Anda di halaman 1dari 90

PORTOFOLIO KEGIATAN DAN LAPORAN AKHIR

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER


BIDANG PUSKESMAS

LOKASI: PUSKESMAS MINGGIR


PERIODE: SEPTEMBER 2023

Nama : Ellysa Puspa Diastuti


NIM : 23/527771/FA/14154

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
(2023)
Halaman Pensesahan

: ..i]{..D
Lnr ul\n-\ 1'. \L UIIJ
dl\r tll\
PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
LlIf\ iaIl L]Cl\tL/l A C
lJ i Lr; A1 lr/-:
i .J
DT
i L. i a\a-.ir i,l;

LOKASI: PUSKESMAS MINGGIR


nrlDt,1
i i,f\iira;inx. -- cFDTrt {DrD
ritLi i i,r'rii)ili\ .n.x
iili-)

DISUSLINI SEBAGAI SALAH SATU SYARAT MENDAPAT


t\r'r) l I A-r A Dr\-rrt7 |'E) aoA n
I \Dt
a
L-

PR{JUi<A[,I S IUI-)I PKUi-L5i APU iLh,tiT


FAKULTAS FARMASI LTNiVERSITAS GADJAH I\,{ADA

Petyusun:
Nanra : Ellysa Puspa Diasfuti
A]II,f .. LStJAi
'rx. l<1't'?'7
I ,
1 lE A 11 n 1
ttt la aTlJ-
<A

Disahkan di : Yogyakarta
T..^- l t1l\l .1,--1^lf
l;ilitjri;ii
__--_5-'" I ltrn:i_ti-rl!_tii_1

Pembimbing PKPA:
Puskesmas N{irreeir' Fakultas Fanrasi [JfiM

q
Nama: Edawati Lasmadita, S.Farm.Apt Nama: apt. Arief Rahman Hakim. M.Si
i\, lP iqx,'rrq//,iiliill /illi\ \ tl lq, ;liniiVtUU ltr,' iilill

Pirnpinan lnstitusi
Kepaia i'--r.,.- i)*,,..-,-*, { n,.i,

Pro i-esi Apotekci- i; C ivi

Kusuma Tejamurti Narna; apt. Anna WahluniW MPH., Ph.D.


,li i A iiiiiilil,' rllli i -h;iP. ; *. ii'^i i -rir i.iri..i frl,-r i
A. Identitas

PKPA: Puskesmas Lokasi: Puskesmas Minggir


Nama: Ellysa Puspa Diastuti Periode: September 2023
NIM: 23/527771/FA/14154 Preseptor: apt. Edawati
Lasmadita, S.Farm
Tandatangan: Co-preseptor: -
Dosen: apt. Arief Rahman
Hakim, M.Si

B. Rumusan kompetensi yang dicapai

Capaian CPL (Area Kompetensi): Mahasiswa mampu


Pembelajaran 1.1. Menunjukkan sikap Pancasilais dan kesadaran terhadap kepentingan bangsa dan negara
Lulusan (CPL) dan 1.2. Menunjukkan sikap jujur, bertanggung jawab, percaya diri, kematangan emosional,
Sub-CPL yang beretika, dan kesadaran menjadi pembelajar sepanjang hayat
dibebankan pada 3.1 Menguasai ketrampilan komunikasi efektif, kepemimpinan, pengelolaan diri, dan riset
matakuliah yang diperlukan dalam praktik kefarmasian
3.2. Melakukan praktik kefarmasian, pengambilan keputusan, dan pengembangan diri secara
professional dengan mengacu etika profesi
3.5. Melakukan penyiapan dan peracikan/pencampuran (compounding) sediaan farmasi sesuai
standar
3.10 Melakukan promosi kesehatan dan informasi obat
4.1 Menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dengan memanfaatkan
teknologi informasi untuk menghasilkan solusi sesuai bidang keahlian secara berintegritas
4.2 Mampu mengembangkan jaringan kerja, beradaptasi, berkreasi, berkontribusi, melakukan
supervisi, mengevaluasi dan mengambil keputusan dalam rangka menunjukkan kinerja
mandiri dan kelompok untuk menerapkan ilmu pengetahuan pada kehidupan bermasyarakat

Capaian CPMK 1 Mampu berkontribusi pada pengembangan dan peningkatan pelayanan kefarmasian
Pembelajaran secara berkelanjutan, kemampuan berkolaborasi dengan pihak lain dalam
Mata Kuliah pengambilan keputusan, dan menggunakan teknologi informasi yang tepat
(CPMK) CPMK 2 Mampu membuat keputusan praktik sesuai kode etik profesi dan ketentuan
perundang-undangan, memberikan saran dalam proses pengambilan keputusan dan
pemberian rujukan. menggunakan pengetahuan tentang perencanaan, pengadaan
obat dan alat kesehatan, penggunaan obat rasional, dan evaluasinya
CPMK 3 Mampu menerapkan pengetahuan tentang rantai pasok pada pemilihan distributor
secara efektif dan efisien dalam melakukan pengadaan sediaan farmasi dan alat
kesehatan sesuai kebutuhan, melakukan pengemasan dan pelabelan kembali bahan
obat sesuai standar serta memastikan ketersediaan informasi yang dibutuhkan
termasuk cara penyimpanan dan lama penyimpanan (BUD)
CPMK 4 Menerapkan keterampilan teknis farmasetik dan prinsip compounding
(steril dan non-steril) secara efektif dan mampu melakukan pengemasan sesuai
standar serta memastikan ketersediaan informasi yang dibutuhkan termasuk cara
penyimpanan, lama penyimpanan (BUD/Beyond Used Date) atau batas
kedaluwarsa (ED/Expiration Date)
CPMK 5 Mampu melakukan pemberian informasi dan edukasi secara efektif dengan
pendekatan berbasis bukti dalam upaya membangun kesadaran akan kesehatan,
pencegahan dan pengendalian penyakit, promosi gaya hidup sehat
CPMK 6 Mampu memberikan konseling untuk mengedukasi pasien dan memberikan
informasi yang dibutuhkan untuk memastikan penggunaan obat yang aman dan
rasional serta mampu menggunakan teknologi informasi dalam praktik dispensing
dan menyadari potensi serta keterbatasannya
Matriks Pemetaan
antara CPL dengan CPL CPMK 1 CPMK 2 CPMK 3 CPMK 4 CPMK 5 CPMK 6
CPMK CPL 1.1 √
CPL 1.2 √
CPL 3.1 √ √
CPL 3.2 √ √
CPL 3.5 √
CPL 3.10 √
CPL 4.1 √
CPL 4.2 √

C. Rangkuman Logbook kegiatan

Logbook ditujukan untuk kemudahan monitoring aktivitas harian mahasiswa. Selain itu,
logbook diharapkan dapat memudahkan dosen pembimbing dan preseptor untuk memastikan
keterpenuhan aktivitas atau realisasi rencana program kegiatan dan pembelajaran per semester
(RPKPS). Logbook dapat dimonitor setiap supervisi dan menjadi bagian dari laporan rutin dan
laporan akhir. Untuk selanjutnya rangkuman logbook kegiatan dituangkan dalam laporan akhir
berbasis portofolio untuk evaluasi ketercapaian kompetensi. Mahasiswa PKPA dinyatakan selesai
PKPA jika telah mengikuti seluruh materi kegiatan yang sudah dijadwalkan, ditunjukkan dalam
logbook kegiatan mahasiswa dan portofolio pekerjaan mahasiswa.

CPMK Cakupan Materi Kegiatan Tanggal Tandatangan Keterangan*


Dosen/
Preseptor
1 Materi: Pembimbingan oleh 16/9/2023
1. Struktur organisasi dosen (diskusi/kasus/
Dinkes Kab./Kota, soal/tugas)
UPTD Instalasi Farmasi Kegiatan di tempat PKPA
dan Puskesmas meliputi:
1. Mahasiswa
2. Sumber Daya Manusia: melakukan input
a. Jenis ketenagaan di data kesesuaian 18/9/23
Puskesmas resep dengan
formularium
b. Tugas pokok fungsi 2. Mahasiswa
Apoteker di mengisi data
Puskesmas pola peresepan
c. Penugasan wewenang obat puskesmas 19/9/23
Apoteker pendamping dari tahun 2022-
d. Kerjasama antar 2023
tenaga kesehatan 3. Preseptor
(nakes) di Puskesmas menjelaskan
struktur 19/9/23
3. Sistem Informasi organisasi
Manajemen Puskesmas puskesmas
(Simpus), digital terbaru
pharmacy (report, 4. Preseptor
services, health menjelaskan 19/9/23
promotion): fungsi Sistem
a. Fungsi dan manfaat Informasi dan
Simpus dalam Manajaemen
pelayanan kefarmasian Obat (SIMO)
b. Database obat untuk melalui
pengendalian dan simo.slemankab.
pelaporan inventory dan go.id
atau pelayanan
informasi obat
elektronik

4. Jaminan kesehatan
2 Materi Pembimbingan oleh 16/9/23
1. Aspek legal terkait dosen (diskusi/kasus/
regulasi di bidang soal/tugas)
pelayanan kefarmasian Kegiatan di tempat PKPA
di puskesmas meliputi:
1. Mahasiswa belajar
2. Pemantauan Terapi mandiri dan
Obat, Pemantauan Obat berdiskusi dengan
Rasional (POR), preseptor mengenai 18/9/23
Monitoring Efek regulasi pelayanan
Samping (MESO) kefarmasian di
dengan Identifikasi puskesmas.
ESO/potensi ESO, 2. Preseptor 19/9/23
Pelaporan ESO dengan memberikan materi
melakukan pengisian dan mahasiswa
formulir MESO dan praktik terkait POR,
Evaluasi Penggunaan MESO, ESO, dan
Obat (EPO) EPO.
3. Preseptor 20/9/23
memberikan tugas
pembuatan laporan
POR, EPO, dan
ESO kepada
mahasiswa,

3 Materi: Pembimbingan oleh


1. Perencanaan, dosen (diskusi/kasus/ 16/9/23
permintaan, dan soal/tugas)
penerimaan kebutuhan Kegiatan di tempat PKPA
obat dan bahan medis meliputi:
habis pakai (BMHP): 1. Preseptor
a. Perencanaan kebutuhan menjelaskan
obat dan BMHP mengenai 19/9/23
b. Proses seleksi manajemen farmasi
berdasarkan DOEN, (perencanaan
Fornas, SK kebutuhan,
Bupati/Walikota pengadaan, dan
c. Pengisian Laporan penerimaan obat) di
Pemakaian dan Lembar puskesmas.
Permintaan Obat 2. Preseptor
(LPLPO) menjelaskan terkait 19/9/23
d. Penentuan waktu penyimpanan dan
kekosongan obat, buffer distribusi untuk
stock, ED masing-masing unit
e. Proses permintaan obat di puskesmas.
dan BMHP 3. Mahasiswa belajar 19/9/23
f. Proses penerimaan obat cara mengisi
dan BMHP LPLPLPO yang
dijelaskan oleh
2. Penyimpanan dan preseptor
distribusi obat dan 4. Mahasiswa
BMHP: melakukan 30/9/23
a. Penyimpanan obat dan pengecekan stok
BMHP fisik dan kartu stok
b. Syarat ruangan obat.
c. Cara penyimpanan 5. Mahasiswa
khusus melakukan 30/9/23
d. Cara distribusi ke sub pemilahan obat
unit Puskesmas dan unit yang sudah ED pada
lainnya (Pustu, Pusling, tempat terpisah.
Posyandu, Polindes) 6. Mahasiswa
e. Cara distribusi ke ruang menghitung stok 30/9/23
rawat inap dan rawat opname ruangan
jalan (jika ada) farmasi, jaringan
pustu serta pusling.
3. Pengendalian, pencatatan 7. Mahasiswa
dan pelaporan: menghitung stok
opname di Gudang 2/10/23
a. Cara pengendalian farmasi dan rawat
persediaan, penggunaan, inap.
penanganan obat hilang, 8. Mahasiswa
rusak dan ED menerima dan 6/10/23
b. Pencatatan, pelaporan, mendata obat yang
pengarsipan didapatkan dari
c. Pemantauan dan GFK
evaluasi pengelolaan
4 Materi: Pembimbingan oleh 16/9/23
Pengkajian dan pelayanan dosen (diskusi/kasus/
resep, penyerahan obat, dan soal/tugas)
KIE: Kegiatan di tempat PKPA
a. Cara pengkajian resep meliputi:
(rasionalitas, tren
penyakit) 1. Preseptor
b. Pelayanan obat resep menjelaskan
c. Penyerahan obat di mengenai cara 20/9/23
rawat jalan dan rawat skrining resep
inap (jika ada) (kesesuaian obat,
d. Cara penyerahan obat perhitungan
khusus (PTRM) dosis) dan
e. KIE penyerahan obat
f. Pembahasan dan 2. Preseptor 20/9/23
penyelesaian contoh menjelaskan cara
kasus pada skrining administrasi dan
resep, peracikan obat, penyerahan obat
penyerahan obat, KIE, psikotropik
DRP (minimal 10 kasus 3. Mahasiswa 20/9/2
per periode PKPA) melakukan
skrining resep
dan penyerahan
obat dalam
pengawasan
preseptor.

5 Materi: Pembimbingan oleh


Pelayanan program dosen (diskusi/kasus/
bulanan/Promosi kesehatan: soal/tugas)
a. Pelayanan farmasi di Kegiatan di tempat PKPA
Posyandu, Pustu, meliputi: 19/9/23
Pusling 1. Preseptor
b. Penyuluhan kesehatan memberikan
kepada masyarakat materi mengenai
(Posyandu, Poslansia, kegiatan
promotif,
obat tradisional, dll)
preventif, dan
kuratif oleh
puskesmas
2. Preseptor 25/9/23
memberikan
tugas mahasiswa
untuk melakukan
penyuluhan
mengenai
penyimpanan
dan penggunaan
obat kepada
masyarakat
3. Mahasiswa
melakukan 23/9/23
praktek ke pustu
setempat
4. Mahasiswa
melakukan
praktek pusling 6/10/23

6 Materi: Pembimbingan oleh 16/9/23


1. Pelayanan PIO dan dosen (diskusi/kasus/
konseling khusus soal/tugas)
(minimal 3 layanan per Kegiatan di tempat PKPA
periode PKPA) pada meliputi:
obat-obat program
pemerintah: 1. Preseptor
menjelaskan
a. Pelayanan PIO aktif dan mengenai
pasif serta cara Pelayanan PIO, 19/9/23
dokumentasi PIO konseling, dan
b. Konseling pasien rekonsiliasi obat.
khusus, pengunaan obat 2. Preseptor
dengan cara khusus menjelaskan
bentuk rekam 21/9/23
2. Pelayanan Farmasi medis pasien
Klinik (minimal 1 rawat inap dan
pasien per periode melakukan visite
PKPA untuk visite dan di puskesmas.
atau home care): 3. Preseptor
a. Penerapan farmasi memberikan
klinik pada pasien rawat tugas pembuatan 21/9/23
inap saat visite bersama laporan PIO,
Konseling, dan
dokter/visite mandiri
Rekonsiliasi
b. Konseling kepada Obat
pasien khusus dan 4. Mahasiswa
keluarganya (Home membuat tugas 25/9/23
pharmacy care) PIO secara
mandiri berupa
poster cara
beyond-use-date
dan alat minum
obat.
5. Mahasiswa 7/10/23
melakukan
praktik konseling
obat
khusus cara
penggunaan
salep mata,
suppositori, dan
sublingual.
6. Mahasiswa 25/9/23
melakukan
penyuluhan PIO
di Puskesmas
Minggir.

*Keterangan: tuliskan di kolom keterangan apabila materi tersebut tidak didapatkan, atau tidak dikerjakan (beserta
alasannya) atau apabila ada tambahan materi lain.

