Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MATA KULIAH MANAJEMEN PEMASARAN

“ANALISA PERUSAHAAN KIMIA FARMA”

DOSEN : Dr. Nur Afifah , SE,M.Si

OLEH :

RIKA KURNIA SARI, S.KEP

NIM : B2041211023

PROGRAM STUDI MEGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2021/2022
I .LATAR BELAKANG
Tidak dapat dipungkiri, pandemic membawa beberapa perubahan dalam kegiatan
ekonomi di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia, pandemi membawa banyak kerugian
terhadap Indonesia. Mengutip situs DPR, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat
Paripurna DPR RI pada 20 Mei 2021 menjelaskan, perekonomian Indonesia kehilangan
kesempatan menciptakan nilai tambah atau mengalami “kerugian” kurang lebih sebesar Rp 1.356
triliun akibat pandemi COVID-19. Dan untuk menanggapi persoalan tersebut semua orang di
tuntut untuk bisa beradaptasi terhadap penyesuaian terhadap masalah yang tengah di hadapi
bahkan pelaku ekonomi baik yang mikro ataupun yang makro pun mendapat dampaknya.
Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa sebuah usaha yang dijalankan pastilah
bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan para pemiliknya. Di samping itu ada beberapa
tujuan lain di luar tujuan utama tadi, yaitu tujuan non ekonomis, misalnya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan lingkungan sekitar, karyawan, kosumen, serta pihak-pihak yang
berhubungan dengan kegiatan usaha tersebut.

Di tengah ketatnya persaingan saat atau pasca pandemic dewasa ini, kita dapat melihat
apakah suatu perusahaan cukup mampu bertahan bahkan menang atas pesaing-pesaingnya atau
tidak. Untuk itu, terlebih dahulu kita perlu melakukan penilaian kinerja dalam lingkup
perusahaan itu sendiri yaitu dengan cara membandingkan kinerja perusahaan dari periode ke
periode. Perbandingan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran apakah terjadi peningkatan
atau justru penurunan. Kinerja sebuah perusahaan dapat dinilai dari berbagai aspek. Melalui data
laporan yang diterbitkan oleh perusahaan dari periode ke periode, kita dapat mengetahui,
membandingkan dan menganalisis lebih lanjut untuk menginterpretasikan kondisi internal
perusaahaan, startegi pemasaran serta kinerja keuangan perusahaan.

Salah satu contoh yang sangat menarik untuk diamati yaitu maraknya persaingan di
industri farmasi. Hal ini ditandai dengan berbagai fakta yaitu di antaranya program Pemerintah
RI yang mulai mencanangkan obat generik dengan harga yang murah agar bisa terjangkau oleh
masyarakat menengah ke bawah sebagai bentuk pelayanan di bidang kesehatan (dikutip dari
Jurnal On Line, 20 Agustus 2002) yang tentunya membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan
farmasi terkemuka di Indonesia, sebut saja Kimia Farma, Kalbe Farma, Sanbe Farma, dan Indo
Farma untuk berpartisipasi dalam pengadaan obat bermerek dengan harga murah. Fakta lainnya
yang dapat kita amati dewasa ini adalah bahwa perusahaan-perusahaan farmasi nasional maupun
multinasional (seperti Pharos, Merck, Boringer Ingerham, dan lain-lain) kini berani melakukan
lebih banyak penelitian dan pengembangan untuk inovasi produk-produk baru serta mereka
mulai menambah anggaran (budget) biaya iklan dan promosi besar-besaran di berbagai media
cetak maupun elektronik. Di tengah kondisi industri farmasi yang subur ditinjau dari aspek bisnis
dan ekonomi, ironisnya meningkatnya permintaan dan konsumsi masyarakat terhadap obat-
obatan serta produk-produk yang berkaitan dengan medis, secara tidak langsung turut
dipengaruhi oleh meningkatnya berbagai masalah di bidang kesehatan, berdasarkan latar
bekanag tersebut penulis tertarik membahas mengenai satu di antara perusahaan farmasi yaitu
kimia farma.
II. Kajian Teori

1. Profil Kimia Farma


a. Sejarah singkat

Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh
Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV
Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks
perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik
Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara
Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan
hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT
Kimia Farma (Persero). Mencatatkan saham perdana untuk publik (IPO) pada tanggal 4 Juli 2001
dengan kode emiten KAEF dan komposisi saham 90,025% milik pemerintah dan 9,975% milik
publik. Melalui proses inbreng yang dilaksanakan Pemerintah Republik Indonesia pada 28
Februari 2020, kepemilikan saham 4.999.999.999 saham seri B dialihkan kepada PT Biofarma.

Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh
Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV
Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks
perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik
Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara
Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan
hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT
Kimia Farma (Persero).

Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah statusnya menjadi
perusahaan publik, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam penulisan berikutnya disebut
Perseroan. Bersamaan dengan perubahan tersebut, Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek
Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama Bursa
Efek Indonesia). Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan telah berkembang
menjadi perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia. Perseroan kian
diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan pembangunan bangsa, khususnya
pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia. 

Berdasarkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan Surat Keputusannya Nomor AHU-0017895.AH.01.02 Tahun 2020 tanggal 28 Februari
2020 dan Surat Nomor AHU-AH.01.03-0115053 tanggal 28 Februari serta tertuang dalam Akta
isalah RUPSLB Nomor 18 tanggal 18 September 2019, terjadi perubahan nama perusahaan yang
semula PT Kimia Farma (Persero) Tbk menjadi PT Kimia Farma Tbk, efektif per tanggal 28
Februari 2020.

b. Profil Manajemen
c. Visi Misi Perusahaan

VISI

Menjadi perusahaan Healthcare pilihan utama yang terintegrasi dan menghasilkan nilai yang
berkesinambungan.

MISI

1. Melakukan aktivitas usaha di bidang-bidang industri kimia dan farmasi, perdagangan dan
jaringan distribusi, ritel farmasi dan layanan kesehatan serta optimalisasi aset.
2. Mengelola perusahaan secara Good Corporate Governance dan operational excellence
didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) profesional.
3. Memberikan nilai tambah dan manfaat bagi seluruh stakeholder.
BUDAYA PERUSAHAAN (CORE VALUES)

Berdasarkan Surat Edaran KBUMN No. SE-7/MBU/07/2020 tanggal 1 Juli 2020 tentang
Nilai- Nilai Utama (Core Values) Sumber Daya Manusia Badan Usaha Milik Negara, maka
Perseroan menetapkan AKHLAK sebagai budaya kerja (core values) Kimia Farma Grup
menggantikan ICARE. Adapun akronim dari core values AKHLAK yaitu Amanah, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif yang dijadikan sebagai identitas dan perekat budaya
kerja yang mendukung peningkatan kinerja secara berkelanjutan di setiap BUMN. Untuk
mempercepat pemahaman tentang nilai-nilai AKHLAK, manajemen melakukan implementasi
terhadap seluruh Insan Kimia Farma dengan berbagai media offline maupun online.

d. Distribusi Perdagangan

Kegiatan distribusi dilaksanakan oleh PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD), anak
perusahaan yang bertugas untuk mendistribusikan produk-produk farmasi yang diproduksi PT
Kimia Farma (Persero) Tbk ke channel-channel yang tersebar ke seluruh nusantara.

Dalam rangka memperluas pangsa di pasar farmasi nasional dan internasional, Perseroan
senantiasa memastikan bahwa seluruh cabang memperoleh sertifikat dan memahami dengan baik
Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), serta berupaya mengurangi terjadinya sales opportunity
loss yang saat ini masih berada di kisaran 26%.

Jalur distribusi Kimia Farma diawali dari Pabrik Kimia Farma yang kemudian disalurkan
kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF). Selanjutnya, PBF akan menyalurkan atau
mendistribusikan obat tersebut kepada Apotek, Instalasi Farmasi Dumah Sakit, Balai Pengobatan
dan Toko Obat Khusus untuk sediaan farmasi berupa narkotika dan psikotropika memiliki jalur
distribusi khusus. Untuk narkotika hanya bisa disalurkan dari Industri Farmasi kepada Pedagang
Besar Farmasi tertentu, Apotek, sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah tertentu, dan
Rumah Sakit. Kemudian dilanjutkan dari PBF disalurkan kepada PBF tertentu lainnya, apotek,
dan lembaga ilmu pengetahuan.
Sebagai upaya untuk melaksanakan aktivitas distribusi sebaik-baiknya serta dalam
menunjang program JKN, KFTD telah memperluas jaringan distribusinya menjadi sebagai
berikut :

