PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
Alvansya Esterlina Wororik
180413620814
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian mengenai latar belakang masalah yang telah dikemukakan dan
untuk memudahkan dalam melakukan penelitian agar lebih terfokus, maka peneliti
merumuskan masalah yang dibahas adalah bagaimana kinerja keuangan perusahaan
farmasi BUMN selama masa Pandemi Covid-19 ditinjau dari rasio likuiditas, rasio
aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas?
C. Kajian Teori
1. Kinerja Keuangan
Menurut Amstron dan Baron dalam Fahmi (2016), kinerja adalah hasil dari
pekerjaan yang memiliki hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi,
kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi bagi perusahaan.
Kinerja merupakan sesuatu yang penting untuk perusahaan, khususnya pada
pencapaian tujuan yang diharapakan. Kinerja dapat mempengaruhi kegiatan
organisasi atau perusahaan, semakin baik kinerja yang diberikan dapat
membantu dalam kelangsungan perkembangan perusahaan. Kinerja perusahaan
merupakan suatu hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh perusahaan dalam
menjalankan fungsinya dan pengelolaan perusahaan selama periode tertentu
(Lestari, 2017). Hal ini sependapat dengan Prahartanto (2014) yang
menyatakankinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara hasil
kerja dengan standar yang ditetapkan.
3) Analisis Rasio
Metode ini digunakan dengan cara membandingkan angka-angka yang
ada dalam laporan keuangan yaitu dengan cara membagi satu angka
dengan angka lainnya. Terdapat beberapa jenis analisis rasio, yaitu
analisis rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan analisis rasio untuk melihat
bagaimana kinerja keuangan perusahaan farmasi BUMN.
2. Rasio Keuangan
a. Rasio Likuiditas
Menurut Sartono (2011:114), “Rasio Likuiditas adalah rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial
yang berjangka pendek tepat pada waktunya”. Rasio likuiditas meliputi :
1) Current Ratio
Rasio lancar atau current ratio (CR) merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek
atau utang yang sejarah jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan. Rasio lancar apa dikatakan sebagai bentuk untuk
mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.
Perbandingan antara tiga lancar dan kewajiban jangka pendek (hutang
lancar).
Rumus yang digunakan = Aktiva lancar/Hutang lancar × 100%
(Sartono (2011:114).
Semakin tinggi karena rasio ini berarti semakin besar kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek.
Aktiva lancar yang dimaksud termasuk kas, surat berharga, piutang,
dan persediaan.
2) Quick Ratio
Perbandingan antara aktivar setelah dikurangi persediaan dengan
hutang lancar.
Rumus yang digunakan = Aktiva lancar – Persediaan / Hutang lancar x
100% (Sartono (2011:114).
Quick ratio yang rendah menunjukkan adanya investasi yang besar
dalam persediaan atau disebabkan perputaran persediaan yang lambat.
3) Cash Ratio
Cash ratio merupakan kemampuan untuk membayar utang yang segera
harus dipenuhi dengan kelas yang tersedia dalam perusahaan dan efek
yang dapat segera dibuang kan yaitu dengan membandingkan antara
uang kas yang ada pada perusahaan dengan utang lancar. Semakin
besar rasio ini maka semakin baik. Pengertian rasio kas menurut
Munawir (2001:76) “Rasio Kas merupakan perbandingan antara kas
dengan total utang lancar. Dapat juga dihitung dengan mengikut
sertakan surat surat berharga (Marketable Securities).”
Kas dan surat berharga merupakan alat liquid yang paling dipercaya.
Hasil kelas juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia
dalam perusahaan dan surat-surat berharga yang segera dapat
diuangkan.
Rumus yang digunakan = Kas + Efek / Hutang lancar × 100%
(Munawir, 2001:76).