D. Portofolio pengembangan diri (menggambarkan kesesuaian materi kegiatan yang


dilaksanakan selama PKPA dan kompetensi yang dicapai)

CPMK 1:
Mampu berkontribusi pada pengembangan dan peningkatan pelayanan kefarmasian secara
berkelanjutan, kemampuan berkolaborasi dengan pihak lain dalam pengambilan keputusan, dan
menggunakan teknologi informasi yang tepat.

Materi 1:
Struktur organisasi Dinkes Kab/Kota, UPTD Instalasi Farmasi dan Puskesmas

Capaian Pembelajaran:
Memahami struktur organisasi Puskesmas dan kedudukannya dalam struktur organisasi Dinas
Kesehatan dan UPTD Instalasi Farmasi

Indikator/Parameter Kesuksesan:
Mampu menjelaskan struktur organisasi Puskesmas dan kedudukannya dalam struktur organisasi
Dinas Kesehatan dan UPTD Instalasi Farmasi

Cara Pencapaian/Pengalaman Pembelajaran* (pilihlah, bisa >1 pilihan):


1. Belajar mandiri
2. Kuliah/tutorial dan diskusi
3. Praktek kerja
4. Case/problem based learning dan diskusi (pembahasan)
5. Project/team based learning dan diskusi (pembahasan)
6. Tugas/kuis
Deskripsi proses pembelajaran :
Mahasiswa PKPA melakukan pembelajaran mandiri menggunakan beberapa referensi
antara lain Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2016 tentang Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas, Undang-undang RI Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan, dan diskusi bersama
dengan preseptor di puskesmas.

Deskripsi hasil pembelajaran:


1. Sesuia PMK Nomor 43 tahun 2019, puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) merupakan
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
2. Berdasarkan PMK Nomor 75 tahun 2017, organisasi Puskesmas disusun oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan kategori, upaya kesehatan, dan beban kerja
Puskesmas. Organisasi Puskesmas terdiri dari:
a. Kepala Puskesmas
b. Kepala sub bagian tata usaha
c. Penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
d. Penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium
e. Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan.
3. Saat ini status Puskesmas Minggir adalah Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). BLUD
merupakan unit kerja perangkat daerah dalam pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan
pada prinsip efisien dan produktivitasnya.
4. Kepala Puskesmas Minggir dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas yang memenuhi
kriteria sesuai PMK Nomor 43 Tahun 2019 :
a. Berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
b. Memiliki pendidikan bidang kesehatan paling rendah sarjana S-1 atau D-4
c. Pernah paling rendah menduduki jabatan fungsional tenaga kesehatan masyarakat
d. Masa kerja di Puskesmas paling sedikit 2 (dua) tahun dan telah mengikuti pelatihan
manajemen Puskesmas
Kepala Puskesmas memiliki tanggung jawab atas seluruh kegiatan dalam puskesmas serta
bertanggung jawab untuk merencanakan dan mengusulkan kebutuhan sumber daya
Puskesmas kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Jabatan Kepala Puskesmas diangkat
dan diberhentikan oleh bupati/walikota
5. Visi & Misi Puskesmas Minggir
Visi : Terwujudnya pelayanan Puskesmas yang berkualitas, terjangkau, dan berdaya saing
menuju masyarakat Sleman yang berbudaya hidup sehat.
Misi :
- Mewujudkan tata kelola pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui peningkatan
sumber daya Puskesmas berbasis teknologi informatika
- Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan profesional bagi masyarakat
- Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan melalui kerja sama
lintas program dan lintas sektor.

Visi & Misi yang dimiliki Puskesmas Minggir sesuai dengan tugas pokok fungsi dari
Puskesmas berdasarkan Permenkes No. 43 tahun 2019 yaitu Puskesmas memberikan
pelayanan kesehatan melalui penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Preventif (UKP) tingkat pertama dan lebih mengutamakan upaya
promotif serta preventif untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Minggir.

Lain-lain (link luaran, hasil riset, analisis masalah dan penyelesaian, dll)
1. Situs website resmi Puskesmas Minggir
https://pkmminggir.slemankab.go.id/
2. Gedung Puskesmas Minggir
3. Farmasi Puskesmas Minggir

4. Stuktur Organisasi Puskesmas Minggir


5. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman

6. SOP Puskesmas Minggir


Materi 2:
Sumber Daya Manusia:
a. Jenis ketenagaan di Puskesmas
b. Tugas pokok fungsi Apoteker di Puskesmas
c. Penugasan wewenang Apoteker pendamping
d. Kerjasama antar tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas

Capaian Pembelajaran:
Memahami jenis-jenis ketenagaan di Puskesmas dan uraian tugas masing-masing

Indikator/Parameter Kesuksesan:
Mampu menjelaskan jenis-jenis ketenagaan di Puskesmas dan uraian tugas masing-masing

Cara Pencapaian/Pengalaman Pembelajaran* (pilihlah, bisa >1 pilihan):


1. Belajar mandiri
2. Kuliah/tutorial dan diskusi
3. Praktek kerja
4. Case/problem based learning dan diskusi (pembahasan)
5. Project/team based learning dan diskusi (pembahasan)
6. Tugas/kuis

Deskripsi proses pembelajaran (Tuliskan proses pembelajaran selama PKPA):


Informasi terkait tenaga kerja berserta tupoksinya di Puskesmas Minggir diperoleh dari
hasil diskusi mahasiswa bersama dengan preseptor serta melakukan pencarian informasi tambahan
secara mandiri.

Deskripsi hasil pembelajaran:


a. Jenis Ketenagaan di Puskesmas
Puskesmas Minggir memiliki jumlah karyawan ASN/PNS sebanyak 49 orang dan
non-PNS sebanyak 23 orang yang mana ruang lingkup kerjanya dibagi menjadi beberapa
subunit. Berikut merupakan daftar sub unit di Puskesmas Minggir :
Ketenagaan Jumlah Ketenagaan Jumlah
Dokter Umum 4 Fisioterapi 2
Dokter Gigi 2 Psikolog 1
Perawat 13 Kesling 3
Perawat Gigi 3 Promkes 2
Bidan 9 Tata Usaha 10
Apoteker 1 Driver 3
Asisten Apoteker 2 Keamanan 3
Analis 3 Juru masak 2
Nutrisionis 3 Juru parkir 2
Rekam medis 2 Magang 1

Daftar nama pegawai Puskesmas Minggir :


Jenis Ketenagaan Nama Pegawai
Plt Kepala Puskesmas dr. Raditya Kusuma Tejamurti
Subag Tata Usaha Marwata, AMKG
Subag Tata Usaha Keuangan Nova Sandi Virawati, A. Md
Subag Tata Usaha Kepegawaian Sabari
Subag Tata Usaha Rumah Tenaga Suprihatin
Subag Tata Usaha Sistem Informasi Puskesmas Ratna Widayanti, A. Md
Penanggung Jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Siti Maryati, S. ST
Masyarakat
UKM Esensial Kesehatan Lingkungan Siti Maryati, S. ST
UKM Esensial Pelayanan Promosi Kesehatan Isti Suparyati
UKM Esensial Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM Heni Irawati, A. Md.Keb
UKM Esensial Pelayanan Gizi yang bersifat UKM Theresia Istiningsih, S.Tr.Gz
UKM Esensial Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Dian Heri N, A.Md.Kep
Penyakit
UKM Pengembangan Pelayanan Kesehatan Lansia Ambar Kusuma Wati, A. Md.Kep
UKM Pengembangan Pelayanan Kesehatan Gigi Isti Suparti, A.Md.Kes
Masyarakat
UKM Pengembangan Pelayanan dan Kesehatan Olahraga Tri Mulyani, A.Md,Kep
UKM Pengembangan Pelayanan Kesehatan Jiwa Faitun Puji Astuti, A.Md.Kep
UKM Pengembangan UKK Dian Heri N, A.Med.Kep
UKM Pengembangan PTM Ambar Kusuma Wati, A.Md.Kep
UKM Pengembangan PKPR Heni Irawati,A.Md.Keb
Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian, dan Laboratorium dr. Sri Hartatik
Pelayanan Gawat dan PPK Darurat dr. Raditya Kusuma Tejamurti
Pelayanan Pemeriksaan Umum dr. Raditya Kusuma Tejamurti
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut drg. Sri Wijayati
Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP Puji Astuti, A.Md.Keb
Pelayanan Kefarmasian Apt. Edawati Lasmadita, S.Farm
Niki Mandawati, A.Md.Farm
Yohanes Kristianto, A.Md.Farm
Pelayanan Laboratorium Dwi Apriati, S.ST
Rawat Inap dr. Hidayati
Kamar Bersalin Puji Astuti, A.Md.Keb
Pelayanan Konsultasi Psikologi Dedek Jannatul Makwa
Pelayanan Fisioterapi Very Afriditya Azis, A.Md.Fis
Klinik Keperawatan Rita Yuliani, A.Md.Kep
Klinik Sanitasi Fahmi Huda M, A.Md
Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Pelayanan Marwata, AMKG
Kesehatan
Puskesmas Pembantu Astri Widyarini, A.Md.Keb
Jejaring Luas Puskesmas Astri Widyarini, A.Md.Keb

b. Tugas Pokok Fungsi Apoteker dan Asisten Apoteker di Puskesmas Minggir


1. Apoteker (apt. Edawati Lasmadita, S.Farm) sebagai Ketua :
• Mengawasi dan membina seluruh kegiatan pengelolaan sediaan farmasi dan
Bahan Mudah Habis Pakai (BMHP) di Puskesmas Minggir.
• Menjadi kepala kegiatan kefarmasian di luar puskesmas seperti layanan Home
care dan puskesmas keliling.
• Menjadi penanggung jawab obat rawat inap dan puskesmas pembantu /
puskesmas keliling.
2. Asisten Apoteker I (Niki Mandawati, A.Md.Farm) sebagai koordinator
pengelolaan vaksin :
• Melakukan pengelolaan vaksin mulai dari serah terima vaksin, penyimpanan,
dan pengawasan penyimpanan vaksin.
• Menjadi penanggung jawab ruang obat rawat jalan
3. Asisten Apoteker II (Yohanes Kristianto, A.Md.Farm) sebagai koordinator ruang
gudang farmasi dan BMHP :
• Melakukan pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di ruang gudang farmasi
meliputi penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian ke sub-unit di
Puskesmas Minggir
• Melakukan pemusnahan dan penarikan terhadap sediaan farmasi dan BMHP
yang tidak memenuhi persyaratan mutu, kadaluwarsa, tidak memenuhi syarat
untuk pelayanan kesehatan, dan atau dicabut izin edarnya.
• Melakukan pengendalian sediaan farmasi dan alat BMHP
• Membuat laporan pemakaian dan lembar permintaan obat Puskesmas Minggir
• Membuat administrasi pelaporan seluruh pengelolaan sediaan farmasi dan
BMHP.
c. Kerjasama Antar Tenaga Kerja Kesehatan di Puskesmas
Bentuk kerjasama antar Nakes (interprofesional) meliputi dokter, bidan, perawat,
dan apoteker di Puskesmas Minggir yaitu dengan adanya beberapa program kesehatan
seperti penyuluhan kesehatan, puskesmas pembantu, dan puskesmas keliling. Selain itu,
bentuk koordinasi lainnya juga terjadi dalam permintaan sediaan farmasi dan alat BMHP
di setiap sub-unit.
Materi 3:
1. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus), digital pharmacy (report, services, health
promotion):
a. Fungsi dan manfaat Simpus dalam pelayanan kefarmasian
b. Database obat untuk pengendalian dan pelaporan inventory dan atau pelayanan informasi
obat elektronik
2. Jaminan kesehatan

Capaian Pembelajaran:
1. Memahami fungsi dan manfaat Simpus serta mampu mengaplikasikan pemanfaatan
Simpus untuk pengendalian dan pelaporan inventori dan atau pelayanan informasi obat
2. Memahami tujuan, sasaran, dan aspek lain pada jaminan kesehatan

Indikator/Parameter Kesuksesan:
1. Mampu menjelaskan fungsi dan manfaat Simpus serta mampu mengaplikasikan
pemanfaatan Simpus untuk pengendalian dan pelaporan inventori dan atau pelayanan
informasi obat
2. Mampu menjelaskan tujuan, sasaran, dan aspek lain pada jaminan kesehatan

Cara Pencapaian/Pengalaman Pembelajaran* (pilihlah, bisa >1 pilihan):


1. Belajar mandiri
2. Kuliah/tutorial dan diskusi
3. Praktek kerja (demo Simpus)
4. Case/problem based learning dan diskusi (pembahasan)
5. Project/team based learning dan diskusi (pembahasan)
6. Tugas/kuis

Deskripsi proses pembelajaran (Tuliskan proses pembelajaran selama PKPA):


Untuk memperoleh informasi terkait Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) ,
digital pharmacy, dan jaminan kesehatan mahasiswa melakukan pencarian informasi secara
mandiri kemudian dilakukan diskusi dengan preseptor pada poin-poin yang belum jelas.

Deskripsi hasil pembelajaran:


1. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) merupakan suatu aplikasi yang
digunakan untuk membantu dokumentasi data pasien, pengolahan, dan penyajian data
menjadi suatu informasi yang cepat dan tepat. Penggunaan Simpus di Puskesmas Minggir,
SISFOMAS, sebagai sistem informasi dalam pelayanan mulai dari pendaftaran hingga
pasien menuju ruang poli. Sementara dalam pengendalian dan pelaporan Inventory dan
Pelayanan Informasi Obat Elektronik di Puskesmas Minggir digunakan Sistem Informasi
Manajemen Obat pada website https://simo.slemankab.go.id/ termasuk permintaan obat
dan pengunggahan LPLPO juga dilakukan pada situs halaman tersebut.
2. Jaminan Kesehatan
Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan
Kesehatan yang merupakan jaminan perlindungan kesehatan kepada masyarakat yang
membayar iuran maupun dibayar oleh pemerintah pusat atau daerah, Penerima Bantuan
Iuran (PBI), untuk memperoleh manfaat perlindungan dan pemeliharaan kesehatan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Setiap masyarakat yang mendaftar BPJS Kesehatan
mendapatkan manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan kesehatan perorangan
meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif (pelayanan obat, alat
kesehatan, dan BMHP). Ada beberapa pelayanan kesehatan yang tidak dijamin oleh
program jaminan kesehatan seperti pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri,
estetika, mengatasi infertilitas, ketergantungan obat/alkohol, meratakan gigi/ortodonsi,
gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, alat dan obat kontrasepsi, dan
kosmetik.

Lain-lain (link luaran, hasil riset, analisis masalah dan penyelesaian, dll)
a. Tampilan Simpus (SISFOMAS) Puskesmas Minggir
b. Tampilan SIMO
- Laporan Perencanaan – Realisasi Sediaan Farmasi dan BMHP Puskesmas Minggir
2023

- Stok Obat UPT Pengelolaan Obat dan Alat Kesehatan Kabupaten Sleman per 19
September 2023
CPMK 2:
Mampu membuat keputusan praktik sesuai kode etik profesi dan ketentuan perundang-undangan,
memberikan saran dalam proses pengambilan keputusan dan pemberian rujukan, menggunakan
pengetahuan tentang perencanaan, pengadaan obat dan alat kesehatan, penggunaan obat rasional,
dan evaluasinya.

Materi 1: (Tambahin Foto)


Aspek legal terkait regulasi di bidang pelayanan kefarmasian di puskesmas

Capaian Pembelajaran:
Memahami standar pelayanan kefarmasian di puskesmas berdasar UU

Indikator/Parameter Kesuksesan:
Mampu menjelaskan standar pelayanan kefarmasian di puskesmas berdasar UU

Cara Pencapaian/Pengalaman Pembelajaran* (pilihlah, bisa >1 pilihan):


1. Belajar mandiri
2. Kuliah/tutorial dan diskusi
3. Praktek kerja
4. Case/problem based learning dan diskusi (pembahasan)
5. Project/team based learning dan diskusi (pembahasan)
6. Tugas/kuis

Deskripsi proses pembelajaran (Tuliskan proses pembelajaran selama PKPA):


Mahasiswa belajar mandiri terkait materi standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas
dengan mempelajari Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun
2016.

