PENDAHULUAN
Mereka dapat membuat obat generik atau obat bermerek. Untuk dapat bertahan
keuntungan (Jaconelli, 2008). Saat ini ada 199 jumlah perusahaan farmasi yang
(Penanaman Modal Asing) dengan pangsa pasar yang diperkirakan mencapai 29.5%.
Empat perusahaan lain adalah BUMN dengan pangsa pasar sebesar 7,0% dan sisanya
oleh 9 perusahaan lokal yaitu Sanbe Farma, Kalbe Farma, Dexa Medica, Bintang
Toedjoe, Tempo Scan Pacific, Kimia Farma, Konimex, Phapros, Indofarma dan 1
perusahaan PMA yaitu Pfizer. Market share dari 10 perusahaan terbesar ini kurang
penjualan obat bagi perusahaan farmasi adalah dengan adanya management supply
(Angell, 2004).
1
Banyak perusahaan yang mengalami kerugian yang cukup besar, karena tidak
ini, Kejadian seperti itu dapat dihindari dengan mengintegrasikan semua kegiatan
logistik mulai dari ujung pemasok paling awal sampai ke konsumen paling akhir.
Konsep integrasi logistik ini disebut dengan supply chain atau rantai pasokan yang
juga merupakan salah satu upaya peningkatan mutu perusahaan farmasi secara
internal.
menjadi barang setengah jadi dan produk jadi, pelayanan serta pengiriman ke
produk, ditambah fungsi lain yang penting bagi hubungan antara pemasok dan
distributor (Heizer dan Render, 2004). Manajemen rantai pasokan. (MRP) mencakup
seluruh kegiatan arus dan transformasi barang mulai dari bahan mentah sampai
Bahan baku dan aliran informasi adalah rangkaian dari rantai pasokan. Kegiatan
semua perusahaan dan organisasi yang berhubungan dengan perusahaan inti, sebagai
mengedepankan produk obat obat generik. Dengan adanya program ini secara
Pasokan) pada PBF (Pedaganag Besar Farmasi) sebagai pemasok atau pensuplai obat
di apotek dan di Rumah Sakit yang menjadi pelanggan utama perusahan farmasi. Inti
perusahaan mampu menciptakan produk atau jasa yang lebih baik, dan lebih cepat
akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas, selain itu, lebih jauh lagi menciptakan
PBF Kimia Farma Yogyakarta adalah satu contoh perusahaan yang bergerak
obat. Kenaikan angka pasien rawat jalan, rawat inap, serta banyaknya pasien yang
membeli obat di apotek yang naik tajam membutuhkan suplai obat yang cepat dan
efektif. Oleh karena itu, PBF Kimia Farma Yogyakarta sangat mengedepankan MRP
karena memiliki peran yang sangat penting dalam hal mencapai keberhasilan bisnis
akibat program JKN perlu ditinjau lebih jauh lagi, guna mengevaluasi kinerja yang
3
a. Perumusan Masalah
1. Apakah strategi MRP pada era JKN mempengaruhi efektivitas karyawan PBF
2. Apakah strategi MRP pada era JKN mempengaruhi pengetahuan karyawan PBF
3. Apakah strategi MRP pada era JKN mempengaruhi kesiapan karyawan PBF
4. Apakah strategi MRP pada era JKN mempengaruhi sistem antar departemen
PBF
b. Keaslian Penelitian
dilakukan oleh orang lain sehingga penelitian ini memiliki keaslian tinggi.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini dilakukan di era JKN 2014
selain itu rantai pasokan pada penelitian ini meliputi marketing, logistik,
penyimpanan, distribusi.
c. Manfaat Penelitian
perubahan iklim kerja di era JKN maka akan bermanfaat dalam mengembangkan
etos kerja.
