Anda di halaman 1dari 32

ahulMANAJEMEN STRATEJIK DAN KEPEMIMPINAN

“MENGEVALUASI SUMBER DAYA, KAPABILITAS DAN


DAYA SAING PERUSAHAAN”

DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK 6

NAMA NIM
Quita Amelia Budiana 2007611005
Ni Putu Laksmi Narayanti 2007611010
P. Iwan Kurniawan 2007611012
Sang Ayu Nyoman Nirmala Sri Jayanti 2007611020

PROGRAM PROFESI AKUNTAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
Daftar Isi

DAFTAR ISI
Cover.……………………………………………..…………………………………………. I
Daftar Isi…………………………………………...………………………………………… 1
Pendahuluan………………………………………………………………………...……….. 2
1. Seberapa baik strategi perusahaan saat ini? ……………………………………………
2
2. Apa sumber daya dan kapabilitas perusahaan yang penting untuk bersaing? …………
3
3. Apakah perusahaan mampu merebut peluang pasar dan meniadakan
ancaman eksternal? ………………………………………………………………….. 4
4. Apakah harga dan biaya perusahaan kompetitif dengan

Pesaing utama, dan apakah mempunyai daya Tarik bagi pelanggan? ………………...6

5. Apakah daya saing perusahaan lebih kuat atau lebih lemah dari pesaing
utama?..........6
6. Kasus Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk
………………………………..7

Kesimpulan …………………………………………...………………………………….......29

Daftar Pustaka …………………………………………...


…………………………………...30

1
Pedahuluan

Analisa internal membantu para manajer untuk menentukan apakah strategi mereka
memiliki prospek yang menjanjikan untuk memberikan perusahaan tingkat keunggulan
kompetitif yang signifikan dibanding para pesaingnya. Perusahaan harus mengetahui
seberapa tingkat kekuatan atau tingkat keunggulannya dari competitor-kompetitor lain
sehingga perusahaan memiliki tolok ukur dalam mengimplementasikan strategi yang tepat
dalam mencapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang dari perusahaan itu sendiri.
Pada materi ini akan dibahas mengenai teknik-teknik yang mengevaluasi situasi internal
perusahaan, termasuk diantaranya mengenai sumber dayanya, kapabilitasnya, serta aktivitas-
aktivitas yang dilakukan perusahaan berdasarkan mata rantai nilainya.

4.1. Seberapa baik strategi perusahaan saat ini ?


Dalam mengevaluasi seberapa baik strategi perusahaan saat ini berjalan memerlukan
pengujian terhadap pendekatan kompetitif perusahaan tersebut. Tindakan-tindakan apa saja
yang dilakukan oleh perusahaan untuk menarik lebih banyak pelanggan dan untuk
memperbaiki posisi pasarnya.
Strategi-strategi fungsional perusahaan di dalam penelitian dan pengembangan,
produksi, pemasaran, keuangan, SDM, teknologi informasi dan lain sebagainya akan
mengokohkan lebih jauh strategi perusahaan, begitu juga dengan upaya-upaya untuk
membangun aliansi atau kemitraan dengan perusahaan-perusahaan lain yang bernilai dan
memiliki daya saing. Terdapat dua indikator kunci yang menunjukkan seberapa baik strategi
perusahaan berjalan atau berfungsi, yaitu :
a. Apakah perusahaan mencapai tujuan-tujuan finansial serta stratejiknya yang telah
diterapkan sebelumnya
b. Apakah perusahaan tersebut memiliki kinerja di atas rata-rata perusahaan sejenis
Terdapat petunjuk untuk mengevaluasi strategi bisnis menurut Richard Rumelt yang
dibagi dalam empat kriteria, yaitu :
1. Konsistensi : Sasaran dan kebijakan saling konsisten.
2. Kesesuaian : Mudah menyesuaikan terhadap perubahan lingkungan.

2
3. Keunggulan : Memberikan keunggulan kompetitif
4. Kelayakan : Memungkinkan dengan sumber daya yang ada

Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer sangat
perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti
usaha untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan
karena faktor-faktor eksternal dan internal selalu berubah.
Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah:
1. Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang
sekarang,
2. Mengukur prestasi,
3. Mengambil tindakan korektif. Aktivitas perumusan strategi, implementasi dan
evaluasi terjadi di tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar, korporasi, divisi
atau unit bisnis strategis, dan fungsional.

4.2. Apa sumber daya dan kapabilitas perusahaan yang penting untuk
bersaing?
Strategi pada suatu perusahaan akan berjalan dengan baik tergantung pada kekuatan
dan kelemahan relatif sumber daya dan kapabilitas perusahaan. Sumber daya dan kapabilitas
perusahaan adalah asset-aset kompetitif yang menentukan apakah kekuatan kompetitifnya di
pasar secara impresive kuat atau sebaliknya.
Analisa sumber daya dan kapabilitas perusahaan memerlukan proses dengan
menggunakan beberapa langkah-langkah , yaitu :
1. Menuntut para manajer untuk mengidentifikasi apa saja sumber daya dan kapabilitas
perusahaan, sehingga mereka memiliki gagadan yang lebih lengkap mengenai apa
saja yang harus mereka lakukan untuk menyusun strategi perusahaan yang kompetitif.
2. Menguji lebih lanjut kapabilitas serta sumber daya perusahaan untuk memastikan
mana – mana saja yang memiliki nilai kompetitif serta menentukan apakah hal-hal
tersebut dapat membantu perusahaan mencapai keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan terhadap pesaingnya.

Terdapat empat jenis pengujian atau test melalui pertanyaan tertentu untuk menguji kekuatan
kompetitif sumber daya, yaitu :

3
1. Apakah sumber daya (atau kapabilitas) yang dimiliki perusahaan secara kompetitif
bernilai ?
2. Apakah sumber daya tersebut langka - apakah sumber daya itu tidak dimiliki para
pesaing ?
3. Apakah sumber daya tersebut sulit untuk ditiru atau dijiplak ?
4. Apakah sumber daya tersebut dapat digantikan dengan sumber daya-sumber daya dan

lain – apakah diluar sana ada sumber daya pengganti yang baik ?

4.3 Apakah perusahaan mampu merebut peluang pasar dan meniadakan


ancaman eksternal?

Semakin berkembangnya zaman, bisnis dan ekonomi semakin menjamur di berbagai belahan
dunia. Perusahaan-perusahaan yang memulai bisnisnya ataupun yang telah lama menjadi
peran penting ekonomi suatu negara seperti perusahaan besar, semakin gencar merencanakan
dan memikirkan strategi untuk menguasai pasar. Hal ini menjadi begitu sangat penting untuk
menjaga dan menggapai kelangsungan perusahaan menjadi lebih baik.
Kemampuan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang bertujuan memasarkan produk,
dipengaruhi oleh tingkat analisis ketepatan perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu peluang
pasar menjadi tolak ukur suatu perusahaan dimana produk ditempatkan dan berapa
kuantitasnya yang sesuai semestinya.

 Mengidentifikasi Peluang Pasar Perusahaan


Peluang pasar adalah suatu keadaan yang real/nyata yang harus dihadapi oleh setiap
kalangan organisasi dimana mereka hidup dibawah tekanan perubahan. Perubahan yang
disebabkan oleh berkembangnya kemajuan dalam berbagai macam asepek kehidupan sudah
berimplikasi pada semakin bermacamnya ragam kebutuhan dan tuntutan hidup setiap
perorangan.