1. 48 Pedagang Besar Farmasi (PBF)

2. 1 Gudang Logisti

III. PENALARAN LUAR PERUSAHAAN

A. Analisi perusahaan laba rugi perusahaan kimia farma

Menurut hasil penelitian (Moh Ali Tsabit, 2014) menjelaskan bahwa hasil analisis
menunjukkan bahwa kondisi keuangan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk selama tiga tahun
terakhir dari 2011 sampai 2013 baik. Dari rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas
setiap tahunnya mengalami peningkatan, hal ini ditunjukan dari penjualan dan laba yang
didapatkan perusahaan selalu meningkat, semua kewajiban yang harus ditanggung
perusahaan bisa dipenuhi, baik kewajiban lancar maupun tidak lancar, hanya rasio aktivitas
yang selalu mengalami penurunan, hal ini terjadi karena kurang efektinya perusahaan dalam
mengelola aktiva dan piutang perusahaan. Menurut ahmed dan shakawat dalam penelitian
(Sumartini & Widhiyani, 2014), laporan keangan sebagai media informasi dalam perusahaan
untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja terhadap. Laporan keuangan dapat menjadi
sebuah media untuk mengambil sebuah keputusan oleh manajemen dalam upaya
mengembangkan kinerja peusahaan. Dalam menyusun laporan keuangan, dikarenakan
adanya transaksi perusahaan terhadap perusahaan lain atau konsumen yang dikumpulkan dan
disusun untuk menjadi sebuah laporan keuangan.

Berdasarkan hasil analisis perhitungan yang dilakukan oleh Selviana (2020) Perhitungan
Laba Rugi PT. Kimia Farma Tbk. Tahun 2015 , total pendapatan yang diperoleh PT Kimia
Farma Tbk. Pada tahun 2015 total pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 4.941.772.738
hingga pendapatan tersebut mengalami kenaikan yang signifikan pada tahun 2019 sebesar
Rp. 14.982.699.461. Kemudian PT Kimia Farma Tbk persentase perhitungan beban-beban
selama lima tahun terakhir mengalami kenaikan disetiap tahunnya, pada tahun 2015 beban
yang diperoleh PT Kimia Farma sebesar Rp. 4.741.252.383, hingga pada tahun 2019
mengalami peningkatan sebesar Rp. 10.207.806.675. Maka dari hasil perhitungan diatas PT
Kimia Farma memperoleh peningkatan laba disetiap tahunnya hingga pada tahun 2015
sebesar Rp.200.520.354, perolehan laba tersebut terus mengalami peningkatan pada tahun
2019 sebesar Rp. 4.774.892.786.

B. Analisa pelayanan kimia farma

Berdasarkan analisis yang telah riski restu (2015) paparkan terhadap strategi dan juga
kualitas pelayanan pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Cabang Tanjungpinang. Maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :

1.Kesimpulan dari Strategi meningkatkan kualitas pelayanan PT. Kimia Farma (Persero)
Tbk Cabang Tanjungpinang adalah dengan meningkatkan kualitas kinerja pegawai,
memperbaiki fasilitas dan juga sarana yang menunjang dalam memberikan pelayanan.
Berikut ini adalah uraian dari dimensi strategi :

a.Strategi Meningkatkan Kualitas Pelayanan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Cabang
Tanjungpinang dilakukan dengan menitik beratkan kepada kemampuan SDM dalam
menjalankan visi dan misi serta tugas yang diberikan dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Sikap serta prilaku pegawai sangat mempengaruhi kualitas
Pelayanan yang diberikan. Sehingga sering dilakukan Pelatihan ataupun seminar yang
hampir dilakukan setiap bulan oleh perusahan, Selain dari segi kemampuan pegawai,

b.Fasilitas dan peralatan. Perbaikan fasilitas dan peralatan PT. Kimia Farma (Persero)
Tbk Cabang Tanjungpinang ialah perbaikan dan merevonasi tampilan gedung supaya terlihat
lebih menarik, kebersihan gedung yang selalu dijaga, memperbaiki performance swalayan
apotik. Kemudian dalam segi Peralatan, adanya penambahan komputer pada unit kasir, mesin
ATM non tunai yang mempermudahkan masyarakat jika ingin bertransaksi. secara Non
Tunai, papan informasi atau petunjuk pengambilan obat dan juga jenis-jenis obat pada
swalayan farmasi.

