tersedia.
f. Plant Director: merencanakan, memimpin, mengontrol dan mengawasi keseluruhan kegiatan
atau operasi di pabrik serta bertanggung jawab untuk semua kegiatan di pabrik.
g. Produksi bertanggungjawab atas pelaksanaan produksi mulai dari perencanaan, kelancaran
proses pembuatan obat, proses pengemasan, dan tersedianya obat jadi.
h. Engineering: bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan pabrik terutama pemeliharaan
mesinmesin, fasilitas produksi dan peralatan penunjang produksi seperti listrik, sistem udara,
supply air dan sistem pendingin ruangan.
i. Quality Assurance (QA): Bertanggung jawab dalam Menetapkan, memvalidasi dan menerapkan
semua prosedur pengawasan mutu, mengevaluasi, mengawasi, dan menyimpan baku
pembanding, memastikan kebenaran label wadah bahan dan produk, memastikan bahwa
stabilitas dari zat aktif dan produk jadi dipantau, mengambil bagian dalam investigasi keluhan
yang terkait dengan mutu produk, dan ikut mengambil bagian dalam pemantauan lingkungan.
j. Quality Control (QC): Bertanggung jawab untuk mengidentifikasi masalah dan isu-isu
mengenai kualitas produk dan juga harus membuat rekomendasi kepada otoritas yang lebih
tinggi. Membuat analisis catatan sejarah perangkat dan dokumentasi produk sebelumnya untuk
referensi di masa mendatang. QC keahliannya harus didasarkan pada inspeksi visual dari suatu
kualitas produk.
k. Research and Development (RnD): Bertanggung jawab dalam melakukan penelitian formulasi,
baik untuk sediaan farmasi maupun herbal, sintesa kimia sederhana, pengembangan tanaman
obat, dan pengembangan produk kosmetik.
l. Supply Chain & PPIC Department: merencanakan jadwal produksi dan memastikan prosesnya
berjalan lancar, membuat dan menangani pesanan untuk proses produksi, memperkirakan
kebutuhan inventaris, meninjau perkiraan penjualan dan permintaan produk, dan penjadwalan
proses produksi berdasarkan tingkat bahan baku yang tersedia.
m. Procurement: Bertanggung jawab pada bagian perencanaan penyediaan barang. Berangkat dari
identifikasi kebutuhan yang dimiliki perusahaan, bagian ini akan menyusun daftar lengkap
barang atau jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan.
11
A. DEPARTEMEN PRODUKSI
Departemen produksi PT.Nufarindo dipimpin oleh seorang apoteker sebagai kepala bagian
(manager) produksi dengan membawahi tiga orang apoteker sebagai supervisor, lima officer dan
seorang administrator. Kepala bagian produksi hendaklah memiliki kewenangan dan tanggung
jawab penuh dalam produksi obat.
Departemen produksi bertanggung jawab atas pelaksanaan produksi mulai dari perencanaan,
kelancaran proses pembuatan obat, proses pengemasan, dan tersedianya obat jadi.
PT. Nufarindo memproduksi sediaan solid berupa tablet, tablet salut selaput, dan kapsul. Proses
untuk sediaan solid ini diantaranya penimbangan, pencampuran, pencetakan, dan pengemasan.
a) Penimbangan Bahan
Proses penimbangan dilakukan sesuai dengan jadwal produksi yang telah dibuat oleh bagian
SCM. Sebelum melakukan penimbangan ruang penimbangan dibersihkan terlebih dahulu
dan diberikan label identitas bahwa ruangan telah selesai dibersihkan dan label aktivitas
proses. Operator memverifikasi alat penimbangan sebelum akan dilakukan setiap hari untuk
memastikan bahwa alat penimbangan berfungsi dengan baik dan menyiapkan dokumen yang
diperlukan selama penimbangan. Bahan-bahan yang akan ditimbang diambil dari gudang
bahan baku kemudian wadah dibebas debukan dengan cara divakum dan diserahkan melalui
ruang airlock bahan baku. Untuk bahan cair ditimbang pada wadah stainless tertutup dan
serbuk ditimbang dalam wadah plastik bersih.