Deskripsi hasil pembelajaran:


Ruang lingkup praktik kefarmasian sudah diatur di dalam Undang-undang RI Nomor 36
Tahun 2009 pada Pasal 108 ayat (1) meliputi pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional dan harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang0undangan.
Menurut Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif di pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat,
ketersediaan akses pelayanan kesehatan, teknologi tepat guna, keterpaduan, dan kesinambungan,
serta Puskesmas memiliki fungsi penyelenggaraan UKM dan UKP tingkat pertama di wilayah
kerjanya.
Berdasarkan Permenkes Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas menjelaskan bahwa, tiap apoteker/tenaga teknis kefarmasian harus mengikuti standar
pelayanan kefarmasian sesuai peraturan yang mana standar pelayanan kefarmasian dibagi menjadi
dua, yaitu pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP serta pelayanan farmasi klinik. Pengelolaan
sediaan farmasi dan BMHP meliputi perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan,
distribusi, pengendalian, pencatatan, pelaporan, monitoring, dan evaluasi. Sedangkan pelayanan
farmasi klinik di Puskesmas meliputi pengkajian dan pelayanan resep, pelayanan informasi obat
(PIO), konseling, visite pasien, monitoring efek samping obat (MESO), pemantauan terapi obat,
dan evaluasi penggunaan obat.

Lain-lain (link luaran, hasil riset, analisis masalah dan penyelesaian, dll)
1. Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
Materi 2:
Pemantauan Terapi Obat, Pemantauan Obat Rasional (POR), Monitoring Efek Samping (MESO)
dan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO):
a. Pemantauan terapi obat dan Pemantauan obat rasional (POR)
b. Monitoring ESO dengan Identifikasi ESO/potensi ESO
c. Pelaporan ESO dengan melakukan pengisian formulir MESO
d. Evaluasi penggunaan obat

Capaian Pembelajaran:
Memahami Pemantauan Terapi Obat, Pemantauan Obat Rasional (POR), Monitoring Efek
Samping (MESO) dan pelaporan ESO dengan melakukan pengisian formulir MESO serta Evaluasi
Penggunaan Obat

Indikator/Parameter Kesuksesan:
Mampu menjelaskan Pemantauan Terapi Obat, Pemantauan Obat Rasional (POR), Monitoring
Efek Samping (MESO) dan pelaporan ESO dengan melakukan pengisian formulir MESO serta
Evaluasi Penggunaan Obat

Cara Pencapaian/Pengalaman Pembelajaran* (pilihlah, bisa >1 pilihan):


1. Belajar mandiri
2. Kuliah/tutorial dan diskusi
3. Praktek kerja (melakukan pengisian formulir MESO (minimal 1 kasus per periode,
berdasar rekam medic atau kasus yang pernah terjadi)
4. Case/problem based learning dan diskusi (pembahasan)
5. Project/team based learning dan diskusi (pembahasan)
6. Tugas/kuis

Deskripsi proses pembelajaran (Tuliskan proses pembelajaran selama PKPA):


Proses pembelajaran mengenai pemantauan terapi obat, POR, MESO, dan EPO dijelaskan
oleh preseptor kemudian mahasiswa diberi tugas untuk mendokumentasikan apabila terdapat
pasien yang mengalami efek samping obat selama mahasiswa melakukan pelayanan resep.

Deskripsi hasil pembelajaran:


1. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Pemantauan Terapi Obat (PTO) adalah proses yang memastikan pasien
memperoleh terapi obat yang efektif, minim efek samping, dan terjangkau namun
berefikasi maksimal. Tujuan dari PTO sendiri adalah untuk mendeteksi adanya
permasalahan yang terkait dengan obat sehingga dapat memberikan solusi atau
rekomendasi penyelesaian masalah. PTO biasanya dilakukan pada pasien kronis atau
pengobatan jangka panjang seperti HIV dan tuberkulosis.
2. Penggunaan Obat Rasional (POR)
Menurut WHO, penggunaan obat yang rasional apabila pasien telah menerima
terapi obat sesuai dengan kebutuhan klinis, dengan dosis yang sesuai, dan biaya yang
terjangkau sesuai untuk perorangan atau masyarakat.
3. Pelaporan ESO dengan pengisian formulir MESO
Monitoring efek samping merupakan pemantauan respon terhadap obat yang
bersifat merugikan atau tidak diharapkan pada pemberian dosis normal untuk tujuan
profilaksis, diagnosis, dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis. Mahasiswa
melakukan rekapitulasi catatan ESO setiap bulannya dan mengisi form MESO dilakukan
melalui meso.pom.go.id.
4. Evaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi penggunaan obat dilakukan secara terstruktur untuk menjamin obat yang
digunakan oleh pasien sudah sesuai dengan indikasi, efektif, aman, dan rasional. Lembar
pemantauan terapi obat berisikan data laboratorium pasien, data klinis, obat beserta dosis
dan aturan pakai, dan evaluasi penggunaan obat. Pada bagian tabel evaluasi penggunaan
obat terdiri dari masalah yang dialami selama penggunaan obat, rekomendasi dari apoteker,
dan tindak lanjut yang dilakukan.

Lain-lain (link luaran, hasil riset, analisis masalah dan penyelesaian, dll)
1. Jumlah kasus MESO selama PKPA:
Contoh: 0 (Tidak ada kasus MESO selama periode PKPA)
2. Jumlah pelaporan ESO selama PKPA:
Contoh: Pasien mengalami gatal-gatal setelah menerima obat saraf baru (fenitoin)
3. Form Laporan POR Puskesmas Minggir 2023

4. Form Pemantauan Terapi dan Evaluasi Obat


CPMK 3:
Mampu menerapkan pengetahuan tentang rantai pasok pada pemilihan distributor secara efektif
dan efisien dalam melakukan pengadaan sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai kebutuhan,
melakukan pengemasan dan pelabelan kembali bahan obat sesuai standar serta memastikan
ketersediaan informasi yang dibutuhkan termasuk cara penyimpanan dan lama penyimpanan
(BUD).

Materi 1:
Perencanaan, permintaan, dan penerimaan kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai (BMHP):
a. Perencanaan kebutuhan obat dan BMHP
b. Proses seleksi berdasarkan DOEN, Fornas, SK Bupati/Walikota
c. Pengisian Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)
d. Penentuan waktu kekosongan obat, buffer stock, ED
e. Proses permintaan obat dan BMHP
f. Proses penerimaan obat dan BMHP

Capaian Pembelajaran:
1. Memahami proses seleksi obat dan kriteria yang digunakan dalam proses pemilihan obat
2. Mampu menyusun rencana pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai (BMHP)

Indikator/Parameter Kesuksesan:
1. Mampu menjelaskan proses seleksi obat dan kriteria yang digunakan dalam proses pemilihan
obat
2. Mampu menyusun rencana pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai (BMHP)

Cara Pencapaian/Pengalaman Pembelajaran* (pilihlah, bisa >1 pilihan):


1. Belajar mandiri (mempelajari bagaimana menyusun SOP perencanaan sediaan
farmasi dan alkes)
2. Kuliah/tutorial dan diskusi (mengevaluasi efektivitas perencanaan)
3. Praktek kerja:
a. mengisi data pemakaian, sisa stok sebagai dasar menyusun RKO
b. pemilihan sediaan (formularium puskesmas)
c. membuat rencana Kebutuhan Obat Program dengan metode Morbiditas berdasarkan
Target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas)
d. membuat Rencana Kebutuhan Obat Program dengan metode konsumsi berdasarkan
pemakaian
4. Case/problem based learning dan diskusi (pembahasan)
5. Project/team based learning dan diskusi (pembahasan)
6. Tugas/kuis
Deskripsi proses pembelajaran (Tuliskan proses pembelajaran selama PKPA):
Mahasiswa memperoleh penjelasan dari preseptor mengenai bentuk dan cara pengisian
LPLPO, pengadaan, penerimaan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmas Minggir. Selain itu,
mahasiswa juga diberi tugas untuk melakukan penghitungan sisa stok di gudang farmasi dan ruang
apotek Puskesmas Minggir.

Deskripsi hasil pembelajaran:


1. Perencanaan Kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Perencanaan sediaan farmasi dan BMHP dilakukan untuk menentukan jenis dan
jumlah dalam rangka memenuhi kebutuhan puskesmas. Proses seleksi dalam perencanaan
bertujuan untuk meningkatkan penggunaan obat secara rasional dan efisien dalam
menggunakan obat. Pada proses perencanaan, tiap Puskesmas diminta untuk membuat data
pemakaian obat yang direkap melalui Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO) yang kemudian dapat diinput ke dalam Sistem Informasi Manajemen Obat
(SIMO) Kabupaten Sleman. Kemudian instalasi farmasi Kabupaten Sleman/Kota akan
mengkompilasi dan menganalisa kebutuhan sediaan farmasi dan BMHP, menyesuaikan
anggaran, dan memperhitungkan waktu kekosongan, buffer stok, dan menghindari stok
berlebih.
Puskesmas Minggir melakukan perencanaan sediaan farmasi dan BMHP biasanya
dilakukan setiap bulan sesuai dengan Rencana Kebutuhan Obat (RKO). Akumulasi selama
12 bulan dari data kebutuhan yang ada di LPLPO dijadikan acuan untuk merencanakan
kebutuhan tahun berikutnya dalam RKO. Untuk menghindari terjadinya kekurangan atau
kelebihan persediaan obat, data akumulasi kebutuhan per tahun akan dikalikan dengan nilai
1,3 yang mana nilai tersebut diasumsikan jika terjadi peningkatan 30% dari kebutuhan
sebelumnya. Puskesmas Minggir juga bisa melakukan pembelian secara mandiri dengan
menggunakan alokasi anggaran khusus jika Gudang Farmasi Kabupaten/Kota (GFK) tidak
dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

2. Pengadaan Sediaan Farmasi dan BMHP


Puskesmas Minggir melakukan pengadaan dengan melakukan permintaan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan data yang ada dalam LPLPO serta bisa
melakukan pengadaan mandiri untuk peralatan medis yang tidak dimiliki oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
a. Permintaan
Kegiatan permintaan sediaan farmasi dan BMHP ini bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan di Puskesmas sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Kemudian
Puskesmas Minggir menginput data LPLPO permintaan ke GFK melalui SIMO melalui
situs laman simo.slemankab.go.id.
b. Pengadaan Mandiri
Puskesmas Minggir melakukan pengadaan mandiri atau pembelian obat ke distributor
untuk sediaan farmasi atau BMHP yang tidak tersedia di Dinas Kesehatan Kabupaten
Sleman.

3. Penerimaan Sediaan Farmasi dan BMHP


Penerimaan sediaan farmasi dan BMHP yang sudah diajukan ke GFK dilakukan
pemeriksaan untuk memastikan bahwa sediaan farmasi dan BMHP sesuai dengan
permintaan yang diajukan dan memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu. Proses
penerimaan bisa dilakukan oleh Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) dari GFK Sleman dan
TTK dari Puskesmas Minggir. Kemudian dilakukan pemeriksaan jumlah, jenis, bentuk
sediaan, dan kesesuaian dengan LPLPO pada saat serah terima. Serta dilakukan
dokumentasi tanggal kadaluarsa dari sediaan farmasi dan BMHP yang diterima.
Berita acara serah terima sediaan farmasi dan BMHP dapat ditandatangani oleh
AA/TTK jika kegiatan penerimaan telah sesuai. Apabila kegiatan penerimaan tidak sesuai,
maka AA/TTK berhak mengajukan retur obat. Pada periode PKPA periodes Agustus-
September ini, mahasiswa tidak berkesempatan untuk melakukan kegiatan penerimaan
obat di GFK namun mahasiswa melakukan double checking sebelum dimasukkan ke dalam
gudang farmasi Puskesmas Minggir.

Lain-lain (link luaran, hasil riset, analisis masalah dan penyelesaian, dll)

1. Tampilan data RKO Puskesmas Minggir pada SIMO


2. Berita Acara Serah Terima Obat Cetirizine sirup (5mg/5mL) dan Zinc sirup (20mg/5mL)

3. Berita Acara Serah Terima Vaksin


4. Laporan Permintaan dan Laporan Permintaan Obat Puskesmas Minggir September 2023

5. Berita Acara Serah Terima Sediaan Farmasi dan BMHP Puskesmas Minggir
Materi 2:
Penyimpanan dan distribusi obat dan BMHP:
a. Penyimpanan obat dan BMHP
b. Syarat ruangan
c. Cara penyimpanan khusus
d. Cara distribusi ke sub unit Puskesmas dan unit lainnya (Pustu, Pusling, Posyandu, Polindes)
e. Cara distribusi ke ruang rawat inap dan rawat jalan (jika ada)

Capaian Pembelajaran:
Memahami cara penyimpanan obat dan BMHP dan dapat menjelaskan cara distribusi obat dan
BMHP

Indikator/Parameter Kesuksesan:
Mampu menjelaskan cara penyimpanan obat dan BMHP serta cara distribusi obat dan BMHP

Cara Pencapaian/Pengalaman Pembelajaran* (pilihlah, bisa >1 pilihan):


1. Belajar mandiri
2. Kuliah/tutorial dan diskusi
3. Praktek kerja (memilah dan memilih penyimpanan obat berdasarkan suhu, bentuk
sediaan, HAM (LASA), narkotika, psikotropika, precursor, dll)
4. Case/problem based learning dan diskusi (pembahasan)
5. Project/team based learning dan diskusi (pembahasan)
6. Tugas/kuis

Deskripsi proses pembelajaran (Tuliskan proses pembelajaran selama PKPA):


Mahasiswa menerima materi mengenai penyimpanan dan distribusi sediaan farmasi serta
BMHP melalui pencarian informasi secara mandiri dan penjelasan langsung oleh preseptor.
Mahasiswa juga diminta untuk praktik mengisi dan memeriksa kartu stok, pengecekan batas
kadaluarsa obat, penyimpanan obat berdasarkan bentuk sediaan, HAM (LASA, psikotropika), dan
suhu.

Deskripsi hasil pembelajaran:


1. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Kegiatan penyimpanan sediaan farmasi dan BMHP telah diatur dalam Permenkes
Nomor 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
Penyimpanan dilakukan agar sediaan farmasi terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia,
mutu terjamin, dan aman (tidak hilang) sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyimpanan harus memperhatikan kelembaban, suhu, bentuk sediaan, golongan obat,
FEFO/FIFO, dan mudah atau tidaknya terbakar.
Puskesmas Minggir memiliki dua tempat penyimpanan yaitu di tempat individual
prescribing (ruang farmasi) dan ruang gudang farmasi dengan suhu ruang yang dijaga pada
±24oC dan RH ±68%. Sediaan farmasi di Puskesmas Minggir disimpan berdasarkan
kategori kelas terapinya untuk mengantisipasi kekosongan obat di GFK sehingga dapat
digantikan dengan obat lain dengan kelas terapi yang sama. Kemudian obat-obatan
disimpan berdasarkan bentuk obat (sirup, drop, tablet) dan golongan obat (obat luar, obat
dalam, prekursor, OOT, dan prekursor). Penyimpanan obat psikotropika, OOT, dan
prekursor disimpan dalam lemari terkunci dengan gembok serta sediaan farmasi cair dalam
vial disimpan dalam lemari kaca untuk mengantisipasi sediaan pecah saat ada guncangan,
serta obat kategori High Alert dan LASA diberi label dan diletakkan berjauhan. Puskesmas
Minggir memiliki dua unit freezer untuk menyimpan vaksin dengan suhu 2oC - 8oC.

2. Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


Pendistribusian sediaan farmasi dan BMHP dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sub-
unit pelayanan di lingkup kerja Puskesmas sesuai dengan jenis, mutu, jumlah, dan waktu
yang tepat. Pendistribusian di Puskesmas Minggir dilakukan ke sub-unit lain seperti rawat
jalan, rawat inap, UGD, BP Umum, Poli KIA, Poli gigi, dan laboratorium serta
didistribusikan ke Puskesmas pembantu Sendangmulyo, Sendangrejo, dan Sendangsari.
Pendistribusian pada unit rawat inap dilakukan secara kombinasi floor stock, individual
prescription, dan Unit Dose Dispensing (UDD) dan umumnya pasien rawat inap akan
mendapatkan distribusi obat dari apoteker/perawat pada 30 menit sebelum jadwal minum
obat.
Lain-lain (link luaran, hasil riset, analisis masalah dan penyelesaian, dll)
1. Gambar denah gudang farmasi Puskesmas Minggir
2. Lemari penyimpanan sediaan farmasi di gudang farmasi Puskesmas Minggir

(a)

(b). (c)
(d)

(e). (f).
Keterangan :
a. Gudang Farmasi
Puskesmas Minggir
b. Lemari penyimpnan obat
tablet
c. Lemari penyimpanan
BMHP
d. Refrigerator vaksin
e. Lemari kaca sediaan vial
f. Lemari penyimpanan
OOT dan psikotropika
g. Lemari penyimpanan
BMHP (masker, pot
urin) dan sediaan obat
topikal.

(g).

3. Lemari penyimpanan obat di ruang pelayanan farmasi

(a)
(b).

(c).

Keterangan :
a. Meja racik pulveres dan rak penyimpanan sediaan topikal
b. Lemari penyimpan obat sirup, OOT, dan psikotropika
c. Lemari penyimpanan sediaan farmasi tablet
4. Pengaturan obat High Alert dan LASA

5. Lembar grafik suhu di ruang gudang farmasi


6. Grafik Lemari Es Bulan September 2023

7. Suhu freezer vaksin

8. Termometer suhu ruang dan kelembapan


9. Distribusi obat-obatan di Ruang Rawat Inap

Materi 3:
Pengendalian, pencatatan dan pelaporan:
a. Cara pengendalian persediaan, penggunaan, penanganan obat hilang, rusak dan ED
b. Pencatatan, pelaporan, pengarsipan
c. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan

Capaian Pembelajaran:
Memahami cara pengendalian persediaan, penggunaan, obat hilang, rusak, ED, dan dapat
menjelaskan cara pelaporan, pengarsipan, pemantauan, evaluasi dan kinerja pengelolaan

Indikator/Parameter Kesuksesan:
Mampu menjelaskan cara pengendalian persediaan, penggunaan, obat hilang, rusak, ED, dan dapat
menjelaskan cara pelaporan, pengarsipan, pemantauan, evaluasi dan kinerja pengelolaan

Cara Pencapaian/Pengalaman Pembelajaran* (pilihlah, bisa >1 pilihan):


1. Belajar mandiri
2. Kuliah/tutorial dan diskusi
3. Praktek kerja (pengelolaan (pencatatan dan pemilahan) obat ED dan menjelang ED)
4. Case/problem based learning dan diskusi (pembahasan)
5. Project/team based learning dan diskusi (pembahasan)
6. Tugas/kuis

Deskripsi proses pembelajaran (Tuliskan proses pembelajaran selama PKPA):


Proses pembelajaran mengenai pengendalian, pencatatan, dan pelaporan disampaikan
langsung oleh preseptor bagaimana manajemen pengendalian persediaan, pelaporan, pengarsipan,
serta pemantauan dan evaluasi pengelolaan di Puskesmas Minggir. Mahasiswa juga
berkesempatan melakukan stok opname dan mencatat jumlah obat yang masuk dan keluar.

Deskripsi hasil pembelajaran:


1. Pengendalian persediaan
a. Pengendalian persediaan
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui jumlah penerimaan dan pemakaian obat agar
dapat memperkirakan jumlah penggunaan obat untuk satu periode berikutnya.
Pengendalian persediaan meliputi perkiraan pemakaian rata-rata dalam satu periode,
menentukan stok optimum, stok pengaman, waktu tunggu, dan waktu kekosongan obat.
Untuk pengendalian obat OOT dan psikotropika dilakukan pencatatan secara real-time
untuk mengantisipasi ketidakcocokan dengan data atau obat yang hilang. Mahasiswa
melakukan pencatatan jumlah sediaan farmasi dan BMHP dan batas kadaluarsa di
gudang farmasi, ruang pelayanan, dan poli umum pada awal bulan Oktober.
b. Pengendalian penggunaan
Kegiatan ini dilakukan ketika terdapat stok obat yang mengalami kekurangan atau
kekosongan stok, maka dapat diganti dengan obat yang memiliki efek terapeutik yang
sama ataupun dengan bentuk sediaan yang lain atas persetujuan dokter. Sebagai contoh,
dokter meresepkan cetirizine tablet namun ruang farmasi mengalami kekosongan stok
kemudian apoteker mengkonfirmasi bahwa obat golongan antihistamin yang tersedia
hanya chlorpheniramine maleat. Contoh lainnya ketika dokter meresepkan pasien
parasetamol sirup, namun stok parasetamol sirup kosong maka akan diganti menjadi
sediaan puyer atas persetujuan dokter dan pasien.
c. Pengendalian obat hilang, kadaluwarsa, atau rusak
Pengendalian untuk obat yang kadaluarsa, rusak, maupun tidak sesuai dengan
standar akan dimusnahkan dengan diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Sleman atau dilakukan secara mandiri dengan atau tanpa pihak ketiga atas persetujuan
Dinkes. Obat yang tidak memenuhi standar sesuai perundang-undangan akan dilakukan
penarikan secara voluntary oleh pemilik izin edar ataupun mandatory atas perintah
BPOM. Sedangkan penarikan BMHP dilakukan secara langsung oleh Menteri
Kesehatan.
Berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP), sebelum pemusnahan pihak
yang memiliki obat harus memiliki daftar obat apa saja yang akan dimusnahkan.
Selanjutnya daftar tersebut diajukan untuk pengusulan pemusnahan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, menentukan jadwal, tempat, waktu, dan membuat
berita acara pemusnahan. Untuk pengelolaan obat yang kadaluarsa, Puskesmas
Minggir melakukan penampungan semua obat-obat yang kadaluarsa dan dilakukan
pencatatan meliputi tanggal kadaluarsa, nama item, jumlah, nama produsen, dan nomor
batch. Puskesmas Minggir melakukan pemusnahan obat secara mandiri, kolektif
dengan Dinkes Sleman, dan bersama pihak ketiga.
1) Pemusnahan mandiri
Sediaan farmasi yang biasanya dilakukan pemusnahan mandiri oleh Puskesmas
Minggir adalah obat sediaan cair (sirup, suspensi, injeksi, reagen laboratorium,
dan lain-lain). Pemusnahan dilakukan oleh apoteker dengan cara memanfaatkan
fasilitas Instalasi Pengelolaan Air Limbah yang tersedia di Puskesmas Minggir.
2) Pemusnahan kolektif oleh Dinkes Sleman
Apoteker mendaftar semua obat yang akan dimusnahkan dan membuat surat
pengajuan usulan pemusnahan kepada Dinkes Sleman dengan dilampirkannya
daftar obat yang akan dimusnahkan yang terdapat informasi seperti nama barang,
jenis barang (sediaan farmasi atau alat kesehatan), jumlah, harga satuan + PPN,
total harga, tanggal kadaluarsa, dan asal barang.

3) Pemusnahan dengan pihak ketiga


Puskesmas Minggir bermitra dengan PT. ARAH Environmental Indonesia untuk
melakukan pemusnahan dan mengajukan surat permohonan dan saksi atas
persetujuan Dinkes Sleman. Setiap kegiatan pemusnahan wajib membuat berita
acara dan ditandatangani oleh para saksi dan disertakan daftar obat apa saja yang
dimusnahkan.
d. Pencatatan, Pelaporan, dan Pengarsipan
Berdasarkan Kemenkes (2016), pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan merupakan
kegiatan yang termasuk kedalam rangkaian pengendalian sediaan farmasi dan BMHP.
Kegiatan pencatatan pelaporan bertujuan untuk :
- Bukti pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP telah dilakukan
- Sebagai sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian
- Sebagai sumber data untuk pembuatan pelaporan
Kegiatan administrasi Puskesmas Minggir :
1) Pencatatan kartu stok
Pencatatan kartu stok dilakukan setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran stok.
Tujuan dilakukannya pencatatan stok untuk informasi jumlah sediaan farmasi,
sumber penyusunan laporan perencanaan kebutuhan, pengendalian persediaan,
serta bentuk tanggung jawab bagi petugas penyimpanan dan pendistribusian. Kartu
stok memuat informasi nama sediaan, tanggal dan jumlah stok yang diterima atau
dikeluarkan, sisa stok, dan keterangan.
2) Pencatatan obat kadaluarsa
Pencatatan obat kadaluarsa dilakukan pada log book yang berisi informasi
mengenai nama obat, jumlah sediaan, nomor batch, asal produsen, dan tanggal
kadaluarsa.
3) Pencatatan pelayanan resep
Pencatatan pelayanan resep dilakukan setiap hari mengenai jumlah resep yang
masuk dan obat apa saja yang digunakan. Untuk resep OOT dan psikotropika
dilakukan pencatatan informasi resep meliputi tanggal, nomor resep, data pasien,
nama dan jumlah obat, serta informasi penerima obat.
4) Pelaporan
Perencanaan, pengendalian, analisis penggunaan, dan pembuatan laporan
manajemen pengelolaan obat dibuat dalam LPLPO yang berisi informasi data
pemakaian obat pada bulan sebelumnya, jumlah penerimaan obat, dan jumlah
pemberian obat yang diisi oleh Gudang Farmasi Kabupaten (GFK) Sleman.
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Vaksin (LPLPV) adalah manajemen
pengelolaan khusus vaksin dan BMHP untuk keperluan imunisasi.
Laporan Penggunaan Obat Rasional terdapat beberapa indikator yaitu persepan,
pelayanan pasien, dan fasilitas. Adanya ketidaktepatan peresepan obat dapat
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan terapi, meningkatnya kejadian efek
samping, resistensi antibiotik, penyebaran infeksi dari injeksi yang tidak steril, dan
pemborosan obat. Pelaporan pola peresepan di Puskesmas Minggir dilakukan
berdasarkan semua jenis penyakit, penyakit ISPA, penyakit diare, dan peresepan
antibiotik total maupun <5 hari. Selain itu, informasi mengenai jumlah apoteker,
TTK, resep masuk per bulan, konseling, dan informasi obat yang diberikan juga
harus dilaporkan.
e. Pemantauan evaluasi
Pemantauan dan evaluasi bertujuan untuk mengendalikan dan menghindari adanya
kesalahan dalam kegiatan pengelolaan agar dapat menjaga dan meningkatkan kualitas
pelayanan, serta memberikan penilaian terhadap capaian kinerja. Puskesmas Minggir
melakukan pemantauan dan evaluasi sesuai SOP dan dilakukan penilaian kepuasan
pasien terhadap pelayanan dengan cara membagikan kuesioner kepada pasien.
Lain-lain (link luaran, hasil riset, analisis masalah dan penyelesaian, dll)

1. Kartu stok

2. Pencatatan Obat Kadaluarsa


3. Perhitungan stok opname Pustu, ruang farmasi, dan gudang farmasi
4. Catatan Rekapitulasi Pelayanan Resep Harian Bulan September 2023

5. Pencatatan Informasi Resep OOT dan Psikotropika


6. Pencatatan Jumlah OOT dan Psikotropika

7. Laporan Pemakaian dan Laporan Permintaan Vaksin Bulan Agustus – September 2023
8. Laporan POR Puskesmas Minggir
9. Laporan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Minggir

10. Daftar Obat yang Diusulkan untuk Dilakukan Pemusnahan


11. Berita Acara Serah Terima Obat Rusak/Kadaluarsa Puskesmas Minggir

CPMK 4:
Menerapkan keterampilan teknis farmasetik dan prinsip compounding (steril dan non-steril) secara
efektif dan mampu melakukan pengemasan sesuai standar serta memastikan ketersediaan
informasi yang dibutuhkan termasuk cara penyimpanan, lama penyimpanan (BUD/Beyond Used
Date) atau batas kadaluarsa (ED/Expiration Date).

Materi 1:
Pengkajian resep, pelayanan resep, penyerahan obat, dan KIE (minimal 2 resep per hari):
a. Cara pengkajian resep (rasionalitas, tren penyakit)
b. Pelayanan obat resep
c. Penyerahan obat di rawat jalan dan rawat inap (jika ada)
d. Cara penyerahan obat khusus (PTRM)
e. KIE
f. Pembahasan dan penyelesaian contoh kasus pada skrining resep, peracikan obat, penyerahan
obat, KIE, DRP (minimal 10 kasus per periode PKPA)

Capaian Pembelajaran:
1. Memahami cara pengkajian resep, pelayanan resep, penyerahan obat, dan KIE serta
mempraktekkannya.
2. Mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan pasien, masyarakat dan tenaga
kesehatan (nakes) lain

Indikator/Parameter Kesuksesan:
1. Mampu menjelaskan cara pengkajian dan pelayanan resep, penyerahan obat, dan KIE
2. Mendapatkan feedback dari pasien mengenai materi KIE yang diberikan

Cara Pencapaian/Pengalaman Pembelajaran* (pilihlah, bisa >1 pilihan):


1. Belajar mandiri
2. Kuliah/tutorial dan diskusi
3. Praktek kerja (skrining resep, peracikan obat, penyerahan obat, KIE)
4. Case/problem based learning dan diskusi (pembahasan)
5. Project/team based learning dan diskusi (pembahasan)
6. Tugas/kuis

Deskripsi proses pembelajaran (Tuliskan proses pembelajaran selama PKPA):


Mahasiswa menerima penjelasan dan berdiskusi bersama preseptor terkait cara skrining
resep, pelayanan resep, penyerahan obat, dan KIE. Kemudian mahasiswa PKPA praktik sesuai
materi yang diberikan meliputi pengkajian resep, pelayanan resep, penyerahan obat, dan KIE
kepada pasien dalam pengawasan preseptor.

