PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis
komersial yang fokus dalam meneliti, mengembangkan dan mendistribusikan
obat. Mereka dapat membuat obat generik atau obat bermerek. Untuk dapat bertahan
perusahaan farmasi harus menjual produk kepada pelanggan untuk mendapatkan
keuntungan (Jaconelli, 2008). Saat ini ada 199 jumlah perusahaan farmasi yang
beroperasi di Indonesia. Dari jumlah tersebut sebanyak 35 perusahaan adalah PMA
(Penanaman Modal Asing) dengan pangsa pasar yang diperkirakan mencapai 29.5%.
Empat perusahaan lain adalah BUMN dengan pangsa pasar sebesar 7,0% dan
sisanya PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dengan pangsa pasar 63.5%.
Sebanyak 10 besar perusahaan Farmasi di tahun 2010 umumnya didominasi
oleh 9 perusahaan lokal yaitu Sanbe Farma, Kalbe Farma, Dexa Medica, Bintang
Toedjoe, Tempo Scan Pacific, Kimia Farma, Konimex, Phapros, Indofarma dan 1
perusahaan PMA yaitu Pfizer. Market share dari 10 perusahaan terbesar ini kurang
lebih 40%. Kompleksifitas dan banyaknya kompetitor di dalam negeri menambah
sulitnya penjualan obat kepada customer. Salah satu penunjang keberhasilan
penjualan obat bagi perusahaan farmasi adalah dengan adanya management supply
chain yang baik sehingga menjadi keunggulan kompetitif perusahaan tersebut
(Angell, 2004).
atau
kekurangan
persediaan,
kerusakan,
kesalahan
pengiriman,
kehilangan. Sejauh ini, Kejadian seperti itu dapat dihindari dengan mengintegrasikan
semua kegiatan logistik mulai dari ujung pemasok paling awal sampai ke konsumen
paling akhir. Konsep integrasi logistik ini disebut dengan supply chain atau rantai
pasokan yang juga merupakan salah satu upaya peningkatan mutu perusahaan
farmasi secara internal.
Rantai pasokan adalah pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan baku
menjadi barang setengah jadi dan produk jadi, pelayanan serta pengiriman ke
pelanggan. Seluruh aktivitas ini mencakup aktivitas pembelian dan penjualan
produk, ditambah fungsi lain yang penting bagi hubungan antara pemasok dan
distributor (Heizer dan Render, 2004). Manajemen rantai pasokan. (MRP) mencakup
seluruh kegiatan arus dan transformasi barang mulai dari bahan mentah sampai
produk jadi, dan penyaluran ke tangan konsumen, termasuk aliran informasinya.
Bahan baku dan aliran informasi adalah rangkaian dari rantai pasokan. Kegiatan
MRP dalam pelaksanaannya melibatkan secara langsung ataupun tidak langsung
semua perusahaan dan organisasi yang berhubungan dengan perusahaan inti, sebagai
contohnya adalah PBF (Pedagang Besar Farmasi)
Pada tahun 2014 dilaksanakan program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional).
Program JKN dibentuk sebagai tanggung jawab pemerintah untuk memberikan
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat, terutama golongan yang tidak
mampu. Dengan demikian, masyarakat golongan menengah kebawah mengalami
2
a. Perumusan Masalah
1. Apakah strategi MRP pada era JKN mempengaruhi efektivitas karyawan PBF
Kimia Farma Yogyakarta dalam mensuplai obat?
2. Apakah strategi MRP pada era JKN mempengaruhi pengetahuan karyawan PBF
Kimia Farma Yogyakarta akan MRP yang diterapkan?
3. Apakah strategi MRP pada era JKN mempengaruhi kesiapan karyawan PBF
Kimia Farma Yogyakarta disetiap departemen?
4. Apakah strategi MRP pada era JKN mempengaruhi sistem antar departemen PBF
Kimia Farma Yogyakarta dalam mensukseskan MRP?
b. Keaslian Penelitian
Sejauh penelusuran pustaka di Indonesia, penelitian ini belum pernah
dilakukan oleh orang lain sehingga penelitian ini memiliki keaslian tinggi.
