dihasilkan
haruslah
berkualiatas
dan
bermutu,
sehingga
mampu
I (Inovative)
Memiliki budaya berfikir out of the box dan membangun produk unggulan.
2.
C (Customer First)
Mengutamakan pelanggan sebagai rekan kerja/mitra.
3.
A (Accountable)
Bertanggung jawab atas amanah yang dipercayakan oleh perusahaan dengan
memegang teguh profesionalisme, integritas dan kerjasama.
4.
R (Responsible)
Memiliki tanggung jawab pribadi untuk bekerja tepat waktu, tepat sasaran dan
dapat diandalkan.
5.
E (Eco Friendly)
Menciptakan dan menyediakan produk maupun jasa layanan yang ramah
lingkungan.
Apotek Kimia Farma Terusan Buah Batu berdiri pada bulan Desember tahun
2013. Apotek kimia farma Terusan Buah Batu merupakan salah satu apotek
pelayanan PT. Kimia Farma yang berada di wilayah unit Bisnis Manager
Bandung, Jawa Barat. Lokasi apotek Kimia Farma Terusan Buah Batu terletak di
Jl. Terusan Buah Batu nomor 219 Bandung, merupakan tempat yang cukup
strategis karena merupakan jalur yang ramai dilalui oleh kendaraan bermotor,
mobil, dan beberapa jalur angkutan kota. Pada halaman depan apotek terdapat
papan petunjuk apotek Kimia Farma yang terlihat jelas serta tempat parkir.
2. Tata Ruang Apotek
Tata ruang yang hampir sama dengan apotek Kimia Farma lain memiliki
tata ruang yang baik, tempat parkir yang cukup luas terletak di halaman depan
apotek. Pengaturan tata ruang di Apotek Kimia Farma Terusan Buah Batu sebagai
apotek pelayanan ditujukan untuk kelancaran kegiatan di apotek dan kenyamanan
pasien. Ruang operasional apotek terdiri dari ruang tunggu, area swalayan
farmasi, area penerimaan resep, kasir, area penyerahan obat, area penyimpanan
obat, gudang, dan area peracikan.
Ruang tunggu apotek merupakan ruang tempat pasien menunggu obat
yang sedang disiapkan/diracik, berupa deretan kursi yang tertata rapi dan
dilengkapi bahan bacaan (buku, koran, majalah kesehatan, leaflet, dan lain-lain)
agar menambah rasa nyaman dalam menunggu obat untuk diserahkan kepada
pasien.
Area swalayan farmasi terletak di depan pintu masuk apotek guna
memudahkan
pasien
dalam
memilih
kebutuhannya.
Swalayan
farmasi
menyediakan berbagai kebutuhan kesehatan yang terdiri atas obat bebas yang
dapat dibeli tanpa resep dokter, alat kesehatan, alat laboratorium, alat kedokteran,
obat tradisional, kosmetik perawatan tubuh sehari-hari dan makanan serta
minuman ringan.
Area apotek terbagi menjadi tiga bagian yaitu area pelayanan resep yang
digunakan untuk penerimaan resep dan kasir yang dilengkapi dengan dua buah
mesin pencatat penjualan yang dihubungkan dengan komputer, printer, kalkulator,
dan mesin kartu kredit. Area customer care dan penyerahan obat merupakan
ruangan kerja Apoteker Pelayanan Informasi Obat (PIO) dalam memberikan
layanan informasi obat, konseling, dan edukasi kepada pasien atau keluarga
pasien.
Penyimpanan obat dilakukan di dalam kotak-kotak obat yang diberi label
penanda nama obat dengan nama generiknya, bentuk sediaan, dan potensi obat.
Adapun tata letak obat di area penyimpanan obat dilakukan berdasarkan:
a. Obat-obat fast moving dan selain fast moving.
b. Farmakologi obat, meliputi obat-obat sistem jantung dan pembuluh darah,
golongan sistem saraf pusat, golongan anti infeksi/antibiotik, golongan otot,
persendian dan asam urat, golongan sistem pernafasan, golongan vitamin,
mineral dan nutrisi, golongan anti alergi, golongan sistem pencernaan,
golongan diabetes, , golongan kontrasepsi dan golongan hormon.
c. Sediaan farmasi, meliputi sediaan oral padat (tablet, kapsul, kaplet), sediaan
oral cair (sirup, suspensi, emulsi), sediaan semi padat (gel, krim, pasta),
sediaan obat mata, sediaan tetes hidung dan telinga, sediaan injeksi, sediaan
suppositoria dan ovula.
d. Sediaan termolabil yang membutuhkan penyimpanan dengan suhu tertentu
(umumnya di lemari pendingin).
e. Obat narkotika dan psikotropika tersimpan dalam lemari khusus dan terpisah.
Lemari narkotika terdiri dari dua pintu dengan anak kunci yang berbeda dan
memiliki dua fungsi yaitu, untuk menyimpan narkotika dengan bahan baku
morfin, petidin, dan garam-garamnya, dan untuk menyimpan narkotika lainnya
yang dipakai sehari-hari.