Peluang pasar merupakan faktor penting dalam menyusun strategi perusahaan oleh
karena itu harus diidentifikasi secara cermat terkait didalamnya potensi pertumbuhan dan
potensi profit. Peluang pasar sangat relevan dengan pertumbuhan profitabilitas perusahaan
karena dalam peluang itu perusahaan mempuyai potensi untuk membuktikan keunggulan
daya saingnya, antara lain melalui kesesuaian yang tepat antara keuangan perusahaan dan
kapabilitas sumber daya perusahaan. Sering kali faktor –faktor tertentu pada lingkungan
4
eksternal perusahaan merupakan ancaman terhadap profitabilitas dan kemampuan bersaing
perusahaan. Ancaman itu dapat berupa; teknologi yang lebih baik dan lebih murah, produk
baru dari pesaing yang atraktif dan regulasi baru dari pemerintah.

 Mengidentifikasi Ancaman Perusahaan


Ancaman eksternal dapat menimbulkan tidak lebih dari tingkat moderat kesulitan atau
mereka mungkin begitu memaksakan membuat situasi perusahaan dan prospek cukup
renggang. Pada kesempatan langka, guncangan pasar bisa melempar sebuah perusahaan
menjadi krisis seketika dan bertarung untuk bertahan hidup. Hal ini adalah tugas manajemen
untuk mengidentifikasi ancaman terhadap prospek masa depan perusahaan dan untuk
mengevaluasi apa langkah strategis yang dapat diambil untuk menetralisir atau mengurangi
dampaknya.
 Perusahaan Mampu Memperbesar Peluang Pasar dan Menghilangkan Ancaman
Eksternal

        Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk


mengevaluasi kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity), dan
ancaman (Threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Analisis SWOT memandu
untuk mengidentifikasi positif dan negatif di dalam organisasi atau perusahaan dan di luar itu
dalam lingkungan eksternal (OT).

Alat yang dapat digunakan dalam analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and
Threats) yaitu dengan mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yaitu:
1. Identifikasi kekuatan Internal Perusahaan. Kekuatan perusahaan tergantung pada kualitas
sumber daya dan kemampuan. Analisis sumber daya dan kemampuan dapat membantu
manajer dalam menilai kualitas secara lebih objektif.
2. Identifikasi kelemahan perusahaan. Kelemahan internal perusahaan berhubungan dengan
keterampilan dan keahlian yang rendah, kekurangan dalam asset fisik kompetitif dan
kemampuan kompetitif dan sebagainya.
3. Identifikasi Peluang Pasar Perusahaan. Peluang Pasar adalah faktor yang paling besar
dalam membentuk strategi perusahaan. Tidak semua perusahaan dilengkapi dengan
kompetensi untuk berhasil mengejar setiap peluang yang ada dalam industrinya. Ada
perusahaan yang mampu mengejar peluang namun ada perusahaan yang tidak mampu.
4. Identifikasi ancaman terhadap profitabilitas perusahaan. Ancaman dapat berasal dari
munculnya teknologi yang lebih murah atau lebih baik. Pengenalan saingan dari produk

5
baru atau yang ditingkatkan, masuknya biaya yang lebih rendah dari pesaing, peraturan
baru yang lebih memberatkan kepada perusahaan dan sebagainya.

4.4 Apakah harga dan biaya perusahaan kompetitif dengan pesaing utama,
dan apakah mempunyai daya Tarik bagi pelanggan?
Salah satu tanda yang paling kuat memberikan indikasi apakah posisi bisnis sebuah
perusahaan berada pada posisi yang kuat atau lemah dapat diketahui dari apakah biaya-
biaya dan harga yang dikeluarkan dapat bersaing dengan para pesaingnya di industri
yang sama. Semakin tinggi biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dibandingkan
dengan pesaing-pesaing terdekatnya, maka daya saingnya menjadi sangat rapuh.
Semakin besar nilai pelanggan yang dapat ditawarkan dengan tetap menjaga tingkat laba,
maka semakin berkurang kerapuhannya, hal ini juga akan menunjukkan bahwa lepas dari
spektur kualitas dimana perusahaan bersaing, termasuk pada biaya-biaya harga,
perusahaan juga harus tetap berada pada tingkat daya saing yang tinggi dalam
memberikan proposisi nilai bagi pelanggan
 Tanda-tanda Kekuatan Kompetitif Perusahaan:
a) Biaya harga setara dengan pesaing
b) Penilaian pelanggan sangat kompetitif dan biaya efektif.
c) Menggabungkan kapabilitas yang menghasilkan keunggulan kompetitif
berkelanjutan.

4.3. Apakah perusahaan secara kompetitif kuat atau lemah dibandingkan dengan
para pesaing ?
Analisa kapabilitas dan sumberdaya, bersama dengan analisa mata rantai nilai serta
benchmarking akan mengungkap apakah sebuah perusahaan memiliki keunggulan kompetitif
atau tidak dibandingkan para pesaingnya berdasarkan sumberdaya, kapabilitas dan aktivitas-
aktivitas individu. Serangkaian sumber daya terkadang dapat melampaui empa tpengujian
kekuatan kompetitif sumber daya bahkan saat satu komponen rangkaian sumberdaya indvidu
tidak dapat melampauinya.
Assessment yang lebih menyeluruh akan diperlukan olehkeseluruhan kekuatan serta
kelemahan yang ada diperusahaan, karena keunggulan kompetitif di satu komponen dapat
menjadi tidak ada artinya bila komponen-komponen lainnya sama sekali tidak memiliki
keunggulan kompetitif.

6
Sebuah penilaian yang lebih komprehensif perlu dibuat dari kekuatan kompetitif
perusahaan secara keseluruhan. Ada tiga Indikator Kompetitif Keuntungan yaitu :
a. Kemampuan secara efektif dan efisien sumber daya dan kemampuan 
b. Mencapai peringkat tinggi pada setiap faktor kunci keberhasilan. 
c. Memiliki keunggulan kompetitif bersih atas para pesaingnya.  

KASUS
Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang
memproduksi Mie Instan yang brand produknya dikenal dengan indomie dan membuatnya
menjadi market leader makanan instan. Ditinjau dari aspek product life-cycle, Indomie saat
ini berada pada posisi mature, sudah stabil, memiliki brand equity  yang sangat kuat sehingga
dapat bertahan sebagai Top of Mind merek mie instan. Dari analisis BCG, PT. Indofood
Sukses Makmur, Tbk berada pada posisi Kuardan III (Cash Cow) dimana memiliki pangsa
pasar yang tinggi dan peluang pertumbuhan laba dalam jangka panjang, memiliki investor-
investor yang berinvestasi pada perusahaan dan juga memiliki anak perusahaan karena
mengeluarkan berbagai macam produk. Analisis SWOT pada PT. Indofood Sukses Makmur,
Tbk ini digunakan dengan melihat instrument utama yaitu kekuatan dan kelemahan dan
kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk
memperkirakan cara terbaik PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk untuk pencapaian dan hal-
hal apa saja yang perlu diperhatikan.
Sejarah PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk  merupakan jenis perusahaan manufaktur,
yaitu perusahaan yang memproses bahan mentah hingga berubah menjadi barang yang sudah
siap untuk dipasarkan. Semua proses yang terjadi di industri ini umumnya melibatkan
berbagai peralatan modern. PT.Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan  bentuk perusahaan
PT (perseroan terbatas), yaitu suatu badan hukum untuk menjalankan usaha yang memiliki
modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang
dimilikinya.

