Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS AKUNTANSI PADA LAPORAN

KEUANGAN
PT. KIMIA FARMA Tbk.
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisa Laporan Keuangan
Dosen Pengampu : Fury Khristianty Fitriyah, SE. M.Ak. QIA.,Ak.,CA

Disusun oleh :

Muhammad Ikhsan S. Bella 120110160016


Agustin Andriani 120110160110
Christina Pardede 120110160082

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
JATINANGOR
2019
KATA PENGATAR
Assalammualaikam Wr, Wb

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan pencipta alam semesta. Berkat
rahmat, karunia serta izin-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Analisa
Laporan Keuangan yang berjudul “Analisis Akuntansi Pada Laporan Keuangan PT. Kimia
Farma Tbk.”.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih ada kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, kepada semua pihak kami sangat terbuka untuk menerima saran,
kritik maupun masukan sebagai penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk pembaca.

Jatinangor, 26 Februari 2019

Tim Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan
oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV
Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks
perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik
Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan
Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk
badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah
menjadi PT Kimia Farma (Persero).

Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah statusnya
menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam penulisan berikutnya
disebut Perseroan. Bersamaan dengan perubahan tersebut, Perseroan telah dicatatkan pada
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger dan kini
bernama Bursa Efek Indonesia). Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan telah
berkembang menjadi perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia.
Perseroan kian diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan pembangunan bangsa,
khususnya pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia.

Visi PT Kimia Farma (Persero) Tbk

Menjadi perusahaan Healthcare pilihan utama yang terintegrasi dan menghasilkan nilai
yang berkesinambungan.

Misi PT Kimia Farma (Persero) Tbk

1. Melakukan aktivitas usaha di bidang-bidang industri kimia dan farmasi,


perdagangan dan jaringan distribusi, ritel farmasi dan layanan kesehatan serta
optimalisasi aset.
2. Mengelola perusahaan secara Good Corporate Governance dan operational
excellence didukung oleh Sumber Daya Manusia profesional (SDM) professional.
3. Memberikan nilai tambah dan manfaat bagi seluruh stakeholder.

Budaya Perusahaan

Perseroan telah menetapkan budaya perusahaan yang merupakan nilai-nilai inti


Perseroan (corporate values) yaitu I C A R E yang menjadi acuan/pedoman bagi Perseroan
dalam menjalankan usahanya, untuk berkarya meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan
masyarakat. Berikut adalah budaya perusahaan (corporate culture) perseroan :

1. Innovative
Budaya berpikir out of the box, smart dan kreatif untuk membangun produk
unggulan.
2. Customer First
Mengutamakan pelanggan sebagai mitra kerja
3. Accountable
Dengan senantiasa bertanggung jawab atas amanah yang dipercayakan oleh
perusahaan dengan memegang teguh profesionalisme, integritas dan kerja sama
4. Responsible
Memiliki tanggung jawab pribadi untuk bekerja tepat waktu, tepat sasaran dan dapat
diandalkan, serta senantiasa berusaha untuk tegar dan bijaksana dalam menghadapi
setiap masalah
5. Eco-Friendly
Menciptakan dan menyediakan baik produk maupun jasa layanan yang ramah
lingkungan.

5 As sebagai Ruh Budaya Perusahaan yang terdiri dari :

1. Kerja Ikhlas: Siap bekerja dengan tulus tanpa pamrih untuk kepentingan bersama
2. Kerja Cerdas: Kemampuan dalam belajar cepat (fast learner) dan memberikan
solusi yang tepat
3. Kerja Keras : Menyelesaikan pekerjaan dengan mengerahkan segenap
kemampuan untuk mendapatkan hasil terbaik.
4. Kerja Antusias : Keinginan kuat dalam bertindak dengan gairah dan semangat
untuk mencapai tujuan bersama
5. Kerja Tuntas : Melakukan pekerjaan secara teratur dan selesai untuk
menghasilkan output maskimal yang sesuai dengan harapan