Area peracikan merupakan ruangan penyiapan obat jadi dan peracikan
obat menjadi sediaan tertentu sesuai yang diresepkan dokter, seperti puyer, kapsul,
salep, krim, cairan, dan lain-lain. Ruang peracikan dilengkapi dengan meja
peracikan yang terdapat alat-alat (neraca, mortir, stamper, tablet crusher, gelas
ukur, kertas perkamen,) dan bahan-bahan (bahan obat, aquades, alkohol, dan lainlain) untuk meracik sediaan obat. Pada area peracikan juga terdapat tempat cuci
untuk mencuci peralatan yang digunakan saat peracikan. Di dekat area peracikan
juga terdapat tempat untuk pemberian administrasi pada obat yang akan
diserahkan, seperti etiket, kantung obat, copy resep, kwitansi dan lain-lain. Selain
itu juga dilengkapi dengan pustaka formularium, buku ISO, MIMS, Daftar Obat
Wajib Apotek, BNF dan referensi lain.
3. Fasilitas Fisik
a. Alat pembuatan, pengolahan dan peracikan obat seperti mortir dan stemper,
beker gelas, gelas ukur, alat timbangan, tempat pencucian (wastafel).
b. Perlengkapan dan alat perbekalan farmasi seperti : botol, lemari atau rak
penyimpanan obat, dan lemari pendingin.
c. Wadah pengemas atau pembungkus antara lain : etiket, label khusus
(obat
antibiotik, obat kumur, obat yang diminum sebelum makan), wadah pengemas
dan pembungkus dengan jenis ukuran yang sesuai dengan kebutuhan.
d. Alat administrasi seperti : blanko pesanan obat, kartu stok obat, salinan resep,
kwitansi, blanko faktur dan nota penjualan, buku pembelian, buku penjualan,
buku pengeluaran dan pemasukan apotek, komputer, rak atau laci penyimpanan
dokumen.
e. Buku standar yang ada seperti : ISO, MIMS, FI, Buku perundang-undangan
apotek.
4. Struktur Organisasi dan Personalia
Apotek Kimia Farma Terusan Buah Batu merupakan apotek pelayanan
yang dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang bertanggung
jawab langsung kepada Manajer Bisnis Bandung PT. Kimia Farma Apotek.
Jumlah tenaga kerja di Apotek Kimia Farma Terusan Buah Batu terdiri
dari 1 orang apoteker penanggung jawab, 1 orang apoteker pendamping, 2 orang
asisten apoteker, 1 orang petugas pelaksana. Berikut Struktur organisasi Apotek
Kimia Farma Terusan Buah Batu.
10
(MAP)
yang
memiliki
kemampuan
untuk
merencanakan,
dosis
dan
memberi
etiket,
menimbang
obat/bahan
obat,
11
jam pembagian jam kerja yang terdiri dari dua shift yaitu shift pagi (jam 07.00
15.00), dan shift siang (15.00 22.00)
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Apotek Kimia Farma Terusan Buah
Batu Bandung antara lain pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan lainnya
(meliputi penyediaan dan pemesanan perbekalan farmasi, penerimaan dan
penyimpanan barang, penjualan, pencatatan dokumen dan pelaporan), pelayanan
obat berdasarkan resep dokter, baik resep tunai maupun resep kredit dari instansi
yang telah mempunyai Ikatan Kerja Sama (IKS); pelayanan Upaya Pengobatan
Diri Sendiri (UPDS), pelayanan konsultasi, informasi dan edukasi obat serta
pelayanan swalayan farmasi.
6. Manajemen Persediaan Obat
Pengelolaan perbekalan farmasi meliputi pengadaan, penerimaan dan
penyimpanan. Tujuan pengelolaan perbekalan adalah untuk menjaga dan
menjamin ketersediaan barang di apotek, sehingga tidak terjadi kekosongan
barang.
a. Perencanaan Perbekalan Farmasi
Perencanaan merupakan kegiatan untuk menentukan sediaan farmasi dan
alat kesehatan yang sesuai dengan jumlah, jenis dan waktu yang tepat.
Perencanaan secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pola penyakit
di masyarakat, daya beli konsumen, promosi atau iklan, Ikatan Kerja Sama (IKS)
instansi dengan principal dan pesanan khusus.
Apotek Kimia Farma Terusan Buah Batu melakukan perencanaan barang
berdasarkan buku defekta dan analisis pareto. Buku defekta adalah buku yang
berisi nama obat-obat yang stoknya telah mencapai jumlah minimal atau sama
sekali telah kosong. Buku defekta menjadi salah satu acuan bagi petugas di bagian
pemesanan saat akan melakukan pemesanan barang. Buku defekta dapat diisi
kapan saja, misalnya pada saat melakukan pelayanan resep dan ternyata obat
yang tertulis pada resep telah habis stoknya, maka dapat langsung dituliskan
pada buku defekta.