Untuk pencampuran kering bahan dilakukan pada ruang high shear granule dengan
menggunakan mesin super mixer. Prinsip mesin ini adalah mencampur bahan aktif dan
tambahan produk agar homogen dengan menggunakan kecepatan tinggi sehingga waktu
yang diperlukan lebih singkat. Mesin super mixer juga dapat digunakan untuk proses
penggranulasian basah jika produk yang dibuat dalam batch size kecil dan jika produk dalam
ukuran batch besar dilakukan dengan sistem lot.
12
Setelah dilakukan pencampuran di super mixer, campuran bulk yang masih basah diayak
menggunakan alat granulator dengan ayakan mesh nomor sesuaii dengan ketentuan di CPB.
Bulk basah dimasukan sedikit demi sedikit ke dalam mesin granulator dan ditampung dalam
kontainer berbahan stainless untuk menampung granul basah yang telah di ayak.
Pengeringan granul basah dapat dilakukan dengan menggunakan FBD (Fluid Bed Dryer).
Mesin FBD ini memiliki prinsip kerja mengeringkan granul dengan mengalirkan udara panas
pada granul dengan suhu, tekanan udara dengan kecepatan tertentu sehingga granul yang
dikeringkan seperti mengalami fluidisasi yaitu dengan dihamburkan granul keatas oleh
adanya tekanan udara. Suhu dan tekanan udara yang dikontrol oleh air supply control
bergantung kepada spesifikasi produk yang dikeringkan.
Granul kering diayak dengan menggunakan ayakan dengan ukuran mesin sesuai dengan CPB
dengan alat dry granulator dan selanjutnya dapat dilakukan proses lubrikasi.
f) Lubrikasi
Proses lubrikasi dilakukan di ruang mixing dengan mesin double cone 25 kg atau 250 kg
sesuai dengan ukuran batch yang merupakan proses terakhir sebelum granul dicetak menjadi
tablet.
g) Pencetakan
Pencetakan tablet dilakukan dengan mesin rotary otomatis. Pada awal pencetakan operator
melakukan set up produk sampai memenuhi semua parameter proses pencetakan, seperti
bobot, kekerasan, kerapuhan, wakti hancur, dan dimensi. jika sudah memenuhi syarat
parameter proses maka, proses berjalan sambil dilakukan pemeriksaan selama proses ( IPC
yaitu uji keseragaman bobot dengan banyaknya sempel 20 tablet setiap pengujiannya,
kekerasan, ketebalan, diameter, waktu hancur, serta kerapuhan sediaan.) Metal detector,
Setiap tablet jadi baik coating maupun tidak selanjutnya akan dimasukan kealat metal
detector dengan tujuan untuk menjamin mutu tablet yang dibuat terbebas dari logam.
13
h) Coating (Penyalutan)
Tablet salut adalah compressed tablet yang pada permukaan luarnya dilapisi oleh bahan
polimer coating. Pada dasarnya tablet salut proses pembuatan nya sama dengan pembuatan
tablet/kaplet hanya saja terdapat proses tambahan berupa proses penyalutan, yang perlu
diperhatikan ketika proses penyalutan tablet adalah jarak antara penyemprot dengan tablet,
kecepatan putar alat, suhu alat dan peristaltic pump.
Secara garis besar urutan proses sediaan kapsul adalah. Bahan baku serbuk, proses
pencampuran lubrikasi proses dan filling. Mesin yang digunakan adalah mesin filling capsule.
Sama seperti cetak tablet/kaplet sebelum mesin dijalankan untuk produksi satu batch produk
kapsul dilakukan pengecekan jalur kesiapan (line cleareance) oleh pengawas. Operator
melakukan setting mesin kemudian melakukan pengecekan bobot kapsul. Apabila bobot sudah
memenuhi standar maka proses dapat dilanjutkan. Apabila bobot belum memenuhi standar
standar maka dilakukan seting ulang pada mesin. Mesin filling capsule memiliki dua hopper,
yaitu untuk cangkang kapsul dan serbuk/pellet. Bagian cangkang kapsul dimasukan hopper
cangkang kapsul kemudian dialirkan menuju shaft kapsul.Bagian penutup dan badan kapsul
akan terpisah secara otomatis berdasarkan bobot cangkang kapsul. Cangkang mengalir pada
dosing station dan akan dimasukan dalam badan cangkang kapsul. Cangkang kapsul yang telah
terisi akan digabungkan dengan penutupnya dan secara otomatis cangkang kapsul akan saling
mengunci.Selanjutnya kapsul yang keluar dari mesin filling akan langsung masuk ke mesin
polisher ditampung di kontainer. Selama proses filling, kapsul disampling oleh bagian IPC (In
Process Control) tiap 30 menit sekali untuk diperiksa keseragaman kapsul dan waktu hancur.