Penelitian yang terkait adalah :
1. Fauzul. 2013. Manajemen rantai pasokan Dalam Pemasaran Lpg 3 Kg:
Studi Kasus Pt Putra Pertam Jaya. Tesis. Magister Manajemen,
Universitas Gadjah Mada.
Perbedaannya adalah Penelitian ini menitikberatkan pada penerapan MRP di
bidang marketing Lpg
2. Istiqaroh. 2012. Analisis Manajemen rantai pasokan Pupuk Bersubsidi Pada
Departemen Penjualan Wilayah I Pt Pupuk Kalimantan Timur
Wilayah I Jawa Timur. Tesis. Magister Manajemen, Universitas
Gadjah Mada.
Perbedaannya adalah Penelitian ini menitikberatkan pada analisa MRP di bidang
penjualan Pupuk Di Kalimantan
Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini dilakukan di era JKN 2014
selain itu rantai pasokan pada penelitian ini meliputi marketing, logistik,
penyimpanan, distribusi.
c. Manfaat Penelitian
Bagi PBF Kimia Farma Yogyakarta
1. Dengan diketahuinya Strategi MRP yang digunakan PBF Kimia Farma
Yogyakarta dalam menghadapi perubahan sistem kesehatan akibat program JKN
maka dapat digunakan untuk melakukan perbaikan integrasi.
2. Dengan diketahuinya efektifitas karyawan PBF Kimia Farma dalam menghadapi
perubahan iklim kerja di era JKN maka akan bermanfaat dalam mengembangkan
etos kerja.
Bagi masyarakat umum
1. Dengan diterapkannya strategi MRP yang efektif dapat meningkatkan
kepercayaan dan kepuasan masyarakat pada Kimia Farma karena dapat
memberikan pelayanan yang optimal dan selalu menjaga stok obat supaya
tetap tersedia
2. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh strategi MRP pada era JKN terhadap efektivitas karyawan
PBF Kimia Farma Yogyakarta.
2. Mengetahui pengaruh strategi MRP pada era JKN PBF Kimia Farma terhadap
pengetahuan karyawan akan MRP yang diterapkan.
3. Mengetahui pengaruh strategi MRP pada era JKN PBF Kimia Farma terhadap
kesiapan karyawan disetiap departemen.
4. Mengetahui pengaruh strategi MRP pada era JKN PBF Kimia Farma terhadap
sistem antar departemen dalam mensukseskan implementasi MRP.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Perusahaan Kimia Farma
yang dikenal dengan nama KFTD ini, meliliki wilayah layanan dan jalur distribusi
yang luas, mencakup 33 Propinsi, 466 Kabupaten atau Kota.Saat ini jumlah
karyawan yang tergabung dengan KFTD mencapai 986 orang, dan pada tahun
2010 sales force yang dimiliki KFTD mencapai lebih dari 446 orang, yang terdiri
dari salesman dan petugas ekspedisi. Jumlah ini akan terus ditingkatkan sesuai
dengan tuntutan pekerjaan dilapangan.PT. Kimia Farma juga telah melakukan
ekspansi bisnisnya tidak hanya di tingkat nasional tapi juga mulai memasuki tingkat
perdagangan internasional. Produk-produk Kimia Farma yang mencakup produk
obat jadi dan sediaan farmasi serta bahan baku obat seperti Iodine dan Quinine telah
memasuki pasar dinegara : Erope, India, Jepang, Taiwan and New Zealand. Produk
Jadi dan Kosmetik telah dipasarkan ke Yemen, Korea Selatan, Singapura, Malaysia,
Vietnam, Sudan, and Papua New Guinea. Demikian juga untuk produk-produk
herbal yang berasal dari bahan alami juga telah dipersiapkan proses registrasinya
untuk memasuki pasar baru seperti : Filipina, Myanmar, Pakistan, Uni Emirat Arab,
Oman, Bahrain and Bangladesh. Produk Herbal merupakan target utama korporasi
untuk periode mendatang mengingat banyaknya peminat dan pembeli potensial yang
telah menunjukkan minat untuk melakukan hubungan bisnis dengan perusahaan
(Kompas, 2012).
10
penjadwalan, transfer kredit maupun tunai, serta transfer bahan baku antara pihakpihak yang terlibat.