12
13
14
6.
7.
8.
hutang dagang.
9.
Setelah jatuh tempo dan mendapatkan persetujuan dari unit Business
Manager Bandung, maka dilakukan pembayaran hutang dagang kepada pihak
distributor atau PBF.
Khusus untuk pengadaan narkotika dan psikotropika, surat pesanan (SP)
harus dibuat langsung oleh apotek yang bersangkutan (tidak melalui BM).
Pemesanan obat golongan narkotika, digunakan SP khusus model N.9 4 rangkap
yang harus ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) dengan
mencantumkan nama, nomor Surat Izin Apotek (SIA) dan stempel apotek. Untuk
satu SP hanya berlaku untuk satu jenis obat narkotika saja. Selain itu,
pembeliannya hanya boleh ke distributor atau PBF tunggal yang ditunjuk
pemerintah yaitu PBF Kimia Farma. Untuk pembelian obat golongan psikotropika
dilakukan dengan cara yang sama, tetapi menggunakan SP khusus dan untuk SP
boleh berisi beberapa jenis psikotropika dan pemesanannya dapat dilakukan ke
PBF yang menyediakan obat tersebut. Untuk pemesanan prekursor menggunakan
SP Prekursor yang ditandatangani oleh apoteker yang mempunyai izin praktek.
a) Konsinyasi
Konsinyasi merupakan bentuk kerjasama antara Apotek Kimia Farma
Terusan Buah Batu Bandung dengan distributor. Distributor dapat
menitipkan produknya di apotek untuk dijual. Pihak distributor akan
melakukan pemeriksaan setiap bulan untuk mengetahui jumlah produk yang
telah terjual. Setelah itu Apotek Kimia Farma memberikan nota bon sesuai
dengan produk yang telah terjual. Pembayaran produk tersebut dilakukan
oleh Business Manager Bandung. Barang-barang yang dititipkan berupa
berupa suplemen dan alat kesehatan.
b) Dropping antar apotek
Dropping adalah salah satu cara pengadaan barang antara sesama Apotek
Kimia Farma. Sistem ini adalah salah satu peningkatan kualitas pelayanan
apotek yang dilakukan untuk menghindari penolakan resep, jika barang yang
diminta oleh pasien tidak ada dalam persediaan. Apotek Kimia Farma
Terusan Buah Batu dapat memesan barang tersebut dari Apotek Kimia
Farma lain yang terdekat.
c) Pembelian mendesak
Pengadaan mendesak adalah pengadaan yang dilakukan ketika dropping
tidak bisa dilakukan, karena obat tidak tersedia di seluruh apotek Kimia
Farma. Sehingga pengadaan barang dipesan di apotek swasta lain dengan
cara membeli. Bon pembelian kemudian di entry ke komputer dan
dilaporkan ke BM.
d) Pengadaan cito
Pengadaan cito adalah pengadaan yang dilakukan segera. Pemesanan
dilakukan melalui BM dan segera BM mengirim SP ke PBF biasanya
disertai dengan adanya perjanjian antara PBF, apotek dan pasien sehingga
ada atau tidaknya obat dapat diketahui dan dapat ditunggu.
e) Pembelian Langsung
Pembelian langsung dilakukan untuk pemesanan obat-obat narkotika dan
psikotropika. Pemesanan obat-obat narkotika dan psikotropika harus disertai
surat
pesanan
(SP)
dari
masing-masing
apotek
pelayanan
yang
16
Tanggal penerimaan
Nama distributor atau PBF
Nama obat, bentuk sediaan dan jumlah obat
Kesesuaian antara jenis dan jumlah barang yang disesuaikan dengan BPBA dan
faktur. Apabila barang yang diterima telah sesuai dengan faktur maka, petugas
akan membubuhkan stempel disertai paraf dan nomor urut penerimaan pada
faktur. Tetapi jika barang yang diterima tidak sesuai dengan pesanan atau
terdapat kerusakan fisik dan lain-lain, maka bagian pembelian akan membuat
nota pengembalian barang dan mengembalikan barang tersebut ke distributor
17
dan 1 lembar sebagai arsip), dua lembar lainnya diambil oleh Apotek Kimia
Farma (1 lembar salinan dikirimkan ke Business Manager untuk di-entry jumlah
dan nilai rupiahnya sebagai bukti pembelian dan satu lembar lainnya disimpan
sebagai arsip apotek). Barang tersebut didata di dalam kartu stok dan disimpan
pada wadah yang sesuai dengan namanya. Faktur asli diberikan, apabila
pembayaran barang telah lunas.