Pedoman dalam menganalisis karan rasio antara 100% sampai 200%,
diatas 200% berarti banyak aktiva menganggur (Darsono dan Ashari,
2005:52).
b. Rasio Aktivitas
Menurut Sartono (2011:114), “Rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukkan
sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk memperoleh
penjualan”. Yang termasuk dalam rasio aktivitas adalah :
1) Inventory Turn Over
Rasio perputaran persediaan mengukur berapa kali persediaan
perusahaan telah dijual selama periode tertentu, misalnya selama tahun
tertentu. Angka ini mengukur efisiensi pengelolaan persediaan dalam
perusahaan.
Rumus yang digunakan = Penjualan / Persediaan × 1 kali (Sartono,
2011:114).
Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin kecilnya
persediaan dalam 1 tahun dan ini menandakan efektivitas Manajemen
perusahaan. Sebaliknya perputaran persediaan yang rendah
menandakan kurangnya pengendalian persediaan yang efektif.
2) Fixed Asset Turn Over
Merupakan rasio antara penjualan dengan aktiva tetap netto. Rasio ini
menunjukkan Bagaimana perusahaan menggunakan aktiva tetap nya
seperti gedung, kendaraan, mesin-mesin, dan perlengkapan kantor.
Rumus yang digunakan = Penjualan / Aktiva tetap bersih × 1 kali
(Sartono,2011:114).
3) Total Asset Turn Over
Perputaran total aktiva menunjukkan bagaimana tingkat efektivitas
perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva untuk menciptakan
penjualan dan pendapatan laba. Tingkat perputaran ini ditentukan oleh
perputaran elemen aktiva itu sendiri.
Rumus yang digunakan = Penjualan / Total aktiva × 1 kali
(Sartono,2011:114).
4) Average Collection Period
Periode pengumpulan piutang yaitu rata-rata yang diperlukan untuk
mengubah piutang menjadi kas. Biasanya ditentukan dengan membagi
piutang dengan rata-rata penjualan harian.
Rumus yang digunakan = Piutang / Penjualan kredit × 360 hari
(Sartono,2011:114).
5) Receivable Turn Over
Perputaran piutang menunjukkan kualitas piutang perusahaan dan
kesuksesan perusahaan dalam mengumpulkan piutang. Semakin cepat
perputaran piutang, maka current ratio dan quick ratio semakin bagus
dalam menganalisis keuangan.
Rumus yang digunakan = Penjualan kredit / Piutang × 1 kali
(Sartono,2011:114).
c. Rasio Solvabilitas
Menurut Sartono (2011:114), “Rasio Solvabilitas adalah rasio yang
menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
maupun jangka panjang.”
6) Total Debt to Total Asset
Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan
seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi hasil presentasenya,
cenderung semakin besar risiko keuangannya bagi kreditur maupun
pemegang saham. Selain itu, merupakan rasio yang menghitung
persentase total dana yang disediakan kreditur.
Rumus yang digunakan = Total utang / Total aktiva × 100% (Sawir,
2005:13).
7) Total debt to Equity Ratio
Merupakan rasio perbandingan antara total utang dengan modal sendiri
yang berupa saham dan surat-surat berharga lainnya.
Rumus yang digunakan = Total utang / Modal sendiri × 100% (Sawir,
2005:13).
8) Long Term Debt to Equity Ratio
Digunakan untuk menghitung seberapa besar Modal sendiri yang
digunakan untuk menjamin utang jangka panjang.
Rumus yang digunakan = Utang jangka panjang / Modal sendiri ×
100% (Sawir, 2005:13).
d. Rasio Profitabilitas
Menurut Sartono (2011:114), Rasio Profitabilitas adalah rasio yang dapat
mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba, baik dalam hubungan
dengan penjualan, asset maupun modal sendiri.”
9) Net Profit Margin
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada
tingkat penjualan tertentu. Secara umum rasio rendah menunjukkan
ketidakefisienan manajemen.
Rumus yang digunakan = Laba setelah pajak / Penjualan × 100%
(Sartono 2011:114).
