Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI

SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DENGAN METODE


RASIO KEUANGAN
(Studi Kasus Pada Perusahaan Farmasi BUMN)

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :
Alvansya Esterlina Wororik

180413620814

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia berada pada peringkat 4 sebagai negera dengan penduduk terbanyak di
dunia. Jumlah penduduk Indonesia hingga Desember 2020 mencapai 271.349.889
jiwa (jumlah penduduk Indonesia 2021). Ini membuat Indonesia membutuhkan
layanan kesehatan yang baik. Salah satu faktor penunjang layanan kesehatan adalah
Farmasi. Pemerintah melalui BUMN turut andil dalam melayani kebutuhan Farmasi
Indonesia. BUMN yang dimaksudkan adalah Bio Farma, Indofarma, dan Kimia
Farma.
Mengutip dari Wikipedia, PT Kimia Farma Tbk (IDX: KAEF) adalah perusahaan
industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh Pemeritah Hindia Belanda
tahun 1812. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle
Rathkamp & Co. Berdasarkan kebijakan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda
di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia
melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan
Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971,
bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama
perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero).
Mengutip dari Wikipedia, Bio Farma merupakan BUMN produsen Vaksin dan
Antisera, saat ini berkembang menjadi perusahaan Life Science, didirikan 6
Agustinus 1890. Selama 131 tahun pendiriannya Bio Farma telah berkontribusi
untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa, baik yang berada di Indonesia maupun
mancanegara. Lebih dari 130 negera telah menggunakan produk Bio Farma terutama
negara-negara berkembang, dan 50 diantaranya adalah negara yang tergabung dalam
Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Produksi Vaksin Bio Farma telah memenuhi
standar yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan
mendapatkan pra kualifiasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Mengutip dari Wikipedia, PT Indofarma (Persero) Tbk. (IDX: INAF) merupakan
perusahaan multinasional yang memproduksi farmasi yang bermarkas di Jakarta,
Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1918. Indofarma memiliki anak usaha
PT Indofarma Global Medika yang bergerak di bidang distribusi obat dan alat
kesehatan. Didirikan 4 Januari 2020 dengan kepemilikian saham 99,99% oleh PT
Indofarma (Persero) Tbk, dan sisanya oleh Koperasi Pegawai Indofarma. Perusahaan
ini memiliki 300 lebih kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pada akhir tahun 2019 dunia internasional di kejutkan penemuan Virus baru yang
dinamakan Virus Corona. Pandemi Covid-19 yang awalnya memiliki episentrum di
China, kini telah berkembang menjadi pandemi global dengan tingkat risiko sangat
tinggi sebagaimana ditetapkan oleh WHO. Indonesia sendiri ditempatkan sebagai
negara dengan tingkat fatalitas tertinggi di Asia Tenggara. Melihat rata-rata
tambahan pasien positif sampai dengan awal Mei 2020, banyak yang beranggapan
Indonesia belum mencapai puncak (peak) dari kurva penyebaran virus. Hal ini
menimbulkan ketidakpastian bagi dunia usaha tentang kapan pandemi berakhir dan
langkah penanganan apa yang sebaiknya diambil oleh pemerintah.