Jika barang tidak sesuai dengan SP atau terdapat kerusakan fisik maka
bagian pembelian akan membuat nota pembelian barang/retur dan mengembalikan
barang tersebut ke PBF yang bersangkutan untuk ditukar dengan barang yang
sesuai. Barang yang sudah dicek dimasukkan ke dalam kartu stok baik di buku
maupun komputer dan disimpan sesuai dengan tempat penyimpanannya.
d. Penyimpanan Perbekalan Farmasi
Perbekalan farmasi yang diterima disimpan pada tempatnya masingmasing, dicatat tanggal, nomor penerimaan, jumlah, dan paraf petugas pada kartu
stok. Setiap obat memiliki kartu stok yang berguna untuk mencatat setiap
pemasukan dan pengeluaran obat sehingga mempermudah pengawasan terhadap
persediaan obat. Jika jumlah barang yang diterima tidak seluruhnya dapat
disimpan dalam rak penyimpanan, maka sisa obat tersebut disimpan dalam lemari
penyimpanan. Apotek Kimia Farma Terusan Buah Batu Bandung memiliki
gudang tempat menyimpan perbekalan farmasi namun tidak dapat menyimpan
barang dalam jumlah besar, selain itu memiliki lemari penyimpanan obat
sementara dalam jumlah secukupnya. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi
penumpukkan barang dalam jumlah besar karena dapat mengakibatkan kerusakan
barang atau terlewatinya waktu kadaluarsa obat, dan terhambatnya perputaran
obat. Penyimpanan obat dilakukan berdasarkan penggolongan berikut :
1) Penyimpanan obat di apotek kimia farma berdasarkan efek farmakologi,
bentuk sediaan dan alfabetis.
2) Penyimpanan berdasarkan bentuk sediaan, yaitu sediaan padat (tablet dan
kapsul), sediaan cair (sirup, suspensi, emulsi), sediaan semipadat (krim, salep,
gel), sediaan tetes/drop (tetes oral, tetes telinga, tetes hidung), preparat mata
18
(tetes mata dan salep mata), sediaan inhalasi, sediaan parenteral dan sediaan
rektal (suppositoria dan ovula).
3) Penyimpanan berdasarkan farmakologi obat, yaitu antihistamin, ISPA,
kardiovaskular, antikolesterol, antidiabetes, analgetik, antibiotik, pencernaan,
neurotropik, hormone, vitamin, saluran kemih
4) Penyimpanan berdasarkan perputaran obat, yaitu obat fast moving disimpan
di rak terpisah.
5) Penyimpanan berdasarkan golongan obat, yaitu obat generik, obat paten, obat
psikotropika dan obat narkotika disimpan dalam lemari terpisah dengan obatobat lain. Obat narkotika disimpan dalam lemari khusus. Obat generik
berlogo maupun obat produk PT. Kimia Farma disimpan pada lemari
tersendiri
6) Penyimpanan obat berdasarkan sifat fisika kimia obat, yaitu penyimpanan
pada suhu kamar (150-300C) dan dalam lemari pendingin (80-150C).
7) Sediaan steril seperti obat tetes mata, obat tetes telinga dan infuse disimpan
pada lemari terpisah dengan sediaan obat lainnya
8) Obat kategori fast moving disimpan dibagian depan dekat dengan kasir agar
mudah saat pengambilan
9) Obat bebas, obat bebas terbatas, suplemen makanan, kosmetik, alat
kesehatan, dan lain-lain disimpan diswalayan farmasi dan disesuaikan dengan
kegunaannya
e. Pengendalian Perbekalan Farmasi
1) Pencatatan Defekta
Defekta berisi keperluan barang yang habis atau hampir habis selama
pelayanan atau barang-barang yang stoknya dianggap kurang karena barang
tersebut diperkirakan akan cepat terjual (fast moving), sehingga harus segera
dipesan agar dapat tersedia secepatnya sebelum stok habis.
2) Pencatatan Kartu Stok Barang
Mencatat jumlah barang yang masuk dari pembelian barang dan jumlah
barang yang keluar dari hasil penjualan, serta jumlah barang yang masih tersedia
di apotek. Pencatatan ini untuk mempermudah pengawasan terhadap persediaan
obat dan kebutuhan masing-masing obat, serta mengawasi arus barang agar
penyalurannya mengikuti kaidah FIFO (first in first out) dan FEFO (first expire
first out) sehingga mengurangi resiko obat-obat kadaluarsa. Pada umumnya
19
pencatatan stok barang dilakukan dengan mengisi kartu stok yang tersedia pada
setiap rak obat, pada saat terjadi penambahan atau pengurangan jumlah obat serta
jumlah sisa obat yang tersedia. Namun dengan adanya sistem KIS dimana setiap
data penjualan dan penerimaan barang dimasukkan kembali setiap harinya ke
dalam komputer, maka secara otomatis mengurangi atau menambah stok masingmasing jenis barang, sehingga terdapat data base mengenai jumlah stok obat atau
perbekalan lainnya di apotek, yang dapat digunakan sebagai alat kontrol selain
kartu stok.