5
memberikan pelayanan yang optimal dan selalu menjaga stok obat supaya
tetap tersedia
2. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh strategi MRP pada era JKN terhadap efektivitas karyawan
2. Mengetahui pengaruh strategi MRP pada era JKN PBF Kimia Farma terhadap
3. Mengetahui pengaruh strategi MRP pada era JKN PBF Kimia Farma terhadap
4. Mengetahui pengaruh strategi MRP pada era JKN PBF Kimia Farma terhadap
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien Handle
Rathkamp & Co., perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur, didirikan. Sejalan
Kimia Farma. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk hukumnya diubah
menjadi Perseroan Terbatas, menjadi PT Kimia Farma (Persero). Sejak tanggal 4 Juli
2001 Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya. Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187
tahun dan nama yang identik dengan mutu, hari ini Kimia Farma telah berkembang
masyarakat.
PT. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD), adalah anak perusahaan
yang dibentuk oleh Kimia Farma yang berperan penting dalam upaya peningkatan
memiliki jaringan sebanyak 46 cabang dan tenaga salesman sejumlah 611 orang
7
distributor untuk produk-produk principal dari dalam dan luar negeri. Perusahaan
yang dikenal dengan nama KFTD ini, meliliki wilayah layanan dan jalur distribusi
yang luas, mencakup 33 Propinsi, 466 Kabupaten atau Kota.Saat ini jumlah
karyawan yang tergabung dengan KFTD mencapai 986 orang, dan pada tahun 2010
sales force yang dimiliki KFTD mencapai lebih dari 446 orang, yang terdiri dari
salesman dan petugas ekspedisi. Jumlah ini akan terus ditingkatkan sesuai dengan
bisnisnya tidak hanya di tingkat nasional tapi juga mulai memasuki tingkat
obat jadi dan sediaan farmasi serta bahan baku obat seperti Iodine dan Quinine telah
memasuki pasar dinegara : Erope, India, Jepang, Taiwan and New Zealand. Produk
Jadi dan Kosmetik telah dipasarkan ke Yemen, Korea Selatan, Singapura, Malaysia,
Vietnam, Sudan, and Papua New Guinea. Demikian juga untuk produk-produk
herbal yang berasal dari bahan alami juga telah dipersiapkan proses registrasinya
untuk memasuki pasar baru seperti : Filipina, Myanmar, Pakistan, Uni Emirat Arab,
Oman, Bahrain and Bangladesh. Produk Herbal merupakan target utama korporasi
untuk periode mendatang mengingat banyaknya peminat dan pembeli potensial yang
(Kompas, 2012).
8
2. Manajemen Rantai Pasokan
menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan
(Heizer dan Render, 2004). Seluruh aktivitas ini mencakup aktivitas pembelian dan
penjualan, ditambah fungsi lain yang penting bagi hubungan antara pemasok dan
konsumen dengan menurunkan biaya (Russel dan Taylor, 2003). Definisi lain, MRP
adalah pengelolaan informasi, barang dan jasa mulai dari pemasok paling awal
terintegrasi dengan tujuan yang sama (Said, 2006). Dapat diartikan pula rantai
pasokan adalah alur perjalanan barang, informasi dan keuangan. Pada umumnya
berawal dari pembelian bahan dasar ataupun setengah jadi, yang kemudian
diberangkatkan menuju pabrik untuk diolah menjadi barang jadi. Setelah itu,
barangbarang jadi tersebut akan diteruskan ke gudang atau pusat distribusi untuk
Akhirnya, layanan purna jual seperti perawatan dan perbaikan atau pengembalian
9
2.2.Prinsip Dasar Manajemen Rantai Pasokan
a. Prinsip integrasi
Semua unsur yang terlibat dalam rangkaian MRP berada dalam satu kesatuan
b. Prinsip Jejaring
Setiap unsur dalam MRP menyadari bahwa untuk mencapai manfaat bersaing
e. Prinsip Komunikasi
Keakuratan data menjadi darah dalam jaringan untuk menjadi ketepatan informasi
dan material.