Menurut Kajian BUMN Research Group Lembaga Management Fakultas


Ekonomi dan Bisnis (LM FEB) Universitas Indonesia yang dilakukan Yasmine
Nasution dan Arza Faldy Prameswara, menyatakan adanya ketidakpastian
penghentian aktivitas bisnis akibat pandemi, telah dan akan mempengaruhi
perusahaan melalui beberapa saluran. Pertama, dari sisi input, pandemi
mempengaruhi bahan baku, tenaga kerja (penurunan permintaan dan penawaran
tenaga kerja) dan sumber keuangan. Kedua, pandemi mempengaruhi proses
operasional produksi (biaya operasional yang fixed, menurunnya kapasitas produksi,
menurunnya efisiensi tenaga kerja). Ketiga, dari sisi output dan pasar, pandemi
mempengaruhi pengiriman produk. Dengan kata lain, pandemi menyebabkan
peningkatan biaya dalam melakukan bisnis hampir di seluruh sektor.
Tekanan yang terjadi pada berbagai lini perekonomian Indonesia tidak luput
berdampak pada salah satu roda penggerak atau agen pembangunan nasional, yakni
BUMN. Peran krusial BUMN di Indonesia tidak lepas dari beroperasinya perusahaan
BUMN di sektor-sektor strategis yang memberikan pelayanan publik, seperti
transportasi, pangan, infrastruktur, dan masih banyak lagi. Dengan total aset yang
mencapai lebih dari Rp8.100 triliun, kontribusi BUMN dalam perekonomian tidak
dapat dipungkiri.
Kajian BUMN Research Group LM FEB Universitas Indonesia tersebut juga
menyatakan, terlepas dari isu kondisi pareto BUMN, optimalisasi kinerja keuangan,
dan rightsizing BUMN kondisi pandemi ini telah berdampak cukup signifikan pada
hampir seluruh perusahaan plat merah. Kementerian BUMN pada pertengahan tahun
2020 mengestimasi, kinerja keuangan BUMN pada tahun 2020 akan menurun
signifikan. Hal ini tidak luput dari beberapa aspek sepanjang proses bisnis BUMN
yang terdampak pada kondisi saat ini.
BUMN dengan ketergantungan bahan baku impor yang tinggi yaitu Farmasi akan
terganggu akibat adanya batasan perdagangan internasional dan jatuhnya nilai tukar.
Dimana hal ini akan mempengaruhi kinerja keuangan Perusahaan Farmasi BUMN.
Oleh karena itu, sangat menarik untuk melihat kinerja keuangan BUMN khususnya
Farmasi yang ditinjau dari rasio keuangan melalui laporan keuangan yang
diterbitkan oleh perusahaan Bio Farma, Indofarma, dan Kimia Farma periode tahun
2020 dengan menggunakan analisis laporan keuangan sehingga diharapkan pihak-
pihak yang membutuhkan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan farmasi
tersebut selama masa Pandemi Covid-19 memiliki gambaran yang tepat bagaimana
kinerja keuangan perusahaan farmasi BUMN.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian mengenai latar belakang masalah yang telah dikemukakan dan
untuk memudahkan dalam melakukan penelitian agar lebih terfokus, maka peneliti
merumuskan masalah yang dibahas adalah bagaimana kinerja keuangan perusahaan
farmasi BUMN selama masa Pandemi Covid-19 ditinjau dari rasio likuiditas, rasio
aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas?

C. Kajian Teori
1. Kinerja Keuangan
Menurut Amstron dan Baron dalam Fahmi (2016), kinerja adalah hasil dari
pekerjaan yang memiliki hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi,
kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi bagi perusahaan.
Kinerja merupakan sesuatu yang penting untuk perusahaan, khususnya pada
pencapaian tujuan yang diharapakan. Kinerja dapat mempengaruhi kegiatan
organisasi atau perusahaan, semakin baik kinerja yang diberikan dapat
membantu dalam kelangsungan perkembangan perusahaan. Kinerja perusahaan
merupakan suatu hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh perusahaan dalam
menjalankan fungsinya dan pengelolaan perusahaan selama periode tertentu
(Lestari, 2017). Hal ini sependapat dengan Prahartanto (2014) yang
menyatakankinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara hasil
kerja dengan standar yang ditetapkan.