7
 1968 - PT Lima Satu Sankyu (selanjutnya berganti nama menjadi PT Supermi
Indonesia) didirikan, pertama kali memproduksi Supermi sebagai mi instan pertama
di Indonesia.
 1970 - PT Sanmaru Foods Manufacturing Co Ltd (PT Sanmaru) didirikan sebagai
salah satu anak perusahaan Jangkar Jati Group.
 1972 - PT Sanmaru mulai memproduksi Indomie.
 1982 - PT Sarimi Asli Jaya didirikan dan mulai memproduksi Sarimi.
 1984 - PT Sarimi Asli Jaya diakuisisi oleh PT Sanmaru dan bersama dengan Salim
Group membentuk perusahaan dengan nama PT Indofood Interna Corporation.
 1986 - PT Supermi Indonesia diakuisisi oleh PT Indofood Interna Corporation melalui
anak perusahaannya PT Lambang Insan Makmur.
 1987 - PT Sanmaru meluncurkan mi instan dalam bentuk cup bermerek Pop Mie.
 1989 - PT Sanmaru mengakuisi PT Sari Pangan Nusantara, yang memproduksi
makanan bayi bermerek SUN.
 1990 - PT Sanmaru membentuk perusahaan patungan dengan PepsiCo, Inc yang
memiliki merek FritoLay yang pada tahun 1994 bernama PT Indofood Fritolay
Makmur dan mulai memproduksi makanan ringan seperti Chitato, Chiki, Cheetos dan
Jetz yang kemudian pada tahun 2000an disusul dengan Lay's dan Qtela.
 1990 - Indofood didirikan oleh Sudono Salim dengan nama PT Panganjaya
Intikusuma.
 1992 - PT Sanmaru melalui anak perusahaan Jangkar Jati Group diambil alih seluruh
sahamnya oleh Salim Group.
 1993 - PT Panganjaya Intikusuma dan PT Sanmaru membentuk perseroan dengan
nama PT Indomie Sukses Makmur Tbk.
 1994 - PT Panganjaya Intikusuma berganti nama menjadi PT Indofood Sukses
Makmur Tbk.
 1995 - Mengakuisisi pabrik penggilingan gandum Bogasari.
 1997 - Mengakuisisi 80% saham perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan,
agribisnis serta distribusi.
 2005 - PT Indosentra Pelangi sebagai produsen bumbu, kecap dan sambal bermerek
Indofood membentuk perusahaan patungan dengan Nestlé bernama PT Nestlé

8
Indofood Citarasa Indonesia, mengakuisisi perusahaan perkebunan di Kalimantan
Barat.
 2006 - Mengakuisisi 55% saham perusahaan perkapalan Pacsari Pte. Ltd.
 2007 - Mencatatkan saham Grup Agribisnis di Bursa Efek Singapura dan
menempatkan saham baru.
 2008 - Mengakuisisi 100% saham Drayton Pte. Ltd. yang memiliki secara efektif
68,57% saham di PT Indolakto, sebuah perusahaan dairy terkemuka.
 2009 - Memulai proses restrukturisasi internal Grup CBP melalui pembentukan PT.
Indofood CBP Sukses Makmur dan pemekaran kegiatan usaha mi instan dan bumbu
yang diikuti dengan penggabungan usaha seluruh anak perusahaan di Grup Produk
Konsumen Bermerek (CBP), yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Perseroan, ke
dalam ICBP.
 2010 - Menyelesaikan restrukturisasi internal Grup CBP melalui pengalihan
kepemilikan saham anak perusahaan di Grup CBP dengan jumlah kepemilikan kurang
dari 100% ke ICBP dan melakukan Penawaran Saham Perdana yang dilanjutkan
dengan pencatatan saham ICBP di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 7 Oktober
2010. Peningkatan kepemilikan di Pacsari Pte. Ltd sebesar 10% menjadi pemilik
100%.
 2011 - Pada bulan Januari 2011, PT Indofood CBP Sukses Makmur, PT Gizindo
Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit Mandiri Makmur dan PT
Ciptakemas Abadi digabung sepenuhnya dengan status perusahaan terbuka (Tbk.)
menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. PT Salim Ivomas Pratama (SIMP),
anak perusahaan langsung dan tidak langsung Perseroan, melakukan IPO diikuti
dengan pencatatan saham di BEI pada 9 Juni 2011.
 2012 - Sudono Salim, pendiri ICBP meninggal dunia di Singapura pada tanggal 10
Juni 2012. Tidak lama sesudah meninggalnya, salah satu produk mi instan dari
Indofood,Indomie, menyelenggarakan program ulang tahunnya yang ke-40 tahun,
pada bulan Agustus 2012 di Jakarta.
 2013 - Menyelesaikan akuisisi PT Pepsi-Cola Indobeverages, perusahaan yang
memproduksi minuman ringan bermerek Pepsi, 7 Up dan sebagainya. Akuisisi ini
dilakukan oleh PT Indofood Asahi Sukses Beverage dan PT Asahi Indofood Beverage
Makmur, yang masing-masing adalah 51% dan 49% dimiliki oleh ICBP.

9
 2014 - Indofood masuk ke bisnis minuman bernama Indofood Asahi dan mulai
mengimpor dua merek minuman dari Malaysia, yaitu Ichi Ocha dan Caféla Latte dan
mengakuisisi merek air mineral Club dari PT Tirta Bahagia.
Visi, Misi dan Nilai
Visi
“Menjadi Perusahaan Total Food Solutions”

Misi
a)      Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan.
b)      Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan kami, proses produksi kami, dan teknologi
kami.
c)      Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan
d)     Meningkatkan stakeholders’ value secara berkesinambungan.

Nilai
“Dengan disiplin sebagai falsafah hidup; Kami menjalankan usaha kami dengan menjunjung
tinggi integritas; Kami menghargai seluruh pemangku kepentingan dan secara bersama-sama
membangun kesatuan untuk mencapai keunggulan dan inovasi yang berkelanjutan.”

Struktur Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

10
Anilisis SWOT PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

a)      Strength (Kekuatan)
Berikut ini adalah kekuatan dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk, yaitu sebagai berikut:
1. Keahlian dalam cita rasa Indonesia (rasa yang enak dan lezat)
2. Produksi rendah biaya
3. Jangkauan distribusi luas
4. Memiliki satu group yang menangani pendistribusian produk-produknya
      (PT. Group Distribusi Indofood)

11
5. Kecepatan dalam menjangkau konsumen
6.  Memiliki banyak anak perusahaan,
7.  Brand yang sudah terkenal lama oleh masyarakat Indonesia terutama produk Mie
8.  Memliki sumber daya manusia yang besar sehingga mampu produksi yang besar pula
9. Terus melakukan inovasi untuk menghasilkan cita rasa mie yang sesuai dengan
konsumen.
10.  Telah merambah pasar luar negeri

b)      Weakness (Kelemahan)
Berikut ini adalah kelemahan dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk, yaitu sebagai berikut:
1.      Terlalu banyak brand yang dikeluarkan
2.      Terlalu banyak inovasi rasa yang dibuat oleh Indofood
3.      Permintaan pasar yang belum terpenuhi
4.      Produk memakai MSG (Monosodium Glutamate)
5.      Besarnya biaya pemasaran yang digunakan
6.      Ketersediaan bahan baku yang belum mencukupi khususnya produksi di luar negeri

c)       Opportunities (Peluang)
Berikut ini adalah peluang dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk, yaitu sebagai berikut:
1.  Pertumbuhan pasar yang terus meningkat, baik di kalangan bawah, menengah, maupun atas
2.  Segementasi pasar yang tidak terlalu signifikan karena produk yang dihasilkan terus
menyesuaikan untuk dikonsumsi pria atau wanita, baik tua maupun muda
3.   Memanfaatkan e-bussines dalam membantu mengembangkan pangsa pasar dan
memperkenalkan prosuk melalui internet, karena pengguna internet sama dengan masyarakat
konsumen
4.   Melakukan ekspansi keluar negeri
5.   Melakukan join dengan perusahaan yang memiliki produk yang sejenis
6.   Melakukan diversifikasi terhadap produk lain
7.  Pasar domestik maupun luar negeri masih terbuka lebar
8.  Naiknya harga makanan pokok
9.  Pola hidup masyarakat akan mie instant yang cukup tinggi

d)      Threats (Ancaman)

12
       Berikut ini adalah ancaman dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk, yaitu sebagai
berikut:
1.      Ketatnya persaingan yang dilakukan pesaing dalam hal iklan maupun inovasi
2.      Tidak fokus terhadap satu jenis produk
3.      Terus dihadapi dengan pesaing-pesaing baru dengan jenis produk yang sama
4.      Adanya kompetitor sejenis yang cukup banyak
5.      Kemungkinan adanya anti MSG dan zat bahaya lainnya