Pengolahan sediaan liquid produk liquid yang diproduksi oleh Exeltis berupa sirup dan
suspensi. Terdapat dua ruang liquid process untuk kapasitas berbeda. Terdapat empat tahapan
alur pembuatan proses sediaan liquid, yaitu pencampuran awal, pencampuran awal-akhir,
pencampuran akhir, dan pemindahan bulk ke mixer tank di ruang proses filling. Dalam satu
batch pembuatan produk liquid dibagi dalam beberapa sub (bagian) sesuai dengan kapasitas
mesin Homomixer. Pencampuran awal dilakukan untuk setiap subnya dengan pencampuran
mesin Homomixer yang berfungsi untuk menghaluskan partikel bahan awal. Selain dengan
Homomixer proses pengadukan dibantu dengan mesin In Line High Shear Mixer. Mesin ini
membantu proses pengecilan/penghalusan partikel agar larut sempurna sehingga mempercepat
proses menghomogenkan campuran.Setelah dilakukan pencampuran, bahan akan dimasukan
kedalam mixer tank untuk proses pencampuran akhir. Proses pemindahan produk liquid
menggunakan Moveable Filter yang mana produk dipindahkan menggunakan selang dan akan
14
disaring terlebih dahulu menggunakan filter untuk memastikan produk bebas dari partikel atau
endapan.
Sediaan Semisolid yang di produksi oleh Exeltis diantaranya salep, dan krim. Proses
pengolahan sediaan semisolid diawali proses mixing dengan menggunakan mesin Vacuum
Emulsify Mixer. Alat ini tidak hanya digunakan untuk pembuatan sediaan salep, akan tetapi
juga untuk sediaan krim dan gel. Prinsip kerja dari alat tersebut adalah pencampuran semua
bahan sediaan (mixing) dengan menggunakan suhu dan vacum. Penggunaan vacum ini
pertujuan untuk menghilangkan udara yang terjebak ketika pencampuran bahan sediaan
semisolid. Langkah pembuatan salep ada tiga, yaitu pembuatan basis salep, pencampuran bahan
excipient lain, dan pencampuran akhir (zat aktif). setelah sediaan semisolid selesai dilakukan
pencampuran, maka selanjutnya sediaan semisolid akan dilakukan filling.
5. Pengemasan
Pengemasan yang dilakukan di PT Exeltis dilakukan secara 2 tahap, yaitu pengemasan primer
dan pengemasan sekunder.
Pengemasan primer produk solid tablet dan kapsul yang dibuat PT Nufarindo adalah
dengan menggunakan strip dan blister. Mesin strip dan blister yang akan digunakan
dikondisikan sesuai dengan spesifikasi produknya. Dari masing-masing tipe mesin strip
dibedakan dari spesifikasi dan jumlah stip yang dapat dihasilkan dalam satu kali cutting.
Mesin strip mempunyai bagian-bagian dari fungsinya tersendiri. Bagian-bagian tersebut
diantaranya adalah hopper, track line ,feeding chut, sealing roll, cutting horizontal, dan
wetting vertikal, counter, dan foil roll, sesuai dengan mesin strip beroperasi.
Produk solid (tablet/kaplet/kapsul) ditampung pada hopper dan akan turun mengisi track
line dan masuk ke feeder. Setelah masuk ke feeder produk solid akan masuk ke sealing roll
pocket. Selanjutnya produk solid akan di sealing diantara front foil dan back foil sehingga
produk dikemas dengan aman. Masing-masing roller depan dan belakang dipapar dengan
panas melalui heater yang telah disetting suhunya sesuai dengan spesifikasi
produk.Pemaparan panas ini bertujuan untuk melekatkan foil depan dan belakang yang
akan membungkus produk sehingga produk aman dan kemasan tidak bocor. Selain
pengaturan suhu sealing roll, tekanan antara kedua roll diatur sedemikian rupa agar hasil
strip tidak bocor. Setelah terkemas dalam foil,alat penghitung (counter) akan menghitung
jumlah strip yang terpotong secara vertikal (diantara tiap bagian strip) dan horizontal oleh
pemotong secara otomatis. Sedangkan untuk mesin blister, bagian-bagian mesin
15
diantaranya adalah form film uncoiler, forming station, moving station, ealing station,
draw-off station, dan punch station.