3) Uji Petik
Pengendalian yang dilakukan di Apotek Kimia Farma Terusan Buah Batu
yaitu dalam pengendalian terhadap Expire Date pada sediaan yang ada di apotek
yaitu dengan cara melakukan uji petik barang. Uji petik adalah cara melakukan
pengawasan sediaan oleh apoteker dan asisten apoteker dengan melakukan
pengecekan stok fisik dengan stok komputer obat/sediaan agar dimudahkan untuk
mendapatkan data di akhir untuk stok opname. Uji Petik Barang dilakukan dengan
maksud agar mempermudah pada saat di lakukannya Stok Opname.
4) Pencatatan Penerimaan Barang
Permintaan barang dicatat dalam surat pesanan atau BPBA (Bon
Pemintaan Barang Apotek) berupa kebutuhan barang apotek, yang kemudian
diajukan atau dikirimkan ke Unit Business Manager Bandung. Mencatat barang
yang diterima berdasarkan surat pesanan dan faktur pembelian barang sebagai
bukti penerimaan barang apotek. Pencatatan dilakukan setiap barang didatangkan
dari PBF ke apotek yang disertai faktur pembelian. Bukti penerimaan barang
apotek beserta faktur dilaporkan ke Unit BM Bandung setiap bulannya sebagai
bukti bahwa Apotek Kimia Farma Terusan Buah Batu telah menerima barang
sesuai surat pesanan atau BPBA yang telah diajukan.
5) Pencatatan Rekap Resep
Perekapan resep dilakukan setiap hari dimana resep dikumpulkan dan
dipisahkan berdasarkan tanggal dibuat atau dikeluarkannya resep. Resep asli
beserta struk harga obat disimpan sebagai arsip. Untuk resep yang mengandung
obat-obat golongan narkotika dan psikotropika direkap secara terpisah dan diberi
tanda yang akan digunakan untuk keperluan pembuatan laporan penggunaan
20
dilakukan secara rutin setiap 3 bulan sekali. Tujuan dilakukan stock opname
adalah :
a)
b)
c)
d)
22
yang resep aslinya ada di apotek. Resep yang diterima harus mencantumkan nama
dokter, alamat, nomor SIP (Surat Izin Praktek), serta nama dan alamat pasien
secara lengkap.
Apotek tidak melayani pembelian obat narkotika tanpa resep atau
pengulangan resep. Pada resep yang mengandung narkotika harus dicantumkan
tanggal, nama obat yang digaris bawah merah, jumlah obat, nama dan alamat
praktek dokter serta pasien. Resep-resep untuk obat narkotika dan psikotropika
dikumpulkan terpisah. Pelayanan resep narkotika harus dicatat di kartu stok yang
meliputi tanggal, no resep dan jumlah obat yang diambil. Jika kelengkapan resep
tidak sesuai maka resep narkotika tersebut langsung ditolak. Sedangkan jika
penulisan aturan pakai ataupun dosis tidak sesuai dengan kebiasaan maka tenaga
farmasis langsung melakukan ricek kepada dokter pembuat resep.
Obat-obat narkotika dan psikotropika yang telah dikeluarkan setiap harinya
dicatat dalam laporan harian narkotika dan psikotropika, untuk kemudian
dilaporkan dalam laporan penggunaan narkotika dan psikotropika setiap bulan.
Laporan narkotika dan psikotropika dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kota Bandung dengan tembusan Kepada Kepala Balai Besar POM Bandung dan
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
4). Pelayanan Purna Jual Apotek
a). Pelayanan informasi obat
Pelayanan informasi obat di Apotek Kimia Farma Terusan Buah Batu
umumnya mengenai aturan pakai dan cara penggunaan obat yang tertera dalam
resep pada saat penyerahan obat kepada pasien. Hal ini biasanya dilakukan oleh
asisten apoteker, sedangkan informasi yang diberikan oleh Apoteker Pengelola
Apotek meliputi informasi yang lebih mendalam dan terperinci, misalnya
mengenai dosis, efek samping, kontra indikasi, mekanisme kerja obat,
farmakologi, konsumsi obat yang rasional, upaya pencegahan penyakit dan
sebagainya. Pelayanan informasi obat yang diberikan merupakan jawaban atas
pertanyaan pasien tentang segala hal yang berkaitan dengan obat atau perbekalan
farmasi lainnya, terutama pasien yang melakukan pengobatan sendiri, misalnya
23
dengan memberikan alternatif pilihan obat yang sesuai dengan penyakit yang
dikeluhkan oleh pasien.
b). Pengantaran obat (delivery service)
Apotek kimia farma Terusan Buah Batu melakukan pelayanan obat dari
pagi sampai sore, dimana pasien dapat membeli obat melalui telepon dan memberi
tahu jumlah uang yang akan dibayar, kemudian di cetak struk dan obat dapat
diantarkan. Untuk pembayaran dilakukan pada saat kurir mengirim obat sekaligus
mengambil uang dan menyerahkan struk harga.