Strategi Manajemen Pada Elemen Marketing Mix (4p)


Marketing Mix adalah strategi pemasaran yang dilaksanakan secara terpadu atau strategi
pemasaran yang dilakukan secara bersamaan dalam menerapkan elemen strategi yang ada
dalam Marketing Mix itu sendiri. Marketing Mix terdapat beberapa elemen marketing dikenal
dengan unsur 4P (Produk, Price, Place, Promotion).

a)         Product
Brand name yang digunakan adalah Indomie. Satu bungkus Indomie standard memiliki
massa 85 gram, dan terdapat 2 sachet berisi 5 bumbu-bumbuan yang disertakan, yaitu kecap
manis, saus sambal, minyak palm, bubuk perasa dan bawang goreng. Indomie juga tersedia
dalam versi jumbo dengan massa 120 gram.
Indomie memiliki rasa yang sesuai dengan selera orang Indonesia. Indomie pun selalu
berusaha memenuhi keinginan konsumen yang semakin banyak, terbukti dengan semakin
bertambahnya variasi produk Indomie dengan variasi rasa sesuai dengan masakan tradisional
daerah-daerah Indonesia.
Produk
Noodles Indomie, Supermie, Sarimi, Sakura, Pop Mie, Pop
Bihun, Mie Telur Cap 3 Ayam
Dairy (Susu) Indomilk, Cap Enak, Tiga Sapi, Kremer, Milkuat,
Orchid Butter, Indoeskrim
Snack Foods Chitato, Chiki, Qtela, Jetz, Cheetos, Lays, Trenz,
Dueto, Wonderland Biskuit
Food Seasonings (Bumbu-bumbu Indofood Bumbu Racik, Indofood Freiss, Sambal
Makanan) Indofood, Kecap Indofood, Kecap Piring Lombok,
Maggi, Bumbu Spesial Indofood
Nutrition and Special Food Promina, Sun, Govit, Provita

13
Beverages (Minuman) Ichi Ocha, Cafèla Latte, Club, Tekita, Fruitamin,
Pepsi, Mirinda, 7Up, Tropicana Twister

b)        Price
Indomie selain dapat dibeli per bungkus, dapat juga dibeli dengan paket 5 bungkus atau paket
1 kardus berisi 30 atau 40 indomie. Harga Indomie juga sangat murah dan terjangkau bagi
semua kalangan masyarakat di Indonesia, per bungkus Indomie dihargai hanya sekitar Rp.
1500 – Rp. 3.500
c)        Places
Group Distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi terluas di Indonesia, menembus
sampai hampir ke setiap sudut kepulauan. Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak
secara agresif sejak tahun 2005, sehingga mampu menyediakan penetrasi yang lebih luas
melalui rantai suplai dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-area yang
memiliki outlet retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat
melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin. Di
Yogyakarta agen-agen Indofood juga bekerjasama dalam menyediakan Indomie dengan
warung-warung seperti Burjo (warung yang menyediakan bubur kacang hijau dan mie
instan/mie goreng sebagai menu utama)

d)        Promotion

14
•     Tagline            : Indomie Seleraku
•     Iklan                : Billboard, iklan TV, sponsor acara
Indomie menggelar ajang membuat lagu ”jingle” untuk pelajar SMA, acara tersebut berjudul
Jingle Dare, yang berlangsung pada 24 April 2008.
•     Pembuatan Shop Sign (Spanduk Nama Burjo dengan tema Indomie untuk setiap Burjo di
Yogyakarta)
Internal posisi Keuangan
Di tengah iklim perekonomian yang penuh tantangan, Indofood berhasil meraih
kinerja yang positif, dengan mencatatkan pertumbuhan penjualan dan memperkuat posisinya
sebagai pemimpin pasar, sementara posisi keuangan Perseroan terjaga dengan sehat. Arahan
strategis Perseroan untuk meraih pertumbuhan melalui inovasi telah dilaksanakan dengan
baik, melalui keberhasilannya dalam peluncuran kategori-kategori produk yang baru, serta
banyaknya peluncuran berbagai produk baru. Berikut ini adalah ikhtisar keuangan PT.
Indofood Sukses Makmur, Tbk.

15
Income From Operations/Ebit (Trillion Rupiah)

Laba Usaha (Triliun Rupiah)

Pada Laba usaha tumbuh 12,8% menjadi Rp9,83 triliun di tahun 2019, PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk gembira atas kemajuan yang dicapai baik oleh kegiatan usaha yang sudah ada
maupun baru dimana berhasil mempercepat pertumbuhan penjualan dan meraih kemajuan
berarti dalam menyeimbangkan portofolio usaha. Di sepanjang tahun 2019, perusahaan terus
menjalankan strategi yang telah ditetapkan sebelumnya. Perusahaan meningkatkan portofolio
produk premium di kategori mie instan, makanan ringan, serta penyedap makanan guna
memenuhi kebutuhan segmen berpenghasilan menengah yang terus berkembang.

16
Total Aset (Triliun Rupiah)
Total aset pada tanggal 31 Desember 2019 mencapai Rp96.198,6 triliun, turun dari
Rp96.537,8 triliun pada tanggal 31 Desember 2018. Total aset yang terdiri dari total asset
lancar dan total aset tidak lancar masing-masing meningkat menjadi Rp13,60 triliun dan
Rp11,31 triliun di tahun 2014, dari Rp11,32 triliun dan Rp9,95 triliun di tahun 2013.
Kenaikan total aset lancar terutama disebabkan oleh meningkatnyakas dan setara kas, dan
kenaikan piutang usaha seiring naiknya penjualan neto.

Total Ekuitas (Triliun Rupiah)


Pada tanggal 31 Desember 2019, total ekuitas mencapai Rp54.202,5 triliun, naik
dibandingkan Rp49.916,8 triliun pada tanggal 31 Desember 2018 terutama karena laba bersih
yang dihasilkan di sepanjang tahun 2019 dikurangi dengan pembayaran dividen untuk tahun
buku 2018.

Posisi dalam Market Share (Life Cycle) dan BCG


Posisi dalam Market Share (Life Cycle)
Pada umumnya siklus hidup produk atau product life cycle memiliki 4 tahapan yaitu:
Perkenalan (Introduction), Perkembangan (Growth), kedewasaan (Maturity), penurunan
(Decline).

Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia. Di Indonesia, Indomie diproduksi
oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga

17
dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia,
berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa; hal ini menjadikan Indomie
sebagai salah satu produk Indonesia yang mampu menembus pasar internasional. Di
Indonesia sendiri, sebutan “Indomie” sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk
kepada mi instan.
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai ke empat tahapan siklus hidup produk
yang di gunakan produsen PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk dalam memasarkan produknya
berdasarkan fase atau tahap siklusnya.

 i.          Perkenalan (Introduction)
Mie Instan pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1969. Indomie sendiri
di produksi dan dipasarkan ke konsumen sejak tahun 1972. PT. Indofood Sukses Makmur,
Tbk, pertama kali memperkenalkan Indomie Mie Noodlez, Indomie Laksa, dll. Tahap
perkenalan adalah tahapan pertama dalam siklus hidup produk dimana produsen
memperkenalkan produk barunya kepada pasar atau masyarakat umum. Tahap ini ditandai
dengan pertumbuhan yang lambat. Pertumbuhan yang lambat karena di sebabkan oleh:
a         Kelambatan dalam perluasan kapasitas produksi
b        Masalah teknis
c         Konsumen baru mengenal produk
d        Perusahaan mulai beradaptasi
e         Kelambatan dalam penyediaan produk tersebut untuk konsumen, terutama di bidang
distribusi.
ii.      Perkembangan (Growth)
Tahap perkembangan (Growth) adalah tahap di mana produk yang di perkenalkan
tersebut dikenal dan mulai diterima oleh konsumen. Dalam periode pertumbuhan ini
ditunjukkan dengan penjualan yang mulai meningkat. Pada tahun 1982 PT. Indofood Sukses
Makmur, Tbk meluncurkan varian rasa baru, yaitu rasa Kari Ayam. Diikuti pada tahun 1983
varian Mie Goreng di keluarkan. Tahun berikutnya perusahaan PT. Sanmaru Food
Manufacturing Co. Ltd dibeli oleh PT. Sarimi Asli Jaya (produsen Sarimi). Tiga tahun
kemudian Pop Mie, mie instan dalam wadah cup, diluncurkan untuk pertama kalinya dengan
rasa ayam dan baso.