10
Aktivitas-aktivitas yang menghasilkan nilai keluaran tertentu bagi pelanggan.
c. Komponen MRP
Peubah-peubah pembelian dimana proses bisnis disatukan dan disusun sepanjang
c.1. Rantai pasokan mencakup seluruh kegiatan arus dan transformasi barang, mulai
informasinya. Bahan baku dan aliran informasi adalah rangkaian dari rantai pasokan.
c.2. Rantai pasokan sebagai suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang
berhubungan dengan perusahaan inti (Tunggal, 2008), baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui pemasok atau pelanggannya dari (point of origin) hingga
menjalankan aktivitas operasional dan manajerial dalam proses bisnis yang dirancang
pengetahuan, utilitas atau aset-aset bagi anggota primer di rantai pasokan. MRP
berkaitan langsung dengan siklus bahan baku dari pemasok ke produksi, gudang dan
11
kemampuan bersaing melalui penyesuaian produk, mutu yang tinggi, pengurangan
biaya dan kecepatan meraih pasar dengan penekanan pada rantai pasokan. Rantai
distributor dan konsumen. Interaksi ini juga berkaitan dengan transportasi, informasi,
penjadwalan, transfer kredit maupun tunai, serta transfer bahan baku antara
tidak akan seefektif dengan hasil yang ingin dicapai. Harus ada pemisahan
jaringan mana yang benar-benar penting dan perlu diperhatikan (Tunggal, 2008).
Jaringan dimana perusahaan merasa penting untuk bersatu dan kolaborasi dengan
anggota lain dari rantai pasokan. Perusahaan akan aktif bersatu dan mengatur proses
dengan konsumen dan pemasok.
Perusahaan tidak aktif terlibat, tetapi hanya meninjau dan mengaudit secara berkala
bagaimana setiap proses disatukan atau diatur.
Perusahaan tidak terlibat secara aktif dan tidak juga meninjau secara kontinu seperti
pada jaringan sebelumnya. Perusahaan mempercayakan anggota lain yang
mengaturnya.
12
Proses antara anggota-anggota perusahaan dengan selain anggota dari rantai
pasokan. Non anggota tidak termasuk dalam struktur jaringan rantai pasokan, tetapi
perusahaan non anggota tersebut dapat dan sering memberi pengaruh pada perusahaan
Mengelola MRP secara produktif dan efisien adalah sesuatu yang sangat
penting bagi sebuah perusahaan, karena secara tidak langsung akan mempengaruhi
keuntungan potensial yang akan diperoleh perusahaan. Secara teori, tahapan untuk
Menerapkan MRP tidak hanya pada level operasional, tetapi secara menyeluruh.
Organisasi merancang pola aliran informasi dan barang mulai dari pemasok
paling awal sampai konsumen paling akhir. Bentuk intervensi yang perlu
dilakukan dapat berbeda-beda, yaitu ada yang perlu dikendalikan langsung, ada
yang hanya perlu dimonitor, ada yang hanya perlu diketahui saja. Dengan
memiliki rancangan ini, perusahaan dapat memetakan dengan baik proses mana
yang dapat menyebabkan biaya tinggi atau proses mana yang dapat menyebabkan
13
d. Kembangkan model kolaborasi yang tepat
Alat ukur yang baik untuk MRP adalah yang memiliki penghubungdengan
dengan situasi internal maupun eksternal, serta targetnya agresif, tetapi dapat
untuk penerapan sistem MRP yang efektif (Haming dan Nurnajamuddin, 2007).
1. Pemenuhan kebutuhan
komponen yang diperlukan dalam menjalankan produksi atau produk yang akan
dijual, dan tiba pada waktu yang tepat sesuai jadwal. Hal itu dimungkinkan
pada sejumlah jadwal yang sesuai dan siap untuk dipenuhi. Sistem MRP
14
memungkinkan suatu perusahaan secara tetap melihat apa yang ada di gudang
persediaan dan meyakinkan bahwa jumlah yang dipesan sesuai dengan kebutuhan
dimaksud dalam pesanan dan jadwal untuk menggantikan sediaan yang sudah
dipakai.
2. Logistik
komponen yang diperlukan. Aktivitas tersebut juga perlu dijaga agar biaya
dijanjikan, serta dilakukan secara tepat waktu dan aman. Dalam hal ini, sistem
tim distribusinya, dapat terdiri atas truk, kereta api, atau jenis transportasi lain.
secara terus-menerus.