IPC yang dilakukan untuk kemasan strip dan blister ada berapa macam, yaitu penampilan
fisik, jumlah isi tablet, penanda nomor bets dan ED, dan uji kebocoran (leaking test). IPC
dilakukan setiap 60 menit sekali yang telah di sampling di masukan kedalam larutan
metilen blue dan di vakum hingga tekanan 500-600 mmHg selama lima menit. Setelah
proses vakum selesai, tekanan di dalam alat akan berkurang dan kemasan dapan di ambil.
Jika terdapat kebocoran pada kemasan maka cairan metilen blue masuk kedalam kemasan
dan mencemari tablet yang telah di kemas. Kebocoran kemasan primer ini dapat di
pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu kualitas foil, pressure, dan suhu. Jika suhu yang di
gunakan terlalu rendah (kurang dari spesifikasi alat) maka foil bagian depan dan belakang
tidak akan melekat sempurna sehingga dapat menyebabkan kebocoran kemasan, sedangkan
jika suhu terlalu tinggi dapan menyebabkan kerusakan foil (mengering dan mengelupas)
suhu dapat meningkat akibat kecepatan putaran mesin sehingga perlu penyesuaian kecepan
mesin oleh operator.
Sedangkan untuk sediaan liquid proses pengisian produk liquid melalui mesin filling
empat channel dan mesin filling delapan channel. Setiap sebelum dilakukan pengisian
produk dalam kemasan botol, operator melakukan dan kesiapan jalur (line cleareance) uji
volume terpindahkan, uji kebocoran (untuk produk tertentu) agar sesuai dengan spesifikasi
produknya.Jika telah siap maka mesin filling dapat dijalankan untuk filling produk. IPC
yang dilakukan yaitu uji torque (untuk jenis obat tertentu ) yang bertujuan untuk menjamin
kerapatan tutup, uji kebocoran dan uji volume terpindahkan yang dilakukan setiap 30
menit.
Sediaan semi solid pada proses fillingnya menggunakan alat filling yang dapat disetting
untuk menambah atau mengurangi jumlah salep yang akan diisi ke dalam pot. selama
proses filling, salep dimasukan dalam hopper yang dipanaskan dengan air bersuhu 55 ℃
untuk menjaga viskositas salep agar mudah proses filling, selama proses filling,staff IPC
mengambil sampel salep yang sedang di filling dan diuji apakah sudah sesuai dengan
karakteristik dalam batch record.Untuk IPC sediaan semisolid yang dilakukan adalah
keseragaman bobot. Sampel diambil secara acak sebanyak 10 pot salep tiap 60 menit
selama proses filling.
Produk yang telah selesai dikemas primer oleh produksi segera dilakukan pengemasan
sekunder di dalam ruang pengemasan sekunder. Produk-produk tersebut meliputi strip,
botol, pot salep, dan tube. Kegiatan yang ada di ruangan pengemasan sekunder adalah
coding, pengemasan sekunder, pengeman tresier dan cetak. Pihak produksi membuat
16
jadwal pengemasan sekunder untuk setiap harinya kemudian selanjutnya bisa memesan
etiket, brosur, kemasan sekunder di gudang embalage.
Setelah bahan kemas di pesan datang, maka operator coding pada etiket dan / atau dua
box yang meliputi BN (Batch Number), MD (Manufacturing Date), ED (Expired Date),
HET (Harga Eceran Tertinggi) dengan menggunakan printer coding.
Proses pengemasan kemasan sekunder sediaan likuit dilakukan dengan cara botol hasil
filling di kemas primer di salurkan ke proses kemasan sekunder melalui conveyor secara
in line. Produk akan diberi etiket yang sudah di coding saat melewati mesin lebelling
stiker. Produk sediaan liquid akan melewati measuring cup yang selanjutnya menuju
mesin cartoning untuk di masukan ke dalam dusbox yang sudah tercoding dan di beri
brosur secara otomatis. Produk tersebut di masukan kedalam master box sesuai dengan
jumlah yang tertera di CPB dan di lakukan pengecekan bobot.