10) Return on Investment
ROI atau tingkat pengembalian atas investasi dan efektifitas dari
keseluruhan operasi perusahaan yaitu mengukur kemampuan
perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva
yang digunakan untuk operasi dalam rangka untuk menghasilkan laba.
Rumus yang digunakan = Laba setelah pajak / Total aktiva × 100%
(Kuswadi, 2004:190).
11) Return on Equity
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.
Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang
pemegang saham.
Rumus yang digunakan = Laba setelah pajak / Modal sendiri × 100%
(Kuswadi, 2004:190).
3. BUMN Farmasi
Kementerian BUMN RI telah mensahkan secara resmi beroperasinya
Holding Farmasi di awal tahun 2020. Holding farmasi ini, terdiri dari tiga
perusahaan BUMN farmasi yaitu; Bio Farma sebagai induk holding, yang
sahamnya masih dimiliki 100% oleh pemerintah, beranggotakan PT Kimia
Farma (Persero) Tbk dan PT Indofarma (Persero) Tbk. Dasar penetapan dan
pengesahan Bio Farma sebagai induk holding BUMN farmasi, adalah dengan
telah keluarnya surat persetujuan dari Menteri BUMN selaku RUPS yang
menyetujui pengalihan seluruh saham seri B milik Negara Republik Indonesia
pada Kimia Farma maupun Indofarma ke PT Bio Farma (Persero).
Sinergi dari tiga BUMN yang tergabung dalam holding farmasi ini, dapat
menurunkan impor bahan baku farmasi atau Active Pharmaceutical Ingredients
(API) dari 90% menjadi 75%, dan kemudian dengan adanya holding ini,
diharapkan produk farmasi dapat tersebar secara merata ke seluruh pelosok
negeri, dan dapat menciptakan semangat untuk beinovasi dari anggota holding
farmasi untuk menciptakan suatu produk baru.
Tujuan dari pembentukan holding farmasi ini adalah untuk memperkuat
kemandirian industri farmasi nasional, meningkatkan ketersediaan produk,
dengan menciptakan inovasi bersama dalam penyediaan produk farmasi. Tujuan
lain dari pembentukan holding ini adalah untuk menciptakan efisiensi bahan
baku, sehingga akan dihasilkan harga obat yang terjangkau, yang akan
meningkatkan skala bisnis dan yang terpenting dari pembentukan holding
BUMN farmasi, akan menjadi menjadi milestone dalam rangka pembentukan
Holding Healthcare di Indonesia, sehingga dari hulu ke hilirnya dapat dikelola
semua dengan baik. (biofarma.co.id).
4. Corona Virus
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2
(SARS CoV2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit
karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan
gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga
kematian. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS- CoV-2)
yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari
coronavirus yang menular ke manusia. Walaupun lebih bayak menyerang
lansia, virus ini sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-
anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Infeksi
virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama
kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini
menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara,
termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Selain virus SARS-
CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah
virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus
penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh
virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki
beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan
penyebaran dan keparahan gejala.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem
pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi
pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi
pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) secara resmi menyatakan Virus Corona COVID- 19 sebagai
pandemi pada Rabu (11/03/2020). Ini disebabkan karena terjadi setelah wabah
mirip SARS itu menjangkiti semakin banyak orang di mana pada Kamis pagi
angkanya mencapai 126.063 kasus. Dengan total korban tewas sebanyak 4.616
orang dan sembuh sebanyak 67.071 orang, meburut Worldometers. WHO
menekankan bahwa penggunaan istilah pandemi tidak berarti ada anjuran yang
berubah. Semua negara tetap diminta untuk mendeteksi, mengetes, merawat,
mengisolasi, melacak, dan mengawasi pergerakan masyarakatnya.