3. Produksi
keluaran yang direncanakan. Aktivitas itu harus mampu menjamin bahwa lini
produksi atau lini perakitan berfungsi dengan baik. Fasilitas dapat berfungsi
memuaskan jika didukung oleh ketersediaan komponen yang bermutu tinggi dan
ditunjang oleh manajemen logistik dan pemenuhan atas order bahan atau
15
komponen yang memuaskan, yaitu sesuai volume kebutuhan dan penyerahannya
yaitu memberikan layanan penyampaian produk atau jasa kepada pelanggan yang
membutuhkan secara tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat mutu. Kegiatan itu
harus mampu memberikan jaminan bahwa tidak ada penjualan yang akan hilang,
karena persediaan tidak ada atau kosong. Mengelola rantai pasokan dengan baik
tidak terduga yang terjadi atas permintaan dan penawaran. Sehubungan dengan
waktu yang lebih cepat dibandingkan jika tidak menerapkan MRP, sehingga MRP
5. Biaya-biaya
produksi atau penyiapan produk merupakan salah satu dari empat faktor
16
pemasok, agar dapat menghasilkan keluaran melalui pemanfaataan alat-alat
6. Kerjasama
peningkatan pembeli, peningkatan mutu dan penurunan biaya. Semua itu akan
tersedianya produk dengan mutu lebih tinggi atas biaya atau harga yang lebih
murah.
Posisi rantai pasokan sangat penting dalam sebuah perusahaan, baik terkait
dengan kebijakan maupun strategi. Sebuah rantai pasokan akan dipengaruhi oleh
a. Pasar
Pasar memerlukan produk dengan mutu bagus dan harga murah. Sebelumnya
b. Persaingan
dari produksi, proses, pelayanan dan inovasi. Pada awalnya, perusahaan hanya
fokus pada produksi, namun saat ini telah bergeser kepada distribusi. Perusahaan
c. Teknologi
d. Ekonomi
e. Kebijakan pemerintah
dan lain-lain.
18
Produk yang diproses atau disediakan memerlukan kerjasama berbagai pihak
e.2. Fungsi operasi atau departemen pabrikasi yang akan melakukan pengolahan atas
e.3. Fungsi distribusi dan pergudangan menyimpan dan mengatur distribusi produk
ke konsumen.
e.4. Fungsi pemasaran dan penjualan memasarkan atau menjual produk yang
konsumen.
pelanggan, antara lain selalu mengingatkan kepada pelanggan akan produk yang
2. 8. Ciri-ciri MRP
Aset strategik yang dimiliki perusahaan sangat menentukan daya saing. MRP
a. Agility
19
SCM bukan saja hemat, tetapi juga lincah dalam merespon setiap perubahan
terutama jangka pendek. Agility dapat dicapai apabila perusahaan dapat mengelola
informasi secara lebih terbuka, baik dengan konsumen maupun pemasok. Agility
dapat dicapai dengan menjalin hubungan baik dengan pemasok dan merancang
Perusahaan harus tahu apa yang terjadi di pasar, yaitu apakah akan muncul
bahan baku baru, model transportasi baru, distributor baru, metode kerja baru
c. Alignment
Hal ini dapat terjadi bila pertukaran informasi dan pengetahuan telah berlangsung
perubahan permintaan dan pasokan dapat diketahui secara cepat (Said, 2006).
1. Biaya
20
Strategi biaya adalah strategi yang mengutamakan efisiensi. Perusahaan
seefisien mungkin. Strategi ini biasanya banyak digunakan di industri (retail) atau
(consumer goods).
2. Inovasi
(innovator) akan selalu diikuti oleh perusahaan yang menjadi (fast follower),
oleh karena itu, peran SCM sangat penting dalam strategi inovasi untuk
3. Pelayanan
4. Mutu
Adanya jaminan produk dapat sampai dan dapat dikonsumsi secara aman.
Biasanya strategi ini banyak digunakan pada industry makanan dan minuman.
Saat ini telah tersedia teknologi (traceable), yang dapat memantau dan
21
(Dwiningsih, 2006).
diperlukan untuk suksesnya sebuah SCM. Dalam perusahaan perlu dikenali lebih
SCM adalah permainan posisi daya tawar dan kekuatan sebuah perusahaan.