13
berkelanjutan
dan
dapat
dilaksanakan
melalui
rencana
14
2. Logistik
Aktivitas yang berhubungan dengan pengadaan sediaan bahan atau
komponen yang diperlukan. Aktivitas tersebut juga perlu dijaga agar biaya
angkutan material serendah mungkin, konsisten dengan waktu penyerahan yang
dijanjikan, serta dilakukan secara tepat waktu dan aman. Dalam hal ini, sistem
MRP memungkinkan suatu perusahaan untuk mempunyai kontak tetap dengan
tim distribusinya, dapat terdiri atas truk, kereta api, atau jenis transportasi lain.
Sistem dapat mengizinkan perusahaan untuk menjajaki material yang diperlukan
secara terus-menerus.
3. Produksi
Aktivitas tersebut berhubungan dengan kegiatan mengolah bahan menjadi
keluaran yang direncanakan. Aktivitas itu harus mampu menjamin bahwa lini
produksi atau lini perakitan berfungsi dengan baik. Fasilitas dapat berfungsi
memuaskan jika didukung oleh ketersediaan komponen yang bermutu tinggi dan
tersedia ketika diperlukan. Produksi dapat berlangsung secara teratur, jika
ditunjang oleh manajemen logistik dan pemenuhan atas order bahan atau
komponen yang memuaskan, yaitu sesuai volume kebutuhan dan penyerahannya
tepat sesuai jadwal.
4. Pendapatan dan laba
Aktivitas tersebut berhubungan dengan aktivitas pemasaran dan penjualan,
yaitu memberikan layanan penyampaian produk atau jasa kepada pelanggan yang
membutuhkan secara tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat mutu. Kegiatan itu
harus mampu memberikan jaminan bahwa tidak ada penjualan yang akan hilang,
15
karena persediaan tidak ada atau kosong. Mengelola rantai pasokan dengan baik
akan meningkatkan fleksibilitas perusahaan dalam bereaksi terhadap perubahan
tidak terduga yang terjadi atas permintaan dan penawaran. Sehubungan dengan
hal tersebut, suatu perusahaan mempunyai kemampuan menghasilkan barang
apada harga yang lebih rendah dan mendistribusikannya ke konsumen dalam
waktu yang lebih cepat dibandingkan jika tidak menerapkan MRP, sehingga MRP
berperan untuk meningkatkan laba total perusahaan.
5. Biaya-biaya
Kemampuan berproduksi secara efektif dan efisien, pada gilirannya akan
memampukan perusahaan memiliki keunggulan atas aspek biaya. Faktor biaya
produksi atau penyiapan produk merupakan salah satu dari empat faktor
keunggulan kompetitif perusahaan. MRP mampu mengurangi biaya melalui
peningkatan rasio perputaran sediaan di gudang, mengendalikan mutu proses dan
mengurangi biaya kegagalan internal dan eksternal, serta bekerjasama dengan
pemasok, agar dapat menghasilkan keluaran melalui pemanfaataan alat-alat
pabrikasi secara efisien.
6. Kerjasama
Antara mitra rantai pasokan memastikan bahwa semua pihak akan
memperoleh manfaat timbal balik. Perencanaan kolaboratif dan peramalan
merupakan suatu komitmen jangka panjang. Hubungan tersebut memungkinkan
perusahaan mempunyai akses terhadap informasi yang dapat dipercaya,
menghasilkan tingkat persediaan yang lebih rendah, memotong (lead time),
meningkatkan mutu produk, meningkatkan mutu ramalan dan akhirnya
16
17
c. Teknologi
Perusahaan harus memanfaatkan aset yang dimiliki seperti (data server)
untuk menuju (mobile computing). Pemanfaatan asset digunakan untuk
memberikan (value added) kepada (customer-asset inovation).
d. Ekonomi
Implementasi SCM dikenal sebagai usaha (improvement) yang banyak
mengeluarkan biaya, karena banyak sekali infrastruktur yang dibutuhkan.
e. Kebijakan pemerintah
Faktor ini mencakup masalah (environment), (legal compliance), standar industri,
dan lain-lain.