PT Kimia Farma (Persero) Tbk atau Kimia Farma telah berkembang menjadi
perusahaan dengan pelayanan kesehatan (Healthcare) terintegrasi di Indonesia. Bidang usaha
Healthcare Kimia Farma didukung oleh kegiatan manufaktur farmasi, riset dan
pengembangan, distribusi dan perdagangan, pemasaran, ritel farmasi, serta laboratorium klinik
dan klinik kesehatan.
Selama beberapa tahun terakhir, Kimia Farma telah membuat kemajuan yang signifikan
dan terobosan di banyak bidang bisnis Healthcare yang dijalankan. Sejalan dengan Program
Kemandirian Bahan Baku Obat Nasional yang tertuang dalam roadmap Kementerian
Kesehatan serta didukung dengan adanya Paket Kebijakan Ekonomi XI yang dituangkan dalam
Instruksi Presiden RI No. 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi
dan Alat Kesehatan, Kimia Farma membangun fasilitas produksi yang bertujuan untuk
mengurangi ketergantungan akan impor Bahan Baku Obat (BBO). Pada akhirnya, Indonesia
mampu mandiri dalam produksi BBO.
Sebagai agen bisnis di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kimia
Farma terus berekspansi untuk menjadi perusahaan yang memiliki daya saing unggul. Sejak
pertengahan tahun 2017, manajementelah mencanangkan tiga program prioritas untuk
mencapai target Tiga Besar Industri Farmasi Nasional di tahun 2019, yakni :

1. Meningkatkan sumber daya manusia yang andal dan kompeten


Pondasi dari implementasi tiga program prioritas tersebut adalah
melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Melalui
penjabaran strategi ini, manajemen berupaya untuk mendorong laju produktivitas
agar Kimia Farma dapat meningkatkan daya saing industri.
2. Digitalisasi
Untuk menjadi perusahaan Healthcare terkemuka, Kimia Farma menerapkan
digitalisasi secara end-to-end, yaitu implementasi teknologi informasi dari hulu ke
hilir. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, membuat proses bisnis
semakin cepat, dan meningkatkan sales.
3. Strategi aliansi
Guna meningkatkan posisi dan daya saing Kimia Farma ke depannya, maka
diperlukan strategi aliansi atau strategic alliance.Hal ini merupakan salah satu cara
dalam menjalankan aktivitas fungsi bisnisyang berorientasi pada tujuan kerja sama
jangka panjang antara dua perusahaan dalam mengelola peluang dan risiko untuk
peningkatan manfaat
Menjelang memasuki usia setengah abad pada tahun 2021, Kimia Farma
berkomitmen untuk semakin memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi
masyarakat di seluruh pelosok nusantara. Di samping itu, Kimia Farma juga
bertekad untuk mencatat kinerja positif dari waktu ke waktu demi meningkatkan
kesejahteraan para pemangku kepentingan (stakeholder).
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan


Analisa laporan keuangan (Financial Statement Analysis) adalah kegiatan menganalisa
laporan keuangan yang lahir dari suatu konsep dan sistem akuntansi keuangan.
Pemahaman sifat dan konsep akuntansi keuangan akan lebih mengenal sifat dan konsep
laporan keuangan sehingga dapat dihindari kesalahan terhadap informasi yang
diberikan melalui laporan keuangan dan kesimpulan menjadi lebih akurat.

Menurut Myer (2004:5) definisi analisa laporan keuangan adalah analisa mengenai dua
daftar yang disusunoleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisa laporan keuangan adalah
proses penganalisaan atau penyidikan terhadap laporan keuangan yang terdiri dari
neraca dan laporan laba rugi beserta lampiran-lampirannya untuk mengetahui posisi
keuangan dan tingkat “kesehatan” perusahaan yang tersusun secara sistematis dengan
menggunakan teknik-teknik tertentu.