Hal yang paling penting yang harus dilakukan perusahaan adalah mengetahui
d. Adaptif
Situasi bisnis yang dinamis akan selalu berubah, begitu juga SCM perlu terus
beradaptasi, karena perubahan ada yang berlangsung secara tiba tiba dan juga
mendasar.
a. Banyak pemasok
Strategi ini menandingkan satu pemasok dengan pemasok lain dan membebani
pemasok untuk memenuhi permintaan pembeli. Para pemasok bersaing satu sama
b. Sedikit pemasok
22
Strategi ini digunakan untuk mengembangkan hubungan kemitraan jangka
panjang dengan sedikit pemasok untuk menjaga komitmen antar anggota rantai
pasokan.
c. Integrasi vertikal
jasa yang sebelumnya dibeli atau membeli perusahaan pemasok atau distributor.
d. Jaringan Keiretsu
Strategi yang berasal dari istilah bahasa Jepang untuk menggambarkan para
berperan sebagai mitra yang memberikan keahlian teknis dan kestabilan mutu
e. Perusahaan virtual
Strategi ini dikenal sebagai jaringan berongga (Heizer dan Render, 2004).
kesehatan dan target cakupan semesta obat oleh Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) di bidang kesehatan mulai 1 Januari 2014, membuat target pasar obat
publik meningkat hampir tiga kali lipat untuk memenuhi kebutuhan 240 juta
Pedagang Besar Farmasi adalah salah satu fasilitas distribusi sediaan farmasi.
PBF bisa saja membuka cabang yang disebut PBF cabang di beberapa tempat
asalkan PBF cabang tersebut mendapat pengakuan dari kepala dinas kesehatan
provinsi setempat dimana PBF cabang tersebut berada dan PBF cabang juga hanya
bisa menyalurkan sediaan farmasi dalam batas wilayah provinsi pengakuannya. PBF
ada 2 macam yaitu PBF obat dan PBF bahan baku obat. Menurut PP no. 51 Tahun
Untuk peyaluran obat atau bahan obat berupa obat keras, surat pesanan harus
ditandatangai oleh apoteker penanggung jawab atau apoteker pengelola apotik. PBF
atau PBF cabang yang melakukan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran
narkotik harus memiliki izin khusus sesuai peraturan perundang undangan. PBF atau
PBF cabang yang melakukan pegubahan kemasan dari kemasan aslinya atau
24
pengemasan kembali terhdap kemasan aslinya dari bahan obat wajib melakukan
pengujian mutu dan wajib memiliki ruang pengemasan kembali.
5. Perencanaan Strategis
sumber dayanya (termasuk modal dan karyawan) untuk mencapai strategi ini.
yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi
pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat
digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10
manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses
harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul
25
para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem
manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata
yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi (Swasta dan Irawan, 2005).
6. Kuesioner
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh
1. Responden adalah orang yang paling mengetahui dirinya sendiri, sehingga data
atau informasi yang tidak dapat diamati atau tidak dapat diperoleh dengan alat
2. Bahwa responden terdiri dari orang-orang yang mampu dan bersedia memberikan
informasi secara jujur, sehingga data yang diperoleh akan dapat dipercaya sebagai
26
3. Bahwa responden adalah orang-orang yang mampu menafsirkan
Sekurangkurangnya bagi responden yang akan mengisi angket adalah orang yang
Pada pertanyaan ini responden bebas untuk menjawab namun sudah sedikit
diarahkan.
a. Dichotomous Choice
Hanya ada 2 alternatif jawaban pada pertanyaan ini dan responden harus memilih
b.Multiple Choice
Dalam pertanyaan ini ada beberapa pilihan jawaban dan responden harus memilih
d. Ranking Question
hasil kerja (apa yang harus dicapai seseorang) dan kompetensi (bagaimana seseorang
mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang dalam stratejik
kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya
diinginkan.
28
7. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
sosial dan kebutuhan egoistik. Sedangkan menurut Mahsun (2006) ada beberapa
dan bukan input dan proses outcome yang dimaksudkan adalah outcome yang
aspek-aspek standar pekerjaan yang terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek
kualitatif meliputi :
29
1. Proses kerja dan kondisi pekerjaan,
faktor:
demografi.
motivasi.