Sediaan solid yang di kemas dengan strip dan blister dicoding terlebih dahulu yang
selanjutnya di lewatkan ke conveyor untuk di kemas kedalam dusbox yang sudah di
coding sesuai jumlah yang sudah tertera di CPB. Kemasan akan di segel dengan isolasi
khusus yang selanjutnya di lewatkan check weigher yang sudah diatur rentang bobotnya.
Apabila bobot tidak sesuai yang diatur maka obat akan tereject secara otomatis. Produk di
masukan ke dalam masterbox sesuai jumlah yang tertera di CPB dan di timbang sesuai
dengan rentang bobot master box.
Sediaan semisolid (salep) yang telah berada di dalam pot di beri etiket yang sudah
dicording. Selanjutnya, produk di masukkan ke dalam master box dan dicek bobotnya.
Produk yang telah di kemas sekunder dan tersier ditimbang, kemudian di catat berat pada
kemasan dan dicetak dalam pelet-pelet yang sesuai dengan nama bets produk.
17
1. PRODUKSI
Supervisor produksi bekerja dibawah pimpinan kepala bagian produksi dan bertanggung jawab
dalam merencanakan, mengawasi, dan mengontrol terkait jalan nya seluruh kegiatan produksi
mulai dari plan production hingga packing product. Sedangkan seluruh kegiatan produksi
dilakukan oleh operator dengan diawasi oleh supervisor dan manajer produksi. Seluruh kegiatan
yang dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku dibagian
produksi PT Nufarindo.
2). Memimpin dan mengarahkan secara teknis dan administrasi semua pelaksaanan tugas, mulai
dari penimbangan, pengolahan sampai dengan pengemasan.
3). Bersama dengan manager PPIC menyusun rencana produksi
4). Bertanggung jawab memeriksa (CPB) dan menjamin produksi dilaksanakaan sesuai CPB.
5). Mengusahakan efisiensi produksi dan perbaikan biaya produksi.
6). Bekerja sama dengan bagian R&D untuk percobaan skala produksi setelah uji laboratorium.
Kegiatan produksi secara umum dibagi menjadi 2 tahap, yaitu proccesing (Manufacturing) dan
pengemasan (Packaging). Dengan demikian, produksi mempunyai dua nilai pokok. yang pertama
menciptakan nilai guna barang atau jasa.Kedua, menambah nilai barang atau jasa.
Pada hakikatnya, kegiatan produksi adalah proses penciptaan ada penambahan nilai guna dari
barang atau jasa bentuk yang diikuti oleh penambahan manfaat, bentuk, waktu, tempat atas
faktor- faktor produksi sehingga dari produksi tersebut memiliki kemampuan lebih tinggi dalam
memenuhi kebutuhan pemakaian nya. produksi dari sudut pandang bertujuan untuk memperoleh
keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu, sebelum produksi dilakukan, perlu dilakukan
persiapan dan manajemen yang cermat.
A. KESIMPULAN
Setelah mengikuti dan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Nufarind periode 2
Januari hingga 2 April 2023, maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut ini :
1. Peran Apoteker di PT. Nufarindo telah dilakukan dengan baik. Hal ini terlihat dari jumlah
tenaga Apoteker yang cukup banyak dan terkualifikasi.Selain itu, personel kunci di PT.
Nufarindo seperti kepala produksi, kepala bagian pengawasan mutu, dan kepala bagian
pemastian mutu merupakan Apoteker sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam CPOB.
2. PT. Nufarindo merupakan industri farmasi yang telah melaksanakan rangkaian kegiatan
produksi, pengawasan mutu dan pengadilan mutu sehari-hari. Aspek CPOB tersebut telah
diimplementasikan serta didokumentasikan dengan baik.
B. SARAN
Demi meningkatkan kemajuat PT. Nufarindo, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Tetap menjaga dan mempertahankan kualitas dalam memproduksi sediaan farmasi sesuai
dengan ketentuan CPOB seperti dilakukannya pelatihan yang terkait dengan CPOB.
2. Meningkatkan aplikasi CPOB didalam produksi sediaan farmasi, termasuk pengetahuan
personalia mengenai CPOB.
22
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM, (2018), Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Jakarta: BPOM.
23
Lampiran 1
Lampiran 2
24
Lampiran 3
Lampiran 4