c.Penyimpulan strategi didalam penelitian ini dilihat dari keseluruhan kegiatan yang
dilakukan oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Cabang Tanjungpinang, Dalam kegiatan
analisis diketahui adanya rapat rutin internal yang dilakukan setiap hari pada waktu pagi
yang disebut morning call, Adanya dilakukan evaluasi kinerja pegawai perusahaan oleh
pimpinan Perusahaan yang dilakukan dengan mengevaluasi kesepakatan yang dikesepakati
dahulu dengan kinerja saat ini, dalam kegiatan keputusan terdapat pembagian tugas masing-
masing pegawai oleh pimpinan terhadap bawahan tetapi belum adanya struktur organisasi
yang jelas. Sedangkan dalam kegiatan aksi adanaya dilakukan perbaikan fasilitas yang
dilakukan dengan merenovasi seluruh gedung serta adanya penambahan alat komputer serta
mesin Non Tunai (ATM),

2.Kesimpulan dari Kualitas Pelayanan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Cabang
Tanjungpinang menunjukan bahwa Kualitas Pelayanan yang diberikan oleh PT. Kimia Farma
(Persero) Tbk Cabang Tanjungpinang dinilai baik oleh responden. Berikut ini adalah uraian
dari dimensi kualitas pelayanan :

a. Dimensi berwujud (Tangible), rata – rata penilaian yang diberikan oleh masyarakat
adalah baik, Walaupun masih terdapat penilaian buruk pada dimensi tangible (berwujud).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perlu adanya peningkatan strategi dalam dimensi tangibel
terutama dalam perbaikan kemudahan akses pelayanan.

b.Dimensi kehandalan (Reliability), Rata – rata penilaian yang diberikan oleh masyarakat
adalah baik, walaupun terdapat penilaian buruk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perlu
adanya perbaikan dalam standar pelayanan yang jelas (cepat dan tepat

c.Dimensi ketanggapan (Responsiveness), Rata – rata penilaian yang diberikan oleh


masyarakat adalah baik, walaupun masih terdapat penilaian buruk terhadap dimensi
Responsiveness. Sehingga dapat disimpulkan perlu adanya perbaikan atau strategi dalam
memberikan pelayanan dengan cepat.

d.Dimensi jaminan (Assurance), Rata – rata penilaian yang diberikan oleh masyarakat
adalah baik, sedangkan masih ada yang memberikan penilaian buruk terhadap dimensi
Assurance (jaminan). Sehingga dapat disimpulkan bahwa perlu adanya perbaikan atau
strategi dalam memberikan jaminan tepat waktu dalam pelayanan, jaminan biaya dalam
pelayanan serta jaminan terhadap obat lengkap.
e.Dimensi empati (Empathy), Rata – rata penilaian yang diberikan oleh masyarakat
adalah baik. Dapat disimpulkan bahwa pada dimensi Empathy dapat dikatakan berhasil
dengan tidak adanya yang memberikan penilaian buruk terhadap dimensi ini. Sehingga pada
dimensi Empathy, kepedulian dan perhatian terhadap kebutuhan dan masalah – masalah atau
keluhan masyarakat dinilai baik oleh masyarakat sebagai mana sesuai dengan budaya
perusahaan yaitu ICARE (Innovate, costumer first, accoutability, responsibility,eco friendly.