30
b. Faktor Eksternal yang terkait dari lingkungan seperti perilaku, sikap dan
tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim
organisasi.
faktor apakah faktor internal ataupun faktor eksternal dengan beragam aspek
yang dapat diukur dengan berpedoman pada standar tertentu yang terdiri dari
8.1.Pengertian Efektifitas
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti
berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah
tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan
ataupun program. Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti
yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Emerson yang dikutip
31
Dari beberapa pendapat di atas mengenai efektivitas, dapat
jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen,
melalui konsep efektivitas. Konsep ini adalah salah satu faktor untuk
bentuk dan manajemen organisasi atau tidak. Dalam hal ini efektivitas
yang dimiliki secara efisien, ditinjau dari sisi masukan (input), proses, maupun
keluaran (output). Dalam hal ini yang dimaksud sumber daya meliputi
ketersediaan personil, sarana dan prasarana serta metode dan model yang
dan sesuai dengan prosedur sedangkan dikatakan efektif bila kegiatan tersebut
(Sutermeister, 1999).
sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan
membandingkan antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang
telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan yang
dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai atau sasaran
yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak efektif. Adapun kriteria atau
a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksudkan supaya karyawan
“pada jalan” yang diikuti dalam melakukan berbagai upaya dalam mencapai
tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah ditetapkan artinya
33
e. Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih perlu
tidak, para pelaksana akan kurang memiliki pedoman bertindak dan bekerja.
apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka organisasi tersebut
memperoleh sumber daya, baik fisik maupun nonfisik yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
34
2. Pendekatan proses (process approach) adalah untuk melihat sejauh mana
mekanisme organisasi.
dengan rencana.
Pengertian dan pengalaman semacam itu terbangun atas pengetahuan, baik yang
terwujudkan dalam seorang individu atau yang melekat di dalam proses dan aplikasi
nyata suatu organisasi. Fokus dari MP adalah untuk menemukan cara-cara baru
35
untuk menyalurkan data mentah ke bentuk informasi yang bermanfaat, hingga
eksternal
36
a. Meningkatkan akses terhadap pengetahuan dan transfer atasnya
dibutuhkan dan lalu secara efektif mentransfernya ke orang lainnya. Hal ini juga
Aktivitas dari proyek ini biasanya berbasis komunal, semisal berbentuk: komunitas
online atau komunitas tatap muka, workshop, seminar, sistem konferensi video
lain di neraca keuangan. Namun sifat pengetahuan yang tidak secara konkret
37
8.4. Koordinasi Departemen dalam mencapai efektivitas strategi perusahaan
yang bukan manajemen adalah wewenang koordinasi yang disebut secara khusus
atau wewenang koordinasi yang diterima oleh orang lain karena adanya kewibawaan
yang ada padanya untuk koordinasi khusus dalam bidang fungsinya. Koordinasi
orang-orang yang dalam status kedudukan dalam organisasi atau status sosial dapat
itu sendiri yaitu alat untuk manajemen. Sedangkan bagi yang bukan manajemen
KIS adalah singkatan dari koordinasi, integrasi dan sinkronisasi. KISS adalah
penyatuan dari dua atau lebih kegiatan dalam suatu proses menjadi satu kegiatan
yang lebih padat, integrasi ini dinamakan integrasi vertikal. Integrasi dapat juga
integrasi horizontal yakni penyatuan dari dua atau lebih kegiatan yang berdiri sendiri