Produk yang diproses atau disediakan memerlukan kerjasama berbagai pihak
pelaksana kegiatan langsung, yaitu :
e.1. Pemasok yang mendukung tersedianya logistik.
e.2. Fungsi operasi atau departemen pabrikasi yang akan melakukan pengolahan atas
masukan menjadi keluaran.
e.3. Fungsi distribusi dan pergudangan menyimpan dan mengatur distribusi produk
ke konsumen.
e.4. Fungsi pemasaran dan penjualan memasarkan atau menjual produk yang
dihasilkan atau disediakan sejak dari gudang perusahaan sampai ke tangan
konsumen.
e.5. Fungsi layanan pelanggan atau (customer relationship management), merupakan
fungsi yang mengharuskan untuk menjaga hubungan dengan para pelanggan,
antara lain selalu mengingatkan kepada pelanggan akan produk yang disediakan
18
19
20
4. Mutu
Adanya jaminan produk dapat sampai dan dapat dikonsumsi secara aman.
Biasanya strategi ini banyak digunakan pada industry makanan dan minuman.
Saat ini telah tersedia teknologi (traceable), yang dapat memantau dan
melaporkan posisi dan kondisi barang selama dalam proses pengiriman
(Dwiningsih, 2006).
b. Sesuai dengan kebutuhan konsumen
Mendengarkan apa yang dibutuhkan konsumen beserta prioritasnya sangat
diperlukan untuk suksesnya sebuah SCM. Dalam perusahaan perlu dikenali lebih
lanjut kebutuhan konsumen untuk masing-masing segmen dan produk tertentu.
c. Sesuai dengan power position
SCM adalah permainan posisi daya tawar dan kekuatan sebuah perusahaan.
Hal yang paling penting yang harus dilakukan perusahaan adalah mengetahui
posisi tawar perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan membutuhkan kerjasama
dengan perusahaan lain untuk memperkuat posisi tawar menawar di pasar.
d. Adaptif
Situasi bisnis yang dinamis akan selalu berubah, begitu juga SCM perlu terus
beradaptasi, karena perubahan ada yang berlangsung secara tiba tiba dan juga
berlangsung secara perlahan. Perubahan teknologi, lingkungan bisnis, basis
kompetisi dan terjadinya akuisisi dapat mempengaruhi rancangan SCM secara
mendasar.
Strategi Rantai Pasokan ada lima bagian, yaitu :
a. Banyak pemasok
21
Strategi ini menandingkan satu pemasok dengan pemasok lain dan membebani
pemasok untuk memenuhi permintaan pembeli. Para pemasok bersaing satu sama
lain secara agresif.
b. Sedikit pemasok
Strategi ini digunakan untuk mengembangkan hubungan kemitraan jangka
panjang dengan sedikit pemasok untuk menjaga komitmen antar anggota rantai
pasokan.
c. Integrasi vertikal
Strategi ini mengembangkan kemampuan untuk menghasilkan barang atau
jasa yang sebelumnya dibeli atau membeli perusahaan pemasok atau distributor.
d. Jaringan Keiretsu
Strategi yang berasal dari istilah bahasa Jepang untuk menggambarkan para
pemasok yang menjadi bagian dari koalisi perusahaan. Anggota (keiretsu)
dipastikan memiliki hubungan jangka panjang dan karenanya diharapkan dapat
berperan sebagai mitra yang memberikan keahlian teknis dan kestabilan mutu
produksi untuk perusahaan.
e. Perusahaan virtual
Strategi ini menggambarkan bahwa perusahaan mengandalkan beragam
hubungan pemasok untuk menyediakan jasa atas permintaan yang diinginkan.
Strategi ini dikenal sebagai jaringan berongga (Heizer dan Render, 2004).
22
ditandatangai oleh apoteker penanggung jawab atau apoteker pengelola apotik. PBF
atau PBF cabang yang melakukan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran
narkotik harus memiliki izin khusus sesuai peraturan perundang undangan. PBF atau
PBF cabang yang melakukan pegubahan kemasan dari kemasan aslinya atau
pengemasan kembali terhdap kemasan aslinya dari bahan obat wajib melakukan
pengujian mutu dan wajib memiliki ruang pengemasan kembali.
5. Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk
menentukan strategi atau
arahan,
serta mengambil
keputusan untuk
Weaknesses,
Opportunities,
Threats),PEST (Political, Economic, Social, Technological), atau STEER (Sociocultural, Technological, Economic, Ecological, Regulatory) (George, 1972).