2.2 Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi (income statement) menunjukkan pendapatan, biaya, dan laba
perusahaan selama periode tertentu. Perusahaan pada umumnya mengukur setiap pos
laporan laba rugi sebagai persentase dari total penjualan. Laporan laba rugi berisi :
- Penjualan bersih (net sales), menunjukkan total penjualan setelah penyesuaian semua
potongan harga yang diberikan.
- Harga pokok penjualan (cost of goods sold) adalah biaya bahan baku yang digunakan
untuk memproduksi barang jadi yang telah dijual.
- Laba kotor (gross profit) sama dengan penjualan bersih dikurangi harga pokok
penjualan. Laba kotor mengukur sampai sejauh mana pendapatan dari penjualan produk
mampu melebihi biaya bahan baku yang digunakan untuk memproduksinya.
- Beban operasi (operating expenses) terdiri atas beban penjualan serta beban umum dan
administrasi.
- Laba sebelum bunga dan pajak (earnings before interest and taxes) sama dengan laba
kotor dikurangi beban operasi.
- Laba sebelum pajak (earnings before taxes) sama dengan laba sebelum bunga dan pajak
dikurangi beban bunga.
- Laba setelah pajak (earnings after taxes) sama dengan laba sebelum pajak dikurangi
pajak.
2.3 Neraca
Neraca (balance sheet) adalah laporan nilai buku dari seluruh aktiva, kewajiban, dan
ekuitas pemilik dari sebuah perusahaan pada tanggal tertentu. Aktiva (asset) adalah
semua yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan kewajiban (liability) adalah semua
yang terutang oleh sebuah perusahaan. Perusahaan pada umumnya mendanai sebagian
aktivanya dengan dana pemilik, yang disebut dengan ekuitas pemilik. Sedangkan
sebagian sisanya didanai dengan dana pinjaman, yang menimbulkan terjadinya
kewajiban. Hubungan ini diuraikan melalui persamaan akuntansi dasar (basic
accounting equation) berikut ini :

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemilik

Aktiva lancar (current assets) adalah aktiva-aktiva yang dapat diubah menjadi kas
dalam waktu kurang dari satu tahun. Aktiva ini meliputi kas, sekuritas, piutang, dan
persediaan. Aktiva tetap (fixed assets) adalah aktiva yang digunakan oleh perusahaan
dalam waktu lebih dari satu tahun. Aktiva ini antara lain seperti pabrik dan peralatan
perusahaan.

Penyusutan atau depresiasi (depreciation) mewakili pengurangan nilai aktiva tetap


yang mencerminkan penyusutan aktiva dari waktu ke waktu. Kewajiban lancar meliputi
utang usaha (accounts payable) yang mencerminkan uang yang terutang oleh
perusahaan akibat pembelian bahan baku, dan wesel bayar (notes payable) yang
mencerminkan pinjaman-pinjaman jangka pendek yang diterima perusahaan dari pihak
kreditor seperti misalnya bank. Kewajiban jangka panjang adalah pinjaman yang tidak
akan dilunasi dalam waktu kurang dari satu tahun.

Ekuitas pemilik (owner’s equity) meliputi nilai pari/nominal (atau nilai yang
dinyatakan) dari seluruh saham biasa yang diterbitkan, tambahan modal disetor, dan
saldo laba. Tambahan modal disetor mencerminkan jumlah uang yang diterima dari
penerbit saham biasa yang melebihi nilai nominal. Saldo laba atau laba ditahan
mencerminkan akumulasi laba perusahaan yang diinvestasikan kembali ke dalam
aktiva perusahaan daripada dibagikan ke para pemegang saham sebagai dividen.

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Akuntansi


Paling tidak terdapat tiga sumber yang dapat menimbulkan informasi akuntansi menjadi
bias: (1) penggunaan aturan akuntansi, (2) kesalahan estimasi, (3) pemilihan bentuk dan
isi laporan dibuat oleh manajemen untuk tujuan khusus.
1. Aturan Akuntansi
Aturan akuntansi sering justru menimbulkan informasi menjadi bias, sebab aturan
tersebut mengharuskan mengurangi isi data akuntansi, dengan kata lain aturan-aturan
tersebut justru menyebabkan banyak data akuntansi yang tidak diinformasikan,
sehingga sering informasinya menjadi bias. Contoh, pengeluaran untuk riset menjadi
biaya dalam tahun berjalan bila dirasakan tidak ada manfaat untuk masa mendatang,
sehingga bila tidak ada informasi manfaat, pengeluaran riset harus dibebankan dalam
periode berjalan. Keharusan untuk menditeksi masa manfaat agar pengeluaran riset
dapat ditangguhkan, menimbulkan keengganan manajemen untuk melakukan studi,
sehingga banyak pengeluaran riset yang dibebankan menjadi beban periode berjalan,
meskipun sebenarnya memiliki manfaat dimasa yang akan dating.