Deskripsi hasil pembelajaran:


Kegiatan Pengkajian resep, pelayanan obat resep, penyerahan, dan pemberian informasi
obat dilakukan setiap hari di ruangan farmasi dan teras Puskesmas Minggir. Farmasi puskesmas
menerima resep dari beberapa poli antara lain poli ISPA, poli umum, KIA, dan poli gigi dengan
total rata-rata resep yang diterima sebanyak 70-80 lembar dan 40-45 lembar pada hari jumat. Obat-
obat yang diresepkan terdiri dari obat umum, psikotropik, dan TB.
1. Skrining Resep
Proses skrining resep dilakukan pada beberapa aspek seperti administrasi,
farmasetis, dan klinis. Memeriksa kelengkapan administrasi resep seperti tanggal resep,
nama dokter, identitas pasien (nama, umur, berat badan, alamat, dan nomor rekam medis).
Untuk data yang belum lengkap, mahasiswa bisa mengkonfirmasi langsung kepada pasien
atau melalui perawat. Berdasarkan hasil skrining resep di Puskesmas Minggir, sebagian
besar sudah memenuhi persyaratan administrasi resep.
2. Pelayanan Resep
Mahasiswa melakukan pelayanan resep mulai dari penyiapan resep racikan pulveres, sirup
kering, dan salep. Obat yang sudah disiapkan harus dicek kembali kesesuaian jumlah dan
etiket sesuai resep kemudian penulisan etiket pada obat yang memuat informasi tanggal,
nama pasien, nama obat, fungsi obat, aturan pakai, dan peringatan.
3. Penyerahan Obat
Pada tahap ini, dilakukan pemeriksaan kembali terkait kesesuaian etiket dengan
resep. Penyerahan obat kepada pasien dengan memanggil nama kemudian dilakukan
konfirmasi kembali terkait identitas pasien atau keluarga pasien untuk mencegah terjadinya
salah penyerahan obat. KIE disampaikan kepada pasien yang menerima sediaan khusus
seperti salep mata, tetes telinga, suppositoria, tablet sublingual, dan tetes mata. Selain itu
konseling juga diberikan kepada pasien dengan penyakit khusus seperti tuberkulosis
dikarenakan membutuhkan kepatuhan penggunaan obat yang tinggi. Poin-poin informasi
yang perlu disampaikan kepada pasien adalah :
4. KIE
Komunikasi Informasi dan Edukasi bertujuan agar terapi obat yang diberikan dapat
tercapai dan memberikan rasa aman kepada pasien terkait obat yang digunakan.
Penyerahan obat kepada pasien disertai informasi obat terkait nama obat, fungsi obat, cara
pakai, aturan pakai, dan efek samping obat. Perlu dilakukan konfirmasi kepada pasien
apakah sebelumnya pasien sudah pernah menggunakan obat tersebut, kapan biasanya
pasien meminum obat (obat rutin). Pasien juga diberi informasi terkait cara penyimpanan
untuk obat rekonstitusi. KIE juga sangat penting bagi pasien tuberkulosis dikarenakan
efektivitas terapi bergantung pada tingkat kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat yang
diberikan.
5. Contoh kasus pada resep (skrining resep, peracikan obat, penyerahan obat, KIE, DRP)
beserta pembahasan dan penyelesaiannya (minimal 10 kasus per periode PKPA):

No Gambar Resep dan Tanggal Pembahasan DRP


1. Rabu, 20 September 2023 a. Klasifikasi
DRP 2: Duplikasi terapi
b. Permasalahan
Pasien diresepkan dua obat yang
sama yaitu paracetamol
c. Solusi
Mahasiswa mengkonfirmasi kepada
dokter terkait peresepan obat yang
berulang. Kemudian dokter merevisi
bahwa salah satu obat yang
seharusnya diberikan adalah Natrium
asetil sistein.

2 Kamis, 21 September 2023 a. Klasifikasi


DRP I : Indikasi tidak diterapi
b. Permasalahan
Pasien mengalami batuk namun
dokter tidak memberikan resep untuk
indikasi tersebut
c. Solusi
Mahasiswa konsultasi kepada dokter
terkait permasalahan tersebut,
kemudian dokter menambahkan
ambroxol sirup.
3 Kamis, 21 September 2023
a. Klasifikasi
DRP 7 : Interaksi obat
b. Permasalahan
Penggunaan metformin bersama
dengan captopril dapat meningkatkan
efek terapi metformin dalam
menurunkan gula darah sehingga
dapat menyebabkan pasien
mengalami hipoglikemia.
c. Solusi
Penggunaan kedua obat tersebut
harus dijeda serta diperlukan
pengaturan dosis dari dokter. Perlu
dilakukan monitoring kadar gula
darah pasien tiap 1 bulan sekali.

4 Kamis, 21 September 2023 a. Klasifikasi


DRP 7: Interaksi obat
b. Permasalahan
Penggunaan metformin bersama
dengan glimepirid dapat
meningkatkan risiko terjadinya
hipoglikemia pada pasien.
c. Solusi
Perlu dilakukan pengaturan dosis
serta pasien rutin melakukan
monitoring kadar gula darah tiap 1
bulan sekali.
5 Sabtu, 16 September 2023 Skrining resep :
Pada Informasi data pasien tidak
dicantumkan berat badan pasien.
Mahasiswa mengkonfirmasi kepada
perawat untuk menanyakan berat badan
pasien untuk menghitung dosis pemberian
obat kepada pasien.

6 26 September 2023 DRP : Interaksi obat


Pemberian tablet tambah darah dan
kalsium laktat pada ibu hamil memiliki
interaksi jika dikonsumsi pada jam yang
sama yaitu dapat menurunkan efektivitas
khasiat dari obat tersebut.

Solusi : menginformasikan kepada pasien


untuk meminum di jam yang berbeda dan
memberi saran mengonsumsi tablet
tambah darah pada malam hari dan
kalsium laktat di pagi hari.

7 22 September 2023 Pasien menerima pengobatan yang


banyak, mahasiswa memberikan
pelayanan informasi obat terkait aturan
pakai yang baik dan benar untuk mencapai
pengobatan yang rasional.
KIE :
- NAC : untuk mengatasi indikasi
batuk diminum 3x sehari 1 tablet
setelah makan pada pagi, siang, dan
malam
- Amlodipin : obat hipertensi yang
dapat memberikan efek
menurunkan tekanan darah
diminum 1x sehari tiap setelah
makan pagi
- Haloperidol : obat penenang
diminum 1 tablet setiap setelah
makan pagi
- Trihexyphenidyl : obat rutin untuk
mengurangi kekakuan pada otot
diminum 1 tablet sehari tiap setelah
makan pagi
- Chlorpromazine : diminum 1 tablet
sehari tiap setelah makan pagi

8 Rabu, 20 September 2023 Pasien menerima obat Gemfibrozil untuk


indikasi trigliserida. Mahasiswa
memberikan informasi obat terkait aturan
pakai untuk mencapai pengobatan yang
rasional.

KIE:
Gemfibrozil diminum sebelum makan
malam dikarenakan mekanisme kerja
gemfibrozil melalui enzim pemecahan
lemak lebih optimal
9 Sabtu, 23 September 2023 DRP : Efek yang tidak diinginkan
Permasalahan : Pasien mengalami gatal-
gatal setelah minum obat syaraf baru yaitu
fenitoin
Solusi : Dokter merekomendasikan untuk
menghentikan penggunaan obat yang
sedang diminum. Apoteker memberikan
penjelasan mengenai efek terapi yang
diberikan yaitu cetirizine yang dapat
mengobati permasalah gatal pada pasien.
Apoteker juga merekomendasikan kepada
pasien untuk segera konsultasi kembali
kepada dokter apabila permasalahan
belum teratasi

10 Kamis, 5 Oktober 2023 Pasien menerima obat antihemoroid


suppositoria dan baru pertama kali
memakainya. Apoteker menjelaskan
bagaimana cara pemakaian agar
tercapainya efek terapi yang rasional.

KIE :
Sebelum pemakaian, pasien diminta untuk
mencuci tangan terlebih dahulu. Pastikan
sediaan suppo masih berbentuk padat
untuk memudahkan suppositoria masuk
ke dalam dubur. Gunakan dosis sesuai
dengan yang diresepkan. Pasien diminta
untuk tidur miring seperti memeluk
guling, kemudian masukkan sediaan
suppositoria ke dalam dubur dengan posisi
ujung runcing masuk terlebih dahulu.
Pasien diminta tetap dalam posisi yang
sama selama kurang lebih 5-10 menit
untuk membiarkan sediaan leleh dan
diserap oleh pembuluh darah serta
mencegah sediaan keluar dari dubur.
Setelah itu cuci tangan kembali.
Lain-lain (link luaran, hasil riset, analisis masalah dan penyelesaian, dll)
1. Jumlah resep per bulan (di tempat PKPA): 1586 resep
2. Jumlah resep yang dikerjakan mahasiswa selama PKPA: 763 resep
3. Jumlah kasus skrining resep, peracikan obat, penyerahan obat, KIE, DRP selama PKPA: 363
resep.
4. Penyiapan pulveres

5. Rekonstitusi sirup kering


6. Contoh Formulir Rekonsiliasi Obat’

7. Contoh Formulir Konseling Obat


CPMK 5:
Mampu melakukan pemberian informasi dan edukasi secara efektif dengan pendekatan berbasis
bukti dalam upaya membangun kesadaran akan kesehatan, pencegahan dan pengendalian penyakit,
promosi gaya hidup sehat.

Materi 1:
Pelayanan program bulanan/Promosi kesehatan:
a. Pelayanan farmasi di Posyandu, Pustu, Pusling
b. Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat (Posyandu, Poslansia, obat tradisional, dll)

Capaian Pembelajaran:
1. Memahami upaya membangun kesadaran akan kesehatan, pencegahan dan pengendalian
penyakit, promosi kesehatan
2. Mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan pasien, masyarakat dan tenaga
kesehatan (nakes) lain

Indikator/Parameter Kesuksesan:
1. Mampu menjelaskan upaya membangun kesadaran akan kesehatan, pencegahan dan
pengendalian penyakit, promosi kesehatan
2. Mendapatkan feedback dari pasien mengenai materi yang diberikan

Cara Pencapaian/Pengalaman Pembelajaran* (pilihlah, bisa >1 pilihan):


1. Belajar mandiri
2. Kuliah/tutorial dan diskusi
3. Praktek kerja (menyiapkan materi, melakukan penyuluhan kesehatan pada
sekelompok masyarakat di puskesmas dan sekitarnya)
4. Case/problem based learning dan diskusi (pembahasan)
5. Project/team based learning dan diskusi (pembahasan)
6. Tugas/kuis

Deskripsi proses pembelajaran (Tuliskan proses pembelajaran selama PKPA):


Mahasiswa diberi kesempatan oleh preseptor untuk ikut melakukan pelayanan di
puskesmas pembantu dan melakukan penyiapan serta penyerahan obat dan KIE kepada pasien
disana. Selain itu, mahasiswa juga diminta untuk menyiapkan dan menyampaikan materi untuk
penyuluhan GeMaCerMat pada 25 September 2023 di Puskesmas Minggir dengan topik
“Penggunaan Obat dan Penyimpanan Obat yang Tepat dan Aman”. Kegiatan penyuluhan tersebut
diikuti oleh 40 peserta yang berasal dari dusun Tengahan 12, Minggir, Sleman. Peserta juga
diminta untuk mengisi pre-test dan post-test untuk mengetahui capaian keberhasilan dari
penyuluhan tersebut.
Deskripsi hasil pembelajaran:
1. Puskesmas Minggir merupakan fasilitas kesehatan tingkat pertama di Kecamatan Minggir
dan memiliki empat puskesmas pembantu yaitu Pustu Sandangrejo, Pustu Sendangsari,
Pustu Sendangmulyo, dan Pustu Sendangarum.
2. Kegiatan mahasiswa selama praktik pelayanan kesehatan di puskesmas pembantu adalah
menerima resep dari tenaga kesehatan lain yaitu bidan. Mahasiswa melakukan skrining
resep untuk memastikan kesesuaian obat, dosis, frekuensi penggunaan obat, dan
ketersediaan obat. Ketika penyerahan obat kepada pasien, mahasiswa juga melakukan
Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien untuk memastikan pemberian obat sudah
tepat dan rasional.
3. Penyuluhan GeMaCerMat dilakukan di Aula pertemuan Puskesmas Minggir pada 25
September 2023 dengan mengundang 40 warga dari dusun Tengahan 12. Materi yang
disampaikan pada penyuluhan tersebut adalah edukasi masyarakat tentang prinsip
“DAGUSIBU” dan “Tanya Lima O”. Peserta yang hadir diberi pre-test dan post-test untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dari penyuluhan. Berdasarkan hasil pre-test dan post-test
tersebut, sebagian besar masyarakat mengalami peningkatan yang artinya informasi selama
penyuluhan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

Lain-lain (link luaran, hasil riset, analisis masalah dan penyelesaian, poster, leaflet, dll)

1. Puskesmas pembantu Sendangmulyo


2. Resep yang dilayani mahasiswa

3. Kegiatan Penyuluhan di Puskesmas Minggir


4. Puskesmas Keliling di Dusun Badran bersama Dokter, Apoteker, dan Perawat
CPMK 6:
Mampu memberikan konseling untuk mengedukasi pasien dan memberikan informasi yang
dibutuhkan untuk memastikan penggunaan obat yang aman dan rasional serta mampu
menggunakan teknologi informasi dalam praktik dispensing dan menyadari potensi serta
keterbatasannya.

Materi 1:
Pelayanan PIO dan konseling khusus (minimal 3 layanan per periode PKPA) pada obat-obat
program pemerintah:
a. Pelayanan PIO aktif dan pasif serta cara dokumentasi PIO
b. Konseling pasien khusus, pengunaan obat dengan cara khusus

Capaian Pembelajaran:
1. Memahami pelayanan PIO dan konseling khusus
2. Mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan pasien, masyarakat dan tenaga
kesehatan (nakes) lain

Indikator/Parameter Kesuksesan:
1. Mampu menjelaskan pelayanan PIO dan konseling khusus
2. Mendapatkan feedback dari pasien mengenai materi yang diberikan

Cara Pencapaian/Pengalaman Pembelajaran* (pilihlah, bisa >1 pilihan):


1. Belajar mandiri
2. Kuliah/tutorial dan diskusi
3. Praktek kerja (memberikan konseling dan penggunaan obat secara khusus (obat-obat
program pemerintah, minimal 3 layanan per periode PKPA)
4. Case/problem based learning dan diskusi (pembahasan)
5. Project/team based learning dan diskusi (pembahasan)
6. Tugas/kuis

Deskripsi proses pembelajaran (Tuliskan proses pembelajaran selama PKPA):


Proses pembelajaran terkait pelayanan farmasi klinik di Puskesmas Minggir dilakukan
dengan belajar mandiri, berdiskusi dengan preseptor, dan berkesempatan untuk praktik langsung
memberikan konseling kepada pasien.

Deskripsi hasil pembelajaran:


Apoteker memberikan konseling obat dalam bentuk penjelasan mengenai segala sesuatu
terkait pengobatan kepada pasien dengan tujuan untuk meningkatkan keberhasilan terapi,
memaksimalkan efek terapi, meminimalkan risiko efek samping, meningkatkan cost effectiveness,
dan menghormati pilihan pasien dalam menjalankan pengobatan.
Tahapan dalam konseling :
a. Pembukaan / Salam
Apoteker memberikan salam atau sapaan kepada pasien kemudian memperkenalkan diri
dan menanyakan identitas pasien. Apoteker menjelaskan maksut dan tujuan dari konseling
dan menanyakan kesediaan waktu dari pasien untuk melakukan konseling.
b. Melakukan penggalian informasi pasien meliputi :
- Apakah pasien baru atau sudah pernah menggunakan obat tersebut sebelumnya
- Riwayat penyakit dan riwayat pengobatan
- Informasi yang sudah diterima oleh pasien terkait tujuan pengobatan, kegunaan obat,
cara penggunaan, aturan pakai, lama pengobatan, dan goal therapeutic. Apabila pasien
belum menerima informasi tersebut, maka apoteker dapat memberikan penjelas kepada
pasien dengan lengkap.
c. Apoteker menjelaskan keguanaan obat, penyakit/gejala yang sedang diobati dengan
penjelasan yang lebih mudah dipahami oleh pasien, dampak gaya hidup, penyimpanan
obat, dan efek potensial yang tidak diharapkan dan tindakan apa yang harus dilakukan
ketika efek tersebut dirasakan.
d. Apoteker mencatat terapi dan rencana monitoring terapi pasien
e. Apoteker meminta pasien untuk mengulangi informasi yang sudah dijelaskan untuk
mengetahui tingkat pemahaman terkait informasi terapi
f. Memastikan kembali apakah pasien memiliki pertanyaan terkait terapinya kemudian
apoteker memberikan salam penutup kepada pasien
g. Melakukan follow-up untuk konseling selanjutnya.

Apoteker mendokumentasikan selama kegiatan konseling dalam sebuah form khusus yang
meliputi data pasien, tanggal konseling, kasus yang dialami, terapi yang diberikan, dan catatan
pelayanan apoteker. Mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk memberikan konseling kepada
pasien yang mendapatkan sediaan khusus seperti salep mata dan suppositoria. Selain itu,
mahasiswa juga memberikan konseling kepada pasien tuberkulosis yang menerima kombinasi obat
yang banyak dan memastikan kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat tersebut.
Apoteker juga melakukan dokumentasi PIO dalam sebuah form yang berisi identitas
penanya, data pasien, pertanyaan dari pasien, jawaban apoteker, referensi yang digunakan, dan
penyampaian jawaban.