Perencanaan Strategis ( Strategic Planning ) adalah sebuah alat manajemen
yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi
pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat
digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10
tahun ke depan (Daniel dan Arthur, 2009)
Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi
dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan,
manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses
perencanaan strategis / strategic planning (Griffin, 2006). Kemampuan manufaktur,
24
harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul
dalam sebuah perencanaan stategi.Untuk mencapai sebuah strategy yang telah
ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka
para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem
yang ada pada proses perencanaan strategis (Sharma, 2007). Kemampuan
manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata
yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi (Swasta dan Irawan, 2005).
6. Kuesioner
Kuesioner
adalah
usaha
untuk
mengumpulkan
informasi
dengan
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh
responden (Nawawi, 1995).
Keuntungan kuesioner adalah merupakan metode paling murah dan nyaman
diaplikasikan,
ideal
untuk
mendapatkan
gambaran
singkat
pandangan
3. Bahwa responden adalah orang-orang yang mampu menafsirkan pertanyaanpertanyaan yang diajukan, sebagaimana dimaksudkan oleh peneliti. Sekurangkurangnya bagi responden yang akan mengisi angket adalah orang yang mampu
membaca dan menulis.
Menurut Riyanto (2011) terdapat 2 bentuk pertanyaan dalam kuesioner, yaitu
pertanyaan terbuka (open ended) dan pertanyaan tertutup (closed ended) :
1. Pertanyaan Terbuka (Open Ended)
a. Free Response Question
Pada pertanyaan berjenis seperti ini, responden diberikan kebebasan untuk
menjawab.Pada umumnya digunakan untuk memperoleh jawaban mengenai
pendapat atau motif tertentu dari responden.
b. Directed Response Question
Pada pertanyaan ini responden bebas untuk menjawab namun sudah sedikit
diarahkan.
2. Pertanyaan Tertutup (Closed Ended)
a. Dichotomous Choice
Hanya ada 2 alternatif jawaban pada pertanyaan ini dan responden harus memilih
salah satu.Biasanya digunakan untuk menanyakan pendapat responden.
b.Multiple Choice
Dalam pertanyaan ini ada beberapa pilihan jawaban dan responden harus memilih
salah satu diantaranya
c. Check List
26
Pada pertanyaan ini terdapat beberapa alternatif jawaban dan responden boleh
memilih lebih dari satu jawaban.
d. Ranking Question
Terdapat beberapa alternatif jawaban. Responden harus memilih semua pilihan
jawaban dan mengurutkan dengan ranking sesuai pendapatnya
27
menganalisis
data/informasi,
kemampuan/kegagalan
yang dapat diukur dengan berpedoman pada standar tertentu yang terdiri dari
aspek kuantitatif dan aspek kualitatif yang berguna untuk mendapatkan
feedback guna keperluan perbaikan organisasi secara khusus manajemen
pengelolan karyawan (Siagian, 2004).
8. Teori Tentang Efektifitas
8.1.Pengertian Efektifitas
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti
berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah
populer mendefinisikan efetivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna
atau menunjang tujuan. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai
tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan
ataupun program. Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti
yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Emerson yang dikutip
Arep et al yang menyatakan bahwa Efektivitas adalah pengukuran dalam arti
tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dari beberapa pendapat di atas mengenai efektivitas, dapat
disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa
jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen,
yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu.
Upaya mengevaluasi jalannya suatu organisasi, dapat dilakukan
melalui konsep efektivitas. Konsep ini adalah salah satu faktor untuk
menentukan apakah perlu dilakukan perubahan secara signifikan terhadap
bentuk dan manajemen organisasi atau tidak. Dalam hal ini efektivitas
30
dengan
benar
dan
memberikan
hasil
yang
bermanfaat
(Sutermeister, 1999).