38
semula, menjadi satu kegiatan yang padat. Maksud dari integrasi adalah menghemat
9. LANDASAN TEORI
MRP adalah pengelolaan informasi, barang dan jasa mulai dari pemasok
sistem terintegrasi dengan tujuan yang sama (Said, 2006). Rantai pasokan mencakup
seluruh kegiatan arus dan transformasi barang, mulai dari bahan mentah, sampai
39
pasokan memiliki peran yang sangat penting dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Di daerah Yogyakarta dari tahun ke tahun jumlah pasien rawat inap atau rawat jalan
semakin meningkat sehingga kebutuhan pasien terhadap obat juga meningkat. Hal
ini menunjukkan bahwa diperlukan adanya sistem rantai pasokan atau management
rantai pasokan yang lebih baik, dengan adanya karyawan yang efektif dan lebih baik
maka perusahaan tetap dapat memenuhi kebutuhan pasar dengan pelayanan yang
prima melalui rantai pasokan. Program JKN merupakan program pemerintah yang
akan dilaksanakan pada awal tahun 2014. Program ini menekankan bahwa semua
warga negara Indonesia akan ditanggung oleh asuransi dalam hal pengobatan dan
perawatan di bidang kesehtan. Program JKN mampu memberikan obat secara gratis
kepada masyrakat dengan asumsi bahwa obat yang diberikan merupakan obat
generik bukan branded atau ethical, sehingga dengan kata lain di awal tahun 2014
dimana program JKN akan diterapkan di seluruh Indonesia permintaan obat generik
organisasi semisal untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama,
peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih tinggi
karyawan PBF Kimia Farma akan lebih siap dalam menghadapi strategi MRP yang
telah diterapkan pada perusahaan induk. Oleh sebab itu pengetahuan karyawan
segenap kegiatan manajemen maupun kegiatan pelaksanaan satu sama lain tidak
simpang siur, tidak berlawanan dan dapat ditujukan kepada titik arah pencapaian
parameter dalam efektifitas Karyawan, karena dengan adanya koordinasi yang baik
karyawan PBF Kimia Farma akan lebih efektif dalam melakukan strategi MRP yang
Permintaan pasar yang tinggi akan disambut dan ditanggapi oleh perusahaan
farmasi dengan memproduksi jumlah obat generik yang lebih banyak, hal ini jelas
dapat terwujud dengan adanya karyawan yang efektif. Keefektifan karyawan dapat
(Bento dan Bento, 2006), kesiapan karyawan akan strategi yang diterapkan ( Shah,
41
2004), serta adanya sistem antar departemen dalam melaksanakan strategi tersebut
(alignmnent) (Jessica dan Leslie, 2009). Strategi MRP yang telah dipersiapkan oleh
PBF Kimia Farma didasarkan pada program JKN yang dilaksanakan pada awal
tahun 2014. Dengan kata lain terdapat hubungan antara strategi MRP pada era JKN
10. HIPOTESIS
Peneilitian tentang hubungan antara strategi MRP dengan efektifitas karyawan ini
memiliki 4 hipotesis yaitu :
2. Strategi MRP pada era JKN PBF Kimia Farma mempengaruhi pengetahuan
karyawan akan MRP yang diterapkan.
3. Strategi MRP pada era JKN PBF Kimia Farma mempengaruhi kesiapan
karyawan disetiap departemen.
4. Strategi MRP pada era JKN PBF Kimia Farma mempengaruhi Sistem antar
departemen dalam mensukseskan strategi MRP.
42
Efektivitas Karyawan
R1 adalah korelasi antara strategi MRP pada era JKN dengan efektivitas karyawan
R2 adalah korelasi antara strategi MRP pada era JKN dengan pengetahuan karyawan
R3 adalah korelasi antara strategi MRP pada era JKN dengan kesiapan karyawan
R4 adalah korelasi antara strategi MRP pada era JKN dengan sistem antar
43
BAB III
METODE PENELITIAN
kuesioner. Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner,
bulan, yaitu Februari - Mei 2014 dimulai dengan tahap pengumpulan data
44
3. Instrumen Penelitain
serta peran setiap departemen dalam strategi MRP yang telah diterapkan.
unvaforabel questioner.