24
obat atau menebus resep, konsumen juga dapat memperoleh kebutuhan lain sesuai
dengan yang diperlukan.
i. Manajemen Administrasi
Kegiatan administrasi Apotek Kimia Farma Terusan Buah Batu meliputi
laporan setoran tunai dan kredit yang dibuat ke dalam form Laporan Ikhtisar
Penjualan Harian (LIPH) tunai dan kredit serta BSK (Bukti Setoran Kas), dimana
laporan ini dibuat setiap hari dan di setor ke Bussines Manager Bandung setiap
hari yang berlokasi di Jalan Cihampelas Bandung. Untuk setoran kredit, pihak
BM yang akan melakukan penagihan kepada perusahaan yang bersangkutan.
Laporan keuangan dilakukan oleh salah seorang tenaga teknis kefarmasian yang
memegang tugas ganda yaitu sebagai staff pelayanan dan staff keuangan.
Pengelolaan administrasi meliputi :
a). Administrasi umum dan personalia
Kegiatan administrasi umum dan personalia terdapat di Bisnis Manajer,
meliputi kegiatan pencatatan dan penyimpanan surat-surat yang masuk dan keluar,
penyimpanan berkas resep baik tunai maupun kredit, daftar hadir, cuti karyawan
dan lain-lain.
b). Administrasi keuangan
Administrasi keuangan meliputi :
1). Penerimaan uang
tanpa resep dokter atau dari penjualan secara tunai lainnya dan dari bagian
swalayan. Hasil penjualan disetorkan ke bagian administrasi keuangan untuk
dimasukkan ke bank yang ditunjuk, disertai dengan buku setoran kasir apotek.
Penyetoran uang dilakukan pada saat pergantian waktu kerja (dua kali sehari) dan
diperiksa kesesuaiannya dengan barang yang terjual melalui Laporan Ikhtisar
Penjualan Harian (LIPH), kemudian ditandatangani oleh Apoteker Pengelola
Apotek.
25
Penjualan secara kredit direkap dalam buku piutang, yang berisi nomor
faktur penjualan, nama debitur, dan jumlah piutang perhari yang selanjutnya
diserahkan ke Bisnis Manajer. Selanjutnya Bisnis Manajer akan menagih ke
instansi yang bersangkutan.
2). Penyimpanan uang
Uang tunai yang diterima yang berasal dari dana tunai dari bank, hasil
penjualan tunai, hasil tagihan piutang dagang, hasil penjualan barang inventaris
yang dalam jumlah tertentu disimpan dalam kas apotek. Penyimpanan uang ini
digunakan untuk keperluan operasional sehari-hari. Jika jumlah uang sudah
melebihi batas yang ditetapkan maka kelebihan uang tersebut disetor ke rekening
apotek di bank-bank tertentu.
2.2 Kegiatan PKPA
Kegiatan yang dilakukan Apotek Kimia Farma Terusan Buah Batu adalah
sebagai berikut :
2.2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi
1. Pengadaan Perbekalan Farmasi
Pengadaan perbekalan farmasi di Apotek Kimia Farma Terusan Buah Batu
dilakukan rutin setiap minggu. Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) melakukan
defekta, yaitu menuliskan barang apa saja yang persediaannya kosong, barang
yang telah mencapai stok minimal, dan barang yang dibutuhkan di buku defekta
untuk kemudian dibuat Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA). BPBA dibuat
maksimal pada hari Selasa setiap minggunya dan berisikan barang apa saja yang
dibutuhkan apotek beserta jumlahnya. Data panduan yang dijadikan acuan adalah
data Pareto, yaitu data yang berisikan barang apa saja yang mempunyai nilai jual
tertinggi atau yang paling banyak terjual dari periode penjualan sebelumnya. Dari
data Pareto dapat dilihat barang apa saja yang dijadikan prioritas pada waktu
pemesanan.
Pengelompokkan barang menggunakan analisis Pareto dikenal juga
sebagai "Klasifikasi ABC", dimana :
26
27
BPBA, sehingga apotek yang meminta menambah pembelian dan apotek yang
memberikan barang menambah penjualan. Dropping antar apotek dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan apotek dan juga untuk menghindari penolakan
resep apabila obat yang diminta mengalami kekurangan atau tidak tersedia di
apotek. Sebelumnya petugas melakukan pengecekan terlebih dahulu melalui
telepon mengenai ketersediaan obat yang dibutuhkan
2. Penerimaan Barang
Perbekalan farmasi yang telah dipesan dikirim ke Apotek Kimia Farma
Terusan Buah Batu pada hari Kamis-Jumat, baik oleh gudang Kimia Farma
ataupun oleh distributor (PBF). Perbekalan farmasi yang dikirimkan selalu disertai
dengan faktur. Ketika barang datang, sebelum dilakukan serah terima dilakukan
pengecekan terlebih dahulu, dicek kesesuaian antara barang yang datang serta
faktur dan surat pesanan. Adapun hal-hal yang dicek adalah nama barang,
kemasan, jumlah, tanggal kadaluarsa, nomor batch, kondisi barang, harga barang,
diskon, serta nama distributor dan tujuan pengiriman. Apabila sudah sesuai,
dilakukan serah terima ditandai dengan ditanda tanganinya faktur dan dicap
apotek oleh petugas penerima barang. Faktur asli diserahkan kepada petugas
pengantar barang untuk dijadikan bukti pada saat penagihan pembayaran, 2
salinan faktur diambil oleh apotek sebagai arsip dan diserahkan ke BM. Apabila
barang yang datang tidak sesuai jumlah atau jenisnya, maka barang akan diretur.