31
a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksudkan supaya karyawan
dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dan tujuan
organisasi dapat tercapai.
b. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi adalah
pada jalan yang diikuti dalam melakukan berbagai upaya dalam mencapai
sasaran-sasaran yang ditentukan agar para implementer tidak tersesat dalam
pencapaian tujuan organisasi.
c. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan dengan
tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah ditetapkan artinya
kebijakan harus mampu menjembatani tujuan-tujuan dengan usaha-usaha
pelaksanaan kegiatan operasional.
d. Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskan sekarang
apa yang dikerjakan oleh organisasi dimasa depan.
e. Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih perlu
dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang tepat sebab apabila
tidak, para pelaksana akan kurang memiliki pedoman bertindak dan bekerja.
f. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indikator efektivitas
organisasi adalah kemamapuan bekerja secara produktif. Dengan sarana dan
prasarana yang tersedia dan mungkin disediakan oleh organisasi.
g. Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatu program
apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka organisasi tersebut
tidak akan mencapai sasarannya, karena dengan pelaksanaan organisasi
semakin didekatkan pada tujuannya.
32
33
Pengetahuan (Inggris:
Knowledge
management)
adalah
yang
dilakukan
oleh
Davenport (Davenport
dan
Prusak,
KIS adalah singkatan dari koordinasi, integrasi dan sinkronisasi. KISS adalah
singkatan dari koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi. Integrasi berarti
penyatuan dari dua atau lebih kegiatan dalam suatu proses menjadi satu kegiatan
yang lebih padat, integrasi ini dinamakan integrasi vertikal. Integrasi dapat juga
integrasi horizontal yakni penyatuan dari dua atau lebih kegiatan yang berdiri sendiri
semula, menjadi satu kegiatan yang padat. Maksud dari integrasi adalah menghemat
serta mencegah kesimpangsiuran (Cross dan Parker, 2004).
Sikronisasi adalah melakukan kegiatan-kegiatan dalam waktu yang
bersamaan secara simultan. Simplifikasi adalah kegiatan untuk menyederhanakan
segenap kegiatan-kegiatan lain dengan menghapuskan yang tidak perlu serta lebih
mengarahkan kepada tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian KIS
adalah kegiatan-kegiatan untuk menertibkan, menyatukan serta menggunakan waktu
yang setepat-tepatnya dari segenap kegiatan manajemen dan peralatannya dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan KISS adalah kegiatan kegiatan
untuk menertibkan, menyatukan, menggunakan waktu yang setepat-tepatnya dan
menyederhanakan segenap kegiatan-kegiatan manajemen dan peralatannya dalam
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Organisasi sebagai wadah kerja sama relatif bersifat statis, mengandung
stabilitas, dengan maksud untuk memberikan kepastian dalam pelaksanaan kerja
sama sebagai syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan-kegiatan pencapaian
tujuan dan sasaran. Namun demikian tidak dapat disangkal, jika diharapkan
organisasi akan maju dan berkembang, tidak ada satupun organisasi di dunia ini
yang mutlak bersifat statis. Oleh karena itu tepatlah bila organisasi di samping
ditinjau sebagai wadah juga ditinjau sebagai proses pengelompokan orang-orang
dalam suatu kerja sama yang efisien untuk mencapai tujuan yang sifatnya dinamis
(Bhagat, 2005).
37
9. LANDASAN TEORI
MRP adalah pengelolaan informasi, barang dan jasa mulai dari pemasok
paling awal sampai ke konsumen paling akhir dengan menggunakan pendekatan
sistem terintegrasi dengan tujuan yang sama (Said, 2006). Rantai pasokan mencakup
seluruh kegiatan arus dan transformasi barang, mulai dari bahan mentah, sampai
penyaluran ke tangan konsumen, termasuk aliran informasinya sehingga rantai
pasokan memiliki peran yang sangat penting dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Di daerah Yogyakarta dari tahun ke tahun jumlah pasien rawat inap atau rawat
jalan semakin meningkat sehingga kebutuhan pasien terhadap obat juga meningkat.
Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan adanya sistem rantai pasokan atau
management rantai pasokan yang lebih baik, dengan adanya karyawan yang efektif
dan lebih baik maka perusahaan tetap dapat memenuhi kebutuhan pasar dengan
pelayanan yang prima melalui rantai pasokan. Program JKN merupakan program
pemerintah yang akan dilaksanakan pada awal tahun 2014. Program ini menekankan
bahwa semua warga negara Indonesia akan ditanggung oleh asuransi dalam hal
pengobatan dan perawatan di bidang kesehtan. Program JKN mampu memberikan
obat secara gratis kepada masyrakat dengan asumsi bahwa obat yang diberikan
merupakan obat generik bukan branded atau ethical, sehingga dengan kata lain di
awal tahun 2014 dimana program JKN akan diterapkan di seluruh Indonesia
permintaan obat generik akan meningkat pesat.