Lain-lain (link luaran, hasil riset, analisis masalah dan penyelesaian, dll)
Jumlah layanan PIO/konseling yang dikerjakan selama PKPA: 10
contoh:
1. Contoh Formulir PIO

2. Poster PIO yang dibuat Mahasiswa


Materi 2:
Pelayanan Farmasi Klinik (ronde/visite pasien, khusus puskesmas rawat inap, minimal 1 pasien
per periode PKPA untuk visite dan atau home care):
a. Penerapan farmasi klinik pada pasien rawat inap saat visite bersama dokter/visite mandiri
b. Konseling kepada pasien khusus dan keluarganya (Home pharmacy care)

Capaian Pembelajaran:
1. Memahami pelayanan farmasi klinik dan konselingnya
2. Mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan pasien, masyarakat dan tenaga kesehatan
(nakes) lain dalam melakukan pelayanan farmasi klinik di Puskesmas

Indikator/Parameter Kesuksesan:
1. Mampu menjelaskan pelayanan farmasi klinik dan konselingnya
2. Mendapatkan feedback dari pasien mengenai materi konseling yang diberikan

Cara Pencapaian/Pengalaman Pembelajaran* (pilihlah, bisa >1 pilihan):


1. Belajar mandiri
2. Kuliah/tutorial dan diskusi
3. Praktek kerja (melakukan ronde/visite pasien atau home care, minimal 1 pasien per
periode untuk visite dan atau home care)
4. Case/problem based learning dan diskusi (pembahasan)
5. Project/team based learning dan diskusi (pembahasan)
6. Tugas/kuis

Deskripsi proses pembelajaran (Tuliskan proses pembelajaran selama PKPA):


Mahasiswa mendapatkan penjelasan dari preseptor terkait pelayanan farmasi klinik pada pasien
rawat inap dan home pharmacy care. Mahasiswa (perwakilan) mendapatkan kesempatan untuk
ikut melakukan visite ke pasien rawat inap untuk memberikan konseling terapi.
Deskripsi hasil pembelajaran:
Berdasarkan PMK Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas,
pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari pelayanan kefarmasian yang bertanggung jawab
langsung kepada pasien berkaitan dengan obat dan BMHP untuk mencapai hasil yang pasti dan
meningkatkan kualitas hidup pasien.
Tujuan farmasi klinik :
a. Meningkatkan kualitas dan memperluas cakupan pelayanan kefarmasian di Puskesmas
b. Memberikan pelayanan kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas keamanan dan
efisiensi sediaan farmasi dan BMHP
c. Meningkatkan interprofesional antar tenaga kesehatan yang lain dan meningkatkan
kepatuhan pasien terkait dalam pelayanan kefarmasian
d. Meningkatkan penggunaan obat yang rasional
Cakupan farmasi klinik :
a. Skrining dan pelayanan resep
b. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
c. Konseling
d. Visite pasien rawat inap
e. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
f. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
g. Evaluasi penggunaan obat

Visite pasien rawat inap dapat dilakukan bersama dengan tenaga kesehatan lain (dokter,
perawat, gizi) atau dilakukan visite secara mandiri. Adapun tujuan dari visite pasien adalah
memastikan pengobatan pasien sesuai dengan regimen (indikasi, dosis, bentuk sediaan, cara
pemberian, dan waktu pemberian) serta memastikan pasien mendapatkan obat yang efektif dengan
minimal risiko efek samping. Kegiatan visite pasien dicatat pada formulir visite yang berisi hasil
pemeriksaan, diagnosis, penggunaan obat, dan pemantauan SOAP.

Kegiatan pelayanan kunjungan rumah pasien dilakukan pada pasien dengan penyakit menular
dan tidak menular. Kegiatan ini menjadi program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
dengan bertujuan untuk memantau kepatuhan pasien dalam meminum obat dan meningkatkan
kepercayaan pasien terhadap apoteker.

Lain-lain (link luaran, hasil riset, analisis masalah dan penyelesaian, dll)
1. Jumlah visite selama PKPA: 3
Contoh Formulir visite pasien rawat inap

2. Jumlah home care selama PKPA: 0


E. Refleksi oleh mahasiswa

Secara prinsip, mahasiswa perlu diajak untuk melakukan refleksi, menilai diri sendiri, sejauh mana
tujuan kompetensi yang disusun di awal tercapai, serta mengidentifikasi apa saja faktor pendukung
dan penghambatnya.

Kompetensi yang dicapai Materi/ kegiatan Ketercapaian Hal yang perlu Usulan perbaikan
kompetensi (%) diperbaiki/ditingkatkan
CPMK 1: Materi: Sistem pelayanan Sistem peresepan
Mampu berkontribusi pada 1. Struktur organisasi 1. 80% kefarmasian di dibuat secara
pengembangan dan peningkatan Dinkes Kab./Kota, 2. 80% Puskesmas Minggir digital agar dalam
pelayanan kefarmasian secara UPTD Instalasi Farmasi 3. 80% masih menggunakan proses penyiapan
berkelanjutan, kemampuan dan Puskesmas 4. 80% metode manual obat dapat
berkolaborasi dengan pihak lain sehingga menyebabkan terintegrasi menjadi
dalam pengambilan keputusan, 2. Sumber Daya Manusia: risiko terjadinya human satu dan
dan menggunakan teknologi a. Jenis ketenagaan di error antar tenaga meminimalkan
informasi yang tepat. Puskesmas kesehatan yang lain adanya human
b. Tugas pokok fungsi dalam penyiapan obat. error
Apoteker di
Puskesmas
c. Penugasan wewenang
Apoteker pendamping
d. Kerjasama antar
tenaga kesehatan
(nakes) di Puskesmas

3. Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas
(Simpus), digital
pharmacy (report,
services, health
promotion):
a. Fungsi dan manfaat
Simpus dalam
pelayanan kefarmasian
b. Database obat untuk
pengendalian dan
pelaporan inventory
dan atau pelayanan
informasi obat
elektronik

4. Jaminan kesehatan
CPMK 2: Materi - -
Mampu membuat keputusan 1. Aspek legal terkait 1. 80%
praktik sesuai kode etik profesi regulasi di bidang 2. 75%
dan ketentuan perundang-
undangan, memberikan saran pelayanan kefarmasian
dalam proses pengambilan di puskesmas
keputusan dan pemberian
rujukan, menggunakan 2. Pemantauan Terapi
pengetahuan tentang Obat, Pemantauan Obat
perencanaan, pengadaan obat Rasional (POR),
dan alat kesehatan, penggunaan Monitoring Efek
obat rasional, dan evaluasinya. Samping (MESO)
dengan Identifikasi
ESO/potensi ESO,
Pelaporan ESO dengan
melakukan pengisian
formulir MESO dan
Evaluasi Penggunaan
Obat (EPO)
CPMK 3: Materi: 1. 85% - -
Mampu menerapkan 1. Perencanaan, 2. 85%
pengetahuan tentang rantai permintaan, dan 3. 85%
pasok pada pemilihan penerimaan kebutuhan
distributor secara efektif dan obat dan bahan medis
efisien dalam melakukan habis pakai (BMHP):
pengadaan sediaan farmasi dan a. Perencanaan
alat kesehatan sesuai kebutuhan, kebutuhan obat dan
melakukan pengemasan dan BMHP
pelabelan kembali bahan obat b. Proses seleksi
sesuai standar serta memastikan berdasarkan DOEN,
ketersediaan informasi yang Fornas, SK
dibutuhkan termasuk cara Bupati/Walikota
penyimpanan dan lama c. Pengisian Laporan
penyimpanan (BUD). Pemakaian dan
Lembar Permintaan
Obat (LPLPO)
d. Penentuan waktu
kekosongan obat,
buffer stock, ED
e. Proses permintaan
obat dan BMHP
f. Proses penerimaan
obat dan BMHP

2. Penyimpanan dan
distribusi obat dan
BMHP:
a. Penyimpanan obat
dan BMHP
b. Syarat ruangan
c. Cara penyimpanan
khusus
d. Cara distribusi ke sub
unit Puskesmas dan
unit lainnya (Pustu,
Pusling, Posyandu,
Polindes)
e. Cara distribusi ke
ruang rawat inap dan
rawat jalan (jika ada)

3. Pengendalian, pencatatan
dan pelaporan:
a. Cara pengendalian
persediaan,
penggunaan,
penanganan obat
hilang, rusak dan ED
b. Pencatatan,
pelaporan,
pengarsipan
c. Pemantauan dan
evaluasi pengelolaan
CPMK 4: Materi: 80% tingginya risiko salah Petugas farmasi
Menerapkan keterampilan Pengkajian dan pelayanan penyerahan obat kepada melakukan double
teknis farmasetik dan prinsip resep, penyerahan obat, dan pasien karena checking dengan
compounding (steril dan non- KIE: pemanggilan nama mengonfirmasi
steril) secara efektif dan mampu a. Cara pengkajian pasien untuk kembali nama
melakukan pengemasan sesuai resep (rasionalitas, menyerahkan kepada pasien dan alamat
standar serta memastikan tren penyakit) pasien di Puskesmas agar tidak terjadi
ketersediaan informasi yang b. Pelayanan obat resep Minggir masih secara salah pemberian
dibutuhkan termasuk cara c. Penyerahan obat di manual. obat ke pasien.
penyimpanan, lama rawat jalan dan rawat
penyimpanan (BUD/Beyond inap (jika ada)
Used Date) atau batas d. Cara penyerahan obat
kedaluwarsa (ED/Expiration khusus (PTRM)
Date). e. KIE
f. Pembahasan dan
penyelesaian contoh
kasus pada skrining
resep, peracikan obat,
penyerahan obat,
KIE, DRP (minimal
10 kasus per periode
PKPA)
CPMK 5: Materi: 85% - -
Mampu melakukan pemberian Pelayanan program
informasi dan edukasi secara bulanan/Promosi kesehatan:
efektif dengan pendekatan
berbasis bukti dalam upaya
membangun kesadaran akan a. Pelayanan farmasi di
kesehatan, pencegahan dan Posyandu, Pustu,
pengendalian penyakit, promosi Pusling
gaya hidup sehat. b. Penyuluhan
kesehatan kepada
masyarakat
(Posyandu,
Poslansia, obat
tradisional, dll)
CPMK 6: Materi: 1. 80% Pencatatan rekam medis Dokumentasi
Mampu memberikan konseling 1. Pelayanan PIO dan 2. 75% pasien di Puskesmas rekam medis dibuat
untuk mengedukasi pasien dan konseling khusus Minggir masih secara secara digital untuk
memberikan informasi yang (minimal 3 layanan per manual sehingga risiko memudahkan
dibutuhkan untuk memastikan periode PKPA) pada terjadinya rekam medis dalam pencarian
penggunaan obat yang aman obat-obat program hilang dan tulisan tidak serta mudah untuk
dan rasional serta mampu pemerintah: terbaca atau rekam antar nakes dalam
menggunakan teknologi a. Pelayanan PIO aktif medis rusak sangat memntau
informasi dalam praktik dan pasif serta cara tinggi. perkembangan
dispensing dan menyadari dokumentasi PIO pasien.
potensi serta keterbatasannya b. Konseling pasien
khusus, penggunaan
obat dengan cara
khusus

2. Pelayanan Farmasi
Klinik (minimal 1
pasien per periode
PKPA untuk visite dan
atau home care):
a. Penerapan farmasi
klinik pada pasien
rawat inap saat visite
bersama dokter/visite
mandiri
b. Konseling kepada
pasien khusus dan
keluarganya (Home
pharmacy care)
F. Review/umpan balik preceptor (diisi oleh perseptor)

Kompetensi yang dicapai Indikator capaian pembelajaran Hal yang perlu Saran preseptor
diperbaiki/ditingkatkan
CPMK 1: A. Mampu menjelaskan: Saran:
Mampu berkontribusi pada 1. Struktur organisasi Dinkes
pengembangan dan peningkatan Kab./Kota, UPTD Instalasi Farmasi
pelayanan kefarmasian secara dan Puskesmas
berkelanjutan, kemampuan 2. Sumber Daya Manusia
berkolaborasi dengan pihak lain 3. Digital pharmacy: Sistem
dalam pengambilan keputusan, Informasi Manajemen Puskesmas
dan menggunakan teknologi (Simpus) untuk services, report,
informasi yang tepat. health promotion
4. Jaminan kesehatan Nilai (bobot 15%, nilai
maksimal 15):
B. Praktek/demo Simpus
CPMK 2: A. Mampu menjelaskan: Saran:
Mampu membuat keputusan 1. Aspek legal terkait regulasi
praktik sesuai kode etik profesi di bidang pelayanan
dan ketentuan perundang- kefarmasian di puskesmas
undangan, memberikan saran 2. Pemantauan Terapi Obat,
dalam proses pengambilan Pemantauan Obat Rasional
keputusan dan pemberian (POR), Monitoring Efek
rujukan, menggunakan Samping (MESO) dan
pengetahuan tentang Evaluasi Penggunaan Obat
perencanaan, pengadaan obat dan (EPO)
alat kesehatan, penggunaan obat
rasional, dan evaluasinya. B. Praktek pengisian formulir
MESO (minimal 1 kasus per Nilai (bobot 15%, nilai
periode, berdasar rekam medic atau maksimal 15):
kasus yang pernah terjadi)
CPMK 3: A. Perencanaan, permintaan, dan . Saran:
Mampu menerapkan pengetahuan penerimaan kebutuhan obat dan
tentang rantai pasok pada bahan medis habis pakai
pemilihan distributor secara (BMHP):
efektif dan efisien dalam 1. Mampu menjelaskan proses
melakukan pengadaan sediaan seleksi obat dan criteria yang
farmasi dan alat kesehatan sesuai digunakan dalam proses pemilihan
kebutuhan, melakukan obat, bagaimana menyusun SOP
pengemasan dan pelabelan perencanaan sediaan farmasi dan
kembali bahan obat sesuai standar alkes
serta memastikan ketersediaan 2. Mampu menyusun rencana
informasi yang dibutuhkan pengelolaan obat dan bahan medis
termasuk cara penyimpanan dan habis pakai (BMHP)
lama penyimpanan (BUD). 3. Praktek kerja:
a. mengisi data pemakaian, sisa
stok sebagai dasar menyusun
RKO
b. pemilihan sediaan
(formularium puskesmas)
c. membuat rencana Kebutuhan
Obat Program dengan metode
Morbiditas berdasarkan Target
Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Puskesmas)
d. membuat Rencana Kebutuhan
Obat Program dengan metode
konsumsi berdasarkan
pemakaian

B. Penyimpanan dan distribusi obat


dan BMHP:
1. Mampu menjelaskan cara
penyimpanan obat dan BMHP
serta cara distribusi obat dan
BMHP
2. Praktek kerja (memilah dan
memilih penyimpanan obat
berdasarkan suhu, bentuk
sediaan, HAM (LASA),
narkotika, psikotropika,
precursor, dll)