Tujuan dari kinerja perusahaan untuk memperoleh kepercayaan dari masyarakat,


pihak luar dan pemerintah. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari berbagai
macam aspek yang mempengaruhi, baik dari aspek keuangan maupun aspek
operasional. Jika dilihat dari aspek keuangan, hal-hal yang perlu diperhatikan
untuk dapat menilai apakah suatu perusahaan tersebut baik atau buruk adalah
dengan melihat arus kas, laporan keuangan , laporan laba/rugi dan neraca
keuangannya. Dalam aspek operasional perusahaan, yaitu jumlah karyawan,
sarana dan prasarana yang digunakan untuk menunjang kegiatan operasional
perusahaan tersebut.
Kinerja keuangan perusahaan diperlukan untuk menilai perubahan
potensial sumber daya ekonomi suatu perusahaan dalam meningkatkan nilai
(value) perusahaan dan memaksimumkan kesejahteraan para pemegang saham
perusahaan tersebut. Keberhasilan suatu perusahaan dalam memaksimumkan
kesejahteraan para pemegang saham perusahaan tersebut dapat dilihat dan
dianalisa dari laporan keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dapat
diartikan sebagai kondisi suatu perusahaan. Untuk dapat memperoleh gambaran
yang jelas tentang perkembangan kinerja perusahaan, maka perlu dilakukan
proses analisa terhadap data keuangan dari perusaan tersebut dan data keuangan
itu akan tercermin dalam laporan keuangan perusahaan tersebut. Menurut
Gitman dan Zutter (2015) terdapat 5 kategori rasio keuangan perusahaan yang
digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yaitu liquidity ratio,
activity ratio, debt ratio, profitability ratio dan market ratio.
Arti pentingnya kinerja keuangan seperti yang dikemukakan oleh
Brighanm dan Houston adalah sebagai berikut:
1) Alat skrinning awal dalam pemilihan investasi.
2) Alat perkiraan terhadap hasil dan kondisi keuangan perusahaan
3) Alat diagnosis terhadap masalah manajerial, operasional atau
masalahmasalah lainnya.
4) Alat untuk menilai manajemen perusahaan
Kinerja keuangan perusahaan dapat dirumuskan sebagai perbandingan
antara nilai yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dengan menggunakan asetnya
yang produktif dan nilai yang diharapkan dari pemilik aset tersebut (Lestari,
2017). Untuk menilai kinerja perusahaan perlu dikaitkan dengan kinerja
keuangan kualitatif dan ekonomi. Kinerja keuangan perusahaan dihasilkan dari
beberapa keputusan individual yang dilakukan secara berkesinambungan oleh
manajemen. Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan.

perusahaan bermanfaat dalam memprediksi kapasitas perusahaan dalam


menghasilkan arus kas dari sumber daya yang dimiliki perusahaan. Pada
dasarnya, kinerja keuangan perusahaan merupakan tingkat keberhasilan
perusahaan yang dapat diukur dari efektivitas dan efisiensi perusahaan secara
keseluruhan.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), kinerja keuangan adalah
kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumber daya yang
dimiliki. Kinerja keuangan dilakukan untuk mengukur keberhasilan suatu
perusahaan. Unsur-unsur yang berkaitan secara langsung dalam pengukuran
kinerja perusahaan disajikan dalam laporan laba rugi berupa Pendapatan
(income) dan Beban / Biaya (Expense) (Praytino,2010). Terdapat tiga jenis
metode analisis laporan keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan secara kuantitatif, yaitu:

1) Analisis Horizontal (Trend Analysis)


Metode ini melakukan analisis dengan cara membandingkan pos yang
sama untuk periode yang berbeda, sehingga dapat dilihat perkembangan
dan kecenderungannya. Pos-pos laporan keuangan tahun dasar dicatat
sebagai indeks 100.

2) Analisis Vertikal (Common-size Analysis)


Metode analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan pos yang satu
dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk
periode yang sama.

3) Analisis Rasio
Metode ini digunakan dengan cara membandingkan angka-angka yang
ada dalam laporan keuangan yaitu dengan cara membagi satu angka
dengan angka lainnya. Terdapat beberapa jenis analisis rasio, yaitu
analisis rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan analisis rasio untuk melihat
bagaimana kinerja keuangan perusahaan farmasi BUMN.