iii.      Tahap Kedewasaan (Maturity)

18
Pada tahun 1982 Indomie meluncurkan varian rasa baru, yaitu rasa Kari Ayam.
Diikuti pada tahun 1983 varian Mie Goreng di keluarkan. Tahun berikutnya perusahaan PT.
Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd dibeli oleh PT. Sarimi Asli Jaya (produsen Sarimi).
Tiga tahun kemudian Pop Mie, mie instan dalam wadah cup , diluncurkan untuk pertama
kalinya dengan rasa ayam dan baso. Ditinjau dari aspek product life-cycle, Indomie saat ini
berada pada posisi mature, sudah stabil, memiliki brand equity yang sangat kuat sehingga
dapat bertahan sebagai Top of Mind merek mie instan.
Peningkatan omset penjualan yang mulai melambat, bersaing dengan ketat dan
berjuang dalam merebut pangsa pasar dengan para pesaing–pesaingnya. Ditinjau lebih jauh
tahap pendewasaan ini dapat di bagi menjadi 3 tahap, yaitu:
a.    Tahap pendewasaan yang meningkat adalah penjualan total meningkat dengan lambat
yang di sebabkan karena sebagian permintaan berasal dari langganan (pembeli lama),
sedangkan pembeli baru yang masuk hanya sedikit.
b.   Tahap kedewasaan yang stabil adalah volume penjualan tidak meningkat lagi tetapi
konstan.ini di sebabkan karena seluruh permintaanya berasal dari pembeli lama atau
pelanggan, jadi sudah tidak ada lagi pembeli baru yang masuk.
c.    Tahap kedewasaan menurun adalah penjualan yang menurun dikarenakan beberapa
langganan mulai meninggalkan produk perusahaan dan membeli produk lain. Ini di tandai
pada tahun 2003, mulai muncul pesaing produk Indomie yang berasal dari PT. Wings
Food, yaitu Mie Sedap. Mie Sedap juga tak kalah populer dengan Indomie meskipun
masih produk baru.
Sampai sekarang Indomie terus mencoba mengembangkan varian mie instan tersebut.
Diantaranya Mie Kriuk, Selera Nusantara, Indomie Jumbo, Mie Kriting, Taste if Asia dan
Kuliner Indonesia. Tidak hanya varian, Indomie pun mencoba untuk meng-upgrade
kemasannya

iv.      Tahap Penurunan (Decline)
Pada tahap penurunan, penjualan dan keuntungan akan semakin menurun dan jika
tidak melakukan strategi yang tepat, produk yang di tawarkan mungkin akan hilang dari
pasar (Market), Hal ini dipengaruhi oleh ancaman factor internal dan eksternal yang dapat
terjadi.Tahap terakhir yang dialami oleh suatu produk dalam siklus kehidupannya adalah
tahap kemunduran panjang atau lamanya tahap kemunduran ini di tentukan oleh beberapa
factor, yaitu:
a.       Perubahan selera konsumen

19
b.      Perubahan kegiatan pesaing
c.       Kebijaksanaan meninggalkan produk oleh perusahaan.
Pada 7 Oktober 2010 Pihak berwenang Taiwan mengumumkan bahwa Indomie yang
dijual di negeri mereka mengandung dua bahan pengawet yang terlarang, yaitu natrium
benzoat dan metil p-hidroksibenzoat. Dua unsur itu hanya boleh digunakan untuk membuat
kosmetik. Sehingga dilakukan penarikan semua produk mi instan “Indomie” dari pasaran
Taiwan. Selain di Taiwan, larangan juga berlaku di Kanada dan Eropa. Hal ini menyebabkan
menurunnya tingkat permintaan Indomie dari mancanegara. Namun hal ini tidak berlangsung
lama dan Indomie kembali mendapatkan hati masayarakat.

BCG (Boston Consulting Group
Pada tahun 1968, menciptakan (BCG) Boston Consulting Group “Growth Share
Matrix” sebuah grafik sederhana untuk membantu perusahaan besar dalam menentukan
bagaimana mengalokasikan kas antara unit-unit bisnis mereka. Korporasi akan
mengkategorikan unit usaha sebagai “Bintang”, “Kas Sapi”, ”Pertanyaan Marks”, dan
“Anjing” (awalnya “Piaraan”) kemudian mengalokasikan kas yang sesuai, memindahkan
uang dari ”sapi perah” menuju “bintang” dan “tanda tanya” yang memiliki tingkat
pertumbuhan pasar yang lebih tinggi potensial. Bagan itu popular selama dua dekade dan
“digunakan sebagai primer dalam prinsip-prinsip pengelolaan portofolio”, sebagai kata BCG.

20
1)      Question
Divisi dalam kuadran I memiliki posisi pangsa pasar relatif yang rendah, tetapi
mereka bersaing dalam industri yang bertumbuh pesat. Biasanya kebutuhan kas perusahaan
ini tinggi dan pendapatan kasnya rendah. Bisnis ini disebut tanda tanya karena organisasi
harus memutuskan apakah akan memperkuat divisi ini dengan menjalankan strategi intensif
(penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan produk) atau menjualnya.
Analisis PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, : Pada kuardan ini PT. Indofood Sukses
Makmur, Tbk tidak menunjukkan pangsa pasar yang relative rendah dan di Indonesia
untuk produk mie instan yaitu indomi tidak bersaing dalam industry yang
pertumbuhannya pesat dilihat bahwa indomi yang dikeluarkan PT. Indofood Sukses
Makmur, Tbk merupakan market reader mie instan di Indonesia karena memiliki
brand yang kuat di benak konsumen dan merupakan perusahaan mie instan pertama
di Indonesia.

2)      Star
Bisnis di kuadran II (disebut juga Bintang) mewakili peluang jangka panjang terbaik
untuk pertumbuhan dan profitabilitas bagi organisasi. Divisi dengan pangsa pasar relatif yang
tinggi dan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi seharusnya menerima investasi yang
besar untuk mempertahankan dan memperkuat posisi dominan mereka. Kategori ini adalah
pemimpin pasar namun bukan berarti akan memberikan arus kas positif bagi perusahaan,
karena harus mengeluarkan banyak uang untuk memenangkan pasar dan mengantisipasi para
pesaingnya. Integrasi ke depan, ke belakang, dan horizontal, penetrasi pasar, pengembangan
pasar, pengembangan produk, dan joint venture merupakan strategi yang sesuai untuk
dipertimbangkan divisi ini.
Analisis PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, : Perusahaan memiliki hubungan jangka
panjang dilihat dari peluang yang baik dalam hal pertumbuhan dan laba dimana
mempunyai pangsa pasar yang tinggi dimana produk yang dikeluarkan PT. Indofood
Sukses Makmur di gemari oleh semua kalangan, sehingga bagi perusahaan
memerlukan investasi.