Setelah itu, faktur di entry oleh petugas apotek untuk dikirim ke BM.
3. Penyimpanan Barang
Apotek Kimia Farma Terusan Buah Batu melakukan penyimpanan sediaan
farmasi di ruang penyimpanan dan di swalayan farmasi.
a. Penyimpanan di ruang penyimpanan
Obat disimpan berdasarkan bentuk sediaan (padat : tablet, kapsul, setengah
padat : salep, krim, gel, cair : sirup, eliksir, suspensi), suhu stabilitas
penyimpanan, efek farmakologi, serta bentuk sediaan (tetes mata/telinga/hidung,
salep mata, inhaler/spray/aerosol) dan kelompok obat tertentu (obat produksi
Kimia Farma, narkotika, dan psikotropika). Obat-obat tersebut disusun secara
28
alfabetis dalam kelompoknya. Obat-obat yang disimpan dalam suhu ruang seperti
tablet, kapsul, sirup, tetes mata, salep mata, tetes telinga, aerosol, salep, gel, krim,
dan infus disimpan di lemari dibelakang meja penyiapan (dibelakang meja kasir),
sedangkan sediaan yang membutuhkan suhu penyimpanan khusus seperti
beberapa sirup, krim, kapsul, serbuk, dan insulin disimpan dalam lemari
pendingin pada suhu 2-8C. Proses pemasukan barang dan penggunaan
perbekalan farmasi harus diinput ke dalam computer
29
1). TTK melakukan pengkajian resep secara administratif (kelengkapan resep) dan
farmasetik.
2). Bila resep telah memenuhi persyaratan, TTK akan memeriksa ada atau
tidaknya persediaan obat.
3). Apabila obat yang dibutuhkan tersedia, TTK akan melakukan pemberian harga
terhadap resep tersebut dan memberitahukan kepada pasien.
4). Apabila pasien setuju, dilakukan proses pembayaran dan dibuatkan struk
pembayaran. Struk pembayaran untuk pasien diberikan kepada pasien,
sedangkan struk untuk apotek disatukan dengan resep asli.
5). Selanjutnya obat disiapkan, diracik, diberi etiket, serta dikemas. Bila obat tidak
ditebus semuanya, maka petugas membuat salinan resep untuk penebusan sisa
resep. Bagi pasien yang membutuhkan kuitansi, dapat pula dibuatkan kuitansi
dan dituliskan salinan resep dibelakang kuitansi tersebut.
6). Dilakukan pemeriksaan kembali, meliputi nama pasien, nama obat, jenis
sediaan, dosis, dan jumlah. Selain tu dilakukan pemeriksaan pula terhadap
salinan resep dan kuitansi.
7). Obat diserahkan kepada pasien oleh Apoteker, disertai dengan informasi
tentang nama obat, jumlah obat, indikasi obat, cara pemakaian obat, dan
informasi lain yang diperlukan pasien.
8). Lembaran resep asli didokumentasikan berdasarkan nomor urut dan tanggal
resep, serta disimpan sekurang-kurangnya tiga tahun.
b). Pelayanan Upaya Pengobatan Diri Sendiri (UPDS)
Pelayanan UPDS adalah penjualan obat bebas dan bebas terbatas atau
perbekalan farmasi yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Adapun obat keras yang
boleh diberikan kepada pasien tanpa resep dokter adalah obat-obatan yang
termasuk kedalam Daftar Obat Wajib Apotek (DOWA) dengan catatan bahwa obat
tersebut harus diberikan oleh apoteker disertai dengan informasi yang benar dan
lengkap.
Prosedur pelayanan UPDS adalah sebagai berikut:
1). Apoteker menerima permintaan obat yang akan dibeli oleh pasien ataupun
mendengarkan keluhan penyakit pasien yang ingin melakukan pengobatan
diri sendiri.
2). Menggali informasi dari pasien, meliputi :
30
ekonomi pasien.
9). Apabila pasien setuju, apoteker kemudian menginformasikan harga kepada
pasien.
10).
11).
12).
penggunaan obat yang jelas, seperti nama obat, indikasi, cara pemakaian obat,
dan efek samping yang mungkin terjadi.
c). Pelayanan pembelian obat bebas/HV
Pelayanan ini merupakan pelayanan pembelian obat dan perbekalan
farmasi yang dapat dijual bebas tanpa resep dokter. Biasanya, obat-obat yang
dijual bebas disimpan di swalayan farmasi, yang merupakan obat bebas dan obat
bebas terbatas. Prosedur pelayanan obat HV sama dengan UPDS, selalu disertai
dengan pemberian informasi penggunaan obat kepada pasien.