2. Kesalahan Estimasi
Manajemen tidak mampu secara sempurna melakukan estimasi mengenai akibat
transaksi yang terjadi periode sekarang sebagai akibat penggunaan accrual accounting.
Sebagai contoh, transaksi penjualan dicatat sebagi penjualan tanpa memperdulikan
apakah uang tunai diterima sekarang. Pengakuan penjualan dilakukan karena adanya
estimasi penerimaan kas dimasa yang akan datang sebagai hasil dari penjualan tersebut.
Untuk menampilkan tingkat kolektibilitas piutang, manajemen setiap akhir periode
harus melakukan estimasi jumlah piutang yang mungkin tidak tertagih. Faktanya
dikemudian hari, jumlah piutang yang diestimasi tidak tertagih berbeda dengan yang
benar-benar tidak tertagih, bisa lebih besar dan sebaliknya.

3. Pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer


Kebebasan pemilihan kebijakan akuntansi oleh menajer juga merupakan sumber
terjadinya bias. Manajer dipicu oleh stimulan untuk melakukan penyimpangan
akuntansi melalui pelaporan keuangan yang anatara lain untuk tujuan:
Perjanjian kredit. Manajer yang melakukan kontrak perjanjian kredit dengan kreditor
sering disaratkan oleh kreditor agar leverage factor maksimum pada jumlah tertentu,
ratio modal kerja pada jumlah tertentu, perbandingan modal sendiri dengan total aktiva
harus jumlah tertentu, dsan lain ratio keuangan yang disaratkan. Pelanggaran ratio –
ratio tersebut akan berakibat ditariknya seluruh pinjamnnya. Kondisi inilah yang
menstimuli manajemen untuk melakukan penyimpangan akuntansi, sehingga diperoleh
ratio-ratio keuangan sesuai dengan persyaratan dalam perjanjian kredit.
BAB II
PEMBAHASAN

Overview of Accounting Analysis


Tujuan dari analisis akuntansi adalah utnuk mengevaluasi tingkat bagaimana akuntansi suatu
perusahaan meng-capture bisnisnya. Dengan mengidentifikasi dimana terdapat fleksibilitas
akuntansi and dengan mengevaluasi kesesuaian dari estimasi dan kebijakan akuntansi
perusahaan, seorang analis dapat menilai reliabilitas dari angka akuntansi sebuah perusahaan.
Dengan mengidentifikasi distorsi akuntansi, analis dapat menyesuaikan angka akuntansi
perusahaan menggunakan arus kas and informasi catatan kaki untuk “membatalkan” distorsi
tersebut.

Steps in Performing Accounting Analysis


Terdapat tahap-tahap dalam

Step 1: Identify Key Accounting Policies


Salah satu tujuan dari analisis laporan keuangan adalah mengevaluasi seberapa bagus factor
kesuksesan dan risiko dikelola oleh perusahaan. Pada analisis akuntansi analis harus
mengidentifikasi dan mengevaluasi kebijakan dan estimasi yang digunakan oleh perusahaan
untuk mengukur factor dan risiko pentingnya.
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk sendiri menerapkan kebijakan akuntansi yang secara konsisten
mengikuti aturan yang terdapat pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) serta mengikuti jika
terdapat revisi pada SAK tersebut. Sebagaimana yang terdapat pada laporan keuangannya di
bawah ini.

Step 2: Assess Accounting Flexibility


Tidak semua perusahaan yang memiliki kesamaan fleksibilitas dalam memilih kebijakan
akuntansi dan estimasi. Penerapan akuntansi pada perusahaan dibatasi oleh standar akuntansi
dan konvensi. Jika manajer memiliki sedikit fleksibilitas dalam memilih kebijakan dan estimasi
akuntansi yang berhubungan dengan faktor kesuksesan kunci, data akuntansi bisa jadi kurang
informative untuk memahami ekonomi perusahaan. Sebaliknya, jika manajer memiliki
fleksibilitas dalam memilih kebijakan dan estimasi, angka akuntansi potensial untuk menjadi
lebih informative bergantung pada bagaimana manajer menyikapi fleksibilitasnya.
Pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk, manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan
penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
di Indonesia, dana atas pengendalian internal yang dianggap perlu oleh manajemen untuk
memungkinkan penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang bebas dari kesalahan
penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.