C. Pengendalian, pencatatan dan


pelaporan:
1. Mampu menjelaskan cara
pengendalian persediaan,
penggunaan, obat hilang,
rusak, ED, dan dapat
menjelaskan cara pelaporan,
pengarsipan, pemantauan,
evaluasi dan kinerja
pengelolaan
2. Praktek kerja (pengelolaan Nilai (bobot 20%, nilai
(pencatatan dan pemilahan) maksimal 20):
obat ED dan menjelang ED)
CPMK 4: Pengkajian resep, pelayanan resep, Saran:
Menerapkan keterampilan teknis penyerahan obat, dan KIE:
farmasetik dan prinsip 1. Mampu menjelaskan cara
compounding (steril dan non- pengkajian resep (rasionalitas),
steril) secara efektif dan mampu pelayanan resep, penyerahan
melakukan pengemasan sesuai obat, dan KIE
standar serta memastikan 2. Mampu berkomunikasi dan
ketersediaan informasi yang berinteraksi dengan pasien,
dibutuhkan termasuk cara masyarakat dan tenaga
penyimpanan, lama penyimpanan kesehatan (nakes) lain
(BUD/Beyond Used Date) atau 3. Praktek kerja (skrining resep,
batas kedaluwarsa (ED/Expiration pelayanan/peracikan obat,
Date). penyerahan obat, KIE)
4. Pembahasan dan penyelesaian
contoh kasus pada skrining
resep, peracikan obat,
penyerahan obat, KIE, DRP Nilai (bobot 20%, nilai
(minimal 10 kasus per periode maksimal 20):
PKPA
CPMK 5: Pelayanan program Saran:
Mampu melakukan pemberian bulanan/Promosi kesehatan:
informasi dan edukasi secara 1. Mampu menjelaskan upaya
efektif dengan pendekatan membangun kesadaran akan
berbasis bukti dalam upaya kesehatan, pencegahan dan
membangun kesadaran akan pengendalian penyakit, promosi
kesehatan, pencegahan dan kesehatan
pengendalian penyakit, promosi 2. Mampu berkomunikasi dan
gaya hidup sehat. berinteraksi dengan pasien,
masyarakat dan tenaga kesehatan
(nakes) lain
3. Praktek kerja (menyiapkan
materi, melakukan penyuluhan
kesehatan pada sekelompok Nilai (bobot 15%, nilai
masyarakat di puskesmas dan maksimal 15):
sekitarnya)
CPMK 6: A. Pelayanan PIO dan konseling Saran:
Mampu memberikan konseling khusus:
untuk mengedukasi pasien dan 1. Mampu menjelaskan pelayanan
memberikan informasi yang PIO dan konseling khusus
dibutuhkan untuk memastikan 2. Mampu berkomunikasi dan
penggunaan obat yang aman dan berinteraksi dengan pasien,
rasional serta mampu masyarakat dan tenaga kesehatan
menggunakan teknologi informasi (nakes) lain
dalam praktik dispensing dan 3. Praktek kerja (memberikan
menyadari potensi serta konseling dan penggunaan obat
keterbatasannya secara khusus (obat-obat program
pemerintah, minimal 3 layanan per
periode PKPA)

B. Pelayanan Farmasi Klinik:


1. Mampu menjelaskan pelayanan
farmasi klinik dan
konselingnya
2. Mampu berkomunikasi dan
berinteraksi dengan pasien,
masyarakat dan tenaga
kesehatan (nakes) lain dalam
melakukan pelayanan farmasi
klinik di Puskesmas
3. Praktek kerja (melakukan
ronde/visite pasien atau home Nilai (bobot 15%, nilai
care, minimal 1 pasien per maksimal 15):
periode untuk visite dan atau
home care)
Nilai dan otorisasi preceptor

Nilai:
Tandatangan:

Catatan: nilai batas kelulusan ketercapaian kompetensi adalah nilai B (66,00-69,99).

Nilai Akhir Rentang Nilai Nilai Akhir Rentang Nilai


A ≥82,00 C+ 54,00-57,99
A- 78,00-81,99 C 50,00-53,99
A/B 74,00-77,99 C- 46,00-49,99
B+ 70,00-73,99 C/D 42,00-45,99
B 66,00-69,99 D+ 38,00-41,99
B- 62,00-65,99 D 34,00-37,99
B/C 58,00-61,99 E <34,00
G. Validasi capaian pembelajaran, penilaian dosen pembimbing dan menuangkan
penilaian dari preseptor untuk kepentingan perguruan tinggi (diisi oleh dosen
pembimbing)

Kompetensi yang dicapai Indikator capaian pembelajaran Hal yang perlu Saran dan nilai
diperbaiki/ditingkatkan
CPMK 1: A. Mampu menjelaskan: Saran:
Mampu berkontribusi pada 1. Struktur organisasi Dinkes
pengembangan dan peningkatan Kab./Kota, UPTD Instalasi
pelayanan kefarmasian secara Farmasi dan Puskesmas
berkelanjutan, kemampuan 2. Sumber Daya Manusia
berkolaborasi dengan pihak lain 3. Digital pharmacy: Sistem
dalam pengambilan keputusan, dan Informasi Manajemen
menggunakan teknologi informasi Puskesmas (Simpus) untuk
yang tepat. services, report, health
promotion
4. Jaminan kesehatan Nilai (bobot 15%, nilai
maksimal 15):
B. Praktek/demo Simpus
CPMK 2: A. Mampu menjelaskan: Saran:
Mampu membuat keputusan praktik 1. Aspek legal terkait regulasi
sesuai kode etik profesi dan di bidang pelayanan
ketentuan perundang-undangan, kefarmasian di puskesmas
memberikan saran dalam proses 2. Pemantauan Terapi Obat,
pengambilan keputusan dan Pemantauan Obat Rasional
pemberian rujukan, menggunakan (POR), Monitoring Efek
pengetahuan tentang perencanaan, Samping (MESO) dan
pengadaan obat dan alat kesehatan, Evaluasi Penggunaan Obat
penggunaan obat rasional, dan (EPO)
evaluasinya.
B. Praktek pengisian formulir
MESO (minimal 1 kasus per Nilai (bobot 15%, nilai
periode, berdasar rekam medic maksimal 15):
atau kasus yang pernah terjadi)
CPMK 3: A. Perencanaan, permintaan, Saran:
Mampu menerapkan pengetahuan dan penerimaan kebutuhan obat
tentang rantai pasok pada pemilihan dan bahan medis habis pakai
distributor secara efektif dan efisien (BMHP):
dalam melakukan pengadaan sediaan 1. Mampu menjelaskan proses
farmasi dan alat kesehatan sesuai seleksi obat dan criteria yang
kebutuhan, melakukan pengemasan digunakan dalam proses
dan pelabelan kembali bahan obat pemilihan obat, bagaimana
sesuai standar serta memastikan menyusun SOP perencanaan
ketersediaan informasi yang sediaan farmasi dan alkes
dibutuhkan termasuk cara 2. Mampu menyusun rencana
penyimpanan dan lama penyimpanan pengelolaan obat dan bahan
(BUD). medis habis pakai (BMHP)
3. Praktek kerja:
a. mengisi data pemakaian,
sisa stok sebagai dasar
menyusun RKO
b. pemilihan sediaan
(formularium puskesmas)
c. membuat rencana
Kebutuhan Obat Program
dengan metode Morbiditas
berdasarkan Target Standar
Pelayanan Minimal (SPM)
Puskesmas)
d. membuat Rencana
Kebutuhan Obat Program
dengan metode konsumsi
berdasarkan pemakaian

B. Penyimpanan dan distribusi


obat dan BMHP:
1. Mampu menjelaskan cara
penyimpanan obat dan
BMHP serta cara distribusi
obat dan BMHP
2. Praktek kerja (memilah dan
memilih penyimpanan obat
berdasarkan suhu, bentuk
sediaan, HAM (LASA),
narkotika, psikotropika,
precursor, dll)

C. Pengendalian, pencatatan dan


pelaporan:
1. Mampu menjelaskan cara
pengendalian persediaan,
penggunaan, obat hilang,
rusak, ED, dan dapat
menjelaskan cara pelaporan,
pengarsipan, pemantauan,
evaluasi dan kinerja
pengelolaan
2. Praktek kerja (pengelolaan Nilai (bobot 20%, nilai
(pencatatan dan pemilahan) maksimal 20):
obat ED dan menjelang ED)
CPMK 4: Pengkajian resep, pelayanan Saran:
Menerapkan keterampilan teknis resep, penyerahan obat, dan
farmasetik dan prinsip compounding KIE:
(steril dan non-steril) secara efektif 1. Mampu menjelaskan cara
dan mampu melakukan pengemasan pengkajian resep
sesuai standar serta memastikan (rasionalitas), pelayanan
ketersediaan informasi yang resep, penyerahan obat, dan
dibutuhkan termasuk cara KIE
penyimpanan, lama penyimpanan 2. Mampu berkomunikasi dan
(BUD/Beyond Used Date) atau batas berinteraksi dengan pasien,
kedaluwarsa (ED/Expiration Date). masyarakat dan tenaga
kesehatan (nakes) lain
3. Praktek kerja (skrining
resep, pelayanan/peracikan
obat, penyerahan obat, KIE)
4. Pembahasan dan
penyelesaian contoh kasus
pada skrining resep,
peracikan obat, penyerahan Nilai (bobot 20%, nilai
obat, KIE, DRP (minimal maksimal 20):
10 kasus per periode PKPA
CPMK 5: Pelayanan program Saran:
Mampu melakukan pemberian bulanan/Promosi kesehatan:
informasi dan edukasi secara efektif 1. Mampu menjelaskan upaya
dengan pendekatan berbasis bukti membangun kesadaran akan
dalam upaya membangun kesadaran kesehatan, pencegahan dan
akan kesehatan, pencegahan dan pengendalian penyakit, promosi
pengendalian penyakit, promosi gaya kesehatan
hidup sehat. 2. Mampu berkomunikasi dan
berinteraksi dengan pasien,
masyarakat dan tenaga
kesehatan (nakes) lain
3. Praktek kerja (menyiapkan
materi, melakukan penyuluhan
kesehatan pada sekelompok Nilai (bobot 15%, nilai
masyarakat di puskesmas dan maksimal 15):
sekitarnya)
CPMK 6: A. Pelayanan PIO dan Saran:
Mampu memberikan konseling untuk konseling khusus:
mengedukasi pasien dan memberikan 1. Mampu menjelaskan
informasi yang dibutuhkan untuk pelayanan PIO dan konseling
memastikan penggunaan obat yang khusus
aman dan rasional serta mampu 2. Mampu berkomunikasi dan
menggunakan teknologi informasi berinteraksi dengan pasien,
dalam praktik dispensing dan masyarakat dan tenaga
menyadari potensi serta kesehatan (nakes) lain
keterbatasannya 3. Praktek kerja (memberikan
konseling dan penggunaan obat
secara khusus (obat-obat
program pemerintah, minimal 3
layanan per periode PKPA)

B. Pelayanan Farmasi Klinik:


1. Mampu menjelaskan
pelayanan farmasi klinik
dan konselingnya
2. Mampu berkomunikasi dan
berinteraksi dengan pasien,
masyarakat dan tenaga
kesehatan (nakes) lain
dalam melakukan pelayanan
farmasi klinik di Puskesmas
3. Praktek kerja (melakukan
ronde/visite pasien atau
home care, minimal 1 Nilai (bobot 15%, nilai
pasien per periode untuk maksimal 15):
visite dan atau home care)
Nilai akhir dan otorisasi dosen pembimbing

Nilai perseptor (50%):


Nilai dosen (50%):
Nilai akhir angka: ……… (nilai akhir huruf: ……. )
Tandatangan:

Catatan: nilai batas kelulusan ketercapaian kompetensi adalah nilai B (66,00-69,99).

Nilai Akhir Rentang Nilai Nilai Akhir Rentang Nilai


A ≥82,00 C+ 54,00-57,99
A- 78,00-81,99 C 50,00-53,99
A/B 74,00-77,99 C- 46,00-49,99
B+ 70,00-73,99 C/D 42,00-45,99
B 66,00-69,99 D+ 38,00-41,99
B- 62,00-65,99 D 34,00-37,99
B/C 58,00-61,99 E <34,00
H. Informasi lain-lain (Panduan PKPA APTFI)

Penciri kompetensi pada bidang pelayanan (apotek, RS, puskesmas):


• Penciri kompetensi pada bidang pemerintahan dan puskesmas adalah kemampuan
pelayanan usaha kesehatan masyarakat atau promosi kesehatan. Mahasiswa yang
mengikuti PKPA di puskesmas harus mendapatkan pengalaman melakukan pelayanan
usaha kesehatan masyarakat dan usaha kesehatan perorangan misalnya melalui home care.
• Penciri kompetensi di bidang perapotekan adalah pada pelayanan swamedikasi dan pasien
rawat jalan, manajemen kontemporer dan pengembangan bisnis 4.0.
• Penciri kompetensi di bidang RS, mahasiswa diharapkan mendapatkan pengalaman praktik
pada pelayanan pasien rawat inap baik di bangsal maupun unit gawat darurat.

Acuan Kompetensi Lulusan

Bidang PKPA Acuan Kompetensi Lulusan


Industri Farmasi 1. Standar Kompetensi Ikatan Apoteker Indonesia (SKAI)
2. PMK No 62 Tahun 2017 tentang izin edar Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik in
Vitro dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
3. Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 34 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Cara Pembuatan Obat Yang Baik
4. Peraturan BPOM No 31 tahun 2020 tentang Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik
5. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor
Hk.03.1.23.06.11.5629 Tahun 2011 Tentang Persyaratan Teknis Cara Pembuatan Obat
Tradisional Yang Baik
PBF 1. Standar Kompetensi Ikatan Apoteker Indonesia (SKAI)
2. Peraturan BPOM No 6/2020: Perubahan Pedoman Teknis CDOB
Apotek 1. Standar Kompetensi Ikatan Apoteker Indonesia (SKAI)
2. Permenkes 73 tahun 2016 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
3. Petunjuk Teknis Pelayanan Kefarmasian di Apotek Tahun 2019
Puskesmas 1. Standar Kompetensi Ikatan Apoteker Indonesia (SKAI)
2. Permenkes 74 tahun 2016 Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
3. Permenkes 26 Tahun 2020 tentang Perubahan atas
4. Permenkes 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
Rumah Sakit 1. Standar Kompetensi Ikatan Apoteker Indonesia (SKAI)
2. Permenkes No. 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
3. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Tahun 2019
4. PMK No 62 Tahun 2017 tentang izin edar Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik in
Vitro dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

Contoh Pengembangan Bahan Kajian dan Pengalaman Pembelajaran pada PKPA


Bidang Pelayanan (Puskesmas, Apotek, Rumah Sakit)

Bahan Kajian Rincian Bahan Pengalaman Pembelajaran


Kajian Puskesmas Apotek Rumah Sakit
Perencanaan Analisis 1. Membuat SOP 1. Metode perencanaan 1. Membuat SOP
Kebutuhan SF, perencanaan perencanaan SF&Alkes di apotek perencanaan
Alkes & BMHP Skala prioritas SF&Alkes di berdasarkan pola SF&Alkes di RS
puskesmas konsumsi, pola 2. Melakukan analisis
2. Mengisi data penyakit, dan budaya perencanaan,
pemakaian, sisa masyarakat. membuat skala
stok sebagai menentukan kategori prioritas
dasar menyusun obat fast moving dan 3. Membuat
RKO slow moving yang perencanaan obat
3. Pemilihan sediaan ada di apotek sebagai berikut:
(formularium 2. Melakukan - perencanaan obat
puskesmas) perencanaan obat dengan metode
4. Membuat Rencana dengan dasar data konsumsi
Kebutuhan Obat buku/laporan. - perencanaan obat
Program dengan 3. Mengisi data stok dengan metode
metode obat berdasarkan morbiditas
Morbiditas metode konsumsi - skala prioritas
berdasarkan (berdasarkan dengan metode
Target Standar pemakaian): mengisi ABC, VEN, PUT
Pelayanan data defecta obat, - Presentasi tugas
Minimal (SPM) merekap kebutuhan perencanaan dan
Puskesmas obat dalam harian penyusunan skala
5. Membuat Rencana dan bulanan. prioritas dari 100
Kebutuhan Obat 4. Mengevaluasi macam obat-obatan
Program dengan efektivitas di rumah sakit.
metode konsumsi perencanaan obat 4. Mengevaluasi
berdasarkan 5. dst efektivitas
pemakaian perencanaan obat
6. Mengevaluasi 5. dst
efektivitas
perencanan
7. dst
Silahkan disesuaikan dengan PSPA
Klasifikasi keluhan dan pengatasannya untuk keluhan minor dan mayor