5. Pengendalian Obat dan Perbekalan Farmasi
Dalam hal pengendalian barang, apotek menyediakan kartu stok untuk
masing-masing obat. Setiap penerimaan dan pengeluaran barang harus
dimasukkan kedalam sistem data komputer. Untuk memastikan jumlah barang di
komputer benar, dilakukan uji petik setiap hari. Uji petik dilakukan dengan
membandingkan jumlah fisik obat yang ada dengan jumlah yang tertera di
komputer. Barang yang dilakukan uji petik adalah sebanyak 20 macam obat yang
diambil secara acak. Selain itu, dilakukan pula stock opname setiap tiga bulan
sekali dengan cara menghitung jumlah fisik obat kemudian dicek kesesuaiannya
dengan jumlah obat yang tertera di komputer.
31
32
Laporan penggunaan psikotropika dibuat setiap satu bulan sekali selambatlambatnya tanggal 10. Laporan dibuat secara online melalui aplikasi SIPNAP
(Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika) kepada Dinas Kesehatan Kota
Bandung dengan tembusan kepada Balai Besar POM dan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat. Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah nama sediaan, stok
awal, jumlah yang dipakai, dan stok akhir
2.2.2. Kegiatan Administrasi
Kegiatan administrasi di Apotek Kimia Farma Terusan Buah Batu yang
diamati adalah sebagai berikut :
1. Administrasi Resep
Administrasi resep merupakan cara penyimpanan resep, dimana resep
disusun sesuai dengan nomor urut dan tanggal resep, dibundel setiap bulannya dan
disimpan selama 5 tahun. Apabila sudah 5 tahun, arsip resep tersebut
dimusnahkan oleh APA dengan sekurang-kurangnya 1 TTK sebagai saksi,
kemudian dibuat berita acara pemusnahan yang dikirimkan ke Dinas Kesehatan
Kota Bandung dengan tembusan kepada Balai Besar POM.
2. Administrasi Keuangan
Kegiatan administrasi yang diamati setiap hari di Apotek Kimia Farma
Terusan Buah Batu, yaitu :
a. Bukti Setoran Kas (BSK)
BSK merupakan laporan keuangan hasil penjualan tunai setiap shift serta
pengeluaran yang digunakan untuk kepentingan operasional. Hasil penjualan
disetorkan ke bank yang ditunjuk, kemudian bukti penyetoran beserta buku BSK
apotek dilaporkan ke BM Bandung.
b. Laporan Ikhtisar Penjualan Harian
Laporan Penjualan Harian merupakan laporan penjualan yang dibuat pada
akhir transaksi harian (shift malam). Laporan ini berisi tentang informasi jumlah
penjualan HV, UPDS, resep, debet, tunai, dan kredit. Laporan ini dilaporkan ke
BM Bandung.
c. Laporan Realisasi Penggunaan Dana Kas Kecil (LPRDKK)
33
administrasi
barang
meliputi
kegiatan
pembuatan
dan
pengarsipan dokumen pembelian, seperti BPBA dan faktur barang yang datang.
Semua dokumen mengenai barang diarsipkan dan disimpan dengan rapi.
e. Adminitrasi SDM
Kegiatan administrasi SDM meliputi pengaturan jadwal kerja, perhitungan
hari kerja, cuti, lembur, dan lain-lain.
2.2.3 Pelayanan Farmasi Klinik
Kegiatan pelayanan farmasi klinik yang dilakukan antara lain :
1. Swamedikasi
Swamedikasi adalah upaya seseorang dalam mengobati gejala sakit atau
penyakit
tanpa
berkonsultasi
dengan
dokter
terlebih
dahulu.
Kegiatan
swamedikasi dapat dibantu oleh apoteker atau TTK yang berpengalaman. Hal
yang harus diketahui apoteker untuk melakukan swamedikasi meliputi untuk siapa
obat tersebut digunakan, apa gejala yang dirasakan, sudah berapa lama, upaya apa
yang telah dilakukan, dan sekarang sedang mengkonsumsi obat apa. Hal-hal
tersebut penting untuk diketahui sehingga apoteker dapat memberikan saran
pemilihan dan penggunaan obat dengan benar.
2. Pengkajian Resep
Hal ini dilakukan untuk pelayanan obat dengan resep dokter agar pasien
mendapatkan obat yang benar sesuai dengan resep dokter dan penyakit pasien.
Sebelum dilayani, petugas wajib mengkaji resep tersebut. Pengkajian yang
dilakukan
berupa
pengkajian
secara
administratif
meliputi
pengecekan
kelengkapan resep. Hal-hal yang dicek ialah nama, SIP, alamat atau no.telp dokter,
tanggal penulisan resep, nama obat, bentuk sediaan, kekuatan sediaan, jumlah,
signa, paraf dokter, serta informasi mengenai pasien seperti nama, umur, berat
badan, dan alamat.
34
obat,
meningkatkan
kepatuhan
pasien,
dan
meningkatkan
keberhasilan terapi
35