2. Rasio Keuangan
a. Rasio Likuiditas
Menurut Sartono (2011:114), “Rasio Likuiditas adalah rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial
yang berjangka pendek tepat pada waktunya”. Rasio likuiditas meliputi :
1) Current Ratio
Rasio lancar atau current ratio (CR) merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek
atau utang yang sejarah jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan. Rasio lancar apa dikatakan sebagai bentuk untuk
mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.
Perbandingan antara tiga lancar dan kewajiban jangka pendek (hutang
lancar).
Rumus yang digunakan = Aktiva lancar/Hutang lancar × 100%
(Sartono (2011:114).
Semakin tinggi karena rasio ini berarti semakin besar kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek.
Aktiva lancar yang dimaksud termasuk kas, surat berharga, piutang,
dan persediaan.
2) Quick Ratio
Perbandingan antara aktivar setelah dikurangi persediaan dengan
hutang lancar.
Rumus yang digunakan = Aktiva lancar – Persediaan / Hutang lancar x
100% (Sartono (2011:114).
Quick ratio yang rendah menunjukkan adanya investasi yang besar
dalam persediaan atau disebabkan perputaran persediaan yang lambat.
3) Cash Ratio
Cash ratio merupakan kemampuan untuk membayar utang yang segera
harus dipenuhi dengan kelas yang tersedia dalam perusahaan dan efek
yang dapat segera dibuang kan yaitu dengan membandingkan antara
uang kas yang ada pada perusahaan dengan utang lancar. Semakin
besar rasio ini maka semakin baik. Pengertian rasio kas menurut
Munawir (2001:76) “Rasio Kas merupakan perbandingan antara kas
dengan total utang lancar. Dapat juga dihitung dengan mengikut
sertakan surat surat berharga (Marketable Securities).”
Kas dan surat berharga merupakan alat liquid yang paling dipercaya.
Hasil kelas juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia
dalam perusahaan dan surat-surat berharga yang segera dapat
diuangkan.
Rumus yang digunakan = Kas + Efek / Hutang lancar × 100%
(Munawir, 2001:76).
Pedoman dalam menganalisis karan rasio antara 100% sampai 200%,
diatas 200% berarti banyak aktiva menganggur (Darsono dan Ashari,
2005:52).

b. Rasio Aktivitas
Menurut Sartono (2011:114), “Rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukkan
sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk memperoleh
penjualan”. Yang termasuk dalam rasio aktivitas adalah :
1) Inventory Turn Over
Rasio perputaran persediaan mengukur berapa kali persediaan
perusahaan telah dijual selama periode tertentu, misalnya selama tahun
tertentu. Angka ini mengukur efisiensi pengelolaan persediaan dalam
perusahaan.
Rumus yang digunakan = Penjualan / Persediaan × 1 kali (Sartono,
2011:114).
Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin kecilnya
persediaan dalam 1 tahun dan ini menandakan efektivitas Manajemen
perusahaan. Sebaliknya perputaran persediaan yang rendah
menandakan kurangnya pengendalian persediaan yang efektif.
2) Fixed Asset Turn Over
Merupakan rasio antara penjualan dengan aktiva tetap netto. Rasio ini
menunjukkan Bagaimana perusahaan menggunakan aktiva tetap nya
seperti gedung, kendaraan, mesin-mesin, dan perlengkapan kantor.
Rumus yang digunakan = Penjualan / Aktiva tetap bersih × 1 kali
(Sartono,2011:114).
3) Total Asset Turn Over
Perputaran total aktiva menunjukkan bagaimana tingkat efektivitas
perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva untuk menciptakan
penjualan dan pendapatan laba. Tingkat perputaran ini ditentukan oleh
perputaran elemen aktiva itu sendiri.
Rumus yang digunakan = Penjualan / Total aktiva × 1 kali
(Sartono,2011:114).
4) Average Collection Period
Periode pengumpulan piutang yaitu rata-rata yang diperlukan untuk
mengubah piutang menjadi kas. Biasanya ditentukan dengan membagi
piutang dengan rata-rata penjualan harian.
Rumus yang digunakan = Piutang / Penjualan kredit × 360 hari
(Sartono,2011:114).
5) Receivable Turn Over
Perputaran piutang menunjukkan kualitas piutang perusahaan dan
kesuksesan perusahaan dalam mengumpulkan piutang. Semakin cepat
perputaran piutang, maka current ratio dan quick ratio semakin bagus
dalam menganalisis keuangan.
Rumus yang digunakan = Penjualan kredit / Piutang × 1 kali
(Sartono,2011:114).