3)      Cash Cow

21
Divisi yang berposisi di kuadran III memiliki pangsa pasar relatif yang tinggi tetapi
bersaing dalam industri yang pertumbuhannya lambat. Disebut sapi perah karena
menghasilkan kas lebih dari yang dibutuhkanya, mereka seringkali diperah untuk membiayai
untuk membiayai sektor usaha yang lain. Banyak sapi perah saat ini adalah bintang di masa
lalu, divisi sapi perah harus dikelola unuk mempertahankan posisi kuatnya selama mungkin.
Pengembangan produk atau diversifikasi konsentrik dapat menjadi strategi yang menarik
untuk sapi perah yang kuat. Tetapi, ketika divisi sapi perah menjadi lemah, retrenchment atau
divestasi lebih sesuai untuk diterapkan.
Analisis PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, : Pada kuardan ini PT. Indofood Sukses
Makmur, memiliki pangsa pasar yang relative tinggi tetapi bersaing dalam
pertumbuhan pasar industri yang lambat sehingga PT. Indofood Sukses Makmur
menghasilkan pendapatan yang dapat diperas seperti susu sapi hal ini dilihat dari PT.
Indofood Sukses Makmur yang memiliki anak perusahaan dan memproduksi berbagai
macam produk makanan.

4)      Dog
Divisi kuadran IV dari organisasi memiliki pangsa pasar relatif yang rendah dan
bersaing dalam industri yang pertumbuhannya rendah atau tidak tumbuh. Mereka adalah
anjing dalam portofolio perusahaan. Karena posisi internal dan eksternalnya lemah, bisnis ini
seringkali dilikuidasi, divestasi atau dipangkas dengan retrenchment. Ketika sebuah divisi
menjadi anjing, retrenchment dapat menjadi strategi yang terbaik.
Analisis PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, : Pada Kuardan ini PT. Indofood Sukses
Makmur, Tbk tidak menunjukkan pangsa pasar yang realtif rendah namun dilihat saat
ini PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk bersaing pada industri yang relative
pertumbuhannya rendah yaitu Mie Sedap yang dikeluarkan oleh PT. Wingsfood. .
Indofood Sukses Makmur, Tbk.

 Strategi Pemasaran

Perubahan gaya hidup  acap mempengaruhi pola konsumsi masyarakat. Salah satu dari
perubahan itu adalah digemarinya mie instan sebagai makanan substitusi nasi. Bahkan kian
hari produk ini kian menjadi makanan pilihan konsumen, karena selain praktis dan harganya
terjangkau, mie instan juga cukup mengenyangkan perut.

22
Saat ini, Indofood masih merajai pasar mie instan di Indonesia, sekaligus merupakan
perusahaan mie instan terbesar di dunia dengan kapasitas produksi 13 milyar bungkus. Selain
Supermi, Sarimi, dan Sakura, Indomie merupakan merek andalan Indofood. Begitu kuatnya
citra Indomie di pasar sehingga sebagian masyarakat menganggap seolah mie instan itu
adalah Indomie (Indomie menjadi Top of Mind  mie instan).
Dalam Top Brand Index (TBI) periode 2006-2008, Indomie menduduki posisi pertama
dengan TBI berturut-turut 65,8% , 66,5% dan 71,4% pada tahun 2006, 2007, dan 2008.
Keberhasilan Indomie terus berada di urutan teratas Top Brand adalah berkat konsistensi
Indomie dalam menjalankan strategi kunci 3A:
-          Acceptability, yaitu rasa Indomie yang sudah bisa diterima di lidah konsumen (Product).
-          Avalaibility, produk Indomie mudah diperoleh dimana saja (Place).
-          Affordability, tercermin dari harga eceran Indomie yag terjangkau (Price)
Analisis Lingkungan
A. Lingkungan Internal (Mikro)
1.       Konsumen
Konsumen indomie tidak hanya ada di indonesia saja tetapi berada di australia.
Indomie  merupakan makanan kegemaran di asutralia, hal ini bisa dilihat dari toko-toko yang
selalu kehabisan stok karena permintaan akan indomie di australia cukup banyak. Hal ini juga
di dukung oleh kebiasaan masyarakat australia yang membutuhkan makanan cepat saji karena
kapadatan jam kerja dan banyaknya netizen. Di Australia, tahun 2009 indomie dijual dengan
harga 25 sen per bungkusnya atau AUD 10 untuk satu kardus berisi 40 bungkus indomie,
sedangkan di Amerika Serikat pada tahun 2009, indomie biasa dijual dengan harga 1 dolar
per 3 bungkusnya.
2.        Pesaing
Salah satu kompetitior indomie adalah mie sedap, mie sedap masuk ke pasar dengan
harga yang lebih murah dibandingkan dengan harga yang ditawarkan indomie. Sehingga
konsumen yang terpengaruh harga akan lebih memilih mie sedap. Pesaing indomie di
australia adalah  makanan pasta. Tetapi tetap saja indomie dapat lebih unggul karena indomie
memiliki ke khasan rasa dan harga yang lebih murah harga 1 dolar per 3 bungkus, dan
penyajiannya juga mudah serta cepat. Metode promosi yang digunakan adalah terutama
melalui iklan di media elektronik dan cetak, mensponsori berbagai acara, serta instalasi iklan
billboard secara luas. Indomie sangat dikenal dengan taglinenya, "Indomie Seleraku".Pada
tahun 2008 Indomie melakukan inovasi dalam promosinya dengan mengadakan event

23
Indomie Jingle Dare, sebuah ajang kompetisi bagi pelajar tingkatan SMA untuk membuat
jingle bagi iklan Indomie.
3.       Pemasok
Grup Indofood merupakan perusahaan “Total Food Solutions”, dengan kegiatan usaha
yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan
pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di pasar. Sebagai
perusahaan terkemuka dalam industri makanan olahan di Indonesia, kegiatan operasional.
Grup Indofood didukung oleh sistem distribusi yang ekstensif sehingga produk-produknya
sangat dikenal di seluruh nusantara. Produk-produk Grup Indofood antara lain mi instan,
dairy, bumbu penyedap makanan, makanan ringan, makanan bayi, tepung terigu, pasta,
biskuit, minyak goreng, margarin dan shortening. Merek-merek produk Grup Indofood
merupakan merek terkemuka di pasar domestik, dikenal konsumen sebagai produk
berkualitas dengan harga terjangkau dan tersedia di berbagai pelosok Indonesia.
4.       Chanel of distribution
Setiap perusahaan barang dan jasa tidak akan lepas dari masalah penyaluran barang
yang dihasilkan atau barang yang akan dijual ke konsumen. Para produsen berhak
menentukan kebijakan distribusi yang akan dipilih dan disesuaikan dengan jenis barang serta
luasnya armada penjualan yang akan digunakan. Jika perusahaan berada dalam persaingan
yang semakin tajam, perusahaan harus segera mengadakan penelitian terhadap pasarnya.
Penelitian tersebut untuk mengetahui kebutuhan serta selera konsumen dan jika mungkin
menstimulir permintaan serta menciptakan langganan (Kotler, 2006). Ada beberapa alternatif
yang mungkin dipilih penjual dalam mendistribusikan produknya kepada konsumen, yaitu :
(1) manufaktur → konsumen,
(2) manufaktur → pedagang eceran → konsumen,
(3) manufaktur → pedagang besar → pedagang eceran → konsumen
(4) manufaktur → agen → pedagang besar → pedagang eceran →konsumen
Dan berdasarkan survey yang dilakukan oleh Qasa Consulting, kekuatan distribusi
Indomie terbukti, dalam The Most Powerfull Distribution Performance tahun 2007, yang
mencapai 95%. Karena pendistribusian indonmie sangat baik, maka Indomie mudah di
dapatkan oleh kosumen dimanapun.
5.       Sumber daya manusia
Dengan total tenaga kerja sekitar 62 ribu, Indofood percaya bahwa karyawan adalah
salah satu kelompok paling penting dari stakeholder dan unsur penting dalam keberhasilan
terus. Perseroan percaya bahwa setiap karyawan memiliki kapasitas untuk berprestasi dan

24
memberikan kontribusi bagi keberhasilan tidak hanya perusahaan, tetapi bangsa itu sendiri.
Indofood akan terus berjuang sepanjang tahun untuk lebih lanjut membina hubungan baik di
semua tingkat staf dan manajemen untuk saling menguntungkan. Program pelatihan juga
akan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam rangka untuk
membantu semua divisi dalam mempertahankan pangsa pasar dan keuntungan di pasar yang
semakin kompetitif. Berbagai program pelatihan akan disajikan dalam setahun, sementara
Program Pengembangan Manajerial akan diperluas ke dalam divisi-divisi lain dari
perusahaan setelah peluncuran yang sukses di Memasak Minyak & Lemak dan Makanan
Bumbu Divisi.