Kelas Penyakit Keluhan Mayor Keluhan Minor Obat OTC untuk pengatasan
(puskesmas dan rumah sakit) (apotek dan keluhan minor
puskesmas)
Gastrointestinal Nyeri perut akut dan kronis Dispepsia Antasida
Susp. hernia hiatus GERD Obat-obat pengatasan asam
Sup erosi gaster Heartburn lambung
Ulkus peptic Morning sickness Laksatif
Diare kronik Kolik Antemintik
Konstipasi kronik Mual muntah Antidiare
Radang usus Mabok perjalanan Rehidrasi oral
Keracunan makanan berat Keracunan makanan Antimual-muntah
ringan
Diare non kronik dan
diare travelers
Nyeri perut ringan
Hemoroid
Sistem respirasi Asma ISPA Antitusif
Bronkitis Influenza Eksperktoran-mukolitik
Pneumonia Rhinitis Alergi Antihistamin oral
Infeksi Streptococus Sakit tenggorokan Bronkodilator
Pertusis Sinusitis Dekongestan
Meningitis Analgesik dan antipiretik
PPOK Inhalasi
Vitamin C
Antiseptik mulut
Obat kumur
Sistem orofaring Sariawan/radang pada Antiinflamasi
mulut Obat kumur
Sakit gigi Analgetik
Penyakit gigi Suplemen perawatan gigi
Kandidiasis oral
Herpes simpleks
Sistem Integumen Dermatitis kronis Jerawat Emolien
(kulit) Psoriosis Dermatitis ringan Antihistamin
ADR Infeksi jamur Hidrokortison
Rashes Infeksi virus (herpes) Antifungi
Infeksi bakteri Kutu Antiherpes
Melanoma Scabies Keratolitik
Ruam popok Antiacne
Gigitan serangga Insectisida
Ketombe Obat kutil
Paronchia Terapi jerawat
Urticaria Tabir surya
Pruritus Antiseptik dan disenfektan
Asam nikotinat
Antipruritus
Kelas Penyakit Keluhan Mayor Keluhan Minor Obat OTC untuk pengatasan
(puskesmas dan rumah sakit) (apotek dan keluhan minor
puskesmas)
Sakit Kepala Perdarahan Tension Analgetik antipiretik
kepala(subarachnoid) Migrain Antimigrain
Meningitis Pusing karena common Dekongestan
Trauma cold, sinusitis, atau
problem pada mata
Pengatasan Amenorhe Dismenorhe Analgetik
permasalahan pada Dismenorhe Premenstrual syndrome NSAIN
wanita Infeksi ginjal Sistitis Antispasmodik
Sistitis Kandidiasis Vagina Antiinfeksi/antibakteri
Vaginal discharge Piridoksin
Endometriosis Potasium/sodium sitrat
Heksamin
Suplemen magnesium
Penyakit telinga Otitis media berat Nyeri ringan Analgetik oral
Glue ear Serumen/Wax Serumolitik
Nyeri telinga kronik Otitis media ringan Dekongestan
Penyakit mata Konjunctivitis berat Konjunctivitis ringan Antiinfeksi
Mata juling Mata merah Pencuci mata
Herpes simplex Timbil Antihistamin
Pandangan kabur Mata kering Kormoglicate
Glaukoma Blepharitis Air mata buatan (Artificial tears)
Alergi Lensa kontak
Perawatan lensa kontak
Sistem muskuloskeletal Luka besar Nyeri sendi/otot Analgetik
Reumotoid artritis Luka ringan NSAID
Nyeri punggung kronis Artritis Obat gosok (rubs/rubafecient)
Linu panggul
Gout
Fibrositis
Neuralgia Trigeminal
Miscellaneous Suplemen Vitamin dan Mineral
Tonik
Antioksidan
Minyak ikan
Malaria Agen antimalaria
Pembasmi serangga
Kontrasepsi Spermisida
Kontrasepsi barrier (kondom,
tampon, dll)

Daftar Obat yang wajib dikuasai dimasing-masing tempat PKPA bidang pelayanan
(W=diutamakan, √=diberikan jika di tempat PKPA yang W belum
diberikan)

Golongan Sub Golongan Macam Obat RS Apotek PKM UKAI


(DOEN) (DOEN)
1. Analgetik 1.1. Anelgetik fentanyl, kodein, morfin, W √ √ Sistem
narkotik petidin sufentanyl syaraf dan
1.2. Anelgetik non ibuprofen, ketoprofen, √ W W kesehatan
narkotik diklofenak, parasetamol jiwa (8-
1.3. Antipirai Alopurinol, kolkisin √ W W 10%)
2. Anestetik 2.1. Anestetik lokal Bupivakain, lidokain, etil W √ √
klorida
2.2. Anestetik umum Halotan, isofluran, W √ √
dan oksigen ketamin, NO, oksigen,
propofol, tiopental
2.3. Obat prosedur Atropin, diazepam, W √ √
operasi midazolam
3. Antialergi dan Deksametason, √ √ √
obat untuk difenhidramin, epinefrin,
anafilaksis klorfeniramin, loratadin,
setirizin
4. Antidot dan obat Atropin, kalsium √ √ √
untuk keracunan glukonat, nalokson,
natrium bikarbonat,
natrium tiosulfat,
protamin sulfat,
magnesium sulfat
5. Antiepilepsi- Diazepam, fenitoin, √ √ √ Sistem
antikonvulsi fenobarbital, syaraf dan
karbamazepin, kesehatan
magnesium sulfat, asam jiwa (8-
valproat 10%)
6. Antiinfeksi 6.1. Antelmintik Antelmintik intestinal √ W W Infeksi (20-
(albendazol, mebendazol, 25%)
pirantel pamoat),
antifilaria (dietil
karbamazepin),
antisistosoma
(prazikuantel)
6.2. Antibakteri Beta laktam, tetrasiklin, W √ W
kloramfenikol,
kotrimoksazol, makrolida,
aminoglikosida, kuinolon,
lain-lain (metronidazol,
vankomisin)
Golongan Sub Golongan Macam Obat RS Apotek PKM UKAI
(DOEN) (DOEN)
6.3. Antiinfeksi Antilepra (dapson, √ √ W
khusus klofazimin, rifampisin),
antituberkulosis
(bedakuilin fumarat,
isoniazid, KDT,
kombipak, antifungi
6.4 Antifungi Amfoterisin, flukonazol, W W W
griseofulvin, ketokonazol,
nistatin
6.5. Antiprotozoa Antiamoeba, antimalaria W √ W
6.6. Antivirus Antiherpes, ARV √ W W
(NRTI/NNRTI), protease
inhibitor, kombinasi
NRTI-NNRTI,
7. Antimigren Ergotamin, kafein √ W W Sistem
syaraf dan
kesehatan
jiwa (8-
10%)
8. Antineoplastik, 8.1. Hormon dan Anastrozol, W W √ Sistem
imunosupresan, antihormon deksametason, Endokrin (5-
obat paliatif metiprednisolon, 10%)
tamoksifen
8.2. Imunosupresan Azatioprin, W √ √ Onkologi dll
hidroksiklorokuin, 8-10%
metotreksat, siklosporin
8.3. Sitotoksik asparaginase, bleomisin, W √ √ Onkologi dll
busulfan, dakabazin, 8-10%
daktinomisin,
daunorubisin,
doksorubisin, desetaksel,
etoposid, fluorourasil,
hidroksiurea, ifosfamid,
klorambusil, melfalan,
merkaptopurin,
metotreksat, paklitaksel,
siklofosfamid, sisplatin,
sitarabin, vinblastin,
vinkristin
8.4. lain-lain kalsium folinat, mesna W W W Onkologi dll
8-10%
9. Antiparkinson antiparkinson kombinasi W
(KDT/FDC)
10. Obat yang 10.1. Antianemia asam folat, garam besi, √ W W
mempengaruhi
darah
Golongan Sub Golongan Macam Obat RS Apotek PKM UKAI
(DOEN) (DOEN)
10.2. Obat yang fitomeadion, heparin, W √ √
mempengaruhi protamin, warfarin
koagulasi
10.3. Intoksikasi besi deferoksamin W √ √
11. Produk darah 11.1. Produk darah faktor VIII, faktor IX W √ √
dan pengganti
plasma
11.2. Pengganti fraksi protein plasma, W √ √
plasma pengganti plasma gol
gelatin
12. Agen 12.1. Bahan kontras barium sulfat, ioheksol, W √ √
diagnostik radiologi iopomidol
12.2. Tes fungsi Mata (natrium fluoresin, W √ √
tropikamid), kulit
(tuberkulin protein)
13. Antiseptik dan 13.1. Antiseptik hidrogen peroksida, W √ √
desinfektan klorheksidin, povidon
iodin
13.2. Disinfektan etanol, kalsium hipoklorit W √ W
13.3. Lain-lain paraformaldehid W √ √
14. Obat bahan 14.1. Antiseptik dan eugenol, formokresol, √ W W
obat dan gigi bahan perawatan gutta percha, kalsium
mulut saluran akar gigi hidroksida, klorfenol
kamfer mentol,
klorheksidin, natrium
hipoklorit, pasta pengisi
saluran akar
14.2. Antifungi nistatin √ W W
orofaringeal
14.3. Obat untuk fluor √ √ W
pencegahan karies
14.4. Bahan tumpat bahan tumpat sementara, √ √ W
gas ionomet
14.5. Preparat anestetik lokal gigi, √ √ W
lainnya artikulating agent,
etilklorida, lidokain, pasta
devitalisasi, surgical
ginggivalic pack
15. Diuretik furosemid, manitol, W √ √ Sistem
spironolakton kardiovasku
lar 10-12%
16. Hormon, obat 16.1. Hormon ADH desmopresin, vasopresin W √ √ Sistem
endokrin lain, endokrin 5-
kontrasepsi 10%
Golongan Sub Golongan Macam Obat RS Apotek PKM UKAI
(DOEN) (DOEN)
16.2. Antidiabetes antidiabetes oral W W W
(sulfoniurea, metformin),
antidiabetes parenteral
16.3. Hormon androgen (testosteron), √ W W
kelamin dan obat estrogen, progesteron
fertilitas (MPA, noretisteron),
kontrasepsi,
16.4 Hormon Tiroid levotiroksin, lugol, W W v
dan antitiroid propiltiourasil, tiamazol
16.5. Kortikosteroid deksametason, W W v
hidorkortison,
metilprednisolon,
prednison
17. Obat 17.1. Antiangina atenolol, diltiazem, √ √ √ Sistem
kardiovaskular gliseril trinitrat, ISDN kardiovasku
17.2. Antiaritmia amiodaron, digoksin, √ √ √ lar 10-12%
lidokain, propranolol,
verapamil,
17.3. Antihipertensi amlodipin, bisoprolol, W W √
diltiazem, hidroklortiazid,
kandesartan, kaptopril,
klonidin, lisinopril,
metildopa, nifedipin,
nikardipin, valsartan
17.4. Antiagregasi asam asetilsalisilat, W √ √
platelet klopidogrel,
17.5. Trombolitik streptokinase W √ √
17.6. Obat untuk bisoprolol, digoksin, W √ √
gagal jantung furosemide, ISDN,
kaptopril, karvedilol,
ramipril
17.7. Obat syok dobutamin, dopamin, W √ √
kardiogenik epinefrin, norepinefrin
17.8. fenofibrat, gemfibrozil, W W W
Antihiperlipidemia simvastatin,
18. Obat topikal 18.1. Antiakne asam retinoat √ W W Kulit 3-5%
untuk kulit
18.2. Antibakteri kloramfenikol, natrium √ W W
fusidat, perak sulfadiazin,
18.3. Antifungi KDT (asam benzoat- √ W W
salisilat), ketokonazol,
mikonazol, nistatin
18.4. Antiinlfamasi betametason, √ W W
dan Antipruritus hidrokortison, mometason
18.5. Antiskabies dan permetrin, salep 2-4 √ W W
antipedikulosis
Golongan Sub Golongan Macam Obat RS Apotek PKM UKAI
(DOEN) (DOEN)
18.6. Kaustik perak nitrat podofilin √ √ W
18.7. Keratolitik asam salisilat, liquor √ W W
karbonis
18.8. Lain-lain bedak salisil, urea √ W √
19. Larutan dialisis dialisa perioteneal, W √ √
peritoneal hemodialisa
20. Larutan 20.1. Elektrolit oral oralit, kalium klorida, √ W W
Elektrolit, nutrisi, natirum bikarbonat
dll
20.2. Elektrolit larutan mengandung asam W √ √
parenteral amino, larutan
mengandung elektrolit,
larutan mengandung
karbohidrat, larutan
mengandng
karbohidrat+elektrolit,
larutan mengandung lipid
20.3. Air untuk W √ √
injeksi
21. Obat untuk 21.1. Anestetik lokal Tetrakain √ W W mata,
mata hidung,
21.2. Antimikroba Salep dan tetes mata √ W √ telinga 3-5%
gentamisin,
kloramfenikol,
oksitetrasiklin
21.3. Antiinflamasi √ W √
21.4. Midriatik √ W √
21.5. Miotik dan Asetazolamid, pilokarpin, √ W √
antiglaukoma timolol
22. Oksitoksik Metilergometrin, oksitosin W √ √
23. Psikofarmaka 23.1. Antiansietas diazepam, lorazepam W √ √ Sistem
Syaraf
23.2. Antidepresi amitriptilin W √ √
23.3. Antiobsesi W √ √
kompulsi
23.4. Antipsikosis haloperidol, klorpromazin W √ √
23.5. Obat untuk metilfenidat W W W
ADHD
23.6. Obat untuk litium karbonat, valproat W √ v
gangguan bipolar
23.7. Obat untuk metadon W √ √
program rumatan
metadon
Golongan Sub Golongan Macam Obat RS Apotek PKM UKAI
(DOEN) (DOEN)
24. Relaksan otot 24.1. Penghambat atrakurium, neostigmin, W √ √
dan penghambat dan pemacu transmisi rokuronium
kolinesterase neuromuskuler
24.2. Obat untuk piridostigmin, neostigmin W √ √
myasthenia gravis
25. Obat untuk 25.1. Antasida dan Antasida, omeprazol, √ W W Gastrointesti
saluran cerna antiulkus ranitidin nal 10-15%
25.2. Antiemetik Dimenhidrinat, W W √
domperidon,
klorpromazin,
metoklopramid
25.3. Antihemoroid Bismut subgalat, W √ √
heksaklorofen, lidokain,
seng oksida
25.4. Antispasmodik Atropin, hiosin, √ W W
butilbromid
25.5. Obat untuk Garam oralit, zink √ W W
diare
25.6. Katartik Gliserin, bisakodil, √ W W
laktulosa
25.7. Obat untuk Sulfasalazin W √ √
antiinflamasi
26. Obat untuk 26.1. Antiasma Aminofilin, budesonid, √ W W tenggorokan
saluran napas deksametason, epinefrin, dan hidung
ipatropium bromida, 3-5%
metilprednisolon,
salbutamol, terbutalin
26.2. Antitusif Kodein √ W W
26.3. Ekspektoran n-asetilsistein √ W W
26.4. Obat untuk Ipatropium bromida, √ W W
PPOK salbutamol
27. Obat yang 27.1. Serum dan Hepatitis B √ √ √
mempengaruhi imunoglobulin (P) imunoglobulin, human
sistem imun tetanus imunoglobulin,
serum antibisa ular, ABU
I, ABU II, serum
antidifteri, serum
antirabies, serum
antitetanus
27.2. Vaksin Polio, BCG, DPT, HiB, √ √ W
DT, TD, MR, Rabies
28. Obat THT Hidrogen peroksida, √ √ W
karbogliserin, lidokain,
oksimetazolin
29. Vitamin dan Vitamin C, Vitamin D, √ W W
Mineral Kalsium Glukonat,
Golongan Sub Golongan Macam Obat RS Apotek PKM UKAI
(DOEN) (DOEN)
Kalsium karbonat, KDT
Besi dan Asam Folat,
Piridoksin, Retinoid,

Anda mungkin juga menyukai