c. Rasio Solvabilitas
Menurut Sartono (2011:114), “Rasio Solvabilitas adalah rasio yang
menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
maupun jangka panjang.”
6) Total Debt to Total Asset
Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan
seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi hasil presentasenya,
cenderung semakin besar risiko keuangannya bagi kreditur maupun
pemegang saham. Selain itu, merupakan rasio yang menghitung
persentase total dana yang disediakan kreditur.
Rumus yang digunakan = Total utang / Total aktiva × 100% (Sawir,
2005:13).
7) Total debt to Equity Ratio
Merupakan rasio perbandingan antara total utang dengan modal sendiri
yang berupa saham dan surat-surat berharga lainnya.
Rumus yang digunakan = Total utang / Modal sendiri × 100% (Sawir,
2005:13).
8) Long Term Debt to Equity Ratio
Digunakan untuk menghitung seberapa besar Modal sendiri yang
digunakan untuk menjamin utang jangka panjang.
Rumus yang digunakan = Utang jangka panjang / Modal sendiri ×
100% (Sawir, 2005:13).

d. Rasio Profitabilitas
Menurut Sartono (2011:114), Rasio Profitabilitas adalah rasio yang dapat
mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba, baik dalam hubungan
dengan penjualan, asset maupun modal sendiri.”
9) Net Profit Margin
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada
tingkat penjualan tertentu. Secara umum rasio rendah menunjukkan
ketidakefisienan manajemen.
Rumus yang digunakan = Laba setelah pajak / Penjualan × 100%
(Sartono 2011:114).
10) Return on Investment
ROI atau tingkat pengembalian atas investasi dan efektifitas dari
keseluruhan operasi perusahaan yaitu mengukur kemampuan
perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva
yang digunakan untuk operasi dalam rangka untuk menghasilkan laba.
Rumus yang digunakan = Laba setelah pajak / Total aktiva × 100%
(Kuswadi, 2004:190).
11) Return on Equity
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.
Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang
pemegang saham.
Rumus yang digunakan = Laba setelah pajak / Modal sendiri × 100%
(Kuswadi, 2004:190).

3. BUMN Farmasi
Kementerian BUMN RI telah mensahkan secara resmi beroperasinya
Holding Farmasi di awal tahun 2020. Holding farmasi ini, terdiri dari tiga
perusahaan BUMN farmasi yaitu; Bio Farma sebagai induk holding, yang
sahamnya masih dimiliki 100% oleh pemerintah, beranggotakan PT Kimia
Farma (Persero) Tbk dan PT Indofarma (Persero) Tbk. Dasar penetapan dan
pengesahan Bio Farma sebagai induk holding BUMN farmasi, adalah dengan
telah keluarnya surat persetujuan dari Menteri BUMN selaku RUPS yang
menyetujui pengalihan seluruh saham seri B milik Negara Republik Indonesia
pada Kimia Farma maupun Indofarma ke PT Bio Farma (Persero).
Sinergi dari tiga BUMN yang tergabung dalam holding farmasi ini, dapat
menurunkan impor bahan baku farmasi atau Active Pharmaceutical Ingredients
(API) dari 90% menjadi 75%, dan kemudian dengan adanya holding ini,
diharapkan produk farmasi dapat tersebar secara merata ke seluruh pelosok
negeri, dan dapat menciptakan semangat untuk beinovasi dari anggota holding
farmasi untuk menciptakan suatu produk baru.
Tujuan dari pembentukan holding farmasi ini adalah untuk memperkuat
kemandirian industri farmasi nasional, meningkatkan ketersediaan produk,
dengan menciptakan inovasi bersama dalam penyediaan produk farmasi. Tujuan
lain dari pembentukan holding ini adalah untuk menciptakan efisiensi bahan
baku, sehingga akan dihasilkan harga obat yang terjangkau, yang akan
meningkatkan skala bisnis dan yang terpenting dari pembentukan holding
BUMN farmasi, akan menjadi menjadi milestone dalam rangka pembentukan
Holding Healthcare di Indonesia, sehingga dari hulu ke hilirnya dapat dikelola
semua dengan baik. (biofarma.co.id).