4. Variabel Penelitian
45
Efektivitas Karyawan
Variabel terpengaruh (Y1)
1 Formularium JKN 1, 2, 3, 7
2 e-catalog JKN 4, 5, 6
4 Pengetahuan karyawan akan strategi MRP 12, 17, 18, 19, 22, 25, 26, 27,
PBF Kimia Farma 30, 33, 35, 36, 37, 40
5 Kesiapan karyawan dalam melaksanakan 13, 14, 15, 16, 23, 24, 31, 32,
strategi MRP pada setiap departemen 34, 41, 42, 43, 44, 45
6 Koordinasi setiap departemen dalam 20, 21, 28, 29, 38, 39, 46, 47
melaksanakan strategi MRP
5. Definisi Operasional
46
Variabel Bebas : Strategi MRP dalam ruang lingkup efektifitas
kerja setiap departemen pada Era JKN di PBF
Kimia Farma
Variabel Tergantung : Efektivitas Kinerja Karyawan, Pengetahuan
karyawan akan strategi MRP PBF Kimia
Farma, Kesiapan karyawan dalam
melaksanakan strategi MRP pada setiap
departemen, Koordinasi setiap departemen
dalam melaksanakan strategi MRP dalam
mencapai Efektivitas Karyawan.
Definisi efektifitas karyawan : kinerja optimal yang dilakukan oleh karyawan PBF
Kimia Farma untuk mencapai tujuan bersama yang didukung dengan pengetahuan,
kesiapan dan sistem antar departemen agar tercipta keselarasan kerja dalam suatu
organisasi.
47
Populasi dan Sampel Penelitian
Subjek pada penelitian untuk mengetahui strategi MRP pada era JKN
marketing, dan gudang (logistik). Alasan memilih subjek berikut adalah karena
devisi tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam aktivitasnya pensuplai
obat, serta memiliki kapasitas dan kapabilitas yang besar dalam menjalankan roda
business plan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, sehingga subjek terjun
langsung pada permasalahan yang ada dan diharapkan dapat memberikan data yang
valid.
Populasi dalam penelitian mengetahui efektivitas strategi MRP yang telah
yaitu, berusia diatas 19 tahun, memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun pada
Besar nilai proporsi kelompok populasi pertama (p) adalah 0,50 dengan
anggapan bahwa jumlah populasi yang memenuhi kriteria inklusi tidak diketahui,
sehingga besar proporsi sisa adalah 0,50. Berdasarkan hal tersebut banyaknya
Menurut Sukandarrumidi 2002 pengumpulan data tidak lain dari suatu proses
langkah yang amat penting. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah
a.1. Observasi
Beberapa hasil informasi yang diperoleh dari observasi adalah ruang (tempat),
pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu dan perasaan.
manusia dan untuk evaluasi. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini
pengamatan secara langsung tanpa melibatkan diri secara langsung pada kegiatan di
lokasi penelitian.
dikumpulkan dari responden adalah data primer yang berasal dari jawaban
49
2. Pertanyaan yang mencakup pengaruh efektivitas kinerja terhadap
6. Teknik Penilaian
a. Kuesioner Favorable
Jawaban diberi skor 1-4 dengan kriteria Sangat Tidak Setuju (STS) memiliki
nilai 1, Tidak Setuju (TS) memiliki nilai 2, Setuju (S) memiliki nilai
b. Kuesioner Unfavorable
Jawaban diberi skor 1-4 dengan kriteria Sangat Tidak Setuju (STS)
memiliki nilai 4, Tidak Setuju (TS) memiliki nilai 3, Setuju (S) memiliki
nilai 2, dan Sangat Setuju (SS) memiliki nilai 1 (item questioner 4, 8, 13,
50
Kemudian masing-masing jawaban pertanyaan
Uji normalitas data bertujuan untuk melihat apakah data yang tersedia
(software). Uji normalitas data dilakukan pada setiap peubah dengan tahapan
berikut :
skala pengukuran yang tingkatannya lebih tinggi, yaitu dari data berskala
regresi.
51
b. Membagi setiap bilangan berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk
menghasilkan proporsi.
Skala =
1) atau K = 1+SVmin
kesimpulan yang baik, diperlukan tidak hanya dari satu sudut pandang.
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda
kekurangan.
53
jika pertanyaan pada suatu kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu
koefisien korelasi item pertanyaan tersebut dengan skor total tes memiliki
langkah analisis data pada studi kasus, yaitu dilakukan sebagai berikut :
a. mengorganisir informasi
54
c. membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya
kategori
55