Pandemi virus Covid-19 pertama kali bermula di Kota Wuhan China di akhir desember
2019. Virus ini membuat manusia yang terdampak mengalami gangguan pernapasan,
sehingga membuat pemerintah harus melakukan lockdown demi meminimalisir penyebaran
virus. Awal bulan Maret 2020, virus tersebut mulai menyebar di Indonesia. Peristiwa Covid-
19 di Indonesia bukan hanya pada kesehatan, tetapi juga berpengaruh besar terhadap
pertumbuhan perekonomian. Penyebaran Covid-19 di Indonesia belum dapat dihitung secara
pasti, akan tetapi perlambatan di sektor perekonomian sudah terasa, terutama pada sektor
pariwisata, industri, perdagangan, investasi dan transportasi (iNews.id 06 April 2020).
Perusahaan BUMN Farmasi merupakan sektor industri yang merupakan gabungan dari tiga
(3) perusahaan yang dimana kepemilikannya oleh negara. Sektor ini bertujuan untuk
memperkuat sektor industri nasional. BUMN Farmasi merupakan salah satu sektor yang
terkena dampak dari adanya wabah Virus Corona. Untuk itu diperlukan melihat bagaimana
kinerjakeuangan perusahaan menggunakan laporan keuangan perusahaan dengan analisis
rasio keuangan.
Tolak ukur untuk menilai laporan keuangan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
analisis rasio. Menurut Munawir (2010:106) Analisis rasio keuangan berorientasi dengan
masa depan (Future oriented), berarti alat dalam memprediksi kondisi keuangan dimasa
depan, dapat menggunakan analisa rasio keuangan pihak manajer dalam memperoleh tujuan
yang sudah dibuat yaitu dengan melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan. melalui
laporan keuangan perusahaan. Untuk melihat kondisi kinerja keuangan perusahaan maka
diperlukan sebuah analisis pos-pos laporan keuangan dengan cara membandingkan angka
didalamnya. Laporan keuangan neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan sebagainya
dapat menjadi sumber data dalam melakukan analisis rasio keuangan. dalam penelitian ini
peneliti menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas
untuk melihat bagaimana kondisi kinerja keuangan pperusahaan.
D. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah studi kasus pada
Perusahaan Farmasi BUMN.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
a) Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2021 dengan menggunakkan laporan keuangan
tahun 2020
b) Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di
3. Objek Penelitian
Objek yang diteliti:
a) Neraca.
b) Laporan rugi laba.
c) Laporan arus kas.
d) Laporan perubahan modal.
e) Catatan atas laporan keuangan.
4. Data yang dicari
c) Gambaran umum Perusahaan Farmasi BUMN.
d) Laporan keuangan tahun 2020 Perusahaan Farmasi BUMN.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi yaitu pengumpulan data sekunder yang disediakan oleh
Bursa Efek Indonesia.
6. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab pertanyaan pada rumusan masalah, dilakukan langkah-
langkah berikut: Menghitung rasio keuangan Perusahaan Farmasi BUMN
a) Menghitung rasio-rasio likuiditas
Aktiva lancar
i. Current Ratio =
Hutang lancar
Penjualan neto
Total aktiva
- Ghozali, Imam. 2013. Analisis Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS IBM
21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
- https://www.feb.ui.ac.id/blog/2020/08/07/research-group-lm-feb-ui-bumn-di
pusaran-pandemi-covid-19/. Diakses tanggal 25 April 2021.
- https://www.liputan6.com/bisnis/read/4394359/industri-farmasi-diproyeksi-
tumbuh-tinggi-di-masa-pandemi. Diakses tanggal 25 April 2021.
- https://ekonomi.bisnis.com/read/20200521/257/1243443/covid-19-picu-
ketidakpastian-bagi-industri-farmasi-global. Diakses tanggal 26 April 2021.
- Munawir, S. (2002). Analisis Informasi Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
- Suwarjiyono. (2000). Implementasi Analisis Laporan Keuangan di Perusahaan.
Yogyakarta:NEED.-