4. Corona Virus
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2
(SARS CoV2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit
karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan
gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga
kematian. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS- CoV-2)
yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari
coronavirus yang menular ke manusia. Walaupun lebih bayak menyerang
lansia, virus ini sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-
anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Infeksi
virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama
kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini
menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara,
termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Selain virus SARS-
CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah
virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus
penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh
virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki
beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan
penyebaran dan keparahan gejala.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem
pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi
pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi
pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) secara resmi menyatakan Virus Corona COVID- 19 sebagai
pandemi pada Rabu (11/03/2020). Ini disebabkan karena terjadi setelah wabah
mirip SARS itu menjangkiti semakin banyak orang di mana pada Kamis pagi
angkanya mencapai 126.063 kasus. Dengan total korban tewas sebanyak 4.616
orang dan sembuh sebanyak 67.071 orang, meburut Worldometers. WHO
menekankan bahwa penggunaan istilah pandemi tidak berarti ada anjuran yang
berubah. Semua negara tetap diminta untuk mendeteksi, mengetes, merawat,
mengisolasi, melacak, dan mengawasi pergerakan masyarakatnya.

5. Virus Corona dan Kinerja Keuangan Perusahaan Farmasi BUMN


Dalam laporan ini, EBITDA tahunan industri farmasi global terkoreksi
dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya yang mencapai 2,5%-3,5%. Covid-
19 telah menyebabkan disrupsi sistem kesehatan yang berdampak negatif
terhadap utilisasi industri. Pandemi Covid-19 juga telah menyebabkan
penurunan permintaan terhadap sejumlah sektor farmasi non esensial seperti
dermatologi dan estetika. Di sisi lain, kebutuhan produk seperti onkologi,
imunologi dan diabetes meningkat.
Dari sisi penelitian dan pengembangan atau R&D, Covid-19
memunculkan dampak yang beragam. Pandemi ini telah memperlambat uji
klinis sejumlah obat terapeutik yang sedang berproses sehingga menyebabkan
terlambatnya pemasaran obat baru. Di saat yang sama, sejumlah perusahaan
tengah mengembangkan produk untuk pengobatan Covid-19. Hal ini
berimplikasi positif terhadap aspek lingkungan, sosial, dan pemerintahan
(ESG). Namun, dampak terhadap aspek finansial lebih tinggi akibat
ketidakpastian perizinan, harga, persaingan usaha, dan lamanya pandemi
berlangsung. (bisnis.com).

Pandemi virus Covid-19 pertama kali bermula di Kota Wuhan China di akhir desember
2019. Virus ini membuat manusia yang terdampak mengalami gangguan pernapasan,
sehingga membuat pemerintah harus melakukan lockdown demi meminimalisir penyebaran
virus. Awal bulan Maret 2020, virus tersebut mulai menyebar di Indonesia. Peristiwa Covid-
19 di Indonesia bukan hanya pada kesehatan, tetapi juga berpengaruh besar terhadap
pertumbuhan perekonomian. Penyebaran Covid-19 di Indonesia belum dapat dihitung secara
pasti, akan tetapi perlambatan di sektor perekonomian sudah terasa, terutama pada sektor
pariwisata, industri, perdagangan, investasi dan transportasi (iNews.id 06 April 2020).
Perusahaan BUMN Farmasi merupakan sektor industri yang merupakan gabungan dari tiga
(3) perusahaan yang dimana kepemilikannya oleh negara. Sektor ini bertujuan untuk
memperkuat sektor industri nasional. BUMN Farmasi merupakan salah satu sektor yang
terkena dampak dari adanya wabah Virus Corona. Untuk itu diperlukan melihat bagaimana
kinerjakeuangan perusahaan menggunakan laporan keuangan perusahaan dengan analisis
rasio keuangan.
Tolak ukur untuk menilai laporan keuangan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
analisis rasio. Menurut Munawir (2010:106) Analisis rasio keuangan berorientasi dengan
masa depan (Future oriented), berarti alat dalam memprediksi kondisi keuangan dimasa
depan, dapat menggunakan analisa rasio keuangan pihak manajer dalam memperoleh tujuan
yang sudah dibuat yaitu dengan melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan. melalui
laporan keuangan perusahaan. Untuk melihat kondisi kinerja keuangan perusahaan maka
diperlukan sebuah analisis pos-pos laporan keuangan dengan cara membandingkan angka
didalamnya. Laporan keuangan neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan sebagainya
dapat menjadi sumber data dalam melakukan analisis rasio keuangan. dalam penelitian ini
peneliti menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas
untuk melihat bagaimana kondisi kinerja keuangan pperusahaan.
D. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah studi kasus pada
Perusahaan Farmasi BUMN.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
a) Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2021 dengan menggunakkan laporan keuangan
tahun 2020
b) Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di
3. Objek Penelitian
Objek yang diteliti:
a) Neraca.
b) Laporan rugi laba.
c) Laporan arus kas.
d) Laporan perubahan modal.
e) Catatan atas laporan keuangan.
4. Data yang dicari
c) Gambaran umum Perusahaan Farmasi BUMN.
d) Laporan keuangan tahun 2020 Perusahaan Farmasi BUMN.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi yaitu pengumpulan data sekunder yang disediakan oleh
Bursa Efek Indonesia.
6. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab pertanyaan pada rumusan masalah, dilakukan langkah-
langkah berikut: Menghitung rasio keuangan Perusahaan Farmasi BUMN
a) Menghitung rasio-rasio likuiditas
Aktiva lancar
i. Current Ratio =