B. Lingkungan Eksternal (Makro)


1.  Ekonomi
Menurut catatan Bursa Efek Jakarta tahun 1994, PT. Indofood berhasil menguasai
90% pasar mie instant di Indonesia. Sedangkan untuk di Australia, Indofood dengan kategori
mie instant berhasil menguasai hingga 70%. Oleh karena itu, harga Indomie di Australia
sendiri senilai 69 sen atau kurang lebih Rp. 5700,-. Selain Indomie, Indofood memproduksi
sejumlah merek mi instan lainnya, seperti Sarimi dan Supermi. Namun, Indomie menjadi
penyumbang terbesar bagi pendapatan dari divisi mi instan Indofood. Pada 2009 lalu, total
nilai penjualan mi instan meningkat 7,2 persen menjadi Rp11,68 triliun dari Rp10,90 triliun
di 2008. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya volume penjualan dan kenaikan harga pada
2008 dan 2009. Peningkatan penjualan dan turunnya biaya produksi menaikkan marjin laba
usaha divisi ini menjadi 11,8 persen pada tahun 2009 dari 4,1 persen pada 2008. Sudah
bertahun-tahun PT. Indofood bertahan di pasar Australia bahkan begitu digemari oleh warga
Australia. Daur hidup produknyapun, tetap berada di puncaknya bahkan mengalahkan mie
instant dari negaranya sendiri maupun negara luar lainnya. Tetapi dengan harga Indomie
yang begitu tinggi dibandingkan di Indonesia, perusahaan tetap saja harus membayarkan
pajak usaha dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hingga kini, permintaan Australia
terhadap produk PT. Indofood tetap meningkat dari tahun ke tahun. Itu yang membuat
perusahaan ini bertahan di pasar Australia hingga sekarang
2. Sosial dan Budaya
Faktor social dan budaya, menitikberatkan kepada tata nilai dan sikap dari
masyarakat. PT. Indofood melihat dan menyesuaikan terlebih dahulu produknya sebelum
akhirnya mampu menguasai pasar baik di dalam negeri maupun diluar seperti Australia. Tata
nilai dan sikap masyarakat mempengaruhi gaya hidup masyarakat cenderung menyukai

25
sesuatu yang instan seperti halnya pangsa pasar Indofood di luar negeri seperti Australia,
mayoritas masyarakatnya mayoritas orang-orang yang sibuk sehingga hal ini menjadi peluang
bagi Indofood untuk memasuki pasar yang akan mempengaruhi pada permintaan produk
terhadap perusahaan.
3. Teknologi
PT. Indofood harus memahami pengaruh perubahan faktor teknologi terhadap
kegiatan operasional perusahaan serta pemahaman tentang kemampuan perusahaannya dalam
menciptakan produk. Perkembangan teknologi ini, selain dengan menunjang tercapainya
tujuan perusahaan dapat juga menjadi ancaman bagi merosotnya produktifitas perusahaan.
Perusahaan Indofood yang dibentuk di Australia, pastinya memiliki mesin-mesin canggih
untuk memenuhi permintaan masyarakat Australia terhadap Indomie. Teknologi lain seperti
internet dan social-network lain juga ditempuh PT. Indofood untuk memasarkan produknya.
4.  Demografi
Pemasaran Indomie dari perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur ini menargetkan
kepada konsumen dengan rentang usia diatas 3 tahun. Karena akan kurang pantas jika
dikonsumsi oleh batita (bayi dibawah tiga tahun) mereka masih membutuhkan asupan gizi
yang lebih baik, makanan-makanan bermanfaat bagi pertumbuhan mereka. Tetapi apabila
untuk dikonsumsi sekali-kali tidak apa-apa. Dari sisi jenis kelamin, dapat dikonsumsi oleh
pria maupun wanita. Dari sisi penghasilan, harga mie instant Indomie sendiri masih cukup
terjangkau di Australia bila dibandingkan dengan rata-rata penghasilan warga mereka per
tahun.
5. Geografi
Australia saling berbagi lautan dengan tetangga-tetangganya yang terdekat, yakni
Indonesia dan Papua Nugini. Australia terletak di sebelah tenggara Indonesia. Pada titik
batasnya yang terdekat, Australia dan Indonesia hanya terpisah beberapa kilometer saja. Pada
gambar diatas, terlihat  Ibu kota negara dan ibukota propinsi di Indonesia; Ibukota nasional
dan ibukota negara bagian di Australia. Dengan letak geografis negara Australia dengan
negara Indonesia yang lebih dari sekedar dekat, memudahkan pengiriman (proses eksport-
import) produk mie instant dari Indofood menuju ke Australia. Dari segi biaya penyimpanan
gudang, biaya transport, bahkan waktu pengirimanpun akan lebih cepat dibanding pengiriman
produk ke negara lainnya. Ini pulalah yang membuat permintaan pasar konsumen di Australia
semakin meningkat.

6. Politik dan Hukum

26
Pengaruh politik dan hukum terhadap industri sapi potong dapat dinilai dari berbagai
peraturan maupun kesepakatan berbagai pihak yang terkait, misalnya kesepakatan WTO dan
AFTA yang berskala internasional, atau Peraturan Daerah (Perda) yang lingkupnya lebih
sempit. Hukum dagang PT. Indofood, yang pada awalnya didirikan dengan nama PT.
Panganjaya Intikusuma berdasarkan akta pendirian no.228 yang kemudian diubah dengan
akta no. 249, dan akta no.171 tanggal 15 november 1994. Tujuan utama didirikannya PT.
Indofood adalah memproduksi makanan olahan (khususnya mie instant), pengolahan gandum
menjadi tepung terigu, industri makanan terpadu, distribusi, perkebunan, dan pengolahan
kelapa sawit.

Kompetitor
Mie instan telah menjadi makanan yang paling digemari khususnya di Indonesia.
Pangsa pasarnya sangatlah besar, mengingat makanan ini digemari semua kalangan. PT.
Indofood Sukses Makmur, Tbk, pertama kali memperkenalkan Indomie sebagai brand dari
mie instan. Hingga saat ini Indomie dari Indofood Sukses Makmur begitu sangat dikenal oleh
masyarakat dan  sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mie instan.
Seiring waktu, sebenarnya ada beberapa merek mie instan yang mencoba meramaikan pasar,
tapi tidak berhasil. Satu per satu merek mie instan para pesaing itu pun tenggelam. Pada
tahun 2003, setelah sekitar 30 tahun Indomie berjaya, merek Mi Sedaap muncul turut
meramaikan pasar mie instan Tanah Air. Dan merek baru Mi Sedaap inilah yang dinilai
mampu mengikis sedikit demi sedikit market share Indomie sebagai market leader mie instan
di Indonesia. Dua merek yang bersaing sengit dalam kategori produk mie instan ini adalah
Indomie dan Mi Sedaap.
Mi Sedaap cukup fenomenal dengan rasa kari spesial yang kental dan katanya
“nendang rasanya”. Merek mie instan besutan Wings Food ini pertama kali hadir dengan
hanya tiga varian rasa, yaitu mie goreng dengan “kriuk-kriuk”, rasa soto dengan koya, dan
rasa ayam bawang dengan bawang goreng. Sebagai pendatang baru, Mi Sedaap hadir dengan
strategi promosi agresif untuk segera mendongkrak awareness merek produk. Mi Sedaap
pastinya menyadari sejak awal bahwa merebut market share Indofood yang image produknya
sudah sangat baik bukanlah perkara mudah. Sebab itu Wings membutuhkan waktu lebih dari
dua tahun untuk melakukan riset hingga menemukan formula rasa yang pas. Kemudian bisa
dimunculkan produk mie instan dengan penambahan bumbu bawang goreng kriuk pada

