Anda di halaman 1dari 5

Nama : Matrianti Solinaya

NIM/Offering : 180413620730

Mata kuliah : Analisis Laporan Keuangan

Tugas Individu Pertemuan 12-13

CCC (Cash Convertion Cycle) DAN KELOMPOK RASIO

A. Cash Convertion Cycle (CCC)


1. Definisi
Dalam Benardi, Beni dkk (2012) menyebutkan bahwa Cash Convertion Cycle
atau siklus konversi kas adalah waktu yang dibutuhkan perusahaan mulai dari saat
perusahaan mengeluarkan uang untuk membeli bahan baku sampai dengan perusahaan
mengumpulkan uang dari penjualan barang jadi. Cash Convertion Cycle (CCC) adalah
waktu dalam satuan hari yang diperlukan untuk mendapatkan kas dari hasil operasi
perusahaan yang berasal dari penagihan piutang ditambah penjualan investor dikurangi
dengan pembayaran hutang (dalam Syarief, Moch. Edman dkk, 2009). Cash Convertion
Cycle juga bisa dikatakan sebagai perhitungan untuk mengukur berapa lama kas diikat
dalam sebuah inventaris sebelum akhirnya dijual dan uang tunai akan dikumpulkan dari
penjualan tersebut.
2. Tujuan Menghitungnya
Dalam Bernadi, Beni dkk (2012) menyebutkan bahwa terdapat parameter-
parameter yang dihitung di dalam siklus konversi kas yaitu Days Sales Outstanding
(DSO), Days Inventory Outstanding (DIO), dan Days Payable Outstanding (DPO).
DSO adalah sebuah metode pengukuran untuk mengetahui satuan hari yang diperlukan
untuk mendapatkan cash dari penjualan yang dilakukan secara kredit (piutang). DIO
digunakan untuk menunjukkan periode pemrosesan penjualan persediaan perusahaan.
Sedangkan DPO digunakan untuk menunjukkan nilai rata-rata periode pembayaran dari
suatu perusahaan yang harus melunasi hutangnya. Dengan penjelasan parameter-
parameter di atas maka tujuan dari rumus Cash Convertion Cycle (CCC) yaitu untuk
mengukur perputaran modal kerja dalam suatu perusahaan, apabila manajemen modal
kerja dalam suatu perusahaan tersebut dapat mengembalikan siklus koversi kas dalam
waktu yang pendek maka semakin baik kinerja dari perusahaan tersebut.
3. Varian Proxy/Cara Menghitungnya
Dalam Syarief, Moch. Edman dkk (2009) rumus yang dituliskan oleh Keown, et
al. (2001:492) adalah persamaan sebagai berikut:

CCC = DSO + DSI - DPO

Dimana:
CCC = Cash Convertion Cycle (Siklus Konversi Kas)
DSO = Days of Sales Outstanding
DSI = Days of Sales Inventory
DPO = Days of Payable Outstanding
4. Contoh Perhitungan Setiap Variasi Poin C
Perhitungan pada Annual Report PT. Bentoel Grup Tahun 2019
a. DSO = Rata-rata Piutang Akun/Total Kredit Penjualan x 365
= 2.946.790 / 20.834.699 x 365
= 51,62
b. DSI = Persediaan / HPP x 365
= 6.257.640 / 17.749.568 x 365
= 128,68
c. DPO = Hutang Rata-rata Akun / HPP x 365
= 6 / 17.749.568 x 365
= 125,1
d. CCC = DSO + DSI – DPO
= 52 + 129 + 125
= 306
5. Makna Hasil Perhitungannya
Dari hasil penghitungan DSO di atas kita dapat mengetahui satuan hari yang
diperlukan untuk mendapatkan cash dari penjualan yang dilakukan secara kredit
(piutang) dalam PT. Bentoel Grup tahun 2019 adalah 52 hari. Kemudian pada
penghitungan DSI kita melihat periode pemrosesan sampai penjualan persediaan
perusahaan PT. Bentoel Grup adalah 129 hari. Sedangkan pada penghitungan DPO
menunjukkan bahwa periode pembayaran dari suatu perusahaan yang harus melunasi
hutangnya yaitu 125 hari. Jadi total Average Time yang digunakan PT. Bentoel Grup
untuk melakukan siklus konversi kas yaitu 306 hari.
B. Kelompok Rasio Keuangan
1. Rasio Profitabilitas
Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam
memperoleh keuntungan berdasarkan nilai penjualan, aktiva, dan modal. Rasio ini
digunakan untuk mengukur seberapa efektif sebuah perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan.
Contoh pada Annual Report PT. Bentoel Group Tahun 2019
a. GPM (Gross profit margin)
GPM = Laba Kotor / Pendapatan Penjualan x 100%
= 3.085.131 / 20.834.699 x 100%
= 14,8 %

Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa persentase dari setiap hasil sisa
penjualan sesudah perusahaan membayar HPP adalah sebesar 14,8%
b. OPM (Operating income ratio)
OPM = EBIT / Pendapatan Penjualan x 100%
= 29.138 / 20.834.699 x 100%
= 0,14 %
Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa persentase dari setiap hasil sisa
penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak
adalah sebesar 0,0014 %
c. NPM (Net profit margin)
NPM = Net Profit / Pendapatan Penjualan x 100%
= -14.940 / 20.834.699 x 100%
= -0,072 %
Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa persentase dari setiap hasil sisa
penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak adalah
sebesar -0,00072%

2. Ratio Likuiditas
Rasio ini berguna untuk mengetahui sejauh mana perusahaan untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek. Analisis ini dilakukan berdasarkan aktiva lancar
yang relatif terhadap kewajiban (utang lancarnya). Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban dan kebutuhan jangka pendeknya.
Contoh pada Annual Report PT Bentoel Group Tahun 2019
a. Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%
= 11.598.066/6.083.396 x 100%
= 190,65 %
Artinya bahwa dalam melunasi kewajiban jangka pendek menggunakan asset lancar
perusahaan memiliki tingkat kemampuan sebesar 190,65 %
b. Quick ratio = Aktiva lancar – Persediaan / Hutang Lancar x 100%
= 11.598.066 - 6.257.640 / 6.083.396 x 100%
= 87,79 %
Artinya bahwa dalam melunasi kewajiban jangka pendek menggunakan asset lancar
perusahaan selain persediaan memiliki tingkat kemampuan sebesar 87,79 %

3. Rasio Solvabilitas atau Leverage Ratio


Rasio solvabilitas atau rasio leverage adalah rasio yang menunjukkan tingkat
efektivitas penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan kepada pemiliknya. Rasio
untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajiban
finansial jangka panjang
Contoh pada Annual Report PT. Bentoel Group Tahun 2019

a. DAR = 8.598/ 17.000

= 50,57%

Menunjukkan 50,57% aktiva dibiayai dari hutang perusahaan.

b. DER = 2.000/ 8.402

= 23,80%

Artinya 23,80% modal sendiri yang dimiliki BENTOEL GROUP dapat melunasi
hutang perusahaan.

4. Rasio Aktifitas atau Activity Ratio


Rasio aktivitas adalah rasio yang perhitungannya melihat pada beberapa aset dan
kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat
kegiatan tertentu. Rasio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam
memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya.
Contoh Pada Annual Report PT. Bentoel Group Tahun 2019

a. Account Receivable Turn Over Rasio = 20.834.699/ 2.511.609

= 8 kali

Tingkat perputaran piutang sebesar 8 kali dalam setahun. Semakin tinggi perputaran piutang
maka semakin baik. Terjadi penuruan perputaran piutang pada Bentoel Group

b. Inventory Turn Over Rasio = 17.749.568/ 6.083.000

= 2,91 kali

Perputaran persediaan sebesar 2,91 kali menunjukkan bahwa dana yang tertanam dalam
persediaan berputar sebanyak 2,91 kali. Semakin tinggi tingkat perputaran maka semakin
efektif manajemen dalam mengelola persediaan. Pada Bentoel Group terjadi penurunan
perputaran persediaan.

REFERENSI

Annual Report PT. Bentoel Group periode 2019.

Syarief, Moch. Edman dkk. 2009. Cash Convertion Cycle dan Hubungannya dengan
Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Manajemen Modal Kerja. Malang : Jurnal Ekonomi
Bisnis.

Benardi, Beny dkk. 2012. Mengukur Cash Convertion Cycle Perusahaan Terbuka Operator
Telekomunikasi Seluler Di Indonesia Dalam Keterkaitannya Dengan Kinerja Pengelolaan
Modal Kerja. Jakarta : Jurnal Telekomunikasi dan Komputer.

https://www.simulasikredit.com/apa-itu-ccc-definisi-cash-conversion-cycle/ (Diakses pada


25 November 2020)

Anda mungkin juga menyukai