Hutang lancar

Kemampuan membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan


aktiva lancar. Setiap hutang lancar Rp 1,00 dijamin oleh aktiva lancar
sekian (x) Rp.

ii. Aktiva lancar-persediaan


Acid Test (Quick Ratio) = Hutang lancar

Kemampuan membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan


aktiva lancar yang lebih liquid. Setiap hutang lancar Rp 1,00 dijamin
oleh Quick assets sekian (x) Rp.

iii. Kas + surat berharga


Cash ratio =
Hutang lancar

Kemampuan membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan


kas yang tersedia dalam perusahaan dan surat berharga yang dapat
segera diuangkan. Setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin oleh kas + surat
berharga sekian (x) Rp.

b. Menghitung rasio-rasio aktivitas


i. Perputaran Piutang = Penjualan neto / Piutang rata-rata

Kemampuan dana yang tertanam dalam piutang, berputar dalam


suatu periode tertentu.
Harga pokok penjualan
ii. Perputaran Persediaan = Rata-rata persediaan
Kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan berputar
dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari persediaan dan
tendensinya adanya kelebihan persediaan.
Penjualan neto
iii. Perputaran Total Aktiva = Total aktiva

Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva


berputar dalam suatu periode tertentu.

c. Menghitung rasio-rasio solvabilitas


i. Debt Ratio = Total hutang / Total aktiva

Kemampuan membayar total hutang dengan jaminan total aktiva. Setiap


hutang Rp 1,00 dijamin oleh aktiva sekian (x) Rp.

ii. Debt To Equity Rasio = Total hutang

Total modal sendiri

Kemampuan membayar total hutang dengan jaminan total aktiva.


Setiap hutang Rp 1,00 dijamin oleh modal sendiri sekian (x) Rp.
d. Menghitung rasio-rasio profitabilitas
Laba setelah pajak
i. Net Profit Margin =

Penjualan neto

Setiap rupiah penjualan menghasilkan laba bersih setelah pajak


sekian (x) Rp.

Laba setelah pajak


ii. Return On Investment (ROI) =

Total aktiva

Setiap satu rupiah modal menghasilkan keuntungan sekian (x) Rp untuk


setiap investor.

7. Membuat kesimpulan tentang kinerja Perusahaan Farmasi BUMN Tahun 2020


dengan membandingkan kinerja tahun sebelumnya.
E. Daftar Rujukan
- Fahmi, Irham. 2014. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung:Alfabeta.

- Ghozali, Imam. 2013. Analisis Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS IBM
21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
- https://www.feb.ui.ac.id/blog/2020/08/07/research-group-lm-feb-ui-bumn-di
pusaran-pandemi-covid-19/. Diakses tanggal 25 April 2021.
- https://www.liputan6.com/bisnis/read/4394359/industri-farmasi-diproyeksi-
tumbuh-tinggi-di-masa-pandemi. Diakses tanggal 25 April 2021.
- https://ekonomi.bisnis.com/read/20200521/257/1243443/covid-19-picu-
ketidakpastian-bagi-industri-farmasi-global. Diakses tanggal 26 April 2021.
- Munawir, S. (2002). Analisis Informasi Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
- Suwarjiyono. (2000). Implementasi Analisis Laporan Keuangan di Perusahaan.
Yogyakarta:NEED.-

Anda mungkin juga menyukai