Manajemen pengetahuan (MP) ini biasanya dikaitkan dengan tujuan
organisasi semisal untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama,
peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih tinggi
38
kompetetitif
dalam
dengan
effisien.
Hasil
pengkoordinasian
adalah
ketertiban
dan
Permintaan pasar yang tinggi akan disambut dan ditanggapi oleh perusahaan
farmasi dengan memproduksi jumlah obat generik yang lebih banyak, hal ini jelas
dapat terwujud dengan adanya karyawan yang efektif. Keefektifan karyawan dapat
diukur dengan melihat faktor pengetahuan karyawan akan strategi perusahaan
(Bento dan Bento, 2006), kesiapan karyawan akan strategi yang diterapkan (Shah,
2004), serta adanya sistem antar departemen dalam melaksanakan strategi tersebut
(alignmnent) (Jessica dan Leslie, 2009). Strategi MRP yang telah dipersiapkan oleh
PBF Kimia Farma didasarkan pada program JKN yang dilaksanakan pada awal
tahun 2014. Dengan kata lain terdapat hubungan antara strategi MRP pada era JKN
yang mempengaruhi efektivitas karyawan.
10. HIPOTESIS
Peneilitian tentang hubungan antara strategi MRP dengan efektifitas karyawan ini
memiliki 4 hipotesis yaitu :
1. Strategi MRP pada era JKN mempengaruhi Efektivitas Karyawan PBF
Kimia Farma Yogyakarta.
2. Strategi MRP pada era JKN PBF Kimia Farma mempengaruhi pengetahuan
karyawan akan MRP yang diterapkan.
3. Strategi MRP pada era JKN PBF Kimia Farma mempengaruhi kesiapan
karyawan disetiap departemen.
4. Strategi MRP pada era JKN PBF Kimia Farma mempengaruhi Sistem antar
departemen dalam mensukseskan strategi MRP.
40
R2
Strategi MRP
pada era JKN
R3
R4
Indikator :
1. Formularium JKN
2. e-catalog JKN
3.Sistem INA-CBGs
41
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian untuk melihat efektivitas Karyawan merupakan
penelitian deskriptif yang data-datanya diperoleh langsung dari
responden dalam ruang lingkup terpilih dengan menggunakan metode
kuesioner.Metode kuesioner digunakan untuk mengambil data primer
yang diisi secara langsung oleh responden. Sampel ditentukan dengan
metode purposive sampling. Data dikumpulkan dengan metode
kuesioner. Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner,
yaitu valid dan reliable.Uji validitas terhadap item pertanyaan yang
digunakan dalam kuesioner dilakukan dengan menggunakan teknik
korelasi Product Moment Pearson, sedangkan uji reliabilitas dilakukan
dengan metode Alfa Cronbach.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan di PBF Kimia Farma, Jl LU Adisucipto
No.65, Sleman, Yogyakarta. Data diambil dengan kuesioner yang akan
dibagikan kepada karyawan devisi penyuplai obat, pendistribusian obat,
marketing, dan gudang (logistik). Penelitian dilakukan selama 4 (enam)
bulan, yaitu Februari - Mei 2014 dimulai dengan tahap pengumpulan data
melalui observasi, dan bantuan kuesioner.
42
3. Instrumen Penelitain
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1
kuesioner yang berisi 47 item yang berisi pertanyaan yang spesifik
mencakup efektifitas serta peran setiap departemen dalam strategi MRP
yang telah diterapkan. Sebanyak 47 item quesioner mewakili variable X
dan variable Y, variable X memiliki 3 parameter yaitu formularium JKN,
e-catalog, dan INA-CBGs, variable X memiliki 11 item questioner yang
mewakili ketiga parameter tersebut. Sedangkan variabel Y memiliki 3
parameter yaitu pengetahuan karyawan, kesiapan karyawan, dan sistem
antar departemen, variabel Y memiliki 36 item questioner yang mewakili
parameter tersebut. Dalam questioner ini terdapat favorable dan
unvaforabel questioner.