Step 3: Evaluate Accounting Strategy


Ketika manajer memiliki fleksibilitas akuntansi, mereka bisa menggunakannya untuk
mengkomunikasikan situasi ekonomis perusahaan atau justru menyembunyikan kinerja yang
sebenearnya. Salah satu yang bisa menentukan bagaimana manajer menyikapi fleksibilitasn
akuntansinya adalah bagaimana kebijakan akuntansi perusahaan tersebut dibandingkan dengan
norma yang berlaku di industri. Jika terdapat perbedaan, apakah hal itu dikarenakan strategi
bersaingnya unik?
Untuk PT. Kimia Farma (Persero) Tbk sendiri menetapkan estimasi akuntansi untuk
penyusutan sebagaimana yang terdapat pada laporan keuangannya dibawah ini.
Step 4: Evaluate the Quality of Disclosure
Kualitas pengungkapan merupakan dimensi utama pada kualitas akuntansi perusahaan.
Manajer bisa saja menyajikan pengungkapan sedemikian rupa sehinga bisa jadi memudahkan
atau justru menyulitkan analis untuk menilai kualitas akuntansi dan menggunakan laporan
keuangan tersebut untuk memahami fakta bisnis.
Untuk PT. Kimia Farma (Persero) Tbk sendiri, pengungkapan laporan keuangan disajikan
secara jelas di bagian Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). Contohnya pada bagian Aset,
salah satu akun dalam Aset lancer adalah Kas dan Setara Kas. Lalu pada CALK diungkapkan
lebih jelas mengenai kas dan setara kas tersebut,
Lalu, di Catatan Atas Laporan Keuangan terdapat penjelasan berikut, untuk notes 3h dan 3i

Step 5: Identify Potential Red Flags


Pendekatan umum dalam analisis kualitas akuntansi adalah dengan mencari “red flags”.
Indikator ini menunjukkan bahwa analis harusnya bisa menemukan informasi tersebut. Red
flags yang umum terjadi seperti perubahan dalam akuntansi, khususnya ketika kinerjanya
sedang jelek. Ini bisa jadi manajer berusaha untuk membagus-baguskan laporan keuangannya.
Pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk terdapat hal seperti dibawah ini:
Dalam pengujian atas rincian saldo piutang usaha, konfirmasi atas piutang usaha mempunyai
perang yang sangat penting karena dapat dikatakan bahwa konfirmasi atas piutang usaha
tersebutmerupakan jenis bukti yang paling dapat diandalkan dibandingkan yang lain. Hal itu
dikarenakankonfirmasi berasal dari sumber lain yaitu pihak ketiga yang independen. !elain itu,
konfirmasi atasrincian saldo piutang digunakan untuk memenuhi tujuan audit yaitu eksistensi,
keakuratan, dan pisah batas. "ksistensi dalam artian saldo piutang benar-benar ada pada saat
tanggal pemeriksaan. Jumlah piutang pada saat itu harus tepat dan benar untuk memenuhi
tujuan keakuratan serta pemisahan atas piutang untuk tiap periode dilakukan dengan baik agar
terjadi pisah batas yang benar.
BAB IV

KESIMPULAN

PT Kimia Farma (Persero) Tbk atau Kimia Farma telah berkembang menjadi
perusahaan dengan pelayanan kesehatan (Healthcare) terintegrasi di Indonesia. Bidang usaha
Healthcare Kimia Farma didukung oleh kegiatan manufaktur farmasi, riset dan
pengembangan, distribusi dan perdagangan, pemasaran, ritel farmasi, serta laboratorium klinik
dan klinik kesehatan.
PT. Kimia Farma menerapkan fleksibilitas akuntansi dan mengevaluasi kesesuaian dari
estimasi dan kebijakan akuntansi perusahaan. Manajemen PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Selain itu, PT. Kimia Farma
(Persero) Tbk sendiri, pengungkapan laporan keuangan disajikan secara jelas di bagian Catatan
Atas Laporan Keuangan (CALK). Contohnya pada bagian Aset, salah satu akun dalam Aset
lancer adalah Kas dan Setara Kas. Lalu pada CALK diungkapkan lebih jelas mengenai kas dan
setara kas tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kimiafarma.co.id/

www.idx.co.id

etheses.uin-malang.ac.id

marshellinussugiboly.blogspot.com

Krishna G. Palepu, Paul M. Healy, Victor L Bernard-Business Analysis and Valuation_ Using Financial
Statements,

Anda mungkin juga menyukai