C. Strategi pemasaran kimia farma

Menurut (Philip Kotler, 2000) Strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Untuk mencapai target pemasaran yang
diinginkan PT Kimia Farma terus meningkatkan kualitas produk dan pelayanan Adapun
strategi pemasaran PT Kimia Farma dengan marketing mix 7P (product, price, place,
promotion, process, people, physical evidence) :

1. Produk : Kimia farma memiliki 16 produk obat yang terjual, dari 16 produk memiliki 4
produk yang paling unggul yaitu batugin eliksir, betason n cream, enkasari larutan dan
dopamine guilini

2. Harga : Dalam penentuan harga produk yang ditawarkan oleh PT Kimia Farma semua
telah diatur oleh pemerintah melalui Harga Eceran Tertinggi (HET)

3. Tempat : Tempat atau distribusi agen yang bekerja sama dengan PT Kimia Farma
tersebar luas diseluruh indonesia. Seperti PT MERAPI yang beralamatkan Jl. Cilosari No.25
Cikini Jakarta 10330 dan PT BIO FARMA yang beralamatkan Jl. Pasteur No. 28 Bandung
40161

4. Promosi : Menggunakan media televisi, media cetak seperti koran dan majalah, dengan
media sosial menginformasikan melalui facebook , twitter serta sistem pemasaran langsung
dengan cara membagikan brosur kepada konsumen.

5. Proses : Pelayanan yang diberikan PT Kimia Farma yaitu pelayanan obat yang
meliputi, pelayanan obat bebas, Pelayanan Obat Tanpa Resep Dokter (UPDS), Pelayanan
Obat Resep Dokter dengan Pembayaran Tunai, Pembayaran Obat Resep Dokter Dengan
Pembayaran Kredit

6. People : Kimia Farma menerapkan system berbasis kelayakan dan kemampuan dalam
menempatkan jabatan karyawan agar perusahaan dapat memastikan integritas dan komitmen
yang tinggi dari karyawan .

7. Bukti fisik : PT Kimia Farma Unit Bisnis Bekasi. Mempunyai lokasi yang terletak
dipinggir jalan dan mempunyai lokasi yang strategis yang beralamatkan Jl. Siliwangi No. 45
- 45 A Bekasi Barat. PT Kimia Farma mempunyai 3 lantai yang terdiri dari lantai yaitu
apotik kimia farma, lantai 2 ruangan bagian kantor staff marketing dimana saya menjalani
magang dan lantai 3 bagian gudang obat.

Daftar Pustaka

Yusmalina, Handayani, F. H. (2020). Analisis Pengaruh Pendapatan Dan Beban Terhadap


Penyajian Laporan Laba Rugi Di J&T Express Karimun . Jurnal Cafetaria, 1(1), 22–
32.

Azlina, N. (2010). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Manajemen Laba. Pekbis
Jurnal, Vol 2 no 3(2003), 1–9. Harahap, S. S. (2011).

Analisis Atas Pengakuan Pendapatan Pada Perusahaan Jasa Konstruksi Kaitannya Terhadap
Laporan Laba Rugi Perusahaan (Studi Kasus pada PT Intan Raya Yasoda). Jurnal
Universitas Dian Nswantoro, 34, 1–11.

Harga, A., Penjualan, P., Laba, P., & Farma, A. K. (2016). Sululing da Asharudin: Analisis
Harga Pokok Penjualan Pada Laba di Apotik Kimia Farma. XXI(66), 23–42.
Kodong, T. I., Sabijono, H., Kalalo, M. Y. B., Pengakuan, A., Dan, P., Dalam, B., &
Laporan, P. (2019). LABA RUGI PADA PT SEDERHANA KARYA JAYA
ANALYSIS OF REVENUE AND EXPENSE RECOGNITION IN THE
PRESENTATION OF THE INCOME STATEMENT AT PT . SEDERHANA
KARYA JAYA. 7(34), 4397–4406.

Kodrat Setiawan. (2003). Kasus Kimia Farma Merupakan Tindak Pidana. Www.Tempo.Co.
Moh Ali Tsabit. (2014). Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Penilaian Kinerja
Keuangan Perusahaan Pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk”. Disability and
Rehabilitation, 20(1), 87–108. https://doi.org/10.1080/14768320500230185

Sumartini, N., & Widhiyani, N. (2014). Pengaruh Opini Audit, Solvabilitas, Ukuran KAP
Dan Laba Rugi pada Audit Report Lag. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
9.1, 392–409.

Anda mungkin juga menyukai