4. Variabel Penelitian
Efektivitas Karyawan
Variabel terpengaruh (Y1)
Pengetahuan karyawan akan strategi
MRP yang diterapkan
Variabel pengaruh (X)
Strategi MRP pada Era
JKN
Variabel Pengaruh
Formularium JKN
1, 2, 3, 7
e-catalog JKN
4, 5, 6
Sistem INA-CBGs
8, 9, 10, 11
5. Definisi Operasional
Variabel Pengaruh
Variabel Bebas
Variabel Tergantung
Variabel Kontrol
45
manusia dan untuk evaluasi. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan observasi langsung nonpartisipatori atau dengan
pengamatan secara langsung tanpa melibatkan diri secara langsung pada kegiatan di
lokasi penelitian.
Data diperoleh langsung dari kuesioner yang diberikan kepada.Data yang
dikumpulkan dari responden adalah data primer yang berasal dari jawaban
pertanyaan dalam kuesioner (Prihatiningsih, 2007). Adapun pertanyaan dalam
kuesioner terdiri dari 3 kelompok
1. Demografi responden yang meliputi nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, masa kerja.
2. Pertanyaan yang mencakup pengaruh efektivitas kinerja terhadap
semua deparment secara umum dalam hubungannya dengan
manajemen rantai pasokan di era JKN.
3. Pertanyaan khusus tentang pengetahuan JKN yang terbagi atas 4 kisikisi soal yaitu definisi JKN, kontribusi masing masing devisi
terhadap perusahaan dalam menghadapi JKN, keterkaitan strategi
yang diaplikasikan terhadap deparment yang lain, dan bagaimana
pengaruh JKN dalam perubahan sistem pada masing masing
devisi.
6.
Teknik Penilaian
47
a. Kuesioner Favorable
Jawaban diberi skor 1-4 dengan kriteria Sangat Tidak Setuju (STS) memiliki
nilai 1, Tidak Setuju (TS) memiliki nilai 2, Setuju (S) memiliki nilai 3,
dan Sangat Setuju (SS) memiliki nilai 4
b. Kuesioner Unfavorable
Jawaban diberi skor 1-4 dengan kriteria Sangat Tidak Setuju (STS)
memiliki nilai 4, Tidak Setuju (TS) memiliki nilai 3, Setuju (S) memiliki
nilai 2, dan Sangat Setuju (SS) memiliki nilai 1 (item questioner 4, 8, 13,
19, 25, 27, 33, 38, 40, 44)
Kemudian
masing-masing
jawaban
pertanyaan
dijumlahkan
untuk
Uji normalitas data bertujuan untuk melihat apakah data yang tersedia
tersebebar normal atau tidak. Analisis normalitas data menggunakan
(software). Uji normalitas data dilakukan pada setiap peubah dengan tahapan
berikut :
a. Masukkan data pada (uji non parametric test)
b. Menguji data dengan uji k-satu contoh
c. Menampilkan grafik untuk melihat grafik distribusi data.
8. Method of Succesive Interval
Data yang telah diperoleh terlebih dahulu ditransformasi dari data
ordinal menjadi data interval melalui (succesive interval method).
Transformasi ini bertujuan untuk mengubah skala pengukuran ke dalam
48
skala pengukuran yang tingkatannya lebih tinggi, yaitu dari data berskala
ordinal menjadi interval, sehingga data yang diperoleh memenuhi asumsi
yang dituntut dalam perhitungan korelasi (product moment) dan analisis
regresi.
Langkah-langkah dalam melakukan transformasi adalah :
a. Berdasarkan hasil jawaban responden untuk setiap pertanyaan dihitung
frekuensi setiap pilihan jawaban.
b. Membagi setiap bilangan berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk
setiap jawaban dengan banyaknya responden keseluruhan, yang
menghasilkan proporsi.
c. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pertanyaan dihitung
proporsi kumulatif untuk setiap jawaban.
d. Setiap pertanyaan, tentukan nilai batas Z untuk setiap pilihan jawaban.
e. Menghitung (scale value) atau nilai interval rata-rata untuk setiap
pilihan awaban melalui persamaan berikut :
Skala =
49
50
51
52