27
varian mie gorengnya. Meski terkesan sepele, ternyata Mi Sedaap varian rasa tersebut cukup
disukai konsumen.
Banyak orang yang mengaku sudah familier dengan rasa dan tekstur Indomie. Tapi,
banyak juga orang yang mengatakan ingin menjajal rasa dan kualitas dari merek lain. Tentu
bila menyangkut kategori produk mie instan yang harganya terbilang murah dan relatif
mudah ditemukan, keputusan orang untuk memilih pun akan berlangsung secara cepat dan
instan. Dalam hal ini, merek yang pertama kali terlintas di benak pelangganlah yang akan
terpilih.

Pemasaran Indomie di Mancanegara


Produk indomie sudah bisa didapatkan di sekitar 80 negara di dunia. Langkah pemasaran dan
pembangunan brand-nya yang sangat intensif menjadikan banyak masyarakat sejumlah
negara di dunia menganggap Indomie adalah produk asli negaranya. Setelah Malaysia,
Suriah, Saudi Arabia dan Nigeria, Indofood tengah bersiap membangun fasilitas produksi di
Maroko.

“Indomie…. Seleraku,” demikian sebuah ‘jingle’ iklan yang nyaris selalu ada pada ingatan
masyarakat tentang produk makanan mie instan. Brand Indomie bahkan nyaris mendunia
dengan  cakupan pasar yang mencapai Asia, Timur Tengah dan Amerika Latin.

Berhasil membangun brand sebagai produk mie instan nomor satu di dalam negeri, indofood
pun mulai berkespansi memasarkan produknya ke sejumlah negara. Di Nigeria, Indofood
telah eksis sejak  20 tahun silam.  Dari Nigeria, Indomie menyebar menguasai pasar mie
instan di Afrika Barat.

Indofood menjejakkan kakinya di Nigeria lewat Dufil Group, yang merupakan kelompok
usaha kerja sama yang dijalin antra Salim Group dan Tolaram Group asal Singapura. Di sana
Dufil Group membangun tiga pabrik yakni De United Foods Industries limited yang mulai
beroperasi pada  1995 di negara bagian Ota Ogun. Pabrik ini merupakan instalasi produksi
pertama Indomie di Afrika dan merupakan yang terbesar di benua tersebut. Berikutnya Dufil
kembali membangun Dufil Prima Foods Plc yang mulai beroperasi pada tahun  2001 di
Choba, Port Harcourt, Rivers State. Pabrik ketiganya yang mulai dioperasikan dengan sistem
otomatisasi telah beroperasi di Kaduna pada Mei 2012.

28
Ada yang menarik dari kisah Indomie di Nigeria. Begitu massifnya upaya branding Indomie
di negara tersebut hingga menguasai pasar lokal dan Afrika Barat, banyak penduduk lokal
Nigeria menganggap bahwa Indomie adalah produk mie instan asal Nigeria. Ada satu cerita,
seorang warga negara Nigeria  datang ke Indonesia, dan begitu melihat Indomie di salah satu
outlet belanja, ia segera menyatakan kekagumannya bahwa produk hasil negaranya telah jauh
berekspansi ke Indonesia.

Di Mesir, Indomie hadir lewat perusahaan patungan Salim Wazaran Abu Alata Co. Ltd.
Perusahaan patungan ini kemudian mulai membangun fasilitas produksi pada 10 tahun silam,
dan mulai berproduksi pada tahun 2009. Saat ini pabrik Indomie di Mesir menyerap 1.000
tenaga kerja.

Sementara di Malaysia, Indofood mulai menancapkan kuku bisnisnya dengan membeli


fasilitas produksi mie instan milik perusahaan mie Malaysia Medan Pulangan Sdn Bhd senilai
juta ringgit Malaysia pada Juni 2006. Langkah ini dilakukan  untuk menurunkan biaya
transportasi dan investasi bagi kegiatan produksi Indofood di Malaysia. Sejumlah varian
Indomie hasil produksi Malaysia pun sempat dipasarkan di Indonesia, untuk melengkapi
pilihan produk yang ditawarkan bagi para konsumennya.

Saat ini, Salim Group lewat Indofood juga tengah melebarkan ekspansinya ke Maroko.
Perusahaan tengah menyelesaikan pembangunan pabrik Indomie di kawasan Ain Johra
Industrial Estate di Tiflet, Maroko. Pabrik tersebut akan menjadi pabrik Indomie terbesar di
seluruh dunia di luar Indonesia.

Indomie telah memasuki pasar Maroko lima tahun lalu, dengan membentuk Indo Morocco
Company suatu kemitraan antara Sawaz Group (Salim grup dan Wazaran/Arab Saudi Grup)
dan perusahaan lokal Maroko LINA yang dimiliki oleh pengusaha Abdullah Ghozy.

Pabrik di Maroko ini akan mejadi pabrik keenam di Afrika setelah  Nigeria, Mesir, Sudan,
Kenya dan Ethiopia. Menurut Hubert Sadeli, regional manager Indofood untuk Southern
African Development Community (SADC), langkah pembangunan pabrik ini untuk
memenuhi tingginya permintaan di negara tersebut. Total investasi yang dibutuhkan sekitar 
US$ 5 juta, namun tidak disebutkan berapa besar kapasitas produksi dari pabrik ini.

29
Sementara itu fasilitas produksi Indomie yang dibuat di Ethiopia sejak tahun 2013 lalu
diharapkan bisa mulai berproduksi pada akhir tahun ini. Dari pabrik di Ethiopia ini
diharapkan bisa ikut menyuplai Indomie ke Somalia, Sudan dan Djibouti.

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat dilakukan pada materi ini adalah Perusahaan harus
mengetahui seberapa tingkat kekuatan atau tingkat keunggulannya dari competitor-
kompetitor lain sehingga perusahaan memiliki tolok ukur dalam mengimplementasikan
strategi yang tepat dalam mencapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang dari
perusahaan. Salah satu analisis yang masih eksis hingga saat ini adalah SWOT Analisis.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis guna


merumuskan strategi perusahaan,dimana analisis SWOT ini didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan dan ancaman. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana
strategi harus menganalisa faktor faktor strategis perusahaan dalam kondisi saat ini.

Kegunaan analisis SWOT tidak terbatas pada organisasi yang mencari laba. Analisis
SWOT dapat digunakan dalam setiap situasi pengambilan keputusan ketika keadaan akhir
yang diinginkan telah ditetapkan. Contohnya antara lain: organisasi nirlaba,unit pemerintah,
dan individu. Analisis SWOT juga dapat digunakan dalam perencanaan pra krisis dan
pencegahan krisis manajemen

30
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia (2015). Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan. (IAI)


https://saraangelinaa.blogspot.com/2016/10/strategi-pemasaran-indomie-dalam.html (diakses
pada 5 maret 2021)

https://tryakhuntry.blogspot.com/2016/06/manajemen-strategi-pada-pt-indofood.html
(diakses pada 5 maret 2021)

https://www.webillian.com/2019/12/analisis-peluang-pasar.html (diakses pada 5 maret 2021)


http://rizky1088.blogspot.com/2013/11/evaluasi-sumber-daya-kemampuan-dan-daya.html
(diakses pada 5 maret 2021)

31

Anda mungkin juga menyukai